PeranPerencanaanTapakyang BerkelanjutandalamPencapaianGREENSHIP Rating‘
2 PENETAPAN PERFORMANCE RATING DENGAN METODE SPEED RATING
Click here to load reader
-
Upload
yayan-setia-selalu -
Category
Documents
-
view
1.527 -
download
6
Transcript of 2 PENETAPAN PERFORMANCE RATING DENGAN METODE SPEED RATING
BAB II
PENETAPAN PERFORMANCE RATING DENGAN
METODE SPEED RATING
2.1.Tujuan Praktikum
Tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan praktikum materi
penerapan Performance rating dengan metode Speed Rating ini adalah :
a. Menilai kemampuan time study analyst (rater) dalam menetapkan
performance rating operator yang diamati.
b. Mengetahui Performance Rating dari tiap-tiap operator yang diamati
kemudian membandingkan dengan estimasi Performance Rating yang
dibuat.
c. Melihat penyimpangan antara estimasi yang telah ditetapkan dengan
Performance Rating yang sebenarnya.
d. Secara khusus yang diharapkan dari percobaan ini adalah sebagai media
pelatihan bagi para mahasiswa agar mampu bertindak sebagai time study
analyst atau sekaligus sebagai rater.
2.2 Landasan Teori
Secara umum kegiatan performance rating dapat diartikan sebagai
aktivitas untuk menilai atau mengevaluasi tempo kerja operator. Kegiatan
performance rating ini barang kali merupakan satu hal yang paling sulit, tetapi
justru yang paling penting dalam aktivitas pengukuran kerja, yaitu untuk
menormalkan kondisi kerja yang waktunya telah diukur. Ada berbagai metode
untuk menentukan performance rating, mulai dari metode Bedeux, wastinghouse
system, dan lain-lain dalam percobaan ini metode yang diaplikasikan berdasarkan
22
metode speed rating, yaitu menetapkan performance rating dengan
memperhatikan kecepatan kerja yang ditunjukkan oleh operator yang diamati.
Alasan pokok pemilihan metode Speed Rating adalah sederhana, cepat dan mudah
dijelaskan.
2.2.1. Penyesuaian Waktu Dengan Performance Rating
Pengukuran kerja adalah kegiatan evaluasi kecepatan atau tempo kerja
operator pada saat pengukuran kerja berlangsung. Kecepatan, usaha, tempo, atau
performance rating semuanya akan menunjukkan kecepatan atau tempo kerja ini
dikenal dengan istilah performance rating, secara umum kegiatan performance
rating dapat didefenisikan sebagai proses during with the time study analist
comparens the performance (speed or tempo) of the operator under observation
with the observer own concept of normal performance.
Maksud dan tujuan melakukan performance rating adalah agar waktu
kerja lebih tepatnya kondisi kerja yang diamati waktunya dapat dibawa kekondisi
normal. Ketidak normalan dari kerja yang diakibatkan oleh operator yang bekerja
secara kurang wajar yaitu bekerja dalam tempo atau kecepatan yang tidak
semestinya, suatu saat dirasakan terlalu cepat dan disaat lain terlalu lambat.
Rating adalah suatu persoalan penilaian yang merupakan bagian dari
aktivitas pengukuran suatu persoalan penilaian yang merupakan bagian dari
aktivitas pengukuran kerja guna menetapkan waktu standar penyelesaian kerja.
Dalam proses rating tidak bisa tidak factor penilaian terhadapa tempo kerja
operator akan cenderung bersifat subjektif atau tergantung pada kepekaan rater
terhadap konsep kerja yang dikatakan normal tersebut. Performance rating pada
23
dasarnya perlu diaplisikasikan untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh
dari hasil pengamatan atau pengukuran akibat tempo atau kecepatan kerja
operator yang berubah-ubah (tidak konstan).
Untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari hasil pengamatan
(waktu), maka biasanya dilakukan dengan mengadakan penyesuaian yaitu dengan
mengalihkan waktu pengamatan rata-rata (waktu siklus atau waktu elemen kerja)
dengan waktu penyesuaian (performance kerja). Harga dari performance rating
dan kondisi tempo kerja yang ditunjukkan sebagai berikut :
a.PR > 1 atau PR > 100% (tempo kerja diatas normal)
b.PR < 1 atau PR < 100% (tempo kerja dibawah normal)
c.PR = 1 atau PR = 100% (tempo kerja normal)
Secara matematis hal tersebut formulasinya adalah sebagai berikut :
Waktu normal = Waktu pengamatan x PR (%).....................................(2.1)
Guna melaksanakan pekerjaan secara normal maka diasumsikan bahwa
operator yang dinilai memiliki keterampilan dan pengalaman yang cukup dalam
pekerjaan yang dilakukan dan pada saat bekerja operator melaksanakannya tanpa
usaha yang berlebihan serta menunjukkan kesungguhannya.
2.2.2. Performance Rating dengan Metode Speed Rating
Metode ini merupakan metode yang paing cepat, sederhana untuk
diapikasikan dalam penentuan Performance Rater. Disini Rating didasarkan pada
faktor tunggal. Yaitu menurut kecepatan atau tempokerja operator. Rating faktor
pada umumnya dinyatakan dalam persen (%) oleh time study analyst yang
sekaligus berfungsi sebagai seorang rater sendiri, sekaligus untuk itu diperlukan
24
pengalaman yang cukup dalam menilai dan mengevaluasi performance kerja yang
ditunjukkan oleh operator yang diamati.
Dengan metode Speed Rating maka proses penerapan rating faktor akan
dilaksanakan dengan cara membandingkan kemampuan yang diterapkan oleh
kecepatan atau tempo kerja operator dengan konsep kemampuan normal yang
dimiliki oeh time study analiyst (rater). Sebagai contoh disini ada satu tolak ukur
(benchmark) mengenai kecepatan normal, yaitu kecepatan berjalan kaki secara
normal (PR =1 atau PR = 100%) sejauh 3 mil atau sekita 6 Km dalam waktu
tempo 1 jam, Maka bila mana ada dua orang berjalan dengan kecepatan 2 mil/jam,
hal ini identik dengan 66,6% kecepatan normal (Performance rating dengan nilai
0,66) sedangkan untuk kecepatan berjalan 4 mil/jam akan sama dengan 133%
kecepatan normal atau PR = 1,33
Analog contoh diatas dapat diaplikasikan dalam menilai kecepatan kerja,
tentu saja disini diperlukan adanya standar kecepatan normal terlebih dahulu.
Apabila estimasi performance rating atau standar kecepatan normal yang dibuat
oleh rater tidak menyimpang 5%, dari Performance maka dikatakan bahwa time
study analiyst tersebut sudah mampu bekerja sebagai rater yang baik
2.2.3. Westing House System’s Rating
Sistem yang diperkenalkan oleh Westing House Company (1927) lebih
lengkap dari Bedaux. Disini rating didasarkan oleh empat faktor, yaitu :
1) Kecakapan (Skill)
2) Usaha (Effort)
3) Kondisi kerja (Working condition)
25
4) Keajegan (consistency)
Dari operator dalam melakukan kerja Setiap faktor terbagi dalam kelas-
kelas dengan nilainya masing-masing.
Keterampilan didefenisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja
yang ditetapkan. Keterampilan debagi dalam 6 kelas yaitu : super skill, excellent,
good, average, fair dan poor skill.
Usaha merupakan kesungguhan yang ditunjukkan oleh operator ketika
melakukan pekerjaan. Usaha juga terbagi dalam 6 kelasa, yaitu : Excessive,
Excelent, Good, Avarage, Fair dan Poor
Kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungan kerja, seperti pecahnya,
temperatur dan kebisingan ruangan. Kondisi ini juga terbagi atas enam kelas yaitu
: Ideal, Excellent, Good, Avarage, Fair dan Poor. Pada dasarnya kondisi ideal
adalah kondisi paling cocok untuk pekerjaan yang bersngkutan, yaitu yang
memungkinkan performance maksimal dari operator.
