2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang
Transcript of 2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang
SALINAN
GUBERNUR SUMATERA UTAzu.
PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTA.RA
NOMOR 19 TAHUN 2016
PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKT'NGAN PEMERINTAH
PROVINSI SUMATERA UTARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAI-IA ESA
GUBERNUR SUMATERA UTARA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun
L999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
Pejabat/Pegawai Pemerintah dilarang m(,nerima hadiah atau
suatu pemberian dari siapapun j uga yang berhubungan
dengan jabatan dan atau pekerjaannya;
b. bahwa berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor O6L/773715J tanggal 3O Desember
2Ol4 tentang Pembentukan Unit Perrgendalian Gratifikasi di
lingkungan Pemerintah Daerah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan hurtrf c, perlu menetapkan
Peraturan Gubernur tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi
di lingkungan Pemerintah Provinsi Sun:atera Utara;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tah:un 19{;6 tentang Pembentukan
Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan
Pembentukan Propinsi Sumatera Ufara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1956 Nonror 64, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia lVomor 1103);
2. Undang-Undang Nomor 28 Ti*run Ig99 tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Nellara Republik Indonesia
Tahun L999 Nomor 75, Tambahan Le:arbaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);
3.
-2-
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 7999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomt>r 14O, Tambahan
Lembaran Negara Republik Ind<>nes.ia Nomor 35741
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2OOI tentang Perubahan atas Unrlang-Undang Nomor
31 Tahun L999 tentang Pemberantasatr Tiirdak Pidana Korupsi
(Lembaran Negara Republik Indonesia lahun 2OOl Nomor 135'
Tambahan kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor a15O);
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2OO2 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Kon-rpsi {kmbaran Negara'
Republik Indonesia Tahun 2OO2 Irlomor t37, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 42501
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 1O
Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor l Ttrhun 2015 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2OO2
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Menjadi
Undang-Undang {Lembaran Negara Reputrlik Indonesia Tahun
2OLS Nomor LO7, Tambahan Lemtraran Negara Republik
Indonesia Nomor 5698) ;
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OI4 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OL4
Nomor 224, Tar'.rbahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5597) sebagaimana telah diubah btberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 201-5 tentang
Penrbahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OL4
tentang Pemerintahan Daeralr (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 56791;
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2Ol'+ tentang Aparatur Sipil
Negara (Iembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OL4
Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5a9al;
4.
5.
6.
7.
8.
^-o-
Perahrran Pemerintah Nomor 79 Tah:un 2O(t5 tentang Pedoman
Pembinaan Dan Pengawasan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 12OO5 Nomor 165,
Tambahan Iembaran Negara Republik Indonesia Nomor a593);
Peraturan Pemerintah Nomor 6O Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (Lemlcaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OO8 Nomor I27, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor a890);
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil {Lembaran Negera Republik Indonesia
Tahun ?ALO Nomor 74, Tanrbahan Lenrbar'an Negara Republik
Indonesia Nomor 5153h
LO. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2Ol2 tentang Strategi
Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka
Panjang Tahun 2OI2-2A25 dan Jangka Menengah Tahun
2012-20L4;
Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2O14 tentang Pedoman
Pembangunan 7,ona Integritas Menuju V/ilayah Bersih Dari
Korupsi Dan Wilayah Birokrasi Bersih , dan Melayani di
Lingkungan Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah;
Peraturan Komisi Pemberantasan Koruprii Nomor 02 tahun
2OI4 tentang Pedoman Pelaporan dan Penetepan Status
Graffikasi (Berita Negara Republik lndonesia Tahun 2Ol5
Nomor 2lOIl sebagaimana telah diuLbah dengan Peraturan
Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor O6 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Perattrran Komisi L)emberantasan Korupsi
Nomor 02 tahun 2Ol4 tentang Pedonran Pelaporan dan
Penetepan Status Gratifikasi (Berita Negartr Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1863);
9.
11.
12.
Menetapkan :
MEMUTUSKAN:
PERATURAN GUBERNUR TENTANGGRATIFIKASI DI LINGKUNGANSUMATERA UTARA.
