2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

20
SALINAN GUBERNUR SUMATERA UTAzu. PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTA.RA NOMOR 19 TAHUN 2016 PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKT'NGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAI-IA ESA GUBERNUR SUMATERA UTARA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun L999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Pejabat/Pegawai Pemerintah dilarang m(,nerima hadiah atau suatu pemberian dari siapapun j uga yang berhubungan dengan jabatan dan atau pekerjaannya; b. bahwa berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor O6L/773715J tanggal 3O Desember 2Ol4 tentang Pembentukan Unit Perrgendalian Gratifikasi di lingkungan Pemerintah Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan hurtrf c, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Sun:atera Utara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tah:un 19{;6 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Ufara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nonror 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia lVomor 1103); 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Nellara Republik Indonesia Tahun L999 Nomor 75, Tambahan Le:arbaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

Transcript of 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

Page 1: 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

SALINAN

GUBERNUR SUMATERA UTAzu.

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTA.RA

NOMOR 19 TAHUN 2016

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKT'NGAN PEMERINTAH

PROVINSI SUMATERA UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAI-IA ESA

GUBERNUR SUMATERA UTARA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun

L999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,

Pejabat/Pegawai Pemerintah dilarang m(,nerima hadiah atau

suatu pemberian dari siapapun j uga yang berhubungan

dengan jabatan dan atau pekerjaannya;

b. bahwa berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor O6L/773715J tanggal 3O Desember

2Ol4 tentang Pembentukan Unit Perrgendalian Gratifikasi di

lingkungan Pemerintah Daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, huruf b, dan hurtrf c, perlu menetapkan

Peraturan Gubernur tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi

di lingkungan Pemerintah Provinsi Sun:atera Utara;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tah:un 19{;6 tentang Pembentukan

Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan

Pembentukan Propinsi Sumatera Ufara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1956 Nonror 64, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia lVomor 1103);

2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi,

Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Nellara Republik Indonesia

Tahun L999 Nomor 75, Tambahan Le:arbaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3851);

Page 2: 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

3.

-2-

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 7999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomt>r 14O, Tambahan

Lembaran Negara Republik Ind<>nes.ia Nomor 35741

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2OOI tentang Perubahan atas Unrlang-Undang Nomor

31 Tahun L999 tentang Pemberantasatr Tiirdak Pidana Korupsi

(Lembaran Negara Republik Indonesia lahun 2OOl Nomor 135'

Tambahan kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor a15O);

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2OO2 tentang Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Kon-rpsi {kmbaran Negara'

Republik Indonesia Tahun 2OO2 Irlomor t37, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 42501

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 1O

Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor l Ttrhun 2015 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2OO2

tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Menjadi

Undang-Undang {Lembaran Negara Reputrlik Indonesia Tahun

2OLS Nomor LO7, Tambahan Lemtraran Negara Republik

Indonesia Nomor 5698) ;

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OI4 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OL4

Nomor 224, Tar'.rbahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5597) sebagaimana telah diubah btberapa kali, terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 201-5 tentang

Penrbahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OL4

tentang Pemerintahan Daeralr (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 56791;

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2Ol'+ tentang Aparatur Sipil

Negara (Iembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OL4

Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5a9al;

4.

5.

6.

Page 3: 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

7.

8.

^-o-

Perahrran Pemerintah Nomor 79 Tah:un 2O(t5 tentang Pedoman

Pembinaan Dan Pengawasan Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 12OO5 Nomor 165,

Tambahan Iembaran Negara Republik Indonesia Nomor a593);

Peraturan Pemerintah Nomor 6O Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (Lemlcaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2OO8 Nomor I27, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor a890);

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin

Pegawai Negeri Sipil {Lembaran Negera Republik Indonesia

Tahun ?ALO Nomor 74, Tanrbahan Lenrbar'an Negara Republik

Indonesia Nomor 5153h

LO. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2Ol2 tentang Strategi

Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka

Panjang Tahun 2OI2-2A25 dan Jangka Menengah Tahun

2012-20L4;

Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2O14 tentang Pedoman

Pembangunan 7,ona Integritas Menuju V/ilayah Bersih Dari

Korupsi Dan Wilayah Birokrasi Bersih , dan Melayani di

Lingkungan Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah;

Peraturan Komisi Pemberantasan Koruprii Nomor 02 tahun

2OI4 tentang Pedoman Pelaporan dan Penetepan Status

Graffikasi (Berita Negara Republik lndonesia Tahun 2Ol5

Nomor 2lOIl sebagaimana telah diuLbah dengan Peraturan

Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor O6 Tahun 2015 tentang

Perubahan atas Perattrran Komisi L)emberantasan Korupsi

Nomor 02 tahun 2Ol4 tentang Pedonran Pelaporan dan

Penetepan Status Gratifikasi (Berita Negartr Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 1863);

9.

