2007penelitiankelembagaan

21
1 Melakukan Penelitian Kelembagaan Oleh: Syahyuti Pemantapan Penyusunan Rancangan Penelitian Sosial Ekonomi Kehutanan 8 Desember 2007

description

Sedikit uraian tentang bagaimana melakukan penelitian dengan metide kelembagaan.

Transcript of 2007penelitiankelembagaan

Page 1: 2007penelitiankelembagaan

1

Melakukan Penelitian

Kelembagaan Oleh: Syahyuti

Pemantapan Penyusunan Rancangan Penelitian Sosial Ekonomi Kehutanan

8 Desember 2007

Page 2: 2007penelitiankelembagaan

2

Objek penelitian kelembagaan:

• Secara garis besar, objek penelitian kelembagaan dapat dibagi 3 aras, yaitu:

1. Lembaga (sisi internal lembaga), misalnya dengan metode Rapid Organizational Assessment (ROA)

2. Eksternal lembaga (institutional environment)

3. Objek khusus sebagai entry point, misalnya pengelolaan satu kawasan hutan, satu desa/komunitas tertentu, dll dengan fokus pada kelembagaan.

• Untuk penelitian eksternal, cakupan bisa berdasar geografis (Community Profile), dan berdasar jenis lembaga (secara horizontal dan vertikal)

Page 3: 2007penelitiankelembagaan

3

Topik penelitian:Terkait dengan internal lembaga, misalnya:• Perubahan kelembagaan (institutional change)• Mengukur kapasitas kelembagaan (Institutional Capacity) pada komunitas lokal• Pengkajian kelembagaan (institutional assessment) • Pengembangan kelembagaan

Terkait dengan aspek ekternal lembaga, misalnya:• Rekayasa kelembagaan (institutional arrangements) oleh pemerintah dan

masyarakat• Peran institusi lokal terhadap sumberdaya hutan (misalnya terjadinya

deforestation) • Kebijakan nasional dan lokal dalam pengembangan kelembagaan• Persepsi pengambil kebijakan terhadap pengembangan kelembagaan

Terkait dengan karakteristik komunitas, misalnya:• Keberadaan lembaga dalam komunitas• Peranan komunitas dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya

hutan. • Manajemen pengelolaan sumber daya hutan berbasis komunitas• Konflik dalam pengelolaan hutan• Heterogitas, Group Size, dan aksi kolektif dalam komunitas

Page 4: 2007penelitiankelembagaan

4

Terkait dengan sosiokultural yang hidup di masyarakat, misalnya:

• Norman dan aturan-aturan (rules) yang dipedomani masyarakat dalam mengelola hutannya

• Pengetahuan lokal (indigenous knowledge) dalam pengelolaan sumberdaya hutan

• Perilaku kolektif masyarakat dan pengaruhnya terhadap manajemen sumberdaya hutan

• Hak penguasaan (Property Rights) dalam pengelolaan hutan

Terkait dengan kebijakan, misalnya:1. Kebijakan pengelolaan hutan (nasional vs lokal,

tekstual vs faktual, dst)2. Review terhadap kebijakan pengelolaan hutan dan

pengembangan kelembagaan

Page 5: 2007penelitiankelembagaan

5

Metode penelitian:

• Review dan survey• Sensus dan studi kasus• Metode PRA, PAR, PRA, dll.• Pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif• Teknik pengumpulan data: dokumen, literatur,

wawancara, pengamatan objek visual, dll.• Analisis data: kuantitatif dan kualitatif • Penyajian data (laporan): deskriptif dan

analisis

Page 6: 2007penelitiankelembagaan

6

Studi kasus:

• = salah satu strategi dalam penelitian kualitatif yang dapat dipilih apabila pokok pertanyaan dalam penelitian berkenaan dengan bagaimana (how) dan mengapa (why)

• Dipilih bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan

• Bilamana fokus penelitian terletak pada fenomena kontemporer dalam konteks kehidupan nyata (Yin, 1997).

Page 7: 2007penelitiankelembagaan

7

Contoh beberapa metode:

(1) Institutional Assessment:

• = suatu pendekatan komprehensif untuk mempelajari kinerja dan kapasitas kelembagaan

• Menggunakan pendekatan deskriptif • Berbagai faktor yang diperhatikan:

1. kondisi lingkungan eksternal lembaga (aturan, birokrasi, poitik, ekonomi, sosial, stakeholder, dll) 2. faktor-faktor kelembagaan (institutional factors), meliputi historik, misi, kultur, kepemimpinan, struktur, SDM dan keuangan, dll. 3. hubungan antar lembaga (inter-institutional linkages).