PEDOMAN PENGENDALIANPEME]RINTAH PROVINSI
-4-
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal L
Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Provinsi Sumatera Utara.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyel':nggara€rn urusan
pemerintahan oleh Pemerintah Daera-h dar r Dewan Penvakilan
Rakyat Daerah menurut azas otonomi darr tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik lndt,nesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang f)asar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Gubt:rntrr sebagai unsurpenyelenggara Pemerintahan Daelah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang rnenjadi kewenangan
daerah otonom.
4. Gubernur adalah Gubernur Sumatera Utara.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi
Sumatera Utara"
6. Pejabat/Pegawai Provinsi Sumatera Utala yang selanjutnya
disebut Pejabat/Pegawai adalah Gubermrr, Wakil Gubernur,
Aparatur Sipil Negara, Calon Aparatur iiipil Negara, Dewan
Pengawas BUMD, Direksi BUMD, Pegarvai BUMD, Pegawai
yang bekerja unhrk dan atas nanra Demerintah Provinsi
Sumatera Utara .
7. Komisi Pemberantasan Korupsi yang st:lanjutnya disingkat
KPK adalah lembaga negara yang independen dengan tugas
dan wewenang melakukan pemberantrLsan tindak pidana
korupsi, yang dibentuk berdasarkan Un,lang-Undang Nomor
3O Tahun 2OO2 tentang Komisi Pemb,:ran:tasan Tindak Pidana
Korupsi.
8. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yarg selanjutnya disingkat
SKPD adalah unsur pembantu kepala daerah dan DPRD
dalam penyelenggaraan Unrsan Perr:rerir:tahan yang menjadi
kewenangan Daerah.
-5-
9. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat
BUMD adalah Badan Usaha Miuk Daerah yang didirikan
oleh Pemerintah Daerah Provinsi fiumatera Utara, dapat
berbentuk Perusahaan Daerah atau Perseroan Terbatas-
lo.Inspektorat adalah SKPD Provinsi Sutnatera Utara yang
mempakan unsur pengawas penyelenggilraan pemerintahan
daerah.
11. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya d.isingkat UPT adalah
Unsur pelaksana tugas teknis untuk melaksanakan kegiatan
teknis operasional dan/atau kr:giar:an teknis pada
Dinas/Badan yang mempunyai wilayalr kerja satu atau
beberapa daerah Kabupaten / Kota.
12. Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni uang,
barang, rabat (discount), komisi, pinjerman tanpa bunga, tiket
perjalanan, fasilitas penginapan, lrcrjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya, baik yang
diterima di dalam negeri maupun di luar negeri, yang
dilakukan dengan menggunakan saraaa elektronik atau tanpa
sarana elektronik.
13. Pengendalian Gratifikasi adalah suatrr sistem yang bertujuan
unhrk mengendalikan penerimaan gratifikasi secara
transparan dan akuntabel melalui se::ang,kaian kegiatan yang
melibatkan partisipasi aktif badan pemerintahan, dunia usaha
dan masyarakat untuk membentuk lingkungan pengendalian
gratifikasi.
14. Unit Pengendalian Gratifikasi Provinsi Sumatera Utara yang
selanjutnya disingkat UPG Provinsi Sunratera Utara adalah
unit kerja yang bertanggungiawab untuk menjalankan fungsi
pengendalian gratifikasi di lingkungan Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara.
15. Pemberi adalah pma pihak baik perseorangan, sekelompok
orang, badan hukum atau lemb:rga yang memberikan
gratifikasi kepada penerima gratifikasi.
-6-
16. Formulir Pelaporan Gratilikasi adalah lembar isian yan.g
ditetapkan oleh KPK dalam bentuli elektronik atau non
elektronik untuk melaporkan Penerimaan Gratifikasi.
l7.Pelapor Gratifikasi yang selanjutnya disebut Pelapor adalah
pejabat/pegawai yang menerima Jpatrfikasi dan mengisi
formulir gratifikasi sesuai prosedur dan kt mudian melaporkan
kepada KPK atau melalui UPG.
