2010 03 Sep 2010

379
BUKU HIMPUNAN PERATURAN KPU Diterbitkan oleh: Informasi lebih lanjut hubungi Komisi Pemilihan Umum KEPALA DAERAH PEMILIHAN UMUM KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN Komisi Pemilihan Umum Kota Tangerang Selatan Kota Tangerang Selatan Jl. Maruga Raya No. 1, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten Telp./Fax. 021-746 33505 http://www.kpud-tangselkota.go.id TAHUN 2010 WAKIL KEPALA DAERAH

Transcript of 2010 03 Sep 2010

Page 1: 2010 03 Sep 2010

BUKU HIMPUNAN

PERATURAN KPU

Diterbitkan oleh:

Informasi lebih lanjut hubungiKomisi Pemilihan Umum

KEPALA DAERAH

PEMILIHAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUMKOTA TANGERANG SELATAN

Komisi Pemilihan Umum

Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang SelatanJl. Maruga Raya No. 1, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten

Telp./Fax. 021-746 33505

http://www.kpud-tangselkota.go.id

TAHUN 2010

WAKIL KEPALA DAERAH

Page 2: 2010 03 Sep 2010

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

SAMBUTAN KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. seiring dengan terbitnya Buku Himpunan Peraturan Komisi Pemilihan Umum, khususnya peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Buku Himpunan Peraturan Komisi Pemilihan Umum ini merupakan buku panduan bagi Komisi Pemilihan Umum Kota Tangerang Selatan, Panitia Pemilihan Kecamatan, dan Panitia Pemungutan Suara dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum Walikota dan Wakil Walikota Tangerang Selatan. Peraturan Komisi Pemilihan Umum ini berisi berbagai peraturan yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum dalam bentuk Peraturan Komisi Pemilihan Umum, khususnya mengenai penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Kami berharap dengan adanya buku ini dapat membantu pihak-pihak yang membutuhkan, khususnya Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara se-Kota Tangerang Selatan dalam mendapatkan informasi peraturan-peraturan dan pedoman penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Kami mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga atas terlaksananya penerbitan buku ini, dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

KETUA,

IMAN PERWIRA BACHSAN

Page 3: 2010 03 Sep 2010

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL

PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 ayat (3) huruf a dan

Pasal 10 ayat (3) huruf a Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota merencanakan program, anggaran, dan jadwal pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah provinsi dan kabupaten/kota;

b. bahwa ketentuan Pasal 9 ayat (3) huruf v dan Pasal 10 ayat (3) huruf v

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi dan/atau undang-undang;

c. bahwa berdasarkan hal-hal tersebut sebagaimana dimaksud pada

huruf a dan huruf b dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, telah ditetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 62 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

d. bahwa berdasarkan hal tersebut hurf a, huruf b, dan huruf c serta

dengan memperhatikan perkembangan keadaan berkenaan dengan pelaksanaan tahapan dan jadwal Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam Tahun Anggaran 2010, perlu mengganti Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 62 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

KOMISI PEMILIHAN UMUM

1

Page 4: 2010 03 Sep 2010

e. bahwa berdasarkan hal-hal tersebut pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Pedoman Penyusunan Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi

Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151);

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ;

4. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633) ;

6. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara

Pemilihan Umum, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,

Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4865);

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2007 tentang

Pedoman Pengelolaan Belanja Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2009;

2

Page 5: 2010 03 Sep 2010

9. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 31 Tahun 2008 tentang

Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum;

10. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 21 Tahun 2008, Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 37 Tahun 2008 dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01 Tahun 2010;

11. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 Tahun 2008 tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008;

Memperhatikan : Keputusan rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 20 Mei 2010;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan : 1. Pemilihan Umum selanjutnya disebut Pemilu, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan Rakyat

yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah selanjutnya disebut Pemilu

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur atau Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3

Page 6: 2010 03 Sep 2010

3. Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Independen Pemilihan

Aceh dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota/Komisi Independen Pemilihan Kabupaten/Kota selanjutnya disebut KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU Kabupaten/ Kota/KIP Kabupaten/Kota di wilayah Aceh adalah penyelenggara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 6 dan angka 7 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

4. Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan Kelompok Penyelenggara

Pemungutan Suara, selanjutnya disebut PPK, PPS, KPPS adalah Panitia yang bersifat sementara yang bertugas membantu KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota dalam Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat Kecamatan, di tingkat Kelurahan/Desa atau sebutan lainnya, dan ditempat pemungutan suara (TPS).

5. Petugas Pemutakhiran Data Pemilih selanjutnya disebut PPDP adalah petugas yang

diangkat PPS untuk membantu penyusunan daftar pemilih di tiap desa/kelurahan dan bersifat sementara.

6. Panitia Pengawas Pemilu Provinsi dan Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota adalah

Panitia yang bersifat sementara dibentuk oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk mengawasi Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota.

7. Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan, selanjutnya disebut Panwaslu Kecamatan adalah

Panitia yang dibentuk oleh Panwaslu Kabupaten/Kota untuk mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah Kecamatan atau sebutan lain.

8. Panitia Pengawas Pemilu lapangan adalah petugas yang dibentuk oleh Panwaslu Kecamatan

untuk mengawasi Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Desa/Kelurahan atau sebutan lain.

Pasal 2

(1) Untuk penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, KPU

membentuk Peraturan KPU. (2) Peraturan KPU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pelaksanaan peraturan

perundang-undangan. (3) Untuk penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, KPU Provinsi,

dan/atau KPU Kabupaten/Kota : a. membentuk keputusan dengan mengacu kepada pedoman yang ditetapkan oleh KPU; b. melaksanakan pedoman yang ditetapkan oleh KPU; c. menyampaikan laporan periodik mengenai tahapan penyelenggaraan Pemilu Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah kepada KPU Provinsi dan/atau KPU;

4

Page 7: 2010 03 Sep 2010

BAB II

ASAS PENYELENGGARAAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Pasal 3

Penyelenggara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berpedoman pada asas : a. mandiri; b. jujur; c. adil; d. kepastian hukum; e. tertib penyelenggaraan; f. kepentingan umum; g. keterbukaan; h. proporsional; i. akuntabilitas; j. efisiensi; dan k. efektifitas.

BAB III

PEDOMAN PENYUSUNAN TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH

DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Pasal 4

Kegiatan penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah meliputi kegiatan : a. Persiapan; b. Tahap Pelaksanaan; dan c. Penyelesaian.

Pasal 5

Kegiatan persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, meliputi : a. Penyusunan program dan anggaran Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; b. Penetapan Keputusan KPU Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota dengan berpedoman

kepada Peraturan KPU, yaitu :

1. Non Tahapan :

a) tahapan, program dan jadwal penyelenggaraan;

5

Page 8: 2010 03 Sep 2010

b) tata kerja KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS dan KPPS; c) pemantau dan tata cara pemantauan; d) sosialisasi (penyampaian informasi); e) pengadaan barang dan jasa serta pendistribusian perlengkapan pemungutan dan

penghitungan suara berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kebutuhan yang ditetapkan oleh KPU;

f) pelaporan dana kampanye; dan g) audit dana kampanye peserta Pemilu.

2. Tahapan :

a) penetapan daftar pemilih (pemutakhiran data dan daftar pemilih); b) pendaftaran dan penetapan pasangan calon; c) kampanye; d) pemungutan suara; e) penghitungan suara; dan f) penetapan pasangan calon terpilih, pengesahan, dan pelantikan.

3. Pelaksanaan regulasi dalam bentuk keputusan, antara lain :

a) tahapan, program, dan jadwal; b) jumlah dukungan dan jumlah sebaran dukungan paling rendah untuk calon

perseorangan; c) jumlah kursi dan jumlah suara sah paling rendah untuk pasangan calon yang

diajukan partai politik atau gabungan partai politik; d) pembentukan PPK, PPS, PPDP, dan KPPS; e) rekapitulasi jumlah pemilih terdaftar terinci untuk tiap PPS, PPK, Kabupaten/Kota

dan Provinsi; f) penetapan rumah sakit untuk pemeriksaan kemampuan rohani dan jasmani; g) penetapan pasangan calon yang memenuhi syarat; h) penetapan kantor akuntan publik untuk mengaudit laporan dana kampanye; i) penetapan jadwal, bentuk, tempat, dan waktu kampanye; j) penetapan hari dan tanggal pemungutan suara; k) penetapan kebutuhan surat suara serta kelengkapan administrasi pemungutan suara

dan penghitungan suara di TPS, PPS, PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi berdasarkan norma, standar, prosedur, dan pendistribusian perlengkapan pemungutan suara dan penghitungan suara;

l) penetapan rekapitulasi hasil perolehan penghitungan suara oleh PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi;

m) penetapan dan pengumuman nama dan monor urut pasangan calon terpilih; n) penetapan pemantau; o) penetapan tata kerja KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, dan KPPS; dan p) sosialisasi (informasi/pendidikan pemilih).

4. Menerima pemberitahuan dari DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota mengenai berakhirnya masa jabatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

6

Page 9: 2010 03 Sep 2010

5. Rapat Koordinasi KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota dengan PPK, PPS, dan KPPS di wilayah kerjanya.

Pasal 6

Kegiatan Tahapan Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b angka 2, meliputi :

a. Pemutakhiran data dan daftar pemilih, dengan rincian :

1. pemberitahuan kepada Pemerintah Daerah tentang penyampaian Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4);

2. penerimaan DP4 dari Pemerintah Daerah; 3. penyusunan data/daftar pemilih berdasarkan DP4 oleh KPU Provinsi dan/atau KPU

Kabupaten/Kota yang dibuat sebanyak PPS dan RT/RW disampaikan kepada PPS melalui PPK, termasuk bimbingan teknis dan sosialisasi penyusunan data/daftar pemilih oleh KPU Kabupaten/Kota kepada PPS dan PPDP yang dilakukan secara berjenjang;

4. pemutakhiran data pemilih oleh PPS dengan dibantu PPDP; 5. pengesahan dan pengumuman Daftar Pemilih Sementara; 6. perbaikan Daftar Pemilih Sementara; 7. pencatatan data pemilih tambahan; 8. penetapan Daftar Pemilih Tambahan; 9. pengumuman Daftar Pemilih Tambahan; 10. pengesahan dan pengumuman Daftar Pemilih Tetap oleh PPS; 11. penyampaian Daftar Pemilih Sementara, daftar pemilih perbaikan/tambahan, dan

Daftar Pemilih Tetap kepada KPU Kabupaten/Kota melalui PPK, dengan tembusan kepada KPU Provinsi dan KPU oleh PPS;

12. penyusunan dan penetapan rekapitulasi jumlah pemilih terdaftar dan TPS terinci tiap kecamatan, dan kelurahan/desa dalam wikayah Kabupaten/Kota;

13. pembuatan kartu pemilih oleh KPU Kabupaten/Kota; 14. penyampaian salinan Daftar Pemilih Tetap untuk TPS kepada KPPS oleh PPS dan

kepada Pengawas Pemilu Lapangan, dan Saksi pasangan calon oleh KPPS; dan 15. penyampaian Kartu Pemilih oleh PPS dengan dibantu oleh RT/RW dan KPPS.

b. Pencalonan.

1. Pengumuman dan/atau penyerahan dokumen dukungan pencalonan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, antara lain berisi :

a. jadwal penyerahan dokumen dukungan dan kesempatan perbaikan jumlah dan sebaran dukungan dalam masa pendaftaran dan/atau penyerahan dokumen dukungan pasangan calon perseorangan;

b. jadwal waktu pendaftaran pasangan calon; c. jumlah kursi dan jumlah suara perolehan suara sah paling rendah untuk pasangan

calon yang diajukan partai politik atau gabungan partai politik; d. jumlah dan sebaran dukungan paling rendah untuk pasangan calon perseorangan; e. format dan jumlah rangkap daftar rekapitulasi dukungan bagi calon perseorangan;

7

Page 10: 2010 03 Sep 2010

f. jadwal waktu paling lama penyerahan dukungan oleh calon perseorangan kepada PPS; dan

g. verifikasi dukungan calon perseorangan oleh PPS, PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan/atau KPU Provinsi.

2. Penyerahan dokumen rekapitulasi dukungan calon perseorangan dalam 3 (tiga)

rangkap kepada KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota selama masa pendaftaran dan/atau penyerahan dukungan. Dalam masa pendaftaran dan/atau penyerahan dukungan, KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota melakukan bimbingan teknis kepada KPU Kabupaten/Kota/PPK/PPS dalam pelaksanaan proses verifikasi dan rekapitulasi dukungan calon perseorangan;

3. Kesempatan untuk memperbaiki dan/atau melengkapi jumlah dukungan paling rendah dan/atau sebaran dukungan dalam masa pendaftaran dan/atau penyerahan dukungan kepada KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota untuk calon perseorangan;

4. Pemberitahuan/penyerahan dokumen dukungan calon perseorangan kepada PPS oleh KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota, dan calon perseorangan;

5. Verifikasi dokumen dukungan oleh PPS untuk calon perseorangan; 6. Verifikasi dan rekapitulasi dokumen dukungan oleh PPK untuk calon perseorangan; 7. Verifikasi dan rekapitulasi dokumen dukungan oleh KPU Kabupaten/Kota untuk calon

perseorangan; 8. Pendaftaran pasangan calon yang diajukan partai politik atau gabungan partai politik

dan perseorangan; 9. Penelitian dan pemberitahuan hasil penelitian pemenuhan syarat calon termasuk

penelitian penambahan dukungan calon perseorangan yang jumlahnya menjadi kurang dari jumlah dukungan paling rendah akibat verifikasi PPS, PPK, KPU Kabupaten/Kota. Verifikasi tambahan dukungan calon perseorangan oleh KPU Kabupaten/Kota dan/atau KPU Provinsi dibantu PPS dan PPK;

10. Penelitian ulang kelengkapan dan perbaikan persyaratan pasangan calon, kecuali terhadap pasangan calon perseorangan yang tidak dapat memenuhi paling rendah jumlah dukungan dan jumlah sebaran, tidak diadakan penelitian ulang;

11. Penyampaian hasil pemeriksaan kesehatan tentang kemampuan rohani dan jasmani Pasangan Calon oleh Tim dokter pemeriksa khusus kepada KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota;

12. Pengumuman pasangan calon yang memenuhi persyaratan; dan 13. Penetapan, penentuan nomor urut dan pengumuman pasangan calon.

c. Pengadaan barang dan jasa serta pendistribusian perlengkapan pemungutan dan

penghitungan suara berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kebutuhan yang ditetapkan oleh KPU, dengan kegiatan :

1. Penyusunan dan penetapan jenis barang dan jasa serta jadwal pendistribusian surat

suara dan alat kelengkapan pemungutan dan penghitungan suara; 2. Proses administrasi pengadaan dan pendistribusian surat suara, serta alat dan

kelengkapan administrasi pemungutan dan penghitungan suara; 3. Pencetakan dan pendistribusian daftar pasangan calon, surat suara, serta alat dan

kelengkapan administrasi pemungutan dan penghitungan suara; dan

8

Page 11: 2010 03 Sep 2010

4. Penerimaan surat suara, serta alat dan kelengkapan administrasi pemungutan dan penghitungan suara.

d. Kampanye.

1. Pertemuan peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tentang pelaksanaan kampanye;

2. Kampanye; 3. Pembersihan atribut dan alat peraga kampanye; dan 4. Masa Tenang;

e. Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara.

1. Persiapan.

a) pengecekan persiapan pemungutan suara di daerah; b) pembentukan KPPS dan bimbingan teknis serta sosialisasi; c) penyampaian salinan Daftar Pemilih Tetap untuk TPS, Pengawas Pemilu Lapangan,

dan Saksi pasangan calon; d) pengumuman dan pemberitahuan tempat, hari, dan waktu pemungutan suara di

TPS; dan e) penyiapan TPS.

2. Pelaksanaan.

Pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS oleh KPPS, serta rekapitulasi hasil penghitungan suara oleh PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi, meliputi :

a) penyusunan dan penyampaian sertifikat hasil penghitungan suara di TPS kepada

PPK melalui PPS; b) pengumuman hasil penghitungan suara dan penyampaian kotak suara yang masih

dikunci dan disegel yang berisi berita acara dan sertifikat hasil penghitungan suara oleh KPPS kepada PPK melalui PPS;

c) penyusunan dan penyampaian berita acara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara di tingkat kecamatan oleh PPK kepada KPU Kabupaten/Kota;

d) penyusunan berita acara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara di tingkat Kabupaten/Kota serta penetapan pasangan calon terpilih untuk Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota oleh KPU Kabupaten/Kota; dan

e) penyusunan dan penyampaian rekapitulasi hasil penghitungan suara di tingkat Kabupaten/Kota kepada KPU Provinsi serta penetapan pasangan calon terpilih untuk Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur oleh KPU Provinsi.

f. Penetapan calon terpilih, pengesahan pengangkatan, dan pelantikan pasangan calon terpilih.

Pasal 7

Kegiatan Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, meliputi :

9

Page 12: 2010 03 Sep 2010

a. Penyampaian perselisihan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh pasangan calon (pemohon) dengan KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota (termohon) kepada Mahkamah Konstitusi.

b. Penyelesaian perselisihan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh

Mahkamah Konstitusi. c. Menyampaikan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kepada :

1) DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota dan Menteri Dalam Negeri

untuk Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota; 2) DPR, Presiden, Gubernur, dan DPRD Provinsi, untuk Pemilu Gubernur dan Wakil

Gubernur.

d. Laporan KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota kepada KPU, dilampiri dengan dokumen penetapan hasil tahapan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

e. Memelihara arsip dan dokumen Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta

mengelola barang inventaris. f. Pembubaran PPK, PPS, dan KPPS sesuai dengan tingkatannya. g. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan serta pengawasan hasil pelaksanaan Pemilu Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah. h. Pertanggungjawaban Anggaran Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

BAB IV

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 8

(1) Untuk keperluan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur, KPU Provinsi menetapkan tahapan, program dan jadwal penyelenggaraan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur dengan berpedoman pada Peraturan ini.

(2) Untuk keperluan Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota, KPU

Kabupaten/Kota menetapkan tahapan, program dan jadwal penyelenggaraan Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota dengan berpedoman pada Peraturan ini.

Pasal 9

Apabila dilakukan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah putaran kedua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107 ayat (4), Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, program,

10

Page 13: 2010 03 Sep 2010

jadwal, dan tahapan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah mengacu kepada Peraturan ini sebagaimana terlampir dalam Lampiran II Peraturan ini.

Pasal 10

Tahapan, program dan jadwal penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang telah ditetapkan oleh KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota wajib dilaksanakan secara tepat waktu.

Pasal 11

(1) Dalam hal di suatu daerah pemilihan terjadi bencana alam, kerusuhan, gangguan keamanan, dan/atau gangguan lainnya di seluruh atau sebagian wilayah Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang berakibat Pemilu tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal, Pemilu ditunda.

(2) Penundaan seluruh tahapan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), diajukan oleh Gubernur kepada Presiden dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri, atas usul KPU Provinsi melalui Pimpinan DPRD Provinsi.

(3) Penundaan sebagaian tahapan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), diajukan oleh Gubernur kepada Menteri Dalam Negeri atas usul KPU Provinsi melalui pimpinan DPRD Provinsi.

(4) Penundaan seluruh atau sebagian tahapan Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Pemilu

Walikota dan Wakil Walikota diajukan oleh Gubernur melalui Menteri Dalam Negeri dengan tembusan kepada Bupati/Walikota atas usul KPU Kabupaten/Kota melalui Pimpinan DPRD Kabupaten/Kota.

Pasal 12

(1) Penundaan seluruh atau sebagian tahapan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur atau

Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota, dengan mengacu kepada alasan gangguan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dapat terjadi berkenaan dengan terlambatnya pengesahan dan/atau pencairan APBD sesuai dengan tahapan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114 ayat (5) dan Pasal 115 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007.

(2) KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota yang mengalami gangguan lainnya

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam mengajukan penundaan seluruh dan/atau sebagian tahapan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur atau Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota tetap berpedoman pada ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dengan melampirkan rancangan perubahan

11

Page 14: 2010 03 Sep 2010

tahapan, program, dan jadwal yang telah ditetapkan serta dengan tetap memperhatikan akhir masa jabatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang bersangkutan.

BAB V

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 13

Dengan berlakunya Peraturan ini, KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota yang sedang melaksanakan proses tahapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, yaitu tahap pemutakhiran data dan daftar pemilih atau tahap pencalonan atau tahap kampanye atau tahap pemungutan suara dan penghitungan suara atau tahap penetapan calon terpilih, pengesahan pengangkatan, dan pelantikan, penyelesaian proses tahapan dimaksud tetap berpedoman pada Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 62 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Pedoman tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah sebagaimana terlampir dalam Lampiran I Peraturan ini.

Pasal 15 Dengan berlakunya Peraturan ini, Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 62 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 16 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

12

Page 15: 2010 03 Sep 2010

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010 KETUA, Ttd. Prof. DR. H.A. HAFIZ ANSHARY AZ, M.A. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, Ttd. PATRIALIS AKBAR BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 299

13

Page 16: 2010 03 Sep 2010

Lampiran I : Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 09 Tahun 2010

TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

NO PROGRAM/KEGIATAN JADWAL KETERANGAN

I. PERSIAPAN

1. Penyusunan program dan anggaran Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Mengikuti jadwal penyusunan APBD sesuai dengan tahun anggaran dan kebutuhan tahapan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah

Dilaksanakan oleh KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota

2. Penetapan Keputusan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota : a. Non Tahapan

1) Tahapan, program dan jadwal penyelenggaraan;

2) Tata Kerja KPU Provinsi, KPU Kabupaten/ Kota, PPK, PPS dan KPPS;

3) Pemantau dan tata cara pemantauan; 4) Sosialisasi (penyampaian informasi); 5) Norma, standar, prosedur, dan kebutuhan

serta pendistribusian perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara;

6) Pelaporan dana kampanye; 7) Audit dana kampanye peserta Pemilu;

Paling lama 210 hari sebelum hari dan tanggal

pemungutan suara Pemilu Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah

Disusun dan ditetapkan oleh KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dengan mempedomani Peraturan KPU

b. Tahapan :

1) Penetapan daftar pemilih (pemutakhiran data dan daftar pemilih);

2) Pendaftaran dan penetapan pasangan calon; 3) Kampanye; 4) Pemungutan suara; 5) Penghitungan suara; 6) Penetapan pasangan calon terpilih,

pengesahan, dan pelantikan.

c. Pelaksanaan regulasi dalam bentuk keputusan, antara lain : 1) Tahapan, program, dan jadwal; 2) Jumlah dukungan dan jumlah sebaran paling

rendah untuk calon perseorangan; 3) Jumlah kursi dan jumlah suara sah paling

rendah untuk pasangan calon yang diajukan partai politik atau gabungan partai politik;

4) Pembentukan PPK, PPS, PPDP, dan KPPS; 5) Rekapitulasi jumlah pemilih terdaftar terinci

untuk tiap PPS, PPK, Kabupaten/Kota, dan Provinsi;

6) Penetapan rumah sakit untuk pemeriksaan kemampuan rohani dan jasmani;

14

Page 17: 2010 03 Sep 2010

NO PROGRAM/KEGIATAN JADWAL KETERANGAN

7) Penetapan pasangan yang memenuhi syarat; 8) Penetapan kantor akuntan publik untuk

mengaudit laporan dana kampanye; 9) Penetapan jadwal, bentuk, tempat, dan

waktu kampanye; 10) Penetapan hari dan tanggal pemungutan

suara; 11) Penetapan kebutuhan surat suara serta

kelengkapan administrasi pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS, PPS, PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi berdasarkan norma, standar, prosedur, dan pendistribusian perlengkapan pemungutan suara dan penghitungan suara;

12) Penetapan rekapitulasi hasil perolehan penghitungan suara oleh PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi;

13) Penetapan dan pengumuman nama dan nomor urut pasangan calon terpilih;

14) Penetapan pemantau; 15) Penetapan tata kerja KPU Provinsi, KPU

Kabupaten/Kota, PPK, PPS, dan KPPS; dan 16) Sosialisasi (informasi/pendidikan pemilih).

d. Pembentukan/pengangkatan dan pelatihan

PPK, PPS, dan petugas pemutakhiran data pemilih.

Paling lama 180 hari sebelum hari

pemungutan suara

Oleh KPU Kabupaten/ Kota dan/atau PPS.

e. Pemberitahuan dan pendaftaran pemantau. Paling lama 150 hari sebelum hari

pemungutan suara

Dilaksanakan oleh KPU Provinsi/KPU

Kabupaten/Kota

f. Menerima pemberitahuan DPRD Provinsi/ Kabupaten/Kota kepada KPU Provinsi/ Kabupaten/Kota mengenai berakhirnya masa jabatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

150 hari sebelum hari dan tanggal pemungutan

suara

Dilaksanakan oleh DPRD Provinsi atau DPRD Kabupaten/

Kota.

g. Rapat Koordinasi KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dengan pelaksana pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat PPK, PPS, dan KPPS, dihadiri oleh KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, serta PPS.

Paling lama 150 hari sebelum hari

pemungutan suara

Dihadiri oleh KPU, KPU Provinsi, KPU

Kabupaten/Kota serta PPK, PPS

II. PELAKSANAAN

1. Pemutakhiran data dan daftar pemilih

a. Pemberitahuan kepada Pemerintah Daerah tentang penyampaian Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) oleh Pemerintah Daerah.

Paling lama 180 hari sebelum hari dan tanggal

pemungutan suara

Dilaksanakan oleh KPU Provinsi atau

KPU Kabupaten/Kota

b. Penerimaan DP4 dari pemerintah daerah.

Paling lama 150 hari sebelum hari dan tanggal

pemungutan suara

Dilaksanakan oleh KPU Provinsi atau

KPU Kabupaten/Kota

15

Page 18: 2010 03 Sep 2010

NO PROGRAM/KEGIATAN JADWAL KETERANGAN

c. Penyusunan data/daftar pemilih berdasarkan DP4 oleh KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota yang dibuat sebanyak PPS dan RT/RW untuk disampaikan kepada PPS melalui PPK, termasuk bimbingan teknis dan sosialisasi penyusunan data/daftar pemilih oleh KPU Kabupaten/Kota kepada PPS dan PPDP yang dilakukan secara berjenjang;

Paling lama 120 hari sebelum hari dan tanggal

pemungutan suara

Dilaksanakan oleh KPU Kabupaten/Kota

d. Pemutakhiran data pemilih oleh PPS dengan dibantu PPDP.

Paling lama 90 hari sebelum hari dan tanggal

pemungutan suara

Dilaksanakan oleh PPS dibantu oleh PPDP

e. Pengesahan dan pengumuman Daftar Pemilih Sementara.

Dilaksanakan 21 hari setelah pemutakhiran data pemilih oleh PPS

Dilaksanakan oleh PPS

f. Perbaikan Daftar Pemilih Sementara. Dilaksanakan dalam jangka waktu 21 hari,

yaitu dalam masa pengumuman DPS

Dilaksanakan oleh PPS

g. Pencatatan data pemilih tambahan. Paling lama 3 hari sejak berakhir masa

pengumuman DPS

Dilaksanakan oleh PPS

h. Penetapan Daftar Pemilih Tambahan. Paling lama 3 hari sejak berakhir masa

pengumuman DPS

Dilaksanakan oleh PPS

i. Pengumuman Daftar Pemilih Tambahan. Selama 3 hari sejak penetapan daftar pemilih

tambahan

Dilaksanakan oleh PPS

j. Pengesahan dan pengumuman Daftar Pemilih Tetap oleh PPS.

Paling lama 50 hari sebelum hari dan tanggal

pemungutan suara

Dilaksanakn oleh PPS

k. Penyampaian Daftar Pemilih Sementara, Daftar Pemilih Perbaikan/Tambahan, dan Daftar Pemilih Tetap kepada KPU Kabupaten/Kota melalui PPK, dengan tembusan kepada KPU Provinsi dan KPU oleh PPS.

Paling lama 47 hari sebelum penetapan rekapitulasi jumlah

pemilih terdaftar

Dilaksanakan oleh PPS

l. Penyusunan dan penetapan rekapitulasi jumlah pemilih terdaftar dan TPS terinci tiap kecamatan, dan kelurahan/desa dalam wilayah Kabupaten/ Kota.

Paling lama 2 hari setelah penyampaian DPS, Daftar Pemilih Tambahan, dan

DPT

Dilaksanakan oleh PPK dan KPU Kabupaten/

Kota

m. Pembuatan kartu pemilih oleh KPU Kabupaten/ Kota.

Paling lama 45 hari sebelum hari dan tanggal

pemungutan suara

n. Penyampaian salinan Daftar Pemilih Tetap untuk TPS kepada KPPS oleh PPS dan kepada Pengawas Pemilu Lapangan, dan Saksi pasangan calon oleh KPPS.

Paling lama 5 hari sebelum hari dan tanggal

pemungutan suara

16

Page 19: 2010 03 Sep 2010

NO PROGRAM/KEGIATAN JADWAL KETERANGAN

o. Penyampaian Kartu Pemilih oleh PPS dengan dibantu oleh RT/RW dan KPPS.

Paling lama 3 hari sebelum hari dan tanggal

pemungutan suara

2. Pencalonan

a. Pengumuman dan/atau penyerahan dokumen dukungan dalam pencalonan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Selama 5 (lima) hari

Dilaksanakan oleh KPU Provinsi/

Kabupaten/Kota untuk Parpol/

Gabungan Parpol dan perseorangan

b. - Penyerahan dokumen rekapitulasi dukungan calon perseorangan dalam 3 (tiga) rangkap kepada KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota selama masa pendaftaran dan/atau penyerahan dukungan.

- Dalam masa pendaftaran dan/atau penyerahan dukungan, KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota melakukan bimbingan teknis kepada KPU Kabupaten/Kota/PPK/ PPS dalam pelaksanaan proses verifikasi dan rekapitulasi dukungan calon perseorangan.

Selama 5 (lima) hari sebagaimana dimaksud

pada huruf a

Dilaksanakan oleh calon perseorangan

c. Kesempatan untuk memperbaiki dan/atau melengkapi jumlah dukungan paling rendah dan atau sebaran dukungan dalam masa pendaftaran dan/atau penyerahan dukungan kepada KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota untuk calon perseorangan.

Selama 5 (lima) hari sebagaimana dimaksud

pada huruf a

Dilaksanakan oleh calon perseorangan atas pemberitahuan KPU Provinsi atau

KPU Kabupaten/Kota

d. Pemberitahuan dan/atau penyerahan dokumen dukung-an calon perseorangan kepada PPS oleh KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota, dan calon perseorangan.

1 (satu) hari sebelum penelitian faktual oleh

PPS

e. Verifikasi dokumen dukungan oleh PPS untuk calon perseorangan.

Paling lama 14 (empat belas) hari setelah

pemberitahuan dan/atau penyerahan dokumen

sebagaimana dimaksud pada huruf d

f. Verifikasi dan rekapitulasi dokumen dukungan oleh PPK untuk calon perseorangan.

Paling lama 7 (tujuh) hari setelah jangka waktu

sebagaimana dimaksud pada huruf a

g. Verifikasi dan rekapitulasi dokumen dukungan oleh KPU Kabupaten/Kota untuk calon perseorangan.

Paling lama 7 (tujuh) hari setelah jangka waktu

sebagaimana dimaksud pada huruf f

h. Pendaftaran pasangan calon yang diajukan partai politik atau gabungan partai politik dan perseorangan.

- Untuk Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur selama 7 (tujuh) hari setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf

17

Page 20: 2010 03 Sep 2010

NO PROGRAM/KEGIATAN JADWAL KETERANGAN

g. - Untuk Pemilu Bupati

dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota selama 7 (tujuh) hari setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf f.

i. Penelitian dan pemberitahuan hasil penelitian pemenuhan syarat calon termasuk penelitian penambahan dukungan calon perseorangan yang jumlahnya menjadi kurang dari jumlah dukungan paling rendah akibat verifikasi PPS, PPK, KPU Kabupaten/Kota. Verifikasi tambahan dukungan calon perseorangan oleh KPU Kabupaten/Kota dan/atau KPU Provinsi dibantu oleh PPS dan PPK.

Paling lama 21 hari terhitung sejak tanggal penutupan pendaftaran sebagaimana dimaksud

pada huruf h

Dilaksanakan oleh KPU Provinsi atau

KPU Kabupaten/Kota

j. - Melengkapi dan/atau memperbaiki surat pencalonan, syarat calon, dan/atau mengajukan calon baru. (Parpol/Gab parpol)

- Melengkapi dan/atau memperbaiki surat

pencalonan beserta persyaratan pasangan calon (perseorangan), vide Pasal 59 ayat (5a) huruf b sampai dengan huruf I UU No 32/2004 Jis UU No. 12/2008

- Melengkapi dan/atau memperbaiki surat

pencalonan beserta persyaratan calon (perseorangan), yaitu srt pencalonan yang ditandatangi oleh pasangan calon perseorangan.

Paling lama 7 hari sejak saat pemberitahuan hasil

penelitian

Sda

Paling lama 14 hari sejak saat pemberitahuan hasil

penelitian

Dilaksanakan oleh pasangan calon

k. Penelitian ulang kelengkapan dan perbaikan persyaratan pasangan calon sekaligus pemberitahuan hasil penelitian, kecuali terhadap pasangan calon perseorangan yang tidak dapat memenuhi paling rendah jumlah dukungan dan jumlah sebaran, tidak diadakan penelitian ulang.

Paling lama 14 (empat belas) hari setelah jangka

waktu sebagaimana dimaksud pada huruf j

Dilaksanakan oleh KPU Provinsi atau

KPU Kabupaten/Kota

l. Penyampaian hasil pemeriksaan Kesehatan tentang kemampuan rohani dan jasmani Pasangan Calon oleh Tim dokter pemeriksa khusus kepada KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/ Kota.

- Untuk Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur paling lama 48 hari sebelum hari pemungutan suara

- Untuk Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota paling lama 48 hari sebelum hari pemungutan suara

m. Pengumuman pasangan calon yang memenuhi persyaratan.

- Untuk Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur paling lama 47 hari sebelum hari

Dilaksanakan oleh KPU Provinsi atau

KPU Kabupaten/Kota

18

Page 21: 2010 03 Sep 2010

NO PROGRAM/KEGIATAN JADWAL KETERANGAN

pemungutan suara - Untuk Pemilu Bupati

dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota paling lama 47 hari sebelum hari pemungutan suara

n. Penetapan, Penentuan Nomor Urut, dan Pengumuman pasangan Calon.

- Untuk Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur paling lama 45 hari sebelum hari pemungutan suara

- Untuk Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota paling lama 45 hari sebelum hari pemungutan suara

Dilaksanakan oleh KPU Provinsi atau

KPU Kabupaten/Kota

3. Pengadaan dan pendistribusian perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kebutuhan yang ditetapkan oleh KPU, dengan kegiatan :

Mengacu pada norma, standar, prosedur dan

kebutuhan yang ditetapkan oleh KPU.

a. Penyusunan dan penetapan jenis barang dan jasa

serta jadwal pendistribusian surat suara dan alat kelengkapan pemungutan dan penghitungan suara;

Paling lama 45 hari sebelum hari dan tanggal

pemungutan suara

Dilaksanakan oleh KPU Provinsi/

Kabupaten/Kota dan Pemda

b. Proses administrasi pengadaan dan pendistribusian surat suara, serta alat dan kelengkapan administrasi pemungutan dan penghitungan suara;

Paling lama 45 hari sebelum hari dan tanggal

pemungutan suara

Dilaksanakan KPU Provinsi/Kabupaten/

Kota

c. Pencetakan dan pendistribusian daftar pasangan calon, surat suara, serta alat dan kelengkapan administrasi pemungutan dan penghitungan suara;

Paling lama 45 hari sebelum hari dan tanggal

pemungutan suara

Dilaksanakan oleh PPS

d. Penerimaan surat suara, serta alat dan kelengkapan administrasi pemungutan dan penghitungan suara.

Paling lama 10 hari sebelum hari dan tanggal

pemungutan suara

4. Kampanye

a. Pertemuan peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tentang pelaksanaan kampanye;

Paling lama 30 hari sebelum hari dan tanggal

pemungutan suara

Dikoordinasikan KPU Provinsi / Kabupaten

/Kota

b. Kampanye; 17 hari sebelum hari dan tanggal pemungutan

suara

Dilaksanakan oleh Tim Kampanye

c. Pembersihan atribut dan alat peraga kampanye; 3 hari sebelum hari dan tanggal pemungutan

suara

d. Masa Tenang; 3 hari sebelum hari dan tanggal pemungutan

suara

Diberlakukan oleh KPU Provinsi/KPU

Kabupaten/Kota

19

Page 22: 2010 03 Sep 2010

NO PROGRAM/KEGIATAN JADWAL KETERANGAN

5. Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara

a. Persiapan

1) Pengecekan persiapan pemungutan suara di daerah;

Paling lama 15 hari sebelum hari

pemungutan suara

Dilaksanakan oleh KPU Provinsi/

Kabupaten /Kota

2) Pembentukan KPPS dan bimbingan teknis serta sosialisasi.

Paling lama 21 hari sebelum hari

pemungutan suara

Dilaksanakan oleh PPS

3) Penyampaian Salinan Daftar Pemilih Tetap untuk TPS, Pengawas Pemilu Lapangan, dan Saksi pasangan calon.

Paling lama 5 hari sebelum hari

pemungutan suara

Dilaksanakan oleh KPU Provinsi/

Kabupaten /Kota

4) Pengumuman dan pemberitahuan tempat, hari, dan waktu pemungutan suara di TPS.

Paling lama 3 hari sebelum hari

pemungutan suara

Dilaksanakan oleh KPPS

5) Penyiapan TPS Paling lama 1 hari sebelum hari

pemungutan suara

Dilaksanakan oleh KPPS

b. Pelaksanaan

1) Pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS oleh KPPS, serta rekapitulasi hasil penghitungan suara oleh PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi, meliputi :

Paling lama 30 hari sebelum akhir masa

jabatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Dilaksanakan oleh KPPS

a. Penyusunan dan penyampaian sertifikat hasil penghitungan suara di TPS kepada PPK melalui PPS.

Hari dan tanggal pemungutan suara

Dilaksanakan oleh KPPS

b. Pengumuman hasil penghitungan suara dan penyampaian kotak suara yang masih dikunci dan disegel yang berisi Berita Acara dan sertifikat hasil penghitungan suara oleh KPPS kepada PPK melalui PPS.

Hari dan tanggal pemungutan suara

Dilaksanakan oleh PPS

c. Penyusunan dan penyampaian Berita Acara dan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara di Tingkat Kecamatan oleh PPK kepada KPU Kabupaten/Kota.

Paling lama 3 hari sesudah diterimanya kotak suara dari PPS

Dilaksanakan oleh PPK

d. Penyusunan berita acara dan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara di Tingkat Kabupaten/Kota serta penetapan pasangan calon terpilih untuk Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota oleh KPU Kabupaten/Kota.

Paling lama 3 hari sesudah diterimanya kotak suara dari PPK

Dilaksanakan oleh KPU Kabupaten /Kota

20

Page 23: 2010 03 Sep 2010

NO PROGRAM/KEGIATAN JADWAL KETERANGAN

e. Penyusunan dan penyampaian rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara di Tingkat Kabupaten/Kota kepada KPU Provinsi serta penetapan pasangan calon terpilih untuk Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur oleh KPU Provinsi.

Paling lama 3 hari sesudah diterimanya

Berita Acara dan Sertifikat dari KPU Kab/

Kota

Dilaksanakan oleh KPU Provinsi

2) Pelantikan dan pengucapan sumpah/janji.

Pada tanggal akhir masa jabatan Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah

Dilaksanakan oleh Pejabat yang berwenang

III. PENYELESAIAN

1. Penyampaian perselisihan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh pasangan calon (Pemohon) dengan KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota (Termohon) kepada Mahkamah Konstitusi.

Paling lama 3 hari sesudah penetapan

pasangan calon terpilih

Dilaksanakan oleh pasangan calon Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah

2. Penyelesaian perselisihan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh Mahkamah Konstitusi.

Paling lama 14 hari sejak permohonan dicatat

dalam Buku Registrasi Perkara Konstitsi

Dilaksanakan oleh KPU Provinsi/

Kabupaten /Kota

3. Menyampaikan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

a. Tidak Ada Gugatan PHPU Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Mahkamah Konstitusi, hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah disampaikan kepada :

1) DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota dan Menteri Dalam Negeri untuk Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota.

Paling lama 19 hari sesudah hari pemungutan

suara

Laporan ditanda tangani oleh Ketua

KPU Kabupaten /Kota

2) DPR, Presiden, Gubernur, dan DPRD Provinsi, untuk Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur.

Paling lama 16 hari sesudah hari pemungutan

suara

Laporan ditanda tangani oleh Ketua

KPU Provinsi

b. Terdapat gugatan PHPU Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Mahkamah Konstitusi, hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah disampaikan kepada :

Tanpa Putusan Sela

1) DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota dan Menteri Dalam Negeri untuk Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota.

Paling lama 3 hari sesudah putusan

Mahkamah Konstitusi

Laporan ditanda tangani oleh Ketua

KPU Kabupaten /Kota

2) DPR, Presiden, Gubernur, dan DPRD Provinsi, untuk Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur.

Paling lama 3 hari sesudah putusan

Mahkamah Konstitusi

Laporan ditanda tangani oleh Ketua

KPU Provinsi

21

Page 24: 2010 03 Sep 2010

NO PROGRAM/KEGIATAN JADWAL KETERANGAN

c. Terdapat gugatan PHPU Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Mahkamah Konstitusi, hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah disampaikan kepada :

Terdapat Putusan Sela

1) DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota dan Menteri Dalam Negeri untuk Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota.

Paling lama 3 hari sesudah putusan Sela dikuatkan Mahkamah

Konstitusi

Laporan ditanda tangani oleh Ketua

KPU Kabupaten /Kota

2) DPR, Presiden, Gubernur, dan DPRD Provinsi, untuk Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur.

Paling lama 3 hari sesudah Putusan Sela dikuatkan Mahkamah

Konstitusi

Laporan ditanda tangani oleh Ketua

KPU Provinsi

4. Laporan KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota kepada KPU, dilampiri dengan dokumen penetapan hasil tahapan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

- Paling lama 30 hari sesudah hari pemungutan suara (apabila tidak ada gugatan di MK)

- Paling lama 3 hari

sesudah putusan MK(apabila terdapat gugatan di MK tanpa Putusan Sela)

- Paling lama 3 hari

sesudah Putusan Sela dikuatkan MK (apabila terdapat gugatan di MK dan terdapat Putusan Sela)

− KPU Kab/Kota ke KPU Provinsi dan Gubernur

− KPU Provinsi ke Pemerintah dan KPU

5. Memelihara arsip dan dokumen Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta mengelola barang inventaris.

Paling lama 30 hari sesudah terpilihnya

pasangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Bekerjasama dengan ANRI dengan

ketentuan hardcopy disampaikan kepada

ANRI Daerah dan soft copy disampaikan

kepada ANRI (Pusat)

6. Pembubaran PPK, PPS, dan KPPS sesuai dengan tingkatannya

Paling lama 60 hari sesudah hari pemungutan

suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah Putaran Kedua

Keputusan KPU Provinsi/Kabupaten/

Kota

7. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan serta pengawasan hasil pelaksanaan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Paling lama 60 hari sesudah hari pemungutan

suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah Putaran Kedua

Dilaksanakan oleh KPU Provinsi/

Kabupaten /Kota

22

Page 25: 2010 03 Sep 2010

NO PROGRAM/KEGIATAN JADWAL KETERANGAN

8. Pertanggungjawaban Anggaran Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Paling lama 60 hari sesudah hari pemungutan

suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah Putaran Kedua

Dilaksanakan oleh KPU Provinsi/

Kabupaten /Kota

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010 KETUA, Ttd. Prof. DR. H.A. HAFIZ ANSHARY AZ, M.A.

23

Page 26: 2010 03 Sep 2010

Lampiran II : Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 09 Tahun 2010

TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

(PUTARAN KEDUA)

NO PROGRAM/KEGIATAN JADWAL WAKTU KETERANGAN 1 2 3 4 1. a. Pengadaan perlengkapan penyelenggaraan Pemilu

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

± 48 hari 1. Pelaksanaan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dilaksanakan paling lambat 61 hari terhitung mulai tanggal berakhirnya batas waktu pengajuan keberatan.

2. Dalam Pemilu

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah putaran kedua, tidak dilakukan pemutakhiran data pemilih.

3. Apabila putusan

Mahkamah Konstitusi adalah putusan sela, jangka waktu tersebut perlu disesuaikan dengan bunyi amar putusan Makhamah Konstitusi.

b. Pendistribusian perlengkapan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sampai dengan KPPS

± 7 hari

2. Kampanye penajaman visi dan misi pasangan calon.

3 hari

3. Masa tenang.

3 hari

4. Pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS.

1 hari

5. Rekapitulasi hasil penghitungan suara di PPK.

paling lama 3 hari

6. Rekapitulasi hasil penghitungan suara di KPU Kabupaten/Kota

paling lama 3 hari

a. Dalam hal Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota, KPU Kabupaten/Kota memutuskan dalam rapat pleno tentang penetapan pasangan calon terpilih.

1 hari

b. Penyampaian penetapan pasangan calon terpilih kepada DPRD Kabupaten/Kota.

3 hari

c. Apabila terdapat keberatan terhadap hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh psangan calon lainnya kepada Mahkamah Konstitusi, KPU Kabupaten/Kota memberitahukan kepada DPRD Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

1 hari

d. Setelah adanya putusan Mahkamah Konstitusi, KPU Kabupaten/Kota menyampaikan hal tersebut dan penetapan pasangan calon terpilih kepada DPRD Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

14 hari

7. Rekapitulasi hasil penghitungan suara di KPU Provinsi.

a. Dalam hal Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur, KPU Provinsi melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara di KPU Provinsi paling lambat 3 hari setelah menerima rekapitulasi hasil penghitungan suara KPU Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

paling lama 3 hari

b. KPU Provinsi menetapkan dalam rapat pleno tentang pasangan calon terpilih.

1 hari

c. Penyampaian penetapan pasangan calon terpilih kepada DPRD Provinsi.

Setelah 3 hari dari kegiatan tersebut

huruf b

24

Page 27: 2010 03 Sep 2010

NO PROGRAM/KEGIATAN JADWAL WAKTU KETERANGAN 1 2 3 4 d. Apabila terdapat keberatan terhadap hasil Pemilu

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh pasangan calon lainnya kepada Mahkamah Konstitusi, KPU Provinsi memberitahukan kepada DPRD Provinsi yang bersangkutan.

1 hari

e. Setelah adanya putusan Mahkamah Konstitusi, KPU Provinsi menyampaikan hal tersebut dan penetapan pasangan calon terpilih kepada DPRD Provinsi yang bersangkutan.

Paling lama 14 hari sejak permohonan

dicatat dalam Buku Registrasi Perkara

Konstitusi

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010 KETUA, Ttd. Prof. DR. H.A. HAFIZ ANSHARY AZ, M.A.

25

Page 28: 2010 03 Sep 2010
Page 29: 2010 03 Sep 2010

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

NOMOR 10 TAHUN 2010

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA KERJA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI, KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA, PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN

SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 ayat (3) dan Pasal 10

ayat (3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, perlu ditetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Pedoman Penyusunan Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada

huruf a, telah diterbitkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 63 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

c. bahwa berdasarkan hal tersebut pada huruf a dan huruf b serta

dengan memperhatikan perkembangan keadaan, dipandang perlu mengadakan perubahan terhadap Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 63 Tahun 2009 tersebut;

d. bahwa berdasarkan hal tersebut pada huruf a, huruf b, dan huruf c,

perlu menetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 63 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan

KOMISI PEMILIHAN UMUM

26

Page 30: 2010 03 Sep 2010

 

Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);

2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi

Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);

7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara

Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,

Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4865);

9. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 31 Tahun 2008 tentang

Kode Etik Penyelengara Pemilihan Umum;

10. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 21

27

Page 31: 2010 03 Sep 2010

 

Tahun 2008, Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 37 Tahun 2008, dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01 Tahun 2010;

11. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 Tahun 2008 tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008;

12. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 63 Tahun 2009 tentang

Pedoman Penyusunan Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 20 Mei 2010;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI, DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA, PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 63 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan Pasal 7 ayat (3) diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

“Pasal 7

(3) PPDP dan KPPS dibentuk oleh PPS atas nama Ketua KPU Kabupaten/Kota.” 2. Ketentuan Pasal 8 ditambah ketentuan baru menjadi Pasal 8 ayat (4), berbunyi sebagai

berikut :

“Pasal 8 (4) PPDP berkedudukan pada kantor PPS.”

3. Ketentuan Pasal 21 ayat (1) diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

28

Page 32: 2010 03 Sep 2010

 

“Pasal 21

(1) KPU Kabupaten/Kota melaksanakan tes dalam bentuk wawancara terhadap calon Anggota PPK dan Anggota PPS paling lambat 14 (empat belas) hari pada bulan pertama dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2).”

4. Ketentuan Pasal 25 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

“Pasal 25

PPS memandu pengucapan sumpah/janji Anggota KPPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 paling lama 21 (dua puluh satu) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.”

5. Pada BAB IX KETENTUAN LAIN-LAIN ditambah ketentuan baru menjadi Pasal 56A, berbunyi sebagai berikut :

“Pasal 56A

(1) Dalam hal terdapat suatu daerah otonomi baru yang dibentuk setelah Pemilu belum dibentuk KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota, penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dilaksanakan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota induk.

(2) Untuk membantu KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota induk dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajibannya, dibentuk Sekretariat KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota sesuai peraturan perundang-perundangan.

6. Diantara BAB IX KETENTUAN LAIN-LAIN dan BAB X PENUTUP ditambah bab baru menjadi BAB IXA KETENTUAN PERALIHAN, terdiri dari Pasal 56B, berbunyi sebagai berikut :

“BAB IXA

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 56B

Dengan berlakunya Peraturan ini :

a. KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota yang telah melaksanakan seleksi Anggota PPK, PPS, dan KPPS sebelum Peraturan ini berlaku, dinyatakan sah dan berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;

b. KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota yang pada saat Peraturan ini berlaku sedang dalam proses seleksi Anggota PPK, PPS, dan KPPS, berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 63 Tahun 2009.”

Pasal II

Untuk memudahkan pemahaman terhadap Peraturan ini, Peraturan Komisi Pemilihan Umum, Nomor 63 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan ini, disusun dalam satu naskah.

29

Page 33: 2010 03 Sep 2010

 

Pasal III

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010 KETUA, Ttd. Prof. DR. H.A. HAFIZ ANSHARY AZ, M.A. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, Ttd. PATRIALIS AKBAR BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 300

30

Page 34: 2010 03 Sep 2010
Page 35: 2010 03 Sep 2010

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

NOMOR 63 TAHUN 2009

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI, KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA, PANITIA PEMILIHAN

KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA

DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 ayat (3), dan Pasal 10 ayat (3) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, perlu ditetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Pedoman Penyusunan Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum Provinsi, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151);

2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);

KOMISI PEMILIHAN UMUM

31

Page 36: 2010 03 Sep 2010

5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4865);

7. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 31 Tahun 2008

tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum;

8. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 21 Tahun 2008 dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 37 Tahun 2008;

9. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008;

Memperhatikan : 1. Hasil curah pendapat antara Komisi Pemilihan Umum dengan Komisi Pemilihan Umum Provinsi seluruh Indonesia tanggal 29 sampai dengan 30 Oktober 2009;

2. Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 2 November 2009;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PEDOMAN PENYUSUNAN TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN

UMUM PROVINSI, KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA, PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH.

32

Page 37: 2010 03 Sep 2010

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, selanjutnya disebut Pemilu

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Pemilu untuk memilik kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota selanjutnya secara berturut-turut disebut DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.

3. Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Independen Pemilihan Aceh dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota/Komisi Independen Pemilihan Kabupaten/Kota selanjutnya disebut KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU Kabupaten/Kota/KIP Kabupaten/Kota di wilayah Aceh adalah penyelenggara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 6 dan angka 7 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

4. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut PPK adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat kecamatan atau sebutan lainnya dan bersifat sementara;

5. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disebut PPS adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat desa/kelurahan atau sebutan lainnya dan bersifat sementara.

6. Petugas Pemutakhiran Data Pemilih dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, selanjutnya disebut PPDP dan KPPS adalah petugas/kelompok yang dibentuk oleh PPS atas nama KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan pemutakhiran data pemilih dan pemungutan suara di tempat pemungutan suara dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, serta bersifat sementara.

7. Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disebut TPS adalah tempat dilaksanakan pemungutan suara dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

8. Pedoman teknis tata kerja yang ditetapkan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota, adalah rincian uraian mengenai pelaksanaan tugas, kewenangan dan kewajiban KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, dan KPPS.

Pasal 2 KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota bersifat hirarkis.

33

Page 38: 2010 03 Sep 2010

Pasal 3

Penyelenggara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berpedoman pada azas : a. mandiri; b. jujur; c. adil; d. kepastian hukum; e. tertib penyelenggara; f. kepentingan umum; g. keterbukaan; h. proporsionalitas; i. profesionalitas; j. akuntabilitas; k. efisiensi; dan l. efektivitas.

Pasal 4

Penyelenggara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 wajib mematuhi kode etik pelaksana Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 31 tahun 2008 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum.

BAB II

PEMBENTUKAN DAN KEDUDUKAN

Bagian Pertama Komisi Pemilihan Umum Provinsi

Pasal 5

(1) KPU Provinsi yang merupakan bagian dari KPU adalah penyelenggara Pemilu Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi.

(2) KPU Provinsi berkedudukan di ibukota Provinsi.

Bagian Kedua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota

Pasal 6

(1) KPU Kabupaten/Kota yang merupakan bagian dari KPU adalah penyelenggara Pemilu

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota.

(2) KPU Kabupaten/Kota berkedudukan di ibukota kabupaten/kota.

34

Page 39: 2010 03 Sep 2010

Pasal 7

(1) Untuk menyelenggarakan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat

kecamatan dan desa/kelurahan atau nama lain masing-masing dibentuk PPK dan PPS.

(2) PPK dan PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota.

(3) KPPS dibentuk oleh PPS atas nama Ketua KPU Kabupaten/Kota.

Pasal 8 (1) PPK berkedudukan di ibukota kecamatan atau nama lain.

(2) PPS berkedudukan di desa/kelurahan atau nama lain.

(3) KPPS berkedudukan di tempat pemungutan suara.

BAB III KEANGGOTAAN

Bagian Pertama

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota

Pasal 10

(1) Keanggotaan KPU Kabupaten/Kota terdiri dari seorang Ketua merangkap anggota dan anggota.

(2) Jumlah anggota KPU Kabupaten/Kota sebanyak 5 (lima) orang anggota.

Pasal 11 (1) Keanggotaan PPK sebanyak 5 (lima) orang berasal dari tokoh masyarakat yang

memenuhi syarat terdiri dari: a. 1 (satu) orang ketua merangkap anggota; dan b. 4 (empat) orang anggota.

(2) Ketua PPK dipilih dari dan oleh anggota PPK.

(3) Anggota PPK diangkat dan diberhentikan oleh KPU Kabupaten/Kota.

(4) Komposisi keanggotaan PPK memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh per seratus).

Pasal 12 (1) Dalam menjalankan tugasnya, PPK dibantu oleh sekretariat yang dipimpin oleh seorang

sekretaris dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan.

35

Page 40: 2010 03 Sep 2010

(2) PPK melalui KPU Kabupaten/Kota mengusulkan 3 (tiga) nama calon sekretaris PPK

kepada Bupati/Walikota untuk selanjutnya dipilih dan ditetapkan 1 (satu) nama sebagai sekretaris PPK dengan Keputusan Bupati/Walikota.

(3) Sebelum mengusulkan 3 (tiga) nama calon sekretaris, secara kolektif melalui KPU Kabupaten/Kota PPK dapat berkonsultasi dengan sekretaris daerah Kabupaten/Kota.

Pasal 13

(1) Keanggotaan PPS sebanyak 3 (tiga) orang berasal dari tokoh masyarakat yang memenuhi syarat, terdiri dari : a. 1 (satu) orang ketua merangkap anggota; dan b. 2 (dua) orang anggota.

(2) Ketua PPS dipilih dari dan oleh anggota PPS.

(3) Anggota PPS diangkat oleh KPU Kabupaten/Kota atas usul bersama kepala desa/kelurahan dan badan permusyawaratan desa/dewan kelurahan.

(4) Komposisi keanggotaan PPS memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30 % (tiga puluh per seratus).

Pasal 14

PPS mengangkat petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) sebanyak 1 (satu) orang untuk setiap TPS dari pengurus RT/RW setempat atau sebutan lainnya.

Pasal 15

(1) Keanggotaan KPPS sebanyak 7 (tujuh) orang berasal dari anggota masyarakat di sekitar TPS yang memenuhi syarat, terdiri dari : a. 1 (satu) orang ketua merangkap anggota; dan b. 6 (enam) orang anggota.

(2) Ketua KPPS dipilih dari dan oleh anggota KPPS.

(3) Pengangkatan dan pemberhentian anggota KPPS wajib dilaporkan kepada KPU Kabupaten/Kota.

Pasal 16

Pembagian tugas 6 (enam) anggota KPPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf b, ditentukan : a. 4 (empat) orang Anggota KPPS membantu Ketua KPPS dalam pelaksanaan pemungutan

suara dan penghitungan suara di TPS; b. 2 (dua) orang Anggota KPPS membantu Ketua KPPS dalam pelaksanaan keamanan TPS.

36

Page 41: 2010 03 Sep 2010

Pasal 17

(1) Syarat untuk menjadi anggota PPK, PPS dan KPPS dalam Pemilu Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah adalah :

a. warga negara Indonesia; b. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun; c. setia kepada Pancasila sebagai dasar negara dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945; d. berdomisili di wilayah kerja PPK, PPS dan KPPS; e. mempunyai integritas, pribadi yang kuat, jujur, dan adil; f. sehat jasmani dan rohani; g. dapat membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia; h. tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih; dan

i. tidak menjadi anggota partai politik yang dinyatakan dengan surat pernyataan yang sah atau sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 5 (lima) tahun tidak lagi menjadi anggota partai politik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari pengurus partai politik yang bersangkutan.

(2) KPU Kabupaten/Kota memfasilitasi pengecekan pemenuhan syarat kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, ke Puskesmas.

(3) KPU Kabupaten/Kota memfasilitasi pengecekan pemenuhan syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h, di Pengadilan Negeri setempat.

Pasal 18 (1) PPK dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota paling lambat 6 (enam) bulan sebelum hari dan

tanggal pemungutan suara dan dibubarkan paling lambat 2 (dua) bulan setelah hari dan tanggal pemungutan suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

(2) PPS dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota paling lambat 6 (enam) bulan sebelum hari dan tanggal pemungutan suara dan dibubarkan paling lambat 2 (dua) bulan setelah hari dan tanggal pemungutan suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

(3) KPPS dibentuk selambat-lambatnya 21 (dua puluh satu) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara dan berakhir 7 (satu) hari setelah hari dan tanggal pemungutan suara.

Pasal 19 Masa tugas sekretariat PPK sama dengan masa tugas PPK.

37

Page 42: 2010 03 Sep 2010

Bagian Ketiga Tata Cara Seleksi Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan

Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara

Paragraf 1 Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan dan Anggota Panitia Pemungutan Suara

Pasal 20

(1) Untuk keperluan seleksi Anggota PPK dan Anggota PPS, KPU Kabupaten/Kota

mengumumkan berkenaan dengan seleksi calon Anggota PPK dan Anggota PPS di wilayahn yang bersangkutan.

(2) Pengumuman seleksi calon Anggota PPK dan Anggota PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat 7 (tujuh) bulan sebelum hari pemungutan suara dengan cara menempelkan pada papan-papan pengumuman dan/atau dapat melalui media cetak dan/atau elektronik.

(3) Dalam pengumuman seleksi calon Anggota PPK dan Anggota PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2), wajib disebutkan :

a. persyaratan Anggota PPK dan Anggota PPS; b. masa tugas PPK dan PPS; c. uang honorarium tiap bulan; d. bantuan fasilitasi pemenuhan syarat kesehatan dan surat keterangan tidak pernah

dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih dari instansi kesehatan dan pengadilan setelah dinyatakan lulus;

e. materi tes tertulis dan wawancara.

(4) Pengumuman seleksi Anggota PPK dan Anggota PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan paling lama 3 (tiga) hari.

(5) Nama-nama calon Anggota PPS disampaikan dan/atau diusulkan bersama Kepala Desa/Kelurahan dan Badan Permusyawaratan Desa/Kelurahan dengan memperhatikan keterwakilan perempuan 30% (tiga puluh perseratus) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) dan ayat (4) kepada KPU Kabupaten/Kota.

Pasal 21

(1) KPU Kabupaten/Kota melaksanakan tes tertulis dan wawancara terhadap calon Anggota

PPK dan Anggota PPS paling lambat 14 (empat belas) hari pada bulan pertama dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2).

(2) Materi tes tertulis dan wawancara terhadap calon Anggota PPK dan Anggota PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah materi yang berkaitan dengan tugas, kewenangan serta kewajiban PPK dan PPS dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 dan ketentuan-ketentuan pidana dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008.

38

Page 43: 2010 03 Sep 2010

(3) Pengumuman tes tertulis dan wawancara paling lambat 7 (tujuh) hari pada bulan pertama dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), yang menghasilkan paling sedikit 10 (sepuluh) orang calon Anggota PPK pada masing-masing kecamatan dan paling sedikit 6 (enam) orang calon Anggota PPS pada masing-masing desa/kelurahan dalam wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan.

(4) KPU Kabupaten/Kota menetapkan nama Anggota PPK dan Anggota PPS di wilayah kerjanya berdasarkan hasil seleksi dengan Keputusan KPU Kabupaten/Kota, dengan ketentuan : a. nama calon Anggota PPK dengan peringkat nilai pertama, kedua, ketiga, keempat,

dan kelima menjadi Anggota PPK di wilayah masing-masing; b. nama calon Anggota PPS dengan peringkat pertama nilai pertama, kedua, ketiga,

keempat, dan kelima menjadi Anggota PPS di wilayah masing-masing.

Pasal 22

KPU Kabupaten/Kota memandu pengucapan sumpah/janji Anggota PPK dan Anggota PPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 paling lambat 1 (satu) hari pada bulan pertama dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2).

Paragraf 2 Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara

Pasal 23

(1) Untuk keperluan seleksi Anggota KPPS, PPS atas nama KPU Kabupaten/Kota

mengumumkan berkenaan dengan seleksi calon Anggota KPPS di wilayah yang bersangkutan.

(2) Dalam mengumumkan seleksi calon Anggota KPPS, PPS dapat berkoordinasi dengan Kepala Desa/Kepala Kelurahan di wilayahnya berkenaan dengan fasilitas pengumuman seleksi calon Anggota KPPS tersebut.

(3) Dalam pengumuman seleksi calon Anggota KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2), wajib disebutkan :

a. persyaratan Anggota KPPS; b. masa tugas KPPS; c. uang honorarium yang diterima; d. bantuan fasilitasi pemenuhan syarat kesehatan dan surat keterangan tidak pernah

dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih dari instansi kesehatan dan pengadilan setelah dinyatakan lulus;

e. materi tes tertulis dan wawancara.

(4) Pengumuman seleksi calon Anggota KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan paling lambat 35 (tiga puluh lima) hari sebelum hari pemungutan suara, dengan cara menempelkan pada papan pengumuman atau dengan cara lain selama 3 (tiga) hari.

39

Page 44: 2010 03 Sep 2010

Pasal 24

(1) PPS atas nama KPU Kabupaten/Kota melaksanakan tes tertulis dan wawancara terhadap

calon Anggota KPPS paling lambat 32 (tiga puluh dua) hari sebelum hari pemungutan suara.

(2) Materi tes tertulis dan wawancara terhadap calon Anggota KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah materi yang berkaitan dengan tugas, kewenangan, serta kewajiban KPPS dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 dan ketentuan-ketentuan pidana dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008.

(3) Pengumuman tes tertulis dan wawancara paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum hari pemungutan suara, yang menghasilkan paling sedikit 14 (empat belas) orang calon Anggota KPPS pada masing-masing TPS di desa/kelurahan yang bersangkutan.

(4) PPS atas nama KPU Kabupaten/Kota menetapkan nama Anggota KPPS di wilayah kerjanya berdasarkan hasil seleksi dengan Keputusan KPU PPS, dengan ketentuan nama calon Anggota KPPS dengan peringkat nilai pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam, dan ketujuh menjadi Anggota KPPS di desa/kelurahan yang bersangkutan.

(5) Dalam penetapan calon Anggota KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (4), KPU Kabupaten/Kota wajib memperhatikan Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) untuk dijadikan Anggota KPPS.

Pasal 25 PPS memandu pengucapan sumpah/janji Anggota KPPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 paling lambat 25 (dua puluh lima) hari sebelum hari pemungutan suara.

BAB IV TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN

Bagian Pertama

Komisi Pemilihan Umum Provinsi

Pasal 26

(1) Tugas dan wewenang KPU Provinsi dalam penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah :

a. merencanakan program, anggaran, dan jadwal Pemilu Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah Provinsi; b. menyusun dan menetapkan tata kerja KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK,

PPS, dan KPPS dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi dengan memperhatikan pedoman dari KPU;

40

Page 45: 2010 03 Sep 2010

c. menyusun dan menetapkan pedoman yang bersifat teknis untuk tiap-tiap tahapan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi berdasarkan peraturan perundang-undangan;

d. mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi berdasarkan peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan pedoman dari KPU;

e. memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan dan menetapkannya sebagai daftar pemilih;

f. menerima daftar pemilih dari KPU Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi;

g. menetapkan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah provinsi yang telah memenuhi persyaratan;

h. menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara di KPU Kabupaten/Kota dalam wilayah provinsi yang bersangkutan dengan membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara;

i. membuat berita acara penghitungan suara serta membuat sertifikat hasil penghitungan suara dan wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Panwaslu Provinsi, dan KPU;

j. menetapkan dan mengumumkan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi dari seluruh KPU Kabupaten/Kota dalam wilayah provinsi yang bersangkutan dengan membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara;

k. menerbitkan keputusan KPU Provinsi untuk mengesahkan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi dan mengumumkannya;

l. mengumumkan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah provinsi terpilih dan membuat berita acaranya;

m. melaporkan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi kepada KPU;

n. memeriksa pengaduan dan/atau laporan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh KPU kabupaten/Kota;

o. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh Panwaslu Provinsi;

p. menonaktifkan sementara dan/atau mengenakan sanksi administratif kepada anggota KPU Kabupaten/Kota, Sekretaris KPU Provinsi, dan pegawai sekretariat KPU Provinsi yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang sedang berlangsung berdasarkan rekomendasi Panwaslu Provinsi dan ketentuan peraturan perundang-undangan;

q. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU Provinsi kepada masyarakat;

r. melaksanakan pedoman yang ditetapkan oleh KPU; s. memberikan pedoman terhadap penetapan organisasi dan tata cara penyelenggaraan

Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan tahapan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan;

t. melakukan evaluasi dan membuat laporan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi;

41

Page 46: 2010 03 Sep 2010

u. menyampaikan laporan mengenai hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Presiden, Gubernur, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi; dan

v. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh KPU dan/atau undang-undang.

(2) KPU Provinsi dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, berkewajiban :

a. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilu dengan tepat waktu; b. memperlakukan peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan

pasangan calon secara adil dan setara; c. menyampaikan semua informasi penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah kepada masyarakat; d. melaporkan pertanggungjawaban penggunaan anggaran sesuai dengan peraturan

perundang-undangan; e. menyampaikan laporan pertanggungjawaban semua kegiatan penyelenggaraan

Pemilu kepada KPU; f. memelihara arsip dan dokumen Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

serta mengelola barang inventaris KPU Provinsi berdasarkan peraturan perundangundangan;

g. menyampaikan laporan periodik mengenai tahapan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kepada KPU dan menyampaikan tembusannya kepada Bawaslu;

h. membuat berita acara pada setiap rapat pleno KPU Provinsi dan ditandatangani oleh Ketua dan Anggota KPU Provinsi;

i. melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU; dan j. melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan

antara lain mengadakan seleksi Anggota Panwaslu Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007.

Bagian Kedua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota

Pasal 27

(1) Tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan Pemilu Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah :

a. merencanakan program, anggaran, dan jadwal Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota;

b. menyusun dan menetapkan tata kerja KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, dan KPPS dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota dengan memperhatikan pedoman dari KPU dan/atau KPU Provinsi;

c. menyusun dan menetapkan pedoman yang bersifat teknis untuk tiap-tiap tahapan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota berdasarkan peraturan perundang-undangan;

d. membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi serta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerjanya;

e. mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota

42

Page 47: 2010 03 Sep 2010

berdasarkan peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan pedoman dari KPU dan/atau KPU Provinsi;

f. memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan dan menetapkan data pemilih sebagai daftar pemilih;

g. menerima daftar pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota;

h. menerima daftar pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi dan menyampaikannya kepada KPU Provinsi;

i. menetapkan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah kabupaten/kota yang telah memenuhi persyaratan;

j. menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dari seluruh PPK di wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan dengan membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara;

k. membuat berita acara penghitungan suara serta membuat sertifikat hasil penghitungan suara dan wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Panwaslu Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi;

l. menerbitkan keputusan KPU Kabupaten/Kota untuk mengesahkan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota dan mengumumkannya;

m. mengumumkan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah kabupaten/kota terpilih dan membuat berita acaranya;

n. melaporkan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota kepada KPU melalui KPU Provinsi;

o. memeriksa pengaduan dan/atau laporan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh PPK, PPS, dan KPPS;

p. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh Panwaslu Kabupaten/Kota;

q. menonaktifkan sementara dan/atau mengenakan sanksi administratif kepada anggota PPK, PPS, Sekretaris KPU Kabupaten/Kota, dan pegawai sekretariat KPU Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang sedang berlangsung berdasarkan rekomendasi Panwaslu Kabupaten/Kota dan ketentuan peraturan perundang-undangan;

r. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan/atau yang berkaitan dengan tugas KPU Kabupaten/Kota kepada masyarakat;

s. melaksanakan tugas dan wewenang yang berkaitan dengan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi berdasarkan peraturan perundang-undangan dan pedoman KPU dan/atau KPU Provinsi;

t. melakukan evaluasi dan membuat laporan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota;

u. menyampaikan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Menteri Dalam Negeri, Bupati/Walikota, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota; dan

v. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, dan/atau undang-undang.

(2) KPU Kabupaten/Kota dalam Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, berkewajiban :

43

Page 48: 2010 03 Sep 2010

a. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dengan tepat waktu;

b. memperlakukan peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan pasangan calon secara adil dan setara;

c. menyampaikan semua informasi penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kepada masyarakat;

d. melaporkan pertanggungjawaban penggunaan anggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

e. menyampaikan laporan pertanggungjawaban semua kegiatan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kepada KPU melalui KPU Provinsi;

f. memelihara arsip dan dokumen Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta mengelola barang inventaris KPU Kabupaten/Kota berdasarkan peraturan perundangundangan;

g. menyampaikan laporan periodik mengenai tahapan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kepada KPU dan KPU Provinsi serta menyampaikan tembusannya kepada Bawaslu;

h. membuat berita acara pada setiap rapat pleno KPU Kabupaten/Kota dan ditandatangani oleh Ketua dan Anggota KPU Kabupaten/Kota;

i. melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU dan KPU Provinsi; dan j. melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan

antara lain mengadakan seleksi calon Anggota Panwaslu Kabupaten/Kota dan calon Anggota Panwaslu Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 dan Pasal 95 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007.

Pasal 28 Tugas, wewenang dan kewajiban PPK dalam penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah : a. membantu KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota dan PPK dalam melakukan

pemutakhiran data pemilih, daftar pemilih sementara, daftar pemilih hasil perbaikan dan daftar pemilih tetap;

b. membantu KPU Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

c. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat kecamatan yang telah ditetapkan oleh KPU Kabupaten/Kota;

d. menerima dan menyampaikan daftar pemilih kepada KPU Kabupaten/Kota; e. mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di wilayah kerjanya; f. melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada huruf e

dalam rapat yang harus dihadiri oleh saksi peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

g. mengumumkan hasil rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada huruf f; h. menyerahkan hasil rekapitulasi suara sebagaimana dimaksud pada huruf f kepada

seluruh peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; i. membuat berita acara penghitungan suara serta membuat sertifikat penghitungan suara

dan wajib menyerahkannya pada saksi peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Panwaslu Kecamatan, dan KPU Kabupaten/Kota;

j. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh Panwaslu Kecamatan;

k. melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di wilayah kerjanya;

44

Page 49: 2010 03 Sep 2010

l. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang PPK kepada masyarakat;

m. melaksanakan tugas, wewenang dan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

n. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang diberikan oleh Undang-undang.

Pasal 29 Tugas, wewenang dan kewajiban PPS dalam penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah : a. membantu KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota dan PPK dalam melakukan

pemutakhiran data pemilih, daftar pemilih sementara, daftar pemilih hasil perbaikan dan daftar pemilih tetap;

b. membentuk KPPS; c. mengangkat petugas pemutakhiran data pemilih; d. mengumumkan daftar pemilih; e. menerima masukan dari masyarakat tentang daftar pemilih sementara; f. melakukan perbaikan dan mengumumkan hasil perbaikan daftar pemilih sementara; g. menetapkan hasil perbaikan daftar pemilih sementara sebagaimana dimaksud pada

huruf f untuk menjadi daftar pemilih tetap; h. mengumumkan daftar pemilih tetap sebagaimana dimaksud pada huruf f dan

melaporkan kepada KPU Kabupaten/Kota melalui PPK; i. menyampaikan daftar pemilih kepada PPK; j. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah di tingkat Desa/Kelurahan yang telah ditetapkan KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, dan PPK;

k. mengumumkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di wilayah kerjanya; l. menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara setelah penghitungan suara dan

setelah kotak suara disegel; m. meneruskan kotak suara dari setiap TPS kepada PPK pada hari yang sama setelah

terkumpulnya kotak suara dari setiap TPS dan tidak memiliki kewenangan membuka kotak suara yang sudah disegel oleh KPPS;

n. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh pengawas Pemilu lapangan;

o. melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di wilayah kerjanya;

p. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang PPS kepada masyarakat;

q. membantu PPK dalam menyelenggarakan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, kecuali dalam hal penghitungan suara;

r. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, dan PPK sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

s. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang diberikan oleh undang-undang.