2.2.4. Synthetic Rating
Synthetic Rating adalah metode untuk mengevaluasi tempo kerja operator
yang berdasarkan niai waktu yang telah ditetapkan terlebih dahulu (predetermined
time value). Prosedur yang dilakukan adalah dengan melaksanakan pengukuran
kerja seperti biasanya dan membandingkan waktu yang diukur ini dengan waktu
penyelesaian elemen kerja yang sebelumnya sudah diketahui data waktunya.
Perbandingan ini merupakan indeks performance atau rating faktor dari operator
untuk melaksanakan elemen kerja tersebut
R = PA............................(2.2.)
26
Dimana :
R = Indeks performance rating faktor
P = Predetermid time untuk elemen kerja yang diamati (menit)
A = Rata-rata waktu dari elemen kerja yang diukur (menit)
2.3 Peralatan Praktikum yang Digunakan
a. a.Stop watch digunakan untuk mengukur waktu siklus kerja.
b. b.Pinboard yang berupa papan berlubang yang terdiri dari 2 bagian,
setiap papan memiliki lubang sebanyak 24 lubang tempat untuk
memasukkan pasak / pin. Sebagai kelengkpan dari pinboard adalah
pasak yang jumlahnya 48 buah.
c. c.Kartu bridge yang berjumlah 52 lembar
d. d.Meja kerja sebagai tempat / alas untuk pelaksanaan aktivitas kerja
e. e.Lembar pengamatan untuk penempatan data yang diukur.
2.4 Prosedur Pelaksanaan Praktikum
a. Bagi tugas anggota kelompok dengan peranan yang dilakukan secara
bergantian sebagai berikut :
a. Satu orang sebagai operator
b. Satu orang sebagai rater untuk menilai dan memberikan rating factor
c. Satu orang sebagai pencatat dan pengukur kerja operator
b. Terlebih dahulu buat daftar performance rating berdasarkan waktu normal
yang diketahui untuk dipakai sebagai acuan atau patokan dalam
mengestimasi performance rating operator. Sebagai contoh bila mana
diketahui tolak ukur (benchmark) untuk membagai kartu bridge (52
27
lembar) kedalam 4 kumpulan dengan kecepatan normal 35 detik, maka
untuk berbagi macam waktu penyelesaian dengan kecepatan yang
berbeda-beda dibuatkan daftar sebagai berikut :
Tabel 2.1. Standar performance rating penyelesaiaan kartu bridge
Waktu
(Detik)
Performance
Rating (%)
Waktu
(Detik)
Performance
Rating (%)
20
21
22
23
24
25
26
27
133
130
127
123
120
117
113
110
28
29
30
31
32
33
34
35
107
103
100
97
93
90
87
83
Catatan : Kartu Bridge (Wn = 35 detik) (sumber :modul praktikum APK)
Dengan prosedur dan pemikir yang sama dibuat daftar performance rating
untuk kegiatan pemasangan 24 pasak (pin) kedalam lubang pinboard.
c. Pilih operator yang akan diamati, rater atau timer pada setiap percobaan
yang akan dilaksanakan. Disisni diperlukan peran yang saling bergantian
dari setiap praktikan sehingga masing-masing berkesempatan berperan
sebagai operator, rater, timer. Kunci utama terletak pada praktikan yang
berperan sebagai operator. Disini operator harus bias bekerja dengan
berbagai variasi atau tempo kerja, mulai dengan kecepatan yang sangat
lambat sampai yang sangat cepat.
28
d. Percobaan yang dilakukan dengan membagikan kartu bridge (52 lembar)
kedalam 4 kumpulan (Pemain). Kartu dibagi menghadap kebawah dan
setia tumpukan terpisah jelas satu dengan yang lainnya. Satu hal yang
harus diperhatikan adalah kecepatan pembagian harus diusahakan konstan.
