2012-1-00367-MNBab2001library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00367-MN Bab2001.pdf2.1.1...

41
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 KajianPustaka 2.1.1 Internet Internet adalah jaringan komputer yang sangat luas yang menghubungkan jutaan orang di seluruh dunia.(haag et al., 2005, p.106) Internet adalah sistem jaringan global komputer sebuah jaringan untuk berbagi jaringan, fasilitas publik yang kooperatif dan dapat berjalan sendiri, yang dapat diakses oleh ratusan dari jutaan orang diseluruh dunia.(Turban, et al., 2006, p.69) Internet merupakan sebuah jaringan komunikasi publik dan global yang menyediakan hubungan langsung kepada seseorang melalui Local Area Network (LAN) atau Internet Service provider (ISP).(Turban, et al., 2006, p.478) (Cai, J., 2005, p.85 ) menyatakan bahwa pekembangan teknologi internet telah menyediakan infrastruktur yang dapat di kerjakan secara kelompok atau tim, dalam berkomunikasi dan memproses informasi. Sekaran menyatakan bahwa internet merupakan jaringan komputer global yang menghubungkan orang dan informasi, telah memungkinkan yang sangat besar bagi kemajuan peneliti dan memperluas peluang bisnis diseluruh dunia. Karena internet menghubungkan kita dengan seluruh dunia, keperluan data penelitian apapun dari setiap negara melalui internet. (Sekaran, 2007, p.55) 12

Transcript of 2012-1-00367-MNBab2001library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00367-MN Bab2001.pdf2.1.1...

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 KajianPustaka

2.1.1 Internet

Internet adalah jaringan komputer yang sangat luas yang menghubungkan

jutaan orang di seluruh dunia.(haag et al., 2005, p.106)

Internet adalah sistem jaringan global komputer sebuah jaringan untuk

berbagi jaringan, fasilitas publik yang kooperatif dan dapat berjalan sendiri, yang

dapat diakses oleh ratusan dari jutaan orang diseluruh dunia.(Turban, et al., 2006,

p.69)

Internet merupakan sebuah jaringan komunikasi publik dan global yang

menyediakan hubungan langsung kepada seseorang melalui Local Area Network

(LAN) atau Internet Service provider (ISP).(Turban, et al., 2006, p.478)

(Cai, J., 2005, p.85 ) menyatakan bahwa pekembangan teknologi internet

telah menyediakan infrastruktur yang dapat di kerjakan secara kelompok atau tim,

dalam berkomunikasi dan memproses informasi.

Sekaran menyatakan bahwa internet merupakan jaringan komputer global

yang menghubungkan orang dan informasi, telah memungkinkan yang sangat besar

bagi kemajuan peneliti dan memperluas peluang bisnis diseluruh dunia. Karena

internet menghubungkan kita dengan seluruh dunia, keperluan data penelitian

apapun dari setiap negara melalui internet. (Sekaran, 2007, p.55)

12

13

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari internet menurut Wahana Komputer

(2003,p24) adalah :

1. informasi yang didapatkan lebih cepat dan murah dengan menggunakan

aplikasi fasilitas internet seperti e-mail, www, dan newsgroup.

2. Mengurangi biaya kertas dan biaya distribusi dengan adanya koran,

majalah, brosur, dalam internet, dan lain sebagainya.

3. Media promosi, misal pengenalan, pemesanan produk perusahaan

4. Sebagai lata penelitian dan pengembangan

5. Sebagai alat pertukaran data

Jadi, kesimpulan dari seluruh pengertian di atas internet adalah jaringan

komputer yang luas, sebuah sistem yang saling berhubungan lebih dari beratus

perangkat. Salah satu yang paling menarik ialah keanggotan internet tidak mengenal

batas negara, ras, kelas, ekonomi, ideologi, atau faktor-faktor yang biasanya dapat

menghambat pertukaran pikiran.

2.1.2 WWW ( World Wide Web)

World Wide Web adalah aplikasi yang menggunakan berbagai fungsi

transport internet, memiliki standar yang diterima secara universal untuk

menyimpan, menarik, menformat, dan menampilkan informasi melalui arsitektur

klien/server.(Turban, et al., 2006, p.69)

14

Menurut Wildstrom dalam Sekaran. World Wide Web adalah alat yang

ampuh untuk berkomunikasi bisnis dengan cara yang hebat untuk menyampaikan

informasi kepada pelanggan atau rekan kerja. (Sekaran, 2007, p.58)

2.1.3 Website

Menurut para ahli website diartikan sebagai kumpulan halaman yang

menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau bergerak, data animasi,

suara, video, atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun

dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana

masing-masing dihubungkan dengan jaringan halaman-halaman (hyperlink).

Website merupakan salah satu wadah yang menawarkan informasi dan

hiburann, serta transaksi e-commerce antara bisnis dan pemasok

pelanggan.(O'Brien & James A., 2006, p.262)

Organisasi membuat situs web untuk mempromosikan citra mereka,

berkomunikasi dengan pelanggan, membangun hubungan, membagi informasi,

memberi penawaran menarik kepada calon konsumen, dan memastikan bahwa

mereka tetap memperoleh laba. (Sekaran, 2007, p.58)

Website merupakan sekumpulan dokumen yang dipublikasikan melalui

jaringan internet ataupun intranet sehingga dapat diakses oleh user melalui web

browser.(Irawan & Sardi, 2004, p.4)

15

Untuk menyediakan keberadaan sebuah website, maka harus tersedia unsur-unsur

penunjungnya, seperti:

1. Nama domain (URL)

Nama domain atau bisa disebut juga dengan domain name atau URL (

Unifrom Resource Locator) adalah nama unik di internet yang digunakan

untuk mengindentifikasi sebuah web. Nama domain adalah alamat yang

digunakan untuk menemukan sebuat website di internet. Nama domain

memiliki spesifikasi kepentingan ataupun kode negara. Nama domain yang

berinteraksi internasional contohnya berakhiran com, net, org, dan biz.

Nama domain yang berinteraksi lokasi negara indonesia contohnya

berakhiran co.id , web.id , go.id, dan or.id.

2. Web Hosting

Web hosting merupakan salah satu bentuk layanan jasa penyewa tempat

internet yang memungkinkan perorangan ataupun organisasi menampilkan

layanan jasa atau product nya di situs web internet . web hosting juga dapat

diartikan sebagai tempat penyimpanan data berupa megabytes hingga

terabytes yang memiliki koneksi ke internet sehingga data tersebut dapat

diakses oleh user dari semua tempat secara simultan.