45

Page 50: 2010 03 Sep 2010

Pasal 30 Tugas, wewenang dan kewajiban KPPS dalam penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah: a. mengumumkan dan menempelkan daftar pemilih tetap di TPS; b. menyerahkan daftar pemilih tetap kepada saksi peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah yang hadir dan pengawas Pemilu lapangan; c. melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara di TPS; d. mengumumkan hasil penghitungan suara di TPS; e. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh saksi,

pengawas Pemilu lapangan, peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dan masyarakat pada hari pemungutan suara;

f. menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara setelah penghitungan suara dan setelah kotak suara disegel;

g. membuat berita acara pemungutan dan penghitungan suara serta membuat sertifikat penghitungan suara dan wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, pengawas Pemilu lapangan, dan PPK melalui PPS;

h. menyerahkan hasil penghitungan suara kepada PPS dan pengawas Pemilu lapangan dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

i. menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi surat suara dan sertifikat hasil penghitungan suara kepada PPK melalui PPS pada hari yang sama;

j. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

k. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang diberikan oleh Undang-undang.

BAB V MEKANISME PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 31

Pengambilan Keputusan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dilakukan dalam rapat pleno.

Pasal 32

(1) Jenis rapat pleno sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, adalah : a. rapat pleno tertutup; dan b. rapat pleno terbuka.

(2) Penetapan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan rekapitulasi

penghitungan suara oleh KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam rapat pleno terbuka.

46

Page 51: 2010 03 Sep 2010

Pasal 33 (1) Rapat pleno KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota sah apabila dihadiri oleh

sekurang-kurangnya 4 (empat) orang anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota yang dibuktikan dengan daftar hadir.

(2) Keputusan rapat pleno KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota yang hadir.

(3) Dalam hal tidak tercapai persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), keputusan rapat pleno KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota diambil berdasarkan suara terbanyak.

Pasal 34

(1) Dalam hal tidak tercapai kuorum, khusus rapat pleno KPU Provinsi dan KPU

Kabupaten/Kota untuk menetapkan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ditunda selama 3 (tiga) jam.

(2) Dalam hal rapat pleno telah ditunda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tetap tidak tercapai kuorum, rapat pleno dilanjutkan tanpa memperhatikan kuorum.

(3) Khusus rapat pleno KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota untuk menetapkan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tidak dilakukan pemungutan suara.

Pasal 35

(1) Undangan dan agenda rapat pleno KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota

disampaikan paling lambat 3 (tiga) hari sebelumnya.

(2) Rapat pleno dipimpin oleh Ketua Ketua KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota.

(3) Apabila Ketua berhalangan, rapat pleno KPU Kabupaten/Kota dipimpin oleh salah satu anggota yang dipilih secara aklamasi.

(4) Sekretaris KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota wajib memberikan dukungan teknis dan administratif dalam rapat pleno.

Pasal 36

(1) Ketua KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota wajib menandatangani penetapan hasil

Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang diputuskan dalam rapat pleno dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari.

(2) Dalam hal penetapan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tidak ditandatangani Ketua KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam waktu 3 (tiga) hari sebagaimana dimaksud pada ayat (1), salah satu Anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota menandatangani penetapan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

47

Page 52: 2010 03 Sep 2010

(3) Dalam hal tidak ada Anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota menandatangani penetapan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dengan sendirinya hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dinyatakan sah dan berlaku.

Pasal 37

Penyelesaian administrasi hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (3) dilakukan lebih lanjut oleh KPU untuk tingkat Provinsi dan KPU Provinsi untuk tingkat KPU kabupaten/kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB VI SUMPAH/JANJI

Pasal 38

(1) Sebelum menjalankan tugas PPK, PPS, KPPS mengucapkan sumpah/janji.

(2) Sumpah/janji anggota PPK, PPS, KPPS adalah sebagai berikut :

“Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji : Bahwa saya akan memenuhi tugas dan kewajiban saya sebagai anggota PPK/PPS/KPPS dengan sebaik-baiknya sesuai peraturan perundang-undangan dengan berpedoman pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Bahwa saya dalam menjalankan tugas dan wewenang akan bekerja dengan sungguh-sungguh, jujur, adil, dan cermat demi suksesnya Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, tegaknya demokrasi dan keadilan, serta mengutamakan kepentingan negara kesatuan Republik Indonesia daripada kepentingan pribadi atau golongan”.

BAB VII TATA KERJA

Bagian Pertama

Panitia Pemilihan Kecamatan

Pasal 39

(1) Tugas Ketua PPK dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah: a. memimpin kegiatan PPK; b. mengundang anggota untuk mengadakan rapat PPK; c. mengawasi kegiatan PPS; d. mengadakan koordinasi dengan pihak yang dipandang perlu untuk kelancaran

pelaksanaan tugas; e. menandatangani laporan hasil kegiatan penghitungan suara sementara secara

berkala, dengan manual, dan atau elektronik; f. menandatangani berita acara dan sertifikat rekapitulasi penghitungan suara

bersamasama sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota PPK serta ditandatangani

48

Page 53: 2010 03 Sep 2010

oleh saksi yang memiliki surat mandat yang ditandatangani oleh ketua dan sekretaris atau pimpinan dengan sebutan lainnya partai politik tingkat kecamatan peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau sesuai dengan tingkatannya;

g. menyerahkan 1 (satu) eksemplar salinan berita acara dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara di PPK kepada 1 (satu) orang saksi yang mewakili saksi-saksi peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang hadir; dan

h. melaksanakan kegiatan lain yang dipandang perlu untuk kelancaran penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sesuai dengan kebijakan yang ditentukan oleh KPU Kabupaten/Kota.

(2) Tugas anggota PPK dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah:

a. membantu ketua PPK dalam melaksanakan tugas; b. melaksanakan tugas yang ditentukan oleh ketua PPK; c. melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

dan d. memberikan pendapat dan saran kepada ketua PPK sebagai bahan pertimbangan.

(3) Dalam melaksanakan tugas, anggota PPK bertanggungjawab kepada ketua PPK.

Pasal 40

(1) Tugas Ketua PPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, dilaksanakan dalam rapat PPK.

(2) Rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai keperluan atas undangan ketua PPK.

(3) Bahan/materi rapat sudah disampaikan kepada anggota 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan rapat.

(4) Dalam rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dimusyawarahkan pelaksanaan tugas pokok PPK sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 41

(1) Rapat PPK diselenggarakan atas kesepakatan anggota.

(2) Setiap anggota wajib melaksanakan secara konsekuen dan bertanggungjawab terhadap semua hasil rapat PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 42

Setiap anggota PPK mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memberikan pendapat dan saran dalam rapat.

Pasal 43

(1) Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat.

49

Page 54: 2010 03 Sep 2010

(2) Apabila dalam rapat PPK tidak dapat diambil suatu keputusan secara musyawarah mufakat, keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.

Pasal 44

(1) Tugas Sekretaris PPK dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah:

a. membantu pelaksanaan tugas PPK; b. memimpin dan mengawasi kegiatan Sekretariat PPK; c. melaksanakan tugas yang ditentukan oleh PPK; dan d. memberikan pendapat dan saran kepada Ketua PPK.

(2) Dalam melaksanakan tugas Sekretaris PPK bertanggung jawab kepada PPK melalui Ketua PPK.

Pasal 45

(1) Tugas staf Sekretariat PPK urusan teknis penyelenggaraan mempunyai tugas menyiapkan teknis penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

(2) Staf sekretariat urusan tata usaha dan keuangan mempunyai tugas menyiapkan segala urusan tata usaha, pembiayaan dan administrasi PPK dan pertanggungjawaban keuangan serta menyimpan bukti kas pembiayaan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah untuk kegiatan PPK.

(3) Staf Sekretariat urusan logistik Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah mempunyai tugas menyiapkan logistik Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah beserta kelengkapan administrasinya.

(4) Dalam melaksanakan tugasnya staf sekretariat bertanggung jawab kepada Sekretaris PPK.

Bagian Kedua Panitia Pemungutan Suara

Pasal 46

(1) Tugas Ketua PPS dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah:

a. memimpin kegiatan PPS; b. mengundang anggota untuk mengadakan rapat PPS; c. memandu pengucapan sumpah/janji Ketua dan Anggota KPPS; d. mengawasi kegiatan KPPS; e. mengadakan koordinasi dengan pihak yang dipandang perlu untuk kelancaran

pelaksanaan tugas; dan f. melaksanakan kegiatan lain yang dipandang perlu untuk kelancaran

penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sesuai dengan kebijakan yang ditentukan oleh KPU Kabupaten/Kota.

50

Page 55: 2010 03 Sep 2010

(2) Apabila ketua PPS berhalangan, tugasnya dapat dilaksanakan oleh salah seorang anggota atas dasar kesepakatan antar anggota.

(3) Tugas anggota PPS dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah:

a. membantu ketua PPS dalam melaksanakan tugas; b. melaksanakan tugas yang ditentukan oleh ketua PPS; c. melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

dan d. memberikan pendapat dan saran kepada ketua PPS sebagai bahan pertimbangan;

(4) Dalam melaksanakan tugas, anggota PPS bertanggungjawab kepada ketua PPS.

Pasal 47

PPDP bertugas membantu PPS dalam melakukan pemutakhiran data pemilih, daftar pemilih sementara, daftar pemilih hasil perbaikan, dan daftar pemilih tetap, atas petunjuk PPS.

Pasal 48

(1) Tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dan Pasal 43, dilaksanakan dalam rapat

PPS.

(2) Rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai keperluan atas undangan ketua PPS.

(3) Bahan/materi rapat sudah disampaikan kepada anggota 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan rapat.

(4) Dalam rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dimusyawarahkan pelaksanaan tugas pokok PPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 49

(1) Rapat PPS diselenggarakan atas kesepakatan anggota.

(2) Setiap anggota wajib melaksanakan secara konsekuen dan bertanggungjawab semua hasil

rapat PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 50

Setiap anggota PPS mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memberikan pendapat dan saran dalam rapat.

Pasal 51

(1) Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat.

(2) Apabila dalam rapat PPS tidak dapat diambil suatu keputusan secara musyawarah

mufakat, Ketua PPS mengambil keputusan dari suara terbanyak.

51

Page 56: 2010 03 Sep 2010

Bagian Ketiga Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara

Pasal 52

(1) Tugas ketua KPPS dalam persiapan penyelenggaraan pemungutan suara dan

penghitungan suara dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah : a. memberi penjelasan tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan kepada anggota

KPPS; b. mengumumkan tempat dan waktu pelaksanaan pemungutan suara; c. menandatangani surat pemberitahuan/panggilan untuk memberikan suara kepada

pemilih terdaftar yang tercantum dalam daftar pemilih tetap untuk tiap TPS; d. memimpin kegiatan penyiapan TPS; dan e. menerima saksi yang memiliki surat mandat yang ditandatangani oleh pasangan

calon yang akan bertugas di TPS.

(2) Tugas ketua KPPS dalam rapat pemungutan suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di TPS adalah:

a. memimpin kegiatan KPPS; b. menerima saksi yang memiliki surat mandat yang ditandatangani oleh pasangan

calon yang akan bertugas di TPS; c. melakukan pemeriksaan bersama-sama petugas keamanan TPS dan saksi yang hadir

terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS;

d. memimpin pelaksanaan kegiatan pemungutan suara; e. membuka rapat pemungutan suara tepat pukul 07.00 waktu setempat; f. mengambil sumpah/janji para anggota KPPS dan saksi yang hadir; g. menandatangani berita acara dan surat suara tambahan sebanyak 2,5% (dua setengah

per seratus), bersama-sama sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota KPPS; h. menandatangani surat suara; dan i. mengakhiri kegiatan pemungutan suara pada pukul 13.00 waktu setempat.

(3) Tugas ketua KPPS dalam rapat penghitungan suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di TPS adalah:

a. menyilahkan para pemilih untuk duduk dengan tertib bagi yang akan mengikuti

penghitungan suara; b. memimpin pelaksanaan penghitungan suara di TPS; c. menandatangani berita acara dan sertifikat hasil penghitungan suara bersama-sama

sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota KPPS serta dapat ditandatangani oleh saksi yang memiliki surat mandat dari Ketua dan Sekretaris atau pimpinan dengan sebutan lainnya partai politik tingkat kecamatan peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau sesuai dengan tingkatannya di TPS; dan

d. melaksanakan tugas dan kewenangan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(4) Dalam melaksanakan tugas, ketua KPPS bertanggung jawab kepada PPS melalui ketua PPS.

Pasal 53

(1) Tugas anggota KPPS dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah:

52

Page 57: 2010 03 Sep 2010

a. membantu ketua KPPS dalam melaksanakan tugas; dan b. melaksanakan tugas yang ditentukan oleh ketua KPPS.

(2) Dalam melaksanakan tugas, anggota KPPS bertanggung jawab kepada ketua KPPS.

BAB VIII ANGGARAN

Pasal 54

(1) Biaya untuk pelaksanaan seleksi calon Anggota PPK, PPS, dan KPPS dibebankan pada

anggaran APBD Provinsi dan/atau APBD Kabupaten/Kota.

(2) Biaya untuk pelaksanaan tugas KPU Kabupaten/Kota, Sekretariat KPU Kabupaten/Kota, PPK, Sekretariat PPK, PPS, Sekretariat PPS, PPDP, dan KPPS dalam penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dibebankan pada anggaran APBD Provinsi dan / atau APBD Kabupaten/Kota.

BAB IX KETENTUAN LAIN DAN PENUTUP

Pasal 55

Dalam hal terjadi penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu susulan, dan Pemilu lanjutan, masa kerja PPK dan PPS diperpanjang, dan dibubarkan paling lambat 2 (dua) bulan setelah tanggal pemungutan suara ulang, Pemilu susulan, dan Pemilu lanjutan.

Pasal 56

(1) Dalam hal Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur diselenggarakan dalam waktu

bersamaan dengan Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota, untuk efisiensi dan efektivitas anggaran, pelaksanaan pemilihan umum Kepala Daerah Provinsi dan Pemilu Kepala Daerah Kabupaten/Kota dapat dilakukan dengan pendanaan bersama.

(2) Dalam hal Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur diselenggarakan dalam waktu bersamaan dengan Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota, Kabupaten/Kota yang bersangkutan dapat mendukung pendanaan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur.

(3) Dalam hal Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota tidak dilakukan bersamaan dengan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur, Provinsi yang bersangkutan dapat membantu pendanaan Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota di wilayah masing-masing.

53

Page 58: 2010 03 Sep 2010

Pasal 57 (1) Untuk keperluan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur, KPU Provinsi menetapkan

pedoman teknis tentang penyusunan tata kerja Komisi Pemilihan Umum Provinsi, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dengan berpedoman kepada Peraturan ini.

(2) Untuk keperluan Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota, KPU Kabupaten/Kota menetapkan pedoman teknis tentang penyusunan tata kerja Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dengan berpedoman kepada Peraturan ini.

Pasal 58

Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 04 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum Provinsi, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 59

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 Desember 2009

KETUA,

Ttd.

PROF. DR. H.A. HAFIDZ ANSHARY AZ, MA.

54

Page 59: 2010 03 Sep 2010

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

NOMOR 11 TAHUN 2010

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang : a. bahwa ketentuan Pasal 8 ayat (3) huruf a Undang-Undang Nomor 22

Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, menyatakan bahwa tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum dalam penyelenggaraan pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah menyusun dan menetapkan pedoman penyelenggaraan pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sesuai dengan tahapan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan;

b. bahwa ketentuan Pasal 8 ayat (4) huruf c Undang-Undang Nomor 22

Tahun 2007 tersebut, menyatakan bahwa Komisi Pemilihan Umum berkewajiban menyampaikan semua informasi penyelenggaraan Pemilihan Umum kepada masyarakat;

c. bahwa ketentuan Pasal 9 ayat (3) huruf q dan Pasal 10 ayat (3)

huruf r Undang-Undang Nomor 22 tahun 2007 tersebut, menyatakan bahwa tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Daerah dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota kepada masyarakat;

d. bahwa berdasarkan hal tersebut pada huruf a, huruf b, huruf c dan

huruf d serta ketentuan Pasal 117 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tersebut, perlu menetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Pedoman Pelaksanaan Sosialisasi dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

KOMISI PEMILIHAN UMUM

55

Page 60: 2010 03 Sep 2010

e. bahwa berdasarkan hal-hal tersebut pada huruf a, huruf b dan huruf c serta memperhatikan perkembangan keadaaan, perlu mengganti Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 65 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Sosialisasi dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3887);

2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus

Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4252);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);

7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara

Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721);

8. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801);

9. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);

56

Page 61: 2010 03 Sep 2010

10. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,

Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4865);

12. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2008 tentang

Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01 Tahun 2010;

13. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 Tahun 2008 tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008;

Memperhatikan : Keputusan rapat pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 20 Mei 2010;

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEDOMAN

PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan : 1. Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah selanjutnya disebut Pemilu

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur atau Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota untuk memilih kepala

57

Page 62: 2010 03 Sep 2010

daerah dan wakil kepala daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disebut KPU adalah lembaga penyelenggara pemilu

yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. 3. Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota,

selanjutnya disebut KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota adalah penyelenggara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

4. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut PPK adalah panitia yang dibentuk oleh

KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat kecamatan atau sebutan lainnya yang bersifat sementara.

5. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disebut PPS adalah panitia yang dibentuk oleh KPU

Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat desa/kelurahan atau sebutan lainnya dan bersifat sementara.

6. Informasi Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah informasi mengenai

sistem dan tata cara teknis penyelenggaraan pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

7. Sosialisasi penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah proses

penyampaian informasi mengenai sistem, tata cara teknis, tahapan, program, dan jadwal, hasil pemilu, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

8. Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, selanjutnya disebut Pasangan

Calon, adalah pasangan calon peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang diusulkan oleh Partai Politik atau gabungan Partai Politik dan perseorangan yang telah memenuhi persyaratan.

9. Pemilih adalah Warga Negara Indonesia yang pada saat hari pemungutan suara telah genap

berusia 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin. 10. Materi Sosialisasi adalah semua benda atau bentuk lain yang memuat program, simbol-

simbol, atau tanda yang berkaitan dengan informasi semua tahapan dan program Pemilihan Umum yang disebar dan diketahui oleh masyarakat luas.

11. Stakeholder Pemilu adalah semua pihak yang berkepentingan terhadap penyelenggaraan

pemilu yang meliputi : penyelenggara pemilu, pengawas pemilu, pemantau pemilu, pemerintah, partai politik, peserta pemilu, organisasi masyarakat dan pemilih.

58

Page 63: 2010 03 Sep 2010

BAB II

ASAS PELAKSANAAN SOSIALISASI

Pasal 2

Penyelenggara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berpedoman pada azas : a. mandiri; b. jujur; c. adil; d. kepastian hukum; e. tertib penyelenggara; f. kepentingan umum; g. keterbukaan; h. proporsional; i. profesionalitas; j. akuntabilitas; k. efisiensi; dan l. efektivitas.

BAB III

TUJUAN DAN TARGET PENCAPAIAN DALAM SOSIALISASI

Pasal 3

Tujuan sosialisasi yaitu : a. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya Pemilu Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam membangun kehidupan demokrasi di Indonesia; b. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang program, tahapan, jadwal,

dan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; c. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang beberapa hal teknis dalam

menggunakan hak politik dan hak pilihnya dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

d. Meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya pemilih untuk berperan serta dalam setiap

tahapan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; e. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi pemilih dalam menggunakan hak pilihnya pada

Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

59

Page 64: 2010 03 Sep 2010

Pasal 4

Target capaian sosialisasi yaitu : a. Tersebar luasnya informasi mengenai tahapan dan program penyelenggaraan Pemilu Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah kepada masyarakat secara integral/terpadu dengan mengikutsertakan pemangku kepentingan;

b. Tersebar luasnya tema dan materi informasi tentang Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah kepada seluruh pemangku kepentingan; c. Meningkatnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya Pemilu Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam membangun kehidupan demokrasi di Indonesia; d. Meningkatnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang program, tahapan, jadwal,

dan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; e. Meningkatnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang beberapa hal teknis dalam

menggunakan hak politik dan hak pilihnya dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

f. Meningkatnya kesadaran masyarakat khususnya pemilih untuk berperan serta dalam setiap

tahapan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; g. Meningkatnya partisipasi pemilih dalam menggunakan hak pilihnya dan dapat

menggunakan hak pilihnya dengan benar pada Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

BAB IV

TEMA DAN MATERI SOSIALISASI

Bagian Kesatu

Tema Sosialisasi dan Penyampaian Informasi

Pasal 5

(1) Tema utama/nasional sosialisasi Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah “Dengan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kita wujudkan kedaulatan rakyat, dan tetap menjaga keutuhan NKRI”.

(2) Tema pendukung/lokal dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah, budaya setempat dan disesuaikan dengan tahapan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

60

Page 65: 2010 03 Sep 2010

Pasal 6

(1) Materi sosialisasi Pemutakhiran Data dan Penyusunan Daftar pemilih, meliputi antara lain :

a. Mekanisme pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih; b. Tahapan dan jadwal pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih; c. Peran serta masyarakat dan partai politik dalam Pemutakhiran Data dan Penyusunan

Daftar Pemilih.

(2) Materi sosialisasi Pendaftaran dan Penetapan Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, antara lain:

a. Jadwal Pencalonan Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang

diajukan oleh Partai Politik dan Perseorangan; b. Persyaratan Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; c. Persyaratan Pengajuan Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dari

Partai Politik/Gabungan Partai Politik dan Perseorangan; d. Mekanisme Verifikasi Persyaratan Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah yang diajukan oleh Partai Politik/Gabungan Partai Politik dan Perseorangan; e. Penetapan Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; f. Pengundian dan Penetapan Nomor urut Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah.

(3) Materi sosialisasi kampanye, antara lain :

a. Regulasi kampanye; b. Jadwal kampanye; c. Visi, Misi dan Program kerja Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah; d. Laporan Dana Kampanye pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

(4) Materi sosialisasi Pemungutan dan Penghitungan Suara, antara lain:

a. Tata cara pemungutan suara; b. Tata cara penghitungan suara; c. Rekapitulasi hasil penghitungan suara di KPPS, PPK, KPU Kabupaten/Kota dan KPU

Provinsi; d. Pengumuman hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

(5) Penetapan Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Pengesahan dan

Pengangkatan; (6) Hak dan Kewajiban Warga Negara Pasca Pemilu; (7) Materi lain yang dianggap penting dalam setiap tahapan penyelenggaraan.

61

Page 66: 2010 03 Sep 2010

BAB IV

KELOMPOK SASARAN SOSIALISASI

Pasal 7

(1) Kelompok sasaran dalam pelaksanaan sosialisasi dan penyampaian informasi Pemilu, meliputi :

a. Masyarakat umum (publik); b. Remaja, pemuda dan mahasiswa (pemilih pemula); c. Perempuan; d. Pengemuka pendapat; e. Petani, buruh, pedagang, dan kelompok pekerja lainnya; f. Wartawan dan kelompok media lainnya; g. TNI/Polri; h. Partai Politik; i. Pengawas/Pemantau Pemilu; j. LSM; k. Pemilih dengan kebutuhan khusus.

(2) Pemilih dengan kebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k diantaranya adalah penyandang cacat, masyarakat terpencil, penghuni lembaga permasyarakatan, pasien dan pekerja rumah sakit, pedagang, pekerja tambang lepas pantai dan kelompok lain yang sering terpinggirkan.

Pasal 8

(1) Dalam mencapai seluruh kelompok sasaran tersebut, KPU Provinsi dan KPU

Kabupaten/Kota dibantu oleh PPK dan PPS serta partisipasi masyarakat. (2) Ketentuan tentang keterlibatan masyarakat dalam melaksanakan sosialisasi Pemilu

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VI

METODE DAN MEDIA INFORMASI SOSIALISASI

Bagian Kesatu

Metode Sosialisasi dan Penyampaian Informasi

Pasal 9

(1) Metode sosialisasi dan penyampaian informasi yang digunakan meliputi : komunikasi tatap muka, komunikasi melalui media massa dan mobilisasi sosial.

(2) Komunikasi tatap muka dapat berupa pertemuan dengan bentuk diskusi, seminar,

workshop, rapat kerja, training of trainer/fasilitator, ceramah maupun simulasi.

62

Page 67: 2010 03 Sep 2010

(3) Komunikasi melalui media massa dilakukan dengan penyampaian informasi di media

massa cetak maupun elektronik melalui tulisan, gambar, suara maupun audiovisual. (4) Mobilisasi sosial dilakukan melalui ajakan peran serta seluruh komponen masyarakat baik

organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan, adat, LSM, kelompok media, perguruan tinggi, sekolah, instansi pemerintah maupun partai politik, dalam bentuk gerakan masyarakat untuk ikut serta dalam melaksanakan sosialisasi setiap tahapan pemilu seperti gerakan sadar pemilu, deklarasi kampanye damai, gerakan anti golput dan seterusnya.

Bagian Kedua

Media Informasi Sosialisasi

Pasal 10

(1) Media yang digunakan dalam melakukan sosialisasi dan informasi Pemilu, meliputi:

a. Media utama: media cetak, surat kabar, majalah, dan media elektronik : TV, radio, CD rom, slide, websit, internet, warnet, call center (above the line).

b. Media pendukung : poster, brosur, spanduk, banner, baliho, sticker, leaflet, folder,

booklet (bellow the line).

c. Media tradisional meliputi kesenian tradisional, baik dalam bentuk nyanyian, tarian, sandiwara, sesuai dengan ciri keunikan daerah masing-masing seperti :

1) Ketoprak, ludruk, wayang kulit/olk, randai, reog dan seterusnya; 2) Publikasi dalam bahasa daerah; 3) Posko informasi Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; 4) Sayembara/ lomba yang berkaitan dengan materi Pemilu; 5) Dan lain-lain sesuai dengan budaya dan adat setempat.

(2) Pembuatan dan penggunaan media sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.

(3) Dalam pembuatan dan penggunaan media sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPU,

KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dapat melakukan kerjasama dengan berbagai pihak seperti instansi pemerintah terkait, pemerintah daerah, organisasi non pemerintah, stasiun TV, radio maupun media cetak.

BAB VII

STRATEGI SOSIALISASI

Pasal 11

Strategi sosialisasi, meliputi :

63

Page 68: 2010 03 Sep 2010

a. Pembentukan Pokja Pelaksanaan Sosialisasi Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

b. Membangun Pusat Sosialisasi Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam

bentuk Public Information Center, Call Center, Website, serta Media Center; c. Membangun infrastruktur produksi materi sosialisasi Pemilu Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah; d. Kerjasama dengan berbagai pihak yang memiliki keahlian dalam memproduksi informasi,

komunikasi, dan publikasi dalam bentuk cetak, audiovisual dan digital; e. Menentukan materi sosialisasi yang akan diproduksi oleh KPU, KPU Provinsi dan KPU

Kabupaten/Kota; f. Menentukan kelompok sasaran yang akan didekati serta menentukan metode atau media

informasi yang digunakan; g. Menentukan dan melakukan kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan yang dapat

diajak berperan serta dalam melakukan kegiatan-kegiatan sosialisasi dan penyampaian informasi Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

h. Melakukan koordinasi secara terus menerus dengan KPU bagi KPU Provinsi dan KPU

Provinsi bagi KPU Kabupaten/Kota serta dengan stake holder Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah lainnya.

Pasal 12

Strategi pelaksanaan sosialisasi dan penyampaian informasi Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah bersifat terpadu, sistematis, dan komprehensif.

BAB VIII

KETENTUAN LAIN DAN PENUTUP

Pasal 13

Pedoman Sosialisasi Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ini, merupakan pedoman bagi KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota dalam rangka penyelenggaraan sosialisasi Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Pasal 14

Dengan berlakunya Peraturan ini, Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 65 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Sosialisasi dan Penyampaian Informasi dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah , dinyatakan tidak berlaku.

64

Page 69: 2010 03 Sep 2010

Pasal 15

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010

KETUA,

Ttd.

Prof. Dr. H.A. HAFIZ ANSHARY AZ, M.A.

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, Ttd. PATRIALIS AKBAR BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 301

65

Page 70: 2010 03 Sep 2010
Page 71: 2010 03 Sep 2010

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

NOMOR 12 TAHUN 2010

TENTANG

PEDOMAN TATA CARA PEMUTAKHIRAN DATA DAN DAFTAR PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH

DAN WAKIL KEPALA DAERAH

KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang : a. bahwa ketentuan Pasal 8 ayat (3) Undang-Undang Nomor 22

Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum menyatakan bahwa tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum dalam penyelenggaraan pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah menyusun dan menetapkan pedoman tata cara penyelenggaraan pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sesuai dengan tahapan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan;

b. bahwa ketentuan Pasal 9 ayat (3) dan Pasal 10 ayat (3) Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 2007 tersebut menyatakan bahwa tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota adalah menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk tiap-tiap tahapan penyelenggaraan pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota berdasarkan peraturan perundang-undangan;

c. bahwa ketentuan BAB VI Bagian Kedelapan Paragraf Kedua

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 dan ketentuan BAB IV Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 mengatur tentang pemilih dan penetapan pemilih;

KOMISI PEMILIHAN UMUM

66

Page 72: 2010 03 Sep 2010

d. bahwa ketentuan tersebut pada huruf a, huruf b, dan huruf c, serta

untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tersebut, telah diatur lebih lanjut dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 67 Tahun 2009 tentang Penetapan Pedoman Tata Cara Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

e. bahwa dengan mendasarkan hal-hal tersebut pada huruf a, huruf

b, huruf c, dan huruf d serta dengan memperhatikan perkembangan keadaan dipandang perlu mengganti Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 67 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

f. bahwa berdasarkan hal –hal tersebut pada huruf a, huruf b, huruf

c, huruf d, dan huruf e, perlu menetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Pedoman Tata Cara Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151);

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Penyusunan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan

Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);

67

Page 73: 2010 03 Sep 2010

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721) ;

6. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara

Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721);

7. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801);

8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4836);

9. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum

Presiden dan Wakil Presiden (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4924);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,

Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4865);

11. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2007;

12. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 31 Tahun 2008 tentang

Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum; 13. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2008 tentang

Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 21 Tahun 2008, Peraturan Komisi Pemilihan Umum

68

Page 74: 2010 03 Sep 2010

Nomor 37 Tahun 2008, dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01 Tahun 2010;

14. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 Tahun 2008 tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008;

Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 20 Mei 2010;

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG

PEDOMAN TATA CARA PEMUTAKHIRAN DATA DAN DAFTAR PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan : 1. Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah selanjutnya disebut Pemilu

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur atau Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Pemilu terakhir adalah penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2009

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 atau penyelenggaraan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur atau Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota yang telah dilaksanakan di daerah pemilihan (Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota) sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008.

69

Page 75: 2010 03 Sep 2010

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota selanjutnya disebut DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

4. Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, Komite Independen Pemilihan

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Komite Independen Pemilihan Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, selanjutnya berturut-turut disebut KPU, KPU Provinsi, KIP Provinsi NAD, KPU Kabupaten/Kota, dan KIP Kabupaten/Kota.

5. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut PPK, adalah panitia yang dibentuk oleh

KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilu di tingkat kecamatan atau nama lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

6. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disebut PPS, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU

Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilu di tingkat desa atau nama lain/kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

7. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, selanjutnya disebut KPPS, adalah kelompok

yang dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf c Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum .

8. Petugas Pemutakhiran Data Pemilih, selanjutnya disebut PPDP adalah petugas yang

membantu PPS dalam pemutakhiran data pemilih. 9. Pemilih adalah Warga Negara Republik Indonesia (WNRI) yang pada hari dan tanggal

pemungutan suara Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur atau Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota telah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih yang dibuktikan dengan kartu tanda penduduk (KTP) dan atau sudah/pernah kawin.

10. Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disebut TPS. 11. Hari adalah hari kalender.

Pasal 2

Penyelenggara Pemilu berpedoman kepada asas : a. mandiri; b. jujur; c. adil; d. kepastian hukum; e. tertib penyelenggara Pemilu;

70

Page 76: 2010 03 Sep 2010

f. kepentingan umum; g. keterbukaan; h. proporsionalitas; i. profesionalitas; j. akuntabilitas; k. efisiensi; dan l. efektivitas.

Pasal 3

Warga Negara Republik Indonesia yang pada hari dan tanggal pemungutan suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih dan/atau sudah/pernah kawin mempunyai hak memilih.

Pasal 4

(1) Untuk dapat menggunakan hak memilih dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah, Warga Negara Republik Indonesia harus terdaftar sebagai pemilih. (2) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat :

a. nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya. b. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap; dan c. berdomisili di daerah pemilihan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sebelum

disahkannya daftar pemilih sementara yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk atau dokumen kependudukan dari instansi yang berwenang.

(3) Seorang Warga Negara Republik Indonesia yang telah terdaftar dalam daftar pemilih

ternyata tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat menggunakan hak memilihnya.

Pasal 5

Pemilih yang telah terdaftar sebagai pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), diberikan tanda bukti pendaftaran untuk ditukarkan dengan kartu pemilih.

Pasal 6

(1) Seorang pemilih hanya didaftar 1 (satu) kali dalam daftar pemilih di daerah pemilihan yang bersangkutan.

(2) Apabila seorang pemilih mempunyai lebih dari 1 (satu) tempat tinggal, pemilih tersebut

harus menentukan satu diantaranya yang alamatnya sesuai dengan alamat yang tertera dalam tanda identitas kependudukan (KTP) untuk ditetapkan sebagai tempat tinggal yang dicantumkan dalam daftar pemilih.

71

Page 77: 2010 03 Sep 2010

Pasal 7

(1) Data pemilih yang digunakan untuk penyusunan daftar pemilih dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berdasarkan data kependudukan yang disampaikan pemerintah daerah.

(2) Data pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilengkapi dengan data pemilih

Pemilu terakhir.

BAB II

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH

Pasal 8

(1) KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota paling lama 6 (enam) bulan sebelum hari dan tanggal pemungutan suara memberitahukan kepada Pemerintah Daerah untuk menyampaikan data kependudukan kepada KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota yang akan digunakan dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terinci untuk tiap desa/kelurahan atau sebutan nama lainnya.

(2) Data kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah data Penduduk Potensial

Pemilih Pemilu (DP4) yang sekurang-kurangnya, meliputi :

a. Nomor urut; b. Nomor KTP; c. Nama lengkap; d. Tempat/tanggal lahir (umur); e. Jenis Kelamin f. Status perkawinan; g. Alamat tempat tinggal; dan h. Jenis cacat yang disandang.

Pasal 9

(1) Sebelum penyerahan Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) dari Pemerintah Daerah kepada KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota, terlebih dahulu dilakukan koordinasi antara Pemerintah Daerah Provinsi atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota berkenaan dengan pemutakhiran dan validasi data pemilih.

(2) Untuk keperluan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Provinsi atau Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DP4 dapat dilengkapi dengan daftar pemilih tetap Pemilu terakhir sebagai bahan untuk penyusunan data pemilih/daftar pemilih Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

72

Page 78: 2010 03 Sep 2010

Pasal 10 (1) Penyerahan DP4 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah

Daerah kepada KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota yang dituangkan dalam berita acara serah terima dan disertai dengan cetakan (hardcopy) dan data elektronik (softcopy).

(2) Penyerahan DP4 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan memperhatikan jadwal

pelaksanaan penetapan/pengesahan daftar pemilih sementara, yaitu paling lama 5 (lima) bulan sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

Pasal 11

(1) KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota menyusun data/daftar pemilih berdasarkan

DP4 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, dengan menggunakan formulir Model A – KWK.KPU, paling lama 4 (empat) bulan sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

(2) Data/daftar pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh KPU Kabupaten/Kota dibuat

sebanyak jumlah PPS dan jumlah rukun tetangga (RT) dan/atau rukun warga (RW) disampaikan kepada PPS melalui PPK, dengan ketentuan : a. 1 (satu) rangkap untuk diumumkan oleh PPS pada tempat-tempat yang mudah

dijangkau masyarakat; dan b. 1 (satu) rangkap masing-masing disampaikan kepada ketua RT dan/atau RW atau

sebutan lainnya untuk mendapat tanggapan masyarakat. (3) Data/daftar pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan formulir Model A –

KWK.KPU, paling sedikit meliputi : a. Nomor Urut; b. Nomor Pemilih; c. Nama lengkap; d. Tempat/tanggal lahir (umur); e. Jenis Kelamin f. Status perkawinan; g. Alamat tempat tinggal; dan h. Jenis cacat yang disandang.

(4) Untuk pengisian nomor pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b adalah nomor

KTP/NIK. (5) Apabila nomor KTP/NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b tidak ada, maka

kolom nomor pemilih dikosongkan atau tidak diisi. (6) Penyusunan data/daftar pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan

selama 30 (tiga puluh) hari.

73

Page 79: 2010 03 Sep 2010

BAB III

DAFTAR PEMILIH SEMENTARA DAN DAFTAR PEMILIH TAMBAHAN

Pasal 12

(1) PPS setelah menerima data/daftar Pemilih dari KPU Kabupaten/Kota sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 11, melakukan pemutakhiran daftar pemilih, dengan kegiatan sebagai berikut : a. menyusun daftar pemilih sementara dengan membagi pemilih untuk tiap TPS paling

tinggi 600 orang, dengan memperhatikan, antara lain : 1) tidak menggabungkan desa/kelurahan; 2) memudahkan pemilih; 3) hal-hal berkenaan dengan askpek geografis; 4) tenggat waktu pemungutan suara di TPS; dan 5) jarak dan waktu tempuh menuju TPS.

b. melaksanakan bimbingan teknis dan sosialisasi daftar pemilih sementara kepada pengurus RT/RW atau sebutan lain diwilayahnya untuk mendapatkan tanggapan perbaikan;

c. memperbaiki daftar pemilih sementara berdasarkan tanggapan perbaikan pengurus RT/RW atau sebutan lain; dan

d. menetapkan, mengesahkan, dan mengumumkan daftar pemilih sementara untuk mendapat tanggapan masyarakat.

(2) PPS dalam menyusun Daftar Pemilih Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dibantu oleh PPDP dengan menggunakan formulir Model A1 – KWK.KPU yang berbasis RT/RW.

(3) PPDP sebagaimana dimaksud pada ayat (2), terdiri dari 1 (satu) orang untuk setiap TPS.

(4) PPDP sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat berasal dari perangkat kelurahan/desa atau RT atau RW atau sebutan lain atau warga masyarakat setempat, diangkat dan diberhentikan dengan Keputusan PPS yang bersangkutan.

(5) Kegiatan penyusunan Daftar Pemilih Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (2) dilaksanakan selama 30 (tiga puluh) hari, dengan ketentuan pengalokasian waktu kegiatan penyusunan Daftar Pemilih Sementara oleh PPDP sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) ditetapkan oleh PPS yang bersangkutan.

74

Page 80: 2010 03 Sep 2010

Pasal 13

(1) Pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, dilakukan terhadap penduduk dan/atau pemilih, dengan ketentuan : a. telah memenuhi syarat usia pemilih, yaitu sampai dengan hari dan tanggal pemungutan

suara Pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah sudah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih;

b. belum berumur 17 (tujuh belas) tahun, tetapi sudah/pernah kawin; c. perubahan status anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik

Indonesia menjadi status sipil atau purnatugas atau sebaliknya; d. tidak terdaftar dalam data pemilih yang digunakan untuk penyusunan daftar pemilih

dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berdasarkan data kependudukan yang disampaikan pemerintah daerah atau Pemilu terakhir;

e. telah meninggal dunia; f. pindah domisili/sudah tidak berdomisili di desa/kelurahan tersebut; g. yang terdaftar pada dua atau lebih domisili yang berbeda; h. perbaikan penulisan identitas pemilih; atau i. yang sudah terdaftar tetapi sudah tidak memenuhi syarat sebagai pemilih sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2).

(2) Perubahan status anggota TNI dan POLRI menjadi status sipil/purnabakti atau sebaliknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dibuktikan dengan surat keputusan pensiun/ pengangkatan dari pejabat TNI dan POLRI yang berhak mengangkat dan memberhentikan anggota TNI dan POLRI.

(3) Berdasarkan pemutakhiran daftar pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPS dengan

dibantu PPDP menyusun dan menetapkan Daftar Pemilih Sementara dengan menggunakan formulir Model A1 – KWK.KPU.

(4) Daftar Pemilih Sementara (Model A1 – KWK.KPU) sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan ditetapkan/disahkan (ditandatangani) PPS serta dibubuhi cap PPS.

Pasal 14

(1) Daftar Pemilih Sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (4) diumumkan oleh

PPS pada tempat-tempat yang mudah dijangkau masyarakat dan disampaikan kepada ketua rukun tetangga dan/atau rukun warga atau sebutan lainnya untuk mendapat tanggapan masyarakat.

(2) Daftar Pemilih Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan dalam jangka

waktu 21 (dua puluh satu) hari.

75

Page 81: 2010 03 Sep 2010

Pasal 15 (1) Dalam jangka waktu pengumuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, pemilih atau

anggota keluarga atau pihak yang berkepentingan dapat mengajukan usul perbaikan mengenai penulisan nama dan/atau identitas lainnya kepada PPS.

(2) Selain usul perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemilih atau anggota keluarga

atau pihak yang berkepentingan dapat memberikan informasi tentang pemilih kepada PPS, yaitu berkenaan dengan pemilih : a. yang telah memenuhi syarat pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1)

huruf a; b. yang sudah kawin dibawah umur 17 (tujuh belas) tahun; c. yang sudah pensiun dari Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik

Indonesia dan/atau pemilih yang berubah status menjadi Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia;

d. yang terdaftar sudah meninggal dunia; e. sudah tidak berdomisili di desa/kelurahan tersebut; f. yang terdaftar ganda pada domisili yang berbeda; dan/atau g. yang sudah terdaftar tetapi sudah tidak lagi memenuhi syarat sebagai pemilih

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf i.

(3) Apabila usul perbaikan dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diterima, PPS segera mengadakan perbaikan daftar pemilih sementara.

(4) Apabila terdapat nama pemilih yang tidak tercantum dalam Daftar Pemilih Sementara,

nama pemilih tersebut dimasukkan dalam daftar pemilih tambahan dengan menggunakan formulir Model A3.2 – KWK.KPU.

Pasal 16

(1) Pemilih (tambahan) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4) secara aktif melaporkan

kepada PPS di kelurahan/desa melalui pengurus RT/RW atau sebutan lain. (2) Pencatatan data pemilih tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan

paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak berakhirnya pengumuman Daftar Pemilih Sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14.

Pasal 17

(1) Pemilih tambahan yang sudah didaftar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4),

diberikan tanda bukti terdaftar sebagai pemilih.

76

Page 82: 2010 03 Sep 2010

(2) Tanda bukti terdaftar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditukarkan dengan kartu pemilih setelah daftar pemilih tetap disahkan oleh PPS dengan menggunakan formulir Model A3.3 – KWK.KPU.

Pasal 18

(1) PPS dengan dibantu oleh PPDP mencatat data/nama pemilih (tambahan) sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 16 ke dalam Daftar Pemilih Tambahan untuk setiap TPS dengan menggunakan formulir Model A2 – KWK.KPU.

(2) Pencatatan data/nama pemilih (tambahan) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berpedoman kepada ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3).

Pasal 19 Daftar Pemilih Tambahan (Model A2 – KWK.KPU) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 dibuat dalam 3 (tiga) rangkap dan ditandatangani oleh petugas pemutakhiran data pemilih serta ditetapkan/disahkan (ditandatangani) oleh PPS serta dibubuhi cap PPS.

Pasal 20

(1) Daftar Pemilih Tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, diumumkan oleh PPS pada tempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat dengan bantuan petugas kelurahan/ desa, pengurus RT/RW atau sebutan lain untuk mendapat tanggapan masyarakat.

(2) Jangka waktu pengumuman Daftar Pemilih Tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilaksanakan selama 3 (tiga) hari terhitung sejak berakhirnya jangka waktu penyusunan Daftar Pemilih Tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19.

(3) Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemilih tambahan dapat

mengajukan usul atas perbaikan penulisan nama dan identitas lainnya.

(4) Apabila usul sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diterima, PPS segera mengadakan perbaikan Daftar Pemilih Tambahan dengan menggunakan formulir Model A3.1 – KWK. KPU.

Pasal 21

Daftar Pemilih Sementara (Model A1 – KWK.KPU) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (4) dan Daftar Pemilih Tambahan (Model A2 – KWK.KPU) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, digunakan oleh PPS sebagai bahan untuk menyusun Daftar Pemilih Tetap.

77

Page 83: 2010 03 Sep 2010

BAB V

DAFTAR PEMILIH TETAP

Pasal 22 (1) Daftar Pemilih Sementara (Model A1 – KWK.KPU) dan Daftar Pemilih Tambahan (Model

A2 – KWK.KPU) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, disusun oleh PPS menjadi Daftar Pemilih Tetap dengan menggunakan formulir Model A3 – KWK.KPU.

(2) Daftar Pemilih Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disahkan/ditetapkan

(ditandatangani) oleh PPS serta dibubuhi cap PPS. (3) Daftar Pemilih Tetap (Model A3 – KWK.KPU) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diumumkan di PPS/Desa/RT/RW atau tempat lain yang strategis, mudah dijangkau/ diketahui oleh masyarakat.

(4) Jangka waktu pengumuman Daftar Pemilih Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

dilaksanakan selama 3 (tiga) hari terhitung sejak berakhirnya jangka waktu penyusunan Daftar Pemilih Tetap.

(5) Dalam jangka waktu pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (3), apabila terdapat

pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Sementara tetapi ternyata tidak tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap, PPS segera memperbaiki dengan memasukkan nama pemilih tersebut dalam Daftar Pemilih Tetap, dengan ketentuan bahwa pemilih tersebut masih memenuhi syarat sebagai pemilih sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini.

(6) Daftar Pemilih Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disahkan/ditetapkan

(ditandatangani) oleh PPS serta dibubuhi cap PPS paling lama 50 (lima puluh) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

(7) Daftar Pemilih Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (6) disampaikan oleh PPS kepada

KPU Kabupaten/Kota melalui PPK untuk dicetak sesuai kebutuhan.

Pasal 23 (1) Untuk keperluan pemungutan suara di TPS, PPS menyusun salinan Daftar Pemilih Tetap

untuk tiap TPS.

(2) PPS menyusun Daftar Pemilih Tetap dalam 4 (empat) rangkap, dengan ketentuan : a. 1 (satu) rangkap disampaikan kepada KPU Kabupaten/Kota melalui PPK sebagai bahan

pembuatan kartu pemilih sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008;

b. 1 (satu) rangkap disampaikan kepada KPU Kabupaten/Kota untuk diteruskan kepada perangkat daerah yang mengurusi tugas bidang kependudukan dan catatan sipil setempat sebagai bahan pemutakhiran data penduduk;

c. 2 (dua) rangkap untuk PPS, yaitu : 1) 1 (satu) rangkap untuk PPS; 2) 1 (satu) rangkap sebagai bahan penyusunan salinan Daftar Pemilih Tetap untuk tiap

TPS di dalam wilayah kerja PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1);

78

Page 84: 2010 03 Sep 2010

(3) Jumlah 1 (satu) rangkap Daftar Pemilih Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a oleh KPU Kabupaten/Kota diteruskan kepada KPU Provinsi untuk keperluan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur.

Pasal 24

Selain Daftar Pemilih Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), PPS menyampaikan Daftar Pemilih Sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (4) dan Daftar Pemilih Tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 kepada KPU Kabupaten/Kota melalui PPK.

Pasal 25 (1) Daftar Pemilih Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf a dari PPS yang

diterima oleh PPK digunakan sebagai bahan penyusunan rekapitulasi jumlah pemilih terdaftar di wilayah kerjanya.

(2) Penyusunan dan penetapan rekapitulasi jumlah pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dapat dilaksanakan dalam rapat pleno PPK yang dihadiri oleh PPS, Panwaslu Kecamatan, dan tim kampanye pasangan calon.

(3) Dalam rapat pleno PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Panwaslu Kecamatan atau tim

kampanye pasangan calon dapat memberikan masukan apabila terjadi kekeliruan dalam rekapitulasi.

(4) Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus disertai dengan data-data autentik. (5) PPK wajib menindaklanjuti masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) apabila terbukti

data-data yang ditunjukan benar. (6) Hasil rapat pleno PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam Berita Acara

rapat pleno PPK. (7) PPK membuat rekapitulasi jumlah pemilih terdaftar sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

untuk tiap PPS di wilayah kerjanya dalam rangkap 2 (dua) dengan menggunakan formulir Model A5 – KWK.KPU.

(8) PPK menyampaikan kepada KPU Kabupaten/Kota masing-masing :

a. 1 (satu) rangkap rekapitulasi jumlah pemilih terdaftar per kelurahan/desa atau sebutan lainnya dalam wilayah kerja PPK; dan

b. 1 (satu) rangkap daftar pemilih tetap yang diterima dari PPS dalam wilayah kerja PPK.

Pasal 26 (1) Rekapitulasi jumlah pemilih terdaftar dan Daftar Pemilih Tetap yang diterima dari PPS

melalui PPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (8), digunakan oleh KPU Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan rekapitulasi jumlah pemilih.

(2) Penyusunan dan penetapan rekapitulasi jumlah pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam rapat pleno KPU Kabupaten/Kota yang dihadiri oleh PPK, Panwaslu Kabupatn/Kota, dan tim kampanye pasangan calon.

(3) Dalam rapat pleno KPU Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2), PPK,

Panwaslu Kabupaten/Kota, atau tim kampanye pasangan calon dapat memberikan masukan apabila terdapat kekeliruan dalam rekapituklasi.

79

Page 85: 2010 03 Sep 2010

(4) Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus disertai dengan data-data autentik dan butki tertulis berupa nama pemilih, tanggal lahir pemilih, dan lokasi TPS.

(5) KPU Kabupaten/Kota wajib menindaklajuti masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dan dituangkan dalam Berita Acara Rapat Pleno KPU Kabupaten/Kota. (6) Hasil Rapat Pleno KPU Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan

dalam Berita Acara Rapat Pleno KPU Kabupaten/Kota. (7) KPU Kabupaten/Kota membuat rekapitulasi pemilih terdaftar sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) untuk tiap PPK di wilayah kerjanya dalam rangkap 4 (empat). (8) Dalam hal Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota, KPU

Kabupaten/Kota menyusun dan menetapkan rekapitulasi jumlah pemilih terdaftar tiap kecamatan yang terinci untuk tiap desa/kelurahan atau sebutan nama lainnya dalam wilayah Kabupaten/Kota dengan menggunakan formulir Model A6 – KWK.KPU, paling lama 45 (empat puluh lima) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

(9) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan rekapitulasi jumlah pemilih terdaftar sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) kepada :

a. Pemerintah Daerah sebanyak 1 (satu) rangkap; b. KPU Provinsi sebanyak 1 (satu) rangkap; c. Panwaslu Kabupaten/Kota 1 (satu) rangkap; d. KPU sebanyak 1 (satu) rangkap dalam bentuk data elektronik (softcopy).

Pasal 27

(1) Rekapitulasi jumlah pemilih terdaftar dan Daftar Pemilih Tetap yang diterima dari KPU

Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (9), digunakan oleh KPU Provinsi sebagai bahan penyusunan rekapitulasi jumlah pemilih.

(2) Penyusunan dan penetapan rekapitulasi jumlah pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilaksanakan dalam rapat pleno KPU Provinsi yang dihadiri oleh KPU Kabupaten/Kota, Panwaslu Provinsi, dan tim kampanye pasangan calon

(3) Dalam rapat pleno KPU Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), KPU Kabupaten/

Kota, Panwaslu Kabupaten/Kota, atau tim kampanye pasangan calon dapat memberikan masukan apabila terdapat kekeliruan dalam rekapituklasi

(4) Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus disertai dengan data-data autentik dan

butki tertulis berupa nama pemilih, tanggal lahir pemilih, dan lokasi TPS. (5) KPU Provinsi wajib menindaklajuti masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dan

dituangkan dalam Berita Acara Rapat Pleno KPU Provinsi. (6) Hasil Rapat Pleno KPU Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam

Berita Acara Rapat Pleno KPU Provinsi. (7) KPU Provinsi membuat rekapitulasi pemilih terdaftar sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

untuk tiap KPU Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya dalam rangkap 4 (empat) (8) Dalam hal Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur, KPU Provinsi menyusun dan

menetapkan rekapitulasi jumlah pemilih terdaftar tiap kabupaten/kota yang terinci untuk tiap kecamatan dan kelurahan/desa atau sebutan nama lainnya dalam wilayah Provinsi

80

Page 86: 2010 03 Sep 2010

dengan menggunakan formulir Model A7 – KWK.KPU, paling lama 45 (empat puluh lima) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

(9) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan rekapitulasi jumlah pemilih terdaftar sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) kepada :

a. Pemerintah Daerah sebanyak 1 (satu) rangkap; b. Panwaslu Provinsi 1 (satu) rangkap; c. KPU sebanyak 1 (satu) rangkap dalam bentuk data elektronik (softcopy).

Pasal 28

Rekapitulasi jumlah pemilih terdaftar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 dan Pasal 27 digunakan sebagai bahan penyusunan kebutuhan surat suara, formulir-formulir, dan alat perlengkapan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta proses pendistribusiannya.

Pasal 29

(1) KPU Kabupaten/Kota melakukan pengisian kartu pemilih untuk setiap pemilih yang namanya tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap.

(2) Kartu Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi nomor pemilih, nama lengkap

pemilih, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin, dan alamat pemilih. (3) Kartu Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diisi oleh KPU Kabupaten/

Kota berdasarkan data pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1).

(4) Pengadaan kartu pemilih dilaksanakan oleh KPU Provinsi untuk Pemilu Gubernur dan

Wakil Gubernur atau KPU Kabupaten/Kota untuk Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota berdasarkan format dan spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008.

BAB VI

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 30 (1) Dalam hal Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur dilaksanakan bersamaan dengan Pemilu

Bupati dan Wakil Bupati atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota, dapat menggunakan 1 (satu) jenis kartu pemilih.

(2) Dalam hal Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur, kartu pemilih yang digunakan untuk

Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur dapat digunakan untuk Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota.

(3) Dalam hal adanya penambahan jumlah pemilih di kabupaten/kota KPU Provinsi dan KPU

Kabupaten/Kota membuat kartu pemilih kabupaten/kota sesuai dengan penambahan jumlah pemilih.

Pasal 31

(1) PPS dengan dibantu oleh Ketua RT dan Ketua RW mendatangi tempat kediaman pemilih,

untuk menyerahkan Kartu Pemilih.

81

Page 87: 2010 03 Sep 2010

(2) Kartu Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), digunakan pemilih dalam memberikan suara pada hari dan tanggal pemungutan suara.

(3) Penyerahan Kartu Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus sudah selesai paling

lama 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

Pasal 32 (1) Untuk keperluan pemeliharaan Daftar Pemilih Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal

23, dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sebelum hari pemungutan suara, tidak dapat diadakan perubahan, kecuali terdapat pemilih yang meninggal dunia.

(2) Dalam hal terdapat pemilih yang meninggal dunia sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

PPS membubuhkan catatan dalam daftar pemilih tetap pada kolom keterangan “meninggal dunia”.

(3) Selain hal tersebut pada ayat (1) dan ayat (2), Daftar Pemilih Tetap dapat diadakan

perubahan, apabila berdasarkan laporan pemilih atau anggota keluarganya kepada PPS terdapat pemilih yang terdaftar dalam data pemilih atau Daftar Pemilih Sementara tetapi tidak terdapat dalam Daftar Pemilih Tetap.

(4) PPS berdasarkan laporan pemilih atau anggota keluarganya sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) melakukan pengecekan terhadap Daftar Pemilih Sementara, apabila ternyata nama pemilih tersebut terdapat dalam data pemilih atau Daftar Pemilih Sementara, nama pemilih tersebut dimasukan dalam Daftar Pemilih Tetap.

Pasal 33

(1) Untuk keperluan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS, PPS menyampaikan

salinan Daftar Pemilih Tetap untuk tiap TPS kepada KPPS, dengan ketentuan :

a. untuk pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS sebanyak 2 (dua) rangkap, masing-masing untuk anggota KPPS ke-2 dan ditempel di TPS;

b. untuk disampaikan kepada Saksi tiap pasangan calon peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah masing-masing sebanyak 1 (satu) rangkap; dan

c. untuk disampaikan kepada Pengawas Pemilu Lapangan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebanyak 1 (satu) rangkap.

(2) Penyampaian salinan Daftar Pemilih Tetap untuk tiap TPS sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) paling lama 5 (lima) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara sudah diterima oleh KPPS.

Pasal 34

(1) Pemilih yang menjalani rawat inap di rumah sakit, memberikan suara di TPS terdekat

dengan rumah sakit yang bersangkutan, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Pemilih yang sedang menjalani hukuman penjara, memberikan suara di TPS pada Lembaga

Pemasyarakatan/rumah tahanan yang bersangkutan, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 35

Dalam hal terjadi Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah putaran kedua, tidak dilakukan pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih.

82

Page 88: 2010 03 Sep 2010

Pasal 36

Dalam pelaksanaan tahap pemutakhiran data pemilih dan daftar pemilih dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan ini, tidak menggunakan bentuk jenis formulir sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008.

Pasal 37 (1) Bentuk dan jenis formulir untuk keperluan pemutakhiran data pemilih dan daftar pemilih

Pemilu Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini, adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Peraturan ini.

(2) Pengadaan formulir pemutakhiran data pemilih dan daftar pemilih Pemilu Pemilu Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.

Pasal 38

Pengadaan formulir blanko kartu pemilih tambahan dan/atau perbaikan dilaksanakan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.

Pasal 39 Untuk keperluan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota menetapkan pedoman teknis tentang tata cara pemutakhiran data dan daftar pemilih dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dengan berpedoman kepada Peraturan ini.

Pasal 40 (1) KPU Provinsi/KIP Provinsi berkewajiban menyampaikan laporan tahapan pemutakhiran

data pemilih dan daftar pemilih kepada KPU dan menyampaikan tembusannya kepada Bawaslu.

(2) KPU Kabupaten/Kota/KIP Kabupaten/Kota berkewajiban menyampaikan laporan tahapan

pemutakhiran data pemilih dan daftar pemilih kepada KPU dan KPU Provinsi/KIP Provinsi serta menyampaikan tembusannya kepada Bawaslu.

Pasal 41

(1) Daftar Pemilih Sementara dan/atau Daftar Pemilih Tetap sebagaimana dimaksud dalam

Peraturan ini dapat diserahkan kepada pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta dipublikasikan melalui website.

(2) Daftar Pemilih Tetap yang telah ditetapkan dan/atau disahkan (ditandatangani) oleh PPS

dan dibubuhi cap PPS sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini, dapat diadakan perubahan dan/atau perbaikan hanya 1 (satu) kali, dengan ketentuan : a. dilakukan dalam rapat pleno KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota yang

bersangkutan berdasarkan bukti tertulis yang memuat tentang nama, alamat, pekerjaan, tempat dan tanggal lahir, serta identitas lain pemilih dan disampaikan secara tertulis oleh tim kampanye pasangan calon yang direkomendasi oleh Panwaslu Provinsi atau Panwaslu Kabupaten/Kota; dan

83

Page 89: 2010 03 Sep 2010

b. secara teknis yuridis tidak mengganggu proses pengadaan dan pendistribusian surat suara, formulir-formulir, dan alat kelengkapan pemungutan dan penghitungan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) dan ayat (2).

Pasal 42

Untuk pemutakhiran data dan daftar pemilih dalam pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussallam, berlaku Peraturan ini dengan ketentuan : a. perkataan KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota di baca KIP Provinsi dan/atau KIP

Kabupaten/Kota di wilayah KIP Provinsi Nanggroe Aceh Darussallam; b. berkennaan denga formulir Seri A sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini disesuaikan

dengan nomenklatur yang berlaku sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

Pasal 43 Untuk kelancaran pelaksanaan tugas pemutakhiran data pemilih dan daftar pemilih sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini, KPU Provinsi dapat membentuk kelompok kerja yang terdiri dari unsur KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota, Pemerintah Daerah, dan instansi lain yang dianggap perlu.

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 44 Dengan berlakunya Peraturan ini : a. KPU Provinsi/KIP Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota/KIP Kabupaten/Kota yang

telah melaksanakan pemutakhiran data pemilih dan daftar pemilih sebelum Peraturan ini berlaku, dinyatakan sah dan berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;

b. KPU Provinsi/KIP Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota/KIP Kabupaten/Kota yang sedang melaksanakan proses pemutakhiran data pemilih dan daftar pemilih sampai dengan pengesahan Daftar Pemilih Sementara, setelah Peraturan ini berlaku, tetap menggunakan Peraturan KPU Nomor 67 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

c. KPU Provinsi/KIP Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota/KIP Kabupaten/Kota yang sedang melaksanakan proses pengadaan yang bersangkutan dengan pemutakhiran data pemilih dan daftar pemilih, apabila telah menetapkan pemenang dalam proses pengadaan tersebut, tetap menggunakan Peraturan KPU Nomor 67 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 45

Dengan berlakunya Peraturan ini, Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 67 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dinyatakan tidak berlaku.

84

Page 90: 2010 03 Sep 2010

Pasal 46

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010 KETUA, Ttd. Prof. DR. H.A. HAFIZ ANSHARY AZ, M.A. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, Ttd. PATRIALIS AKBAR BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 302

85

Page 91: 2010 03 Sep 2010

Lampiran : Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 12 Tahun 2010

CONTOH JENIS FORMULIR PENDAFTARAN PEMILIH PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

1. Model A - KWK.KPU : Data Pemilih Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah.

2. Model A1 - KWK.KPU : Daftar Pemilih Sementara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

3. Model A2 - KWK.KPU : Daftar Pemilih Tambahan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

4. Model A3 - KWK.KPU : Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

5. Model A3.1 - KWK.KPU : Formulir Perbaikan Daftar Pemilih Sementara.

6. Model A3.2 - KWK.KPU : Formulir Data Pemilih Tambahan.

7. Model A3.3 - KWK.KPU : Formulir Tanda Bukti Telah Didaftar Sebagai Pemilih Tambahan.

8. Model A4 - KWK.KPU : Salinan Daftar Pemilih Tetap Untuk TPS Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

9. Model A5 - KWK.KPU : Rekapitulasi Jumlah Pemilih Terdaftar Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh Panitia Pemilihan Kecamatan.

10. Model A6 - KWK.KPU : Rekapitulasi Jumlah Pemilih Terdaftar Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh KPU Kabupaten/Kota.

11. Model A7 - KWK.KPU : Rekapitulasi Jumlah Pemilih Terdaftar Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh KPU Provinsi.

12. Model A8 – KWK.KPU : Surat Keterangan untuk Memberikan Suara di TPS Lain dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepaal Daerah.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010

KETUA,

Ttd.

Prof. DR. H.A. HAFIZ ANSHARY AZ, M.A.

86

Page 92: 2010 03 Sep 2010

: ……….. KAB/KOTA 1) : ………… : ……….. PROVINSI : ………… : ………..

Halaman : …………

JENIS

DATA PEMILIH PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

TPSDESA/KELURAHAN 1)KECAMATAN

STATUS

MODEL A - KWK - KPU

CONTOH

MODEL A - KWK.KPU

Lk Pr1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

JENIS KELAMIN ALAMAT/ TEMPAT TINGGAL KETERANGAN 2)NAMA PEMILIH TEMPAT DAN TANGGAL

LAHIRUMUR/ USIA

STATUS PERKAWINAN

(B/S/P)NOMOR PEMILIHNO.

URUT

87

Page 93: 2010 03 Sep 2010

: ……….. KAB/KOTA 1) : ………… : ……….. PROVINSI : ………… : ………..

Halaman : …………

Lk Pr1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

JENIS KELAMIN

KECAMATAN

NO. URUT NOMOR PEMILIH NAMA PEMILIH ALAMAT/ TEMPAT TINGGAL KETERANGAN 2)TEMPAT DAN TANGGAL

LAHIRUMUR/ USIA

STATUS PERKAWINAN

(B/S/P)

TPSDESA/KELURAHAN 1)

MODEL A - KWK.KPU

Catatan : Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal ………………PANITIA PEMUNGUTAN SUARA

Status PerkawinanB = Belum nikah Nama Tanda tanganS = Sudah nikahP = Pernah nikah 1. Ketua ………………………………………….. ……………………

…………………….., ………………………………………….

P Pernah nikah 1. Ketua ………………………………………….. ……………………

Jenis Kelamin : 2. Anggota ………………………………………….. ……………………Lk = Laki-lakiPr = Perempuan 3. Anggota ………………………………………….. …………………… 1) = Coret yang tidak perlu 2) = Cacat yang disandang pemilih kalau ada

88

Page 94: 2010 03 Sep 2010

: ……….. KAB/KOTA 1) : ………… : ……….. PROVINSI : ………… : ………..

Halaman : …………

DAFTAR PEMILIH SEMENTARAPEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

TPSDESA/KELURAHAN 1)KECAMATAN

STATUS JENIS

MODEL A1 - KWK.KPU

CONTOH

Lk Pr1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

KETERANGAN 2)NAMA PEMILIH TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR

UMUR/ USIA

STATUS PERKAWINAN

(B/S/P)

JENIS KELAMIN ALAMAT/ TEMPAT TINGGALNOMOR PEMILIHNO.

URUT

89

Page 95: 2010 03 Sep 2010

: ……….. KAB/KOTA 1) : ………… : ……….. PROVINSI : ………… : ………..

Halaman : …………

Lk Pr1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

KECAMATAN

NO. URUT NOMOR PEMILIH NAMA PEMILIH

TPSDESA/KELURAHAN 1)

ALAMAT/ TEMPAT TINGGAL KETERANGAN 2)TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR

UMUR/ USIA

STATUS PERKAWINAN

(B/S/P)

JENIS KELAMIN

MODEL A1 - KWK.KPU

Catatan : Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal ………………PANITIA PEMUNGUTAN SUARA

Status PerkawinanB = Belum nikah Nama Tanda tanganS = Sudah nikahP = Pernah nikah 1. Ketua ………………………………………….. ……………………

…………………….., ………………………………………….

Jenis Kelamin : 2. Anggota ………………………………………….. ……………………Lk = Laki-lakiPr = Perempuan 3. Anggota ………………………………………….. …………………… 1) = Coret yang tidak perlu 2) = Cacat yang disandang pemilih kalau ada

90

Page 96: 2010 03 Sep 2010

: ……….. KAB/KOTA 1) : ………… : ……….. PROVINSI : ………… : ………..

Halaman : …………

JENIS

DAFTAR PEMILIH TAMBAHANPEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

TPSDESA/KELURAHAN 1)KECAMATAN

STATUS

MODEL A2 - KWK.KPUCONTOH

Lk Pr1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

JENIS KELAMIN ALAMAT/ TEMPAT TINGGAL KETERANGAN 2)NAMA PEMILIH TEMPAT DAN TANGGAL

LAHIRUMUR/ USIA

STATUS PERKAWINAN

(B/S/P)NOMOR PEMILIHNO.

URUT

91

Page 97: 2010 03 Sep 2010

: ……….. KAB/KOTA 1) : ………… : ……….. PROVINSI : ………… : ………..

Halaman : …………

Lk Pr1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

JENIS KELAMIN

KECAMATAN

NO. URUT NOMOR PEMILIH NAMA PEMILIH ALAMAT/ TEMPAT TINGGAL KETERANGAN 2)TEMPAT DAN TANGGAL

LAHIRUMUR/ USIA

STATUS PERKAWINAN

(B/S/P)

TPSDESA/KELURAHAN 1)

MODEL A2 - KWK.KPU

Catatan : Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal ………………PANITIA PEMUNGUTAN SUARA

Status PerkawinanB = Belum nikah Nama Tanda tanganS = Sudah nikahP = Pernah nikah 1. Ketua ………………………………………….. ……………………

…………………….., ………………………………………….

Jenis Kelamin : 2. Anggota ………………………………………….. ……………………Lk = Laki-lakiPr = Perempuan 3. Anggota ………………………………………….. …………………… 1) = Coret yang tidak perlu 2) = Cacat yang disandang pemilih kalau ada

92

Page 98: 2010 03 Sep 2010

: ……….. KAB/KOTA 1) : ………… : ……….. PROVINSI : ………… : ………..

Halaman : …………

DAFTAR PEMILIH TETAPPEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

TPSDESA/KELURAHAN 1)KECAMATAN

STATUS JENIS

MODEL A3 - KWK.KPUCONTOH

Lk Pr1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

KETERANGAN 2)NAMA PEMILIH TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR

UMUR/ USIA

STATUS PERKAWINAN

(B/S/P)

JENIS KELAMIN ALAMAT/ TEMPAT TINGGALNOMOR PEMILIHNO.

URUT

93

Page 99: 2010 03 Sep 2010

: ……….. KAB/KOTA 1) : ………… : ……….. PROVINSI : ………… : ………..

Halaman : …………

Lk Pr1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

KECAMATAN

NO. URUT NOMOR PEMILIH NAMA PEMILIH

TPSDESA/KELURAHAN 1)

ALAMAT/ TEMPAT TINGGAL KETERANGAN 2)TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR

UMUR/ USIA

STATUS PERKAWINAN

(B/S/P)

JENIS KELAMIN

MODEL A3 - KWK.KPU

Catatan : Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal ………………PANITIA PEMUNGUTAN SUARA

Status PerkawinanB = Belum nikah Nama Tanda tanganS = Sudah nikahP = Pernah nikah 1. Ketua ………………………………………….. ……………………

…………………….., ………………………………………….

Jenis Kelamin : 2. Anggota ………………………………………….. ……………………Lk = Laki-lakiPr = Perempuan 3. Anggota ………………………………………….. …………………… 1) = Coret yang tidak perlu 2) = Cacat yang disandang pemilih kalau ada

94

Page 100: 2010 03 Sep 2010

1. Provinsi : ………… 2. Kabupaten/Kota : ………… 3. Kecamatan : …………4. Desa.Kelurahan/Nama lain : …………. 5. RT/RW/nama lain : …………. 6. TPS : ………….7. Alamat : …………. 8. Nama kepala rumah tangga : ………….

Tempat Tanggal(4) (5) (6) (7) (13) (14) (15)(11)

Jenis Kelamin

(8) (9) (10)

FORMULIR PERBAIKAN DAFTAR PEMILIH SEMENTARA

Status dalam rumahtangga

Warga negaraPendidikan Pekerjaan Status

pemilihPenyandang

cacat(1) (2)

Nomor PemilihLahir

Alasan diperbaiki UmurNama Lama/ Nama sebenarnya

Status perkawinan

(12)

Agama

(3)

CONTOH MODEL A3.1 - KWK. KPU

Kode Jawaban Kolom

(3) Alasan diperbaiki (7) Jenis Kelamin (8) Status perkawinan (9) Agama (10) Pendidikan (11) Pekerjaan1. Meninggal Dunia 6. Salah nama 1. Laki-laki 1. Belum kawin 1. Islam 6. Khonghucu 1. Tdk/blm sekolah 6. D I / II 1. Pelajar 7. Nelayan 13. TNI2. Pindah domisili 7. Salah alamat 2. Perempuan 2. Kawin 2. Protestan 7. Lainnya 2. Tamat SD 7. D III 2. Pengurus RT 8. Industri 14. Polri3. Tidak dikenal 8. Terdaftar ganda 3. cerai hidup 3. Katholik 3. Tidak tamat SD 8. S I / D IV 3. Pensiunan 9. Konstruksi 15. Jasa lainnya4. Salah status pemilih 9. Lainnya 4. Cerai mati 4. Hindu 4. SLTP 9. S 2 4. Blm/tdk bekerja 10. Perdagangan5. Salah jenis kelamin 5. Budha 5. SLTA 10. S 3 5. Petani 11. Transportasi

6. Peternak 12. PNS

(12) Status dalam rumah tangga (13) Warga negara (14) Status pemilih (15) Penyandang catat1. Kepala RT 6. Orang tua 1. WNI 1. Biasa 1. Cacat fisik2. Istri/Suami 7. Mertua 2. WNA 2. Cacat mental/jiwa 2. Cacat netra / buta3. Anak 8. Famili lain 3. Dicabut hak pilih 3. Cacat rungu wicara4. Menantu 9. Pembantu 4. Pidana 5 tahun 4. Cacat mental jiwa

Petugas PPS

4. Menantu 9. Pembantu 4. Pidana 5 tahun 4. Cacat mental jiwa5. Cucu 10. Lainnya 5. Tidak punya hak pilih 5. Cacat fisik/mental

6. Belum punya hak pilih 6. Cacat lainnya (……………………………………………………….)

95

Page 101: 2010 03 Sep 2010

(2) (3) (4) (5) (11) (12) (13) (15)

Tanggal

Umur Status perkawinan

Lahir

Tempat

(10)

Agama Pekerjaan Status pemilih

FORMULIR DATA PEMILIH TAMBAHAN

N a m a

(1)

Penyandang cacat

Tempat tinggal 6 bln sebelum Pemilukada

(Kabupaten/Kota, Kecamatan,

Kelurahan/Desa) (Diisi jika tidak sama dengan

tempat tinggal sekarang)

(14)

Status dalam rumahtangga

Warga negaraPendidikan

Nomor Kartu Tanda Penduduk (Diisi

oleh PPS)

Jenis Kelamin

(6) (7) (8) (9)

CONTOH MODEL A3.2 - KWK.KPU

Kode Jawaban Kolom

(5) Jenis Kelamin (6) Status perkawinan (7) Agama (8) Pendidikan (9) Pekerjaan (10) Status dalam rumahtangga1. Laki-laki 1. Belum kawin 1. Islam 6. Khonghucu 1. Tdk/blm sekolah 6. D I / II 1. Pelajar 7. Nelayan 13. TNI 1. Kepala RT 6. Orang tua2. Perempuan 2. Kawin 2. Protestan 7. Lainnya 2. Tamat SD 7. D III 2. Pengurus RT 8. Industri 14. Polri 2. Istri/Suami 7. Mertua

3. cerai hidup 3. Katholik 3. Tidak tamat SD 8. S I / D IV 3. Pensiunan 9. Konstruksi 15. Jasa lainnya 3. Anak 8. Famili lain4. Cerai mati 4. Hindu 4. SLTP 9. S 2 4. Blm/tdk bekerja 10. Perdagangan 4. Menantu 9. Pembantu

5. Budha 5. SLTA 10. S 3 5. Petani 11. Transportasi 5. Cucu 10. Lainnya6. Peternak 12. PNS

(11) Warga negara (12) Status pemilih (13) Penyandang catat1 WNI 1 Bi 1 C t fi ik

Petugas PPS1. WNI 1. Biasa 1. Cacat fisik2. WNA 2. Cacat mental/jiwa 2. Cacat netra / buta

3. Dicabut hak pilih 3. Cacat rungu wicara4. Pidana 5 tahun 4. Cacat mental jiwa5. Tidak punya hak pilih 5. Cacat fisik/mental6. Belum punya hak pilih 6. Cacat lainnya (……………………………………………………….)