Variasi kecepatan pembagian kartu diusahakan konstan agar performance
rating kerja anatara 75% - 150%. Waktu dihitung oleh operator siap
membagikan kartu pertama sampai kartu terakhir dibagikan sebanyak 9
kali percobaan. Waktu normal dengan tempo atau performance kerja
normal disesuaikan dengan operator.
e. Percobaan dengan pinboard dilaksanakan dengan prosedur yang sama
dengan kartu bridge. Percobaan dilakukan pada media untuk
menstimulasikan pekerjaan yang akan diukur. Kedua bagian pinboard
berjarak 0 (Berdembetan) dan pada jangkauan normal. Pasak dimasukkan
kedalam lubang pinboard dengan kedua tangan dan metode pemasangan
sebagai berikut :
Gambar 2.1. Metode pemasangan pinboard
29
0 0 0 019 13 7 10 0 0 020 14 8 20 0 0 021 15 9 30 0 0 022 16 10 40 0 0 023 17 11 50 0 0 0
24 18 12 6
0 0 0 01 7 13 190 0 0 02 8 14 200 0 0 03 9 15 210 0 0 04 10 16 220 0 0 05 11 17 230 0 0 0
6 12 18 24
Waktu normal untuk pemasangan pasak ke pinboard adalah 45 detik.
Disini operator dapat melakukan berbagai macam variasi kecepatan
tetapi dengan kecepatan konstan dalam satu siklus operasi. Waktu kerja
diukur mulai operator menyentuh pasak dalam box sampai semua pasak
terpasang. Waktu normal dalam percobaan ini disesuaikan dengan
kecepatan normal masing-masing.
f. Setiap operator melakukan percobaan sebanyak 5 kali siklus operasi
dengan berbagai variasi kecepatan. Untuk setiap percobaan pada siklus
operasi timer mengukur dan mencatat waktu yang dicapai oleh operator
kedalam lembar pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya, sedangkan
rater mengestimasikan rating dari performance rating yang ditunjukkan
oleh operator tanpa menunjukkan oleh operator tanpa melihat waktu yang
dicatat timer. Estimasi performance rating inipun segera dicatat sesuai
dengan urutan siklus operasi yang dilakukan. Untuk setiap operator
diperoleh data waktu (dalam hal ini diperoleh pengamatan dan pengukuran
oleh timer) dan estimasi pengukuran performance rating (Yang dibuat
oleh rate).
g. Pada akhir percobaan lembar pengamatan timer dikumpulkan kemudian
data waktu yang diperoleh segera dikonversi menjadi data performance
rating yang sebenarnya (actual PR) demikian pula data estimasi PR yang
dibuat oleh rater juga dikumpulkan untuk kemudian diabandingkan dengan
data PR yang sebenarnya. Secara matematis perhitungan performance
rating, pada rumus 2.3.
30
Aktual PR =
100 {WN +(WN−1 )}¿WN ¿
¿¿.........................................(2.3)
Keterangan : WN = Waktu Normal
t = Waktu pengamatan
h. Bandingkan hasil estimasi performance rating yang dibuat performance
rating yang sebenarnya untuk setiap percobaan dari operator dan rater. Hal
ini dapat dilaksanakan dengan memplotkan data dalam grafik X – Y pada
gambar 1.
Estimasi PR (%) Batas + 5%
Garis ideal
Batas – 5%
Actual PR (%)
Gambar 2.2. Grafik perbandingan estimasi PR dengan Actual PR
Memplotkan data ini akan dapat diketahui penyimpangan yang dibuat
rater. Dalam mengestimasi rating performance yang ditunjuk oleh
operator. Semakin dekat titik kegaris ideal (disini % estimasi akan sama
dengan kenyataan yang ada), ini berarti bahwa penilaian rater terhadap
performance semakin teliti. Seseorang akan sanggup sebagai rater yang
baik hasil estimasi tidak menyimpang lebih dari ± 5 % dari kondisi
sebenarnya (daerah yang diarsir dari grafik diatas).
