2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

79

Transcript of 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

Page 1: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...
Page 2: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011 �

Volume 2, Nomor 1. ii

PENANGGUNG JAWAB

Ketua STMIK Denpasar

Ketua Dewan Redaksi Gde Iwan Setiawan.SE.,M.Kom

Anggota Dewan Redaksi/Penyunting I Ketut Gede Suhartana.S.Kom.,M.Kom

I Wayan Dika.SE.,M.Pd I Putu Putra Astawa.S.Kom.,M.Kom

Drs. I Nyoman Lana.,MM Ni Luh Gede Ambaradewi.STP Ida Ayu Febri Imawati.S.Kom

Penyunting Ahli

Drs. I Putu Bagus Wisnuwardhana.,M.Si (STIA Denpasar) Drs. Ida Bagus Upadana.MM (AKPAR Denpasar)

I Wayan Candra Winetra,S.Kom.M.Kom (POLTEK Negeri Bali)

ALAMAT REDAKSI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER DENPASAR

(STMIK DENPASAR) Jl. Tukad Balian no.15 Niti Mandala Renon Denpasar

Telp :((0361)249781. Fax : (061)238150 Email : [email protected]

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Merupakann media informasi serta tempat untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK) dibidang Manajemen dan Teknik Informatika

Redaksi mengundang para profesional dari dunia usaha, pendidikan dan peneliti untuk menulis mengenai

perkembangan ilmu dibidang Manajemen dan Teknik Informatika

Jurnal ini diterbitkan 2(dua) kali dalam 1 tahun April dan Oktober

Page 3: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011 �

Volume 2, Nomor 1. iii

DAFTAR ISI

Daftar Isi .......................................................................................................................................... ii

1. SISTEM APLIKASI E- LIBRARY TUGAS AKHIR DAN SKRIPSI PADA PERPUSTAKAAN STMIK DENPASAR ................................................................................................................ 1 Oleh: Gde Iwan Setiawan

2. SISTEM INFORMASI TOKO OBAT PADA GUARDIAN PHARMACY KUTA I DI KABUPATEN BADUNG ....................................................................................................... 10 Oleh: Ni Luh Gede Ambaradewi

3. DETEKSI ELLIPSE DAN LINGKARAN DENGAN METODE RANDOMIZED HOUGH TRANSFORM ......................................................................................................................... 18 Oleh: I Putu Putra Astawa

4. HUBUNGAN KINERJA DAN KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI

PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) ................................................................. 25 Oleh: I Made Ariana

5. SISTEM PAKAR MENERJEMAHKAN KALIMAT BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA INGGRIS ................................................................................................................. 32 Oleh: Ida Ayu Putu Febri Imawati

6. PROBLEMATIKA MENUJU DOSEN PROFESIONAL ........................................................ 43 Oleh: Edhy Sutanta

7. KENALI KERUSAKAN HARDWARE PADA MOBILE PHONE MENGGUNAKAN TEKNIK RULE-BASED KNOWLEDGE ................................................................................................ 52 Oleh: I Nyoman Bagus Suweta Nugraha

8. ANALISIS RANCANGAN BASIS DATA SISTEM INFORMASI KEUANGAN PT. PLN (PERSERO) AP GIANYAR ..................................................................................................... 58 Oleh: Ni Wayan Sumartini Saraswati

9. OLAP PENDUKUNG SISTEM KEAMANAN DATA WAREHOUSE ................................ 68 Oleh: Ignatius Suraya

Page 4: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 1

SISTEM APLIKASI E- LIBRARY TUGAS AKHIR DAN SKRIPSI PADA PERPUSTAKAAN STMIK DENPASAR

Gde Iwan Setiawan

STMIK DENPASAR, Jalan Tukad Balian 15, Renon Denpasar email:[email protected]

ABSTRAK

Digital Library (perpustakaan digital) disebut juga E-Library (perpustakaan elektronik), belakangan ini sudah mulai berperan di Indonesia. Walaupun E-Library dikenal dengan koleksi yang disimpan dalam format digital, namun konsep perpustakaan digital menggambarkan koleksi dan layanan perpustakaan secara fisik. Perpustakaan digital ini mempunyai keadaan yang sama dengan perpustakaan tradisional pada umumnya namun dengan bermacam-macam kasus dan koleksi yang kompleks dimana isinya harus dalam bentuk media elektronik.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi untuk menunjang pengembangan sistem yang akan dikembangkan berbasis web, metode pendekatan Prototyping aplikasi dibuat dengan PHP (Hypertext Preprocessor), untuk mengembangkan model logika sistem digambarkan dalam bentuk Data Flow Diagram(DFD)

Perpustakaan digital menjadi semakin terintegrasi karena umumnya dibangun untuk ketersediaan koleksi dan jasa untuk kebutuhan pemakai. Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat mencapai tujuan dapat meningkatkan pelayanan perpustakaan STMIK Denpasar. Kata kunci: e-library, perpustakaan elektronik. ABSTRACT

Digital Library is also called E-library (electronic library), lately has begun to play a role in Indonesia. Although the E-Library is known with a collection that is stored in digital format, but it illustrates the concept of digital library collections and library services physically. This digital library has the same situation with the traditional library in general but with a variety of complex cases and collections where the content to be in the form of electronic media.

In order to meet the information needs to support the development of system to be developed web-based, method of application prototyping approach was made with PHP (Hypertext Preprocessor), to develop a system logic model depicted in the form of Data Flow Diagrams (DFD)

Digital libraries become more integrated because it is generally built to the availability of collections and services to user needs. With the existence of system is expected to achieve the goal to improve library services STMIK Denpasar . Keywords: e-library, electronic library. 1. PENDAHULUAN Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi terutama didalam ruang lingkup teknologi dan informasi (IT) membuat dunia semakin terasa sempit. Dengan kehadiran teknologi, berbagai kegiatan dan aktivitas masyarakat menjadi lebih sederhana dan mudah. Banyak produk IT yang sangat berguna untuk memudahkan setiap pekerjaan masyarakat. Misalnya saja E-Commerce, hanya dengan duduk di depan komputer, seseorang dapat memesan barang yang diinginkan baik dari dalam negeri atau luar negeri bahkan tanpa perlu keluar rumah.

Tak dapat dipungkiri kehadiran teknologi informasi seolah memanjakan setiap orang yang selalu membutuhkan informasi. Dunia pendidikan pun terkena imbasnya. Misalnya sekarang ini telah ada teknologi E-Learning (Electronic Learning) yang sangat membantu

seseorang untuk belajar jarak jauh tanpa harus bertatap muka. Teknologi E-Book (Electronic Book) yang sangat membantu para pencari informasi mengenai sebuah buku tertentu. Bahkan yang sekarang sedang berkembang adalah teknologi E-Library (Electronic Library). Semuanya memiliki tujuan untuk mempermudah setiap orang mengakses informasi yang dibutuhkan.

Digital Library (perpustakaan digital) disebut juga E-Library (perpustakaan elektronik), belakangan ini sudah mulai berperan di Indonesia. Walaupun E-Library dikenal dengan koleksi yang disimpan dalam format digital, namun konsep perpustakaan digital menggambarkan koleksi dan layanan perpustakaan secara fisik. Perpustakaan digital ini mempunyai keadaan yang sama dengan perpustakaan tradisional pada umumnya namun dengan bermacam-macam kasus

Page 5: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 2

dan koleksi yang kompleks dimana isinya harus dalam bentuk media elektronik. Perpustakaan digital memerlukan perencanaan dan proses manajemen dari suatu organisasi. Teknologi digital dan proses digital adalah faktor penggerak revolusi khusus yang terjadi pada area teknologi informasi terutama dalam perpustakaan dan institut informasi lain. Dengan menggunakan sistem E-Library banyak penggunanya akan mendapatkan kemudahan dalam mengakses informasi dengan cepat.

Perpustakaan digital menjadi semakin terintegrasi karena umumnya dibangun untuk ketersediaan koleksi dan jasa untuk kebutuhan pemakai. Banyak juga yang akhirnya menjadi institusi yang tidak berorientasi pada keuntungan. Kita banyak belajar bahwa banyak pemakai sumber daya elektronik tidak peduli akan darimana datangnya suatu informasi, sepanjang memiliki kewenangan dan asli. Banyak pemakai mengacu pada kekayaan dan perkembangan badan informasi bukan sebagai koleksi dari usaha individu, tapi sebagai satu perpustakaan digital.

Perpustakaan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer Denpasar merupakan salah satu pusat informasi, bertujuan untuk memberikan layanan berupa bahan pustaka untuk keperluan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Khusus untuk mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun tugas akhir dan skripsi, perpustakaan menjadi sangat penting karena menyimpan contoh-contoh penyusunan tugas akhir dan skripsi dari mahasiswa sebelumnya. Akan tetapi, menurut penelitian penulis, perpustakaan STMIK Denpasar belum memiliki sistem berbasis web yang memadai. Sehingga untuk mendapatkan informasi mengenai judul-judul tugas akhir dan skripsi yang telah digunakan dan informasi mengenai judul tugas akhir dan skripsi sejenis yang ingin dikembangkan menjadi terhambat, baik dari segi waktu maupun biaya karena masih dilakukan manual mencari satu per satu.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mencoba membuat sebuah program aplikasi berbasis WEB yang diharapkan dapat mencapai tujuan untuk dapat meningkatkan pelayanan perpustakaan

. 2. LANDASAN TEORI 2.1. PENGERTIAN E-LIBRARY

The Digital Library Initiatives menggambarkan perpustakaan digital sebagai lingkungan yang bersama-sama memberi koleksi, pelayanan, dan manusia untuk menunjang kreasi, diseminasi, penggunaan, dan pelestarian data, informasi, dan pengetahuan.

William Saffady (Introduction to Automation for Librarians, 1999) mendefinisikan perpustakaan digital secara luas sebagai koleksi informasi yang dapat

diproses melalui komputer atau repositori untuk informasi-informasi semacam itu.

John Millard mendefinisikannya sebagai perpustakaan yang berbeda dari sistem penelusuran informasi karena memiliki lebih banyak jenis media, menyediakan pelayanan dan fungsi tambahan, termasuk tahap lain dalam siklus informasi, dari pembuatan hingga penggunaan. Perpustakaan digital bisa dianggap sebagai institusi informasi dalam bentuk baru atau sebagai perluasan dari pelayanan perpustakaan yang sudah ada.

Association of Research Libraries (ARL), 1995, (Purtini, 2005) mendefinisikan perpustakaan digital sebagai berikut:

1. Perpustakaan digital bukanlah kesatuan tunggal. 2. Perpustakaan digital memerlukan teknologi

untuk dapat menghubungkan ke berbagai sumberdaya.

3. Hubungan antara berbagai perpustakaan digital dan layanan informasi bagi pemakai bersifat transparan.

4. Akses universal terhadap perpustakaan digital dan layanan informasi merupakan suatu tujuan.

5. Koleksi-koleksi perpustakaan digital tidak terbatas pada wakil dokumen; koleksi meluas sampai artefak digital yang tidak dapat diwakili atau didistribusikan dalam format tercetak.

2.2 TEKNOLOGI INFORMASI DAN E-LIBRARY Kemajuan teknologi informasi yang begitu pesat

didukung teknologi komunikasi membawa konsekuensi dilakukakannya proes pengolahan data berbasis teknologi informasi sehingga secara efektif dan efiesien menghasilkan keluaran produk informasi yang beraneka ragam. Produk informasi itu dapat beraneka ragam, diantaranya E-Library, e-book, current information service yang semuanya masuk dalam kategori perpustakaan digital ( digital library) di mana penyebaran informasi yang paling banyak dilakukan via internet serta kemudahan - kemudahan produk lainnya dalam bentuk digital yang bisa didapatkan.(Gunawan, 2009)

Penerapan teknologi informasi di perpustakaan dapat difungsikan dalam berbagai bentuk, antara lain: 1. Penerapan teknologi informasi digunakan sebagai

Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan. Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan lain sebagainya. Fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustakaan.

2. Penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan

Page 6: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 3

informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Bentuk penerapan IT dalam perpustakaan ini sering dikenal dengan Perpustakaan Digital.

Beberapa keunggulan perpustakaan digital diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Long distance service, 2. Akses yang mudah, 3. Murah (cost efective), 4. Pemeliharaan koleksi secara digital, 5. Jawaban yang tuntas, 6. Jaringan global.

2.3 DOKUMEN DIGITAL PADA E-LIBRARY Dokumen yang ada dalam bentuk digital

memperoleh hak kekayaan lainnya yaitu format digital. Pemilihan format digital untuk sebuah dokumen memiliki tantangan potensial yang positif maupun negatif secara fungsi dan kegunaan. Isi, struktur dan format dapat dibicarakan secara bebas untuk memperbesar perluasan fungsinya. Dalam koleksi yang besar, penambahan ini merupakan dimensi dari suatu kemampuan. Sebagai contoh, dalam dunia perpustakaan digital, dokumen digambarkan tidak hanya sebagai item untuk pembacaan individual saja tetapi juga sebuah pengertian untuk interaksi dan kolaborasi kelompok. Dokumen tersebut dapat merupakan dokumen elektronik yang memiliki hak kekayaan bebas (misalnya dapat diedit, bernotasi dan mampu dilacak dengan detail-detail yang sangat luas. Dokumen tunggal dapat bersisi teks, gambar, video klip, peta, kamus dan catatan yang dipersiapkan oleh pengarang yang mengkontribusikan pekerjaannya.( Gunawan, 2009) Macam-macam dokumen digital dapat berupa: 1. E-Book (singkatan dari buku elektronik, juga

tertulis ebook) adalah media digital yang setara dengan buku yang tercetak secara konvensional. E-book biasanya dibaca di komputer pribadi, atau di didedikasikan untuk hardware device yang dikenal sebagai e-book readers atau e-book device. Banyak ponsel juga dapat digunakan untuk membaca E-book.

2. E-Skripsi dan tugas akhir adalah skripsi dan tugas akhir atau skripsi dan tugas akhir dalam bentuk digital. E-Skripsi dan tugas akhir merupakan bentuk lain dari skripsi dan tugas akhir atau skripsi dan tugas akhir yang pernah ditulis dan disusun oleh mahasiswa

2.4 KONSEP DASAR APLIKASI BERBASIS WEB 1. Web

Web merupakan kumpulan informasi pada server komputer yang terhubung satu sama lain dalam jaringan internet maupun intranet. Sedangkan aplikasi berbasis web (web based) secara prinsip menyerupai aplikasi

dalam komputer biasa. Yang membedakan adalah dalam aplikasi web based menggunakan tag-tag html sebagai dasar tampilan, sedangkan aplikasi program komputer menggunakan berbagai platform bahasa pemrograman. Aplikasi web terdiri dari beberapa golongan, diantaranya adalah (Anonimous, 2010): b. MySQL

MySQL adalah salah satu Relational Database Management System (RDBMS) yang mengelola, menyimpan dan menjaga konsistensi data yang ada padanya. MySQL merupakan produk database yang sifatnya gratis. MySQL banyak digunakan karena lebih cepat, dapat berjalan di berbagai platform dan mudah berinteraksi dengan aplikasi yang datang dari client seperti aplikasi VB, delphi, Perl dan lain-lain. Dewasa ini, MySQL banyak digunakan di internet untuk melayani permintaan dari browser melalui web server dan PHP. MySQL dan PHP saling terintegrasi. Maksudnya adalah pembuatan basis data dengan menggunakan sintak PHP. Sedangkan input yang dimasukkan melalui aplikasi Web yang menggunakan script server-side seperti PHP dapat langsung dimasukkan ke basis data MYSQL yang ada di server dan tentunya web tersebut berada di sebuah web server.

c. Personal Home Page (PHP)

Menurut Supriyanto (2005:362) PHP (Hypertext Preprocessor) adalah bahasa pemrograman script yang paling banyak dipakai saat ini. PHP banyak dipakai untuk memrogram situs web dinamis, walaupun tidak tertutup kemungkinan digunakan untuk pemakaian lain PHP pada awalnya dikembangkan oleh Rasmus Lerdorf untuk homepage pribadinya (Personal Home Page). Selanjutnya PHP banyak digunakan oleh programmer berlatar belakang C/C++ karena kemiripan syntak dan sifatnya yang open source yang membuat PHP gratis, bebas, mudah digunakan serta kemudahan koneksinya dengan basis data yang ada.

d. Web Server Apache

Web server adalah software server yang menjadi dasar world wide web (www) untuk berkomunikasi dengan client-nya (browser web). Web server mempunyai protokol sendiri, yaitu HTTP. Dengan protokol ini, komunikasi antara web server dengan client-nya dapat saling dimengerti dan mudah. (Anonimous, 2009)

3. PEMBAHASAN 3.1 Data Flow Diagram

Entitas yang terlibat dalam sistem ini terdiri dari Owner, Member, Pengunjung dan Admin. Adapun proses-proses yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 7: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 4

Gambar 1 Diagram Konteks E-Library

Gambar 1 menggambarkan alur sistem secara

keseluruhan. Dalam Diagram Konteks ini terlibat 3 (tiga) Entitas, yaitu Admin, Member dan Pengunjung. Entitas Admin berperan memasukkan data-data master yang dibutuhkan oleh sistem. Pengunjung adalah entitas yang dapat melakukan pencarian terhadap TA/Skripsi, sedangkan Member adalah entitas yang dapat melakukan download terhadap laporan TA/Skripsi.

Gambar 2 DFD Level 0 E-Library

Gambar 2 merupakan DFD level 0, yang berisi seluruh proses yang ada dalam sistem. Entitas yang terlibat ada 3 (tiga), yaitu Admin, Member dan Pengunjung. Proses yang terlibat antara lain: Proses Input Data, Proses Konfirmasi Member, Proses Edit Data dan Proses Searching/Download TA/Skripsi. Dalam DFD level 0 ini juga telah terlibat beberapa data store, diantaranya data store member, TA/Skripsi, admin, owner.

Gambar 3 DFD Level 1.0 Proses Login

Gambar 3 merupakan DFD level 1.0 yang

menggambarkan proses login yang ada dalam sistem. Entitas yang melakukan proses login adalah Admin dan Member. Admin melakukan proses login untuk otorisasi dalam menginput data-data master. Sedangkan member melakukan proses login, untuk otorisasi dalam download laporan TA/Skripsi. Untuk melakukan otorisasi, proses ini memerlukan data store masing-masing Admin dan Member.

Gambar 4 DFD Level 2.0 Proses Input Data

Page 8: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 5

Gambar 4 merupakan DFD level 2.0 yang

merupakan turunan dari proses input data yang ada pada DFD level 1.0. Proses input data yang melibatkan entitas admin, merupakan proses untuk input data-data master seperti, input data Admin, input data jenis TA/Skripsi, input data TA/Skripsi dan input data Owner. Sedangkan proses input data yang melibatkan entitas member adalah proses input data registrasi untuk menjadi member agar dapat men-download laporan TA/Skripsi.

Gambar 5 DFD Level 3.0 Proses Edit Data

Gambar 5 merupakan DFD level 5.0 yang merupakan turunan dari proses edit data yang ada pada DFD level 1.0. Proses edit data yang melibatkan entitas admin, merupakan proses untuk mengubah data-data master seperti, edit data Admin, edit data jenis TA/Skripsi, edit data TA/Skripsi dan edit data Owner. Sedangkan proses edit data yang melibatkan entitas member adalah proses mengubah data pribadi member itu sendiri.

Gambar 6 DFD Level 4.0 Proses Searching/Download

Gambar 6 merupakan DFD level 4.0 yang merupakan turunan dari proses searching/download yang ada pada DFD level 1.0. Dalam DFD level ini terlibat 2(dua) entitas yaitu pengunjung dan member. Proses ini merupakan proses pencarian data TA/Skripsi yang dapat dilakukan oleh Pengunjung maupun Member. Sedangkan proses download hanya dapat dilakukan oleh member. 3.2. ERD (Entity Relationship Diagram)

Gambar 7 ERD (Entity Relationship Diagram) 3.3. Struktur Tabel

Untuk mendukung agar web bersifat interaktif dan dinamis, maka dibutuhkan sebuah database yang dapat menyimpan data. Rancangan basis data yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sistem terdiri dari beberapa tabel. sebagai berikut:

Page 9: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 6

1. Tabel TA/Skripsi Table Name : TA/Skripsi Primary Key : ta_skripsi_id Foreign Key : owner_id, jenis_id, admin_id

Tabel 1 Tabel TA/Skripsi Nama Field Tipe

Data Ukuran Keterangan

ta_skripsi_id Integer 11 Id TA/skripsi (pk) owner_id Integer 11 Id Owner Judul Text - Judul TA/Skripsi Jenis_id Integer 11 Id jenis TA/Skripsi Filename Varchar 100 Lokasi file Abstraksi

Keyword Varchar 200 Kata kunci pencarian

pembimbing1 Varchar 100 Nama pembimbing 1

pembimbing2 Varchar 100 Nama pembimbing 2

admin_id Integer 11 Id admin Abstraksi Text - Abstraksi TA/Skripsi

Tahun Varchar 4 Tahun TA/Skripsi

2. Tabel Jenis TA/Skripsi Table Name : Jenis TA/Skripsi Primary Key : jenis_id

Tabel 2 Tabel Jenis TA/Skripsi Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

jenis_id Integer 11 Id jenis TA/skripsi (primary key)

nama_jenis Varchar 100 Penjelasan mengenai jenis TA/skripsi

3. Tabel Owner Table Name : Owner Primary Key : owner_id

Tabel 3 Tabel Owner Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

owner_id Integer 11 Id Owner(pkey) Nim Varchar 20 Nomor induk

mahasiswa

nama Varchar 100 Nama Owner jurusan Varchar 25 Jurusan Owner alamat Varchar 200 Alamat Owner Telp Varchar 20 Nomor telpon

Owner

4. Tabel Admin Table Name : Admin Primary Key : admin_id

Tabel 4 Tabel Admin Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

admin_id Integer 11 Id admin(PK) user_id Varchar 100 Nama login

admin

password Varchar 20 Password login Nama Varchar 100 Nama admin alamat Varchar 200 Alamat admin Telp Varchar 20 No telpon admin

5. Tabel Member Table Name : Member Primary Key : member_id

Tabel 5 Tabel Member Nama Field Tipe

Data Ukuran Keterangan

member_id Integer 11 Id member(PK) user_id Varchar 100 Nama pemakai password Varchar 200 Password Nim Varchar 20 Noinduk

mahasiswa Nama Varchar 100 Nama member alamat Varchar 200 Alamat member Telp Varchar 20 Nomor telpon

member Email Varchar 100 email member status_konfir Varchar 1 Status konfirmasi

member 6. Tabel Hits Table Name : Hits Primary Key : hit_id Foreign Key : member_id

Tabel 6 Tabel Hits Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

hit_id Integer 11 Id Tabel hit (PK) ta_skripsi_id Integer 11 Id TA/skripsi tgl_search Date/time - Tanggal searching tgl_download Date/time - Tanggal download member_id Integer 11 Id member Ip_addr Varchar 30 Alamat internet

protokol komputer yg mengakses web dan melakukan download

4. Rancangan Antar Muka

Rancangan antarmuka merupakan tahapan yang dilalui sebelum program dibuat. Rancangan ini, memberikan gambaran tentang antarmuka program yang akan diimplementasikan. Adapun beberapa

Page 10: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 7

rancangan antarmuka yang digunakan adalah sebagai berikut: 4.1 Halaman User Halaman User merupakan halaman yang diakses oleh user untuk mendapatkan informasi dan melakukan kegiatan untuk mendapatkan informasi dari situs ini. Halaman ini diantaranya mencakup halaman penyajian informasi TA/Skripsi, halaman pencarian TA/Skripsi, halaman untuk mengunduh TA/Skripsi serta halaman-halaman yang berkenaan dengan informasi kampus STMIK Denpasar. Pada gambar 8 dibawah ini merupakan halaman utama yang akan tampil untuk pertama kalinya ketika user menuju situs ini.

Gambar 8 Halaman Utama

Pada gambar 9 dibawah ini merupakan halaman pencarian TA/Skripsi sesuai dengan kriteria yang diinginkan user. Setelah memasukkan kriteria pencarian, maka akan muncul TA/Skripsi sesuai keinginan.

Gambar 9 Halaman Pencarian TA/Skripsi

Pada gambar 10 dibawah ini merupakan halaman yang berisi keterangan detail dari TA/Skripsi yang diinginkan untuk dilihat. Pada halaman ini juga terdapat link untuk melakukan download terhadap TA/Skripsi. Jika user belum melakukan login, maka proses download tidak akan dapat dilakukan.

Gambar 10 Halaman Detail TA/Skripsi

Pada gambar 11 dibawah ini merupakan

halaman login untuk member. Member mempunyai hak untuk mengunduh TA/Skripsi yang diinginkan. Setiap mahasiswa STMIK Denpasar, berhak menjadi member dengan mendaftarkan diri terlebih dahulu pada halaman Daftar Member pada gambar 11

Page 11: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 8

Gambar 11 Halaman Login member

Pada gambar 12 dibawah ini merupakan

halaman untuk user mendaftarkan diri menjadi member agar nantinya dapat mengunduh TA/Skripsi yang diinginkan.

Gambar 12 Halaman Daftar Member

4.2 Halaman Admin

Halaman admin adalah halaman yang digunakan oleh administrator untuk mengelola sistem, seperti menampilkan, merubah dan menghapus data TA/Skripsi, menampilkan, merubah dan menghapus data Owner, menampilkan, merubah dan menghapus data member dan menampilkan, merubah dan menghapus data jenis TA/Skripsi. Selain itu halaman ini menampilkan data konfirmasi member dan juga dapat merubah password admin yang diinginkan.

Gambar 13 Halaman Login Admin

Gambar 14 menampilkan data TA/Skripsi.

Halaman ini menampilkan daftar TA/Skripsi yang telah diinput oleh admin.

Gambar 14 Halaman Daftar Data TA/Skripsi

Gambar 15 dibawah ini merupakan halaman untuk mengubah data/informasi mengenai TA/Skripsi sesuai dengan pilihan yang diinginkan.

Gambar 15 Halaman Ubah TA/Skripsi

Jika link ubah dipilih (di-klik), maka akan muncul gambar 16 seperti dibawah ini, yaitu halaman untuk mengubah informasi mengenai TA/Skripsi sesuai dengan keinginan.

Gambar 16 Halaman Ubah Data Admin

Page 12: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 9

Jika link ubah dipilih (di-klik), maka akan muncul gambar 17 seperti dibawah ini, yaitu halaman untuk mengubah informasi mengenai admin sesuai dengan keinginan.

Gambar 17 Halaman Ubah Data Admin Setelah Klik

Link Ubah

Gambar 18 menampilkan data Owner (pemilik dari TA/Skripsi). Halaman ini menampilkan daftar Owner atau pemilik TA/Skripsi.

Gambar 18 Halaman Data Owner

Jika link ubah dipilih (di-klik), maka akan muncul gambar 19 seperti dibawah ini, yaitu halaman untuk mengubah informasi mengenai member sesuai dengan keinginan.

Gambar 19 Halaman Ubah Data Member Setelah Klik Link Ubah

5. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari

’’Sistem Aplikasi E-Library Tugas Akhir dan Skripsi pada Perpustakaan STMIK Denpasar’’ adalah sebagai berikut:

1. Sistem Aplikasi E-Library Tugas Akhir dan Skripsi pada Perpustakaan STMIK Denpasar mampu menampilkan seluruh abstraksi (ringkasan) tugas akhir dan skripsi secara online..

2. Sistem Aplikasi E-Library Tugas Akhir dan Skripsi pada Perpustakaan STMIK Denpasar mampu melakukan pencarian terhadap judul sebuah tugas akhir dan skripsi secara online.

3. Sistem aplikasi E-Library Tugas Akhir dan Skripsi pada Perpustakaan STMIK Denpasar memberikan fasilitas kepada seorang mahasiswa untuk dapat mengunduh seluruh laporan tugas akhir dan skripsi yang diinginkan secara online.

DAFTAR PUSTAKA Abdul Kadir. Pengenalan Sistem Informasi,

Yogyakarta: ANDI 2003. Anonimous, Alat Bantu Pemodelan Sistem,

http://www.ittelkom.ac.id/library, Download tanggal 30 Agustus 2010 pukul 18.58 wita

Anonimous, Web, http://id.wikipedia.org/web, Download tanggal 24 Juli 2010 pukul 14.20 wita

Ardhi M.,ST, Meizano, Metode Sequential Search, http://untaiankisah.web.id/wp-content/uploads. Download tanggal 17 Juni 2010 pukul 12.30 wita

Date, C.J Pengenalan Sistem Basis Data Terjemahan. Jakarta: PT. Indexs Group Media, 2004

Fatansyah, Basis Data, Yogyakarta: ANDI, 1999 Mahmudin, Perpustakaan Digital,

http://www.lib.itb.ac.id/perpustakaandigital, Download tanggal 25 Juli 2010 pukul 15.30 wita

Nurlina, Rina, et all, Aplikasi Database dengan PHP dan MySQL, http://www.docstoc.com, Download tanggal 30 Agustus 2010 pukul 18.45 wita

Page 13: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 10

SISTEM INFORMASI TOKO OBAT PADA GUARDIAN PHARMACY KUTA I DI KABUPATEN BADUNG

Ni Luh Gede Ambaradewi

STMIK DENPASAR, Jalan Tukad Balian 15, Renon Denpasar email:[email protected]

ABSTRAK

Toko Obat merupakan salah satu jenis usaha yang melakukan kegiatan jual beli obat-obatan baik itu berjenis supplement, obat bebas, obat bebas terbatas dan produk-produk lainya. Usaha ini sekarang bisa ditemukan di setiap tempat karena merupakan salah satu kebutuhan utama masyarakat. Guardian Pharmacy Kuta I merupakan salah satu contoh toko obat yang didirikan pada tanggal 11 April 2006 oleh Gede Eldy Kris, SE. MM. Toko ini berlokasi di Desa Kuta, Kabupaten Badung. Dalam menangani berbagai kegiatan jual beli, toko obat Guardian Pharmacy Kuta I masih menggunakan sistem yang manual, sehingga semua proses membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menyelesaikannya.