18. Laporan Gratifikasi adalah dokumen yang berisi informasi
lengkap penerimaan Gratifikasi yang dituangkan dalam
Formulir Pelaporan Gratifikasi oleh PeLapor.
19. Konflik kepentingan adalah kondisi dari Pejabat/Pegawai yang
pahrt diduga memiliki kepentingan pribadi dan dapat
mempengaruhi pelaksanaan hrgas atau kewenangannya
secara tidak patut.
2O. Kedinasan adalah seluruh aktivitas resmi Pejabat/Pegawai
dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan .iabatannya.
21. Berlaku umum adalah suahr kondisi bentuk pemberian yang
diberlakukan sama dalam hal jenis, trenhtk, persyaratan atau
nilai unhrk semua peserta dan memerruhi prinsip kewajaran.
22. Kurs Tengah Bank Indonesia adalah nilsLi tukar valuta asing
dengan mata uang Rupiah yang didapatkan dari rata-rata
kurs jual dan kurs beli (t{urs Tengnh= ggff) pada
ihari tertentu.
BAB IIMAKSUD, TUJUAN, DAN PRINSIJ?
Bagan KesattrMaksud Dan'Q1-uan
Pasal 2(1) Peraturan Gubernur ini dimaksudkan untuk memberikan
pedoman kepada Pejabat/Pegawed dalam memahami,
mengendalikan dan mengelola Gratifikasi di lingkungan
Pemerintah Daerah.
-7 -
(2) Perahrran Gubernur ini berhrjuan:
a. meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
Pej abat/ Pegawai tentang gptifikasi;
b. meningkatkan kepatuhan Pejabat/Pegawai terhadap
ketentuan gratifikasi ;
c. menciptakan linglmngan kerja dan budaya kerja yang
transparan dan akuntabel di linglnrngan Pemerintah
Daerah; i
d. membangun integritas Pejabat/Pegawai yang bersih dan
bebas dari konrpsi, kolusi dan nepotisnre; dan
e. meningkatkan kredibilitas dan kr:percayaan publik atas
penyelenggaraan layanan di Pemerintah Daerah.
Bagran Kedua
Prinsip Dasar
Pasal 3
(1) Setiap Pejabat/Pegawai wajib menolak gratifrkasi yang
diketahui sejak awal berhubungan denl3an jabatannya dan
berlawanan dengan kewajiban ata.u tugasnya, meliputi
Gratifikasi yang diterima:
a. terkait dengan pemberian layanan pada masyarakat diluar
penerimaan yang sah;
b. terkait dengan tugas dalam proses p(:nJrusunan anggaran
diluar penerimaan yang sah;
c. terkait dengan tugas dalam proses pemeriksaan, audit,
monitoring dan evaluasi diluar penerimaan yang sah;
d. terkait dengan pelaksanaan perjalanan dinas diluar
penerimaan yang sah/resmi dari Femerintah Frovinsi
Sumatera Utara;
e. dalam proses penerimaan/promor;i/mutasi pejabat/
pegawai;
-8-
f. dalam proses komunikasi, negosiasi dan pelaksanaan
kegiatan dengan pihak lain terkait dengan pelaksanaan
trrgas dan kewenangannya;
g. sebagai akibat dari perjanjian kerjasama/kontrak/
kesepakatan dengan pihak lain;
h. sebagai ungkapan terima kasih seb':lum, selama atausetelah proses pengadaan barang dan jasa;
i. merupakan hadiah atau souvenir bagr
pegawat / pengawas/tamu selama ku.nju agan dinas;
j. merupakan fasilitas entertainment, fasititas wisata, voucher
oleh Pejabat/Pegawai dalam kegiatan rang terkait dengan
pelaksanaan tugas dan kewqiibemn5.a dengan pemberi
gratilikasi yang tidak relevan dr:ngan penugasan yang
diterima;
k. dalam rangka mempengaruhi kebijakan/keputusan/perlakuan pemangku kewenangan;
l. dalam pelaksanaan peke{aan yang terkait dengan jabatan
dan bertentangan dengan kewajiban/tugasPejabat/Pegawai;
(2) setiap Pejabat/Pegawai dilarang memberikan gratifikasikepada Pegawai Negeri atau Penyelenglara Negara lainnyayang berhubungan dengan jabatan ,lan berlawanan dengan
kewajiban atau trrgasnya.
