2007-3-00498-AR-Bab 2

73
6 BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum II.1.1 Pengertian Asrama Mahasiswa Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. 2002 Asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang untuk sementara waktu, terdiri atas sejumlah kamar yang dipimpin oleh seorang kepala asrama. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. 1995 Asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang yang bersifat homogen. Berdasarkan sumber dari internet : "http://id.wikipedia.org/wiki/Asrama " Asrama adalah suatu tempat penginapan yang ditujukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya murid-murid sekolah. Asrama dalam bahasa inggris adalah Dormitory Berdasarkan Webster’s Third New International Dictionary, Encyclopedia Britannica Dormitory is a residence hall providing separate rooms or suites for individuals four with common toilet and bathroom facilities; called also hostel. Berdasarkan The American Heritage Dictionary of the English Language, Fourth Edition copyright 2000 1. A room providing sleeping quarters for a number of persons. 2. A building for housing a number of persons, as at a school or resort. 3. A community whose inhabitants commute to a nearby city for employment and recreation.

description

READ & LEARNING

Transcript of 2007-3-00498-AR-Bab 2

Page 1: 2007-3-00498-AR-Bab 2

6

BAB II

TINJAUAN dan LANDASAN TEORI

II.1 Tinjauan Umum

II.1.1 Pengertian Asrama Mahasiswa

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. 2002

Asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang untuk sementara

waktu, terdiri atas sejumlah kamar yang dipimpin oleh seorang kepala asrama.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. 1995

Asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang yang bersifat

homogen.

Berdasarkan sumber dari internet : "http://id.wikipedia.org/wiki/Asrama"

Asrama adalah suatu tempat penginapan yang ditujukan untuk anggota suatu

kelompok, umumnya murid-murid sekolah.

Asrama dalam bahasa inggris adalah Dormitory

Berdasarkan Webster’s Third New International Dictionary, Encyclopedia Britannica

Dormitory is a residence hall providing separate rooms or suites for individuals

four with common toilet and bathroom facilities; called also hostel.

Berdasarkan The American Heritage� Dictionary of the English Language, Fourth

Edition copyright �2000

1. A room providing sleeping quarters for a number of persons.

2. A building for housing a number of persons, as at a school or resort.

3. A community whose inhabitants commute to a nearby city for employment and

recreation.

Page 2: 2007-3-00498-AR-Bab 2

7

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. 1995

Mahasiswa : - Pelajar perguruan tinggi.

- Insan yang mengalami proses pendidikan dan pengajaran dalam

pembentukan wataknya yaitu penemuan rasa tanggung jawab pada

dirinya sendiri terhadap ilmu pengetahuan maupun terhadap

masyarakat.

Berdasarkan KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 524/KMK.03/2001

Asrama mahasiwa dan pelajar adalah bangunan sederhana yang dibangun dan

dibiayai oleh Universitas atau Sekolah, Perorangan dan atau Pemerintah Daerah yang

diperuntukkan khusus untuk pemondokan pelajar atau mahasiwa, dapat berupa

bangunan gedung bertingkat atau tidak bertingkat.

Kesimpulan

Dari beberapa pengertian tentang asrama di atas, maka pengertian asrama adalah

Suatu bangunan yang dibangun oleh Universitas atau Sekolah, Perorangan dan

Pemerintah Daerah yang diperuntukkan khusus untuk tempat tinggal sementara bagi

pelajar atau mahasiswa yang bersangkutan, yang dapat berupa bangunan gedung

bertingkat atau tidak bertingkat.

II.1.2 Fungsi dan Tujuan Asrama

Pada umumnya asrama bertujuan sebagai tempat tinggal sementara atau dalam

jangka waktu yang cukup lama, tergantung daripada :

- Jenis dan sifat dari asrama

- Keinginan dan tujuan dari pihak pengelola

Page 3: 2007-3-00498-AR-Bab 2

8

Fungsi asrama mahasiswa adalah sebagai berikut :

- Sebagai sarana tempat tinggal sementara bagi mahasiswa selama dalam masa

studinya.

- Sebagai sarana penunjang dalam proses belajar

- Sebagai sarana interaksi sosial dengan sesama mahasiswa dan masyarakat

Sedangkan tujuan asrama mahasiswa adalah :

- Membantu mahasiswa yang berasal dari luar Jakarta, dalam mengatasi kesulitan

untuk mendapatkan tempat tinggal selama dalam masa studinya.

- Membina cara hidup mandiri serta pergaulan dalam kehidupan akademis.

- Mendukung mahasiswa dalam proses belajar mencari identitas diri dan

kebudayaan.

II.1.3 Jenis – jenis Tempat Tinggal Sementara bagi Mahasiswa

a. Asrama Fungsional

Secara umum yang disebut asrama fungsional adalah :

- Suatu tempat pemondokan yang sudah direncanakan untuk sebagai tempat

tinggal orang – orang tertentu.

- Mempunyai kapasitas tampung yang cukup besar.

- Mempunyai organisasi dengan sistem pengelolaan yang jelas, biasanya

dikelola oleh universitas, instansi pemerintah dan dewan mahasiswa.

b. Tempat Tinggal Sementara Non Asrama

1. Indekost

Tempat tinggal kos – kosan biasanya terdapat dalam areal yang dekat

dengan kampus. Pemiliknya biasanya merupakan penduduk setempat

Page 4: 2007-3-00498-AR-Bab 2

9

ataupun pemilik modal yang besar. Kos – kosan untuk mahasiswa biasanya

terdiri dari 1 kamar, dan di dalamnya terdapat 1 tempat tidur, 1 meja belajar

dan 1 lemari. Dan biasanya menggunakan kamar mandi dan dapur secara

kolektif. Pada saat sekarang ini pembangunan kos – kosan semakin

berkembang dan fasilitas yang diberikan juga semakin eksklusif. Hal ini

terlihat dalam penyediaan AC, kamar mandi dalam, ruang tamu, dan lain-

lainnya. Sistem pembayaran kos – kosan didasarkan pada jangka waktu

sebulan, terkadang bisa 3 bulan langsung. Pembayaran untuk jangka waktu

yang panjang biasanya akan diberikan potongan oleh pemilik kos – kosan.

2. Rumah Kontrakan

Rumah kontrakan merupakan tempat tinggal sementara yang disediakan oleh

penduduk setempat bagi para pendatang. Pemiliknya merupakan penduduk

setempat atau pemilik modal. Di dalam rumah kontrakan biasanya terdapat 2

kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi dan 1 ruang tamu. Pemilik tidak

menyediakan fasilitas seperti tempat tidur, lemari dan meja belajar. Karena

biasanya yang pindah ke rumah kontrakan membawa peralatan sendiri.

Sistem pembayaran dari rumah kontrakan didasarkan pada jangka waktu

setahun dan biasanya biaya listrik dan air ditanggung oleh calon penyewa.

II.1.4 Sistem Kepemilikan dan Pengelolaan Asrama

Berdasarkan kepemilikannya, asrama dapat dibedakan menjadi :

a. Asrama mahasiswa yang dikelola oleh Perguruan tinggi.

Penghuni : khusus mahasiswa dari perguruan tinggi yang bersangkutan.

Sifat : sosial

Page 5: 2007-3-00498-AR-Bab 2

10

Pemilik : Perguruan tinggi yang bersangkutan

Contoh : Universitas Indonesia, UGM, Universitas Al-Azhar (Mesir)

b. Asrama mahasiswa yang bersubsidi, terbagi atas 2 yaitu :

- Subsidi sebagian

Penghuni : khusus mahasiswa dari daerah tertentu.

Sifat : sosial

Pemilik : suatu badan usaha yang bersangkutan, dengan bantuan pemerintah

Contoh : Institut Teknologi Bandung (Asrama Papua,Asrama Lampung, dll)

- Subsidi seluruhnya

Penghuni : prioritas terhadap anggota tertentu

Sifat : sosial

Pemilik : suatu yayasan tertentu.

Contoh : Asrama PMII cabang Ciputat

c. Asrama mahasiswa komersil.

Penghuni : mahasiswa dari berbagai universitas.

Sifat : komersil

Pemilik : suatu badan usaha / swasta yang mempunyai modal.

Contoh : Edwards Communities, Amerika

Page 6: 2007-3-00498-AR-Bab 2

11

II.2 Tinjauan Khusus

II.2.1 Tinjauan Terhadap Topik dan Tema

Topik : Arsitektur Tropis

Tema : Penerapan konsep arsitektur tropis pada bangunan asrama mahasiswa.

II.2.2 Pengertian Arsitektur Tropis

Berdasarkan Artikel : Kenyamanan Suhu dalam Arsitektur Tropis oleh Tri H.

Karyono 1999

Arsitektur tropis adalah rancangan spesifik suatu karya arsitektur yang mengarah pada

pemecahan problematik iklim tropis.

Berdasarkan Artikel Kompas oleh Saptono Istiawan SK IAI pada tanggal 3 Agustus 2006

Arsitektur tropis basah adalah kemampuan bangunan mengakomodasi iklim setempat

sehingga bisa menambah kenyamananya atau menghemat energi.

II.2.3 Arsitektur Tropis

Berdasarkan Lippsmeier, Georg, Bangunan Tropis, Erlangga, Jakarta, 1997

Secara umum, Arsitektur tropis dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu :

a) Daerah tropis dan kering

Ciri khas daerah ini adalah daerah padang pasir sangat kering, dengan curah

hujan yang sangat jarang. Daerah ini pada siang hari memiliki temperatur dan

potensi penguapan yang tinggi.

Daerah tropika kering, misalnya Timur Tengah, Iran , Pakistan, pedalaman

Australia, Namibia.

b) Daerah tropis dan basah

Page 7: 2007-3-00498-AR-Bab 2

12

Ciri khas daerah ini adalah rendahnya perbedaan temperatur harian dan

tahunan. Kelembapan udara yang tinggi, temperatur hampir sama sepanjang

tahun, dan Curah hujan yang tinggi.

Daerah tropis basah meliputi Indonesia, lembah sungai Amazon, Afrika

Tengah, Malaysia, dan kepulauan di Pasifik.

Karakteristik Tropis Basah

Indonesia termasuk dalam daerah tropis basah, karena letak Indonesia berada sekitar

150 LU dan LS, ciri – cirinya :

- Curah Hujan rata – rata 2000 – 3000 mm/tahun. (Jakarta � 2000 mm/thn atau rata –

rata � 160 mm/bln)

- Kelembaban biasanya di atas 75 %. (Jakarta antara 60 – 95%)

- Temperatur rata – rata tahunan di atas 180C (Jakarta antara 230C - 330C), yang dapat

meningkat menjadi 360C dalam musim panas. Perbedaan antar musim hampir tidak

ada, kecuali periode hujan rendah dan hujan tinggi. Penguapan sedikit, karena

tingginya kelembaban dan lambatnya pergerakan udara.