Sistem Informasi Toko Obat Pada Guardian Pharmacy Kuta I di Kabupaten Badung ini dibuat untuk kemudahan akan setiap kegiatan operasional pada Guardian Pharmacy, diperuntukkan bagi pemilik sampai dengan staff dari pada Guardian Pharmacy dengan tampilan yang sederhana dan penggunaan yang tergolong mudah sehingga simple dan efektif dalam penerapannya.

Sistem ini diharapkan akan menjadi media yang dapat menjadikan kegiatan operasional lebih efektif dan efisien sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Kata kunci: toko obat, sistem informasi.

1. Pendahuluan

Guardian Pharmacy merupakan salah satu usaha dagang yang bergerak dalam bidang penjualan obat-obatan yang berlokasi di Desa Kuta, Badung. Persediaan obat pada Guardian Pharmacy cukup banyak. Saat ini Guardian Pharmacy menyediakan sekitar delapan ratus sepuluh item obat. Setiap kegiatan operasional di sini masih dilakukan secara manual.

Kegiatan-kegiatan seperti pencatatan obat masuk dan obat keluar masih dilakukan menggunakan buku yang memungkinkan adanya kelalaian dalam pencatatan seperti kode obat maupun nama obat salah dicatat, harga salah dimasukkan, jumlah yang dicatat salah atau bahkan menunda melakukan pencatatan hingga lupa mencatat. Selain itu terdapat beberapa obat yang dicatat menggunakan kertas-kertas lampiran. Hal ini akan sangat menyulitkan apabila kertas-kertas lampiran tersebut hilang.

Disamping itu juga, pada saat terjadi pergantian shift karyawan, seorang karyawan harus memberikan memo pada karyawan berikutnya untuk memberitahu barang apa saja yang masuk dan keluar. Stok barang pun dilakukan menggunakan kartu stok yang terpisah. Hal inilah yang menyebabkan karyawan membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan stok obat. Hal-hal tersebut di atas yang menyebabkan penyajian informasi mengenai persediaan obat memerlukan waktu lama dan informasi yang dihasilkan pun sering tidak tepat dan tidak akurat. Kondisi tersebut berpengaruh pada pembelian obat. Obat yang jumlah

persediaanya sudah pada ambang batas stok belum dibeli hingga persediaan obat tersebut habis. Hal ini dapat mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap Guardian Pharmacy, ketika seorang konsumen membutuhkan obat tersebut tidak dapat dilayani karena obat yang dibutuhkannya telah habis.

Perkembangan teknologi informasi dewasa ini mempengaruhi setiap bidang kehidupan manusia. Hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang semakin hari semakin kompleks. Penggunaan teknologi informasi untuk memenuhi kebutuhan manusia akan memberikan manfaat yang besar. Salah satu perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat saat ini adalah sistem komputerisasi.

Sistem komputerisasi dapat diimplementasikan di berbagai bidang. Salah satu pemanfaatannya adalah untuk proses pencatatan persediaan obat. Komputerisasi persediaan obat akan meningkatkan keakuratan pencatatan persediaan obat-obatan, mengurangi kesalahan dan kelalaian pencatatan, serta mempercepat penyajian informasi stok obat. Hal ini akan mempengaruhi pelayanan kepada konsumen. Guardian Pharmacy terjaga safety stock-nya dan komsumen puas karena kebutuhannya terlayani dengan baik.

2. Metode Pengembangan Sistem Pendekatan metode yang digunakan dalam pengembangan Sistem Informasi Toko Obat pada Guardian Pharmacy Kuta I adalah pendekatan Sistem Development Life Cycle (SDLC).

Page 14: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 11

Tahapan pengembangan sistem dalam metode ini terdiri dari tujuh tahapan. Pengembangan Sistem Informasi Toko Obat pada Guardian Pharmacy Kuta I hanya dilakukan sampai pada tahap keenam yaitu uji coba dan pemeliharaan sistem sedangkan tahapan ketujuh yaitu implementasi dan evaluasi sistem tidak dilakukan mengingat hal ini membutuhkan biaya besar dan jangka waktu yang relatif lama. Langkah-langkah yang dilakukan untuk setiap tahapan pengembangan Sistem Informasi Toko Obat pada Guardian Pharmacy Kuta I antara lain: 3. Identifikasi Kebutuhan Informasi

Untuk memahami sistem yang sedang berjalan saat ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan informasi. Tahap awal untuk dapat mengidentifikasi kebutuhan informasi dilakukan dengan mengumpulkan data ataupun fakta yang ada pada sistem yang sedang berjalan.

Data tersebut antara lain adalah data primer dan data sekunder. Pengertian data menurut (J. Supranto 1997:6) adalah: Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya, data primer berupa sejarah singkat perusahaan, aktivitas perusahaan, struktur organisasi dan pembagian tugas. Data primer yang dimaksud disini adalah data yang didapat melalui hasil wawancara dan berdasarkan hasil observasi penulis.

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan fakta/data dari sistem yang berjalan saat ini antara lain:

Teknik Wawancara

Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan pendapat orang yang diwawancarai tentang bagaimana kondisi sistem yang ada saat ini, tujuan-tujuan pribadi dan organisasional/perusahaan serta prosedur-prosedur informal yang ada. Bagaimana kebijakan perusahaan tentang sumber daya manusia yang ada pada Guardian Pharmacy Kuta I.

4. Analisa Kebutuhan Sistem

Tahapan penentuan kebutuhan sistem adalah sebuah tahapan yang memerlukan kemampuan untuk mengkonseptualisasikan bagaimana data-data berpindah, proses-proses atau transformasi dan juga output yang dihasilkan dalam sistem. Perangkat atau alat yang digunakan untuk membantu dalam menentukan kebutuhan sistem adalah bagan Alir (Flowchart) digunakan untuk menggambarkan input,

proses dan output sistem dalam bentuk diagram terstruktur.

Kebutuhan sistem juga termasuk didalamnya adalah kebutuhan akan perangkat keras 5. Analisa dan Desain System a. Analisa Sistem

Sistem informasi toko obat pada Guardian Pharmacy Kuta I ditinjau dari sudut pandang proses. Dari pengamatan yang dilakukan terhadap Sistem informasi toko obat pada Guardian Pharmacy Kuta I diperoleh pandangan bahwa entitas yang terlibat dalam sistem adalah Pelanggan, Manajemen, Gudang, dan Bagian Pembayaran (Kasir),

Pengelola Toko akan memeriksa barang jika barang mendekati stok minimun maka dibuatkan Daftar Permintaan Barang sebanyak dua lembar dan diserahkan kepada bagian order barang. Kemudian bagian Order Barang akan membuatkan Surat Pembelian sebanyak dua lembar yang akan dikirim ke Suplier. Setelah mendapatkan Surat Pembelian maka Suplier akan mengirimkan barang dan membuatkan Faktur Pembelian. Barang tersebut akan diterima oleh Bagian Order barang beserta Faktur Pembelian. Kemudian Faktur Pembelian tersebut juga diserahkan ke Bagian Kasir. Kasir akan membuatkan bukti pembayaran dan menyerahkan kepada Pengelola Toko. b. Data Flow Diagram

Entitas yang terlibat dalam sistem ini terdiri dari admin dalam hal ini bertindak sebagai instalasi sistem, kasir, gudang, manajemen, karyawan, suplier, pelanggan. Adapun proses-proses yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut:

c. Entity Relationship Diagram (ERD) Model data dari database dalam sistem ini dapat digambarkan seperti gambar berikut.

Page 15: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 12

6. Implementasi Form Login

Form login merupakan form yang dibuat dengan pertimbangan keamanan agar tidak sembarang orang dapat menggunakan program ini. Program aplikasi ini hanya dapat digunakan oleh pemakai atau user yang sudah mendapatkan ijin.

Seperti terlihat pada gambar untuk mengotentikasi user pada form ini pemakai memasukan nama serta password yang telah dibuat terlebih dahulu.

Gambar Halaman Login

Halaman Menu Utama

Setiap user pada program ini memiliki hak akses yang berbeda-beda. Hak akses terhadap program ini tergantung dari peran user tersebut.. User dapat menjadi seorang admin, sebagai kasir, sebagai penerima barang. Jika pemakai atau user adalah seorang admin maka pemakai atau user bisa mengakses semua program ini, dan jika pemakai atau user adalah seorang Kasir maka hanya pada form pengeluaran yang bisa ditampilkan, begitu pula pemakai atau user sebagai bagian order hanya form pembelian barang yang bisa tampil. Berikut ini adalah tampilan menu utama:

Tampilan input data Menu Utama Admin

Tampilan Menu Utama Transaksi Admin

Tampilan Menu Utama Laporan Admin

Seorang Admin bisa mengakses semua tampilan

dari form ini antara lain: input data, transaksi dan melihat semua laporan.

Dan berikut ini adalah tampilan menu utama jika seorang pemakai adalah seorang kasir:

Tampilan Menu Utama Transaksi Kasir

Page 16: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 13

Tampilan Menu Utama Laporan Kasir

Seorang kasir hanya bisa melakukan transaksi

pegeluaran obat dan berhak melihat laporan stok akhir, histori barang dan laporan pengeluaran. Dan berikut ini adalah tampilan Menu Utama apabila pemakai adalah seorang penerima barang dalam hal ini bagian order:

Tampilan Menu Utama Transaksi bagian Order

Tampilan Menu Utama Laporan Bagian Order

Bagian gudang hanya bisa melakukan transaksi

pembelian obat dan berhak melihat laporan Stok Barang, Histori Barang dan Laporan Pembelian.

Halaman Input Data

Halaman ini merupakan input data antara lain input data obat, input data karyawan serta input data suplier.

1. Input Data Obat Gambat berikut merupakan form input data obat

yaitu semua obat yang ada di Toko di masukan:

Halaman Input Data Obat

Penambahan data obat dilakukan dengan

mengetik data yang diminta (tertera pada layar) pada kolom yang dimaksud. Jika data tersebut sudah disimpan pada database bisa dilakukan pencarian menggunakan button search dengan mengetikan kode obat. Setiap selesai melakukan proses input klik tombol update. Pada tampilan form diatas juga terdapat dua combobox, fungsi combobox apabila pemakai memasukan data maka secara otomatis data tersebut tertera dalam daftar combobox. Disamping itu terdapat satu dbgrid yang berfungi menampilkan data kode obat dan nama obat. 2. Input Data Suplier

Salah satu tugas Admin adalah menginput data Suplier seperti pada gambar di bawah ini:

Halaman Input Data Suplier

Sama halnya pada halaman input data pegawai, pada halaman input data suplier user akan diminta memasukan data suplier yang diminta pada kolom yang dimaksud. Halaman Transaksi

Ada dua proses transaksi yang dilakukan oleh sistem yakni transaksi pembelian obat dari suplier dan yang kedua Transaksi Pengeluaran Obat ke konsumen/pembeli.

Page 17: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 14

1. Transaksi Pembelian Obat Transaksi ini dilakukan oleh bagian gudang

pada saat terjadi pembelian barang dari suplier. Berikut ini adalah gambar halaman transaksi pembelian obat dari suplier:

Halaman Transaksi Pembelian Obat

Pada proses ini user akan diminta memasukan

semua kelengkapan data berdasarkan faktur dari suplier, tanggal transaksi secara otomatis diatur berdasarkan tanggal waktu terjadinya transaksi. Terdapat tiga combobox yaitu nama suplier, kode obat dan kemasan obat jadi pada saat menginput data user cukup mengklik sesuai dengan data dari suplier. Karena pada satu transaksi/faktur pembelian terdapat lebih dari satu jenis obat maka dibuatkan dbgrade yang menampilkan data obat apa saja yang dibeli. Apabila tanggal jatuh tempo sama persis dengan tanggal transaksi maka status pembelian tersebut kontan dan jika tanggal jatuh tempo tidak sama dengan tanggal transaksi maka status pembelian tersebut bersifat kredit. Setiap button pada halaman tampilan diatas mempunyai fungsi sesuai dengan tulisan yang tertera pada button masing-masing.

2. Transaksi Pengeluaran Obat

Transaksi ini dilakukan oleh bagian kasir pada saat melakukan proses pengeluaran obat dari gudang ke konsumen, tampilan dari halaman transaksi penjualan obat seperti pada gambar berikut:

Halaman Transaksi Pengeluaran

Sama halnya dengan transaksi pembelian obat,

hanya saja transaksi pengeluaran dilakukan berdasarkan no nota. Bila tombol add new/udate diklik maka no nota akan secara otomatis berubah secara berurutan. Tanggal transaksi akan secara otomatis berubah sesuai dengan tanggal waktu saat terjadinya transaksi.

Halaman Laporan Stok Akhir

Halaman laporan ini digunakan untuk melihat stok obat yang tersedia pada saat di Toko. Seperti terlihat pada gambar berikut:

Halaman Laporan Stok Akhir

Pada laporan stok obat bisa dilihat stok obat yang berada pada Apotek berdasarkan tanggal login. Apabila stok akhir lebih kecil sama dengan stok minim maka muncul keterangan barang segera diorder. Dan begitupun sebaliknya jika stok akhir lebih besar dari stok minim maka akan muncul keterangan stock obat masih cukup. User juga dapat melihat di suplier man obat tersebut dibeli.

Halaman Laporan Histori Obat

Laporan Histori obat berdasarkan Kode obat/ nama obat. Berikut ini merupakan gambar halaman pencarian laporan berdasarkan nama obat/kode obat

Page 18: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 15

Halaman Pencarian Laporan Histori Obat

Setelah menentukan kode atau nama obat maka akan muncul laporan seperti pada gambar berikut

Halaman Laporan Histori obat

Halaman Laporan Pembelian

Halaman Laporan Pembelian menyediakan laporan tentang semua proses pembelian obat- obatan. Ada tiga jenis laporan pembelian antara lain yaitu laporan pembelian berdasarkan No Faktur, laporan pembelian berdasarkan tanggal pembelian dan laporan pembelian berdasarkan bulan pembelian.

Berikut ini adalah gambar halaman dimana user akan menentukan jenis laporan pembelian yang akan ditampilkan.

Gambar Halaman Laporan Pembelian

Jika user memilih laporan berdasarkan Nomor Faktur maka akan tampil laporan sebagai berikut:

Halaman Laporan Pembelian berdasarkan No Faktur

Laporan Pembelian berdasarkan No Faktur akan menampilkan laporan tentang pembelian obat-obatan berdasarkan No Faktur. Sedangkan tanggal cetak secara otomatis berubah berdasarkan tanggal kapan laporan itu dibuka.

Jika user memilih Laporan berdasarkan tanggal pembelian akan tampil halaman laporan seperti pada gambar berikut:

Halaman Laporan Pembelian berdasarkan Tanggal

Pembelian Pada halaman Laporan pembelian per tanggal pembelian menampilkan berapa banyak jumlah obat yang dibeli berdasarkan tanggal transaksi.

Sedangkan tanggal cetak secara otomatis berdasarka tanggal kapan laporan itu dilihat. Dan jika user memilih Laporan pembelian berdasarkan bulan pembelian maka akan tampil halaman seperti berikut:

Page 19: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 16

Halaman Laporan Pembelian berdasarkan bulan

Laporan Pembelian berdasarkan bulan akan

menampilkan semua transaksi pembelian yang terjadi pada bulan yang dikehendaki, laporan pembelian perbulan hanya menampilkan kode obat, nama obat, jumlah obat yang masuk, nama supplier serta siapa yang melakukan transaksi pembelian. Tanggal cetak akan secara otomatis berubah sesuia dengan tanggal kapan laporan itu dilihat.

Halaman Laporan Pengeluaran

Sama dengan laporan pembelian, halaman laporan pengeluaran akan menampilkan semua proses pengeluaran obat-obatan dari Toko. Laporan pengeluran terdiri dari tiga macam antara lain: laporan pengeluaran berdasarkan no nota, laporan transaksi pengeluaran berdasarkan tanggal pengeluaran dan laporan pengeluaran berdasarkan bulan pengeluaran.

Sebelum mendapatkan laporan transaksi pengeluaran secara detail user diminta menentukan laporan pengeluaran sesuai dengan keinginan user laporan mana yang akan ditampilkan. Berikut ini adalah tampilan halaman pencarian laporan pengeluaran:

Halaman pencarian Laporan Transaksi Penjualan

Jika user akan memilih Laporan Transaksi Penjualan berdasarkan No Nota maka akan tampil Laporan Transaksi Penjulan seperti pada gambar berikut ini:

Halaman Laporan Pengeluaran berdasarkan No Nota

Laporan Transaksi Pengeluaran berdasarkan no

nota akan menampilkan semua transaksi yang terjadi dalam satu no nota transaksi antara lain: kode obat, nama obat, harga jual, jumlah jual, total penjualan serta siapa yang melakukan transaksi pengeluaran dalam hal ini sebagai kasir. Tanggal cetak secara otomatis akan sesuai dengan tanggal kapan laporan tersebut dilihat. Tampilan halaman laporan pengeluaran berdasarkan tanggal pengeluaran obat:

Halaman Laporan Pengeluaran berdasarkan tanggal

Pengeluaran

Laporan transaksi pengeluaran berdasarkan tanggal pengeluaran akan menampilkan semua transaksi pengeluran berdasarkan tanggal pengeluaran antara lain: kode obat, nama obat, harga jual, jumlah jual, total jual, no nota, total keseluruhan dari penjualan serta siapa yang melakukan transaksi pengeluaran dalam hal ini kasir.

Dan jika user ingin menampilkan Laporan Pengeluaran berdasarkan Bulan maka akan tampil halaman laporan seperti pada gambar berikut:

Page 20: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 17

Halaman Laporan Pengeluaran Sama seperti laporan transaksi penjualan pertanggal, laporan transaksi penjualan perbulan juga menampilkan semua transaksi penjualan berdasarkan bulan transaksi. Kesimpulan 1. Pembaruan sistem dari manual ke komputerisasi

memberi keuntungan baik dari segi waktu, keamanan, dan keakuran data sehingga data yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat, tepat dan akurat.

2. Pembaruan sistem juga dapat mengatasi masalah yamg selama ini dihadapi yaitu sering mengalami kekosongan obat.

3. Proses pencatatan data secara manual yang dilakukan berulang kali, dengan sistem komputerisasi dapat dilakukan sekali atau beberapa kali saja.

DAFTAR PUSTAKA Date, C.J. 2004. Pengenalan Sistem Basis Data.

Terjemahan. Jakarta: PT Indeks Group Media.

Kendall & Kendall. 2003. Buku Analis dan Perancangan Sistem.

Fatansyah. 2004. Buku teks Komputer Basis Data. Bandung: Informatika Bandung,http://penerbit-informatika.com/penulis-fathansyah-10.html. diakses tanggal 19 Juni 2010 pukul 11.42 wita.

Onong Uchana Effendy, 1993. Buku Dinamika Komunikasi, cet.3, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,) http://www.belbuk.com/hubungan-masyarakat-suatu-studi-komunikologis-p-8468.html diakses tanggal 2 Juni 2010 pukul 18.00 wita.

Firdausy, Irfani. Computer Practicum 3 (Database Aplication) Aplikasi Database dengan MS Accsess

Handoko T.H. 1997. Buku Manajemen Modern, (Jogjakarta,). http://ocw.unnes.ac.id/ocw/manajemen/manajemen-s1/pengantar-manajemen/sylabus/pengantar-manajemen diakses tanggal 5 Mei 2010 pukul 13.00 wita.

Hartono, Jogiyanto. 2003. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Page 21: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 18

DETEKSI ELLIPSE DAN LINGKARAN DENGAN METODE RANDOMIZED HOUGH TRANSFORM

I Putu Putra Astawa

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Denpasar email: [email protected]

ABSTRAK

Deteksi ellipse yang dilakukan oleh McLaughlin berhasil dengan baik, hal ini membantah pernyataan Xu bahwa metode Randomized Hough Transform (RHT) tidak dapat mendeteksi kurva. Dengan langkah-langkah yang ditunjukkan oleh Samuel, penulis juga berhasil mendeteksi ellipse dan lingkaran dengan hasil yang baik. Deteksi lingkaran yang dikembangkan oleh penulis ini, tidak menggunakan radius sebagai parameter melainkan masih memanfaatkan mayorAxis dan minorAxis yang digunakan untuk mendeteksi ellipse. Citra yang berisi lingkaran dan obyek lain, lingkarannya masih dapat dideteksi dengan baik. ABSTRACT

Ellipse detection is conducted by McLaughlin is working well, it denied the claims that the method of Xu randomized Hough transform (Rht) can not detect the curve. With the steps shown by Samuel, the author also managed to detect the ellipse and a circle with good results. Circle detection developed by this writer, do not use the radius as a parameter but still utilize mayorAxis and minorAxis used to detect the ellipse. The image contains a circle and other objects, the circle can still be detected properly.

1. Latar Belakang

Salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi bentuk yang spesifik adalah transformasi Hough. Transformasi hough diperkenalkan pada tahun 1962 oleh Rosenfeld. Transformasi hough terdiri dari tiga tahap: (i)Piksel dalam citra ditransformasikan ke dalam satu parameter kurva, (ii)Validasi kurva parameter dilakukan pada akumulator, dimana ditambahkan skor masing-masing.(iii) Diseleksi kurva dengan skor maksimum dari akumulator yang merepresentasikan suatu kurva dalam citra

Beberapa penelitian dilakukan seperti. (Duda dan Hart), memperkenalkan teknik polar parameterization untuk meningkatkan efisiensi dalam deteksi garis. Kimme, Ballard, dan Sklansky membuat deteksi kurva sirkular dengan menggunakan informasi gradien dari piksel. Terdapat beberapa kelemahan dari transformasi hough adalah kesalahan mendeteksi kurva yang khusus misal bernoise, Komputasi yang komplek untuk objek dengan beberapa parameter, Membutuhkan penyimpanan besar.

Oleh karena itu, diusulkan metode randomized hough transfrom untuk menyelesaikan permasalahan diatas.Langkah-langkah yang dilakukan seperti berikut: memilih n piksel secara random dari sebuah citra, menentukan kurva paremeter secara fit, piksel yang fit dimasukkan ke akumulator dan ditambahkan skor, diseleksi nilai maksimum dari sekumpulan piksel pada akumulator ,paramenter ini dijadikan representasi kurva pada suatu citra.

2. Randomized Hough Transform Hough transform

Transformasi hough diperkenalkan pada tahun 1962, hough transform telah diaplikasikan dan diteliti dengan sangat luas untuk mendeteksi kurva, bentuk dan gerakan dalam konteks pengolahan citra dan visi komputer.

Hough transform telah diperkenalkan kepada komunitas pengolahan citra oleh Rosenfeld. Kemudian Duda dan Hart, tidak hanya memperkenalkan teknik polar parameterization untuk meningkatkan efisiensi dalam deteksi garis, tetapi juga mendemonstrasikan bagaimana sebuah lingkaran bisa dideteksi. Kimme, Ballard, dan Sklansky membuat deteksi kurva sirkular lebih akurat secara signifikan dengan menggunakan informasi gradien dari piksel. Merlin dan Faber menunjukkan bagaimana hough transfrom bisa menggenderalisasi untuk mendeteksi kurva dengan ukuran, orientasi dan skala yang berbeda-beda. Sejak saat itu berbagai varian dan aplikasi yang menggunakan hough transfrom telah dipublikasikan dalam literatur.

Dasar dari Transformasi Hough sangat merepotkan dengan banyak kesulitan. Ukuran bin akumulator ditentukan oleh “windowing and sampling the parameter space in a heuristic way” [1]. Untuk mendeteksi kurva dalam sejumlah citra, ukuran window harus besar, dan untuk mendeteksi kurva dengan akurasi yang tinggi harus menggunakan parameter resolusi yang tinggi. Dua property ini membutuhkan akumulator yang besar dan waktu proses yang lama. Xu et al. [1] mengidentifikasi kemungkinan masalah yang mungkin

Page 22: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNA

Volume

Volume

terjadi jbenar, dia

1. Gagal 2. Sulit d3. Akuras4. Tempa5. Kecep Random

Kultanenyang mamenawarto-many (akumula(atas), convergin1 (bawahbeberapasamplingpenyimpaakumulatsemua pbesar dakomplekssecara simeningka

Gam

TransformHough Tn pixel dJika pixditambahSejumlahdipilih d

L MANAJA 2, Nomor 1

2, Nomor 1

ika akumulaantaranya ada mendeteksi k

dalam menemusi rendah at yang besar atan rendah

mized Hough TKemudian p

n memperkenaampu mengatrkan inovasi fdiverging dar

ator), seperti digantikan ng, seperti terh). Perubahana peningkatag di tempat pianan yang ketor Md, dan d

piksel dan meari batasan. sitas waktu dignifikan, tetaat secara tajam

mbar 1. KonveRandomiz

Untuk menmasi Hough,

Transform (RHdari citra dan xel cocok hkan ke akuh pixel set dpdari akumulat

AMEN DAN 1.

.

ator tidak dialah:

kurva spesifik ukan local ma

Transform ada tahun 1

alkan randomitasi kelemahafundamental, yri ruang citraterlihat pada

dengan pemrlihat pada ba

n fundamentalan, seperti iksel yang sedecil dan dinadeteksi adaptifengambil akuSebagai has

dan penyimpaapi juga akurm.

ersi dari Hougzed Hough Tr

ngurangi pe, Xu menguHT). RHT sec

menjadikanndengan tole

umulator denpilih kurva dtor dan param

TEKNOLO

idefinisikan

axima

989, Xu, Ojized hough traan yang ada yaitu; pemetaa

a ke ruang para bagian Gammetaan manyagian bawah Gl ini, memung

misalnya rdang di scan, mis di tempaf di dalam enuumulator yangsilnya, tidak anan yang berrasi deteksi m

gh Transform ransform

ermasalahan usulkan Randcara random mnya parametereransi makangan sebuah dengan score meternya dig

GI INFORM

dengan

ja, dan ansform dengan an one-rameter mbar 1 yto-one Gambar gkinkan random ukuran

at array umerasi g lebih

hanya rkurang menjadi

ke

dalam domized memilih r kurva. a akan

score. terbaik

gunakan

unhamekodamikumekespame

digpedibRoRHProha- 1

deRHdaRHditLeatasedstacoektidmaunAl

3.

MASI

ntuk merepresanya sedikit etode ini men

omputasi yangalam citra. Dairip dengan k

urva dirata-rataenggantikan ksulitan dalamace karena haerepresentasik

Xu mgunakan untursamaan dimberikannya paobert McLaugHT dan memobabilistic Ho

anya sedikit po15% ditransfor

McLaungan RHT vs

HT: “akurasi alam citra bebHT bahwa:temukan dalamebih dari itu Rau PHT yang dikit” [2]. Hatement Xu ntras terhada

ksperimen terhdak dapat dalakukan ini

ntuk ellipse. lgoritma rando

Deteksi Ellip Persam

sentasikan kusubset rando

ngurangi kebg dibutuhkanalam RHT jikkurva yang aa bersama dan

kurva dalam am menemukan

anya satu titikkan kurva.

menyatakana uk “kurva

mana kurva tearameter” termghlin [2] melmbandingkannough Transfororsi α dari pixrmasikan. ughling mens PHT dan H

lebih tinggibas noise deng

“lebih sedim keduanya n

RHT lebih cepsecara substa

Hasil-hasil inipada RHT.

ap Xu, McLahadap ellipses

ditemukan dedengan men

omized Hough

pses maan ellipse ad

O

urva dalam om dari pixeutuhan storag

n untuk mendka kurva dalamakan ditest pn kurva rata-r

akumulator. Inlocalmaxima

k dalam houg

bahwa RHTyang dinyat

ersebut non lmasuk diantalakukan perconya lagi denrm (PHT mirixel dalam citr

capai hasil HT. Dia menem

i daripada Hgan multiple ikit subyek noise-free danpat dari pada yansial butuh mi membantu . Bagaimanaaughlin melas, dimana Xuengan RHT. nurunkan pers

h Transform:

dalah:

Oktober 2011

19

citra. Karenael, n, dipiihge dan waktudeteksi kurvam akumulatorarameter darirata yang baruni mengurangia dalam houghgh space yang

T tidak bisaakan denganlinear dengan

aranya ellipseobaan dengan

ngan HT danip dengan HTra, dimana 2%

yang bagusmukan bahwa

HT dan PHTellipse”. Jugayang gagal

n noisy imageyang lain SHTmemory lebihmenferifikasi

apun, denganakukan semuau menyatakan

McLaughlinsamaan linear

1

9

a ,

u a r i u i h g

a n n . n n T %

s a , a l .

T h i n a n n r

Page 23: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNA

Volume

Volume

Bentuk E

Menentu1.

2.

3.

Gambar

Gam

Menentudan Scor

1.

L MANAJA 2, Nomor 1

2, Nomor 1

Untuk mendeyang dilakuka1. Menentu2. Menentu

minorAx

Ellipse

Gamba

kan koordinatMemilih tiga sebuah citra. Menentukan masing titik, gradient dargradient,konsMenghitung ttitik (x1, x2) pusat lingkara

r 3. Memilih t

mbar 4. Menghpasangan tit

kan parametee Mengecek

ini mereprese

AMEN DAN 1.

.

eteksi ellipse an:

ukan koordinatukan paraxis, Score)

ar 2. Bentuk e

t titik pusat lin titik secara r

persamaan gdimana kem

ri titik, y=mstanta. tangen dari pedan (x2, x3)

an

tiga titik seca

hitung tangen dtik (x1, x2) da

er ellipse, min

parameter, , jika ben

entasikan ellip

TEKNOLO

terdapat 2 l

t pusat ellipseameter (maj

llipse

ngkaran random x1,x2,

garis dari mamiringan garis

mx+b, m,b

erpotongan pauntuk menge

ra random x1,

dari perpotongan (x2, x3).

nor Axis, maj

dari pernar maka parpse

GI INFORM

langkah

e orAxis,

,x3 dari

asing – adalah adalah

asangan estimasi

,x2,x3

gan

jorAxis

rsamaan rameter

4.