(3) Pejabat/Pegawai melaporkan penolakan gratifikasisslagaimana dimaksud pada ayat (1) keJrada upc di instansiterkait.
(a) Dalam hal UPG di instansi Pela.por belum terbentuk,pelaporan disampaikan kepada bagian yang menjalankanfungsi pengawasan/kepatuhan atau kepada atasan langsung.
Pasal 4
(1) Kewajiban penolakan gratifikasi rseba.gaimana dimaksuddalam Pasal 3 ayat (1) dikecualikan drrlanL hal:
a. gratifikasi tidak diterima secara langsuirg;
b. pemberi gratifikasi tidak diketahui;
-9 -
c. penerima ragu dengan kualifikasi gratilikasi yang diterima;
d. gratifikasi diberikan dalam rangka kegiatan adat istiadat
atau upacara keagamaan; danlatau
e. adanya kondisi tertentu yang tidak mungkin ditolak,
yaihr penolakan yang dapat mengakibatkan msaknya
hubungan baik institusi, mernbahayakan penerima
dan/atau mengancarn jiwa/harta atau pekerjaan
Pejabat/Pegawai.
{2) Pejabat/Pegawai yang tidak dapat merrolak karena memenuhi
kondisi sebagaimana dimaksud 1:ada ayat (1) wajib
melaporkan gratifikasi tersebut kepada KPK atau kepada KPK
melalui UPG.
(3) Dalam hal Pejabat/Pegawai menerima g-atifikasi yang tidak
dapat ditolak sebagaimana dimaksud da-iam ayat (1) berupa
makanan yang mudah busuk ;ataLl rusak, penerima
gratifikasi wajib melaporkan kepada UPG.
(4) Dalam rangka memenuhi prinsip kemanfaatan,
pejabat/pegawai dan atau UPG dapat menyalurkan makanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Jce panti asuhan, panti
jompo, atau tempat penyaluran bantuan sosial lainnya.
(5) Penyaluran gratifikasi oleh UPG sebagairrrana dimaksud pada
ayat (41diberitahukan kepada KPK.
BAB III
PELAPORAN DAN PENETAPAN STATUS GRATIFIKASI
Pasal 5
Setiap Pejabat/Pegawai wajib melaporkan gratifikasi yang
diterimanya kepada KPK atau melalui UPG, kt:cuali dalam hal:
a. pemberian dalam keluarga yaihr kakek/nenek,
bapak/ibu f merfrra, suami/istri, anakf menantu, anak
angkat/wali yang sah, cucu, ber;an, paman/bibi,
kakak/adik/ipax, sepupu dan keponakan, sepanjang tidak
terdapat konflik kepentingan;
-10-
b. pemberian dalam bentuk hidangan a1-au sajian yang berlaku
umum;
pemberian berupa keuntungan atau bunga dari
penempatan dana, investasi ataur kepemilikan saham
pribadi yang berlaku umum;
manfaat dari koperasi, organisasi kepegawaian atau organisasi
yang sejenis berdasarkan keanggotaan yang berlaku umum;
seminar kit yang berbenhrk seperangkat modul, alat tulis,
plakat, sertifikat, tas dan pakaian dengan logo atau informasi
terkait instansi yang berlalm ltmurl, yurg diterima dalam
seminar/pelatihan/workshop/konferensi atau kegiatan
sejenis;
hadiah, apresiasi atau penghargaan dari kejuaraan,
perlombaan atau kompetisi yang diilarti tlengan biaya sendiri
dan tidak terkait dengan kedinasan;
g. penghargaan baik berupa uang atau barang yang ada
kaitannya dengan peningkatan prestasi kerja yang
diberikan oleh pemerintah sesrrai dengan peraturan
perundang-undangan;
h. hadiah langsung/undian, diskon/rabat, uoucher, point
reutards, atau suvenir yang berlaku secara umum dan tidak
terkait kedinasan;
kompensasi atau honor atas profesi diluar kegiatan
kedinasan yang tidak terkait dengarn f;gas dan kewajiban,
sepanjang tidak terdapat konflik kepcntingan dan tidak
melanggar peraturan/kode etik Pejabat/Pegawai yang
bersangkutan;
kompensasi yang diterima terkait kegiakin kedinasan seperti
honorarium, transportasi, akomodasi dan pembiayaan yang
telah ditetapkan dalam standar biaya yang berlaku di instansi
penerima Gratifikasi sepanjangtidal< tt:rdapat pembiayaan
ganda, tidak terdapat benturan 1<epr:ntingan, dan tidak
melanggar ketentrran yang berlaku cli irrstansi penerima;
karangan bunga dengan nilai yang wqiar;
d.