3. Scripts Program

Bahasa pemograman sering disebut juga bahasa komputer, merupakan

teknik komando atau instruksi standart untuk memerintah komputer. Bahasa

pemograman merupakan himpunan atau kumpulan dari aturan sintaks dan

16

sematik yang dipakai mendefinisikan program komputer. Macam – macam

bahasa pemograman adalah HTML,ASP,XML,WML,PERL,CFM,java

script, CSS.

4. Desain Web

Unsur website yang terpenting adalah desain web. Desain website

menentukan kualitas dan keindahan sebuah website. Desain sangat

berpengaruh kepada penilaian seseorang apakah web tersebut bagus atau

tidak. Dalam pembuatan web desain dapat dilakukan dilakukan dengan

menyewa jasa web designer .

5. Publikasi Website

Untuk mengenalkan situs kepada masyarakat memerlukan sebuah publikasi

ataupun promosi. Banyak cara yang dapat di lakukan, seperti memnyebarkan

selebaran, pamlet atau dengan spanduk-spanduk. Di era teknologi yang

canggih ini, cara tersebut sudah dapat di gantikan dengan menggunakan

internet melalui search engine, ini merupakan mesin pencari yang di

sediakan oleh google, yahoo, dll.

6. Pemeliharaan Web

Sebuah website yang menarik dan tidak terkesan membosankan serta

monoton merupakan website yang selain tampilannya menaruk, informasi

yang disampaikan juga harus diperbaharui dengan cara pemeliharan website

tersebut.

17

2.1.4 7C Framework

7C framework adalah sebuah kerangka kerja yang banyak digunakan sebagai

panduan untuk merancang customer interface dalam web pemasaran online (e-

marketing). Interface adalah representasi virtual dari nilai-nilai yang dipilih oleh

perusahaan (Rayport & Jaworski, 2005).

Kesuksesan bisnis tidak hanya bergantung kepada seberapa baik perusahaan

dapat mengimplementasikan setiap elemen 7C framework, tetapi juga kepada

seberapa baik semua elemen tersebut bekerja bersama-sama untuk mendukung nilai

dari proporsisi dan model bisnis perusahaan. Dua konsep yang dapat membantu

pemahaman pengembang sistem mengenai bagaimana mensinergikan semua elemn

7C framework adalah fit dan reinforcement. Fit adalah seberapa baik setiap elemen

7C secara individual mendukung model bisnis. Reinforcement mengacu kepada

tingkat konsistensi antar setiap elemen 7C (Rayport & Jaworski, 2005).

Berikut ini adalah tujuh elemen yang ada didalam 7C framework (Rayport &

Jaworski, 2005), antara lain :

1. Context,

Context atau look and feel dari sebuah tampilan antar muka dengan pengguna dapat

dikategorikan ke dalam beberapa kriteria, antara lain :

a) Aesthetic (estetika)

Situs yang berorientasi kepada estetika akan menggabungkan teks, grafik

dan foto dengan visual yang tinggi

18

b) Functional (fungsional)

Situs yang berorientasi secara fungsional berfokus kepada penawaran utama,

baik berupa produk, jasa atau informasi.

Berdasarkan kategori tersebut, elemen context dapat diklasifikasikan

menjadi tiga kelompok, antara lain :

a. Aesthetically-dominant (Dominan estetika)

b. Functional-dominant

c. (Dominan fungsional), dan

d. Terintegrasi (integrated)

2. Content

Content menekankan kepada informasi digital yang terkandung dalam situs,

termasuk audio, video, gambar dan teks. Empat jenis content, antara lain :

a) Offering mix,

Offering mix mengacu kepada bobot yang diberikan terhadap setiap konten,

yaitu dapat berupa produk, jasa atau informasi.

b) Appeal mix,

Appeal mix mengacu kepada pesan promosi perusahaan

c) Multimedia mix,

Multimedia mix mengacu kepada bagaimana pilihan desainer dalam

mengkombinasikan teks, audio, gambar, video dan grafik.

d) Timeliness mix,

Timeliness mix adalah seberapa up-to-date informasi yang ditampilkan.

19

Content dapat diklasifikasikan kedalam tiga jenis, yaitu :

a. Product dominant,

b. Information dominant,

c. Service dominant.

3. Community

Elemen community membentuk rasa keanggotaan melalui keterlibatan atau daya

tarik yang sama. Community dapat dipahami sebagai interaksi antara pengguna, baik

dengan interaksi one-to-one atau one-to-many. Tiga klasifikasi dalam elemen

community antara lain :

a) Nonexistent,

Klasifikasi nonexistent adalah situs yang tidak memiliki komunitas sehingga

tidak ada cara pengguna untuk saling berkomunikasi dengan pengguna

lainnya, baik secara one-to-one maupun one-to many.

b) Limited,

Klasifikasi limited adalah situs yang menawarkan fitur misalnya membaca

dan mem-posting informasi, cerita, atau opini bagi komunitas terbatas situs

tersebut. Fitur yang ditawarkan umumnya non-interactive.

c) Strong,

Sebuah situs dapat dklasifikasikan dalam strong jika menawarkan fungsi

komunitas yang interaktif, misalnya chat room dan message boards.

20

4. Customization,

Customization adalah kemampuan situs dalam menampilkan konten yang sesuai

untuk setiap pengguna. Apabila kostumisasi dilakukan oleh pengguna disebut

dengan personalisasi, sedangkan apabila kostumisasi dilakukan oleh situs tersebut

disebut tailoring. Klasifikasi dari elemen customization antara lain :

a) Generic,

Generic mengacu kepada situs yang menampilkan informasi yang sama

untuk semua pengguna.

b) Moderately customized,

Moderately customized mengacu kepada kostumisasi informasi pengguna

dengan memanfaatkan penyimpanan informasi misalnya dengan

menggunakan cookie.

c) Highly customized,

Highly customized mengacu kepada kemampuan kostumisasi tinggi yang

dapat dilakukan oleh pengguna, misalnya menentukan sendiri tampilan dari

konten yang diinginkan masing-masing.

5. Communication,

Communication mengacu kepada dialog antara organisasi(perusahaan) dengan

pengguna. Tiga jenis komunikasi antara lain :

a) Broadcast,

Broadcast adalah bentuk komunikasi yang tepat mengacu kepada informasi

satu arah yang dikirimkan oleh organisasi kepada pengguna, dengan tidak

ada mekanisme untuk respon dari pengguna.

21

b) Interactive,

Interactive adalah bentuk komunikasi dua arah antara organisasi dan

pengguna.

c) Hybrid,

Hybrid adalah situs yang mendukung bentuk komunikasi broadcast dan

interactive.