96

Page 102: 2010 03 Sep 2010

Nama Kepala Rumah Tangga : ………………………………………….Alamat : ……………………………………………RT/RW : ………………….. / …………………..T P S : …………………………………………

Nama Pemilih TambahanNO. URUT

Yang menerima Petugas ( pengurus RT/RW)

FORMULIR TANDA BUKTI TELAH DIDAFTARSEBAGAI PEMILIH TAMBAHAN 1)

Tanggal Lahir KeteranganStatus Perkawinan

MODEL A3.3 - KWK.KPUCONTOH

Gunting disini

Nama Kepala Rumah Tangga : ………………………………………….Alamat : ……………………………………………RT/RW : ………………….. / …………………..T P S : …………………………………………

SEBAGAI PEMILIH TAMBAHAN 1)

(………………………………..) (………………………………)

Yang menerima Petugas ( pengurus RT/RW)

FORMULIR TANDA BUKTI TELAH DIDAFTAR

NO. URUT Nama Pemilih Tambahan Tanggal Lahir Status

Perkawinan Keterangan

MODEL A3.3 - KWK.KPU

Catatan : 1) Lembar pertama untuk petugas (Pengurus RT/RW) 2) Lembar kedua untk pemilih atau anggota keluarga yang mewakili pemilih

Yang menerima Petugas ( pengurus RT/RW)

(………………………………..) (………………………………)

97

Page 103: 2010 03 Sep 2010

: ……….. KAB/KOTA 1) : ………… : ……….. PROVINSI : ………… : ………..

Halaman : …………

JENIS

SALINAN DAFTAR PEMILIH TETAP UNTUK TPSPEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

TPSDESA/KELURAHAN 1)KECAMATAN

STATUS

MODEL A4 - KWK.KPUCONTOH

Lk Pr1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

JENIS KELAMIN ALAMAT/ TEMPAT TINGGAL KETERANGAN 2)NAMA PEMILIH TEMPAT DAN TANGGAL

LAHIRUMUR/ USIA

STATUS PERKAWINAN

(B/S/P)NOMOR PEMILIHNO.

URUT

98

Page 104: 2010 03 Sep 2010

: ……….. KAB/KOTA 1) : ………… : ……….. PROVINSI : ………… : ………..

Halaman : …………

Lk Pr1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

JENIS KELAMIN

KECAMATAN

NO. URUT NOMOR PEMILIH NAMA PEMILIH ALAMAT/ TEMPAT TINGGAL KETERANGAN 2)TEMPAT DAN TANGGAL

LAHIRUMUR/ USIA

STATUS PERKAWINAN

(B/S/P)

TPSDESA/KELURAHAN 1)

MODEL A4 - KWK.KPU

Catatan : Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal ………………PANITIA PEMUNGUTAN SUARA

Status PerkawinanB = Belum nikah Nama Tanda tanganS = Sudah nikah

…………………….., ………………………………………….

P = Pernah nikah 1. Ketua ………………………………………….. ……………………

Jenis Kelamin : 2. Anggota ………………………………………….. ……………………Lk = Laki-lakiPr = Perempuan 3. Anggota ………………………………………….. …………………… 1) = Coret yang tidak perlu 2) = Cacat yang disandang pemilih kalau ada

99

Page 105: 2010 03 Sep 2010

PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN : ………………KABUPATEN/KOTA : ………………

PROVINSI : ………………

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAHNo Urut NAMA DESA/KELURAHAN JUMLAH

TPS KET. 2)

REKAPITULASI JUMLAH PEMILIH TERDAFTAR PEMILIHAN UMUMKEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

OLEH PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN

Halaman : ……….

PEMILIH TERDAFTAR

MODEL A5 - KWK.KPUCONTOH

Catatan :1) = coret yang tidak perlu

……………………., ……………………………………….

Disahkan dalam rapat pleno PPK Tanggal 1) = coret yang tidak perlu 2) = Banyaknya jumlah pemilih tambahan PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN

1. Ketua2. Anggota3. Anggota4. Anggota5. Anggota

Disahkan dalam rapat pleno PPK Tanggal ………

Nama Tanga Tangan

…………………… ………………….…………………… ………………….

………………….…………………… ………………….…………………… ………………….

……………………

100

Page 106: 2010 03 Sep 2010

KPU KABUPATEN/KOTA 1) : ………………

PROVINSI : ………………

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAHKET. 2)

REKAPITULASI JUMLAH PEMILIH TERDAFTAR PEMILIHAN UMUMKEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

OLEH KPU KABUPATEN/KOTA

Halaman : ……….

PEMILIH TERDAFTARNo Urut NAMA KECAMATAN JUMLAH TPS

MODEL A6 - KWK.KPUCONTOH

Catatan : 1) = coret yang tidak perlu

……………………., ……………………………………….

Disahkan dalam rapat pleno KPUD KAB/KOTA Tanggal ……… 1) coret yang tidak perlu 2) = Banyaknya jumlah pemilih tambahan

1. Ketua2. Anggota3. Anggota4. Anggota5. Anggota …………………… ………………….

…………………… ………………….…………………… ………………….

……………………

…………………… ………………….

Disahkan dalam rapat pleno KPUD KAB/KOTA Tanggal ………

Nama Tanga Tangan

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA

………………….

101

Page 107: 2010 03 Sep 2010

KPU PROVINSI : ………………

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

REKAPITULASI JUMLAH PEMILIH TERDAFTAR PEMILIHAN UMUMKEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

OLEH KPU PROVINSI

Halaman : ……….

PEMILIH TERDAFTARNo Urut NAMA KABUPATEN/KOTA JUMLAH TPS

KET. 2)

MODEL A7 - KWK.KPUCONTOH

Catatan : 1) = coret yang tidak perlu 2) = Banyaknya jumlah pemilih tambahan

……………………., ……………………………………….

Disahkan dalam rapat pleno KPUD Provinsi Tanggal ………KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI

1. Ketua2. Anggota3. Anggota4. Anggota5. Anggota

Nama Tanga Tangan

…………………… ………………….…………………… ………………….

………………….…………………… ………………….…………………… ………………….

……………………

102

Page 108: 2010 03 Sep 2010

Model A8 - KWK.KPU

SURAT KETERANGAN

UNTUK MEMBERIKAN SUARA DI TPS LAIN DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

TAHUN : ..........................

Nomor Pemilih : .................................................................................... Nama : .................................................................................... Alamat : .................................................................................... .................................................................................... Terdaftar dalam Pemilih Tetap 1. TPS (asal) : ...................... 3. Kabupaten/Kota : ................ 2. Desa/Kelurahan : ..................... 4. Provinsi : ................ ....................... Digunakan oleh Pemilih*) untuk menggunakan haknya untuk memilih/memberikan suara di*) : 1. TPS (Tujuan) : ...................... 3. Kabupaten/Kota : ................ 2. Desa/Kelurahan : ..................... 4. Provinsi : ................ ....................... *) Untuk dicantumkan dalam Daftar Pemilih Tambahan

...................., ............................. A.n. Ketua KPU Kabupaten/Kota

................................................ Penitia Pemungutan Suara

Ketua,

( .............................) .

Model A8 - KWK.KPU

SURAT KETERANGAN

UNTUK MEMBERIKAN SUARA DI TPS LAIN DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

TAHUN : ..........................

Nomor Pemilih : .................................................................................... Nama : .................................................................................... Alamat : .................................................................................... .................................................................................... Terdaftar dalam Pemilih Tetap 1. TPS (asal) : ...................... 3. Kabupaten/Kota : ................ 2. Desa/Kelurahan : ..................... 4. Provinsi : ................ ....................... Digunakan oleh Pemilih*) untuk menggunakan haknya untuk memilih/memberikan suara di*) : 1. TPS (Tujuan) : ...................... 3. Kabupaten/Kota : ................ 2. Desa/Kelurahan : ..................... 4. Provinsi : ................ ....................... *) Untuk dicantumkan dalam Daftar Pemilih Tambahan

...................., ............................. A.n. Ketua KPU Kabupaten/Kota

................................................ Penitia Pemungutan Suara

Ketua,

( .............................)

CONTOH

CONTOH

103

Page 109: 2010 03 Sep 2010

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

NOMOR 13 TAHUN 2010

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN UMUM

KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

Menimbang : a. bahwa ketentuan Pasal 8 ayat (3) huruf a Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, menyatakan bahwa tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah menyusun dan menetapkan pedoman tata cara penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sesuai dengan tahapan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan;

b. bahwa ketentuan Pasal 60 ayat (6) Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tersebut, menyatakan bahwa tata cara penelitian administrasi bakal pasangan calon perseorangan diatur dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum;

c. bahwa ketentuan Pasal 65 ayat (3) huruf b Undang-Undang

Nomor Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, menyatakan bahwa pendaftaran dan penetapan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah merupakan tahapan pelaksanaan;

d. bahwa berdasarkan hal-hal tersebut pada huruf a, huruf b, dan

huruf c, telah ditetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 68 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

e. bahwa dengan memperhatikan perkembangan keadaan

berkenaan dengan hal-hal yang bersifat teknis dalam proses

KOMISI PEMILIHAN UMUM

104

Page 110: 2010 03 Sep 2010

tahapan pencalonan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dipandang perlu mengganti Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 68 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

f. bahwa berdasarkan hal-hal tersebut pada huruf a, huruf b, huruf

c, huruf d, dan huruf e, perlu menetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151);

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan

Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4674);

6. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara

Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721);

7. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801);

105

Page 111: 2010 03 Sep 2010

8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4836);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,

Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4865);

10. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 31 Tahun 2008

tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum; Memperhatikan : 1. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor : 17/PUU-VI/2008 tanggal

4 Agustus 2008; 2. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor : 4/PUU-VII/2009 tanggal

24 Maret 2009; 3. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor : 22/PUU-VII/2009

tanggal 17 November 2009;

4. Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 20 Mei 2010;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG

PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan : 1. Undang-Undang adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008.

2. Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah selanjutnya disebut Pemilu

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur

106

Page 112: 2010 03 Sep 2010

atau Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/ Kota, selanjutnya disebut DPRD Provinsi, DPRA, DPRD Kabupaten/Kota, dan DPRK.

4. Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, Komite Independen

Pemilihan Provinsi, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan Komite Independen Pemilihan Kabupaten/Kota selanjutnya disebut KPU, KPU Provinsi, KIP Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, dan KIP Kabupaten/Kota adalah penyelenggara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 6 dan angka 7 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

5. Partai politik adalah partai politik peserta Pemilihan Umum sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

6. Gabungan partai politik adalah dua atau lebih partai politik peserta Pemilihan Umum

yang secara bersama-sama bersepakat mencalonkan 1 (satu) pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

7. Pimpinan partai politik adalah Ketua dan Sekretaris partai politik atau Para Ketua dan

Para Sekretaris gabungan partai politik sesuai tingkatannya atau dengan sebutan lain sesuai dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) partai politik yang bersangkutan.

8. Pasangan calon perseorangan adalah peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah yang didukung oleh sejumlah orang yang memenuhi syarat sebagai pemilih berdasarkan Undang-Undang.

9. Tim Pelaksana kampanye adalah tim kampanye yang dibentuk oleh bakal pasangan

calon bersama-sama partai politik atau gabungan partai politik yang mengusulkan atau oleh bakal pasangan calon perseorangan yang susunan nama-namanya didaftarkan ke KPU Provinsi atau KIP Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota atau KIP Kabupaten/ Kota bersamaan dengan pendaftaran bakal pasangan calon yang bertugas dan berwenang membantu penyelenggaraan kampanye serta bertanggung jawab atas pelaksanaan teknis penyelenggaraan kampanye.

10. Penelitian administratif berkenaan dengan persyaratan bakal pasangan calon menjadi

peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah pemeriksaan terhadap bukti tertulis yang berkaitan dengan keabsahan pemenuhan persyaratan bakal pasangan calon menjadi peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

11. Verifikasi adalah penelitian mengenai keabsahan surat pernyataan dukungan, fotokopi

kartu tanda penduduk atau dokumen kependudukan, pembuktian tidak adanya

107

Page 113: 2010 03 Sep 2010

dukungan ganda, tidak adanya pendukung yang telah meninggal dunia, tidak adanya pendukung yang sudah tidak lagi menjadi penduduk di wilayah yang bersangkutan, atau tidak adanya pendukung yang tidak mempunyai hak pilih.

12. Hari adalah hari kalender.

Pasal 2

Penyelenggara Pemilu berpedoman kepada asas : a. mandiri; b. jujur; c. adil; d. kepastian hukum; e. tertib penyelenggara Pemilu; f. kepentingan umum; g. keterbukaan; h. proporsionalitas; i. profesionalitas; j. akuntabilitas; k. efisiensi; dan l. efektivitas.

Pasal 3 Peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, adalah : a. Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur atau pasangan calon Bupati dan Wakil

Bupati atau pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik secara berpasangan sebagai satu kesatuan; dan/atau

b. Pasangan calon perseorangan Gubernur dan Wakil Gubernur atau pasangan calon

perseorangan Bupati dan Wakil Bupati atau pasangan calon perseorangan Walikota dan Wakil Walikota yang didukung oleh sejumlah orang yang telah memenuhi persyaratan secara berpasangan sebagai satu kesatuan.

BAB II

PERSYARATAN PENCALONAN PESERTA

PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Bagian Kesatu

Persyaratan Pengajuan Bakal Pasangan Calon

Paragraf 1

Partai Politik atau Gabungan Partai Politik

Pasal 4 (1) Partai politik atau gabungan partai politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a,

dapat mendaftarkan bakal pasangan calon, apabila memenuhi persyaratan :

a. memperoleh kursi pada Pemilu Anggota DPRD Tahun 2009 paling rendah 15% (lima belas perseratus) dari jumlah kursi DPRD yang bersangkutan; atau

108

Page 114: 2010 03 Sep 2010

b. memperoleh suara sah pada Pemilu Anggota DPRD Tahun 2009 paling rendah 15% (lima belas perseratus) dari akumulasi perolehan suara sah dalam Pemilu Anggota DPRD di daerah yang bersangkutan.

(2) Perolehan jumlah kursi atau suara sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan

dengan Keputusan KPU Provinsi untuk Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur dan Keputusan KPU Kabupaten/Kota untuk Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota.

(3) Gabungan partai politik yang mengajukan bakal pasangan calon sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 3, merupakan : a. gabungan partai politik yang memiliki kursi di DPRD yang bersangkutan; atau b. gabungan partai politik yang memiliki kursi di DPRD yang bersangkutan dengan

partai politik yang tidak memiliki kursi di DPRD yang bersangkutan; atau c. gabungan partai politik yang tidak memiliki kursi di DPRD yang bersangkutan.

(4) Dalam hal bakal pasangan calon diajukan oleh gabungan partai politik yang memiliki

kursi di DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, penghitungan pemenuhan persyaratan dilakukan dengan cara menjumlahkan perolehan kursi gabungan partai politik tersebut dan menghitung/menetapkan jumlah kursi paling rendah 15% (lima belas per seratus) dikalikan dengan jumlah kursi DPRD.

(5) Dalam hal bakal pasangan calon diajukan oleh gabungan partai politik yang memiliki

kursi di DPRD dengan partai politik yang tidak memiliki kursi di DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, pemenuhan persyaratan pengajuan calon harus dilakukan dengan cara menjumlahkan perolehan suara sah gabungan partai politik tersebut dan menghitung/menetapkan jumlah suara paling rendah 15% (lima belas per seratus) dikalikan dengan akumulasi suara sah partai politik diseluruh daerah pemilihan Anggota DPRD.

(6) Dalam hal bakal pasangan calon diajukan oleh gabungan partai politik yang tidak

memiliki kursi di DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c, pemenuhan persyaratan dilakukan dengan cara menjumlahkan perolehan suara sah gabungan partai politik tersebut dan menghitung/menetapkan jumlah suara paling rendah 15% (lima belas per seratus) dikalikan dengan akumulasi suara sah partai politik diseluruh daerah pemilihan Anggota DPRD.

Pasal 5

(1) Perhitungan perolehan kursi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a,

dilakukan dengan cara mengalikan jumlah kursi DPRD dengan angka 15% (lima belas perseratus).

(2) Dalam hal partai politik atau gabungan partai politik mengusulkan bakal pasangan calon

menggunakan ketentuan perolehan paling rendah 15% (lima belas perseratus) dari jumlah kursi DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), apabila hasil bagi jumlah kursi DPRD yang bersangkutan menghasilkan angka pecahan, perolehan 15% (lima belas perseratus) dari jumlah kursi dihitung dengan pembulatan ke atas.

109

Page 115: 2010 03 Sep 2010

Pasal 6

Data perolehan kursi dan suara sah partai politik atau gabungan partai politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, adalah : a. data perolehan kursi dalam Pemilu Anggota DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota yang

ditetapkan oleh KPU Provinsi/Kabupaten/Kota yang tercantum dalam dokumen Model Seri EA DPRD Provinsi dan Model Seri EB DPRD Kabupaten/Kota dalam Pemilu Tahun 2009.

b. data perolehan suara sah dalam Pemilu Anggota DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota yang

ditetapkan oleh KPU Provinsi/Kabupaten/Kota yang tercantum dalam dokumen Model Seri DC DPRD Provinsi dan Model Seri DB DPRD Kabupaten/Kota dalam Pemilu Tahun 2009.

Pasal 7

(1) Partai politik atau gabungan partai politik hanya dapat mengusulkan 1 (satu) bakal

pasangan calon. (2) Bakal pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang telah diusulkan oleh

partai politik atau gabungan partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak boleh dicalonkan lagi oleh partai politik atau gabungan partai politik lainnya.

(3) Partai politik atau gabungan partai politik yang sudah mengajukan bakal pasangan calon

dan sudah menandatangani kesepakatan pengajuan bakal pasangan calon, tidak dibenarkan menarik dukungan kepada bakal pasangan calon yang bersangkutan, dengan ketentuan apabila partai politik atau gabungan partai politik tetap menarik dukungan terhadap bakal pasangan calon yang bersangkutan, partai politik atau gabungan partai politik tersebut dianggap tetap mendukung bakal pasangan calon yang telah diajukan.

(4) Proses penjaringan bakal pasangan calon, dilakukan secara demokratis dan transparan

sesuai dengan mekanisme yang berlaku dalam partai politik atau gabungan partai politik yang bersangkutan.

(5) Dalam proses penetapan nama bakal pasangan calon, partai politik atau gabungan partai

politik wajib memperhatikan pendapat dan tanggapan masyarakat.

Paragraf 2

Perseorangan

Pasal 8

(1) Bakal pasangan calon perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, dapat mendaftarkan diri sebagai bakal pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur apabila memenuhi syarat dukungan, dengan ketentuan :

110

Page 116: 2010 03 Sep 2010

a. provinsi dengan jumlah penduduk sampai dengan 2.000.000 (dua juta) jiwa harus

didukung paling rendah 6,5% (enam koma lima per seratus); b. provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 2.000.000 (dua juta) sampai dengan

6.000.000 (enam juta) jiwa harus didukung paling rendah 5% (lima per seratus); c. provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 6.000.000 (enam juta) sampai dengan

12.000.000 (dua belas juta) jiwa harus didukung paling rendah 4% (empat per seratus); dan

d. provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 12.000.000 (dua belas juta ) jiwa harus didukung paling rendah 3% (tiga per seratus).

(2) Bakal pasangan calon perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b dapat

mendaftarkan diri sebagai bakal pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati atau pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota, apabila memenuhi syarat dukungan, dengan ketentuan : a. kabupaten/kota dengan jumlah penduduk sampai dengan 250.000 (dua ratus lima

puluh ribu) jiwa harus didukung paling rendah 6,5% (enam koma lima per seratus); b. kabupaten/kota dengan jumlah penduduk lebih dari 250.000 (dua ratus lima puluh

ribu) jiwa sampai dengan 500.000 (lima ratus ribu) jiwa harus didukung paling rendah 5% (lima per seratus);

c. kabupaten/kota dengan jumlah penduduk lebih dari 500.000 (lima ratus ribu) jiwa sampai dengan 1.000.000 (satu juta) jiwa harus didukung paling rendah 4% (empat per seratus); dan

d. kabupaten/kota dengan jumlah penduduk lebih dari 1.000.000 (satu juta) jiwa harus didukung paling rendah 3% (tiga per seratus).

(3) Jumlah dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus tersebar di lebih dari 50%

(lima puluh per seratus) jumlah kabupaten/kota di provinsi yang bersangkutan. (4) Jumlah dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus tersebar di lebih dari 50%

(lima puluh per seratus) jumlah kecamatan di kabupaten/kota yang bersangkutan. (5) Untuk keperluan penetapan syarat paling sedikit jumlah dukungan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota menetapkan persyaratan paling sedikit jumlah dukungan dengan Keputusan KPU Provinsi atau Keputusan KPU Kabupaten/Kota, untuk disampaikan kepada Pimpinan DPRD yang bersangkutan sebelum pendaftaran pasangan calon.

(6) Untuk penyusunan Keputusan KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota

sebagaimana dimaksud pada ayat (5) KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota mendasarkan pada jumlah penduduk yang disampaikan oleh Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten/Kota pada tanggal Keputusan tersebut diterbitkan atas permintaan tertulis KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota.

(7) Dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) dibuat dalam bentuk surat

dukungan yang disertai dengan fotokopi KTP atau dokumen kependudukan lainnya yang masih berlaku sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

111

Page 117: 2010 03 Sep 2010

(8) Dokumen kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (7), meliputi :

a. Kartu Keluarga ; atau b. Pasport ; atau c. Dokumen kependudukan lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. (9) Penduduk yang berhak memberikan dukungan adalah penduduk yang telah memenuhi

syarat sebagai pemilih, yaitu telah genap berusia 17 (tujuh belas) tahun atau lebih pada hari dan tanggal pemungutan suara atau sudah/pernah kawin.

Bagian Kedua

Persyaratan Bakal Pasangan Calon

Pasal 9

(1) Bakal Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Warga Negara Republik

Indonesia yang memenuhi syarat :

a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah;

c. berpendidikan paling rendah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas atau sederajat; d. berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun bagi calon Gubernur/Wakil Gubernur

dan berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun bagi calon Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota, pada saat pendaftaran;

e. sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari tim pemeriksa kesehatan;

f. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

g. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

h. mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di daerahnya; i. menyerahkan daftar kekayaan pribadi dan bersedia untuk diumumkan; j. tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan/atau secara

badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara; k. tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap; l. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau bagi yang belum mempunyai

NPWP wajib mempunyai bukti pembayaran pajak; m. menyerahkan daftar riwayat hidup lengkap yang memuat antara lain riwayat

pendidikan dan pekerjaan serta keluarga kandung, suami atau istri; n. belum pernah menjabat sebagai Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah selama 2

(dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama; dan o. tidak dalam status sebagai penjabat kepala daerah.

112

Page 118: 2010 03 Sep 2010

(2) Ketentuan berkenaan dengan syarat pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c :

a. paling rendah SLTA atau sederajat, bakal pasangan calon wajib melampirkan :

1) fotokopi ijazah yang dilegalisasi oleh sekolah yang bersangkutan; atau 2) fotokopi Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) yang dilegalisasi oleh sekolah yang

bersangkutan; atau 3) fotokopi surat keterangan berpendidikan sederajat SLTA yang dibuktikan dengan

surat tanda tamat belajar yang dilegalisasi oleh instansi yang berwenang yaitu Dinas Pendidikan Nasional dan/atau Kantor Departemen Agama di tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota (di wilayah lembaga pendidikan itu berada);

4) fotokopi ijazah SD, SLTP atau sederajat yang telah dilegalisasi oleh lembaga pendidikan yang berwenang.

b. dalam hal bakal calon mencantumkan riwayat pendidikan di atas SLTA atau

sederajat, bakal calon wajib menyertakan:

1) fotokopi ijazah perguruan tinggi negeri yang dilegalisasi oleh Dekan Fakultas/ Program Studi bersangkutan atau oleh pimpinan perguruan tinggi negeri bersangkutan; atau

2) fotokopi ijazah perguruan tinggi swasta yang dilegalisasi oleh pimpinan perguruan tinggi swasta bersangkutan.

3) legalisasi yang dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi negeri atau swasta yang baru, apabila perguruan tinggi negeri atau swasta tempat calon berkuliah telah berganti nama.

4) legalisasi yang dilakukan oleh Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (KOPERTIS)/Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Agama (KOPERTIS) di wilayah perguruan tinggi swasta itu berada, apabila perguruan tinggi swasta tempat calon berkuliah tidak beroperasi lagi.

5) fotokopi ijazah SLTA, SLTP, dan SD atau sederajat yang telah dilegalisasi oleh lembaga pendidikan yang berwenang.

c. dalam hal sekolah telah tidak ada lagi atau telah bergabung dengan sekolah lain,

fotokopi ijazah atau STTB harus dilegalisasi oleh Dinas Pendidikan Nasional atau Kantor Departemen Agama Provinsi/Kabupaten/Kota tempat sekolah dimaksud pernah berdiri.

d. dalam hal ijazah bakal calon karena sesuatu dan lain hal tidak dapat ditemukan atau

hilang, calon dapat menyertakan surat keterangan pengganti ijazah dari sekolah bersangkutan yang dilegalisasi oleh Dinas Pendidikan Nasional atau Kantor Departemen Agama Provinsi/Kabupaten/Kota tempat sekolah itu berdiri.

e. dalam hal ijazah bakal calon karena sesuatu dan lain hal tidak dapat ditemukan atau

hilang, sedangkan sekolah tempat calon bersekolah tidak beroperasi lagi, calon dapat menyertakan surat keterangan pengganti ijazah yang dikeluarkan oleh Dinas

113

Page 119: 2010 03 Sep 2010

Pendidikan Nasional atau Kantor Departemen Agama Provinsi/Kabupaten/Kota tempat sekolah itu berdiri.

f. apabila terdapat pengaduan atau laporan tentang ketidakbenaran ijazah bakal

pasangan calon di semua jenjang pendidikan setelah dilakukan penetapan pasangan calon oleh KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota, kewenangan atas laporan tersebut diserahkan kepada pengawas Pemilu dan kepolisian, sampai dengan terbitnya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

g. apabila putusan pengadilan tentang ketidakbenaran ijazah calon sebagaimana

dimaksud pada huruf f telah memperoleh kekuatan hukum tetap, keabsahan ijazah yang digunakan bakal pasangan calon pada saat pendaftaran calon dinyatakan tidak berlaku, dan calon yang bersangkutan dinyatakan tidak lagi memenuhi syarat.

Pasal 10

(1) Pemenuhan persyaratan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9, dilengkapi dengan bukti :

a. surat pernyataan yang dibuat dan ditandatangani oleh calon sendiri, sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf h, huruf n, dan huruf o;

b. surat keterangan hasil pemeriksaan kemampuan secara rohani dan jasmani dari Tim Pemeriksa kesehatan yang ditetapkan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota, sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf e;

c. surat keterangan tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dari Lurah/Kepala Desa atau sebutan lain yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal calon dan fotokopi KTP;

d. surat tanda terima laporan harta kekayaan penyelenggara negara dari instansi yang berwenang memeriksa laporan harta kekayaan penyelenggara negara untuk keperluan pencalonan dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i;

e. surat keterangan tidak sedang memiliki tanggungan hutang secara perseorangan dan/atau secara badan hukum yang menjadi tanggungjawabnya yang merugikan keuangan negara dari pengadilan negeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal calon sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf j;

f. surat keterangan tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dari pengadilan niaga/negeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal calon sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf k;

g. surat keterangan tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dari pengadilan negeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal calon sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf g;

114

Page 120: 2010 03 Sep 2010

h. fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama calon, tanda terima penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi atas nama calon, untuk masa 5 (lima) tahun terakhir atau sejak calon menjadi wajib pajak, dan tanda bukti tidak mempunyai tunggakan pajak dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat calon yang bersangkutan terdaftar, sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf l;

i. daftar riwayat hidup calon dibuat dan ditandatangani oleh calon dan diketahui oleh pimpinan partai politik atau gabungan partai politik, sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf m;

j. daftar riwayat hidup calon perseorangan dibuat dan ditandatangani oleh calon yang bersangkutan;

k. surat keterangan tidak pernah dipidana penjara karena melakukan tindak pidana makar berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dari pengadilan negeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal calon sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf b;

l. fotokopi KTP; m. fotokopi Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB), yang telah dilegalisasi oleh

instansi yang berwenang, sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c;

n. surat keterangan tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih dari pengadilan negeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf f; dan

o. pasfoto terbaru calon ukuran 4 cm x 6 cm berwarna dan hitam putih masing-masing 4 (empat) lembar, sesuai dengan ciri khas yang bersangkutan.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf n tidak berlaku bagi bakal calon

Gubernur/Wakil Gubernur atau bakal calon Bupati/Wakil Bupati atau bakal calon Walikota/Wakil Walikota, dengan ketentuan wajib memenuhi syarat bersifat kumulatif, yaitu :

a. bakal calon yang bersangkutan telah selesai menjalani pidana penjara berdasarkan

putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih, dengan ketentuan waktu bakal calon yang bersangkutan selesai menjalani pidana penjara sampai dengan dimulainya jadwal waktu pendaftaran pasangan calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (7) Undang-Undang paling singkat 5 (lima) tahun, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan yang bersangkutan;

b. bakal calon yang bersangkutan secara terbuka dan jujur mengemukakan kepada publik bahwa yang bersangkutan mantan narapidana, yang dibuktikan dengan surat pernyataan yang bersangkutan yang dimuat pada surat kabar lokal/nasional dan dibuat oleh pimpinan surat kabar yang bersangkutan; dan

c. bakal calon yang bersangkutan bukan sebagai pelaku kejahatan yang berulang-ulang, yang dibuktikan dengan surat keterangan catatan kepolisian paling rendah setingkat Kepolisian Resort.

115

Page 121: 2010 03 Sep 2010

(3) Terhadap pemenuhan syarat calon belum pernah menjabat sebagai Kepala Daerah atau

Wakil Kepala Daerah selama 2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama dibuktikan dengan keputusan pelantikan dalam jabatan Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah yang menyatakan bahwa calon yang bersangkutan belum pernah menjabat secara berturut-turut atau tidak berturut-turut di daerah yang sama atau di daerah lain, dengan ketentuan :

a. perhitungan 2 (dua) kali masa jabatan dihitung berdasarkan jumlah pelantikan dalam jabatan yang sama, yaitu masa jabatan pertama selama 5 (lima) tahun penuh dan masa jabatan kedua paling singkat selama 2 ½ (dua setengah) tahun, dan sebaliknya;

b. dalam jabatan yang sama sebagaimana dimaksud pada huruf a, adalah jabatan gubernur dengan gubernur, jabatan wakil gubernur dengan wakil gubernur, jabatan bupati/walikota dengan bupati/walikota, dan jabatan wakil bupati/wakil walikota dengan wakil bupati/wakil walikota;

c. ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, berlaku untuk : 1) Jabatan Gubernur/Wakil Gubernur atau Bupati/Wakil Bupati atau Walikota/

Wakil Walikota yang dipilih secara langsung melalui pemilihan umum, dan yang diangkat oleh DPRD Provinsi atau DPRD Kabupaten/Kota;

2) Jabatan Gubernur/Wakil Gubernur atau Bupati/Wakil Bupati atau Walikota/ Wakil Walikota karena perubahan nama provinsi atau kabupaten/kota.

Pasal 11

Gubernur/Wakil Gubernur/Bupati/Wakil Bupati/Walikota/Wakil Walikota yang masih menjabat sebagai Gubernur/Wakil Gubernur/Bupati/Wakil Bupati/Walikota/Wakil Walikota dan dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik atau mencalonkan diri secara perseorangan menjadi calon Gubernur/Wakil Gubernur/Bupati/Wakil Bupati/ Walikota/Wakil Walikota berlaku ketentuan Pasal 59 ayat (5) huruf h dan huruf i Undang-Undang, wajib menyampaikan surat pemberitahuan :

a. kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri untuk Gubernur dan Wakil Gubernur; b. kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur untuk Bupati dan Wakil Bupati/

Walikota dan Wakil Walikota.

Pasal 12

(1) Laporan harta kekayaan penyelenggara negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf d dilengkapi dengan bukti-bukti yang sah, dapat disampikan langsung oleh bakal calon yang bersangkutan atau melalui pos kepada Komisi Pemberantasan Korupsi atau disampaikan kepada KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota, dan selanjutnya diteruskan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi.

(2) Tanda bukti penyampaian laporan harta kekayaan penyelenggara negara yang

disampaikan langsung oleh bakal calon yang bersangkutan atau melalui pos kepada Komisi Pemberantasan Korupsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diserahkan kepada KPU Privnisi dan/atau KPU Kabupaten/Kota pada masa pendaftaran pasangan calon dan/atau masa perbaikan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (3), ayat (3a), dan ayat (3b) Undang-Undang.

116

Page 122: 2010 03 Sep 2010

(3) Tanda bukti penyampaian laporan harta kekayaan penyelenggara negara beserta bukti-

bukti yang sah dari Komisi Pemberantasan Korupsi atau penyampaian laporan harta kekayaan penyelenggara negara beserta bukti-bukti yang sah kepada KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diserahkan oleh bakal calon pada masa pendaftaran pasangan calon dan/atau masa perbaikan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (3), ayat (3a), dan ayat (3b) Undang-Undang.

Pasal 13

(1) Penjabat Kepala Daerah tidak dapat menjadi calon Gubernur/Wakil Gubernur atau

Bupati/Wakil Bupati atau Walikota/Wakil Walikota. (2) Anggota KPU, Anggota KPU Provinsi atau Anggota KPU Kabupaten/Kota dan Anggota

Badan Pengawas Pemilu, Panitia Pengawas Pemilu Provinsi, atau Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota dapat dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik menjadi calon Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah, apabila yang bersangkutan dinyatakan tidak lagi memenuhi syarat sebagai Anggota KPU, Anggota KPU Provinsi atau Anggota KPU Kabupaten/Kota dan Anggota Badan Pengawas Pemilu, Panitia Pengawas Pemilu Provinsi, atau Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/ Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf i atau Pasal 86 huruf i Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007, dengan menyampaikan keputusan pemberhentian pada saat pendaftaran bakal pasangan calon.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk calon perseorangan.

BAB III

TATA CARA PENDAFTARAN BAKAL PASANGAN CALON

Bagian Kesatu

Pengajuan Bakal Pasangan Calon Partai Politik dan/atau Gabungan Partai Politik

Pasal 14

(1) KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan Keputusan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota berkenaan dengan persyaratan jumlah kursi atau suara sah paling sedikit untuk dapat mengajukan bakal pasangan calon kepada Pimpinan DPRD yang bersangkutan.

(2) KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota mengumumkan pendaftaran bakal pasangan

calon dari partai politik atau gabungan partai politik melalui media cetak dan media eletronik setempat selama 2 (dua) hari.

(3) Dalam pengumuman pendaftaran bakal pasangan calon dari partai politik atau

gabungan partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat (2), perlu dicantumkan Keputusan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

117

Page 123: 2010 03 Sep 2010

(4) Partai politik atau gabungan partai politik mendaftarkan bakal pasangan calon Gubernur

dan Wakil Gubernur atau pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati atau pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota kepada KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota selama masa pendaftaran.

(5) Masa pendaftaran bakal pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling

lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak pengumuman pendaftaran bakal pasangan calon. (6) KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dalam pendaftaran bakal pasangan calon dari

partai politik atau gabungan partai politik bertugas :

a. menerima berkas pendaftaran dari bakal pasangan calon dari partai politik atau gabungan partai politik yang bersangkutan.

b. mencatat dalam buku registrasi :

1) nama bakal pasangan calon; 2) hari, tanggal dan waktu penerimaan; 3) alamat dan nomor telepon bakal pasangan calon;

c. memeriksa berkas kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10. d. memberikan tanda bukti penerimaan pendaftaran sebagai bakal pasangan calon dari

partai politik atau gabungan partai politik; (7) KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dapat menolak pendaftaran bakal pasangan

calon, apabila ternyata tidak memenuhi ketentuan jumlah kursi paling sedikit atau jumlah suara sah paling sedikit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dengan mengembalikan berkas pendaftaran bakal pasangan calon kepada partai politik atau gabungan partai politik untuk diperbaiki dan/atau dilengkapi selama masa pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (5) atau dalam jangka waktu perbaikan persyaratan bakal calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (3) Undang-Undang.

Pasal 15

(1) Partai politik atau gabungan partai politik dalam mendaftarkan bakal pasangan calon

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, wajib menyerahkan surat pencalonan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik atau para pimpinan partai politik yang bergabung, yaitu Ketua dan Sekretaris partai politik atau para Ketua dan para Sekretaris partai politik atau sebutan lain yang bergabung, dengan menggunakan formulir Model B – KWK.KPU PARTAI POLITIK, dengan ketentuan nama lengkap bakal pasangan calon ditulis sama dengan nama lengkap bakal pasangan calon sebagaimana tercantum dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP).

(2) Surat pencalonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib dilampiri :

a. surat pernyataan kesepakatan partai politik yang bergabung untuk mencalonkan bakal pasangan calon;

118

Page 124: 2010 03 Sep 2010

b. surat pernyataan tidak akan menarik pencalonan atas bakal pasangan calon yang dicalonkan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik atau para pimpinan partai politik yang bergabung;

c. surat pernyataan kesediaan sebagai calon Gubernur/Wakil Gubernur atau calon Bupati/Wakil Bupati atau calon Walikota/Wakil Walikota secara berpasangan dalam satu kesatuan;

d. surat pernyataan tidak akan mengundurkan diri sebagai bakal pasangan calon; e. surat pernyataan kesanggupan mengundurkan diri dari jabatan pimpinan/anggota

DPR, DPD dan DPRD, pengurus perusahaan swasta, perusahaan milik negara/daerah, yayasan, advokat dan kuasa hukum atau profesi bidang lain, apabila terpilih menjadi Gubernu/Wakil Gubernur atau Bupati/Wakil Bupati atau Walikota/ Wakil Walikota sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

f. surat pernyataan pengunduran diri sejak pendaftaran dari jabatan negeri bagi calon yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil, Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, yaitu surat pernyataan yang bersangkutan tidak aktif dalam jabatan struktural atau jabatan fungsional yang disampaikan kepada atasan langsungnya untuk diketahui;

g. surat keputusan pemberhentian sebagai Anggota KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota dan Anggota Badan Pengawas Pemilu, Panitia Pengawas Pemilu Provinsi, atau Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota atau copy kartu tanda anggota partai politik yang dilegalisir oleh pimpinan partai politik bagi Anggota KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota dan Anggota Badan Pengawas Pemilu, Panitia Pengawas Pemilu Provinsi, atau Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota;

h. surat pernyataan bersedia tidak aktif dalam jabatannya sejak pendaftaran bagi pimpinan DPRD yang mencalonkan diri sebagai Gubernur/Wakil Gubernur atau Bupati/Wakil Bupati atau Walikota/Wakil Walikota di wilayah kerjanya;

i. surat pemberitahuan kepada pimpinan bagi Anggota DPR, DPD, dan DPRD yang mencalonkan diri sebagai calon Gubernur/Wakil Gubernur atau Bupati/Wakil Bupati atau Walikota/Wakil Walikota;

j. Surat pemberitahuan kepada Presiden/Menteri Dalam Negeri melalui Menteri Dalam Negeri/Gubernur bagi Gubernur dan Wakil Gubernur/Bupati dan Wakil Bupati/Walikota dan Wakil Walikota yang mencalonkan diri sebagai calon Gubernur/Wakil Gubernur/Bupati/Wakil Bupati/Walikota/Wakil Walikota;

k. kelengkapan persyaratan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10; dan

l. naskah visi, misi dan program dari bakal pasangan calon secara tertulis.

Pasal 16

(1) Pemeriksaan kemampuan sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari tim pemeriksa kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf e dan Pasal 10 ayat (1) huruf b hanya dilakukan oleh Tim Dokter Pemeriksa Khusus dari dan dilakukan di rumah sakit umum pemerintah berdasarkan rekomendasi pengurus Ikatan Dokter Indonesia setempat, yang selanjutnya ditunjuk oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dengan Keputusan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota, yang mengacu panduan teknis penilaian kemampuan rohani dan jasmani sebagaimana dimaksud dalam nota kesepahaman antara KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dengan pengurus Ikatan Dokter Indonesia setempat.

119

Page 125: 2010 03 Sep 2010

(2) Apabila rumah sakit umum pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan penelitian pengurus Ikatan Dokter Indonesia setempat ternyata kelengkapan instalasi untuk keperluan pemeriksaan kemampuan sehat jasmani dan rohani belum lengkap atau tidak lengkap, pengurus Ikatan Dokter Indonesia setempat dapat merekomendasikan selain rumah sakit umum pemerintah, sepanjang rumah sakit yang direkomendasi tersebut dibiayai oleh negara.

(3) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Tim Dokter

Pemeriksa Khusus kepada KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota sebagai pembuktian kebenaran kelengkapan persyaratan calon.

(4) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat final, yaitu tidak

dimungkinkan lagi untuk dilakukan pemeriksaan yang sama di rumah sakit yang sama atau di rumah sakit lain sebagai pembanding.

(5) Apabila pada kabupaten/kota belum terbentuk pengurus Ikatan Dokter Indonesia, KPU

Kabupaten/Kota dapat menggunakan pengurus Ikatan Dokter Indonesia pada kabupaten/kota terdekat atau pada provinsi yang wilayah kerjanya meliputi kabupaten/ kota yang bersangkutan.

Pasal 17

(1) Pada saat pendaftaran bakal pasangan calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15,

partai politik atau gabungan partai politik mendaftarkan daftar nama tim kampanye dan mendaftarkan rekening khusus dana kampanye yang dibuat pada 1 (satu) bank.

(2) Bakal pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus hadir pada saat

pendaftaran. (3) Apabila salah seorang atau kedua-duanya bakal pasangan calon tidak hadir, pendaftaran

yang disampaikan oleh partai politik atau gabungan partai politik tidak diterima, kecuali ketidakhadiran tersebut disebabkan halangan yang tidak dapat dihindari yang dibuktikan berdasarkan surat keterangan dari yang berwenang.

(4) KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota memberikan tanda terima kepada partai politik

atau gabungan partai politik yang mendaftarkan bakal pasangan calon dan tim kampanye.

Pasal 18

Tim Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1), dapat dibentuk secara berjenjang, di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Kecamatan, dengan ketentuan : a. tingkat Provinsi, didaftarkan kepada KPU Provinsi; b. tingkat Kabupaten/Kota, didaftarkan kepada KPU Kabupaten/Kota; dan c. tingkat Kecamatan, didaftarkan kepada PPK.

120

Page 126: 2010 03 Sep 2010

Pasal 19

Surat pencalonan beserta lampirannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dimasukkan ke dalam map, dan ditulis dengan huruf kapital nama bakal pasangan calon serta partai politik atau gabungan partai politik yang mencalonkan.

Bagian Kedua

Pengajuan Bakal Pasangan Calon Perseorangan

Paragraf 1

Tata Cara Pendaftaran

Pasal 20

(1) KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota mengumumkan pendaftaran dan/atau

penyerahan dukungan bakal pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur atau Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota dari pasangan calon perseorangan melalui media massa dan/atau bentuk media lainnya, sebelum penyerahan daftar dukungan kepada PPS.

(2) Dalam pengumuman pendaftaran dan/atau penyerahan dukungan bakal pasangan calon

perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib dicantumkan :

a. Keputusan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (5) tentang jumlah dukungan paling sedikit dan tersebar di setengah atau lebih jumlah kabupaten/kota pada provinsi yang bersangkutan untuk pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur atau tersebar di setengah atau lebih jumlah kecamatan pada kabupaten/kota yang bersangkutan untuk pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota;

b. kesempatan untuk melengkapi dan/atau memperbaiki jumlah dukungan paling sedikit dan jumlah paling sedikit sebaran dukungan dalam masa pendaftaran dan/ atau penyerahan dukungan;

c. tempat pendaftaran dan/atau penyerahan dukungan, persyaratan administrasi, dan waktu paling lambat penyerahan dokumen dukungan oleh bakal pasangan calon kepada KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dan PPS;

d. contoh formulir dukungan pasangan calon sebagaimana dimaksud dalam Formulir Model B1 – KWK.KPU PERSEORANGAN.

(3) KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan pengumuman pendaftaran

dan/atau penyerahan dukungan bakal pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur atau pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati atau pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota dari perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), melakukan kegiatan :

a. bimbingan teknis kepada KPU Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS di wilayah kerjanya

mengenai pelaksanaan verifikasi dokumen persyaratan calon perseorangan sebelum penyerahan daftar dukungan kepada PPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59a

121

Page 127: 2010 03 Sep 2010

ayat (4) Undang-Undang untuk Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, atau Walikota dan Wakil Walikota;

b. memberitahukan kepada KPU Kabupaten/Kota, PPK dan PPS di wilayah kerjanya

mengenai pelaksanaan verifikasi dokumen persyaratan calon perseorangan sebelum penyerahan daftar dukungan kepada PPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59a ayat (3) Undang-Undang.

(4) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan paling

lama 5 (lima) hari sebelum waktu paling lama penyerahan daftar dukungan kepada PPS yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59A ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang.

(5) Dalam pelaksanaan pendaftaran dan/atau penyerahan dokumen dukungan calon

Gubernur dan Wakil Gubernur atau Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota dari perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ditentukan :

a. bakal pasangan calon Gubernur/Wakil Gubernur dari perseorangan menyerahkan

dokumen dukungan calon perseorangan kepada PPS paling lama 29 (dua puluh sembilan) hari sebelum pendaftaran bakal pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur dari perseorangan kepada KPU Provinsi, dengan ketentuan : 1) surat pernyataan memberikan dukungan kepada bakal pasangan calon yang

ditandatangani atau cap jempol oleh pendukung secara kolektif atau individu terhadap bakal pasangan calon, yang diketahui dan atau disetujui oleh bakal pasangan calon di atas kertas bermaterai cukup, dengan menggunakan formulir Model B 1 – KWK.KPU PERSEORANGAN;

2) fotokopi KTP atau dokumen kependudukan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang dari masing-masing pendukung;

3) dokumen kependudukan lainnya sebagaimana dimaksud pada angka 2) tidak dibenarkan dikeluarkan secara kolektif dalam satu dokumen surat keterangan kependudukan untuk sejumlah pendukung; dan

4) pengisian identitas pendukung sebagaimana dimaksud pada angka 1), terdiri dari nama, nomor KTP/NIK atau identitas lain, umur/tempat tanggal lahir, alamat, dan tanda tangan.

b. bakal pasangan Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota dari

perseorangan menyerahkan dokumen dukungan calon perseorangan kepada PPS paling lama 22 (dua puluh dua) hari sebelum pendaftaran bakal pasangan calon Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota dari perseorangan kepada KPU Kabupaten/Kota, dengan ketentuan :

1) surat pernyataan memberikan dukungan kepada bakal pasangan calon yang

ditandatangani atau cap jempol oleh pendukung secara kolektif atau individu terhadap bakal pasangan calon, yang diketahui dan atau disetujui oleh bakal pasangan calon di atas kertas bermaterai cukup atau kertas segel, dengan menggunakan formulir Model B 1 – KWK.KPU PERSEORANGAN.

122

Page 128: 2010 03 Sep 2010

2) fotokopi KTP atau surat keterangan identitas kependudukan lainnya yang sah dikeluarkan oleh paling rendah lurah/kepala desa atau sebutan lainnya dari masing-masing pendukung.

3) surat keterangan tanda penduduk yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada angka 2) bagi masing-masing penduduk yang belum memiliki KTP, dan tidak dikeluarkan secara kolektif dalam satu dokumen surat keterangan kependudukan untuk sejumlah pendukung.

Pasal 21

(1) KPU Provinsi memberitahukan kepada PPS di wilayah kerjanya mengenai nama-nama

pasangan calon yang akan menyerahkan dokumen dukungan, paling lama 29 (dua puluh sembilan) hari sebelum pendaftaran bakal pasangan calon untuk penyelenggaraan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur.

(2) KPU Kabupaten/Kota memberitahukan kepada PPS di wilayah kerjanya mengenai

nama-nama pasangan calon yang akan menyerahkan dokumen dukungan, paling lama 22 (dua puluh dua) hari sebelum pendaftaran bakal pasangan calon untuk penyelenggaraan Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota.

Pasal 22

(1) Bakal pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur dari perseorangan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 20 ayat (5) huruf a, menyerahkan dokumen dukungan calon perseorangan dalam bentuk hardcopy dalam rangkap 3 (tiga) dan softcopy kepada KPU Provinsi dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sebelum pendaftaran bakal pasangan calon untuk penyelenggaraan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur.

(2) Bakal pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota dari

perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (5) huruf b, menyerahkan dokumen dukungan calon perseorangan dalam bentuk hardcopy dalam rangkap 3 (tiga) dan softcopy kepada KPU Kabupaten/Kota dalam waktu paling lama 23 (dua puluh tiga) hari sebelum pendaftaran bakal pasangan calon untuk penyelenggaraan Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota.

(3) Dokumen dukungan calon perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (2), dibuat dalam 3 (tiga) rangkap, dengan ketentuan :

a. 1 (satu) rangkap diserahkan kepada KPU Kabupaten/Kota atau KPU Provinsi; b. 1 (satu) rangkap dan fotocopy KTP pendukung disampaikan kepada PPS oleh bakal

pasangan calon; dan c. 1 (satu) rangkap untuk arsip yang bersangkutan. Masing-masing rangkap huruf a dan huruf b dibuat asli.

(4) Dokumen dukungan pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat (3), berisi :

123

Page 129: 2010 03 Sep 2010

a. nama lengkap bakal pasangan calon; b. rekapitulasi jumlah dukungan untuk masing-masing kabupaten/kota atau kecamatan;

dan c. nama kabupaten/kota atau kecamatan yang merupakan wilayah tempat tinggal

pendukung.

(5) KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota setelah menerima dokumen dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), memberi tanda bukti penerimaan berkas kepada bakal pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur atau Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota dari perseorangan dengan membubuhkan cap pada masing-masing rangkap, dengan ketentuan : a. pemenuhan syarat dukungan dalam rekapitulasi jumlah dukungan memenuhi

ketentuan Pasal 59 ayat (2a) atau ayat (2b) Undang-Undang atau lebih ; b. pemenuhan syarat jumlah dukungan dalam rekapitulasi jumlah dukungan memenuhi

ketentuan Pasal 59 ayat (2c) dan ayat (2d) Undang-Undang atau lebih.

Pasal 23

Pelaksanaan verifikasi administrasi dan verifikasi faktual terhadap dokumen dukungan oleh PPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, ditentukan : a. paling lama 21 (dua puluh satu) hari sebelum tanggal pendaftaran pasangan calon untuk

pemilu pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota; b. paling lama 28 (dua puluh delapan) hari sebelum tanggal pendaftaran pasangan calon

untuk pemilu pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur.

Pasal 24 (1) Penyampaian syarat dukungan yang dilakukan pada batas akhir jadwal waktu

penyampaian syarat dukungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) dan ayat (2), dan ternyata jumlah dukungan kurang dari jumlah dukungan paling sedikit dan/atau tidak memenuhi ketentuan sebaran dukungan, pasangan calon yang bersangkutan dinyatakan tidak memenuhi syarat dukungan serta tidak dapat mendaftar sebagai pasangan calon.

(2) Keputusan penolakan syarat dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dituangkan dalam berita acara dengan mencantumkan jumlah dukungan yang diajukan dan jumlah kekurangan dukungan yang harus dipenuhi untuk mencapai batas paling sedikit jumlah dukungan yang ditetapkan dan/tidak memenuhi ketentuan paling sedikit sebaran dukungan.

Pasal 25

(1) Apabila salah seorang dari pasangan calon perseorangan mengundurkan diri pada masa

verifikasi dukungan dan diganti dengan nama calon baru, dinyatakan tidak memenuhi syarat dukungan, dengan ketentuan :

124

Page 130: 2010 03 Sep 2010

a. Pendukung yang semula mendukung pasangan calon yang lama, menyatakan tidak

mendukung lagi pasangan calon yang baru; b. jumlah pendukung yang menyatakan masih tetap mendukung pasangan calon

sebelumnya, tidak memenuhi batas minimal syarat dukungan yang ditetapkan.

(2) Apabila jumlah pendukung yang masih memberikan dukungan kepada pasangan calon sebelumnya, masih memenuhi ketentuan paling sedikit jumlah dukungan atau lebih, verifikasi administrasi dan verifikasi faktual yang sedang berjalan tetap dilanjutkan oleh PPS atau PPK atau KPU Kabupaten/Kota atau KPU Provinsi, dan sebaliknya.

(3) Nama-nama pendukung yang sudah tidak bersedia lagi memberikan dukungan kepada

pasangan calon yang baru sebagaimana dimaksud pada ayat (2), oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota disampaikan kepada PPS agar nama-nama pendukung tersebut dicoret dari daftar dukungan apabila PPS telah melakukan verifikasi administrasi dan verifikasi faktual serta nama-nama pendukung tersebut dinyatakan memenuhi syarat.

(4) Apabila PPS belum atau sedang melakukan verifikasi administrasi dan/atau verifikasi

faktual, nama-nama pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dicoret dari daftar dukungan dan tidak perlu dilakukan verifikasi.

Pasal 26

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, berlaku secara mutatis mutandis apabila : a. salah seorang dari pasangan calon perseorangan mengundurkan diri setelah berakhirnya

masa verifikasi dukungan dan telah dinyatakan memenuhi syarat dukungan sampai dengan sebelum pendaftaran pasangan calon;

b. salah seorang dari pasangan calon perseorangan mengundurkan diri dan mengubah posisi

pencalonannya dari semula sebagai calon Gubernur/Bupati/Walikota menjadi calon Wakil Gubernur/Wakil Bupati/Wakil Walikota atau sebaliknya, yang dilakukan pada masa verifikasi dukungan;

c. salah seorang dari pasangan calon perseorangan mengundurkan diri setelah berakhirnya

masa verifikasi dukungan dan telah dinyatakan memenuhi syarat dukungan sampai dengan sebelum pendaftaran pasangan calon dan dilakukan perubahan posisi pencalonan dari yang semula sebagai calon Gubernur/Bupati/Walikota menjadi calon Wakil Gubernur/Wakil Bupati/Wakil Walikota atau sebaliknya.

Paragraf 2

Tata Cara Verifikasi Dukungan

Pasal 27

(1) PPS setelah menerima pemberitahuan dari KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dan

persyaratan rekapitulasi dukungan beserta lampirannya dari bakal pasangan calon

125

Page 131: 2010 03 Sep 2010

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dan Pasal 21, segera melaksanakan verifikasi dokumen dukungan bakal pasangan calon perseorangan dan penyusunan berita acara verifikasi paling lama 14 (empat belas) hari sejak 1 (satu) hari setelah dokumen dukungan diserahkan oleh bakal pasangan calon.

(2) Sejak penyerahan dokumen dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendukung

pasangan calon tidak dapat menarik kembali dukungannya terhadap bakal pasangan calon perseorangan.

(3) Apabila seorang atau lebih pendukung menarik dukungan sejak penyerahan dokumen

dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penarikan dukungan tersebut tidak mempengaruhi terhadap jumlah dukungan.

Pasal 28

(1) Verifikasi dokumen dukungan bakal pasangan calon perseorangan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 27, dilakukan melalui verifikasi administrasi dan faktual (2) Verifikasi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan selama 3

(tiga) hari, dengan meneliti kebenaran dan keabsahan jumlah dan daftar nama pendukung, nomor KTP/NIK atau surat keterangan identitas kependudukan lainnya yang sah dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang paling rendah lurah/kepala desa atau sebutan lainnya, alamat, tanda tangan atau cap jempol masing-masing pendukung, dengan mencocokkan data yang terdapat pada fotokopi KTP atau dokumen kependudukan lainnya yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.

(3) Dalam pelaksanaan verifikasi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

apabila :

a. ditemukan ketidakbenaran data, nama pendukung dikeluarkan dari daftar dukungan; b. pendukung menarik kembali dukungan yang telah diberikan kepada pasangan calon

tertentu, nama pendukung yang bersangkutan dikeluarkan dari daftar dukungan; c. ditemukan berupa dukungan ganda, nama pendukung ganda tersebut dihapus; d. dalam surat dukungan ditemukan nama dan tanda tangan pendukung, dan berisi

lampiran identitas kependudukan yang masa berlakunya telah berakhir sebelum batas akhir penyerahan daftar dukungan, nama pendukung dikeluarkan dari daftar dukungan;

e. dalam surat dukungan tidak terdapat tanda tangan atau cap jempol pendukung, nama pendukung dikeluarkan dari daftar dukungan;

f. ditemukan berulang-ulang nama pendukung yang berbeda, tetapi menggunakan nomor kartu tanda penduduk atau dokumen kependudukan yang sama, nama pendukung tersebut dikeluarkan dari daftar dukungan;

g. ditemukan surat dukungan kolektif tanpa materai, seluruh dukungan dalam dokumen tersebut dinyatakan tidak berlaku;

h. ditemukan surat dukungan kolektif yang tidak berisi tanda tangan asli pasangan calon, seluruh dukungan dalam dokumen tersebut dinyatakan tidak berlaku;

i. ditemukan surat dukungan yang tidak dilampiri identitas kependudukan, nama pendukung tersebut dicoret;

126

Page 132: 2010 03 Sep 2010

j. ditemukan nama pendukung dalam lembar dukungan berbeda dengan nama yang tertera dalam fotokopi identitas kependudukan, nama pendukung tersebut dikeluarkan dari daftar dukungan;

k. ditemukan fotokopi identitas kependudukan yang beralamat di desa/kelurahan yang berbeda dengan lokasi PPS yang bersangkutan, nama pendukung tersebut dikeluarkan dari daftar dukungan;

l. ditemukan pengisian data pendukung yang tidak lengkap sebagaimana dimaksud pada Pasal 21 ayat (1) huruf a dan huruf b angka 4), nama pendukung tersebut dikeluarkan dari daftar dukungan.

Pasal 29

(1) Verifikasi faktual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dilakukan setelah

verifikasi administrasi selesai, yaitu melaksanakan kegiatan pencocokan dan penelitian mengenai kebenaran dukungan terhadap bakal pasangan calon perseorangan.

(2) Verifikasi faktual sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan selama 9

(sembilan) hari, dengan mencocokan dan meneliti secara langsung setiap nama pendukung untuk seluruh pendukung bakal pasangan calon atau dengan mengumpulkan para pendukung pada tanggal dan waktu yang sama atau mendatangi alamat pendukung, untuk membuktikan kebenaran dukungan terhadap bakal pasangan calon.

(3) Dalam verifikasi faktual sebagaimana dimaksud pada ayat (2), apabila dalam daftar

nama pendukung terdapat nama yang menyatakan tidak memberikan dukungan kepada bakal pasangan calon, pendukung yang bersangkutan mengisi formulir Model B 8-KWK-KPU PERSEORANGAN, dan namanya dicoret dari daftar dukungan serta tidak dapat diganti.

(4) PPS dalam melakukan verifikasi faktual secara kolektif sebagaimana dimaksud pada ayat

(2), mengundang seluruh pendukung di desa/kelurahan, pada tempat dan waktu yang telah ditentukan, untuk mencocokan dan meneliti kebenaran dukungan tersebut, berkoordinasi dengan tim kampanye pasangan calon.

(5) Apabila tim kampanye pasangan calon tidak dapat menghadirkan seluruh pendukung,

sebagaimana dimaksud pada ayat (4), yang diverifikasi faktual adalah pendukung yang hadir, dan pendukung yang tidak hadir, diberi kesempatan untuk datang langsung ke petugas PPS untuk membuktikan dukungannya paling lama 3 (tiga) hari sebelum batas akhir verifikasi faktual, serta apabila sampai dengan batas waktu tersebut pendukung tidak hadir, dinyatakan tidak memenuhi syarat.

(6) Apabila pendukung tidak memberikan dukungan terhadap pasangan calon tertentu,

tetapi pendukung tersebut tidak bersedia mengisi formulir Model B 8-KWK-KPU PERSEORANGAN, dukungan tetap dinyatakan memenuhi syarat.

(7) PPS dapat meminta kepada pendukung untuk menunjukkan identitas kependudukan

yang asli apabila terdapat bukti fotokopi identitas yang disertakan meragukan.

127

Page 133: 2010 03 Sep 2010

(8) Apabila ternyata alamat yang dicantumkan fiktif dan tempat tinggal pendukung tidak ditemukan, dukungan dinyatakan tidak memenuhi syarat.

(9) Dalam pelaksanaan verifikasi faktual sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPS dapat

mengangkat petugas verifikasi dari Rukun Tetangga (RT)/Rukun Warga (RW) setempat sesuai kebutuhan.

Pasal 30

(1) Apabila ditemukan lebih dari satu nomor KTP atau dokumen kependudukan yang sama

atas nama pendukung yang sama atau tidak sama dalam satu kelurahan/desa atau sebutan lain, dan memberikan dukungan kepada satu pasangan calon atau pasangan calon lain, maka kedua dukungan tersebut dinyatakan batal.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku untuk tingkat antar

desa/kelurahan yang dilaksanakan PPK, tingkat antar kecamatan yang dilaksanakan KPU Kabupaten/Kota dan tingkat antar Kabupaten/Kota yang dilaksanakan KPU Provinsi.

Pasal 31

(1) Hasil verifikasi oleh PPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 dan Pasal 29 dibuat

berita acara yang ditandatangani oleh Ketua dan Anggota PPS paling lama 2 (dua) hari setelah batas akhir verifikasi.

(2) Berita Acara hasil verifikasi oleh PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dalam

rangkap 3 (tiga), dengan ketentuan :

a. 1 (satu) rangkap untuk disampaikan kepada masing-masing bakal pasangan calon; b. 1 (satu) rangkap disampaikan kepada PPK untuk seluruh bakal pasangan calon,

dengan dilampiri semua berkas daftar dukungan beserta lampirannya; c. 1 (satu) rangkap untuk arsip PPS.

Pasal 32

(1) PPK setelah menerima berita acara dan lampirannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) huruf b, segera melakukan verifikasi dan rekapitulasi.

(2) Verifikasi oleh PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah verifikasi jumlah

dukungan bakal pasangan calon untuk menghindari adanya seseorang yang memberikan dukungan lebih dari 1 (satu) bakal pasangan calon dan adanya informasi manipulasi dukungan.

(3) Verifikasi oleh PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan paling lama 7

(tujuh) hari setelah Berita Acara dan lampirannya diterima dari PPS. (4) Apabila ditemukan adanya seseorang yang memberikan dukungan kepada lebih dari

1 (satu) bakal pasangan calon dan/atau adanya informasi manipulasi dukungan yang

128

Page 134: 2010 03 Sep 2010

disertai bukti yang dapat dipertanggungjawabkan, PPK membatalkan dukungan dengan cara mencoret nama pendukung.

(5) PPK dapat meneliti kembali kemungkinan adanya syarat administrasi dukungan yang

terlewatkan ketika dilakukan proses verifikasi oleh PPS, dan apabila ditemukan, dilakukan pencoretan terhadap dukungan dimaksud.

(6) Apabila PPK menemukan nama pendukung yang sama, namun nomor KTP atau nomor

dokumen kependudukan berbeda, nama pendukung tersebut dinyatakan memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat, setelah dilakukan pembuktian dengan bantuan PPS.

(7) Setelah melaksanakan verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), dan ayat

(4), PPK segera melakukan rekapitulasi jumlah dukungan bakal pasangan calon. (8) Hasil verifikasi dan rekapitulasi dukungan bakal pasangan calon sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh Ketua dan paling sedikit 2 (dua) orang anggota PPK.

(9) Berita Acara hasil verifikasi dan rekapitulasi oleh PPK sebagaimana dimaksud pada ayat

(5), dibuat dalam rangkap 3 (tiga), dengan ketentuan :

a. 1 (satu) rangkap untuk tiap bakal pasangan calon yang digunakan oleh bakal pasangan calon sebagai bukti pemenuhan persyaratan dukungan pencalonan dalam Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota;

b. 1 (satu) rangkap disampaikan kepada KPU Kabupaten/Kota untuk setiap bakal pasangan calon, dan dilampiri dengan semua berkas daftar dukungan beserta lampirannya;

c. 1 (satu) rangkap untuk arsip PPK.

Pasal 33

(1) Dalam Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur, KPU Kabupaten/Kota setelah menerima berita acara dan lampirannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (9) huruf b, segera melakukan verifikasi dan rekapitulasi.

(2) Verifikasi oleh KPU Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah

verifikasi jumlah dukungan bakal pasangan calon untuk menghindari adanya seseorang yang memberikan dukungan lebih dari 1 (satu) bakal pasangan calon dan adanya informasi manipulasi dukungan.

(3) KPU Kabupaten/Kota dapat meneliti kembali kemungkinan adanya syarat administrasi

dukungan yang terlewatkan ketika dilakukan proses verifikasi oleh PPS, dan melakukan pencoretan terhadap dukungan yang tidak memenuhi syarat tersebut.

(4) Verifikasi dan rekapitulasi oleh KPU Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) dilaksanakan paling lama 7 (tujuh) hari setelah Berita Acara dan lampirannya diterima dari PPK.

129

Page 135: 2010 03 Sep 2010

(5) Apabila ditemukan adanya seseorang yang memberikan dukungan kepada lebih dari 1 (satu) bakal pasangan calon dan/atau adanya informasi manipulasi dukungan yang disertai bukti yang dapat dipertanggungjawabkan, KPU Kabupaten/Kota membatalkan dukungan dengan cara mencoret nama pendukung.

(6) KPU Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi jumlah dukungan bakal pasangan calon. (7) Hasil verifikasi dan rekapitulasi dukungan bakal pasangan calon sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh Ketua dan anggota KPU Kabupaten/Kota.

(8) Berita Acara hasil verifikasi oleh KPU Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada

ayat (6) dibuat dalam rangkap 3 (tiga), dengan ketentuan :

a. 1 (satu) rangkap untuk tiap bakal pasangan calon ; b. 1 (satu) rangkap disampaikan kepada KPU Provinsi untuk setiap bakal pasangan

calon, dan dilampiri dengan semua berkas daftar dukungan beserta lampirannya; c. 1 (satu) rangkap untuk arsip KPU Kabupaten/Kota.

(9) Dalam Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota berita acara

hasil verifikasi oleh KPU Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dibuat dalam rangkap 2 (dua), dengan ketentuan :

a. 1 (satu) rangkap untuk tiap bakal pasangan calon yang digunakan oleh bakal

pasangan calon sebagai bukti pemenuhan persyaratan dukungan pencalonan dalam Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota;

b. 1 (satu) rangkap untuk arsip KPU Kabupaten/Kota.

Pasal 34

(1) KPU Provinsi setelah menerima berita acara dan lampirannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (8) huruf b, segera melakukan verifikasi dan rekapitulasi.

(2) Verifikasi oleh KPU Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah verifikasi

jumlah dukungan bakal pasangan calon untuk menghindari adanya seseorang yang memberikan dukungan kepada lebih dari 1 (satu) bakal pasangan calon dan adanya informasi manipulasi dukungan.

(3) Verifikasi dan rekapitulasi oleh KPU Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilaksanakan paling lama 7 (tujuh) hari setelah Berita Acara dan lampirannya diterima dari KPU Kabupaten/Kota.

(4) Apabila ditemukan adanya seseorang yang memberikan dukungan kepada lebih dari

1 (satu) bakal pasangan calon dan/atau adanya informasi manipulasi dukungan yang disertai bukti yang dapat dipertanggungjawabkan, KPU Provinsi membatalkan dukungan dengan cara mencoret nama dukungan.

(5) KPU Provinsi melakukan rekapitulasi jumlah dukungan bakal pasangan calon.

130

Page 136: 2010 03 Sep 2010

(6) Hasil verifikasi dan rekapitulasi dukungan bakal pasangan calon sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh Ketua dan anggota KPU Provinsi.

(7) Berita Acara hasil verifikasi oleh KPU Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

dibuat dalam rangkap 2 (dua), dengan ketentuan :

a. 1 (satu) rangkap untuk tiap bakal pasangan calon yang digunakan oleh bakal pasangan calon sebagai bukti pemenuhan persyaratan dukungan pencalonan dalam Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur;

b. 1 (satu) rangkap untuk arsip KPU Provinsi.

Pasal 35

Apabila salah satu pasangan calon perseorangan atau pasangan calon perseorangan berhalangan tetap atau mengundurkan diri pada jangka waktu proses verifikasi, pasangan calon tersebut dinyatakan tidak lagi memenuhi syarat dan tidak dapat diganti oleh calon lain serta tidak dapat diajukan sebagai bakal calon oleh partai politik atau gabungan partai politik.

Paragraf 3

Tata Cara Pengajuan Bakal Pasangan Calon

Pasal 36

(1) Bakal pasangan calon perseorangan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang memenuhi syarat dukungan paling sedikit atau lebih dan yang belum memenuhi ketentuan dukungan paling sedikit syarat dukungan akibat hasil verifikasi PPS, PPK, dan KPU Kabupaten/Kota yang dibuktikan dengan tanda terima penyerahan syarat dukungan dan Berita Acara hasil Verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (6), dan Pasal 34 ayat (6), dapat mendaftarkan sebagai pasangan calon dengan menyerahkan surat pencalonan yang ditandatangani oleh bakal pasangan calon perseorangan kepada KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.

(2) Surat pencalonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilampiri dengan :

a. berita acara hasil verifikasi dukungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (9)

untuk Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur dan Pasal 33 ayat (9) untuk Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota;

b. berkas dukungan dalam bentuk pernyataan dukungan yang telah dibubuhi cap KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dan dilampiri dengan;

c. ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf h, huruf i, huruf j, huruf k, dan huruf l serta ketentuan Pasal 16, Pasal 17, dan Pasal 18.

(3) Bakal pasangan calon perseorangan yang telah diverifikasi jumlah dukungannya oleh

PPS, PPK, dan/atau KPU Kabupaten/Kota, tidak dapat mendaftarkan diri sebagai calon Gubernur/Wakil Gubernur atau Bupati/Wakil Bupati atau Walikota/Wakil Walikota

131

Page 137: 2010 03 Sep 2010

atau pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur atau Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota melalui partai politik atau gabungan partai politik.

Pasal 37

KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota memberikan tanda terima kepada calon perseorangan.

Pasal 38

Surat pencalonan perseorangan beserta lampirannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dimasukkan ke dalam map, dan ditulis nama bakal pasangan calon perseorangan dengan huruf kapital.

BAB IV

TATA CARA PENELITIAN BAKAL PASANGAN CALON

Pasal 39

KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota setelah menerima surat pencalonan beserta lampirannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dan Pasal 38, segera melakukan penelitian persyaratan administrasi dengan melakukan klarifikasi kepada instansi pemerintah yang berwenang dan menerima masukan dari masyarakat terhadap pasangan calon, dengan ketentuan : a. verifikasi dilakukan terhadap kelengkapan dan keabsahan berkas administrasi surat

pencalonan dan persyaratan calon paling lama 7 (tujuh) hari; b. apabila ditemukan keganjilan atau dugaan ketidakbenaran dokumen yang diajukan, KPU

Provinsi/Kabupaten/Kota melakukan klarifikasi kebenaran dokumen tersebut, dengan ketentuan setiap klarifikasi disertai berita acara hasil klarifikasi yang diketahui oleh instansi yang berwenang;

c. KPU Provinsi/Kabupaten/Kota wajib memberitahukan secara tertulis kepada pasangan

calon mengenai jenis berkas yang belum lengkap atau tidak memenuhi syarat dan alasannya;

d. Pasangan calon melakukan perbaikan dan penambahan kelengkapan berkas hanya

terhadap berkas yang dinyatakan tidak lengkap dan tidak memenuhi syarat; e. Pasangan calon dilarang mengubah/membongkar/menyesuaikan kembali dokumen

persyaratan calon dan pencalonan yang telah dinyatakan memenuhi syarat; f. Apabila beberapa nama pasangan calon berdasarkan hasil verifikasi dinyatakan telah

memenuhi syarat administrasi, partai politik atau gabungan partai politik yang bersangkutan dilarang mengubah atau memindahkan dukungan, serta dilarang mengubah komposisi kepengurusan partai politiknya setelah dinyatakan memenuhi syarat administrasi;

132

Page 138: 2010 03 Sep 2010

g. Apabila perubahan komposisi dukungan dan/atau perubahan kepengurusan pimpinan

partai politik dilakukan setelah dukungan dinyatakan memenuhi syarat, maka perubahan tersebut tidak berpengaruh terhadap persyaratan pencalonan.

Pasal 40

(1) Hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39, diberitahukan secara tertulis

kepada calon partai politik dengan tembusan pimpinan partai politik, gabungan partai politik yang mengusulkan, atau calon perseorangan paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal penutupan pendaftaran pasangan calon, dengan ketentuan :

a. pemberitahuan verifikasi meliputi unsur-unsur berkas yang diverifikasi, status berkas

apakah memenuhi syarat atau tidak, status berkas apakah lengkap atau tidak, dan alasan ketidakpemenuhan syarat berkas tersebut menurut ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. apabila pasangan calon partai politik atau gabungan partai politik belum memenuhi syarat atau ditolak karena tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, partai politik atau gabungan partai politik yang mengajukan calon diberi kesempatan untuk melengkapi dan/atau memperbaiki surat pencalonan beserta persyaratan pasangan calon atau mengajukan pasangan calon baru paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya surat pemberitahuan hasil penelitian persyaratan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota;

c. apabila belum memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2) calon perseorangan diberi kesempatan untuk melengkapi dan/atau memperbaiki surat pencalonan beserta persyaratan pasangan calon paling lama 7 (tujuh) hari saat pemberitahuan hasil penelitian persyaratan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota;

d. apabila belum memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) calon perseorangan diberi kesempatan untuk melengkapi dan/atau memperbaiki surat pencalonan berserta persyaratan pasangan calon paling lama 14 (empat belas) hari sejak saat pemberitahuan hasil penelitian persyaratan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota;

e. apabila calon perseorangan ditolak oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota karena tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, pasangan calon tidak dapat mencalonkan kembali.

(2) Apabila belum memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, kecuali Pasal 36

ayat (2) huruf b calon perseorangan diberi kesempatan untuk melengkapi dan/atau memperbaiki surat pencalonan beserta persyaratan pasangan calon paling lama 7 (tujuh) hari sejak saat pemberitahuan hasil penelitian persyaratan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.