31
2.5 Pengumpulan dan pengolahan data
2.5.1.pengumpulan data
Tabel 2.2 Penetapan performance rating dengan metode speed rating
No siklus
Waktu pengamatan (detik)KARTU PIN
O1: hadiR1:yayanT1: randi
O2: randiR2:hadiT2: yayan
O3: yayanR3:randiT3: hadi
O1: hadiR1:yayanT1: randi
O2: randiR2:hadiT2: yayan
O3: yayanR3:randiT3: hadi
1 36 40 38 50 54 502 38 29 23 45 45 463 35 35 27 47 38 454 35 26 35 35 50 445 32 41 35 48 45 456 38 35 43 40 46 547 34 32 34 45 40 458 33 40 35 42 43 409 35 35 28 45 45 43
Ket : O: operator, R: rater, T: timer/ pencatat waktu
Sumber: data praktikum APK
No siklus
Actual performance ratingKARTU PIN
Operator 1 Operator2 Operator 3 Operator 1 Operator2 Operator 3
1 88.8 88.8 86.36 71.79 82.35 82.352 97.95 28.57 123.07 104.76 104.76 94.733 113.04 109.09 82.35 88.88 131.50 113.044 109.09 100 88.8 132.4 88.88 1205 131.03 82 82.35 82.35 109.09 1006 71.79 113.04 75 123 94.74 71.797 120.63 128.57 120.3 107.40 116.66 113.048 123.07 94 105 123.07 121.87 126.479 109.09 105.60 100 104.76 04.76 123.07
Sumber: data praktikum APK
No siklus
Estimasi performance rating (%)KARTU PIN
O1: hadi O2: randi O3: yayan O1: hadi O2: randi O3: yayan
32
R1:yayanT1: randi
R2:hadiT2: yayan
R3:randiT3: hadi
R1:yayanT1: randi
R2:hadiT2: yayan
R3:randiT3: hadi
1 90 90 88 78 85 852 98 140 130 105 105 953 115 110 85 90 146 1154 110 135 100 148 90 1255 145 85 115 85 110 1106 78 15 80 130 95 787 126 140 126 108 120 1158 130 95 106 130 128 1369 110 106 140 110 105 130
Ket : O: operator, R: rater, T: timer/ pencatat waktu
Sumber: data praktikum APK
No siklus
Selisih (%)KARTU PIN
Operator 1 Operator2 Operator 3 Operator 1 Operator2 Operator 3
1 1.2 1.2 1.64 6.21 2.65 2.652 0.05 11.43 6.93 0.24 0.24 0.273 1.96 0.91 2.65 1.12 14.5 1.964 0.91 35 11.2 15.6 1.12 55 13.97 3 32.65 2.65 0.91 106 6.21 1.96 5 7 0.26 6217 5.37 11.43 5.37 0.6 3.34 1.968 6.93 1 1 6.93 6.13 9.539 0.91 0.4 40 5.24 0.24 6.93
Sumber: data praktikum APK
NoKartu Pin
Wn Actual Wn Actual
Wn Actual
Wn Actual
Wn Actual
Wn Actual
33
1 32.4
88.8 36 88.8 33.44
86.36
39 71.79
45.9
82.35
42.5
82.35
2 37.24
97.95 40.6
128.57
29.9
123.07
47.25
104.76
47.25
104.76
43.7
94.73
3 40.25
113.043
38.5
109.09
31.45
82.35
42.3
88.88
55.48
131.50
51.75
113.04
4 38.5
109.09
35.1
100 31.5
88.8 51.8
132.4
45 88.88
55 120
5 46.4
131.03
34.85
82 29.75
82.35
40.8
82.35
49.5
109.09
45 100
6 29.64
71.79 40.25
113.04
34.4
75 52 123 43.7
94.74
42.12
71.79
7 42.84
120.63
44.8
128.57
42.84
120.63
48.6
107.40
48 116.66
51.75
113.04
8 42.9
123.07
38 94 37 105 54.6
123.07
55.04
121.87
54.4
126.47
9 38.5
109.09
37.1
105.60
39.2
100 47.25
104.76
47.25
104.76
55.9
123.07
2.5.2 Pengolahan data
Wn = waktu pengamatan×RF %100
= 36 ×90 %100
= 32.4
Actual =100 ׿¿
= 100 ׿¿
= 88.8
Selisih = Estimasi Performance rating – Actual
= 90 - 88.8
= 1.2
34
2.6 Kesimpulan
Dari percobaan dapat diketahui bahwa rater berhasil menilai kinerja
operator. Hasil estimasi tidak menyimpang lebih dari ± 5% dari kondisi
sebenarnya.
35
36