11.

12.

Menetapkan :

MEMUTUSKAN:

PERATURAN GUBERNUR TENTANGGRATIFIKASI DI LINGKUNGANSUMATERA UTARA.

PEDOMAN PENGENDALIANPEME]RINTAH PROVINSI

Page 4: 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

-4-

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal L

Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Provinsi Sumatera Utara.

2. Pemerintahan Daerah adalah penyel':nggara€rn urusan

pemerintahan oleh Pemerintah Daera-h dar r Dewan Penvakilan

Rakyat Daerah menurut azas otonomi darr tugas pembantuan

dengan prinsip otonomi seluas luasnya dalam sistem dan

prinsip Negara Kesatuan Republik lndt,nesia sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang f)asar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Gubt:rntrr sebagai unsurpenyelenggara Pemerintahan Daelah yang memimpin

pelaksanaan urusan pemerintahan yang rnenjadi kewenangan

daerah otonom.

4. Gubernur adalah Gubernur Sumatera Utara.

5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi

Sumatera Utara"

6. Pejabat/Pegawai Provinsi Sumatera Utala yang selanjutnya

disebut Pejabat/Pegawai adalah Gubermrr, Wakil Gubernur,

Aparatur Sipil Negara, Calon Aparatur iiipil Negara, Dewan

Pengawas BUMD, Direksi BUMD, Pegarvai BUMD, Pegawai

yang bekerja unhrk dan atas nanra Demerintah Provinsi

Sumatera Utara .

7. Komisi Pemberantasan Korupsi yang st:lanjutnya disingkat

KPK adalah lembaga negara yang independen dengan tugas

dan wewenang melakukan pemberantrLsan tindak pidana

korupsi, yang dibentuk berdasarkan Un,lang-Undang Nomor

3O Tahun 2OO2 tentang Komisi Pemb,:ran:tasan Tindak Pidana

Korupsi.

8. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yarg selanjutnya disingkat

SKPD adalah unsur pembantu kepala daerah dan DPRD

dalam penyelenggaraan Unrsan Perr:rerir:tahan yang menjadi

kewenangan Daerah.

Page 5: 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

-5-

9. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat

BUMD adalah Badan Usaha Miuk Daerah yang didirikan

oleh Pemerintah Daerah Provinsi fiumatera Utara, dapat

berbentuk Perusahaan Daerah atau Perseroan Terbatas-

lo.Inspektorat adalah SKPD Provinsi Sutnatera Utara yang

mempakan unsur pengawas penyelenggilraan pemerintahan

daerah.

11. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya d.isingkat UPT adalah

Unsur pelaksana tugas teknis untuk melaksanakan kegiatan

teknis operasional dan/atau kr:giar:an teknis pada

Dinas/Badan yang mempunyai wilayalr kerja satu atau

beberapa daerah Kabupaten / Kota.

12. Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni uang,

barang, rabat (discount), komisi, pinjerman tanpa bunga, tiket

perjalanan, fasilitas penginapan, lrcrjalanan wisata,

pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya, baik yang

diterima di dalam negeri maupun di luar negeri, yang

dilakukan dengan menggunakan saraaa elektronik atau tanpa

sarana elektronik.

13. Pengendalian Gratifikasi adalah suatrr sistem yang bertujuan

unhrk mengendalikan penerimaan gratifikasi secara

transparan dan akuntabel melalui se::ang,kaian kegiatan yang

melibatkan partisipasi aktif badan pemerintahan, dunia usaha

dan masyarakat untuk membentuk lingkungan pengendalian

gratifikasi.

14. Unit Pengendalian Gratifikasi Provinsi Sumatera Utara yang

selanjutnya disingkat UPG Provinsi Sunratera Utara adalah

unit kerja yang bertanggungiawab untuk menjalankan fungsi

pengendalian gratifikasi di lingkungan Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara.

