2011-2-00918-AK Bab2001

15
10 BAB II LANDASAN TEORI II. Landasan Teori II.1. Pengertian Corporate Social Responsibility CSR merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan di dalam meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan alam. Selain mengolah sumber daya alam, perusahaan diharapkan mampu untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia yang terdapat di sekitar perusahaan. Berdasarkan pada penjelasan Budimanta, Prasetijo dan Rudito (2004), CSR merupakan suatu komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. Menurut World Business Council on Sustainable Development, CSR merupakan suatu komitmen dari bisnis atau perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, serta meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas, serta tanggung jawab perusahaan untuk menyesuaikan diri terhadap kebutuhan dan harapan stakeholders sehubungan dengan isu-isu etika, sosial dan lingkungan, di samping ekonomi. Lebih lanjut lagi Petkoski dan Twose (2003) mendefinisikan CSR sebagai komitmen bisnis untuk berperan mendukung pembangunan ekonomi, bekerjasama dengan karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal dan masyarakat luas, untuk

description

tesis bab

Transcript of 2011-2-00918-AK Bab2001

  • 10

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    II. Landasan Teori

    II.1. Pengertian Corporate Social Responsibility

    CSR merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan di dalam

    meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan alam. Selain mengolah

    sumber daya alam, perusahaan diharapkan mampu untuk mengembangkan potensi

    sumber daya manusia yang terdapat di sekitar perusahaan. Berdasarkan pada penjelasan

    Budimanta, Prasetijo dan Rudito (2004), CSR merupakan suatu komitmen usaha untuk

    bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan

    ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya,

    komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas.

    Menurut World Business Council on Sustainable Development, CSR merupakan

    suatu komitmen dari bisnis atau perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi

    terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, serta meningkatkan kualitas hidup

    karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas, serta tanggung jawab

    perusahaan untuk menyesuaikan diri terhadap kebutuhan dan harapan stakeholders

    sehubungan dengan isu-isu etika, sosial dan lingkungan, di samping ekonomi.

    Lebih lanjut lagi Petkoski dan Twose (2003) mendefinisikan CSR sebagai

    komitmen bisnis untuk berperan mendukung pembangunan ekonomi, bekerjasama

    dengan karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal dan masyarakat luas, untuk

  • 11

    meningkatkan mutu hidup mereka dengan berbagai cara yang menguntungkan bagi

    bisnis dan pembangunan. Oleh karenanya, penerapan program-program CSR yang

    berkelanjutan diharapkan mampu menciptakan kehidupan ekonomi yang lebih baik bagi

    masyarakat serta menjaga kelestarian lingkungan di sekitar perusahaan.

    Di dalam ISO 26000 menyatakan bahwa CSR merupakan bentuk tanggung jawab

    sebuah organisasi terhadap dampak dari keputusan dan kegiatan bisnisnya terhadap

    masyarakat dan lingkungan disekitar perusahaan beroperasi. Bentuk

    pertanggungjawaban suatu organisasi diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan

    etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat serta

    mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang

    ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional, serta terintegrasi dengan organisasi

    secara menyeluruh. Berdasar pada ISO 26000 maka, CSR seharusnya sudah menjadi

    bagian dari visi dan misi perusahaan di dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.

    Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka CSR merupakan suatu komitmen

    kepedulian yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab mereka

    terhadap lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Contoh bentuk tanggung

    jawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak

    tidak mampu, pemberian dana untuk pengadaan dan pemeliharaan fasilitas umum,

    sumbangan untuk desa atau fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk

    masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut

    berada. CSR juga merupakan suatu cara perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan

  • 12

    kepentingan stakeholders-nya, CSR muncul oleh kesadaran dimana keberadaan

    perusahaan dalam jangka panjang adalah lebih penting daripada profitability.

    CSR juga merupakan komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi jangka

    panjang perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar dalam menciptakan

    suatu lingkungan sosial dan lingkungan alam yang lebih baik. Perlu dibedakan antara

    program CSR dengan kegiatan amal, kegiatan amal hanya berlangsung sementara waktu

    dan bersifat sukarela saja. Sedangkan, program CSR merupakan program yang

    berkelanjutan dan bertujuan untuk menciptakan hubungan yang lebih baik antara

    perusahaan dengan lingkungan dan masyarakat sekitar. Banyaknya masalah sosial dan

    lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas bisnis perusahaan, maka sudah seharusnya

    perusahaan bersedia untuk menyajikan suatu laporan pertanggungjawaban yang dapat

    memberikan suatu informasi mengenai kontribusi perusahaan terhadap berbagai

    permasalahan sosial yang terjadi di sekitarnya. Laporan tahunan yang selama ini

    dianggap sebagai media yang paling tepat untuk memberikan informasi yang relevan

    dari manajemen perusahaan, tampaknya masih belum dimanfaatkan secara optimal

    untuk mengungkapkan masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan sosial.

