2. Tri Handayani

17
21 PENGARUH LINGKUNGAN MAKRO TERHADAP KINERJA USAHA (Studi Pada Usaha Kecil Menengah Makanan Di Kota Pekanbaru) Tri Handayani Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei. Alam, Bengkalis-Riau Kode Pos 28715 Telp. (0766) 7008877, Fax (0766) 8001000 Email : [email protected], atau [email protected] Abstract: The research was aimed to identify the effect of macro environments on business performances of small and medium businesses of food in Pekanbaru. The research objects were the managers and owners of the small and medium businesses of food in Pekanbaru. The data were collected using a questionnaire directly distributed to respondents on the basis of data of the small and medium businesses registered at the office of Cooperatives, Micro, small and medium Businesses of Pekanbaru. The variables in this study were the macro environments and business performance of small and medium business of food in Pekanbaru. The result showed that the macro environment, that consist of the power of politic and laws environments, economic environments, technology environments, and social-cultural environments have significant effect on the business performance of the small and medium business of food in Pekanbaru. Key words: External Environments, Macro Environments, And Business Performances. Abstraks: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan makro terhadap kinerja usaha kecil dan menengah makanan di Pekanbaru. Objek penelitian adalah manajer dan pemilik usaha kecil dan menengah makanan di Pekanbaru. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan langsung kepada responden berdasarkan data usaha kecil dan menengah yang terdaftar di kantor Koperasi, Usaha Mikro, kecil dan menengah dari Pekanbaru. Variabel dalam penelitian ini adalah lingkungan makro dan kinerja usaha kecil dan menengah makanan di Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan makro, yang terdiri dari kekuatan lingkungan politik dan hukum, lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, dan lingkungan sosial budaya berpengaruh signifikan terhadap kinerja pada usaha kecil dan menengah makanan di Pekanbaru. Kata kunci: Lingkungan Eksternal, Lingkungan Makro, dan Kinerja Usaha.

description

tri handayani

Transcript of 2. Tri Handayani

Page 1: 2. Tri Handayani

21

PENGARUH LINGKUNGAN MAKRO

TERHADAP KINERJA USAHA

(Studi Pada Usaha Kecil Menengah Makanan Di Kota

Pekanbaru)

Tri Handayani

Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Bengkalis

Jl. Bathin Alam, Sei. Alam, Bengkalis-Riau

Kode Pos 28715 Telp. (0766) 7008877, Fax (0766) 8001000

Email : [email protected], atau [email protected]

Abstract: The research was aimed to identify the effect of macro

environments on business performances of small and medium

businesses of food in Pekanbaru. The research objects were the

managers and owners of the small and medium businesses of food in

Pekanbaru. The data were collected using a questionnaire directly

distributed to respondents on the basis of data of the small and medium

businesses registered at the office of Cooperatives, Micro, small and

medium Businesses of Pekanbaru. The variables in this study were the

macro environments and business performance of small and medium

business of food in Pekanbaru. The result showed that the macro

environment, that consist of the power of politic and laws environments,

economic environments, technology environments, and social-cultural

environments have significant effect on the business performance of the

small and medium business of food in Pekanbaru.

Key words: External Environments, Macro Environments, And Business

Performances.

Abstraks: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

lingkungan makro terhadap kinerja usaha kecil dan menengah makanan

di Pekanbaru. Objek penelitian adalah manajer dan pemilik usaha kecil

dan menengah makanan di Pekanbaru. Data dikumpulkan dengan

menggunakan kuesioner yang disebarkan langsung kepada responden

berdasarkan data usaha kecil dan menengah yang terdaftar di kantor

Koperasi, Usaha Mikro, kecil dan menengah dari Pekanbaru. Variabel

dalam penelitian ini adalah lingkungan makro dan kinerja usaha kecil

dan menengah makanan di Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa lingkungan makro, yang terdiri dari kekuatan lingkungan politik

dan hukum, lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, dan lingkungan

sosial budaya berpengaruh signifikan terhadap kinerja pada usaha kecil

dan menengah makanan di Pekanbaru.

Kata kunci: Lingkungan Eksternal, Lingkungan Makro, dan Kinerja

Usaha.

Page 2: 2. Tri Handayani

Handayani, Pengaruh Lingkungan Makro Terhadap... 22

PENDAHULUAN

Keberadaan usaha kecil dan me-

nengah (UKM) yang merupakan bagian

terbesar dalam perekonomian nasional,

merupakan indikator tingkat partisipasi

masyarakat dalam berbagai sektor ke-

giatan ekonomi. UKM selama ini ter-

bukti dapat diandalkan sebagai katup

pengaman dimasa krisis, melalui meka-

nisme penciptaan kesempatan kerja dan

nilai tambah. Peran dan fungsi strategis

ini sesungguhnya dapat ditingkatkan de-

ngan memerankan UKM sebagai salah

satu pelaku usaha komplementer bagi

pengembangan perekonomian nasional,

dan bukan subordinari dari pelaku usaha

lainnya. Keberhasilan dalam mening-

katkan kemampuan UKM berarti mem-

perkokoh bisnis perekonomian masya-

rakat. Hal ini akan membantu memper-

cepat proses pemulihan perekonomian

nasional, dan sekaligus sumber dukung-

an nyata terhadap pemerintah daerah

dalam melaksanakan otonomi pemerin-

tahan.(Sri Budi;2006)

Oleh sebab itu Usaha Kecil Me-

nengah (UKM) merupakan potensi bis-

nis yang sangat digalakkan oleh peme-

rintah. Karena semakin banyak masya-

rakat berwirausaha maka semakin baik

dan kokohnya perekonomian suatu da-

erah karena sumber daya lokal, pekerja

lokal, dan pembiayaan lokal dapat terse-

rap dan bermanfaat secara optimal.

Namun, meskipun UKM memi-

liki sejumlah kelebihan yang memung-

kinkan UKM dapat berkembang dan

bertahan dalam krisis, tetapi sejumlah

fakta juga menunjukkan bahwa tidak

semua Usaha kecil dapat bertahan dalam

menghadapi krisis ekonomi. Banyak

UKM mengalami kesulitan untuk me-

ngembalikan pinjaman akibat melon-

jaknya suku bunga lokal, selain itu ada-

nya kesulitan dalam proses produksi

akibat melonjaknya harga bahan baku

yang berasal dari impor.

Terdapat banyak faktor yang

mempengaruhi kineja Usaha perusahaan

diantaranya Lingkungan makro seperti

kebijakan pemerintah, kekuatan hukum

dan politik, perubahan teknologi. Ling-

kungan makro merupakan lingkungan

jauh yang berada diluar organisasi na-

mun menjadi pertimbangan dalam peng-

ambilan keputusan perusahaan.

Perkembangan kota Pekanbaru

dari berbagai aspek menjadikan pekan-

baru sebagai kota dengan lingkungan

bisnis yang memiliki prospek untuk

tumbuh dan kembang khususnya bagi

wirausaha (UKM). Keberadaan UKM

merupakan bagian terbesar dalam per-

ekonomian nasional, dan menjadi indi-

kator tingkat partisipasi masyarakat

dalam berbagai sektor kegiatan eko-

nomi. Hal ini menunjukkan bahwa peru-

bahan lingkungan (lingkungan eks-

ternal) yang terjadi mengakibatkan

adanya peluang ukm untuk tumbuh dan

berkembang.

