2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

42
2. 2. KONSEP KONSEP DRAINASE DRAINASE TEKNIK DRAINASE TEKNIK DRAINASE Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Transcript of 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

Page 1: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.2.2.2.KONSEP KONSEP

DRAINASEDRAINASETEKNIK DRAINASETEKNIK DRAINASE

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Page 2: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.12.1. K. KOMPETENSIOMPETENSI YYANGANG DDIHARAPKANIHARAPKAN

Setelah menyelesaikan perkuliahan pada bab ini

mahasiswa dapat menjelaskan:

� Konsep Drainase Perkotaan,

� Lingkup Drainase Perkotaan,� Lingkup Drainase Perkotaan,

� Permasalahan Drainase Perkotaan,

� Jenis Sistem Drainase,

� Pola Sistem Drainase.

� Sistem Buangan Drainase

� Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tata letak

saluran Drainase

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Page 3: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.2. K2.2. KONSEPONSEP DDRAINASERAINASE

� Drainase melayani pembuangan kelebihan air pada

suatu daerah dengan cara mengalirkannya melalui

permukaan tanah atau lewat di bawah permukaan

tanah, untuk dibuang ke sungai, laut atau danau.

� Kelebihan air tersebut bisa berupa air hujan, air

limbah domestik maupun air limbah industri.

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Page 4: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.3.2.3. PPERMASALAHANERMASALAHAN DDRAINASERAINASE

PPERKOTAANERKOTAAN

� Banjir merupakan kata yang sangat populer di

Indonesia, khususnya pada musim hujan,

mengingat hampir semua kota di Indonesia

mengalami bencana banjir.

� Peristiwa ini hampir setiap tahun berulang, namun

permasalahan ini sampai saat ini belum

terselesaikan, bahkan cenderung makin meningkat,

baik frekuensinya, luasannya, kedalamannya

maupun durasinya.

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Page 5: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.3.1.2.3.1.CCONTOHONTOH PPERMASALAHANERMASALAHAN

DDRAINASERAINASE PPERKOTAANERKOTAAN

Contoh 1, di kiri dan kanan ruas

jalan ini ada saluran drainase tetapi

pada waktu musim hujan masih saja

terjadi luapan aliran air ke badan

jalan

Contoh 2, di kiri dan kanan ruas

jalan ini ada saluran drainase tetapi

pada waktu hujan, badan jalan selalu

tergenang air padahal air di selokan

tidak penuh

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Page 6: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.3.2.2.3.2.CCONTOHONTOH LLAINAIN PPERMASALAHANERMASALAHAN

DDRAINASERAINASE PPERKOTAANERKOTAAN

Adanya

bangunan liar

di atas badan

saluran,

saluran tidak

terawat

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Page 7: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.3.2.2.3.2.CCONTOHONTOH LLAINAIN PPERMASALAHANERMASALAHAN

DDRAINASERAINASE PPERKOTAANERKOTAAN

Adanya

bangunan liar

menutupi

badan saluran,

OP saluran jadi

sulit

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Page 8: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.3.2.2.3.2.CCONTOHONTOH LLAINAIN PPERMASALAHANERMASALAHAN

DDRAINASERAINASE PPERKOTAANERKOTAAN

Adanya

bangunan liar

menutupi

badan saluran,

OP saluran jadi

sulit

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Page 9: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.3.2.2.3.2.CCONTOHONTOH LLAINAIN PPERMASALAHANERMASALAHAN

DDRAINASERAINASE PPERKOTAANERKOTAAN

Adanya

bangunan

permanen di

badan saluran,

timbul masalah

sosial bila ada

pengembangan

saluran

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Page 10: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.3.2.2.3.2.CCONTOHONTOH LLAINAIN PPERMASALAHANERMASALAHAN

DDRAINASERAINASE PPERKOTAANERKOTAAN

Adanya

tumpukan

sampah

buangan

masyarakat,

menghambat

jalan air

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Page 11: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.3.2.2.3.2.CCONTOHONTOH LLAINAIN PPERMASALAHANERMASALAHAN

DDRAINASERAINASE PPERKOTAANERKOTAAN

Adanya

jaringan

pipa/kabel

melintang di

badan saluran,

menutupi jalan

air (gorong2)

saat banjir

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Page 12: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.3.2.2.3.2.CCONTOHONTOH LLAINAIN PPERMASALAHANERMASALAHAN

DDRAINASERAINASE PPERKOTAANERKOTAAN

Adanya

jaringan

pipa/kabel

melintang di

badan saluran,

menutupi jalan

air (gorong2)

saat banjir

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Page 13: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.3.2.3. PPERMASALAHANERMASALAHAN DDRAINASERAINASE

PPERKOTAANERKOTAAN

AKAR MASALAH

� Akar permasalahan drainase berawal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat, di atas rata-rata pertumbuhan nasional, akibat urbanisasi.

� Pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan lahan menjadi kurang teratur.

� Pemanfaatan lahan yang tidak teratur inilah yang menyebabkan persoalan drainase di suatu daerah menjadi sangat kompleks. Hal ini barangkali juga disebabkan oleh kesadaran masyarakat yang masih rendah.

Page 14: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.3.2.3. PPERMASALAHANERMASALAHAN DDRAINASERAINASE

PPERKOTAANERKOTAAN

�Pertumbuhan penduduk yang pesat menuntut permukiman dan

Pengaruh Urbanisasi pada Daerah Tangkapan AirPengaruh Urbanisasi pada Daerah Tangkapan Air

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

permukiman dan bangunan untuk kegiatannya.

�Tuntutan dipenuhi dengan mengubah fungsi lahan

Page 15: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.3.2.3. PPERMASALAHANERMASALAHAN DDRAINASERAINASE

PPERKOTAANERKOTAANContoh kasus implementasi manajemen struktural alamiah (California, USA)

▼Post-urban Pre-urban▼

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Page 16: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.3.2.3. PPERMASALAHANERMASALAHAN DDRAINASERAINASE

PPERKOTAANERKOTAANContoh kasus implementasi manajemen struktural alamiah (California, USA)

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Hasil penelitian lapangan: (c) mendekati (a)Makna implementasi: Pembangunan permukiman perlu disertai dengan pemanfaatan kemampuan alam (tumbuhan) dan struktur permeabel (paving stone) → infiltrasi tinggi, runoff kecil, saluran drainase kecil.

Page 17: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.3.2.3. PPERMASALAHANERMASALAHAN DDRAINASERAINASE

PPERKOTAANERKOTAAN

Dampak Urbanisasi

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Page 18: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.3.2.3. PPERMASALAHANERMASALAHAN DDRAINASERAINASE

PPERKOTAANERKOTAAN

Dampak Urbanisasi

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Page 19: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.3.2.3. PPERMASALAHANERMASALAHAN DDRAINASERAINASE

PPERKOTAANERKOTAAN

AKAR MASALAH

� Tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah

dan masih acuh tak acuh terhadap permasalahan

yang dihadapi kotanya. Sebagian besar masyarakat

masih terfokus pada permasalahan yang lebih

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

masih terfokus pada permasalahan yang lebih

penting dan mendesak, yaitu pemenuhan

kebutuhan primer.

� Hal ini menyebabkan belum mengakarnya

kesadaran terhadap hukum, perundangan dan

kaidah-kaidah yang berlaku. Kecenderungan ini

timbul karena proses pembangunan selama ini

berlangsung kurang melibatkan masyarakat.

Page 20: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.3.2.3. PPERMASALAHANERMASALAHAN DDRAINASERAINASE

PPERKOTAANERKOTAAN

AKAR MASALAH

� Dalam siklus pembangunan dulu dikenal SIDKOM (Survey, Investigation, Design, Construction, Operation, and Maintenance) merupakan siklus yang kurang lengkap karena tidak mencantumkan evaluasi dan monitoring.

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

evaluasi dan monitoring.

� Kurang lengkapnya siklus tersebut menyebabkan arus informasi terputus, sehingga keberhasilan atau kegagalan hasil pembangunan sistem drainase pada khususnya dan infrastruktur pada umumnya, yang telah lalu tidak terinventarisasi untuk dijadikan bahan pijakan dan pertimbangan dalam pengembangan di masa mendatang.