(3) Apabila belum memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2) huruf b,

calon perseorangan diberi kesempatan untuk melengkapi dan/atau memperbaiki surat pencalonan beserta persyaratan pasangan calon paling lama 14 (empat belas) hari sejak saat pemberitahuan hasil penelitian persyaratan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.

133

Page 139: 2010 03 Sep 2010

Pasal 41

(1) Pasangan calon perseorangan yang jumlah dukungannya tidak memenuhi ketentuan

paling sedikit jumlah dukungan, diberikan kesempatan untuk memperbaiki dan/atau melengkapi jumlah dukungan, dengan ketentuan :

a. dukungan yang ditambahkan pada masa perbaikan berkas maksimal dua kali lipat

jumlah kekurangan dukungan sesuai dengan batas minimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8;

b. surat dukungan sebagaimana dimaksud pada huruf a, diserahkan oleh pasangan calon kepada KPU provinsi untuk Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur dan kepada KPU kabupaten/kota untuk Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota, paling lama 7 (tujuh) hari setelah surat pemberitahuan perbaikan berkas diterima;

c. dukungan yang ditambahkan sebagaimana dimaksud pada huruf a, adalah pendukung baru yang belum memberikan dukungan sebelumnya kepada pasangan calon manapun;

d. pasangan calon dapat menentukan kelurahan/desa atau sebutan lain dan kecamatan yang menjadi basis untuk menambah dukungan sebagaimana dimaksud pada huruf a;

e. KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dibantu dengan PPK dan PPS melakukan verifikasi terhadap tambahan dukungan dengan metode kolektif berkoordinasi dengan pasangan calon, paling lama 14 (empat belas) hari sejak diterimanya tambahan dukungan dimaksud;

f. KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota merekapitulasi jumlah dukungan yang memenuhi syarat administrasi dan faktual dan dituangkan dalam berita acara verifikasi;

g. hasil rekapitulasi dukungan sebagaimana dimaksud pada huruf e, ditambahkan jumlah dukungan yang telah memenuhi syarat pada saat pendaftaran pasangan calon, dijadikan pedoman untuk menentukan pemenuhan syarat dukungan pasangan calon.

(2) Apabila calon perseorangan dalam melengkapi jumlah dukungan paling sedikit dan

setelah diverifikasi ternyata tidak dapat memenuhi jumlah paling sedikit dukungan atau lebih, pasangan calon perseorangan tersebut dinyatakan tidak memenuhi syarat.

Pasal 42

Pasangan calon yang diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik dapat memperbaiki dan/atau melengkapi surat pencalonan, syarat calon, dan/atau mengajukan calon baru selama masa perbaikan berdasarkan pemberitahuan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota, dengan ketentuan : a. dalam berkas surat pencalonan yang diajukan oleh partai politik atau gabungan partai

politik yang bersangkutan, perbaikan hanya wajib dilakukan terhadap dokumen status pimpinan partai politik yang tidak memenuhi syarat;

134

Page 140: 2010 03 Sep 2010

b. apabila perbaikan sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan terhadap dokumen status pimpinan partai politik yang mengajukan pasangan calon yang telah memenuhi syarat, perbaikan tersebut dinyatakan tidak berlaku;

c. dalam masa perbaikan dan/atau melengkapi surat pencalonan, syarat calon, dan/atau

mengajukan calon baru, bakal pasangan calon tidak dibenarkan menambah dukungan partai politik, apabila ternyata partai politik tersebut tidak menggunakan haknya untuk mengajukan dan/atau mendukung pasangan calon pada masa pendaftaran;

d. penambahan dukungan partai politik atau gabungan partai politik hanya dapat dilakukan

terhadap partai politik atau gabungan partai politik yang pada masa penelitian berkas pengajuan pasangan calon dinyatakan tidak memenuhi syarat;

e. apabila perbaikan sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak dilakukan sampai dengan

batas akhir perbaikan, tetapi masih memenuhi ketentuan 15% (lima belas perseratus) persyaratan jumlah akumulasi suara sah atau kursi DPRD, berkas surat pencalonan tersebut dinyatakan memenuhi syarat;

f. apabila partai politik jenjang di atasnya melakukan pergantian pimpinan partai politik

yang mengajukan pasangan calon, sedangkan pada saat verifikasi status pimpinan partai politik tersebut telah memenuhi syarat, usulan pergantian pimpinan partai politik tersebut tidak mempengaruhi pemenuhan syarat administrasi.

Pasal 43

(1) KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota melakukan penelitian ulang tentang

kelengkapan dan/atau perbaikan persyaratan calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39, dan memberitahukan hasil penelitian tersebut paling lama 14 (empat belas) hari kepada pimpinan partai politik atau gabungan partai politik yang mengusulkannya atau calon perseorangan, dengan ketentuan :

a. KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota hanya berkewajiban melakukan penelitian

terhadap berkas yang dinyatakan belum lengkap/tidak memenuhi syarat; b. KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota tidak melakukan penelitian kembali

terhadap berkas yang dalam penelitian tahap pertama telah dinyatakan lengkap atau memenuhi syarat, kecuali memperoleh rekomendasi dari Panwas atau mendapat laporan tertulis dari masyarakat yang memuat masalah yang jelas, bukti terlampir serta pelapor dan identitas kependudukan pelapor terlampir dalam laporannya.

(2) Apabila hasil penelitian ulang berkas calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak

memenuhi syarat dan ditolak oleh KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota, partai politik, gabungan partai politik, atau calon perseorangan tidak dapat lagi mengajukan pasangan calon.

135

Page 141: 2010 03 Sep 2010

Pasal 44 (1) Apabila salah satu calon atau pasangan calon berhalangan tetap sampai dengan 7 (tujuh)

hari sebelum penetapan pasangan calon, partai politik atau gabungan partai politik yang bersangkutan diberi kesempatan untuk mengusulkan pasangan calon pengganti.

(2) Partai politik atau gabungan partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

menyampaikan kepada KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota surat pencalonan beserta lampirannya paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak salah satu calon atau pasangan calon berhalangan tetap.

Pasal 45

(1) KPU Provinsi dan/atau KPU kabupaten/Kota melakukan penelitian ulang terhadap

surat pencalonan beserta lampirannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43. (2) Apabila berdasarkan hasil penelitian ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

pasangan calon pengganti dinilai tidak memenuhi syarat dan ditolak oleh KPU Provinsi dan/atau KPU kabupaten/Kota, partai politik atau gabungan partai politik tidak dapat mengusulkan pasangan calon pengganti.

(3) KPU Provinsi dan/atau KPU kabupaten/Kota memberitahukan secara tertulis hasil

penelitian ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) kepada partai politik atau gabungan partai politik yang bersangkutan

BAB V

PENETAPAN DAN PENGUMUMAN PASANGAN CALON

Pasal 46

(1) Berdasarkan hasil penelitian, KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota menetapkan nama-nama pasangan calon yang memenuhi syarat sebagai peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah paling sedikit 2 (dua) pasangan calon yang dituangkan dalam Berita Acara penetapan pasangan calon.

(2) Pasangan calon yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diumumkan

secara luas paling lama 7 (tujuh) hari sejak penetapan nama-nama pasangan calon yang memenuhi syarat.

(3) Terhadap pasangan calon yang telah ditetapkan dan diumumkan, selanjutnya dilakukan

undian secara terbuka untuk menetapkan nomor urut pasangan calon. (4) Pengundian nomor urut pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dilaksanakan dalam rapat pleno KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota, yang wajib dihadiri oleh pasangan calon, wakil partai politik atau gabungan partai politik yang

136

Page 142: 2010 03 Sep 2010

mengusulkan pasangan calon, panitia pengawas Pemilu, media massa, dan tokoh masyarakat.

(5) Dalam pengundian nomor urut pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat (4),

apabila terdapat pasangan calon yang berhalangan hadir, undian nomor urut pasangan calon yang bersangkutan dapat dilakukan oleh ketua dan/atau salah satu anggota KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota.

(6) Pasangan calon yang menghadiri rapat pleno KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) membubuhkan tanda tangan pada rancangan daftar calon sebagai bukti bahwa pasangan calon telah menyetujui penulisan nama dan foto yang telah diserahkan.

(7) Nama pasangan calon pada daftar calon dan surat suara, adalah nama pasangan calon

yang tercantum dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf c dan huruf l.

(8) Nomor urut dan nama-nama pasangan calon yang telah ditetapkan dalam rapat pleno

KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (6), disusun dalam daftar pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daeraj yang ditetapkan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dan dituangkan dalam Berita Acara penetapan pasangan calon.

(9) Berita acara penetapan pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat (7) menjadi

lampiran yang tidak terpisahkan dari Keputusan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota tentang penetapan nomor urut pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Pasal 47

(1) KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota mengumumkan secara luas nama-nama dan

nomor urut pasangan calon yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (6) sebagai peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah paling lama 7 (tujuh) hari setelah berakhirnya jangka waktu penelitian ulang.

(2) Penetapan dan pengumuman pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

bersifat final dan mengikat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (4) Undang-Undang.

Pasal 48

(1) Setelah penetapan dan pengumuman pasangan calon sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 47, partai politik atau gabungan partai politik dilarang menarik calonnya dan/atau pasangan calon dan/atau salah seorang dari pasangan calon dilarang mengundurkan diri.

(2) Partai politik atau gabungan partai politik yang menarik calonnya dan/atau pasangan

calon dan/atau salah seorang dari pasangan calonnya mengundurkan diri, partai politik

137

Page 143: 2010 03 Sep 2010

atau gabungan partai politik yang mencalonkan tidak dapat mengusulkan pasangan calon pengganti.

(3) Pasangan calon dari partai politik atau gabungan partai politik yang menarik calonnya

dan/atau pasangan calon, dan/atau salah seorang dari pasangan calonnya mengundurkan diri sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dinyatakan gugur sebagai peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dan diberitahukan kepada partai politik atau gabungan partai politik, serta diumumkan kepada masyarakat.

(4) Pasangan calon yang dinyatakan gugur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak

mengubah nomor urut pasangan calon yang telah ditetapkan.

Pasal 49

(1) Partai politik atau gabungan partai politik dilarang menarik calonnya dan/atau pasangan calonnya serta pasangan calon atau salah seorang dari pasangan calon dilarang mengundurkan diri terhitung sejak ditetapkan sebagai pasangan calon oleh KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota.

(2) Pasangan calon perseorangan atau salah seorang diantaranya dilarang mengundurkan

diri terhitung sejak ditetapkan sebagai pasangan calon oleh KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota.

(3) Pasangan calon perseorangan atau salah seorang di antaranya yang mengundurkan diri

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenai sanksi tidak dapat mencalonkan diri atau dicalonkan oleh partai politik/gabungan partai politik sebagai calon Gubernur/Wakil Gubernur atau calon Bupati/Wakil Bupati atau calon Walikota/Wakil Walikota atau pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur atau pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati atau pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota untuk selamanya di seluruh wilayah Republik Indonesia.

(4) Apabila pasangan calon perseorangan atau salah seorang diantaranya mengundurkan

diri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setelah ditetapkan oleh KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota sebagai pasangan calon, sehingga tinggal 1 (satu) pasangan calon, pasangan calon tersebut dikenai sanksi sebagaimana diatur pada ayat (3) dan denda sebesar Rp. 20.000.000.000,00 (dua puluh milyar rupiah) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1c) Undang-Undang.

(5) Apabila partai politik atau gabungan partai politik menarik calonnya sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), partai politik atau gabungan partai politik yang mencalonkan tidak dapat mengusulkan calon pengganti.

(6) Apabila pasangan calon perseorangan atau salah seorang di antaranya mengundurkan

diri sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pasangan calon perseorangan dinyatakan gugur dan tidak dapat diganti pasangan calon perseorangan lain.

138

Page 144: 2010 03 Sep 2010

Pasal 50

(1) Dalam hal salah satu calon atau pasangan calon meninggal dunia sejak penetapan calon sampai pada saat dimulainya hari kampanye, partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calonnya meninggal dunia dapat mengusulkan pasangan calon pengganti paling lama 3 (tiga) hari sejak pasangan calon meninggal dunia.

(2) KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota melakukan penelitian persyaratan administrasi pasangan calon pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan menetapkan paling lama 4 (empat) hari terhitung sejak tanggal pendaftaran.

(3) Dalam hal salah satu calon atau pasangan calon meninggal dunia sejak penetapan calon

sampai pada saat dimulainya hari kampanye sehingga jumlah pasangan calon kurang dari 2 (dua) pasangan, KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota membuka kembali pendaftaran pengajuan pasangan calon paling lama 10 (sepuluh) hari.

(4) Dalam hal salah satu calon atau pasangan calon meninggal dunia pada saat dimulainya kampanye sampai hari pemungutan suara dan masih terdapat 2 (dua) pasangan calon atau lebih, tahapan pelaksanaan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dilanjutkan dan pasangan calon yang meninggal dunia tidak dapat diganti serta dinyatakan gugur.

(5) Dalam hal salah seorang atau pasangan calon partai politik atau gabungan partai politik

meninggal dunia pada saat dimulainya kampanye sampai hari pemungutan suara, sehingga calon kurang dari 2 (dua) pasangan calon, tahapan pelaksanaan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ditunda paling lama 60 (enam puluh) hari.

(6) Partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calonnya meninggal dunia

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mengusulkan pasangan calon pengganti paling lama 7 (tujuh) hari sejak pasangan calon meninggal dunia.

(7) KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota melakukan penelitian persyaratan

administrasi usulan pasangan calon pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan menetapkan paling lama 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak pendaftaran pasangan calon pengganti.

(8) Dalam hal salah seorang atau pasangan calon perseorangan berhalangan tetap pada saat

dimulainya kampanye sampai dengan hari pemungutan suara sehingga jumlah pasangan calon kurang dari 2 (dua) pasangan, tahapan pelaksanaan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ditunda paling lama 60 (enam puluh) hari.

(9) KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota membuka kembali pandaftaran

pengajuan pasangan calon perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) paling lama 30 (tiga puluh) hari.

Pasal 51

(1) Dalam hal salah seorang pasangan calon berhalangan tetap setelah pemungutan suara

putaran pertama sampai dimulainya hari pemungutan suara putaran tahap kedua,

139

Page 145: 2010 03 Sep 2010

tahapan pelaksanaan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ditunda paling lama 30 (tiga puluh) hari.

(2) Partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calonnya berhalangan tetap mengusulkan pasangan calon pengganti paling lama 3 (tiga) hari sejak pasangan calon berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota melakukan penelitian persyaratan administrasi dan menetapkan pasangan calon pengganti paling lama 4 (empat) hari terhitung sejak pendaftaran pasangan calon pengganti.

(3) Dalam hal salah seorang atau pasangan calon peseorangan berhalangan tetap pada saat

dimulainya pemungutan suara putaran kedua sehingga jumlah pasangan calon kurang dari 2 (dua) pasangan, KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota menetapkan pasangan yang memperoleh suara terbanyak ketiga pada putaran pertama sebagai pasangan calon untuk putaran kedua.

BAB VI

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 52

(1) Apabila sampai dengan batas akhir pendaftaran pasangan calon, ternyata hanya ada satu pasangan calon atau tidak ada sama sekali pasangan calon yang mendaftarkan, KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota membuka kembali pendaftaran pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur/Bupati dan Wakil Bupati/Walikota dan Wakil Walikota berdasarkan Peraturan ini.

(2) Apabila dari hasil pemeriksaan pemenuhan syarat pengajuan calon dan syarat calon,

ternyata tidak ada pasangan calon yang memenuhi syarat atau hanya satu pasangan calon yang memenuhi syarat, KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota membuka kembali pendaftaran pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur/Bupati dan Wakil Bupati/Walikota dan Wakil Walikota berdasarkan Peraturan ini, kecuali terhadap pasangan calon yang dinyatakan ditolak.

(3) KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dalam membuka kembali pendaftaran

pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), terlebih dahulu menyampaikan penundaan tahapan pencalonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 149 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 dengan melampirkan rancangan Keputusan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota tentang perubahan tahapan, program dan jadwal Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Pasal 53

Berdasarkan ketentuan Pasal 52, KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota menyampaikan penundaan tahapan, program, dan jadwal Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kepada pemangku kepentingan.

140

Page 146: 2010 03 Sep 2010

Pasal 54 Anggota TNI dan Polri, KPPS, PPS, PPK, KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota, Bawaslu, Panwaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwas Kecamatan, Pangawas Pemilu Lapangan dan jajaran kesekretariatan penyelenggara Pemilu dan Pengawas Pemilu tidak dibenarkan memberikan dukungan kepada bakal pasangan calon perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.

Pasal 55 Nomor urut dan daftar nama-nama pasangan calon sebagai peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang telah ditetapkan dan disusun dalam daftar pasangan calon, serta telah ditetapkan dan diumumkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, dijadikan bahan untuk : a. membuat daftar nama pasangan calon; b. membuat surat suara; c. keperluan kampanye; dan d. dipasang di tiap TPS pada hari dan tanggal pemungutan suara.

Pasal 56

Untuk pelaksanaan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur atau Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota, KPU Provinsi/KIP Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota/KIP Kabupaten/Kota menetapkan pedoman teknis tentang tata cara pencalonan dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dengan berpedoman kepada Peraturan ini.

Pasal 57

(1) KPU Provinsi/KIP Provinsi berkewajiban menyampaikan laporan tahapan pencalonan

dalam Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur kepada KPU dan menyampaikan tembusannya kepada Bawaslu.

(2) KPU Kabupaten/Kota/KIP Kabupaten/Kota berkewajiban menyampaikan laporan

tahapan pencalonan dalam Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota kepada KPU dan KPU Provinsi/KIP Provinsi serta menyampaikan tembusannya kepada Bawaslu.

Pasal 58

Untuk pencalonan dalam pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussallam, berlaku Peraturan ini dengan ketentuan : a. perkataan KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota di baca KIP Provinsi dan/atau

KIP Kabupaten/Kota di wilayah KIP Provinsi Nanggroe Aceh Darussallam; b. berkennaan denga formulir Seri A sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini

disesuaikan dengan nomenklatur yang berlaku sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

141

Page 147: 2010 03 Sep 2010

Pasal 59 Untuk kelancaran pelaksanaan pencalonan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini, KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dapat membentuk kelompok kerja yang terdiri atas unsur-unsur KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Nasional Provinsi/ Kabupaten/Kota, Kantor Wilayah/Kantor Departemen Agama, Dinas Kesehatan/Rumah Sakit Umum Provinsi/Kabupaten/Kota, Ikatan Dokter Indonesia Provinsi/Kabupaten/Kota, Ikatan Akuntan Indonesia Provinsi/Kabupaten/Kota, Pengadilan Tinggi/ Pengadilan Negeri, Kepolisian Daerah/Kepolisian Resort, Kejaksaan Tinggi/Kejaksaan Negeri dan unsur lainnya yang dianggap perlu.

Pasal 60

Untuk mempercepat proses verifikasi administratif dan verifikasi faktual serta untuk menjamin akurasi hasil verifikasi penetapan perseorangan menjadi peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota dapat memanfaatkan jaringan dan sarana teknologi yang sudah terbangun.

Pasal 61 (1) Apabila dalam proses penelitian administrasi terhadap surat pencalonan ditemukan

dokumen sebuah partai politik memiliki 2 (dua) atau lebih kepengurusan yang masing-masing mengajukan bakal pasangan calon, dilakukan penelitian menyangkut keabsahan kepengurusan partai politik tersebut kepada pimpinan pusat partai politik yang bersangkutan.

(2) Dalam penelitian keabsahan pengurus partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota melakukan klarifikasi dengan berpedoman pada anggaran dasar/anggaran rumah tangga partai politik yang bersangkutan.

(3) Apabila terdapat 2 (dua) atau lebih kepengurusan partai politik di tingkat pusat, maka

keabsahan kepengurusan pusat partai politik tersebut mengacu kepada Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tentang pengesahan kepengurusan partai politik tersebut yang masih berlaku.

Pasal 62

Untuk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan kabupaten/kota di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, berkenaan dengan partai politik dan atau gabungan partai politik yang mengajukan bakal pasangan calon sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini, berlaku ketentuan Pasal 67 ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

Pasal 63 Dalam pelaksanaan tahap pencalonan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini, tidak menggunakan bentuk formulir sebagaimana dimaksud dalam Lampiran III Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008.

142

Page 148: 2010 03 Sep 2010

Pasal 64

(1) Bentuk dan jenis formulir untuk keperluan pencalonan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini, adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I, Lampiran II, dan Lampiran III Peraturan ini.

(2) Pengadaan formulir pencalonan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 65

Dengan berlakunya Peraturan ini : a. KPU Provinsi/KIP Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota/KIP Kabupaten/Kota yang

telah melaksanakan proses tahapan pencalonan sebelum Peraturan ini berlaku, dinyatakan sah dan berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;

b. KPU Provinsi/KIP Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota/KIP Kabupaten/Kota yang

sedang melaksanakan proses tahapan pencalonan, setelah Peraturan ini berlaku, tetap menggunakan Peraturan KPU Nomor 68 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

c. KPU Provinsi/KIP Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota/KIP Kabupaten/Kota yang

sedang melaksanakan proses pengadaan yang bersangkutan dengan pencalonan, apabila telah menetapkan pemenang dalam proses pengadaan tersebut, tetap menggunakan Peraturan KPU Nomor 68 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 66

Dengan berlakunya Peraturan ini, Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 68 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dinyatakan tidak berlaku.

143

Page 149: 2010 03 Sep 2010

Pasal 67

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010

KETUA, Ttd. Prof. Dr. H.A. HAFIZ ANSHARY AZ, M.A. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, Ttd. PATRIALIS AKBAR BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 303

144

Page 150: 2010 03 Sep 2010

Lampiran I : Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010

CONTOH JENIS FORMULIR PENCALONAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DARI PARTAI POLITIK DAN/ATAU GABUNGAN PARTAI POLITIK

PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH 1. Formulir Surat Pencalonan ( Model B - KWK.KPU PARTAI POLITIK);

2. Formulir Surat Penyataan Kesepakatan Bersama Antar Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Dalam Pencalonan Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Model B1 – KWK.KPU PARTAI POLITIK);

3. Formulir Surat Pernyataan Partai Politi dan/atau Gabungan Partai Politik Tidak Akan Menarik Pencalonan Atas Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Model B2 – KWK.KPU PARTAI POLITIK);

4. Formulir Surat Penyataan Kesediaan Menjadi Calon Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah (Model B3 – KWK.KPU PARTAI POLITIK);

5. Formulir Surat Pernyataan Tidak Akan Mengundurkan Diri Sebagai Pasangan Calon Kepala Darah dan Wakil Kepala Daerah (Model B4 – KWK.KPU PARTAI POLITIK)

6. Formulir Surat Pernyataan Kesanggupan Mengundurkan Diri dari Jabatan Pengurus Perusahaan Swasta, Perusahaan Miliik Negara/Daerah, Yayasan, Advokat dan Kuasa Hukum atau Profesi Bidang Lain (Model B5 – KWK.KPU PARTAI POLITIK);

7. Formulir Surat Pernyataan Pemberhentian sebagai Anggota Komisi Pemilihan Umum, KPU Provinsi, Atau KPU Kabupaten/Kota atau Anggota Badan Pengawas Pemilu, Panitia Pengawas Pemilu Provinsi, atau Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota (Model B6 – KWK.KPU PARTAI POLITIK);

8. Fomulir Surat Pernyataan Tidak Aktif dari Jabatan sebagai Pimpinan DPRD (Model B7 –KWK.KPU PARTAI POLITIK);

9. Formulir Surat Pemberitahuan Kepada Pimpinan bagi Anggota DPR, DPD, dan DPRD yang Mencalonkan Diri (Model B8 – KWK.KPU PARTAI POLITIK);

10. Formulir Surat Penyataan Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa (Model BB – KWK.KPU PARTAI POLITIK);

11. Formulir Surat Pernyataan Setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Cita-Cita Proklamasi 17 Agustus 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah (Model BB1 – KWK.KPU PARTAI POLITIK);

12. Formulir Surat Pernyataan Mengenal Daerah dan Dikenal oleh Masyarakat di Daerahnya (Model BB2 – KWK.KPU PARTAI POLITIK);

13. Formulir Surat Pernyataan Belum Pernah Manjabat sebagai Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah Selama Dua Kali Masa Jabatan yang Sama (Model BB3 – KWK.KPU PARTAI POLITIK);

145

Page 151: 2010 03 Sep 2010

14. Formulir Surat Pernyataan Tidak Dalam Status sebagai Penjabat Kepala Daerah (Model BB4 – KWK.KPU PARTAI POLITIK);

15. Formulir Surat Keterangan Hasil Pemeriksaan Kemampuan Rohani dan Jasmani (Model BB5 – KWK.KPU PARTAI POLITIK)

16. Formulir Surat Keterangan Tempat Tinggal dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (Model BB6 – KWK.KPU PARTAI POLITIK);

17. Formulir Keterangan Tidak Memiliki Tanggungan Utang (Model BB7 – KWK.KPU PARTAI POLITIK);

18. Formulir Surat Keterangan Tidak Sedang Dinyatakan Pailit (Model BB8 – KWK.KPU PARTAI POLITIK);

19. Formulir Surat Keterangan Tidak Sedang Dicabut Hak Pilihnya dan Tidak Pernah Dijatuhi Pidana Penjara 5 (lima) Tahun atau Lebih (Model BB9 – KWK.KPU PARTAI POLITIK);

20. Formulir Daftar Riwayat Hidup Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah (Model BB10 – KWK.KPU PARTAI POLITIK);

21. Formulir Surat Pernyataan Kesanggupan Mengundurkan Diri dari Jabatan Apabila Terpilih Menjadi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah (Model BB11 – KWK.KPU PARTAI POLITIK).

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010 KETUA, Ttd. Prof. Dr. H.A. HAFIZ ANSHARY AZ, MA. Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT JENDERAL KPU

Kepala Biro Hukum JENDERAL KPU Kepala Biro Hukum

146

Page 152: 2010 03 Sep 2010

Lampiran II : Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010

CONTOH JENIS FORMULIR PENCALONAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DARI PERSEORANGAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH

DAN WAKIL KEPALA DAERAH 1. Formulir Surat Pencalonan (Model B – KWK.KPU PERSEORANGAN);

2. Formulir Daftar Nama-Nama Pendukung Pasangan Calon Perseorangan Dalam Pemilu Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah (Model B1 – KWK.KPU PERSEORANGAN);

3. Formulir Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah (Model B2 – KWK.KPU PERSEORANGAN);

4. Formulir Surat Penyataan Tidak Akan Mengundurkan Diri Sebagai Pasangan Calon Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah (Model B3 – KWK.KPU PERSEORANGAN);

5. Formulir Surat Pernyataan Kesanggupan Mengundurkan Diri Dari Jabatan Apabila Terpilih Menjadi Kepala Darah Dan Wakil Kepala Dareah (Model B4 – KWK.KPU PERSEORANGAN)

6. Formulir Surat Pernyataan Tidak Aktif Dari Jabatan Sebagai Pimpinan DPRD (Model B5 – KWK.KPU PERSEORANGAN);

7. Formulir Surat Pernyataan Mengenal Daerah Dan Dikenal Oleh Masyarakat Di Daerahnya (Model B6 – KWK.KPU PERSEORANGAN);

8. Fomulir Tanda Terima (Model B7 – KWK.KPU PERSEORANGAN);

9. Formulir Surat Pernyataan Tidak Mendukung (Model B8 – KWK.KPU PERSEORANGAN);

10. Formulir Berita Acara Verifikasi Dan Rekapitulasi Terhadap Jumlah Dukungan Bakal Calon Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Di Tingkat Desa/Kelurahan Oleh Panitia Pemungutan Suara (Model BA – KWK.KPU PERSEORANGAN);

11. Formulir Berita Acara Verifikasi dan Rekapitulasi Terhadap Jumlah Dukungan Bakal Pasangan Calon Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Di Tingkat Kecamatan Oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (Model BA1 – KWK.KPU PERSEORANGAN);

12. Formulir Berita Acara Verifikasi dan Rekapitulasi Terhadap Jumlah Dukungan Bakal Pasangan Calon Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Di Tingkat Kabupaten/Kota Oleh KPU Kabupaten/Kota (Model BA2 – KWK.KPU PERSEORANGAN);

13. Formulir Daftar Riwayat Hidup Pasangan Calon Perseorangan Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah (Model BB1 – KWK.KPU PERSEORANGAN);

14. Formulir Surat Pernyataan Belum Pernah Menjabat Sebagai Kepala Daerah Atau Wakil Kepala Daerah Selama Dua Kali Masa Jabatan Yang Sama (Model BB2 – KWK.KPU PERSEORANGAN);

15. Formulir Surat Pernyataan Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa (Model BB3 – KWK.KPU PERSEORANGAN);

147

Page 153: 2010 03 Sep 2010

16. Formulir Surat Pernyataan Setia Kepada Pancasila Sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dan Cita-Cita Proklamasi 17 Agustus 1945 Dan Kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia Serta Pemerintah (Model BB4 – KWK.KPU PERSEORANGAN);

17. Formulir Surat Keterangan Hasil Pemeriksaan Kemampuan Rohani Dan Jasmani (Model BB5 – KWK.KPU PERSEORANGAN)

18. Formulir Surat Keterangan Tidak Memiliki Tanggungan Utang (Model BB6 – KWK.KPU PERSEORANGAN);

19. Formulir Keterangan Tidak Sedang Dinyatakan Pailit (Model BB7 – KWK.KPU PERSEORANGAN);

20. Formulir Surat Keterangan Pengadilan Negeri/Tinggi (Model BB8 – KWK.KPU PERSEORANGAN).

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010

KETUA, Ttd. Prof. Dr. H.A. HAFIZ ANSHARY AZ, M.A. Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT JENDERAL KPU

Kepala Biro Hukum JENDERAL KPU Kepala Biro Hukum

148

Page 154: 2010 03 Sep 2010

Lampiran III : Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010

CONTOH JENIS FORMULIR DAFTAR PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

1. Formulir Daftar Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam

Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Model BC – KWK.KPU).

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010

KETUA, Ttd. Prof. Dr. H.A. HAFIZ ANSHARY AZ, M.A. Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT JENDERAL KPU

Kepala Biro Hukum JENDERAL KPU Kepala Biro Hukum

149

Page 155: 2010 03 Sep 2010

SURAT PENCALONAN NOMOR

Sesuai ketentuan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 serta

ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan dan

Pemberhentian Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah sebagaimana diubah terakhir dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 jo Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13

Tahun 2010, bersama ini diajukan pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah,

oleh Dewan Pimpinan Daerah atau sebutan lain Provinsi/Kabupaten/Kota*) .................................

Partai ................................................................................ atau gabungan Partai Politik Dewan

Pimpinan Daerah atau sebutan lain :

1. Partai ................................................................................................................................. ; dan

2. Partai ................................................................................................................................. ; dan

3. Partai ................................................................................................................................. ; dan

4. Partai ................................................................................................................................. ; dan

5. Partai ...........................................................................................................................................

Nama pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang diajukan adalah :

1. Calon Kepala Daerah : ...............................................................................................

2. Calon Wakil Kepala Daerah : ...............................................................................................

Surat pencalonan ini dilampiri surat keterangan dan surat pernyataan mengenai data

pasangan calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal . . . . . . Peraturan Komisi Pemilihan Umum

Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

...................., ..................................... 20........

Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Politik atau sebutan lain/ Gabungan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Politik atau sebutan lain

Yang mengajukan Pasangan Calon *)

1. Partai......................................................... Ketua DPD atau sebutan lain

Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

Sekretaris DPD atau sebutan lain Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

Cap

MODEL B - KWK.KPU PARTAI POLITIK

CONTOH

150

Page 156: 2010 03 Sep 2010

 

2. Partai......................................................... Ketua DPD atau sebutan lain

Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

Sekretaris DPD atau sebutan lain Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

3. Partai......................................................... Ketua DPD atau sebutan lain

Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

Sekretaris DPD atau sebutan lain Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

4. Partai......................................................... Ketua DPD atau sebutan lain

Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

Sekretaris DPD atau sebutan lain Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

5. Partai......................................................... Ketua DPD atau sebutan lain

Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

Sekretaris DPD atau sebutan lain Prov/Kab/Kota *)

(.........................................) Keterangan : *) Coret yang tidak diperlukan

Cap

Cap

Cap

Cap

151

Page 157: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN

KESEPAKATAN BERSAMA ANTAR PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

DALAM PENCALONAN PASANGAN CALON KEPALA DAERAH

DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Pada hari ini ...................................... tanggal .............................. bulan ..............................

tahun .............................. bertempat di ..............................................................., yang bertanda tangan

di bawah ini gabungan Dewan Pimpinan Daerah atau sebutan lain Provinsi/Kabupaten/Kota*)

.......................................................... :

1. Partai ................................................................................................................................. ; dan

2. Partai ................................................................................................................................. ; dan

3. Partai ................................................................................................................................. ; dan

4. Partai ................................................................................................................................. ; dan

5. Partai ...........................................................................................................................................

secara bersama-sama menyatakan sepakat untuk mengajukan pasangan calon Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah, dan menyatakan tidak akan menarik pencalonan atas pasangan

calon yang telah diajukan, baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri terhadap nama

pasangan calon sebagaimana dimaksud dalam Surat Pencalonan (Model B – KWK.KPU).

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan

sebagai bukti pemenuhan syarat pengajuan pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (5) huruf a dan huruf b Undang-undang

Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun

2008 Jo. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010.

...................., ..................................... 20........

Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Politik atau sebutan lain/

Gabungan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Politik atau sebutan lain

Yang mengajukan Pasangan Calon *)

1. Partai.........................................................

Ketua DPD atau sebutan lain Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

Sekretaris DPD atau sebutan lain Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

MODEL B1 - KWK.KPU PARTAI POLITIK

CONTOH

Cap

152

Page 158: 2010 03 Sep 2010

 

2. Partai......................................................... Ketua DPD atau sebutan lain

Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

Sekretaris DPD atau sebutan lain Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

3. Partai......................................................... Ketua DPD atau sebutan lain

Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

Sekretaris DPD atau sebutan lain Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

4. Partai......................................................... Ketua DPD atau sebutan lain

Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

Sekretaris DPD atau sebutan lain Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

5. Partai......................................................... Ketua DPD atau sebutan lain

Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

Sekretaris DPD atau sebutan lain Prov/Kab/Kota *)

(.........................................) Keterangan : *) Coret yang tidak diperlukan

Cap

Cap

Cap

Cap

153

Page 159: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN PARTAI POLITIK DAN/ATAU GABUNGAN PARTAI POLITIK TIDAK AKAN

MENARIK PENCALONAN ATAS PASANGAN CALON KEPALA DAERAH

DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Yang bertanda tangan dibawah ini, Dewan Pimpinan Daerah atau sebutan lain

Provinsi/Kabupaten/Kota*) ……………………………………… :

1. Partai ................................................................................................................................. ; dan

2. Partai ................................................................................................................................. ; dan

3. Partai ................................................................................................................................. ; dan

4. Partai ................................................................................................................................. ; dan

5. Partai ...........................................................................................................................................

menyatakan tidak akan menarik pencalonan atas pasangan calon yang telah diajukan, baik

secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri terhadap nama pasangan calon sebagaimana

dimaksud dalam Surat Pencalonan Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah.

Demikian surat ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagai bukti

pemenuhan syarat pengajuan pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah,

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (5) huruf c Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo Peraturan

Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010.

..........................., ........................................................ 20.........

Dewan Pimpinan Daerah / dewan Pimpinan Wilayah atau

Gabungan Dewan Pimpinan Daerah Partai Politik

Yang mengajukan Pasangan Calon *)

1. Partai.........................................................

Ketua DPD atau sebutan lain Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

Sekretaris DPD atau sebutan lain Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

MODEL B2 - KWK.KPU PARTAI POLITIK

CONTOH

Cap

154

Page 160: 2010 03 Sep 2010

 

2. Partai.........................................................

Ketua DPD atau sebutan lain Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

Sekretaris DPD atau sebutan lain Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

3. Partai......................................................... Ketua DPD atau sebutan lain

Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

Sekretaris DPD atau sebutan lain Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

4. Partai......................................................... Ketua DPD atau sebutan lain

Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

Sekretaris DPD atau sebutan lain Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

5. Partai......................................................... Ketua DPD atau sebutan lain

Prov/Kab/Kota *)

(.........................................)

Sekretaris DPD atau sebutan lain Prov/Kab/Kota *)

(.........................................) Keterangan : *) Coret yang tidak diperlukan

Cap

Cap

Cap

Cap

155

Page 161: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN

KESEDIAAN MENJADI CALON KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH*)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

3. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ……….......................……………/……………………….Tahun;

4. Pendidikan terakhir : ..............................................................................................................

5. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

..............................................................................................................

Sebagai calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*) dengan ini menyatakan bahwa

saya menerima dan bersedia diajukan menjadi calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*)

secara berpasangan dengan calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*) atas nama : ..................

.....................................................

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan

sebagai bukti pemenuhan syarat pengajuan pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (5) huruf d Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo.

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di …………………………………. pada tanggal…………………………….

Yang membuat pernyataan

Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*)

(……………………………..……………..) Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

MODEL B3 - KWK.KPU PARTAI POLITIK

CONTOH

Materai

Rp. 6.000

156

Page 162: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN TIDAK AKAN MENGUNDURKAN DIRI SEBAGAI PASANGAN

CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

3. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ……….......................……………/……………………….Tahun;

4. Pendidikan terakhir : ..............................................................................................................

5. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

..............................................................................................................

Sebagai calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*), dengan ini menyatakan bahwa

saya tidak akan mengundurkan diri sebagai pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah, terhitung sejak ditetapkan sebagai pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota*) ................................................

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan

sebagai bukti pemenuhan syarat pengajuan pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (5) huruf e Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo.

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di …………………………………. pada tanggal…………………………….

Yang membuat pernyataan

Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*)

(……………………………..……………..) Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

MODEL B4 - KWK.KPU PARTAI POLITIK

CONTOH

Materai

Rp. 6.000

157

Page 163: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN MENGUNDURKAN DIRI DARI JABATAN

PENGURUS PERUSAHAAN SWASTA, PERUSAHAAN MILIK NEGARA/DAERAH, YAYASAN, ADVOKAT DAN KUASA HUKUM ATAU PROFESI BIDANG LAIN*)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

3. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ……….......................……………/……………………….Tahun;

4. Pendidikan terakhir : ..............................................................................................................

5. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

..............................................................................................................

menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya sanggup mengundurkan diri dari jabatan/jabatan

negeri apabila terpilih menjadi Kepala daerah atau Wakil Kepala Daerah*) sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan dan pada saat pencalonan ini saya :

1. Tidak dalam kedudukan sedang menjabat sebagai .....................................................................;

2. Telah mengundurkan diri dari jabatan sebagai ............................................................................;

dan telah memperoleh persetujuan dari atasan langsung, sebagaimana bukti terlampir.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan

sebagai bukti pemenuhan syarat pengajuan pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (5) huruf f dan huruf g Undang-undang

Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2008 Jo Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 12 Tahun 2010.

Dibuat di …………………………………. pada tanggal……………………………...

Yang membuat pernyataan

Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*)

(……………………………..……………..) Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

MODEL B5 - KWK.KPU PARTAI POLITIK

CONTOH

Materai

Rp. 6.000

158

Page 164: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN PEMBERHENTIAN SEBAGAI ANGGOTA KPU, KPU PROVINSI, ATAU

KPU KABUPATEN/KOTA ATAU ANGGOTA BADAN PENGAWAS PEMILU, PANITIA PENGAWAS PEMILU PROVINSI, ATAU PANITIA PENGAWAS

PEMILU KABUPATEN/KOTA*) Yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama : .............................................................................................................. 2. Jenis kelamin : .............................................................................................................. 3. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ……….......................……………/……………………….Tahun; 4. Pendidikan terakhir : .............................................................................................................. 5. Alamat tempat tinggal : .............................................................................................................. .............................................................................................................. menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya mengundurkan diri dari Anggota KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota atau anggota Badan Pengawas Pemilu, Panitia Pengawas Pemilu Provinsi, atau Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota*) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan pada saat pencalonan ini saya : 1. Tidak dalam kedudukan sedang menjabat sebagai ......................................................................; 2. Telah mengundurkan diri dari jabatan sebagai .............................................................................

dan telah memperoleh persetujuan dari atasan langsung, sebagaimana bukti terlampir. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan

sebagai bukti pemenuhan syarat pengajuan pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 Jo Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010 .

Dibuat di …………………………………. pada tanggal……………………………...

Yang membuat pernyataan

Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*)

(……………………………..……………..) Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

MODEL B6 - KWK.KPU PARTAI POLITIK

CONTOH

Materai

Rp. 6.000

159

Page 165: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN TIDAK AKTIF DARI JABATAN SEBAGAI PIMPINAN DPRD

Yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

3. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ……….......................……………/……………………….Tahun;

4. Pendidikan terakhir : ..............................................................................................................

5. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

..............................................................................................................

menyatakan dengan sebenarnya bahwa pada saat pencalonan ini saya tidak aktif dari jabatan

sebagai pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota*) ........................

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan

sebagai bukti pemenuhan syarat pengajuan pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (5) huruf h Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo.

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di …………………………………. pada tanggal……………………………...

Yang membuat pernyataan

Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*)

(……………………………..……………..) Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

MODEL B7 - KWK.KPU PARTAI POLITIK

CONTOH

Materai

Rp. 6.000

160

Page 166: 2010 03 Sep 2010

SURAT PEMBERITAHUAN KEPADA PIMPINAN BAGI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN

PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

YANG MENCALONKAN DIRI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

3. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ……….......................……………/……………………….Tahun;

4. Pendidikan terakhir : ..............................................................................................................

5. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

..............................................................................................................

menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya mencalonkan diri sebagai Kepala Daerah/Wakil

Kepala Daerah*).

Demikian surat pemberitahuan ini dibuat dengan sebenarnya, sebagai bukti

pemenuhan syarat pasangan calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 huruf i Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor

12 Tahun 2008 Jo Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di …………………………………. pada tanggal……………………………...

Yang membuat pemberitahuan

Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*)

(……………………………..……………..) Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

MODEL B8 - KWK.KPU PARTAI POLITIK

CONTOH

Materai

Rp. 6.000

161

Page 167: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA

Yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

3. Pekerjaan : ..............................................................................................................

4. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ……….......................……………/……………………….Tahun;

5. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

..............................................................................................................

menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya sebagai calon Kepala Daerah/Wakil Kepala

Daerah*) bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang saya anut.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, sebagai bukti pemenuhan syarat

calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 huruf a

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 Jo. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di …………………………………. pada tanggal……………………………...

Yang membuat pernyataan

Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*)

(……………………………..……………..) Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

MODEL BB - KWK.KPU PARTAI POLITIK

CONTOH

Materai

Rp. 6.000

162

Page 168: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN SETIA KEPADA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA,

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945,

CITA-CITA PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945, DAN NEGARA KESATUAN

REPUBLIK INDONESIA SERTA PEMERINTAH

Yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

3. Pekerjaan : ..............................................................................................................

4. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ……….......................……………/……………………….Tahun;

5. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

..............................................................................................................

menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya sebagai calon Kepala Daerah/Wakil Kepala

Daerah*) setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, Cita-Cita Proklamasi 17 Agustus 1945, dan Negara Kesatuan

Republik Indonesia serta Pemerintah.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan

sebagai bukti pemenuhan syarat calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*), sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 58 huruf b Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo. Peraturan Komisi Pemilihan Umum

Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di …………………………………. pada tanggal……………………………...

Yang membuat pernyataan

Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*)

(……………………………..……………..) Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

MODEL BB1 - KWK.KPU PARTAI POLITIK

CONTOH

Materai

Rp. 6.000

163

Page 169: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN MENGENAL DAERAH DAN DIKENAL OLEH MASYARAKAT DI DAERAHNYA

Yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

3. Pekerjaan : ..............................................................................................................

4. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ….......................……………/……………………….Tahun;

5. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

..............................................................................................................

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya mengenal daerah dan dikenal oleh

masyarakat serta pernah tinggal dan dibesarkan di :

1. Kabupaten/Kota *) : ..............................................................................................................

2. Kecamatan : ..............................................................................................................

3. Desa/Kelurahan : ..............................................................................................................

4. RT/RW : ..............................................................................................................

5. Lamanya : ............... tahun ............... bulan

Demikian surat penyataan ini dibuat untuk digunakan sebagai bukti pemenuhan syarat

calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 huruf h

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 Jo Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di …………………………………. pada tanggal……………………………...

Yang membuat pernyataan

Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*)

(……………………………..……………..) Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

MODEL BB2 - KWK.KPU PARTAI POLITIK

CONTOH

Materai

Rp. 6.000

164

Page 170: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN BELUM PERNAH MENJABAT SEBAGAI KEPALA DAERAH ATAU WAKIL KEPALA

DAERAH SELAMA DUA KALI MASA JABATAN YANG SAMA

Yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

3. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ……….......................……………/……………………….Tahun;

4. Pendidikan terakhir : ..............................................................................................................

5. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

..............................................................................................................

menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya sebagai calon Kepala Daerah/Wakil Kepala

Daerah*) belum pernah menjabat sebagai Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*) selama dua

kali masa jabatan yang sama.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan

sebagai bukti pemenuhan syarat calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*), sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 58 huruf o Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo Peraturan Komisi Pemilihan Umum

Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di …………………………………. pada tanggal……………………………...

Yang membuat pernyataan

Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*)

(……………………………..……………..) Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

MODEL BB3 - KWK.KPU PARTAI POLITIK

CONTOH

Materai

Rp. 6.000

165

Page 171: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN TIDAK DALAM STATUS SEBAGAI PENJABAT KEPALA DAERAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

3. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ……….......................……………/……………………….Tahun;

4. Pendidikan terakhir : ..............................................................................................................

5. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

..............................................................................................................

menyatakan bahwa saya tidak dalam status sebagai Penjabat Kepala Daerah.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan

sebagai bukti pemenuhan syarat calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*), sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 58 huruf l Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo Peraturan Komisi Pemilihan Umum

Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di …………………………………. pada tanggal……………………………...

Yang membuat pernyataan

Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*)

(……………………………..……………..) Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

MODEL BB4 - KWK.KPU PARTAI POLITIK

CONTOH

Materai

Rp. 6.000

166

Page 172: 2010 03 Sep 2010

SURAT KETERANGAN HASIL PEMERIKSAAN KEMAMPUAN ROHANI DAN JASMANI

Tim Pemeriksa kemampuan rohani dan jasmani, menerangkan bahwa :

1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

3. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ……….......................……………/……………………….Tahun;

4. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

..............................................................................................................

berdasarkan hasil pemeriksaan/pengujian terhadap kemampuan rohani dan kesehatan jasmani

calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*) atas nama : .............................................................

dinyatakan mampu/tidak mampu*) secara rohani dan jasmani melaksanakan tugas dan

kewajiban sebagai Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*).

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya, sehingga dapat digunakan

sebagai bukti pemenuhan syarat calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*), sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 58 huruf e Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo Peraturan Komisi Pemilihan Umum

Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di ......................................................... pada tanggal ................................................... Tim Pemeriksa Kesehatan Khusus

KETUA,

(…………………………………………………..) Keterangan :

*) Coret yang tidak perlu

CAP

MODEL BB5 - KWK.KPU PARTAI POLITIK

CONTOH

167

Page 173: 2010 03 Sep 2010

SURAT KETERANGAN TEMPAT TINGGAL DALAM WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Kepala Desa/Lurah …….................................................................., menerangkan bahwa :

1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

3. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ……….......................……………/……………………….Tahun;

4. Pendidikan terakhir : ..............................................................................................................

5. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

..............................................................................................................

Berdasarkan kartu tanda penduduk menerangkan dengan sebenarnya bahwa nama

calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*) tersebut bertempat tinggal di Desa/Kelurahan

..................................................... dan sebagai bukti terlampir fotokopi kartu tanda penduduk.

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan

sebagai bukti pemenuhan syarat calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*), sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 58 huruf l Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo Peraturan Komisi Pemilihan Umum

Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di ........................................................ pada tanggal .................................................. KEPALA DESA/LURAH

.................................................,

(…………………………………………………..) Keterangan :

*) Coret yang tidak perlu

MODEL BB6 - KWK.KPU PARTAI POLITIK

CONTOH

CAP

168

Page 174: 2010 03 Sep 2010

SURAT KETERANGAN TIDAK MEMILIKI TANGGUNGAN UTANG

Ketua Pengadilan Negeri................................................................, menerangkan bahwa :

1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

3. Pekerjaan : ..............................................................................................................

4. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ………….......................……………/……………………….Tahun;

5. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

..............................................................................................................

Berdasarkan hasil pemeriksaan catatan tanggungan utang terhadap calon Kepala

Daerah/Wakil Kepala Daerah*) atas nama : .........................................................................................

tidak memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan/atau secara badan hukum yang

menjadi tanggung jawabnya, sehingga tidak merugikan keuangan negara.

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya, sehingga dapat digunakan

sebagai bukti pemenuhan syarat calon perseorangan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*),

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 huruf j Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo Peraturan

Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di ......................................................... pada tanggal ................................................... Ketua Pengadilan Negeri

…………………………………….,

(…………………………………………………..) Keterangan :

*) Coret yang tidak perlu

MODEL BB7 - KWK.KPU PARTAI POLITIK

CONTOH

CAP

169

Page 175: 2010 03 Sep 2010

SURAT KETERANGAN TIDAK SEDANG DINYATAKAN PAILIT

Ketua Pengadilan Negeri/Niaga..................................................., menerangkan bahwa :

1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

3. Pekerjaan : ..............................................................................................................

4. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ………….......................……………/……………………….Tahun;

5. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

..............................................................................................................

berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*) atas

nama ..................................................................................... dinyatakan tidak sedang dalam keadaan

pailit.

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya, sehingga dapat digunakan

sebagai bukti pemenuhan syarat calon Kepala Daerah/Wakil kepala Daerah*), sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 58 huruf k Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2008 sebagaimana diubah

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo Peraturan Komisi Pemilihan Umum

Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di ......................................................... pada tanggal ................................................... Ketua Pengadilan Negeri/Niaga*)

…………………………………….,

(…………………………………………………..) Keterangan :

*) Coret yang tidak perlu

MODEL BB8 - KWK.KPU PARTAI POLITIK

CONTOH

CAP

170

Page 176: 2010 03 Sep 2010

SURAT KETERANGAN Nomor : ……………....…............

Ketua Pengadilan Negeri/Tinggi………………………………………… menerangkan

bahwa : 1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

3. Pekerjaan : ..............................................................................................................

4. Kebangsaan : ..............................................................................................................

5. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ………….......................……………/……………………….Tahun;

6. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

..............................................................................................................

Berdasarkan penelitian, nama tersebut pada saat ini :

a. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

b. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Surat keterangan ini dibuat untuk keperluan pemenuhan syarat calon Kepala

Daerah/Wakil Kepala Daerah*) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 huruf f dan huruf g Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010. Dibuat di ......................................................... pada tanggal ................................................... Ketua Pengadilan Negeri/Tinggi*)

…………………………………….,

(…………………………………………………..) Keterangan :

*) Coret yang tidak perlu

MODEL BB9 - KWK.KPU PARTAI POLITIK

CONTOH

CAP

171

Page 177: 2010 03 Sep 2010

DAFTAR RIWAYAT HIDUP CALON KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH*)

1. Nama : ..............................................................................................................

2. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

Lahir/umur ………….......................……………/……………………….Tahun;

3. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

4. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

5. Agama : ..............................................................................................................

6. Status perkawinan : a. belum/sudah/pernah kawin*)

b. nama istri/suami : ......................................................................

c. jumlah anak ……………… orang.

d. nama keluarga kandung :

1) ....................................................................................................

2) ....................................................................................................

3) ....................................................................................................

7. Pekerjaan : ..............................................................................................................

8. Riwayat pendidikan**) : a. ........................................................................................................

b. ........................................................................................................

c. ........................................................................................................

d. ........................................................................................................

9. Riwayat organisasi ***) : a. ........................................................................................................

b. ........................................................................................................

c. ........................................................................................................

d. ........................................................................................................

10. Riwayat pekerjaan dan : a. ........................................................................................................

alamat pekerjaan ***) b. ........................................................................................................

c. ........................................................................................................

d. ........................................................................................................

11. Lain-lain : ..............................................................................................................

MODEL BB10 - KWK.KPU PARTAI POLITIK

CONTOH

172

Page 178: 2010 03 Sep 2010

Daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan sebagai bukti

pemenuhan syarat calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*) sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 58 huruf n Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13

Tahun 2010.

Dibuat di ......................................................... pada tanggal ...................................................

calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*)

(…………………………………………………..)

Keterangan : 1. *) coret yang tidak diperlukan. 2. **) memuat penjelasan tentang nama dan alamat sekolah/perguruan tinggi. 3. ***) memuat penjelasan tentang bentuk/jenis, alamat dan jangka waktu. 4. Apabila tidak mencukupi, Formulir ini dapat diperbanyak oleh calon yang bersangkutan.

173

Page 179: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN

KESANGGUPAN MENGUNDURKAN DIRI DARI JABATAN

APABILA TERPILIH MENJADI KEPALA DAERAH/ WAKIL KEPALA DAERAH*)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

3. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ………….......................……………/……………………….Tahun;

4. Pendidikan terakhir : ..............................................................................................................

5. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

..............................................................................................................

menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya sanggup mengundurkan diri dari jabatan/jabatan

negeri apabila terpilih menjadi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*) sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan

sebagai bukti pemenuhan syarat pengajuan pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (5) huruf f Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo.

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di …………………………………. pada tanggal……………………………...

Yang membuat pernyataan

Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*)

(……………………………..……………..) Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

MODEL BB11 - KWK.KPU PARTAI POLITIK

CONTOH

Materai

Rp. 6.000

174

Page 180: 2010 03 Sep 2010

SURAT PENCALONAN

Sesuai ketentuan Pasal 59 ayat (5a) huruf a Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, dan ketentuan Pasal 42A ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 serta ketentuan Pasal … ayat (…) huruf … Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010, berkenaan dengan pemenuhan persyartan pengajuan pasangan calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah *) …………………………… dari perseorangan, bersama ini kami : 1. Nama : ………………………………………………………………

(Calon Kepala Daerah)

2. Nama : ……………………………………………………………… (Calon Wakil Kepala Daerah)

mengajukan diri sebagai pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota*)…………………………………………………………… masa jabatan ………………………………

Surat pencalonan ini dilampiri :

a. Berita acara verifikasi dan rekapitulasi dukungan dari PPK/KPU Kabupaten/Kota*), dengan keseluruhan jumlah pendukung ………………….… orang (…..%) dari jumlah penduduk Provinsi/Kabupaten/Kota*) ………………………… yang tersebar di ……. (……..……………………………………………) Kabupaten/Kota/Kecamatan*) dari …… (……………….………………..………...……….) Kabupaten/Kota/Kecamatan*).

b. Surat keterangan dan surat pernyataan atau dokumen lainnya sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 59 ayat (5a) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 68 Tahun 2009.

……………….., …………………..

Calon Wakil Kepala Daerah

(………………………………………..)

Calon Kepala Daerah

(………………………………………..) Keterangan :

*) Coret yang tidak perlu

Materai

Rp. 6.000

MODEL B - KWK.KPU PERSEORANGAN

CONTOH

175

Page 181: 2010 03 Sep 2010

DAFTAR NAMA-NAMA PENDUKUNG PASANGAN CALON PERSEORANGAN

DALAM PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Yang bertanda tangan dibawah ini, kami pendukung pasangan calon perseorangan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah : 1. Nama calon perseorangan Kepala Daerah : ……………………………………………… 2. Nama calon perseorangan Wakil Kepala Daerah : ……………………………………………… untuk dicalonkan sebagai calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*) Provinsi/Kabupaten/ Kota*) ………………………………......... periode tahun ………… sampai dengan tahun ………… Kelurahan/Desa *) : ……………………… Kabupaten/Kota*) : …………………………….. Kecamatan : ……………………… Provinsi : ……………………………..

No. Nama No

KTP/NIK Tempat Tgl lahir/Umur

Alamat Tanda

Tangan 1 2 3 4 5 6

1 2 3

dan seterusnya… Demikian pernyataan dukungan ini dibuat dengan sebenarnya, dan apabila ternyata tidak benar maka sanggup dituntut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dibuat di ………………………………….. pada tanggal ……………………………...

Mengetahui/menyetujui,

Calon Wakil Kepala Daerah

(………………………………………..)

Calon Kepala Daerah

(………………………………………..) Keterangan :

*) Coret yang tidak perlu

MODEL B1 - KWK.KPU PERSEORANGAN

CONTOH

Materai

Rp. 6.000

170

Page 182: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI CALON KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH*)

Yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama : .............................................................................................................. 2. Jenis kelamin : .............................................................................................................. 3. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ………….......................……………/……………………….Tahun; 4. Pendidikan terakhir : .............................................................................................................. 5. Alamat tempat tinggal : .............................................................................................................. ..............................................................................................................

Dengan ini menyatakan bersedia menjadi calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*) secara berpasangan dengan calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*) atas nama ………………........................................ dari perseorangan dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota*) ...............……………………………………… masa jabatan .….....…..... s/d .….....….....

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk memenuhi ketentuan Pasal 59 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di …………………………………. pada tanggal…………………………….

Yang membuat pernyataan

Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*)

(……………………………..……………..) Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

MODEL B2 - KWK.KPU PERSEORANGAN

CONTOH

Materai

Rp. 6.000

177

Page 183: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN TIDAK AKAN MENGUNDURKAN DIRI SEBAGAI PASANGAN CALON

KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH*)

Yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama : .............................................................................................................. 2. Jenis kelamin : .............................................................................................................. 3. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ………….......................……………/……………………….Tahun; 4. Alamat tempat tinggal : .............................................................................................................. ..............................................................................................................

Dengan ini menyatakan bahwa saya tidak akan mengundurkan diri sebagai pasangan calon perseorangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, terhitung sejak ditetapkan sebagai pasangan calon perseorangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kabupaten/Kota*) …………………………………

Apabila saya melanggar surat pernyataan ini, saya sanggup memenuhi ketentuan

Pasal 62 ayat (1b) dan ayat (1c) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan

sebagai bukti pemenuhan syarat pengajuan pasangan calon perseorangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (5) huruf c Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di ……………………………………… pada tanggal …………………………………..

Yang membuat pernyataan

Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*)

(………………………………………..) Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

MODEL B3 - KWK.KPU PERSEORANGAN

CONTOH

Materai

Rp. 6.000

178

Page 184: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN MENGUNDURKAN DIRI DARI JABATAN

APABILA TERPILIH MENJADI KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH*)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : ……………………………………………………………………………

2. Jenis Kelamin : ……………………………………………………………………………

3. Pekerjaan : ……………………………………………………………………………

4. Tempat dan tanggal : ……………………………………………………………………………

Lahir/umur/tahun ………………………………………/…………………………Tahun

5. Alamat tempat tinggal : ……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

Dengan ini menyatakan bahwa saya sanggup mengundurkan diri dari jabatan

apabila terpilih menjadi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*) sesuai dengan ketentuan Pasal 59 ayat (5a) huruf e Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan

sebagai bukti pemenuhan syarat pengajuan pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Dibuat di ……………………………………… pada tanggal ………………………………….

Yang membuat pernyataan

Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*)

(………………………………………..) Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

Materai

Rp. 6.000

MODEL B4 - KWK.KPU PERSEORANGAN

CONTOH

179

Page 185: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN TIDAK AKTIF DARI JABATAN SEBAGAI PIMPINAN DPRD

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : ……………………………………………………………………………

2. Jenis Kelamin : ……………………………………………………………………………

3. Pekerjaan : ……………………………………………………………………………

4. Tempat dan tanggal : ……………………………………………………………………………

Lahir/umur/tahun ………………………………………/…………………………Tahun

5. Alamat tempat tinggal : ……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa pada saat pencalonan saya tidak

aktif dari jabatan sebagai pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi/Kabupaten/

Kota*) ……………………………………………..

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan

sebagai bukti pemenuhan syarat pengajuan pasangan calon perseorangan Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (5a) huruf g Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor

12 Tahun 2008 Jo. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di ………………………………………..

pada tanggal …………………………………....

Yang membuat pernyataan

Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*)

(………………………….…………………..) Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

Materai

Rp. 6.000

MODEL B5 - KWK.KPU PERSEORANGAN

CONTOH

180

Page 186: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN MENGENAL DAERAH DAN DIKENAL OLEH MASYARAKAT DI DAERAHNYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : .......................................................................................................... 2. Tempat dan tanggal lahir : .......................................................................................................... 3. Pekerjaan : .......................................................................................................... 4. Alamat tempat tinggal : .......................................................................................................... ..........................................................................................................

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya mengenal daerah dan dikenal oleh

masyarakat serta pernah tinggal dan dibesarkan di :

1. Kabupaten/Kota *) : .......................................................................................................... 2. Kecamatan : .......................................................................................................... 3. Desa/Kelurahan : .......................................................................................................... 4. RT/RW : .......................................................................................................... 5. Lamanya : ............... tahun ................. bulan

Demikian surat penyataan ini dibuat untuk digunakan sebagai bukti pemenuhan syarat calon perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 huruf h Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di ……………………………………… pada tanggal …………………………………..

Yang membuat pernyataan Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*)

(………………………………………..) Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

Materai

Rp. 6.000

MODEL B6 - KWK.KPU PERSEORANGAN

CONTOH

181

Page 187: 2010 03 Sep 2010

TANDA TERIMA

Telah terima berkas dukungan untuk Pasangan Calon Perseorangan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah :

Provinsi/Kabupaten/Kota/PPK/PPS*) : ............................................................................ Dukungan terhadap Pasangan Calon Kepala Daerah : ............................................................................ Wakil Kepala Daerah : ............................................................................ 1. Kabupaten/Kota/Kecamatan/ : ............................................................................ Desa/Kelurahan*) 2. Kabupaten/Kota/Kecamatan/ : ............................................................................ Desa/Kelurahan*) 3. Kabupaten/Kota/Kecamatan/ : ............................................................................ Desa/Kelurahan*) 4. Kabupaten/Kota/Kecamatan/ : ............................................................................ Desa/Kelurahan*)

Diterima di ……………………………………… pada tanggal …………………………………....

Yang menyerahkan

(.............................................................)

Yang menerima KPU Provinsi/Kabupaten/Kota/PPS*)

(.............................................................) Keterangan :

1. *) Coret yang tidak perlu 2. Formulir ini dapat ditambah sesuai keperluan

MODEL B7 - KWK.KPU PERSEORANGAN

CONTOH

182

Page 188: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN TIDAK MENDUKUNG

Yang bertandatangan dibawah ini :

1. Nama : .............................................................................

2. Nomor KTP/NIK : .............................................................................

3. Alamat : .............................................................................

.............................................................................

4. Umur : .............................................................................

5. Jenis Kelamin : .............................................................................

Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya tidak pernah mendukung

dalam bentuk apapun terhadap pasangan calon perseorangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah : 1. Kepala Daerah : ............................................................................. 2. Wakil Kepala Daerah : .............................................................................

Dibuat di …………………..……………………. pada tanggal ………………………………….....

Yang membuat pernyataan

(.............................................................)

MODEL B8 – KWK.KPU PERSEORANGAN

CONTOH

183

Page 189: 2010 03 Sep 2010

BERITA ACARA VERIFIKASI DAN REKAPITULASI TERHADAP

JUMLAH DUKUNGAN BAKAL PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DI TINGKAT DESA/KELURAHAN OLEH

PANITIA PEMUNGUTAN SUARA

Pada hari ini ………….. tanggal ……… bulan ……………. Tahun dua ribu ………… Panitia Pemungutan Suara (PPS) telah melaksanakan verifikasi dan rekapitulasi terhadap jumlah dukungan bakal pasangan calon Perseorangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota*) ............................................................. atas nama : 1. Bakal Calon Kepala Daerah : ........................................................... 2. Bakal Calon Wakil Kepala Daerah : ........................................................... dalam rapat Panitia Pemungutan Suara, bertempat di : Desa/Kelurahan : …………………………………………………………………………… Kecamatan : …………………………………………………………………………… Kabupaten/Kota : …………………………………………………………………………… Provinsi : ……………………………………………………………………………

Dalam verifikasi dan rekapitulasi, Panitia Pemungutan Suara telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut : a. memeriksa kelengkapan administrasi dukungan bakal pasangan calon. b. melakukan verifikasi faktual berdasarkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau surat

keterangan tanda penduduk masing-masing pendukung di Desa/Kelurahan …………………….……………………………………….

c. membatalkan dukungan dengan cara mencoret nama dukungan, apabila ditemukan adanya seseorang yang memberikan dukungan kepada lebih dari 1 (satu) bakal pasangan calon, ditemukan nama pendukung yang sudah pindah tempat tinggal, meninggal dunia, dan ditemukan nama pendukung yang belum berusia 17 (tujuh belas) tahun atau sudah pernah kawin.

d. Melakukan rekapitulasi jumlah dukungan bakal pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Hasil verifikasi dan rekapitulasi daftar nama-nama pendukung pasangan Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dilakukan PPS adalah sebagai berikut : 1. Jumlah pendukung yang diajukan bakal pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah ……………………….. orang;

2. Jumlah pendukung ……….

MODEL BA - KWK.KPU PERSEORANGAN

CONTOH

184

Page 190: 2010 03 Sep 2010

2. Jumlah pendukung bakal pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang memenuhi syarat ……………………. orang;

3. Jumlah pendukung bakal pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang tidak memenuhi syarat …………….. orang;

Rekapitulasi pendukung bakal pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah yang telah di verifikasi PPS dan fotokopi KTP atau surat keterangan tanda penduduk sebagaimana terlampir.

Demikian Berita Acara dibuat 3 (tiga) rangkap, masing-masing rangkap ditandatangani oleh Ketua dan anggota PPS.

Berita Acara disampaikan kepada : 1. 1 (satu) rangkap untuk pasangan calon; 2. 1 (satu) rangkap untuk PPK; 3. 1 (satu) rangkap untuk arsip PPS.

NO JABATAN NAMA TANDA TANGAN

1.

Ketua

……………………………………………………

( ………………………….)

2.

Anggota

……………………………………………………

( ………………………….)

3.

Anggota

……………………………………………………

( ………………………….)

Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

185

Page 191: 2010 03 Sep 2010

BERITA ACARA VERIFIKASI DAN REKAPITULASI TERHADAP

JUMLAH DUKUNGAN BAKAL PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DI TINGKAT KECAMATAN OLEH

PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN

Pada hari ini ………….. tanggal ………… bulan …………… Tahun dua ribu ………… Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) telah melaksanakan verifikasi dan rekapitulasi terhadap jumlah dukungan bakal pasangan calon Perseorangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota*) ............................................................... atas nama : 1. Bakal Calon Kepala Daerah : ........................................................... 2. Bakal Calon Wakil Kepala Daerah : ........................................................... dalam rapat Panitia Pemilihan Kecamatan, bertempat di : Kecamatan : …………………………………………………………………………… Kabupaten/Kota : …………………………………………………………………………… Provinsi : ……………………………………………………………………………

Dalam verifikasi dan rekapitulasi, Panitia Pemilihan Kecamatan telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut : a. memeriksa dukungan bakal pasangan calon yang memberikan dukungan kepada lebih dari

1 (satu) bakal pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. b. menerima masukan dan informasi mengenai manipulasi dukungan. c. membatalkan dukungan dengan cara mencoret nama dukungan, apabila ditemukan adanya

seseorang yang memberikan dukungan kepada lebih dari 1 (satu) bakal pasangan calon dan adanya informasi manipulasi dukungan.

d. melakukan rekapitulasi jumlah dukungan Bakal Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Hasil verifikasi dan rekapitulasi daftar nama-nama pendukung pasangan Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dilakukan PPK adalah sebagai berikut : 1. Jumlah pendukung hasil rekapitulasi PPS yang diajukan bakal pasangan calon Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah ……………………….. orang; 2. Jumlah pendukung hasil rekapitulasi PPS bakal pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah yang memenuhi syarat …………….. orang; 3. Jumlah pendukung hasil rekapitulasi PPS bakal pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah yang tidak memenuhi syarat …………….. orang;

Rekapitulasi . . . . . . .

MODEL BA1 - KWK.KPU PERSEORANGAN

CONTOH

186

Page 192: 2010 03 Sep 2010

Rekapitulasi pendukung bakal pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang telah di verifikasi PPK dan fotokopi KTP atau surat keterangan tanda penduduk sebagaimana terlampir.

Demikian Berita Acara dibuat 3 (tiga) rangkap, masing-masing rangkap

ditandatangani oleh Ketua dan anggota PPK. Berita Acara disampaikan kepada : 1. 1 (satu) rangkap untuk pasangan calon; 2. 1 (satu) rangkap untuk KPU Kabupaten/Kota; 3. 1 (satu) rangkap untuk arsip PPK.

NO JABATAN NAMA TANDA TANGAN

1.

Ketua

……………………………………………………

(……………………)

2.

Anggota

……………………………………………………

(……………………)

3.

Anggota

……………………………………………………

(……………………)

4.

Anggota

……………………………………………………

(……………………)

5.

Anggota

……………………………………………………

(……………………)

Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

187

Page 193: 2010 03 Sep 2010

BERITA ACARA VERIFIKASI DAN REKAPITULASI TERHADAP

JUMLAH DUKUNGAN BAKAL PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA OLEH

KPU KABUPATEN/KOTA

Pada hari ini ………….. tanggal ………… bulan …………… Tahun dua ribu …………

KPU Kabupaten/Kota telah melaksanakan verifikasi dan rekapitulasi terhadap jumlah dukungan bakal pasangan calon Perseorangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota*) ............................................................. atas nama : 1. Bakal Calon Kepala Daerah : ........................................................... 2. Bakal Calon Wakil Kepala Daerah : ........................................................... dalam rapat KPU Kabupaten/Kota, bertempat di : Kecamatan : …………………………………………………………………………… Kabupaten/Kota : …………………………………………………………………………… Provinsi : ……………………………………………………………………………

Dalam verifikasi dan rekapitulasi, KPU Kabupaten/Kota telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut : a. memeriksa dukungan bakal pasangan calon yang memberikan dukungan kepada lebih dari

1 (satu) bakal pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. b. menerima masukan dan informasi mengenai manipulasi dukungan. c. membatalkan dukungan dengan cara mencoret nama dukungan, apabila ditemukan adanya

seseorang yang memberikan dukungan kepada lebih dari 1 (satu) bakal pasangan calon dan adanya informasi manipulasi dukungan.

d. melakukan rekapitulasi jumlah dukungan Bakal Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Hasil verifikasi dan rekapitulasi daftar nama-nama pendukung pasangan Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dilakukan KPU Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut : 1. Jumlah pendukung hasil rekapitulasi PPK yang diajukan bakal pasangan calon Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah ……………………….. orang; 2. Jumlah pendukung hasil rekapitulasi PPK bakal pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah yang memenuhi syarat …………………. orang; 3. Jumlah pendukung hasil rekapitulasi PPK bakal pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah yang tidak memenuhi syarat …………….orang;

Rekapitulasi . . . . . . .

MODEL BA2 - KWK.KPU PERSEORANGAN

CONTOH

188

Page 194: 2010 03 Sep 2010

Rekapitulasi pendukung bakal pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang telah di verifikasi KPU Kabupaten/Kota dan fotokopi KTP atau surat keterangan tanda penduduk sebagaimana terlampir*).

Demikian Berita Acara dibuat 3 (tiga) rangkap, masing-masing rangkap

ditandatangani oleh Ketua dan anggota KPU Kabupaten/Kota. Berita Acara disampaikan kepada : 1. 1 (satu) rangkap untuk pasangan calon; 2. 1 (satu) rangkap untuk KPU Provinsi**); 3. 1 (satu) rangkap untuk arsip KPU Kabupaten/Kota.

NO JABATAN NAMA TANDA TANGAN

1.

Ketua

……………………………………………………

(……………………)

2.

Anggota

……………………………………………………

(……………………)

3.

Anggota

……………………………………………………

(……………………)

4.

Anggota

……………………………………………………

(……………………)

5.

Anggota

……………………………………………………

(……………………)

Keterangan : *) Fotokopi KTP atau surat keterngan tanda penduduk disampaikan kepada KPU Provinsi

untuk Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur oleh KPU Kabupaten/Kota; **) Untuk Pemilu Bupati/Wakil Bupati atau Walikota/Wakil Walikota, Berita Acara verifikasi

dan rekapitulasi terhadap jumlah dukungan bakal pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah di tingkat Kabupaten/Kota oleh KPU Kabupaten/Kota, digunakan sebagai pemenuhan syarat calon berkenaan dengan syarat dukungan.

189

Page 195: 2010 03 Sep 2010

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PASANGAN CALON PERSEORANGAN

KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH*) 1. Nama : ..............................................................................................................

2. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

Lahir/umur ………….......................……………/……………………….Tahun;

3. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

4. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

5. Agama : ..............................................................................................................

6. Status perkawinan : a. belum/sudah/pernah kawin*)

b. nama istri/suami : ......................................................................

c. jumlah anak ……………… orang.

d. nama keluarga kandung :

1) ....................................................................................................

2) ....................................................................................................

3) ....................................................................................................

7. Pekerjaan : ..............................................................................................................

8. Riwayat pendidikan**) : a. ........................................................................................................

b. ........................................................................................................

c. ........................................................................................................

d. ........................................................................................................

9. Riwayat organisasi ***) : a. ........................................................................................................

b. ........................................................................................................

c. ........................................................................................................

d. ........................................................................................................

10. Riwayat pekerjaan dan : a. ........................................................................................................

alamat pekerjaan ***) b. ........................................................................................................

c. ........................................................................................................

d. ........................................................................................................

11. Lain-lain : ..............................................................................................................

MODEL BB1 - KWK.KPU PERSEORANGAN

CONTOH

190

Page 196: 2010 03 Sep 2010

Daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan sebagai bukti

pemenuhan syarat calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*) sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 58 huruf n Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13

Tahun 2010.

Dibuat di ......................................................... pada tanggal ...................................................

calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*)

(…………………………………………………..)

Keterangan : 1. *) coret yang tidak diperlukan. 2. **) memuat penjelasan tentang nama dan alamat sekolah/perguruan tinggi. 3. ***) memuat penjelasan tentang bentuk/jenis, alamat dan jangka waktu. 4. Apabila tidak mencukupi, Formulir ini dapat diperbanyak oleh calon yang bersangkutan.

191

Page 197: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN BELUM PERNAH MENJABAT SEBAGAI

KEPALA DAERAH ATAU WAKIL KEPALA DAERAH SELAMA DUA KALI MASA JABATAN YANG SAMA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

3. Pekerjaan : ..............................................................................................................

4. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ………….......................……………/……………………….Tahun;

5. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

..............................................................................................................

Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya sebagai calon perseorangan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*) belum pernah menjabat sebagai Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah selama dua kali masa jabatan dalam jabatan yang sama.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan

sebagai bukti pemenuhan syarat pengajuan pasangan calon perseorangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 huruf o Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di ......................................................... pada tanggal ................................................... Yang membuat pernyataan

calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*)

(…………………………………………………..) Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

MODEL BB2 - KWK.KPU PERSEORANGAN

CONTOH

Materai

Rp. 6.000

192

Page 198: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN

BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

3. Pekerjaan : ..............................................................................................................

4. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ………….......................……………/……………………….Tahun;

5. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

..............................................................................................................

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

sesuai dengan agama yang saya anut.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, sebagai bukti pemenuhan

syarat pengajuan pasangan calon perseorangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah,

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 huruf a Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo. Peraturan

Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di ......................................................... pada tanggal ................................................... Yang membuat pernyataan

calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*)

(…………………………………………………..) Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

MODEL BB3 - KWK.KPU PERSEORANGAN

CONTOH

Materai

Rp. 6.000

193

Page 199: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN SETIA KEPADA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA,

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DAN CITA-CITA PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945 DAN KEPADA

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA SERTA PEMERINTAH

Yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama : .............................................................................................................. 2. Jenis kelamin : .............................................................................................................. 3. Pekerjaan : .............................................................................................................. 4. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ………….......................……………/……………………….Tahun; 5. Alamat tempat tinggal : .............................................................................................................. ..............................................................................................................

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya sebagai calon perseorangan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*) setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 dan kepada Negara kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagai bukti pemenuhan syarat calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*), sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 huruf b Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010. Dibuat di ......................................................... pada tanggal ................................................... Yang membuat pernyataan

calon Kepala Daerah /Wakil Kepala Daerah*)

(…………………………………………………..) Keterangan : 1. *) Coret yang tidak perlu; 2. - Yang dimaksud dengan “setia” dalam ketentuan ini adalah tidak pernah terlibat gerakan

separatis, tidak pernah melakukan gerakan secara inkonstitusional atau dengan kekerasan untuk mengubah dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

- Yang dimaksud dengan “setia kepada Pemerintah” dalam ketentuan ini adalah yang mengakui pemerintah yang sah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republlik Indonesia Tahun 1945.

MODEL BB4 - KWK.KPU PERSEORANGAN

CONTOH

Materai

Rp. 6.000

194

Page 200: 2010 03 Sep 2010

SURAT KETERANGAN

HASIL PEMERIKSAAN KEMAMPUAN ROHANI DAN JASMANI

Tim Pemeriksa kemampuan rohani dan jasmani, menerangkan bahwa :

1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

3. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ………….......................……………/……………………….Tahun;

4. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

..............................................................................................................

berdasarkan hasil pemeriksaan/pengujian terhadap kemampuan rohani dan kesehatan jasmani

calon perseorangan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*) atas nama : ..........................

............................................................. dinyatakan mampu/tidak mampu*) secara rohani dan

jasmani melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*).

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, sehingga dapat digunakan

sebagai bukti pemenuhan syarat calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*), sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 58 huruf e Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo Peraturan Komisi Pemilihan Umum

Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di ......................................................... pada tanggal ................................................... Tim Pemeriksa Kesehatan Khusus

KETUA,

(…………………………………………………..) Keterangan :

*) Coret yang tidak perlu

CAP

MODEL BB5 - KWK.KPU PERSEORANGAN

CONTOH

195

Page 201: 2010 03 Sep 2010

SURAT KETERANGAN

TIDAK MEMILIKI TANGGUNGAN UTANG

Ketua Pengadilan Negeri................................................................, menerangkan bahwa :

1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

3. Pekerjaan : ..............................................................................................................

4. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ………….......................……………/……………………….Tahun;

5. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

..............................................................................................................

Berdasarkan hasil pemeriksaan catatan tanggungan utang terhadap calon

perseorangan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*) atas nama : .....................................................

............................................................................ tidak memiliki tanggungan utang secara

perseorangan dan/atau secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga tidak

merugikan keuangan negara.

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya, sehingga dapat digunakan

sebagai bukti pemenuhan syarat calon perseorangan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*),

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 huruf j Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo Peraturan

Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di ......................................................... pada tanggal ................................................... Ketua Pengadilan Negeri

…………………………………….,

(…………………………………………………..) Keterangan :

*) Coret yang tidak perlu

MODEL BB6 - KWK.KPU PERSEORANGAN

CONTOH

CAP

196

Page 202: 2010 03 Sep 2010

SURAT KETERANGAN

TIDAK SEDANG DINYATAKAN PAILIT

Ketua Pengadilan Negeri/Niaga..................................................., menerangkan bahwa :

1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

3. Pekerjaan : ..............................................................................................................

4. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ………….......................……………/……………………….Tahun;

5. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

..............................................................................................................

berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap calon perseorangan Kepala Daerah/Wakil Kepala

Daerah*) atas nama ..................................................................................... dinyatakan tidak sedang

dalam keadaan pailit.

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya, sehingga dapat digunakan

sebagai bukti pemenuhan syarat calon perseorangan Kepala Daerah/Wakil kepala Daerah*),

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 huruf k Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2008

sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo Peraturan

Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010.

Dibuat di ......................................................... pada tanggal ................................................... Ketua Pengadilan Negeri/Niaga*)

…………………………………….,

(…………………………………………………..) Keterangan :

*) Coret yang tidak perlu

MODEL BB7 - KWK.KPU PERSEORANGAN

CONTOH

CAP

197

Page 203: 2010 03 Sep 2010

SURAT KETERANGAN Nomor : ……………....…............

Ketua Pengadilan Negeri/Tinggi………………………………………… menerangkan

bahwa : 1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis kelamin : ..............................................................................................................

3. Pekerjaan : ..............................................................................................................

4. Kebangsaan : ..............................................................................................................

5. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................

lahir/umur ………….......................……………/……………………….Tahun;

6. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................

..............................................................................................................

Berdasarkan penelitian, nama tersebut pada saat ini :

a. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

b. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Surat keterangan ini dibuat untuk keperluan pemenuhan syarat calon perseorangan

Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah*) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 huruf f dan huruf g Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Jo Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2010. Dibuat di ......................................................... pada tanggal ................................................... Ketua Pengadilan Negeri/Tinggi*)

…………………………………….,

(…………………………………………………..) Keterangan :

*) Coret yang tidak perlu

MODEL BB8 - KWK.KPU PERSEORANGAN

CONTOH

CAP

198

Page 204: 2010 03 Sep 2010

DAFTAR PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TAHUN ..................

NO.

PAS FOTO DAN NAMA PASANGAN CALON

PARTAI POLITIK/ GABUNGAN PARTAI POLITIK YANG

MENGAJUKAN PASANGAN CALON/ PASANGAN CALON

PERSEORANGAN

KET. CALON KEPALA

DAERAH CALON WAKIL

KEPALA DAERAH

1 2 3 4 5

1. (..................................)

(..................................)

2. (..................................)

(..................................)

dst. Ditetapkan di ..................................................... pada tanggal .......................................................

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) .................................................................................

NO JABATAN NAMA TANDA TANGAN

1. KETUA ............................................................ .......................................

2. ANGGOTA ............................................................ .......................................

3. ANGGOTA ............................................................ .......................................

4. ANGGOTA ............................................................ .......................................

5. ANGGOTA ............................................................ ....................................... Keterangan : Kolom 4 diisi dengan : - Apabila yang mengajukan pasangan calon adalah partai politik atau gabungan partai politik,

diisi nama partai politik yang mengajukan pasangan calon yang bersangkutan; - Apabila pasangan calon berasal dari pasangan calon perseorangan, diisi dengan menuliskan

“PASANGAN CALON PERSEORANGAN”.

MODEL BC - KWK.KPU

CONTOH

4 x 6 cm

4 x 6 cm

4 x 6 cm

4 x 6 cm

199

Page 205: 2010 03 Sep 2010

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2010

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 69

TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

Menimbang : a. bahwa ketentuan Pasal 8 ayat (3) huruf a Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum menyatakan bahwa tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah menyusun dan menetapkan pedoman yang bersifat teknis untuk tiap-tiap tahapan berdasarkan peraturan perundang-undangan;

b. bahwa ketentuan Pasal 65 ayat (3) huruf c Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 menyatakan bahwa masa kampanye adalah merupakan tahapan penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

c. bahwa berdasarkan hal-hal tersebut huruf a dan huruf b, telah

ditetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 69 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Kampanye Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

d. bahwa dengan memperhatikan perkembangan keadaan berkenaan

dengan hal-hal teknis dalam tahapan kampanye Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dipandang perlu mengubah Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 69 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Kampanye Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

KOMISI PEMILIHAN UMUM

200

Page 206: 2010 03 Sep 2010

e. bahwa berdasarkan hal-hal tersebut pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu menetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 69 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Kampanye Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3887);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4252);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);

6. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara

Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721);

7. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801);

8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4836);

9. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun

2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,

201

Page 207: 2010 03 Sep 2010

Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4986);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,

Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4865);

11. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2008 tentang

Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 21 Tahun 2008, Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 37 Tahun 2008, dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01 Tahun 2010;

12. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 Tahun 2008 tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008;

Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 20 Mei 2010;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 69 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Kampanye Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, diubah sebagai berikut : 1. Ketentuan Pasal 1 angka 2 dan angka 16 diubah dan angka 8 dan angka 9 dihapus serta

ditambah 1 (satu) angka yakni angka 16, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut :

202

Page 208: 2010 03 Sep 2010

“Pasal 1 Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan : 1. Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Pemilu, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan

rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah selanjutnya disebut Pemilu

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur atau Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur atau Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi, dan Dewan

Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/ Kota.

4. Partai politik adalah partai politik peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan

DPRD Kabupaten/Kota Tahun 2009.

5. Gabungan partai politik adalah gabungan dua partai politik atau lebih yang secara bersama-sama bersepakat secara tertulis untuk mengusulkan dan atau mencalonkan 1 (satu) pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kepada Komisi Pemilihan Umum Provinsi atau Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota.

6. Pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, selanjutnya disebut

pasangan calon adalah peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang diusulkan dan atau dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik dan perseorangan, yang telah memenuhi persyaratan dan telah diumumkan secara luas oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.

7. Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Independen

Pemilihan Aceh dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota/Komisi Independen Pemilihan Kabupaten/Kota selanjutnya disebut KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU Kabupaten/Kota/KIP Kabupaten/Kota di wilayah Aceh adalah penyelenggara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 6 dan angka 7 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

8. Dihapus.

9. Dihapus.

203

Page 209: 2010 03 Sep 2010

10. Pemilih adalah Warga Negara Republik Indonesia yang pada saat hari pemungutan suara telah genap berusia 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin dan/atau tidak sedang dicabut hak pilihnya.

11. Pemberitaan, penyiaran, dan iklan kampanye adalah penyampaian pesan-pesan

kampanye oleh pasangan calon kepada masyarakat melalui media cetak dan elektronik secara berulang-ulang berbentuk tulisan, gambar, animasi, promosi, suara, peragaan, sandiwara, debat, dan bentuk lainnya yang berisi ajakan, himbauan untuk memberikan dukungan kepada pasangan calon.

12. Panitia Pengawas Pemilu Provinsi, selanjutnya disebut Panwaslu Provinsi, Panitia

Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut Panwaslu Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan, selanjutnya disebut Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan, dan Pengawas Pemilu Luar Negeri adalah lembaga yang melakukan pengawasan penyelenggaraan Pemilu.

13. Panitia Pemilihan Kecamatan dan Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disebut PPK

dan PPS, adalah panitia yang bertugas melaksanakan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat Kecamatan dan tingkat Desa/Kelurahan.

14. Alat peraga kampanye adalah semua benda atau bentuk lain yang memuat visi, misi,

dan program pasangan calon, simbol-simbol, atau tanda gambar pasangan calon yang dipasang untuk keperluan kampanye Pemilu yang bertujuan untuk mengajak orang memilih pasangan calon tertentu.

15. Bahan kampanye adalah semua benda atau bentuk lain yang memuat visi, misi,

program pasangan calon, simbol-simbol, atau tanda gambar yang disebar untuk keperluan kampanye Pemilu yang bertujuan untuk mengajak orang memilih pasangan calon terentu.

16. Hari adalah hari kalender.”

2. Ketentuan Pasal 5 diubah, sehingga Pasal 5 berbunyi sebagai berikut :

”Pasal 5

(1) Kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah suatu kegiatan

yang dilakukan oleh pasangan calon dan atau tim kampanye/pelaksana kampanye/petugas kampanye untuk meyakinkan para pemilih dalam rangka mendapatkan dukungan sebesar-besarnya, dengan menawarkan visi, misi, dan program pasangan calon secara lisan atau tertulis kepada masyarakat dalam bentuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008.

(2) a. Visi adalah uraian berkenaan dengan substansi kualitas kehidupan bangsa, negara,

dan masyarakat yang hendak diwujudkan;

204

Page 210: 2010 03 Sep 2010

b. Misi adalah uraian berkenaan dengan kebijakan yang diajukan dalam rangka mencapai dan atau mewujudkan visi;

c. Program adalah uraian berkenaan dengan langkah-langkah dan atau strategi/ taktis dan operasional untuk melaksanakan kebijakan yang bersifat publik

(3) Untuk dapat dikategorikan sebagai kegiatan kampanye sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dan ayat (2), harus memenuhi unsur-unsur bersifat kumulatif, yaitu : a. dilakukan oleh pasangan calon atau tim kampanye pasangan calon; b. meyakinkan para pemilih dalam rangka memperoleh dukungan sebesar-besarnya

dalam bentuk penawaran visi, misi, dan program secara tertulis dan/atau lisan; serta

c. alat peraga atau atribut pasangan calon.

3. Ketentuan Pasal 8 ayat (1) diubah, sehingga Pasal 8 berbunyi sebagai berikut :

”Pasal 8

(1) Nama-nama dan identitas anggota tim kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 harus didaftarkan pada KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota sesuai dengan tingkatannya dengan menggunakan formulir Model AB-KWK-KPU dalam 4 (empat) rangkap, dengan ketentuan : 1) 1 (satu) rangkap untuk pasangan calon; 2) 1 (satu) rangkap untuk KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota; 3) 1 (satu) rangkap untuk Panwaslu Provinsi, dan Panwaslu Kabupaten/Kota; 4) 1 (satu) rangkap untuk Polri sesuai tingkatannya.

(2) Pendaftaran nama-nama anggota tim kampanye tingkat provinsi/kabupaten/kota dan

kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan bersamaan pada waktu pengusulan dan atau pencalonan pasangan calon oleh partai politik atau gabungan partai politik atau perseorangan.

(3) Pendaftaran nama-nama anggota tim kampanye tingkat provinsi dan kabupaten/kota

dan kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling lambat 1 (satu) hari sebelum dimulainya pelaksanaan kampanye.

(4) KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota menyampaikan daftar nama anggota tim

kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Panwaslu Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota.”

4. Ketentuan Pasal 10 diubah, sehingga Pasal 10 berbunyi sebagai berikut :

205

Page 211: 2010 03 Sep 2010

”Pasal 10 Kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, dilakukan secara bersama-sama atau secara terpisah oleh pasangan calon dan/atau oleh tim kampanye.”

5. Ketentuan Pasal 15 diubah, sehingga Pasal 15 berbunyi sebagai berikut :

“Pasal 15

Dalam rangka pendidikan politik, KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota dapat memfasilitasi penyebarluasan materi kampanye dan sosialisasi kampanye yang meliputi visi, misi, dan program pasangan calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11.”

6. Ketentuan Pasal 22 huruf h diubah, sehingga Pasal 22 berbunyi sebagai berikut :

“Pasal 22

Kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dilaksanakan dalam bentuk pemasangan alat peraga di tempat kampanye dan di tempat lain yang ditentukan oleh KPU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf f, diatur sebagai berikut :

a. KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS, berkoordinasi dengan Pemerintah

Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Kelurahan/Desa atau sebutan lain, untuk menetapkan lokasi pemasangan alat peraga untuk keperluan kampanye pemilu;

b. alat peraga tidak dibenarkan ditempatkan pada tempat ibadah seperti masjid, gereja, vihara, pura, rumah sakit atau tempat-tempat pelayanan kesehatan, gedung milik pemerintah, lembaga pendidikan (gedung dan sekolahan), jalan-jalan protokol, jalan bebas hambatan, dan tempat-tempat fasilitas umum (misalnya tiang telepon, tiang listrik, dan pohon perindang jalan);

c. alat peraga dapat ditempatkan pada tempat milik perseorangan atau badan swasta, dengan izin tertulis pemilik tempat yang bersangkutan;

d. pemasangan alat peraga kampanye oleh pelaksana kampanye, harus mempertimbangkan etika, estetika, kebersihan, kelestarian tanaman, dan keindahan kota atau kawasan setempat sesuai dengan Peraturan Daerah setempat;

e. pemasangan alat peraga kampanye berjarak paling sedikit 1 (satu) meter dari alat peraga pasangan calon lainnya;

f. KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota berwenang memerintahkan pasangan calon yang tidak memenuhi ketentuan jarak tersebut untuk mencabut atau memindahkan alat peraga tersebut;

g. Pemerintah Daerah setempat dan aparat keamanan berwenang mencabut atau memindahkan tanpa harus memberitahukan kepada pasangan calon tersebut;

h. Pasangan calon atau tim kampanye wajib membersihkan alat peraga kampanye paling lama 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.”

206

Page 212: 2010 03 Sep 2010

7. Ketentuan Pasal 24 huruf b, huruf c, dan huruf d diubah, sehingga Pasal 24 berbunyi sebagai berikut :

”Pasal 24

Kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dilaksanakan dalam bentuk debat publik/debat terbuka antar calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf h, diatur sebagai berikut :

a. pelaksanaan debat pasangan calon diselenggarakan oleh KPU Provinsi atau KPU

Kabupaten/Kota dan disiarkan langsung oleh media elektronik; b. dilaksanakan paling banyak 5 (lima) kali, dengan ketentuan jadwal waktu pelaksanaan

debat untuk calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diserahkan kepada masing-masing pasangan calon;

c. panelis debat pasangan calon dipilih oleh KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/ Kota dari kalangan profesional dan akademisi yang mempunyai integritas tinggi, jujur, simpatik, dan tidak memihak kepada salah satu pasangan calon;

d. KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota dapat menghadirkan audiens dalam jumlah terbatas, dengan disertai undangan resmi;

e. format dan materi debat pasangan calon dan moderator yang dipilih KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota harus mendapat kesepakatan/persetujuan dari pasangan calon peserta debat.

8. Ketentuan Pasal 30 ayat (1) diubah, sehingga Pasal 30 berbunyi sebagai berikut :

”Pasal 30

(1) Pasangan calon atau tim kampanye wajib membersihkan alat peraga kampanye paling lama 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara Kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, dilaksanakan selama 14 (empat belas) hari dan berakhir 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

(2) 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara di TPS sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) adalah masa tenang dan dilarang melaksanakan kampanye dalam bentuk apapun.”

9. Ketentuan Pasal 47 diubah, sehingga Pasal 47 berbunyi sebagai berikut :

”Pasal 47

(1) Pejabat negara yang menjadi calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam

melaksanakan kampanye harus memenuhi ketentuan : a. tidak menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatannya;

207

Page 213: 2010 03 Sep 2010

b. menjalani cuti di luar tanggungan negara; dan c. pengaturan lama cuti dan jadwal cuti dengan memperhatikan keberlangsungan

tugas penyelenggaraan pemerintahan daerah.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku bagi pejabat negara yang tidak menjadi calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, tetapi ikut melaksanakan kampanye bagi salah satu pasangan calon.”

10. Ketentuan Pasal 53 pada frase ”Pejabat negara, pejabat struktural dan pejabat fungsional

dalam jabatan negeri, serta kepala desa atau sebutan lain dilarang membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu Pasangan Calon selama masa kampanye”, dihapus.

11. Ketentuan Pasal 55 ayat (2) dan ayat (3) huruf b diubah, sehingga Pasal 55 berbunyi

sebagai berikut :

”Pasal 55

(1) Pelanggaran atas larangan ketentuan pelaksanaan Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf f merupakan tindak pidana dan dikenai sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(2) Pelanggaran atas ketentuan pelaksanaan kampenye sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 53 ayat (1) huruf g, huruf h, dan huruf i, dikenakan sanksi dengan tahapan :

a. peringatan tertulis apabila dilaksanakan Kampanye melanggar laranganwalaupun belum terjadi gangguan;

b. penghentian kegiatan Kampanye di tempat terjadinya pelanggaran atau di suatu

daerah yang dapat mengakibatkan gangguan terhadap keamanan yang berpotensi menyebar ke daerah pemilihan lain.

(3) Pengenaan sanksi terhadap pelanggaran ketentuan Kampanye sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), ditentukan : a. KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota menyampaikan peringatan tertulis

dan/atau penghentian kegiatan kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling lambat 2 (dua) hari setelah menerima laporan tertulis berkenaan dengan pelanggaran larangan kampanye tersebut;

b. Peringatan tertulis dan/atau penghentian kampanye sebagaimana dimaksud pada

huruf a,menggunakan formulir Model AB 1 – KWK.KPU dibuat dalam 4 (empat) rangkap, dengan ketentuan : 1) 1 (satu) rangkap untuk pelaksana kampanye; 2) 1 (satu) rangkap untuk Polri sesuai tingkatannya; 3) 1 (satu) rangkap untuk Pengawas Pemilu sesuai tingkatannya; dan 4) 1 (satu) rangkap untuk arsip KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota.

208

Page 214: 2010 03 Sep 2010

12. Pada BAB XII KETENTUAN LAIN-LAIN ditambah ketentuan baru, menjadi ketentuan Pasal 85a, berbunyi sebagai berikut :

”Pasal 85a

Dalam pemungutan suara putaran kedua, berkenaan dengan kampanye putaran kedua ditentukan sebagai berikut : a. jangka waktu kampanye dilaksanakan selama 3 (tiga) hari dan berakhir 3 (tiga) hari

sebelum hari dan tanggal pemungutan suara putaran kedua; b. materi kampanye adalah penyampaian penajaman visi, misi, dan program pasangan

calon pada kampanye putaran pertama;

c. peserta kampanye adalah pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang memperoleh suara sah terbanyak pertama dan kedua, dengan ketentuan nomor urut pasangan calon tidak berubah;

d. pelaksanaan kampanye putaran kedua dapat dilaksanakan pada gedung tertutup atau

melalui media televisi dan/atau radio yang dilaksanakan oleh pasangan calon dengan pengaturan jadwal oleh KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota, dengan ketentuan apabila kabupaten/kota yang bersangkutan tidak terdapat media televisi dan/atau radio, dapat dilaksanakan pada kabupaten/kota terdekat yang memiliki fasilitas media televisi dan/atau radio.”

13. Ketentuan Pasal 89 diubah, sehingga Pasal 89 berbunyi sebagai berikut :

”Pasal 89

(1) Dalam pelaksanaan tahapan kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini, tidak menggunakan bentuk formulir sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008.

(2) Contoh formulir Model AB – KWK.KPU dan Model AB1 – KWK.KPU sebagaimana

dimaksud dalam Peraturan ini adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Peraturan ini.

(3) Pengadaan formulir Model AB – KWK.KPU dan Model AB1 – KWK.KPU sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota.”

14. Pada BAB XII KETENTUAN LAIN-LAIN ditambah ketentuan baru, menjadi ketentuan

Pasal 89a, dan Pasal 89b berbunyi sebagai berikut :

209

Page 215: 2010 03 Sep 2010

”Pasal 89a (1) KPU Provinsi/KIP Provinsi berkewajiban menyampaikan laporan tahapan kampanye

kepada KPU dan menyampaikan tembusannya kepada Bawaslu.

(2) KPU Kabupaten/Kota/KIP Kabupaten/Kota berkewajiban menyampaikan laporan tahapan kampanye kepada KPU dan KPU Provinsi/KIP Provinsi serta menyampaikan tembusannya kepada Bawaslu.

Pasal 89b

Untuk kampanye dalam pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussallam, berlaku Peraturan ini dengan ketentuan : a. perkataan KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota di baca KIP Provinsi dan/atau

KIP Kabupaten/Kota di wilayah KIP Provinsi Nanggroe Aceh Darussallam; b. berkennaan denga formulir Seri A sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini

disesuaikan dengan nomenklatur yang berlaku sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.”

15. Diantara ketentuan BAB XII dan BAB XIII ditambah 1 (satu) ketentuan baru menjadi

ketentuan BAB XIIA KETENTUAN PERALIHAN Pasal 89b, berbunyi sebagai berikut :

”BAB XIIA

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 89b Dengan berlakunya Peraturan ini : a. KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota yang telah melaksanakan ketentuan

jangka waktu kampanye selama 14 (empat belas) hari sampai dengan 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara serta ketentuan kampanye putaran kedua sebelum Peraturan ini berlaku, dinyatakan sah dan berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

b. KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota yang sedang melaksanakan tahapan

kampanye setelah Peraturan ini berlaku, berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 69 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Kampanye Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.”

Pasal II

Untuk memudahkan pemahaman terhadap Peraturan ini, Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 69 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Kampanye Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, sebagaimana diubah dengan Peraturan ini, disusun dalam satu naskah.

210

Page 216: 2010 03 Sep 2010

Pasal III

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010 KETUA, Ttd. Prof. Dr. H.A. HAFIZ ANSHARY AZ, MA. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, Ttd. PATRIALIS AKBAR BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 304

211

Page 217: 2010 03 Sep 2010

MODEL AB - KWK.KPU

NAMA TIM KAMPANYE DAN PELAKSANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Nama pasangan calon : 1. ................................................................... Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 2. ................................................................... Nomor urut penetapan KPU : ...................................................................... Nomor rekening khusus dana : 1. ................................................................... kampanye pasangan calon dan 2. ................................................................... tim kampanye Bersama ini menyampaikan nama tim kampanye dan pelaksana kampanye pasangan calon tersebut, yaitu : 1. Nama lengkap : ...................................................................... Alamat : ...................................................................... ...................................................................... Pekerjaan/jabatan : ...................................................................... 2. Nama lengkap : ...................................................................... Alamat : ...................................................................... ...................................................................... Pekerjaan/jabatan : ...................................................................... 3. Nama lengkap : ...................................................................... Alamat : ...................................................................... ...................................................................... Pekerjaan/jabatan : ...................................................................... Demikian untuk menjadi maklum. .............................. , ......................................... 2009 Yang mengajukan, ……..……………………………. Tembusan disampaikan kepada : 1. 1 (satu) rangkap untuk pasangan calon; 2. 1 (satu) rangkap untuk KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota*); 3. 1 (satu) rangkap untuk Panwaslu Provinsi, dan Panwaslu Kabupaten/Kota*); 4. 1 (satu) rangkap untuk Polri sesuai tingkatannya. Catatan : 1. Jumlah nama tim kampanye dan pelaksana kampanye dapat disesuaikan. 2. Formulir Model AB-PPWP digunakan untuk KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, apabila tim kampanye dan

atau pelaksana kampanye dibentuk ditingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. 3. *) coret yang tidak diperlukan

CONTOH

212

Page 218: 2010 03 Sep 2010

MODEL AB1 – KWK.KPU

PERINGATAN TERTULIS / PENGHENTIAN KEGIATAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH *)

Komisi Pemilihan Umum Provinsi ………………./Komisi Pemilihan Umum Kabupaten ………………../ Komisi Pemilihan Umum Kota ………………….. *) 1. Dasar :

a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;

b. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008;

c. Rapat pleno Komisi Pemilihan Umum Provinsi ………………./Komisi Pemilihan Umum Kabupaten ………………../Komisi Pemilihan Umum Kota ………………….. *) tanggal …………………………….. 2009.

2. Memutuskan :

Memberikan peringatan tertulis/menghentikan kegiatan kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah*), kepada :

Nomor dan nama pasangan calon : .............................................................................. .............................................................................. Nama Anggota Tim Kampanye : .............................................................................. .............................................................................. Nama Anggota Pelaksana Kampanye : .............................................................................. ..............................................................................

sehubungan dengan telah dinyatakan melanggar ketentuan kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal . . . , Pasal . . . , Pasal . . . , dan Pasal . . . Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 dan Pasal . . . , Pasal . . . , Pasal . . . Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008, dan Pasal ……… Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor … Tahun 2009, dan Keputusan KPU Provinsi/KPU Kabupaten/KPU Kota………..

3. Demikian untuk dilaksanakan. ................................... , .......................................... 2009 Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Komisi Pemilihan Umum Kota*) Ketua, ……………………………….. Tembusan disampaikan kepada : 1. 1 (satu) rangkap untuk pasangan calon; 2. 1 (satu) rangkap untuk KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota*); 3. 1 (satu) rangkap untuk Bawaslu, Panwaslu Provinsi, dan Panwaslu Kabupaten/Kota*); 4. 1 (satu) rangkap untuk Polri sesuai tingkatannya. Catatan : 1. Jumlah dan nama pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden/Anggota tim Kampanye/Anggota pelaksana kampanye dapat

disesuaikan. 2. Ketentuan Pasal yang dilanggar diisi sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 serta Peraturan Komisi Pemilihan Umum.

3. *) coret yang tidak diperlukan.

CONTOH

CAP

213

Page 219: 2010 03 Sep 2010

Lampiran : Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 14 Tahun 2010

CONTOH FORMULIR KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

1. NAMA TIM KAMPANYE DAN PELAKSANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH (MODEL AB – KWK.KPU).

2. PERINGATAN TERTULIS/PENGHENTIAN KEGIATAN KAMPANYE PEMILIHAN

UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH (MODEL AB1 – KWK.KPU). Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010 KETUA, Ttd. Prof. Dr. H.A. HAFIZ ANSHARY AZ, M.A.

214

Page 220: 2010 03 Sep 2010
Page 221: 2010 03 Sep 2010

KOMISI PEMILIHAN UMUM

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 69 TAHUN 2009

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS KAMPANYE PEMILIHAN UMUM

KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum menyatakan bahwa tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum dalam penyelenggaraan pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah menyusun dan menetapkan pedoman tata cara penyelenggaraan pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sesuai dengan tahapan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan;

b. bahwa ketentuan Pasal 65 ayat (3) huruf c Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 menyatakan bahwa masa kampanye adalah merupakan tahapan penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

c. bahwa berdasarkan hal tersebut pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Pedoman Teknis Kampanye Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3887);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4252);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

215

Page 222: 2010 03 Sep 2010

5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);

6. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721);

7. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801);

8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4836);

9. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4986);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4865);

11. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 31 Tahun 2008 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum;

12. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 21 Tahun 2008 dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 37 Tahun 2008;

13. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008;

14. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 62 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

216

Page 223: 2010 03 Sep 2010

Memperhatikan : 1. Hasil curah pendapat antara Komisi Pemilihan Umum dengan Komisi Pemilihan Umum Provinsi seluruh Indonesia tanggal 2 November 2009;

2. Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 2 November 2009;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG

PEDOMAN TEKNIS KAMPANYE PEMILIHAN UMUM DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan :

1. Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Pemilu, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah selanjutnya disebut Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Pemilu untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.

4. Partai politik adalah partai politik peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota Tahun 2009.

5. Gabungan partai politik adalah gabungan dua partai politik atau lebih yang secara bersama-sama bersepakat secara tertulis untuk mengusulkan dan atau mencalonkan (satu) pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kepada Komisi Pemilihan Umum Provinsi atau Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota.

6. Pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, selanjutnya disebut pasangan calon adalah peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang diusulkan dan atau dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik dan perseorangan, yang telah memenuhi persyaratan dan telah diumumkan secara luas oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.

7. Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Independen Pemilihan Aceh dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota/Komisi Independen Pemilihan Kabupaten/Kota selanjutnya disebut KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU Kabupaten/Kota/KIP Kabupaten/Kota di wilayah Aceh adalah penyelenggara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 6 dan angka 7 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

8. Kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, selanjutnya disebut kampanye adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pasangan calon dan atau tim

217

Page 224: 2010 03 Sep 2010

kampanye/pelaksana kampanye/petugas kampanye untuk meyakinkan para pemilih dalam rangka mendapatkan dukungan sebesar-besarnya, dengan menawarkan visi, misi, dan program pasangan calon secara lisan atau tertulis kepada masyarakat dalam bentuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 dan dalam jadwal waktu yang ditetapkan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/ Kota.

9. a. Visi adalah uraian berkenaan dengan substansi kualitas kehidupan bangsa, negara, dan masyarakat yang hendak diwujudkan;

b. Misi adalah uraian berkenaan dengan kebijakan yang diajukan dalam rangka mencapai dan atau mewujudkan visi;

c. Program adalah uraian berkenaan dengan langkah-langkah dan atau strategi/taktis dan operasional untuk melaksanakan kebijakan yang bersifat publik.

10. Pemilih adalah Warga Negara Republik Indonesia yang pada saat hari pemungutan suara telah genap berusia 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin dan/atau tidak sedang dicabut hak pilihnya.

11. Pemberitaan, penyiaran, dan iklan kampanye adalah penyampaian pesan-pesan kampanye oleh pasangan calon kepada masyarakat melalui media cetak dan elektronik secara berulang-ulang berbentuk tulisan, gambar, animasi, promosi, suara, peragaan, sandiwara, debat, dan bentuk lainnya yang berisi ajakan, himbauan untuk memberikan dukungan kepada pasangan calon.

12. Panitia Pengawas Pemilu Provinsi, selanjutnya disebut Panwaslu Provinsi, Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut Panwaslu Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan, selanjutnya disebut Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan, dan Pengawas Pemilu Luar Negeri adalah lembaga yang melakukan pengawasan penyelenggaraan Pemilu.

13. Panitia Pemilihan Kecamatan dan Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disebut PPK dan PPS, adalah panitia yang bertugas melaksanakan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat Kecamatan dan tingkat Desa/Kelurahan.

14. Alat peraga kampanye adalah semua benda atau bentuk lain yang memuat visi, misi, dan program pasangan calon, simbol-simbol, atau tanda gambar pasangan calon yang dipasang untuk keperluan kampanye Pemilu yang bertujuan untuk mengajak orang memilih pasangan calon tertentu.

15. Bahan kampanye adalah semua benda atau bentuk lain yang memuat visi, misi, program pasangan calon, simbol-simbol, atau tanda gambar yang disebar untuk keperluan kampanye Pemilu yang bertujuan untuk mengajak orang memilih pasangan calon terentu.

Pasal 2

Penyelenggara Pemilu berpedoman kepada asas :

a. mandiri; b. jujur; c. adil; d. kepastian hukum; e. tertib penyelenggara Pemilu; f. kepentingan umum; g. keterbukaan; h. proporsionalitas; i. profesionalitas; j. akuntabilitas; k. efisiensi; dan l. efektifitas.

218

Page 225: 2010 03 Sep 2010

Pasal 3 Penyelenggaraan kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dilakukan di seluruh wilayah Provinsi atau Kabupaten/Kota.

Pasal 4

(1) Kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dilakukan dengan prinsip jujur, terbuka, dialogis, serta bertanggungjawab dan merupakan bagian dari pendidikan politik masyarakat.

(2) Pendidikan politik masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan mengikutsertakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

(3) Dalam kampanye, rakyat mempunyai kebebasan untuk menghadiri kampanye.

Pasal 5

(1) Untuk dapat dikategorikan sebagai kegiatan kampanye, harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut : a. dilakukan oleh pasangan calon dan/atau tim kampanye; b. terdapat unsur meyakinkan para pemilih dalam rangka memperoleh dukungan

sebesar-besarnya dalam bentuk penawaran visi, misi, dan program secara tertulis atau lisan;

c. terdapat alat peraga atau atribut pasangan calon; dan d. dilakukan pada jadwal dan waktu kampanye.

(2) Terhadap kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), apabila tidak memenuhi seluruh unsur tersebut secara kumulatif, kegiatan tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai kegiatan kampanye.

Pasal 5

Pasangan calon mempunyai hak, kesempatan, dan perlakuan yang adil dan setara dalam kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

BAB II ORGANISASI PENYELENGGARA

Pasal 6

(1) Dalam melaksanakan kampanye, pasangan calon membentuk tim kampanye. (2) Dalam membentuk tim kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pasangan calon

berkoordinasi dengan partai politik atau gabungan partai politik pengusul. (3) Tim kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertugas menyusun seluruh

kegiatan tahapan kampanye dan bertanggungjawab atas pelaksanaan teknis penyelenggaraan kampanye.

(4) Tim kampanye tingkat kota dapat membentuk tim kampanye tingkat kecamatan.

219

Page 226: 2010 03 Sep 2010

Pasal 7 (1) Nama-nama dan identitas anggota tim kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

harus didaftarkan pada KPU Kota Tangerang Selatan dengan menggunakan formulir Model AB-KWK dalam 4 (empat) rangkap, dengan ketentuan : a. 1 (satu) rangkap untuk pasangan calon; b. 1 (satu) rangkap untuk KPU Kota Tangerang Selatan; c. 1 (satu) rangkap untuk Panwaslu Kota; d. 1 (satu) rangkap untuk Polri sesuai tingkatannya.

(2) Pendaftaran nama-nama anggota tim kampanye tingkat kota dan kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan bersamaan pada waktu pengusulan dan atau pencalonan pasangan calon oleh partai politik atau gabungan partai politik atau perseorangan.

(3) Pendaftaran nama-nama anggota tim kampanye tingkat kota dan kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling lambat 1 (satu) hari sebelum dimulainya pelaksanaan kampanye.

(4) KPU Kota Tangerang Selatan menyampaikan daftar nama anggota tim kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Panwaslu Kota.

Pasal 8

(1) Peserta kampanye terdiri atas anggota masyarakat. (2) Anggota masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Penduduk Kota

Tangerang Selatan yang berdomisili di daerah tempat pelaksanaan kampanye dan yang telah berusia 17 (tujuh belas) tahun dan atau sudah/pernah kawin serta tercantum dalam daftar pemilih.

Pasal 9

Kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 10 dilakukan secara bersama-sama atau secara terpisah oleh pasangan calon dan/ atau oleh tim kampanye.

BAB III MATERI KAMPANYE

Pasal 10

(1) Materi kampanye yang dilaksanakan oleh pasangan calon meliputi visi, misi, dan

program pasangan calon. (2) Materi kampanye yang diwujudkan dalam visi, misi, dan program pasangan calon

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibuat secara tertulis dan wajib disampaikan kepada masyarakat pemilih.

Pasal 11

Visi, misi, program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 menjadi dokumen resmi daerah apabila pasangan calon terpilih menjadi Walikota dan Wakil Walikota Tangerang Selatan.

220

Page 227: 2010 03 Sep 2010

Pasal 12 Penyampaian materi kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, dilakukan dengan cara: a. sopan, yaitu menggunakan bahasa atau kalimat yang santun dan pantas ditampilkan

kepada umum; b. tertib, yaitu tidak mengganggu kepentingan umum; c. mendidik, yaitu memberikan informasi yang bermanfaat dan mencerahkan pemilih; d. bijak dan beradab, yaitu tidak menyerang pribadi, kelompok, golongan atau pasangan

calon lain; dan e. tidak bersifat provokatif.

Pasal 13

Materi kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 12, harus : a. menjunjung tinggi pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945; b. menjaga dan meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jati diri bangsa; c. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; d. meningkatkan kesadaran hukum; e. memberikan informasi yang benar, seimbang dan bertanggung jawab sebagai bagian dari

pendidikan politik; dan f. menjalin komunikasi politik yang sehat antara pasangan calon dengan masyarakat

sebagai bagian dari membangun budaya politik Indonesia yang demokratis dan bermartabat.

Pasal 14

Dalam rangka pendidikan politik, KPU Kota Tangerang Selatan dapat memfasilitasi penyebarluasan materi kampanye yang meliputi visi, misi, dan program pasangan calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10.

BAB IV BENTUK KAMPANYE

Pasal 15

(1) Kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dapat dilaksanakan dalam

bentuk : a. pertemuan terbatas; b. tatap muka dan dialog; c. penyebaran melalui media cetak dan media elektronik; d. penyiaran melalui radio dan/atau televisi; e. penyebaran bahan kampanye kepada umum; f. pemasangan alat peraga di tempat umum; g. rapat umum; h. debat publik/debat terbuka antar calon; dan/atau i. kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan, antara lain

kegiatan deklarasi atau konvensi pasangan calon oleh partai politik atau gabungan partai politik, acara ulang tahun/milad, kegiatan sosial dan budaya, perlombaan

221

Page 228: 2010 03 Sep 2010

olahraga, istighosah, jalan santai, tabligh akbar, kesenian dan bazaar serta rapat umum.

(2) Semua bentuk kampanye yang dilaksanakan oleh pasangan calon, tim kampanye, dan petugas kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus berisi visi, misi, dan program pemerintahan yang akan diselenggarakan, apabila pasangan calon menjadi pasangan calon terpilih.

Pasal 16

Kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dilaksanakan dalam bentuk pertemuan terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf a, diatur sebagai berikut : a. dilaksanakan di dalam ruangan atau gedung yang bersifat tertutup; b. jumlah peserta tidak melampaui kapasitas ruangan sebagaimana ditetapkan oleh

pengelola ruang gedung dengan jumlah peserta paling banyak 1.000 (seribu) orang untuk tingkat kota;

c. menggunakan undangan tertulis yang memuat hari, tanggal, waktu, tempat, nama pembicara, dan penanggung jawab;

d. pemberitahuan secara tertulis kepada aparat Polri setempat dengan tembusan disampaikan kepada KPU Kota Tangerang Selatan dan pengawas pemilu sesuai tingkatannya berkenaan dengan hari, tanggal, waktu, tempat, nama pembicara, dan penanggung jawab serta jumlah yang diundang;

e. hanya dibenarkan membawa atau menggunakan nomor urut dan foto pasangan calon, tanda gambar partai politik atau gabungan partai politik pengusul, simbol-simbol, pataka, dan/atau bendera atau umbul-umbul dari pasangan calon yang mengadakan kampanye di tempat pertemuan terbatas;

f. atribut pasangan calon sebagaimana dimaksud pada huruf e hanya dibenarkan dipasang sampai dengan halaman gedung atau tempat pertemuan terbatas dan tidak dibenarkan dipasang di luar halaman gedung atau tempat pertemuan terbatas.

Pasal 17

Kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dilaksanakan dalam bentuk tatap muka dan dialog sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf b, diatur sebagai berikut : a. dilaksanakan di dalam ruangan tertutup atau terbuka atau gedung dengan jumlah

peserta tidak melampaui kapasitas sesuai dengan jumlah tempat duduk, dengan peserta pendukung dan/atau undangan lainnya yang bukan pendukung;

b. diadakan dialog yang sifatnya interaktif; c. jumlah peserta paling banyak 250 (dua ratus lima puluh) orang; d. menggunakan undangan tertulis yang memuat hari, tanggal, waktu, tempat, nama

pembicara, dan penanggung jawab; e. pemberitahuan secara tertulis kepada aparat Polri setempat dengan tembusan

disampaikan kepada KPU Kota Tangerang Selatan dan pengawas pemilu sesuai tingkatannya berkenaan dengan hari, tanggal, waktu, tempat, nama pembicara, dan penanggung jawab serta jumlah yang diundang;

f. hanya dibenarkan membawa atau menggunakan foto pasangan calon atau atribut, simbol-simbol, pataka dan/atau bendera atau umbul-umbul dari pasangan calon yang mengadakan kampanye di tempat pertemuan tatap muka dan dialog;

g. atribut pasangan calon sebagaimana dimaksud pada huruf f hanya dibenarkan dipasang sampai dengan halaman gedung atau tempat tatap muka dan dialog, atau paling jauh 200 (dua ratus) meter di luar halaman gedung atau tempat pertemuan tatap muka dan dialog.

222

Page 229: 2010 03 Sep 2010

Pasal 18

Kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dilaksanakan dalam bentuk penyebaran melalui media cetak dan media elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf c, diatur sebagai berikut : a. dilaksanakan melalui media cetak dan/atau media elektronik dengan memberikan

kesempatan yang sama kepada pasangan calon untuk menyampaikan visi, misi, dan program pasangan calon dengan menentukan durasi, frekuensi, bentuk, dan substansi pemberitaan/penyiaran berdasarkan kebijakan redaksional;

b. materi dan substansi peliputan berita harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan kode etik jurnalistik;

c. Media cetak dan media elektronik dapat menyediakan rublik khusus bagi para pasangan calon sehingga penyelenggaraan dan penyampaian visi, misi, dan program kampanye oleh dan/atau melalui media massa pada masa kampanye dapat dilakukan sepanjang disertai penjelasan kelebihan dan kekurangan metodologi yang digunakan;

Pasal 19

Kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dilaksanakan dalam bentuk penyiaran melalui radio dan/atau televisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf d, diatur sebagai berikut : a. dilaksanakan dalam bentuk promosi yang disesuaikan dengan pengaturan jadwal

promosi dengan ketentuan kesempatan yang tidak digunakan oleh pasangan calon tidak dapat dimanfaatkan oleh pasangan calon lainnya;

b. apabila dilaksanakan dalam program yang berbentuk perbincangan (dialog interaktif), apabila yang dibicarakan masalah-masalah kontroversial perlu melibatkan pihak-pihak yang dianggap mewakili berbagai pendapat (para pakar sesuai dengan bidangnya);

c. penyampaian materi kampanye dalam bentuk promosi sebagaimana dimaksud pada huruf a melalui media cetak atau media elektronik kepada stasiun televisi, radio atau surat kabar dilakukan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum mulai kampanye.

Pasal 20

Kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dilaksanakan dalam bentuk penyebaran bahan kampanye kepada umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf e, diatur sebagai berikut : a. penyebaran bahan kampanye kepada umum dilaksanakan pada kampanye pertemuan

terbatas, tatap muka dan dialog, dan atau di tempat umum; b. penyebaran bahan kampanye sebagaimana dimaksud pada huruf a, yaitu antara lain

berupa selebaran, sticker, topi, barang-barang cinderamata atau barang lain seperti buku, korek api, gantungan kunci, asesoris, minuman atau makanan kemasan dengan logo, gambar, dan atau slogan pasangan calon, dan/atau partai politik dan/atau gabungan partai politik pengusul.

Pasal 21

Kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dilaksanakan dalam bentuk pemasangan alat peraga di tempat kampanye dan di tempat lain yang ditentukan oleh KPU Kota Tangerang Selatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf f, diatur sebagai berikut :

223

Page 230: 2010 03 Sep 2010

a. KPU Kota Tangerang Selatan, PPK, dan PPS, berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan, untuk menetapkan lokasi pemasangan alat peraga untuk keperluan kampanye pemilu;

b. alat peraga tidak dibenarkan ditempatkan pada tempat ibadah seperti masjid, gereja, vihara, pura, rumah sakit atau tempat-tempat pelayanan kesehatan, gedung milik pemerintah, lembaga pendidikan (gedung dan sekolahan), jalan-jalan protokol, jalan bebas hambatan, dan tempat-tempat fasilitas umum (misalnya tiang telepon, tiang listrik, dan pohon perindang jalan);

c. alat peraga dapat ditempatkan pada tempat milik perseorangan atau badan swasta, dengan izin tertulis pemilik tempat yang bersangkutan;

d. pemasangan alat peraga kampanye oleh pelaksana kampanye, harus mempertimbangkan etika, estetika, kebersihan, kelestarian tanaman, dan keindahan kota atau kawasan setempat sesuai dengan Peraturan Daerah dan atau Peraturan Walikota Tangerang Selatan;

e. pemasangan alat peraga kampanye berjarak paling sedikit 1 (satu) meter dari alat peraga pasangan calon lainnya;

f. KPU Kota Tangerang Selatan berwenang memerintahkan pasangan calon yang tidak memenuhi ketentuan jarak tersebut untuk mencabut atau memindahkan alat peraga tersebut;

g. Pemerintah Kota Tangerang Selatan dan aparat keamanan berwenang mencabut atau memindahkan tanpa harus memberitahukan kepada pasangan calon tersebut;

h. Pasangan calon atau tim kampanye wajib membersihkan alat peraga kampanye paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari/tanggal pemungutan suara.

Pasal 22

Kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dilaksanakan dalam bentuk rapat umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf g, diatur sebagai berikut : a. dilaksanakan di ruang terbuka (lapangan, studion, atau alun-alun) dengan peserta tidak

melebihi kapasitas tempat terbuka tersebut; b. dapat dihadiri masa pendukung dan warga masyarakat lain; c. pemberitahuan secara tertulis kepada KPU Kota Tangerang Selatan dan Pengawas

Pemilu Kota berkenaan dengan hari, tanggal, waktu, tempat, nama pembicara, dan penanggungjawab serta jumlah orang yang akan hadir;

c. hanya dibenarkan membawa atau menggunakan foto pasangan calon atau atribut, simbol-simbol, pataka, dan/atau bendera atau umbul-umbul dari pasangan calon yang mengadakan kampanye.

Pasal 23

Kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dilaksanakan dalam bentuk debat publik/debat terbuka antar calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf h, diatur sebagai berikut : a. pelaksanaan debat pasangan calon diselenggarakan oleh KPU Kota Tangerang Selatan

dan disiarkan langsung oleh media elektronik; b. dilaksanakan sebanyak 5 (lima) kali, dengan ketentuan dilaksanakan sebanyak 3 (tiga)

kali untuk calon Walikota dan sebanyak 2 (dua) kali untuk calon Wakil Walikota; c. moderator debat pasangan calon dipilih oleh KPU Kota Tangerang Selatan dari kalangan

profesional dan akademisi yang mempunyai integritas tinggi, jujur, simpatik, dan tidak memihak kepada salah satu pasangan calon;

224

Page 231: 2010 03 Sep 2010

d. KPU Kota Tangerang Selatan dapat menghadirkan audiens dalam jumlah terbatas, dengan undangan;

e. format dan materi debat pasangan calon dan moderator yang dipilih KPU Kota Tangerang Selatan harus mendapat kesepakatan/persetujuan dari pasangan calon peserta debat.

Pasal 24

Kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf i, dapat dilaksanakan berupa hiburan yang mengandung unsur budaya.

Pasal 25 Polri sesuai tingkatannya dapat mengusulkan kepada KPU Kota Tangerang Selatan untuk membatalkan atau menunda pelaksanaan kampanye dengan tembusan kepada pasangan calon dan atau tim kampanye yang bersangkutan apabila keamanan di wilayah tempat/lokasi kampanye tidak memungkinkan diselenggarakan kampanye, dan KPU Kota Tangerang Selatan memutuskan pembatalan atau penundaan kampanye dengan memberitahukan kepada pasangan calon dan atau tim kampanye yang bersangkutan.

Pasal 26

Peserta kampanye yang menghadiri kampanye dengan menggunakan kendaraan bermotor secara rombongan atau konvoi, dalam keberangkatan dan kepulangannya dilarang : a. melakukan pawai kendaraan bermotor; b. melanggar peraturan lalu lintas.

Pasal 27

Apabila dua pasangan calon atau lebih melakukan kampanye pertemuan terbatas, tatap muka dan dialog, serta kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan pada hari yang sama tetapi pada tempat yang berbeda, Polri sesuai tingkatannya wajib mengatur rute kepulangan peserta kampanye, sehingga tidak bertemu pada satu jalan.

Pasal 28

(1) Keikutsertaan personil satuan tugas (Satgas) atau sebutan lainnya dari partai politik atau gabungan partai politik yang mencalonkan pasangan calon dalam setiap kegiatan kampanye tidak dibenarkan menggunakan seragam mirip Tentara Nasional Indonesia/ Polisi Negara Republik Indonesia, menyimpan dan atau membawa senjata api dan senjata tajam, serta wajib membantu Polri dalam menjaga ketertiban dan keamana kampanye.

(2) Pembentukan posko Satgas atau sebutan lainnya dari partai politik atau gabungan partai politik yang mencalonkan pasangan calon serta pembentukan kelompok-kelompok pendukung pasangan calon yang tidak terdaftar dalam tim kampanye tidak dibenarkan dan dapat dibubarlan oleh Polri sesuai tingkatannya apabila nyata-nyata telah mengganggu ketenteraman dan ketertiban masyarakat.

225

Page 232: 2010 03 Sep 2010

BAB V JADWAL WAKTU DAN LOKASI KAMPANYE

Pasal 29

(1) Kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 16, dilaksanakan selama jangka waktu 14 (empat belas) hari, dimulai sejak 3 (tiga) hari setelah pasangan calon ditetapkan sebagai Peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh KPU Kota Tangerang Selatan dan berakhir 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

(2) 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara di TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah masa tenang dan dilarang melaksanakan kampanye dalam bentuk apapun.

Pasal 30

KPU Kota Tangerang Selatan menyusun jadwal kampanye rapat umum dan/atau pertemuan terbatas dan/atau tatap muka dan dialog sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 untuk setiap pasangan calon, dengan memperhatikan usul dari pasangan calon dengan ketentuan : a. hari pertama kampanye dilakukan dalam rapat paripurna DPRD dengan acara

penyampaian visi, misi, dan program pasangan calon secara berurutan dengan waktu yang sama tanpa dilakukan dialog;

b. jadwal kampanye berlaku untuk tingkat Kota Tangerang Selatan; c. jadwal dan waktu kampanye sebagaimana dimaksud dengan huruf a untuk tiap

pasangan calon ditentukan secara musyawarah mufakat dengan tim kampanye pasangan calon;

d. tim kampanye pasangan calon menerima susunan dan jadwal kampanye yang telah disepakati paling lambat 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan kampanye dengan tembusan kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Panwaslu Kota serta Polri sesuai tingkatannya.

Pasal 31

(1) Tim kampanye sesuai tingkatannya, yang tidak menggunakan kesempatan kampanye

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, baik sebagian atau seluruhnya, memberitahukan secara tertulis kepada KPU Kota Tangerang Selatan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum masa kampanye.

(2) KPU Kota Tangerang Selatan berdasarkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengadakan perbaikan jadwal kampanye.

(3) Jadwal kampanye yang sudah diperbaiki sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan oleh KPU Kota Tangerang Selatan.

(4) KPU Kota Tangerang Selatan menyerahkan jadwal Kampanye yang telah diperbaiki kepada pasangan calon dan tim kampanye sesuai tingkatannya, dengan tembusan disampaikan kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Panwaslu Kota serta Polri sesuai tingkatannya.

Pasal 32

(1) Apabila situasi keamanan di wilayah tempat/lokasi kampanye tidak memungkinkan

diselenggarakan kampanye, Polri setempat dapat mengusulkan kepada KPU Kota Tangerang Selatan untuk membatalkan atau menunda pelaksanaan kampanye, dengan tembusan kepada pasangan calon yang bersangkutan, dan Panwaslu Kota.

226

Page 233: 2010 03 Sep 2010

(2) Apabila usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diterima, KPU Kota Tangerang Selatan memutuskan pembatalan atau penundaan kampanye, dan keputusan tersebut diberitahukan kepada pasangan calon yang bersangkutan, dan Panwaslu Kota.

Pasal 33

Petugas kampanye dari setiap Pasangan calon wajib menunjuk seorang atau lebih anggotanya sebagai koordinator lapangan, yang bertanggung jawab terhadap kelancaran, keamanan dan ketertiban peserta kampanye pada saat keberangkatan dan/atau kepulangan dari tempat kampanye.

Pasal 34

(1) Apabila pada saat keberangkatan dan/atau kepulangan peserta kampanye terjadi gangguan keamanan/ketertiban lalu lintas, petugas Polri dapat mengubah rute perjalanan yang telah ditentukan.

(2) Perubahan rute perjalanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak diperlukan persetujuan dari Pasangan calon yang bersangkutan.

BAB VI PEMBERITAAN, PENYIARAN, DAN IKLAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 35

(1) Pemberitaan, penyiaran, dan iklan Kampanye dapat dilakukan melalui media massa cetak dan lembaga penyiaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Pemberitaan, penyiaran, dan iklan Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam rangka penyampaian pesan kampanye oleh pasangan calon kepada masyarakat.

(3) Pesan kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa tulisan, suara, gambar, tulisan dan gambar, atau suara dan gambar, yang bersifat naratif, grafis, karakter, interaktif atau tidak interaktif, serta yang dapat diterima melalui perangkat penerima pesan.

(4) Media massa cetak dan lembaga penyiaran dalam memberitakan, menyiarkan, dan mengiklankan Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mematuhi ketentuan mengenai larangan dalam Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008.

(5) Media massa cetak dan lembaga penyiaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama masa tenang dilarang menyiarkan berita, iklan, rekam jejak Pasangan Calon, atau bentuk lainnya yang mengarah kepada kepentingan Kampanye yang menguntungkan atau merugikan Pasangan Calon.

Pasal 36

(1) Lembaga penyiaran publik Televisi Republik Indonesia (TVRI), lembaga penyiaran

publik Radio Republik Indonesia (RRI), lembaga penyiaran publik lokal, lembaga penyiaran swasta, dan lembaga penyiaran berlangganan memberikan alokasi waktu yang

227

Page 234: 2010 03 Sep 2010

sama dan memperlakukan secara berimbang kepada Pasangan Calon untuk menyampaikan materi Kampanye.

a. Lembaga penyiaran komunitas dapat menyiarkan proses Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagai bentuk layanan kepada masyarakat, tetapi tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan Kampanye bagi Pasangan Calon.

b. Televisi Republik Indonesia dan Radio Republik Indonesia menetapkan standar biaya dan persyaratan iklan Kampanye yang sama kepada Pasangan Calon.

Bagian Kedua Pemberitaan Kampanye

Pasal 37

Pemberitaan Kampanye dilakukan oleh lembaga penyiaran dengan cara siaran langsung atau siaran tunda dan oleh media massa cetak.

Pasal 38

Media massa cetak dan lembaga penyiaran yang menyediakan rubrik khusus untuk pemberitaan Kampanye harus berlaku adil dan berimbang kepada seluruh Pasangan Calon.

Bagian Ketiga Penyiaran Kampanye

Pasal 39

(1) Penyiaran Kampanye dilakukan oleh lembaga penyiaran dalam bentuk siaran monolog,

dialog yang melibatkan suara dan/atau gambar pemirsa atau suara pendengar, serta jajak pendapat.

(2) Narasumber penyiaran monolog dan dialog harus mematuhi larangan dalam Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008.

Pasal 40

(1) Siaran monolog dan dialog yang diselenggarakan oleh lembaga penyiaran dapat

melibatkan masyarakat melalui telepon, layanan pesan singkat, surat elektronik (e-mail), dan/atau faksimili.

(2) Tata cara penyelenggaraan siaran monolog dan dialog dapat diatur bersama-sama dengan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Provinsi Banten.

Bagian Keempat Iklan Kampanye

Pasal 41

(1) Iklan Kampanye dapat dilakukan oleh Pasangan Calon pada media massa cetak

dan/atau lembaga penyiaran dalam bentuk iklan komersial dan/atau iklan layanan masyarakat.

228

Page 235: 2010 03 Sep 2010

(2) Iklan Kampanye dilarang berisikan hal yang dapat mengganggu kenyamanan pembaca, pendengar, dan/atau pemirsa, antara lain bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan/atau bohong, menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian, atau mempertentangkan suku, agama, ras, dan antar golongan, memperolok-olokan, merendahkan, melecehkan, dan/atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia, atau merusak hubungan internasional.

(3) Media massa cetak dan lembaga penyiaran wajib memberikan kesempatan yang sama kepada Pasangan Calon dalam pemuatan dan penayangan iklan Kampanye, yaitu memberikan peluang yang sama untuk menggunakan kolom pada media cetak dan jam tayang pada lembaga penyiaran bagi semua peserta kampanye.

(4) Pengaturan dan penjadwalan pemuatan dan penayangan iklan Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan oleh media massa cetak dan lembaga penyiaran.

Pasal 42

(1) Media massa cetak dan lembaga penyiaran dilarang menjual blocking segment dan/atau

blocking time untuk Kampanye. (2) Blocking segment sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah kolom pada media cetak

dan sub-acara pada lembaga penyiaran yang digunakan untuk pemberitaan bagi publik. (3) Blocking time sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah hari/tanggal penerbitan

media cetak dan jam tayang pada lembaga penyiaran yang digunakan untuk pemberitaan bagi publik.

(4) Media massa cetak dan lembaga penyiaran dilarang menerima program sponsor dalam format atau segmen apa pun yang dapat dikategorikan sebagai iklan Kampanye.

(5) Media massa cetak, lembaga penyiaran, dan Pasangan Calon dilarang menjual spot iklan yang tidak dimanfaatkan oleh salah satu Pasangan Calon kepada Pasangan Calon yang lain.

Pasal 43

(1) Batas maksimum pemasangan iklan Kampanye di televisi untuk setiap Pasangan Calon

secara kumulatif sebanyak 10 (sepuluh) spot berdurasi paling lama 30 (tiga puluh) detik untuk setiap stasiun televisi setiap hari selama masa Kampanye.

(2) Batas maksimum pemasangan iklan Kampanye di radio untuk setiap Pasangan Calon secara kumulatif sebanyak 10 (sepuluh) spot berdurasi paling lama 60 (enam puluh) detik untuk setiap stasiun radio setiap hari selama masa Kampanye.

(3) Batas maksimum pemasangan iklan Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku untuk semua jenis iklan.

(4) Pengaturan dan penjadwalan pemasangan iklan Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (3) untuk setiap Pasangan Calon diatur sepenuhnya oleh lembaga penyiaran dengan kewajiban memberikan kesempatan yang sama kepada setiap Pasangan Calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (3).

Pasal 44

(1) Media massa cetak dan lembaga penyiaran melakukan iklan Kampanye dalam bentuk

iklan Kampanye komersial atau iklan Kampanye layanan masyarakat dengan mematuhi kode etik periklanan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Media massa cetak dan lembaga penyiaran wajib menentukan standar tarif iklan Kampanye komersial yang berlaku sama untuk setiap Pasangan Calon.

(3) Tarif iklan Kampanye layanan masyarakat harus lebih rendah daripada tarif iklan Kampanye komersial.

229

Page 236: 2010 03 Sep 2010

(4) Media massa cetak dan lembaga penyiaran wajib menyiarkan iklan Kampanye layanan masyarakat non-partisan paling sedikit satu kali dalam sehari dengan durasi 60 (enam puluh) detik.

(5) Iklan Kampanye layanan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat diproduksi sendiri oleh media massa cetak dan lembaga penyiaran atau dibuat oleh pihak lain.

(6) Penetapan dan penyiaran iklan Kampanye layanan masyarakat yang diproduksi oleh pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilakukan oleh media massa cetak dan lembaga penyiaran.

(7) Jumlah waktu tayang iklan Kampanye layanan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak termasuk jumlah kumulatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3).

Pasal 45

Media massa cetak menyediakan halaman dan waktu yang adil dan seimbang untuk pemuatan berita dan wawancara serta untuk pemasangan iklan Kampanye bagi Pasangan Calon.

BAB VII KAMPANYE PEMILU OLEH PEJABAT NEGARA

Pasal 46

Pejabat negara yang menjadi calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam melaksanakan kampanye harus memenuhi ketentuan : a. tidak menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatannya; b. menjalani cuti di luar tanggungan negara; dan c. pengaturan lama cuti dan jadwal cuti dengan memperhatikan keberlangsungan tugas

penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Pasal 47

Pejabat negara, pejabat struktural dan fungsional dalam jabatan negeri, dan kepala desa dilarang membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye.

BAB VIII PERANAN PEMERINTAH, TENTARA NASIONAL INDONESIA, DAN KEPOLISIAN

NEGARA REPUBLIK INDONESIA DALAM KAMPANYE

Pasal 48

Dalam kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, pasangan calon mempunyai hak untuk mendapatkan informasi atau data dari penyelenggara di daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

230

Page 237: 2010 03 Sep 2010

Pasal 49

Pemerintah Kota Tangerang Selatan, kecamatan, dan desa/kelurahan memberikan kesempatan yang sama kepada tim Kampanye dan/atau pelaksana Kampanye dalam penggunaan fasilitas umum untuk penyampaian materi Kampanye.

Pasal 50 Pemerintah Kota Tangerang Selatan, kecamatan, desa/ kelurahan, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia dilarang melakukan tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu tim Kampanye dan/atau pelaksana Kampanye.

BAB IX LARANGAN DALAM KAMPANYE

Pasal 51

(1) Pasangan calon dan tim kampanye serta setiap orang dilarang melakukan kegiatan

kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 10 dan Pasal 4, pada masa : a. sebelum tanggal dimulai masa kampanye; b. dalam masa kampanye, yaitu apabila di luar jadwal yang telah ditentukan untuk

pasangan calon; c. 3 (tiga) hari sebelum tanggal dan hari pemungutan suara.

(2) Segala kegiatan pasangan calon, termasuk tim kampanye dan pelaksana kampanye yang dilakukan sebelum tanggal dimulainya kampanye, antara lain ulang tahun, kegiatan sosial/kebudayaan, perlombaan, olahraga, kegiatan keagamaan, dan kegiatan lain dengan nama apapun yang bersifat mengumpulkan massa disuatu tempat dapat dikategorikan kampanye apabila memenuhi ketentuan Pasal 1 angka 10 dan Pasal 4.

Pasal 52

(1) Tim, peserta, dan petugas kampanye, dilarang : a. mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia; c. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon dan/atau pasangan calon

yang lain; d. menghasut dan mengadu-domba perseorangan atau masyarakat; e. mengganggu ketertiban umum; f. mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan

kepada seseoranng, sekelompok anggota masyarakat, dan/atau pasangan calon yang lain;

g. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye pasangan calon; h. menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan;

231

Page 238: 2010 03 Sep 2010

i. membawa atau menggunakan gambar dan/atau atribut pasangan calon lain selain dari gambar dan/atau atribut pasangan calon yang bersangkutan; dan

j. menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta kampanye. (2) Dalam kegiatan kampanye dilarang melibatkan :

a. Hakim pada semua peradilan; b. Pejabat BUMN/BUMD; c. Pejabat struktural dan fungsional dalam jabatan negeri, yaitu jabatan dalam bidang

eksekutif yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan, termasuk di dalamnya jabatan dalam kesekretariatan lembaga tertinggi atau tinggi negara, dan kepaniteraan pengadilan;

d. Kepala Desa atau sebutan lain. (3) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak berlaku apabila pejabat tersebut

menjadi calon Walikota atau Wakil Walikota. (4) Pejabat negara yang menjadi calon Walikota dan Wakil Walikota dalam melaksanakan

kampanye harus memenuhi ketentuan : a. tidak menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatannya ; b. menjalani cuti di luar tanggungan negara; c. pengaturan lama cuti dan jadwal cuti dengan memperhatikan keberlangsungan tugas

penyelenggaraan pemerintahan daerah. (5) Pasangan calon dilarang melibatkan Pegawai Negeri Sipil, Anggota Tentara Nasional

Indonesia, dan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai peserta kampanye dan juru kampanye dalam pemilihan.

Pasal 53

Pejabat negara, pejabat struktural dan pejabat fungsional dalam jabatan negeri, serta kepala desa atau sebutan lain dilarang membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu Pasangan Calon selama masa Kampanye.

Pasal 54

(1) Pejabat negara, pejabat struktural dan pejabat fungsional dalam jabatan negeri serta pegawai negeri lainnya dilarang mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap Pasangan Calon yang menjadi peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebelum, selama, dan sesudah masa Kampanye.

(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pertemuan, ajakan, imbauan, seruan atau pemberian barang kepada pegawai negeri dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.

Pasal 55

(1) Pelanggaran atas larangan ketentuan pelaksanaan Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf f merupakan tindak pidana dan dikenai sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(2) Pelanggaran atas larangan ketentuan pelaksanaan kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1) huruf g, huruf h, dan huruf i, sanksi dengan tahapan : a. peringatan tertulis apabila pelaksana Kampanye melanggar larangan walaupun

belum terjadi gangguan;

232

Page 239: 2010 03 Sep 2010

b. penghentian kegiatan Kampanye di tempat terjadinya pelanggaran atau di suatu daerah yang dapat mengakibatkan gangguan terhadap keamanan yang berpotensi menyebar ke daerah pemilihan lain.

(3) Pengenaan sanksi terhadap pelanggaran ketentuan Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan : a. KPU Kota Tangerang Selatan menyampaikan peringatan tertulis dan/atau

penghentian kegiatan kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling lambat 2 (dua) hari setelah menerima laporan tertulis berkenaan dengan pelanggaran larangan kampanye tersebut;

b. Peringatan tertulis dan/atau penghentian kampanye sebagaimana dimaksud pada huruf a,menggunakan formulir Model AB 1-KWK dibuat dalam 4 (empat) rangkap, dengan ketentuan : 1) 1 (satu) rangkap untuk pelaksana kampanye; 2) 1 (satu) rangkap untuk Polri sesuai tingkatannya; 3) 1 (satu) rangkap untuk Pengawas Pemilu sesuai tingkatannya; 4) 1 (satu) rangkap untuk arsip KPU Kota Tangerang Selatan.

BAB X PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN KAMPANYE

Pasal 56

Panwaslu kota, Panwaslu kecamatan, dan Pengawas Pemilu Lapangan melakukan pengawasan atas pelaksanaan Kampanye.

Pasal 57

(1) Pengawas Pemilu Lapangan melakukan pengawasan atas pelaksanaan Kampanye di tingkat desa/kelurahan.

(2) Pengawas Pemilu Lapangan menerima laporan dugaan adanya pelanggaran pelaksanaan Kampanye di tingkat desa/kelurahan yang dilakukan oleh PPS, tim Kampanye, peserta kampanye, dan petugas Kampanye.

Pasal 58

(1) Dalam hal terdapat bukti permulaan yang cukup bahwa PPS dengan sengaja melakukan

atau lalai dalam pelaksanaan Kampanye yang mengakibatkan terganggunya pelaksanaan Kampanye di tingkat desa/kelurahan, Pengawas Pemilu Lapangan menyampaikan laporan kepada Panwaslu kecamatan.

(2) Dalam hal terdapat bukti permulaan yang cukup bahwa pelaksana Kampanye, tim Kampanye, peserta Kampanye, atau petugas Kampanye dengan sengaja melakukan atau lalai dalam pelaksanaan Kampanye yang mengakibatkan terganggunya pelaksanaan Kampanye di tingkat desa/kelurahan, Pengawas Pemilu Lapangan menyampaikan laporan kepada PPS.

Pasal 59

(1) PPS wajib menindaklanjuti temuan dan laporan tentang dugaan kesengajaan atau

kelalaian dalam pelaksanaan Kampanye di tingkat desa/kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (2) dengan melakukan :

233

Page 240: 2010 03 Sep 2010

a. penghentian pelaksanaan Kampanye Pasangan Calon yang bersangkutan yang terjadwal pada hari itu;

b. pelaporan kepada PPK dalam hal ditemukan bukti permulaan yang cukup tentang adanya tindak pidana Pemilu terkait dengan pelaksanaan Kampanye;

c. pelarangan kepada pelaksana Kampanye atau tim Kampanye untuk melaksanakan Kampanye berikutnya; dan

d. pelarangan kepada peserta Kampanye untuk mengikuti Kampanye berikutnya. (2) PPK menindaklanjuti laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dengan

melakukan tindakan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008.

Pasal 60

Dalam hal ditemukan dugaan bahwa pelaksana Kampanye, tim Kampanye, peserta Kampanye, dan petugas Kampanye dengan sengaja atau lalai yang mengakibatkan terganggunya pelaksanaan Kampanye di tingkat desa/kelurahan dikenai tindakan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008.

Pasal 61

(1) Panwaslu kecamatan wajib menindaklanjuti laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1) dengan melaporkannya kepada PPK.

(2) PPK wajib menindaklanjuti laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan meneruskannya kepada KPU Kota Tangerang Selatan.

(3) KPU Kota Tangerang Selatan wajib menindaklanjuti laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan memberikan sanksi administratif kepada PPS.

Pasal 62

(1) Panwaslu kecamatan melakukan pengawasan atas pelaksanaan Kampanye di tingkat kecamatan.

(2) Panwaslu kecamatan menerima laporan dugaan pelanggaran pelaksanaan Kampanye di tingkat kecamatan yang dilakukan oleh PPK, pelaksana Kampanye, tim Kampanye, peserta Kampanye, dan petugas Kampanye.

Pasal 63

(1) Dalam hal terdapat bukti permulaan yang cukup bahwa PPK dengan sengaja melakukan

atau lalai dalam pelaksanaan Kampanye yang mengakibatkan terganggunya pelaksanaan Kampanye di tingkat kecamatan, Panwaslu kecamatan menyampaikan laporan kepada Panwaslu kota.

(2) Dalam hal terdapat bukti permulaan yang cukup bahwa pelaksana Kampanye, tim Kampanye, peserta Kampanye, atau petugas Kampanye dengan sengaja melakukan atau lalai dalam pelaksanaan Kampanye yang mengakibatkan terganggunya pelaksanaan Kampanye di tingkat kecamatan, Panwaslu kecamatan menyampaikan laporan kepada Panwaslu kota dan menyampaikan temuan kepada PPK.

234

Page 241: 2010 03 Sep 2010

Pasal 64

(1) PPK wajib menindaklanjuti temuan dan laporan tentang dugaan kesengajaan atau kelalaian dalam pelaksanaan Kampanye di tingkat kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2) dengan melakukan : a. penghentian pelaksanaan Kampanye Pasangan Calon yang bersangkutan yang

terjadwal pada hari itu; b. pelaporan kepada KPU Kota Tangerang Selatan dalam hal ditemukan bukti

permulaan yang cukup adanya tindak pidana Pemilu terkait dengan pelaksanaan Kampanye;

c. pelarangan kepada pelaksana Kampanye atau tim Kampanye untuk melaksanakan Kampanye berikutnya; dan/atau

d. pelarangan kepada peserta Kampanye untuk mengikuti Kampanye berikutnya. (2) KPU Kota Tangerang Selatan wajib menindaklanjuti laporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf b dengan melakukan tindakan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008.

Pasal 65

(1) Panwaslu Kota wajib menindaklanjuti laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63

ayat (1) dengan melaporkan kepada KPU Kota Tangerang Selatan. (2) KPU Kota Tangerang Selatan wajib menindaklanjuti laporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dengan memberikan sanksi administratif kepada PPK.

Pasal 66

(1) Panwaslu kota melakukan pengawasan pelaksanaan Kampanye di tingkat kota, terhadap:

a. kemungkinan adanya kesengajaan atau kelalaian anggota KPU Kota Tangerang Selatan, Sekretaris dan pegawai sekretariat KPU Kota Tangerang Selatan melakukan tindak pidana Pemilu atau pelanggaran administratif yang mengakibatkan terganggunya Kampanye yang sedang berlangsung; atau

b. kemungkinan adanya kesengajaan atau kelalaian pelaksana Kampanye, tim Kampanye, peserta Kampanye dan petugas Kampanye melakukan tindak pidana Pemilu atau pelanggaran administratif yang mengakibatkan terganggunya Kampanye yang sedang berlangsung.