Empat klasifikasi dari elemen communication antara lain :

a. One to many, nonresponding user,

b. One-to-many, responding user,

c. One-to-one, nonresponding user,

d. One-to-one, responding user,

6. Connection,

Connection adalah tingkat dimana situs dapat terhubung dengan situs lainnya,

biasanya ditampilkan kepada pengguna berupa teks yang digaris bawah atau di-

highlight, gambar atau grafik. Pada saat pengguna meng-klik link tersebut maka

secara langsung akan memunculkan file teks, grafik atau suara, atau halaman web

yang merupakan kombinasi dari semua file tersebut.

Empat jenis connection antara lain.

a. Outside links,

Adalah link yang memindahkan pengguna dari situs asli ke situs lainnya.

22

b. Framed links,

Satu tipe dengan outside links, tetapi framed links akan menampilkan

halaman situs baru dalam frame dari situs asli.

c. Pop-up windows,

Link ini akan menampilkan halaman situs baru dalam browser windows lain,

sementara halaman situs awal tetap berada dibelakang.

d. Outsources content,

Jenis ini mengacu kepada konten yang berasal dari situs pemasok luar.

Konten ditampilkan dengan sangat jelas dan biasanya dengan link untuk

menuju web asal konten tersebut, tatapi pengguna tidak perlu meninggalkan

situs asli untuk melihat konten situs pemasok.

Elemen connection dapat dibagi kedalam tiga klasifikasi berdasarkan tipe

koneksi yang ditampilkan dan apakah koneksi tesebut akan membawa

pengguna keluar dari situs asal atau tetap disitus asal. Tiga klasifikasi

tersebut antara lain :

a. Destination site,

Dalam klasifikasi ini, situs akan menampilkan konten yang dibuat dan

disediakan oleh situs tersebut sendiri, dan dengan sangat sedikit link yang

menuju situs lain. Mereka juga biasanya memberikan lisensi konten kepada

situs lain dengan biaya lisensi.

23

b. Hub site,

Situs dengan klasifikasi ini menampilkan kombinasi antara konten milik

sendiri dan link yang selektif dengan situs lainnya yang berkaitan. Biasanya

situs ini bertindak sebagai gerbang kepada informasi untuk industri atau

topik yang spesifik.

c. Portal site,

Situs ini memiliki banyak informasi dari situs pihak luar dan link yang

menuju kepada situs tersebut, tetapi memiliki sedikit atau tidak ada sama

sekali konten asli dari pemilik situs tersebut.

7. Commerce,

Fitur commerce dari sebuah kegiatan antar muka (interface) konsumen mendukung

situs untuk melakukan transaksi dinansial. Fitur ini adalah yang paling penting

dalam situs yang lebih dominan terhadap penjualan produk, tetapi tidak jarang juga

terdapat dalam situs yang didominasi oleh informasi atau layanan. Alat-alat

fungsional yang mendukung e-commerce contohnya antara lain adalah regristrasi,

shopping cart, keamanan dengan teknologi enkripsi dan otentika, persetujuan kartu

kredit, pesanan melalui afiliasi, teknologi konfigurasi, pelacakan pesanan, dan opsi

pengiriman. Terdapat tiga klasifikasi umum elemen commerce antara lain :

a. Low

Situs dengan klasifikasi ini sedikit atau bahkan tidak memiliki fitur

fungsional e-commerce yang telah disebutkan sebelumnya. Biasanya

24

dimiliki oleh bisnis kecil atau kegiatan melalui website berperan kecil dalam

persentase penjualan mereka.

b. Medium,

Situs dengan klasifikasi ini memiliki beberapa fungsi e-commerce, tetapi

digunakan sebagai pendukung. Situs dengan tujuan utama menjual produk

dapat dimasukkan ke dalam klasifikasi ini.

c. High,

situs ini memiliki semua atau hampir semua fitur e-commerce, biasanya

dimiliki perusahaan online besar dengan folume penjualan yang tinggi.

Menurut Mohhamed (2003,p161) kerangka 7 C terdiri dari :

1. Context

Context dari suatu website mencakup estetika dan fungsional penglihatan

dan perasaan. Beberapa situs telah memilih untuk menitik beratkan pada

grafik yang menarik, warna, dan fitur desain, sementara yang lain

menekankan tujuan bukan pada hiasannya seperti kenyamanan dalam

pemakaian.

2. Content

Content atau isi didefinisikan sebagai subjek digitalyang penting dalam

sebiah website. Ini mencangkup bentuk dari subjek digital seperti teks,

grafik, audio, dan video. Sementara konteks berpusat pada bagaimana

suatu site didesain, content berpusat pada apa saja yang dipreentasikan.

25

3. Community

Didefinisikan sebagai interaksi yang muncul antar pengguna site.

Komunitas mengikut sertakan sebuah ikatan emosional dalam group

membership bersamaan dengan sense yang kuat dalam keterlibatan dan

berbagai minat yang sama dalam grup tersebut. Pengguna komunitas

dapat mendorong konsumen untuk kembali lagi ke website karena :

a. Komunitas dapat menciptakan content yang baik dan menarik.

Content ini, baik diciptakan oleh anggota maupun administrator

dapat memberikan ketertarikan pada individu untuk ke website.

b. Melalui komunitas, anggota dapat melakukan aktivitas yang dapat

memuaskan kebutuhan bersosialisasi yang didapatkan secara

individual.

4. Customization

Didefinisikan sebagai kemampuan suatu site untuk mendesain dirinya

sendiri atau didesain oleh user. Ketika customization dilakukan dan

manajemen oleh user maka hal ini disebut personalisasi, sedangkan

customization yang dilakukan oleh perusahaan disebut tailoring.

5. Communication

Komunikasi menujuk kepada dialog antara perusahaan dengan

konsumen. Dimensi komunikasi dibagi menjadi 3 :

26

a. Broadcast

Merupakan pertukaran informasi satu arah dari prganisai ke user.

Secara umum, broadcast adalah hubungan one-to-many antara

website dengan user.

b. Interactif

Komunikasi interaktif adalah komunikasi 2 arah antara organisasi

dari user.

c. Hybrid

Hybrid communication adalah kombinasi komunikasi broadcast

dan interaktif.

6. Connection

Koneksi didefinisikan sebagai jaringan penghubung antaa suatu website

dengan website yang lain.

7. Commerce

Didefinisikan sebagai fitur dari customer interface yang dapat membawa

ke arah terjadinya transaksi. Ada beberapa dimensi commerce seperti:

registrasi, shopping cart, keamanan, credit card approval, on-click-

shopping, orders through affiliates, configuration technology, order

tracking, dan delivery option.

27

2.1.5 E-tourism

Menurut Murtadho dan Shibab (2011, p2), e-tourism merupakan sesuatu hal

yang sangat potensial untuk dikembangkan.Dari tahun ke tahun jumlah internet di

Indonesia selalu bertambah.Berdasarkan data yang di peroleh dari

www.internetworldstats.com tercatat pada tahun 2010 meningkat sebesar 12.3%.