Page 21: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.3.2.3. PPERMASALAHANERMASALAHAN DDRAINASERAINASE

PPERKOTAANERKOTAAN

PEMROGRAMAN DAN PERENCANAANPEMROGRAMAN DAN PERENCANAANPEMROGRAMAN DAN PERENCANAANPEMROGRAMAN DAN PERENCANAANPEMROGRAMAN DAN PERENCANAANPEMROGRAMAN DAN PERENCANAANPEMROGRAMAN DAN PERENCANAANPEMROGRAMAN DAN PERENCANAAN

PELAKSANAAN PELAKSANAAN PELAKSANAAN PELAKSANAAN

PEMBANGUNANPEMBANGUNANPEMBANGUNANPEMBANGUNAN

Persiapan

Konstruksi

Identifikasi

ProyekPra Studi

Kelayakan

Studi

Kelayakan

Perencanaan

Rinci

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

OPERASI DAN PEMELIHARAANOPERASI DAN PEMELIHARAANOPERASI DAN PEMELIHARAANOPERASI DAN PEMELIHARAANOPERASI DAN PEMELIHARAANOPERASI DAN PEMELIHARAANOPERASI DAN PEMELIHARAANOPERASI DAN PEMELIHARAAN

EVALUASI EVALUASI EVALUASI EVALUASI EVALUASI EVALUASI EVALUASI EVALUASI

DAN DAN DAN DAN DAN DAN DAN DAN

MONITORINMONITORINMONITORINMONITORINMONITORINMONITORINMONITORINMONITORINGGGG

Project

Completion

Report (PCR)

Konstruksi

Konstruksi

Page 22: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.4.2.4. KKONSEPONSEP SSISTEMISTEM DDRAINASERAINASE

Sistem drainase perkotaan terdiri atas : Saluran

primer, Saluran sekunder dan Saluran tersier (Ini adalah ketentuan umum yang berlaku di Indonesia dan banyak

negara lain).

Untuk menyiapkan Master Plan dan Detail Desain

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Untuk menyiapkan Master Plan dan Detail Desain

pada jaringan primer, sekunder dan tersier tersebut,

maka perlu lebih jauh memperhatikan perencanaan

saluran tersier, terutama yang sering direncanakan dan

dibangun sebagai saluran drainase di sisi jalan.

Page 23: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.4.2.4. KKONSEPONSEP SSISTEMISTEM DDRAINASERAINASE

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Sumber : TTPS, Buku Referensi Opsi Sistem

dan Teknologi Sanitasi.

Page 24: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.4.2.4. KKONSEPONSEP SSISTEMISTEM DDRAINASERAINASE

Konsep green infrastructure diterapkan pada

beberapa jenis konstruksi penampang drainase

tersier, yaitu sebagai berikut :

� Drainase tanpa perkerasan

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Sumber : TTPS, Buku Referensi Opsi Sistem

dan Teknologi Sanitasi.

� Drainase tanpa perkerasan

� Drainase dengan perkerasan

� Drainase Swale

Page 25: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.4.2.4. KKONSEPONSEP SSISTEMISTEM DDRAINASERAINASE

DRAINASE DRAINASE TANPA PERKERASAN TANPA PERKERASAN

Pro dan Kontra dan Efisiensi

� Merupakan kombinasi antara

sistem untuk meminimalisir

kuantitas aliran permukaan,

sekaligus meningkatkan kualitas

air limpasan hujan (runoff).

� Biaya konstruksi lebih murah jika

dibandingkan saluran dengan

perkerasan.

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Sumber : TTPS, Buku Referensi Opsi Sistem

dan Teknologi Sanitasi.

Deskripsi Dasar :

� Drainase jalan yang menggunakan

perkerasan cenderung mengakumulasi

aliran air dengan volume besar dan

kecepatan aliran yang relatif tinggi.

� Terkait green infrastructure, desain

drainase tanpa perkerasan diharapkan

dapat lebih meningkatkan kemungkinan

terjadinya infiltrasi air ke dalam tanah.

perkerasan.

� Mengurangi kecepatan aliran

permukaan.

� Biaya pemeliharaan lebih tinggi

dibandingkan struktur saluran

dengan perkerasan.

� Tidak dapat digunakan untuk

area dengan kemiringan lahan

yang curam.

� Memungkinkan terjadinya erosi

dasar.

Page 26: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.4.2.4. KKONSEPONSEP SSISTEMISTEM DDRAINASERAINASE

DRAINASE DENGAN DRAINASE DENGAN PERKERASAN PERKERASAN

Pro dan Kontra dan Efisiensi

� Biaya pemeliharaan lebih murah

dibandingkan saluran tanpa

perkerasan.

� Tidak perlu lahan luas

dibandingkan dengan saluran

tanpa perkerasan.

o Biaya konstruksi lebih mahal

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Sumber : TTPS, Buku Referensi Opsi Sistem

dan Teknologi Sanitasi.

Deskripsi Dasar :

� Saluran drainase dapat dibuat dengan

menggunakan perkerasan (batu kali,

beton, dan lain-lain) atau tanpa

perkerasan.