- Radiasi matahari cukup tinggi dan menyilaukan sekitar 1500 hingga 2500

kWh/m2/tahun (Jakarta � 1800 kWh/m2/tahun)

- Kecepatan angin relatif rendah (dalam kota Jakarta rata – rata di bawah 5 m/s).

Faktor – faktor yang menjadi pertimbangan dalam perancangan di daerah tropis basah

antara lain :

1. Matahari

Pada daerah tropis, intensitas penyinaran matahari sangat tinggi biasanya di atas

3000mm/tahun. Kondisi seperti ini menyebabkan panas yang berlebihan terhadap

Page 8: 2007-3-00498-AR-Bab 2

13

ruang yang menerima sinar matahari langsung. Selain itu penyinaran matahari

yang kuat dapat menimbulkan efek yang kurang baik untuk mata. Namun di balik

beberapa efek negatif di atas, matahari juga mempunyai potensi yang harus

dipertimbangkan yaitu : panas dari matahari sangat diperlukan untuk

mengeringkan pakaian serta cahaya matahari dapat digunakan sebagai penerangan

alami pada siang hari.

2. Angin

Angin merupakan udara yang bergerak. Udara bergerak karena adanya gaya yang

diakibatkan oleh perbedaan tekanan dan perbedaan suhu. Dan pergerakan angin

biasanya dari daerah bertekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Pada daerah

tropis basah kecepatan angin rendah (terutama pada pagi dan malam hari). Siang

hari pada umumnya angin berhembus cukup kuat. Sifat angin terdiri dari dua

karakter, antara lain :

Angin makro yaitu angin yang mempengaruhi musim di Indonesia dan

biasanya disebut dengan angin muson.

Angin mikro yaitu angin yang terjadi pada suatu daerah akibat pergerakan

udara pada daerah tersebut.

Pada daerah tropis lembab, angin merupakan potensi yang baik untuk mengurangi

pemanasan dan kelembaban. Namun apabila angin terlalu kencang akan

mengurangi kenyamanan manusia.

3. Hujan

Page 9: 2007-3-00498-AR-Bab 2

14

Pada daerah tropis basah seperti Indonesia, memiliki curah hujan yang tinggi,

dengan rata – rata di atas 150 mm/bulan atau 2000 – 3000 mm/tahun. Meskipun

demikian distribusi angka tersebut cukup berbeda, di mana untuk Indonesia

jumlah curah hujan tidak merata pada setiap bulan. Pada bulan September hingga

Maret angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding bulan – bulan musim kemarau,

antara April hingga Agustus.

Hujan merupakan potensi yang baik untuk daerah tropis. Hujan dapat menurunkan

suhu dalam bangunan dan dapat digunakan sebagai penyiraman alami terhadap

tumbuhan. Di sisi lain hujan juga memiliki efek negatif yaitu menyebabkan banjir

, meningkatkan kelembaban dan menyebabkan karat logam dan pelapukan

organik.

4. Kelembaban

Kelembaban Nisbi (Relative Humidity) adalah perbandingan antara kandungan

uap air pada suatu saat dengan kandungan uap air pada titik jenuh dalam suhu saat

itu. Kelembaban udara pada wilayah Indonesia tinggi berkisar (60 – 95 %).

Kelembaban tinggi ini menyebabkan kulit terasa lengket karena keringat tidak

dapat leluasa menguap sehingga menempel di kulit. Kondisi ini menyebabkan

perasaan tidak nyaman.

Kenyamanan di daerah Tropis Basah

Berdasarkan Artikel : Kenyamanan Suhu dalam Arsitektur Tropis oleh Tri H.

Karyono 1999

Ada dua kenyamanan yang perlu dipenuhi oleh suatu karya arsitektur, yakni

kenyamanan psikis dan fisik. Kenyamanan psikis banyak kaitannya dengan

Page 10: 2007-3-00498-AR-Bab 2

15

kepercayaan, agama, aturan adat, dan sebagainya. Aspek ini bersifat personal,

kualitatif dan tidak terukur secara kuantitatif. Sementara di lain pihak,

kenyamanan fisik lebih bersifat universal dan dapat dikuatifisir. Kenyaman fisik

terdiri atas : kenyamanan penglihatan (visual comfort), kenyamanan ruang (spatial

comfort), kenyamanan pendengaran (audial comfort), dan kenyamanan suhu

(thermal comfort). Dari keempat macam kenyamanan fisik tersebut, ’kenyamanan

suhu’ lah yang paling dominan berpengaruh pada perancangan bangunan di iklim

tropis basah. Kenyamanan suhu dipengaruhi oleh empat faktor iklim yakni : suhu

udara, suhu radiasi, kelembaban dan kecepatan angin, serta dua faktor individual,

yakni jenis aktifitas (yang berkaitan dengan tingkat metabolisme tubuh) serta jenis

pakaian yang dikenakan oleh seseorang.

Menurut hasil penelitian Karyono di Jakarta, bahwa kondisi nyaman untuk

manusia di daerah tropis basah adalah, yakni :

- Suhu nyaman antara 240C - 300C

- Kecepatan angin antara 0.6 m/s – 1.5 m/s

- Kelembaban sekitar 50 % - 70 % (manusia akan nyaman tanpa merasa

kulitnya terlalu kering atau basah).

Strategi Pencapaian Suhu Nyaman pada Arsitektur Tropis

Berdasarkan Artikel : Kenyamanan Suhu dalam Arsitektur Tropis oleh Tri H.

Karyono 1999

Masalah yang harus dipecahkan pada iklim tropis sebagaimana halnya

Indonesia adalah bagaimana menciptakan suhu udara ruang agar berada di bawah

Page 11: 2007-3-00498-AR-Bab 2

16

28.30C (batas atas suhu hangat nyaman) sementara suhu udara luar berkisar pada

320C (siang hari). Ada beberapa strategi pencapaian suhu nyaman.

a. Pengkondisian Udara secara Mekanis

Dengan cara ini pencapaian suhu ruang di bawah 28.30C akan mudah

dilakukan. Meskipun demikian peran arsitek dalam hal ini sangat kecil.

Modifikasi iklim luar yang tidak nyaman menjadi nyaman (melalui cara

mekanis) lebih merupakan tugas para engineer dibanding arsitek.

b. Pengkondisian Udara secara Alamiah

Dalam pengkondisian udara secara alamiah, arsitek banyak memegang peran.

Bagaimana arsitek mampu memodifikasi udara luar yang tidak nyaman

(dengan suhu sekitar 320C) menjadi nyaman (dengan suhu di bawah 28.30C)

melalui karya arsitektur.

Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam kaitannya dengan

modifikasi iklim secara alamiah adalah sebagai berikut :

1. Penanaman pohon lindung di sekitar bangunan sebagai upaya menghalangi

radiasi matahari langsung pada material keras seperti halnya atap, dinding,

halaman parkir atau halaman yang ditutup dengan material keras (beton,

aspal) akan sangat membantu untuk menurunkan suhu lingkungan. Dari

berbagai penelitian yang dilakukan, diantaranya oleh Akbari dan Parker

memperlihatkan bahwa penurunan suhu hingga 30C bukan merupakan

suatu hal mustahil dapat dicapai dengan cara penanaman pohon lindung di

sekitar bangunan.

Page 12: 2007-3-00498-AR-Bab 2

17

Gambar 1. Pohon Pelindung di sekitar Bangunan

2. Pendinginan malam hari

Simulasi komputer terhadap efek pendinginan malam hari (night passive

cooling) yang dilakukan oleh Cambridge Architectural Research Limited

memperlihatkan bahwa penurunan suhu hingga 30C (pada siang hari) dapat

dicapai pada bangunan yang menggunakan material dengan massa berat

(beton, bata) apabila perbedaan suhu antara siang dan malam tidak kurang

dari 80C (perbedaan suhu siang dan malam di kota – kota di Indonesia

umumnya berkisar sekitar 100C)

Gambar 2. Pengaruh Material dan Pembayangan pada Suhu Ruangan

3. Meminimalkan perolehan panas

Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, pertama, menghalangi

radiasi matahari langsung pada dinding transparan yang dapat

320C

290C

320C290C

Pengaruh penggunaan material menjadi 260C

Page 13: 2007-3-00498-AR-Bab 2

18

mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca, yang berarti akan menaikkan

suhu dalam bangunan. Kedua, mengurangi transmisi panas dari dinding –

dinding masif yang terkena radiasi matahari langsung, dengan melakukan

penyelesaian rancangan tertentu misalnya :

- Membuat dinding lapis (berongga) yang diberi ventilasi pada

rongganya.

- Menempatkan ruang – ruang service (tangga, toilet, pantry, gudang,

dsb.) pada sisi – sisi jatuhnya radiasi matahari langsung (sisi timur

dan barat)

- Memberi ventilasi pada ruang antara atap dan langit – langit (pada

bangunan rendah) agar tidak terjadi akumulasi panas pada ruang

tersebut. Seandainya tidak, panas yang terkumpul pada ruang ini

akan ditransmisikan ke bawah, ke dalam ruang di bawahnya.

Ventilasi atap ini sangat berarti untuk pencapaian suhu ruang yang

rendah.

4. Memaksimalkan pelepasan panas dalam bangunan

Hal ini dapat dilakukan dengan pemecahan rancangan arsitektur yang

memungkinkan terjadinya aliran udara silang secara maksimum di dalam

bangunan. Aliran udara sangat berpengaruh dalam menciptakan ’efek

dingin’ pada tubuh manusia, sehingga sangat membantu dalam pencapaian

kenyamanan suhu.

5. Rancangan Kota Tropis

Page 14: 2007-3-00498-AR-Bab 2

19

Dalam karakter iklim yang berbeda, setiap tempat di dunia seharusnya

memiliki rancangan kota yang berbeda, yang disesuaikan dengan kondisi

iklim setempat. Kota tropis memerlukan banyak ruang terbuka yang hijau

untuk menurunkan suhu kota dan sekaligus meningkatkan aliran udara

(umumnya kecepatan angin di wilayah kota tropis basah adalah rendah).