Be

Me

G

MASI

2. Final, maJorA(p,q,r1sudut d

Deteksi Ling• Persam

jari-jar

• Untuk 2 langk1. M2. M

radentuk Lingkar

G

enentukan koo1. Memili

sebuah2. Menen

masinggradiengradien

3. Menghtitik (xpusat li

Gambar 6. Me

mengkonverAxis, minorA,r2,O), diman

dari radius maj

gkaran maan lingkaranri r adalah:

(x – a)2 + (ymendeteksi li

kah yang dilakenentukan kooenentukan padius) ran

Gambar 5. Ben

ordinat titik pih tiga titik se

h citra. ntukan persamg titik, dimannt dari titiknt,konstanta. hitung tangen x1, x2) dan (xingkaran

emilih tiga titi

O

rsi dari parAxis, Score )

a r adalah radajor.

n dengan pus

y – b)2 = r2 ingkaran umumkukan: ordinat pusatarameter (radi

ntuk lingkaran

usat lingkaranecara random

maan garis dna kemiringank, y=mx+b,

dari perpotonx2, x3) untuk

ik secara rand

Oktober 2011

20

rameter(x, yke parameter

dius, O adalah

sat A(a,b) dan

mnya terdapat

t lingkaran ius dan sudut

n m x1,x2,x3 dari

dari masing –n garis adalah

m,b adalah

ngan pasanganmengestimasi

dom x1,x2,x3

1

0

, r h

n

t

t

i

– h h

n i

Page 24: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNA

Volume

Volume

Gam

Menenturadius

1.

2.

dari ellipellipse lingkarannilai majdalam pmajorAxlangkah ellip mas 5. Hasil UProses ya1. Epoc

menddetek

2. Tiaplingk4.

3. Detedisam

4. Jika dalamlangk

citra, adayang dipr1. Citra

mengcitra

2. Citra(back

L MANAJA 2, Nomor 1

2, Nomor 1

mbar 7. Menghpasangan tit

kan paramet

Mengecek

ini mereperseFinal, mengmaJorAxis, m(p,q,r1,r2,O), sudut dari rad Pada dasarny

pse sehingga juga dapat

n, hanya sajaajorAxis dan penentuan pais dan mindeteksinya p

sih dapat digun

Uji Coba ang terjadi dalch (item udeteksi lingkaksi dengan me

p epoch memkaran, iterasi i

eksi parametemakan denganditemukan lin

m akumulatokah 3 Sebelum prog

a beberapa syaroses yaitu: a telah bebagganggu pros

a. a yang akan dkground hitam

AMEN DAN 1.

.

hitung tangen dtik (x1, x2) da

ter lingkaran,

parameter, , jika ben

entasikan lingkgkonversi daminorAxis, Scdimana r ada

dius major.

ya lingkarandengan meng

dilakukan a ada perbed

minorAxis aarameter titik

norAxis samaada ellipse. Snakan.

lam program: usaha yang aran) diulangenjalankan lan

mpunyai iteraini menjalank

er lingkaran dn majorAxis) ngkaran maka

or, jika tidak

gram deteksi arat yang haru

as dari noisses pendeteks

diproses harusm, lingkaran p

TEKNOLO

dari perpotongan (x2, x3).

, radius dan

dari pernar maka parkaran ari parametercore ) ke paralah radius, O

n merupakan ggunakan per

untuk menaan, pada lin

adalah sama. k pusat lina dengan laSehingga per

dilakukan g untuk menjangkah 2 asi yang menkan langkah 3

dihitung (min

a kemudian dk maka kemb

dijalankan terus dipenuhi ol

se-noise yansian lingkaran

s dalam formaputih).

GI INFORM

gan

n sudut

rsamaan rameter

r(x, y, rameter

O adalah

bagian rsamaan ndeteksi ngkaran

Proses ngkaran, angkah-rsamaan

untuk alankan

ndeteksi sampai

norAxis

diproses bali ke

rhadapa eh citra

ng bisa n didala

at biner

Uj

linnil

Pe(bi Uj

linlai10

MASI

ji coba 1: Pada p

ngkaran didallai 15 dan iter

Gambar 8. C

Gambar 9. C

endeteksian biru) berada tep

ji coba 2: Pada p

ngkaran didalain, menggunak0. Hasilnya sep

percobaan 1 iam citra, me

rasinya 10. Ha

Citra dengan 1

Citra pada gam

berhasil dilakpat diatas ling

percobaan 2 iam citra yang kan epoch denperti pada gam

O

ini dilakukan enggunakan easilnya seperti

1 lingkaran di

mbar 1 Setelah

kukan, lingkgkaran yang ad

ini dilakukan didalamnya t

ngan nilai 15 mbar 4.

Oktober 2011

21

pada sebuahepoch dengan gambar 2.

idalamnya

h dideteksi

karan deteksida pada citra.

pada sebuahterdapat objekdan iterasinya

1

1

h n

i

h k a

Page 25: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 22

Gambar 10. Citra dengan 1 lingkaran didalamnya dan

obyek lain yang bukan lingkaran

Gambar 11. Citra pada gambar 3 Setelah dideteksi

Pendeteksian berhasil dilakukan meskipun terdapat objek lain didalamnya, lingkaran deteksi (biru) berada tepat diatas lingkaran yang ada pada citra. Potongan source code yang digunakan

1. Source code untuk mendeteksi pusat lingkaran % Ambil 3 titik sehingga kita bisa mendapat gradien untuk mencari garis tangen [I, J] = ind2sub(esize, pointsIndex(1) ); point =[I, J]; [py, px] = find( (roipoly(e,point(2) + nc, point(1) + nr) & e) > 0 ); % Cari garis tangen [P,S] = polyfit(px, py,1); [I, J] = ind2sub( esize, pointsIndex(2)); point2 =[I, J];

[py2, px2] = find( (roipoly(e,point2(2) + nc, point2(1) + nr) & e) > 0 ); [P2,S2] = polyfit(px2, py2,1); [I, J] = ind2sub(esize, pointsIndex(3) ); point3 = [I,J]; [py3, px3] = find( (roipoly(e,point3(2) + nc, point3(1) + nr) & e) > 0 ); [P3,S3] = polyfit(px3, py3,1); % TANGENTs 1 and 2 % ambil line intercept dari tangent lines lines(1) = subs(lineeq, {m b}, {P(1) P(2)}); lines(2) = subs(lineeq, {m b}, {P2(1) P2(2)}); lineIntercept = solve(lines(1),lines(2)); % cari equation dari bisector midx = ((point(2) + point2(2)) * 0.5); midy = ((point(1) + point2(1)) * 0.5); bisectSlope = (midy - lineIntercept.y) / (midx - lineIntercept.x ) ; bisectB = lineIntercept.y - bisectSlope * lineIntercept.x; % TANGENTs 2 and 3 % ambil line intercept dari tangent lines lines2(1) = subs(lineeq, {m b}, {P2(1) P2(2)}); lines2(2) = subs(lineeq, {m b}, {P3(1) P3(2)}); lineIntercept2 = solve(lines2(1),lines2(2)); % cari equation dari bisector midx2 = ((point2(2) + point3(2)) * 0.5); midy2 = ((point2(1) + point3(1)) * 0.5); bisectSlope2 = (midy2 - lineIntercept2.y) / (midx2 - lineIntercept2.x ) ; bisectB2 = lineIntercept2.y - bisectSlope2 * lineIntercept2.x ; % Cari pusat lingkaran linesCent(1) = subs(lineeq, {m b}, {bisectSlope bisectB}); linesCent(2) = subs(lineeq, {m b}, {bisectSlope2 bisectB2}); lineInterceptCent = solve(linesCent(1),linesCent(2)); xCent = eval(lineInterceptCent.x); yCent = eval(lineInterceptCent.y);

2. Source code pemeriksaan lingkaran sebelum masuk akumulator if majorAxis > max(esize)|| minorAxis > max(esize) if debugOn

Page 26: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 23

disp('Major atau minor axis lebih besar dari ukuran citra') end continue; end score = 1; % default score is 1 if debugOn disp( 'Ellipse/Lingkaran mencapai check criteria' ) end % Cek jika ellips benar2 ada dalam citra % % circumference = pi * ( majorAxis + minorAxis ); % perkiraan nilai kelengkungan [Xn, Yn] = ellipsep(majorAxis,minorAxis,0, xCent, yCent, ... ceil(circumference)); ellipseMask = zeros(esize); rYn = round(Yn); rXn = round(Xn); % % if max(rYn) <= esize(1) && max(rXn) <= esize(2) ... && min(rYn) >= 0 && min(rXn) >= 0 Indn = sub2ind(esize,round(Yn),round(Xn)); else if debugOn disp('Ellipse/Lingkaran diluar citra: Yn or Xn terlalu besar atau terlalu kecil'); end continue; end

3. Source code ketika parameter lingkaran masuk kedalam akumulator % Jika akumulator punya elemen maka cek jika elemen itu sama % dengan ellipse/lingkaran yang baru if(size(accumulator,1) > 0 ) % % Hitung perbedaan antara ellipse tersebut dengan ellipse/imgkaran % yang ada dalam akumulator % distance = sqrt( (accumulator(:,2) - yCent ).^2 + ... (accumulator(:,1) - xCent ).^2 ); majorAxisDiff = abs(accumulator(:,3) - majorAxis);

minorAxisDiff = abs(accumulator(:,4) - minorAxis); % % cek kesamaan % similar = find( distance < distSimThresh & ... majorAxisDiff < majorAxisSimThresh & ... minorAxisDiff < minorAxisSimThresh ); if( ~isempty(similar) ) if debugOn disp( 'Ellipse/Lingkaran sama dengan yang ada dalam accumulator'); end % Hitung nilai baru dengan mengambil rata2 bobot oleh score saat itu dan nilai yang baru simSize = size(similar,2); accumTemp = (( accumulator(similar,1:4).* repmat(accumulator(similar, 5), [1,4 ]) + (repmat([ xCent yCent majorAxis minorAxis ].* score,[simSize, 1 ]) ) ) ./ (repmat(accumulator(similar, 5) + score,[1,4]))); % sisipkan score lama + score baru dan letakkan nilai ini % kedalam akumulator accumulator(similar,:) = [accumTemp ... (accumulator(similar,5) + score )]; else % Nilai ini tidak sama terhadap yang ada dalam akumulator % Jadi ditambahkan kedalamnya accumulator = ... [accumulator; xCent yCent majorAxis minorAxis score ]; end % if similar else % Disini adalah akumulator masih kosong, jadi ditambahkan saja nilai. accumulator = [ xCent yCent majorAxis minorAxis score ]; end % jika akumulator kosong

4. Source code menampilkan hasil di layar if size(bestEllipses,1) > 0 if showBest imshow(image) hold on bestEllipses = sortrows(bestEllipses,5);

Page 27: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 24

%iPlot = bestInd; iPlot = size(bestEllipses,1); bestCircumference = pi * ( bestEllipses(iPlot,3)+bestEllipses(iPlot,4)); ellipsep(bestEllipses(iPlot,3), bestEllipses(iPlot,4), 0, bestEllipses(iPlot,1), bestEllipses(iPlot,2), bestCircumference ); hold off end else disp( 'Tidak ada ellipse/lingkaran yang ditemukan.');

end 6. Kesimpulan

Pendeteksian lingkaran dan ellipse dengan metode Randomized Hough Transform berhasil dengan baik, akurasi yang tinggi, local maxima dapat ditemukan dengan baik, kecepatan tidak lagi rendah, storage yang dibutuhkan sedikit. Tapi memang sudah menjadi syarat bagi RHT bahwa citra tidak boleh ada noise yang mengganggu lingkaran / ellipse. Beberapa hal yang harus diperhatikan berhubungan dengan deteksi ini:

1. Kecepatan kinerja program ternyata lebih cepat ketika dijalankan pada matlab versi 7.0 pada pc dengan prosesor 1,6 Ghz dan ram 512 Ghz dari pada matlab versi 7.8 pada pc dengan processor 2.0 Ghz dan ram 1 Ghz.

2. Akurasi semakin tinggi ketika lingkaran / ellipse semakin ditengah citra, hal ini dikarenakan pada saat proses pendeteksian, letak dari titik perpotongan persamaan garis X1, X2, X3 masih didalam lingkaran / ellipse.

DAFTAR PUSTAKA [1] Lei XU, Erkki OJA, and Pekka Kultanena. A new

curve detection method: Randomized Hough Tranform (rht). Pattern Recognition Letters, (11):331-338, 1990.

[2] McLaughlin and Robert. Randomized Hough Transform: Improved ellipse detection with comparison. Technical Report JP98-01, 1998.

[3] Samuel Inverso, Ellipse Detection Using Randomized Hough Transform, 2002.

Page 28: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 25

HUBUNGAN KINERJA DAN KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

I Made Ariana

Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Bali Bukit Jimbaran, P.O.Box1064 Tuban Badung-Bali

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja aplikasi sistem informasi dan membuktikan secara empiris pengaruh kinerja aplikasi sistem informasi terhadap kepuasan pengguna informasi. Dalam penelitian ini digunakan analisis korelasi linear sederhana (simple correlation) dan korelasi linear berganda (multiple correlation), serta regresi linear sederhana (simple regression) dan regresi linear berganda (multiple regression). Analisis korelasi linear dilakukan untuk mengukur kekuatan hubungan linear antara satu atau beberapa variabel independen dengan variabel dependen. Sedangkan analisis regresi linear dilakukan untuk mengukur ketergantungan variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja teknis, operasional, dan ekonomis aplikasi sistem informasi BPR secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna informasi dengan Adjusted R Square = 24,4%. Ini berarti 24,4% variasi perubahan kepuasan pengguna dipengaruhi oleh variasi perubahan kinerja teknis, kinerja operasional, kinerja ekonomis secara bersama-sama. Secara parsial kinerja teknis aplikasi sistem informasi BPR berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna informasi dengan R Square = 14,8%, kinerja operasional aplikasi sistem informasi BPR berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna informasi dengan R Square = 14,4%, sedangkan kinerja ekonomis aplikasi sistem informasi BPR berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan pengguna informasi dengan R Square = 0,04%.

Kata kunci: kinerja aplikasi sistem informasi, kepuasan pengguna informasi, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ABSTRACT

The objective of this research is to get the information system performance and prove empirically the influence of the information system performance on the user’s satisfaction. This research applies simple correlation and multiple correlation, as well as simple regression and multiple regression. Linear correlation analysis was done to measure the strength of the linear correlation between one or some independent variables and dependent variable. While Linear Regression Analysis was done to measure the dependence of the dependent variable on one or some independent variables.

The research result shows that the technical, operational and economy performances of information system of Rural Bank (BPR) influences significantly on the user information satisfaction with Adjusted R Square = 24,4%. Its means that 24,4% varians of user information satisfaction is influenced by technical, operational and economy performances of information system. Partially, technical performances of information system influences significantly on the user information satisfaction with R Square = 14,8%, operational performances of information system influences significantly on the user information satisfaction with R Square = 14,4%, economy performances of information system influences notsignificantly on the user information satisfaction with R Square = 0,04%.

Keywords: information system performances, user information satisfaction and rural bank (BPR) I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mempunyai peranan penting dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini sesuai dengan undang-undang perbankan nomor 10 tahun 1998, ”Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

BPR sebagai lembaga keuangan tidak terlepas dari persaingan dengan lembaga keuangan yang lain, baik bank maupun non bank. Perkembangan BPR dalam kondisi persaingan yang ketat menyebabkan aktivitas operasional dan managerial BPR menjadi semakin kompleks. Volume transaksi semakin besar, kompleksitas pengolahan transaksi semakin tinggi, serta adanya tuntutan untuk menyediakan pelaporan keuangan dengan lebih cepat dan akurat, menyebabkan BPR menggunakan sistem informasi (information systems) berbasis komputer. Di samping itu, adanya

Page 29: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 26

perkembangan sistem informasi di bidang perbankan, serta perlunya pelayanan yang lebih cepat pada nasabah juga merupakan alasan BPR menggunakan sistem informasi (Information Systems) berbasis komputer.

Aplikasi sistem informasi yang digunakan BPR, berupa perangkat lunak paket aplikasi yang sudah jadi (packaged application software) dan perangkat lunak aplikasi pesanan (custom application software). Kinerja aplikasi sistem informasi seperti itu, belum tentu sesuai dengan harapan pengguna informasi, baik secara teknis, operasional, maupun ekonomis. Oleh karena itu, menurut Davis (2002: 261), kinerja aplikasi sistem informasi, baik yang baru maupun yang telah digunakan, perlu dievaluasi untuk menilai kemampuan teknis, operasional dan pendayagunaan aplikasi sistem informasi itu.

Aplikasi sistem informasi harus berorientasi pada pengguna. Pengguna informasi meliputi; manajer, non manajer, orang-orang dan organisasi-organisasi dalam lingkungan perusahaan (McLeod, 2004: 5). Tetapi yang merupakan kelompok pengguna utama informasi adalah manajemen operasional (Moekijat, 2002: 47). Aplikasi sistem informasi harus dapat memuaskan pengguna informasi, karena menurut Galleta dan Lederer (1989), kepuasan pengguna merupakan salah satu indikator keberhasilan pengembangan sistem informasi.

Berbagai penelitian tentang kepuasan pengguna informasi dilakukan oleh para ahli, seperti penelitian yang dilakukan oleh McKeen dan James (1994), tentang investigasi empat faktor kontingensi pada hubungan partisipasi pengguna dan kepuasan pengguna, Yeo, at al. (2002), tentang faktor yang mempengaruhi kepuasan, Bergersen (2004), tentang kepuasan pengguna dan isu yang mempengaruhinya, Lien Lee, Ling Hwang, dan Yang Hwang (2006), tentang suatu kerangka kerja terintegrasi untuk pengembangan berkelanjutan pada kepuasan pengguna sistem informasi.

Di Indonesia, penelitian tentang hubungan antara partisipasi dan kepuasan pengguna dalam pengembangan sistem informasi berbasis komputer pernah dilakukan oleh Suryaningrum (2003). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara partisipasi pengguna dan kepuasan pengguna informasi. Dalam penelitian tersebut, 15,9% variasi perubahan kepuasan pengguna dipengaruhi oleh variasi perubahan partisipasi pengguna. Hal ini berarti bahwa masih terdapat 84,1% lagi faktor lain yang diduga mempunyai pengaruh terhadap kepuasan pengguna informasi. Atas dasar itu, maka penelitian ini akan menguji faktor kinerja aplikasi sistem informasi sebagai salah satu faktor yang diduga berpengaruh terhadap kepuasan pengguna informasi pada BPR.

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Apakah kinerja teknis, operasional, dan ekonomis aplikasi sistem informasi BPR sudah memadai?; (2) Apakah ada hubungan antara kinerja teknis, operasional, dan ekonomis aplikasi sistem informasi BPR dan kepuasan pengguna informasi, baik secara bersama-sama maupun parsial?

I.2. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui kinerja teknis, operasional, dan

ekonomis aplikasi sistem informasi BPR. b. Untuk membuktikan secara empiris hubungan

kinerja teknis, operasional, dan ekonomis aplikasi sistem informasi BPR dan kepuasan pengguna informasi, baik secara bersama-sama maupun parsial.

I.3. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: a. Manfaat teoritis yaitu menambah perbendaharaan

penelitian tentang hubungan kinerja aplikasi sistem informasi dan kepuasan pengguna informasi, yang dapat digunakan sebagai referensi tambahan dalam melakukan penelitian lanjutan.

b. Manfaat praktis yaitu dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan berbagai kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan aplikasi sistem informasi dalam meningkatkan kepuasan pengguna informasi.

I.4. Tinjauan Teori

Menurut McLeod (2004: 327), “Sistem informasi perusahaan (enterprise information systems) adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang dapat melakukan semua tugas akuntansi standar bagi semua unit organisasi secara terintegrasi dan terkoordinasi”. Menurut Bodnar dan Hopwood (2004: 3-4), “Sistem informasi berbasis komputer adalah kumpulan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat”. Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis yang dikutip Jogiyanto (2005: 11), “Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi bersifat manajerial dan kegiatan strategis dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”. Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapatlah dikatakan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem berbasis komputer yang

Page 30: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 27

sengaja dirancang untuk mengumpulkan dan mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat untuk mendukung aktivitas operasional, manajerial dan strategis di dalam organisasi.

Kelayakan sistem informasi, baik yang baru maupun yang telah digunakan, perlu dievaluasi untuk menilai kemampuan teknis, operasional dan pendayagunaan sistem informasi itu (Davis, 2002: 275). Untuk sistem informasi yang sudah digunakan dievaluasi menurut tiga ukuran yaitu kinerja teknis, operasional, dan ekonomis (Hawryszkiewycs, 2001: 160). Kinerja teknis menyangkut penilaian tentang kemampuan hardware dan sistem operasi dalam mendukung sistem dan kemudahan teknologi tersebut dioperasikan.

Kinerja operasional menyangkut penilaian tentang kemampuan personil yang mengoperasikan sistem, kemampuan sistem menghasilkan informasi, dan kemampuan pengendalian sistem. Kinerja ekonomis menyangkut penilaian tentang kesesuaian biaya dengan anggaran, dan kemampuan memberikan manfaat bagi perusahaan (Hawryszkiewycs, 2001: 160-161). II. METODE PENELITIAN

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini merupakan penelitian deduktif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu dengan melakukan pengujian hipotesis (hypothesis testing) melalui validasi teori atau pengujian teori dalam keadaan tertentu. Dilihat dari permasalahan, penelitian ini merupakan penelitian korelasional (correlational research), karena masalah penelitian ini berupa hubungan korelasional antara beberapa variabel (Indriantoro dan Supomo, 2002: 23), yaitu variabel kinerja teknis, kinerja operasional, kinerja ekonomis aplikasi sistem informasi dan kepuasan pengguna.

Obyek dalam penelitian ini adalah kinerja teknis, kinerja operasional, kinerja ekonomis dan kepuasan pengguna informasi. Kinerja Teknis (KT) adalah menyangkut kemampuan perangkat keras dan sistem operasi untuk mendukung sistem informasi, kesederhanaan dan kemudahan dalam penggunaan sistem (user friendly). Kinerja teknis dinilai dengan 10 pertanyaan, 3 pertanyaan tentang kemampuan perangkat keras dan sistem operasi, serta 7 pertanyaan tentang kesederhanaan dan kemudahan penggunaan. Masing-masing pertanyaan dinilai pada skala 1 sampai 5. Kinerja Operasional (KO) adalah menyangkut kemampuan personil, kemampuan sistem menghasilkan informasi yang berkualitas, dan kemampuan pengendalian sistem. Kinerja operasional dinilai dengan 27 pertanyaan, 2 pertanyaan tentang kemampuan karyawan, 17 pertanyaan tentang kemampuan menghasilkan informasi berkualitas, dan 8 pertanyaan

tentang kemampuan pengendalian. Masing-masing pertanyaan dinilai pada skala 1 sampai 5. Kinerja Ekonomis (KE) adalah menyangkut kesesuaian biaya dengan anggaran, dan kemampuan memberikan manfaat bagi BPR. Kinerja ekonomis dinilai dengan 9 pertanyaan, 4 pertanyaan tentang biaya, 5 pertanyaan tentang manfaat. Masing-masing pertanyaan dinilai pada skala 1 sampai 5. Kepuasan Pengguna (KP) adalah menyangkut kepercayaan pengguna akan kemampuan aplikasi sistem informasi memuaskan keperluan informasi yang dibutuhkan. Kepuasan pengguna dinilai dengan 13 pertanyaan yang diadaptasi dari penelitian Baroudi dan Ollikowski (1988). Masing-masing pertanyaan dinilai pada skala 1 sampai dengan 5.

Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu menggunakan seluruh BPR di Kabupaten Badung yang telah menggunakan aplikasi sistem informasi berbasis komputer yang memenuhi syarat. Sampel ditentukan sebanyak 30 BPR, sesuai dengan jumlah sampel minimal dalam penelitian korelasional menurut Gay dan Diehl (1996, 140-141).

Dalam penelitian ini akan digunakan analisis korelasi linear sederhana (simple correlation) dan korelasi linear berganda (multiple correlation), serta regresi linear sederhana (simple regression) dan regresi linear berganda (multiple regression). Analisis korelasi linear dilakukan untuk mengukur kekuatan hubungan linear antara satu atau beberapa variabel independen dengan variabel dependen. Sedangkan analisis regresi linear dilakukan untuk mengukur ketergantungan variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independen (Kuncoro, 2004: 76-78). Pada SPSS versi 12 analisis korelasi dan regresi ditempatkan pada menu tersendiri, walaupun dalam analisis regresi, besaran korelasi tetap dimunculkan. III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan statistik deskriptif dari variabel penelitian pada tabel 1 dapat diketahui bahwa rata-rata penilaian tentang kinerja teknis aplikasi sistem informasi adalah 4,00 dengan deviasi standar adalah 0,28; rata-rata penilaian tentang kinerja operasional aplikasi sistem informasi adalah 4,00 dengan deviasi standar adalah 0,20; rata-rata penilaian tentang kinerja ekonomis aplikasi sistem informasi adalah 4,14 dengan deviasi standar adalah 0,31; rata-rata penilaian tentang kepuasan pengguna aplikasi sistem informasi adalah 4,01 dengan deviasi standar adalah 0,16.

Page 31: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 28

Tabel 1: Statistik Deskriptif Variabel Variabel Rata-

rata Standar Deviasi

Kinerja teknis aplikasi sistem informasi

4,00 0,28

Kinerja operasional aplikasi sistem informasi

4,00 0,20

Kinerja ekonomis aplikasi sistem informasi

4,14 0,31

Kepuasan pengguna aplikasi sistem informasi

4,01 0,16

Penelitian ini menggunakan data primer yang

diperoleh dengan kuisioner dengan jawaban menggunakan skala Likert. Variabel-variabel tersebut adalah kinerja teknis, kinerja operasional, kinerja ekonomis, dan kepuasan pengguna informasi. Sebelum data dianalisis, dilakukan pengujian atas reliabilitas dan validitas pengukurannya.

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Cronbach’s Alpha dengan batas minimum 0,60. Hasil uji reliabilitas untuk data kinerja teknis, kinerja operasional, kinerja ekonomis, dan kepuasan pengguna informasi. ditunjukkan pada tabel 2. Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai-nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60, ini berarti bahwa pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliable.

Tabel 2: Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel Jumlah item Cronbach’s Alpha

Kinerja teknis Kinerja operasional Kinerja ekonomis Kepuasan pengguna

10 27 9 13

0,640 0,820 0,728 0,798

Pengujian validitas pengukuran dilakukan

berdasarkan hasil korelasi antara skor jawaban item tiap data dengan skor rata-rata data. Item tersebut dikatakan valid bila hasil korelasi antara skor jawaban item tiap data dengan skor rata-rata data lebih dari 0,300. Kinerja teknis aplikasi sistem informasi memiliki korelasi lebih dari 0,300 yakni antara 0,340 sampai 0,661 sehingga semua data item dalam pengukuran valid dan dapat digunakan. Kinerja operasional sistem informasi memiliki korelasi lebih dari 0,300 yakni antara 0,329 sampai 0,645 sehingga semua data item dalam pengukuran valid dan dapat digunakan. Kinerja ekonomis aplikasi sistem informasi memiliki korelasi lebih dari 0,300 yakni antara 0,331 sampai 0,674 sehingga semua data item dalam pengukuran valid dan dapat digunakan. Kepuasan pengguna aplikasi sistem informasi memiliki korelasi lebih dari 0,300 yakni

antara 0,304 sampai 0,619 sehingga semua data item dalam pengukuran valid dan dapat digunakan.

Sebelum dilakukan analisis regresi, maka dilakukan uji asumsi klasik.Pengujian normalitas data sampel dilakukan dengan pengujian Kolmogorov–Smirnov Goodness of Fit Test dan Shapiro Wilk terhadap masing-masing variabel. Jika probabilitas > 0,05 (α=5%) maka data berdistribusi normal. Sebaliknya, jika probabilitas < 0,05 (α=5%) maka data tidak berdistribusi normal. Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa probabilitas untuk Kolmogorov–Smirnov berkisar antara 0,134 sampai 0,200 dan probabilitas untuk Shapiro Wilk berkisar antara 0,329 sampai 0,895. Ini berarti bahwa data berdistribusi normal.

Tabel 3: Hasil Uji Normalitas

Variabel Kolmogorov–Smirnov

Shapiro Wilk

Kinerja Teknis Kinerja Operasional Kinerja Ekonomis Kepuasan Pengguna

0,134 0,200 0,200 0,141

0,329 0,735 0,895 0,381

Uji heteroskedastisitas dilakukan berdasarkan

scatterplot yang menggambarkan hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentzized delete residua-nya. Dalam penelitian ini tidak terjadi heterokedastisitas pada model-model regresi berganda dalam penelitian ini karena data terpencar di sekitar angka nol dan tidak membentuk suatu pola atau trend garis tertentu.

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa korelasi (korelasi Pearson) antara dua variabel bebas tidak melebihi 0,8. Korelasi antar variabel bebas berkisar antara 0,167 sampai 0,347. Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak memiliki masalah multikolinearitas.

