2. TAHANAN JENIS - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPada kasus-kasus tertentu jumlah...

27
BAB 6 TAHANAN JENIS Telah diketahui bahwa survei tahanan jenis (resistivity) dapat dilakukan dengan cara profiling atau mapping, serta sounding dengan berbagai macam konfigurasi elektroda. Ada beberapa konfigurasi biasa dilakukan dan telah populer di Indonesia, yaitu Schlumberger dan Wenner. Konfigurasi-konfigurasi tersebut dilakukan untuk penetrasi dalam (lebih dari 300 m), sedang (50 hingga 300 m) dan dangkal (kurang dari 50 m) untuk tujuan berbeda-beda. Tujuan, penetrasi dan konfigurasi tersebut secara umum dapat dikelompokkan pada Tabel 6.1. Untuk mengingatkan kembali mengenai konfigurasi, pada gambar 6.1 dijelaskan dengan beberapa gambar dari macam-macam konfigurasi pengukuran tahanan jenis. Dalam bab ini akan dijelaskan survei tahanan jenis mengenai cara merencana dan cara mengontrol kualitasnya. Tabel 6.1 KONFIGURASI SURVEI TAHANAN JENIS LAZIM DIGUNAKAN DI INDONESIA Tujuan Survey Penetrasi Konfigurasi umum digunakan Eksplorasi geotermal Dalam - Schlumberger profiling (mapping) - Schlumberger sounding - Head-on profiling - Mise ala Masse Eksplorasi air tanah Sedang - Schlumberger profiling (mapping) - Schlumberger sounding - Wenner profiling (mapping) - Wenner sounding 6.1

Transcript of 2. TAHANAN JENIS - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPada kasus-kasus tertentu jumlah...

Page 1: 2. TAHANAN JENIS - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPada kasus-kasus tertentu jumlah sounding dapat dikurangi dengan cara melakukan pengukuran profiling (mapping) terlebih

BAB 6TAHANAN JENIS

Telah diketahui bahwa survei tahanan jenis (resistivity) dapat dilakukan dengan cara profiling atau mapping, serta sounding dengan berbagai macam konfigurasi elektroda. Ada beberapa konfigurasi biasa dilakukan dan telah populer di Indonesia, yaitu Schlumberger dan Wenner. Konfigurasi-konfigurasi tersebut dilakukan untuk penetrasi dalam (lebih dari 300 m), sedang (50 hingga 300 m) dan dangkal (kurang dari 50 m) untuk tujuan berbeda-beda. Tujuan, penetrasi dan konfigurasi tersebut secara umum dapat dikelompokkan pada Tabel 6.1.

Untuk mengingatkan kembali mengenai konfigurasi, pada gambar 6.1 dijelaskan dengan beberapa gambar dari macam-macam konfigurasi pengukuran tahanan jenis. Dalam bab ini akan dijelaskan survei tahanan jenis mengenai cara merencana dan cara mengontrol kualitasnya.

Tabel 6.1

KONFIGURASI SURVEI TAHANAN JENIS LAZIM DIGUNAKANDI INDONESIA

Tujuan Survey Penetrasi Konfigurasi umum digunakan

Eksplorasi geotermal Dalam - Schlumberger profiling (mapping)- Schlumberger sounding- Head-on profiling- Mise ala Masse

Eksplorasi air tanah Sedang - Schlumberger profiling (mapping)- Schlumberger sounding- Wenner profiling (mapping)- Wenner sounding

Eksplorasi di aluvial Dangkal - Schlumberger profiling (mapping)- Schlumberger sounding- Wenner profiling (mapping)

Eksplorasi mineral Sedang - Schlumberger profiling (mapping)- Schlumberger sounding- Dipole-dipole profiling (mapping)

Geologi teknik Dangkal & sedang - Wenner profiling (mapping)- Schlumberger sounding- Schlumberger profiling (mapping)

Lain-lain Dangkal & sedang - Wenner profiling (mapping)- Schlumberger sounding- Schlumberger profiling (mapping)

Gambar 6.1

6.1

Page 2: 2. TAHANAN JENIS - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPada kasus-kasus tertentu jumlah sounding dapat dikurangi dengan cara melakukan pengukuran profiling (mapping) terlebih

BEBERAPA CONTOH KONFIGURASI PENGUKURAN TAHANAN JENIS

Robert E. Syarif

6.2

Page 3: 2. TAHANAN JENIS - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPada kasus-kasus tertentu jumlah sounding dapat dikurangi dengan cara melakukan pengukuran profiling (mapping) terlebih

6.1. Merencana Survei Tahanan Jenis

Berbeda dengan survei gravitasi dan magnet, survei tahanan jenis relatif lebih dapat mengurangi efek ambiguitas. Pada metoda sounding efek tersebut relatif kecil dan bahkan sebagian ahli eksplorasi mengatakan bahwa sounding hampir dapat disebut sebagai pemboran semu. Hasil relatif baik tersebut harus dibayar dengan teknik pelaksanaan yang relatif sulit pula.