Usaha Kecil Menengah (UKM)

Makanan merupakan salah satu jenis

usaha yang dapat mewakili dan cukup

prospektif dalam perkembangan kota

pekanbaru saat ini. Hal ini ditunjukkan

dengan semakin banyaknya usaha ma-

kanan yang berkembang di kota Pekan-

baru. Saat ini telah banyak muncul

pengusaha makanan dan produk makan-

an hasil olahan lokal baik makanan khas

daerah maupun makanan konsumsi ha-

rian, hal ini dapat disebabkan karena

semakin besarnya permintaan serta se-

makin meningkatnya kebutuhan masya-

rakat. Kondisi ini menyebabkan usaha

ini semakin menjanjikan diminati para

wirausaha.

Disamping cukup prospektif,

UKM makanan juga dihadapi sejumlah

tantangan berupa munculnya makanan

impor, makanan susbtitusi dan makanan

produk olahan dari daerah lain dengan

kemasan dan rasa yang bervariatif. Hal

ini dirasakan UKM makanan merupakan

Page 3: 2. Tri Handayani

23 Inovbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 23-37

industri yang cukup rentan akan penga-

ruh lingkungan sehingga kondisi ini

menjadi tantangan bagi UKM makanan,

apakah dapat tetap eksis dan mampu

bersaing di pasar atau bahkan sebalik-

nya.

Adapun Pertumbuhan Usaha

Kecil Menengah (UKM) Makanan Kota

Pekanbaru dapat dijelaskan pada Tabel

1berikut:

Tabel 1

Pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) Makanan

Kota Pekanbaru Tahun 2006-2010

TAHUN USAHA KECIL USAHA MENENGAH JUMLAH

2006 58 8 66

2007 60 10 70

2008 63 11 74

2009 68 11 79

2010 71 12 83

Sumber: Diolah dari Data Dinas Koperasi dan UMKM Kota Pekanbaru.

Berdasarkan Tabel 1 tersebut

menginformasikan bahwa UKM Ma-

kanan kota Pekanbaru memberikan kon-

tribusi ebesar 9% dari keseluruhan jum-

lah UKM dari berbagai sektor yang ada

di kota Pekanbaru dan perkembangan

UKM makanan Kota Pekanbaru menga-

lami peningkatan. Walaupun terjadi pe-

ningkatan setiap tahunnya namun pe-

ningkatan jumlah tersebut terjadi secara

fluktuatif. Hal ini menjadi indikasi awal

bahwa percepatan perubahan lingkung-

an yang menimbulkan ketidakpastian

lingkungan bisnis, diduga dapat berpe-

ngaruh terhadap pertubuhan Usaha Ke-

cil Menengah di Kota Pekanbaru. De-

ngan kata lain walaupun cukup pros-

pektif, berbagai macam pengaruh ling-

kungan dapat mempengaruhi usaha ini,

terlebih lagi usaha ini merupakan jenis

usaha yang terbuka dan mudah dimasu-

ki oleh kompetitor, serta dinamis akan

perubahan lingkungan. Hal ini akan

mempengaruhi para wirausaha, yaitu

bagaimana mereka menanggapi peru-

bahan lingkungan yang terjadi tersebut,

sikap atau respon para wirausaha dalam

bentuk penetapan strategi usaha akan

menentukan keber-hasilan usaha.

Rumusan masalah dalam pene-

litian ini adalah: Apakah Lingkungan

Makro berpengaruh terhadap Kinerja

Usaha pada UKM Makanan di Kota

Pekanbaru.

DASAR TEORI

Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal (external

environment) adalah segala sesuatu di-

luar batasan organisasi yang mungkin

mempengaruhinya (Griffin,2003:68).

Lingkungan eksternal merupakan ling-

kungan yang berada diluar organisasi

dan perlu dianalisis untuk menentukan

kesempatan (opportunities) dan anca-

man (threat) yang akan di hadapi peru-

sahaan. Lingkungan merupakan faktor

kontekstual penting yang mempunyai

pengaruh terhadap kinerja perusahaan

(Child,1972; Hamel &Prahalad,1994).

Gordon & Narayana (1984); Otley

(1980) menyatakan bahwa Informasi

dan struktur desentralisasi merupakan

fungsi dari lingkungan, dan perlu ada-

nya kesesuaian antara ketidakpastian

Page 4: 2. Tri Handayani

Handayani, Pengaruh Lingkungan Makro Terhadap... 24

lingkungan dan desentralisasi agar dapat

meningkatkan kinerja.

Terdapat dua perspektif dalam meman-

dang konsep lingkungan, yaitu: Perta-

ma, perspektif yang memandang ling-

kungan eksternal sebagai wahana yang

menyediakan sumberdaya (resources).

Persepsi pertama berdasar pada premis

bahwa lingkungan eksternal merupakan

wahana yang menyediakan sumberdaya

yang kritikal bagi kelangsungan hidup

perusahaan (Tan& Litschert, 1994).

Perspektif ini juga mengandung makna

potensi eksternal dalam mengancam

sumberdaya internal yang dimiliki peru-

sahaan. Pemogokan, deregulasi, peru-

bahan undang-undang berpotensi meru-

sak sumberdaya internal yang dimiliki

perusahaan. (Clark et al, 1994). Kedua,

perspektif yang memandang lingkungan

eksternal sebagai sumber informasi.

Perspektif ini mengaitkan informasi de-

ngan ketidakpastian lingkungan (envi-

ronment uncertainty). Ketidakpastian

lingkungan mengacu pada kondisi ling-

kungan eksternal yang sulit diramal

perubahannya. (Clark et al, 1994).

Hal ini berhubungan dengan ke-

mampuan anggota organisasi dalam

pengambilan keputusan (decision ma-

king) (Clark et al, 1994). Poter (1980)

dalam Cantika (2006:3) mengemukakan

bahwa lingkungan eksternal dapat di-

bagi menjadi dua kategori, yaitu:

a. Lingkungan Jauh, meliputi faktor-

faktor politik, ekonomi, sosial dan

teknologi.

b. Lingkungan Industri, meliputi aspek-

aspek yang terdapat dalam konsep

strategi bersaing (Competitive Stra-

tegy) yang meliputi aspek hambatan

masuk, aspek daya tawar pemasok,

aspek daya tawar pembeli, keter-

sediaan barang subsitusi dan aspek

persaingan dalam industri.

Duncan (1972) mendefinisikan

lingkungan sebagai faktor yang berhu-

bungan dengan variabel fisik dan varia-

bel diluar organisasi yang ikut menjadi

pertimbangan pada waktu pengambilan

keputusan organisasi. Lingkungan seca-

ra konsep mempunyai dua bagian. Per-

tama adalah lingkungan langsung yaitu

lingkungan yang paling dekat dengan

organisasi, yang secara langsung ber-

dampak pada strategi. Lingkungan

langsung berkaitan dengan elemen

lingkungan dimana organisasi mempu-

nyai hubungan secara langsung. Compe-

titor, supplier dan Customer adalah

lingkungan langsung organisasi. Yang

kedua adalah lingkungan yang lebih luar

yaitu lingkungan umum, lingkungan ini

adalah lingkungan yang mempunyai pe-

ngaruh tidak langsung terhadap organi-

sasi. Lingkungan umum mencakup sek-

tor ekonomi, politik.