Selain itu E-tourism merupakan penggunaan teknologi untuk meningkatkan

hubungan pariwisata, membantu perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata

untuk meningkatkan proses bisnis. E-tourism memanfaatkan beberapa fitur dari

teknologi informasi, seperti basis data informasi pariwisata, basis data pengguna,

pembayaran elektronik, menggunakan jaringan komputer sebagai sarana pengiriman

dan transaksi jasa.

Pariwisata merupakan perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain,

bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari

keseimbangan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan seni.(Spillane, JJ.,

2004, p.21)

Industri pariwisata merupakan rangkuman dari berbagai macam bidang

usaha yang secara bersama-sama menghasilkan produk – produk maupun jasa /

pelayanan atau service yang nantinya baik langsung maupun tidak langsung akan

dibutuhkan wisatawan nantinya.(Damardjati, Rs., 2002, p.8)

Menurut UU RI No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, industri

pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka

menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam

penyelenggaraan pariwisata.

28

2.1.6 Perilaku Konsumen

Menurut Peter dan Alson (2010, p5), perilaku konsumen adalah interaksi

dinamis antara affect dan cognition, behavior, dan envirotment dimana manusia

melakukan pertukaran atau transaksi didalam hidup mereka.

Menurut Hawkins, Mothersbaugh, dan Best (2007, p6), perilaku konsumen

adalah pembelajaran dari individu, grup, atau organisasi dan proses yang mereka

gukanan untuk memilih, menetapkan, dan membuang produk, jasa, pengalaman,

atau ide-ide untu memenuhi kepuasan konsumen dan masyarakat.

Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam saladin

(2003,p13) terdapat 3 faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu:

1. Pengaruh lingkungan terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan

situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami

pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam

memngambil keputusan berkomunikasi mereka. Konsumen hidup dalam

lingkungan kompleks, di mana perilaku mereka di pengaruihi oleh

keempat faktor tersebut diatas.

2. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan,

penegtahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan

individu merupakan faktor internal yang menggerakan serta

mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas

pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.

29

3. Proses psikologis terdiridari pengolahan informasi, pembelajaran,

perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat

utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi

perilaku konsumen dama pengambilan keputusan pembelian.

Beberapa pengertian tentang perilaku konsumen menurut Simamora

(Simamora, 2002, p.2):

1. Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga.

2. Perilaku konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum

pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai,

mengkonsumsi, dan menghabiskan produk.

3. Mengetahui perilaku konsumen meliputi perilaku yang dapat diamati

seperti jumlah yang dibelanjakan, kapan, dengan siapa, oleh siapa,

dan bagaimana barang yang sudah dibeli dikonsumsi. Juga variabel-

variabel yang tidak dapat diamati seperti nilai - nilai yang dimiliki

konsumen, kebutuhan pribadi, persepsi, bagaimana mereka

mengevaluasi alternatif dan apa yang mereka rasakan tentang

kepemilikan dan penggunaan produk yang bermacam-macam.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2004), sikap adalah predisposisi yang

dipelajari dalam merespons secara konsisten sesuatu objek dalam bentuk suka atau

tidak suka. Konsep-konsep sikap sebagai berikut:

30

1) Objek

Objek disini mempunyai arti yang sangat luas seperti: issues (masalah,

pokok persoalan), tindakan, perilaku, cara kerja, orang atau

peristiwa.Objek dapat diartikan sebagai kategori produk, brand (merek),

service (jasa), iklan, harga, penyalur, dan sebagainya.

2) Sikap adalah Suatu Predisposisi yang Dipelajari (Learned

Predisposition)

Predisposisi disebut juga kecenderungan umum.Dalam sikap, ada

kecenderungan umum yang dipelajari atau dibentuk dan karena itu sikap

memiliki kualitas motivasional yang dapat mendorong konsumen kepada

suatu perilaku tertentu. Dalam terapan pemasaran, sikap yang relevan

terhadap perilaku beli terbentuk dari pengalaman langsung

menggunakan produk, dari informasi yang diperoleh dari orang lain atau

dari media massa.

3) Sikap itu Konsisten

Secara relatif, sikap selalu konsisten dengan perilaku yang

diperlihatkannya.Sikap itu juga resisten terhadap perubahan, dimana

sekali sikap itu terbentuk maka tak mudah untuk mengubahnya.Namun

walaupun resisten terhadap perubahan, sikap bisa berubah namun sulit.

4) Sikap Terjadi dalam Suatu Situasi

Situasi adalah peristiwa atau keadaan pada saat pengamatan.Situasi

mempengaruhi hubungan antara sikap dan perilaku.

5) Sikap itu Terarah, dan Mempunyai Intensitas Tertentu

31

Dikatakan terarah karena sikap menyebabkan orang mempunyai

pandangan negatif atau positif terhadap objek sikap.Seberapa besar

keetidaksukaannya atau kesukaannya terhadap objek sikap dinyatakan

oleh intensitas sikap itu.

Eksperimen yang menggunakan pendekatan simulasi perlu memastikan

bahwa kondisi simulasi tersebut dirasakan atau dipersepsi oleh subjek sebagai

kondisi alamiah keseharian mereka. Pengecekan manipulasi diperlukan untuk

memastikan hal ini.Penggunaan mahasiswa sebagai penyulih eksekutif bisnis

memang menimbulkan keraguan di kalangan peneliti. Mahasiswa bisa menjadi

subjek penelitian jika penelitian tersebut memang menyoroti tentang dunia

kemahasiswaan atau ketika penelitian masih berada pada taraf studi awal (plot

study). Penelitian Copeland, Francia, dan Strawser (1973) menyimpulkan bahwa

“mahasiswa adalah penyulih yang kurang pas bagi kelompok individu lain jika

penelitian berfokus pada sikap, bukan perilaku. Jadi, kapan mahasiswa dapat

menjadi subjek pengganti pebisnis? Mahasiswa mestinya tidak diikutsertakan dalam

sebuah eksperimen dimana pengalaman atau kepakaran atas suatu bidang

dibutuhkan.

Menurut Enis, Cox, dan Stafford (1980) Dalam penelitian tentang perilaku

pelanggan, subjek mahasiswa berperilaku sama dengan ibu rumah tangga yang

merupakan pelanggan sesungguhnya.Hal ini mungkin disebabkan oleh kenyataan

bahwa penelitian dalam dunia psikologi lebih ditekankan pada aspek bagaimana

manusia memproses informasi dan mengambil keputusan secara umum, hampir

tidak ada masalah mahasiswa menggantikan individu dunia nyata didalam

32

eksperimen-eksperimen psikologis. Setidaknya tiga perbedaan antara subjek

mahasiswa dengan praktisi, yaitu keterampilan, kepribadian, dan pengalaman.