15. Pemberi adalah pma pihak baik perseorangan, sekelompok

orang, badan hukum atau lemb:rga yang memberikan

gratifikasi kepada penerima gratifikasi.

Page 6: 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

-6-

16. Formulir Pelaporan Gratilikasi adalah lembar isian yan.g

ditetapkan oleh KPK dalam bentuli elektronik atau non

elektronik untuk melaporkan Penerimaan Gratifikasi.

l7.Pelapor Gratifikasi yang selanjutnya disebut Pelapor adalah

pejabat/pegawai yang menerima Jpatrfikasi dan mengisi

formulir gratifikasi sesuai prosedur dan kt mudian melaporkan

kepada KPK atau melalui UPG.

18. Laporan Gratifikasi adalah dokumen yang berisi informasi

lengkap penerimaan Gratifikasi yang dituangkan dalam

Formulir Pelaporan Gratifikasi oleh PeLapor.

19. Konflik kepentingan adalah kondisi dari Pejabat/Pegawai yang

pahrt diduga memiliki kepentingan pribadi dan dapat

mempengaruhi pelaksanaan hrgas atau kewenangannya

secara tidak patut.

2O. Kedinasan adalah seluruh aktivitas resmi Pejabat/Pegawai

dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan .iabatannya.

21. Berlaku umum adalah suahr kondisi bentuk pemberian yang

diberlakukan sama dalam hal jenis, trenhtk, persyaratan atau

nilai unhrk semua peserta dan memerruhi prinsip kewajaran.

22. Kurs Tengah Bank Indonesia adalah nilsLi tukar valuta asing

dengan mata uang Rupiah yang didapatkan dari rata-rata

kurs jual dan kurs beli (t{urs Tengnh= ggff) pada

ihari tertentu.

BAB IIMAKSUD, TUJUAN, DAN PRINSIJ?

Bagan KesattrMaksud Dan'Q1-uan

Pasal 2(1) Peraturan Gubernur ini dimaksudkan untuk memberikan

pedoman kepada Pejabat/Pegawed dalam memahami,

mengendalikan dan mengelola Gratifikasi di lingkungan

Pemerintah Daerah.

Page 7: 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

-7 -

(2) Perahrran Gubernur ini berhrjuan:

a. meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

Pej abat/ Pegawai tentang gptifikasi;

b. meningkatkan kepatuhan Pejabat/Pegawai terhadap

ketentuan gratifikasi ;

c. menciptakan linglmngan kerja dan budaya kerja yang

transparan dan akuntabel di linglnrngan Pemerintah

Daerah; i

d. membangun integritas Pejabat/Pegawai yang bersih dan

bebas dari konrpsi, kolusi dan nepotisnre; dan

e. meningkatkan kredibilitas dan kr:percayaan publik atas

penyelenggaraan layanan di Pemerintah Daerah.

Bagran Kedua

Prinsip Dasar

Pasal 3

(1) Setiap Pejabat/Pegawai wajib menolak gratifrkasi yang

diketahui sejak awal berhubungan denl3an jabatannya dan

berlawanan dengan kewajiban ata.u tugasnya, meliputi

Gratifikasi yang diterima:

a. terkait dengan pemberian layanan pada masyarakat diluar

penerimaan yang sah;

b. terkait dengan tugas dalam proses p(:nJrusunan anggaran

diluar penerimaan yang sah;

c. terkait dengan tugas dalam proses pemeriksaan, audit,

monitoring dan evaluasi diluar penerimaan yang sah;

d. terkait dengan pelaksanaan perjalanan dinas diluar

penerimaan yang sah/resmi dari Femerintah Frovinsi

Sumatera Utara;

e. dalam proses penerimaan/promor;i/mutasi pejabat/

pegawai;