(2) Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Panwaslu kota : a. menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap ketentuan pelaksanaan Kampanye; b. menyelesaikan temuan dan laporan pelanggaran Kampanye yang tidak mengandung

unsur pidana; c. menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU Kota Tangerang Selatan tentang

pelanggaran Kampanye untuk ditindaklanjuti; d. meneruskan temuan dan laporan tentang pelanggaran tindak pidana Pemilu kepada

Kepolisian tingkat kabupaten/kota; e. menyampaikan laporan dugaan adanya tindakan yang mengakibatkan terganggunya

pelaksanaan Kampanye oleh anggota KPU Kota Tangerang Selatan, Sekretaris dan pegawai Sekretariat KPU Kota Tangerang Selatan kepada Bawaslu; dan/atau

f. mengawasi pelaksanaan rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPU Kota Tangerang Selatan, Sekretaris dan pegawai Sekretariat KPU Kota Tangerang Selatan yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya Kampanye yang sedang berlangsung.

235

Page 242: 2010 03 Sep 2010

Pasal 67

(1) Panwaslu kota menyelesaikan laporan dugaan pelanggaran administratif terhadap

ketentuan pelaksanaan Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (2) huruf a, pada hari yang sama dengan diterimanya laporan.

(2) Dalam hal terdapat bukti permulaan yang cukup adanya pelanggaran administratif oleh pelaksana Kampanye, tim Kampanye, dan peserta Kampanye di tingkat kota, Panwaslu kota menyampaikan temuan dan laporan tersebut kepada KPU Kota Tangerang Selatan.

(3) KPU Kota Tangerang Selatan menetapkan penyelesaian laporan dan temuan yang mengandung bukti permulaan yang cukup adanya pelanggaran administratif oleh pelaksana Kampanye, tim Kampanye, dan peserta Kampanye pada hari diterimanya laporan.

(4) Dalam hal Panwaslu kota menerima laporan dugaan pelanggaran administratif terhadap ketentuan pelaksanaan Kampanye Pemilu oleh anggota KPU Kota Tangerang Selatan, Sekretaris dan pegawai Sekretariat KPU Kota Tangerang Selatan, Panwaslu kota meneruskan laporan tersebut kepada Bawaslu.

Pasal 68

Sanksi terhadap pelanggaran administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (4) selain yang diatur dalam Undang-Undang ditetapkan dalam kode etik yang disusun secara bersama oleh KPU dan Bawaslu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 69

Dalam hal Panwaslu Kota menerima laporan dugaan adanya tindak pidana dalam pelaksanaan Kampanye oleh anggota KPU Kota Tangerang Selatan, Sekretaris dan pegawai Sekretariat KPU Kota Tangerang Selatan, pelaksana dan peserta Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68, Panwaslu Kota melakukan : a. pelaporan tentang dugaan adanya tindak pidana Pemilu dimaksud kepada Kepolisian

tingkat kabupaten/kota; atau b. pelaporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk mengeluarkan rekomendasi Bawaslu

tentang sanksi.

Pasal 70

Panwaslu kota melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69.

Pasal 71

Panwaslu kota serta tindak lanjut KPU Kota terhadap temuan atau laporan yang diterima tidak memengaruhi jadwal pelaksanaan Kampanye sebagaimana yang telah ditetapkan.

236

Page 243: 2010 03 Sep 2010

BAB XI DANA KAMPANYE

Pasal 72

(1) Dana kampanye digunakan Pasangan Calon, yang teknis pelaksanaannya dilakukan oleh

tim kampanye. (2) Dana kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari :

a. Pasangan Calon yang bersangkutan; b. Partai Politik dan/atau Gabungan Partai Politik yang mengusulkan Pasangan Calon;

dan c. Sumbangan pihak-pihak lain yang tidak mengikat yang meliputi sumbangan

perorangan dan/atau badan hukum swasta. (3) Dana Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa uang, barang,

dan/atau jasa.

Pasal 73

Dana kampanye yang berasal dari pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (2) huruf c berupa sumbangan yang sah menurut hukum dan bersifat tidak mengikat dan dapat berasal dari perseorangan, kelompok, perusahaan, dan/atau badan hukum swasta nonpemerintah.

Pasal 74 (1) Dana kampanye yang berasal dari perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72

tidak boleh melebihi Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). (2) Dana Kampanye yang berasal dari kelompok, perusahaan, atau badan hukum swasta

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 tidak boleh melebihi Rp 350.000.000,00 (tiga ratus lima puluh juta rupiah).

(3) Pemberi sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dan lebih dari Rp 2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah) harus mencantumkan identitas yang jelas.

Pasal 75

(1) Dana kampanye berupa uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (3) wajib

dicatat dalam pembukuan khusus dana Kampanye dan ditempatkan pada rekening khusus dana Kampanye Pasangan Calon pada Bank.

(2) Dana Kampanye berupa sumbangan dalam bentuk barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (3) dicatat berdasarkan harga pasar yang wajar pada saat sumbangan itu diterima.

(3) Dana Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (2) wajib dicatat dalam pembukuan penerimaan dan pengeluaran khusus dana Kampanye yang terpisah dari pembukuan keuangan Pasangan Calon masing-masing.

(4) Pembukuan dana Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dimulai sejak 3 (tiga) hari setelah Pasangan Calon ditetapkan sebagai Peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan ditutup 7 (tujuh) hari sebelum penyampaian laporan penerimaan dan pengeluaran dana Kampanye kepada kantor akuntan publik yang ditunjuk KPU Kota Tangerang Selatan.

237

Page 244: 2010 03 Sep 2010

Pasal 76

(1) Pasangan Calon dan tim Kampanye melaporkan penerimaan dana Kampanye kepada KPU Kota Tangerang Selatan 1 (satu) hari sebelum dimulai Kampanye dan 1 (satu) hari setelah berakhirnya Kampanye.

(2) Laporan penerimaan dana Kampanye ke KPU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencantumkan nama atau identitas penyumbang, alamat, dan nomor telepon yang dapat dihubungi.

(3) KPU Kota Tangerang Selatan mengumumkan laporan penerimaan dana Kampanye setiap Pasangan Calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada masyarakat melalui media massa 1 (satu) hari setelah menerima laporan dana Kampanye dari Pasangan Calon.

Pasal 77

(1) Pasangan Calon melalui tim Kampanye di tingkat kota melaporkan penggunaan dana

Kampanye kepada KPU Kota paling lama 3 (tiga) hari setelah berakhirnya pemungutan suara.

(2) KPU Kota Tangerang Selatan menyampaikan laporan penerimaan dan penggunaan dana Kampanye yang diterima dari Pasangan Calon dan tim Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada kantor akuntan publik yang ditunjuk paling lama 2 (dua) hari sejak diterimanya laporan.

(3) Kantor akuntan publik menyampaikan hasil audit kepada KPU Kota paling lama 15 (lima belas) hari sejak diterimanya laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(4) KPU Kota Tangerang Selatan mengumumkan hasil audit dana Kampanye kepada masyarakat paling lama 3 (tiga) hari setelah diterimanya laporan hasil audit dari kantor akuntan publik, dan dokumen tersebut wajib dipelihara serta terbuka untuk umum.

Pasal 78

(1) KPU Kota Tangerang Selatan menetapkan kantor akuntan publik sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 77 ayat (2) yang memenuhi persyaratan. (2) Kantor akuntan publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memenuhi

persyaratan sebagai berikut : a. membuat pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai cukup bahwa rekan yang

bertanggung jawab atas pemeriksaan laporan dana Kampanye tidak berafiliasi secara langsung ataupun tidak langsung dengan Pasangan Calon dan/atau tim Kampanye; dan

b. membuat pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai cukup bahwa rekan yang bertanggung jawab atas pemeriksaan laporan dana Kampanye bukan merupakan anggota atau pengurus Partai Politik yang mengusulkan Pasangan Calon.

(3) Biaya jasa akuntan publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan pada anggaran Belanja Hibah Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangerang Selatan Tahun Anggaran 2010.

Pasal 79

(1) Dalam hal kantor akuntan publik yang ditetapkan oleh KPU Kota sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 78 ayat (1) dalam proses pelaksanaan audit diketahui tidak memberikan informasi yang benar mengenai persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 ayat

238

Page 245: 2010 03 Sep 2010

(2), KPU Kota Tangerang Selatan membatalkan penetapan kantor akuntan publik yang bersangkutan.

(2) Kantor akuntan publik yang dibatalkan pekerjaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berhak mendapatkan pembayaran jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 ayat (3).

(3) KPU Kota Tangerang Selatan menetapkan kantor akuntan publik pengganti untuk melanjutkan pelaksanaan audit atas laporan dana Kampanye Pasangan Calon yang bersangkutan.

Pasal 80

(1) Pasangan Calon dilarang menerima sumbangan atau bantuan lain untuk kampanye yang

berasal dari : a. Negara asing, lembaga swasta asing, lembaga swadaya masyarakat asing, dan warga

negara asing; b. penyumbang atau pemberi bantuan yang tidak jelas identitasnya; c. Pemerintah, pemerintah daerah, badan usaha milik negara, dan badan usaha milik

daerah. (2) Tim kampanye yang menerima sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak

dibenarkan menggunakan dana tersebut dan wajib melaporkannya kepada KPU Kota Tangerang Selatan dan menyerahkan sumbangan tersebut ke kas daerah paling lambat 14 (empat belas) hari setelah masa Kampanye berakhir.

(3) Pelaksana Kampanye yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenai sanksi pembatalan sebagai pasangan calon oleh KPU Kota Tangerang Selatan.

BAB XII KETENTUAN LAIN

Pasal 81

(1) KPU Kota Tangerang Selatan dapat membentuk kelompok kerja monitoring pelaksanaan kampanye, yang keanggotaannya terdiri dari instansi lain yang sangat erat kaitannya dengan kampanye dengan jumlah anggota disesuaikan dengan kemampuan keuangan KPU Kota Tangerang Selatan.

(2) Pada daerah konflik dan/atau daerah lain yang dianggap daerah rawan konflik, KPU Kota Tangerang Selatan melakukan koordinasi yang sebaik-baiknya dengan pihak Polri dan TNI sesuai tingkatannya.

Pasal 82 Pasangan calon atau tim kampanye sesuai tingkatannya menandatangani surat mandat saksi pasangan calon dalam pemungutan dan penghitungan suara di TPS dan rekapitulasi hasil penghitungan suara di tingkat PPK dan KPU Kota Tangerang Selatan.

239

Page 246: 2010 03 Sep 2010

Pasal 83

Contoh formulir Model AB-KWK dan Model AB 1-KWK untuk keperluan kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 dengan penyesuaian.

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 84

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 Desember 2009

KETUA,

Ttd.

PROF. DR. H.A. HAFIDZ ANSHARY AZ, MA.

Salinan sesuai dengan aslinya

SEKRETARIAT JENDERAL KPU Kepala Biro Hukum

Ttd.

W.S. Santoso

240

Page 247: 2010 03 Sep 2010

Lampiran Peraturan Komisi Pemilihan Umum

Nomor : 69 Tahun 2009 Tanggal : 3 Desember 2009

CONTOH FORMULIR KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

1. NAMA TIM KAMPANYE DAN PELAKSANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH (MODEL AB-KWK);

2. PERINGATAN TERTULIS / PENGHENTIAN KEGIATAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH (MODEL AB 1-KWK).

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 Desember 2009

KETUA,

Ttd.

PROF. DR. H.A. HAFIDZ ANSHARY AZ, MA.

Salinan sesuai dengan aslinya

SEKRETARIAT JENDERAL KPU Kepala Biro Hukum

Ttd.

W.S. Santoso

241

Page 248: 2010 03 Sep 2010
Page 249: 2010 03 Sep 2010

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

NOMOR 15 TAHUN 2010

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAKSANAAN

PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

Menimbang : a. bahwa ketentuan Pasal 8 ayat (3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, menyatakan bahwa tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum dalam penyelenggaraan pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah menyusun dan menetapkan pedoman penyelenggaraan pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sesuai dengan tahapan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan;

b. bahwa ketentuan Pasal 9 ayat (3) dan Pasal 10 ayat (3) Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum menyatakan bahwa tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota menyusun dan menetapkan pedoman yang bersifat teknis untuk tiap-tiap tahapan penyelenggaraan pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah provinsi dan kabupaten/kota berdasarkan peraturan perundang-undangan;

c. bahwa ketentuan Pasal 86, Pasal 87, Pasal 88, Pasal 89, Pasal 90,

Pasal 91, Pasal 92, Pasal 93, Pasal 94, Pasal 95, dan Pasal 96 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 serta ketentuan dalam Pasal 70, Pasal 71, Pasal 72, Pasal 73, Pasal 74, Pasal 75, Pasal 76, Pasal 77, Pasal 78, Pasal 79, Pasal 80, Pasal 81, Pasal 82, dan Pasal 83 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,

KOMISI PEMILIHAN UMUM

242

Page 250: 2010 03 Sep 2010

Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 mengatur tentang pemungutan dan penghitungan suara di tempat pemungutan suara;

d. bahwa berdasarkan hal-hal tersebut huruf a, huruf b, dan huruf

c telah diterbitkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 72 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara;

e. bahwa berdasarkan hal tersebut huruf a, huruf b, huruf c dan

huruf d, serta dengan memperhatikan perkembangan keadaan berkenaan hal-hal yang bersifat teknis, dipandang perlu mengadakan perubahan terhadap Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 72 Tahun 2009 tersebut;

f. bahwa berdasarkan hal-hal tersebut pada huruf a, huruf b, huruf

c, huruf d, dan huruf f, perlu menetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 72 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi

Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151);

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Penyusunan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan

Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);

243

Page 251: 2010 03 Sep 2010

5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,

Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4865);

7. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 31 Tahun 2008

tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum;

8. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 21 Tahun 2008, Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 37 Tahun 2008, dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01 Tahun 2010;

9. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 Tahun 2008

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/ Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008;

10. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 63 Tahun 2009

tentang Pedoman Penyusunan Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum Provinsi, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2010;

11. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 72 tentang Pedoman

Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara ;

12. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 09 Tahun 2010

tentang Pedoman Penyusunan Tahapan, Program, dan Jadwal

244

Page 252: 2010 03 Sep 2010

Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

13. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 12 Tahun 2010

tentang Penetapan Pedoman Tata Cara Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 20 Mei

2010;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 72 Tahun 2009 Tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Di Tempat Pemungutan Suara, diubah sebagai berikut : 1. Ketentuan Pasal 10 ayat (2) diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

“Pasal 10

(2) Pembentukan dan pengisian keanggotaan KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan paling lama 21 (dua puluh satu) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.”

2. Ketentuan Pasal 12 ayat (1) huruf e diubah, sehingga ketentuan Pasal 12 ayat (1) berbunyi

sebagai berikut :

“Pasal 12 (1) KPPS menerima perlengkapan untuk keperluan pemungutan dan penghitungan suara

di TPS dari PPS, terdiri dari :

a. kotak suara sebanyak 1 (satu) buah dengan diberi label Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

b. bilik suara sebanyak 2 (dua) buah;

245

Page 253: 2010 03 Sep 2010

c. surat suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebanyak jumlah pemilih yang tercantum dalam daftar pemilih tetap untuk TPS, dan ditambah 2,5 % (dua setengah persen), beserta kelengkapan administrasi lainnya, terdiri dari :

1) tanda khusus/tinta paling banyak 2 (dua) botol; 2) alat pencoblos dan alas pencoblosan surat suara masing-masing 2 (dua) buah; 3) segel Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebanyak 15 (lima belas)

buah; 4) formulir berita acara pemungutan dan penghitungan suara di TPS (formulir

seri C-KWK beserta lampirannya); 5) alat kelengkapan lainnya terdiri dari lem, karet/tali pengikat, label, spidol

hitam, sampul kertas, kantong plastik, dan ballpoint.

d. daftar pasangan calon sebanyak 1 (satu) lembar untuk ditempatkan di dekat pintu masuk TPS;

e. daftar pemilih tetap untuk TPS sebanyak 2 (dua) rangkap yang dibuat oleh PPS; f. tanda pengenal KPPS sebanyak 7 (tujuh) buah dan tanda pengenal saksi sebanyak

sesuai keperluan; g. surat pemberitahuan untuk memberikan suara di TPS sebanyak jumlah pemilih

dalam daftar pemilih tetap untuk TPS; h. panduan teknis pengisian formulir pemungutan dan penghitungan suara di TPS

termasuk naskah sumpah/janji KPPS; dan i. gembok dan anak kunci sebanyak 1 (satu) buah dalam kantong plastik transparan.”

3. Ketentuan Pasal 13 ayat (2) huruf a angka 2) dan angka 3) diubah, sehingga ketentuan

Pasal 13 ayat (2) berbunyi sebagai berikut :

“Pasal 13 (2) Pembagian tugas anggota KPPS dan petugas keamanan TPS, sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf b, ditentukan :

a. apabila KPPS terdiri dari 7 (tujuh) orang :

1) Ketua KPPS sebagai anggota KPPS pertama bertugas memimpin rapat pemungutan suara;

2) Anggota KPPS kedua dan KPPS ketiga membantu ketua KPPS di meja pimpinan menyiapkan berita acara beserta lampirannya, salinan daftar pemilih tetap, dan menyiapkan surat suara;

3) Anggota KPPS keempat bertugas menerima pemilih yang akan masuk TPS, memeriksa tanda khusus pada jari pemilih, dan membubuhkan nomor urut kedatangan pada surat pemberitahuan untuk memberikan suara di TPS;

4) Anggota KPPS kelima bertugas mengatur pemilih yang menunggu giliran untuk memberikan suara dan pemilih yang akan menuju ke bilik pemberian suara, dalam melaksanakan tugasnya berada di dekat tempat duduk pemilih;

246

Page 254: 2010 03 Sep 2010

5) Anggota KPPS keenam bertugas mengatur pemilih yang akan memasukkan surat suara ke dalam kotak suara, dan dalam melaksanakan tugasnya berada di dekat kotak suara; dan

6) Anggota KPPS ketujuh bertugas mengatur pemilih yang akan keluar TPS dan dalam melaksanakan tugasnya berada di dekat pintu keluar TPS serta diharuskan memberikan tanda khusus kepada pemilih sebagai bukti bahwa pemilih telah memberikan suaranya.

b. Apabila KPPS terdiri dari 6 (enam) orang, Anggota KPPS keenam merangkap

melaksanakan tugas Anggota KPPS ketujuh; c. Apabila KPPS terdiri dari 5 (lima) orang, Anggota KPPS kelima merangkap

melaksanakan tugas Anggota KPPS keenam dan Anggota KPPS ketujuh; dan d. Petugas keamanan TPS bertugas mengadakan penjagaan ketertiban dan keamanan

di TPS yang dalam melaksanakan tugasnya satu orang berada di depan pintu masuk TPS dan satu orang di depan pintu keluar TPS, yang dilaksanakan oleh Anggota KPPS keempat dan Anggota KPPS ketujuh atau berdasarkan Keputusan Ketua KPPS.”

4. Ketentuan Pasal 15 ayat (1) dan ayat (4) diubah, sehingga ketentuan Pasal 15 berbunyi

sebagai berikut :

“Pasal 15

(1) Ketua KPPS menyampaikan surat pemberitahuan untuk memberikan suara di TPS (Model C6 - KWK.KPU) kepada pemilih di wilayah kerjanya selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

(2) Pemilih setelah menerima pemberitahuan untuk memberikan suara di TPS

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menandatangani tanda terima surat pemberitahuan untuk memberikan suara di TPS.

(3) Apabila pemilih tidak berada ditempat, Ketua KPPS dapat menyampaikan surat

pemberitahuan untuk memberikan suara di TPS kepada kepala keluarga atau anggota keluarga lainnya, serta menandatangani tanda terima.

(4) Dalam Model C6 - KWK.KPU sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disebutkan

adanya kemudahan bagi penyandang cacat untuk memberikan suara di TPS.“ 5. Ketentuan Pasal 16 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

“Pasal 16 Pemilih yang sampai dengan 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara belum menerima Model C6 - KWK.KPU, diberi kesempatan untuk meminta kepada Ketua KPPS/PPS selambat-lambatnya 24 jam sebelum hari dan tanggal pemungutan suara, dengan menunjukkan kartu pemilih.“

247

Page 255: 2010 03 Sep 2010

6. Ketentuan Pasal 17 ayat (1) dan (3) diubah, sehingga ketentuan Pasal 17 berbunyi sebagai berikut :

“Pasal 17

(1) Pemilih yang sampai dengan berakhirnya waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal

16, belum menerima Model C6 - KWK.KPU, melaporkan kepada Ketua KPPS atau PPS dengan menunjukkan kartu pemilih, selambat-lambatnya 24 jam sebelum tanggal pemungutan suara.

(2) Ketua KPPS atau Ketua PPS berdasarkan kartu pemilih sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), meneliti nama pemilih tersebut dalam daftar pemilih tetap untuk TPS atau daftar pemilih tetap untuk wilayah PPS.

(3) Apabila nama pemilih tersebut tercantum dalam daftar pemilih tetap, Ketua KPPS

berdasarkan keterangan Ketua PPS memberikan surat pemberitahuan (Model C6 - KWK.KPU).“

7. Diantara ketentuan Pasal 17 dan Pasal 18 ditambah ketentuan baru, menjadi ketentuan

Pasal 17A, berbunyi sebagai berikut :

“Pasal 17A

(1) Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT tetapi namanya tercantum dalam data pemilih/DPS dapat memberikan suaranya di TPS.

(2) Apabila nama pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam data

pemilih/DPS, Ketua KPPS berdasarkan keterangan Ketua PPS memberikan surat pemberitahuan (Model C6 – KWK.KPU).”

8. Ketentuan Pasal 26 ayat (1) huruf b diubah, sehingga ketentuan Pasal 26 ayat (1) berbunyi

sebagai berikut :

“Pasal 26

(1) Setelah pelaksanaan pemungutan suara dibuka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Ketua KPPS melakukan kegiatan :

a. memandu pengucapan sumpah/janji Anggota KPPS dan saksi pasangan calon

yang hadir yang membawa mandat dari tim kampanye pasangan calon; b. membuka kotak suara, mengeluarkan semua isinya, meletakkannya diatas meja

secara tertib dan teratur, selanjutnya mengidentifikasi dan menghitung jumlah setiap jenis dokumen dan kelengkapan administrasi dan dicatat dalam formulir Model C4 - KWK.KPU;

c. memperlihatkan kepada pemilih dan saksi pasangan calon yang hadir bahwa kotak suara benar-benar telah kosong, kemudian menutup kembali dan mengunci kotak suara serta meletakkannya di tempat yang telah ditentukan;

248

Page 256: 2010 03 Sep 2010

d. memperlihatkan kepada pemilih dan saksi pasangan calon yang hadir bahwa sampul yang berisi surat suara masih dalam keadaan disegel;

e. menghitung jumlah surat suara termasuk jumlah cadangan surat suara sebanyak 2,5% (dua setengah persen) dari jumlah pemilih yang tercantum dalam daftar pemilih tetap untuk TPS; dan

f. mengumumkan jumlah pemilih yang namanya tercantum dalam daftar pemilih tetap untuk TPS yang bersangkutan.”

9. Ketentuan Pasal 29 ayat (2) diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

“Pasal 29

(2) Anggota KPPS kedua mencatat nama pemilih, nomor kartu pemilih, dan asal TPS terhadap pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam formulir Model C8 - KWK.KPU.”

10. Ketentuan Pasal 35 huruf a diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : “Pasal 35

a. mengatur susunan tempat penghitungan suara termasuk memasang formulir Model C2 - KWK.KPU berukuran besar, dan tempat duduk saksi diatur sedemikian rupa, sehingga pelaksanaan penghitungan suara dapat diikuti oleh semua yang hadir dengan jelas; “

11. Ketentuan Pasal 38 ayat (2) huruf b dan huruf c diubah, sehingga ketentuan Pasal 38 ayat

(2) berbunyi sebagai berikut :

“Pasal 38 (2) Dalam hal KPPS terdiri dari 7 (tujuh) anggota, pembagian tugas ditetapkan :

a. Ketua KPPS dengan dibantu Anggota KPPS kedua dan Anggota KPPS ketiga

memimpin pelaksanaan penghitungan suara di TPS; b. Anggota KPPS ketiga bertugas mencatat jumlah pemilih, surat suara dan sertifikat

hasil penghitungan suara dengan menggunakan formulir Model C1 - KWK.KPU; c. Anggota KPPS keempat dengan dibantu Anggota KPPS kelima, bertugas mencatat

hasil penelitian terhadap tiap lembar surat suara yang diumumkan oleh Ketua KPPS dengan menggunakan formulir hasil penghitungan suara di TPS (Model C2 - KWK.KPU) ukuran besar;

d. Anggota KPPS keenam, bertugas menyusun surat suara yang sudah diteliti oleh Ketua KPPS dalam susunan sesuai suara yang diperoleh masing-masing pasangan calon; dan

e. Anggota KPPS ketujuh, bertugas melakukan kegiatan lain atas petunjuk Ketua KPPS, antara lain merangkap menjadi petugas keamanan TPS.”

249

Page 257: 2010 03 Sep 2010

12. Ketentuan Pasal 39 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : “Pasal 39

(1) Dalam pelaksanaan penghitungan suara di TPS, Ketua KPPS dibantu oleh Anggota

KPPS, melakukan kegiatan :

a. menyatakan pelaksanaan pemungutan suara di TPS ditutup, dan pelaksanaan penghitungan suara di TPS dimulai;

b. membuka kotak suara dengan disaksikan oleh semua yang hadir; c. mengeluarkan surat suara dari kotak suara satu demi satu dan meletakkan di meja

KPPS; d. menghitung jumlah surat suara dan memberitahukan jumlah tersebut kepada yang

hadir serta mencatat jumlah yang diumumkan; e. membuka tiap lembar surat suara, meneliti hasil pencoblosan yang terdapat pada

surat suara, dan mengumumkan kepada yang hadir perolehan suara untuk setiap pasangan calon yang dicoblos;

f. mencatat hasil pemeriksaan yang diumumkan sebagaimana dimaksud pada huruf e dengan menggunakan formulir hasil penghitungan suara untuk pasangan calon (Model C2 - KWK.KPU); dan

g. memutuskan apabila suara yang diumumkan berbeda dengan yang disaksikan oleh yang hadir dan/atau saksi pasangan calon.

(2) Ketua KPPS dalam meneliti dan menentukan sah dan tidak sah hasil pencoblosan pada

surat suara mengacu ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27. (3) Ketua KPPS dalam meneliti dan menentukan sah dan tidak sah hasil pencoblosan pada

surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), apabila menemukan surat suara yang hasil pencoblosannya tembus secara garis lurus(simetris) sehingga mengakibatkan surat suara terdapat 2 (dua) hasil pencoblosan, suara pada surat suara dianggap sah sepanjang tidak mengenai kolom pasangan calon lainnya.”

13. Ketentuan Pasal 41 ayat (5) dan ayat (6) diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

“Pasal 41

(5) Keberatan Saksi Pasangan Calon sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dicatat dengan menggunakan formulir Model C3 - KWK.KPU.

(6) Apabila tidak ada keberatan Saksi Pasangan Calon atau warga masyarakat

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) atau tidak terdapat kejadian khusus yang berhubungan dengan hasil pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS, Ketua KPPS tetap mengisi formulir Model C3 - KWK.KPU dengan tulisan ”NIHIL” pada formulir Model C3 - KWK.KPU.“

14. Ketentuan Pasal 44 ayat (2) diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

250

Page 258: 2010 03 Sep 2010

“Pasal 44 (2) Berita acara pemungutan suara dan sertifikat hasil pemungutan suara sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh Ketua KPPS dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Anggota KPPS serta dapat ditandatangani oleh saksi pasangan calon yang hadir dengan menggunakan ballpoint warna biru atau ungu atau hijau.”

15. Ketentuan Pasal 45 ayat (2) diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

“Pasal 45

(2) KPPS menyerahkan kotak suara yang telah dikunci dan disegel, berisi Berita Acara, sertifikat hasil penghitungan suara, surat suara, dan alat kelengkapan administrasi pemungutan dan penghitungan suara kepada PPK melalui PPS pada hari yang sama dengan menggunakan surat pengantar/tanda terima (Model C9 - KWK.KPU). “

16. Ketentuan Pasal 46 ayat (1) dan ayat (2) diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

”Pasal 46

(1) KPPS wajib memberikan salinan Berita Acara (Model C - KWK.KPU), Cacatan Hasil Penghitungan Suara (Model C1 - KWK.KPU), dan Sertifikat Hasil Penghitungan Suara (Lampiran Model C1 - KWK.KPU) kepada saksi masing-masing pasangan calon yang hadir, Pengawas Pemilu Lapangan, dan PPK melalui PPS masing-masing sebanyak 1 (satu) rangkap serta menempelkan 1 (satu) rangkap Lampiran Model C1 - KWK.KPU di tempat umum.‘

(2) PPS selain memberikan salinan Berita Acara dan Sertifikat Hasil Penghitungan Suara

dan menempelkan Lampiran Model C1 - KWK.KPU di tempat umum dengan cara menempelkannya pada TPS dan/atau lingkungan TPS, KPPS juga menyampaikan Lampiran Model C1 - KWK.KPU kepada PPS untuk keperluan pengumuman hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di wilayah kerja PPS dengan cara menempelkan pada sarana pengumuman desa/ kelurahan. ”

17. Ketentuan Pasal 51 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

“Pasal 51 (1) Pemilih yang menjalani rawat inap di rumah sakit, memberikan suara di TPS terdekat

dengan rumah sakit yang bersangkutan, dengan ketentuan Ketua KPPS pada TPS terdekat dengan rumah sakit tersebut menugaskan Anggota KPPS untuk melayani pemilih yang menjalani rawat inap di rumah sakit dalam memberikan suara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Pemilih yang sedang menjalani hukuman penjara, memberikan suara di TPS pada

Lembaga Pemasyarakatan/rumah tahanan yang bersangkutan, dengan ketentuan pada lembaga pemasyarakatan/rumah tahanan tersebut dibentuk KPPS yang keanggotaannya berjumlah paling sedikit 3 (tiga) orang dan paling banyak 5 (lima) orang untuk melayani pemilih yang sedang menjalani hukuman penjara dalam membeikan suara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

251

Page 259: 2010 03 Sep 2010

(3) Pembagian kerja Anggota KPPS pada lembaga pemasyarakatan/rumah tahanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditentukan oleh Ketua KPPS.

18. Ketentuan Pasal 56 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

”Pasal 56

Dalam pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini, tidak menggunakan bentuk formulir untuk keperluan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran IV Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008.”

19. Diantara ketentuan Pasal 56 dan Pasal 57 ditambah ketentuan baru, menjadi ketentuan

Pasal 56a, berbunyi sebagai berikut :

”Pasal 56a

(1) Bentuk dan jenis formulir untuk keperluan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini, adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Peraturan ini.

(2) Pengadaan dan distribusi formulir pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS

dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.”

20. Pada BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN ditambah 4 (empat) ketentuan baru menjadi Pasal

57a, Pasal 57b, Pasal 57c, Pasal 57d, dan Pasal 57e berbunyi sebagai berikut

“Pasal 57a (1) Dalam hal pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS dilakukan

pada hari dan tanggal yang sama antara Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur dengan Pemilu Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota, KPPS menerima alat perlengkapan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS untuk keperluan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur dan Pemilu Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota.

(2) Apabila terjadi pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS

dilakukan pada hari dan tanggal yang sama antara Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur dengan Pemilu Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota, untuk tertib penyelenggaraan KPPS mendahulukan kegiatan penghitungan suara Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur.

Pasal 57b

PPS dalam persiapan dan pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara, melakukan kegiatan :

252

Page 260: 2010 03 Sep 2010

a. memberikan bimbingan teknis kepada KPPS di wilayah kerjanya; b. mengkoordinir KPPS di wilayah kerjanya dalam pemungutan suara dan penghitungan

suara; c. membantu KPU Kabupaten/Kota dalam mendistribusikan surat suara dan

perlengkapan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS.

Pasal 57c

(1) Pasangan calon atau salah satu pasangan calon pada waktu dimulainya masa kampanye sampai dengan hari dan tanggal pemungutan suara meninggal dunia, pasangan calon tersebut dinyatakan gugur, dengan ketentuan sepanjang masih terdapat 2 (dua) pasangan calon atau lebih :

a. KPPS di wilayah kerja KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota membuat

pengumuman yang menyatakan bahwa pasangan calon dinyatakan gugur; b. Pengumuman sebagaimana dimaksud pada huruf a ditempel pada tiap TPS;

c. Apabila surat suara yang memuat nama pasangan calon yang telah dinyatakan

gugur tersebut sebagaimana dimaksud pada huruf a dalam penghitungan suara ternyata mendapat suara sah, suara pada surat suara tersebut dinyatakan tidak sah.

(2) Pasangan calon atau salah satu pasangan calon pada waktu dimulainya masa

kampanye sampai dengan hari dan tanggal pemungutan suara meninggal dunia, pasangan calon tersebut dinyatakan gugur, dengan ketentuan apabila hanya tinggal 1 (satu) pasangan calon, berlaku ketentuan Pasal 63 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, yaitu tahapan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ditunda paling lama 60 (enam puluh) hari.

(3) Penundaan Tahapan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh KPUProvinsi/KIP Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota/KIP Kabupaten/Kota diwilayah KPU Provinsi/KIP Provinsi yang bersangkutan, dengan tetap memperhatikan tahapan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang bersangkutan.

Pasal 57d

(1) KPU Provinsi/KIP Provinsi berkewajiban menyampaikan laporan tahapan

pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS kepada KPU dan menyampaikan tembusannya kepada Bawaslu.

(2) KPU Kabupaten/Kota/KIP Kabupaten/Kota berkewajiban menyampaikan laporan

tahapan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS kepada KPU dan KPU Provinsi/KIP Provinsi serta menyampaikan tembusannya kepada Bawaslu.

253

Page 261: 2010 03 Sep 2010

Pasal 57e

Untuk pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara dalam pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussallam, berlaku Peraturan ini dengan ketentuan :

a. perkataan KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota di baca KIP Provinsi

dan/atau KIP Kabupaten/Kota di wilayah KIP Provinsi Nanggroe Aceh Darussallam; b. berkennaan denga formulir Seri A sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini

disesuaikan dengan nomenklatur yang berlaku sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.”

21. Diantara BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN dan BAB VI KETENTUAN PENUTUP

ditambah bab baru menjadi BAB VA KETENTUAN PERALIHAN terdiri dari Pasal 57f, berbunyi sebagai berikut :

“BAB VA

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 57f Dengan berlakunya Peraturan ini : a. KPU Provinsi/KIP Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota/KIP Kabupaten/Kota

yang pada saat Peraturan ini berlaku sedang dalam proses pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS, mengacu kepada Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 72 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara;

b. KPU Provinsi/KIP Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota/KIP Kabupaten/Kota

yang sedang melaksanakan proses pengadaan yang bersangkutan dengan perlengkapan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini, apabila telah menetapkan pemenang dalam proses pengadaan tersebut, tetap menggunakan Peraturan KPU Nomor 72 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara.”

Pasal II

Untuk memudahkan pemahaman terhadap Peraturan ini, Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 72 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara sebagaimana diubah dengan Peraturan ini, disusun dalam satu naskah.

254

Page 262: 2010 03 Sep 2010

Pasal III

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010

KETUA,

Ttd.

PROF. DR. H.A. HAFIZ ANSHARY AZ, M.A.

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, Ttd. PATRIALIS AKBAR BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 305

255

Page 263: 2010 03 Sep 2010

Lampiran : Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2010

CONTOH JENIS FORMULIR PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA

PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA

1. Model C - KWK.KPU : Berita acara pemungutan suara dan penghitungan suara

Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara.

2. Model C1 - KWK.KPU : Catatan pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara.

3. Lampiran Model C1 - KWK.KPU

: Sertifikat hasil penghitungan suara untuk pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara.

4. Model C2 - KWK.KPU (Ukuran Besar)

: Hasil perolehan suara untuk tiap pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara.

5. Model C3 - KWK.KPU : Pernyataan keberatan saksi dan kejadian khusus yang berhubungan dengan hasil pemungutan suara dan Penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara.

6. Model C4 - KWK.KPU : Catatan pembukaan kotak suara, pengeluaran isi, identifikasi jenis dokumen, dan penghitungan jumlah setiap jenis dokumen untuk pelaksanaan pemungutan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara.

7. Model C5 - KWK.KPU : Penggunaan surat suara cadangan dalam pemungutan suara di Tempat Pemungutan Suara.

8. Model C6 - KWK.KPU : Surat pemberitahuan waktu dan tempat pemungutan suara.

9. Model C7 - KWK.KPU : Surat pernyataan pendamping pemilih.

10. Model C8 - KWK.KPU : Daftar nama pemilih yang memberikan suara dari TPS lain.

11. Model C9 - KWK.KPU : Surat pengantar penyampaian berita acara pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS.

12. Model C10 - KWK.KPU : Tanda terima Berita Acara dan Sertifikat Hasil Penghitungan Suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010

KETUA,

Ttd.

Prof. DR. H.A. HAFIZ ANSHARY AZ, M.A.

256

Page 264: 2010 03 Sep 2010

BERITA ACARA PEMUNGUTAN SUARA DAN PENGHITUNGAN SUARA

PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA

Pada hari ini ……………. tanggal …………… bulan ……………. tahun dua ribu …………., Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) melaksanakan rapat pemungutan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dihadiri oleh saksi pasangan calon, panitia pengawas lapangan, pemantau dan warga masyarakat bertempat di : Tempat Pemungutan Suara (TPS) : ………………………………….. PPS/Desa/Kelurahan : ………………………………….. Kecamatan : ………………………………….. Kabupaten/Kota : ………………………………….. Provinsi : ………………………………….. Telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut : I. Pemungutan Suara

A. Persiapan (Pukul 06.00 s/d 07.00) 1. Pemeriksaan TPS, pemasangan Daftar Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah, meletakkan bilik suara dan kotak suara sesuai dengan tempat yang telah ditentukan;

2. Pemanggilan pemilih untuk memasuki TPS, sebanyak tempat duduk yang disediakan; dan

3. Penerimaan saksi sesuai dengan surat mandat dari Tim Pelaksana Kampanye. B. Pelaksanaan pemungutan suara (Pukul 07.00 s/d 13.00) :

1. Ketua KPPS membuka Rapat Pemungutan Suara pada pukul 07.00; 2. Pengucapan sumpah/janji Anggota KPPS, dipandu oleh Ketua KPPS; 3. Pembukaan kotak suara, pengeluaran seluruh isi kotak suara, pengidentifikasian

jenis dokumen dan peralatan serta penghitungan jumlah setiap jenis dokumen dan peralatan;

4. Ketua KPPS mengumumkan jumlah pemilih yang tercantum dalam salinan daftar pemilih tetap untuk TPS; dan

5. Ketua KPPS memberikan penjelasan mengenai tata cara pemungutan suara/ pemberian suara kepada pemilih yang hadir.

C. Pemberian suara oleh pemilih berdasarkan prinsip urutan kehadiran. D. Pada pukul 13.00 Ketua KPPS mengumumkan rapat pemungutan suara telah selesai

dan dilanjutkan dengan rapat penghitungan suara.

II.Penghitungan …………

MODEL C - KWK.KPU CONTOH

257

Page 265: 2010 03 Sep 2010

 

II. Penghitungan Suara (mulai pukul 13.00 s/d ……..)

A. Persiapan sebelum pelaksanaan penghitungan suara KPPS melakukan kegiatan sebagai berikut : 1. Mengumumkan dan mencatat jumlah pemilih yang memberikan suara dan yang

tidak memberikan suara berdasarkan salinan Daftar Pemilih Tetap untuk TPS serta jumlah pemilih dari TPS lain;

2. Mengumumkan dan mencatat jumlah surat suara yang tidak terpakai, surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru dicoblos serta penggunaan surat suara tambahan; dan

3. Memasang catatan hasil perolehan suara untuk tiap Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara (Model C2–KWK.KPU) ukuran besar.

B. Pelaksanaan penghitungan suara.

KPPS melakukan kegiatan sebagai berikut : 1. Membuka kotak suara, menghitung, meneliti dan mencatat jumlah surat suara

yang digunakan oleh pemilih; 2. Mengumumkan dan mencatat surat suara sah yang diperoleh masing-masing

pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; dan 3. Mengumumkan dan mencatat surat suara yang tidak sah.

III. A. Lampiran Berita Acara :

1. Catatan Pelaksanaan Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara Untuk Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara (Model C 1 - KWK.KPU);

2. Sertifikat Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara (Lampiran Model C 1 - KWK.KPU);

3. Hasil Perolehan Suara Untuk Tiap Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara (Model C 2 - KWK.KPU) ukuran besar;

4. Pernyataan Keberatan Saksi dan Kejadian Khusus Yang Berhubungan Dengan Hasil Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara (Model C 3 - KWK.KPU);

5. Catatan Pembukaan Kotak Suara, Pengeluaran Isi, Identifikasi Jenis Dokumen, dan Penghitungan Jumlah Setiap Jenis Dokumen Untuk Pelaksanaan Pemungutan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara (Model C 4 - KWK.KPU);

6. Penggunaan Surat Suara Cadangan Dalam Pemungutan Suara di Tempat Pemungutan Suara (Model C 5 – KWK.KPU);

B. Lampiran Berita Acara sebagaimana dimaksud pada huruf A merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari Berita Acara ini.

IV. Kelengkapan administrasi lain yang tidak termasuk dalam Lampiran Berita Acara dan dikirimkan kepada PPS :

1. Surat Pemberitahuan …………

258

Page 266: 2010 03 Sep 2010

 

1. Surat Pemberitahuan Waku dan Tempat Pemungutan Suara (Model C 6 - KWK.KPU) yang diterima KPPS dari pemilih;

2. Surat Pernyataan Pendamping Pemilih (Model C 7 - KWK.KPU) yang diterima KPPS dari pemilih;

3. Daftar Nama Pemilih Yang Memberikan Suara dari TPS lain (Model C 8 - KWK.KPU); 4. Surat Pengantar (Model C 9 - KWK.KPU); dan 5. Tanda Terima ( Model C 10 – KWK.KPU).

V. Penyampaian Berita Acara dan Lampiran Model C1 – KWK.KPU :

A. Berita acara pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS beserta lampirannya dibuat ........... (.............................) rangkap : 1. 1 (satu) rangkap untuk Panitia Pemungutan Suara; 2. 1 (satu) rangkap untuk Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) melalui Panitia

Pemungutan Suara (PPS); dan 3. .... (........) rangkap untuk masing-masing saksi pasangan calon Kepala Daerah dan

calon Wakil Kepala Daerah yang hadir. 4. 1 (satu) rangkap untuk Pengawas Pemilu Lapangan.

B. Sertifikat Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara (Lampiran Model C 1 - KWK.KPU) selain hal tersebut pada huruf A 1 (satu) rangkap untuk pengumuman di PPS.

KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA

NO Jabatan NAMA TANDA TANGAN

1. Ketua ………………………….. ( …………………………… )

2. Anggota ………………………….. ( …………………………… )

3. Anggota ………………………….. ( …………………………… )

4. Anggota ………………………….. ( …………………………… )

5. Anggota ………………………….. ( …………………………… )

6. Anggota ………………………….. ( …………………………… )

7. Anggota ………………………….. ( …………………………… )

Saksi-saksi dari pasangan calon Kepala Daerah dan calon Wakil Kepala Daerah

NO. Nama

Saksi dari nomor urut pasangan calon Kepala

Daerah dan calon Wakil Kepala Daerah

Tanda Tangan

1. ……………………... ………………………….. ( …………………………… )

2. ……………………... ………………………….. ( …………………………… )

3. ……………………... ………………………….. ( …………………………… )

4. ……………………... ………………………….. ( …………………………… )

5. ……………………... ………………………….. ( …………………………… )  

259

Page 267: 2010 03 Sep 2010

CATATAN PELAKSANAAN

PEMUNGUTAN SUARA DAN PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA

Pemilihan Umum : Gubernur dan Wakil Gubernur /Bupati dan Wakil Bupati/Walikota dan Wakil Walikota *)

Tempat Pemungutan Suara (TPS) : ………………………………............................... Desa/Kelurahan *) : ………………………………............................... Kecamatan : ………………………………............................... Kabupaten/Kota *) : ………………………………............................... Provinsi : ………………………………...............................

A. Data Pemilih

NO URAIAN KETERANGAN

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH (3+4) 1 2 3 4 5

1. Jumlah pemilih dalam Salinan Daftar Pemilih Tetap (DPT) (A.2+A.3)

2. Jumlah pemilih dalam Salinan DPT yang menggunakan hak pilih.

3. Jumlah Pemilih dalam Salinan DPT yang tidak menggunakan hak pilih

4. Jumlah Pemilih dari TPS lain

B. Penerimaan dan Penggunaan Surat Suara

No. URAIAN JUMLAH 1 2 3

1. Surat suara yang diterima (termasuk cadangan) 2. Surat suara yang terpakai. (A.2 + A.4) 3. Surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru

dicoblos.

4. Surat suara yang tidak terpakai. [ B1 – (B2+B3) ]

C. Klasifikasi Surat Suara yang terpakai, berisi suara sah dan tidak sah No. URAIAN JUMLAH

1 2 3

1. Surat suara sah untuk seluruh pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. (diisi dari Huruf A Model C 2 – KWK.KPU)

2. Surat suara tidak sah. (diisi dari Huruf B Model C 2 – KWK.KPU) 3. Jumlah Suara Sah dan tidak Sah (C1+C2) = B2.

…………………. , ……………………. 20 ….

KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA

KETUA,

( ………………………………………………….. )

MODEL C1 - KWK.KPU CONTOH

260

Page 268: 2010 03 Sep 2010

  

SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN SUARA UNTUK PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL

KEPALA DAERAH DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA Pemilihan Umum : Gubernur dan Wakil Gubernur /Bupati dan Wakil

Bupati/Walikota dan Wakil Walikota *) Tempat Pemungutan Suara (TPS) : ………………………………............................... Desa/Kelurahan *) : ………………………………............................... Kecamatan : ………………………………............................... Kabupaten/Kota *) : ………………………………............................... Provinsi : ………………………………............................... A. SUARA SAH (Diisi dari Huruf A Model C 2 – KWK.KPU)

NO. NOMOR DAN NAMA PASANGAN CALON

KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PEROLEHAN SUARA SAH PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA

DAERAH 1 2 3

1. ………………………………………….

dan

………………………………………….

Tulis dengan angka Tulis dengan huruf

: :

……………………… ………………………

………………………………………………

2. ………………………………………….

dan

………………………………………….

Tulis dengan angka Tulis dengan huruf

: :

……………………… ………………………

…………………………………………………

3. ………………………………………….

dan

………………………………………….

Tulis dengan angka Tulis dengan huruf

: :

……………………… ………………………

…………………………………………………

4. ………………………………………….

dan

………………………………………….

Tulis dengan angka Tulis dengan huruf

: :

……………………… ………………………

…………………………………………………

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk Seluruh Pasangan Calon

Tulis dengan angka : ……………………………………….. Tulis dengan huruf : ………………………………………..

*) Coret yang tidak perlu TANDA TANGAN KPPS

1. ................... 2. .................. 3. ................... 4. ................... 5. ................... 6. ................... 7. .................. TANDA TANGAN SAKSI PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

1. ................... 2. .................. 3. ................... 4. ................... 5. ................... 6. ................... 7. ..................

B. SUARA TIDAK . . . . . .

LAMPIRAN MODEL C1 - KWK.KPU

CONTOH

261

Page 269: 2010 03 Sep 2010

 

B. SUARA TIDAK SAH (Diisi dari Huruf B Model C 2 – KWK.KPU)

No. URAIAN JUMLAH SUARA TIDAK SAH 1 2 3

SUARA TIDAK SAH

Tulis dengan angka

Tulis dengan huruf

:

:

………………………

………………………

…………………………………………………

C. JUMLAH SUARA SAH dan TIDAK SAH

No. URAIAN JUMLAH SUARA SAH DAN TIDAK SAH 1 2 3

JUMLAH SUARA SAH dan TIDAK

SAH

Tulis dengan angka

Tulis dengan huruf

:

:

………………………

………………………

Catatan : Apabila terdapat kesalahan penulisan angka dan huruf dalam kolom 3, dicoret angka dan huruf yang salah, kemudian angka dan huruf yang benar diperbaiki dan harus diparaf oleh Ketua KPPS.

KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA

NO Jabatan NAMA TANDA TANGAN

1. Ketua ………………………….. ( …………………………… )

2. Anggota ………………………….. ( …………………………… )

3. Anggota ………………………….. ( …………………………… )

4. Anggota ………………………….. ( …………………………… )

5. Anggota ………………………….. ( …………………………… )

6. Anggota ………………………….. ( …………………………… )

7. Anggota ………………………….. ( …………………………… )

Saksi-saksi dari pasangan calon Kepala Daerah dan calon Wakil Kepala Daerah

NO. Nama

Saksi dari nomor urut pasangan calon Kepala

Daerah dan calon Wakil Kepala Daerah

Tanda Tangan

1. ……………………... ………………………….. ( …………………………… )

2. ……………………... ………………………….. ( …………………………… )

3. ……………………... ………………………….. ( …………………………… )

4. ……………………... ………………………….. ( …………………………… )

5. ……………………... ………………………….. ( …………………………… )

262

Page 270: 2010 03 Sep 2010

HASIL PEROLEHAN SUARA UNTUK TIAP PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA

Pemilihan Umum : Gubernur dan Wakil Gubernur /Bupati dan Wakil Bupati/Walikota dan Wakil Walikota *)

Tempat Pemungutan Suara (TPS) : ………………………………............................... Desa/Kelurahan *) : ………………………………............................... Kecamatan : ………………………………............................... Kabupaten/Kota *) : ………………………………............................... Provinsi : ………………………………...............................

A. SUARA SAH NOMOR DAN NAMA PASANGAN CALON

KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PEROLEHAN SUARA PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

RINCIAN

JUMLAH TIAP BARIS

1 2 3 4

1.

………………………

………………………

JUMLAH SUARA YANG DIPEROLEH PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH NO. 1

2.

………………………

………………………

JUMLAH SUARA YANG DIPEROLEH PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH NO. 2

3.

………………………

………………………

JUMLAH SUARA YANG DIPEROLEH PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH NO. 3

JUMLAH PEROLEHAN SUARA SAH UNTUK SELURUH PASANGAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

TANDA TANGAN KPPS 1. ................... 2. .................. 3. ................... 4. ................... 5. ................... 6. ................... 7. .................. TANDA TANGAN SAKSI PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

1. ................... 2. .................. 3. ................... 4. ................... 5. ................... 6. ................... 7. ..................

B. SUARA TIDAK . . . . . .

MODEL C2 - KWK.KPU UKURAN BESAR CONTOH

263

Page 271: 2010 03 Sep 2010

 

B. SUARA TIDAK SAH 1 2 3 4

1. SUARA TIDAK SAH

JUMLAH SELURUH SUARA TIDAK SAH

C. SUARA SAH DAN TIDAK SAH

JUMLAH SELURUH SUARA SAH dan TIDAK SAH (A + B )

KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA

NO Jabatan NAMA TANDA TANGAN

1. Ketua ………………………….. ( …………………………… )

2. Anggota ………………………….. ( …………………………… )

3. Anggota ………………………….. ( …………………………… )

4. Anggota ………………………….. ( …………………………… )

5. Anggota ………………………….. ( …………………………… )

6. Anggota ………………………….. ( …………………………… )

7. Anggota ………………………….. ( …………………………… )

Saksi-saksi dari pasangan calon Kepala Daerah dan calon Wakil Kepala Daerah

NO. Nama

Saksi dari nomor urut pasangan calon Kepala

Daerah dan calon Wakil Kepala Daerah

Tanda Tangan

1. ……………………... ………………………….. ( …………………………… )

2. ……………………... ………………………….. ( …………………………… )

3. ……………………... ………………………….. ( …………………………… )

4. ……………………... ………………………….. ( …………………………… )

5. ……………………... ………………………….. ( …………………………… )

Catatan : 1. *) Coret yang tidak perlu. 2. Pada kolom 3 ditulis tally ( IIII ) tiap kolom 3. Pada kolom 4 ditulis angka. 4. Apabila terdapat kesalahan penulisan angka dalam kolom 4, dicoret angka yang salah, kemudian

angka yang benar diperbaiki dan diparaf oleh Ketua KPPS. 5. Apabila Pasangan Calon kurang / lebih dari 4 Pasang, kolom agar disesuaikan.

264

Page 272: 2010 03 Sep 2010

PERNYATAAN KEBERATAN SAKSI DAN KEJADIAN KHUSUS YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL PEMUNGUTAN SUARA DAN PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN

WAKIL KEPALA DAERAH DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA

Pemilihan Umum : Gubernur dan Wakil Gubernur /Bupati dan Wakil Bupati/Walikota dan Wakil Walikota *)

Tempat Pemungutan Suara (TPS) : ………………………………............................... Desa/Kelurahan *) : ………………………………............................... Kecamatan : ………………………………............................... Kabupaten/Kota *) : ………………………………............................... Provinsi : ………………………………...............................

Catatan pernyataan keberatan oleh saksi dan kejadian khusus sebagai berikut:

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

SAKSI YANG MENGAJUKAN KEBERATAN,

( …………………………………………… )

KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA

KETUA,

( ………………………………………………….. )

Bila tidak ada keberatan/kejadian khusus agar diisi ”NIHIL”

MODEL C3 - KWK.KPU CONTOH

265

Page 273: 2010 03 Sep 2010

CATATAN PEMBUKAAN KOTAK SUARA, PENGELUARAN ISI, IDENTIFIKASI JENIS DOKUMEN,

DAN PENGHITUNGAN JUMLAH SETIAP JENIS DOKUMEN UNTUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA PEMILIHAN UMUM

KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA

Pemilihan Umum : Gubernur dan Wakil Gubernur /Bupati dan Wakil Bupati/Walikota dan Wakil Walikota *)

Tempat Pemungutan Suara (TPS) : ………………………………............................... Desa/Kelurahan *) : ………………………………............................... Kecamatan : ………………………………............................... Kabupaten/Kota *) : ………………………………............................... Provinsi : ………………………………...............................

Kelengkapan administrasi untuk pemungutan suara dan penghitungan suara yang diterima

dari PPS :

NO. URAIAN KETERANGAN

1. Surat suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ………… lembar

2. Formulir Seri C Model C 1 – KWK.KPU s/d Model C 9 –

KWK.KPU (kecuali Model C 6 – KWK.KPU)

………… set

3. Sampul ………… lembar

4. Alat pencoblos dan alas pencoblos ………… set

5. Segel Pemilihan Umum ………… lembar

6. Lem/perekat ………… buah

7. Kantong Plastik ………… buah

8. Karet pengikat surat suara ………… buah

9. Spidol ………… buah

10. Tanda khusus/tinta ………… buah

11. Ballpoint selain warna hitam ………… buah

…………………. , ………………………. 20 ….

KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA

KETUA,

( ……………………………………………….. )

*) Coret yang tidak perlu

MODEL C4 - KWK.KPU CONTOH

266

Page 274: 2010 03 Sep 2010

PENGGUNAAN SURAT SUARA CADANGAN DALAM PEMUNGUTAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA

Pada hari ini ……………… tanggal ……………………… bulan ……………………… tahun

………….., Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dalam pemungutan dan

penghitungan suara di :

Pemilihan Umum : Gubernur dan Wakil Gubernur /Bupati dan Wakil

Bupati/Walikota dan Wakil Walikota *)

Tempat Pemungutan Suara (TPS) : ………………………………...............................

Desa/Kelurahan *) : ………………………………...............................

Kecamatan : ………………………………...............................

Kabupaten/Kota *) : ………………………………...............................

Provinsi : ………………………………...............................

Telah menggunakan surat suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

cadangan sebanyak ……… ( ……………………. ) lembar untuk mengganti surat suara yang

keliru memilih pilihannya serta surat suara yang rusak.

…………………. , ……………………. 20 ….

KELOMPOK PENYELENGGARA

PEMUNGUTAN SUARA KETUA,

( ………………………………………….. )

*) coret yang tidak perlu

MODEL C5 - KWK.KPU CONTOH

267

Page 275: 2010 03 Sep 2010

SURAT PEMBERITAHUAN

WAKTU DAN TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA

Pelaksanaan pemungutan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah TPS ..……, Desa/Kelurahan ………………………, Kecamatan ……………………….,

diberitahukan kepada :

1. Nama Pemilih ………………………………………………, 2. Nomor urut ....................... dalam Salinan Daftar Pemilih Tetap. untuk memberikan suara pada : Hari/Tanggal : ………………………………… Pukul : 07.00 s/d 13.00 Tempat/Alamat TPS : …………………………………………………………………

…………………. , ………………… 20 ….

KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA

KETUA,

(……………………………………………..) Catatan : 1. Surat pemberitahuan dan kartu pemilih atau indentitas lainnya yang sah agar dibawa pada

hari dan tanggal pemungutan suara. 2. Penghitungan suara dilaksanakan setelah pukul 13.00 waktu setempat sampai dengan

selesai. 3. Penyandang cacat, dapat dibantu oleh pendamping pemilih dengan melaporkan kepada

Ketua KPPS dan mengisi formulir Model C7 - KWK.KPU .................................................................... Potong disini ...........................................................................

TANDA TERIMA

Telah disampaikan surat pemberitahuan waktu dan tempat pemungutan suara dari KPPS kepada :

Nama Pemilih : ………………………………………………………………………… TPS/Desa/Kelurahan : …………………………………………………………………………

…………………. , ……………. 20 ….

Yang menerima

(…………………………………………..)  

MODEL C6 - KWK.KPU CONTOH

268

Page 276: 2010 03 Sep 2010

SURAT PERNYATAAN PENDAMPING PEMILIH

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ……………………………………………… Alamat : ………………………………………………

Atas permintaan pemilih :

Nama : ……………………………………………… Alamat : ……………………………………………… menyatakan bersedia membantu mendampingi pemilih tersebut dalam memberikan suara

Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan bersedia menjaga kerahasiaan

pilihan pemilih tersebut.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan apabila dikemudian hari

ternyata terbukti melanggar pernyataan ini, saya bersedia menerima segala tuntutan hukum.

…………………. , ………………. 20 ….

Yang membuat pernyataan

(……………………………………………………..)

MODEL C7 - KWK.KPU CONTOH

269

Page 277: 2010 03 Sep 2010

DAFTAR NAMA PEMILIH

YANG MEMBERIKAN SUARA DARI TPS LAIN

NO NAMA PEMILIH JENIS

KELAMIN NOMOR PEMILIH KETERANGAN (ASAL PEMILIH)

LK PR 1 2 3 4 5 6

…………………. , ……………. 20 ….

KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA

KETUA,

(………………………………………..)  

MODEL C8 - KWK.KPU CONTOH

270

Page 278: 2010 03 Sep 2010

Perihal :

Bersama ini disampaikan Berita Acara beserta lampiran dalam pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara di :

Tempat Pemungutan Suara (TPS) : ……………………………………………….. Desa/Kelurahan : ……………………………………………….. Kecamatan : ……………………………………………….. Kabupaten/Kota : ……………………………………………….. Provinsi : ………………………………………………..

Jenis kelengkapan administrasi dan formulir pemungutan suara dan penghitungan suara di tempat pemungutan suara, terdiri dari : A. 1. Berita Acara Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara (Model C – KWK.KPU) beserta lampiran : a. Catatan Pelaksanaan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara (Model C 1 – KWK.KPU); b. Sertifikat Hasil Penghitungan Suara Untuk Tiap Pasangan Calon Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah di TPS (Lampiran Model C 1 – KWK.KPU); c. Catatan Hasil Perolehan Suara Untuk Tiap Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara (Model C 2 – KWK.KPU) ukuran besar; d. Pernyataan Keberatan Saksi dan Kejadian Khusus Yang Berhubungan Dengan Hasil

Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara (Model C 3 – KWK.KPU);

e. Catatan Pembukaan Kotak Suara, Pengeluaran Isi, Identifikasi Jenis Dokumen, dan Penghitungan Jumlah Setiap Jenis Dokumen Untuk Pelaksanaan Pemungutan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara (Model C 4 – KWK.KPU);

f. Penggunaan Surat Suara Tambahan Yang Digunakan Sebagai Cadangan di Tempat Pemungutan Suara (Model C 5 – KWK.KPU);

2. Seluruh surat suara (terpakai, tidak terpakai, keliru dicoblos dan rusak) 3. Surat Pemberitahuan Waktu dan Tempat Pemungutan Suara (Model C 6 – KWK.KPU) 4. Surat Pernyataan Pendamping Pemilih (Model C 7 – KWK.KPU) 5. Daftar Nama Pemilih dari TPS Lain (Model C 8 – KWK.KPU)

B. Alat kelengkapan TPS dan Berita Acara sebagaimana dimaksud pada huruf A dimasukkan ke

dalam kotak suara. …………………. , …………………. 20 ….

YANG MENYERAHKAN KELOMPOK PENYELENGGARA

PEMUNGUTAN SUARA

(……………………………………………………..) NAMA JELAS

YANG MENERIMA PANITIA PEMUNGUTAN SUARA,

(……………………………………………………..) NAMA JELAS

Catatan : 1. Lembar 1 untuk PPS; 2. Lembar 2 untuk KPPS.

Kepada Yth. Ketua PPK ....................................... melalui PPS ..................................... ............................................................ di- Tempat.

Penyampaian Berita Acara pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS ................................................

MODEL C9 - KWK.KPU CONTOH

271

Page 279: 2010 03 Sep 2010

TANDA TERIMA BERITA ACARA DAN SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN SUARA

PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA

NO. TPS ................................. KELURAHAN/DESA ................................................ TANGGAL ................................. HARI ................................. JAM .................................

NO NAMA

Saksi Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah/ Pengawas Pemilu

Lapangan

TANDA TANGAN

1 2 3 4

1. ………………………………… (………………………...)

2. ………………………………… (………………………...)

3. ………………………………… (………………………...)

4. ………………………………… (………………………...)

5. ………………………………… (………………………...)

6. ………………………………… (………………………...)

7. ………………………………… (………………………...)

8. Pengawas Pemilu Lapangan (………………………...)

…………………. , ……………. 20 ….

Yang menyerahkan KELOMPOK PENYELENGGARA

PEMUNGUTAN SUARA KETUA,

(………………………………………..)

MODEL C10 - KWK.KPU CONTOH

272

Page 280: 2010 03 Sep 2010
Page 281: 2010 03 Sep 2010

KOMISI PEMILIHAN UMUM

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

NOMOR 72 TAHUN 2009

TENTANG

TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM SUARA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL

KEPALA DAERAH DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

Menimbang : a. bahwa ketentuan Pasal 8 ayat (3) Undang-undangan Nomor 22 tahun 2007 tentang penyelenggara pemilihan Umum, menyatakan bahwa tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum dalam penyelenggaraan pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah menyusun dan menetapkan pedoman penyelenggaraan pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sesuai dengan tahapan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

b. bahwa ketentuan Pasal 9 ayat (3) dan Pasal 10 ayat (3) Undang-Undang Nomor 22 tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum menyatakan bahwa tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota menyusun dan menetapkan pedoman yang bersifat teknis untuk tiap-tiap tahapan penyelenggaraan pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah provinsi dan Kabupaten/Kota berdasarkan peraturan perudang-undangan.

c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 86, Pasal 87, Pasal 89, Pasal 90, Pasal 91, Pasal 92 Pasal 93, Pasal 94 Pasal 95 dan Pasal 96 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaiman telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2007, jo. Pasal 70, Pasal 71, Pasal 72, Pasal 73 Pasal 74, Pasal 75, Pasal 76, Pasal 77, Pasal 78 Pasal 79, Pasal 80, Pasal 81 Pasal 82 dan Pasal 83 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang pemilihan umum. Pengesahan, Pengangkatan, dan pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagai telah diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 tahun 2008 mengatur tentang pemungutan dan penghitungan suara di tempat pemungutan suara;

273

Page 282: 2010 03 Sep 2010

d. bahwa berdasarkan hal tersebut huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151);

2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4633);

5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721);

6. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5043);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4865);

8. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 31 Tahun 2008 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum;

9. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 21 Tahun 2008 dan Peraturan Komisi PemilihanUmum Nomor 37 Tahun 2008;

274

Page 283: 2010 03 Sep 2010

10. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008;

11. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 63 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum Provinsi, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

12. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 67 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

Memperhatikan : 1. Hasil curah pendapat antara Komisi Pemilihan Umum

dengan Komisi Pemilihan Umum Provinsi seluruh Indonesia tanggal 29 sampai dengan 30 Oktober 2009;

2. Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 2 November 2009;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG

PEDOMAN TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah, selanjutnya disebut

Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Pemilu untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung dalam Negara Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.

3. Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Independen

Pemilihan Aceh dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota/Komisi Independen Pemilihan Kabupaten/Kota selanjutnya disebut KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU Kabupaten/Kota/KIP Kabupaten/Kota di wilayah Aceh adalah penyelenggara

275

Page 284: 2010 03 Sep 2010

Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 6 dan angka 7 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan umum.

4. Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan Kelompok

Penyelenggara Pemungutan Suara, yang selanjutnya disebut PPK, PPS, dan KPPS, adalah pelaksana pemungutan suara pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pada tingkat Kecamatan, Desa/Kelurahan dan Tempat Pemungutan Suara.

5. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS adalah tempat pemilih

memberikan suara pada hari dan tanggal pemungutan suara.

6. Pemilih adalah Warga Negara Republik Indonesia yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

7. Partai politik adalah Partai Politik peserta Pemilihan Umum sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat.

8. Gabungan partai politik adalah gabungan dua partai politik atau lebih yang secara

bersama-sama bersepakat secara tertulis untuk mengusulkan dan atau mencalonkan 1 (satu) pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

9. Pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, selanjutnya disebut

pasangan calon adalah peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang diusulkan dan atau dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik dan perseorangan, yang telah memenuhi persyaratan.

10. Pengawas Pemilu Lapangan adalah Pengawas Pemilu Lapangan yang dibentuk oleh

Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007.

11. Kotak suara dan bilik suara adalah kotak suara dan bilik suara yang digunakan pada

pemilihan umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.

12. Kartu pemilih adalah kartu pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dan Pasal

34 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008.

13. Saksi adalah Saksi Pasangan Calon, yaitu seorang yang ditunjuk dan atau diberi

mandat secara tertulis dari tim kampanye pasangan calon yang bersangkutan untuk bertugas menyaksikan pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS.

14. Pemantau adalah pelaksana pemantauan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

yang telah terdaftar dan memperoleh akreditasi dari KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota.

276

Page 285: 2010 03 Sep 2010

Pasal 2 Penyelenggara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berpedoman kepada asas: a. mandiri; b. jujur; c. adil; d. kepastian hukum; e. tertib penyelenggara Pemilu; f. kepentingan umum; g. keterbukaan; h. proporsionalitas; i. profesionalitas; j. akuntabilitas; k. efisiensi; dan l. efektifitas.

Pasal 3

(1) Pemungutan suara Pemilu Kepala Derah dan Wakil Kepala Daerah diselenggarakan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum masa jabatan Kepala Derah berakhir.

(2) Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan memberikan suara melalui surat suara yang berisi nomor, foto, dan nama pasangan calon.

(3) Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan pada hari libur

atau hari yang diliburkan. (4) Penetapan hari libur atau hari yang diliburkan ditetapkan oleh

Pemerintah/Pemerintah daerah atas usul KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota. (5) Pelaksanaan pemungutan suara dimulai pukul 07.00 dan berakhir pukul 13.00 Waktu

setempat. (6) Pemberian suara untuk Pemilu Kepala Daerah Wakil Kepala Daerah dilakukan

dengan mencoblos pada salah satu pasangan calon dalam surat suara yang berisi nomor, foto, dan nama pasangan calon.

Pasal 4

(1) Untuk dapat menggunakan hak memilih, pemilih harus tercantum dalam daftar

pemilih tetap.

(2) Pemilih menggunakan hak memilihnya di TPS yang telah ditentukan.

Pasal 5

(1) Pemilih yang pindah tempat tinggal wajib meminta surat keterangan pindah tempat tinggal kepada PPS setempat, dan melaporkan kepindahannya kepada PPS di tempat tinggal yang baru, selambat-lambatnya dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sebelum disahkannya daftar pemilih tetap.

(2) Pemilih yang ingin menggunakan hak pilihnya di TPS lain, wajib meminta surat keterangan pindah tempat memilih kepada PPS setempat dan melaporkan kepindahannya kepada PPS yang wilayah kerjanya meliputi TPS lain tersebut selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

277

Page 286: 2010 03 Sep 2010

Pasal 6

(1) Pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, kemudian pindah tempat tinggal,

pemilih tersebut harus melapor kepada PPS setempat dengan membawa kartu pemilih atau surat keterangan dari PPS.

(2) PPS setempat memberikan surat keterangan pindah tempat memilih kepada pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), selanjutnya dalam daftar pemilih tetap pada kolom keterangan dicatat “pindah tempat tinggal”.

(3) PPS di tempat tinggal yang baru, mencatat nama pemilih sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dalam Daftar Pemilih Tambahan.

Pasal 7

(1) Pemilih terdaftar yang karena sesuatu hal terpaksa tidak dapat menggunakan hak pilihnya di TPS yang sudah ditetapkan, dapat menggunakan hak pilihnya di TPS lain dengan menunjukkan kartu pemilih atau surat keterangan dari PPS/KPPS.

(2) Keadaan terpaksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi sesuatu keadaan karena menjalankan tugas pelayanan masyarakat yang tidak dapat dihindari pada saat pemungutan suara atau karena kondisi tak terduga diluar kemampuan yang bersangkutan, antara lain sakit rawat inap, menjadi tahanan di rumah tahanan/lembaga pemasyarakatan, tertimpa bencana alam, sehingga tidak dapat memberikan suaranya di TPS yang telah ditetapkan.

(3) Tugas pelayanan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) antara lain,

penyelenggara/pelaksana Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Saksi Pasangan Calon, Pengawas Pemilu Lapangan, Pemantau, Anggota KPPS, pelayanan jasa transportasi umum, pegawai karena tugas pelayanan publik dan wartawan yang berasal dari TPS lain, dapat diberikan kesempatan memberikan suara di TPS lain dengan alasan tugas pelayanan masyarakat, sepanjang yang bersangkutan memiliki kartu pemilih.

Pasal 8

(1) PPS dengan dibantu oleh Petugas Pemutakhiran Data Pemilih menyusun daftar

pemilih tetap untuk tiap TPS dalam wilayah kerjanya berdasarkan daftar pemilih tetap.

(2) Pemilih yang namanya tercantum dalam daftar pemilih tetap apabila terdapat catatan pindah tempat tinggal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) dan/atau meninggal dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 tidak dicantumkan dalam daftar pemilih tetap untuk TPS.

(3) Daftar pemilih tetap untuk tiap TPS harus sudah selesai disusun selambat–lambatnya 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

Pasal 9

(1) Jumlah pemilih di setiap TPS paling banyak 600 (enam ratus) orang.

(2) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan lokasinya di tempat yang

mudah dijangkau, termasuk oleh penyandang cacat, serta menjamin setiap pemilih dapat memberikan suaranya secara langsung, umum, bebas, dan rahasia.

278

Page 287: 2010 03 Sep 2010

(3) Jumlah, lokasi, bentuk, dan tata letak TPS ditetapkan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.

BAB II PEMUNGUTAN SUARA

Bagian Kesatu

Kegiatan Persiapan

Paragraf Kesatu Pembentukan dan Pengucapan sumpah/janji KPPS.

Pasal 10

(1) Pembentukan dan pengisian keanggotaan KPPS sebanyak 7 (tujuh) orang anggota

berasal dari anggota masyarakat di sekitar TPS yang memenuhi syarat berdasarkan peraturan perundang-undangan, dan diangkat serta diberhentikan oleh PPS atas nama Ketua KPU Kabupaten /Kota.

(2) Pembentukan dan pengisian keanggotaan KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

(3) Ketua KPPS dipilih dari dan oleh anggota KPPS yang dilakukan secara demokratis.

Pasal 11

(1) Sebelum melaksanakan tugasnya, PPS memandu pengucapan sumpah/janji Ketua KPPS di seluruh wilayah kerja PPS, dan dilanjutkan dengan sosialisasi mengenai tugas dan kewenangan KPPS serta bimbingan teknis mengenai tata cara pemungutan dan penghitungan suara di TPS.

(2) Ketua KPPS memandu pengucapan sumpah/janji anggota KPPS lainnya pada hari dan tanggal pemungutan suara di TPS sebelum pelaksanaan pemungutan suara.

Paragraf Kedua Perlengkapan

Pasal 12

(1) KPPS menerima perlengkapan untuk keperluan pemungutan dan penghitungan suara

di TPS dari PPS, terdiri dari : a. kotak suara sebanyak 1 (satu) buah dengan diberi label Pemilu Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah; b. bilik suara sebanyak 2 (dua) buah; c. surat suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebanyak jumlah

pemilih yang tercantum dalam daftar pemilih tetap untuk TPS, dan ditambah 2,5 % (dua setengah persen), beserta kelengkapan administrasi lainnya, terdiri dari : 1) tanda khusus/tinta paling banyak 2 (dua) botol; 2) alat pencoblos dan alas pencoblosan surat suara masing-masing 2 (dua) buah;

279

Page 288: 2010 03 Sep 2010

3) segel Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebanyak 15 (lima belas) buah;

4) formulir berita acara pemungutan dan penghitungan suara di TPS (formulir seri CKWK beserta lampirannya);

5) alat kelengkapan lainnya terdiri dari lem, karet/tali pengikat, label, spidol hitam, sampul kertas, kantong plastik, dan ballpoint.

d. daftar pasangan calon sebanyak 1 (satu) lembar untuk ditempatkan di dekat pintu masuk TPS;

e. daftar pemilih tetap untuk TPS sebanyak 3 (tiga) rangkap yang dibuat oleh PPS; f. tanda pengenal KPPS sebanyak 7 (tujuh) buah dan tanda pengenal saksi sebanyak

sesuai keperluan; g. surat pemberitahuan untuk memberikan suara di TPS sebanyak jumlah pemilih

dalam daftar pemilih tetap untuk TPS; h. panduan teknis pengisian formulir pemungutan dan penghitungan suara di TPS

termasuk naskah sumpah/janji KPPS; dan gembok dan anak kunci sebanyak 1 (satu) buah dalam kantong plastik transparan.

