2 Proses Seleksi Saham Syariah 02252011

2
Proses Seleksi Saham Syariah Pertanyaan yang sering muncul di masyarakat adalah bagaimana proses seleksi suatu saham sehingga dapat dikatakan sesuai syariah? Seperti telah disampaikan pada edisi sebelumnya, Pasar Modal Indonesia telah memiliki Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh BapepamLK sejak tahun 2007. Daftar tersebut memuat semua Efek syariah yang dapat ditransaksikan di Pasar Modal Indonesia. Salah satu dari Efek syariah tersebut adalah saham syariah, yang merupakan Efek yang paling banyak pilihannya dibandingkan dengan Efek syariah lainnya. Pada prinsipnya, berdasarkan praktik yang berlaku di dunia internasional, proses seleksi saham syariah didasarkan kepada dua kriteria utama yaitu kriteria bisnis dan kriteria keuangan. Metode seleksi tersebut digunakan oleh seluruh institusi internasional yang melakukan seleksi saham syariah, baik untuk keperluan penerbitan indeks maupun untuk pemilihan tujuan investasi, seperti yang dilakukan oleh Dow Jones dalam menyeleksi sahamsaham yang masuk ke dalam DowJones Islamic Market Index (DJIM). Yang dimaksud dengan kriteria bisnis adalah kriteria yang disusun berdasarkan jenis usaha dari setiap emiten. Kategori jenis usaha yang dijadikan sebagai indikator dalam kriteria bisnis adalah berdasarkan kehalalan dari bisnis tersebut, baik halal karena zatnya (produknya) maupun prosesnya. Dengan demikian, apabila ada saham yang sudah tidak lolos dalam kriteria bisnis maka proses seleksi terhadap saham tersebut tidak akan dilanjutkan. Kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsipprinsip syariah 1. Perjudian dan permainan yang tergolong judi; 2. Perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain: a. perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa; dan b. perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu; 3. Jasa keuangan ribawi, antara lain: a. bank berbasis bunga; dan b. perusahaan pembiayaan berbasis bunga; 4. Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional; 5. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan antara lain: a. barang atau jasa haram zatnya (haram lidzatihi); b. barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram lighairihi) yang c. ditetapkan oleh DSNMUI; dan/atau d. barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. 6. melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah) Sumber: Peraturan Bapepam & LK No IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah

description

buku bagus

Transcript of 2 Proses Seleksi Saham Syariah 02252011

  • Proses Seleksi Saham Syariah

    Pertanyaan yang sering muncul di masyarakat adalah bagaimana proses seleksi suatu saham sehingga dapat dikatakan sesuai syariah?

    Seperti telah disampaikan pada edisi sebelumnya, Pasar Modal Indonesia telah memiliki Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh Bapepam-LK sejak tahun 2007. Daftar tersebut memuat semua Efek syariah yang dapat ditransaksikan di Pasar Modal Indonesia. Salah satu dari Efek syariah tersebut adalah saham syariah, yang merupakan Efek yang paling banyak pilihannya dibandingkan dengan Efek syariah lainnya.

    Pada prinsipnya, berdasarkan praktik yang berlaku di dunia internasional, proses seleksi saham syariah didasarkan kepada dua kriteria utama yaitu kriteria bisnis dan kriteria keuangan. Metode seleksi tersebut digunakan oleh seluruh institusi internasional yang melakukan seleksi saham syariah, baik untuk keperluan penerbitan indeks maupun untuk pemilihan tujuan investasi, seperti yang dilakukan oleh Dow Jones dalam menyeleksi saham-saham yang masuk ke dalam Dow-Jones Islamic Market Index (DJIM).

    Yang dimaksud dengan kriteria bisnis adalah kriteria yang disusun berdasarkan jenis usaha dari setiap emiten. Kategori jenis usaha yang dijadikan sebagai indikator dalam kriteria bisnis adalah berdasarkan kehalalan dari bisnis tersebut, baik halal karena zatnya (produknya) maupun prosesnya. Dengan demikian, apabila ada saham yang sudah tidak lolos dalam kriteria bisnis maka proses seleksi terhadap saham tersebut tidak akan dilanjutkan.

    Kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah

    1. Perjudian dan permainan yang tergolong judi; 2. Perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain:

    a. perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa; dan b. perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;

    3. Jasa keuangan ribawi, antara lain: a. bank berbasis bunga; dan b. perusahaan pembiayaan berbasis bunga;

    4. Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional;

    5. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan antara lain: a. barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi); b. barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang c. ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau d. barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

    6. melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah)

    Sumber: Peraturan Bapepam & LK No IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah

  • Seleksi berdasarkan kriteria keuangan dilakukan untuk melihat komposisi dari pendapatan dan pembiayaan emiten yang berasal dari sumber non halal. Terdapat dua tingkat seleksi terhadap komposisi keuangan emiten. Pertama, seleksi berdasarkan komposisi sumber pembiayaan yang berasal dari sumber non halal atau pinjaman berbasis bunga dibandingkan modal perusahaan. Saat ini, persentase yang berlaku di pasar modal syariah Indonesia untuk komposisi hutang berbasis bunga terhadap modal perusahaan adalah tidak lebih besar dari 82%.

    Seleksi kedua adalah berdasarkan komposisi sumber pendapatan yang berasal dari non halal dibandingkan dengan total pendapatan termasuk pendapatan lain-lain. Persentase yang berlaku di Indonesia saat ini untuk perbandingan antara pendapatan non halal terhadap total pendapatan adalah tidak lebih besar dari 10%.

    Perlu di ingat bahwa besaran dari nilai persentase untuk kedua seleksi tersebut merupakan hasil ijtihad dari DSN-MUI karena apabila kita lihat di negara lain maka nilai persentasenya berbeda-beda. Selain itu, angka tersebut bukan angka yang bersifat mutlak, artinya ada kemungkinan di kemudian hari angka tersebut berubah sesuai dengan perkembangan pasar modal syariah di Indonesia.

    Alur Proses Seleksi Saham Syariah

    Sumber: Peraturan Bapepam & LK No. II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek syariah

    Melihat proses seleksi yang dilakukan oleh Bapepam-LK dalam memilih saham syariah, seharusnya tidak ada lagi keraguan dari masyarakat tentang kesyariahan dari saham-saham yang ada di dalam DES. Setiap saham syariah yang masuk DES telah melalui proses seleksi yang ketat berdasarkan kriteria bisnis maupun keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang dilakukan oleh Bapepam-LK bersama-sama dengan DSN-MUI dan BEI. (IA)