Pada kasus-kasus tertentu jumlah sounding dapat dikurangi dengan cara melakukan pengukuran profiling (mapping) terlebih dahulu. Kadang-kadang pengukuran profiling (mapping) dapat mengarahkan lokasi-lokasi menarik. Pada lokasi-lokasi menarik saja, dilakukan pengukuran sounding sehingga daya gunanya dapat lebih efisien dan efektif. Perlu diketahui bahwa tidak selalu hasil pengukuran profiling (mapping) dapat membantu melokalisir daerah menarik, bahkan kadang-kadang dapat menyesatkan bila dilakukan dengan desain penetrasi yang salah. Desain penetrasi, jarak stasion dan lintasan harus disesuaikan dengan dimensi target. Sehubungan dengan dilema tersebut di atas maka merencana survei tahanan jenis harus dilakukan secara baik agar mendapat hasil yang optimal. Optimasi tersebut dilakukan pada parameter-parameter berikut:a. Kedalaman terhadap luas atau volume targetb. Ketelitian dan kerapatan data terhadap lebar dan magnitude anomali (pengertian lebar dan

magnitude anomali dijelaskan pada Gambar 6.2). c. Konfigurasi elektroda dan pemilihan sounding atau mapping.Optimasi dari parameter-parameter di atas dijelaskan melalui diagram alir dan uraian berikut.

Pada prinsipnya alur konsep merencana survai tahanan jenis optimal ditunjukkan pada Gambar 6.3. Alur tersebut masih bersifat sangat umum sekali. Untuk menjelaskan alur konsep merencana suatu survei tahanan jenis optimal secara rinci, dipisah-pisahkan menurut tujuan surveinya. Pada sub-bab 6.1.1 hingga 6.1.3 akan dijelaskan tahapan-tahapan merencana survei tahanan jenis masing-masing untuk penetrasi dalam, sedang dan dangkal. Penetrasi dalam biasanya digunakan untuk eksplorasi geotermal, penetrasi sedang untuk eksplorasi air tanah, mineral primer, dan penetrasi dangkal hingga sedang untuk eksplorasi mineral sekunder, penelitian lingkungan dan geologi teknik.

6.1.1. Merencana survei tahanan jenis untuk penetrasi dalam

Sebagaimana diketahui bahwa pengukuran tahanan jenis penetrasi dalam, biasanya digunakan untuk eksplorasi geotermal dan mineral primer yang dalam. Biasanya survei ini mempunyai target besar dan luas. Hampir dapat dipastikan bahwa untuk keperluan eksplorasi geotermal baik di Jawa ataupun diluar Jawa daerah surveinya sangat berundulasi, terletak pada elevasi di atas 1000 m dan berhutan lebat.

Agar diperoleh hasil optimal maka perencanaan survei tahanan jenis untuk penetrasi dalam tahap awal, sebaiknya mengikuti konsep pada Gambar 6.4. Konsep tersebut menjelaskan mengenai tahapan penerapan metoda-metoda survei tahanan jenis yang terdiri dari pengukuran profiling (mapping) dan sounding. Pada tahap penentuan lokasi sounding dapat direncanakan secara detil atau cukup hanya untuk mengecek indikasi prospeknya saja.

6.3

Page 4: 2. TAHANAN JENIS - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPada kasus-kasus tertentu jumlah sounding dapat dikurangi dengan cara melakukan pengukuran profiling (mapping) terlebih

Gambar 6.2

PENJELASAN LEBAR DAN MAGNITUDE ANOMALI TAHANAN JENIS

DARI PENGUKURAN DIPOLE-DIPOLE

Modifikasi dari Robert E. Syarif

6.4

Page 5: 2. TAHANAN JENIS - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPada kasus-kasus tertentu jumlah sounding dapat dikurangi dengan cara melakukan pengukuran profiling (mapping) terlebih

Gambar 6.3

ALUR KONSEP MERENCANA SURVEI TAHANAN JENIS SECARA UMUM

6.5

Targetatau

Anomali

Target Dimensi,kedalaman danTahanan Jenis

Targetrelatiftegak

Targetrelatifdatar

Memilih:- Alat pengukur tahanan jenis- Alat pengatur posisi

Menentukan:- Konfigurasi elektroda profiling (mapping)- Penetrasi- Kerapatan stasion