2.1.7 Preferensi

Preferensi adalah suatu sikap yang lebih menyukai sesuatu benda daripada

benda lainnya. Penilaian preferensi adalah teknik penelitian dengan menyajikan dua

atau lebih perangsang yang harus dipilih subjek yang dapat diukur lewat tes verbal

atau lisan.(Chaplin, 2002)

Preferensi konsumen berkaitan erat pada penilaian konsumen akan kepuasan

atau ketidakpuasan terhadap produk atau jasa bahkan juga pada perusahaan

tertentu.(Tjiptono, 2008)

Preferensi konsumen berkaitan erat pada penilaian konsumen akan kepuasan

atau ketidakpuasan terhadap produk atau jasa bahkan juga pada perusahaan tertentu,

dalam mengevaluasi tingkat kepuasan terhadap produk ada beberapa indikator yang

sering digunakan antara lain(Tjiptono, 2008):

a. Kinerja (Performance).

Karakteristik operasi pokok dari produk inti yang dibeli, misalnya produk

yang dikonsumsi praktis untuk dibawa.

b. Ciri –ciri atau keistimewaan tambahan (Features).

Karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya tekstur yang halus, desain

kemasan dan bentuk produk yang menarik serta harga yang murah.

33

c. Keandalan (Reliability).

Kemungkinan kecil produk yang dipakai akan mengalami kerusakan, seperti

produk yang dikonsumsi tidak sering rusak atau tidak dapat dikonsumsi lagi.

d. Kesesuaian dengan spesifikasi (Confomance to specification).

Seperti apa ciri desain dan bentuk produk yang memenuhi standar, dan

sesuai dengan ketentuan yang adam misalnya produk makanan harus

memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan

atau memiliki sertifikat halal.

e. Daya tahan (Durability).

Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan, seperti

kadaluarsa produk.

f. Pelayanan (Service ability).

Meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, dan kemudahan.

g. Estetika (Aistethic).

Faktor – faktor yang menjadi daya tarik produk terhadap panca indra seperti

bentuk fisik, warna, dan model.

h. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived quality)

Merupakan citra dan reputasi produk, misalnya merek.

2.1.8 Analisis Multivariat

Analisis multivariate merujuk pada teknik statistik yang digunakan untuk

menganalis data yang melibatkan lebih dari dua variable. (Surjandari, 2010)

34

Saat ini analisis multivariat mulai banyak digunakan dalam banyak bidang

ilmu, melengkapi analisis statistik univariat dan statistik bivariat yang dahulu

menjadi satu – satunya alternatif dalam analisis data. Bahkan dimasa mendatang,

analisis multivariat dipastikan akan menggantikan peran pengolahan dan analisis

data dari analisis univariat dan bivariat, walaupun tidak dapat menggantikannya

secara total. (Santoso, 2010, p.1)

Analisis multivariate adalah analisis multi variable dala satu atau lebih

hubungan.Analisis ini berhubungan dengan semua teknik statistic yang secara

simultan menganalisis sejumlah pengukuran pada individual atau objek.(Santoso,

2010, p.7)

Jenis – jenis data dalam analisis multivariate menurut Santoso adalah

(Santoso, 2010, p.8):

1. Data nominal dan data ordinal

Ciri utama data kualitatif adalah data didapat dengan

caramenghitung, sehingga tidak akan mempunyai nilai desimal. Contoh

data seperti data gender, data golongan darah, dan data tempat tinggal.

Data kualitatif lainnya adalah data ordinal, berbeda dengan data nominal,

dan data ini mempunyai urutan, seperti data sikap consumer.

2. Data internal atau data rasio

Selain data kualitatif, ada pula data angka yang digolongkan sebagai

data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang didapat dengan cara

mengukur dan mempunyai bilangan desimal, contoh usia, tinggi badan,

dan berat badan. Data metric dibagi lagi menjadi data interval dan data

35

rasio.Keduanya mirip, perbedaan hanya terdapat pada ciri data absolut

yang terdapat pada rasio.

Menurut Hair et al, secara praktis membagi berbagai teknik multivariat

dimulai dengan melihat hubungan antar variabel.(Hair et al, 2006) Seperti yang

telah dijelaskan, variabel yang ada dalam sebuah data multivariat pasti banyak

(minimal dua). Variabel – variabel tersebut tentu berhubungan satu dengan yang

lain, karena untuk itulah analisis multivariat dilakukan, yakni ingin mengetahui

bagaimana hubungan di antara variabel – variabel yang ada. Namun hubungan

tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu (Santoso, 2010, p.13) :

1) Variabel – variabel tersebut tidak saling bergantung satu dengan yang

lain, yang disebut dengan interdependensi. Ciri penting interdependensi

adalah tidak adanya variabel dependen dan variabel independen. Semua

variabel bersifat independen.

2) Antar variabel ada saling ketergantungan, yang disebut dengan

dependensi. Ciri penting dependensi adalah adanya dua jenis variabel,

yakni variabel dependen dan variabel independen.

Berikut ringkasan dari pembahasan diatas :

1) Tipe hubungan variabel : INTERDEPENDENSI

a. Yang diproses : variabel � analisis faktor

b. Yang diproses : kasus / obyek � analisis cluster, MDS, CA.

2) Tipe hubungan variabel : DEPENDENSI

a. Jumlah variabel dependen : SATU

36

i. Tipe data variabel dependen adalah interval atau rasio �

analisis regresi berganda atau conjoint analysis.

ii. Tipe data variabel dependen adalah nominal atau ordinal

� analisis diskriminan.

b. Jumlah variabel dependen : DUA ATAU LEBIH

i. Tipe data variabel dependen adalah :

• Interval atau rasio � analisis korelasi kanonikal.

• Nominal atau ordinal � analisis MANOVA.

ii. Hubungan bersifat kompleks, dengan variabel dependen

dapat menjadi independen untuk hubungan lainnya �

SEM.

2.1.9 Analisis Konjoin (Conjoint Analysis)

Majunya teknologi informasi, analisis konjoin yang mulai dikembangkan

pada tahun 1970-an mulai banyak digunakan pada bidang ilmu yang terkait dengan

presepsi seseorang seperti pemasaran, sosial politik, dan psikologi. Pada dasarnya

analisis konjoin bertujuan untuk mengetahui bagaimana presepsi seseorang terhadap

suatu objek yang terdiri atas satu atau banyak bagian.Hasil utama analisis konjoin

adalah suatu bentuk (desain) produk barang atau jasa, atau objek tertentu yang

diinginkan oleh sebagian besar responden.(Santoso, 2010, p.279)

Menurut Murti (2002, p3), Analisis konjoin merupakan metode survey

pengumpulan data dan analisis multivariate yang khusus digunakan untuk

memahami preferensi konsumen tentang multiatribut suatu produk atau pelayanan.