Lingkungan Makro

Lingkungan makro atau disebut

juga lingkungan jauh, menurut Pearce

(2000:71), Lingkungan Sosial, menurut

Wheelen, (2003: 14), dan lingkungan

makro, menurut Hitt (1998:84). Ling-

kungan sosial termasuk kekuatan umum

yang secara tidak langsung berhubungan

dengan aktivitas organisasi jangka pen-

dek tetapi dapat dan sering mempe-

ngaruhi keputusan jangka panjang.

Lingkungan sosial yang dimaksud yaitu

(Wheelen, 2003: 14):

1. Kekuatan Ekonomi

2. Kekuatan Teknologi

3. Kekuatan hukum-politik

4. Kekuatan Sosial Budaya

Umar (2005:76) menyatakan

bah-wa Lingkungan makro perusahaan

terdiri dari faktor-faktor utama yang

pada dasarnya di luar dan terlepas dari

perusahaan. Faktor-faktor utama yang

diperhatikan adalah faktor politik, eko-

nomi, sosial, dan teknologi.

Disamping itu Griffin (2003:69)

menyatakan lingkungan ini sebagai

lingkungan umum (general environ-

ment) dari suatu organisasi yang meru-

Page 5: 2. Tri Handayani

25 Inovbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 25-37

pakan serangkaian dari dimensi dan

kekuatan yang luas yang berada diseki-

tar organisasi yang menciptakan keselu-

ruhan konteks organisasi. Dimensi dan

kekuatan ini tidak sepenuhnya terkait

dengan organisasi tertentu lainnya.

Lingkungan umum dari sebagian besar

organisasi memiliki dimensi ekonomi,

teknologi, sosial budaya, politik-hukum,

dan internasional.

Menurut Suryana (2009:107)

Lingkungan Makro adalah lingkungan

diluar perusahaan yang dapat mempe-

ngaruhi daya hidup perusahaan secara

keseluruhan, yang meliputi:

1. Lingkungan Ekonomi

Kekuatan Ekonomi lokal, regional,

nasional dan global akan berpenga-

ruh terhadap peluang usaha. Hasil

penjualan dan biaya perusahaan ba-

nyak dipengaruhi oleh lingkungan

ekonomi. Variabel-variabel ekonomi

seperti tingkat inflasi, tingkat bunga,

dan fluktuasi mata uang asing, baik

langsung maupun tidak langsung

akan berpengaruh terhadap perusa-

haan. Inflasi atau kenaikan harga-

harga akan mempersulit para pengu-

saha dalam memproyeksikan usaha-

nya. Demikian juga kenaikan suku

bunga dan fluktuasi mata uang asing

akan menyulitkan perusahaan dalam

mengkalkulasikan keuangannya.

2. Lingkungan Teknologi

Kekuatan teknologi dan kecenderu-

ngan perubahan sangat berpengaruh

terhadap perusahaan. Perubahan tek-

nologi yang secara drastic dalam

abad terakhir ini telah memperluas

skala industri secara keseluruhan.

Teknologi baru telah menciptakan

produk-produk baru dan modifikasi

produk lainnya. Demikian juga, bi-

dang usaha jasa telah banyak di-

pengaruhi oleh kemajuan teknologi.

Kemajuan teknologi dalam mencip-

takan barang dan jasa telah mampu

memenuhi kebutuhan dan permintaan

pasar secara cepat. Oleh karena itu,

kemampuan pesaing untuk mencipta-

kan nilai tambah secara cepat melalui

perubahan teknologi harus diperhati-

kan oleh perusahaan tersebut.

3. Lingkungan Sosiopolitik

Kekuatan sosial dan politik, kecen-

derungan, dan konteksnya perlu

diperhatikan untuk menentukan sebe-

rapa jauh perubahan tersebut berpe-

ngaruh terhadap tingkah laku masya-

rakat. Dalam beberapa hal, peruba-

han kekuatan politik berpengaruh

terhadap perubahan pemerintahan,

dan secara tidak langsung berdampak

pada perubahan ekonomi. Misalnya,

adanya kekacauan politik dan kerusu-

han selalu membawa sentimen pasar.

Perubahan investasi pemerintah da-

lam bidang teknologi juga sangat

berpengaruh terhadap kondisi per-

ekonomian. Namun demikian, ling-

kungan ini akan sangat bermanfaat

apabila wirausaha pandai meman-

faatkan peluang dari lingkungan

tersebut.

4. Lingkungan Demografi

Produk barang dan jasa yang diha-

silkan sering kali dipengaruhi oleh

perubahan demografi dan gaya hi-

dup. Kelompok-kelompok masyara-

kat, gaya hidup, kebiasaan, penda-

patan, dan struktur masyarakat bisa

menjadi peluang. Pada prinsipnya,

semua lingkungan diatas bisa men-

ciptakan peluang bagi wirausaha.

Kinerja Usaha

Kinerja merupakan serangkaian

kegiatan manajemen yang memberikan

gambaran sejauh mana hasil yang sudah

dicapai dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya dalam akuntabilitas

publik baik berupa keberhasilan maupun

kekurangan yang terjadi. Ivancevich

(Ranto, 2007:19)

Kinerja merupakan suatu fungsi

dari motivasi dan kemampuan. Untuk

Page 6: 2. Tri Handayani

Handayani, Pengaruh Lingkungan Makro Terhadap... 26

menyelesaikan tugas atau pekerjaan,

seseorang sepatutnya memiliki derajat

kesediaan dan tingkat kemampuan

tertentu. Kesediaan dan keterampilan

seseorang tidaklah cukup efektif untuk

mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman

yang jelas tentang apa yang akan

dikerjakan dan mengerjakannya. Kinerja

merupakan perilaku nyata yang ditam-

pilkan setiap orang sebagai prestasi

kerja yang dihasilkan oleh karyawan

sesuai dengan perannya dalam perusa-

haan (Veithzal : 2004).

Menurut Jauch dan Glueck

(1988) dalam Rahayu (2009: 45) Kiner-

ja adalah merujuk ada tingkat penca-

paian atau prestasi dari perusahaan

dalam periode waktu tertentu. Kinerja

sebuah perusahaan adalah hal yang

sangat menentukan dalam perkem-

bangan perusahaan. Tujuan perusahaan

yang terdiri dari: tetap berdiri atau eksis

(Survive), untuk meperoleh laba (Bene-

fit), dan dapat berkembang (Growth),

dapat tercapai apaila perusahaan terse-

but mempunyai performa yang baik.

Kinerja (Performance) perusahaan dapat

dilihat dari tingkat penjualan, tingkat

keuntungan, pengembalian modal,

tingkat turn over dan pangsa pasar yang

diraihnya.

Jenis kinerja dapat diklasifika-

sikan sebagai kinerja manusia, kinerja

mesin dan kinerja organisasi di mana

hasil kegiatan dilaksanakan secara

efisien dan efektif.

Dalam menilai kinerja yang

efektif dapat mempengaruhi dua hal

yaitu produktivitas dan kualitas kerja

yang dapat dinilai dengan melakukan

langkah langkah (1) mendefinisikan

pekerjaan; (2) menilai kinerja dan (3)

memberikan umpan balik, dan adanya

akuntabilitas yang jelas. Dessler (Ranto,

2007:19) Menurut Kotter dan Hesket

(Ranto, 2007:19) jenis kinerja terdiri

dari dua yaitu (1) kinerja ekonomis,

menghasilkan etos kerja yang kuat dan

berkualitas, dan (2) kinerja unggul,

menghasilkan produk unggulan.