Menentukan:- Konfigurasi elektroda profiling (mapping)- Konfigurasi elektroda sounding- Penetrasi- Kerapatan stasion

Biaya Survei

Design Survey

Page 6: 2. TAHANAN JENIS - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPada kasus-kasus tertentu jumlah sounding dapat dikurangi dengan cara melakukan pengukuran profiling (mapping) terlebih

Gambar 6.4

ALUR KONSEP MERENCANA SURVEI TAHANAN JENISUNTUK EKSPLORASI PENETRASI DALAM

Pada tahap detil biasanya dilakukan dengan cara merapatkan stasion sounding Schlumberger dengan AB/2 hingga 2000 m atau lebih. Selain itu dilakukan juga pengukuran dengan konfigurasi head on untuk menentukan sesar pada tempat-tempat dianggap penting.

Untuk memperoleh data akurat, pengukuran tahanan jenis harus menghindari beberapa kesalahan yang bersifat blunder, sistimatis, random, teoritis dan kekurang rapatan data. Kajian mengenai potensi problem penyebab kesalahan pengukuran, kerapatan data dan design survei tahanan jenis dijelaskan pada uraian berikut:

6.1.1.1 Kajian kesalahan pengukuran dan penanggulangannya

Kesalahan harga tahanan jenis semu hasil pengukuran lapangan biasanya bersifat blunder, sistimatis dan random. Banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain:a. Kemampuan penetrasi alat pengukur tahanan jenis.b. Kesalahan posisi elektroda.c. Perubahan kontak porouspot (elektroda potensial).d. Kontak porouspot dan elektroda arus.

Pada metoda Schlumberger dengan AB/2 di atas 500 m, arus yang dipancarkan transmitter harus berupa arus DC dan besar magnitudenya di atas 1 Amper agar receiver dapat dibaca pada satuan

6.6

Menentukan target

Menentukanperalatanpengukur

posisi

Kerapatanstasion

pengukuran

Pembuatan petatahanan jenis semu

danlandaiannya

Menentukan peralatan

tahanan jenis penetrasi dalam

Schlumbergerprofiling

(mapping)

Menentukan lokasi menarikdan

melaksanakan sounding Schlumberger

Hasil akhir

Data geologi

Page 7: 2. TAHANAN JENIS - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPada kasus-kasus tertentu jumlah sounding dapat dikurangi dengan cara melakukan pengukuran profiling (mapping) terlebih

m-volt. Biasanya untuk mencapai hal tersebut harus menggunakan tenaga generator minimal 3 kVA.

Gambar 6.5

PENGUKURAN KONFIGURASI GANDA DAN SIMULTAN

DARI METODA SCLUMBERGER

Modifikasi dari Zonge Engenering

6.7

Page 8: 2. TAHANAN JENIS - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPada kasus-kasus tertentu jumlah sounding dapat dikurangi dengan cara melakukan pengukuran profiling (mapping) terlebih

Receiver penerima harus mempunyai kemampuan menghilangkan SP. Bila sinyal benar-benar sulit diterima dengan kualitas baik, maka pengukuran disarankan menggunakan receiver recorder. Bila hal tersebut masih tidak memberikan hasil baik, maka pengukuran harus menggunakan receiver berkemampuan melakukan staking dengan menggunakan arus squer bolak-balik berfrekuensi lebih kecil 0.125 Hz (misalnya 0.065 Hz). Pengukurannya diulang berkali-kali dan dirata-rata dengan bantuan komputer. Dengan teknik ini kesalahan manusia dapat ditekan menjadi sangat kecil.

Bila penggunaan teknik-teknik tersebut di atas masih belum memadai, maka harus dilakukan teknik terakhir dengan biaya relatif mahal yaitu:a. menggunakan receiver berkemampuan staking berfrekuensi lebih kecil 0,125 Hz.b. menggunakan konfigurasi dobel dan simultan lihat penjelasan Gambar 6.5.c. Dilakukan pengukuran berulang-ulang dan dirata-rata dengan bantuan komputer. Teknik

pamungkas ini minimal menggunakan receiver semi komputer 5 channel. Disini kesalahan manusia benar-benar dapat ditekan menjadi sangat kecil.