Bangunan perlu diletakkan sedemikian rupa antara yang satu dengan

lainnya agar udara dapat bergerak (untuk menciptakan angin) di sekitar

bangunan. Penempatan massa – massa bangunan secara rapat tidak

mencirikan pemecahan problematik iklim tropis karena pada akhirnya

akan memperkecil terjadinya aliran (sirkulasi) udara secara silang di dalam

bangunan. Ruas – ruas jalan, halaman parkiran perlu dilindungi dari

radiasi matahari langsung yakni dengan penanaman pohon sepanjang tepi

jalan yang memungkinkan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi

terjadinya pemanasan udara di sekitar.

Konstruksi bangunan tropis

Gambar 3. Bentuk Bangunan Tropis

Overstek Atap melindungi dari radiasi matahari

Daerah bayang –bayang di bawah overstek

Atap miring untuk menurunkan air hujan

Pohon sebagai peneduh dan penghijau lingkungan

Page 15: 2007-3-00498-AR-Bab 2

20

a) Memiliki teritisan yang lebar

Fungsi teritisan adalah untuk menghindari penyinaran radiasi matahari

secara langsung dan menghindari tampias hujan terhadap jendela dan dinding

bangunan. Teritisan yang lebar biasanya 1.5 – 2 m dengan mempertimbangkan

sistem struktur atap. Teritisan juga dapat berupa konstruksi beton yang

memanjang ke depan. Di bawah ini ada beberapa contoh teritisan :

Gambar 4. Overstek pada umumnya Gambar 5. Bentuk Awning

Gambar 6. Jalusi datar Gambar 7. Overstek bertabir

b) Memiliki bentuk atap segitiga

Bentuk atap segitiga biasanya berupa atap perisai dan pelana. Bentuk

segitiga dengan sudut 150 - 300 memungkinkan air hujan untuk mengalir turun

dan dapat memberikan ketahanan terhadap bocor.

c) Memiliki banyak bukaan

Bukaan berfungsi untuk mengalirkan udara ke dalam ruangan dan

mengurangi kelembapan ruangan. Salah satu syarat untuk bukaan yang baik yaitu

Page 16: 2007-3-00498-AR-Bab 2

21

harusnya terjadinya cross ventilasi. Dengan memberikan bukaan pada kedua sisi

ruangan maka akan memberi peluang supaya udara dapat mengalir masuk dan

keluar. Untuk menghindari udara yang bergerak terlalu kencang maka biasanya

bukaan jendela dilengkapi dengan bouven yang terletak di atas kusen jendela.

Fungsinya untuk tetap memasukkan udara apabila jendela ditutup.

Gambar 8. Arah Angin Gambar 9. Cross Ventilasi

Selain berfungsi untuk memasukkan udara, bukaan juga berfungsi untuk

memasukkan pencahayaan alami ke dalam ruangan. Sehingga ruangan tidak

memerlukan penerangan buatan selama siang hari.

Gambar 10. Cross Ventilasi Potongan

Gambar 11. Bukaan untuk memasukkan cahaya matahari

Page 17: 2007-3-00498-AR-Bab 2

22

d) Ketinggian lantai di atas permukaan tanah

Pada daerah iklim tropis basah, kelembaban akan sangat tinggi ketika hujan.

Untuk mengatasi hal itu, pada bangunan tradisional menaikkan level permukaan

lantai dasar sehingga bangunan menjadi bentuk rumah panggung. Hal itu

dilakukan untuk mencegah kelembaban yang langsung naik dari permukaan tanah

mengenai tubuh penghuninya. Selain itu fungsinya untuk mencegah masuknya

serangga, air dan kotoran.

Gambar 12. Konstruksi Rumah Panggung

Contoh – contoh Bangunan Tropis Modern :

a) Wisma Dharmala Surabaya

Wisma Dharmala Surabaya merupakan hasil karya (alm.) Paul Rudolph.

Bangunan ini berlokasi di jl. Panglima Sudirman 101 – 103, Surabaya. Bangunan

ini diberi semboyan ”Health of Future” oleh arsiteknya. Dan ini merupakan

sebuah gedung yang peduli terhadap kesehatan fisik maupun mental penghuninya.

Bangunan kantor ini didesign dengan menggunakan konsep tropis di mana

pemanfaatan sinar alami dan pengudaraan alami secara maksimal. Untuk itu

arsitek membuat teras yang ditambah kanopi aluminium spandrill di tiap muka

Page 18: 2007-3-00498-AR-Bab 2

23

unit ruang. Gunanya untuk mencacah level ultraviolet sinar matahari. Sehingga

dapat mengurangi panas yang masuk hingga 20 %. Dengan begitu, pihak

pengelola dapat menekan cooling load AC.

Bentuknya yang terlihat tidak beraturan terjadi karena untuk memenuhi

kebutuhan unsur teras dan kanopi yang efektif sebagai perangkap angin. Selain itu

juga sebagai permainan efek cahaya dan bayangan.

Foto 1. Tampak Bangunan dari bawah Foto 2. Sketsa treatment panas matahari

b) Wisma Dharmala Sakti, Jakarta

Bangunan perkantoran yang berlokasi di

Jakarta ini juga merupakan hasil karya Paul

Rudolph. Bangunan ini juga menggunakan konsep

tropis yang dipadu dengan konsep bangunan

vernakular. Bangunan ini dirancang untuk

memecahkan persoalan cuaca dan iklim tropis

namun tetap berpegang pada kaidah – kaidah

arsitektur Indonesia.

Foto 3. Wisma Dharmala Sakti

Page 19: 2007-3-00498-AR-Bab 2

24

II.3 Studi Banding

II.3.1 Studi Lapangan

a) Asrama Universitas Indonesia di Depok

Asrama mahasiswa UI ini berlokasi di dalam kompleks Universitas

Indonesia, dan dapat dijangkau oleh mahasiswa dengan menggunakan bis kuning

yang merupakan fasilitas transportasi dalam kampus.

Asrama ini dikelola oleh Universitas Indonesia dengan pembangunan yang

disubsidi oleh pemerintah. Jumlah dari unit hunian pada saat ini adalah 1047

kamar tidur dengan daya tampung mahasiswa sebanyak 1047 orang. Dan tujuan

dari pengadaan asrama ini adalah untuk mengfasilitasi kehidupan anak daerah,

sehingga mahasiswa dari luar kota Jakarta dapat melakukan kegiatan akademis

secara nyaman dan mudah. Sasaran calon penghuni asrama ini adalah mahasiswa

pada tingkat 1 dan 2. Hal ini dilakukan karena keterbatasan kapasitas serta dengan

asumsi bahwa mahasiswa tingkat 3 sudah dapat hidup mandiri dan mencari

hunian kost – kostan yang dekat dengan kampus.

Asrama mahasiswa ini terdiri dari asrama putra dan putri. Pembagian

kapasitas unit kamar untuk putra dan putri kira kira 50 %. Asrama putra dan putri

dipisahkan oleh halaman terbuka dan koridor yang menjadi titik entrance. Lokasi

asrama ini berada pada kawasan lingkungan yang masih hijau.

Asrama ini terdiri dari 15 blok bangunan di mana 6 masih dalam tahap

pembangunan. Blok A, E1, E2, F1, dan F2 yang sudah terbangun digunakan oleh

putri. Sedangkan blok B, C, D1, dan D2 yang sudah terbangun digunakan oleh

putra. Setiap blok terdiri dari 4 lantai dengan jumlah hunian 30 – 34 kamar.

Page 20: 2007-3-00498-AR-Bab 2

25

Foto 4. Maket Kawasan Asrama

Keterangan

1) Ruang Satpam, Wartel & Parkir motor 7) Asrama Putri & R. VIP

2) R. Genset & R. Gardu listrik 8) Parkir Mobil Asrama

3) Gedung Serba Guna 9) Blok Asrama Putra

4) Koridor Entrance 10) Parkir Wisma Makara

5) Kantor Pengelola, Kantin, dll 11) Wisma Makara 2 blok

6) Selasar 12) Blok Asrama Putri

Jumlah Unit per blok

Blok A = 119 kamar (putri) Blok E1 = 116 kamar (putri)

Blok B = 94 kamar (putra) Blok EII = 132 kamar (putri)

Blok C = 154 kamar (putra) Blok F1 = 116 kamar (putri)

Blok D1 = 132 kamar (putra) Blok FII = 132 kamar (putri)

Blok DII = 100 kamar (putra) Total = 1211 kamar

2

4

65

78

3

12

1011

9

Entrance

1

Page 21: 2007-3-00498-AR-Bab 2

26

Pencapaian terhadap gedung asrama di mulai dari pintu depan,di mana

terdapat pos jaga, parkiran motor dan parkiran mobil. Kapasitas dari parkir motor

adalah � 100 unit dan parkiran mobil � 50 unit. Pada bangunan pos jaga terdapat

fasilitas wartel. Penempatan wartel tersebut dilakukan berdasarkan pemanfaatan

ruang yang tersisa pada bangunan. R. Genset & Gardu diletakkan pada bagian

depan site supaya dapat diakses dengan mudah oleh pihak pengelola dan PLN.

Foto 5. Tampak Depan dari Entrance Masuk

Foto 6. Ruang Gardu Foto 7. Taman Tengah sebagai Axis

Page 22: 2007-3-00498-AR-Bab 2

27

Foto 8. Parkir Motor dan Wartel Foto 9. Parkir Mobil

Dalam studi lapangan ini, dapat diamati bahwa terdapat satu garis lurus

sebagai poros / axis yang di mulai dari entrance masuk hingga ke gedung asrama

putri blok A. Garis ini membagi tampak depan sehingga seolah – olah gedung

serba guna dan bangunan kantin merupakan hasil pencerminan. Sedangkan taman

tengah seperti titik yang menentukan sirkulasi sehingga terjadi suatu pola sirkulasi

yang menerus, yaitu : masuk, mengikuti alur, drop off, mengikuti alur, parkir atau

langsung keluar.

Gambar 13. sirkulasi mobil dan pejalan kaki

Page 23: 2007-3-00498-AR-Bab 2

28

Pada bagian depan asrama terdapat gedung serba guna di bagian kiri dan

fasilitas komersial pada bagian kanan. Kedua bangunan tersebut dipisah oleh

selasar yang menuju ke gedung blok A. Gedung serba guna dulunya difungsikan

sebagai kantin, tetapi pada saat sekarang dapat digunakan sebagai gedung

pertemuan dan tempat mengadakan jamuan pesta. Gedung tersebut terdiri dari 2

lantai. Pada bagian sisi kiri terdapat lobby yang menuju ke kantin dan asrama

putra dan putri. Fasilitas komersial terdiri atas kantor pengelola, kantin, warnet,

mini market, laundry dan foto kopi. Kantor pengelola terdapat pada lantai semi

basemen dan dapat langsung diakses oleh pengunjung. Walaupun berada di lantai

semi basemen tapi tetap memiliki bukaan jendela keluar yang berupa bouven.