Menurut Soeharto, Terdapat

beberapa kriteria dalam menilai suatu

Kinerja perusahaan. kriteria tersebut

meliputi kriteria finansial maupun non-

finansial. Kriteria-kriteria yang berbeda

dalam mengukur kinerja perusahaan

tersebut sebenarnya tergantung pada

pengukuran kinerja itu sendiri. Tolok

ukur bersifat unik, karena adanya

kekhususan pada setiap badan usaha,

antara lain bidang usaha, latar belakang,

status hukum, struktur permodalan,

tingkat pertumbuhan dan tingkat tek-

nologi. Perbedaan tersebut akan berpe-

ngaruh kepada perilaku badan usaha.

Dan dengan sendirinya juga berpenga-

ruh terhadap kinerja dan tolok ukur

yang digunakan (Hatmoko,2000)

Kaplan dan Norton mengusulkan

pengukuran kinerja bisnis dengan

balance scorecard. Balance scorecard

adalah metode penilaian kinerja perusa-

haan yang mengembangkan empat pers-

pektif pengukuran, yaitu perspektif

keuangan, pelanggan, proses bisnis

internal, dan proses belajar dan pertum-

buhan. Meskipun teknik pengukuran

balance scorecard meruakan cara yang

paling komprehensif, pelaksanaannya

sulit karena melibatkan banyak pihak

sehingga biayanya mahal dan makan

waktu lama (Riyanti,2003:25)

Para peneliti menganjurkan

pertumbuan penjualan (Sales growth),

pertumbuhan tenaga kerja (Employment

growth), pertumbuhan pendapatan (In-

come growth) dan pertumbuhan pangsa

pasar (Market share growth) sebagai

pengukuran kinerja perusahaan kecil

yang paling penting (Kim & Choi,

1994; Lee & Miller, 1996; Luo,1999;

Miles et al, 2000; Hadjimanolis 2000).

Hal ini juga didasarkan pada argumen-

tasi bahwa pertumbuhan adalah indika-

tor yang lebih tepat dan mudah dipero-

leh dibandingkan dengan indikator ki-

Page 7: 2. Tri Handayani

27 Inovbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 27-37

nerja keuangan. Pendapat alternatif lain

adalah bahwa kinerja bersifat multi-

dimensional dan oleh karena itu hal ini

berguna untuk mengintegrasikan dimen-

si yang berbeda dari kinerja dalam suatu

studi empiris (Lumkin dan Dess,1996).

Adalah tepat untuk melihat kinerja

keuangan dan pertumbuhan sebagai

aspek berbeda dari kinerja, dimana

masing-masing mempunyai informasi

penting dan unik. Secara bersama-sama

pertumbuhan dan kinerja keuangan

memberikan diskripsi yang lebih kaya

mengenai kinerja aktual dari perusahaan

bila dibandingkan dengan menggunakan

pengukuran secara sendiri-sendiri.

Penelitian Terdahulu

Penelitian oleh Yurniwati (2003)

tentang pengaruh lingkungan Bisnis

Eksternal dan Perencanaan strategi

terhadap kinerja perusahaan manu-

faktur. Hasil penelitian ini menun-

jukkan Lingkungan Bisnis Eksternal

berpengaruh terhadap Kinerja peru-

sahaan, baik secara langsung maupun

melalui perencanaan strategi.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh

Melly Rosdiana, Sri Pensin, Jenny

Imelda, Dharma T.E. Sudarsono pada

Emiten Manufaktur di Bursa Efek

Jakarta. Hasil penelitian menunjuk-

kan bahwa terdapat pengaruh antara

Lingkungan Bisnis eksternal dan

rencana strategi terhadap Kinerja

baik secara pasrial maupun secara

simultan.

Penelitian oleh Eny Ellya Nora

(2003) analisis pengaruh karakteris-

tik top manajemen, karakteristik

perusahaan, dan lingkungan terhadap

strategi inovasi dan implikasinya

pada perusahaan kecil. Hasil peneli-

tian menunjukkan lingkungan berpe-

ngaruh signifikan dan positif terha-

dap inovasi serta berpengaruh tidak

langsung terhadap kinerja perusa-

haan.

Hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Diduga Lingkungan Makro berpengaruh

terhadap Kinerja Usaha Pada Usaha

Kecil Menengah (UKM) Makanan Ko-

ta Pekanbaru.

Variabel Penelitian dan Operasio-

nalisasi Variabel

Dalam melaksanakan penelitian

ini, adapun operasional variabel dapat

dijelaskan pada Tabel 2 berikut ini:

Tabel 2

Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

1 2 3 4

LINGKUNGAN MAKRO

(X)

Kekuatan Politik dan

Hukum

Kekuatan Ekonomi

Kekuatan Teknologi

Stabilitas pemerintah

Kebijakan pemerintah

Turunya nilai kurs mata uang

Tingkat suku bunga

Pertumbuhan ekonomi

Distribusi pendapatan

Peningkatan pengetahuan dan

inovasi

Ordinal

Page 8: 2. Tri Handayani

Handayani, Pengaruh Lingkungan Makro Terhadap... 28

Kekuatan Sosial budaya

Kecepatan transfer teknologi

Perubahan gaya hidup

kebiasaan masyarakat

KINERJA USAHA (Y)

Pertumbuhan (growth) Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan pendapatan

Pertumbuhan pangsa pasar

Rasio

Sumber : Hasil Penelitian [Diolah]

Berdasarkan tabel diatas dapat

dijelaskan bahwa Lingkungan makro

terdiri dari kekuatan ekonomi, kekuatan

teknologi, kekuatan hukum-politik dan

kekuatan sosial Budaya (Wheelen,

2000:13). Selanjutnya beberapa peneliti

menganjurkan kinerja usaha mengacu

pada pertumbuhan penjualan (Sales

growth), pertumbuhan tenaga kerja

(Employment growth), pertumbuhan

pendapatan (Income growth) dan per-

tumbuhan pangsa pasar (Market share

growth) sebagai pengukuran kinerja

perusahaan kecil yang paling penting

(Kim & Choi, 1994; Lee & Miller,

1996; Luo,1999; Miles et al, 2000;

Hadjimanolis 2000).

METODE PENELITIAN

Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di wila-

yah Kota Madya Pekanbaru. Adapun

UKM yang diamati adalah UKM

Industri Makanan di Kota Pekanbaru

yang terdaftar pada Dinas Koperasi dan

Usaha Kecil Menengah Kota Pekanbaru

terhitung tahun 2006 sampai tahun

2010.

Populasi dan Sampel

Populasi yang menjadi sasaran

dalam penelitian ini adalah usaha kecil

menengah makanan yang terdaftar pada

Dinas Koperasi Dan Usaha Kecil Mene-

ngah Kota Pekanbaru. Adapun jumlah

populasi UKM makanan kota Pekanbaru

yang terdaftar pada Dinas Koperasi dan

Usaha Kecil Menengah sebanyak 83

UKM. Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Usaha Kecil

Menengah (UKM) Makanan di kota

Pekanbaru, dimana berdasarkan data

yang diperoleh pada Dinas Koperasi dan

Usaha Mikro kecil dan Menengah

(UMKM) kota Pekanbaru terdapat

sebanyak 83 Usaha Kecil Menengah di

Kota Pekanbaru, dengan demikian selu-

ruh populasi menjadi objek dalam

penelitian ini.