37

Analisis konjoin merupakan analisis multivariate yang yang unik, karena

peneliti mula-mula merancang produk hipotesis dengan cara memadukan semua

atribut dan masing-masing tingkat atribut tersebut.

Menurut Santoso “Conjoint termasuk dalam Multivariate Dependance

Method”, dengan model :(Santoso, 2010, p.281)

Y1 = X1 + X2 + ... + Xn

Metrik / Non Metrik Non Metrik

Dimana :

• Variabel independen (X1 dan seterusnya) adalah Faktor, yang berupa data non-

metrik (Type mobil, Desain mobil, dan sebagainya). Termasuk disini adalah bagian

dari Faktor (Level)

• Variabel Dependen (Y1) adalah pendapat keseluruhan (overall preference) dari

seorang responden terhadap sekian faktor dan level dari sebuah produk. Variabel

dependen ini juga mencakup tingkat kepentingan faktor dari seorang responden

terhadap atribut – atribut produk.

Tahapan umum dari desain dan pelaksanaan dari analisis konjoin dapat

dilihat pada gambar berikut :

38

Sumber : Multivariate Data Analysis (Hair et al., 2006)

Gambar 2.1 Tahapan analisis conjoint

39

• Tahap I : Penentuan Tujuan

Tahap pertama dalam conjoint analysis merupakan tahap penentuan tujuan

penelitian, secara umum adalah untuk menentukan kontribusi dari setiap variabel

predictor (atribut) dan level-levelnya dalam proses penentuan preferensi

konsumen .(Surjandari, 2010)

• Tahap 2 Perancangan Analisis Conjoint

Didalam tahap ini, periset menentukan metode conjoint yang digunakan dalam

penelitian. Menurut Hair et al. (2006) ada beberapa ketentuan dalam memilih

metode yang digunakandalamanalisis konjoin, yaitu :

1) Jumlah atribut ≤ 6 menggunakan metode Choice-BasedConjoint(CBC).

2) Jumlah atribut < 10 menggunakan metode Tradisional Konjoin.

3) Jumlah atribut ≥ 10 menggunakan metode Adaptive Conjoint Analysis

(ACA).

40

Tabel 2.1 Perbandingan Alternatif Metode Conjoint

Karakteristik

Metode Conjoint

Traditional

Conjoint

Adaptive / Hybrid

Conjoint

Choice-Based

Conjoint

Maksimum

Atribut 9 30 6

Level analisis Individual Individual Aggreagte atau

individual

Bentuk model Aditif Aditif Aditif dan

interaksi

Aktifitas

pemilihan

Mengevaluasi

stimuli full-

profile dalam

satu waktu

Memberikan rating

terhadap stimuli yang

mencakup sekelompok

atribut

Memilih

sekelompok

stimuli

Format

pengumpulan

data

Tidak dibatasi Umumnya berbasis

komputer Tidak dibatasi

Sumber: Hairet.al., 2006, hal. 479

Setelah menentukan metode conjoint analysis yang akan digunakan, langkah

selanjutnya adalah merancang stimuli, Stimuli ialah kombinasi dari atribut

barang/jasa/ide yang akan dibentuk, disebut pula sebagai profil produk. Untuk

41

memperoleh stimuli yang efektif dan hasil akhir (kesimpulan) yang akurat,

dibutuhkan kehati-hatian dalam memilih dan mendefinisikan atribut dan taraf. Dalam

mendesain stimuli, terbagi menjadi dua tahap, yaitu: (1) pemilihan & penentuan

atribut dan level dari atribut (2) membentuk model dasar. (Surjandari,

2010)merangkum hal-hal yang dijelaskan oleh (Hair et al, 2006), mengenai hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam menentukan faktor dan level.

Ada dua hal yang harus dipertimbangkan,yaitu aturan komposisi dan penentuan

hubungan part-worth. (Hair et al, 2006, pp.485-92)

Aturan komposisi menggambarkan bagaimana responden menggabungkan part-

worth dari faktor untuk mendapatkan nilai secara keseluruhan. Terdapat dua macam,

yaitu:

1) Model aditif, merupakan aturan komposisi yang paling umum dan mendasar.

Responden secara sederhana menjumlahkan nilai tiap atribut untuk

mendapatkan nilai total dari kombinasi atribut. Model ini merupakan model

dasar untuk analisis conjoint tradisional maupun adaptive.

2) Model interaktif, biasa digunakan untuk atribut-atribut yang kurang tangible,

terutama bila reaksi estetis atau emosional berperan besar. Model ini

memungkinkan kombinasi level tertentu menjadi lebih banyak atau lebih

sedikit daripada jumlahnya. Meningkatnya kepentingan interaksi berasal dari

ketidakmampuan untuk menentukan perbedaan aktual antara atribut tertentu,

dengan porsi tidak terjelaskan diasosiasikan dengan level-level tertentu pada

atribut.

42

• Tahap 3 : Asumsi Pada Analisis Conjoint

Berbeda dengan analisis multivariat lainnya, proses Conjoint tidak

membutuhkan uji asumsi seperti normalitas, homoskedastisitas, dan

lainnya.(Santoso, 2010, p.281)

• Tahap 4 : Pemilihan Teknis Estimasi

Secara umum model dasar analisis conjoint adalah mengestimasi model dengan

menggunakan persamaan :

Keterangan:

U(X) = Utility total

ij = Part worth atau nilai kegunaan dari atribut ke-i taraf ke-j.

kj= Taraf ke-j dari atribut ke-i

m = Jumlah atribut

xij = Dummy variable atribut ke-i taraf ke-j.

Untuk menentukan tingkat kepentingan atribut ke-i (Ai) ditentukan melalui

formula berikut :

dimana:

Ii = (max(ij ) – min(ij )), untuk setiap i.

43

Tujuan mengevaluasi goodness-of-fit adalah untuk memastikan seberapa

konsisten model memprediksi set evaluasi preferensi yang diberikan tiap responden.

Untuk data rank-order, korelasi berdasarkan rank aktual dan terprediksi (misalnya:

Spearman’s rho atau Kendall’s tau) digunakan. Jika penilaian metrik digunakan,

korelasi Pearson sesuai untuk digunakan, seperti dalam regresi.