Page 8: 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

-8-

f. dalam proses komunikasi, negosiasi dan pelaksanaan

kegiatan dengan pihak lain terkait dengan pelaksanaan

trrgas dan kewenangannya;

g. sebagai akibat dari perjanjian kerjasama/kontrak/

kesepakatan dengan pihak lain;

h. sebagai ungkapan terima kasih seb':lum, selama atausetelah proses pengadaan barang dan jasa;

i. merupakan hadiah atau souvenir bagr

pegawat / pengawas/tamu selama ku.nju agan dinas;

j. merupakan fasilitas entertainment, fasititas wisata, voucher

oleh Pejabat/Pegawai dalam kegiatan rang terkait dengan

pelaksanaan tugas dan kewqiibemn5.a dengan pemberi

gratilikasi yang tidak relevan dr:ngan penugasan yang

diterima;

k. dalam rangka mempengaruhi kebijakan/keputusan/perlakuan pemangku kewenangan;

l. dalam pelaksanaan peke{aan yang terkait dengan jabatan

dan bertentangan dengan kewajiban/tugasPejabat/Pegawai;

(2) setiap Pejabat/Pegawai dilarang memberikan gratifikasikepada Pegawai Negeri atau Penyelenglara Negara lainnyayang berhubungan dengan jabatan ,lan berlawanan dengan

kewajiban atau trrgasnya.

(3) Pejabat/Pegawai melaporkan penolakan gratifikasisslagaimana dimaksud pada ayat (1) keJrada upc di instansiterkait.

(a) Dalam hal UPG di instansi Pela.por belum terbentuk,pelaporan disampaikan kepada bagian yang menjalankanfungsi pengawasan/kepatuhan atau kepada atasan langsung.

Pasal 4

(1) Kewajiban penolakan gratifikasi rseba.gaimana dimaksuddalam Pasal 3 ayat (1) dikecualikan drrlanL hal:

a. gratifikasi tidak diterima secara langsuirg;

b. pemberi gratifikasi tidak diketahui;

Page 9: 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

-9 -

c. penerima ragu dengan kualifikasi gratilikasi yang diterima;

d. gratifikasi diberikan dalam rangka kegiatan adat istiadat

atau upacara keagamaan; danlatau

e. adanya kondisi tertentu yang tidak mungkin ditolak,

yaihr penolakan yang dapat mengakibatkan msaknya

hubungan baik institusi, mernbahayakan penerima

dan/atau mengancarn jiwa/harta atau pekerjaan

Pejabat/Pegawai.

{2) Pejabat/Pegawai yang tidak dapat merrolak karena memenuhi

kondisi sebagaimana dimaksud 1:ada ayat (1) wajib

melaporkan gratifikasi tersebut kepada KPK atau kepada KPK

melalui UPG.

(3) Dalam hal Pejabat/Pegawai menerima g-atifikasi yang tidak

dapat ditolak sebagaimana dimaksud da-iam ayat (1) berupa

makanan yang mudah busuk ;ataLl rusak, penerima

gratifikasi wajib melaporkan kepada UPG.

(4) Dalam rangka memenuhi prinsip kemanfaatan,

pejabat/pegawai dan atau UPG dapat menyalurkan makanan

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Jce panti asuhan, panti

jompo, atau tempat penyaluran bantuan sosial lainnya.

(5) Penyaluran gratifikasi oleh UPG sebagairrrana dimaksud pada

ayat (41diberitahukan kepada KPK.

BAB III

PELAPORAN DAN PENETAPAN STATUS GRATIFIKASI

Pasal 5

Setiap Pejabat/Pegawai wajib melaporkan gratifikasi yang

diterimanya kepada KPK atau melalui UPG, kt:cuali dalam hal:

a. pemberian dalam keluarga yaihr kakek/nenek,

bapak/ibu f merfrra, suami/istri, anakf menantu, anak

angkat/wali yang sah, cucu, ber;an, paman/bibi,

kakak/adik/ipax, sepupu dan keponakan, sepanjang tidak

terdapat konflik kepentingan;

Page 10: 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

-10-

b. pemberian dalam bentuk hidangan a1-au sajian yang berlaku

umum;

pemberian berupa keuntungan atau bunga dari

penempatan dana, investasi ataur kepemilikan saham

pribadi yang berlaku umum;

manfaat dari koperasi, organisasi kepegawaian atau organisasi

yang sejenis berdasarkan keanggotaan yang berlaku umum;

seminar kit yang berbenhrk seperangkat modul, alat tulis,

plakat, sertifikat, tas dan pakaian dengan logo atau informasi

terkait instansi yang berlalm ltmurl, yurg diterima dalam

seminar/pelatihan/workshop/konferensi atau kegiatan

sejenis;

hadiah, apresiasi atau penghargaan dari kejuaraan,

perlombaan atau kompetisi yang diilarti tlengan biaya sendiri

dan tidak terkait dengan kedinasan;