Batasan populasi dalam peneli-

tian ini adalah UKM makanan dengan

(kriteria UKM menurut UU No.20 tahun

2008):

1. Kriteria usaha kecil adalah sebagai

berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih Rp.

50.000.000 - Rp. 500.000.000 ti-

dak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha, atau

b. Memiliki hasil penualan tahunan

Rp.300.000.000-Rp.2.500.000.000

2. Kriteria usaha menengah adalah

sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih Rp.

500.000.000 - 10.000.000.000

(tidak termasuk tanah dan bangun-

an tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan

Rp.2.500.000.000-

Rp.50.000.000.000.

Berdasarkan data yang diperoleh

pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (UMKM) Kota

Pekanbaru, tercatat sebanyak 83 Usaha

Kecil Menengah (UKM) Makanan.

Penelitian telah dilakukan dengan

menyebarkan angket atau kuesioner,

Page 9: 2. Tri Handayani

29 Inovbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 29-37

dari hasil penyebaran 83 kuisioner

tersebut, kuesioner yang kembali dan

terkumpul sebanyak 52 kuesioner.

Variabel penelitian, terdiri dari

variabel lingkungan makro (X) dan vari-

abel kinerja usaha (Y) UKM Makanan

Kota Pekanbaru. Prosedur pengumpulan

data adalah data primer dan sekunder

yang penulis peroleh dengan melakukan

wawancara dan menyebarkan kuisioner

kepada responden.

Teknik analisis data

Teknik analisis data dalam pene-

litian ini adalah:

a. Uji Kualitas data dengan melakukan

uji realibilitas dan validitas terhadap

kuisioner.

b. Analisis deskriptif dilakukan untuk

mengetahui frekuensi tanggapan pe-

ngusaha atau pengelola UKM Ma-

kanan mengenai lingkungan makro

usaha dan pengaruhnya terhadap

kinerja usaha mereka. Selanjutnya

tanggapan responden tersebut diberi

skor dengan menggunakan skala

likert dan dianalisis secara deskriptif.

PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang diperoleh

pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (UMKM) Kota

Pekanbaru, tercatat sebanyak 83 Usaha

Kecil Menengah (UKM) Makanan. Pe-

nelitian telah dilakukan dengan men-

yebarkan angket atau kuesioner, dari

hasil penyebaran 83 kuisioner tersebut,

kuesioner yang kembali dan terkumpul

sebanyak 52 kuesioner.

Surakhmad (1994) berpendapat

apabila ukuran populasi sebanyak ku-

rang dari 100, maka pengambilan sam-

pel sekurang-kurangnya 50% dari uku-

ran populasi. Apabila ukuran populasi

dengan atau lebih dari 1000, ukuran

sampel diharapkan sekurang-kurangnya

15% dari ukuran populasi. (Riduwan,

2010: 65). Berdasarkan teori tersebut

dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah

kuisioner yang kembali telah memenuhi

syarat dan penelitian ini dapat dilan-

jutkan.

Berdasarkan hasil kuisioner pe-

nelitian tersebut dapat diklasifikasi res-

ponden dalam hal jenis kelamin dan

pendidikan. Hasil klasifikasi tersebut

ditunjukkan pada tabel berikut:

1. Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian

terhadap responden, diperoleh klasifika-

si pemilik atau manajer UKM berdasar-

kan jenis kelamin sebagai berikut:

Tabel 3

Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Prosentase

Pria 20 38,5

Wanita 32 61,5

Jumlah 52 100 Sumber: Hasil Penelitian [Diolah]

Berdasarkan tabel 3 terlihat bah-

wa pemilik usaha kecil menengah

(UKM) makanan kota pekanbaru dido-

minasi oleh wanita dengan prosentase

61,5%, sedangkan UKM makanan yang

dipimpin oleh Pria sebesar 38,5%.

Keterlibatan wanita dalam kegia-

tan ekonomi sebagai wirausaha telah

ada sejak zaman ke zaman, sejak dulu

wanita telah terjun dalam dunia perda-

gangan, misalnya wanita-wanita Solo

telah membantu ekonomi keluarga, bah-

kan sebagai tulang punggung ekonomi

Page 10: 2. Tri Handayani

Handayani, Pengaruh Lingkungan Makro Terhadap... 30

keluarga dari usaha batik yang mereka

kelola.

Hal ini dikemukakan Astri da-

lam (www.tabloitnova.com), ada 4 ala-

san perempuan cocok berbisnis, yaitu

(1) Memperkecil risiko, agar semakin

menunjang kebutuhan ekonomi sehari-

hari. (2) Multitasking, adalah bisa me-

ngerjakan banyak hal sekaligus. Misal-

nya, memasak sambil menjaga anak.

Karakteristik ini adalah kompetensi da-

sar yang dibutuhkan dalam berbisnis,

"dan ini tidak dimiliki pria," kata

Muassis. Perempuan bisa menjalankan

fungsi-fungsi dalam bisnis sekaligus

mulai dari pemasaran, penjualan, sam-

pai manajemen SDM. (3) Pengambil ke-

putusan, perempuan adalah konsumen

terbesar dari hampir semua produk yang

ada dipasaran. Jika posisinya dibalik pe-

rempuan sebagai produsen atau pebis-

nis, maka perempuan akan lebih faham

dan dapat merasakan keinginan konsu-

men sebagai representasi dari dirinya

sendiri. (4) Era Informasi, adalah ke-

mampuannya membentuk networking

dan berkomunikasi. Ini bisa ditunjukkan

lewat komunitas-komunitas yang ba-

nyak diikuti dan dibentuk perempuan.

Utamanya, diera teknologi dan infor-

masi seperti sekarang ini. Dengan naluri

berkomunikasi dan networking perem-

puan yang umumnya melebihi pria,

Muassis optimis perempuan akan lebih

sukses berbisnis dengan memanfaatkan

teknologi informasi yang berkembang

kian pesat.

2. Responden Berdasarkan

Pendidikan

Tingkat pendidikan manajer atau

pemilik usaha dapat menjadi salah satu

faktor pendukung perkembangan UKM,

karena pendidikan merupakan salah sa-

tu unsur yang dapat merubah sikap dan

perilaku, meningkatkan dan mengem-

bangkan pola pikir, wawasan serta me-

mudahkan pengusaha menyerap infor-

masi yang sifatnya membawa pembaha-

ruan dan kemajuan bagi usahanya (Tam-

bunan, 2002).

Tabel 4

Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Responden Prosentase

SD 3 5,8

SLTP 9 17,3

SLTA 31 59,6

Dipl/ Sarjana 9 17,3

Jumlah 52 100 Sumber: Hasil Penelitian [Diolah]

Berdasarkan Tabel 4 diketahui

bahwa tingkat pendidikan manajer atau

pemilik UKM makanan kota Pekanbaru

mayoritas adalah SLTA sebesar 59,6%,

selanjutnya diikuti terbesar kedua ada-

lah SLTP dan Diploma/Sarjana masing-

masing sebesar 17,3% dan yang paling

sedikit adalah dengan tingkat pendi-

dikan SD sebesar 5,8%.