Tidak ditaatinya persyaratan tersebut di atas dapat menyebabkan kesalahan harga tahanan jenis hingga 100%. Selain itu, kesalahan posisi elektroda dapat menyebabkan kesalahan penghitungan harga tahanan jenis semu. Magnitude kesalahan ini bervariasi dan sangat tergantung pada konfigurasi saat dilakukan pengukuran. Pada metode Schlumberger dengan AB/2 kecil, sedikit kesalahan posisi elektroda akan menimbulkan kesalahan harga tahanan jenis semu besar. Sebaliknya pada AB/2 besar kesalahan posisi elektroda beberapa meter tidak terlalu mempengaruhi harga tahanan jenis semu. Untuk mengurangi kesalahan tersebut maka pengukuran posisi lintasan-lintasan elektroda arus & potensial harus dilakukan dengan menggunakan peralatan Theodolite dengan teknik pengukuran yang benar. Penggunaan Kompas dan klinometer saja tidak cukup untuk menjamin kebenaran posisi pada lintasan-lintasan yang sangat panjang.

Pada pengukuran sounding setiap perubahan posisi elektroda potensial harus selalu dilakukan pengukuran overlap minimal dengan satu posisi elektroda arus. Hal ini bertujuan agar dapat diketahui pergeseran harga tahanan jenis semu pada posisi AB/2 yang sama (lihat gambar 6.6). Pergeseran tersebut bersifat sistematis sehingga dengan teknik pengukuran overlap dapat mengurangi kesalahan pergeseran tersebut.

Kontak porouspot (elektroda potensial) sangat menentukan ketelitian data. Kontak porouspot yang jelek selain menyebabkan kesalahan baca receiver juga menyebabkan kenaikan nois yang bersifat rondom. Untuk menghindari hal tersebut diusahakan menggunakan receiver dengan tahanan diri minimal dua mega-Ohm dan memperkecil tahanan porouspot terpasang hingga dibawah dua kilo-Ohm. Pengecilan tahanan porouspot terpasang dapat dilakukan dengan menyiram tanah sekitar porouspot jauh sebulum dilakukan pengukuran atau menggunakan bubur bentonit.

Lemahnya kontak eletroda arus akan menurunkan efektivitas pengiriman arus. Arus kecil akan sangat menyulitkan pembacaan receiver. Untuk menanggulangi hal tersebut diusahakan agar elektroda arus menggunakan alluminiumvoil dan disiram dengan air garam.

6.1.1.2. Kajian kesalahan teoritis

Kesalahan teoritis ini disebabkan tidak dipenuhinya asumsi teori pengukuran. Misalnya pada pengukuran sounding selalu diintepretasikan berdasarkan asumsi medium sejajar homogen & isotropis. Biasanya kondisi tersebut jarang dapat dipenuhi, pengukuran-pengukuran di lapangan

6.8

Page 9: 2. TAHANAN JENIS - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPada kasus-kasus tertentu jumlah sounding dapat dikurangi dengan cara melakukan pengukuran profiling (mapping) terlebih

hanya berusaha menempatkan posisi sounding pada kondisi medan yang hampir menyerupai ideal.

Kesalahan-kesalahan tersebut di atas biasanya disebabkan antara lain:a. kondisi medan yang berundulasib. kondisi perlapisan batuan yang terlalu miringc. kondisi perlapisan yang tidak homogen (berubah mendadak) ke arah lateral.

Gambar 6.6

PERGESERAN DATA PENGUKURAN TAHANAN JENIS SOUNDING AKIBAT PERUBAHAN ELEKTRODA POTENSIAL

6.9

Page 10: 2. TAHANAN JENIS - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPada kasus-kasus tertentu jumlah sounding dapat dikurangi dengan cara melakukan pengukuran profiling (mapping) terlebih

Undulasi medan pengukuran akan mempengaruhi kesalahan harga tahanan jenis semu. Semakin rata medan pengukuran, semakin kecil kesalahannya.

Bila survei tahanan jenis penetrasi dalam digunakan di daerah geotermal, hampir dapat dikatakan selalu sangat berundulasi. Untuk mengurangi kesalahan tersebut harus mengusahakan posisi titik pengukuran pada tempat yang relatif datar. Kondisi perlapisan batuan yang terlalu miring dapat menyebabkan ketidak wajaran data dalam pengukuran sounding. Penaikan data atau penurunan data terhadap membesarnya bentangan elektroda arus dapat terjadi secara mendadak. Hal ini kadang-kadang dapat menyulitkan intepretasi sounding satu dimensi. Untuk menghindari kondisi tersebut sebaiknya arah bentangan diubah hingga pada arah sejajar jurus perlapisan.

Kondisi perlapisan yang tidak homogen dalam arah lateral (perubahan mendadak dalam arah lateral) dapat menyebabkan loncatan data pada pengukuran sounding. Biasanya kondisi tersebut terjadi pada lokasi-lokasi sesar. Kondisi ketidak wajaran data ini jauh lebih menyolok dibanding dengan akibat kemiringan perlapisan batuan. Seperti halnya pada pengukuran perlapisan batuan, dalam kasus ini arah bentangan harus diubah hingga sejajar dengan arah sesar.