� Saluran drainase di komplek

permukiman banyak dibuat bersamaan

dengan drainase jalan

o Biaya konstruksi lebih mahal

dibandingkan saluran tanpa

perkerasan.

o Kecepatan aliran tinggi, tidak

memungkinkan adanya infiltrasi

dari saluran, debit akumulasi air

limpasan hujan (runoff) tinggi.

Page 27: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.4.2.4. KKONSEPONSEP SSISTEMISTEM DDRAINASERAINASE

DRAINASE SWALEDRAINASE SWALE Pro dan Kontra

�Merupakan kombinasi antara

sistem untuk meminimalisir

kuantitas aliran permukaan,

sekaligus meningkatkan kualitas air

limpasan hujan (runoff).

� Biaya konstruksi lebih murah

dibandingkan saluran struktur

perkerasan.

�Mengurangi kecepatan aliran

Kering

Tergenang

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Sumber : TTPS, Buku Referensi Opsi Sistem

dan Teknologi Sanitasi.

Deskripsi Dasar :

� Penggunaan media penyaring polutan

adalah pembeda antara saluran drainase

Swale dan konvensional.

�Media penyaring polutan ini biasanya

diterapkan di daerah pantai, daerah

berawa, atau daerah yang muka air

tanahnya tinggi.

�Mengurangi kecepatan aliran

permukaan.

o Biaya pemeliharaan lebih tinggi

dibandingkan saluran struktur

perkerasan.

o Tidak dapat digunakan untuk area

dengan kemiringan lahan curam.

o Memungkinkan terjadinya

akumulasi sedimen.

o Memungkinkan timbulnya bau

tidak sedap dan berkembangnya

nyamuk (jika air selalu

menggenang).

Page 28: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.4.2.4. KKONSEPONSEP SSISTEMISTEM DDRAINASERAINASE

Bangunan Pelengkap Drainase Tersier:

� Bak Perangkap Lemak (untuk Bengkel dan

Restauran);

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Sumber : TTPS, Buku Referensi Opsi Sistem

dan Teknologi Sanitasi.

Restauran);

� Kolam Retensi; dan

� Parit Infiltrasi

Page 29: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.4.2.4. KKONSEPONSEP SSISTEMISTEM DDRAINASERAINASE

PERANGKAP LEMAKPERANGKAP LEMAK

Aplikasi dan Effisiensi

� Perangkap lemak sering dipakai

untuk pra-pengolahan (misalnya

untuk grey water dari dapur dan

restoran) sebelum langkah

pengolahan sekunder.

� Jika pengendalian sumber yang

efisien tidak bisa dilakukan untuk

minyak dan lemak dalam grey

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Sumber : TTPS, Buku Referensi Opsi Sistem

dan Teknologi Sanitasi.

Deskripsi Dasar :

� Bak Perangkap Lemak diperlukan untuk

buangan air hujan dari bengkel dan

restauran, atau industri kecil lainnya,

yang dalam aktivitasnya membuang

terdapat tumpahan oli atau lemak.

minyak dan lemak dalam grey

water dapur, maka sumber grey

water tidak boleh masuk ke dalam

sistem pengolahan.

�Minyak dan lemak harus dibuang

bersama air limbah WC (ini

mungkin sulit dalam situasi yang

memakai WC kering).

Page 30: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.4.2.4. KKONSEPONSEP SSISTEMISTEM DDRAINASERAINASE

KOLAM RETENSIKOLAM RETENSIDeskripsi Dasar : � Kolam retensi (retention basin) adalah saluran terbuka dengan vegetasi tertentu (rumput dan lain-lain).

� Kolam retensi dikenal juga dengan istilah wet pond, atau wetpool.

� Kolam ini digunakan untuk mereduksi kadar polutan yang terbawa aliran air hujan.

Aplikasi dan Effisiensi

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Sumber : TTPS, Buku Referensi Opsi Sistem

dan Teknologi Sanitasi.

Aplikasi dan Effisiensi� Kolam retensi dapat direncanakan untuk fungsi tunggal, yakni untuk tujuan peningkatan kualitas air limpasan hujan.

� Bisa pula direncanakan untuk fungsi ganda, yakni untuk mencegah banjir.

� Kolam retensi dapat bekerja baik jika terdapat aliran masuk dan keluar kolam.