• Dapat dilakukan oleh lembaga itu sendiri atau oleh pihak luar.• Dapat dilakukan secara lengkap, atau hanya pada faktor-

faktor pokok saja.

Page 8: 2007penelitiankelembagaan

8

(2) PRA:

Metode-metode lapang yg diterapkan:(1) team contract bagi tim untuk menginap di lokasi, melakukan diskusi

malam dan brainstorming pagi; (2) the nigh halt, karena hubungan yang baik akan terjalin jika tinggal di

desa, serta tidur dan makan sebagaimana masyarakat setempat; (3) work sharing; (4) penulisan laporan “kasar” secara cepat di lapang (rapid report

writing); (5) presentasi bersama; (6) melakukan transect walks dan observasi secara langsung; (7) pembuatan rangking kesejahteraan dan beberapa peta sosial; (8) wawancara semi terstruktur; (9) wawancara berantai; (10)pembuatan peta dan model secara partisipatif; (11)pembuatan kalender musiman dan profil aktifitas warga; (12)penyusunan sejarah lokal; (13)pembuatan diagram venn dan jaringan; serta (14)pembuatan matriks dan rangking.

Page 9: 2007penelitiankelembagaan

9

(3) Analisis Jaringan Sosial (Social Network Analysis):

• = “…. maps relationships between individuals in social network”• = pemetaan dan pengukuran hubungan dan interaksi dalam

sebuah kesatuan komunitas lokal yang melibatkan orang, kelompok masyarakat, informasi dan beragam pelayanan sosial didalamnya.

• Misalnya, lembaga-lembaga tingkat lokal dapat digambarkan dengan lingkaran-lingkaran, sedangkan garis-garis yang menghubungkan lingkaran tersebut menunjukkan keterkaitan antara lembaga-lembaga yang bersangkutan. 

• Jaringan (network) = segenap jalinan interaksi beserta dinamika dan keberfungsian diantara elemen-elemen tersebut.

• Pendekatan untuk menggambarkan dan mengidentifikasi kualitas dari jaringan tersebut dapat menggunakan Metode Asesmen Cepat dan Partisipatif (MACPA) atau Participatory Rapid Assessment (PARA).

Page 10: 2007penelitiankelembagaan

10

(4) Analisis Dampak Sosial (Social Impact Analysis)

• SIA = merupakan teknik yang menggunakan metode campuran (mixed-methods technique) untuk mempelajari (examining) berbagai dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan.

• Ia melihat tiga hal, yaitu: (1) dampak dari kebijakan terhadap masyarakat, (2) dampak dari para stakeholders pada perubahan, dan (3) bagaimana masyarakat merespon peluang yang diciptakan dari suatu kebijakan baru.

• Tujuan dari SIA adalah untuk menetapkan siapa yang “untung” dan “rugi” akibat dari sebuah kebijakan, secara langsung maupun tidak langsung.

• Menggunakan metode yang beragam.• Pengkajian dampak (impact assessment) dilakukan untuk mempelajari

efek positif dan negatif pada kalangan yang berbeda, sedangkan analisa oportunitas (opportunity analysis) dilakukan untuk mempelajari bagaimana stakeholders memilih respon terhadap efek tertentu.

• SIA sering menggunakan pendekatan partisipatif, untuk menggambarkan persepsi dan pengalaman dari kalangan yang terkena dampak.

• Hal ini menyediakan sebuah pemahaman dalam konteks sosial, kelembagaan dan solusi (coping strategies) yang akan mempengaruhi perilaku sosial dan dampak kebijakan.

• Metode kualitatif umum dilakukan dalam SIA.

Page 11: 2007penelitiankelembagaan

11

Beragam teknik pengumpulan data:

(1) Participant Observation

• Ini merupakan metode yg umum untuk mengumpulkan data kualitatif, dalam konteks participant observation

• Peneliti mesti menjadi pelaku (participant) dalam kultur dan konteks masyarakat yang ia teliti.

