2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

21
Business Law Lecturer: Gatot Soemartono KARAHA BODAS GROUP 2 Christiana Kostan Noviyanti Setiyaningsih Oky Zulsyahmi Rina Faqih Riska Nurmarlia Yudhi Novi ARBITRATION LAW CASE

Transcript of 2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

Page 1: 2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

Business LawLecturer: Gatot Soemartono

KARAHA BODAS

GROUP 2Christiana KostanNoviyanti SetiyaningsihOky ZulsyahmiRina FaqihRiska NurmarliaYudhi Novi

ARBITRATION LAW CASE

Page 2: 2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

Arbitral Tribunal JENEWA

Arbitral Tribunal JENEWA

Pertamina/PLNPertamina/PLN KBCKBC

Page 3: 2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

PembahasanKekuatan dan kelemahan gugatan dan jawaban tergugat

Apakah putusan arbitrase UNCITRAL efektif dalam kasus

tersebut?

Analisis putusan Majelis Arbitrase

Analisis putusan PN Jakpus

Analisis putusan Mahkamah Agung

Bagaimana putusan atas kasus tersebut terhadap:

(a) citra sistem peradilan di Indonesia?

(b) Pengusaha Indonesia

(c) Pengacara Indonesia

Kesimpulan

Page 4: 2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

• Di dalam JOC dan ESC, disebutkan bahwa force

majeure atas dikeluarkannya peraturan Pemerintah

hanya menjadi force majeure bagi Kontraktor saja

• KBC lebih siap dalam menghadapi Majelis Arbitrase

dalam hal dokumentasi dan argumentasi

Kekuatan Penggugat

Page 5: 2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

• KBC meminta ganti rugi atas damnum emergens sebesar US$ 96 juta

walaupun telah mengasuransikan proyek ini di tempat lain

• KBC meminta ganti rugi atas lucrum cessans sebesar US$ 512.5 juta

sementara ada dugaan bahwa nilai tersebut terlalu tinggi.

• KBC telah menerima klaim asuransi dari Lloyd - London atas

penangguhan proyek tersebut sebesar US$75 juta. Artinya - jika yang

diasuransikan total project- nilai proyek tersebut US$75 juta ( jauh lebih

kecil dari tuntutan ganti rugi KBC sejumlah US$100 juta atas kerugian

nilai expenditure KBC)

• Keabsahan dari kontrak-kontrak yang ditandangani oleh KBC diragukan

karena ditandatangani oleh direktur PT SDS yang

mewakili KBC, dimana masih terdapat dispute dalam

kepemilikan PT SDS

Kelemahan Penggugat

Page 6: 2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

• Hasil putusan akhir dari majelis Arbitrase berbeda dengan

putusan awal

• Adanya dugaan KKN dan mark-up yang berlebihan dalam

proyek geothermal Karaha Bodas sebagai senjata untuk

membela diri dalam proses arbitrase sehingga KBC akan

diusut di Amerika Serikat atas pelanggaran Foreign Corrupt

Practices Act

Kekuatan Tergugat

Page 7: 2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

• Pertamina secara nyata melanggar klausul yang terdapat pada kontrak

JOC dan ESC mengenai risiko yang akan ditanggung Pertamina atas

tindakan Pemerintah

• Pertamina secara nyata melanggar klausul yang terdapat pada JOC dan

ESC mengenai pelaksanaan perjanjian

• PLN mengirimkan surat tertanggal 6 Maret 1998 mengenai penangguhan

proyek Karaha Bodas dengan mengacu pada Keppres No. 39/1997 dan

No. 5/1998

• Pertamina mengabaikan Notice of Arbitration, sementara dalam

UNCITRAL, Notice of Arbitration dianggap

diterima setelah dikirimkan

Kelemahan Tergugat

Page 8: 2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

• Tidak

• Alasan mengapa forum arbitrase dipilih sangat terkait erat dengan

adanya kritik terhadap forum penyelesaian sengketa lain khususnya

pengadilan

• Putusan arbitrase tidaklah efektif karena masih terdapat hambatan

dari Indonesia terhadap pelaksanaan putusan dimaksud, antara lain:

1. Gugatan Pertamina atas KBC di Pengadilan Jakarta Pusat

2. Langkah hukum lain yang diambil KBC

3. Pertamina memenangkan gugatan atas

KBC di Singapura

4. Adanya gugatan pembatalan putusan arbitrase

Apakah putusan Arbitrase UNCITRAL efektif dalam kasus tersebut?