Dapat disimpulkan bahwa kondisi undulasi medan, kemiringan perlapisan dan struktur-struktur geologi dapat menyebabkan penyimpangan-penyimpangan data dan bahkan loncatan-loncatan data. Jadi bila dijumpai adanya loncatan data pengukuran di lapangan harus benar-benar dipastikan penyebabnya, dari kesalahan pengukuran (random, blunder) atau benar-benar disebabkan oleh kondisi geologi stasion pengukuran.

6.1.1.3. Kajian kerapatan data

Kerapatan data stasion pengukuran maupun kerapatan sampling data pengukuran sounding, sangat menentukan tingkat kepercayaan suatu survei tahanan jenis. Semakin rapat distribusi suatu data akan semakin tinggi tingkat kepercayaan survei. Selain distribusi data, kondisi geologi daerah survei sangat menentukan tingkat kerapatan data. Daerah dengan kondisi geologi komplek memerlukan kerapatan data yang tinggi, sedang kondisi geologi sederhana cukup dengan kerapatan data yang sedang.

Banyaknya data dan teknik smoothing yang tepat dapat mengatasi kesalahan-kesalahan pengukuran yang bersifat random. Meskipun teknik smoothing berhasil menghilangkan kesalahan-kesalahan random tetapi penerapannya harus benar-benar hati-hati pada kondisi-kondisi geologi yang cukup komplek.

Tidak menutup kemungkinan bahwa loncatan suatu harga pengukuran benar-benar disebabkan oleh benda anomali, bukan akibat kesalahan random. Untuk memahami hal tersebut diberikan beberapa contoh profil dari beberapa anomali benda yang dapat mengakibatkan loncatan data (lihat Gambar 6.7).

6.1.1.4. Kajian design survei

Design survei tahanan jenis untuk penetrasi dalam tahap awal terdiri dari 2 macam, yaitu distribusi stasion pengukuran dan spesifikasi pengukuran mapping dan sounding.

Untuk mempermudah pengukuran topografi, distribusi stasion pengukuran mapping diusahakan membentuk lintasan-lintasan lurus dengan jarak stasion dan jarak lintasan disesuaikan dengan dimensi target anomali. Jangkauan kedalaman pengukuran mapping juga disesuaikan dengan target anomali. Biasanya mapping dilakukan dengan metoda Sclumberger dengan AB/2 = 250, 500, 750, 1000 m, kadang-kadang ada juga mengukur dengan AB/2 = 1250 dan 1500 m.

6.10

Page 11: 2. TAHANAN JENIS - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPada kasus-kasus tertentu jumlah sounding dapat dikurangi dengan cara melakukan pengukuran profiling (mapping) terlebih

Diharapkan hasil pengukuran tersebut dapat memberikan gambaran penyebaran harga tahanan jenis semu secara lateral di beberapa kedalaman. Informasi landaian tahanan jenis semu yang dapat memberikan informasi kemungkinan naik turunnya harga tahanan jenis di kedalaman juga dapat diperoleh dari data pada pengukuran AB/2 = 250, 500, 750 dan 1000 m. Sounding Schlumberger hingga AB/2 = 2000 m atau lebih dilakukan pada tempat-tempat yang dianggap menarik. Secara umum alur tahapan survei tahanan jenis untuk penetrasi dalam tahap awal telah ditunjukkan pada Gambar 6.4 di depan.

Survei tahanan jenis semu dengan metode head-on dan sounding Schlumberger rapat dapat dilakukan untuk mendetilkan suatu indikasi prospek yang berhasil dikenali dari survei tahap awal. Untuk mengetahui penyebaran lebih lanjut prospek dari suatu sumur dapat dilakukan dengan metoda misse ala mase.

Gambar 6.7

CONTOH DATA SEAKAN-AKAN MELONCAT DARI SUATU PENGUKURAN TAHANAN JENIS

6.11

Page 12: 2. TAHANAN JENIS - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPada kasus-kasus tertentu jumlah sounding dapat dikurangi dengan cara melakukan pengukuran profiling (mapping) terlebih

6.1.2. Merencana survei tahanan jenis untuk penetrasi sedang

Berbagai pengertian dalam merencana survei tahanan jenis telah diterangkan pada sub-bab 6.1.1, antara lain mengenai bentuk, volume, kedalaman dan magnitude anomali. Pada survei penetrasi sedang, tidak terlalu menyaratkan peralatan-peralatan yang relatif canggih seperti pada survei penetrasi dalam.