Foto 10. Selasar ke Blok A Foto 11. Kantor Pengelola di Semi Basemen

Lobby

Gambar 14. Denah Lobby

Page 24: 2007-3-00498-AR-Bab 2

29

Foto 12. Akses ke Asrama Putri Foto 13. Akses ke Asrama Putra

Kantor pengelola yang berlokasi di semi basemen terdiri dari ruang loket

pembayaran, kantor, kamar mandi, ruang kepala pengelola, dan pantry.

Foto 14. Kantor Pengelola Foto 15. Kantin

Kantin berupa ruang terbuka dan di dalam dapat menampung kira – kira 200

mahasiswa. Pada kantin terdapat warnet, counter makanan dan toko kelontong.

Kantin ini biasanya difungsikan sebagai ruang nonton dan tempat belajar bersama.

Untuk mengatasi permasalahan iklim tropis maka kantin ini sengaja dirancang

terbuka dan memiliki atap yang tinggi. Dengan kondisi demikian dapat terjadi

cross ventilation dan menurunkan suhu di tengah ruangan.

Page 25: 2007-3-00498-AR-Bab 2

30

Gambar 15. Denah & Potongan Kantin

Struktur atap kantin dibuat menyatu menggunakan bahan baja ringan dan

perletakkan ruangan diusahakan tidak mengganggu jalannya sirkulasi udara.

Dengan atap yang tinggi udara dapat mengalir masuk. Bentuk atap ini hampir

menyerupai atap joglo namun tetap menggunakan konstruksi modern.

Foto 16. Koridor Kantin Foto 17. Struktur Atap Kantin

Foto 18. Selasar penghubung kantin dengan asrama putra.

Page 26: 2007-3-00498-AR-Bab 2

31

Keseluruhan bangunan asrama hampir memiliki kemiripan dalam bentuk

dan fasade yang sama. Bentuk bangunan menggunakan gaya modern namun

dipadu dengan konsep tropis seperti penggunaan jendela yang bisa terbuka

sehingga dapat memasukkan udara dan cahaya ke dalam ruangan. Serta

menggunakan atap untuk melindungi jendela dari matahari dan tampias hujan.

Foto 19. Inner Court Gedung A Foto 20. Roster Bata pada KM Foto 21. Maket Gedung A

Gedung A dapat langsung diakses melalui selasar utama. Gedung A

merupakan asrama putri dan ruang VIP bagi orang tua mahasiswa yang ingin

nginap. Ruang VIP terletak pada lantai dasar bangunan dan menggunakan fasilitas

pendingin ruangan. Ruang VIP yang mulanya diperuntukkan bagi orang tua

mahasiswa pada saat kini digunakan untuk mahasiswa yang lebih mampu secara

ekonomi.

Pada asrama putri ini, kamar mandi dan ruang jemur digabung menjadi satu.

Pada area jemur diberi dinding yang tidak menutup secara keseluruhan. Hal ini

bertujuan untuk memberikan privasi dan memasukkan cahaya serta angin ke area

ruang jemur.

Page 27: 2007-3-00498-AR-Bab 2

32

Foto 22. Maket Gedung D dan G Foto 23. Tampak Bangunan Gedung D (Putra)

Blok D dan G merupakan asrama putra, dan keduanya terbagi menjadi

beberapa blok massa yaitu Blok D terdiri dari blok DI dan DII sedangkan blok G

terdiri dari 6 blok. Dan setiap blok bangunan terdiri dari 4 lantai. Pada gambar di

atas dapat terlihat setiap 2 blok dihubungi oleh bangunan yang merupakan

bangunan utilitas. Bangunan utilitas di dalamnya terdiri dari kamar mandi dengan

shower, toilet dan ruang jemur pada setiap lantai. Bangunan utilitas tersebut

berfungsi untuk melayani kedua blok gedung.

Foto 24. Bagian Tangga Foto 25. Koridor Asrama Foto 26. Tangga Akses

Page 28: 2007-3-00498-AR-Bab 2

33

Foto 27. Kamar Asrama Foto 28. Furnitur Asrama Gambar 16. Denah Ruangan

Kamar asrama yang disediakan hanya memiliki kapasitas 1 orang.

Pertimbangan dalam perancangan unit hunian ini adalah masalah privasi. Dengan

adanya 1 kamar untuk 1 orang, mahasiswa lebih leluasa menggunakan

ruangannya sesuai dengan kebutuhannya. Dalam kamar tersebut, pihak pengelola

telah menyediakan 1 ranjang, 1 lemari, dan 1 meja belajar. Luasan dari kamar

tidur mahasiswa adalah 2.5 m x 3 m. Suhu kamar ini cukup sejuk karena adanya

bukaan jendela, dan juga karena lokasi asrama ini masih berada di lingkungan

yang masih hijau. Sedangkan untuk penerangan dalam ruangan masih kurang

karena perletakan jendela pada sisi sudut. Sehingga pencahayaan alami dari luar

tidak dapat menerangi keseluruhan ruangan.

Di dalam asrama ini juga terdapat ruang belajar dan ruang sholat. Ruang

belajar sekarang ini berubah fungsi menjadi gudang karena tidak digunakan oleh

para mahasiswa. Ruang sholat berada di dalam bangunan utilitas dan dekat kamar

mandi. Dalam bangunan asrama ini juga dilengkapi panel listrik dan sprinkel yang

berfungsi ketika terjadi kebakaran.

Page 29: 2007-3-00498-AR-Bab 2

34

Foto 29. Pantry & Wastafel Foto 30. Bilik Shower, Toilet dan Ruang Jemur

Kamar mandi terletak pada bangunan utilitas yang menghubungkan kedua

blok bangunan. Kamar mandi tersebut terdiri atas 10 bilik dengan bak mandi dan

5 toilet. Juga terdapat 2 urinoir dan 2 wastafel. Pada ujung kamar mandi terdapat

ruang jemur. Kamar mandi ini juga difungsikan sebagai ruang cuci bagi

mahasiswa. Ruang jemur untuk asrama putra terbuka sehingga mendapatkan

pencahayaan alami yang membantu pengeringan pakaian.

Dalam pengelolaan utilitas air bersih dan air kotor, asrama UI ini

menggunakan pompa air yang masuk ke reservoir bawah, kemudian dipompa ke

reservoir atas yang terdapat dalam setiap blok bangunan. Sedangkan untuk

pengelolaan air kotor masih menggunakan sistem septic tank.

Foto 31. Septic Tank dan Reservoir Bawah

Page 30: 2007-3-00498-AR-Bab 2

35

Permasalahan pada Asrama UI

Pada asrama UI Depok ini ada beberapa permasalahan yang terjadi, yaitu :

- Kurang berfungsinya ruang belajar bersama yang sekarang menjadi gudang

barang. Hal ini terjadi karena mahasiswa lebih memilih belajar dalam kamar

masing – masing.

- Kurangnya pencahayaan alami yang terjadi pada kamar tidur mahasiswa karena

luasan jendela yang kurang.

Page 31: 2007-3-00498-AR-Bab 2

36

b) Asrama Putra Universitas Islam Negeri Indonesia (UIN) Syarif Hidayatullah di

Jakarta

Asrama putra UIN ini berada di daerah Ciputat, Jakarta Selatan. Asrama ini

terletak pada daerah berkontur dan dataran tinggi. Kondisi iklim pada tapak

asrama ini cukup dingin. Hal ini juga dipengaruhi oleh masih jarangnya bangunan

tinggi di sekitar asrama dan asrama tersebut masih memiliki banyak lahan hijau.

Asrama putra ini dikelola oleh UIN dengan menggunakan subsidi dari pemerintah

Mesir dan Islamic Development Bank (IDB). Pencapaian ke asrama putra ini

cukup jauh. Letaknya berada dekat dengan kompleks universitas pasca sarjana

UIN. Namun untuk ke kampus S1 memiliki rentang jarak yang jauh. Asrama putra

ini terdiri dari 3 blok yaitu blok A, B dan C. Pada saat ini blok C digunakan untuk

penginapan tamu dan pada lantai dasarnya disewakan untuk klinik umum.

Gambar 17. Site Plan Asrama Putra UIN

Page 32: 2007-3-00498-AR-Bab 2

37

Foto 32. Pos Jaga di samping Asrama Foto 33. Tampak Depan Blok B

Asrama Putra UIN ini memiliki kemiripan bentuk dan fasade. Selain itu juga

dipengaruhi oleh gaya arsitektur Islam. Fasade bangunan merupakan repetesi

bentuk balkon yang mengalami penekukan ke arah depan. Dan bangunan asrama

putra ini menggunakan konsep arsitektur tropis. Hal itu dapat terlihat dari

bagaimana pemecahan terhadap permasalahan iklim. Seperti untuk mengatasi

tampias hujan maka digunakan balkon dan diberi lisplank beton yang ditekuk.

Kemudian pemanfaatan pengudaraan dan pencahayaan alami dengan

memaksimalkan bukaan ke arah luar.

Foto 34. Teras Depan Blok B Foto 35. Rak Sepatu

Page 33: 2007-3-00498-AR-Bab 2

38

Gambar 18. Denah lantai 1 Blok B

Setiap blok asrama ini terdapat parkiran motor di bagian halaman asrama.

Biasanya parkiran tersebut digunakan oleh tamu asrama. Dari halaman depan

dapat menuju ke teras asrama. Di sana terdapat beberapa kursi untuk tamu.

Kemudian dari teras asrama dapat menuju ke lobby yang cukup luas. Lobby ini

biasanya digunakan sebagai parkiran motor bagi penghuni. Dalam asrama blok B

terdapat rak sepatu & juga loker. Pada lantai dasar juga terdapat ruangan untuk

pembina asrama. Ruangan tersebut sekaligus menjadi tempat tinggal.

Asrama blok B ini terdiri dari 19 kamar. Pada lantai dasar terdapat 7 kamar.

Sedangkan pada lantai 2 terdapat 12 kamar. Setiap kamar memiliki luas sekitar 4

m x 5 m. Dengan ketinggian langit – langit kamar sekitar 3.5 m. Dalam setiap

kamar telah disediakan 2 ranjang bertingkat, 2 lemari dan 4 meja belajar. Ada

beberapa kamar yang menggunakan meja panjang khusus 3 orang terutama kamar

yang berada di lantai satu. Satu kamar dihuni oleh 4 orang mahasiswa. Hal itu

telah ditentukan oleh pihak pengelola. Mahasiswa sendiri tidak mengalami

Page 34: 2007-3-00498-AR-Bab 2

39

kesulitan dalam bersosialisi dan berbagi privasi dengan mahasiswa lainnya.