Page 9: 2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

Analisis Putusan Majelis Arbitrase

• Keputusan:

Pertamina dan PLN telah melanggar kontrak mereka dengan KBC,

karena Majelis Arbitrase telah mengasumsikan bahwa risiko

dimana tindakan Pemerintah yang membatalkan proyek Karaha

Bodas merupakan risiko yang harus ditanggung oleh Pertamina

dan Karaha Bodas. Tim arbitrase memberikan KBC ganti rugi US$

111,1 juta untuk kerugian pembiayaan, US$ 150 juta untuk kerugian

keuntungan (lost profit), bunga 4% setahun mulai 1 Januari 2001

sampai dibayar lunas dan

US$ 687,737,48 untuk biaya arbitrase

Page 10: 2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

Analisis Putusan Majelis Arbitrase (lanjutan)

• Karena alasan telah wanprestasi, Majelis Arbitrase Uncitral

menghilangkan hak Pertamina dan PLN untuk menanyakan

kewajaran nilai klaim ganti rugi KBC dan tidak sesuai dengan

pasal 1865 KUH Perdata dan Pasal 163 HIR

• Keputusan atas perhitungan nilai klaim ganti rugi KBC kurang

tepat karena berdasarkan hasil due dilligence dari ELC

Electroconsult (Appraisal Consultant), bila dilakukan

pengembangan, cadangan energi yang ada di Karaha Bodas

maksimum hanya 120 MW, dan realitas di

lapangan sampai hari ini hanya 30 MW

Page 11: 2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

Analisis Putusan PN Jakpus• Keputusan: pembatalan atas keputusan Arbitrase Internasional

• Berdasarkan pasal 3 UU No. 30 tahun 1999 menyebutkan

bahwa Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk mengadili

sengketa para pihak yang telah terikat dengan perjanjian

arbitrase

• Berdasarkan pasal 60 UU No. 30 tahun 1999 menyebutkan

putusan arbitrase bersifat final dan mempunyai kekuatan

hukum tetap dan mengikat para pihak

• Berdasarkan pasal 65 UU No. 30 tahun 1999

menyebutkan yang berwenang menangani

masalah pengakuan dan pelaksanaan

Putusan Arbitrase Internasional

Page 12: 2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

Analisis Putusan PN Jakpus (lanjutan)• Berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat (4) UU Arbitrase, keberatan atau

permohonan banding yang diajukan terhadap putusan harus diajukan

langsung ke Mahkamah Agung.

• Majelis Hakim PN Jakpus tidak berwenang baik secara kompetensi

absolute maupun secara kompetensi relatif untuk mengadili perkara a quo,

karena dalam Penjelasan Pasal 70 UU Arbitrase secara tegas dinyatakan

bahwa permohonan pembatalan hanya dapat diajukan terhadap suatu

putusan arbitrase yang sudah didaftarkan di pengadilan.

• Pasal 67 ayat (1) UU Arbitrase, yang merupakan satu-satunya pasal yang

mengatur mengenai pendaftaran atas putusan

Arbitrase Internasional dalam UU Arbitrase, juga

secara tegas diatur bahwa yang berwenang untuk

melakukan pendaftaran terhadap Putusan Arbitrase

Internasional di Indonesia adalah arbiter atau kuasanya

Page 13: 2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

Analisis Putusan Mahkamah Agung

• Keputusan: MA mengabulkan permohonan banding dari KBC

dan membatalkan keputusan PN Jakpus dan MA akan

mengadili sendiri perkara ini

• Putusan MA sudah sesuai karena menurut Pasal 1 butir 9

Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 putusan yang dijatuhkan

oleh suatu lembaga arbitrase atau arbiter perorangan di luar

wilayah hukum Republik Indonesia, seperti halnya putusan

arbitrase yang dimohonkan pembatalannya oleh Pertamina

adalah Putusan Arbitrase Internasional

Page 14: 2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

Analisis Putusan Mahkamah Agung (lanjutan)

• Mengenai Arbitrase Internasional, UU No. 30 Tahun 1999 hanya

mengaturnya dalam Pasal 65 - Pasal 69 yang selain mengatur

syarat-syarat dapat diakui dan dilaksanakannya suatu putusan

Arbitrase Internasional di Indonesia, juga mengatur prosedur

permohonan pelaksanaan putusan arbitrase tersebut

• Permohonan pembatalan hanya dapat diajukan kepada

Mahkamah Agung Swiss sesuai dengan UU Hukum Perdata

International negara Swiss sehingga kasus ini tidak dapat

ditangani oleh MA Indonesia.