e.
i.
j.
k"
n-
- 11-
pemberian terkait dengan penyelenggaraan pesta
pertunangan, pernikahan, kelahiran, a qiqah, baptis, khitanan,
potong gigi, atau upacara adat/agarra lainnya paling banyak
RpI,.OOO.OOO,OO (sattr juta rupiah) pcr pemberian per orang
dalam setiap kegiatan;
benda sejenis yang diterima tztmu/undangan dalam
penyelenggara€m pesta sebagaimana dimaksud pada huruf Ipaling banyak RpI.OOO.OOO,OO (satu juta rupiah) per
pemberian dalam setiap kegiatan;
pemberian terkait dengan musibah a1-au bencana yang
dialami oleh diri Penerima Gratilikasi, suami, istri, anak,
bapak, ibu, mertrra, dan/atau mena:rtrr penerima gratifikasi
paling banyak Rp1.OO0.00O,O0 (satu juta rupiah) per
pemberian per orang dalam setiap peristiu'a;
pemberian sesama pegawai dalam rangka pisah sambut,
pensiun, promosi jabatan, dan ulang tahrrn yang tidak dalam
bentuk uang atau alat tukar Lrinnya paling banyak
Rp3OO.OOO,OO (tiga ratus ribu) per pemberian per orang
dengan total pemberian Rp1.O0O.OOO,00 (satu juta rupiah)
dalm waktu 1 (satu) tahun dari pemberi y.rng sama; dan
pemberian sesama rekan kerja, tidak dari bawahan ke atasan
dan tidak dalam benhrk uang atau alat lukar lainnya paling
banyak Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu n.piah) per pemberian
per orang dengan total pemberian paling banyak
RpI.OOO.OOO,OO (satu juta rupiah) dalam 1 (satu) tahun dari
pemberi yang sarna, sepanjang tidak dibcrikan oleh bawahan
ke atasan.
Pasal 6
(1) Dafam hal penerimaan gratifikasi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5, bukan dalam bentuk uang, penerimaan
tersebut dihihrng berdasarkan herga pasar pada saat
pemberian.
o.
p-
12-
(1)
(2t
(2) Dalam hal penerimaan sebagaimana dima.l<sud dalam pasal 5,
dalam bentuk valuta asing, penerirrlaan tersebut dihitung
berdasarkan Kurs Tengah Valuta Bank Indonesia pada tanggal
penerimaan.
Pasal 7
l.aporan gratifikasi sebagaimana dimaksuct dalam Pasal 5 ayat
(1) disampaikan secara terhrlis metlggunakan sarana
elektronik atau non<lelctonik dengan menglsi formulir
pelaporan gratifikasi.
Laporan Gratilikasi sebagaimana dimalcsrrd ayat (1) dianggap
lengkap apabila sekurang-kurangnya rnem uat:
a. nama dan alamat lengkap p€nenma dan pemberi
Grati{ikasi;
b. jabatan Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara;
c. tempat dan wakfu penerimaan Gratifikasi; t
d. uraian jenis Grati{ikasi yang diterima;
e. nilai Gratifikasi yang diterima.
Pelaporan Gratilikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilalmkan dengan cara:
a. disampaikan kepada KPK paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kerja sejak Gratifikasi diterima; atant
b. disampaikan kepada KPK melalui UPG dalam jangka waktu
paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak Gratifikasi diterima.