Dengan tinggal di asrama ini diharapkan mahasiswa dapat menjalin keakraban

dengan sesamanya. Asrama ini juga menampung mahasiswa dari luar negeri.

Gambar 19. Denah Kamar lt. 1 Gambar 20. Denah Kamar lt.2 dengan varian tata letak

Foto 36. Kamar Mahasiswa di lantai 1 Foto 37. Bukaan jendela yang besar

Foto 38. Langit – langit ekspos Foto 39. Lemari dan Meja Belajar

Page 35: 2007-3-00498-AR-Bab 2

40

Kamar mahasiswa ini menggunakan bukaan jendela yang cukup besar

sehingga pengudaraan alami dan pencahayaan alami dapat dimanfaatkan secara

semaksimal mungkin. Dengan menempatkan posisi meja belajar dekat jendela,

mahasiswa dapat belajar selama siang hari tanpa menggunakan penerangan

buatan. Suhu dalam kamar juga terasa sejuk, karena kondisi asrama yang berada

pada daerah dataran tinggi.

Penempatan furnitur dalam kamar dapat diatur oleh mahasiswa sendiri. Hal

itu tergantung keinginan mahasiswa masing – masing. Dengan pengaturan yang

bebas, mahasiswa dapat menentukan posisi perletakkan yang sesuai.

Foto 40. Kamar Mahasiswa di lantai 2 Foto 41. Ruang Berkumpul di lantai 2

Untuk mencapai ke lantai dua pada blok B hanya dapat melalui tangga di

tengah hall. Pada daerah tangga tersebut diberi bouven untuk memasukkan

pencahayaan alami sehingga daerah tangga terang ketika siang hari.

Pada lantai dua terdapat ruang berkumpul yang berada di tengah. Biasanya

mahasiswa menggunakan ruang tersebut sebagai ruang berinteraksi, ruang belajar

bersama dan melakukan kegiatan olah raga, seperti main ping – pong.

Page 36: 2007-3-00498-AR-Bab 2

41

Foto 42. Tangga Blok B Foto 43. Hall di Blok C Foto 44.Tangga Blok C

Dalam asrama putra ini, jalur sirkulasi yang menghubungkan unit – unit

kamar berupa koridor yang memanjang. Untuk blok B, pada lantai dasarnya di

bagian ujung koridor terdapat pintu keluar ke taman. Koridor pada asrama putra

ini agak gelap. Terutama koridor pada blok C. Yang ujung koridor merupakan

kamar mandi.

Foto 45. Koridor Blok B (Utara) Foto 46. Koridor Blok C Foto 47. Koridor Blok B (lantai 2)

Kamar mandi di asrama putra ini terdiri dari 5 unit setiap lantai. Masing –

masing kamar mandi memiliki bak mandi dan toilet jongkok. Pada daerah kamar

mandi terdapat tempat untuk wudhu dan tempat cuci baju. Kamar mandi pada

blok B terdapat di dua sisi bangunan. Sedangkan pada blok C terletak pada ujung

Page 37: 2007-3-00498-AR-Bab 2

42

koridor yang sekaligus terhubung langsung dengan ruang jemur. Pada Blok B juga

terdapat ruang jemur dalam bangunan yang terletak di lantai 2. Untuk mahasiswa

yang tinggal di lantai 1 dapat menggunakan jemuran di halaman.

Foto 48. Koridor Kamar Mandi Foto 49a.Kamar Mandi (Tipikal)

Foto 49b. Tempat Wudhu Foto 50. K. Mandi Blok C Foto 51. Bilik – bilik KM Blok C

Foto 52. Ruang Jemur di lantai 2 Foto 53. Ruang Jemur Blok B Foto 54. Halaman Jemur

Di asrama UIN ini setiap lantai 2 & 3 terdapat balkon yang berhubungan

langsung ke unit kamar. Koridor ini biasanya dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk

Page 38: 2007-3-00498-AR-Bab 2

43

menjemur pakaian ketika hujan, atau sebagai tempat untuk menikmati view ke

arah pemukiman penduduk. Pada balkon tersebut dapat diperhatikan bahwa

banyak debu dan kotoran yang menempel pada lantai. Hal ini terjadi karena

teritisan atap yang tidak mengcover area balkon. Sehingga ketika hujan, air akan

masuk ke koridor dan membasahi lantai. Ketika kering, debu akan menempel

sehingga koridor terkesan kotor. Pada bagian sisi timur koridor terasa panas ketika

pagi hari. Hal ini menyebabkan unit kamar yang menghadap ke bagian timur akan

menjadi panas ruangannya. Untuk mengatasi hal itu, mahasiswa UIN

menggunakan lemari sebagai barrier sehingga panas tidak langsung masuk.

Foto 55. Koridor Sisi Timur Foto 56. Teritisan yang Tinggi Foto 57. Lantai yang Kotor

Fasilitas yang tersedia di asrama ini adalah adanya dapur dan ruang makan

bersama. Dapur ini terletak di lantai dasar pada blok B dan berdekatan dengan

kamar mandi. Daerah dapur diberi banyak bukaan sehingga ketika memasak asap

masakan dapat keluar. Untuk utilitas air bersihnya menggunakan mesin pompa

yang memompa air langsung ke reservoir atas. Sedangkan untuk utilitas air

kotornya menggunakan sistem septic tank.

Page 39: 2007-3-00498-AR-Bab 2

44

Foto 58. Dapur Umum Foto 59. Meja makan

Foto 60. Mesin Pompa Blok C Foto 61. Mesin Pompa Blok B Foto 62. Reservoir Atas

Permasalahan Asrama Putra UIN

- Kurangnya fasilitas penunjang seperti warnet, poliklinik, mini market dan

wartel.

- Kamar hunian yang menghadap ke arah timur mengalami penyinaran

langsung sehingga ruangan menjadi panas ketika pagi hari.

- Tidak adanya fasilitas olah raga sebagai sarana rekreasi.

- Tidak adanya parkiran mobil, sehingga mobil tamu harus menggunakan

bahu jalan sebagai area parkir.

Page 40: 2007-3-00498-AR-Bab 2

45

c) Asrama Putra Kidang Pananjung, ITB di Bandung

Asrama putra ini terletak di jalan Cisitu Lama VIII, Bandung. Asrama ini

dibangun oleh Institut Teknologi Bandung dengan subsidi dari pemerintah dan

dikelola oleh biro kemahasiswaan. Tujuan dari pengadaan asrama ini adalah untuk

mengfasilitasi mahasiswa baru yang datang dari luar daerah bandung. Pada

awalnya mahasiswa ini akan dikelola seperti asrama militer, namun karena lain

hal akhirnya diputuskan untuk digunakan seperti asrama mahasiswa biasa. Luas

asrama ini kira – kira 1 hektar dan berada di atas lahan yang berkontur.

Asrama putra ini terdiri dari 5 blok yaitu B, C, D, E, dan F. Dengan jumlah

kapasitas 296 mahasiswa. Pada saat sekarang jumlah mahasiswa yang menghuni

asrama ini hanya 150 orang. Pencapaian ke asrama ini harus melewati jalan kecil

dan agak jauh dari daerah kampus ITB.

Foto 63. Tampak Depan Asrama Foto 64. Kantin dan Parkir Motor

Asrama ini memiliki pos jaga di bagian depan dan parkir mobil yang

terbatas jumlahnya sekitar 10 – 15 mobil dan untuk parkiran motor terletak di

dekat areal kantin. Dalam perencanaan asrama ini, awalnya kantin akan digunakan

Page 41: 2007-3-00498-AR-Bab 2

46

sebagai dapur umum yang dikelola oleh asrama namun karena perubahaan sistem

pengelolaan akhirnya kantin dikelola oleh umum.

Foto 65. Parkir Motor Foto 66. Kantin Foto 67. Gudang dan Lap. Basket

Kantin terbagi menjadi 3 bagian kontur yang terletak dalam satu bangunan.

Pada lahan kontur yang pertama terdapat kantin dan parkir motor. Pada kontur

kedua terdapat laundry dan tempat duduk. Dan pada kontur ketiga terdapat

gudang dan lapangan basket. Dari kantin terdapat akses menuju ke parkir mobil

dan blok asrama mahasiswa. Setelah masuk melewati parkiran mobil, bangunan

pertama yang dijumpai adalah kantor pengelola asrama.

Gambar 21. Site Plan Asrama

Kantin & Parkir Motor

Bilik Kamar Mandi

Kantor Pengelola & R. duduk

Blok Asrama

Ruang Jemur

Page 42: 2007-3-00498-AR-Bab 2

47

Foto 68. Kantor Pengelola Foto 69. Rak Surat dan Ruang Tamu

Dalam perencanaan terdahulu, bangunan kantor pengelola dulunya

merupakan hunian bagi pembina asrama. Di dalamnya terdapat dua kamar untuk

setiap pembina. Setiap kamar terdapat ruang tamu, pantry, kamar tidur, dan kamar

mandi. Dengan perubahan sistem pengelolaan, akhirnya difungsikan sebagai

kantor pengelola. Dan setelah melewati kantor pengelola akan terdapat ruang

duduk. Pihak pengelola asrama menerapkan suatu aturan yaitu tamu tidak boleh

masuk ke dalam kamar mahasiswa. Sehingga setiap mahasiswa akan dipanggil

menggunakan microphone lokal apabila kedatangan tamu. Tamu hanya boleh

bertemu dengan mahasiswa di ruang duduk yang telah disediakan. Dan setelah

melewati kantor pengelola akan terdapat ruang duduk. Pada ruang duduk tersebut

terdapat rak surat dan ruang penitipan barang. Setiap barang yang dikirim ke

mahasiswa dititipkan dahulu di kantor pengelola kemudian pengelola akan

menyampaikan ke mahasiswa. Biasanya mahasiswa akan menggunakan ruang

duduk ini untuk menonton acara tv dan berkomunikasi.

Page 43: 2007-3-00498-AR-Bab 2

48

Gambar 22. Denah Kantor Pengelola

Foto 70. Ruang TV Foto 71. Ruang Duduk

Bangunan kantor pengelola ini menggunakan konsep bangunan tropis, hal

itu dapat terlihat dari penggunaan bentuk atap segitiga yang dapat menurunkan air

hujan. Dan terdapat banyak bukaan jendela untuk memasukkan sinar dan udara ke

dalam ruangan sehingga bangunan terasa sejuk.