Hal ini disebabkan suatu kasus tidak dapat

diperkarakan dua kali

Page 15: 2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

• Adanya perubahan berkali-kali dalam peraturan yang

dikeluarkan oleh Pemerintah menjadikan citra sistem

perundangan menjadi buruk karena pemerintah dinilai tidak

konsisten dalam mengeluarkan peraturan perundangan

• Adanya persepsi bahwa Pemerintah Indonesia tidak

menghormati hukum internasional akan semakin kuat dan ini

pasti akan menjadi kendala negatif yang membuat penanam

modal asing enggan untuk

menanamkan modalnya di Indonesia

Bagaimana putusan atas kasus tersebut terhadap citra sistem peradilan di Indonesia?

Page 16: 2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

• Adanya persepsi bahwa Indonesia melakukan chauvinisme yuridis

dimana Pemerintah Indonesia dinilai mengesampingkan hukum

internasional yang berlaku dengan dalih hukum nasional yang

berlaku. Walaupun dalam hukum perdata internasional, ada asas

yang menyatakan apabila pemakaian dari hukum asing berarti

suatu pelanggaran yang sangat daripada sendi sendi azasi hukum

nasional, hakim dalam hal-hal pengecualian, dapat

mengesampingkan hukum asing ini.

Tetapi pengesampingan tersebut haruslah

sedemikian rupa alasannya.

Bagaimana putusan atas kasus tersebut terhadap citra sistem peradilan di Indonesia? (lanjutan)

Page 17: 2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

Bagaimana putusan atas kasus tersebut terhadap Pengusaha Indonesia

• Adanya ketidakpastian iklim investasi akibat adanya

perubahan sistem perundangan

• Persepsi negatif terhadap kepastian hukum di Indonesia.

• Lemahnya pemahaman kalangan pengusaha terhadap

hukum dan putusan arbitrase

• Pengusaha harus cepat tanggap dalam menyikapi

gugatan hukum yang dialaminya.

Page 18: 2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

Bagaimana putusan atas kasus tersebut terhadap Pengacara Indonesia

• Adanya keputusan arbitrase yang kemudian dimintakan

pembatalannya oleh Pertamina ke Pengadilan Negeri Jakarta

Pusat dengan menggunakan dalih “kepentingan umum” atau

“public policy” dapat menyebabkan kecenderungan untuk

menggunakan dalih serupa dalam rangka pembelaan diri untuk

tidak dapat dilaksanakannya suatu putusan arbitrase

• Para penanam modal asing enggan menanamkan modalnya di

Indonesia karena adanya anggapan

subjektifitas dan tidak adanya perlindungan

bagi mereka.

Page 19: 2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

Kesimpulan Pembahasan• Fakta:

1. Putusan arbitrase bersifat final and binding

2. UU No. 30/1999 mengenai Arbitrase dan Alternatif

Penyelesaian Sengketa secara tegas mengakui keberadaan

putusan arbitrase Internasional

3. Indonesia adalah negara yang sudah mengikatkan diri pada

Convention on the Recognition and Enforcement of Foreign

Arbitral Award

• Maka dengan mengesampingkan jumlah

tuntutan KBC yang dinilai terlalu besar

jumlahnya,maka Pertamina seharusnya memenuhi

tuntutan KBC.

Page 20: 2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

Kesimpulan Pembahasan (lanjutan)

• Diharapkan adanya campur tangan dari Pemerintah

Indonesia untuk segera menyelesaikan masalah ini ke

pemerintah Amerika

• Sejak awal, ada kerjasama antara Pemerintah Indonesia

dengan Pertamina dalam menghadapi KBC

• Gagalnya strategi Pertamina dalam menghadapi KBC yang

lebih siap dengan dokumen dan argumentasi

• Dugaan KKN dan mark-up oleh KBC

melanggar Foreign Corrupt Practices Act

Page 21: 2010-11-13 Pembahasan Karaha Bodas

THANK YOU