    Belum maksimalnya pemanfaatan laporan tahunan tersebut disebabkan karena

    rendahnya kesadaran perusahaan dalam mengungkapkan permasalahan sosial dan

    lingkungan yang terjadi, rendahnya kesadaran perusahaan untuk melakukan

    pengungkapan masalah lingkungan dan sosial disebabkan karena sampai saat ini

    pengungkapan sosial masih dianggap sebagai suatu bentuk pengungkapan yang bersifat

    sukarela, sehingga timbul anggapan bahwa tidak menjadi masalah apabila suatu

    perusahaan tidak melakukan pengungkapan sosial. Padahal, pengungkapan masalah

  • 13

    sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dapat meningkatkan citra

    perusahaan tersebut kepada publik dan juga sebagai usaha untuk menjaga eksistensi

    perusahaan tersebut di masyarakat.

    Dengan melihat berbagai fakta tersebut maka CSR adalah suatu program yang

    harus diprioritaskan oleh perusahaan-perusahaan baik perusahaan dalam skala besar

    maupun perusahaan kecil, karena keberadaan perusahaan sekecil apapun pasti akan

    membawa dampak bagi lingkungan alam dan sosial di sekitar perusahaan itu berada.

    Oleh karena itu diperlukan penerapan program-program CSR yang mampu menjaga

    kelangsungan hidup perusahaan di masa depan dan juga menjaga keberlangsungan hidup

    lingkungan alam dan sosial di sekitar perusahaan. Dengan penerapan program-program

    CSR diharapkan selain dapat menjaga kelangsungan hidup lingkungan sosial dan alam di

    sekitar perusahaan, tetapi juga dapat menjaga eksistensi perusahaan untuk dapat

    bertahan dalam waktu yang lama sehingga memperoleh keuntungan yang semakin besar

    juga.

    II.1.1. Manfaat CSR bagi Perusahaan

    Dalam buku, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Wibisono (2007)

    menuliskan 10 manfaat yang dapat diperoleh oleh perusahaan jika melakukan program

    CSR, yaitu:

    1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan image perusahaan. Perbuatan destruktif pasti akan menurunkan reputasi perusahaan, sebaliknya kontribusi positif pasti akan mendongkrak image dan reputasi positif perusahaan. Image yang positif ini penting untuk menunjang keberhasilan perusahaan.

    2. Layak Mendapatkan Social Licence to Operate. Masyarakat sekitar adalah komunitas utama perusahaan. Ketika mereka mendapatkan keuntungan dari perusahaan, maka dengan sendirinya mereka akan merasa memiliki perusahaan. Sehingga imbalan yang diberikan kepada

  • 14

    perusahaan adalah keleluasaan untuk menjalankan roda bisnisnya di kawasan tersebut.

    3. Mereduksi Resiko Bisnis Perusahaan. Mengelola resiko di tengah kompleksnya permasalahan perusahaan merupakan hal yang esensial untuk suksesnya usaha. Hubungan yang kurang baik dengan stakeholders akan menganggu kelancaran bisnis perusahaan. Bila sudah terjadi permasalahan, maka biaya untuk pemulihan akan jauh lebih berlipat bila dibandingkan dengan anggaran untuk melakukan program CSR.

    4. Melebarkan Akses Sumber Daya. Track records yang baik dalam pengelolaan CSR merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang dapat membantu memuluskan jalan menuju sumber daya yang diperlukan perusahaan.

    5. Membentangkan Akses Menuju Market. Investasi yang ditanamkan untuk program CSR ini dapat menjadi tiket bagi perusahaan menuju peluang yang lebih besar. Termasuk di dalamnya memupuk loyalitas konsumen dan menembus pangsa pasar baru.