(2) Surat suara beserta kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dimasukkan ke dalam kotak suara.

(3) Perlengkapan di TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, dan huruf i tidak dimasukkan ke dalam kotak suara, tetapi dikemas tersendiri untuk masing-masing TPS.

(4) Ketua KPPS dibantu oleh anggota KPPS lainnya, bertanggung jawab terhadap

keamanan perlengkapan untuk keperluan pemungutan dan penghitungan suara di TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3).

(5) Surat suara dan alat kelengkapan administrasi pemungutan dan penghitungan suara

di TPS sudah harus diterima KPPS, dengan ketentuan :

a. surat suara beserta kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara; dan

b. perlengkapan di TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) selambat-lambatnya 5 (lima) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

(6) Untuk keamanan, surat suara dan alat kelengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a sebelum hari dan tanggal pemungutan suara, disimpan di kantor Rukun Warga/Rukun Tetangga atau tempat lain yang dapat menjamin keamanannya.

Paragraf Ketiga Pembagian Tugas

Pasal 13

(1) Ketua KPPS memberikan bimbingan teknis kepada anggota KPPS mengenai :

a. pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS; dan b. pembagian tugas anggota KPPS dan pengamanan TPS.

(2) Pembagian tugas anggota KPPS dan petugas keamanan TPS, sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf b, ditentukan : a. apabila KPPS terdiri dari 7 (tujuh) orang :

1) Ketua KPPS sebagai anggota KPPS pertama bertugas memimpin rapat pemungutan suara;

280

Page 289: 2010 03 Sep 2010

2) Anggota KPPS kedua dan KPPS ketiga bertugas membantu Ketua KPPS di meja pimpinan termasuk menyiapkan berita acara beserta lampirannya;

3) Anggota KPPS keempat bertugas menerima pemilih yang akan masuk ke dalam TPS dengan mengecek kesesuaian antara nama dalam surat pemberitahuan dan kartu pemilih dengan daftar pemilih tetap, membubuhkan nomor urut kedatangan pada surat pemberitahuan untuk memberikan suara di TPS, memeriksa tanda khusus pada jari-jari tangan pemilih, dan mendata pemilih menurut jenis kelamin (laki-laki atau perempuan). Dalam melaksanakan tugasnya anggota KPPS keempat berada di dekat pintu masuk TPS;

4) Anggota KPPS kelima bertugas mengatur pemilih yang menunggu giliran untuk memberikan suara dan pemilih yang akan menuju ke bilik pemberian suara, dalam melaksanakan tugasnya berada di dekat tempat duduk pemilih;

5) Anggota KPPS keenam bertugas mengatur pemilih yang akan memasukkan surat suara ke dalam kotak suara, dan dalam melaksanakan tugasnya berada di dekat kotak suara; dan

6) Anggota KPPS ketujuh bertugas mengatur pemilih yang akan keluar TPS dan dalam melaksanakan tugasnya berada di dekat pintu keluar TPS serta diharuskan memberikan tanda khusus kepada pemilih sebagai bukti bahwa pemilih telah memberikan suaranya.

b. Apabila KPPS terdiri dari 6 (enam) orang, Anggota KPPS keenam merangkap melaksanakan tugas Anggota KPPS ketujuh;

c. Apabila KPPS terdiri dari 5 (lima) orang, Anggota KPPS kelima merangkap melaksanakan tugas Anggota KPPS keenam dan Anggota KPPS ketujuh; dan

d. Petugas keamanan TPS bertugas mengadakan penjagaan ketertiban dan keamanan di TPS yang dalam melaksanakan tugasnya satu orang berada di depan pintu masuk TPS dan satu orang di depan pintu keluar TPS, yang dilaksanakan oleh Anggota KPPS keempat dan Anggota KPPS ketujuh atau berdasarkan Keputusan Ketua KPPS.

(3) Pelaksanaan bimbingan teknis dan pembagian tugas Anggota KPPS harus sudah selesai paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

Paragraf Keempat Pengumuman dan Pemberitahuan

Pasal 14

(1) Ketua KPPS mengumumkan hari, tanggal, waktu dan tempat pemungutan suara di

TPS kepada pemilih di wilayah kerjanya untuk memberikan suara di TPS, selambat-lambatnya 5 (lima) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

(2) Pengumuman hari, tanggal, dan waktu pemungutan suara di TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan menurut cara yang lazim digunakan di Desa/ Kelurahan atau sebutan lainnya.

Pasal 15

(1) Ketua KPPS menyampaikan surat pemberitahuan untuk memberikan suara di TPS (Model C 6-KWK) kepada pemilih di wilayah kerjanya selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

281

Page 290: 2010 03 Sep 2010

(2) Pemilih setelah menerima pemberitahuan untuk memberikan suara di TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menandatangani tanda terima surat pemberitahuan untuk memberikan suara di TPS.

(3) Apabila pemilih tidak berada ditempat, Ketua KPPS dapat menyampaikan surat

pemberitahuan untuk memberikan suara di TPS kepada kepala keluarga atau anggota keluarga lainnya, serta menandatangani tanda terima.

(4) Dalam Model C 6-KWK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disebutkan adanya kemudahan bagi penyandang cacat untuk memberikan suara di TPS.

Pasal 16

Pemilih yang sampai dengan 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara belum menerima Model C-6 KWK, diberi kesempatan untuk meminta kepada Ketua KPPS selambat-lambatnya 24 jam sebelum hari dan tanggal pemungutan suara, dengan menunjukkan kartu pemilih.

Pasal 17

(1) Pemilih yang sampai dengan berakhirnya waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, belum menerima Model C-6 KWK, melaporkan kepada Ketua KPPS atau PPS dengan menunjukkan kartu pemilih, selambat-lambatnya 24 jam sebelum tanggal pemungutan suara.

(2) Ketua KPPS atau Ketua PPS berdasarkan kartu pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meneliti nama pemilih tersebut dalam daftar pemilih tetap untuk TPS atau daftar pemilih tetap untuk wilayah PPS.

(3) Apabila nama pemilih tersebut tercantum dalam daftar pemilih tetap, Ketua KPPS

berdasarkan keterangan Ketua PPS memberikan Model C-6 KWK.

Pasal 18

Penduduk Warga Negara Republik Indonesia yang berdomisili di Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan tidak terdaftar sebagai pemilih dalam daftar pemilih tetap tidak dapat menggunakan hak memilihnya.

Paragraf Kelima Penyiapan TPS

Pasal 19

(1) Ketua KPPS dibantu oleh Anggota KPPS lainnya mengatur penyiapan TPS di lokasi

yang telah ditetapkan.

(2) Penyiapan TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus sudah selesai selambat-lambatnya 1 (satu) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

Pasal 20

(1) Untuk melaksanakan pemungutan suara di TPS, KPPS berkewajiban menyiapkan :

a. tempat untuk duduk pemilih yang menampung sebanyak-banyaknya 25 (dua puluh lima) orang, di tempatkan di dekat pintu masuk TPS;

282

Page 291: 2010 03 Sep 2010

b. meja panjang dan tempat untuk duduk Ketua KPPS, Anggota KPPS kedua, dan Anggota KPPS ketiga;

c. meja dan tempat untuk duduk Anggota KPPS keempat, di dekat pintu masuk TPS; d. tempat untuk duduk Anggota KPPS kelima yang ditempatkan diantara tempat

duduk pemilih dan bilik suara; e. tempat untuk duduk anggota KPPS keenam di dekat kotak suara; f. tempat untuk duduk anggota KPPS ketujuh di dekat pintu keluar TPS; g. meja dan tempat untuk duduk saksi pasangan calon; h. tempat untuk duduk pemantau dan Pengawas Pemilu Lapangan, masing-masing

sebanyak yang diperlukan; i. meja untuk tempat kotak suara ditempatkan di dekat pintu keluar TPS, jaraknya

kurang lebih 3 (tiga) meter dari tempat duduk Ketua KPPS berhadapan dengan tempat duduk pemilih;

j. bilik pemberian suara ditempatkan berhadapan dengan tempat duduk Ketua KPPS dan saksi pasangan calon, dengan ketentuan jarak antara bilik pemberian suara sekurang-kurangnya 1 (satu) meter;

k. papan untuk pemasangan daftar pasangan calon sebanyak 1 (satu) buah dipasang di dekat pintu masuk TPS;

l. papan untuk menempelkan formulir catatan penghitungan suara (formulir Model C2- KWK) ukuran besar;

m. papan nama TPS ditempatkan di dekat pintu masuk TPS di sebelah luar TPS; n. meja/papan untuk menempatkan bilik suara dan alas pencoblosan serta alat

pencoblos surat suara; dan o. tambang, kayu atau bambu untuk membuat batas TPS.

(2) KPPS bertanggung jawab atas pengamanan TPS yang sudah disiapkan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 19.

Pasal 21

(1) Selambat-lambatnya satu hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara, saksi pasangan calon sudah harus menyerahkan surat mandat dari Tim Pelaksana Kampanye tingkat Kota kepada Ketua KPPS.

(2) Dalam hal Tim Pelaksana Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terbentuk di suatu Kabupaten/Kota, surat mandat dapat diberikan oleh pimpinan partai politik atau gabungan partai politik yang mengajukan pasangan calon di tingkat Kota.

(3) Ketua KPPS memberi tanda terima penyerahan mandat kepada saksi pasangan calon sebagai tanda bukti untuk menghadiri pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS.

Pasal 22

(1) Pembuatan TPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), berpedoman pada

ukuran panjang sekurang-kurangnya 8 (delapan) meter dan lebar 10 (sepuluh) meter dengan bentuk sesuai kondisi setempat yang dapat menampung peralatan di TPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20.

(2) Bentuk dan ukuran TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dapat menjamin akses gerak bagi penyandang cacat.

(3) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diadakan di ruang terbuka dan/atau ruang tertutup, dengan ketentuan : a. apabila di ruang terbuka, tempat duduk anggota KPPS, pemilih, dan saksi

pasangan calon dapat diberi pelindung terhadap panas matahari dan hujan serta setiap orang dilarang berada di belakang pemilih ketika memberikan suara di bilik suara;

283

Page 292: 2010 03 Sep 2010

b. apabila di ruang tertutup, luas TPS harus mampu menampung pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS, dan pemilih ketika memberikan suara membelakangi tembok/dinding.

(4) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberi tanda batas dengan menggunakan tali atau tambang atau bahan lain.

Pasal 23

(1) Lokasi TPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, dapat menggunakan ruang gedung sekolah atau tempat pendidikan lainnya, balai pertemuan masyarakat, gedung/kantor milik pemerintah dan non pemerintah termasuk halamannya, dengan ketentuan terlebih dahulu harus mendapat ijin dari pengurus gedung atau tempat tersebut.

(2) Tempat ibadah termasuk halamannya tidak dibenarkan untuk digunakan sebagai tempat pemungutan suara.

Bagian Kedua

Kegiatan Pelaksanaan

Paragraf Kesatu Kegiatan Sebelum Pelaksanaan Pemungutan Suara

Pasal 24

(1) Sebelum pelaksanaan pemungutan suara, Ketua KPPS bersama-sama Anggota KPPS,

melakukan kegiatan : a. memeriksa TPS dengan perlengkapannya; b. memasang daftar pasangan calon di tempat yang sudah ditentukan; c. menempatkan 1 (satu) kotak suara yang berisi surat suara beserta kelengkapan

administrasinya di depan meja Ketua KPPS; dan d. memanggil pemilih yang sudah hadir untuk menempati tempat duduk yang telah

disediakan.

(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diawasi oleh saksi pasangan calon dan dilaksanakan selambat-lambatnya pukul 06.00 waktu setempat.

Paragraf Kedua Pelaksanaan Pemungutan Suara

Pasal 25

(1) Pelaksanaan pemungutan suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dilaksanakan pada hari dan tanggal pemungutan suara, dimulai pukul 07.00 waktu setempat.

(2) Apabila pelaksanaan pemungutan suara yang sudah dibuka sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemilih belum ada yang hadir, pelaksanaan pemungutan suara ditunda sampai dengan ada pemilih yang hadir.

(3) Apabila dalam pelaksanaan pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

ada pemilih yang hadir, pelaksanaan pemungutan suara dilanjutkan.

284

Page 293: 2010 03 Sep 2010

(4) Ketua KPPS memberikan daftar pemilih tetap kepada saksi pasangan calon yang hadir di TPS dan Pengawas Pemilu Lapangan.

Pasal 26

(1) Setelah pelaksanaan pemungutan suara dibuka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Ketua KPPS melakukan kegiatan : a. memandu pengucapan sumpah/janji Anggota KPPS dan saksi pasangan calon

yang hadir yang membawa mandat dari tim kampanye pasangan calon; b. membuka kotak suara, mengeluarkan semua isinya, meletakkannya di atas meja

secara tertib dan teratur, selanjutnya mengidentifikasi dan menghitung jumlah setiap jenis dokumen dan kelengkapan administrasi dan dicatat dalam formulir Model C-4 KWK;

c. memperlihatkan kepada pemilih dan saksi pasangan calon yang hadir bahwa kotak suara benar-benar telah kosong, kemudian menutup kembali dan mengunci kotak suara serta meletakkannya di tempat yang telah ditentukan;

d. memperlihatkan kepada pemilih dan saksi pasangan calon yang hadir bahwa sampul yang berisi surat suara masih dalam keadaan disegel;

e. menghitung jumlah surat suara termasuk jumlah cadangan surat suara sebanyak 2,5% (dua setengah persen) dari jumlah pemilih yang tercantum dalam daftar pemilih tetap untuk TPS; dan

f. mengumumkan jumlah pemilih yang namanya tercantum dalam daftar pemilih tetap untuk TPS yang bersangkutan;

(2) Kegiatan Ketua KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf f dibantu oleh Anggota KPPS lainnya serta disaksikan oleh Pengawas Pemilu Lapangan, pemantau, dan warga masyarakat serta saksi pasangan calon.

(3) Setelah melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Ketua KPPS memberikan penjelasan kepada pemilih mengenai : a. tujuan pemberian suara; b. pemeriksaan surat suara oleh pemilih di bilik pemberian suara; c. pemilih pada waktu memberikan suara dalam keadaan menghadap ke meja Ketua

KPPS dan saksi pasangan calon; d. cara memberikan suara yang benar pada surat suara; e. kesempatan penggantian surat suara bagi yang menerima surat suara rusak atau

surat suara yang keliru dicoblos hanya sebanyak satu kali dan pemeriksaannya dilakukan oleh pemilih dihadapan Ketua KPPS;

f. sah dan tidak sah suara pada surat suara; dan g. pemberian tanda khusus/tinta pada jari-jari tangan pemilih setelah pemilih

memberikan suara.

(4) Penjelasan Ketua KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hanya dilakukan 1 (satu) kali.

Pasal 27

(1) Ketua KPPS dalam memberikan penjelasan kepada pemilih sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 26 ayat (3) huruf f, mengenai surat suara yang dinyatakan sah ditentukan sebagai berikut : a. surat suara ditandatangani oleh Ketua KPPS ; dan b. tanda coblos hanya terdapat pada 1 (satu) kolom yang memuat satu pasangan

calon; atau c. tanda coblos terdapat dalam salah satu kolom yang memuat nomor, foto, dan

nama pasangan calon yang telah ditentukan; atau

285

Page 294: 2010 03 Sep 2010

d. tanda coblos lebih dari satu, tetapi masih di dalam salah satu kolom yang memuat nomor, foto dan nama pasangan calon; atau

e. tanda coblos terdapat pada salah satu kolom yang memuat nomor, foto, dan nama pasangan calon.

(2) Hasil pencoblosan surat suara yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), suaranya dinyatakan tidak sah.

Pasal 28

(1) Setelah melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (3), KPPS

melaksanakan kegiatan berikutnya, yaitu : a. Ketua KPPS menandatangani surat suara pada tempat yang telah ditentukan

untuk pemilih yang akan dipanggil; b. Apabila pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap untuk TPS tidak

membawa kartu pemilih, permilih yang bersangkutan menyerahkan surat pemberitahuan serta memperlihatkan identitas sah lainnya kepada Ketua KPPS;

c. memanggil pemilih untuk memberikan suaranya berdasarkan prinsip urutan kehadiran pemilih, dan pemilih yang bersangkutan menyerahkan surat pemberitahuan untuk memberikan suara kepada Ketua KPPS serta memperlihatkan kartu pemilih;

d. Anggota KPPS kedua mencocokkan nomor dan nama pemilih tersebut dengan nomor dan nama yang tercantum dalam daftar pemilih tetap untuk TPS. Apabila cocok di depan nomor dan nama pemilih pada daftar pemilih tetap untuk TPS diberi tanda “V”; dan

e. Ketua KPPS memberikan 1 (satu) lembar surat suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kepada pemilih dalam keadaan terbuka agar dapat diketahui surat suara dalam keadaan baik atau rusak.

(2) KPPS dalam kegiatan pemungutan suara di TPS, wajib mendahulukan melayani terhadap pemilih yang namanya tercantum dalam daftar pemilih tetap untuk TPS.

Pasal 29

(1) Pemilih terdaftar yang karena sesuatu hal terpaksa tidak dapat menggunakan hak

pilihnya di TPS yang sudah ditetapkan, yang bersangkutan dapat menggunakan hak pilihnya di TPS lain dengan menunjukkan kartu pemilih atau surat keterangan pindah memilih, dengan ketentuan : a. apabila surat suara di TPS yang bersangkutan masih tersedia; dan b. apabila surat suara di TPS yang bersangkutan tidak tersedia, pemilih yang

bersangkutan dapat memberikan suara di TPS terdekat yang masih tersedia surat suara.

(2) Anggota KPPS kedua mencatat nama pemilih, nomor kartu pemilih, dan asal TPS terhadap pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam formulir Model C-8 KWK.

Paragraf Ketiga Pemberian Suara

Pasal 30

(1) Pemilih yang telah menerima surat suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat

(1) huruf d, menuju bilik pemberian suara untuk memberikan suara.

286

Page 295: 2010 03 Sep 2010

(2) Dalam memberikan suara, pemilih mencoblos salah satu pasangan calon pada kolom foto pasangan calon yang disediakan dalam surat suara.

(3) Sebelum mencoblos surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), surat suara

diletakkan dalam keadaan terbuka lebar-lebar di atas alas pencoblosan surat suara, selanjutnya surat suara dicoblos dengan alat pencoblos yang disediakan.

(4) Pemilih dilarang membubuhkan tulisan dan/atau catatan lain pada surat suara,

karena akan berakibat suaranya menjadi tidak sah. (5) Setelah mencoblos surat suara, pemilih melipat kembali surat suara seperti semula

sehingga tanda tangan Ketua KPPS tetap dalam keadaan terlihat, dan tanda coblosan tidak dapat dilihat.

(6) Pemilih setelah memberikan suaranya, menuju ke tempat kotak suara dan

memperlihatkan kepada Ketua KPPS, selanjutnya surat suara dimasukkan ke dalam kotak suara.

(7) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (6), sebelum keluar TPS wajib diberikan

tanda khusus (tinta) pada salah satu jari tangan.

Pasal 31

(1) Ketentuan pemberian suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, berlaku bagi

pemilih tunanetra, tunadaksa, atau yang mempunyai halangan fisik lain.

(2) Pemilih tunanetra, tunadaksa, atau yang mempunyai halangan fisik lain pada saat memberikan suara di TPS dapat dibantu oleh petugas KPPS atau orang lain atas permintaan pemilih yang bersangkutan.

(3) Petugas KPPS atau orang lain yang membantu pemilih sebagaimana dimaksud pada

ayat (2), wajib merahasiakan pilihan pemilih yang dibantunya. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian bantuan kepada pemilih sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan dalam Keputusan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/ Kota.

Pasal 32

(1) Untuk keperluan bantuan petugas KPPS atas permintaan pemilih tunanetra, tunadaksa, atau yang mempunyai halangan fisik lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2), Ketua KPPS menugaskan Anggota KPPS kelima dan Anggota KPPS keenam untuk memberikan bantuan menurut cara sebagai berikut : a. pemilih yang tidak dapat berjalan, Anggota KPPS kelima dan Anggota KPPS

keenam membantu pemilih menuju bilik pemberian suara, dan pencoblosan surat suara dilakukan oleh pemilih sendiri; dan

b. pemilih yang tidak mempunyai keduabelah tangan dan tunanetra, Anggota KPPS kelima membantu melakukan pencoblosan surat suara sesuai kehendak pemilih dengan disaksikan oleh Anggota KPPS keenam;

(2) Untuk bantuan orang lain atas permintaan pemilih tunanetra, tunadaksa, atau yang mempunyai halangan fisik lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2), pencoblosan surat suara dilakukan oleh pemilih sendiri dengan bantuan orang lain tersebut.

287

Page 296: 2010 03 Sep 2010

(3) Anggota KPPS atau orang lain yang membantu pemilih tunanetra, tunadaksa, atau yang mempunyai halangan fisik lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), wajib merahasiakan pilihan pemilih yang bersangkutan, dengan menandatangani surat pernyataan dengan menggunakan formulir Model C-7 KWK.

Pasal 33

(1) Pada pukul 13.00 waktu setempat, Ketua KPPS mengumumkan bahwa yang

diperbolehkan memberikan suara hanya pemilih terdaftar yang telah hadir di TPS menunggu giliran untuk memberikan suara serta Anggota KPPS, saksi pasangan calon yang membawa surat pemberitahuan untuk memberikan suara di TPS yang bersangkutan serta pemilih dari TPS lain.

(2) Setelah semua Anggota KPPS, saksi pasangan calon, dan pemilih dari TPS lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selesai memberikan suaranya, Ketua KPPS mengumumkan kepada yang hadir di TPS bahwa acara pelaksanaan pemungutan suara telah selesai dan dilanjutkan acara pelaksanaan penghitungan suara di TPS.

Pasal 34

KPPS tidak dibenarkan mengadakan penghitungan suara, sebelum pukul 13.00 waktu setempat.

BAB III PENGHITUNGAN SUARA

Bagian Kesatu Persiapan

Pasal 35

Sebelum pelaksanaan penghitungan suara di TPS, Ketua KPPS dibantu oleh semua Anggota KPPS melakukan kegiatan : a. mengatur susunan tempat penghitungan suara termasuk memasang formulir Model

C-2 KWK berukuran besar, dan tempat duduk saksi diatur sedemikian rupa, sehingga pelaksanaan penghitungan suara dapat diikuti oleh semua yang hadir dengan jelas;

b. mengatur alat keperluan administrasi yang disediakan sedemikian rupa, sehingga mudah digunakan untuk keperluan penghitungan suara, yaitu formulir pemungutan dan penghitungan suara, sampul kertas/kantong plastik pembungkus serta segel Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan peralatan TPS lainnya; dan

c. menempatkan kotak suara di dekat meja pimpinan KPPS serta menyiapkan anak kuncinya.

Pasal 36

(1) Pelaksanaan penghitungan suara dimulai pada pukul 13.00 waktu setempat sampai dengan selesai.

(2) Sebelum penghitungan suara dimulai sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPPS menghitung:

a. jumlah pemilih yang memberikan suara berdasarkan Daftar Pemilih Tetap untuk

TPS; b. jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan Daftar Pemilih Tetap

untuk TPS;

288

Page 297: 2010 03 Sep 2010

c. jumlah pemilih dari TPS lain; d. jumlah surat suara yang tidak terpakai; dan e. jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru

dicoblos;

(3) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan di TPS oleh KPPS dan dapat dihadiri oleh Saksi Pasangan Calon, Pengawas Pemilu Lapangan, pemantau, dan warga masyarakat.

(4) Penggunaan surat suara tambahan dalam penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuatkan Berita Acara dan ditanda tangani oleh Ketua KPPS dan sekurangkurangnya 2 (dua) orang Anggota KPPS.

(5) Saksi pasangan calon dalam penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), harus membawa surat mandat dari Tim Kampanye yang bersangkutan dan menyerahkan kepada Ketua KPPS.

(6) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan cara

yang memungkinkan saksi pasangan calon, pengawas pemilu lapangan, pemantau, dan warga masyarakat yang hadir dapat menyaksikan secara jelas proses penghitungan suara.

(7) Pasangan calon dan warga masyarakat melalui saksi pasangan calon yang hadir

sebagaimana dimaksud pada ayat (6), dapat mengajukan keberatan terhadap jalannya penghitungan suara oleh KPPS apabila ternyata terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua Pelaksanaan

Pasal 37

Penghitungan suara di TPS dilaksanakan segera setelah selesai persiapan penghitungan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dan Pasal 36.

Pasal 38

(1) Ketua KPPS mengatur pembagian tugas Anggota KPPS untuk pelaksanaan penghitungan suara di TPS.

(2) Dalam hal KPPS terdiri dari 7 (tujuh) anggota, pembagian tugas ditetapkan : a. Ketua KPPS dengan dibantu Anggota KPPS kedua dan Anggota KPPS ketiga

memimpin pelaksanaan penghitungan suara di TPS; b. Anggota KPPS ketiga bertugas mencatat jumlah pemilih, surat suara dan sertifikat

hasil penghitungan suara dengan menggunakan formulir Model C-1 KWK; c. Anggota KPPS keempat dengan dibantu Anggota KPPS kelima, bertugas mencatat

hasil penelitian terhadap tiap lembar surat suara yang diumumkan oleh Ketua KPPS dengan menggunakan formulir hasil penghitungan suara di TPS (Model C-2 KWK) ukuran besar;

d. Anggota KPPS keenam, bertugas menyusun surat suara yang sudah diteliti oleh Ketua KPPS dalam susunan sesuai suara yang diperoleh masing-masing pasangan calon; dan

e. Anggota KPPS ketujuh, bertugas melakukan kegiatan lain atas petunjuk Ketua KPPS, antara lain merangkap menjadi petugas keamanan TPS.

289

Page 298: 2010 03 Sep 2010

(3) Dalam hal KPPS terdiri dari 6 (enam) orang anggota, pembagian tugas antara keenam orang anggota tersebut adalah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e.

(4) Dalam hal KPPS terdiri dari 5 (lima) orang anggota, pembagian tugas antara lima orang anggota tersebut adalah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d.

Pasal 39

(1) Dalam pelaksanaan penghitungan suara di TPS, Ketua KPPS dibantu oleh Anggota KPPS, melakukan kegiatan : a. menyatakan pelaksanaan pemungutan suara di TPS ditutup, dan pelaksanaan

penghitungan suara di TPS dimulai; b. membuka kotak suara dengan disaksikan oleh semua yang hadir; c. mengeluarkan surat suara dari kotak suara satu demi satu dan meletakkan di meja

KPPS; d. menghitung jumlah surat suara dan memberitahukan jumlah tersebut kepada yang

hadir serta mencatat jumlah yang diumumkan; e. membuka tiap lembar surat suara, meneliti hasil pencoblosan yang terdapat pada

surat suara, dan mengumumkan kepada yang hadir perolehan suara untuk setiap pasangan calon yang dicoblos;

f. mencatat hasil pemeriksaan yang diumumkan sebagaimana dimaksud pada huruf e dengan menggunakan formulir catatan penghitungan suara (Model C-2 KWK); dan

g. memutuskan apabila suara yang diumumkan berbeda dengan yang disaksikan oleh yang hadir dan/atau saksi pasangan calon.

(2) Ketua KPPS dalam meneliti dan menentukan sah dan tidak sah hasil pencoblosan pada surat suara mengacu ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27.

Pasal 40

Pemilih dengan sepengetahuan KPPS dapat hadir pada penghitungan suara di TPS, dan kehadirannya tidak dibenarkan mengganggu proses penghitungan suara di TPS.

Pasal 41

(1) Saksi Pasangan Calon, Pegawas Pemilu Lapangan, wartawan, dan warga masyarakat sebagai pemilih yang hadir dapat menyaksikan proses penghitungan suara di TPS.

(2) Warga masyarakat melalui Saksi Pasangan Calon yang hadir dapat mengajukan keberatan terhadap jalannya penghitungan suara oleh KPPS apabila ternyata terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(3) Dalam hal tidak terdapat Saksi Pasangan Calon di TPS, keberatan warga masyarakat

sebagai pemilih dapat disampaikan langsung kepada Ketua KPPS. (4) Dalam hal keberatan yang diajukan oleh Saksi Pasangan Calon sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dapat diterima, KPPS seketika itu juga mengadakan pembetulan.

(5) Keberatan Saksi Pasangan Calon sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dicatat dengan menggunakan formulir Model C-3 KWK.

290

Page 299: 2010 03 Sep 2010

(6) Apabila tidak ada keberatan Saksi Pasangan Calon atau warga masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) atau tidak terdapat kejadian khusus yang berhubungan dengan hasil pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS, Ketua KPPS tetap mengisi formulir Model C-3 KWK dengan tulisan ”NIHIL” pada formulir Model C-3 KWK.

Pasal 42

Keberatan yang diajukan oleh atau melalui Saksi Pasangan Calon terhadap proses penghitungan suara di TPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 tidak menghalangi proses penghitungan suara di TPS.

Pasal 43

Setelah kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39, Ketua KPPS dengan dibantu oleh Anggota KPPS keempat melakukan kegiatan : a. menyusun/menghitung dan memisahkan surat suara yang sudah diperiksa dan

dinyatakan sah untuk masing-masing pasangan calon dan memasukkan ke dalam sampul yang disediakan; dan

b. menyusun/menghitung dan memisahkan surat suara yang sudah diperiksa dan dinyatakan tidak resmi atau dipalsukan, serta surat suara yang suaranya tidak sah, kemudian memasukkan ke dalam sampul yang disediakan.

Pasal 44

(1) Segera setelah selesai penghitungan suara di TPS, KPPS membuat berita acara beserta

lampirannya yang berisi laporan kegiatan pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS serta membuat sertifikat hasil penghitungan suara yang memuat rincian hasil penghitungan suara di TPS.

(2) Berita acara pemungutan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh Ketua KPPS dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Anggota KPPS serta dapat ditandatangani oleh Saksi Pasangan Calon yang hadir.

(3) Berita acara beserta kelengkapannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

dimasukkan dalam sampul khusus yang disediakan dan dimasukkan kedalam kotak suara yang pada bagian luar ditempel label atau segel.

(4) Setiap lembat Berita Acara dan Sertifikat ditandatangani oleh Ketua dan

sekurangkurangnya 2 (dua) orang anggota KPPS serta dapat ditandatangani oleh saksi pasangan calon yang hadir.

Pasal 45

(1) Berita acara pemungutan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 44 ayat (3) dimasukkan ke dalam kotak suara, pada bagian luar ditempel label serta segel.

(2) KPPS menyerahkan kotak suara yang telah dikunci dan disegel, berisi Berita Acara, sertifikat hasil penghitungan suara, surat suara, dan alat kelengkapan administrasi pemungutan dan penghitungan suara kepada PPK melalui PPS pada hari yang sama dengan menggunakan surat pengantar/tanda terima (Model C-8 KWK).

291

Page 300: 2010 03 Sep 2010

Pasal 46

(1) KPPS wajib memberikan salinan Berita Acara (Model C KWK), Cacatan Hasil Penghitungan Suara (Model C-1 KWK), dan Sertifikat Hasil Penghitungan Suara (Lampiran Model C-1 KWK) kepada saksi masing-masing pasangan calon yang hadir, Pengawas Pemilu Lapangan, dan PPK melalui PPS masing-masing sebanyak 1 (satu) rangkap serta menempelkan 1 (satu) rangkap Lampiran Model C-1 KWK di tempat umum.

(2) KPPS selain memberikan salinan Berita Acara dan Sertifikat Hasil Penghitungan Suara dan menempelkan Lampiran Model C-1 KWK di tempat umum dengan cara menempelkannya pada TPS dan/atau lingkungan TPS, KPPS juga menyampaikan Lampiran Model C-1 KWK kepada PPS untuk keperluan pengumuman hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di wilayah kerja PPS dengan cara menempelkan pada sarana pengumuman desa/kelurahan.

(3) Salinan berita acara dan sertifikat hasil penghitungan suara disampaikan kepada

masing-masing saksi yang hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berupa hasil foto copy atau salinan yang ditulis dengan tangan.

(4) Apabila salinan berita acara dan sertifikat hasil penghitungan suara sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) ditulis dengan tangan, salinan tersebut disusun oleh Ketua dan Anggota KPPS yang bersangkutan.

BAB IV PENGHITUNGAN SUARA DAN PEMUNGUTAN SUARA ULANG

Pasal 47

Penghitungan ulang surat suara di TPS dilakukan apabila dari hasil penelitian dan pemeriksaan terbukti terdapat satu atau lebih penyimpangan : a. penghitungan suara dilakukan secara tertutup; b. penghitungan suara dilakukan di tempat yang kurang mendapat penerangan cahaya; c. Saksi Pasangan Calon, Pengawas Pemilu Lapangan, pemantau, dan warga masyarakat

tidak dapat menyaksikan proses penghitungan suara secara jelas; d. penghitungan suara dilakukan di tempat lain, diluar tempat dan waktu yang telah

ditentukan; dan/atau e. terjadi ketidak konsistenan dalam menentukan surat suara yang sah dan surat suara

tidak sah.

Pasal 48

(1) Pemungutan suara di TPS dapat diulang apabila terjadi kerusuhan yang mengakibatkan hasil pemungutan suara tidak dapat digunakan atau penghitungan suara tidak dapat dilakukan.

(2) Pemungutan suara di TPS dapat diiulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), apabila dari hasil penelitian dan pemeriksaan Pengawas Pemilu Lapangan terbukti terdapat satu atau lebih dari keadaan : a. pembukaan kotak suara dan/atau berkas pemungutan dan penghitungan suara

tidak dilakukan menurut tatacara yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan ;

b. petugas KPPS meminta pemilih memberikan tanda khusus, menandatangani, atau menulis nama atau alamatnya pada surat suara yang sudah digunakan ;

292

Page 301: 2010 03 Sep 2010

c. lebih dari seorang pemilih menggunakan hak pilih lebih dari satu, pada TPS yang sama atau TPS yang berbeda;

d. petugas KPPS merusak lebih dari 1 (satu) surat suara yang sudah digunakan oleh pemilih sehingga surat suara tersebut menjadi tidak sah; dan/atau

e. lebih dari seorang pemilih yang tidak terdaftar sebagai pemilih, mendapat kesempatan memberikan suara pada TPS.

Pasal 49

Penghitungan suara dan pemungutan suara ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 dan Pasal 48 diputuskan oleh PPK dalam rapat pleno PPK dengan Keputusan PPK dan dilaksanakan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah hari pemungutan suara.

Pasal 50

Perlengkapan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS, disimpan di PPS atau kantor Desa/Kelurahan.

BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 51

(1) Pemilih yang menjalani rawat inap di rumah sakit atau sejenisnya, yang sedang

menjalani hukuman penjara, pemilih yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap yang tinggal di perahu atau bekerja lepas pantai, dan tempat-tempat lain yang dipandang perlu, KPU Provinsi/ KPU Kabupaten/Kota dapat membentuk TPS khusus.

(2) Pada TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibentuk KPPS yang keanggotaannya sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang, terdiri dari seorang Ketua dan Anggota-anggota, yang berasal dari PPS tempat TPS khusus tersebut dibentuk.

(3) Anggota KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diangkat oleh PPS yang wilayah

kerjanya meliputi TPS khusus tersebut. (4) Ketua KPPS untuk TPS khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dipilih dari dan

oleh Anggota KPPS. (5) Pembagian kerja diantara Anggota KPPS untuk TPS khusus sebagaimana dimaksud

pada ayat (4), ditentukan oleh Ketua KPPS.

Pasal 52

(1) Di daerah-daerah tertentu bagi pemilih terdaftar penyandang cacat dapat memberikan suara dengan menggunakan alat bantu yang disediakan KPU Provinsi/ KPU Kabupaten/Kota.

(2) Pengaturan lebih lanjut pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara dan pembentukan TPS bagi penyandang cacat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dikoordinasikan antara KPU/ KPU Provinsi/ KPU Kabupaten/Kota dengan organisasi penyandang cacat.

293

Page 302: 2010 03 Sep 2010

Pasal 53

Pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 dan Pasal 51 berlaku ketentuan yang diatur dalam Peraturan ini.

Pasal 54

Dalam hal kotak suara atau bilik pemberian suara kurang jumlahnya atau tidak memenuhi persyaratan, KPU Provinsi/ KPU Kabupaten/Kota dapat meminjam kotak suara dan/atau bilik suara pada KPU Kabupaten/Kota terdekat atau menetapkan pengadaan tambahan atau perbaikan kotak suara.

Pasal 55

Ketentuan tata cara pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini, berlaku untuk tata cara pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS apabila terjadi dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Putaran Kedua.

Pasal 56

(1) Bentuk dan jenis formulir untuk keperluan pemungutan suara dan penghitungan

suara di TPS dalam Pemilu Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini, adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran IV Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2008.

(2) Pengadaan formulir untuk keperluan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh KPU Provinsi/ KPU Kabupaten/Kota.

Pasal 57

Pelanggaran terhadap ketentuan pemungutan dan penghitungan suara di TPS sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini, dikenakan sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008.

BAB VI KETENTUAN PENUTUP

Pasal 58

Untuk keperluan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur atau Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota, KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota menetapkan pedoman teknis tentang tata cara pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dengan berpedoman kepada Peraturan ini dengan Keputusan KPU Provinsi atau Keputusan KPU Kabupaten/Kota.

Pasal 59

Dengan berlakunya Peraturan ini, Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 09 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara, dinyatakan tidak berlaku.

294

Page 303: 2010 03 Sep 2010

Pasal 60

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 Desember 2009

KETUA,

Ttd.

PROF. DR. H.A. HAFIDZ ANSHARY AZ, MA.

Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT JENDERAL KPU

Kepala Biro Hukum

Ttd.

W.S. Santoso

295

Page 304: 2010 03 Sep 2010
Page 305: 2010 03 Sep 2010

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

NOMOR 16 TAHUN 2010

TENTANG

PEDOMAN TATA CARA PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA

DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH OLEH PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA, DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PROVINSI, SERTA PENETAPAN CALON TERPILIH, PENGESAHAN PENGANGKATAN, DAN PELANTIKAN

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

Menimbang : a. bahwa ketentuan Pasal 8 ayat (3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, menyatakan bahwa tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum dalam penyelenggaraan pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah menyusun dan menetapkan pedoman penyelenggaraan pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sesuai dengan tahapan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan;

b. bahwa ketentuan Pasal 9 ayat (3) dan Pasal 10 ayat (3) Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum menyatakan bahwa tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota menyusun dan menetapkan pedoman yang bersifat teknis untuk tiap-tiap tahapan penyelenggaraan pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah provinsi dan kabupaten/kota berdasarkan peraturan perundang-undangan;

c. bahwa ketentuan Pasal 9 ayat (3) huruf h, huruf i, dan huruf j,

ketentuan Pasal 10 ayat (3) huruf j dan huruf k, ketentuan Pasal 44 huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, dan huruf i, serta ketentuan Pasal 47 huruf k, huruf l, dan huruf m Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 mengatur ketentuan tentang tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota serta mengatur ketentuan tentang tugas, wewenang, dan kewajiban Panitia Pemilihan Kecamatan dan Panitia Pemungutan Suara mengenai rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah

KOMISI PEMILIHAN UMUM

296

Page 306: 2010 03 Sep 2010

dan Wakil Kepala Daerah di Komisi Pemilihan Umum Provinsi, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pemilihan Kecamatan, dan Panitia Pemungutan Suara;

d. bahwa ketentuan Pasal 84 ayat (8), Pasal 85 ayat (8), Pasal 87 ayat (1)

dan ayat (4), dan Pasal 88 ayat (1) dan ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 mengatur mengenai jangka waktu paling lambat pelaksanaan rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh Panitia Pemungutan Suara, Panitia Pemilihan Kecamatan, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan Komisi Pemilihan Umum Provinsi;

e. bahwa berdasarkan hal-hal tersebut pada huruf a dan huruf b, telah

ditetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 73 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh Panitia Pemilihan Kecamatan, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan Komisi Pemilihan Umum Provinsi, serta Penetapan Calon Terpilih, Pengesahan Pengangkatan, dan Pelantikan.

f. bahwa berdasarkan huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e

serta dengan memperhatikan perkembangan keadaan berkenaan dengan hal-hal yang bersifat teknis rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan Komisi Pemilihan Umum Provinsi, perlu mengganti Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 73 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh Panitia Pemilihan Kecamatan, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan Komisi Pemilihan Umum Provinsi, serta Penetapan Calon Terpilih, Pengesahan Pengangkatan, dan Pelantikan.

g. bahwa berdasarkan hal-hal tersebut pada huruf a, huruf b, huruf c,

huruf d, huruf e, dan huruf f, perlu menetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh Panitia Pemilihan Kecamatan, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan Komisi Pemilihan Umum Provinsi, serta Penetapan Calon Terpilih, Pengesahan Pengangkatan, dan Pelantikan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi

Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151);

297

Page 307: 2010 03 Sep 2010

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);

5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara

Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721);

6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,

Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4865);

8. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 31 Tahun 2008 tentang

Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum;

9. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 21 Tahun 2008, Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 37 Tahun 2008 dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01 Tahun 2010;

10. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 Tahun 2008 tentang

Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008;

298

Page 308: 2010 03 Sep 2010

11. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 63 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum Provinsi, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2010;

12. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 72 Tahun 2009 tentang

Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Di Tempat Pemungutan Suara sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2010;

Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 20 Mei 2010;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEDOMAN

TATA CARA PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH OLEH PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA, DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI, SERTA PENETAPAN CALON TERPILIH, PENGESAHAN PENGANGKATAN, DAN PELANTIKAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan : 1. Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah selanjutnya disebut Pemilu

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur atau Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota. 3. Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Independen

Pemilihan Aceh dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota/Komisi Independen Pemilihan Kabupaten/Kota selanjutnya disebut KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU Kabupaten/Kota/KIP Kabupaten/Kota di wilayah Aceh adalah penyelenggara Pemilu

299

Page 309: 2010 03 Sep 2010

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 6 dan angka 7 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

4. Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan Kelompok Penyelenggara

Pemungutan Suara, yang selanjutnya disebut PPK, PPS, dan KPPS, adalah penyelenggara Pemilihan Umum kepala daerah dan wakil kepala daerah pada tingkat Kecamatan, Desa/ Kelurahan dan Tempat Pemungutan Suara.

5. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS adalah tempat pemilih

memberikan suara pada hari dan tanggal pemungutan suara. 6. Partai politik adalah Partai Politik peserta Pemilihan Umum sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

7. Gabungan Partai Politik adalah dua atau lebih Partai Politik peserta Pemilihan Umum

yang secara bersama-sama bersepakat mencalonkan 1 (satu) pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

8. Pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, selanjutnya disebut pasangan

calon adalah peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dan/atau perseorangan yang telah memenuhi persyaratan.

9. Panitia Pengawas Pemilu Provinsi, Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota, dan

Panitian Pengawas Pemilu Kecamatan, yang selanjutnya disebut Panwaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu Kecamatan adalah Pengawas Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007.

10. Kotak suara dan bilik suara adalah kotak suara dan bilik suara yang digunakan pada

Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

11. Saksi adalah Saksi Pasangan Calon, yaitu seorang yang ditunjuk dan atau diberi mandat

secara tertulis dari pasangan calon/tim kampanye untuk bertugas menyaksikan pelaksanaan penghitungan suara di PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi.

12. Pemantau adalah pelaksana pemantauan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

yang telah terdaftar dan memperoleh akreditasi dari KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/ Kota.

300

Page 310: 2010 03 Sep 2010

Pasal 2

Penyelenggara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berpedoman kepada asas : a. mandiri; b. jujur; c. adil; d. kepastian hukum; e. tertib penyelenggaran Pemilu; f. kepentingan umum; g. keterbukaan; h. proporsionalitas; i. profesionalitas; j. akuntabilitas; k. efisiensi; dan l. efektifitas.

BAB II

TUGAS, WEWENANG, DAN KEWAJIBAN PANITIA PEMUNGUTAN SUARA

Pasal 3

(1) PPS setelah menerima sertifikat hasil penghitungan suara untuk pasangan calon Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara (Lampiran Model C-1 KWK.KPU) serta kotak suara yang masih dikunci dan disegel yang berisi Berita Acara dan sertifikat hasil penghitungan suara dari KPPS di wilayah kerjanya :

a. mengumumkan hasil penghitungan suara (Lampiran Model C-1 KWK.KPU) dari

seluruh TPS di wilayah kerjanya, dengan cara menempelkannya pada sarana pengumuman di desa/kelurahan atau sebutan lainnya;

b. menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara setelah penghitungan suara dan

setelah kotak suara dikunci dan disegel, yaitu tidak membuka, tidak mengubah, tidak mengganti, tidak merusak, tidak menghitung surat suara, atau tidak menghilangkan kotak suara;

c. meneruskan kotak suara dari setiap TPS di wilayah kerjanya kepada PPK pada hari

yang sama dari setiap TPS, yaitu membawa dan menyampaikan kotak suara kepada PPK yang dapat dilakukan sendiri atau bekerjasama dengan pihak yang berwenang, serta tidak memiliki kewenangan untuk membuka kotak suara yang telah dikunci dan disegel oleh KPPS.

(2) Dalam penyampaian kotak suara dari seluruh TPS di wilayah kerjanya yang masih

dikunci dan disegel kepada PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, PPS membuat surat pengantar penyampaian berita acara pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS dalam wilayah kerja PPS, dengan menggunakan formulir Model D4 – KWK.KPU.

301

Page 311: 2010 03 Sep 2010

BAB III

REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA DI KECAMATAN OLEH PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN

Bagian Kesatu

Persiapan

Paragraf 1 Perlengkapan

Pasal 4

Jenis perlengkapan administrasi dan sarana rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di Kecamatan terdiri atas : a. Formulir-formulir untuk berita acara, sertifikat dan tanda terima; b. sampul kertas; c. segel Pemilihan Umum; d. spidol; e. ballpoint (selain warna hitam); f. lem perekat; g. ruang rapat.

Pasal 5

(1) Jenis formulir rekapituliasi penghitungan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, terdiri dari :

a. Model DA – KWK.KPU untuk Berita Acara rekapitulasi hasil penghitungan suara

Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat Kecamatan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan;

b. Model DAA – KWK.KPU untuk Rekapitulasi catatan pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara dalam wilayah Kelurahan/Desa atau sebutan lainnya;

c. Lampiran Model DAA – KWK.KPU untuk Rekapitulasi sertifikat hasil penghitungan suara untuk pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di TPS dalam wilayah Kelurahan/Desa atau sebutan lainnya;

d. Model DA1 – KWK.KPU untuk Rekapitulasi catatan pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat Kecamatan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan;

e. Lampiran Model DA1 – KWK.KPU Ukuran Besar untuk Rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tingkat Kecamatan;

f. Lampiran Model DA1 - KWK.KPU Ukuran kecil untuk Sertifikat Rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah tingkat kecamatan;

302

Page 312: 2010 03 Sep 2010

g. Model DA2 - KWK.KPU untuk Pernyataan keberatan saksi dan kejadian khusus yang berhubungan dengan rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Panitia Pemilihan Kecamatan;

h. Model DA3 - KWK.KPU untuk surat pemberitahuan waktu dan tempat rekapitulasi penghitungan suara tingkat kecamatan;

i. Model DA4 - KWK.KPU untuk Surat pengantar penyampaian Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dari PPK kepada KPU Kabupaten/Kota;

j. Model DA5 - KWK.KPU untuk Berita Acara Penerimaan Kotak suara, Berkas, Kelengkapan, Administrasi dari Panitia Pemungutan Suara;

k. Model DA6 - KWK.KPU untuk Tanda Terima Berita Acara dan Lampirannya kepada Panwaslu Kecamatan dan Saksi Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

(2) Sampul kertas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b digunakan untuk memuat

formulir untuk berita acara dan sertifikat hasil penghitungan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d.

(3) Segel Pemilihan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c, digunakan untuk

menyegel dengan cara ditempel pada :

a. sampul kertas sebagaimana dimaksud pada ayat (2); dan b. lubang kunci/gembok salah satu kotak suara berisi berita acara dan sertifikat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d. (4) Spidol untuk mencatat penghitungan suara pada pada formulir Lampiran DA1 - KWK.

KPU ukuran besar. (5) Ballpoint untuk alat kerja. (6) Lem perekat digunakan untuk menempel sampul kertas dan segel pemilihan umum

setelah rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di PPK. (7) Ruang rapat dalam rangka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara yang dapat

memuat peserta rapat yaitu dari saksi pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah/tim kampanye, Panwaslu Kecamatan, Pemantau, Ketua PPS serta penempatan kotak suara yang berisi Berita Acara (Model C - KWK.KPU) dan sertifikat (Model C1 - KWK.KPU dan Lampiran C1 - KWK.KPU) dari seluruh TPS dalam wilayah kerja PPK.

Paragraf 2

Penerimaan Berita Acara dan Sertifikat Rekapitulasi

dari KPPS melalui PPS

Pasal 6

(1) PPK membuat Berita Acara penerimaan hasil penghitungan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dari TPS melalui PPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dengan menggunakan formulir Model D5 - KWK.KPU.

303

Page 313: 2010 03 Sep 2010

(2) PPK sudah menerima seluruh kotak suara yang berisi hasil penghitungan suara pasangan

calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dari PPS paling lama 2 (dua) hari setelah pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS selesai atau pada kesempatan pertama untuk wilayah tertentu yang mempunyai sarana transportasi terbatas sebelum waktu rapat rekapitulasi di PPK.

(3) Kotak suara yang berisi surat suara, Berita Acara Pemungutan dan Penghitungan Suara

dan Sertifikat Hasil Penghitungan Suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di TPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), disimpan pada tempat yang memadai dan dapat dijamin keamanannya.

Paragraf 3

Penyusunan Jadwal dan Pemberitahuan Pelaksanaan Rapat

Pasal 7

(1) Waktu pelaksanaan rapat rekapitulasi di Kecamatan oleh PPK dilaksanakan paling lama 3

(tiga) hari, terhitung sejak diterimanya kotak suara yang berisi hasil penghitungan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dari PPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3).

(2) PPK menyusun jadwal waktu pelaksanaan rapat rekapitulasi dengan membagi jumlah

desa/kelurahan dalam wilayah kerja PPK, sehingga rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dapat diselesaikan dalam waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Apabila dalam waktu yang ditentukan PPK belum dapat menyelesaikan rekapitulasi hasil

penghitungan hasil perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, PPK tetap harus menyelesaikan rekapitulasi seluruh desa/kelurahan dalam wilayah kerja PPK.

Pasal 8

(1) Ketua PPK sudah harus menyampaikan surat pemberitahuan/undangan kepada peserta

rapat yaitu saksi, dan Panwaslu Kecamatan serta Ketua PPS mengenai pelaksanaan rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat PPK, paling lama 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan rapat.

(2) Dalam surat pemberitahuan/undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk tertib

penyelenggaraan rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di PPK, dicantumkan ketentuan : a. saksi wajib membawa dan menyerahkan surat mandat yang ditandatangani oleh

pasangan calon/tim kampanye pasangan calon tingkat Kabupaten/Kota atau tingkat kecamatan kepada petugas PPK;

b. kepada pihak yang diundang, pada waktu hadir di tempat rapat, menyerahkan undangan kepada petugas PPK;

304

Page 314: 2010 03 Sep 2010

c. hari, tanggal dan waktu pelaksanaan rapat; d. tempat pelaksanaan rapat; e. saksi harus hadir tepat waktu/sebelum rapat dimulai; f. jadwal acara pelaksanaan rekapitulasi dari TPS dalam wilayah kerja PPS seluruh

wilayah kerja PPK dari awal sampai dengan terakhir; dan g. tata tertib rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di PPK.

Paragraf 4

Penyiapan Ruang Rapat

Pasal 9

(1) PPK dalam menyiapkan ruang rapat harus memperhatikan kapasitas peserta rapat dan penempatan kotak suara yang berisi Berita Acara Pemungutan dan Penghitungan Suara (Model C - KWK.KPU) dan Sertifikat Hasil Penghitungan Suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Model C1 - KWK.KPU dan Lampiran C1 - KWK.KPU) dari seluruh TPS untuk setiap desa/kelurahan di wilayah kerja PPK.

(2) Apabila ruang rapat yang terdapat di kantor PPK tidak memenuhi kapasitas peserta rapat

dan penempatan kotak suara yang berisi Berita Acara Pemungutan dan Penghitungan Suara dan Sertifikat Hasil Penghitungan Suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPK berkoordinasi dengan Camat setempat untuk mendapatkan ruang rapat yang memenuhi kapasitas.

(3) Ruang rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau ayat (2) sudah disiapkan paling

lama 2 (dua) hari sebelum pelaksanaan rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara.

(4) PPK mengadakan koordinasi dengan Camat dan pihak keamanan dalam rangka pengamanan perlengkapan dan kotak suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).

Bagian Kedua Pelaksanaan

Paragraf 1

Penyiapan Bahan Rapat

Pasal 10

Paling lama 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara, PPK menyiapkan bahan rapat, antara lain : a. kotak suara yang masih dikunci dan disegel yang berisi Berita Acara Pemungutan dan

Penghitungan Suara serta Sertifikat Hasil Penghitungan Suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di TPS untuk tiap-tiap desa/kelurahan di wilayah PPK.

b. perlengkapan administrasi dan sarana hasil penghitungan perolehan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5); dan ayat (6);

c. daftar hadir peserta rapat; dan d. alat tulis kantor.

305

Page 315: 2010 03 Sep 2010

Pasal 11

Sebelum pelaksanaan rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara, PPK melakukan kegiatan : a. mengatur tempat rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dan tempat duduk

Saksi dan Panwaslu Kecamatan serta Ketua PPS diatur sedemikian rupa, sehingga pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dapat diikuti oleh semua yang hadir dengan jelas;

b. mengatur alat keperluan administrasi yang disediakan sedemikian rupa, sehingga mudah

digunakan untuk keperluan rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara, yaitu formulir seri Model DA – KWK.KPU rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara (Model DA - KWK.KPU), sampul kertas/kantong plastik pembungkus serta segel, dan peralatan lainnya; dan

c. menempatkan kotak suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a yang masih

dikunci dan disegel di dekat meja pimpinan PPK serta menyiapkan anak kuncinya

Paragraf 2 Pembagian Tugas

Pasal 12

(1) Ketua PPK memberikan penjelasan mengenai pembagian tugas kepada anggota PPK,

Sekretariat PPK, dan Ketua PPS dalam rangka pelaksanaan rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara.

(2) Pembagian tugas Anggota PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam pelaksanaan

rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara ditentukan :

a. Ketua PPK memimpin rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara. b. Keempat anggota PPK, Personil Sekretariat PPK, dan Ketua PPS membagi tugas

masing-masing dalam kegiatan pembacaan berita acara hasil Penghitungan suara di TPS dalam setiap desa / kelurahan atau sebutan lainnya, mencatat perolehan suara masing-masing pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dan menyiapkan formulir berita acara beserta lampirannya.

Paragraf 3

Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara

Pasal 13

(1) Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dilaksanakan dalam rapat pleno PPK dihadiri saksi pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan Panwaslu Kecamatan.

306

Page 316: 2010 03 Sep 2010

(2) Ketua PPK, memberikan penjelasan mengenai jadwal acara rapat dan tata cara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dalam pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berdasarkan berita acara pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS beserta lampirannya di wilayah desa/kelurahan serta tata tertib rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara .

(3) Pelaksanaan rekapitulasi penghitungan perolehan suara dilakukan dengan membuka

kotak suara tersegel untuk mengambil sampul yang berisi berita acara pemungutan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara di TPS, sesuai dengan jadwal waktu untuk wilayah desa/kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, dengan kegiatan : a. Tahap Pertama

1. PPK dibantu oleh PPS yang ditunjuk memperlihatkan kotak suara berisi Model C -

KWK.KPU, Model C1 - KWK.KPU dan Lampiran Model C1 - KWK.KPU yang masih terkunci dan disegel, kemudian membuka dokumen-dokumen serta membacakan Sertifikat Hasil Penghitungan suara di TPS yang berisi data pemilih, penggunaan hak pilih, data penggunaan surat suara dan data suara sah dan tidak sah yang terdapat dalam (Model C1 - KWK.KPU) dan dicatat kedalam formulir Rekapitulasi catatan pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara dalam wilayah Desa / Kelurahan atau sebutan lainnya (Model DAA - KWK.KPU);

2. PPK dibantu oleh PPS membacakan Sertifikat Hasil Penghitungan Suara untuk pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lampiran Model C1 KWK KPU) dan dicatat dalam Rekapitulasi sertifikat hasil penghitungan suara untuk pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di TPS dalam wilayah Desa/Kelurahan atau sebutan lainnya (Lampiran Model DAA - KWK.KPU);

3. Kegiatan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2 dilaksanakan secara berurutan dimulai dari TPS nomor 1 (satu) sampai dengan TPS nomor terakhir dalam satu wilayah desa/kelurahan sampai selesai.

b. Tahap Kedua

1. PPK dibantu oleh PPS yang ditunjuk membacakan Rekapitulasi catatan pelaksanaan

pemungutan suara dan penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara dalam wilayah Desa / Kelurahan atau sebutan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a angka 1 (Model DAA - KWK.KPU) dan dicatat ke dalam Rekapitulasi jumlah pemilih, TPS dan Surat Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Model DA1 - KWK.KPU);

2. PPK dibantu oleh PPS yang ditunjuk membacakan Rekapitulasi sertifikat hasil penghitungan suara untuk pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di TPS dalam wilayah Desa/Kelurahan atau sebutan lainnya (Model DAA - KWK.KPU) dan dicatat dalam Rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah tingkat kecamatan (Lampiran Model DA1 - KWK.KPU) ukuran kecil ;

3. Kegiatan sebagaimana dimaksud pada angka 2 juga dicatat dalam formulir Rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah tingkat kecamatan (Lampiran Model DA1 - KWK.KPU) ukuran kecil.

307

Page 317: 2010 03 Sep 2010

4. Kegiatan sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2 dan angka 3 dilaksanakan secara berurutan dimulai dari desa/kelurahan pertama sampai desa/kelurahan terakhir.

c. Dalam pelaksanaan kegiatan huruf a dan huruf b, PPK memperhatikan kejadian khusus

yang terjadi dan apabila ada, dicatat dalam Pernyataan Keberatan Saksi Dan Kejadian Khusus Yang Berhubungan Dengan Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Di Panitia Pemilih Kecamatan (Model DA2 - KWK.KPU), serta apabila tidak ada kejadian khusus, dicatat nihil.

(4) Panwaslu Kecamatan wajib menyampaikan laporan atas dugaan adanya pelanggaran,

penyimpangan dan/atau kesalahan dalam pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kepada PPK.

(5) Saksi dapat menyampaikan laporan dugaan adanya pelanggaran, penyimpangan dan/atau

kesalahan dalam pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakli Kepala Daerah kepada PPK.

(6) PPK wajib langsung menindaklanjuti laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan

ayat (5) pada hari pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Paragraf 4

Penyusunan Berita Acara dan Sertifikat

Pasal 14

(1) PPK membuat Berita acara rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat Kecamatan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (Model DA - KWK.KPU), Rekapitulasi catatan pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara dalam wilayah Desa/Kelurahan atau sebutan lainnya (Model DAA - KWK.KPU), Rekapitulasi sertifikat hasil penghitungan suara untuk pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di TPS dalam wilayah Desa/Kelurahan atau sebutan lainnya. (Lampiran Model DAA - KWK.KPU), Rekapitulasi jumlah pemilih, TPS dan Surat Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. (Model DA1 - KWK.KPU) dan Sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di PPK (Model DA1 - KWK.KPU) berdasarkan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3).

(2) Berita Acara dan sertifikat rekapituliasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditandatangani oleh Ketua dan seluruh anggota PPK serta saksi yang hadir dan dibubuhi cap PPK, kemudian dimasukkan ke dalam sampul dan disegel.

(3) Dalam hal terdapat anggota PPK dan saksi pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah yang hadir, tetapi tidak bersedia menandatangani sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berita acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil

308

Page 318: 2010 03 Sep 2010

Kepala Daerah ditandatangani oleh anggota PPK dan saksi yang hadir yang bersedia menandatangani.

(4) PPK mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara pasangan calon

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tingkat Kecamatan di tempat umum atau ditempat yang mudah diakses oleh masyarakat dalam wilayah PPK.

(5) PPK menyerahkan berita acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan

calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tersebut untuk :

a. saksi yang hadir, sebanyak masing-masing 1 (satu) rangkap; b. Panwaslu Kecamatan yang hadir, sebanyak 1 (satu) rangkap; c. pengumuman, sebanyak 1 (satu) rangkap; dan d. KPU Kabupaten/Kota, sebanyak 1 (satu) rangkap.

Pasal 15

(1) PPK wajib menyerahkan kepada KPU Kabupaten/Kota kotak suara tersegel berisi :

a. Surat Suara, berita acara, sertifikat hasil penghitungan suara di TPS sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2); dan b. Berita Acara, catatan rekapitulasi sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan

suara tingkat PPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (5).

(2) PPK menyerahkan kotak suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan menggunakan surat pengantar Model DA4 - KWK.KPU.

BAB IV

REKAPITULASI PENGHITUNGAN HASIL PEROLEHAN SUARA

DI KABUPATEN/KOTA OLEH KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA

Bagian Kesatu Persiapan

Paragraf 1

Perlengkapan

Pasal 16

Jenis perlengkapan administrasi dan sarana rekapitulasi penghitungan perolehan suara di KPU Kabupaten/Kota terdiri atas :

a. formulir untuk berita acara dan sertifikat; b. sampul; c. segel Pemilihan Umum; d. alat tulis kantor termasuk komputer dan LCD; dan e. ruang rapat.

309

Page 319: 2010 03 Sep 2010

Pasal 17

(1) Formulir untuk penyusunan berita acara dan sertifikat sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 16 huruf a, terdiri dari :

a. Model DB - KWK.KPU untuk Berita Acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di KPU Kabupaten/Kota dalam Pemilu Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah;

b. Model DB1 - KWK.KPU untuk Rekapitulasi catatan pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah di tingkat kabupaten/kota;

c. Lampiran Model DB1 - KWK.KPU untuk Sertifikat Rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah tingkat Kabupaten/Kota;

d. Model DB2 - KWK.KPU untuk Pernyataan keberatan saksi dan kejadian khusus yang berhubungan dengan rekapitulasi penghitungan perolehan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di KPU Kabupaten/Kota;

e. Model DB3 - KWK.KPU untuk Surat Pemberitahuan waktu dan tempat rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat Kabupaten/Kota;

f. Model DB4 - KWK.KPU untuk Surat Pengantar penyampaian Berita Acara rekapitulasi hasil penghitungan suara dan lampirannya dari KPU Kabupaten/Kota kepada KPU Provinsi

g. Model DB5 - KWK.KPU untuk Berita Acara Penerimaan Berkas, Kelengkapan Administrasi dari KPU Kabupaten/Kota;

h. Model DB6 - KWK.KPU untuk Tanda Terima Berita Acara dan Lampirannya kepada Panwaslu Kabupaten/Kota dan Saksi Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

(2) Sampul sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b digunakan untuk memuat

formulir untuk berita acara dan sertifikat hasil penghitungan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.

(3) Segel Pemilihan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf c digunakan untuk

menyegel dengan cara ditempel pada sampul kertas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk disampaikan kepada KPU Provinsi.

(4) Alat tulis kantor termasuk komputer dan LCD sebagai pendukung rapat. (5) Ruang rapat untuk melaksanakan rapat rekapitulasi di KPU Kabupaten/Kota.

Paragraf 2

Penerimaan Berita Acara dan Sertifikat Rekapitulasi dari Panitia Pemilihan Kecamatan

Pasal 18

(1) KPU Kabupaten/Kota menerima kotak suara tersegel yang berisi berita acara rekapitulasi

hasil penghitungan perolehan suara dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan

310

Page 320: 2010 03 Sep 2010

perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tingkat Kecamatan serta surat suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, berita acara pemungutan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dari TPS seluruh PPS dalam wilayah kerja PPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan dibuatkan berita acara, dengan menggunakan formulir Model DB5 - KWK.KPU.

(2) KPU Kabupaten/Kota sudah harus menerima seluruh kotak suara yang berisi hasil

penghitungan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dari PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 2 (dua) hari setelah pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di PPK selesai atau pada kesempatan pertama untuk wilayah tertentu yang mempunyai sarana transportasi terbatas sampai dengan sebelum rekapitulasi di Kabupaten/Kota di wilayah tersebut.

(3) Kotak suara yang berisi surat suara dan hasil penghitungan suara pasangan calon Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah dari TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disimpan pada tempat yang memadai dan dapat dijamin keamanannya.

Paragraf 3

Penyusunan Jadwal dan Pemberitahuan Pelaksanaan Rapat

Pasal 19

(1) Waktu pelaksanaan rapat rekapitulasi di KPU Kabupaten/Kota dilaksanakan paling lama

3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya kotak suara yang berisi hasil penghitungan suara pasangan calon Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah dari PPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3).

(2) KPU Kabupaten/Kota menyusun jadwal acara pelaksanaan rapat rekapitulasi dengan

membagi jumlah Kecamatan dalam wilayah kerja KPU Kabupaten/Kota, sehingga rekapitulasi penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diselesaikan dalam waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Apabila dalam waktu yang ditentukan KPU Kabupaten/Kota belum dapat menyelesaikan

rekapitulasi penghitungan hasil perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tetap harus menyelesaikan rekapitulasi seluruh kecamatan dalam wilayah kerja KPU Kabupaten/Kota.

Pasal 20

(1) KPU Kabupaten/Kota sudah harus menyampaikan surat pemberitahuan/undangan

kepada peserta rapat yaitu saksi dan Panwaslu Kabupaten/Kota serta PPK mengenai pelaksanaan rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat Kabupaten/ Kota, paling lama 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan rapat.

(2) Dalam surat pemberitahuan/undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk tertib

penyelenggaraan rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di KPU Kabupaten/Kota, dicantumkan ketentuan :

311

Page 321: 2010 03 Sep 2010

a. saksi wajib membawa dan menyerahkan surat mandat yang ditandatangani pasangan

calon/tim kampanye pasangan calon Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota dan undangan rapat kepada petugas di KPU Kabupaten/Kota;

b. kepada pihak yang diundang, pada waktu hadir di tempat rapat, menyerahkan undangan kepada petugas di KPU Kabupaten/Kota;

c. hari, tanggal dan waktu pelaksanaan rapat; d. tempat pelaksanaan rapat; e. Saksi harus hadir tepat waktu/sebelum rapat dimulai; dan f. tata tertib rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di KPU Kabupaten/

Kota.

Paragraf 4 Persiapan Ruang Rapat

Pasal 21

(1) KPU Kabupaten/Kota dalam menyiapkan ruang rapat harus memperhatikan kapasitas

peserta rapat dan penempatan kotak suara yang berisi hasil penghitungan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

(2) Apabila ruang rapat yang terdapat di kantor KPU Kabupaten/Kota tidak memenuhi

kapasitas peserta rapat dan penempatan kotak suara yang berisi hasil penghitungan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dari PPK, KPU Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat untuk mendapatkan ruang rapat yang memenuhi kapasitas dan aman sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Ruang rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau ayat (2) sudah disiapkan paling

lama 2 (dua) hari sebelum pelaksanaan rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara.

(4) KPU Kabupaten/Kota mengadakan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan pihak

keamanan dalam rangka pengamanan perlengkapan dan kotak suara yang berisi hasil penghitungan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dari TPS, serta hasil rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dari PPK.

Bagian Kedua Pelaksanaan

Paragraf 1

Penyiapan Bahan Rapat

Pasal 22

Paling lama 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara, KPU Kabupaten/Kota menyiapkan bahan rapat antara lain :

312

Page 322: 2010 03 Sep 2010

a. kotak suara yang berisi Berita Acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara serta Sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di PPK;

b. perlengkapan administrasi dan sarana rekapitulasi penghitungan perolehan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3);

c. daftar hadir peserta rapat; dan d. alat tulis kantor termasuk komputer, printer, LCD Projector.

Pasal 23

Sebelum pelaksanaan rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara, KPU Kabupaten/Kota melakukan kegiatan : a. mengatur tempat rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dan tempat

duduk Saksi pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dan Panwaslu Kabupaten serta Ketua PPK diatur sedemikian rupa, sehingga pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dapat diikuti oleh semua yang hadir dengan jelas;

b. mengatur alat keperluan administrasi yang disediakan sedemikian rupa, sehingga mudah

digunakan untuk keperluan rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara, yaitu formulir rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara (Formulir Seri DB - KWK.KPU), sampul kertas/kantong plastik pembungkus serta segel, dan peralatan lainnya;

c. menempatkan kotak suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 pada huruf a yang

masih dikunci dan disegel di dekat meja pimpinan rapat serta menyiapkan anak kuncinya.

Paragraf 2

Pembagian tugas

Pasal 24

(1) KPU Kabupaten/Kota dapat membentuk kelompok kerja rekapitulasi penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah.

(2) Pembagian tugas dalam kelompok kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam

pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat Kabupaten/Kota, diatur sehingga setiap anggota kelompok kerja mendapatkan tugas sesuai dengan kedudukan dalam kelompok kerja tersebut.

Paragraf 3

Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara

Pasal 25

(1) Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) dilaksanakan dalam rapat pleno KPU Kabupaten/Kota yang dihadiri oleh saksi pasangan calon dan Panwaslu Kabupaten/ Kota.

313

Page 323: 2010 03 Sep 2010

(2) Ketua KPU Kabupaten/Kota memberikan penjelasan mengenai jadwal acara rapat dan

tata cara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta tata tertib rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di KPU Kabupaten/Kota.

(3) Pelaksanaan rekapitulasi penghitungan perolehan suara dilakukan sesuai dengan jadwal

waktu untuk wilayah kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, dengan kegiatan sebagai berikut: a. KPU Kabupaten/Kota membuka kotak suara, meneliti dan membaca dengan jelas

Berita Acara dan Catatan pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat Kecamatan (Model DA1 - KWK.KPU), dan dicatat dalam Catatan pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat Kabupaten/Kota (Model DA1 - KWK.KPU);

b. KPU Kabupaten/Kota meneliti dan membaca dengan jelas, Sertifikat Rekapitulasi

Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tingkat Kecamatan (Lampiran Model DA1 - KWK.KPU) ukuran kecil., dan dicatat dalam Sertifikat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota (Lampiran Model DB1 - KWK.KPU);

c. Kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b dilaksanakan secara

berurutan dimulai rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tiap-tiap kecamatan/PPK secara berurutan sampai selesai;

d. Dalam pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, KPU

Kabupaten/Kota mencatat kejadian khusus yang terjadi dalam Formulir kejadian khusus yang berhubungan dengan rekapitulasi penghitungan hasil perolehan suara Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di KPU Kabupaten/Kota (Model DB2 - KWK.KPU), dan apabila tidak ada kejadian-kejadian khusus dicatat nihil.

(4) Panwaslu Kabupaten/Kota wajib menyampaikan laporan atas dugaan adanya pelanggaran,

penyimpangan dan/atau kesalahan dalam pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kepada KPU Kabupaten/Kota.

(5) Saksi dapat menyampaikan laporan atas dugaan adanya pelanggaran, penyimpangan

dan/atau kesalahan dalam pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kepada KPU Kabupaten/Kota.

(6) KPU kabupaten/kota wajib langsung menindaklanjuti laporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) dan ayat (5) pada hari pelaksanaan rekapitulasi penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah.

314

Page 324: 2010 03 Sep 2010

Paragraf 2

Penyusunan Berita Acara dan Sertifikat

Pasal 26

(1) KPU Kabupaten/Kota membuat Berita Acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di KPU Kabupaten/Kota (Model DB - KWK.KPU), Catatan pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat Kabupaten/Kota (Model DB1 - KWK.KPU dan Sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah tingkat Kabupaten/Kota (Lampiran Model DB1 - KWK.KPU).

(2) Berita Acara, Catatan rekapitulasi dan Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditandatangani oleh seluruh anggota KPU Kabupaten/Kota serta saksi yang hadir dan dibubuhi cap KPU Kabupaten/Kota kemudian dimasukkan ke dalam sampul dan disegel.

(3) Dalam hal terdapat anggota KPU Kabupaten/Kota dan saksi yang hadir, tetapi tidak

bersedia menandatangani sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berita acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ditandatangani oleh anggota KPU Kabupaten/Kota dan saksi yang hadir yang bersedia menandatangani.

(4) KPU Kabupaten/Kota wajib memberikan 1 (satu) rangkap salinan berita acara dan

sertifikat penghitungan suara di KPU Kabupaten/Kota untuk :

a. saksi pasangan calon; b. Panitia pengawas Pemilu Kabupaten/Kota; dan c. ditempel di tempat umum.

Pasal 27

KPU Kabupaten/Kota mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tempat umum atau di tempat yang mudah di akses oleh masyarakat termasuk di kantor KPU Kabupaten/Kota.

Pasal 28

(1) KPU Kabupaten/Kota menyerahkan berita acara rekapitulasi hasil penghitungan

perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dalam bentuk hardcopy dan softcopy kepada KPU Provinsi dan KPU dan hardcopy kepada saksi yang hadir, Panwaslu Kabupaten/Kota.

(2) Dalam hal Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota,

berita acara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, paling lama 1 (satu) hari diputuskan dalam rapat pleno KPU Kabupeten/Kota untuk menentukan pasangan calon terpilih.

315

Page 325: 2010 03 Sep 2010

(3) Penetapan pasangan calon terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan

kepada DPRD Kabupaten/Kota setelah dalam jangka waktu 3 (tiga) hari. (4) Dalam hal terdapat keberatan terhadap hasil Pemilu oleh pasangan calon lainnya ke

Mahkamah Konstitusi, KPU Kabupaten/Kota menyampaikan pemberitahuan kepada DPRD Kabupaten/ Kota berkenaan adanya keberatan tersebut.

(5) Setelah putusan Mahkamah Konstitusi terhadap perselisihan hasil Pemilihan Umum, KPU

Kabupaten/Kota melaksanakan putusan Mahkamah Konstitusi, dengan ketentuan :

a. dalam hal amar putusan menyatakan bahwa gugatan pemohon ditolak, KPU Kabupaten/Kota menyampaikan penetapan pasangan calon terpilih paling lama 3 (tiga) hari setelah menerima salinan putusan.

b. Dalam hal amar putusan menyatakan bahwa gugatan pemohon diterima sebagian atau

seluruhnya :

1) apabila putusan tersebut bersifat putusan akhir, setelah KPU Kabupaten/Kota melaksanakan putusan tersebut dan melaporkan kepada Mahkamah Konstitusi serta berlaku ketentuan ayat (5) huruf a;

2) apabila putusan tersebut bersifat putusan sela, KPU Kabupaten/Kota melaksanakan:

a) putusan Mahkamah Konstitusi dalam tenggat waktu yang ditentukan; b) melaporkan pelaksanaan putusan tersebut kepada Mahkamah Konstitusi; c) melaksanakan putusan akhir Mahkamah Konstitusi; dan d) ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a.