� Jika direncanakan dan dipelihara dengan baik, kolam retensi dapat dikembangkan menjadi area rekreasi, ruang terbuka hijau, sumber air cadangan bagi pemadam kebakaran, dan lain-lain.

Denah kolam retensi

Page 31: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.4.2.4. KKONSEPONSEP SSISTEMISTEM DDRAINASERAINASE

KOLAM RETENSIKOLAM RETENSI

Pro dan Kontra: � Dapat mengurangi kadar polutan dari aliran permukaan.

Potongan A-A

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Sumber : TTPS, Buku Referensi Opsi Sistem

dan Teknologi Sanitasi.

� Dapat mengurangi kadar polutan dari aliran permukaan.�Masyarakat mudah menerima keberadaannya.� Dapat menambah aspek estetika.� Potensi sebagai tempat tinggal satwa.

� Memerlukan struktur berupa tanggul yang disesuaikan kondisi topografi.� Sulit untuk diaplikasikan pada daerah dengan kondisi topografi datar.� Kesalahan desain dan pemeliharaan dapat menyebabkan eutrofikasi (penguraian secara alami dengan bakteri), kekurangan oksigen dalam air yang menganggu proses pengendalian polutan, timbulnya bau tidak sedap, serta penumpukan sampah.

� Memerlukan lahan cukup luas.

Page 32: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.4.2.4. KKONSEPONSEP SSISTEMISTEM DDRAINASERAINASE

PARIT INFILTRASIPARIT INFILTRASI

Aplikasi dan Effisiensi

� Dapat diaplikasikan pada daerah

yang tidak terlalu luas, dengan jenis

tanah yang relatif lolos air (porous).

� Dapat digunakan untuk

permukiman padat atau tidak

padat.

� Kemungkinan masuknya aliran

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

Sumber : TTPS, Buku Referensi Opsi Sistem

dan Teknologi Sanitasi.

Deskripsi Dasar :

� Parit infiltrasi adalah parit yang diisi

agregat batu, sehingga memungkinkan

penyerapan limpasan air hujan melalui

dinding dan dasar parit.

� Kemungkinan masuknya aliran

polutan ke dalam air tanah, karena

itu tidak dipakai untuk sistem

tercampur.

� Tidak dapat digunakan di daerah

komersial.

Page 33: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.5.2.5. JJENISENIS SSISTEMISTEM DDRAINASERAINASE

Jenis Sistem DrainaseJenis Sistem Drainase

1. Menurut sejarah terbentuknyaa. Drainase alamiahb. Drainase buatan

2. Menurut letak bangunana. Drainase permukaan tanah

Contoh Jenis Sistem DrainaseContoh Jenis Sistem Drainase

dimana saluran drainase merupakan

saluan buatan, di atas permukaan

tanah, multi purpose, dan saluran

terbuka terbuat dari pasangan bata

diplester, supaya saluran tidak longsor

di tiap-tiap ruas saluran diberi

penyangga/perkuatan.

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

a. Drainase permukaan tanahb. Drainase bawah permukaan

3. Menurut fungsia. Single purposeb. Multi purpose

4. Menurut konstruksia. Saluran terbukab. Saluran tertutup

Page 34: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.6.2.6. PPOLAOLA SSISTEMISTEM DDRAINASERAINASE

Pola Sistem Pola Sistem

DrainaseDrainase

1. Siku

2. Pararel

3. Grid iron

SIKUSIKU

Dipakai pada daerah yang

mempunyai topografi

sedikit lebih tinggi dari

pada sungai. Sungai

sebagai saluran pembuang

akhir berada di tengah

kota.

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

3. Grid iron

4. Alamiah

5. Radial

6. Jaring-jaring

PARALELPARALEL

Saluran utama terletak

sejajar dengan saluran

cabang. Saluran cabang

(sekunder) cukup banyak

dan pendek-pendek,

apabila terjadi

perkembangan kota,

saluran akan dapat

menyesuaikan diri.

Page 35: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.6.2.6. PPOLAOLA SSISTEMISTEM DDRAINASERAINASE

Pola Sistem Pola Sistem

DrainaseDrainase

1. Siku

2. Pararel

3. Grid iron

GRID IRONGRID IRON

untuk daerah dimana

sungainya terletak di

pinggir kota, sehingga

saluran saluran cabang

dikumpulkan dulu pada

saluran pengumpul.

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

3. Grid iron

4. Alamiah

5. Radial

6. Jaring-jaring

ALAMIAHALAMIAH

Sama seperti pola siku,

hanya beban sungai pada

pola alamiah lebih besar.