Tabel 4: Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Koefisien Korelasi

Kinerja Teknis-Kinerja Operasional Kinerja Teknis-Kinerja Ekonomis Kinerja Operasional-Kinerja Ekonomis

0,215

0,167 0,347

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa r

(KT,KO, KE dan KP) sebesar 0,568, ini berarti bahwa terdapat hubungan positif yang cukup kuat antara kinerja teknis, operasional dan kinerja ekonomis dan kepuasan pengguna. Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa Adjusted R Square = 24,4%, ini berarti kepuasan pengguna sistem informasi dipengaruhi 24,4% oleh

Page 32: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 29

kinerja teknis, kinerja operasional, kinerja ekonomis secara bersama-sama. Atau dengan kata lain 24,4% variasi perubahan kepuasan pengguna dipengaruhi oleh variasi perubahan kinerja teknis, kinerja operasional, kinerja ekonomis secara bersama-sama dan 75,6% variasi perubahan kepuasan pengguna dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa tingkat signifikansi sebesar 0,016 lebih kecil dari 0,05. Ini berarti bahwa hipotesis nol ditolak, maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara statistik kinerja teknis, operasional, dan ekonomis aplikasi sistem informasi BPR secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna informasi. Kinerja aplikasi sistem informasi berpengaruh relatif kecil terhadap kepuasan pengguna informasi, kemungkinan karena kurangnya partisipasi pengguna dalam pengembangan aplikasi sistem informasi dan kurangnya pelayanan bagian sistem informasi. Aplikasi sistem informasi yang digunakan di BPR tidak dikembangkan sendiri, melainkan dibeli dari suatu vendor dan dimodifikasi sesuai kondisi BPR. Hal ini menyebabkan pengguna informasi tidak bisa berpartisipasi banyak dalam pengembangan aplikasi sistem informasi. Di samping itu, 93,33% BPR di Kabupaten Badung tidak mempunyai departemen sistem informasi. Tanggung jawab pengelolaan sistem informasi dilimpahkan ke bagian tertentu, sehingga kemampuan bagian sistem informasi memberikan pelayanan pada pengguna kurang optimal.

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa r (KT dan KP) sebesar 0,385, ini berarti bahwa terdapat hubungan positif yang lemah antara kinerja teknis dan kepuasan pengguna. R Square = 14,8% berarti kepuasan pengguna sistem informasi dipengaruhi 14,8% oleh kinerja teknis aplikasi sistem informasi. Atau dengan kata lain 14,8% variasi perubahan kepuasan pengguna dipengaruhi oleh variasi perubahan kinerja teknis aplikasi sistem informasi. Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa tingkat signifikansi sebesar 0,043 lebih kecil dari 0,05. Ini berarti bahwa hipotesis nol ditolak, maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara statistik kinerja teknis aplikasi sistem informasi BPR berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna informasi. Kemampuan hardware dan sistem operasi yang memadai akan dapat mempercepat proses pengolahan data, meningkatkan keakuratan perhitungan, ketepatan serta kelengkapan output yang diperlukan oleh pengguna (O’Brien, 2004: 11). Kemudahan dalam pengoperasian mempunyai kontribusi pada peningkatan kepuasan pengguna. Kemudahan dalam pengoperasian menyebabkan kemudahan dalam pemahaman aplikasi sistem informasi sehingga pengguna bisa menggunakan aplikasi sistem informasi secara efektif. Kinerja teknis aplikasi sistem informasi berpengaruh relatif kecil

terhadap kepuasan pengguna informasi, kemungkinan karena pengguna informasi yang tidak berinteraksi langsung dengan aplikasi sistem informasi lebih memandang manfaat aplikasi sistem informasi secara nyata tidak pada aspek teknis.

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa r (KO dan KP) sebesar 0,380, ini berarti bahwa terdapat hubungan positif yang lemah antara kinerja operasional dan kepuasan pengguna. R Square = 0,144 berarti kepuasan pengguna sistem informasi dipengaruhi 14,4% oleh kinerja operasional aplikasi sistem informasi. Atau dengan kata lain 14,4% variasi perubahan kepuasan pengguna dipengaruhi oleh variasi perubahan kinerja operasional aplikasi sistem informasi. Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa tingkat signifikansi sebesar 0,046 lebih kecil dari 0,05. Ini berarti bahwa hipotesis nol ditolak, maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara statistik kinerja operasional aplikasi sistem informasi BPR berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna informasi. Peningkatan kemampuan personil dalam mengoperasikan sistem dapat dilakukan dengan pelatihan. Pelatihan merupakan hal penting untuk memberikan gambaran secara umum tentang aplikasi sistem informasi, mendekatkan pengguna dengan penggunaan aplikasi sistem informasi sehingga kemampuan pengguna akan meningkat. Kemampuan personil yang memadai akan memudahkan dalam pemahaman aplikasi sistem informasi serta dapat menumbuhkan perilaku yang kooperatif dalam implementasi aplikasi sistem informasi (Jogiyanto 2005: 98). Manajer memerlukan informasi dalam kuantitas dan kualitas yang cukup, akan tetapi manajer akan lebih menyukai peningkatan dalam kualitas daripada kuantitas informasi. Informasi yang berkualitas dapat meningkatkan kegunaan aplikasi sistem informasi dalam mendukung pengguna internal dalam mengambil keputusan (Moekijat, 2002: 31). Kemampuan sistem menghasilkan informasi yang berkualitas (reliabel, relevan, akurat, tepat waktu, dan lengkap) bagi pengguna akan meningkatkan kepuasan pengguna informasi. Kemampuan pengendalian sistem akan meningkatkan kepuasan pengguna informasi dengan meningkatkan reliabilitas, keakuratan, dan ketepatan informasi yang dihasilkan.

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa r (KE dan KP) sebesar 0,02, ini berarti bahwa terdapat hubungan positif yang lemah antara kinerja ekonomis dan kepuasan pengguna. R Square = 0,0004 berarti r2 0,04%. Ini berarti kepuasan pengguna sistem informasi dipengaruhi 0,04% oleh kinerja ekonomis aplikasi sistem informasi. Atau dengan kata lain 0,04% variasi perubahan kepuasan pengguna dipengaruhi oleh variasi perubahan kinerja ekonomis aplikasi sistem informasi. Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa tingkat

Page 33: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 30

signifikansi sebesar 0,919 lebih besar dari 0,05. Ini berarti bahwa hipotesis nol diterima, maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja ekonomis aplikasi sistem informasi BPR berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan pengguna informasi. Kinerja ekonomis menyangkut biaya dan manfaat yang pengaruhnya terhadap kepuasan bisa berlawanan. Pengaruh kinerja ekonomis akan tergantung pada trade off antara biaya dan manfaat aplikasi sistem informasi. Biaya bukan satu-satunya pertimbangan, tetapi biaya merupakan pertimbangan yang sangat penting dalam implementasi aplikasi sistem informasi. Biaya berpengaruh negatif terhadap kepuasan pengguna informasi (Moekijat, 2002: 27). Untuk mendapatkan informasi yang berkualitas sering diperlukan biaya yang lebih tinggi. Biaya aplikasi sistem informasi yang kurang atau tidak mencukupi akan berdampak pada kurangnya jumlah dan kualitas informasi yang dihasilkan aplikasi sistem informasi sehingga kepuasan pengguna informasi juga berkurang. Manfaat aplikasi sistem informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna. Kemampuan aplikasi sistem informasi dalam memberikan manfaat bagi perusahaan akan dapat meningkatkan kepuasan pengguna informasi. Pengaruh positif ini akan melemah karena sebagian manfaat aplikasi sistem informasi bersifat intangible sementara pengguna lebih memperhatikan manfaat yang bersifat tangible.

Tabel 5: Koefisien r, R2, dan Adjusted R2

Hipotesis

Keterangan r R2 Adjusted R2

H1 KT,KO, KE dan KP

0,568 0,322 0,244

H2 KT dan KP 0,385 0,148 H3 KO dan KP 0,380 0,144 H4 KE dan KP 0,020 0,0004

Tabel 6: Hasil Pengujian Hipotesis Nol /H0 (α=5%) Hipotesis Probabilitas Kesimpulan H0

H1 0,016 H0 ditolak H2 0,043 H0 ditolak H3 0,046 H0 ditolak H4 0,919 H0 diterima

IV. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut: a. Kinerja teknis, operasional, dan ekonomis aplikasi

sistem informasi BPR cukup mememadai. Rata-rata penilaian tentang kinerja teknis, operasional dan ekonomis aplikasi sistem informasi adalah di atas

4,00. b. Kinerja teknis, operasional, dan ekonomis aplikasi

sistem informasi BPR berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna informasi dengan Adjusted R Square = 24,4%. Ini berarti 24,4% variasi perubahan kepuasan pengguna dipengaruhi oleh variasi perubahan kinerja teknis, kinerja operasional, kinerja ekonomis aplikasi sistem informasi. Kinerja teknis aplikasi sistem informasi BPR berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna informasi dengan R Square = 14,8%. Ini berarti 14,8% variasi perubahan kepuasan pengguna dipengaruhi oleh variasi perubahan kinerja teknis aplikasi sistem informasi. Kinerja operasional aplikasi sistem informasi BPR berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna informasi dengan R Square = 14,4%. Ini berarti 14,4% variasi perubahan kepuasan pengguna dipengaruhi oleh variasi perubahan kinerja operasional aplikasi sistem informasi. Kinerja ekonomis aplikasi sistem informasi BPR berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan pengguna informasi dengan R Square = 0,04%. Ini berarti hanya 0,04% variasi perubahan kepuasan pengguna dipengaruhi oleh variasi perubahan kinerja ekonomis aplikasi sistem informasi.

Penelitian ini mempunyai keterbatasan yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan penelitian lanjutan yaitu: a. Jumlah sampel dalam penelitian hanya 30 BPR.

Jumlah sampel ini merupakan jumlah sampel minimal yang disyaratkan dalam penelitian korelasional.

b. Pengguna informasi dalam penelitian ini hanya menggunakan pengguna informasi internal BPR padahal pengguna informasi juga bisa dari pihak eksternal BPR.

Berdasarkan simpulan dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: a. Pimpinan BPR hendaknya melakukan evaluasi

secara periodik terhadap kinerja teknis, kinerja operasional, dan kinerja ekonomis aplikasi sistem informasi yang digunakan agar kinerja aplikasi sistem informasi sesuai dengan perkembangan BPR. Penggunaan sistem informasi dengan kinerja yang tinggi merupakan salah satu cara menghadapi persaingan, karena kinerja aplikasi sistem informasi yang baik dapat meningkatkan kepuasan pengguna.

b. Peneliti selanjutnya disarankan supaya memperluas cakupan wilayah penelitian supaya jumlah sampel dapat ditingkatkan sehingga reliabilitas dan validitas penelitian dapat ditingkatkan, dan memasukkan pengguna informasi eksternal di samping pengguna informasi internal BPR sehingga

Page 34: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 31

lebih mencerminkan pengguna informasi yang sesungguhnya.

DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia. 2005. Statistik Ekonomi-Keuangan

Daerah Bali 5 (Desember). Denpasar: Bank Indonesia Denpasar.

Bordnar, George H., Hopwood William S., 2004. Accounting Information Systems. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Davis, Gordon B., 2002. Sistem Informasi Manajemen. Alih bahasa oleh Widyahartono, Bob. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.

Gay, L. R., dan Diehl, P. L, 1996. Research Methods for Business and Management. Singapore: Simon&Schuster (Asia) Pte Ltd.

Hawryszkiewycz, Igor, 2001. System Analisis & Design. 6th. New Jersey: Prentice- Hall, Inc.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Ed 1. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Jogiyanto HM., 2002. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Laudon, K.C. Kenneth, Jane P. Laudon., 2006. Management Information Systems, New Jersey: Prentice- Hall, Inc.

Lien Lee Y, S. Ling Hwang, E.M Yang Hwang, An integrated Framework for Continuous Improvement on User Satisfaction of Information Systems. Industrial Management & Data Systems. Vol. 106. 2006. pp. 581-598

McLeod, Raymond, George Schell, Alih bahasa oleh Teguh, Hendra, 2004. Sistem Informasi Manajemen, Jakarta: PT Indeks.

McKeen dan James. 1994. The Relationship Between User Partisipation and User Satisfaction: An Investigation of Four Contigency Factors. MIS Quarterly.

Moekijat, 2002. Pengantar Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

O’Brien James A., 2004. Management Information System. Sixth Edition. New York: Mc.Graw– Hill

Post, Gerald V., David L. Anderson, 2004. Management Information Systems. New York: Mc.Graw– Hill

Santoso, Singgih. 2001. Pengolahan Data dengan SPSS 12. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Suyatno, Thomas, Djuhaepah T. Marala, dkk. 1991. Kelembagaan Perbankan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Page 35: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 32

SISTEM PAKAR MENERJEMAHKAN KALIMAT BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA INGGRIS

Ida Ayu Putu Febri Imawati

STMIK DENPASAR, Jalan Tukad Balian 15, Renon-Denpasar

ABSTRAK Kemampuan berbahasa inggris merupakan tuntutan untuk dikuasai dewasa ini baik dalam kalangan

pendidikan maupun dunia industri. Barometer kemampuan berbahasa inggris di ukur dari sebuah test yaitu TOEFL, yang menekankan kepada penguasaan tata bahasa inggris yang salah satunya adalah penguasaan di bidang tenses. Sehingga untuk menguasainya dibutuhkan keahlian seorang pakar untuk memberikan pembelajaran bagi kita.

Dalam penulisan ini penulis merancang dan membangun sebuah sistem pakar yang menghadirkan solusi dalam menerjemahkan sebuah kalimat bahasa indonesia dengan pola kalimat Subjek-Predikat-Objek-Keterangan kedalam bahasa inggris, selain itu informasi yang penting adalah tentang tenses yang di gunakan dalam penerjemahan tersebut, seperti terjemahan kalimat negatif, kalimat tanya serta cara menjawab dari pertanyaan, jenis tenses, penggunaanya, rumus kalimatnya serta contoh penggunaannya. Untuk membangun sistem pakar ini penulis menggunakan basis pengetahuan berbasis aturan dan motor inferensi forward chaining.

Sistem ini akan berguna untuk orang awam yang ingin belajar tata bahasa bahasa inggris. Sistem pakar ini mampu menterjemahkan kalimat bahasa indonesia kedalam bahasa inggris serta menginformasikan jenis tenses yang digunakan.

Kata kunci: tenses , menerjemahkan , sistem pakar. ABSTRACT

The ability to speak English is the most demands of today both in the education community and the industrial world. Barometer in measured the English proficiency is a test of TOEFL (Test of English as a Foreign Language), which emphasizes the mastery of English grammar that one of them is the mastery in the field of tenses. So to reach that skills need an expert to provide learning for us.

In this paper the authors design and build an expert system that presents a solution to the translation of an Indonesian sentence by sentence pattern subject-predicate-object-description into English. Important information is about the tenses used in the translation, including translation of a negative sentence, phrase questions, how to answer the question, the kind of tenses, usage, sentence formula and examples of its use. To build this expert system the author uses the rules-based reasoning and forward chaining inference engine.

This system will be useful to the layman who wants to learn English grammar. This expert system is able to translate the Indonesian sentences into English along with information on types of tenses used.

Keywords: tenses, translating, expert system.

I. PENDAHULUAN

Saat ini bahasa Inggris sudah menjadi tuntutan untuk di kuasai, mempunyai kemampuan bahasa inggris yang bagus akan menjadikan nilai tambah untuk bersaing dalam dunia usaha maupun dunia kerja. Sebagian besar perusahaan dan lembaga pendidikan mulai menerapkan level bahasa inggris dengan mengacu pada sistem TOEFL (Test of English as a Foreign Language), sebenarnya level ini hanya sebatas bahasa inggris pasif (writing, listening), bukan bahasa inggris aktif (speaking). TOEFL menekankan pada grammar structure atau yang lebih di kenal dengan istilah tenses.

Kata tenses berasal dari kata latin TEMPUS yang artinya waktu (time), dan diperoleh melalui bahasa Prancis yaitu Temps. Tenses adalah suatu bentuk kata kerja dalam tata bahasa inggris yang menunjukkan

waktu terjadinya suatu perbuatan atau peristiwa dan tahap penyelesaiannya sehingga tenses memegang peranan untuk menentukan kapan dan dimana peristiwa itu terjadi apakah peristiwa yang sedang di bicarakan itu terjadi pada masa lampau, masa sekarang, atau masa yang akan datang.

Untuk menguasai tenses tidaklah mudah karena ada 16 jenis tenses sesuai dengan waktu terjadinya dan bagaimana tahap penyelesaian pekerjaan yang sedang di bicarakan sehingga membutuhkan seorang yang menguasai atau pakar bahasa inggris yang membantu dalam menentukan tenses yang mana yang tepat di gunakan untuk menyatakan suatu kalimat dalam bahasa inggris. Dalam rangka mempermudah menguasai tenses maka dibutuhkan suatu alat bantu yang dapat

Page 36: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 33

menentukan penggunaan tenses yang tepat dalam sebuah kalimat bahasa inggris.

Sistem pakar sudah banyak dikembangkan baik untuk kepentingan penelitian maupun untuk kepentingan bisnis dari berbagai bidang ilmu seperti ekonomi, teknologi, kedokteran dan pendidikan. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru cara kerja para pakar atau ahli. Dengan pengembangan sistem pakar diharapkan bahwa orang awam pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Hal ini menarik bagi penulis untuk membuat aplikasi sistem pakar yang dapat membantu menentukan tenses yang tepat yang di gunakan dalam kalimat bahasa inggris.

II. LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pakar

Menurut Kusumadewi (2003), secara umum sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat dilakukan oleh para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar juga membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman. 2.1.1. Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan dalam penyelesaian masalah, ada 2 bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan yaitu: 1. Penalaran Berbasis Aturan ( Rule – Based

Reasoning ) Pada penalaran berbasis aturan, pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk: IF-THEN. Bentuk ini digunakan apabila kita memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu dan si pakar dapat menyelesaikan masalah tersebut secara berurutan. Disamping itu bentuk ini juga digunakan apabila dibutuhkan penjelasan tentang jejak (langkah-langkah) pencapaian solusi.

2. Penalaran Berbasis Kasus (Case – Based Reasoning) Pada penalaran berbasis kasus, basis pengetahuan akan berisi solusi – solusi yang telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang

ada). Bentuk ini digunakan bila user menginginkan untuk tau lebih banyak lagi pada kasus-kasus yang hampir sama (mirip). Selain itu bentuk ini digunakan apabila kita telah memiliki sejumlah situasi atau kasus tertentu dalam basis pengetahuan.

2.1.2. Motor Inferensi Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam

melakukan inferensi yaitu: 1. Forward Chaining

Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri (IF dulu) dengan kata lain penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis.

2. Backward Chaining Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kanan (THEN dulu) dengan kata lain penalaran dimulai dari hipotesis terlebih dahulu dan untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut, harus dicari fakta-fakta yang ada dalam basis pengetahuan

2.2. Struktur Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam

wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memliki unsur subjek dan predikat.

1. Subjek Subjek adalah orang atau sesuatu yang melakukan suatu kegiatan. Nama orang atau benda dalam subjek bisa diganti dengan kata ganti seperti saya, kamu, dia, mereka, kami atau itu.

2. Predikat Predikat adalah suatu kegiatan yang dikerjakan oleh subjek, contohnya menulis, membaca, belajar, mengetik.

3. Objek Objek adalah pada dasarnya kata benda yang terdiri dari orang dan benda contohnya buku, buah, sayur.

4. Keterangan Kata yang lebih memperjelas arti sebuah kalimat. Ada beberapa kata keterangan yaitu keterangan waktu, tempat, cara dan sifat.

2.3. Tenses Menurut Lou (2006: 7), Tenses berasal dari kata

tens (Old French) dan tempus (Latin) yang berarti

Page 37: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 34

waktu (time). Istilah tense dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Latin, tempus yang berarti waktu sebagai kategori semantis. Jadi tense (tempus) adalah bentuk kata kerja yang menunjukkan kapan suatu perbuatan dilakukan atau suatu keadaan terjadi. Atau bisa juga diterjemahkan bentuk kata kerja yang menunjukkan kapan kejadian atau peristiwa yang terjadi berkaitan dengan waktu saat pengucapkannya atau mengungkapkannya. Berdasarkan pengertian itu, tempus hanya ada tiga acuan yaitu lampau (past), kini (present) dan mendatang (future). Sedangkan berdasarkan bentuknya, setiap bahasa memiliki ciri khusus.

Bahasa Inggris berbeda dengan Bahasa Indonesia. Kata kerja dalam Bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan bentuk ketika ingin mengungkapkan peristiwa lampau, sekarang, dan akan datang. Sebagai contoh kata kerja ‘belajar’ maka dalam kalimat akan menjadi:

1. Kemarin saya belajar Bahasa Indonesia. 2. Saya sedang belajar Bahasa Inggris. 3. Anto akan belajar Bahasa Inggris.

Kata ‘belajar’ tidak mengalami perubahan bentuk untuk menunjukkan bentuk lampau, terkadang penutur hanya menggunakan keterangan waktu. Berbeda dengan Bahasa Inggris, kata kerja sering mengalami perubahan untuk menunjukkan kapan peristiwa itu terjadi. Sebagai contoh kata kerja ‘drink’, jika digunakan dalam kalimat akan menjadi:

1. He drank a cup of coffee yesterday. 2. He drinks tea. 3. He will drink coffee with me.

Jenis tenses bisa di bagi menjadi 16 yang di kelompokan menjadi empat kelompok besar yaitu sebagai berikut: 1. Present Tense

a. Simple Present tense b. Present Continuous tense c. Present Perfect tense d. Present Perfect Continuous tense

2. Past Tense a. Simple Past tense b. Past Continuous tense c. Past Perfect tense d. Past Perfect Continuous tense

3. Future Tense a. Simple Future tense b. Future Continuous tense c. Future Perfect tense d. Future Perfect Continuous tense

4. Past Future Tense a. Past Future tense b. Past Future Continuous tense

c. Past Future Perfect tense d. Past Future Continuous tense

III. METODE PENGEMBANGAN SISTEM Metode yang digunakan dalam pembuatan

sistem ini adalah sekuensial linier (The Waterfall Model) atau metode air terjun. Ada lima tahapan dalam waterfall model, adalah sebagai berikut: 3.1. Tahap Investigasi

Dilakukan untuk mementukan apakah terjadi suatu masalah atau adakah peluang suatu sistem informasi dikembangkan. Pada tahapan ini studi kelayakan perlu dilakukan untuk menentukan apakah sistem yang akan dikembangkan menghasilkan solusi yang layak.

3.2. Tahap Analisis Bertujuan untuk mencari kebutuhan pengguna serta menganalisa kondisi yang ada, sehingga kekurangan dalam kebutuhan minimal sistem bisa dipenuhi.

3.3. Tahap Desain Bertujuan menentukan spesifikasi detail dari

komponen-komponen sistem seperti: 1. Brainware meliputi siapa saja yang akan

terlibat dalam pengembangan dan penggunaan sistem

2. Hardware meliputi hardware minimal untuk menjalankan sistem ini.

3. Software meliputi pemrograman yang di gunakan untuk membangun sistem, serta desain antar muka dari sistem, agar sistem mudah di gunakan oleh user (user friendly).

4. Network apakah sistem memerlukan jaringan untuk bisa berjalan di client server ataukah sistem adalah sistem yang berdiri sendiri (stand alone).

5. Data meliputi data apa saja yang terlibat dalam membentuk sistem ini.

3.4. Tahap Implementasi Merupakan tahapan untuk mengimplentasikan dari tahap desain, dengan membangun sistem dan databasenya serta melakukan pengujian terhadap sistemnya dan melakukan pelatihan dalam penggunaan sistem.

3.5. Tahap Perawatan Dilakukan ketika sistem sudah dioperasikan. Pada tahapan ini dilakukan monitoring proses, evaluasi, dan perubahan atau perbaikan bila di perlukan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Proses

Sistem pakar ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian basis pengetahuan dan bagian analisis.

Page 38: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 35

4.1.1. Bagian Pengetahuan Pada bagian ini terdapat pengetahuan yang akan

digunakan oleh sistem pakar untuk mengidentifikasi tenses yang di gunakan dalam sebuah kalimat dari ciri-ciri kalimat yang diinputkan oleh user. Pengetahuan ini disimpan dalam basis data relasional. Basis pengetahuan dalam sistem pakar ini membahas tentang terjemahan kalimat dalam Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris yang sesuai dengan tenses. Keterangan waktu dan keyword digunakan untuk mengidentifikasi masing-masing tenses. Adapun tenses yang dapat diterjemahkan adalah 12 tenses yang dibagi menjadi tiga kelompok berikut:

1. Present Tenses

Tabel 1: Keterangan waktu dan keyword kelompok present tenses

2. Future Tenses Tabel 2: Keterangan waktu dan keyword kelompok

future tenses

3. Past Tense Tabel 3: Keterangan Waktu dan keyword kelompok past

tenses

4.1.2. Bagian Analisis Pada bagian ini sistem pakar akan menganalisis

kalimat yang akan di terjemahkan, dengan memecah kalimat yang di inputkan oleh user menjadi subjek, predikat, objek dan keterangan waktu. Kemudian sistem pakar akan menentukan tenses yang paling cocok dipakai berdasarkan keterangan waktu dan keyword yang ada di dalam kalimat tersebut. Sebagai timbal balik dari sistem pakar ini adalah terjemahan kalimat Bahasa Indonesia yang di inputkan ke sistem pakar menjadi kalimat Bahasa Inggris yang sesuai dengan tenses sistem pakar juga akan memberikan rumus dari tenses dan contoh penggunaan dari tenses tersebut. Tingkat keakuratan analisa ditentukan seberapa lengkap kalimat yang di masukan ke dalam sistem pakar ini.

Aturan-aturan untuk masing-masing tenses terdefinisi pada bagian ini. Berikut penggambaran aturan sistem dengan flowchart sistem,

Page 39: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 36

1. Basis pengetahuan 1pemisahan fungsi kata

Gambar 1. Flowchart sistem pemisahan fungsi kata

2. Basis pengetahuan 2

Gambar 2. Flowchart kelompok present tenses

Page 40: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 37

3. Basis pengetahuan 3

Gambar 3. Flowchart sistem kelompok future tenses

4. Basis pengetahuan 4

Gambar 4. Flowchart sistem kelompok past tenses

5. Flowchart program sistem pakar

Page 41: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 38

Page 42: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 39

Gambar 5. Flowchart program sistem pakar

4.1.3. Perancangan Basis Data Berikut merupakan struktur basis data yang

digunakan pada sistem pakar ini. 1. Header_tenses

Tabel 4: Field-field dalam tabel header_tenses Nama Fields

Type Data

Panjang Data

Keterangan

Id Autonumber

Id dari sebuah record

kode_tenses Text 3 kode tenses nama_tenses Text 30 nama-nama tenses verb_positif Text 10 bentuk kata kerja

positif verb_negatif Text 10 bentuk kata kerja

negatif verb_tanya Text 10 bentuk kata kerja

tanya tobe_tunggal Text 10 tobe untuk subjek

orang pertama tunggal tobe_jamak Text 10 tobe untuk subjek

jamak tobe_i Text 10 tobe I tobe_in Text 10 tobe I negatif tobe_tunggaln Text 10 tobe untuk subjek

orang pertama tunggal negatif

tobe_jamakn Text 10 tobe untuk subjek jamak negatif

tobe_ip Text 10 tobe I tanya tobe_tunggalp Text 10 tobe untuk subjek

orang pertama tunggal tanya

tobe_jamakp Text 10 tobe untuk subjek jamak tanya

tobe_ip2 Text 10 tobe I tanya ke 2 tobe_tunggalp2 Text 10 tobe untuk subjek

orang pertama tunggal tanya ke 2

tobe_jamakp2 Text 10 tobe untuk subjek jamak tanya ke 2

Page 43: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 40

2. Detail_tenses Tabel 5: Field-field dalam tabel detail_tenses

3. Kamus

Tabel 6: Field-field dalam tabel kamus Nama Fields

Type Data

Panjang Data

Keterangan

Id Autonumber

Id dari sebuah record

bhs_Indonesia

Text 50

bhs_inggris Text 50 terjemahan fields bhs_indonesia ke bahasa inggris

Fungsi Text 2 fungsi kata tersebut dalam sebuah kalimat (SPOK)

4. Perubahan_k_kerja Tabel 7: Field-field dalam tabel perubahan_k_kerja

Nama Fields

Type Data

Panjang Data

Keterangan

Id Autonumber

Id dari sebuah record

verb_1 Text 50 kata kerja bentuk pertama

verb_2 Text 50 kata kerja bentuk kedua verb_3 Text 50 kata kerja bentuk ketiga verb_ing Text 50 kata kerja bentuk ing

5. Rules_present

Tabel 8: Field-field dalam tabel rules_present Nama fields

Type data

Panjang Data

Keterangan

Id Autonumber

Id dari sebuah record

Ruses Text 50 Aturan analisa dari sistem pakar

Ya Text 3 Jawaban Ya, Penentu Rule berikutnya dan solusi

Tidak Text 3 Jawaban Tidak, Penentu Rule berikutnya dan solusi

6. Rules_past Tabel 9: Field-field dalam tabel rules_past

Nama fields

Type data

Panjang Data

Keterangan

Id Autonumber

Id dari sebuah record

Ruses Text 50 Aturan analisa dari sistem pakar

Ya Text 3 Jawaban Ya, Rule berikutnya dan solusi

Tidak Text 3 Jawaban Tidak, Rule berikutnya dan solusi

7. Rules_future

Tabel 10: Field-field dalam tabel rules_future Nama fields

Type data

Panjang Data

Keterangan

Id Autonumber

Id dari sebuah record

Ruses Text 50 Aturan analisa dari sistem pakar

Ya Text 3 Jawaban Ya, Rule berikutnya dan solusi

Tidak Text 3 Jawaban Tidak, Rule berikutnya dan solusi

8. User

Tabel 11: Field-field dalam tabel user Nama fields

Type data

Panjang Data

Keterangan

Id Autonumber

Id dari sebuah record

Username Text 50 Username untuk mengakses proram

Password Text 50 Password dari user Hak Text 10 Hak pakai atas program

4.2. Antarmuka Sistem

Pada sub bab ini dibahas mengenai proses-proses yang terjadi dalam sistem. Berikut merupakan deskripsi dari proses-proses tersebut.