Potensi problem survei ini biasanya berupa kerapatan data dan design surveinya. Untuk mengantisipasi problem tersebut sebaiknya rencana survei tahanan jenis penetrasi sedang disesuaikan dengan diagram alir pada Gambar 6.8. Khusus pada daerah yang sangat kering dimana arus sangat susah untuk dialirkan, maka peralatan pengukur tanahan jenis harus dipilih yang bertenaga sedang (1 KVA sampai 3 KVA).

Jenis peralatan pengukur posisi dan pengukur tahanan jenis biasanya tidak terlalu mempengaruhi kualitas data. Hal tersebut disebabkan oleh:

a. Biasanya survei penetrasi sedang dilakukan pada daerah yang tidak terlalu luas dengan penetrasi yang tidak dalam (50 hingga 300 m).

b. Luas daerah dan dalamnya penetrasi tersebut tidak menuntut spesifikasi alat pengukur posisi dan tahanan jenis yang sangat baik (cukup sedang saja).

c. Alat-alat yang telah memenuhi standar pabrik (mempunyai nama tertentu), biasanya dapat digunakan dalam survei ini.

Survei tahanan jenis penetrasi sedang (50 m hingga 300 m) biasanya dilakukan untuk eksplorasi air tanah, kadang-kadang dilakukan juga untuk keperluan geologi teknik, eksplorasi mineral dan penelitian-penelitian khusus. Untuk keperluan geologi teknik dan penelitian khusus, pengukuran harus direncana dengan cara yang sangat teliti.

6.1.3. Merencana survei tahanan jenis untuk penetrasi dangkal

Pengertian mengenai bentuk, volume, kedalaman dan magnitude anomali telah diterangkan pada bagian 6.1.1. Seperti halnya survei untuk penetrasi sedang, pada survei penetrasi dangkal (hingga 50 m) ini tidak mensyaratkan peralatan-peralatan relatif canggih. Potensi problemnya hanya berupa kerapatan data dan design surveinya. Diagram alir Gambar 6.9 memberikan alternatif merencana survei untuk penetrasi dangkal.

Biasanya survei ini memerlukan ketelitian tinggi sehingga kerapatan stasion dan kerapatan data sounding harus benar-benar diperhatikan. Interpretasi sounding dari survei ini harus bersifat detil dan benar-benar hati-hati. Sebuah lekukan kecil pada kurva sounding harus diperhatikan, tidak boleh melakukan penghalusan tanpa dasar yang kuat. Untuk mendukung keyakinan interpretasi, perlu dilakukan beberapa pengecekan bentangan elektroda sounding dengan arah yang berbeda di suatu stasion pengukuran. Sangat perlu dibuat rencana pengecekan dengan pemboran tangan atau pemboran sederhana. Diharapkan dari hasil pengecekan tersebut dapat diketahui faktor-faktor koreksi interpretasi sounding. Faktor-faktor koreksi tersebut sangat berguna untuk mengoreksi perhitungan kedalaman atau volume target.

6.2. Mengontrol Kualitas Survei Tahanan JenisPada bagian ini diuraikan secara berurutan mengenai teknik mengontrol kualitas survei tahanan jenis penetrasi dalam, penetrasi sedang dan penetrasi dangkal.

Gambar 6.8

6.12

Page 13: 2. TAHANAN JENIS - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPada kasus-kasus tertentu jumlah sounding dapat dikurangi dengan cara melakukan pengukuran profiling (mapping) terlebih

ALUR KONSEP MERENCANA SURVEI TAHANAN JENISUNTUK EKSPLORASI PENETRASI SEDANG

Baik pada survei tahanan jenis penetrasi dangkal, sedang maupun dalam, selalu diperlukan evaluasi magnitude anomali untuk menentukan ketelitian data yang sedang diukur. Guna mempertajam kemampuan evaluasi magnitude anomali seorang perencana dan pengontrol kualitas survei tahanan jenis, hendaknya harus mempunyai banyak perbendaharaan model interpretasi anomali. Interpretasi data sounding 1-dimensi tidak terlalu sulit mengevaluasinya, sedang interpretasi 2-dimensi atau 2,5-dimensi benar-benar memerlukan banyak pengalaman dan perbendaharaan modelnya. Berikut ini disajikan serangkaian model interpretasi 2,5-dimensi dari model pengukuran dipole-dipole pada Gambar 6.10 hingga Gambar 6.15. Gambar 6.10 dan 6.11 menunjukkan model blok benda konduktif di permukaan dan di kedalaman. Contoh tersebut disalin dari “Practical Geophysics II”.