UPG sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b
menemskan laporan yang diterimarrya kepada KPK dalam
jangka waktu 14 (empat belas) hari r;ejak laporan Gratifikasi
diterima.
KPK menetapkan status kepemilikan Gratifikasi dalam jangka
waktu 3O (tiga puluh) hari kerja sr:jak laporan Gratifikasi
diterima secara lengkap.
(3)
(41
(5)
-13-
BAB IV
PEMBERIAN GRATIFIKASI
Pasal 8
(1) Pejabat/Pegawai dilarang memberi Gratifikasi Yang Dianggap
Suap kepada Pemangku Kepentingan dern latau Pihak Lain
dalam bentuk apapun.
(2) Pemberian Gratifikasi Yang Dianggap Suap dapat t*rjadi pada
saat atau diluar penugasan resmi.
BAB V
UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKAf JI
Bagan Kesatu
Susunan Organisasi
Pasal 9
(1) Dalam rangka melaksanakan l)rogram pengendalian
gratifikasi dibentuk UPG Provinsi Sumatera Utara.
(2) Susunan keanggotaan UPG Provinsi Sumatera Utara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari:
a. Pembina
b. Pengarah
c. Ketua
d. Sekretaris
e. Anggota
Gubernur
Sekretaris Daerah
Inspektur Provinsi
(Eselon III) di Inspelcorat pada Provinsi
Inspektur Pembantu/Wilayah, Auditor,
Pejabat Pengawasan Utusan Pemerintah di
Daerah (P2UPD) pacla Inspektorat
(3) Unhrk membantu pelaksanaan tugas UPG Provinsi Sumatera
Utara dibentuk Sekretariat UPG Provi.nsi {iumatera Utara yang
dipimpin oleh sekretaris UPG Provinsi Sutnatera Utara.
(4) Susunan Keanggotaan UPG Piovins;i Sumatera Utara dan
Sekretariat UPG Provinsi Sumate:ra Utara sebagaimana
dimaksud pada ayat (21 dan ayat (3) ditetapkan dengan
Keputusan Gubernur.
-L4-
Pasal 10
(1) Untuk menjalankan fungsi koordinarri pelaporan gratifikasi
Ketua UPG Provinsi Sumatera Utare, atas narna Gubernur
meminta satu orang pegawai pada SKPD di Lingkungan
Pemerintah Provinsi Sumatera Utar;l y{rng akan bertugas
melakukan sosialisasi gratilikasi dan /xau melaporkan
kegiatan dan yang berindikasi gratifikasi di SKPD masing-
masing.
(2) Penetapan dan rincian tugas pegawai sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
Bagran Kedua
Wewenang dan Kewajiban UPG Provinsi Sumatera Utara
Pasal 11
UPG Provinsi Sumatera Utara mempunyai trrgas berupa:
a. mempersiapkan perangkat aturan, petunjuk teknis dan
kebuhrhan lain yang sejenis untuk mendukung penerapan
pengendalian gratifi kasi ;
b. merterima, menganalisa dan mengadministrasikan laporan
penerimaan dan penolakan Gratifikasi dari Pegawai
Negeri / Penyelenggara Negara;
c. meneruskan laporan penerimaan gratifrkasi kepada KPK;
d. melaporkan rekapihrlasi laporan grzrtifilasi secara periodik
kepada KPK;
e. menyampaikan hasil pengelolaan laporan Gratihkasi dan
usulan kebijakan pengendalian grzrtifil:asi kepada kepala
daerah;
f. melakukan sosialisasi aturan gratifikasi kepada pihak internaldan eksternal di lingkungan Pemerintr*r fraerah;
g. melakukan pengelolaan barang gratifikasi yang menjadi
kewenangan Pemerintah Daerah;
h. melalnrkan pemetaan titik rawan per,erirrlaan dan pemberian
gratifikasi; dan
- 15 -
i. melakukan monitoring dan evaluasi penerapan pengendalian
gratifikasi bersama KPK.