• Tahap 5 : Interpretasi Hasil

Conjoint analysis dapat mengukur tingkat kepentingan relatif dari tiap

faktor. Karena estimasi part-worth biasanya dikonversikan ke dalam skala umum,

kontribusi terbesar terhadap utilitas keseluruhan, dan faktor penting terpenting,

adalah faktor dengan range terbesar (rendah ke tinggi) dari part-worth .(Hair et al,

2006, pp.508-11)

Hasil dari analisis konjoin dapat digunakan untuk mengukur nilai kegunaan

(utility) dan nilai dari tiap atribut / kombinasi atribut . Nilai kegunaan ini

menunjukkan preferensi konsumen terhadap taraf suatu atribut apakah disukai atau

tidak disukai.

• Tahap 6 Validasi Hasil Conjoint

Validasi eksternal secara umum melibatkan kemampuan conjoint analysis dalam

memprediksi pilihan aktual, dan secara spesifik, masalah representative tidaknya

sampel. Meskipun tidak ada evaluasi sampling error dalam model tingkat

individual, periset harus selalu memastikan bahwa sampel mempresentasikan

44

populasi yang diteliti. Hal ini menjadi semakin penting jika hasil conjoint digunakan

untuk segmentasi atau choice simulation.(Hair et al, 2006, p.512)

• Tahap 7 : Penggunaan Manajerial dari Analisis Conjoint

Conjoint analysis mengasumsikan bahwa tiap objek, misalnya merek dan

perusahaan, atau konsep, misalnya positioning, positioning, benefits, images,

dievaluasi sebagai kumpulan atribut. Setelah kontribusi tiap faktor terhadap evaluasi

keseluruhan ditentukan, periset dapat : (Hair et al, 2006, p.513)

1) Mendefinisikan objek atau konsep dengan fitur yang optimal.

2) Menunjukkan kontribusi relatif dari tiap atribut dan level terhadap

evaluasi keseluruhan dari objek.

3) Menggunakan estimasi dari penilaian pembeli atau konsumen

untukmemprediksi preferensi diantara objek-objek yang dimiliki

kumpulan fitur berbeda (dengan asumsi faktor lain konstan).

4) Mengisolasi grup konsumen potensial yang memberi tingkat

kepentinganberbeda pada fitur untuk mendefinisikan segmen

potensial menengah ke atasmaupun menengah ke bawah.

5) Mengidentifikasi kesempatan pemasaran dengan cara

mengeksplorasi potensipasar untuk kombinasi fitur yang belum ada.

Dengan mengetahui struktur preferensi dari tiap individu, seorang periset memiliki

fleksibilitas yang hampir tak terbatas dalam menganalisis reaksi individu

maupun agregat terhadap suatu rangkaian produk atau jasa.

45

2.2 Penelitian yang Relevan

Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai

landasan berpikir metode – metode analisis yang akan digunakan yang

memungkinkan dapat diterapkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:

1) Hasil penelitian Amiluhur Soeroso (2008) dengan menggunakan analisis

konjoin, yang berjudul “Pengembangan pariwisata Hijau Di wilayah

Kaliurang-Kaliadem, Sleman, DIY Sebuah Penerapan Analisis Conjoint”

ini dengan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menelaah preferensi

wisatawan terhadap potensi pariwisata hijau di kawasan kaliadem dan

engetahui nilai manfaat ekonomi pengembangan sumberdaya pariwisata

baru yang efisien dan menyusun strategi pengembangannya. Dengan

metode analisis konjoin, maka dapat diketahui karakteristik wisatawan

kaliadem berdasarkan preferensi wisatawan serta nilai manfaat ekonomi

dan strategi pengembangan bagi daerah wisata tersebut..

2) Lalu dalam hasil penelitian Yuri Surhayadi (2009) dengan menggunakan

analisis konjoint, kluster ,gap,, biplot, dan cochran, yang berjudul

“Analisis Persepsi dan Preferensi Konsumen Terhadap Kawasan Taman

Nasional Kepulauan Seribu dengan metode analisis kluster, analisis

cochran, conjoint analysis, dan analisis gap dan biplot” , menghasilkan :

(1) mengidentifikasi karakteristik demografi dan psikografi responden

kawasan TNKpS (2) menganalisis atribut apa saja yang dipertimbangkan

oleh responden ketika akan melakukan kunjungan wisata ke kawasan

TNKpS (3) menganalisis persepsi responden TNKpS (4) menganalisis

46

preferensi responden terhadap TNKpS dan posisi TNKpS dimata

responden dibandingkan kawasan sejenis (5) merumuskan implikasi

manajerial yang tepat untuk pengembangan TNKpS ditinjau dari segi

strategi pemasaran. Dalam penelitian tersebut adapun variabel penelitian

yang digunakan adalah (1) tangible (2) reliability (3) responsiveness (4)

assurance (5) empahaty. Diketahui karakteristik demografi dan

psikografi responden serta persepsi dan preferensi dari responden

terhadap TNKpS sehingga dapat dihasilkan strategi pemasaran yang tepat.

3) Berikutnya penelitian yang dilakukan oleh Sérgio Dominique Ferreira

Lopes (2009) dengan menggunakan analisis conjoint dan cluster, yang

berjudul “Post Hoc Tourist Segmentation with Conjoint and Cluster

Analysis” ,menghasilkan : Dimana tujuan dari penelitian ini adalah (1)

mengetahui preferensi wisatawan (kategori usia muda) (2) mengetahui

segmentasi berdasarkan preferensi wisatawan tersebut. Dengan variabel

penelitian diantaranya : (1) Weather (2) Cultural offer (3) Kind of

Destination (4) Leisure Offer & Night Fun (5). Dimana berdasarkan hasil

pengujian dengan menggunakan analisis conjoint, diketahui kombinasi

atribut yang paling disukai responden adalah cuaca cerah, penawaran

atraksi budaya yang tinggi, jenis destinasi pantai dengan penawaran

kegiatan di malam hari yang tinggi , harga dengan kisaran 30Є dan lama

berkunjung sekitar 2 minggu.

4) Penelitian yang dilakukan Mehmet Mehmetoglu (2006) dengan

menggunakan analisis konjoin, yang berjudul “Typologising nature-

47

based tourists by activity- Theoritical and practical implications ”, ini

dengan Tujuan dari jurnal ini adalah , (1) untuk mengetahui segmentasi

turis berbasis alam atas dasar kegiatan perjalanan, (2) untuk mengetahui

apakah segmen tersebut memiliki perbedaan motivasi untuk perjalananan

saat ini, serta untuk. Penelitian ini menggunakan metode cluster dan

conjoint,dimana dengan menggunakan cluster terdapat 3 segmentasi

berdasarkan kegiatan perjalanan diantaranya segmen I : orientasi terhadap

budaya dan kesenangan aktivitas,segmen II : orientasi terhadap aktivitas

alam (nature), dan segmen III : orientasi terhadap kegiatan alam, Namun

demikian, perbedaan utama antara mereka yaitu wisatawan dengan

berbagai kegiatan tinggi (aktif) dan mereka yang menilai kegiatan yang

berbeda rendah (pasif). Metode conjoint digunakan untuk mencari

pereferensi konsumen berdasarkan wisatawan yang sudah

dikelompokkan, kegiatan-kegiatan wisata yang termasuk kedalam cluster

wisatawan aktif adalah kegiatan yang beriorientasi terhadap budaya dan

aktivitas alam, sedangkan kegiatan wisata yang hanya berorientasi

terhadap kesenangan merupakan cluster yang menggolongkan wisatawan

pasif.