g. penghargaan baik berupa uang atau barang yang ada

kaitannya dengan peningkatan prestasi kerja yang

diberikan oleh pemerintah sesrrai dengan peraturan

perundang-undangan;

h. hadiah langsung/undian, diskon/rabat, uoucher, point

reutards, atau suvenir yang berlaku secara umum dan tidak

terkait kedinasan;

kompensasi atau honor atas profesi diluar kegiatan

kedinasan yang tidak terkait dengarn f;gas dan kewajiban,

sepanjang tidak terdapat konflik kepcntingan dan tidak

melanggar peraturan/kode etik Pejabat/Pegawai yang

bersangkutan;

kompensasi yang diterima terkait kegiakin kedinasan seperti

honorarium, transportasi, akomodasi dan pembiayaan yang

telah ditetapkan dalam standar biaya yang berlaku di instansi

penerima Gratifikasi sepanjangtidal< tt:rdapat pembiayaan

ganda, tidak terdapat benturan 1<epr:ntingan, dan tidak

melanggar ketentrran yang berlaku cli irrstansi penerima;

karangan bunga dengan nilai yang wqiar;

d.

e.

i.

j.

k"

Page 11: 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

n-

- 11-

pemberian terkait dengan penyelenggaraan pesta

pertunangan, pernikahan, kelahiran, a qiqah, baptis, khitanan,

potong gigi, atau upacara adat/agarra lainnya paling banyak

RpI,.OOO.OOO,OO (sattr juta rupiah) pcr pemberian per orang

dalam setiap kegiatan;

benda sejenis yang diterima tztmu/undangan dalam

penyelenggara€m pesta sebagaimana dimaksud pada huruf Ipaling banyak RpI.OOO.OOO,OO (satu juta rupiah) per

pemberian dalam setiap kegiatan;

pemberian terkait dengan musibah a1-au bencana yang

dialami oleh diri Penerima Gratilikasi, suami, istri, anak,

bapak, ibu, mertrra, dan/atau mena:rtrr penerima gratifikasi

paling banyak Rp1.OO0.00O,O0 (satu juta rupiah) per

pemberian per orang dalam setiap peristiu'a;

pemberian sesama pegawai dalam rangka pisah sambut,

pensiun, promosi jabatan, dan ulang tahrrn yang tidak dalam

bentuk uang atau alat tukar Lrinnya paling banyak

Rp3OO.OOO,OO (tiga ratus ribu) per pemberian per orang

dengan total pemberian Rp1.O0O.OOO,00 (satu juta rupiah)

dalm waktu 1 (satu) tahun dari pemberi y.rng sama; dan

pemberian sesama rekan kerja, tidak dari bawahan ke atasan

dan tidak dalam benhrk uang atau alat lukar lainnya paling

banyak Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu n.piah) per pemberian

per orang dengan total pemberian paling banyak

RpI.OOO.OOO,OO (satu juta rupiah) dalam 1 (satu) tahun dari

pemberi yang sarna, sepanjang tidak dibcrikan oleh bawahan

ke atasan.

Pasal 6

(1) Dafam hal penerimaan gratifikasi sebagaimana dimaksud

dalam pasal 5, bukan dalam bentuk uang, penerimaan

tersebut dihihrng berdasarkan herga pasar pada saat

pemberian.

o.

p-

Page 12: 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

12-

(1)

(2t

(2) Dalam hal penerimaan sebagaimana dima.l<sud dalam pasal 5,

dalam bentuk valuta asing, penerirrlaan tersebut dihitung

berdasarkan Kurs Tengah Valuta Bank Indonesia pada tanggal

penerimaan.

Pasal 7

l.aporan gratifikasi sebagaimana dimaksuct dalam Pasal 5 ayat

(1) disampaikan secara terhrlis metlggunakan sarana

elektronik atau non<lelctonik dengan menglsi formulir

pelaporan gratifikasi.

Laporan Gratilikasi sebagaimana dimalcsrrd ayat (1) dianggap

lengkap apabila sekurang-kurangnya rnem uat:

a. nama dan alamat lengkap p€nenma dan pemberi

Grati{ikasi;

b. jabatan Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara;

c. tempat dan wakfu penerimaan Gratifikasi; t

d. uraian jenis Grati{ikasi yang diterima;

e. nilai Gratifikasi yang diterima.