6.13

Menentukantarget

Memilihmetoda

sounding

Menentukankerapatan

stasion

Menentukanpenetrasisounding

Melakukansounding

Menentukanperapatansounding

Menentukanprofiling

(mapping)

Melakukanperapatansounding

Melakukanprofiling

(mapping)

Hasil akhir

Page 14: 2. TAHANAN JENIS - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPada kasus-kasus tertentu jumlah sounding dapat dikurangi dengan cara melakukan pengukuran profiling (mapping) terlebih

Gambar 6.10

MODEL 2,5 DIMENSI BENDA KONDUKTIF DI PERMUKAAN

Gambar 6.11

MODEL 2,5 DIMENSI BENDA KONDUKTIF DI KEDALAMAN

Gambar 6.12 dan 6.13 masing-masing menunjukkan suatu model benda vertikal konduktif di permukaan dan benda vertikal konduktif hingga sangat dalam tanpa gangguan overburden. Contoh tersebut disalin dari “Practical Geophysics II”.

Gambar 6.12

6.14

Page 15: 2. TAHANAN JENIS - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPada kasus-kasus tertentu jumlah sounding dapat dikurangi dengan cara melakukan pengukuran profiling (mapping) terlebih

MODEL 2,5 DIMENSI BENDA TEGAK KONDUKTIF DI PERMUKAAN

Gambar 6.13

MODEL 2,5 DIMENSI BENDA TEGAK KONDUKTIF HINGGA SANGAT DALAM

6.15

Page 16: 2. TAHANAN JENIS - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPada kasus-kasus tertentu jumlah sounding dapat dikurangi dengan cara melakukan pengukuran profiling (mapping) terlebih

Gambar 6.14 dan 6.15 masing-masing menunjukkan model benda vertikal konduktif hingga sangat dalam tanpa gangguan overburden buatan dan benda vertikal konduktif hingga sangat dalam dengan gangguan overburden buatan. Contoh tersebut disalin dari “Practical Geophysics II”.

Gambar 6.14

MODEL 2,5 DIMENSI BENDA TEGAK KONDUKTIF HINGGA SANGAT DALAM TANPA OVERBURDEN

Gambar 6.15

MODEL 2,5 DIMENSI BENDA TEGAK KONDUKTIF DITUTUP OVERBURDEN

6.16

Page 17: 2. TAHANAN JENIS - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPada kasus-kasus tertentu jumlah sounding dapat dikurangi dengan cara melakukan pengukuran profiling (mapping) terlebih

6.2.1 Mengontrol kualitas survei tahanan jenis penetrasi dalam

Kualitas survei tahanan jenis penetrasi dalam sangat tergantung pada pengontrolan datanya. Teknik pengontrolan yang baik akan menghasilkan data bermutu tinggi dan mempermudah pelaksanaan operasi lapangan. Mengontrol kualitas survei diawali dari pengontrolan spesifikasi alat pokok, sarana penunjang, penyediaan rintisan stasion pengukuran hingga diakhiri dengan mengontrol kualitas data pengukuran.

Untuk memperoleh data berkualitas baik harus menggunakan peralatan dengan persyaratan sebagai berikut:a. Kekuatan transmitter minimal 3 KVAb. Receiver harus dapat menghilangkan self potensial (SP) dan dapat dibaca dengan baik

hingga 0,001 mVolt. Akan sangat baik bila pengukuran dicatat secara kontinu dalam suatu "recording paper" atau menggunakan penekanan noise dengan cara staking.

c. Didukung dengan sarana komunikasi lapangan yang memadai.

Gambar 6.9

ALUR KONSEP MERENCANA SURVEI TAHANAN JENISUNTUK EKSPLORASI PENETRASI DANGKAL

6.17

Menentukanlokasi sounding darihasil mapping target

Menentukankerapatan dan ketelitian sounding Schlumberger

Pengetesanpemboran

kecil

Menentukan target

Menentukan- konfigurasi mapping- penetrasi- kerapatan stasion

Page 18: 2. TAHANAN JENIS - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPada kasus-kasus tertentu jumlah sounding dapat dikurangi dengan cara melakukan pengukuran profiling (mapping) terlebih

Sebelum pengukuran tahanan jenis dimulai terlebih dahulu dibuat lintasan-lintasan stasion pengukurannya. Tanda patok elektroda arus sangat menentukan kebenaran pengukuran tahanan jenis. Tanda patok yang sulit dipahami akan menimbulkan kekeliruan pemasangan elektroda arus. Kekeliruan tersebut akan mengakibatkan kesalahan pengukuran. Posisi titik-titik elektroda harus diukur minimal dengan peralatan teodolit T0.