    6. Mereduksi Biaya. Banyak contoh penghematan biaya yang dapat dilakukan dengan melakukan CSR. Misalnya, dengan mendaur ulang limbah pabrik ke dalam proses produksi. Selain dapat menghemat biaya produksi, juga membantu agar limbah buangan ini menjadi lebih aman bagi lingkungan.

    7. Memperbaiki Hubungan dengan Stakehoders. Implementasi CSR akan membantu menambah frekuensi komunikasi dengan stakeholders, dimana komunikasi ini akan semakin menambah kepercayaan stakeholders kepada perusahaan.

    8. Memperbaiki Hubungan dengan Regulator. Perusahaan yang melaksanakan CSR umumnya akan meringankan beban pemerintah sebagai regulator yang sebenarnya bertanggung jawab terhadap kesejahteraan lingkungan dan masyarakat.

    9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan. Citra perusahaan yang baik di mata stakeholders dan kontribusi positif yang diberikan perusahaan kepada masyarakat serta lingkungan, akan menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi karyawan yang bekerja dalam perusahaan, sehingga meningkatkan motivasi kerja mereka.

    10. Peluang Mendapatkan Penghargaan. Banyaknya penghargaan yang diberikan kepada pelaku CSR sekarang ini, akan menambah peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan suatu penghargaan dari berbagai kalangan baik dari pemerintah maupun lembaga lain di luar pemerintah.

  • 15

    II.2. Global Reporting Initiatives

    Global Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah organisasi nirlaba yang bekerja

    ke arah ekonomi global yang berkelanjutan dengan memberikan panduan pelaporan

    berkelanjutan. GRI telah merintis dan mengembangkan pelaporan keberlanjutan dengan

    kerangka komprehensif yang banyak digunakan di seluruh dunia. Kerangka ini

    memungkinkan semua organisasi untuk mengukur dan melaporkan kinerja ekonomi,

    lingkungan, kinerja sosial dan pemerintahan.

    Kerangka pelaporan tersebut meliputi pedoman pelaporan, pedoman sektor

    industri dan sumber daya lain yang memungkinkan transparansi organisasi yang lebih

    besar tentang ekonomi, kinerja lingkungan, sosial dan pemerintahan. Transparansi dan

    akuntabilitas membangun kepercayaan para pemangku kepentingan dalam organisasi,

    dan dapat menciptakan banyak manfaat lainnya. Ribuan organisasi, dari semua ukuran

    perusahaan dan sektor industri menggunakan kerangka GRI untuk memahami

    bagaimana kinerja keberlanjutan perusahaan mereka.

    Kantor sekretariat GRI berpusat di Amsterdam, Belanda. Sekretariat bertindak

    sebagai regulator dalam mengkoordinasikan aktivitas para mitra GRI. GRI memiliki

    kantor cabang di Australia, Brazil, Cina, India dan Amerika Serikat. Jaringan global GRI

    mencakup lebih dari 600 stakeholder organisasi serta para pendukung organisasi dan

    sekitar 30.000 orang yang mewakili berbagai sektor dan konstituen. GRI juga menjalin

    kemitraan dengan United Nations Environment Programme, UN Global Compact,

    Organisation for Economic Co-operation and Development, International Organization

    for Standardization, dan masih banyak lagi.

  • 16

    Pedoman pelaporan GRI dikembangkan oleh para ahli dunia dalam bidang-

    bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan. Selain itu, pedoman pelaporan GRI juga

    dibantu juga oleh para kelompok kerja internasional, keterlibatan pemangku

    kepentingan, termasuk masukan dari masyarakat yang membantu dalam membuat

    pedoman pelaporan yang cocok dan kredibel untuk semua organisasi.

    II.3. Pengertian Laporan Pertanggungjawaban Sosial (sustainability report)

    Sebagaimana tertulis pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 1

    (Revisi 1998). Paragraf 9 yang berbunyi sebagai berikut:

    Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah ( value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.

    Sehingga dapat dikatakan bahwa laporan pertanggungjawaban sosial adalah

    pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan

    pembangunan atas usaha yang berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik

    internal maupun eksternal. Laporan keberlanjutan merupakan sebuah istilah umum yang

    digunakan untuk menggambarkan laporan mengenai dampak ekonomi, lingkungan, dan

    sosial. Laporan pertanggungjawaban sosial merupakan suatu bentuk penyampaian

    informasi dimana di dalamnya terdapat prinsip dan standar pengungkapan yang mampu

    mencerminkan tingkat aktivitas perusahaan secara menyeluruh dan tentu saja berbeda

    dengan yang diungkapkan dalam laporan keuangan.