Blok – blok asrama putra berada di belakang kantor pengelola. Dan

bangunan asrama putra kidang pananjung ini terdiri dari satu lantai. Karena

kondisi lahan yang berkontur maka blok asrama putra ini mengalami penurunan

setiap 1 meter untuk 1 blok. Pembangunan blok asrama putra ini menggunakan

sistem cut and fill sehingga di dapat luasan bangunan yang diinginkan. Blok B

Teras

KantorRuang Kepala AsramaPantry

Ruang Duduk & Ruang TV

Page 44: 2007-3-00498-AR-Bab 2

49

merupakan blok terdepan dari asrama putra kemudian disusul blok C, D, E dan

yang terakhir merupakan blok F. Untuk mencapai setiap blok asrama terdapat

koridor terbuka dan selasar penghubung.

Gambar 23. Site Plan Blok Asrama

Foto 72. Koridor Asrama Foto 73. Selasar Penghubung

Setiap unit kamar awalnya digunakan untuk menampung 8 orang mahasiswa

sesuai dengan konsep awal yaitu barak militer dan dengan luasan 6 m x 6 m.

Blok B = 10 unit

Blok C = 18 unit

12 Bilik KM & 12 Bilik Toilet( Tipikal )

Blok D = 20 unit

Blok E = 16 unit

Blok F = 10 unit

Page 45: 2007-3-00498-AR-Bab 2

50

Kemudian terjadi perubahan menjadi 1 kamar untuk 4 mahasiswa. Konsep barak

tersebut ditinggalkan karena tidak sesuai dengan karakteristik mahasiswa yang

interaktif dan dinamis. Dalam konsep barak tersebut, 1 kamar terdapat 4 ranjang

bertingkat , 4 lemari dan 8 meja belajar.

Foto 74. Kamar Tidur untuk 8 orang Gambar 24. Denah Kamar

Pada saat ini 1 kamar dikhususkan untuk 4 orang dan terdiri dari 4 ranjang, 4

lemari dan 4 meja belajar. Pembagian kamar ini Kamar tidur tersebut memiliki

bukaan dua jendela dan 1 pintu. Kamar tidur ini memiliki langit – langit yang

tinggi sekitar 4 meter. Dan kondisi kamar ini sejuk. Hal ini dipengaruhi oleh

lokasi asrama yang berada di daerah dataran tinggi. Sedangkan untuk

pencahayaan ruangan masih kurang terutama pada bagian dalam. Sehingga harus

dibantu dengan lampu buatan. Dari hasil wawancara dengan mahasiswa yang

tinggal di asrama ini, dapat diketahui alasan pemilihan asrama ini adalah biaya

sewa murah. Dan rata – rata mahasiswa tersebut dapat membiasakan diri untuk

tinggal bersama karena dulunya sudah pernah tinggal di asrama ketika sekolah.

Sedangkan untuk mahasiswa yang baru tinggal di asrama memerlukan waktu

beradaptasi dengan sesamanya dalam jangka waktu sebulan.

Page 46: 2007-3-00498-AR-Bab 2

51

Gambar 25. Denah Furnitur Sekarang Foto 75. Ruang Gerak yang Cukup Luas

Penyusunan furnitur – furnitur asrama ini memberikan suatu kesan adanya

ruang imajiner. Ruang imajiner ini menjadi ruang gerak bagi mahasiswa. Dengan

penyusunan lemari yang dapat berfungsi sebagai partisi. Sehingga ruangan terbagi

menjadi 4 ruang imajiner. Walaupun tidak ada pembatas yang masif, mahasiswa

antara satu dengan lain masih bisa menjaga diri supaya tidak menganggu satu

sama lain. Baik dari segi sosial maupun segi audial.

Foto 76. Ranjang dan Meja Belajar Foto 77. Lemari untuk setiap mahasiswa

Jumlah kamar mandi adalah 24 bilik, dan terbagi lagi menjadi 12 bilik

mandi, dan 12 bilik toilet. Untuk setiap blok terdapat 24 bilik. Kamar mandi ini

biasanya juga digunakan sebagai ruang cuci. Sebelumnya bilik kamar mandi ini

Page 47: 2007-3-00498-AR-Bab 2

52

terdiri dari 24 bilik toilet yang berfungsi juga sebagai tempat mandi. Namun

terjadi permasalahan dalam kapasitas pengadaan air, maka diputuskan untuk

membuat 12 bilik kamar mandi yang menggunakan bak. Hal ini dapat membantu

memecahkan permasalahan kapasitas air. Asrama ini menggunakan septic tank

sebagai bagian dari sistem utilitas air kotor. Untuk ruang jemur, pihak pengelola

menyediakan tempat jemur di halaman tengah yang memisah setiap blok. Namun

kadang kala mahasiswa menjemur di sepanjang koridor. Walaupun hal itu tidak

diinginkan oleh pihak pengelola.

Foto 78. Bilik Kamar Mandi Foto 79. Bilik Toilet Foto 80. Koridor Kamar Mandi

Bangunan asrama ITB ini dibangun pada tahun 1997 dan menggunakan

konsep bangunan tropis. Penggunaan atap segitiga untuk mengalirkan air hujan

dan banyak bukaan pada setiap unit kamar. Untuk mengalirkan udara masuk ke

dalam ruangan kamar juga digunakan bouven yang terletak di bawah atap.

Page 48: 2007-3-00498-AR-Bab 2

53

Foto 81. Ruang Jemur antar Blok Foto 82. Bentuk Atap sesuai Iklim Tropis

Permasalahan Asrama ITB Kidang Pananjung

- Minimnya fasilitas olah raga, hal ini terjadi karena kesalahan konsep awal

pembangunan yang lebih condong ke militer.

- Kurangnya fasilitas penunjang kegiatan akademis seperti warnet dan

poliklinik.

Page 49: 2007-3-00498-AR-Bab 2

54

II.3.2 Kesimpulan Studi LapanganUniversitas Indonesia

( UI )

Universitas Islam Negeri

( UIN )

Institut Teknologi Bandung

( ITB )Penghuni Putra = 325 orang

Putri = 425 orang

Mahasiswa tingkat satu dan

tingkat 2.

Mahasiswa S2

Putri = 428 orang

Putra = 173 orang

Mahasiswa Tingkat satu dan tingkat

2.

Mahasiswa S2

Putra = 150 orang ( Asrama Kidang

Panajung ) dari jumlah total yang

dapat ditampung yaitu 296 orang

Mahasiswa ( semua tingkatan)

Bangunan Menggunakan konsep arsitektur

Tropis, terlihat dari :

- Penggunaan atap miring

- Penggunaan teritisan

- Banyak bukaan untuk

pencahayaan alami dan

pengudaraan alami

Menggunakan konsep arsitektur

Tropis, terlihat dari :

- Penggunaan atap miring

- Penggunaan teritisan

- Banyak bukaan untuk

pencahayaan alami dan

pengudaraan alami

Menggunakan konsep arsitektur

Tropis, terlihat dari :

- Penggunaan atap miring

- Penggunaan teritisan

- Banyak bukaan untuk

pencahayaan alami dan

pengudaraan alami

Universitas

Asrama

Page 50: 2007-3-00498-AR-Bab 2

55

Jumlah Massa

Bangunan Asrama

Asrama Putri = 5 massa

Asrama Putra = 10 massa

( termasuk yang dalam

perencanaan )

Asrama Putri = 3 massa

Asrama Putra = 3 massa

Asrama Putra Kidang Pananjung =

5 massa

Hubungan Antara

Asrama Putri dan

Asrama Putra

Berada pada satu lahan. Adanya

pemisahan yang jelas antara

asrama putri dan putra. Namun

privasi antara putri dengan

putra sulit diawasi.

Tidak berada pada satu lahan.

Privasi antara putri dengan putra

jelas dan terkontrol.

Tidak berada pada satu lahan.

Privasi antara putri dengan putra

jelas dan terkontrol.

Kamar Tidur Putri dan putra

1 kamar untuk 1 orang

Luas = � 2.5 m x � 3 m

Tinggi = � 3 m

Ruangan memiliki jendela satu,

untuk mendapatkan aliran udara

dan pencahayaan alami

Putri

1 kamar untuk 4 orang

Luas = � 4.4 m x � 2.8 m

Tinggi = � 3.5 m

1 kamar untuk 2 orang

Luas = � 3 m x � 3 m

(Ranjang Bertingkat)

Putra

1 kamar untuk 8 orang & 1 kamar

untuk 4 orang. (Ranjang Bertingkat)

Luas = � 6 m x � 6 m

Tinggi = � 3.5 m

Ruangan memiliki jendela dua,

untuk mendapatkan aliran udara

dan pencahayaan alami

Page 51: 2007-3-00498-AR-Bab 2

56

Putra

1 kamar untuk 4 orang

Luas = � 5 m x � 4 m

Tinggi = � 3.5 m

(Ranjang Bertingkat)

Ruangan memiliki jendela dua,

untuk mendapatkan aliran udara

dan pencahayaan alami

Fasilitas

Ruang Belajar

Bersama & Ruang

TV

Tidak digunakan lagi.

Sekarang lebih banyak

dilakukan di Kantin

Menggunakan area ruang

berkumpul sebagai tempat belajar

dan menonton TV.

Tidak tersedia ruang belajar

Bersama.

Kegiatan menonton dilakukan di

ruang duduk.

Fasilitas

Ruang Serba Guna

Terletak di dekat akses masuk

Ke asrama. Berupa bangunan 2

lantai dengan banyak bukaan

jendela.

Kegiatan dilakukan pada ruang

berkumpul & halaman terbuka.

Tidak tersedia ruang serba guna.

Mahasiswa dapat menggunakan

area kantin untuk bermacam –

macam aktifitas

Page 52: 2007-3-00498-AR-Bab 2

57

Ruang duduk Berada di dekat kantin.

Tersedia furnitur sofa. Ruang

bersifat terbuka dan publik.

Berada di lantai 2. Termasuk

sebagai bagian dari ruang

berkumpul. Tidak tersedia furnitur,

tetapi menggunakan karpet sebagai

alas. Ruang bersifat semi privat.

Berada di bangunan pertama, dekat

dengan kantor pengelola. Banyak

terdapat bukaan jendela. Ruang

bersifat semi privat.

Mushola Berada di setiap lantai.

Ada perbedaan peil lantai, dan

terletak dekat kamar mandi

sehingga memudahkan untuk

wudhu.

Tidak disediakan mushola,

namun dapat dilakukan di ruang

berkumpul.

Tidak disediakan mushola,

Biasanya dilakukan di dalam

kamar.