1. Menu Utama Form yang menampilkan tombol-tombol untuk membuka form-form yang lain, seperti form input kamus, form input tenses, form input data rules, form input user, form sistem pakar dan tombol untuk keluar dari aplikasi.

Gambar 5 Menu Utama

Nama Fields

Type Data

Panjang

Data

Keterangan

Id Autonumber

Id dari sebuah record

kode_tenses Text 3 kode tenses penggunaan Memo penggunaan tenses rumus_positif Text 50 Rumus tenses kalimat

positif rumus_negatif Text 50 Rumus tenses kalimat

negatif rumus_tanya Text 50 Rumus tenses kalimat

tanya Contoh Memo contoh dari

penggunaan tenses

Page 44: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 41

2. Input Kamus Merupakan form yang digunakan untuk memasukkan kata-kata dalam Bahasa Indonesia kemudian terjemahannya dalam Bahasa Inggris serta fungsi dari kata tersebut apakah sebagai subjek, predikat, objek atau keterangan waktu. Jika fungsi dari kata adalah sebagai predikat maka harus diisi perubahan kata kerjanya yaitu kata kerja bentuk pertama (verb 1), kata kerja bentuk kedua (verb 2), kata kerja bentuk ketiga (verb 3) serta kata kerja bentuk –ing (verb –ing).

Gambar 6. input kamus

3. Input Tenses

Form input tenses adalah form yang digunakan untuk me-manage data tenses, baik menginput, mengedit dan menghapus data tenses, bentuk kata kerja yang digunakan, to-be positif, negatif dan tanya. Form input tenses terbagi menjadi dua bagian, setelah data header terisi dengan lengkap maka data harus disimpan terlebih dahulu dengan menekan tombol simpan, kemudian dilanjutkan dengan mengisi data detail tenses-nya yang berisi informasi tentang tenses yang datanya sudah kita simpan. Informasinya berupa penggunaan, rumus positif, negatif , tanya dan juga contoh penggunaannya.

Gambar 7. input tenses

4. Input Rules Form input rules digunakan untuk memasukkan aturan yang dipakai untuk menganalisa sebuah kalimat dan menentukan tenses apa yang cocok digunakan dalam terjemahan ke dalam Bahasa Inggris. Form input rules ini dibagi menjadi tiga tabel yaitu tabel rules_present, rules_past dan rules_future yang dilakukan dengan cara memilih tabel yang aktif dalam form rules tersebut.

Gambar 8. input rules

5. Input User

Form yang dipakai untuk me-manage data user. Dengan form input user, data user dapat ditambah, diedit ataupun dihapus. Selain itu pengaturan hak akses dari masing-masing user tersebut dapat dilakukan melalui form ini.

Gambar 9. input user

6. Form Sistem Pakar

Cara menggunakan form ini yaitu dengan menginputkan sebuah kalimat dalam Bahasa

Page 45: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 42

Indonesia aktif dengan pola SPOK yang nantinya dianalisa oleh sistem kemudian menjadi suatu output berupa terjemahan dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kalimat positif, kalimat negatif (penyangkalan), kalimat tanya, nama tenses, cara menjawab, penggunaan dari tenses tersebut, serta contoh dari penggunaanya. Keakuratan dalam penganalisaan sebuah kalimat dalam form sistem pakar ini tergantung dari kelengkapan kalimat yang diinputkan yang terdiri dari suubjek, predikat, objek dan keterangan waktu. Berikut adalah gambaran antarmuka dari form ini.

Gambar 10. sistem pakar

V. Kesimpulan Dari tahapan perancangan, implementasi dan

hasil dari sistem secara garis besar dapat disimpulkan bahwa sistem ini dapat membantu user untuk mendapatkan terjemahan dari Bahasa Indonesia kedalam Bahasa Inggris yang sesuai dengan tenses sekaligus mendapatkan informasi tenses yang cocok untuk dipakai dalam kalimat tersebut. DAFTAR PUSTAKA Lou, Robby. 2005. English Grammar and How to Use it. Jakarta: Eplus Series Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence (Teknik

dan Aplikasinya). Yogyakarta: Graha Ilmu Permana, Budi. 2004. Seri Pembelajaran Komputer

Microsoft Access. Bandung: Elex Media Komputindo

Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi

Kusumo, A.S., 2006. Trik Pemrograman Visual Basic 2005. Jakarta: Elex Media Komputindo

Sigit, Ponco W., 1999. Analisa dan Perancangan Sistem. Jakarta: Mondial Nusa Grafika

Page 46: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 43

PROBLEMATIKA MENUJU DOSEN PROFESIONAL

Edhy Sutanta Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, IST AKPRIND Yogyakarta

Jl. Kalisahak No. 28, Komplek Balapan, Yogyakarta, 55222 email:[email protected]

ABSTRACT

Professional lecturer is required by each college. Reality Indonesia lecturer nationally there are 93,272 (53.78%) lecturers who can not be certified because they are not yet qualified master's degree. In addition, the budget constraints for further studies, the capacity of the appropriate course of science, and local policies in higher education institutions often still be inhibiting further studies lecturer.

These problems must be resolved to avoid greater problems in the Indonesian higher education. And, the problems can be solved only through active cooperation between faculty, university institutions, and government regulations to implement Law number 14 which was released in 2005, about Teachers and Lecturers.

Keywords: professional lecturers, higher education, master degree.

I. PENDAHULUAN

Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (UU nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab 1 Pasal 1 ayat 2). Peran, tugas, dan tanggungjawab dosen sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas manusia Indonesia, meliputi kualitas iman/takwa, akhlak mulia, dan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju, adil, makmur, dan beradab. Untuk melaksanakan fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis tersebut, diperlukan dosen yang profesional.

Untuk menjadi seorang dosen profesional harus memenuhi kualifikasi akademik meliputi ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh dosen sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan (UU nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab 1 Pasal 9).

Kualifikasi akademik dosen dan berbagai aspek unjuk kerja sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Menkowasbangpan Nomor 38 Tahun 1999, merupakan salah satu elemen penentu kewenangan dosen mengajar di suatu jenjang pendidikan. Di samping itu, penguasaan kompetensi dosen juga merupakan persyaratan penentu kewenangan mengajar. Kompetensi tenaga pendidik, khususnya dosen, diartikan sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh dosen dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

Kompetensi dosen profesional menentukan kualitas pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi sebagaimana yang ditunjukkan dalam kegiatan profesional dosen. Dosen yang kompeten untuk melaksanakan tugasnya secara profesional adalah dosen yang memiliki kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial yang diperlukan dalam praktek pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Tulisan ini membahas tentang beberapa problematika yang dihadapi oleh khususnya dosen di bidang ilmu informatika/komputer dalam rangka memenuhi kualifikasi dosen prefosional. Beberapa asumsi akan digunakan untuk menyederhanakan alur pikir dalam pembahasan.

II. PEMBAHASAN II.1. Persyaratan Dosen Profesional

Menurut UU nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dalam Bab 1, Pasal 47 dinyatakan, bahwa kualifikasi akademik dosen diperoleh melalui pendidikan tinggi program pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian dengan kualifikasi minimum lulusan program magister untuk program diploma atau program sarjana, dan lulusan program doktor untuk program pascasarjana. Bukti atas profesionalisme dosen tersebut dibuktikan dengan sebuah sertifikat profesional yang akan diberikan setelah memenuhi sejumlah syarat, yaitu (UU nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab 1 Pasal 47):

1. Memiliki pengalaman kerja sebagai pendidik pada perguruan tinggi sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;

Page 47: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 44

2. Memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya asisten ahli; dan

3. Lulus sertifikasi yang dilakukan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan pada perguruan tinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Selanjutnya, sesuai Panduan Sertifikasi Dosen, khususnya pada Buku I tentang Naskah Akademik yang diterbitkan oleh Ditjen Dikti Depdiknas tahun 2009, secara lebih rinci, persyaratan agar seorang dosen dapat disertifikasi adalah (Ditjen Dikti, 2009):

1. Dosen tetap di perguruan tinggi negeri; 2. Dosen DPK di perguruan tinggi yang

diselenggarakan oleh masyarakat ; 3. Dosen tetap yayasan di perguruan tinggi yang

diselenggarakan oleh masyarakat; 4. Telah bekerja sekurang-kurangnya dua tahun; 5. Memiliki jabatan akademik sekurang-

kurangnya Asisten Ahli; 6. Memiliki kualifikasi akademik sekurang-

kurangnya S2 dari Program Studi Pasca Sarjana yang terakreditasi;

7. Mempunyai beban akademik sekurang-kurangnya 12 sks per semester dalam dua tahun terakhir di perguruan tinggi di mana ia bekerja sebagai dosen tetap; tugas tambahan dosen sebagai pejabat struktural (di lingkungan perguruan tinggi) diperhitungkan SKS-nya sesuai aturan yang berlaku; dan

8. Bagi dosen non PNS melampirkan surat keterangan inpassing kepangkatan sementara dari Kopertis.

Sedangkan dosen yang tidak diperkenankan mengikuti sertifikasi adalah (Ditjen Dikti, 2009):

1. Dosen tetap yayasan yang juga berstatus sebagai guru tetap yayasan dan telah mendapat sertifikat pendidik;

2. Dosen tetap yayasan yang juga memiliki status kepegawaian sebagai PNS atau pegawai tetap di lembaga lain;

3. Dosen tetap yayasan yang berumur lebih dari 65 tahun nol bulan.

Kompetensi Dosen Profesional

Sesuai Panduan Sertifikasi Dosen, khususnya pada Buku I tentang Naskah Akademik yang diterbitkan oleh Ditjen Dikti Depdiknas tahun 2009, secara lebih rinci, dijelaskan tentang empat jenis kompetensi yang perlu dimiliki oleh dosen untuk mendapatkan sertifikat profesional, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, serta kompetensi kepribadian. Persyaratan minimal untuk masing-masing kompetensi tersebut sekurang-kurangnya adalah sebagai

berikut (Ditjen Dikti, 2009): 1. Kompetensi Pedagogik, meliputi:

a. Kemampuan Merancang Pembelajaran 1). Batasan, yaitu kemampuan tentang proses

pengembangan mata kuliah dalam kurikulum, pengembangan bahan ajar, serta perancangan strategi pembelajaran

2). Sub kompetensi, meliputi: a). Menguasai berbagai perkembangan dan

isu dalam sistem pendidikan. b). Menguasai strategi pengembangan

kreatifitas. c). Menguasai prinsip-prinsip dasar belajar

dan pembelajaran. d). Mengenal mahasiswa secara

mendalam. e). Menguasai beragam pendekatan belajar

sesuai dengan karakteristik mahasiswa. f). Menguasai prinsip-prinsip

pengembangan kurikulum berbasis kompetensi.

g). Mengembangkan mata kuliah dalam kurikulum program studi.

h). Mengembangkan bahan ajar dalam berbagai media dan format untuk mata

i). kuliah tertentu. j). Merancang strategi pemanfaatan

beragam bahan ajar dalam pembelajaran.

k). Merancang strategi pembelajaran mata kuliah.

l). Merancang strategi pembelajaran mata kuliah berbasis ICT.

b. Kemampuan Melaksanakan Proses Pembelajaran 1). Batasan, yaitu kemampuan mengenal

mahasiswa (karakteristik awal dan latar belakang mahasiswa), ragam teknik dan metode pembelajaran, ragam media dan sumber belajar, serta pengelolaan proses pembelajaran.

2). Sub Kompetensi, meliputi: a). Menguasai keterampilan dasar

mengajar. b). Melakukan identifikasi karakteristik

awal dan latar belakang mahasiswa. c). Menerapkan beragam teknik dan

metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mahasiswa dan tujuan pembelajaran.

d). Memanfaatkan beragam media dan sumber belajar dalam pembelajaran.

e). Melaksanakan proses pembelajaran yang produktif, kreatif, aktif, efektif,

Page 48: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 45

dan menyenangkan. f). Mengelola proses pembelajaran. g). Melakukan interaksi yang bermakna

dengan mahasiswa. h). Memberi bantuan belajar individual

sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. c. Kemampuan Menilai Proses dan Hasil

Pembelajaran 1). Batasan, yaitu kemampuan melakukan

evaluasi dan refleksi terhadap proses dan hasil belajar dengan menggunakan alat dan proses penilaian yang sahih dan terpercaya,didasarkan pada prinsip, strategi, dan prosedur penilaian yang benar, serta mengacu pada tujuan pembelajaran.

2). Sub Kompetensi, meliputi: a). Menguasai standar dan indikator hasil

pembelajaran mata kuliah sesuai dengantujuan pembelajaran.

b). Menguasai prinsip, strategi, dan prosedur penilaian pembelajaran.

c). Mengembangkan beragam instrumen penilaian proses dan hasil pembelajaran.

d). Melakukan penilaian proses dan hasil pembelajaran secara berkelanjutan.

e). Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran secara berkelanjutan.

f). Memberikan umpan balik terhadap hasil belajar mahasiswa.

g). Menganalisis hasil penilaian hasil pembelajaran dan refleksi proses pembelajaran.

h). Menindaklanjuti hasil penilaian untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.

d. Kemampuan Memanfaatkan Hasil Penelitian untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran 1). Batasan, yaitu kemampuan melakukan

penelitian pembelajaran serta penelitian bidang ilmu, mengintegrasikan temuan hasil penelitian untuk peningkatan kualitas pembelajaran dari sisi pengelolaan pembelajaran maupun pembelajaran bidang ilmu.

2). Sub Kompetensi, meliputi: a). Menguasai prinsip, strategi, dan

prosedur penelitian pembelajaran (instructional research) dalam berbagai aspek pembelajaran.

b). Melakukan penelitian pembelajaran berdasarkan permasalahan pembelajaran yang otentik.

c). Menganalisis hasil penelitian

pembelajaran. d). Menindaklanjuti hasil penelitian

pembelajaran untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.

2. Kompetensi Profesional a. Batasan

Kompetensi profesional adalah suatu kemampuan yang tumbuh secara terpadu dari pengetahuan yang dimiliki tentang bidang ilmu tertentu, keterampilan menerapkan pengetahuan yang dikuasai maupun sikap positif yang alamiah untuk memajukan, memperbaiki dan mengembangkannya secara berkelanjutan, dan disertai tekad kuat untuk mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidik profesional berupaya untuk mewujudkan sikap (aptitude) dan perilaku (behavior) ke arah menghasilkan peserta didik yang mempunyai hasrat, tekad dan kemampuan memajukan profesi yang berdasarkan ilmu dan teknologi. Dengan sikap dan perilaku, dosen melakukan perbaikan yang berkelanjutan, meningkatkan efisiensi secara kreatif melalui upaya peningkatan produktivitas dan optimalisasi pendayagunaan sumber-sumber yang ada di sekitarnya.

Melalui kompetensi profesional, dosen secara dinamis mengembangkan wawasan keilmuan, menghasilkan ilmu, seni, dan teknologi berdasarkan penelitian, dan menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat dari hasil penelitian, dan pada akhirnya mengembangkan kebudayaan dan peradaban masyarakatnya sebagai pemangku kepentingan.

b. Sub Kompetensi, meliputi: 1). Penguasaan materi pelajaran secara luas

dan mendalam. Penguasaan dosen terhadap materi

pelajaran dalam bidang ilmu tertentu secara luas diartikan sebagai kemampuan dosen untuk memahami tentang asal usul, perkembangan, hakikat dan tujuan dari ilmu tersebut. Sementara itu, penguasaan yang mendalam berarti kemampuan dosen untuk memahami cara dan menemukan ilmu, teknologi dan atau seni, khususnya tentang bidang ilmu yang diampunya. Dalam hal ini, dosen diharapkan menyadari tentang pentingnya: a). Memiliki pengetahuan yang sangat

mendalam tentang bidang ilmunya, dan terus menerus terpacu untuk mencari lebih banyak pengetahuan

Page 49: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 46

yang berkenaan dengan bidang ilmunya.

b). Bergabung dan mengukur diri di dalam kelompok atau asosiasi profesi, berpartisipasi aktif di dalamnya, sebagai wahana untuk mengembangkan diri secara profesional.

c). Kemampuan menempatkan diri sebagai seseorang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan bidang ilmu dan seninya, dan siapmengambil langkah inisiasi untuk pengembangan maupun pemecahan masalah.

2). Kemampuan merancang, melaksanakan, dan menyusun laporan penelitian.

Kemampuan ini berkaitan dengan pemahaman dan keterampilan dosen tentang metodologi ilmiah, rancangan penelitian dan atau percobaan, serta kemampuan mengorganisasikan dan menyelenggarakan penelitian bidang ilmu mulai dari perumusan masalah, penyusunan hipotesis, perancangan data dan alat yang akan digunakan, serta metode analisis yang mendasarinya. Selanjutnya dosen mampu menerapkan rancangan, metode dan analisis tersebut dalam melaksanakan penelitian, sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Akhirnya semua itu dapat dituliskan dalam suatu laporan yang sistemik, bahkan dapat dikembangkan sebagai bahan utama dalam menyusun karya ilmiah untuk pertemuan ilmiah dan atau jurnal ilmiah.

3). Kemampuan mengembangkan dan menyebarluaskan inovasi.

Dosen mampu mengembangkan hasil penelitian ke dalam bentuk yang dapat diterapkan untuk kepentingan tertentu, misalnya berupa teknik, kiat, dan kebijakan. Seorang dosen seyogyanya mempunyai motivasi untuk menyebarluaskan temuan dan hasil penelitiannya itu. Oleh karena itu kemampuan dalam bidang ilmu, teknologi dan/atau seni yang berdasarkan penelitian seseorang dapat diukur dari kegiatan kesarjanaan dan menunjukkan kemampuan yang berkesinambungan dengan ketertarikan yang nyata terhadap kegiatan akademis dan intelektual. Hal itu nampak dari berbagai karyanya, antara lain, berupa

penulis bersama (co-authorship), serta memberi sumbangan yang bermakna dalam hal-hal; kajian dan laporan yang bersifat kependidikan, makalah kajian telaah atau tinjauan (review), menulis buku ajar atau sebagian bab dalam suatu buku ajar, melayani kegiatan penyuntingan (editorial), pendayagunaan media elektronik dalam penyebaran hasil penelitian, surat kepada penyunting majalah ilmiah (journal), menyusun bahan sillabus berdasarkan hasil penelitiannya, serta mengelola pertemuan ilmiah khusus dan laboratorium.

4). Kemampuan merancang, melaksanakan,

dan menilai pengabdian kepada masyarakat.

Hasil penelitian yang diperoleh lazimnya tak dapat langsung diterapkan, melainkan perlu dikembangkan lagi agar dapat diterapkan di kalangan masyarakat. Untuk itu seorang dosen yang profesional perlu mempunyai kemampuan untuk melakukan pengembangan sebagai bagian kelanjutan dari penelitian. Dalam hal ini, dosen diharapkan memiliki kemampuan melaksanakan rancangan penerapan tersebut baik dalam tingkat percobaan maupun dalam tingkat penyebaran secara masif. Hasil penerapan selanjutnya harus dapat dinilai oleh dosen untuk perbaikan lanjutan maupun sebagai bahan penelitian selanjutnya. Evaluasi dua arah tersebut memainkan peranan penting bagi pengembangan wawasan dan kompetensi dosen yang bersangkutan, serta mendorong terjadinya perbaikan ke arah optimalisasi danefisiensi yang memajukan teknologi masyarakat dan berdampak terhadap perkembangan kebudayaan dan peradaban.

3. Kompetensi Sosial

a. Batasan, yaitu kemampuan melakukan hubungan sosial dengan mahasiswa, teman sejawat, karyawan dan masyarakat untuk menunjang pendidikan.

b. Sub Kompetensi, meliputi: 1). Kemampuan menghargai keragaman

sosial dan konservasi lingkungan. 2). Menyampaikan pendapat dengan

runtut, efisien dan jelas. 3). Kemampuan menghargai pendapat

Page 50: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 47

orang lain 4). Kemampuan membina suasana kelas. 5). Kemampuan membina suasana kerja. 6). Kemampuan mendorong peran serta

masyarakat.

4. Kompetensi Kepribadian a. Batasan, yaitu sejumlah nilai, komitmen,

dan etika professional yang mempengaruhi semua bentuk perilaku dosen terhadap mahasiswa, teman sekerja, keluarga dan masyarakat, serta mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa, termasuk pengembangan diri secara professional.

b. Sub Kompetensi, meliputi: 1). Empati (empathy), meletakkan

sensitifitas dan pemahaman terhadap bagaimana mahasiswa melihat dunianya sebagai hal yang utama dan penting dalam membantu terjadinya proses belajar.

2). Berpandangan positif terhadap orang lain, termasuk nilai dan potensi yang dimiliki, menghormati harga diri dan integritas mahasiswa, disertai dengan adanya harapan yang realistis (positif) terhadap perkembangan dan prestasi mereka.

3). Berpandangan positif terhadap diri sendiri, termasuk nilai dan potensi yang dimiliki, mempunyai harga diri dan integritas diri yang baik, disertai dengan tuntutan dan harapan yang realitis (positif) terhadap diri.

4). ‘Genuine’ (authenticity), bersikap tidak dibuat-buat, jujur dan ‘terbuka’ mudah ‘dilihat’ orang lain.

5). Berorientasi kepada tujuan, senantiasa komit pada tujuan, sikap, dan nilai yang luas, dalam, serta berpusat pada kemanusiaan. Semua perilaku yang tampil berorientasi pada tujuan.

Data Dosen Indonesia

Mengacu pada data yang dirilis oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), dalam situs http://evaluasi.or.id/ (upload terakhir tanggal 26 Desember 2009), diketahui rekapitulasi data dosen nasional (di seluruh perguruan tinggi resmi di seluruh Indonesia) dalam kategori jenis kelamin (PNS dan non PNS), berdasarkan jenjang jabatan akademik dosen

(PNS dan non PNS), dan berdasarkan jenjang pendidikan dosen (PNS dan non PNS).

Data statistik dosen nasional tahun 2009, berdasarkan jenjang pendidikannya (status PNS dan non PNS), terdiri atas dosen jenjang pendidikan D-1, D-2, D-3, D-4, Profesi, dan S-1 sebanyak 93.272 (53,78%) dan dosen dengan jenjang pendidikan S-2 dan S-3 sebanyak 80.169 (46,22%) (Tabel 1). Dari Tabel 1, juga dapat diketahui bahwa dosen dengan jenjang pendidikan S-1 menempati rangking tertinggi, yaitu 85.429 (49,26%) (Gambar 1).

TABEL 1: DATA DOSEN NASIONAL (PNS DAN NON

PNS) BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN Kategori D-1 D-2 D-3 D-4 Profesi S-1 S-2 S-3 Total

PTN 0 0 55 329 1.382 19.100 32.340 8.668 61.874

Kopertis I 2 0 379 377 149 7.526 2.060 64 10.557

Kopertis II

0 0 116 171 76 4.827 1.750 63 7.003

Kopertis III

1 0 388 134 368 8.606 7.032 1.055 17.584

Kopertis IV

0 1 241 381 181 10.068 5.429 565 16.866

Kopertis V

0 0 22 119 64 2.725 2.877 344 6.151

Kopertis VI

0 0 183 410 148 5.596 3.204 231 9.772

Kopertis VII

0 1 270 504 264 8.666 6.674 559 16.938

Kopertis VIII

0 1 66 94 42 3.558 1.504 68 5.333

Kopertis IX

0 0 75 131 94 6.065 2.097 112 8.574

Kopertis X

1 0 99 222 89 3.531 1.576 93 5.611

Kopertis XI

0 0 55 102 23 2.983 1.198 46 4.407

Kopertis XII

0 2 13 16 2 2.178 540 20 2.771

Total 4 5 1.962 2.990 2.882 85.429 68.281 11.888 173.441

Sumber: http://evaluasi.or.id/, diakses tanggal 26 Desember 2009

GAMBAR 1: GRAFIK JUMLAH DOSEN NASIONAL (PNS DAN NON PNS) BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN

(Sumber: Diolah sendiri)

4 5 1962 2990 2882

85429

68281

11888

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

80000

90000

D-1 D-2 D-3 D-4 Profesi S-1 S-2 S-3

Jum

lah

Page 51: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 48

Khusus dosen berstatus PNS, data statistik dosen nasional berdasarkan jenjang pendidikannya, terdiri atas dosen jenjang pendidikan D-3, D-4, Profesi, dan S-1 sebanyak 23.680 (34,50%) dan dosen dengan jenjang pendidikan S-2 dan S-3 sebanyak 44.957 (65,50%) (Tabel 2). Dari Tabel 2, juga dapat diketahui bahwa dosen dengan jenjang pendidikan S-2 menempati rangking tertinggi, yaitu 35.992 (52,44%) (Gambar 2).

TABEL 2: DATA DOSEN NASIONAL PNS BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN

Kategori D-1

D-2

D-3

D-4 Profesi S-1 S-2 S-3 Total

PNS PTN 0 0 55 324 1.252 18.235 31.016 8.430 59.312PNS DPK Kopertis I

0 0 1 0 10 551 292 13 867

PNS DPK Kopertis II

0 0 0 0 1 281 339 20 641

PNS DPK Kopertis III

0 0 0 1 68 278 492 86 925

PNS DPK Kopertis IV

0 0 0 0 15 406 591 106 1.118

PNS DPK Kopertis V

0 0 0 0 4 220 481 66 771

PNS DPK Kopertis VI

0 0 1 2 3 339 482 47 874

PNS DPK Kopertis VII

0 0 0 4 15 447 1.020 95 1.581

PNS DPK Kopertis VIII

0 0 2 8 3 326 346 19 704

PNS DPK Kopertis IX

0 0 0 0 3 295 447 39 784

PNS DPK Kopertis X

0 0 1 0 3 134 268 26 432

PNS DPK Kopertis XI

0 0 0 0 0 198 173 13 384

PNS DPK Kopertis XII

0 0 1 0 0 193 48 2 244

Total 0 0 61 339 1.377 21.903 35.995 8.962 68.637

Sumber: http://evaluasi.or.id/, diakses tanggal 26 Desember 2009

GAMBAR 2: GRAFIK JUMLAH DOSEN NASIONAL PNS

BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN (SUMBER: DIOLAH SENDIRI)

Khusus dosen berstatus Non PNS, data statistik dosen nasional berdasarkan jenjang pendidikannya, terdiri atas

dosen jenjang pendidikan D-1, D-2, D-3, D-4, Profesi, dan S-1 sebanyak 68.592 (67,09%) dan dosen dengan jenjang pendidikan S-2 dan S-3 sebanyak 33.650 (32,91%) (Tabel 3). Dari Tabel 2, juga dapat diketahui bahwa dosen dengan jenjang pendidikan S-1 menempati rangking tertinggi, yaitu 62.661 (61,29%) (Gambar 3).

TABEL 3: DATA DOSEN NASIONAL NON PNS

BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN Kategori D-

1 D-2

D-3 D-4 Profesi S-1 S-2 S-3 Total

Dosen BHMN

0 0 0 0 0 0 0 0 0

Dosen PTS Kopertis I

2 0 378 377 139 6.975 1.768 51 9.690

Dosen PTS Kopertis II

0 0 116 171 75 4.546 1.411 43 6.362

Dosen PTS Kopertis III

1 0 388 133 300 8.328 6.540 969 16.659

Dosen PTS Kopertis IV

0 1 241 381 166 9.662 4.838 459 15.748

Dosen PTS Kopertis V

0 0 22 119 60 2.505 2.396 278 5.380

Dosen PTS Kopertis VI

0 0 182 408 145 5.257 2.722 184 8.898

Dosen PTS Kopertis VII

0 1 270 500 249 8.219 5.654 464 15.357

Dosen PTS Kopertis VIII

0 1 64 86 39 3.232 1.158 49 4.629

Dosen PTS Kopertis IX

0 0 75 131 91 5.770 1.650 73 7.790

Dosen PTS Kopertis X

1 0 98 222 86 3.397 1.308 67 5.179

Dosen PTS Kopertis XI

0 0 55 102 23 2.785 1.025 33 4.023

Dosen PTS Kopertis XII

0 2 12 16 2 1.985 492 18 2.527

Total 4 5 1.901 2.646 1.375 62.661 30.962 2.688 102.242

Sumber: http://evaluasi.or.id/, diakses tanggal 26 Desember 2009

GAMBAR 3: GRAFIK JUMLAH DOSEN NASIONAL NON

PNS BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN (Sumber: Diolah sendiri)

0 0 61 339 1377

21903

35995

8962

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

D-1 D-2 D-3 D-4 Profesi S-1 S-2 S-3

Jum

lah

4 5 1901 2646 1375

62661

30962

2688

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

D-1 D-2 D-3 D-4 Profesi S-1 S-2 S-3

Jum

lah

Page 52: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 49

Jika dibandingkan antara dosen nasional PNS dan dosen nasional non PNS, berdasarkan data Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3, dapat diketahui bahwa jumlah dosen PNS lebih kecil dibandingkan jumlah dosen non PNS. Berdasarkan jenjang pendidikan dosen, jumlah dosen nasional non PNS jenjang pendidikan ≤ S-1 jauh lebih besar daripada jumlah dosen PNS jenjang pendidikan ≤ S-1 (Tabel 4, Gambar 4).

TABEL 4: PERBANDINGAN DATA DOSEN NASIONAL PNS & NON PNS BERDASARKAN JENJANG

PENDIDIKAN Katego

ri D-1 D-2 D-3 D-4 Profe

si S-1 S-2 S-3 Total

PNS

0 0 61 339 1.377 21.90

3 35.99

5 8.962 68.6370,00

% 0,00

% 0,04

% 0,20

% 0,80

% 12,70

% 20,87

% 5,20

%39,80

%

Non PNS

4 5 1.90

1 2.64

6 1.375 62.66

1 30.96

2 2.688102.24

20,00

% 0,00

% 1,10

% 1,53

% 0,79

% 36,13

% 17,85

% 1,55

%58,95

%Nasional 4 5

1.962

2.990 2.882

85.429

68.281

11.888

173.441

(Sumber: Diolah sendiri)

GAMBAR 4: GRAFIK JUMLAH DOSEN NASIONAL NON

PNS BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN (Sumber: Diolah sendiri)

Problem Menuju Dosen Profesional

Pemahaman atas ketentuan tersebut di atas, bahwa seseorang adalah dosen profesional jika telah memiliki sertifikat profesional, dan untuk dapat disertifikasi, seorang dosen harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:

1. Berstatus sebagai dosen tetap pada suatu lembaga pendidikan tinggi resmi (Catatan: perlu ditegaskan di sini bahwa perguruan tinggi yang dimaksud harus resmi, mengingat tidak sedikit lembaga yang menamakan perguruan tinggi, namun sesungguhnya tidak resmi atau ilegal).