  • 17

    Seluruh perusahaan dibentuk untuk mencapai suatu tujuan yang sama yaitu

    memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Dalam usaha untuk mencapai tujuannya, maka

    setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk meningkatkan efektifitas maupun efisiensi

    kerjanya. Munculnya laporan pertanggungjawaban sosial perusahaan tidak terlepas dari

    kesadaran perusahaan terhadap kepentingan lain selain untuk memaksimalkan laba bagi

    perusahaan tetapi juga harus berkontribusi positif terhadap kehidupan masyarakat sekitar

    serta lingkungan. Perusahaan menyadari bahwa mereka selalu bersinggungan dengan

    berbagai masalah sosial sehingga perusahaan mulai memperhatikan hubungan dengan

    masyarakat. Laporan CSR menjadi perhatian perusahaan sesuai dengan teori legitimasi

    dimana perusahaan berusaha untuk memenuhi harapan berbagai pihak yang terkait

    dalam upaya mendapat dukungan dan kepercayaan dari masyarakat.

    Definisi laporan pertanggungjawaban sosial menurut Ramanathan (1976) dan

    Arief Suadi (1988) adalah suatu proses pemilihan variabel-variabel yang menentukan

    tingkat prestasi sosial perusahaan baik secara internal maupun eksternal.

    Lebih lanjut lagi, Parker (1986) mendefinisikan laporan pertanggungjawaban

    sosial sebagai proses pengukuran, pengaturan dan pengungkapan dampak pertukaran

    antara perusahaan dengan lingkungannya.

    Menurut Hadibroto (1988) dan Bambang Sudibyo (1988), dalam Arief Suadi

    (1988) dan para pakar akuntansi di Indonesia, menggunakan istilah akuntansi

    pertanggungjawaban sosial (APS) sebagai akuntansi yang memerlukan laporan

    mengenai terlaksananya pertanggungjawaban sosial perusahaan.

  • 18

    Sedangkan menurut pengertian dari Hendriksen (1994), mengartikan laporan

    pertanggungjawaban sosial sebagai suatu pernyataan tujuan, serangkaian konsep sosial

    dan metode pengukurannya, struktur pelaporan dan komunikasi informasi kepada pihak-

    pihak yang berkepentingan.

    Dari beberapa definisi para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan

    pertanggungjawaban sosial merupakan suatu penilaian dampak sosial dari kegiatan

    bisnis perusahaan. Perusahaan harus melaporkan laporan pertanggungjawaban sosialnya

    sebagai bukti bahwa perusahaan berkomitmen terhadap peningkatan kesejahteraan

    masyarakat di sekitar lokasi penambangan.

    II.3.1. Prinsip Laporan Pertanggungjawaban Sosial (sustainability report)

    Menurut Cahyandito (2011), laporan pertanggungjawaban sosial digunakan

    untuk menggambarkan laporan mengenai dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial suatu

    perusahaan. Terdapat Prinsip-prinsip dalam penyusunan sustainability reporting,

    sehingga membuat informasi yang tertuang di dalam sustainability reporting menjadi

    informasi yang berkualitas dan memadai. Prinsip-prinsip ini sangat fundamental bagi

    terwujudnya transparansi yang efektif.

    Kualitas informasi akan memungkinkan pemangku kepentingan untuk membuat

    penilaian yang masuk akal serta tindakan yang memadai terkait kinerja organisasi.

    Prinsip-prinsip tersebut yaitu :

    1. Keseimbangan, laporan harus menggambarkan aspek positif dan negatif dari

    kinerja perusahaan untuk dapat memungkinkan penilaian yang masuk akal

    terhadap keseluruhan kinerja. Keseluruhan penyajian isi laporan harus

  • 19

    menyajikan gambaran yang tidak bias terhadap kinerja organisasi. Laporan harus

    menghindari pemilihan, penghilangan, atau penyajian format yang

    memungkinkan kesalahan penilaian oleh pembaca laporan.