Pelaporan Gratilikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilalmkan dengan cara:

a. disampaikan kepada KPK paling lambat 30 (tiga puluh) hari

kerja sejak Gratifikasi diterima; atant

b. disampaikan kepada KPK melalui UPG dalam jangka waktu

paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak Gratifikasi diterima.

UPG sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b

menemskan laporan yang diterimarrya kepada KPK dalam

jangka waktu 14 (empat belas) hari r;ejak laporan Gratifikasi

diterima.

KPK menetapkan status kepemilikan Gratifikasi dalam jangka

waktu 3O (tiga puluh) hari kerja sr:jak laporan Gratifikasi

diterima secara lengkap.

(3)

(41

(5)

Page 13: 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

-13-

BAB IV

PEMBERIAN GRATIFIKASI

Pasal 8

(1) Pejabat/Pegawai dilarang memberi Gratifikasi Yang Dianggap

Suap kepada Pemangku Kepentingan dern latau Pihak Lain

dalam bentuk apapun.

(2) Pemberian Gratifikasi Yang Dianggap Suap dapat t*rjadi pada

saat atau diluar penugasan resmi.

BAB V

UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKAf JI

Bagan Kesatu

Susunan Organisasi

Pasal 9

(1) Dalam rangka melaksanakan l)rogram pengendalian

gratifikasi dibentuk UPG Provinsi Sumatera Utara.

(2) Susunan keanggotaan UPG Provinsi Sumatera Utara

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari:

a. Pembina

b. Pengarah

c. Ketua

d. Sekretaris

e. Anggota

Gubernur

Sekretaris Daerah

Inspektur Provinsi

(Eselon III) di Inspelcorat pada Provinsi

Inspektur Pembantu/Wilayah, Auditor,

Pejabat Pengawasan Utusan Pemerintah di

Daerah (P2UPD) pacla Inspektorat

(3) Unhrk membantu pelaksanaan tugas UPG Provinsi Sumatera

Utara dibentuk Sekretariat UPG Provi.nsi {iumatera Utara yang

dipimpin oleh sekretaris UPG Provinsi Sutnatera Utara.

(4) Susunan Keanggotaan UPG Piovins;i Sumatera Utara dan

Sekretariat UPG Provinsi Sumate:ra Utara sebagaimana

dimaksud pada ayat (21 dan ayat (3) ditetapkan dengan

Keputusan Gubernur.

Page 14: 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

-L4-

Pasal 10

(1) Untuk menjalankan fungsi koordinarri pelaporan gratifikasi

Ketua UPG Provinsi Sumatera Utare, atas narna Gubernur

meminta satu orang pegawai pada SKPD di Lingkungan

Pemerintah Provinsi Sumatera Utar;l y{rng akan bertugas

melakukan sosialisasi gratilikasi dan /xau melaporkan

kegiatan dan yang berindikasi gratifikasi di SKPD masing-

masing.

(2) Penetapan dan rincian tugas pegawai sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

Bagran Kedua

Wewenang dan Kewajiban UPG Provinsi Sumatera Utara

Pasal 11

UPG Provinsi Sumatera Utara mempunyai trrgas berupa:

a. mempersiapkan perangkat aturan, petunjuk teknis dan

kebuhrhan lain yang sejenis untuk mendukung penerapan

pengendalian gratifi kasi ;

b. merterima, menganalisa dan mengadministrasikan laporan

penerimaan dan penolakan Gratifikasi dari Pegawai

Negeri / Penyelenggara Negara;

c. meneruskan laporan penerimaan gratifrkasi kepada KPK;

d. melaporkan rekapihrlasi laporan grzrtifilasi secara periodik

kepada KPK;

e. menyampaikan hasil pengelolaan laporan Gratihkasi dan

usulan kebijakan pengendalian grzrtifil:asi kepada kepala

daerah;

f. melakukan sosialisasi aturan gratifikasi kepada pihak internaldan eksternal di lingkungan Pemerintr*r fraerah;

g. melakukan pengelolaan barang gratifikasi yang menjadi

kewenangan Pemerintah Daerah;

h. melalnrkan pemetaan titik rawan per,erirrlaan dan pemberian

gratifikasi; dan

Page 15: 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

- 15 -

i. melakukan monitoring dan evaluasi penerapan pengendalian

gratifikasi bersama KPK.