Pasal 12
Dalam melaksanakan tugasnya, UPG Provirrsi Sumatera Utara
berkewajiban:
a. melakukan pemilahan dan menyarnpaikan laporan hasil
pemilahan atas laporan penerimaan dan lrcnolakan gratifrkasi
kepada KPK RI setiap hari kerja pertanta di tiap minggunya;
b. menyarnpaikan laporan rekapihrlasi lrenirnganan dan tindak
lanjut laporan penerimaan gratifikersi yang dikelola UPCI
Provinsi Sumatera Utara kepada KPK IU;
c. menyampaikan laporan rekapitulasi pemrnganan dan tindak
lanjut laporan penerimaan dan pemberian gratifikasi kepada
Gubernur melalui Inspektorat secara periodik;
d. merahasiakan identitas Pelapor Gratifikasi;
e. melakukan koordinasi dan konsultasi kepada KPK RI dalam
pelaksanaan pengendalian Gratifrkasi;
f. melakukan pemantauan tindak lanjut atas pemanfaatan
penerimaan gratifikasi terhadap gratifika:;i yang dikelola oleh
Pemerintah Daerah;
g. melakukan pengkajian titik rawul potensi terjadinya
gratifikasi di lingkungan Pemerintah fraerah; dan
h. melakukan dan mengkoordinasikan pelaksanaan diseminasi
program pengendalian gratifikasi.
Pasal 13
(1) Terhadap gratilikasi yrng ditetapkan KPK dikelola oleh
Pemerintah Daerah, UPG Provinsi Surnatera Utara dapat
menentukan pemanfaatannya yaihr:
a. Dimanfaatkan oleh Pemerintah Daenrh untuk keperluan
penyelenggaraan Pemerintah Daerah; dan/atau
b. Disumbangkan kepada yayasan sosial atau lembaga sosial
lainnya;
-16-
c. Dikembalikan kepada penerima gratifikersi; atau
d. Dimusnahkan.
(2) Tindak lanjut penanganan pelaporan lpafifikasi menggunakan
formulir sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
Pasal L4
Ketenttran lebih lanjut mengenai Tata cara pelaksanaan
wewenang dan kewajiban UPG Prorrinsi Sumatera Utara
ditetapkan dalam petunjuk teknis Inspektur Provinsi Sumatera
Utara selaku ketura UPG Provinsi Sumatera Ut.ara.
BAB V
PENGAWASAN
Pasal L5
(1) Pejabat/pegawai yang mengetahui adanya pelanggaran
terhadap Peraturan ini, agar sege.ra melaporkan kepada
Inspelrtorat.
(2) Pejabat/pegawai yang melapor sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dijamin kerahasiaannYa.
Pasal L6
(1) Kepala SKPD bertanggungiawab atas pelaksanaan
pengendalian gratifikasi di SKPD/ UPT.
(2) Inspektur Provinsi Sumatera Utara bertanggung jawabo, atas
pengawasan pelaksanaan pengendalian gratifikasi di
lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
(3) Inspekhlr Provinsi Sumatera Utara melaporkan ' hasil
pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada
Gubernur.
(1)
tzl
-L7-
Pasal 17
Setiap Pejabat/Pegawai di Lingkungeur l)emerintah Provinsi
Sumatera Utara wajib membuat sut'at pernyataan tentang
penolakan dan penerimaan gratilikasi secara periodik.
surat Pernyataan dibuat setidak-tidaknya 2 (dua) kali dalam
setahun pada akhir bulan juni dan akhir bulan Desember
setiap tahun.
(3) Surat pernyataan disampaikan kepada Gubernur melalui
Kepala SKPD.
Formulir surat pernyataan sebagaimana <limaksud pada ayat
(1) tercantum dalam Lampiran yang rnenrpakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Pengawasan kepatuhan atas kcwajiban sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanal,:an oleh Kepala SKPD
dengan koordinasi Inspektur Provinsi lJumatera Utara.