    2. Dapat diperbandingkan, isu-isu dan informasi harus dipilih, dikumpulkan, dan

    dilaporkan secara konsisten. Informasi yang dilaporkan harus disajikan dalam

    sebuah cara yang memungkinkan pemangku kepentingan dapat menganalisis

    perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu dan dapat mendukung analisis

    relatif terhadap organisasi lainnya. Perbandingan sangat dibutuhkan dalam

    mengevaluasi kinerja. Pemangku kepentingan yang menggunakan laporan harus

    dapat membandingkan informasi kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial yang

    dilaporkan dengan kinerja organisasi sebelumnya, sasarannya, dan apabila

    memungkinkan dengan kinerja organisasi lainnya. Konsistensi dalam

    melaporkan memungkinkan pihak-pihak internal dan eksternal untuk melakukan

    perbandingan.

    3. Kecermatan Informasi yang dilaporkan harus cukup cermat dan detail bagi

    pemangku kepentingan dalam menilai kinerja organisasi.

    4. Ketepatan waktu laporan dilakukan berdasarkan jadwal reguler serta informasi

    kepada pemangku kepentingan tersedia tepat waktu ketika dibutuhkan dalam

    mengambil kebijakan. Kegunaan informasi akan sangat terkait dengan apakah

    waktu pengungkapannya kepada pemangku kepentingan dapat memungkinkan

    mereka untuk mengintegrasikannya secara efektif dalam pembuatan kebijakan

    yang mereka lakukan.

    5. Kejelasan Informasi harus disediakan dalam cara yang dapat dimengerti dan

    diakses oleh pemangku kepentingan yang menggunakan laporan. Laporan harus

  • 20

    menyajikan informasi dalam cara yang dapat dimengerti, dapat diakses, dan

    dapat digunakan oleh para pemangku kepentingan organisasi (baik dalam bentuk

    cetak maupun saluran lainnya). Pemangku kepentingan harus dapat menemukan

    informasi yang dibutuhkannya tanpa harus bekerja keras. Informasi harus

    disajikan dalam cara yang komprehensif kepada pemangku kepentingan yang

    telah memiliki pemahaman akan organisasi dan aktivitasnya. Grafik dan tabel

    data terkonsolidasi dapat membantu dalam memahami dan mengakses informasi

    yang ada dalam laporan.

    6. Keterandalan informasi dan proses yang digunakan dalam penyiapan laporan

    harus dikumpulkan, direkam, dikompilasi, dianalisis, dan diungkapkan dalam

    sebuah cara yang dapat diuji dan dapat membentuk kualitas dan materialitas dari

    laporan. Pemangku kepentingan harus yakin bahwa sebuah laporan dapat dicek

    ketepatan dan ketelitian isinya serta tingkatan Prinsip Pelaporan yang digunakan.

    Informasi dan data yang termasuk dalam laporan harus didukung oleh

    pengendalian internal atau dokumentasi

    II.4. Pengertian Laporan Tahunan (annual report)

    Laporan tahunan (Annual Report) merupakan suatu bentuk laporan yang berisis

    penyampaian informasi oleh manajemen kepada pihak-pihak di luar perusahaan.

    Laporan tahunan mengkomunikasikan kondisi keuangan dan informasi lainnya seperti

    kinerja sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan kepada para pemegang

    saham, kreditor, dan stakeholders lainnya. Laporan tahunan merupakan mencakup hal-

    hal seperti pembahasan dan analisis manajemen, catatan atas laporan keuangan dan

    laporan pelengkap yang berisi informasi lain seputar kinerja perusahaan.

  • 21

    Mengacu pada pendapat Brigham & Houston (2001) Laporan tahunan (Annual

    Report) adalah laporan yang diterbitkan setiap tahunan oleh perusahaan kepada para

    pemegang saham. Laporan ini berisi laporan keuangan dasar dan opini manajemen atas

    operasi perusahaan selama tahun lalu dan prospek perusahaan di masa depan. Laporan

    tahunan menyajikan empat laporan keuangan dasar, yaitu :

    1. Neraca (Balance Sheet), merupakan posisi dari keuangan perusahaan pada suatu

    waktu tertentu, menunjukkan aktiva pada sisi sebelah kiri dan kewajiban serta

    ekuitas atau klaim terhadap aktiva di sisi sebelah kanan.

    2. Laporan laba rugi (Income Statement), melaporkan hasil operasi selama periode

    tertentu.

    3. Laporan laba ditahan (Statement of Retained Earnings), menunjukkan

    perubahan laba ditahan antara dua tanggal neraca. Laba ditahan menunjukkan

    klaim terhadap aktiva, bukannya aktiva per ekuitas pemegang saham.