Pasal 12

Dalam melaksanakan tugasnya, UPG Provirrsi Sumatera Utara

berkewajiban:

a. melakukan pemilahan dan menyarnpaikan laporan hasil

pemilahan atas laporan penerimaan dan lrcnolakan gratifrkasi

kepada KPK RI setiap hari kerja pertanta di tiap minggunya;

b. menyarnpaikan laporan rekapihrlasi lrenirnganan dan tindak

lanjut laporan penerimaan gratifikersi yang dikelola UPCI

Provinsi Sumatera Utara kepada KPK IU;

c. menyampaikan laporan rekapitulasi pemrnganan dan tindak

lanjut laporan penerimaan dan pemberian gratifikasi kepada

Gubernur melalui Inspektorat secara periodik;

d. merahasiakan identitas Pelapor Gratifikasi;

e. melakukan koordinasi dan konsultasi kepada KPK RI dalam

pelaksanaan pengendalian Gratifrkasi;

f. melakukan pemantauan tindak lanjut atas pemanfaatan

penerimaan gratifikasi terhadap gratifika:;i yang dikelola oleh

Pemerintah Daerah;

g. melakukan pengkajian titik rawul potensi terjadinya

gratifikasi di lingkungan Pemerintah fraerah; dan

h. melakukan dan mengkoordinasikan pelaksanaan diseminasi

program pengendalian gratifikasi.

Pasal 13

(1) Terhadap gratilikasi yrng ditetapkan KPK dikelola oleh

Pemerintah Daerah, UPG Provinsi Surnatera Utara dapat

menentukan pemanfaatannya yaihr:

a. Dimanfaatkan oleh Pemerintah Daenrh untuk keperluan

penyelenggaraan Pemerintah Daerah; dan/atau

b. Disumbangkan kepada yayasan sosial atau lembaga sosial

lainnya;

Page 16: 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

-16-

c. Dikembalikan kepada penerima gratifikersi; atau

d. Dimusnahkan.

(2) Tindak lanjut penanganan pelaporan lpafifikasi menggunakan

formulir sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

Pasal L4

Ketenttran lebih lanjut mengenai Tata cara pelaksanaan

wewenang dan kewajiban UPG Prorrinsi Sumatera Utara

ditetapkan dalam petunjuk teknis Inspektur Provinsi Sumatera

Utara selaku ketura UPG Provinsi Sumatera Ut.ara.

BAB V

PENGAWASAN

Pasal L5

(1) Pejabat/pegawai yang mengetahui adanya pelanggaran

terhadap Peraturan ini, agar sege.ra melaporkan kepada

Inspelrtorat.

(2) Pejabat/pegawai yang melapor sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dijamin kerahasiaannYa.

Pasal L6

(1) Kepala SKPD bertanggungiawab atas pelaksanaan

pengendalian gratifikasi di SKPD/ UPT.

(2) Inspektur Provinsi Sumatera Utara bertanggung jawabo, atas

pengawasan pelaksanaan pengendalian gratifikasi di

lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

(3) Inspekhlr Provinsi Sumatera Utara melaporkan ' hasil

pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada

Gubernur.

Page 17: 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

(1)

tzl

-L7-

Pasal 17

Setiap Pejabat/Pegawai di Lingkungeur l)emerintah Provinsi

Sumatera Utara wajib membuat sut'at pernyataan tentang

penolakan dan penerimaan gratilikasi secara periodik.

surat Pernyataan dibuat setidak-tidaknya 2 (dua) kali dalam

setahun pada akhir bulan juni dan akhir bulan Desember

setiap tahun.

(3) Surat pernyataan disampaikan kepada Gubernur melalui

Kepala SKPD.

Formulir surat pernyataan sebagaimana <limaksud pada ayat

(1) tercantum dalam Lampiran yang rnenrpakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

Pengawasan kepatuhan atas kcwajiban sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilaksanal,:an oleh Kepala SKPD

dengan koordinasi Inspektur Provinsi lJumatera Utara.