Sebagai kunci dari keberhasilan mengontrol kualitas data tahanan jenis penetrasi dalam, terutama sounding harus ditempuh hal-hal sebagai berikut:a. Harus melakukan pengeplotan data pada saat dilakukan pengukuran.b. Kesinambungan kurva sounding atau harga mapping (profiling) dapat dilihat dari hasil

pengeplotan tersebut.c. Ketidak sinambungan kurva sounding atau harga mapping (profiling) merupakan manifestasi

dari kesalahan pengukuran.d. Untuk mengurangi efek statik diusahakan agar selalu ada pengukuran overlap (pengulangan)

pada setiap perpindahan elektroda potensial.

Hal tersebut harus langsung diatasi pada saat melakukan pengukuran di stasion.

6.2.2. Mengontrol kualitas survei tahanan jenis penetrasi sedang

Survei tahanan jenis penetrasi sedang relatif lebih mudah dibanding dengan penetrasi dalam. Hampir semua pelajaran dibangku kuliah geofisika memper-siapkan survei tahanan jenis penetrasi ini. Pemilihan alat relatif lebih mudah karena hampir semua resistivitymeter telah diuji pabrik pembuatnya pada survei tahanan jenis penetrasi sedang. Khusus di daerah yang benar-benar resistif dan kering permukaannya, harus menggunakan alat dengan spesifikasi seperti digunakan pada survai penetrasi dalam.

Penentuan posisi stasion dan titik-titik elektroda arus kadang-kadang dapat dilakukan hanya menggunakan kompas dan meteran pada daerah survei yang sempit dan datar. Biasanya lokasi surveinya terletak didaerah datar, mudah dicapai dan tidak luas. Bila survei dilakukan di daerah yang luas dan berundulasi, pengukuran posisi stasion dan titik-titik elektroda arusnya harus diukur menggunakan alat minimal seperti teodolit T-0.

Seperti halnya pada penetrasi dalam, pengontrolan pengukuran kurva sounding harga pengukuran mapping (profiling) harus dilakukan pada saat melakukan pengukuran di lapangan. Loncatan data pada kurva sounding dapat langsung dicari dan diatasi penyebabnya.

Untuk menekan efek statik, setiap perpindahan elektroda potensial harus dibuat data pengukuran overlap (pengulangan). Perbedaan harga pengulangan dapat digunakan sebagai acuan mengoreksinya.

6.2.3. Pengontrolan survei tahanan jenis penetrasi dangkal

Hampir bisa dikatakan tidak ada problem dalam pengukuran tahanan jenis penetrasi dangkal. Masalahnya hanya pada efisiensi penerapan survei saja. Untuk mencapai efisiensi survei yang tinggi sebaiknya selalu harus diketahui batasan-batasan surveinya yang meliputi antara lain:a. batasan kerapatan mappingb. batasan penetrasi mappingc. batasan kerapatan soundingd. batasan ketelitian sounding.

Biasanya dari batasan-batasan tersebut dapat ditentukan konfigurasi dan tahapan-tahapan survei efisien. Dari pengalaman-pengalaman yang telah dikerjakan, konfigurasi Wenner tepat untuk

6.18

Page 19: 2. TAHANAN JENIS - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPada kasus-kasus tertentu jumlah sounding dapat dikurangi dengan cara melakukan pengukuran profiling (mapping) terlebih

melakukan mapping, sedang Schlumberger untuk sounding. Sampling data pada pengukuran sounding harus lebih rapat dari 14 pengukuran tiap dekade grafik logaritma.

6.19

Page 20: 2. TAHANAN JENIS - Manajemen Islam | by Khoril Arief  · Web viewPada kasus-kasus tertentu jumlah sounding dapat dikurangi dengan cara melakukan pengukuran profiling (mapping) terlebih

DAFTAR PUSTAKA

TAHANAN JENIS

Geoservices, P.T., Laporan-Laporan Survei Kombinasi, Gravitasi, Magnetik, Tahanan Jenis, Tahanan Jenis Kompleks, Elektromagnetik, CSAMT, TEM, GPS, Topografi, Leveling, Kelogistikan dan Lingkungan tahun 1980 - 1995 (bersifat tertutup).

Grant, F. S., and West, G. F.,1965, Interpretation theory in applied geophysics, McGraw-Hill, New York, U.S.A.

Parasnis, D.S.,1966, Mining Geophysics, Elsevier, Amsterdam.

Richard von Blaricom, 1992, Practical Geophysics II for the Exploration Geologist, Northwest Mining Association, U.S.A.

Robert E. Syarif, 1978, Geophysical Exploration and Interpretation, International Human Resources Development Corporation, Boston.

6.20