• Membutuhkan jangka waktu yang panjang, karena peneliti harus dapat diterima sebagai bagian yg alamiah (as a natural part) dari komunitas, dan aktivitasnya terlihat seperti hal yang alamiah belaka.

Page 12: 2007penelitiankelembagaan

12

(2) Semi-structured Interviews• Kelebihannya adalah berbiaya rendah, dan cepat.• Sumber data dapat berupa individual maupun group.• Menggunakan interview guide, dengan jumlah point tidak banyak (10

sampai 15 point) agar wawancara menjadi fokus. • Agar tercapai kedekatan dengan nara sumber, gunakan bahasa dan kultur

setempat.• Wawancara dapat dilakukan di tingkat instansi pemerintah dan juga di

petani.• Dapat juga digunakan untuk “… assessments of the capacity and character

of organizations or institutions, to verifications of macro-economic data about the state of local socio-economic conditions, or to efforts to understand the basic mind set of intended beneficiaries.

• Dalam konteks monev, wawancara ini dapat menggali persepsi pelaksana dan peserta proyek.

• Sangat berguna untuk membandingkan persepsi antar golongan dan strata dalam masyarakat (laki-laki vs perempuan, kaum tua vs muda, pemilik lahan vs penggarap, petani vs pedagang, dst.).

Page 13: 2007penelitiankelembagaan

13

Menyiapkan Semi-structured Interviews:

• Pedoman wawancara disusun atas topik-topik umum dan spesifik.

• Tambahkan kolom ceklist pada pedoman wawancara, agar tidak ada informasi yang terlewat.

• Tetapkan jumlah sampel, keragaman, dan jumlah wawancara yg akan dilakukan.  

• Lakukan pre-test terhadap pedoman wawancara. • Peneliti menuliskan jawaban pada buku kecil

(notes).  • Setiap selesai wawancara, segera elaborasi data yg

sudah diperoleh dengan tujuan riset. • Siapkan rencana lapang day by day.

Page 14: 2007penelitiankelembagaan

14

(3) Wawancara tidak terstruktur (unstructured interviewing):

• Wawancara dapat dilakukan kepada responden individual maupun grup.

• Wawancara “mengalir” menurut perkembangan antara peneliti dan responden, tidak kaku.

• Sangat bermanfaat untuk menggali data terhadap suatu objek secara luas (exploring a topic broadly), bukan untuk membanding.

• Analisa data menjadi lebih sulit, karena sulit membandingkan informasi antar responden.

Page 15: 2007penelitiankelembagaan

15

(4) Focus Group Discussion (FGD):

• Tergolong sebagai semi-structured group meetings antara peneliti dengan masyarakat berkenaan dengan satu topik tertentu.

• Objek dapat berupa anggota komunitas, stakeholders, pelaksana proyek, maupun para pengambil kebijakan.

• Wawancara terhadap pengurus dan anggota suatu lembaga dapat untuk mengukur institutional capacity

• Berbiaya rendah, padahal mampu menggali data dari berbagai sisi

• Akan lebih baik bila peserta diskusi memiliki latar belakang homogen.

• Kuncinya adalah pada jumlah peserta dan kemampuan fasilitator (peneliti) dalam memandu diskusi.

• Merupakan metode yg baik untuk mengumpulkan data untuk menyusun rencana kegiatan, dan monev

• FGD tidak bermaksud untuk melakukan pemecahan masalah atau menghasilkan keputusan.

Page 16: 2007penelitiankelembagaan

16

Persiapan untuk melakukan FGD:

• Identifikasi informasi apa yang akan digali.• Tetapkan fokus diskusi dan cakupannya

(scope of investigation). • Lakukan desk review• Tetapkan kriteria peserta FGD sesuai dengan

kebutuhan data • Siapkan interview materials• Susun jadwal diskusi, fasilitator, pencatat,

dan peserta (homogenous group participants).

Page 17: 2007penelitiankelembagaan

17

(5) Wawancara mendalam (in-depth interviews)

• Dapat berupa wawancara individual maupun grup• Dapat berbentuk pertemuan kelompok, dengan

peserta agak banyak dan heterogen• Gunakan lebih banyak open-ended questions tentang

topik tertentu.• Upayakan pula para peserta banyak berkomunikasi di

antara mereka sendiri dibandingkan dengan peneliti. • Pencatatan data dapat berupa stenography, audio

recording, video recording atau catatan.• Tujuan diskusi adalah untuk membicarakan suatu ide

baru atau tentang fenomena tertentu yang sedang terjadi.