Hasil klasifikasi ini menun-

jukkan bahwa lulusan/ tamatan SLTA

lebih cenderung memilih untuk berwira-

usaha. Hal ini dapat disebabkan karena

persepsi sebagian masyarakat bahwa

pendidikan formal hingga SLTA dirasa-

kan sudah cukup memenuhi standar

untuk memulai suatu usaha, selain itu

juga adanya kesulitan lulusan SLTA

dalam memperoleh lapangan kerja

dibandingkan lulusan Diploma/ S1

sehingga mereka lebih memilih berwi-

Page 11: 2. Tri Handayani

31 Inovbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 31-37

rausaha dan mengembangkan kemam-

puannya sendiri.

3. Responden Berdasarkan Umur

Klasifikasi responden berdasar-

kan umur pada penelitian ini bermaksud

untuk mengetahui tingkat umur respon-

den serta penyebaran kelompok usia

responden yang menjadi objek peneli-

tian ini, sehingga dapat dilihat pada

kelompok usia mana responden banyak

ditemukan, dan dapat ditarik kesim-

pulan bahwa pada kelompok usia terse-

but merupakan usia produktif dalam

mengembangkan dan mengelola suatu

usaha.

Tabel 5

Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur

KELOMPOK USIA

(TAHUN)

JUMLAH

(ORANG)

PROSENTASE

(%)

20 – 30 4 7.7

31 – 40 18 34.6

41 – 50 16 30.8

51 – 60 11 21.2

61 – 70 2 3.8

71 – 80 1 1.9

TOTAL 52 100 Sumber: Hasil Penelitian [Diolah]

Dari hasil penelitian menun-

jukkan bahwa responden memiliki dis-

tribusi umur dari 20-80 tahun. Sebagian

besar responden (34,6%) berumur antara

31-40 tahun. Selanjutnya 30,8% respon-

den berusia antara 41-50 tahun, dan

21,2% responden berada pada usia

antara 51-60 tahun.

Hasil ini tampaknya mendukung

pendapat Zimmerer & Scarborough

(1998) bahwa tidak ada batasan usia

kapan seorang terjun pertama kali seba-

gai wirausaha. Orang dapat memulai

karier sebagai wirausaha kapan saja

mereka mau, karena pendorong utama

menjadi wirausaha adalah menjadi tuan

bagi diri sendiri. Bila dikaitkan dengan

perkembangan karier menurut Hurlock

(1991) maka pemilihan karier pada

masa dewasa muda masih bersifat coba-

coba, sedangkan pemilihan karier di

usia dewasa madya dilakukan karena

kemantapan pilihan pilihan terhadap

karier bersangkutan

Hasil klasifikasi ini juga menun-

jukkan bahwa tidak ada batasan usia

seseorang terjun menjadi wirausaha dan

pada usia 31-40 tahun merupakan usia

produktif dalam mengembangkan usaha,

karena pada usia ini merupakan tahap

kematangan atau kedewasaan dimana

mereka sebelumnya telah menghadapi

berbagai situasi dan kondisi usaha yang

telah terjadi sehingga mereka memiliki

kemampuan dalam menghadapi lingku-

ngan usaha yang akan datang.

Analisis Deskriptif Variabel

Penelitian Pada penelitian ini variabel

bebas (Independen) dan variabel terikat

(Dependen) diukur dengan menggu-

nakan skala ordinal yaitu skor tertinggi

diberi nilai 5 dan skor terendah diberi

nilai 1. Responden yang menjawab Sa-

ngat sesuai kenyataan diberi nilai 5,

Sesuai kenyataan diberi nilai 4, Netral

diberi nilai 3, Kurang sesuai kenyataan

diberi nilai 2, dan Sangat kurang sesuai

kenyataan diberi nilai 1.

Untuk mengetahui secara rinci

mengenai tanggapan responden terhadap

masing-masing subvariabel dan variabel

Page 12: 2. Tri Handayani

Handayani, Pengaruh Lingkungan Makro Terhadap... 32

penelitian akan diuraikan pada tabel-

tabel berikut.

Lingkungan Makro

Variabel lingkungan makro di-

ukur berdasarkan dimensi/ sub variabel

kekuatan politik dan hukum, kekuatan

ekonomi, kekuatan teknologi serta

kekuatan sosial budaya yang meliputi

10 butir pertanyaan yang digunakan

dalam kuisioner yang telah disebarkan.

Deskripsi tanggapan responden

terhadap lingkungan makro terdiri atas

10 butir pertanyaan, dapat dilihat pada

Tabel 6 berikut:

Tabel 6

Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Lingkungan Makro

Pernyataan

Alternatif Jawaban

Jumlah

Sangat Sesuai

Keyataan

Sesuai Kenyataan

Netral Kurang Sesuai

Kenyataan

Sangat Kurang Sesuai

Kenyataan F % F % F % F % F % F %

Pertanyaan 1 11 21,2 24 46,2 13 25 2 3,8 2 3,8 52 100

Pertanyaan 2 12 23,1 22 42,3 13 25 4 7,7 1 1,9 52 100

Pertanyaan 3 14 26,9 22 42,3 12 23,1 3 5,8 1 1,9 52 100

Pertanyaan 4 9 17,3 15 28,8 21 40,4 6 11,5 1 1,9 52 100

Pertanyaan 5 20 38,5 23 44,2 9 17,3 0 0 0 0 52 100

Pertanyaan 6 18 34,6 24 46,2 8 15,4 2 3,8 0 0 52 100

Pertanyaan 7 15 28,8 16 30,8 15 28,8 5 9,6 1 1,9 52 100

Pertanyaan 8 7 13,5 20 38,5 15 28,8 8 15,4 2 3,8 52 100

Pertanyaan 9 18 34,6 26 50 7 13,5 1 1,9 0 0 52 100

Pertanyaan 10 18 34,6 23 44,2 10 19,2 1 1,9 0 0 52 100

Sumber: Hasil Penelitian [Diolah]

Berdasarkan Tabel 6 tersebut,

dapat dilihat bahwa pengaruh kekuatan

politik dan hukum, yaitu perubahan

situasi dan kondisi politik terhadap

UKM (Pertanyaan 1) berpengaruh cu-

kup besar, hal ini terlihat bahwa seba-

nyak 24 responden (46,2 %) menyata-

kan sesuai kenyataan, dan tanggapan

terbesar kedua sebanyak 13 responden

(25%) menyatakan netral. Selanjutnya

Kebijakan pemerintah dalam mengem-

bangkan usaha juga mempengaruhi

UKM (pertanyaan 2), hal ini terlihat dari

jawaban responden terbesar sebanyak

22 responden atau 42,3% menyatakan

sesuai kenyataan.

Pengaruh kekuatan ekonomi

yang ditunjukkan oleh pertanyaan 3-6,

yaitu: pertanyaan 3 yang menyatakan

perubahan nilai tukar rupiah terhadap

mata uang asing berpengaruh terhadap

UKM, hal ini dinyatakan responden

sesuai kenyataan dengan jumlah respon-

den sebanyak 22 responden atau sebesar

42,3%. Pertanyaan 4 yang menyatakan

perubahan tingkat suku bunga mempe-

ngaruhi UKM dinyatakan responden

dengan netral dengan jumlah responden

sebanyak 21 responden atau sebesar

40,4%. Pertanyataan 5 yang menyatakan

pertumbuhan ekonomi kota pekanbaru

mempengaruhi kemajuan UKM dinyata-

kan responden dengan sesuai kenyataan

Page 13: 2. Tri Handayani

33 Inovbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 33-37

dengan jumlah responden sebanyak 23

responden atau sebesar 44,2%. Perta-

nyaan 6 menyatakan tingkat pendapatan

masyarakat kota Pekanbaru mempe-

ngaruhi penjualan produk UKM dinya-

takan responden dengan sesuai kenya-

taan dengan jumlah responden sebanyak

24 responden atau sebesar 46,2%.