Page 36: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.6.2.6. PPOLAOLA SSISTEMISTEM DDRAINASERAINASE

Pola Sistem Pola Sistem

DrainaseDrainase

1. Siku

2. Pararel

3. Grid iron

RADIALRADIAL

Pola ini cocok untuk

daerah yang berbukit,

sehingga pola aliran

memencar ke segala arah.

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

3. Grid iron

4. Alamiah

5. Radial

6. Jaring-jaring

JARINGJARING--JARINGJARING

Saluran-saluran pembuang

mengikuti arah jalan raya,

dan cocok untuk daerah

yang bertopografi datar.

Page 37: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.7.2.7. SSISTEMISTEM BBUANGANUANGAN DDRAINASERAINASE

SISTEM TERPISAH SISTEM TERPISAH

(SEPARATE SYSTEM)(SEPARATE SYSTEM)

� Air kotor dan air hujan

dilayani terpisah

� Dasar pertimbangan :

� Periode musim hujan dan

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

� Periode musim hujan dan

kemarau terlalu lama

� Kuantitas jauh beda antara

air buangan dan air hujan

� Air buangan perlu diolah

dulu, air hujan tidak perlu

Page 38: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.7.2.7. SSISTEMISTEM BBUANGANUANGAN DDRAINASERAINASE

SISTEM TERCAMPUR SISTEM TERCAMPUR (COMBINED SYSTEM)(COMBINED SYSTEM)

� Air kotor dan air hujan disalurkan pada saluran yg sama

� Dasar pertimbangan :

Debit buangan pada

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

� Debit buangan pada masing-masing buangan relatif kecil shg dapt disatukan

� Kuantitas air hujan dan air buangan tidak jauh beda

� Fluktuasi curah hujan dari tahu ke tahun relatif kecil

Page 39: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.7.2.7. SSISTEMISTEM BBUANGANUANGAN DDRAINASERAINASE

SISTEM KOMBINASI (PSEUDO SISTEM KOMBINASI (PSEUDO SISTEM KOMBINASI (PSEUDO SISTEM KOMBINASI (PSEUDO SEPARATE SYS)SEPARATE SYS)

� Perpaduan antara saluran air buangan dan saluran air hujan, dimana pada saat hujan air buangan dan air hujan tercampur dalam saluran air buangan, sedang air hujan berfungsi sebagai pengencer. Kedua saluran tidak bersatu, tetapi dihubungkan dengan

� Berdasarkan

pertimbangan di atas

secara teknis dan

ekonomis yang layak

diterapkan adalah system

terpisah antara air

buangan dari RT dan air

� Teknik Drainase Bambang Sujatmoko, MT

tetapi dihubungkan dengan sistem perpipaan interseptor.

� Dasar pertimbangan :� Perbedaan kuantitas yg besar antara air buangan dan air hujan

� Kota dilalui sungai, dimana air hujan dibuang ke sungai

� Periode musim kemarau dan hujan cukup lama, dan fluktuasi hujan tidak tetap

buangan dari RT dan air

buangan dari hujan

� Air buangan yang akan

diolah dalam bangunan

IPAL adalah air buangan

dari aktifitas pendduk dan

industri/pabrik

Page 40: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.8.2.8. HHALAL--HALHAL YGYG PERLUPERLU DIPERHATIKANDIPERHATIKAN DALAMDALAM

PERANCANGANPERANCANGAN TATATATA LETAKLETAK SALURANSALURAN ::

�� Pola arah aliran Pola arah aliran � Berguna untuk menentukan arah aliran yg merupakan “natural drainage system” yg terbentuk secara alami dan dpt menentukan toleransi lamanya genangan daerah studi.

�� Situasi dan kondisi fisik kotaSituasi dan kondisi fisik kota�� Situasi dan kondisi fisik kotaSituasi dan kondisi fisik kota� Sistem jaringan eksisting (drainase, irigasi, air minum, telp)

� Bottle neck yang mungkin ada

� Batas-batas daerah kepemilikan

� Letak dan jumlah prasarana yg ada

� Tingkat kebutuhan drainase yang dibutuhkan

� Gambaran umum prioritas daerah

Page 41: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf

2.8.1. 2.8.1.

CCONTOHONTOH

KKASUSASUS TATATATA

LETAKLETAK

SALURANSALURAN

Page 42: 2. Teknik-Drainase-KONSEP DRAINASE.pdf