2. Telah bekerja sekurang-kurangnya dua tahun. 3. Jabatan akademik sekurang-kurangnya Asisten

Ahli.

4. Kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S2 dari Program Studi Pasca Sarjana terakreditasi.

5. Mempunyai beban akademik sekurang-kurangnya 12 sks per semester dalam dua tahun terakhir di perguruan tinggi di mana ia bekerja sebagai dosen tetap (Catatan: tugas tambahan dosen sebagai pejabat struktural di lingkungan perguruan tinggi diperhitungkan SKS-nya sesuai aturan yang berlaku).

6. Memenuhi persyaratan minimal empat jenis kompetensi, yaitu pedagogik, profesional, sosial, serta kepribadian, dan harus mengembangkannya secara berkelanjutan.

Pembahasan selanjutnya adalah difokuskan pada upaya memenuhi salah satu persyaratan sertifikasi dosen, yaitu dosen dapat disertifikasi jika memiliki jenjang pendidikan minimal S-2. Untuk menyederhanakan alur logika, beberapa asumsi juga digunakan, yaitu:

1. Masa kerja dosen, jabatan akademik dosen, beban akadmeik dosen, serta persyaratan minimal pada empat jenis kompetensi terpenuhi.

2. Data dosen yang diacu bersumber dari situs resmi yang dikelola oleh Ditjen Dikti, yaitu http://evaluasi.or.id/) sehingga bersifat valid dan up to date, dan dosen yang dimaksud merupakan dosen tetap pada lembaga perguruan tinggi yang resmi

3. Setiap dosen mengajar sesuai dengan bidang ilmunya.

4. Target sertifikasi sebagai bukti dosen profesional adalah akhir tahun 2014, sehingga tersisa waktu 4 tahun

5. Rata-rata lama studi lanjut jenjang S-2 adalah 2 tahun dan 4 tahun untuk S-3.

6. Dosen dengan jenjang pendidikan D-1, D-2, D-3, dan Profesi memiliki tanggungjawab sendiri untuk menyelesaikan studi hingga jenjang S-1 atau D-4.

Berikut adalah identifikasi problematika yang muncul terkait dengan fokus pembahasan menuju dosen profesional dengan asumsi-asumsi yang digunakan tersebutdi atas, yaitu: 1. Jumlah dosen dengan jenjang pendidikan S-1 atau

lebih rendah masih sangat besar. Berdasarkan data statistik dosen nasional, diketahui bahwa saat ini terdapat sejumlah 93.272 dosen dengan jenjang pendidikan S-1 atau kurang, terdiri atas 23.680 dosen PNS dan 68.592 dosen non PNS. Jumlah ini akan menjadi problem besar, tidak hanya bagi dosen yang bersangkutan, namun juga menjadi problem bagi institusi perguruan tinggi di mana dosen tersebut mengabdikan dirinya, dan

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

D-1 D-2 D-3 D-4 Profesi S-1 S-2 S-3

Jum

lah PNS

Non PNS

Page 53: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 50

tentu juga akan menjadi problem besar bagi pendidikan tinggi di Indonesia. Dalam kondisi yang paling ekstrim, jika dosen tersebut tidak memperoleh solusi untuk mengikuti jenjang pendidikan S-2, maka efeknya mereka tidak bisa disertifikasi. Hal ini berarti mereka tidak akan bisa memperoleh “sebutan” dosen profesional. Problem ini tentu tidak bisa hanya dibebankan pada individu-individu dosen, perlu campur tangan pihak lembaga perguruan tinggi di mana dosen mengabdikan dirinya (sesuai pasal 71 ayat (2) UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen), dan juga pihak Pemerintah sebagai institusi tertinggi di negara ini yang memperoleh amanat untuk melaksanakan UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Pemerintah memiliki kewajiban untuk membina dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi dosen pada satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau masyarakat (sesuai pasal 71 ayat (1) UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).

2. Ketersediaan anggaran untuk studi lanjut minim. Ketersediaan anggaran juga menjadi problem bagi upaya menuju dosen profesional. Studi lanjut bagi dosen dengan jenjang pendidikan S-1 atau yang lebih rendah menjadi sangat penting dan harus mendapat perhatian khusus, agar tidak timbul “petaka” besar bagi pendidikan tinggi di Indonesia. Dalam perhitungan kasar, jika rata-rata kebutuhan biaya studi lanjut S-2 adalah Rp. 50.000.000,-, maka diperlukan dana (bisa diperoleh dari berbagai sumber) lebih dari Rp. 4,6 trilyun hanya untuk memenuhi syarat minimal jenjang pendidikan dosen. Tawaran beasiswa studi lanjut S-2 dan S-3 dari pemerintah dan dari luar negeri juga tidak begtu saja menyelesaikan problem ini. Bukan hal yang mudah untuk mendapatkan peluang beasiswa tersebut. Faktor usia, bidang studi, dan sejumlah faktor lainnya menjadi problem sehingga peluang beasiswa yang ada sulit diperoleh. Anggaran pendidikan dalam APBN tahun 2010, yaitu sebesar Rp 195,6 triliun (http://www.indonesia.go.id/), rupanya belum dapat mengatasi problem ini. Sedangkan pemerintah sebenarnya memiliki kewajiban untuk memberikan anggaran untuk meningkatkan profesionalitas dan pengabdian dosen pada satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau masyarakat (sesuai pasal 71 ayat (3) UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).

3. Kapasitas program studi terbatas.

Sekalipun peluang studi lanjut dosen bisa diperoleh dari dalam negeri dan luar negeri, namun peluang ini tidak begitu saja dapat menyelesaikan masalah. Pemilihan sebuah perguruan tinggi untuk studi lanjut bukanlah hal yang mudah. Seorang dosen harus mempertimbangkan banyak hal untuk dapat menentukan apakah akan melanjutkan studi di perguruan tinggi di dalam negeri dan luar negeri. Ketika dosen sudah memutuskan untuk studi di dalam negeri misalnya, maka problem yang dihadapi berikutnya adalah keterbatasan kapasitas program studi yang dituju. Bahasa, keluarga, waktu, dan dana umumnya merupakan faktor yang melemahkan keinginan dosen untuk studi lanjut di luar negeri.

4. Kebijakan lokal di institusi perguruan tinggi yang kurang kondisif. Semakin banyak jumlah dosen yang memiliki jenjang pendidikan S-2 dan S-3, pada gilirannya akan mampu meningkatkan kualitas sebuah program studi di perguruan tinggi. Sekalipun demikian, sebuah institusi perguruan tinggi memiliki kebijakan lokal yang disesuaikan dengan arah dan kebijakan institusi, serta situasi dan kondisi di masing-masing institusi. Di antara kebijakan tersebut, seringkali dapat menimbulkan problem, termasuk kebijakan mengenai studi lanjut dosen, antara lain:

a. Kebijakan masa kerja minimal untuk dapat studi lanjut.

b. Senioritas dosen untuk menentukan dosen yang “berhak” studi lanjut.

c. Minimnya dukungan anggaran studi lanjut dosen.

d. Keharusan mengabdi setelah selesai studi lanjut, dosen yang baru saja menyelesaikan studi lanjut, biasanya tidak bisa langsung melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi sebelum mengabdi dalam jangka waktu tertentu terlebih dahulu.

e. Beberapa perguruan tinggi masih menerapkan kebijakan rekrutmen calon dosen dari lulusan jenjang S-1 dengan alasan bisa “dibentuk” sesuai dengan kebutuhan institusi, baru kemudian diijinkan studi lanjut setelah institusi yakin tentang kinerja dosen yang direkrut. Kebijakan ini dapat menimbulkan problem karena dosen yang direkrut tersebut jelas tidak bisa memenuhi syarat untuk disertifikasi.

f. Beberapa perguruan tinggi masih menerapkan kebijakan rekrutmen calon dosen dari lulusan jenjang S-1 dengan

Page 54: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 51

alasan meminimalkan anggaran untuk gaji dosen. Kebijakan ini dapat menimbulkan problem bagi perguruan tinggi yang memiliki anggaran dana yang terbatas, karena akhirnya juga harus menyediakan anggaran untuk studi lanjut dosen.

KESIMPULAN

Dosen profesional sangat dibutuhkan oleh setiap program studi di perguruan tinggi. Keberadaan dosen profesional menjadi penting demi menjamin dan meningkatkan kualitas, dan keberlanjutan penyelenggaraan pendidikan. Kenyataan saat ini menunjukkan bahwa secara nasional (PNS dan non PNS) masih terdapat 93.272 (53,78%) dosen dengan jenjang pendidikan D-1, D-2, D-3, D-4, Profesi, dan S-1, sehingga tidak bisa disertifikasi. Kondisi ini memerlukan upaya dan perhatian serius dari berbagai pihak untuk mendorong dan mengatasi problem yang mendesak, yaitu harus memiliki jenjang pendidikan minimal S-2 agar dapat disertifikasi. Problem lain yang terkait adalah ketersediaan anggaran untuk studi lanjut yang minim, kapasitas program studi yang sesuai bidang ilmu yang terbatas, dan adanya berbagai kebijakan lokal

di institusi perguruan tinggi yang seringkali kurang kondusif untuk studi lanjut dosen. DAFTAR PUSTAKA ……, 2009, http://evaluasi.or.id/, diakses tanggal 26

Desember 2009. ……, 2009, http://www.indonesia.go.id/, diakses

tanggal 26 Desember 2009. DEPDIKNAS RI, 2005, UNDANG-UNDANG NOMOR 14

TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN. DEPDIKNAS RI, 2007, PERATURAN MENDIKNAS RI

NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI DOSEN

Depdiknas RI, 2009, Buku I, Naskah Akademik Panduan Sertifikasi Dosen, Jakarta.

Page 55: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 52

KENALI KERUSAKAN HARDWARE PADA MOBILE PHONE MENGGUNAKAN TEKNIK RULE-BASED KNOWLEDGE

I Nyoman Bagus Suweta Nugraha

STMIK Denpasar email:[email protected]

ABSTRAK

Mobile Phone (MP) merupakan suatu perangkat komunikasi yang rentan akan kerusakan, ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan pengguna mengenai gejala-gejala kerusakan yang timbul pada MP, seperti kerusakan pada layar, IC, antena dan lain- lain. Dengan adanya sistem pakar, maka kita akan dapat mendeteksi kerusakan pada Mobile Phone dengan teknik representasi pengetahuan (Rule-Based Knowledge) yaitu pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk fakta (facts) dan aturan (rules). Dengan kata lain pengguna MP tidak perlu lagi untuk membayar jasa orang lain untuk sekedar mendeteksi kerusakan pada MP karena sistem pakar nantinya dapat memberikan informasi mengenai kerusakan pada MP. Kata kunci: sistem pakar, rule-based knowledge, mobile phone 1. Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah

Dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin pesat, berpengaruh pula pada perkembangan perangkat-prangkat mobile yang salah satunya yaitu Mobile Phone (MP), sehingga sampai saat ini penggunaan MP semakin memasyarakat.

Seiring perkembangannya, dikembangkan pula suatu teknologi yang mampu mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yaitu teknologi Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan. Sistem pakar adalah salah satu bagian dari kecerdasan buatan yang mengandung pengetahuan dan pengalaman yang dimasukkan oleh satu atau banyak pakar ke dalam satu area pengetahuan tertentu sehingga setiap orang dapat menggunakannya untuk memecahkan berbagai masalah yang bersifat spesifik, dalam hal ini adalah masalah dalam mendeteksi suatu kerusakan pada MP.

Kerusakan pada Mobile Phone (MP) terjadi akibat kelalaian dari pengguna itu sendiri sehingga perlu melakukan pengecekan rutin agar dapat mencegah kerusakan yang lebih parah sedini mungkin. Dengan adanya sistem pakar maka akan dapat di deteksi gejala-gejala kerusakan pada MP sehingga segera tertangani dengan efektif dan efisien. 1.2. Tujuan

Tujuan dari penulisan artikel ini ialah memberikan suatu gambaran mengenai konsep sistem pakar dalam mendeteksi suatu kerusakan pada MP dengan representasi pengetahuan teknik Rule-Based Knowledge.

1.3. Ruang lingkup Ruang lingkup yang akan dibahas adalah

pembahasan mengenai konsep sistem pakar itu sendiri dalam mendeteksi kerusakan pada MP dengan merepresantasikan pengetahuan dengan teknik Rule-Based Knowledge. Artikel ini hanya menjelaskan sampai pembuatan aturan (rule) dalam pendeteksian, Kerusakan yang dibahas hanya kerusakan Hardware.

2. Landasan Teori 2.1. Sistem Pakar

Secara umum, sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar. Dengan sistem pakar, orang awam pun dapat menyelesaikan masalahnya atau hanya sekedar mencari suatu informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para ahli di bidangnya. Sistem pakar ini juga akan dapat membantu aktivitas para pakar sebagai asisten yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan.

Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.

Sistem pakar bersifat interaktif dan mempunyai kemampuan untuk menjelaskan hal yang ditanyakan oleh pengguna (Hart, 1986; Harmon dan King, 1985).

Dalam pengembangan suatu Sistem Pakar, pengetahuan (knowledge) mungkin saja berasal dari seorang ahli, atau merupakan pengetahuan dari media

Page 56: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 53

seperti majalah, buku, jurnal, dan sebagainya. Selain itu pengetahuan yang dimiliki Sistem Pakar bersifat khusus untuk satu domain masalah saja. Semakin banyak pengetahuan yang dimasukan kedalam Sistem Pakar, maka sistem tersebut akan semakin baik dalam bertindak, sehingga hampir menyerupai pakar yang sebenarnya.

Gambar 1. Konsep dasar Sistem Pakar

Gambar di atas merupakan gambaran konsep dasar Sistem Pakar, dimana pengguna (user) menyampaikan fakta atau inputan kepada Sistem Pakar dengan media komunikasi user interface, kemudian fakta dan informasi tersebut akan di cocokan dengan data pada basis pengetahuan dengan pelacakan menggunakan mesin inferensi sehingga sistem dapat memberikan respon kepada penggunanya berupa solusi berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya, dan pakar menyimpan beberapa pengetahuan ke basis pengetahuan. 2.1.1. Komponen Sistem Pakar

Komponen-komponen yang terdapat dalam Sistem Pakar terdiri dari antarmuka pemakai, basis pengetahuan, fakta dan aturan, akuisisi pengetahuan, mekanisme inferensi, workplace, fasilitas penjelasan, perbaikan pengetahuan.

1. Antarmuka Pemakai Antarmuka pemakai memberikan fasilitas komunikasi antara pemakai dan sistem memberikan berbagai fasilitas informasi, berbagai keterangan yang bertujuan untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan solusi.

2. Basis Pengetahuan Basis pengetahuan berisi pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponen ini disusun oleh dua elemen dasar yaitu fakta dan aturan.

3. Akuisisi Pengetahuan Akuisisi pengetahuan merupakan proses untuk mengumpulkan data pengetahuan terhadap suatu masalah dari sumber pengetahuan (berasal dari pakar atau media seperti majalah, buku, literatur, dll) kedalam komputer. Sumber pengetahuan tersebut dijadikan dokumentasi

untuk diolah, dipelajari dan diorganisasikan menjadi basis pengetahuan.

4. Mekanisme Inferensi Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi merupakan bagian dari Sistem Pakar yang melakukan penalaran mengenai informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk menformulasikan kesimpulan

Secara umum terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam mekanisme inferensi untuk pengujian aturan yaitu pelacakan kebelakang (backward chaining) dan pelacakan ke depan (forward chaining).

1. Forward chaining atau pelacakan ke depan merupakan pendekatan yang dimotori oleh data (data-driven), pendekatan ini dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan.

2. Backward chaining atau pelacakan ke belakang merupakan pendekatan yang dimotori tujuan (goal-driven), pendekatan ini dimulai dari tujuan (hipotesa) dan selanjutnya dicari aturan-aturan yang memiliki tujuan tersebut dan dicari kesimpulannya (pembuktiannya).

2.1.2. Teknik Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan adalah suatu teknik untuk merepresentasikan basis pengetahuan yang diperoleh ke dalam suatu skema/diagram tertentu sehingga dapat diketahui relasi/keterhubungan antara suatu data dengan data yang lain. Teknik ini membantu knowledge engineer dalam memahami struktur pengetahuan yang akan dibuat Sistem Pakarnya. Terdapat beberapa teknik representasi pengetahuan yang biasa digunakan dalam pengembangan suatu Sistem Pakar, yaitu:

1. Rule-Based Knowledge Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk fakta (facts) dan aturan (rules). Bentuk representasi ini terdiri atas premise dan kesimpulan.

2. Frame-Based Knowledge Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk hirarki atau jaringan frame.

3. Object-Based Knowledge Pengetahuan direpresentasikan sebagai jaringan dari obyek-obyek. Obyek adalah elemen data yang terdiri dari data dan metoda (proses).

4. Case-Base Reasoning Pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk kesimpulan kasus (cases).

Page 57: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 54

2.2. Data Gejala Kerusakan Mobile Phone Berikut data–data kerusakan dan gejala–gejala

kerusakan pada MP: 1. Antena Switch

Fungsi: Sebagai pengolah dan penyempurna serta menyatukan tegangan signal RX dan signal TX. Gejala:

a. Tidak ada jaringan b. Hanya keluar salah satu jaringan saja c. Signal naik turun d. Pada saat sinyal tampil MP langsung mati

2. IC Audio (COBBA) Fungsi: Sebagai pengolah sinyal suara yang masuk dari IC RF, kemudian diperkuat dan diteruskan kepada speaker, memperkuat getaran suara yang telah diubah terlebih dahulu oleh mic menjadi getaran listrik kemudian diteruskan ke IC RF, menjalankan perintah dari CPU. Pada IC Audio juga terdapat PCM (Pulse Code Module) dan EEPROM yang berfungsi untuk membaca kode sinyal yang datang dari operator untuk disesuaikan dengan IMEI ponsel. Disamping itu juga berfungsi untuk menyimpan data-data yang bersifat permanen seperti imei, phone code, dsb. Gejala:

a. Muncul Contact Service b. LCD Blank c. Signal naik turun d. Speaker dan Mic mati

3. IC CPU Fungsi: CPU merupakan serangkaian komponen elektronika yang terintegrasi dan akan berfungsi sesuai dengan tugasnya masing-masing. Komponen ini mempunyai tugas yang sangat signifikan, karena komponen ini merupakan otak dan suatu ponsel. Dengan kata lain CPU adalah pusat dan sistem kerja ponsel.

Gejala: a. Mati total b. Tidak ada jaringan c. Restart d. Tiba-tiba MP mati sendiri e. Muncul Contact Service f. LCD blank

4. IC Power (CCONT) Fungsi: Sebagai pensuplai tegangan arus listrik kepada masing-masing komponen sesuai dengan kebutuhannya.

Gejala: a. Mati total b. Insert simcard c. Contact Service d. Restart e. Not charging

f. LCD Blank 5. IC UEM

Fungsi: Sebagai pensuplai tegangan arus listrik kepada masing-masing komponen sesuai dengan kebutuhannya. Pada IC UEM ini merupakan gabungan dari IC Power, IC UI, IC Charging.

Gejala: a. Mati total b. UPP Bad Respon 02 c. Error data 2 ( Tornado ) d. Muncul contact service e. Phone restic ( cek IMEI )

6. IC Flash Fungsi: Komponen ini sebagai media penyimpanan data pada ponsel yang tidak permanen dalam kata lain dapat diubah atau ditambah dengan data-data yang berada pada komputer. Alat ini sama fungsinya dengan hard-disk pada komputer.

Gejala: a. Restart b. Tiba-tiba MP mati sendiri c. Muncul Contact Service d. LCD blank e. Mati total f. Salah satu data hilang dati menu

7. EEPROM (Electrically Erase Programable Read Only Memory) Fungsi: Sebagai tempat penyimpanan data pada ponsel yang dirancang tidak tergantung dengan adanya arus listrik dari ponsel tersebut, karena sudah ada battery khusus atau arus listrik yang telah dimilikinya, biasanya komponen ini menyimpan data pabrik seperti IMEI1, IMEI2, Security Code, Versi program dan tanggal pembuatan. Namun untuk ponsel merk Nokia keluaran terbaru data yang terdapat pada komponen ini tidak dapat diubah.

Gejala: a. Mati total

3. Pembahasan 3.1. Block Diagram

Pembuatan block diagram ini dimaksudkan untuk membatasi lingkup permasalahan yang dibahas dengan mengetahui posisi pokok bahasan pada domain yang lebih luas. Pada block diagram ini, dapat dilihat bahwa kerusakan pada Mobile Phone (MP) terbagi atas dua bagian yakni kerusakan pada hardware dan kerusakan pada software berikut block diagramnya:

Page 58: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 55

Gambar 2. Block diagram kerusakan Mobile Phone

Artikel ini hanya membahas pada kerusakan

hardware dari Mobile Phone seperti kerusaan pada komponen Antena Switch, IC Audio, IC CPU, IC Power, dll.

Setelah mengetahui posisi area permasalahan yang dibahas dalam domain yang lebih luas, maka dilanjutkan dengan membuat block diagram yang menjelaskan fokus permasalahan yang dibahas. Block diagram berikut ini akan menjelaskan apa saja kerusakan pada hardware.

Gambar 3 Diagram block pada kerusakan Hardware

3.2. Rule-Based Knowledge

Digunakannya teknik representasi pengetahuan berbasis aturan atau rule dikarenakan lebih mudah dipahami oleh knowledge enginer dibandingkan dengan teknik representasi pengetahuan yang lain. Dari data-data kerusakan pada Mobile Phone maka berikut representasi pengetahuan dari knowledge base berbasis rule/aturan sistem pakar pada deteksi kerusakan MP.

Tabel 1: Representasi pengetahuan untuk deteksi

kerusakan MP Kode A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7

B1 � � � � � B2 � � � B3 � � B4 � � B5 � � � � � B6 � � � � B7 � B8 � B9 �

B10 �

B11 � � B12 � B13 � B14 � B15 � B16 �

Keterangan Gejala: • B1: mati total • B2: Restart • B3: Signal naik turun • B4: Tidak ada jaringan • B5: contact service • B6: LCD Blank • B7: Not Charging • B8: Phone restic ( cek IMEI ) • B9: Error data 2 ( Tornado ) • B10: UPP Bad Respon 02 • B11: Tiba-tiba MP mati sendiri • B12: Pada saat sinyal tampil MP langsung mati • B13: Hanya keluar 1 jaringan • B14: Speaker dan Mic mati • B15: Insert simcard • B16: Salah satu data hilang dari menu

Keterangan Kerusakan Komponen: • A1: IC Audio • A2: IC Flash • A3: IC Power (CCONT) • A4: IC CPU • A5: EEPROM • A6: Antena switch • A7: IC UEM

Maka diperoleh table rule seperti berikut:

Tabel 2: Rule untuk deteksi kerusakan MP Rule IF THEN

1 B3,B5,B6,B14 A1 2 B1,B2,B5,B6,B11,B16 A2 3 B1,B2,B5,B6,B7,B15 A3 4 B1,B2,B4,B5,B6,B11 A4 5 B1 A5 6 B3,B4,B12,B13 A6 7 B1,B5,B8,B9,B10 A7

Jika dijabarkan maka berikut rule Sistem Pakar deteksi kerusakan hardware pada MP:

Page 59: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 56

Tabel 3: Penjabaran Rule-Based Knowledge untuk deteksi kerusakan MP

3.3. Pembuatan Tree Pembuatan tree digunakan untuk mempermudah

dalam proses penalaran data pada basis pengetahuan menggunakan mesin inferensi. Dari data-data kerusakan Mobile Phone maka akan diperoleh gambar tree, sebagai root B1 atau mati total, B1 diambil sebagai root karena gejala yang paling banyak dijumpai pada berbagai jenis kerusakan komponen Mobile Phone. Jika gejala B1.

Gambar 4. Gambar Tree kasus Ponsel mati total

3.4. Mesin inferensi • Forward Chaining

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa forward chaining merupakan pencocokkan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri (IF dulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari fakta yakni gejala–gejala kerusakan Mobile Phone terlebih dahulu untuk memperoleh kesimpulan berupa kerusakan komponen apa yang dialami pada Mobile Phone. Berikut contoh penelusuran forward pada kerusakan EEPROM yang dimulai dari penulusuran gejala B1 lalu B5 dan memperoleh kesimpulan yakni kerusakan A5 forward dipakai bila keadaan awal lebih sedikit dari tujuan atau kesimpulan memang dialami user, dalam asumsi pilihan adalah Ya, maka gejala B5 akan ditanyakan sebagai pertanyaan selanjutnya. Apabila gejala B5 memang tidak dialami atau jawaban maka akan menampilkan kesimpulan pada rule 5 yakni A5 kerusakan pada komponen EEPROM jika B5 dialami maka akan berlanjut ke pertanyann gejala B6 dan proses-proses di atas akan berlangsung terus menerus hingga didapatkan hasil/kesimpulan dari tiap-tiap percabangan.

Gambar 5. Gambar Forward Chaining

• Backward Chaining

Pencocokkan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kanan/bawah (THEN dulu). Dengan kata lain, penalarana dimulai dari hipotesis terlebih dahulu, dan untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut dicari fakta-fakta yang ada dalam basis pengetahuan. misalkan kita ingin mengetahui gejala-gejala apa yang dapat menimbulkan kerusakan pada A5, yang merupakan kesimpulan lalu hasil akhirnya ialah gejala-gejala tersebut yang ditampilkan. Backward dipakai bila keadaan awal lebih banyak dari tujuan atau kesimpulan.

Gambar 6. Gambar Backward Chaining

Page 60: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 57

4. Kesimpulan Sistem pakar untuk pendeteksian kerusakan pada

Mobile Phone dapat ditentukan berdasarkan gejala–gejala kurusakan yang muncul. Dengan teknik representasi pengetahuan Rule-Based Knowledge, pengetahuan dapat direpresentasikan dalam suatu bentuk fakta (facts) dan aturan (rules). Bentuk representasi ini terdiri atas premise dan kesimpulan.

5. Saran

Penulis berharap artikel ini dapat dibaca dan dimengerti, jika ada kesalahan baik dalam hal isi atau penulisan, penulis mohon maaf karena kesempurnaan hanya milik Tuhan Hyang Maha Esa dan kesalahan adalah milik kita umat manusia, dan penulis mengharapkan saran dan kritik membangun dari

pembaca sehingga penulis dapat memperbaiki artikel di kemudian hari.

Daftar Pustaka Yudatama,U.(2008).” Sistem Pakar untuk Diagnosis

Kerusakan Mesin Mobil Panther Berbasis Mobile”.journal teknologi 1,(2),212-218.

Anonim.(2007) . Kecerdasan buatan.Tersedia: http://idhaclassroom.com/2007/09/15/ artikelterbaru/kecerdasan-buatan.html [11 juni 2009]

Anonim.(2009) . 10 jenis kerusakan MP yang sering terjadi. Tersedia http://cesstone. blogspot.com/2009/05/10-jenis-kerusakan-MP-yang-sering.html [11 juni 2009]

Sri Kusuma Dewi.(2003). “Artificial Intelligence Teknik dan aplikasinya”. Graha Ilmu. Jogjakarta.

Page 61: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 58

ANALISIS RANCANGAN BASIS DATA SISTEM INFORMASI KEUANGAN PT. PLN (PERSERO) AP GIANYAR

Ni Wayan Sumartini Saraswati

ABSTRAK

Sebuah perancangan basis data yang baik akan mengarah kepada pembentukan sistem informasi yang handal. Handal di sini berarti mampu mengatasi perubahan yang terjadi pada sistem dan dapat tetap beroperasi dengan baik walaupun kapasitas data besar. Dalam tulisan kali ini akan dianalisis beberapa kelemahan perancangan basis data tersebut dan dicarikan pemecahannya. Akan ditinjau pula beberapa teknik perancangan yang menjaga integritas data apakah telah diterapkan untuk perancangan basis data tersebut. Ada beberapa kelemahan dalam perancangan basis data simkeu. Beberapa tabel tidak mengikuti kaidah normalisasi serta beberapa kelemahan lainnya. Pada akhirnya akan menuai kesulitan dalam hal pengimplementasian dan pemeliharaan system. Telah ditemukan solusi untuk beberapa kelemahan dari perancangan basis data simkeu. Solusi tersbut mengarah kepada perancangan basis data yang memperhatikan aspek integritas, kecepatan akses, dan manajemen pemeliharaan. Kata kunci: analisis perancangan basis data, normalisasi 1. Pendahuluan

Sebuah perancangan basis data yang baik akan mengarah kepada pembentukan system informasi yang handal. Handal di sini berarti mampu mengatasi perubahan yang terjadi pada system dan dapat tetap beroperasi dengan baik walaupun kapasitas data besar.

Simkeu merupakan sebuah sistem informasi keuangan yang digunakan oleh PT. PLN Distribusi Bali antara tahun 2003 – 2007 sebelum sistem ini digantikan oleh ERP (Enterprise Resource Plan).

Basis data simkeu memiliki beberapa kelemahan untuk dapat menghasilkan system informasi yang mampu mengatasi perubahan dalam rangka pemeliharaan system. Ada pula beberapa kelemahan yang menyebabkan sulitnya proses pembuatan laporan.