BAB VII
PERLINDUNGAN DAN PENGHARGAAN
Pasal 18
(1) Pelapor gratifrkasi berhak mendapatkem perlindungan hukum,
yaitu:
a. perlindungan dari tindakan balasan atau perlakuan yang
bersifat adminisbatif kepegawaian yaxg tidak objektif dan
merugikan pelapor, narnun tidak terbatas pada penurunan
peringkat jabatan, penurunan penilaian kinerja pegawai,
usulan pemindahan tugas/mutasi atau hambatan karir
lainnya;
b. pemindahtugasan/mutasi bagi pelapor dalam hal timbul
intimidasi atau ancaman Iisik;
c. bantuan hulmm sesuai dengan ke'tentuan yang berlaku di
lingkungan Pemerintah Daerah;
d. kerahasiaan identitas.
(2) Setiap Pejabat pada Pemerintah Daeratr wajib memberikan
perlindungan terhadap Pejabat/Pegarvai Yang menyampaikan
laporan gratilikasi sebagaimana dimalcsucl pada ayat (1).
(4)
(s)
_18_
(3) Setiap Pejabat pada Pemerintah Da,:ral dilarang memberi
perlakuan diskriminatif atau tindakan yang merugikan
Pejabat/Pegawai karena melaporkan g:'atifikasi.
(a) Dalam hal terdapat ancaman fisik dan/atau psikis kepada
Pejabat/Pegawai karena melrrporkan gratifikasi,
Pejabat/Pegawai dapat meminta perlindungan kepada LPSK
atau intansi lain yang berwenang ber<lasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlalnr.
(5) Pelapor menyampaikan permohonan secara tertulis kepada
Gubernur melalui Ketua UPG Pr,rvinsi Sumatera Utara
dengan ditembuskan kepada KPK.
Pasal 19
(1) Pejabat/Pegawai yang memattrhi ketenhran pengendalian
gratifikasi dapat diperhitungkan menjadi faktor penambah
dalam penilaian kinerja.
(2) Penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapar
dijadikan pertimbangan dalam kebiiakan promosi pegawai
atau insentif.
(3) Pelaksanaan penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturanyang mengatur penilaian kineda da,n ciisiplin kepegawaian
yang berlaku.
BAB VIII
SANKSI
Pasal 20
Pelanggaran yang dilakukan oleh Pefabat/Pegawai terhadapketentuan yang diatur dalam Peraturan riubernur ini, dikenakansanksi sesuai dengan ketentuan peraturan pc:n trd"ttg-undangan.
BAB IX
PEMBIAYAAN
Pasal 2 I
Biaya yang diperlukan untuk pelaksanzen Peraturan Gubernur
ini dibebankan pada Anggaran Pendapatum d,:n Belanja Daerah.
-L9-
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal22
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pacla tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerj.ntal:kan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatuurnya dalam Berita
Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Ditetapkan di lfed:rn
pada tanggal 2 L Juni 2016
GUBERNUR SIJMATERA UTARA,
ttd
TENGKU I'RR'Y NURADI
Diundangkan di Medan
pada tanggal 22 Junt20l6
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA,
ttd
HASBAN RITONGA
BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN '2016
NOMOR 19
Salinan AslinyaKEP KUM,
Pembina UNrP.19590227 198003
(IVlc)I OO4
LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR SI'MATERA UTARANOMOR 19 TAHUN 20T6TANGGAL 2f JUM 2OL'c
KOP SKPD PROVINSI
sttRAT PtRrTrATAAlr GRATTFII$SI KE- ..... " ...*f
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama LengkapNIPPangkatJabatanUnit Kerja
Menyatakan bahwa pada periode.... s.d .......... ...........,saya :
Hubung.andenganPemberi
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudianhari ada penerimaan gratifikasi yang sengaja tidak saya laporkan atau dilaporkan tidakbenar maka saya bersedia mempertanggungiawabkan secar:a hukum sesuai denganperaturan pemndang-undangan yang berlaku.
Yang membuat Pernyataan
(..-.........-...........-.--.)
')dii,si dengan judaWfrelatensi sulla;t penlAataan gang sudah pemah dibuat.'") diisi tanggal pelnpran lee Urc, apabila penerimaan tersebut sudah dilaporlcan-
Salinan Aslinya GUBERNUR SUM/TTERA UTARA,KEP, ,
ttd
TENGKU ]'RRY NURADI
Pembina U
AlasanPenerimaan
NIP.19590227