Pasal 29

(1) Dalam hal Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur, KPU Kabupaten/Kota menyampaikan

Berita Acara dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) kepada KPU Provinsi, menggunakan surat pengantar Model DB4 - KWK.KPU dan kepada saksi pasangan calon dan Panwaslu Kabupaten/Kota dibuatkan tanda terima Model DB6 - KWK.KPU.

(2) KPU Kabupaten/Kota wajib menyimpan, menjaga dan mengamankan keutuhan kotak

suara yang berisi surat suara dan berita acara (Model C - KWK.KPU ) dan Catatan pelaksanaan Pemungutan suara dan penghitungan suara Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah di tempat pemungutan suara (Model C1 - KWK.KPU), Sertifikat hasil penghitungan suara (Lampiran Model C1 - KWK.KPU), Berita Acara (Model DA - KWK.KPU), Catatan Pelaksanaan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Di Tingkat Kecamatan (Model DA1 - KWK.KPU), Sertifikat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Tingkat Kecamatan (Lampiran Model DA1 - KWK.KPU), Rekapitulasi catatan pelaksanaan pemungutan suara di tingkat PPK (Model DAA - KWK.KPU), dan Rekapitulasi Sertifikat Hasil Penghitungan Suara untuk Pasangan Calon

316

Page 326: 2010 03 Sep 2010

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di TPS dalam Wilayah Desa/Kelurahan (Lampiran Model DAA - KWK.KPU) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 setelah pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

BAB IV

REKAPITULASI PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA DI PROVINSI

OLEH KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI

Bagian Kesatu Persiapan

Paragraf 1

Perlengkapan

Pasal 30

Jenis perlengkapan administrasi dan sarana rekapitulasi penghitungan perolehan suara di Provinsi terdiri atas : a. formulir untuk berita acara dan sertifikat; b. sampul kertas; c. segel Pemilihan Umum; d. alat tulis kantor termasuk komputer, printer dan LCD Proyektor; dan e. ruang rapat.

Pasal 31

(1) Formulir untuk penyusunan berita acara dan sertifikat sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 30 huruf a terdiri dari: a. Model DC - KWK.KPU untuk Berita acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan

suara di KPU Provinsi dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

b. Model DC1 - KWK.KPU untuk Catatan pelaksanaan rekapitulasi hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tingkat Provinsi;

b. Lampiran Model DC1 - KWK.KPU untuk Rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tingkat Provinsi;

c. Model DC2 - KWK.KPU untuk Pernyataan keberatan saksi dan kejadian khusus yang berhubungan dengan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di KPU Provinsi

d. Model DC3 - KWK.KPU untuk Surat Pemberitahuan waktu dan tempat rekapitulasi penghitungan suara tingkat Komisi Pemilihan Umum Provinsi ;

e. Model DC4 - KWK.KPU untuk Tanda Terima Berita Acara dan Lampirannya kepada Panwalu Provinsi dan Saksi Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

317

Page 327: 2010 03 Sep 2010

(2) Sampul sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf b digunakan untuk memuat formulir berita acara dan sertifikat hasil penghitungan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Segel Pemilihan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf c digunakan untuk

menyegel dengan cara ditempel pada sampul kertas sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Alat tulis kantor termasuk komputer, printer, dan LCD proyektor sebagai pendukung

rapat. (5) Ruang rapat untuk melaksanakan rapat rekapitulasi di KPU Provinsi.

Paragraf 2

Penerimaan Berita Acara dan Sertifikat Rekapitulasi

dari KPU Kabupaten/Kota

Pasal 32 (1) KPU Provinsi menerima berita acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dan

sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam sampul tersegel dari KPU Kabupaten/Kota.

(2) Penerimaan berita acara rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan

menggunakan formulir Model DB5 - KWK.KPU. (3) KPU Provinsi sudah harus menerima berita acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan

suara dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah paling lama 2 (dua) hari setelah pelaksanaan rekapitulasi hasil perolehan suara di KPU Kabupaten/Kota selesai atau pada kesempatan pertama untuk wilayah tertentu yang mempunyai sarana transportasi terbatas.

Paragraf 3

Penyusunan Jadwal dan Pemberitahuan Pelaksanaan Rapat

Pasal 33

(1) Waktu pelaksanaan rapat rekapitulasi di KPU Provinsi dilaksanakan paling lama 3 (tiga)

hari terhitung sejak diterimanya Berita Acara dan Sertifikat hasil penghitungan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dari KPU Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3).

(2) KPU Provinsi menyusun jadwal waktu pelaksanaan rapat rekapitulasi dengan membagi

jumlah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja KPU Provinsi, sehingga rekapitulasi penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diselesaikan dalam waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

318

Page 328: 2010 03 Sep 2010

Pasal 34

(1) KPU Provinsi sudah harus menyampaikan surat pemberitahuan/undangan kepada peserta rapat yaitu saksi pasangan calon, Panwaslu Provinsi dan Ketua KPU Kabupaten/Kota mengenai pelaksanaan rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tingkat Provinsi, paling lama 2 (dua) hari sebelum pelaksanaan rapat.

(2) Dalam surat pemberitahuan/undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk tertib

penyelenggaraan rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di KPU Provinsi, dicantumkan ketentuan : a. saksi wajib membawa dan menyerahkan surat mandat yang ditandatangani oleh

pasangan calon/tim kampanye Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tingkat Provinsi dan undangan rapat kepada petugas di KPU Provinsi;

b. kepada pihak yang diundang, pada waktu hadir di tempat rapat, menyerahkan undangan kepada petugas di KPU Provinsi;

c. hari, tanggal dan waktu pelaksanaan rapat; d. tempat pelaksanaan rapat; e. Saksi harus hadir tepat waktu/sebelum rapat dimulai; dan f. Tata tertib rapat rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilu Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah.

Paragraf 4 Penyiapan Ruang Rapat

Pasal 35

(1) KPU Provinsi dalam menyiapkan ruang rapat harus memperhatikan kapasitas peserta

rapat, yaitu saksi pasangan calon dan Panwaslu Provinsi. (2) Apabila ruang rapat yang terdapat di kantor KPU Provinsi tidak memenuhi kapasitas

peserta rapat, KPU Provinsi berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah atau pihak lain setempat untuk mendapatkan ruang rapat yang memenuhi kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Ruang rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sudah disiapkan paling

lama 2 (dua) hari sebelum pelaksanaan rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara.

(4) KPU Provinsi mengadakan koordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat dan pihak

keamanan dalam rangka pengamanan rapat rekapitulasi hasil penghitungan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dari KPU Kabupaten/Kota.

319

Page 329: 2010 03 Sep 2010

Bagian Kedua Pelaksanaan

Paragraf 1

Penyiapan Bahan Rapat

Pasal 36

Paling lama 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara, KPU Provinsi menyiapkan bahan rapat, antara lain : a. Berita Acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah; b. perlengkapan administrasi dan sarana rekapitulasi penghitungan perolehan suara

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3); c. daftar hadir peserta rapat; dan d. alat tulis kantor termasuk komputer, printer, dan LCD Projector.

Pasal 37

Sebelum pelaksanaan rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara, KPU Provinsi melakukan kegiatan sebagai berikut : a. mengatur tempat rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dan tempat

duduk Saksi pasangan calon dan Panwaslu Provinsi serta Ketua KPU Kabupaten/Kota diatur sedemikian rupa, sehingga pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dapat diikuti oleh semua yang hadir dengan jelas;

b. mengatur alat keperluan administrasi yang disediakan sedemikian rupa, sehingga mudah

digunakan untuk keperluan rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara, yaitu formulir rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara (formulir Seri DC - KWK.KPU), sampul kertas, segel, dan peralatan lainnya.

Paragraf 2

Pembagian Tugas

Pasal 38

(1) KPU Provinsi dapat membentuk kelompok kerja rekapitulasi penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

(2) Pembagian tugas dalam kelompok kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam

pelaksanaan rekapitulasi penghitungan perolehan suara tingkat Provinsi, diatur sehingga setiap anggota kelompok kerja mendapatkan tugas sesuai dengan kedudukan dalam kelompok kerja tersebut.

320

Page 330: 2010 03 Sep 2010

Paragraf 3 Rapat Rekapitulasi Hasil

Penghitungan Perolehan Suara

Pasal 39

(1) Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dilaksanakan dalam rapat pleno KPU Provinsi yang dihadiri saksi pasangan calon dan Panwaslu Provinsi.

(2) Ketua KPU Provinsi memberikan penjelasan mengenai jadwal acara rapat dan tata cara

rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dalam pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, serta tata tertib rapat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di KPU Provinsi.

(3) Pelaksanaan rekapitulasi penghitungan perolehan suara dilakukan dengan membuka

sampul tersegel yang berisi Berita Acara pemungutan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara, sesuai dengan jadwal waktu untuk wilayah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, dengan kegiatan sebagai berikut : a. KPU Provinsi meneliti Berita Acara (Model DB - KWK.KPU) dan Catatan Pelaksanaan

Rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah di tingkat kabupaten/kota (Model DB1 - KWK.KPU) dan dicatat dalam Catatan pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat Provinsi. (Model DC1 - KWK.KPU);

b. KPU Provinsi meneliti Sertifikat Rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan

umum kepala daerah dan wakil kepala daerah tingkat Kabupaten/Kota (Lampiran Model DB1 - KWK.KPU) dan dicatat dalam Rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah tingkat Provinsi (Lampiran Model DC1 - KWK.KPU);

c. Kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b dilaksanakan secara

berurutan dimulai rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tiap-tiap kabupaten/kota secara berurutan sampai selesai;

d. Dalam pelaksanaan kegiatan huruf a, huruf b, dan huruf c, KPU Provinsi mencatat

kejadian khusus yang terjadi dalam Formulir Pernyataan keberatan saksi dan kejadian khusus yang berhubungan dengan rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di KPU Provinsi (Model DC2 - KWK.KPU) dan apabila tidak ada kejadian khusus, dicatat “NIHIL”.

(4) Panwaslu Provinsi wajib menyampaikan laporan atas dugaan adanya pelanggaran,

penyimpangan dan/atau kesalahan dalam pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kepada KPU Provinsi.

321

Page 331: 2010 03 Sep 2010

(5) Saksi pasangan calon dapat menyampaikan laporan atas dugaan adanya pelanggaran, penyimpangan dan/atau kesalahan dalam pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kepada KPU Provinsi.

(6) KPU Provinsi wajib langsung menindaklanjuti laporan sebagaimana dimaksud pada ayat

(4) dan ayat (5) pada hari pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Paragraf 2

Penyusunan Berita Acara dan Sertifikat

Pasal 40

(1) KPU Provinsi membuat berita acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan membuat sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara (Model DC - KWK.KPU dan Model DC1 - KWK.KPU).

(2) Berita Acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dan sertifikat rekapitulasi

hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh Ketua dan seluruh anggota KPU Provinsi serta saksi pasangan calon yang hadir dan dibubuhi cap KPU Provinsi.

(3) Dalam hal terdapat anggota KPU Provinsi dan/atau saksi pasangan calon , tetapi tidak

bersedia menandatangani sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berita acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ditandatangani oleh Ketua dan anggota KPU Provinsi dan saksi pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang hadir yang bersedia menandatangani.

(4) KPU Provinsi wajib memberikan 1 (satu) rangkap berita acara dan sertifikat penghitungan

suara di KPU Provinsi, untuk :

a. saksi pasangan calon; b. Panitia Pengawas Pemilu Provinsi; dan c. ditempel di tempat umum.

Pasal 41

KPU Provinsi mengumumkan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tempat umum atau di tempat yang mudah diakses oleh masyarakat termasuk di kantor KPU Provinsi.

322

Page 332: 2010 03 Sep 2010

Pasal 42

(1) Dalam hal Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur, setelah membuat berita acara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, paling lama 1 (satu) hari diputuskan dalam rapat pleno KPU Provinsi untuk menetapkan pasangan calon terpilih.

(2) Penetapan pasangan calon terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan

kepada DPRD Provinsi setelah jangka waktu 3 (tiga) hari. (3) Dalam hal terdapat keberatan terhadap hasil Pemilu oleh pasangan calon lainnya ke

Mahkamah Konstitusi, KPU menyampaikan pemberitahuan kepada DPRD Provinsi berkenaan adanya keberatan tersebut.

(4) Setelah putusan Mahkamah Konstitusi terhadap perselisihan hasil Pemilu, KPU Provinsi

melaksanakan putusan Mahkamah Konstitusi, dengan ketentuan :

a. dalam hal amar putusan Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa permohonan pemohon ditolak, KPU Provinsi menyampaikan penetapan pasangan calon terpilih paling lama 3 (tiga) hari setelah menerima salinan putusan;

b. dalam hal amar putusan Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa permohonan

pemohon diterima sebagian atau seluruhnya :

1) apabila putusan tersebut bersifat putusan akhir, setelah KPU Provinsi melaksanakan putusan tersebut dan melaporkan kepada Mahkamah Konstitusi serta berlaku ketentuan ayat (4) huruf a;

2) apabila putusan tersebut bersifat putusan sela, KPU Provinsi :

a) melaksanakan putusan Mahkamah Konstitusi dalam tenggat waktu yang ditetapkan;

b) melaporkan pelaksanaan putusan tersebut kepada Mahkamah Konstitusi; c) melaksanakan putusan akhir Mahkamah Konstitusi; dan d) melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a.

BAB VI

REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA ULANG

Pasal 43

(1) Rekapitulasi hasil penghitungan suara ulang berupa rekapitulasi hasil penghitungan suara di PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi.

(2) Rekapitulasi hasil penghitungan suara di PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi

dapat diulang apabila terjadi keadaan :

323

Page 333: 2010 03 Sep 2010

a. rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan secara tertutup; b. rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan di tempat yang kurang terang atau

kurang mendapatkan penerangan cahaya; c. rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan dengan suara yang kurang jelas; d. rekapitulasi hasil penghitungan suara dicatat dengan tulisan yang kurang jelas; e. saksi pasangan calon, Panitia Pengawas Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah, dan warga masyarakat tidak dapat menyaksikan proses rekapitulasi hasil penghitungan suara secara jelas; dan/atau

f. rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan di tempat lain atau waktu lain dari yang telah ditentukan.

(3) Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), saksi pasangan calon

atau Panwaslu kecamatan, Panwaslu kabupaten/kota, dan Panwaslu Provinsi dapat mengusulkan untuk dilaksanakan rekapitulasi hasil penghitungan suara ulang di PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi yang bersangkutan.

(4) Rekapitulasi hasil penghitungan suara ulang di PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan KPU

Provinsi harus dilaksanakan dan selesai pada hari/tanggal pelaksanaan rekapitulasi. (5) Rekapitulasi hasil penghitungan suara ulang yang disebabkan kerusuhan yang

mengakibatkan rekapitulasi hasil penghitungan suara tidak dapat dilanjutkan dilaksanakan paling lama 5 (lima) hari setelah hari/tanggal pemungutan suara berdasarkan keputusan PPK, atau KPU kabupaten/kota, atau KPU provinsi.

Pasal 44

(1) Dalam hal terjadi perbedaan jumlah suara pada sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan

suara dari PPK dengan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara yang diterima oleh KPU Kabupaten/Kota, atas usul saksi pasangan calon tingkat Kabupaten/Kota, saksi pasangan calon tingkat Kecamatan, Panwaslu Kabupaten/Kota, atau Panwaslu Kecamatan, KPU Kabupaten/Kota melakukan pembetulan data setelah melaksanakan pengecekan dan/atau rekapitulasi ulang data yang termuat pada sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara untuk PPK yang bersangkutan.

(2) Dalam hal terjadi perbedaan data jumlah suara pada sertifikat rekapitulasi hasil

penghitungan suara dari KPU Kabupaten/Kota dengan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara yang diterima oleh KPU Provinsi, atas usul saksi tingkat Provinsi, saksi pasangan calon tingkat Kabupaten/Kota, Panwaslu Provinsi, atau Panwaslu Kabupaten/ Kota, KPU Provinsi melakukan pembetulan data setelah melaksanakan pengecekan dan/ atau rekapitulasi ulang data yang termuat pada sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara untuk KPU Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

Pasal 45

(1) Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2), saksi pasangan

calon atau Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Provinsi dapat mengusulkan untuk dilaksanakan rekapitulasi hasil penghitungan suara ulang di PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi yang bersangkutan.

324

Page 334: 2010 03 Sep 2010

(2) Rekapitulasi hasil penghitungan suara ulang di PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi harus dilaksanakan dan selesai pada hari/tanggal pelaksanaan rekapitulasi.

BAB VII

PENETAPAN CALON TERPILIH, PENGESAHAN PENGANGKATAN, DAN PELANTIKAN

Bagian Kesatu

Penetapan Calon Terpilih dan Pengesahan Pengangkatan

Pasal 46 (1) Pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang memperoleh suara lebih dari

50% (lima puluh persen) jumlah suara sah ditetapkan sebagai pasangan calon terpilih.

(2) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi, pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang memperoleh suara lebih dari 30% (tiga puluh persen) dari jumlah suara sah, pasangan calon yang perolehan suaranya terbesar ditetapkan sebagai pasangan calon terpilih dengan Keputusan KPU Provinsi atau Keputusan KPU Kabupaten/Kota.

(3) Dalam hal pasangan calon yang perolehan suara terbesar sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) terdapat lebih dari satu pasangan calon yang perolehan suaranya sama, penentuan pasangan calon terpilih dilakukan berdasarkan wilayah perolehan suara yang lebih luas.

(4) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak terpenuhi, atau tidak ada

yang mencapai 30% (tiga puluh persen) dari jumlah suara sah, dilakukan pemilihan putaran kedua yang diikuti oleh pemenang pertama dan pemenang kedua.

(5) Apabila pemenang pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diperoleh dua pasangan

calon, kedua pasangan calon tersebut berhak mengikuti pemilihan putaran kedua. (6) Apabila pemenang pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diperoleh tiga pasangan

calon atau lebih, penentuan peringkat pertama dan kedua dilakukan berdasarkan wilayah perolehan suara yang lebih luas.

(7) Apabila pemenang kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diperoleh lebih dari satu

pasangan calon, penentuannya dilakukan berdasarkan wilayah perolehan suara yang lebih luas.

(8) Pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang memperoleh suara terbanyak

pada putaran kedua ditetapkan sebagai pasangan calon terpilih dengan Keputusan KPU Provinsi atau Keputusan KPU Kabupaten/Kota.

325

Page 335: 2010 03 Sep 2010

Pasal 47 (1) Dalam hal calon wakil kepala daerah terpilih berhalangan tetap, calon kepala daerah

terpilih dilantik menjadi kepala daerah. (2) Calon kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diusulkan oleh DPRD kepada

Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi calon gubernur dan kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur bagi calon bupati/walikota untuk disahkan menjadi kepala daerah.

(3) Kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengusulkan 2 (dua) orang calon

wakil kepala daerah kepada DPRD, berdasarkan usul partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calonnya terpilih dalam pemilihan, untuk dipilih dalam rapat paripurna DPRD.

(4) Dalam hal kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari calon

perseorangan, kepala daerah mengusulkan dua orang calon wakil kepala daerah kepada DPRD, untuk dipilih dalam rapat paripurna DPRD.

(5) Pemilihan wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4),

dilaksanakan dalam rapat paripurna DPRD yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 (tiga perempat) dari jumlah anggota DPRD, yang mekanisme pelaksanaannya sesuai dengan peraturan tata tertib DPRD, paling lama 60 (enam puluh) hari sejak dinyatakan berhalangan tetap.

(6) Hasil pemilihan wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ditetapkan

dengan keputusan DPRD dan selanjutnya diusulkan kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi calon wakil gubernur dan kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur bagi calon wakil bupati/wakil walikota untuk disahkan dan selanjutnya dilantik menjadi wakil kepala daerah.

Pasal 48

(1) Dalam hal calon kepala daerah terpilih berhalangan tetap, calon wakil kepala daerah

terpilih dilantik menjadi kepala daerah. (2) Calon wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diusulkan oleh DPRD

kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi calon gubernur dan kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur bagi calon bupati/walikota untuk disahkan menjadi kepala daerah.

(3) Kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengusulkan 2 (dua) orang calon

wakil kepala daerah kepada DPRD berdasarkan usul partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calonnya terpilih dalam pemilihan untuk dipilih dalam rapat paripurna DPRD.

(4) Dalam hal kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari calon

perseorangan, kepala daerah mengusulkan dua orang calon wakil kepala daerah kepada DPRD, untuk dipilih dalam rapat paripurna DPRD.

326

Page 336: 2010 03 Sep 2010

(5) Pemilihan wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (3a),

dilaksanakan dalam rapat paripurna DPRD yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 (tiga perempat) dari jumlah anggota DPRD, yang mekanisme pelaksanaannya sesuai dengan peraturan tata tertib DPRD, paling lama 60 (enam puluh) hari sejak dinyatakan berhalangan tetap.

(6) Hasil pemilihan wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ditetapkan

dengan keputusan DPRD dan selanjutnya diusulkan kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi calon wakil gubernur dan kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur bagi calon wakil bupati/wakil walikota, untuk disahkan dan selanjutnya dilantik menjadi wakil kepala daerah.

Pasal 49

(1) Dalam hal pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih berhalangan

tetap, partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calonnya meraih suara terbanyak pertama dan kedua, mengusulkan pasangan calon kepada DPRD untuk dipilih menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah paling lama 60 (enam puluh) hari sejak dinyatakan berhalangan tetap.

(2) Dalam hal pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang berasal

dari calon perseorangan berhalangan tetap, pasangan calon yang meraih suara terbanyak kedua dan ketiga diusulkan KPUD kepada DPRD untuk dipilih menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak dinyatakan berhalangan tetap.

(3) Pemilihan pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dan ayat (1a), dilaksanakan dalam rapat paripurna DPRD yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 (tiga perempat) dari jumlah anggota DPRD, yang mekanisme pelaksanaannya sesuai dengan peraturan tata tertib DPRD.

(4) Hasil pemilihan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dengan keputusan DPRD dan selanjutnya diusulkan kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi calon gubernur/wakil gubernur dan kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur bagi pasangan calon bupati/wakil bupati atau pasangan calon walikota/wakil walikota, untuk disahkan dan selanjutnya dilantik menjadi kepala daerah/wakil kepala daerah.

Pasal 50

(1) Pasangan calon dan/atau tim kampanye yang terbukti melakukan pelanggaran

menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi pemilih, berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dikenai sanksi sebagai pembatalan pasangan calon.

327

Page 337: 2010 03 Sep 2010

(2) Pembatalan pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota berdasarkan hasil rapat pleno KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), berlaku bagi pasangan calon

terpilih.

Pasal 51

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50, dalam hal pasangan calon terpilih telah dilantik sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun 2005 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008

Pasal 52

(1) DPRD Provinsi mengusulkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih,

paling lama dalam waktu 3 (tiga) hari kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri berdasarkan berita acara penetapan pasangan calon terpilih dari KPU Provinsi dan dilengkapi berkas pemilihan untuk mendapatkan pengesahan pengangkatan.

(2) DPRD kabupaten/kota mengusulkan pasangan calon Bupati/Wakil Bupati atau pasangan

calon Walikota/Wakil Walikota terpilih, paling lama dalam waktu 3 (tiga) hari kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur berdasarkan berita acara penetapan pasangan calon terpilih dari KPU Kabupaten/Kota dan dilengkapi berkas pemilihan untuk mendapatkan pengesahan pengangkatan.

(3) Berdasarkan usul Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),

Presiden mengesahkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, dan Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden mengesahkan pengangkatan pasangan calon Bupati/Wakil Bupati atau pasangan calon Walikota/Wakil Walikota paling lama dalam waktu 30 (tiga puluh) hari.

Pasal 53

(1) Pengesahan pengangkatan pasangan calon Gubernur/Wakil Gubernur terpilih dilakukan

oleh Presiden paling lama dalam waktu 30 (tiga puluh) hari. (2) Pengesahan pengangkatan pasangan calon Bupati/Wakil Bupati atau pasangan calon

Walikota/Wakil Walikota terpilih dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden paling lama dalam waktu 30 (tiga puluh) hari.

Pasal 54

(1) Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebelum memangku jabatannya dilantik dengan

mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh pejabat yang melantik.

328

Page 338: 2010 03 Sep 2010

(2) Sumpah/janji Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut : “Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji akan memenuhi kewajiban saya sebagai Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menjalankan segala Undang-Undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada masyarakat, nusa dan bangsa.”

(3) Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

memegang jabatan selama 5 (lima) tahun terhitung sejak pelantikan dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk satu kali masa jabatan.

Pasal 55

(1) Gubernur dan Wakil Gubernur sebelum memangku jabatannya dilantik oleh Menteri

Dalam Negeri atas nama Presiden. (2) Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota sebelum memangku

jabatannya, dilantik oleh Gubernur atas nama Presiden. (3) Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan

Wakil Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dilaksanakan dalam Rapat Paripurna DPRD.

(4) Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan

Wakil Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dilaksanakan di gedung DPRD dalam Rapat Paripurna DPRD yang bersifat istimewa atau di tempat lain yang dipandang layak untuk itu.

(5) Pada acara Pelantikan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Provinsi/ Kabupaten/ Kota,

dilaksanakan juga serah terima jabatan dihadapan Pejabat yang melantik, kecuali dengan pertimbangan keadaan atau situasi yang tidak memungkinkan, serah terima jabatan dapat dilaksanakan pada waktu dan tempat yang ditentukan kemudian paling lama 1 (satu) minggu setelah tanggal pelantikan.

Bagian Kedua

Pelantikan

Pasal 56

Tata cara pelantikan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sesuai dengan Peraturan Tata Tertib DPRD.

329

Page 339: 2010 03 Sep 2010

BAB VIII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 57

(1) Dalam melaksanakan tugas, wewenang dan kewajibannya sebagai penyelenggara pemilihan, KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota menyampaikan laporan untuk setiap tahap pelaksanaan pemilihan umum kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kepada DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota dan menyampaikan informasi kegiatannya kepada masyarakat.

(2) Setelah semua tahapan penyelenggaraan pemilihan dilaksanakan, KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran yang diterima KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota dari APBD kepada DPRD Provinsi/ DPRD Kabupaten/Kota .

(3) Laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), disampaikan setelah dilakukan pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan/atau aparat pengawas fungsional lainnya.

Pasal 58

Ketentuan tata cara pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini, berlaku untuk tata cara pelaksanaan rekapitulasi hasil perolehan suara oleh PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi apabila terjadi dilaksanakan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Putaran Kedua.

Pasal 59

Pelanggaran terhadap ketentuan penghitungan suara di PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi dikenakan sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008.

Pasal 60

(1) Penyimpanan Dokumen Berita Acara beserta lampiran dan alat kelengkapan penghitungan suara yang ada di PPK disimpan di Kantor Kecamatan.

(2) Penyimpanan Berita Acara tersebut sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan setelah PPS dan PPK dibubarkan.

Pasal 61

(1) Dalam proses rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi dalam Peraturan ini, tidak menggunakan bentuk formulir sebagaimana dimaksud dalam Lampiran IV Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 jis Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008.

330

Page 340: 2010 03 Sep 2010

(2) Bentuk dan jenis formulir rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara oleh PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi adalah sebagaimana dimaksud dalam lampiran Peraturan ini.

Pasal 62

Untuk pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dalam pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussallam, berlaku Peraturan ini dengan ketentuan : a. perkataan KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota di baca KIP Provinsi dan/atau

KIP Kabupaten/Kota di wilayah KIP Provinsi Nanggroe Aceh Darussallam; b. berkennaan denga formulir Seri A sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini disesuaikan

dengan nomenklatur yang berlaku sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

Pasal 63

(1) KPU Kabupaten/Kota dapat menjalin kerjasama dengan instansi kepolisian dalam

menjaga keamanan dalam proses rekapitulasi penghitungan suara di PPK dan KPU Kabupaten/ Kota dalam penyelenggaraan Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota.

(2) KPU Provinsi dapat menjalin kerjasama dengan instansi kepolisian dalam menjaga

keamanan dalam proses rekapitulasi penghitungan suara di PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi dalam penyelenggaraan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur.

(3) KPU Provinsi dapat menjalin kerjasama dengan Pemerintah Daerah Provinsi dalam

penyediaan fasilitas untuk rekapitulasi penghitungan suara pada tingkat Provinsi. (4) KPU Kabupaten/Kota dapat menjalin kerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/

Kota dalam penyediaan fasilitas untuk rekapitulasi penghitungan suara pada tingkat Kabupaten/Kota.

(5) PPK dapat menjalin kerjasama dengan Camat dalam penyediaan fasilitas untuk

rekapitulasi penghitungan suara pada tingkat PPK.

Pasal 64

Dalam pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, PPK, KPU Kabupaten/Kota dan KPU Provinsi dapat menggunakan sarana komputer dan peralatan pendukungnya.

Pasal 65

Dalam menyelesaikan perselisihan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah : a. KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota sebagai termohon berpedoman kepada

Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008;

331

Page 341: 2010 03 Sep 2010

b. Anggota KPU Provinsi dan/atau Anggota KPU Kabupaten/Kota, serta PPK, PPS, dan KPPS

di wilayah kerjanya tidak dibenarkan menjadi saksi/saksi ahli dari pasangan calon sebagai pihak pemohon.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 66 Dengan berlakunya Peraturan ini : a. KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota yang sedang melaksanakan proses

rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh PPK, KPU kabupaten/kota, dan KPU Provinsi, penetapan calon terpilih, pengesahan pengangkatan, dan pelantikan, tetap mengacu pada Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 73 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh Panitia Pemilihan Kecamatan, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan Komisi Pemilihan Umum Provinsi, serta Penetapan Calon Terpilih, Pengesahan Pengangkatan, dan Pelantikan;

b. KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota yang sedang melaksanakan proses

pengadaan perlengkapan penghitungan suara, dan apabila sudah menetapkan pemenang, berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran V Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 jis Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 67

Untuk keperluan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur atau Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota, KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota menetapkan pedoman teknis tentang tata cara pelaksanaan penghitungan suara di KPU Provinsi, KPU Kabupaten/ Kota, dan PPK dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dengan berpedoman kepada Peraturan ini.

Pasal 68 Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 73 Tahun 2009 tentang pedoman tata cara pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dalam pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah oleh panitia pemilihan kecamatan, komisi pemilihan umum kabupaten/kota, dan komisi pemilihan umum provinsi, serta penetapan calon terpilih, Pengesahan pengangkatan, dan pelantikan, dinyatakan tidak berlaku.

332

Page 342: 2010 03 Sep 2010

Pasal 69

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010 KETUA, Ttd. Prof. Dr. H.A. HAFIZ ANSHARY AZ, M.A. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, Ttd. PATRIALIS AKBAR BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 306

333

Page 343: 2010 03 Sep 2010

Lampiran : Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 16 Tahun 2010

CONTOH JENIS FORMULIR REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA

PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DI PPS, PPK, KPU KABUPATEN/KOTA DAN KPU PROVINSI

1. Model D4 - KWK.KPU : Surat pengantar Penyampaian berita acara pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS dalam wilayah kerja PPS.

2. Model DA - KWK.KPU : Berita acara rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat Kecamatan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan.

3. Model DA - A - KWK.KPU

: Rekapitulasi catatan pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara dalam wilayah Desa/Kelurahan.

4. Lampiran Model DA - A - KWK.KPU

: Rekapitulasi sertifikat hasil penghitungan suara untuk pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di TPS dalam wilayah Desa/Kelurahan atau sebutan lainnya.

5. Model DA1 – KWK.KPU : Catatan pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat Kecamatan.

6. Lampiran Model DA1 - KWK.KPU (Ukuran Kecil)

: Sertifikat Rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah tingkat kecamatan.

7. Lampiran Model DA1 - KWK.KPU (Ukuran Besar)

: Rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah tingkat kecamatan.

8. Model DA2 - KWK.KPU : Pernyataan keberatan saksi dan kejadian khusus yang berhubungan dengan rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Panitia Pemilihan Kecamatan.

9. Model DA3 - KWK.KPU : Surat Pemberitahuan waktu dan tempat rekapitulasi penghitungan suara tingkat kecamatan.

10. Model DA4 - KWK.KPU : Surat pengantar penyampaian Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara di PPK.

11. Model DA5 - KWK.KPU Berita Acara Penerimaan Kotak, Berkas, Kelengkapan, Administrasi dari Panitia Pemilihan Kecamatan.

334

Page 344: 2010 03 Sep 2010

12. Model DA6 - KWK.KPU Tanda Terima Berita Cara dan Sertifikat Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tingkat Kecamatan.

13. Model DB - KWK.KPU Berita acara rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat Kabupaten/Kota oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota.

14. Model DB1 - KWK.KPU Catatan pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat Kabupaten/Kota.

15. Lampiran Model DB1 - KWK.KPU

Sertifikat Rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah tingkat Kabupaten/Kota.

16. Model DB2 - KWK.KPU Pernyataan keberatan saksi dan kejadian khusus yang berhubungan dengan rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota.

17. Model DB3 - KWK.KPU Surat Pemberitahuan waktu dan tempat rekapitulasi penghitungan suara tingkat Kabupaten/Kota.

18. Model DB4 - KWK.KPU Surat pengantar penyampaian Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dan lampirannya dari KPU Kabupaten/Kota ke KPU Provinsi.

19. Model DB5 - KWK.KPU Berita Acara Penerimaan Berkas, Kelengkapan, Administrasi dari KPU Kabupaten/Kota.

20. Model DB6 - KWK.KPU Tanda Terima Berita Cara dan Sertifikat Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tingkat Kabupaten.

21. Model DC - KWK.KPU Berita acara rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat Provinsi oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi.

22. Model DC1 - KWK.KPU Catatan pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat Provinsi.

23. Lampiran Model DC1 - KWK.KPU

Rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah tingkat Provinsi.

24. Model DC2 - KWK.KPU Pernyataan keberatan saksi dan kejadian khusus yang berhubungan dengan rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di KPU Provinsi.

25. Model DC3 - KWK.KPU Surat Pemberitahuan waktu dan tempat rekapitulasi penghitungan suara tingkat Komisi Pemilihan Umum Provinsi.

335

Page 345: 2010 03 Sep 2010

26. Model DC4 - KWK.KPU Tanda Terima Berita Cara dan Sertifikat Rekapitulasi

Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tingkat Provinsi.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2010

KETUA,

Ttd.

Prof. DR. H.A. HAFIZ ANSHARY AZ, M.A.

336

Page 346: 2010 03 Sep 2010

Perihal :

Bersama ini disampaikan Berita Acara Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara

di TPS oleh KPPS dan lampirannya (dalam kotak suara yang masih dikunci dan disegel) di wilayah :

Desa/Kelurahan : ……………………………………………….. Kecamatan : ……………………………………………….. Kabupaten/Kota : ……………………………………………….. Provinsi : ………………………………………………..

Dengan rincian : 1. Jumlah TPS : ................................................... (lengkap/belum lengkap)*) 2. Jumlah Kotak Suara : ................................................... ( .................................................. ) dalam keadaan masih

dikunci dan disegel

…………………. , …………………. 20 ….

YANG MENYERAHKAN PANITIA PEMUNGUTAN SUARA

KETUA,

(……………………………………………………..) NAMA JELAS

YANG MENERIMA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN,

(……………………………………………………..) NAMA JELAS

KETERANGAN : 1. *) coret yang tidak perlu, beserta alasannya apabila tidak lengkap 2. Dibuat 2 rangkap, untuk

- PPS 1 rangkap; dan - PPK 1 rangkap.

Kepada Yth. Ketua PPK ....................................... di- …………………………………. ………………………………….

Penyampaian Berita Acara pemungutan dan penghitungan suara di TPS dalam wilayah kerja PPS .......................................

MODEL D4 - KWK.KPU CONTOH

337

Page 347: 2010 03 Sep 2010

BERITA ACARA

REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DI TINGKAT KECAMATAN OLEH PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN

Pada hari ini ……………. tanggal …………… bulan ……………. tahun ………….. Panitia Pemilihan Kecamatan mengadakan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam rapat Panitia Pemilihan Kecamatan, dihadiri oleh saksi pasangan calon Kepala Daerah, pengawas Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, pemantau Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan anggota masyarakat bertempat di : Kecamatan : ........................................................................... Kabupaten/Kota : ........................................................................... Provinsi : ........................................................................... Telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut : 1. Mencatat hal-hal sebagai berikut :

a. Jumlah pemilih dalam salinan daftar pemilih tetap untuk PPS di wilayah PPK yang bersangkutan;

b. Jumlah pemilih dalam salinan daftar pemilih tetap untuk PPS di wilayah PPK yang bersangkutan menggunakan hak pilih;;

c. Jumlah pemilih terdaftar yang tidak menggunakan hak pilih dari seluruh PPS di wilayah PPK yang bersangkutan;

d. Jumlah pemilih dari TPS lain; e. Jumlah surat suara yang diterima oleh PPS dalam wilayah PPK (termasuk cadangan); f. Jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru dicoblos

dari seluruh PPS di wilayah PPK yang bersangkutan; g. Jumlah surat suara tidak terpakai dari seluruh PPS di wilayah PPK yang

bersangkutan; h. Jumlah surat suara yang terpakai dari seluruh PPS di wilayah PPK yang terdiri dari

suara sah dan suara tidak sah.

2. Pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara dengan menghitung perolehan suara masing-masing pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

3. Keberatan/kejadian khusus yang diajukan oleh saksi, terlampir dalam Model DA 2 – KWK.KPU.

Demikian Berita ……

MODEL DA - KWK.KPU CONTOH

338

Page 348: 2010 03 Sep 2010

 

Demikian Berita Acara dibuat dalam …… ( …………………… ) rangkap yang masing-masing rangkap ditandatangani oleh Ketua, dan Anggota-anggota PPK serta saksi utusan pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang hadir. Berita Acara ini dilampiri :

1. Rekapitulasi Catatan Pelaksanaan Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di TPS dalam Wilayah Desa/Kelurahan (Model DA-A KWK.KPU)

2. Rekapitulasi Sertifikat Hasil Penghitungan Suara untuk Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di TPS dalam Wilayah Desa/Keluarahan (Lampiran Model DA-A KWK.KPU)

3. Catatan Pelaksanaan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tingkat Kecamatan (Model DA 1 – KWK.KPU);

4. Sertifikat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tingkat Kecamatan (lampiran Model DA 1 – KWK.KPU);

5. Pernyataan Keberatan Saksi dan Kejadian Khusus Yang Berhubungan Dengan Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tingkat Kecamatan (Model DA 2 – KWK.KPU).

Masing-masing rangkap Berita Acara disampaikan kepada : 1. 1 (satu) rangkap untuk KPU Kabupaten/Kota; 2. 1 (satu) rangkap untuk saksi yang hadir.

PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN

NO. Nama Tanda Tangan

1. Ketua …………………………………………. ……………………………

2. Anggota …………………………………………. …………………………….

3. Anggota …………………………………………. ……………………………..

4. Anggota …………………………………………. ……………………………..

5. Anggota ………………………………………….. ……………………………..

Saksi – saksi dari pasangan calon Kepala Daerah dan calon Wakil Kepala Daerah

NO. Nama Saksi dari nomor urut pasangan calon Kepala

Daerah dan calon Wakil Kepala Daerah

Tanda Tangan

1. ………………………….. ………………………….. ( …………………….. )

2. ………………………….. ………………………….. ( …………………….. )

3. ………………………….. ………………………….. ( …………………….. )

4. ………………………….. ………………………….. ( …………………….. )

5. ………………………….. ………………………….. ( …………………….. )

339

Page 349: 2010 03 Sep 2010

DESA / KELURAHAN :____________________________________________________KECAMATAN :____________________________________________________KABUPATEN/KOTA :____________________________________________________PROVINSI :____________________________________________________

TPS TPS TPS TPS TPS TPS TPS TPS TPS TPS TPS TPS TPS TPS TPS TPS…… …… …… …… …… …… …… …… …… …… …… …… …… …… …… ……

1

2

3

JUMLAH AKHIR /JUMLAH

PINDAHAN

……………………………dan …………………………………

……………………………dan …………………………………

……………………………dan …………………………………

A

Rekapitulasi Sertifikat Hasil Penghitungan Suara untuk Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di TPS dalam Wilayah Desa/Kelurahan( diisi berdasarkan formulir LAMPIRAN Model C1-KWK.KPU )

NOMOR DAN NAMA PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Jumlah Pindahan (Bila

lebih 1 halaman)

TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA

LAMPIRAN MODEL DA-A KWK.KPU

CONTOH

4

B

C JUMLAH SUARA SAH dan TIDAK SAH

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk Seluruh Pasangan Calon

JUMLAH SUARA TIDAK SAH

……………………………dan …………………………………

Panitia Pemilihan Kecamatan  Saksi Pasangan Calon No  Nama  Jabatan  Tanda Tangan No Nama Nama calon  Tanda Tangan1  Ketua  1  

2  Anggota  2  

3  Anggota  3  

4  Anggota  4  

5  Anggota  5  

 

340

Page 350: 2010 03 Sep 2010

CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM

KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DI TINGKAT KECAMATAN

Kecamatan : Kabupaten/Kota : Provinsi :

NO. URAIAN

Desa/Kelurahan JUMLAH AKHIR/

DIPINDAHKAN

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

A. Data Pemilih 1 Jumlah pemilih dalam Salinan

Daftar Pemilih Tetap (DPT) (A.2+A.3)

Laki-laki Perempuan

Jumlah 2 Jumlah pemilih dalam Salinan

DPT yang menggunakan hak pilih.

Laki-laki Perempuan

Jumlah 3 Jumlah Pemilih dalam Salinan

DPT yang tidak menggunakan hak pilih

Laki-laki Perempuan

Jumlah 4 Jumlah Pemilih dari TPS lain.

TANDA TANGAN PPK

1........... 2.......... 3............. 4........... 5...........

TANDA TANGAN SAKSI PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

1........... 2.......... 3............ 4........... 5...........

MODEL DA1 - KWK.KPU CONTOH 341

Page 351: 2010 03 Sep 2010

B. Penerimaan dan Penggunaan Surat Suara 1. Surat suara yang diterima (termasuk cadangan)

2. Surat suara yang terpakai.

3. Surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru dicoblos

4. Surat suara yang tidak terpakai.

NO. URAIAN

Desa/Kelurahan JUMLAH

AKHIR/ DIPINDAHKAN

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 A. Klasifikasi Surat Suara yang terpakai, berisi suara sah dan tidak sah dan Jumlah TPS/PPS

1. Surat suara sah untuk seluruh pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

2. Surat suara tidak sah

3. Jumlah Suara Sah dan tidak Sah

4. Jumlah TPS

5. Jumlah PPS

……………….., …………………………..20…..

PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN SAKSI PASANGAN CALON KEPALA DAERAH WAKIL KEPALA

DAERAH No Nama Jabatan Tanda Tangan No Nama Nama Pasangan Calon Tanda Tangan 1 Ketua 1

2 Anggota 2

3 Anggota 3

4 Anggota 4

5 Anggota 5

342

Page 352: 2010 03 Sep 2010

 SERTIFIKAT REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA

PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TINGKAT KECAMATAN

PEMILIHAN UMUM : GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR/BUPATI DAN WAKIL BUPATI/WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA*) KECAMATAN : KABUPATEN/KOTA : PROVINSI : A. SUARA SAH

NO. NAMA PASANGAN CALON KEPALA DAERAH

DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PEROLEHAN SUARA UNTUK PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH JUMLAH

AKHIR/ PINDAHAN

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1. …………………………………………………………

dan

…………………………………………………………

2. …………………………………………………………

dan

…………………………………………………………

JUMLAH PEROLEHAN SUARA SAH UNTUK SELURUH PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

 TANDA TANGAN PPK

1........... 2.......... 3............. 4........... 5...........

TANDA TANGAN SAKSI PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

1........... 2.......... 3............ 4........... 5...........

B.SUARA …………

LAMPIRAN MODEL DA 1 – KWK.KPU

Ukuran Kecil

CONTOH 343

Page 353: 2010 03 Sep 2010

B. SUARA TIDAK SAH

NO. URAIAN Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Jumlah Akhir/

Pindahan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 SUARA TIDAK SAH

 C. SUARA SAH dan TIDAK SAH

NO. URAIAN Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Jumlah Akhir/

Pindahan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 JUMLAH SUARA SAH DAN TIDAK SAH

 Catatan : - *) Coret yang tidak perlu. - Apabila terdapat kesalahan penulisan angka dalam kolom 3 s/d 13, dicoret angka yang salah, kemudian angka yang benar diperbaiki dan harus

diparaf oleh Ketua PPK.

PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN SAKSI PASANGAN CALON

No Nama Jabatan Tanda Tangan No Nama Nama Pasangan Calon

Tanda Tangan

1 Ketua 1 2 Anggota 2 3 Anggota 3 4 Anggota 4 5 Anggota 5

 

344

Page 354: 2010 03 Sep 2010

 REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA

PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TINGKAT KECAMATAN

PEMILIHAN UMUM : GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR/BUPATI DAN WAKIL BUPATI/WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA*) KECAMATAN : KABUPATEN/KOTA : PROVINSI : A. SUARA SAH

NO. NAMA PASANGAN CALON KEPALA DAERAH

DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PEROLEHAN SUARA UNTUK PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH JUMLAH

AKHIR/ PINDAHAN

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1. …………………………………………………………

dan

…………………………………………………………

2. …………………………………………………………

dan

…………………………………………………………

JUMLAH PEROLEHAN SUARA SAH UNTUK SELURUH PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

 TANDA TANGAN PPK

1........... 2.......... 3............. 4........... 5...........

TANDA TANGAN SAKSI PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

1........... 2.......... 3............ 4........... 5...........

B.SUARA …………

LAMPIRAN MODEL DA 1 – KWK.KPU

Ukuran Besar

CONTOH 345

Page 355: 2010 03 Sep 2010

B. SUARA TIDAK SAH

NO. URAIAN Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Jumlah Akhir/

Pindahan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 SUARA TIDAK SAH

 C. SUARA SAH dan TIDAK SAH

NO. URAIAN Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Desa ………

Jumlah Akhir/

Pindahan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 JUMLAH SUARA SAH DAN TIDAK SAH

 Catatan : - *) Coret yang tidak perlu - Apabila terdapat kesalahan penulisan angka dalam kolom 3 s/d 13, dicoret angka yang salah, kemudian angka yang benar diperbaiki dan harus

diparaf oleh Ketua PPK.

PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN SAKSI PASANGAN CALON

No Nama Jabatan Tanda Tangan No Nama Nama Pasangan Calon

Tanda Tangan

1 Ketua 1 2 Anggota 2 3 Anggota 3 4 Anggota 4 5 Anggota 5

 

346

Page 356: 2010 03 Sep 2010

PERNYATAAN KEBERATAN SAKSI DAN KEJADIAN KHUSUS YANG BERHUBUNGAN DENGAN

REKAPITULASI PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DI PANITIA PEMILIH KECAMATAN

Kecamatan : .......................................................................................

Kabupaten/Kota *) : .......................................................................................

Provinsi : .......................................................................................

Catatan pernyataan keberatan oleh saksi dan kejadian khusus sebagai berikut :

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………. , …………. 20 ….

SAKSI YANG MENGAJUKAN KEBERATAN,

(…………………………………………..)

PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN KETUA,

(…………………………………………..)

*) Catatan : Apabila tidak ada keberatan agar ditulis ”NIHIL”

MODEL DA2 - KWK.KPU CONTOH

347

Page 357: 2010 03 Sep 2010

SURAT PEMBERITAHUAN WAKTU DAN TEMPAT REKAPITULASI PENGHITUNGAN SUARA

TINGKAT KECAMATAN

Pelaksanaan rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah Tingkat Kecamatan ………………………………………,

diberitahukan kepada saksi pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah/Tim Kampanye, yang diselenggarakan pada :

Hari : ............................................................................................

Tanggal : ............................................................................................

Waktu : ............................................................................................

Tempat/Alamat : ............................................................................................

............................................................................................

…………………. , …………………. 20 ….

PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN KETUA,

(……………………………………………………..)

Catatan :

Para saksi pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah harus membawa

mandat dari Tim Kampanye.

MODEL DA3 - KWK.KPU

CONTOH

348

Page 358: 2010 03 Sep 2010

Perihal :

Bersama ini disampaikan Berita Acara beserta lampiran dalam pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara di :

Kecamatan : ....................................................................................................... Kabupaten/Kota : ....................................................................................................... Provinsi : .......................................................................................................

Jenis kelengkapan administrasi dan formulir rekapitulasi penghitungan suara di tingkat PPK, terdiri dari : 1. Formulir Berita Acara Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah di Tingkat Kecamatan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (Model DA – KWK.KPU)

2. Rekapitulasi catatan pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah di TPS dalam wilayah desa / kelurahan (Model DA-A KWK.KPU)

3. Rekapitulasi Sertifikat Hasil Penghitungan Suara untuk Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di TPS dalam Wilayah Desa/Keluarahan (Lampiran Model DA-A KWK.KPU)

4. Formulir Catatan Pelaksanaan Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tingkat Kecamatan (Model DA 1 – KWK.KPU)

5. Formulir Sertifikat Rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah tingkat kecamatan (Lampiran Model DA 1 – KWK.KPU Ukuran Kecil)

6. Formulir Rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah tingkat kecamatan (Lampiran Model DA 1 – KWK.KPU Ukuran Besar)

7. Formulir Pernyataan keberatan saksi dan kejadian khusus yang berhubungan dengan rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Panitia Pemilihan Kecamatan. (Model DA 2 – KWK.KPU)

8. Formulir Surat pengantar penyampaian Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara di PPK. (Model DA 3 – KWK.KPU)

9. Formulir Berita Acara Penerimaan Kotak Suara, berkas kelengkapan Admnistrasi dari Panitia Pemungutan Suara (Model DA 5 – KWK.KPU)

…………………. , …………………. 20 ….

YANG MENYERAHKAN PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN

KETUA,

(……………………………………………………..) NAMA JELAS

YANG MENERIMA KPU KABUPATEN/KOTA,

(……………………………………………………..) NAMA JELAS

Catatan : 1. Lembar 1 untuk PPK 2. Lembar 2 untuk KPU Kabupaten/Kota

Kepada Yth. Ketua PPK ....................................... di- …………………………………. ………………………………….

Penyampaian Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara di PPK ......................................

MODEL DA4 - KWK.KPU CONTOH

349

Page 359: 2010 03 Sep 2010

BERITA ACARA PENERIMAAN KOTAK SUARA DAN BERKAS KELENGKAPAN

ADMINISTRASI DARI PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN

Pada hari ini ……………………… tanggal …………... bulan ……………………….. tahun …………………. Panitia Pemilihan Kecamatan mengadakan Rekapitulasi Hasil Penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah bertempat di : Kecamatan : ......................................................................................... Kabupaten/Kota : ......................................................................................... Provinsi : ......................................................................................... Telah melakukan penyerahan barang-barang dari Ketua PPK ………………………..…... 1. ………………………………………………………………………………………………… 2. ………………………………………………………………………………………………… 3. ………………………………………………………………………………………………… 4. ………………………………………………………………………………………………… 5. ………………………………………………………………………………………………… 6. ………………………………………………………………………………………………… 7. ………………………………………………………………………………………………… 8. ………………………………………………………………………………………………… 9. ………………………………………………………………………………………………… 10. ………………………………………………………………………………………………… Demikian Berita Acara Penerimaan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA

NO Nama Tanda Tangan 1. Ketua ……………………………… ( ……………………………… )

2. Anggota ……………………………… ( ……………………………… )

3. Anggota ……………………………… ( ……………………………… )

4. Anggota ……………………………… ( ……………………………… )

5. Anggota ……………………………… ( ……………………………… )

MODEL DA5 - KWK.KPU CONTOH

350

Page 360: 2010 03 Sep 2010

TANDA TERIMA

BERITA ACARA DAN SERTIFIKAT REKAPITULASI

PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH

DAN WAKIL KEPALA DAERAH TINGKAT KECAMATAN

NO Nama Saksi Pasangan Calon Kepala Daerah Wakil

Kepala Daerah / Panwas Tanda Tangan

1. ……………………………… (…………………………)

2. ……………………………… (…………………………)

3. ……………………………… (…………………………)

4. ……………………………… (…………………………)

5. Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan

(…………………………)

……………………………, ………………………….. 20…

Yang Menyerahkan

PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN

(………………………………………)

MODEL DA6 - KWK.KPU CONTOH

351

Page 361: 2010 03 Sep 2010

BERITA ACARA REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM KEPALA

DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA OLEH KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA

Pada hari ini ……………. tanggal …………… bulan ……………. tahun ………….. Komisi Pemilihan Kabupaten/Kota mengadakan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam rapat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dihadiri oleh saksi pasangan calon Kepala Daeran, pengawas Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, pemantau Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan anggota masyarakat bertempat di : Kabupaten/Kota : ................................................................................... Provinsi : ................................................................................... Telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut : 1. Mencatat hal-hal sebagai berikut :

a. Jumlah pemilih dalam salinan daftar pemilih tetap untuk PPK di wilayah KPU

Kabupaten/Kota yang bersangkutan; b. Jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan salinan daftar pemilih

tetap untuk PPK di wilayah KPU Kabupaten/Kota yang bersangkutan; c. Jumlah pemilih terdaftar yang tidak menggunakan hak pilih dari seluruh PPK di

wilayah KPU Kabupaten/Kota yang bersangkutan; d. Jumlah pemilih dari TPS lain; e. Jumlah surat suara yang diterima oleh PPK (termasuk cadangan); f. Jumlah surat suara tambahan yang diterima oleh PPK di wilayah KPU

Kabupaten/Kota; g. Jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru dicoblos

dari seluruh PPK di wilayah KPU Kabupaten/Kota yang bersangkutan; h. Jumlah surat suara tidak terpakai dari seluruh PPK di wilayah KPU Kabupaten/Kota

yang bersangkutan; i. Jumlah surat suara yang terpakai dari seluruh PPK di wilayah KPU Kabupaten/Kota

yang terdiri dari suara sah dan suara tidak sah. 2. Pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara dengan menghitung perolehan suara

masing-masing pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. 3. Keberatan/kejadian khusus yang diajukan oleh saksi, terlampir dalam Model DB 2 - KWK.

Demikian ……

MODEL DB - KWK.KPU CONTOH

352

Page 362: 2010 03 Sep 2010

 

Demikian Berita Acara dibuat dalam …… ( …………………… ) rangkap yang masing-masing rangkap ditandatangani oleh Ketua, dan Anggota-anggota KPU Kabupaten/Kota serta saksi utusan pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang hadir. Berita Acara ini dilampiri : 1. Catatan Pelaksanaan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah di Tingkat Kabupaten/Kota (Model DB 1 – KWK); 2. Rekapitulasi Jumlah Pemilih TPS dan Surat Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota (lampiran 1 Model DB 1 – KWK); 3. Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah Tingkat Kabupaten/Kota (lampiran 2 Model DB 1 – KWK); 4. Pernyataan Keberatan Saksi dan Kejadian Khusus Yang Berhubungan Dengan Rekapitulasi

Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tingkat Kabupaten/Kota (Model DB 2 – KWK).

Masing-masing rangkap Berita Acara disampaikan kepada : 1. 1 (satu) rangkap untuk KPU Provinsi; 2. 1 (satu) rangkap untuk saksi yang hadir;

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA

NO. Nama Tanda Tangan

1. Ketua ………………………….. ( …………………….. )

2. Anggota ………………………….. ( …………………….. )

3. Anggota ………………………….. ( …………………….. )

4. Anggota ………………………….. ( …………………….. )

5. Anggota ………………………….. ( …………………….. )

Saksi – saksi dari pasangan calon Kepala Daerah dan calon Wakil Kepala Daerah

NO. Nama Saksi dari nomor urut

pasangan calon Kepala Daerah dan calon Wakil

Kepala Daerah

Tanda Tangan

1. ………………………….. ………………………….. ( …………………….. )

2. ………………………….. ………………………….. ( …………………….. )

3. ………………………….. ………………………….. ( …………………….. )

4. ………………………….. ………………………….. ( …………………….. )

5. ………………………….. ………………………….. ( …………………….. )

353

Page 363: 2010 03 Sep 2010

 CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM

KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA  

NO. URAIAN

KECAMATAN JUMLAH AKHIR/

DIPINDAHKAN

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 A. Data Pemilih

1 Jumlah pemilih dalam Salinan Daftar Pemilih Tetap (DPT) (A.2+A.3)

Laki-laki Perempuan

Jumlah 2 Jumlah pemilih dalam Salinan DPT

yang menggunakan hak pilih. Laki-laki

Perempuan Jumlah

3 Jumlah Pemilih dalam Salinan DPT yang tidak menggunakan hak pilih

Laki-laki Perempuan

Jumlah 4 Jumlah Pemilih dari TPS lain.

    

TANDA TANGAN ANGGOTA KPU KABUPATEN/KOTA

1........... 2.......... 3............. 4........... 5...........

TANDA TANGAN SAKSI PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

1........... 2.......... 3............ 4........... 5...........

      

MODEL DB1 - KWK.KPU CONTOH

354

Page 364: 2010 03 Sep 2010

B. Penerimaan dan Penggunaan Surat Suara 1. Surat suara yang diterima (termasuk cadangan)

2. Surat suara yang terpakai.

3. Surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru dicoblos

4. Surat suara yang tidak terpakai

 

NO. URAIAN

KECAMATAN JUMLAH AKHIR/

DIPINDAH KAN

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 C. Klasifikasi Surat Suara yang terpakai, berisi suara sah dan tidak sah dan Jumlah TPS/PPS/PPK

1. Surat suara sah untuk seluruh pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

2. Surat suara tidak sah

3. Jumlah Suara Sah dan tidak Sah

4. Jumlah TPS

5. Jumlah PPS

6 Jumlah PPK

      …………………, ………………………….20....  

KPU KABUPATEN/KOTA SAKSI PASANGAN CALON KEPALA DAERAH WAKIL KEPALA

DAERAH

No Nama Jabatan Tanda Tangan No Nama Nama Pasangan

Calon Tanda Tangan

1 Ketua 1

2 Anggota 2

3 Anggota 3

4 Anggota 4

5 Anggota 5

355

Page 365: 2010 03 Sep 2010

REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA

PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TINGKAT KABUPATEN/KOTA KABUPATEN/KOTA : PROVINSI : A. SUARA SAH

NO. NAMA PASANGAN CALON KEPALA DAERAH

DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PEROLEHAN SUARA UNTUK PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH JUMLAH

AKHIR/ PINDAHAN Kec.

…… Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1. ……………………………………..

dan …………………………………………………….

2. …………………………………….. dan

…………………………………………………….

3. …………………………………….. dan

…………………………………………………….

JUMLAH PEROLEHAN SUARA SAH UNTUK SELURUH PASANGAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

TANDA TANGAN ANGGOTA KPU KABUPATEN/KOTA

1........... 2.......... 3............. 4........... 5...........

TANDA TANGAN SAKSI PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

1........... 2.......... 3............ 4........... 5...........

B.SUARA …………

LAMPIRAN MODEL DB 1 – KWK.KPU

CONTOH

356

Page 366: 2010 03 Sep 2010

B. SUARA TIDAK SAH

URAIAN Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

JUMLAH AKHIR/

PINDAHAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 SUARA TIDAK SAH

C. SUARA SAH dan TIDAK SAH

URAIAN

Kec. ……

Kec. …… 

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

Kec. ……

JUMLAH AKHIR/

PINDAHAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 JUMLAH SUARA SAH dan TIDAK SAH

Catatan : - Apabila terdapat kesalahan penulisan angka dalam kolom 3 s/d 13, dicoret angka yang salah, kemudian angka yang benar diperbaiki dan harus

diparaf oleh Ketua KPU Kabupaten/Kota. - Apabila jumlah kecamatan lebih dari jumlah kolom, maka gunakan lembaran baru dengan mencantumkan jumlah pindahan.

KPU KABUPATEN/KOTA SAKSI PASANGAN CALON

No Nama Jabatan Tanda Tangan No Nama Nama Pasangan Calon

Tanda Tangan

1 Ketua 1 2 Anggota 2 3 Anggota 3 4 Anggota 4 5 Anggota 5

357

Page 367: 2010 03 Sep 2010

PERNYATAAN KEBERATAN SAKSI DAN KEJADIAN KHUSUS YANG BERHUBUNGAN DENGAN REKAPITULASI PENGHITUNGAN SUARA

PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA

Kabupaten/Kota *) : .............................................................................. Provinsi : .............................................................................. Catatan pernyataan keberatan oleh saksi dan kejadian khusus sebagai berikut :

………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………. , ……………………. 20 ….

SAKSI YANG MENGAJUKAN

KEBERATAN

(…………………………………..)

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA

KETUA,

(………………………………………………)

*) Catatan : Apabila tidak ada keberatan agar ditulis ”NIHIL”.

MODEL DB2 - KWK.KPU CONTOH

357

Page 368: 2010 03 Sep 2010

SURAT PEMBERITAHUAN

WAKTU DAN TEMPAT REKAPITULASI PENGHITUNGAN SUARA

TINGKAT KABUPATEN/KOTA

Pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilihan Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah Tingkat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota

………………………………………………………, diberitahukan kepada saksi pasangan

calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah/Tim Kampanye, yang diselenggarakan

pada :

Hari : ...........................................................................................

Tanggal : ...........................................................................................

Waktu : ...........................................................................................

Tempat/Alamat : ...........................................................................................

...........................................................................................

...........................................................................................

…………………. , ………………………20 ….

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KABUPATEN/KOTA

KETUA,

(……………………………………………………..)

Catatan :

Para saksi pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah harus membawa

mandat dari Tim Kampanye.

MODEL DB3 - KWK.KPU CONTOH

359

Page 369: 2010 03 Sep 2010

Perihal :

Bersama ini disampaikan Berita Acara beserta lampiran dalam pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di :

Kabupaten/Kota : ....................................................................................................... Provinsi : .......................................................................................................

Jenis kelengkapan administrasi dan formulir rekapitulasi hasil penghitungan suara di KPU Kabupaten/Kota, terdiri dari : 1. Formulir Berita acara rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah di tingkat Kabupaten/Kota oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota (Model DB – KWK.KPU)

2. Formulir Catatan pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di tingkat Kabupaten/Kota. (Model DB 1 – KWK.KPU)

3. Formulir Sertifikat Rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah tingkat Kabupaten/Kota (Lampiran Model DB 1 – KWK.KPU)

4. Formulir Pernyataan keberatan saksi dan kejadian khusus yang berhubungan dengan rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota (Model DB 2 – KWK.KPU)

5. Formulir Surat Pemberitahuan waktu dan tempat rekapitulasi penghitungan suara tingkat Kabupaten/Kota (Model DB 3 – KWK.KPU)

6. Formulir Berita Acara Penerimaan berkas kelengkapan Admnistrasi dari Panitia Pemilihan Kecamatan (Model DB 5 – KWK.KPU)

…………………. , …………………. 20 …. YANG MENYERAHKAN

KPU KABUPATEN/KOTA KETUA,

(……………………………………………………..) NAMA JELAS

YANG MENERIMA KPU PROVINSI,

(……………………………………………………..) NAMA JELAS

Catatan : 1. Lembar 1 untuk KPU Kabupaten/Kota; 2. Lembar 2 untuk KPU Provinsi.

Kepada Yth. Ketua KPU Kabupaten/Kota .......................................................... di- ………………………………….

Penyampaian Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan suara di Kabupaten/Kota ..........................................................

MODEL DB4 - KWK.KPU CONTOH

360

Page 370: 2010 03 Sep 2010

BERITA ACARA

PENERIMAAN BERKAS KELENGKAPAN

ADMINISTRASI DARI KPU KABUPATEN/KOTA

Pada hari ini ……………………… tanggal …………... bulan ……………………….. tahun …………………. KPU Kabupaten .................................mengadakan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah bertempat di : Kabupaten/Kota : ............................................................................................... Provinsi : ............................................................................................... Telah menyerahkan barang-barang dari Ketua KPU Kabupaten/Kota …………………… 1. ………………………………………………………………………………………………… 2. ………………………………………………………………………………………………… 3. ………………………………………………………………………………………………… 4. ………………………………………………………………………………………………… 5. ………………………………………………………………………………………………… 6. ………………………………………………………………………………………………… 7. ………………………………………………………………………………………………… 8. ………………………………………………………………………………………………… 9. ………………………………………………………………………………………………… 10. ………………………………………………………………………………………………… Demikian Berita Acara Penerimaan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH PROVINSI

NO Nama Tanda Tangan

1. Ketua ……………………………… ( ……………………………… )

2. Anggota ……………………………… ( ……………………………… )

3. Anggota ……………………………… ( ……………………………… )

4. Anggota ……………………………… ( ……………………………… )

5. Anggota ……………………………… ( ……………………………… )

MODEL DB5 - KWK.KPU CONTOH

361

Page 371: 2010 03 Sep 2010

TANDA TERIMA

BERITA ACARA DAN SERTIFIKAT REKAPITULASI

PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH

DAN WAKIL KEPALA DAERAH TINGKAT KABUPATEN/KOTA

NO Nama

Saksi Pasangan Calon Kepala Daerah Wakil

Kepala Daerah / Panwas

Tanda Tangan

1. ……………………… (…………………………)

2. ……………………… (…………………………)

3. ……………………… (…………………………)

4. ……………………… (…………………………)

5. Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota

(…………………………)

………………, ……………………20…

Yang Menyerahkan

KPU KABUPATEN/KOTA

(……………………………)

MODEL DB6 - KWK.KPU CONTOH

362

Page 372: 2010 03 Sep 2010

BERITA ACARA

REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DI TINGKAT PROVINSI OLEH KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI

Pada hari ini ……………. tanggal …………… bulan ……………. tahun ………….. Komisi Pemilihan Umum Provinsi mengadakan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dihadiri oleh saksi pasangan calon Kepala Daerah, Pengawas Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Pemantau Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan anggota masyarakat bertempat di : Provinsi : ............................................................................... Telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut : 1. Mencatat hal-hal sebagai berikut :

a. Jumlah pemilih dalam salinan daftar pemilih tetap untuk KPU Kabupaten/Kota di wilayah KPU Provinsi yang bersangkutan;

b. Jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk KPU Kabupaten/Kota di wilayah KPU Provinsi yang bersangkutan;

c. Jumlah pemilih terdaftar yang tidak menggunakan hak pilih dari seluruh KPU Kabupaten/Kota di wilayah KPU Provinsi yang bersangkutan;

d. Jumlah pemilih dari TPS lain; e. Jumlah surat suara yang diterima oleh KPU Kabupaten/Kota (termasuk cadangan); f. Jumlah surat suara tambahan yang diterima oleh KPU Kabupaten/Kota; g. Jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru dicoblos

dari seluruh KPU Kabupaten/Kota di wilayah KPUD Provinsi yang bersangkutan; h. Jumlah surat suara tidak terpakai dari seluruh KPU Kabupaten/Kota di wilayah KPU

Provinsi yang bersangkutan; i. Jumlah surat suara yang terpakai dari seluruh KPUD Kabupaten/Kota di wilayah

KPU Provinsi yang terdiri dari suara sah dan suara tidak sah; 2. Pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara dengan menghitung perolehan suara

masing-masing pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. 3. Keberatan/kejadian khusus yang diajukan oleh saksi, terlampir dalam Model DC 3 –

KWK.KPU.

Demikian ……

MODEL DC - KWK.KPU CONTOH

363

Page 373: 2010 03 Sep 2010

 

Demikian Berita Acara dibuat dalam ……………………… (…...) rangkap yang masing-masing rangkap ditandatangani oleh Ketua, dan anggota KPU Provinsi serta saksi utusan pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang hadir. Berita Acara ini dilampiri : 1. Catatan Pelaksanaan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah di tingkat Provinsi (Model DC 1 – KWK.KPU); 2. Rekapitulasi Jumlah Pemilih TPS dan Surat Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah tingkat Provinsi (lampiran 1 Model DC 1 – KWK.KPU); 3. Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah tingkat Provinsi (lampiran 2 Model DC 1 – KWK.KPU); 4. Pernyataan Keberatan Saksi dan Kejadian Khusus Yang Berhubungan Dengan Rekapitulasi

Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tingkat Provinsi (Model DC 2 – KWK.KPU).

1 (satu) rangkap Berita Acara tersebut disampaikan kepada saksi yang hadir.

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI

NO. Nama Tanda Tangan

1. Ketua ………………………….. ( …………………….. )

2. Anggota ………………………….. ( …………………….. )

3. Anggota ………………………….. ( …………………….. )

4. Anggota ………………………….. ( …………………….. )

5. Anggota ………………………….. ( …………………….. )

Saksi – saksi dari pasangan calon Kepala Daerah dan calon Wakil Kepala Daerah

NO. Nama Saksi dari nomor urut

pasangan calon Kepala Daerah dan calon Wakil

Kepala Daerah

Tanda Tangan

1. ………………………….. ………………………….. ( …………………….. )

2. ………………………….. ………………………….. ( …………………….. )

3. ………………………….. ………………………….. ( …………………….. )

4. ………………………….. ………………………….. ( …………………….. )

5. ………………………….. ………………………….. ( …………………….. )

364

Page 374: 2010 03 Sep 2010

CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM

KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DI TINGKAT PROVINSI

NO. URAIAN

KABUPATEN JUMLAH AKHIR/ DIPINDAHKAN

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 A. Data Pemilih

1 Jumlah pemilih dalam Salinan Daftar Pemilih Tetap (DPT)

Laki-laki Perempuan

Jumlah 2 Jumlah pemilih dalam Salinan DPT

yang menggunakan hak pilih. Laki-laki

Perempuan Jumlah

3 Jumlah Pemilih dalam Salinan DPT yang tidak menggunakan hak pilih

Laki-laki Perempuan

Jumlah 4 Jumlah Pemilih dari TPS lain.

B. Penerimaan dan Penggunaan Surat Suara 1. Surat suara yang diterima (termasuk cadangan)

2. Surat suara yang terpakai.

3. Surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru dicoblos

4. Surat suara yang tidak terpakai

TANDA TANGAN ANGGOTA KPU PROVINSI

1........... 2.......... 3............. 4........... 5...........

TANDA TANGAN SAKSI PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

1........... 2.......... 3............ 4........... 5...........

MODEL DC1 - KWK.KPU CONTOH

365

Page 375: 2010 03 Sep 2010

NO. URAIAN

KABUPATEN JUMLAH AKHIR/

DIPINDAHKAN

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

C. Klasifikasi Surat Suara yang terpakai, berisi suara sah dan tidak sah dan Jumlah TPS/PPS/PPK/Kabupaten/kota 1. Surat suara sah untuk seluruh pasangan calon

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

2. Surat suara tidak sah

3. Jumlah Suara Sah dan tidak Sah

4. Jumlah TPS

5. Jumlah PPS

6 Jumlah PPK

7 Jumlah Kabupaten/Kota

……………………, …………………….20....

KPU Provinsi SAKSI PASANGAN CALON KEPALA DAERAH WAKIL KEPALA DAERAH

No Nama Jabatan Tanda Tangan No Nama Nama Pasangan Calon

Tanda Tangan

1 Ketua 1 2 Anggota 2 3 Anggota 3 4 Anggota 4 5 Anggota 5

366

Page 376: 2010 03 Sep 2010

REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA

PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TINGKAT PROVINSI PROVINSI : A. SUARA SAH

NO. NAMA PASANGAN CALON KEPALA DAERAH

DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PEROLEHAN SUARA UNTUK PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH JUMLAH

AKHIR/ PINDAHAN

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1. ……………………………………..

dan …………………………………………………….

2. …………………………………….. dan

…………………………………………………….

3. …………………………………….. dan

…………………………………………………….

JUMLAH PEROLEHAN SUARA SAH UNTUK SELURUH PASANGAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

 TANDA TANGAN ANGGOTA KPU PROVINSI

1........... 2.......... 3............. 4........... 5...........

TANDA TANGAN SAKSI PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

1........... 2.......... 3............ 4........... 5...........

 B.SUARA ………… 

LAMPIRAN MODEL DC 1 – KWK.KPU

CONTOH

367

Page 377: 2010 03 Sep 2010

B. SUARA TIDAK SAH

URAIAN Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

Kab/ Kota ……

JUMLAH AKHIR/

PINDAHAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 SUARA TIDAK SAH

 C. SUARA SAH dan TIDAK SAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 JUMLAH SUARA SAH dan TIDAK SAH

Catatan : - Apabila terdapat kesalahan penulisan angka dalam kolom 3 s/d 13, dicoret angka yang salah, kemudian angka yang benar diperbaiki dan harus

diparaf oleh Ketua KPU Provinsi - Apabila jumlah kabupaten/Kota melebihi dari jumlah kolom, maka gunakan lembaran baru dengan mencantumkan jumlah pindahan.

KPU PROVINSI SAKSI PASANGAN CALON

No Nama Jabatan Tanda Tangan No Nama Nama Pasangan Calon Tanda Tangan

1 Ketua 1 2 Anggota 2 3 Anggota 3 4 Anggota 4 5 Anggota 5

368

Page 378: 2010 03 Sep 2010

PERNYATAAN KEBERATAN

SANKSI DAN KEJADIAN KHUSUS YANG BERHUBUNGAN DENGAN

REKAPITULASI PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM KEPALA

DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DI

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI

Provinsi : ………………………………..

Catatan pernyataan keberatan oleh saksi dan kejadian khusus sebagai berikut :

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………. , ……………20

SAKSI YANG MENGAJUKAN KEBERATAN

(…………………………………………..)

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KETUA,

(……………………………………..)

*) Catatan : Apabila tidak ada keberatan maka diisi ”NIHIL”

MODEL DC2 - KWK.KPU CONTOH

369

Page 379: 2010 03 Sep 2010

SURAT PEMBERITAHUAN

WAKTU DAN TEMPAT REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA

TINGKAT KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI

Pelaksanaan Rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tingkat Komisi Pemilihan Umum Provinsi

………………………………………………………, diberitahukan kepada saksi pasangan

calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah/Tim Kampanye, yang diselenggarakan

pada :

Hari : .............................................................................................

Tanggal : .............................................................................................

Waktu : .............................................................................................

Tempat/Alamat : .............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

…………………. , ………………. 20 ….

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI

KETUA,

(……………………………………………………..)

Catatan :

Para saksi pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah harus membawa

mandat dari Tim Kampanye.

MODEL DC3 - KWK.KPU CONTOH

370