Tujuan penulisan jurnal ini adalah mengulas dan menganalisis basis data Simkeu yang digunakan oleh PT PLN AP. Gianyar serta pencarian solusi untuk kelemahan yang ada.

2. Landasan Teori a. Basis Data

Basis Data adalah koleksi dari data-data yang terkait secara logis dan deskripsi dari data-data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi. [1] “Database is a self-describing collection of integrated tables”, yang berarti database adalah sebuah koleksi data yang menggambarkan integrasi antara tabel yang satu dengan tabel yang lainnya. “Database is a self-describing”, disini dijelaskan bahwa struktur data saling terintegrasi dalam suatu tempat yang dikenal sebagai kamus data atau metadata. [1]. Jadi, database adalah suatu koleksi data yang saling berhubungan secara logis dan menggambarkan integrasi antara suatu tabel dengan

tabel lainnya, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi. [1]

Berikut ini merupakan alasan dari penggunaan database: [2]

1. Padat. Tidak perlu lagi membuat arsip kertas dalam ukuran besar.

2. Kecepatan. Mesin dapat mendapatkan kembali dan mengubah data jauh lebih cepat daripada yang manusia yang dapat lakukan.

3. Mengurangi pekerjaan yang membosankan. Rasa bosan dari proses memelihara arsip – arsip berupa kertas dapat dikurangi.

4. Aktual. Informasi yang terbaru dan akurat selalu tersedia disetiap waktu ketika dibutuhkan.

Terdapat delapan keuntungan dengan menggunakan pendekatan database, yaitu: [2]

1. Redundansi dapat dikurangkan 2. Ketidakkonsistenan dapat dihindari 3. Data dapat dibagikan. 4. Standar-standar dapat diselenggarakan. 5. Pembatasan keamanan dapat diselenggarakan. 6. Integritas dapat dipertahankan. 7. Keperluan yang bertentangan dapat

diseimbangkan. 8. Tersedianya dukungan untuk transaksi.

Pada umumnya data dalam database bersifat integrated dan shared.

Maksud dari integrated adalah database merupakan penggabungan beberapa file data yang berbeda, dengan membatasi pengulangan baik keseluruhan file ataupun sebagian. Pengertian shared artinya adalah data individu dalam database dapat digunakan secara bersamaan antara beberapa pengguna yang berbeda.

Page 62: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 59

b. DBMS (Database Management System) DBMS adalah sistem perangkat lunak yang

memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengontrol akses ke database. [1]

DBMS adalah perangkat lunak khusus yang digunakan untuk membuat, mengakses, mengontrol, dan mengatur sebuah database. [3]

DBMS merupakan kumpulan data yang saling berhubungan dan juga mengandung kumpulan program untuk mengakses data tersebut. [4]

Jadi, DBMS adalah perangkat lunak yang berinteraksi dengan program aplikasi pengguna dan database. DBMS menyediakan beberapa fasilitas sebagai berikut: [1]

DDL (Data Definition Language) memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan tipe data (data type), struktur (structure), dan batasan – batasan (constraints) pada data yang disimpan ke dalam database.

DML (Data Manipulation Language) memungkinkan pengguna untuk memasukkan (insert), mengubah (update), menghapus (delete), dan menampilkan (retrieve) data dari database.

Access control menyediakan akses yang terkontrol ke database, seperti security system, integrity system, concurrency control system, recovery control system, dan user-accessible catalog. DBMS memiliki beberapa fungsi, yaitu: [1]

Data storage, retrieval, and update Sebuah DBMS harus melengkapi/menyediakan pengguna dengan kemampuan penyimpanan, penelusuran kembali, dan mengubah data dalam database.

A user-accessible catalog Sebuah DBMS harus menyediakan catalog yang mendeskripsikan lokasi penyimpanan data dan dapat diakses oleh pengguna.

Transaction support DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme yang akan menjamin setiap dari semua kegiatan mengubah yang berhubungan dengan transaksi maupun tidak.

Concurrency control service DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk menjamin bahwa database dapat diubah dengan benar ketika beberapa pengguna mengubah database pada waktu yang bersamaan.

Recovery services DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memperbaiki basis data yang rusak karena sesuatu kejadian.

Authorization services

DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk menjamin bahwa hanya pengguna yang diberi otoritas yang dapat mengakses basis data.

Support for data communication DBMS harus mampu ber-integrasi dengan software komunikasi.

Integrity services DBMS harus menyediakan sebuah cara untuk menjamin bahwa data dalam basis data dan perubahan data, keduanya mengikuti aturan-aturan yang tepat.

Services to promote data independence DBMS harus meliputi fasilitas-fasilitas yang mendukung program-program independensi dari struktur basis data aktual.

Utility services DBMS seharusnya menyediakan satu set

pelayanan fasilitas. DBMS memiliki beberapa keuntungan, yaitu: [1]

1. Mengontrol redudansi data. Dengan database, file diintegrasikan sehingga data yang sama dapat dikontrol.

2. Menciptakan konsistensi data.Jika terdapat 2 data yang sama, maka data yang sama yang sama itu diminimalkan pada database. Jika hanya terdapat 1 data saja, maka jika terjadi perubahan, mengubah pada 1 data tersebut saja sudah cukup. Lain halnya bila masih ada 2 data yang sama. Jika 1 data diubah, perubahan juga harus dilakukan pada data yang lain.

3. Data dapat digunakan secara bersama-sama. 4. Meningkatkan integritas data, yang berarti

keakuratan dan konsistensi dari data yang tersimpan.

5. Meningkatkan keamanan data. 6. Meningkatnya kualitas penyimpanan data

dengan menggunakan standarisasi yang dibutuhkan.

7. Dapat mengurangi biaya pengembangan sistem karena menggabungkan data operasional semua bagian perusahaan hanya ke dalam suatu basis data dan program aplikasinya.

8. Mengurangi terjadinya konflik terhadap kebutuhan data antar user / departemen yang satu dengan lainnya.

9. Meningkatkan kemampuan untuk mengakses data dan hasilnya.

10. Meningkatkan produktivitas user. 11. Memudahkan pemeliharaan data karena data

bersifat independent. 12. Meningkatkan concurrency untuk mencegah

hilangnya data atau informasi saat dua atau

Page 63: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 60

lebih user mengakses data yang sama pada waktu yang bersamaan.

13. Meningkatkan pelayanan terhadap back-up dan recovery service.

c. Database Development Process

Database adalah model dari model user terhadap aktifitas bisnis mereka. Oleh karena itu untuk membangun sebuah database yang efektif, tim pengembang harus mengerti sepenuhnya model dari user. [5]

Ada dua cara umum untuk mengembangkan database yaitu:

1. Top-down development Pendekatan ini dimulai dari umum sampai

detail. Dimulai dari mempelajari tujuan strategi sebuah organisasi, di mana untuk mencapai tujuan tersebut, informasi yang dibutuhkan oleh organisasi harus dipenuhi dan dapat dipenuhi oleh sistem. Dari langkah ini akan didapatkan model data yang abstrak. Setelah itu tim pengembang akan bekerja menuju deskripsi dan model yang lebih detail hingga database yang teliti sehingga dapat diidentifikasikan.

2. Bottom-up development Pendekatan ini berjalan sebaliknya,

dimulai dari sistem tertentu. Tim pengembang kemudian akan mengumpulkan kebutuhan input dan output sistem berjalan, dengan menganalisa form dan report dari sistem manual dan melakukan wawancara dengan user untuk mengetahui apakah dibutuhkan report, form, queries atau kebutuhan baru lainnya. Jika sistem memiliki database maka tim akan menggunakan kebutuhan untuk membuat model data dan kemudian dari model data tersebut akan dibuat desain dan implementasi database.

Pendekatan bottom – up lebih cepat dan tidak terlalu beresiko, meskipun tidak menghasilkan sistem yang terbaik tapi mampu menghasilkan sistem yang berguna secara cepat.

Dapat disimpulkan bahwa entity-relationship modeling dan semantic object modeling dapat digunakan pada pendekatan bottom – up dan top – down. Pendekatan entity-relationship modeling lebih efektif dengan pengembangan top – down, pendekatan semantic object lebih efektif untuk pengembangan bottom – up. Gambar 1 menjelaskan perbedaan antara pemodelan data entity-relationship modeling dan semantic object modeling yang pada akhirnya menghasilkan database design.

Gambar 1 E-R Model dan Semantic Object Model

d. E-R Model (Entity Relationship Model)

Untuk menggambarkan sebuah database digunakan Entity Relationship Model. Tabel dalam database digambarkan dalam wujud entity. Entity adalah kumpulan objek yang memiliki sifat yang sama, sedangkan hubungan antar tabel disebut relationship, yang merupakan asosiasi antar entity yang memiliki makna. Beberapa konsep dasar dalam E-R Model, yaitu: [1]

1. Tipe Entiti Tipe entiti menggambarkan kumpulan

dari objek yang ada pada ‘dunia nyata’ dengan properti yang sama. Sebuah tipe entiti bisa berbentuk objek dengan keberadaan fisik (nyata) ataupun objek yang tidak nyata (abstrak). Setiap tipe entiti dilambangkan dengan sebuah persegi panjang yang diberi nama dari entiti tersebut. Nama tiap entiti biasanya adalah kata benda tunggal.

2. Tipe Relasi Tipe relasi adalah sekumpulan hubungan

antartipe entitas yang memiliki arti. Tipe relasi digambarkan dengan sebuah garis yang menghubungkan tipe entitas – tipe entitas yang saling berhubungan. Jenis relasi atau dinamakan sebagai kardinalitas relasi adalah satu ke satu (1 to 1), satu ke banyak (1 to M), dan banyak ke banyak (M to M)

3. Atribut Atribut adalah properti sebuah entitas

atau relationship. Atribut menampung nilai yang menjelaskan setiap entiti dan menggambarkan bagian utama dari data yang disimpan di dalam basis data.

e. Normalisasi

Hasil perancangan menggunakan ERD terkadang masih mengandung bentuk tabel yang tidak bisa mengatasi anomaly dan redudansi, maka dari itu diperlukan sebuah teknik normalisasi terhadap hasil rancangan tersebut.

- Bentuk Normal ke -1 Bentuk Normal kesatu mempunyai cirri yaitu setiap data dibentul dalam flat file, data

Page 64: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 61

dibentuk dalam record demi record dan nilai dari field berupa “atomic value”. Tidak ada set atribut berulang atau atribut bernilai ganda (multivalue). Tiap field hanya satu pengertian, bukan merupakan kumpulan kata yang mempunyai arti mendua.

- Bentuk Normal ke -2 Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. Atribut bukan kunci haruslah bergantung sepenuhnya kepada kunci utama / primary key. Sehingga untuk membentuk normal ke-2 haruslah sudah ditentukan kunci field. Kunci field haruslah unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya.

- Bentuk Normal ke -3 Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi haruslah dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan primer tidak punya hubungan yang transitif. Dengan kata lain, setiap atribut bukan kunci bergantung hanya pada primary key dan primary key secara menyeluruh.

- Boyce-Codd Normal Form Boyce-Codd Normal Form mempunyai paksaan yang lebih kuat dari bentuk normal ketiga. Untuk menjadi BCNF, relasi harus dalam bentuk normal kesatu dan setiap atribut harus bergantung fungsi pada atribut superkey.

3. Data Flow Diagram

Data flow diagram yang menggambarkan proses dalam SIMKEU secara lengkap akan ditampilkan pada gambar berikut.

BAGIANLAIN

SISTEMINFORMASIKEUANGAN

BAGIANANGGARAN

KASIR

BAGIANKEUANGAN

Transaksi_penerimaan_receipt, transaksi_pengeluaran_receipt,transaksi_penerimaan_imprest,

nominal_uang

Keu - 42, Buku_Harian,BAKas, transaksi

Pagu_tahunan, approval_PA

Cash_Flow

Approval_ transaksi,Realisasi_PA

LKU

PA, Kontrak

PA, Status_PA, Kontrak

Gambar 2. Diagram Konteks SIMKEU

Gambar 3. DFD Level 2 Pengolahan Data Kontrak

Gambar 4. DFD Level 2 Pengolahan PA

Page 65: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 62

Gambar 5. DFD Level 2 Pengolahan Transaksi

Gambar 6. DFD Level 1 SIMKEU

4. Kamus Data

Data yang mengalir dalam DFD dijelaskan lebih lanjut dalam bentuk sebuah kamus data sebelum akhirnya dituangkan dalam ERD.

Name Kontrak Aliases Tidak ada Where-used/how-

Sebagai data dalam pemrosesan kontrak dan PA

usedDescription Kontrak:

[Nokontrak = 12 string alphanumerik Tglbatas = date Penanggungjawab = 20 string Uraian = 100 string nilaikontrak = numerik Akumpembayaran = numerik Sisakontrak = numerik

Page 66: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 63

Amdwaktu = numerik Amdnilai = numerik NIDuser = 9 string numerik NPWP = string numeric]

Name PA (Pengajuan Anggaran) Aliases Tidak ada Where-used/how-used

Sebagai data dalam pemrosesan PA

Description PA:

[NoUsulanPA = 10 string alphanumerik TglUsulanPA = date StatusPA = 2 string alphabet NIDPembuatPA = 9 string numerik NamaPembuatPA = 50 string alphabet NamaManjBid = 50 string alphabet JabManjBid = 50 string alphabet NamaManjAng = 50 string alphabet JabManjAng = 50 string alphabet UraianUsulanPA = 100 string alphanumerik SatUsulanPA = 10 string VolUsulanPA = numerik HargaSatUsulanPA = numerik NilaiUsulanPA = numeric ]

Name Approval_PA Aliases Tidak ada Where-used/how-used

PA yang disetujui bidang baik dari asmen maupun manajer anggaran

Description Approval_PA:

[PA + status_ubah + IDUser] Status_ubah = 2 string alphabet IDUser = 50 string alphanumerik

Name Realisasi_PA Aliases PA_direalisasi Where-used/how-used

PA dalam tahapan realisasi di keuangan

Description Realisasi_PA:

[PA + status_ubah + IDUser + notransaksiout + Nilairealisasi] Status_ubah = 2 string alphabet IDUser = 50 string alphanumerik Notransaksiout = 12 string alphanumeric Nilairealisasi = numeric

Name Pagu_tahunan Aliases Tidak ada Where-used/how-used

Anggaran yang ditetapkan awal tahun

Description Pagu_tahunan:

[PosAnggaran = 6 string numerik NamaAnggaran = 50 string alphabet BulanAnggaran = numerik TahunAnggaran = numerik JumlahAnggaran = numeric]

Name Jumlah_anggaran Aliases Tidak ada Where-used/how-used

Melihat kecukupan dana pada saat realisasi anggaran

Description Jumlah_anggaran:

Numeric

Name Keu_42 Aliases Transaksi,

Transaksi_penerimaan_receipt, transaksi_penerimaan_imprest, Transaksi_pengeluaran

Where-used/how-used

Bukti transaksi intern dalam pengelolaan keuangan

Description Keu_42:

[NoBukti = 9 string alphanumerik Kodekasbank = 6 string alphanumerik Tanggal = date KepadaDari = 50 string Uraian = 100 string Rupiah = numerik NomorCek = string Posanggaran = 6 string numerik Rupiahanggaran = numerik Kodeakun = 6 string numerik Rupiahakun = numerik ]

Name Approval_transaksi Aliases Tidak ada Where-used/how-used

Persetujuan transaksi untuk dicairkan

Description Approval_transaksi:

[Transaksi + Status_ubah + IDUser] Status_ubah = 2 string alphabet IDUser = 50 string alphanumerik

Name Realisasi_anggaran Aliases Tidak ada Where-used/how-used Realisasi anggaran dalam

bentuk transaksi Description Realisasi_anggaran:

[NoBukti = 9 string alphanumerik Tanggal = date Rupiah = numerik Posanggaran = 6 string numerik

Page 67: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 64

Rupiahanggaran = numerik] Name Anggaran Aliases Cash_flow Where-used/how-used

Penyusun laporan cashflow

Description Anggaran:

[PosAnggaran = 6 string numerik Anggarananak = 10 string numerik Anggaraninduk = 10 string numeric Namaanggaran = 100 string alphabet BulanAng = numerik TahunAng = numerik JumlahAng = numerik Realisasi = numerik SisaAnggaran = numerik Dicadangkan = numerik SisaAngAdm = numeric SisaAkumAng = numeric ]

Name Buku_harian Aliases Tidak ada Where-used/how-used

Penyusun laporan buku harian

Description Buku_harian:

[KasBankAnak = 6 string numerik Tanggal = date Saldoawal = numerik MutasiDebet = numerik MutasiKredit = numerik SaldoAkhir = numerik ]

Name LKU Aliases Tidak ada Where-used/how-used

Penyusun laporan kiriman uang

Description LKU:

[KasBankAnak = 6 string numerik NoTransfer = 9 string alphanumerik TglTransfer = date Totaltransfer = numerik

RpPAL = numerik RpBP = numerik RpUJL = numerik RpOPAL = numerik RpPFK = numerik ]

Name BA_Kas Aliases Nominal_uang Where-used/how-used

Penyusun laporan berita acara penutupan kas

Description BA_Kas:

[NoBeritaAcara = 12 string alphanumerik Tanggal = date KasBankAnak = 9 string numerik K100000 = numerik K50000 = numerik K20000 = numerik K10000 = numerik K5000 = numeric K1000 = numerik K500 = numerik K100 = numerik L1000 = numerik L500 = numerik L200 = numerik L100 = numerik L50 = numerik ]

5. Struktur Basis Data

Dalam pembangunan basis data simkeu menggunakan pendekatan topdown dimana system dibagi menjadi 3 modul sesuai dengan struktur bagian keuangan sebagai user system. Desain struktur basis data dikerjakan dengan pemodelan ERD. ERD tersebut diimplementasikan menggunakan DBMS Microsoft SQL Server dalam bentuk relasi table berikut:

Page 68: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 65

Gambar 7. Realisasi ERD dalam bentuk relasi tabel

Arsitektur basis data menggunakan semi distributed basis data dimana basis data simkeu untuk PLN AP Gianyar merupakan basis data terdistribusi di wilayah Gianyar sebagai bagian database pusat di kantor induk PLN Distribusi Bali. Berikut adalah gambar arsitektur basis data simkeu.

Gambar 8. Arsitektur Basis Data Simkeu Arsitektur aplikasi adalah arsitektur 2 lapis dimana pemrosesan data lebih banyak terjadi di server daripada di client. Dalam hal ini pemrogram memanfaatkan stored procedure yang ada di dalam SQL Server.

6. Normalisasi Dalam desain basis data simkeu ada beberapa tabel

yang belum dalam bentuk normal ke 3 dikarenakan kesalahan desain maupun bagian dari proses denormalisasi yang akan mengekfektikan pelaporan. A. Kesalahan pemberian kunci utama Untuk tabel ttabanggaran dan tabel tkasbank kunci utama diletakkan pada field anggaraninduk, anggarananak dan kasbankinduk, kasbankanak secara bersama-sama. Hal ini menyebabkan pengaksesan kunci tamu pada tabel lain yang berelasi akan mengikuti kesalahan ini. Sebenarnya kasbankinduk dan kasbankanak digunakan sebagai field yang mempermudah pengelompokan dalam pelaporan. Sedangkan untuk kunci utama seharusnya menggunakan field noaccount. Begitu juga untuk tabel tabanggaran field kunci seharusnya diletakkan pada field posanggaran. Kesalahan ini akan menyulitkan dalam hal maintenance ketika terjadi perubahan format pelaporan misalkan pindah sub bagian mata anggaran maka otomatis akan merubah anggaraninduk maupun anggarananak sedangkan posanggaran tetap. Semua data yang menggunakan kunci tamu yang berubah tersebut harus diubah dan dilakukan dengan bantuan programmer yang seyogyanya sudah menyalahi wewenang untuk memanipulasi data keuangan.

Basis data SIMKEU

AP Gianyar

Basis data SIMKEU AP

Tabanan

Basis data SIMKEU AP Kuta

Basis data SIMKEU Bali

Page 69: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 66

B. Tabel yang belum normal Pada tabel TBeritaacara jenis pecahan matauang

dibuat dalam bentuk field dimana tiap record menyatakan sebuah saldo kas pada sesi tutup kas tiap harinya. Jika mengikuti kaidah normalisasi untuk bentuk normal ke -3 maka seharusnya desain tabel menjadi:

Gambar 9. Pemecahan tabel TBeritaacara

Bentuk desin yang memenuhi bentuk normal ke-3

tersebut menguntungkan dari segi jika ada penambahan jenis pecahan mata uang, user SIMKEU dapat secara mandiri menambahkan record di TPecahan yang sementara ini proses penambahan dilakukan dengan penambahan field di tabel TBeritaAcara.

Untuk tabel LKU juga belum memenuhi bentuk normal ke-3. Desain tabel LKU seharusnya seperti gambar berikut ini

Gambar 10 Rancangan tabel LKU

Dengan rancangan di atas dari segi pelaporan

dibutuhkan waktu yang lebih lama dalam menghasilkan query, namun di sisi lain kita dapat mengatasi pemeliharaan system jika seandainya ada penambahan terhadap jenis pendapatan. C. Tidak tersedianya tabel status

Dalam alur kontrak, PA, maupun transaksi, data akan melewati beberapa user di anggaran, keuangan serta bidang lainnya sebelum akhirnya direalisasikan dalam bentuk dana nyata di kasir. Dalam hal itu pemrograman memanfaatkan perubahan status record. Namun status tersebut belum mengacu pada sebuah tabel status. Daftar status hanya mengandalkan programmer untuk mengingatnya. Seharusnya paling tidak ada ada sebuah tabel status dimana tabel yang menggunakan status mengacu padanya sebagai berikut:

Gambar 11. Tabel Tstatus

D. Mekanisme pemeliharaan tabel master

Dalam tabel master ttransaksiin dan ttransaksiout ditambahkan sebuah field status yang menyatakan apakah record tersebut masih aktif atau transaksi tersebut telah dihapus oleh user. Proses penghapusan dilakukan tidak dengan mendelete record dari kedua tabel tersebut.

Tidak demikian halnya dengan tabel master yang lain seperti tabel tkasbank, ttabanggaran maupun tabel tperkiraan. Jika dilakukan hal serupa dengan tabel transaksi maka integritas data dapat dipelihara.

Jumlah transaksi harian di keuangan tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan kapasitas server yang tersedia maka dari itu tidak ada pembuatan primary key khusus sebagai upaya penghematan kapasitas pengaksesan. Primary key tetap menggunakan superkey tiap entitas dalam system keuangan sebagai contoh: notransaksi sebagai primary key tabel ttransaksi. 7. Manajemen Basis Data

User basis data dibagi menjadi 2 kelompok yaitu administrator basis data yang mengatur manajemen berupa backup, restore dan privilege user serta user umum yang terdiri dari beberapa user pengguna aplikasi simkeu.

Page 70: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 67

Proses backup dilakukan sehari 2 kali berdasarkan jam menggunakan schedule yang disediakan oleh DBMS. 8. Laporan terkirim ke basis data pusat

Secara periodik beberapa data diambil oleh database pusat dalam rangka monitoring keuangan. Data tersebut adalah data yang berhubungan dengan pendapatan perusahaan dan realisasi anggaran. Sehingga di basis data keuangan induk dapat diperoleh laporan rangkuman yang datanya berasal dari semua unit di Bali. Proses pengambilan berupa extract data dari object view di unit. Object view yang dibuat merupakan intisari data dalam basis data di unit berkenaan dengan laporan keuangan yang harus disetor ke kantor induk. Laporan tersebut berupa laporan kiriman uang dan cash flow, namun untuk bahan pengawasan dilakukan juga extract transaksi mingguan. Beberapa job scheduler diatur dalam basis data unit berkenaan dengan pengiriman intisari data ke basis data kantor induk. 9. Kesimpulan Rancangan basis data SIMKEU memiliki beberapa kelemahan yang terkait dengan pemeliharaan system. Beberapa solusi di atas diharapkan dapat mengatasi kelemahan tersebut.

Daftar Pustaka Connolly, Thomas M., and Carolyn E. Begg. Database

Systems: A Practical Approach to Design, Implementation, and Management, Third Edition. Addison-Wesley, Reading, Massachusetts. 2002.

Date, C.J. An Introduction to Database System, Sevinth Edition. Addison – Wesley Publishing Company, New York. 2000.

Whitten, Jeffery L., Bentley, Lonnie D., Dittman, Kevin C. Systems Analysis and Design Methods, Sixth Edition. McGraw-Hill, New York. 2004.

Silberschatz, Abraham, Henry F. Korth, and S.Sudarshan. Database System Concept, Fourth Edition. McGraw-Hill. Singapore. 2002.

Harianto Kristanto, Ir. Konsep dan Perancangan Database. Penerbit Andi. 1994.

Roger S. Pressman, Ph.D. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi Buku Satu. Penerbit Andi. 2002.

Page 71: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 68

OLAP PENDUKUNG SISTEM KEAMANAN DATA WAREHOUSE

Ignatius Suraya Jurusan Matematika, Fakultas Sains Terapan,

Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta email:[email protected]

ABSTRAK

Data warehouse adalah basisdata yang menyimpan data sekarang dan data masa lalu yang berasal dari berbagai sistem operasional dan sumber yang lain (sumber eksternal), atau sebuah proses evolusi yang mencakup pencarian sumber, penyimpanan dan penyediaan data yang digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan. Maka keamanan data merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga keutuhan/kerahasiaan informasi terutama yang berisi informasi penting yang hanya boleh diketahui oleh pihak yang berhak saja, apalagi pengirimannya dilakukan melalui jaringan publik/umum, dan jika keamanan data tersebut tidak maksimal maka data tersebut dapat disadap oleh pihak yang tidak berhak.

OLAP (Online Analytical Processing) merupakan salah satu aplikasi keamanan untuk mendukung system keamanan data warehouse dalam system database, terutama ketika sistem warehuse dibangun dengan open source maka cakupan para pemakai data warehouse terus berkembang.

Tujuan makalah ini adalah untuk memperkenalkan metodologi disain keamanan OLAP, dan kemungkinan akses kontrol pada kompleksitas database. Kata kunci: warehouse, Online Analytical Processing (OLAP)

I. PENDAHULUAN

Data warehouse juga dapat diarti- kan kumpulan dari komponen-komponen perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mendapatkan analisa yang lebih baik dari data yang berjumlah sangat besar sehingga dapat membuat keputusan yang baik, dan juga dapat digunakan untuk memahami trend bisnis dan membuat perkiraan keputusan yang lebih baik dan juga untuk menganalisa informasi mengenai penjualan harian dan membuat keputusan yang cepat dalam mempengaruhi performance perusahaan. II. PEMBAHASAN

Informasi mengenai data yang diisi ke dalam warehouse dibagi dua bagian: yaitu technical data the warehouse users dan yang kedua business data that is of use to the warehouse users. 1. The technical data berisi penjelasan tentang

operasional database dan penjelasan dari data warehouse. Data ini dapat membantu administrasi data warehouse menjaga datanya dan mengetahui dari mana semua data berasal.

2. The business data membantu pemakai mencari informasi dalam data warehouse tanpa mengetahui implementasi databasenya.

Gambar 1. Prinsip Data Warehouse

Sifat Data Warehouse adalah: 1. Multidimensional yang berarti bahwa terdapat banyak

lapisan kolom dan baris (Ini berbeda dengan tabel pada model relasional yang hanya berdimensi dua)

2. Berdasarkan susunan data seperti itu, amatlah mudah untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan seperti: “Berapakah jumlah produk 1 terjual di Jawa Tengah pada tahun n-3?”

Page 72: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 69

Gambar 2. Sifat Data Warehouse

Mengingat sistem data warehouse memerlukan pemrosesan data dengan volume yang besar, sistem ini biasa diterapkan dengan menggunakan teknologi pemrosesan SMP (Symmetric Multiprocessing) dan MPP (Multiple Parallel Processing) Untuk membangun Data Warehouse, dilakukan dengan langkah berikut: 1. Menentukan misi dan sasaran bisnis bagi

pembentukan data warehouse 2. Mengidentifikasi data dari basis data operasional dan

sumber lain yang diperlukan bagi data warehouse 3. Menentukan item-item data dalam perusahaan dengan

melakukan standarisasi penamaan data dan maknanya 4. Merancang basis data untuk data warehouse 5. Membangun kebijakan dalam mengar-sipkan data

lama sehingga ruang penyimpanan tak menjadi terlalu besar dan agar pengambilan keputusan tidak menjadi terlalu lamban.

6. Menarik data produksi (operasional) dan meletakkan ke basis data milik data warehouse

Data Mart

Data mart merupakan bagian dari data warehouse yang mendukung kebutuhan pada tingkat departemen atau fungsi bisnis tertentu dalam perusahaan. Karakteristik yang membedakan data mart dan data warehouse adalah sebagai berikut (Connolly, Begg, Strachan 1999). 1. Data mart memfokuskan hanya pada kebutuhan-

kebutuhan pemakai yang terkait dalam sebuah departemen atau fungsi bisnis.

2. Data mart biasanya tidak mengandung data operasional yang rinci seperti pada data warehouse.

3. Data mart hanya mengandung sedikit informasi dibandingkan dengan data warehouse. Data mart lebih mudah dipahami dan dinavigasi.

OLAP

Suatu jenis pemrosesan yang memanipulasi dan menganalisa data bervolume besar dari berbagai perspek- tif (multidimensi). OLAP seringkali disebut

analisis data multidimensi. Data multidimensi adalah data yang dapat dimodelkan sebagai atribut dimensi(contohnya nama barang dan warna barang) dan atribut ukuran(contohnya jumlah barang). Olap mempunyai kemampuan: 1. Konsolidasi melibatkan pengelompok an data.