Pengaruh kekuatan teknologi

yang ditunjukkan oleh pertanyaan 7,

yaitu proses produksi tergantung pada

teknologi dimana responden menyata-

kan Sesuai kenyataan dengan jumlah

terbanyak sebesar 16 responden atau

sebesar 30,8%. Selanjutnya pertanyaan

8, yaitu perubahan teknologi berpenga-

ruh langsung terhadap UKM, responden

menyatakan sesuai kenyataan dengan

jumlah terbanyak sebesar 20 responden

atau sebesar 38,5%.

Pengaruh kekuatan sosial buda-

ya ditunjukan dengan pertanyaan 9,

yaitu perubahan terhadap selera konsu-

men/pelanggan dapat mempengaruhi

penjualan produk UKM, responden

menyatakan sesuai kenyataan dengan

jumlah terbanyak 26 responden atau

sebesar 50%. Selanjutnya pertanyaan

10, yaitu pola konsumtif masyarakat

mempengaruhi penjualan produk UKM,

responden menyatakan sesuai kenyataan

dengan jumlah terbanyak 23 responden

atau sebesar 44,2%.

Berdasarkan data responden

yang ada dapat dilakukan uji deskriptif,

adapun hasil uji deskriptif terhadap

dimensi variabel atau subvaribel ling-

kungan makro dapat dilihat pada Tabel

7 berikut:

Tabel 7

Uji Deskriptif Lingkungan Makro

Item Pertanyaan N Mean Std. Deviation

Pertanyaan 1 52 3.76 .96

Pertanyaan 2 52 3.78 .97

Pertanyaan 3 52 3.86 .95

Pertanyaan 4 52 3.48 .98

Pertanyaan 5 52 4.21 .72

Pertanyaan 6 52 4.11 .80

Pertanyaan 7 52 3.75 1.04

Pertanyaan 8 52 3.42 1.03

Pertanyaan 9 52 4.17 .73

Pertanyaan 10 52 4.11 .78 Sumber : Data Olahan SPSS

Berdasarkan Tabel 7 di atas

memperlihatkan subvariabel lingkungan

makro, dimana pertanyaan 5 dengan

nilai mean yang paling tinggi (4.21),

sedangkan pertanyaan 8 dengan nilai

mean yang paling rendah (3.42). Nilai

mean digunakan pada penelitian ini

untuk menunjukkan pertanyaan mana

yang paling dominan dalam menun-

jukkan pengaruh terhadap variabel

dependent yang dapat menjadi penjelas

atau mewakili pertanyaan lain dalam

kelompok pertanyaan tersebut. Perta-

nyaan 5 dengan nilai mean yang paling

tinggi (4.21), ini berarti bahwa dari 10

butir pertanyaan lingkungan makro yang

sangat berperan dalam menujukkan

tingkat pengaruhnya terhadap kinerja

Page 14: 2. Tri Handayani

Handayani, Pengaruh Lingkungan Makro Terhadap... 34

adalah pada pertanyaan 5 dimana

pertanyaan 5 menjelaskan bahwa per-

tumbuhan ekonomi sangat mempenga-

ruhi UKM Makanan. Pertumbuhan

ekonomi kota Pekanbaru yang cukup

meningkat mengindikasikan daya beli

masyarakat yang baik sehingga hal ini

dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan UKM Makanan di kota

Pekanbaru.

Sedangkan pertanyaan 8 dengan

nilai mean yang paling rendah (3.42),

dimana pertanyaan 8 menjelaskan pe-

ngaruh langsung perubahan teknologi

terhadap UKM Makanan. Hal ini me-

nunjukkan bahwa perubahan teknologi

tidak berpengaruh langsung terhadap

kinerja UKM, mayoritas UKM yang ada

cenderung menggunakan peralatan dan

teknologi yang sederhana sehingga

apabila terjadi perubahan teknologi hal

ini tidak mempengaruhi proses produksi

UKM tersebut.

Disamping itu juga diperoleh

standar deviasi, ini mengukur seberapa

luas penyimpangan nilai data tersebut

dari nilai rata-ratanya, standar deviasi

digunakan untuk membandingkan pe-

nyebaran atau penyimpangan dua ke-

lompok data atau lebih. Apabila standar

deviasinya kecil, maka hal tersebut

menunjukkan nilai sampel dan populasi

berkumpul atau mengelompok di sekitar

nilai rata-rata hitungnya. Artinya karena

nilainya hampir sama dengan nilai rata-

rata, maka disimpulkan bahwa anggota

sampel atau populasi mempunyai kesa-

maan. Sebaliknya, apabila nilai devia-

sinya besar, maka penyebarannya dari

nilai tengah juga besar. Hal tersebut

menunjukkan adanya nilai-nilai ekstrem

baik yang tinggi maupun rendah. Stan-

dar deviasi yang besar juga menunjuk-

kan adanya perbedaan jauh diantara

anggota populasi. Oleh sebab itu, stan-

dar deviasi yang tinggi biasanya dipan-

dang kurang baik bila dibandingkan

dengan standar deviasi rendah.

Berdasarkan tabel 7 diperoleh

standar deviasi lebih kecil dari nilai

rata-ratanya, hal ini menunjukkan bah-

wa tidak terdapat nilai ekstrem atau

penyimpangan data pada subvariabel

lingkungan makro.

Kinerja Usaha

Variabel kinerja usaha diukur

berdasarkan indikator pertumbuhan

penjualan, pertumbuhan pendapatan,

dan pertumbuhan pangsa pasar yang

meliputi 3 butir pertanyaan yang digu-

nakan dalam kuisioner yang telah dise-

barkan. Adapun deskripsi tanggapan

responden terhadap Kinerja Usaha dapat

dilihat pada Tabel 8 berikut:

Tabel 8

Rekapitulasi Jawaban Responden terhadap Kinerja Usaha

Pernyataan

Alternatif Jawaban

Jumlah Sangat Sesuai

Keyataan

Sesuai Kenyataan

Netral Kurang Sesuai

Kenyataan

Sangat Kurang Sesuai

Kenyataan

F % F % F % F % F % F %

Pertanyaan 1 6 11,5 21 40,4 18 34,6 6 11,5 1 1,9 52 100

Pertanyaan 2 2 3,8 22 42,3 20 38,5 7 13,5 1 1,9 52 100

Pertanyaan 3 8 15,4 23 44,2 14 26,9 6 11,5 1 1,9 52 100

Sumber: Hasil Penelitian [Diolah]

Page 15: 2. Tri Handayani

35 Inovbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 35-37

Berdasarkan tabel 8 diatas

diketahui bahwa tanggapan responden

terhadap omset penjualan usaha menga-

lami peningkatan dari waktu ke waktu

(pertanyaan 1) cukup besar, hal ini

terlihat dari jumlah terbanyak responden

(21 responden atau 40,4%) memilih

sesuai kenyataan. Selanjutnya perta-

nyaan 2 menjelaskan pendapatan usaha

mengalami peningkatan dari waktu ke

waktu, hal ini responden menyatakan

sesuai kenyataan, dengan jumlah

terbanyak 22 responden atau sebesar

42,3%. Pertanyaan 3 menjelaskan jum-

lah pelanggan semakin bertambah dari

waktu ke waktu, hal ini ditanggapi res-

ponden dengan sesuai kenyataan, de-

ngan jumlah terbanyak 23 responden

atau sebesar 44,2%.

