2 perilaku-etika-dalam-bisnis
Transcript of 2 perilaku-etika-dalam-bisnis
1
ETIKA BISNIS DALAM BIDANG KEUANGAN
2
Pengertian Etika Bisnis Etika Bisnis merupakan penerapan etika
secara umum terhadap perilaku bisnis. Secara lebih khusus lagi makna etika bisnis menunjukkan perilaku etis maupun tidak etis yang dilakukan manajer dan karyawan dari suatu organisasi perusahaan. (Griffin and Ebert, 1999: 82). Sedangkan Epstein (1989:584-585) menyatakan etika bisnis menunjukkan refleksi moral yang dilakukan oleh pelaku bisnis secara perorangan maupun secara kelembagaan (organisasi) untuk menilai suatu isu, di mana penilaian ini merupakan pilihan terhadap nilai yang berkembang dalam suatu masyarakat.
3
Mengapa Perusahaan harus Menjalankan Bisnisnya Secara Etis? Meningkatnya harapan publik agar
menjalankan bisnisnya secara etis. Agar tidak melakukan tindakan yang
membahayakan stakeholders lainnya. Penerapan etika bisnis di perusahaan
dapat meningkatkan kinerja perusahaanActivist Shareholders
Terhindar dari penyalahgunaan yang dilakukan karyawan maupun kompetitor yang bertindak tidak etis
Etika Bisnis dan Profesi 4
Peranan Etika Bisnis Dalam Manajemen Keuangan Perusahaan Meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat.
Menghadapi tantangan dalam mengelola aktiva secara efisien dalam perubahan yang terjadi pada : persaingan antar perusahaan, perekonomian dunia yang tidak menentu; perubahan teknologi, dan tingkat inflasi dan bunga yang berfluktuasi.
5
Peranan Etika Bisnis Dalam Manajemen Keuangan Perusahaan (2)
Bertanggung jawab terhadap tiga keputusan pokok manajemen keuangan pemerolehan (acquisition), pembiayaan/pembelanjaan (financing), dan manajemen aktiva secara efisien.
6
Faktor yang Mendorong Timbulnya Masalah Etika Bisnis Konsep Lama (Milton Friedman): “Laissez-faire,
profit Mengejar Keuntungan dan Kepentingan Pribadi (Personal Gain and Selfish Interest).
Tekanan Persaingan terhadap Laba Perusahaan (Competitive Pressure on profits).
Pertentangan antara Nilai-Nilai Perusahaan dengan Perorangan (Business Goals versus Personal Values)
7
Perubahan Pandangan Keberhasilan perusahaan ditentukan
oleh ketergantungan antara bisnis dan masyarakat
Sukses ditentukan oleh keseimbangan antara laba dan kepentingan stakeholders
Sukses perusahaan ditentukan oleh kerangka yang berorientasi pada stakeholder luas termasuk “apa yang diperoleh” dan “bagaimana memperolehnnya”
Muncul = stakeholder accountability model
8
GOVERNANCE & STAKEHOLDER ACCOUNTABILITY TREND BARU
Fiduciary responsibility difokuskan ke public Legal liability bagi corporate directors Penjelasan manajemen kpd shareholder ttg
kecukupan internal control Struktur governance diarahakan pada
“bagaimana laba tertentu dihasilkan”
9
Corporate Stakeholder Accountability
CORPORATION
ShareholdersActivists
Government
Creditors
Lenders
Karyawan
Customers
Suppliers
Others (media etc)
10
Kriteria etika untuk manajemen keuangan Competance
Confidentiality
Integritas
Objektivitas
Resolusi Konflik Etis
11
WHISTLE BLOWING
Merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya kepada pihak lain, berkaitan dengan kecurangan yang merugikan perusahaan sendiri maupun pihak lain.
12
FRAUD ( Kecurangan ) Secara umum fraud merupakan suatu
perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh orang-orang dari dalam dan atau luar organisasi, dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompoknya yang secara langsung merugikan pihak lain. Orang awam seringkali mengasumsikan secara sempit bahwa fraud sebagai tindak pidana atau perbuatan korupsi.
13
FRAUD AUDITING ( Kecurangan Audit ) Upaya untuk mendeteksi dan
mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi komersial. Untuk dapat melakukan audit kecurangan terhadap pembukuan dan transaksi komersial memerlukan gabungan dua keterampilan, yaitu sebagai auditor yang terlatih dan kriminal investigator.
14
Kasus : Manipulasi Laporan Keuangan PT KAI PT Kereta Api Indonesia. Dalam laporan kinerja
keuangan tahunan yang diterbitkannya pada tahun 2005, ia mengumumkan bahwa keuntungan sebesar Rp. 6,90 milyar telah diraihnya. Padahal, apabila dicermati, sebenarnya ia harus dinyatakan menderita kerugian sebesar Rp. 63 milyar.
Kerugian ini terjadi karena PT Kereta Api Indonesia telah tiga tahun tidak dapat menagih pajak pihak ketiga. Tetapi, dalam laporan keuangan itu, pajak pihak ketiga dinyatakan sebagai pendapatan. Padahal, berdasarkan standar akuntansi keuangan, ia tidak dapat dikelompokkan dalam bentuk pendapatan atau asset. Dengan demikian, kekeliruan dalam pencatatan transaksi atau perubahan keuangan telah terjadi disini.
Etika Bisnis dan Profesi