    4. Laporan Arus Kas (Cash Flow), melaporkan dampak aktivitas operasi, investasi,

    dan pembiayaan terhadap arus kas selama periode akuntasi.

    II.4.1. Manfaat Laporan Tahunan (annual report)

    Menurut Lisetyati (2005), pelaporan tahunan bermanfaat bagi para pemegang

    saham, penanam modal, penganalisis sekuritas, manajer, pegawai/karyawan, pemberi

    pinjaman, dan para pemasok, pelanggan, pemerintah, dan pihak-pihak lain seperti :

    1. Para pemegang saham dan penanam modal adalah kelompok terbesar yang

    memanfaatkan laporan tahunan, baik untuk keputusan yang berkenaan dengan

    investasinya maupun berkenaan dengan pertanggungjawaban manajemen.

  • 22

    2. Manajer memanfaatkan laporan tahunan untuk menyusun perjanjian antara

    perusahaan dan entitas lain dengan cara membuat perjanjian dengan berdasar

    pada variabel-varibel yang ada dalam laporan tahunan, manajer juga

    menggunakan laporan tahunan untuk mengambil keputusan dalam bidang

    operasi, investasi, dan pendanaan.

    3. Para karyawan berkepentingan dengan laporan tahunan untuk kelangsungan

    hidup perusahaan, dan juga untuk memantau kelayakan program pensiunan.

    4. Pemberi pinjaman dan para pemasok memanfaatkan laporan tahunan untuk

    menetapkan perjanjian pemberian pinjaman, seperti penerapan jumlah pinjaman,

    suku bunga, periode pinjaman. Berkenaan dengan itu pemberi pinjaman juga

    memperhatikan pemakaian metode akuntasi yang berpengaruh pada perhitungan

    laba bersih.

    5. Pelanggan memiliki kepentingan untuk memantau kelangsungan hidup

    perusahaan terutama yang berkenaan dengan perjanjian jangka panjang dan

    laporan tahunan merupakan salah satu sumber informasi untuk menilai hal itu.

    6. Pemerintah membutuhkan informasi dalam laporan tahunan biasanya dalam

    rangka untuk peningkatan pendapatan pajak, penentuan tarif (untuk fasilitas

    umum) dan untuk pengaturan (untuk menentukan apakah pemerintah akan

    memberikan jaminan pengembalian utang bagi perusahaan yang mengalami

    kesulitan keuangan).

  • 23

    II.5. Pengertian Skala Likert

    Skala likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur suatu pendapat

    dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala

    likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

    indikator tersebut dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyusun pertanyaan ataupun

    pernyataan. Jawaban dari setiap variabel yang menggunakan skala likert mempunyai

    gradasi sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata atau angka-

    angka.

    Penggunaan skala likert dalam penelitian ini adalah untuk memberikan skor

    penilaian terhadap variabel pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan tambang

    yang ada di Indonesia disesuaikan dengan standar pengungkapan yang dibuat oleh GRI

    G3.1. Skor yang diberikan didasarkan pada tingkat informasi yang disampaikan dalam

    laporan CSR perusahaan. Kriteria dalam pemberian skor tersebut yaitu :

    Nilai Keterangan

    0 Tidak ada pengungkapan variabel

    1 Variabel disebutkan tetapi hanya sebagai referensi untuk dokumen atau pernyataan lain

    2 Variabel disebutkan secara singkat dengan sedikit atau tanpa rincian

    3 Terdapat pembahasan tentang variabel dengan beberapa detil tetapi tidak mendalam

    4 Pembahasan rinci mengenai variabel

    Nilai 0 berarti perusahaan tidak mengungkapkan variabel yang dibuat oleh GRI

    G3.1 atau dengan kata lain perusahaan tidak menyampaikan kriteria tersebut. Nilai 1

    berarti perusahaan menyampaikan suatu informasi hanya sebagai referensi untuk

  • 24

    dokumen atau pernyataan lainnya yang berhubungan dengan kinerja perusahaan. Nilai 2

    berarti perusahaan memberikan informasi pengungkapan laporan CSR hanya secara

    singkat dengan sedikit atau tanpa rincian. Nilai 3 berarti perusahaan memberikan

    informasi pengungkapan CSR disertai dengan detail penyampaian pelaksanaan tetapi

    tidak mendalam. Nilai 4 berarti perusahaan memberikan informasi pengungkapan CSR

    secara lengkap dan terperinci.