Adapun uji deskriptif variabel

kinerja Usaha dapat dijelaskan pada

Tabel 9 berikut:

Tabel 9

Uji Deskriptif Kinerja Usaha

Item Pertanyaan N Mean Std. Deviation

Pertanyaan 1 52 3.48 .91

Pertanyaan 2 52 3.32 .83

Pertanyaan 3 52 3.59 .95 Sumber : Data Olahan SPSS

Tabel 9 memperlihatkan variabel

Kinerja Usaha, dimana Pertanyaan 3

dengan nilai mean yang paling tinggi

(3.59), sedangkan Pertanyaan 2 dengan

nilai mean yang paling rendah (3.32).

Pertanyaan 3 dengan nilai mean yang

paling tinggi (3.59), pertanyaan ini

menjelaskan jumlah pelanggan semakin

bertambah dari waktu ke waktu. Hal ini

menunjukkan bahwa pertanyaan 3

sangat berperan dalam menunjukkan

kinerja usaha UKM.

Sedangkan Pertanyaan 2 dengan

nilai mean yang paling rendah (3.32),

pertanyaan ini menjelaskan peningkatan

pendapatan setiap UKM dari kewaktu.

Hal ini menunjukkan bahwa pertanyaan

2 tidak cukup berperan dalam menun-

jukkan kinerja usaha.

Selain itu pada variabel kinerja

usaha diperoleh standar deviasi lebih

kecil dari nilai mean, semakin kecil nilai

standar deviasi maka semakin kecil

terjadi penyimpangan pada data ter-

sebut. hal ini berarti bahwa tidak ter-

dapat nilai ekstrem atau penyimpangan

data pada variabel kinerja usaha.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil rekapitulasi

jawaban responden terhadap variabel

lingkungan makro dan kinerja usaha,

menunjukkan hasil bahwa perubahan

lingkungan makro yang terjadi di kota

Pekanbaru secara langsung maupun

tidak langsung mempengaruhi kinerja

UKM Makanan kota Pekanbaru, dimana

semakin dinamis lingkungan makro

yang terjadi semakin mendorong pelaku

UKM Makanan untuk lebih jeli lagi

dalam melihat perubahan lingkungan

agar tercapai kinerja usaha baik dan

kelangsungan usaha.

Dengan demikian faktor ling-

kungan makro yang meliputi kekuatan

politik dan hukum, kekuatan ekonomi,

kekuatan teknologi serta kekuatan sosial

budaya menjadi salah satu pertimbang-

an UKM Makanan dalam menentukan

strategi usaha demi mencapai keun-

tungan yang maksimal serta kinerja

usaha yang baik.

Page 16: 2. Tri Handayani

Handayani, Pengaruh Lingkungan Makro Terhadap... 36

Saran

Pemilik atau pengelola UKM

makanan perlu memperhatikan faktor

perubahan lingkungan makro yang

terjadi khususnya perubahan ekonomi

yang terjadi di kota Pekanbaru. Per-

tumbuhan ekonomi kota Pekanbaru

yang cukup meningkat mengindikasikan

daya beli masyarakat yang baik

sehingga hal ini dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan UKM

Makanan di kota Pekanbaru. Namun

tetap memperhatikan aspek-aspek lain

yang mempengaruhi kinerja dan

kelangsungan usaha.

Pemilik atau pengelola Usaha

Kecil Menengah (UKM) perlu lebih

meningkatkan kompetensi wirausaha

agar mampu menghadapi persaingan.

Dengan kompetensi yang maksimal

diharapkan para UKM dapat mencapai

kinerja yang lebih baik lagi sehingga

dapat menjadi wirausaha yang tetap

eksis dalam kondisi lingkungan apapun.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih untuk semua pihak

yang membantu dalam proses

penyusunan jurnal ini, semoga berman-

faat untuk para peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Astri. Januari 2010. Empat Alasan

Perempuan Cocok Berbisnis-

wirausaha-karier,

(www.tabloidnova.com)

Basuki Ranto. 2007. Korelasi antara

Motivasi, Knowledge of

Entreprenurship dan Indepen-

densi dan The Entrepreneur’s

Performance pada Kawasan

Industri Kecil, Manajemen

Usahawan Indonesia, LMFE-

UI, Jakarta.

Dwi Hatmoko, U.T, 2000. “Persepsi

Pimpinan BUMN terhadap

Eugibilitas Balanced Scorecard

sebagai system penilaian

Kinerja Perusahaan”, Tesis.

Program Studi Magister

Manajemen, UNDIP.

Griffin, Ricky W. 2003. Manajemen,

Edisi 7. Jilid 1. Jakarta:

Erlangga.

Hadjimanolis, Anthanasios, Keith

Dickson. 2000. Innovation

Strategy of SMEs in Cyprus, A

Small Developing Country,

International Small Business

Journal. 18, 4,pp. 62-79

Hitt, Michael A, R. Duane Ireland and

Robert E. Hoskisson. 1997.

Manajemen Strategis: Me-

nyongsong Era Persaingan

Bebas dan Globalisasi.

Jakarta: Erlangga.

Husein Umar. 2005. Strategic Mana-

gement in Action, Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Kim, Youngbae, Y.Choi. 1994.

Strategic Types ang

Performances of Small Firms

in Korea, International Small

Business Journal, 13,1,pp.13-

25.

Lee, Jangwoo, Danny Miller. 1996.

Strategy, Environment and

Performance In Two Tecnolog-

ical Contact: Contigency

Theory in Korea, Organization

Studies, 17/5,pp.729-750.

Man, Thomas.W.Y, and Lau, Theresa.

2005. The Contect of

Entrepreneurship in Hong

Kong, Journal of small

Business and Enterprise

Development, Emerald Group

Publishing Limited, Vol.12,

No.4.

Pearce H, John A, and Richard B.

robinson, JR. 2000. Strategic

Management: Formulation,

Implementation, and Control,

International Edition, New

York: Mc.Graw-Hill.

Page 17: 2. Tri Handayani

37 Inovbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 37-37

Sri Budi Cantika Yuli. 2006. Analisis

Perubahan Lingkungan

terhadap Kompetensi Usaha,

Humanity Journal, Vol 1,

No.2.Suryana. 2009.

Kewirausahaan: Pedoman

Praktis, Kiat dan Proses

Menuju Sukses, Jakarta:

Salemba Empat.

Studi Peran Wanita Dalam Pengem-

bangan Usaha Kecil Menengah

dan Koperasi. 2006. Jurnal

Pengkajian Koperasi dan UKM

Nomor 1 Tahun I.

Yurniwati. 2005. Pengaruh Lingkungan

Bisnis Eksternal dan Peren-

canaan Strategi terhadap Kiner-

ja Perusahaan Manufaktur,

Universitas Padjadjaran, Ban-

dung.