BAB VII

PERLINDUNGAN DAN PENGHARGAAN

Pasal 18

(1) Pelapor gratifrkasi berhak mendapatkem perlindungan hukum,

yaitu:

a. perlindungan dari tindakan balasan atau perlakuan yang

bersifat adminisbatif kepegawaian yaxg tidak objektif dan

merugikan pelapor, narnun tidak terbatas pada penurunan

peringkat jabatan, penurunan penilaian kinerja pegawai,

usulan pemindahan tugas/mutasi atau hambatan karir

lainnya;

b. pemindahtugasan/mutasi bagi pelapor dalam hal timbul

intimidasi atau ancaman Iisik;

c. bantuan hulmm sesuai dengan ke'tentuan yang berlaku di

lingkungan Pemerintah Daerah;

d. kerahasiaan identitas.

(2) Setiap Pejabat pada Pemerintah Daeratr wajib memberikan

perlindungan terhadap Pejabat/Pegarvai Yang menyampaikan

laporan gratilikasi sebagaimana dimalcsucl pada ayat (1).

(4)

(s)

Page 18: 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

_18_

(3) Setiap Pejabat pada Pemerintah Da,:ral dilarang memberi

perlakuan diskriminatif atau tindakan yang merugikan

Pejabat/Pegawai karena melaporkan g:'atifikasi.

(a) Dalam hal terdapat ancaman fisik dan/atau psikis kepada

Pejabat/Pegawai karena melrrporkan gratifikasi,

Pejabat/Pegawai dapat meminta perlindungan kepada LPSK

atau intansi lain yang berwenang ber<lasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlalnr.

(5) Pelapor menyampaikan permohonan secara tertulis kepada

Gubernur melalui Ketua UPG Pr,rvinsi Sumatera Utara

dengan ditembuskan kepada KPK.

Pasal 19

(1) Pejabat/Pegawai yang memattrhi ketenhran pengendalian

gratifikasi dapat diperhitungkan menjadi faktor penambah

dalam penilaian kinerja.

(2) Penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapar

dijadikan pertimbangan dalam kebiiakan promosi pegawai

atau insentif.

(3) Pelaksanaan penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturanyang mengatur penilaian kineda da,n ciisiplin kepegawaian

yang berlaku.

BAB VIII

SANKSI

Pasal 20

Pelanggaran yang dilakukan oleh Pefabat/Pegawai terhadapketentuan yang diatur dalam Peraturan riubernur ini, dikenakansanksi sesuai dengan ketentuan peraturan pc:n trd"ttg-undangan.

BAB IX

PEMBIAYAAN

Pasal 2 I

Biaya yang diperlukan untuk pelaksanzen Peraturan Gubernur

ini dibebankan pada Anggaran Pendapatum d,:n Belanja Daerah.

Page 19: 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

-L9-

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal22

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pacla tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerj.ntal:kan pengundangan

Peraturan Gubernur ini dengan penempatuurnya dalam Berita

Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Ditetapkan di lfed:rn

pada tanggal 2 L Juni 2016

GUBERNUR SIJMATERA UTARA,

ttd

TENGKU I'RR'Y NURADI

Diundangkan di Medan

pada tanggal 22 Junt20l6

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA,

ttd

HASBAN RITONGA

BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN '2016

NOMOR 19

Salinan AslinyaKEP KUM,

Pembina UNrP.19590227 198003

(IVlc)I OO4

Page 20: 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR SI'MATERA UTARANOMOR 19 TAHUN 20T6TANGGAL 2f JUM 2OL'c

KOP SKPD PROVINSI

sttRAT PtRrTrATAAlr GRATTFII$SI KE- ..... " ...*f

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama LengkapNIPPangkatJabatanUnit Kerja

Menyatakan bahwa pada periode.... s.d .......... ...........,saya :

Hubung.andenganPemberi

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudianhari ada penerimaan gratifikasi yang sengaja tidak saya laporkan atau dilaporkan tidakbenar maka saya bersedia mempertanggungiawabkan secar:a hukum sesuai denganperaturan pemndang-undangan yang berlaku.

Yang membuat Pernyataan

(..-.........-...........-.--.)

')dii,si dengan judaWfrelatensi sulla;t penlAataan gang sudah pemah dibuat.'") diisi tanggal pelnpran lee Urc, apabila penerimaan tersebut sudah dilaporlcan-

Salinan Aslinya GUBERNUR SUM/TTERA UTARA,KEP, ,

ttd

TENGKU ]'RRY NURADI

Pembina U

AlasanPenerimaan

NIP.19590227