Kamar mandi dan

Toilet

Terdapat pada setiap lantai.

Kamar mandi dan toilet

terpisah. Ruangan memiliki

banyak bukaan, ketinggian

dinding tidak penuh.

Terdapat pada setiap lantai.

Kamar mandi dan toilet

digabung. Ruangan memiliki

banyak bukaan.

Terdapat pada setiap lantai.Kamar mandi

dan toilet terpisah. Ruangan memiliki

sedikit bukaan, ketinggian dinding tidak

penuh. Jumlah Kamar mandi 12 bilik

mandi dan 12 bilik toilet, jumlah

memadai sehingga tidak terjadi antrian.

Page 53: 2007-3-00498-AR-Bab 2

58

Ruang Cuci &

Jemur

Terdapat pada setiap lantai.

Menjadi satu dengan kamar

mandi dan toilet.

Ruangan memiliki banyak

bukaan sehingga tidak lembap.

Ruang Jemur berada dekat area

kamar mandi dan terlindungi

oleh teritisan.

Terdapat pada setiap lantai.

Menjadi satu dengan kamar

mandi dan toilet.

Ruangan memiliki banyak

bukaan sehingga tidak lembap.

Ruang Jemur berada di halaman

terbuka dan ada yang dekat area

kamar mandi dan terlindungi

oleh teritisan.

Terdapat pada setiap lantai.

Menjadi satu dengan kamar

mandi dan toilet.

Ruangan memiliki sedikit bukaan.

Ruang Jemur berada dekat area

kamar mandi dan berada pada

halaman terbuka.

Dapur & Kantin Tidak terdapat dapur dalam

asrama.

Kantin berada dekat dengan

asrama.

Terdapat dapur bersama pada lantai

dasar. Sering digunakan untuk

masak.

Tidak ada kantin dalam area

asrama.

Tidak terdapat dapur dalam asrama.

Mahasiswa membuat kompor masak

Sendiri.

Kantin berada dekat dengan

asrama.

Ruang Setrika Berada dekat area kamar mandi. Berada dekat area kamar mandi. Setrika dalam kamar dan ada yang

menggunakan jasa laundry.

Page 54: 2007-3-00498-AR-Bab 2

59

Fasilitas Olah Raga

& Rekreasi

Tidak terdapat fasilitas olah

raga dalam area asrama.

Tersedia taman terbuka yang

dapat digunakan sebagai tempat

olah raga dan rekreasi

Tidak tersedia fasilitas olah raga

dalam area asrama.

Mahasiswa hanya dapat melakukan

olah raga indoor seperti ping –

pong.

Tersedia lapangan bulutangkis dan

lapangan basket.

Untuk kegiatan olah raga lainnya,

mahasiswa harus menuju ke sarana

budaya dan olah raga (Sabuga)

Parkir Tersedia parkir mobil dengan

kapasitas � 50 mobil dan

parkir motor dengan kapasitas

� 100 motor.

Tidak tersedia parkir mobil di

asrama putra.

parkir motor mempunyai kapasitas

� 150 motor.

Tersedia parkir mobil dengan

kapasitas � 20 mobil dan

parkir motor dengan kapasitas

� 150 motor.

Keamanan Pos Jaga berlokasi di depan

asrama dan adanya patroli

keamanan setiap malam.

Pos Jaga berlokasi di depan

asrama dan adanya patroli

keamanan setiap malam.

Pos Jaga berlokasi di depan

asrama dan adanya patroli

keamanan setiap malam.

Page 55: 2007-3-00498-AR-Bab 2

60

II.3.3 Studi Literatur

a) Berdasarkan Times Saver Standard for Building Types

Dalam perancangan furniture untuk sebuah asrama, ada beberapa hal yang

harus diperhatikan yaitu:

1. Dimensi ruangan

Ruangan yang dirancang harus memperhatikan ukuran dari furnitur dengan

kata lain luasan ruang harus dapat menampung ukuran furnitur, dan ruang

penggunaan furnitur.

2. Ukuran dan bentuk ruangan akan memberikan variasi tata letak furnitur dan

pembagian ruangan untuk kegiatan fisik dan visual.

Gambar 26. memperlihatkan luasanruang yang dipakai untuk aktivitas di sekitar furniture

Page 56: 2007-3-00498-AR-Bab 2

61

Gambar 27.

Contoh Modul perletakkan

furniture yang mungkin

dan ruang – ruang yang

terjadi sebagai akibat

aktifitas penggunaan

furniture tersebut.

Dalam perencanaan tata letak furniture

dalam ruang berbentuk persegi panjang

ada 3 kemungkinan yang terjadi (lihat

gambar di kiri) :

1. tata letak furnitur memiliki ruang

penggunaannya cukup namun

terbatas. (gambar atas)

2. Penggunaan furnitur secara optimal

karena ukuran ruang memadai.

(gambar tengah)

3. Terjadi space yang berlebihan akibat

terlalu luas (gambar bawah)

Gambar 28. Perletakan Furnitur

Page 57: 2007-3-00498-AR-Bab 2

62

Ada beberapa tipe unit asrama, yaitu :

1. Single rooms

Ruang ini dikhususkan untuk satu orang mahasiswa. Ruang ini dapat

langsung terbuka menuju koridor. Ruang ini memberikan pengontrolan

privasi yang baik kepada penggunanya. Dalam perancangan furnitur untuk

single rooms dapat dibuat dengan dua alternatif yaitu built in dan furnitur

lepas.

Gambar 29. Denah Single Room

2. Split double rooms

Ruangan ini menyediakan ruang untuk hubungan sosial antar 2

mahasiswa yang berbagi ruang yang sama dalam waktu yang sama,

mengenal dan memecahkan permasalahan atau konflik dan aktivitas

belajar. Dalam perancangan ruangan ini perlu diperhatikan beberapa hal

yaitu ruangan harus menyediakan privasi visual dan pembagian zoning

dalam ruangan harus jelas seperti pembagian area duduk, belajar harus

terpisah dari tempat tidur. Hal ini bertujuan untuk menjaga privasi apabila

ada mahasiswa yang kedatangan tamu, sedangkan temannya lagi istirahat.

Page 58: 2007-3-00498-AR-Bab 2

63

Gambar 30. Split Double Room

3. Double rooms

Kamar ini merupakan standar yang sering ditemui di asrama pelajar

saat ini. Kamar ini termasuk sangat rentan terhadap masalah privasi dan

kegiatan belajar, serta permasalahan penyimpanan barang. Penggunaan

lemari yang dapat dipindahkan dapat melindungi privasi tempat tidur

dengan meja belajar.

Gambar 31. Varian Double Room

4. Triple room

Kamar ini populer di kalangan pelajar dan mahasiswa. Di mana

pengaturan furnitur yang moveable memeberikan area tambahan yang

memungkinkan perubahan tata letak furnitur. Hal ini merupakan salah satu

Area Tidur

Area Belajar, Duduk, dan Sosial.

Split Level

Page 59: 2007-3-00498-AR-Bab 2

64

alasan yang mempopularkan tipe kamar ini. Namun sepertinya ruangan ini

menciptakan beberapa permasalahan dalam hubungan penggunanya.

5. Four student room

Dalam kamar ini, empat pelajar berbagi satu ruangan mempunyai

permasalahan yang sama dengan pelajar yang tinggal di double rooms atau

triple rooms. Dalam perencanaan ruangan ini perlu diperhatikan

permasalahan luasan ruang dan pembagian zoning aktivitas. Untuk tempat

tidur menggunakan ranjang bertingkat.

Gambar 32. Varian Four Student room

6. Suites

Tipe kamar ini biasanya terdiri atas satu ruang bersama, dan 2 kamar

tidur dengan kamar mandi yang bisa ada atau tidak ada sama sekali.

Dengan tinggal dalam kamar ini diharapkan dapat mengurangi tekanan

yang dialami 2 pelajar yang berbagi satu kamar dan juga diharapkan dapat

meningkatkan hubungan sosial dengan sesamanya.

Pola tipikal dari kamar ini adalah adanya ruang bersama yang digunakan

juga sebagai ruang belajar, dan terpisah dengan kamar tidur. Penyediaan

Page 60: 2007-3-00498-AR-Bab 2

65

kamar mandi merupakan alternatif yang tidak harus dilakukan

berhubungan dengan pertimbangan ekonomi dan perawatan.

7. Apartemen

Beberapa pendapat di antara pelajar menunjukkan bahwa tiga atau

lima pelajar akan membentuk suatu grup untuk tinggal di apartemen.

Pelajar ini akan bekerja dengan baik dalam hal memasak dan terdapat

kebebasan beraktivitas setiap akhir pekan.

Untuk itu perlunya penyediaan fasilitas dapur yang menunjang kegiatan

tersebut. Biasanya dalam apartemen terdapat ruang bersama yang

digunakan untuk belajar dan berkomunikasi, kamar tidur dua, dapur dan

kamar mandi.

Gambar 33. Organisasi Suite 1 Gambar 34. Organisasi Suite 2

Perencanaan unit kamar mandi dan toilet di asrama biasanya

menggunakan sistem gang bath di mana dalam satu ruang terdapat beberapa

Page 61: 2007-3-00498-AR-Bab 2

66

kamar mandi dan bilik toilet. Permasalahan penggunaan sistem ini adalah dari

segi ekonomi. Pelajar harus mengeluarkan biaya maintenance yang dibayar ke

universitas. Apabila pelajar menggunakan kamar mandi sendiri maka biaya

tersebut dapat ditekan sehingga dapat menghemat biaya perawatan jangka

panjang. Dengan konsekuensi, pelajar harus membersihkan dan merawat

kamar mandi itu sendiri. Walaupun dalam perencanaan awal, penggunaan

sistem ini dapat menghemat biaya pembuatan utilitas.

Gambar 35. Pola perletakan Kamar Mandi Bersama

Ada beberapa tipe perencanaan dasar asrama

1. Double Loaded Corridor

Perencanaan unit asrama ini menggunakan sistem koridor sebagai

pembagi sehingga unit – unit hunian terdapar pada 2 sisi. Unit – unit

Page 62: 2007-3-00498-AR-Bab 2

67

kamar mempunyai pintu keluar yang mengarah ke koridor sebagai sumbu.

Pada satu sisi lainnya terdapat kamar mandi bersama dan lift. Terdapat 1

tangga darurat dengan perhitungan jarak terdekat antara tangga akses

dengan tangga darurat.

Gambar 36. Denah Double Loaded Corridor

2. Tipe Gallery

Tipe perencanaan ini berupa single loaded corridor. Di mana koridor

memiliki orientasi langsung keluar bangunan. Tipe ini biasanya berupa

suite room dengan adanya ruang bersama, kamar mandi bersama, dan 2

ruang tidur.