Sebagai contoh kantor-kantor cabang dapat dikelompokkan menurut kota atau bahkan propinsi. Transaksi penjualan dapat ditinjau menurut tahun, triwulan, bulan, dan sebagainya. Kadangkala istilah rollup digunakan untuk menyatakan konsolidasi

2. Drill-down adalah suatu bentuk yang merupakan kebalikan dari konsolidasi, yang memungkinkan data yang ringkas dijabarkan menjadi data yang lebih detail

3. Slicing and dicing (atau dikenal dengan istilah pivoting) menjabarkan pada kemampuan untuk melihat data dari berbagai sudut pandang

Hubungan antara data warehouse dengan online

analytical processing (OLAP) cepat berkembang hanya dalam beberapa kurun waktu. Pada sisi lain sensitivitas keamanan informasi dan privacy juga sangat dibutuhkan.

Data warehouse dengan alami menciptakan security, tetapi di lain pihak kebutuhan agar semua data penting yang pada umumnya sangat berharga dan sensitive dapat diakses semudah mungkin.

Penelitian security pada makalah ini diarahkan untuk mempelajari pengintegrasian geographical information systems (GIS) dan teknologi data warehouse dengan konsep yang dikembangkan harus bisa diterapkan untuk semua aplikasi OLAP.

Banyak komunikasi pada sistem data warehouse, menciptakan kebutuh- an keamanan komunikasi yang sesuai dengan kebutuhan. Proses pengambilan data membutuhkan satu persyaratan untuk suatu infrastruktur jaringan. Independent atau mungkin sharing source database harus diperkuat. Untuk data sangat sensitip, maka sangat penting untuk dilindungi dari eavesdropping dan ancaman yang lain. Untuk komunikasi antara aplikasi awal dan akhir serta OLAP server biasanya koneksi client/server akan digunakan, termasuk pada lokasi remote.

Penggunaan Internet atau jaringan lain mungkin diperlukan security. Hanya beberapa tools support encrypted komunikasi pada level aplikasi seperti teknologi virtual private network (VPN) yang mungkin sesuai.

Authentication dan ketelitian adalah ukuran keamanan lain yang harus dilakukan di lingkungan data wrehouse. Identitas pemakai diperlukan dalam rangka menjaga keamanan dan untuk menghindari akses oleh para pemakai yang tidak syah. Proses aplikasi data

Page 73: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 70

warehouse dapat dilihat pada gambar 3 berikut.

Gambar 3. Proses Aplikasi Data Warehouse

Keputusan yang penting untuk pemerikasan

dalam data warehouse adalah untuk menempatkan sasaran yang tepat pada arsitektur. Penggunaan kemampuan auditing dasar DBMS membuat data warehouse tidak mencukupi kebutuhan, seperti ketika memasukkan akses pada tabel bagan star/snowflake tidak akan menyingkap-kan multi dimensional query yang telah dibuat (terutama dalam sistem berbasis MOLAP).

Akses kontrol pada sisi back-end melibatkan pengendalian akses pada data warehose dan source database pada saat proses transform/load dan akses pada prosedur ini. Pada otoritas berbasis role model untuk proses administratif dalam data warehouse terdapat dua katagori identifikasi. Pengembang tulis penyaringan, integrasi dan transformasi scrif. Mereka membutuhkan akses terutama pada metadata, bukan datanya sendiri. Personil operasi meminta proses coresponden tersebut. Mereka tidak memerlukan ijin untuk mengakses data secara langsung, hanya untuk menjalan-kan program. Bagaimanapun, ketika permasalahan timbul, pengembang dan personil operasi mungkin memerlukan akses tambahan beberapa data seperti untuk strategi membersihkan data atau untuk menentukan kesalahan. Satu kekuatan mengijinkan, jika meyakinkan bahwa pengguna ijin seperti itu secara ekstensif dimonitor oleh auditing.

Pada sisi front-end banyak akses kontrol muncul. Biasanya data warehouse disangsikan oleh para pemakai eksekutif (manajemen eksekutif, analis bisnis), dengan meminta OLAP vendor untuk tidak menyediakan peralatan pendukung untuk akses yang berjaringan halus akses kontrol. Hal tidak lagi sesuai. Cakupan pemakai potensial tentang analisis tools queryng satu data warehouse terus berkembang, sampai pada pelanggan dan mitranya. Proteksi sensitive data dari akses yang tidak syah terus diperdebatkan, menuju ke arah kebutuhan kebijakan akses kontrol untuk akses enduser pada data warehuose . Tidak tiap pemakai bisa mengakses semua data.

Aplikasi Front-End termasuk laporan statis (berjalan dan mencipta-kan/memodifikasi laporan),

OLAP dan data mining. Dalam aplikasi laporan statis di mana pemakai hanya menggu-nakan query statis sudah dikenal, akses kontrol dapat digambarkan sebagai suatu basis per laporan . Pada sisi lain sangat sulit untuk mengapliasikan keamanan pada data mining. Data mining diarahkan pada penemuan data baru; hasilnya (dan kepekaan nya) tidaklah dikenal sebelumnya. Bagaimanapun beberapa kebijakan (seperti partisi data warehose) dapat diterapkan pada satu teknologi mart-like data. Tools utama Fron-tend untuk data warehose adalah aplikasi OLAP, menyediakan ad-hoc analisis interactive dari struktur multidimensi data. Suatu data warehouse dibangun dengan sistem terbuka.

Pada akhirnya adalah untuk membuat semua data yang penting dapat diakses semudah mungkin. Terutama penelitian analisis OLAP memerlukan sifat terbuka ; kontrol keamanan bisa saja menghalangi proses penemuan analitis. Kita sudah mengenal keamanan komunikasi, mengidentifikasi pemakai dan authentication, auditing, dan keamanan akses kontrol merupakan hal yang penting. Ketika kita memfokuskan pada akses kontrol dalam ad-hoc aplikasi OLAP kita akan menggunakan istilah keamanan OLAP pada bahasan makalah ini.

Menurunkan kebijakan akses kontrol dari operasional data source sangat sulit walaupun beberapa riset telah dilakukan. Data dari sistem yang berbeda dengan kebijakan yang berbeda akan di konsolidasikan. Para pemakai sistem operasional tidak sama dengan pemakai data warehouse. Masalah utama adalah, bahwa relational model mendominasi dalam sistem operasional ketika sistem OLAP menggunakan nontraditional multi-dimensional model. Rencana akses kontrol tidak mudah dipetakan. Proteksi tidak digambarkan dalam kaitan dengan tabel, tetapi dimensi, alur hirarkis, granularas level. Sehingga dibutuhkan desain keamanan OLAP.

Telah dijelaskan bahwa perancangan akses OLAP harus dilakukan dengan teliti, ketika analisis ditolak atau hasil adalah salah. Apalagi kemampuan keamanan tool sangat propietary dan sintak sekurity tidak mungkin untuk didesain dan didokumentasi dari pembatasan akses.

Gambar 4. Posisi OLAP Sequrity pada Data Warehouse

sistem

Page 74: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 71

Dalam rangka mendekati topik dari sisi aplikasi, metodelogi desain klasikal database (persyaratan analisis, konseptual, logis, dan desainphisik) harus diplikasikan pada kemanan OLAP. Gambar 4 diadopsi dari yang menyarankan model keamanan data base reguler. Perbedaan yang penting adalah konseptual multidimensional data model dan mekanisme keamanan OLAP yang jelas berbeda dengan kemampuan relational manajemen sistem database. Tahap pertama pada makalah ini adalah proses menandai [Bold] pada diagram, tahap kedua adalah desain.

Suatu pendekatan metodologis multiphase mengijinkan kebijakan keamanan untuk terpisah dari mekanisme keamanan. Separasi ini menghasilkan keuntungan antara lain: a.Kemampuan menggambar kan aturan akses kontrol

dan pemikiran tentang implementasinya (dengan tidak ada beban tentang detil implementasi).

b.Memungkinkan untuk dibandingkan dengan kebijakan akses kontrol yang berbeda, atau mekanisme yang berbeda pada kebijakan yang sama. Terutama bergunan untuk banyaknya tools OLAP yang heterogen.

c.Kemampuan mekanisme perancangan pada kebijakan yang berbeda. Keuntungan ini menjadi suatu hal yang penting ketika kebijakan berubah seperti konsekwensi dari berubah organisasi.

Gambar 5. Metodelogi Rancangan

OLAP Sequrity

Aplikasi yang berbeda akan mendorong kearah persyaratan yang sangat berbeda pula yaitu. kebijakan yang mungkin untuk akses kontrol OLAP. Hasil analisis persyaratan adalah petunjuk tingkat tinggi yang dapat diterjemahkan dalam aturan format, yang pantas untuk formalitas dan tahap disain. Bagaimanapun, pondasi yang sesuai untuk konsep keamanan model multidimensional tidak tersedia.

Gambar 2 menggambarkan persaratan basic dan advance akses kontrol yang akan dibahas:

Gambar 6. Pesyaratan OLAP acces control lain

Menyembunyikan kubus yang utuh merupakan

persyaratan langsung. Dalam konteks akhir satu aturan korespondence akses menetapkan pemakai tertentu hanya dapat melihat data Services kubus dan bukan dari kubus individu.

Jika satu dimensi tertentu mencerminkan struktur para pemakai, maka diperlukan untuk menyembunyi kan irisan tertentu dari suatu kubus. Menyembunyikan ukuran tertentu sama dengan menyembunyikan irisan. Sesungguhnya tidak ada perbedaan yang konseptual jika satuan ukuran ditafsirkan sebagai dimensi flat. Data yang detil sering dipertimbangkan lebih sensitip dibanding data ringkas. Bisa diperlukan untuk membatasi akses terhadap data di bawah tingkatan dimensi yang detil. Ini terbentang dari level kecil penyembunyian suatu dimensi keseluruhan.

Jika data detil sangat sensitip seperti tersebut di atas, dan pemakai bertanggung jawab atas anggota yang tertentu dari suatu dimensi (yaitu. irisan kubus), ini membawa ke arah kebijakan di mana dibutuhkan untuk menyembunyi kan tingkat detil dalam irisan tertentu dari suatu kubus. Mempertimbangkan kebijakan akses kontrol untuk para manajer: " Seorang manajer dapat mememperoleh informasi apapun tentang kebutuhannya, data hanya terbatas untuk object yang lain."

Ketika perancangan kebijakan seperti itu menimbulkan perbedaan substansial apakah dimensi yang di atasnya merupakan irisan dan level dimensi detil untuk disembunyikan sama atau tidak. Sebagai suatu contoh untuk menyembunyikan level detil dalam irisan tertentu dari dimensi yang berbeda, diasumsikan seorang manajer diijinkan untuk melihat data sehari-hari

Page 75: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 72

miliknya, tetapi data bulanan hanya untuk yang lain. Dalam dinamis atau aturan kebijakan data akses

tidak digambarkan oleh unsur unsur struktur tertentu dari multidimensional model data. Ijin akses tergantung dari datanya sendiri. Suatu contoh adalah satu grup pemakai dapat mengakses object lebih dari 5,000 pengunjung per bulan saja (katakan, object ini dianggap sebagai kepentingan publik). Ketika ini dapat berubah dari tiap load data, disebut kebijakan dinamis.

Sistem OLAP terpokus kepada kesimpulan permasalahan ketika mereka pertumpu pada ringkasan atau kumpulan data. Keterkaitan dengan akses kumpulan data seperti itu, smart query (disebut tracker) mendapatkan data yang tidak dapat diakses secara langsung.

Kesimpulan informasi telah dikenali pada riset keamanan databa se statistik. Permasalahan dasarnya adalah untuk melindungi data individu ketika kumpulan query diijinkan. Suatu masalah yang serupa muncul dalam OLAP melalui penggolongan yang paralel. Dalam praktek, dimensi tidak sama dengan orthogonal seperti dalam teori. Jika suatu tingkatan detil tertentu disembunyikan, tetapi dimensi klasifikasi paralel masih tetap ada (tak terlarang), nilai detil tersembunyi mungkin diungkapkan oleh otoritas query tunggal. Suatu pendekatan kepada kesimpulan single-query adalah menyangkal query yang disertakan kurang dari jumlah arsip tertentu (query-set kontrol), disebut indikator kepicikan. Bagaimanapun, telah ditunjukkan bahwa suatu kombinasi yang diperbolehkan (kumpulan) tracker query dapat digunakan untuk menyimpulkan detil data tersembunyi.

Pada riset lebih lanjut, usaha yang diperlukan adalah mungkin tidak feasibly untuk kebanyakan " realita kehidupan" rancangan. Menyajikan suatu indikator pendekatan yang dilandaskan pada mengarahan kesimpulan singlequery. Bagaimanapun, tidak berarti melawan tracker yang dengan cerdas mengkombinasikan berbagai query. Satu pendekatan yang menarik adalah penggunaan data mining tool untuk mendeteksi potensi permasalahan kesimpulan dalam audit pembukuan query

Dalam persaratan analisis dan konsep tahapan desain keamanan, perlu difokuskan kepada aspek semantik tanpa terlebih dahulu mempertimbangkan detil implementasi nya. Bagaimanapun, dalam rangka mengembangkan metodologi desain yang bermanfaat, diperlukan kemam- puan konkret sistem. Disini akan dijelaskan mekanisme keamanan OLAP pada level indepeden vendor, dan pada bagian berikutnya meliputi implementasi konkret sistem komersil.

Mekanisme security secara umum menyediakan menggambarkan subject security (pemakai, kelompok, aturan) boleh atau tidak mengakses object keamanan

tertentu (yaitu. data sensitip) pada umumnya akses pada OLAP. Asumsi akhir menetapkan apakah segalanya terlarang kecuali jika diijinkan (dunia yang tertutup) atau sebaliknya (dunia yang terbuka). Dalam kaitan dengan para pemakai level atas, aplikasi OLAP membuka kebijakan dunia yang mungkin sesuai. Sesungguhnya semua evaluasi sistem komersil mengikuti dunia kebijakan. Aspek lain adalah applicabilitas prinsip maising-masing. Jika object keamanan adalah hal utama dalam keamanan, maka akan menuju kearah suatu didesentralisasi kebijakan. Seperti Ketika "pemilik" data warehouse merupakan pemilik dari koresponden operasional data, ini merupakan persaratan artinya menurun kan kebijakan akses kontrol dari sumber data operasional. Bagaimana- pun, seperti disebutkan sebelumnya, adalah sulit untuk memutuskan kepemilikan kumpulan sumber data yang berbeda. Pusat kebijakan administrasi standar adalah alternatif.

Salah satu cara mengkatagori kan mekanisme security yang berbeda dengan komponen arsitektur yang digunakan antara lain: a. Relasional DBMS data warehouse (star/snowflake

dalam skema OLAP atau komplexitas lingkungan). Akses kontrol diterapkan dengan mencipta-kan berbagia database physic (data mart) atau dengan menggunakan SQL views. Batasan akses yang dinyatakan dalam multi-dimensional model harus di terjemahkan dalam reasional model.

b. Jika tersedia OLAP server. Ini harus merupakan pendekatan dari multidi-mensional model yang digunakan dalam lingkungan client/server menyediakan perlindungan yang memerlukan proteksi terhadap bypass mekanisme keamanan.

c. Aplikasi front-end. Model Multidimensional digunakan untuk menyatakan pembatasan, tetapi mencegah akses yang tidak syah dengan membypass system, bisa jadi sangat sulit. Ketika dua pendekatan hanya menyediakan satu batasan implisit analisa tool (data tertentu tidak disajikan oleh OLAP server atau DBMS), pendekatan ini dapat diperluas dengan membatasi hubugan pemakai. Pungsi Import/ Export atau visualisasi komponen dapat dilumpuhkan untuk para pemakai tertentu.

Bagaimanapun kemungkinan yang tersedia tergantung dengan arsitektur yang dikembangkan. Dalam solusi keamanan server OLAP tidak bisa digunakan 2-tier fat-clien lingkungan ROLAP dan penggunaan SQL views dalam relational data warehouse level tidak sesuai untuk MOLAP sistem.

Cara lain menggolongkan mekanisme keamanan yang tersedia adalah untuk melihat ciri dan dasar aturan pendekatan. Views adalah cara menerangkan gambaran

Page 76: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 73

subsets sistem secara keseluruhan. Analisis tool adalah terbatas untuk diberi hak query dengan pembatasan kemampuan navigasi (menyembunyikan metadata dimensi anggota atau unsur-unsur yang struktural). Bagaimanakah menyembunyikan keberadaan data sensitip tidak hanya datanya sendiri. Pemakai yang berbeda, melihat kubus yang berbeda, menurutnya semua dibangun dari sumber data yang sama. Konsepnya adalah transparan untuk end-user ketika tidak ada query ditolak. Bagaimanapun, ketransparan an ini juga bahaya ketika kehilangan data yang mungkin cendrung dipalsukan.

Views dapat diciptakan menggunakan SQL views dengan bagan views multidimensional OLAP level enggine jika support. Walaupun persyaratan dinyatakan dalam terminologi multidimensional, suatu notasi yang umum untuk melihat pada level ini tidak tersedia. Dalam relational worl views dinyatakan seperti hasil dari relational query. Bagaimanapun, pendekatan ini tidak bisa secara langsung diterjemahkan ke dalam dunia multidimensional. Satu query SQL pada suatu hasil hubungan dirinya sendiri, tetapi multidimensio nal query dilakukan atas suatu hypercube tidak perlu menghasilkan hypercube. Apalagi tidak ada bahasa query yang umum (walaupun pendekatan yang pertama dibuat, seperti MDX Microsoft).

Aturan yang didasarkan pendekatan tidak menyajikan (structurally) kubus lain kepada pemakai. Semua pemakai mengetahui keberadaan kubus secara keseluruhan (dengan semua dimensi dan ukuran), mereka hanya tidak diijinkan untuk melihat semua itu. Aturan mengakses (pada umumnya dalam bentuk expresi Boolean) menggambarkan apa yang dapat dilihat seorang pemakai dan apa yang ia tidak boleh dilihat. Aturan ungkapan ini, bagaimanapun, menjadi sangat kompleks dan susah untuk dipelihara.

Dalam aturan didasarkan pada otoritas sistem OLAP, laporan boleh jadi ditolak atau mendapatkan sel yang kosong. Kebijakan yang kompleks dapat dinyatakan menggunakan aturan berdasarkan pendekatan dengan cell-level granularity. Untuk menginfor-masikan kepada pemakai tentang hasil yang dipalsukan, sel yang telah ditinggalkan kosong untuk alasan keamanan adalah umumnya ditandai dengan " N/A".

Ketika pendekatan (view dan rule) mempunyai keuntungan kombi-nasi kedua konsep yang diinginkan. hibryd pendekatan mengijinkan untuk menetapkan kompleks (cell-level) aturan batasan seperti halnya definisi pandangan untuk menyaring elemen metadata dan dimensi anggota untuk menyediakan level derajat tertentu tentang transparansi pemakai akhir.

Sifat Multidimensional data OLAP, timbulnya beberapa masalah ketika akan menyembunyikan

informasi dalam kubus. Jika irisan kubus tertentu tersembunyi, data pada suatu Region level akan dipalsukan (object yang seandainya kelihatan dimasukkan), atau, jika tak diubah, tracker query menduga data yang tersembunyi mungkin menjadi tersedia.

Persyaratan keamanan yang kompleks, seperti menyembunyikan level detil dalam irisan tertentu dari suatu dimensi yang berbeda, telah diperkenalkan. Ini hanya dapat implementasikan menggunakan pendekatan rule -based dan mungkin akan mengakibatkan penolakan. Jika esekusi parsial digunakan, semantik total dalam laporan belum jelas, karena itu, ada tidaknya digambarkan apakah sel yang dimasukkan tersembunyi atau tidak.

Sebagai contoh, seorang manajer pada satu daerah mengakses obyek data seharihari. Query ini diijinkan Untuk dilakukan. Ia kemudian mengeluarkan operasi drill-down pada dimensi waktu untuk data sehari-hari. Jika query tidak ditolak, hasil akan menjadi tidak sempurna (data sehari-hari untuk beberapa object tidak dapat diakses). Tetapi bagaimana pada laporan total ? Mereka dapat mengulang yang lain yang belum dirubah dan refleksi "riil" total ( yaitu. semua object), meninggalkan laporan dalam status yang tidak konsisten. Atau dapat dijumlahkan atas display nilai yang aktual, yang artinya bahwa penjumlahan sudah merubah dari satu query kepada yang lain walaupun menyangsikan daerah (yakni semua object). Sesungguhnya, kedua pendekatan dapat ditemukan dalam sistem komersil masa kini (kadang-kadang hasil genap tergantung dengan perumusan yang berhubungan dengan sintaksis dari query).

Pada bagian ini, merupakan ikhtisar singkat kemampuan akses kontrol dari sistem OLAP komersil dan menyajikan penggunaan views SQL dalam ROLAP. Untuk lebih jelasnya, kemampuan beberapa system keaman an olap dapat dilihat pada table 1.

Dalam projex ROLAP tools relational views digunakan jika produk tidak support pada akses kontrol OLAP server level. Penggunaan SQL views serupa dengan membangun data mart dari satu data warehouse. Bagaimanapun, SQL views dalam relational data warehouse level dapat menjadi sangat kompleks dan sulit untuk dipelihara. Masalah lain yang muncul ketika precalculated (materialized) kumpulan ada. Ini harus disaring dengan selalu berhubungan. Mekanisme tambahan harus digunakan untuk penyaringan metadata dalam rangka menyembunyikan unsur-unsur struktur tertentu.

Dasar persyaratan pada umumnya diterapkan dengan mudah terha dap relational views. Ukuran dapat disembunyikan dengan menerapkan penyaringan vertikal (menyembunyikan kolom) dalam tabel

Page 77: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 74

sebenarnya. Dalam rangka menyembunyikan irisan kubus horizontal penyaringan harus diberlakukan bagi tabel dimensi. Tergantung dari arsitektur filtering, dimensi tabel mungkin cukup dengan membatasi query atau melalui tools analisa. Dalam praktek extra (akses kontrol list) ACL, kolom dalam tabel ini dapat digunakan untuk menyederhanakan pemeliharaan views.

Kebijakan yang kompleks lebih menantang. Level Menyembunyikan detil dalam irisan tertentu dari dimensi yang sama menciptakan fakta dengan dasar granularas yang berbeda. Bagaimanapun, tidak semua sistem mendukung tabel fakta partisi (bisa ditirukan oleh views) pada berbeda granularas. Sebagai alternatif, dimensi "gadungan" anggota digunakan. Kebijakan yang lebih rumit adalah mungkin, tetapi berbahaya seperti menyaring bersesuaian fakta mungkin didorong kearah falsi-analisa fied lanjutan. Tidak ada pengingkaran yang eksplisit tentang query atau " N/A" tanda-tanda dari sel dapat terpenuhi.

Model Keamanan untuk release yang pertama MICROSOFT OLAP service sebagian terbesar sangat sederhana. Hanya dua lingkup akses kontrol tersedia (server dan level kubus). Pada service pack 1 (SP1) diperkenalkan keamanan realese cell-level, menyediakan derajat tingkat pendenda dari kontrol. Menggunakan keamanan cell-level, para pemakai mendapatkan garansi atau ditolak untuk mengakses data hingga menuju ke sel individu dalam suatu kubus. Cell-Level keamanan adalah aturan didasarkan pendekatan.

Pembatasan digambarkan dengan aturan akses menggunakan ungkapan MDX Boolean. Bahkan batasan yang kompleks dapat dinyatakan dengan aturan cell-level keamanan. Bagaimanapun, query dengan tegas ditolak atau dikembalikan. Sql Server 2000 meningkatkan model keamanan jasa OLAP (disebut Analysis service), sebagai tambahan terhadap cell-level keamanan, suatu dimensi keamanan menonjolkan metadata dan penyaringan anggota dimensi untuk menyediakan ketransparanan pemakai akhir. Dengan ukuran dimensi keamanan, tingkatan hirarki, dan anggota dimensi ( yaitu. irisan) dapat tersembunyi.

Microstrategy 7 memembuat dua arti tentang kendali akses. Pertama, suatu daftar akses kontrol memelihar seluruh objek metadata, termasuk atribut (seperti. hirarki dimensi level) dan ukuran matrik, tetapi juga menyaring, templates dan laporan. Owner atau pengurus memutuskan siapa yang boleh mengakses obyek tersebut. Sebagai contoh, jika seorang pemakai tidak diizinkan membaca akses level dimensi hirarki tertentu, ia tidak akan bisa membuat laporan pada granularas tingkatan itu, atau mengakses level tersebut dari laporan yang ada. Bagaimanapun, jika seseorang dengan akses pada level tersebut membuat laporan

seperti itu dan pemakai lain yang mengakses, ia akan bisa menjalankannya.

Cara yang kedua untuk mengontrol data akses dalam Microstrategy 7 disebut filter keamanan. Ini akan mencegah pemakai untuk melihat data tertentu dalam database tersebut. Suatu filter dibangun untuk menghadirkan slicing dari OLAP query. Saringan dapat didasarkan pada atribut (dimensi) anggota atau ukuran matrik. Filter Security secara implisit mengakibatkan dimana terkandung SQL kode yang dihasilkan (Microstrategy 7 adalah suatu RELATIONAL OLAP tool). Jika aturan penyaringan yang kompleks tertentu tidak bisa terpenuhi oleh filter keamanan, SQL views layer dapat diletakkan pada tempatnya.

Dalam Cognos Powerplay keamanan dipaksa oleh penggunaan alat awal dan akhir menggunakan ecurity file otorisasi (mungkin encrypted). Kontrol Akses digambarkan atas kategori ( Cognos terminologi untuk dimensi anggota), ukuran, atau level dimensi, penggunaan pendekatan multidimensional views. Itu diterapkan dengan menciptakan berbagai pandangan dimensi penggunaan kubus dan untuk kelompok pemakai yang berbeda, atau dengan penjelasan kelas view pemakai pada kubus bersama.

Cognos Powerplay sangat fleksibel dalam menyembunyikan kategori dari dimensi tunggal. Bagaimanapun, tidaklah mungkin menggambarkan batasan kompleks yang menyertakan berbagai dimensi. Pembatasan seperti itu harus diterapkan dengan populasi berbagai kubus dengan data yang berbeda subsets (seperti data mart).

Dalam Oracle express akses database dikendalikan dengan penggunaan program ijin database, menyediakan aturan berdasarkan pendekatan. Pada setiap database, program ijin dapat diciptakan Fungsi Boolean user-defined. Ketika suatu database dibuka, Oracle express berjalan bersesuaia n ijin program. Dalam program ijin database, mengizinkan perintah digunakan untuk menetapkan kondisi-kondisi akses untuk object pada database. Kondisi-Kondisi untuk mengabulkan ijin atas suatu obyek database terdiri dari satu atau lebih Ungkapan Boolean.

Dimensi anggota pada granularas tingkatan yang berbeda diperlakukan dengan bebas (data dipegang secara berlebihan). Oleh sebab itu, Oracle express sangat fleksibel dalam menetapkan batasan yang kompleks. Pada sisi lain, ketika program ijin menyediakan data filtering, sisa-sisa anggota dimensi dan metadata tanpa perubahan, tidaklah mungkin menyembunyikan keberadaan data yang sensitip. III. KESIMPULAN

Pada makalah ini diperoleh, pertama ikhtisar data warehouse dan keamanan OLAP. Dalam kaitan dengan

Page 78: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...

JURNAL MANAJAMEN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Volume 2, Nomor 1. Oktober 2011

Volume 2, Nomor 1. 75

fakta bahwa cakupan dari para pemakai mungkin mengakses data warehouse via aplikasi OLAP terus meningkat, keperluan mekanisme kendali akses yang sesuai adalah rumit dalam rangka memastikan kerahasiaan data yang sensitip.

Kita sudah memperkenalkan metodologi disain keamanan OLAP dan mengenali persyaratan kendali akses yang berbeda. Sistem komersil masa kini menyediakan beberapa mekanisme untuk mengatasi persyaratan ini. Bagaimanapun, pendekatan adalah sangat dibutuhkan.

Untuk masa depan di dalam dan di luar tujuan proyek, kita akan berkonsentrasi pada modeling ilmu keamanan semantik. Seperti tersebut sebelumnya, tidak ada lapisan yang konseptual untuk desain keamanan OLAP. DAFTAR PUSTAKA Agrawal S. et.al. “On the Computation of

Multidimensional Aggregates” Proc. of VLDB Conf., 1996.

Barclay, T., R. Barnes, J. Gray, P. Sundaresan, “Loading Databases using Dataflow Parallelism.” SIGMOD Record, Vol.23, No. 4, Dec.1994.

Chaudhuri S., Krishnamurthy R., Potamianos S., Shim K. “Optimizing Queries with Materialized Views” Intl. Conference on Data Engineering, 1995.

Chatziantoniou D., Ross K. “Querying Multiple Features in Relational Databases” Proc. of VLDB Conf., 1996.

Codd, E.F., S.B. Codd, C.T. Salley, “Providing OLAP (On-Line Analytical Processing) to User Analyst: An IT Mandate.” Available from Arbor Software’s web site

http://www.arborsoft.com/OLAP.html. Dewitt D.J., Gray J. “Parallel Da tabase Systems: The

Future of High Performance Database Systems” CACM, June 1992.

Gupta A., Harinarayan V., Quass D. “Aggregate-Query Processing in Data Warehouse Environments”, Proc. of VLDB,1995.

Harinarayan V., Rajaraman A., Ullman J.D. “ Implementing Data Cubes Efficiently” Proc. of SIGMOD Conf., 1996.

Inmon, W.H., Building the Data Warehouse. John Wiley, 1992.

Kimball, R. The Data Warehouse Toolkit. John Wiley, 1996.

Kim W. “On Optimizing a SQL-like Nested Query” ACM TODS, Sep 1982.

Wu, M-C., A.P. Buchmann. “Research Issues in Data Warehousing.” Submitted for publication.

Zhuge, Y., H. Garcia-Molina, J. Hammer, J. Widom, “View Maintenance in a Warehousing Environment, Proc. Of SIGMOD Conf., 1995.

Page 79: 2011 Edhy Sutanta Makalah Oktober 2011 Hal 43-51-IMATEK ...