5) Penelitian yang dilakukan oleh Sabouri, M. (2009) yang berjudul

“Evaluating Web 2.0 Services Based on 7C Framework” ,menghasilkan :

Pengakuan dan pemanfaatan web 2.0 karakteristik membuhtukan model

referensi untuk mengevaluasi adaptasi berbasis web dengan fitur web 2.0.

dalam penelitian ini kerangka 7c yang dikembangkan untuk menganalisis

48

e-commerce interface dan memeriksa pelanggan dalam menggunjungi

sebuah website

Tabel 2.2 Matrik Hasil Penelitian yang Relevan No. Nama

Peneliti dan Tahun

Tahun Judul Penelitian

Hasil Penelitian

1. Amiluhur Soeroso

2008 Pengembangan pariwisata Hijau Di wilayah Kaliurang-Kaliadem, Sleman, DIY Sebuah Penerapan Analisis Conjoint

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menelaah preferensi wisatawan terhadap potensi pariwisata hijau di kawasan kaliadem dan engetahui nilai manfaat ekonomi pengembangan sumberdaya pariwisata baru yang efisien dan menyusun strategi pengembangannya. Dengan metode analisis konjoin, maka dapat diketahui karakteristik wisatawan kaliadem berdasarkan preferensi wisatawan serta nilai manfaat ekonomi dan strategi pengembangan bagi daerah wisata tersebut.

2. Yuri Surhayadi

2009 Analisis Persepsi dan Preferensi Konsumen Terhadap Kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu dengan metode analisis kluster, analisis cochran, conjoint analysis, dan analisis gap dan biplot

(1) mengidentifikasi karakteristik demografi dan psikografi responden kawasan TNKpS (2) menganalisis atribut apa saja yang dipertimbangkan oleh responden ketika akan melakukan kunjungan wisata ke kawasan TNKpS (3) menganalisis persepsi responden TNKpS (4) menganalisis preferensi responden terhadap TNKpS dan posisi TNKpS dimata responden dibandingkan kawasan sejenis (5) merumuskan implikasi manajerial yang tepat untuk pengembangan TNKpS ditinjau dari segi strategi pemasaran. Dalam penelitian tersebut adapun variabel penelitian yang digunakan adalah (1) tangible (2) reliability (3) responsiveness (4) assurance (5) empahaty. Diketahui karakteristik demografi dan psikografi responden serta persepsi dan preferensi dari

49

responden terhadap TNKpS sehingga dapat dihasilkan strategi pemasaran yang tepat.

3. Sérgio Dominique Ferreira Lopes

2009 Post Hoc Tourist Segmentation with Conjoint and Cluster Analysis

Dimana tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui preferensi wisatawan (kategori usia muda) (2) mengetahui segmentasi berdasarkan preferensi wisatawan tersebut. Dengan variabel penelitian diantaranya : (1) Weather (2) Cultural offer (3) Kind of Destination (4) Leisure Offer & Night Fun (5). Dimana berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis conjoint, diketahui kombinasi atribut yang paling disukai responden adalah cuaca cerah, penawaran atraksi budaya yang tinggi, jenis destinasi pantai dengan penawaran kegiatan di malam hari yang tinggi , harga dengan kisaran 30Є dan lama berkunjung sekitar 2 minggu.

4. Mehmet Mehmetoglu

2006 Typologising nature-based tourists by activity- Theoritical and practical implications

Tujuan dari jurnal ini adalah , (1) untuk mengetahui segmentasi turis berbasis alam atas dasar kegiatan perjalanan, (2) untuk mengetahui apakah segmen tersebut memiliki perbedaan motivasi untuk perjalananan saat ini, serta untuk. Penelitian ini menggunakan metode cluster dan conjoint,dimana dengan menggunakan cluster terdapat 3 segmentasi berdasarkan kegiatan perjalanan diantaranya segmen I : orientasi terhadap budaya dan kesenangan aktivitas,segmen II : orientasi terhadap aktivitas alam (nature), dan segmen III : orientasi terhadap kegiatan alam, Namun demikian, perbedaan utama antara mereka yaitu wisatawan dengan berbagai kegiatan tinggi (aktif) dan mereka yang menilai kegiatan yang berbeda rendah (pasif). Metode conjoint digunakan untuk mencari

50

pereferensi konsumen berdasarkan wisatawan yang sudah dikelompokkan, kegiatan-kegiatan wisata yang termasuk kedalam cluster wisatawan aktif adalah kegiatan yang beriorientasi terhadap budaya dan aktivitas alam, sedangkan kegiatan wisata yang hanya berorientasi terhadap kesenangan merupakan cluster yang menggolongkan wisatawan pasif.

5. Sabouri, M. (2009)

2009 Evaluating Web 2.0 Services Based on 7C Framework

Pengakuan dan pemanfaatan web 2.0 karakteristik membuhtukan model referensi untuk mengevaluasi adaptasi berbasis web dengan fitur web 2.0. dalam penelitian ini kerangka 7c yang dikembangkan untuk menganalisis e-commerce interface dan memeriksa pelanggan dalam menggunjungi sebuah website

51

2.3 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Mulai

PerancanganKombinasi kuesioner

Penentuan penelitian Rumusan masalah

Penentuan Tujuan

Penelitian

StudiLiteratur

Metodeanalisis yang

digunakan

Atribut Website 7C

Framework

Penyebarankuesioner

PengelolahadanAnalisis Data dengan analsis

konjoin

Penentuan Metode Analisis Konjoin :

- PenentuanPengukuran Preferensi Konsumen

- Pengukuran estimate preference & actual preference

Penyusunan Kesimpulan & Rekomendasi

Selesai

52

2.4 Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis deskriptif.Adapun

hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ha1 : Diduga terdapat perbedaan terhadap jumlah stimulan dari masing- masing

atribut website.

Ha2 :Diduga terdapat perbedaan tingkat kepentingan dari masing – masing

website Taman Nasional Gunung Gede Pangrango pada tiap responden.

Ha3 :Diduga ada hubungan positif antara estimates preference dan pendapat

responden yang sebenarnya (actual preference) mengenai preferensi setiap

atribut website Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.