Gambar 37. Denah Tipe Gallery

3. Extended Core Plan

Page 63: 2007-3-00498-AR-Bab 2

68

Tipe ini terdiri dari beberapa ruangan yang mengelilingi empat sisi

dari struktur. Pada pusat dari struktur terdapat ruang servis termasuk

kamar mandi bersama, ruang janitor, lift, dll. Koridor biasanya

mengelilingi ke empat sisi inti bangunan.

Gambar 38. Denah Extended Core Plan

4. Core Plan

Bentuk kamar dan koridor yang mengelilingi inti. Tetapi tidak selalu

diidentikkan dengan bangunan high rise. Menggunakan sirkulasi vertikal

berupa tangga dan lift yang berada pada inti bangunan digabung juga

dengan kamar mandi bersama dan ruang servis.

Gambar 39. Denah Core Plan

Page 64: 2007-3-00498-AR-Bab 2

69

5. Vertical House

Tipe ini terdiri dari 4, 6, 8 bentuk suite. Tangga biasanya tersedia

hanya melayani satu atau dua konfigurasi ruangan. Tipe ini biasanya

menciptakan kesan seperti rumah pribadi.

Gambar 40. Denah Vertical House

Page 65: 2007-3-00498-AR-Bab 2

70

b) Simmons Hall, Massachusetts Institute of Technology

Simmons Hall merupakan hasil karya Steven Holls, Simmons Hall di

bangun dalam kompleks kampus MIT. Tujuan pengadaan asrama mahasiswa ini

untuk mempermudah para mahasiswa dalam kegiatan akademis dan interaksi

sosial. Simmons Hall terdiri dari 10 lantai dengan kapasitas jumlah unit 350

kamar tidur. Bangunan asrama berupa sebuah kompleks kubus masif raksasa yang

fasade bangunan sebagian besar merupakan jendela. Dalam praperancangan,

sebelum arsitek mempresentasikan gagasannya, arsitek menginginkan pendapat

dari para mahasiswa sebagai masukan untuk desain. Dari pertemuan ini diketahui

bahwa mahasiswa menginginkan ruang belajar lebih banyak dan memiliki

flexibilitas dalam pengaturan lingkungan kamar masing – masing.

Foto 83. Tampak Depan Simmons Hall

Bangunan ini dirancang sebagai bagian dari bentuk kota dan bentuk kampus

dengan konsep ”poros” sepanjang Vassar Street. Dan ianya memiliki ketinggian

sekitar 330 kaki. Konsep urban memberikan kesan menyenangkan kepada

mahasiswa seperti penyediaan teater dengan kapasitas 125 kursi, dan juga night

Page 66: 2007-3-00498-AR-Bab 2

71

cafe. Kantin berada pada level jalan sehingga seolah – olah seperti restoran

pinggir jalan dengan kanopi special dan meja luar.

Gambar 41. Sketsa Massa Bangunan Gambar 42. Sketsa Konsep Sponge

Keseluruhan massa bangunan mempunyai lima bukaan skala besar. Dan

merespon ke arah pintu masuk utama, koridor pemandangan, dan teras aktivitas

luar yang utama dihubungkan ke program seperti gymnasium.

Skala selanjutnya adalah bukaan menciptakan sumbu vertikal dalam blok

yang menggunakan sistem permukaan bebas yang dikoneksi ke cetakan sponge.

Bukaan yang lebar dan dinamis ini merupakan paru – paru dari bangunan yang

membawa masuk cahaya matahari dan menggerakkan udara ke atas melalui

potongan.

Koridor yang menghubungkan ruangan seperti jalan (lebar 11 kaki) di mana

terjadinya pengalaman urban. Seperti di Aalto’s Baker House, hall utama bisa

menjadi ruang publik dan ruang duduk.

Konsep sponge untuk tempat tinggal mahasiswa S1 mentransformasi sumbu

morfologi bangunan melalui rangkaian program dan fungsi bioteknik. Konsep

Page 67: 2007-3-00498-AR-Bab 2

72

sponge diterapkan sebagai suatu perencanaan ruang dalam untuk menampung

fungsi yang dinamis.

Pada bagian tangga sebagai sirkulasi vertikal menggunakan bentuk yang

organik dan dinamis sebagai penanda akses. Bagian tangga tersebut mempunyai

void sehingga dapat memasukkan cahaya dari luar. Pada asrama ini juga

menggunakan lift sebagai sarana akses.

Gambar 43. Denah Lantai dasar ( atas ) dan denah lantai 2 ( bawah )

Pada lantai dasar terdapat fasilitas publik dan fasilitas komersial. Menurut

pernyataan dari projek arsitek Tim Bade bahwa mereka mendistribusi ruang

praktek, lab foto, ruang game, dan ruang serba guna ke seluruh bagian bangunan.

Dengan pertimbangan para mahasiswa selalu bergerak mengelilingi bangunan.

Sehingga dengan pencampuran tersebut tidak ada yang merasa memiliki fasilitas

tersebut, ianya terbagi secara komunal.

Blob merupakan area berkumpul bagi anak muda sebagai tempat untuk

mengekspresikan diri melalui kegiatan dance dan skateboard. Hal tersebut terlihat

Page 68: 2007-3-00498-AR-Bab 2

73

pada ekspresi ruang dalam dengan bentuk langit – langit yang dinamis dan

organik.

Foto 84. Lobby : Tangga menuju ke lantai 2 Foto 85. ”Blob” area berkumpul

Kamar tidur asrama ini menggunakan konsep yang mengacu kepada tema

“porositas”. Kamar tidur asrama terbagi menjadi 2 tipe yaitu tipe single dan tipe

double. Untuk kamar double, ianya memiliki efisiensi ruangan ketika diletakkan

tegak lurus terhadap dinding jendela. Dan jendela kamar ini menggunakan tirai.

Sedangkan kamar tidur single terdiri dari lebar 9 jendela. Dengan ranjang satu,

meja belajar satu dan lemari serta laci penyimpanan di bawah ranjang. Model

furniture ini memaksimalkan efisiensi tata letak ruangan.

Foto 86. Kamar Tidur Double Foto 87. Kamar Tidur Single

Page 69: 2007-3-00498-AR-Bab 2

74

Foto 88. Struktrur Prefabrikasi Gambar 44. Potongan Detail Jendela

Sistem struktur ”PerfCon” merupakan design yang unik, di mana dapat

memaksimalkan flexibilitas dan interaksi. Struktur PerfCon ini menggunakan

suatu rangka beton pracetak yang dirangkai hingga menjadi satu kesatuan yang

memikul beban bangunan. Warna – warna pada fasad jendela memberikan tanda

di mana beban yang dipikul oleh dinding PerfCon. Setiap ruangan asrama

mempunyai sembilan jendela operasi dengan ukuran 2 x 2 feet. Kedalaman 18

kaki dari dinding secara natural menciptakan efek bayangan selama musim panas,

dan pada sudut rendah matahari musim dingin membantu menghangatkan

bangunan. Kesan cahaya dari sembilan jendela kamar ketika malam hari

menciptakan suasana magis dan menyenangkan.

Foto 89. Fasad didominasi Jendela kotak & Suasana Bangunan Malam hari

Page 70: 2007-3-00498-AR-Bab 2

75

c) Katherine and William Mayer Residences, Campus of Tulane in New Orleans

Bangunan asrama ini didesign oleh biro arsitek Perkins & Will’s dalam

konteks bangunan modern. Massa bangunan ini didesign dengan bentuk L di

mana bagian dalam L merupakan respon terhadap sirkulasi yang berbentuk oval.

Gambar 45. Maket Kawasan

Bangunan asrama ini terdiri dari 4 lantai bangunan. Pada lantai dasar

bangunan terdapat unit kamar yang berdekatan dengan fasilitas penunjang. Setiap

unit kamar berupa tipe suite di mana dalam dua kamar harus berbagi 1 kamar

mandi. Asrama ini menggunakan sistem double loaded corridor.

Gambar 46. Denah Lantai Dasar Asrama

Page 71: 2007-3-00498-AR-Bab 2

76

Taman tengah merupakan area semi public yang dapat di dicapai setelah

melewati plaza bagian depan. Taman tengah ini difungsikan sebagai area rekreasi

bagi mahasiswa. Tampak bangunan menggunakan gaya arsitektur modern. Hal

tersebut terlihat dari penggunaan bentuk kubus dan penggunaan struktur beton.

Serta banyaknya bukaan jendela kaca.

Gambar 47. Koridor Penghubung Gambar 48. Unit Balkon

Gambar 49.Tampak Bangunan

Page 72: 2007-3-00498-AR-Bab 2

77

d) Cooperative Dormitory, Vassar College, Poughkeepsie, New York

Asrama ini didesign oleh Macel Breuer sebagai suatu bentuk bangunan

modern yang menggunakan konsep form follows function. Asrama ini merupakan

asrama putri dengan menggunakan tipe kamar double room. Dari hasil analisa

arsitek, diketahui bahwa kamar tidur membutuhkan privasi sehingga salah satu

cara untuk mencapai tujuan ini adalah mengangkat bangunan dari atas tanah.

Dengan penempatan fasilitas publik berada di lantai dasar. Pada lantai dasar

terdapat fasilitas dapur, olah raga tenis meja, sepeda, ruang makan bersama, ruang

duduk bersama dan kantor pengelola.

Gambar 50.Bangunan asrama di lantai 2 Gambar 51. Tampak Bangunan

Pada lantai dasar terjadi pemisahan antara fasilitas kolektif dengan kantor

pengelola. Kantor pengelola terletak di sebelah timur dan fasilitas dapur, ruang

makan dan ruang duduk terletak di sebelah barat. Di atas kantor pengelola

terdapat bangunan asrama yang terdiri dari 12 double room dan 3 single room.

Asrama ini menggunakan kamar mandi bersama yang terletak tepat di atas kantor

pengelola. Pada lantai 2 bangunan ini juga terdapat ruang duduk bersama.

Dalam perancangan asrama ini, unit kamar terdiri dari 2 ranjang, 2 meja

belajar, dan 2 lemari. Setiap unit kamar terdapat bukaan jendela yang cukup besar.

Page 73: 2007-3-00498-AR-Bab 2

78

Gambar 52. Denah Lantai Dasar, Denah Lantai Dua & Tipikal Double Room

Gambar 53. Dapur Bersama Gambar 54. Ruang Duduk Bersama

Gambar 55. Ruang Belajar Gambar 56. Tipe Double room