Page 18: 2007penelitiankelembagaan

18

Contoh analisa data:

Analisa data kualitatif:

• Menerapkan multi-metode dalam pengumpulan data berupa wawancara, pengamatan langsung, dan studi dokumen (Creswell, 1994; Yin, 1997).

• Menurut Denzim dan Lincoln (1994: 4-6), kata “kualitatif” menekankan kepada proses dan makna dengan menganalisis dan memahami pola dan proses sosial masyarakat, yang diakui tidak akan dapat diukur dan diuji secara tepat (rigorously examined) dalam konteks kuantitas, jumlah, intensitas, dan frekwensi.

• Analis data kualitatif = terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data (Miles dan Huberman, 1992: 15-21).

• Reduksi data merupakan pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis lapangan.

• Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memungkinkan penarikan kesimpulan.

• Data kuantitatif dianalisis secara deskriptif dengan pengkategorian jawaban dan ditampilkan dalam tabel-tabel atau matrik.

Page 19: 2007penelitiankelembagaan

19

Pokok penelitian Data yang dikumpulkan Metode pengumpulan

Gambaran fisik daerah penelitian

Kondisi geografi, iklim, dan fasilitas sosial ekonomi.

Pengamatan visual, wawancara informan kunci, data sekunder.

Keragaan sosial ekonomi masyarakat

Jenis-jenis usaha ekonomi, ---pendidikan, bahasa, pemukiman, suku-suku, agama, prasarana peribadatan, tenaga kerja.

Pengamatan visual, wawancara informan.

Proses pembentukan desa Sejarah kedatangan penduduk, penyebab, dan lokasi yang ditinggali.

Wawancara informan kunci.

Kondisi dan potensi sumber-sumber agraria

Luas dan ragam sumber agraria (di desa dan kehutanan), kualitas, dan penggunaan.

Pengamatan visual, wawancara informan.

Struktur agraria Komposisi pemilikan, penguasaan (penyewaan, penyakapan, dll), dan pengusahaan.

Wawancara informan kunci dan responden.

Pembentukan struktur agraria

Cara memperoleh tanah, transaksi tanah antar penduduk, dan perubahan penggunaan.

Wawancara responden dan informan.

Keamanan sosial ekonomi. Pendapatan dan pengeluaran rumah tangga, kewajiban sosial, kekerabatan, administrasi dan hukum tanah.

Wawancara informan

Prospek keberlanjutan ekosistem

Status stabilitas sumber-sumber agraria, perubahan tegakan hutan, debit sungai, dll.

Pengamatan visual, dan wawancara informan.

Contoh matrik berisi pokok penelitian, jenis data dan metode pengumpulan data (Judul “Pembentukan Struktur Agraria):

Page 20: 2007penelitiankelembagaan

20

Form Informasi yang dikumpulkan

Site Overview Form site overview map, local wage rated, local units of measurement, exchange rates, recent policy changes, interview information

Forest Form size, ownership, internal differentiation, products harvested, uses of products, master species list, changes in forest area, appraisal of forest condition

Forest Plot Form tree, shrub, and sapling size, density, and species type within 1, 3, and 10 meter circles for a random sample of plots in each forest, and general indications regarding forest condition

Settlement Form socio-demographic information, relation to markets and administrative centers, geographic information about the settlement

User Group Form size, socioeconomic status, attributes of specific forest user groups

Forest User Group Relationship Form products harvested by user groups from specific forests and their uses

Forest Products Form details on three most important forest products (as defined by the user group), temporal harvesting patterns, alternative sources and substitutes, harvesting tools and techniques, and harvesting rules

Forest Association Form institutional information about forest association (if one exists at the site), including association's activities, rules structure, membership, record keeping

Non-Harvesting Organization Form information about organizations that make rules regarding a forest(s) but do not use the forest itself, including structure, personnel, resource mobilization, and record keeping

Organizational Inventory and Interorganizational Arrangements Form

information about all organizations (harvesting or not) that relate to a forest, including harvest and governance activities

Contoh: Form pengumpulan data dan informasi yang dikumpulkan

Page 21: 2007penelitiankelembagaan

21

Terima kasih

Email: [email protected]: www.geocities.com/syahyutiBlog: www.websyahyuti.blogspot.com