2. Panduan Pembinaan Kelompok SPP.doc

27
PANDUAN PRAKTIS PENUMBUHAN DAN PEMBINAAN KELOMPOK SPP DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang PNPM Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) telah memulai kegiatannya di Provinsi Nusa Tenggara Barat sejak tahun 2003. Cakupan lokasi binaan PNPM MPd telah meliputi 8 kabupaten dan 64 kecamatan. Disamping itu terdapat 5 kecamatan yang telah phassed out karena diambil alih pembinaannya oleh PNPM Perkotaan dan PNPM PISEW. Jumlah dana BLM yang telah dialokasikan sampai tahun 2010 mencapai 545.850.000.000,- terdiri dari bantuan pemerintah pusat sebesar Rp. 435.780.000.000,- (79,84%) dan bantuan pemerintah kabupaten sebesar Rp.110.070.000.000,- (20,16%). Sebagian dari dana tersebut dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan simpan pinjam untuk kelompok perempuan (SPP). Jumlah dana BLM untuk kegiatan SPP tersebut mencapai Rp. 88.267.319.868,-, yang dikelola oleh 69 UPK yang tersebar di 69 kecamatan. Beberapa permasalahan pokok yang dihadapi oleh UPK dalam pengelolaan kegiatan SPP di Provinsi Nusa Tenggara Barat : 1. Serapan dana SPP hanya mencapai 18 % dari total BLM, bahkan pada beberapa kecamatan porsi pendanaan kegiatan SPP kurang dari 1 persen dari total BLM. Penyerapan dana SPP yang rendah akan mengganggu eksistensi UPK, terutama pada UPK yang memiliki nilai asset produktif yang relatif kecil. 2. Idle money atau dana yang mengendap di rekening SPP relatif tinggi. Fenomena ini dipandang merugikan UPK karena kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan bunga. 3. Tunggakan pinjaman dana SPP relatif tinggi. Pada Juli 2011, jumlah tunggakan mencapai 22% dari total aktiva produktif UPK. Tunggakan pinjaman yang tinggi akan memberikan implikasi buruk tidak hanya bagi UPK tetapi juga bagi masyarakat. Implikasi buruk tersebut adalah : Panduan Pembinaan Kelompok SPP Halaman 1

Transcript of 2. Panduan Pembinaan Kelompok SPP.doc

PANDUAN PRAKTIS

PENUMBUHAN DAN PEMBINAAN KELOMPOK SPP DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

I. PENDAHULUANA. Latar BelakangPNPM Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) telah memulai kegiatannya di Provinsi Nusa Tenggara Barat sejak tahun 2003. Cakupan lokasi binaan PNPM MPd telah meliputi 8 kabupaten dan 64 kecamatan. Disamping itu terdapat 5 kecamatan yang telah phassed out karena diambil alih pembinaannya oleh PNPM Perkotaan dan PNPM PISEW.

Jumlah dana BLM yang telah dialokasikan sampai tahun 2010 mencapai 545.850.000.000,- terdiri dari bantuan pemerintah pusat sebesar Rp. 435.780.000.000,- (79,84%) dan bantuan pemerintah kabupaten sebesar Rp.110.070.000.000,- (20,16%). Sebagian dari dana tersebut dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan simpan pinjam untuk kelompok perempuan (SPP). Jumlah dana BLM untuk kegiatan SPP tersebut mencapai Rp. 88.267.319.868,-, yang dikelola oleh 69 UPK yang tersebar di 69 kecamatan.Beberapa permasalahan pokok yang dihadapi oleh UPK dalam pengelolaan kegiatan SPP di Provinsi Nusa Tenggara Barat :

1. Serapan dana SPP hanya mencapai 18 % dari total BLM, bahkan pada beberapa kecamatan porsi pendanaan kegiatan SPP kurang dari 1 persen dari total BLM. Penyerapan dana SPP yang rendah akan mengganggu eksistensi UPK, terutama pada UPK yang memiliki nilai asset produktif yang relatif kecil.2. Idle money atau dana yang mengendap di rekening SPP relatif tinggi. Fenomena ini dipandang merugikan UPK karena kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan bunga.

3. Tunggakan pinjaman dana SPP relatif tinggi. Pada Juli 2011, jumlah tunggakan mencapai 22% dari total aktiva produktif UPK. Tunggakan pinjaman yang tinggi akan memberikan implikasi buruk tidak hanya bagi UPK tetapi juga bagi masyarakat. Implikasi buruk tersebut adalah : UPK kehilangan kesempatan untuk menggulirkan dana yang ditunggak oleh kelompok, yang berimplikasi lebih lanjut pada kehilangan potensi pendapatan UPK.

Sebagian besar asset UPK dinilai beresiko, terutama pada tunggakan yang masuk kategori kolektibilitas 4 5.

Fenomena kemacetan yang tidak tertangani akan menjadi contoh pembelajaran yang buruk bagi kelompok-kelompok peminjam lainnya.

Berdasarkan kajian konseptual dan realitas lapangan diyakini bahwa masalah tersebut di atas disebabkan oleh terbatasnya kelompok yang layak dan rendahnya kualitas kelompok yang meminjam dana SPP. Hal ini didasarkan pada argumentasi sebagai berikut : PNPM MPd menerapkan aturan bahwa dana SPP hanya dapat diberikan pada kelompok yang layak. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa kelembagaan kelompok yang berkualitas merupakan prasyarat bagi keamanan kredit yang dikucurkan.

Hasil audit internal menunjukkan bahwa seleksi kelompok yang kurang baik telah menimbulkan resiko kemacetan pinjaman.

Fakta lapangan memperlihatkan bahwa apabila terjadi kemacetan kredit maka selalu diawali atau diiringi oleh tidak berfungsinya kelembagaan kelompok.

Berangkat dari uraian tersebut di atas maka upaya penumbuhan dan pembinaan kelompok merupakan salah satu solusi strategis untuk menangani permasalahan pengelolaan dana SPP dalam konteks Demand Site.B. Tujuan Pembinaan Kelompok SPP `Tujuan yang ingin dicapai melalui upaya penumbuhan dan pembinaan kelompok SPP adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan peluang bagi perempuan miskin perdesaan untuk memperoleh pelayanan pinjaman modal usaha.

2. Memperkuat kelembagaan kelompok penerima pinjaman sebagai wadah pemberdayaan perempuan menuju kemandirian.

3. Meningkatkan keberdayaan perempuan perdesaan pada aspek pengembangan kegiatan usaha ekonomi produktif.4. Memperkecil resiko kredit SPP dengan menurunkan tingkat tunggakan pinjaman dan meminimalisir potensi penyewengan dana di tingkat kelompok.

5. Membantu UPK dalam rangka memperluas pasar bagi penyaluran kredit SPP.C. Masalah Dan Potensi Dalam Pembinaan Kelompok SPPSaat ini telah muncul kesadaran kolektif dari berbagai pelaku PNPM MPd bahwa pembinaan kelompok merupakan salah satu solusi yang dapat memperbaiki kinerja kegiatan simpan pinjam. Namun demikian, upaya pembinaan kelompok tersebut belum bisa berjalan optimal. Berbagai permasalahan, kendala dan tantangan yang dihadapi dalam pembinaan kelompok adalah sebagai berikut :a) Belum tumbuh kesadaran pada pengurus UPK, FK dan pelaku lainnya tentang pentingnya pembinaan kelompok.b) Sebagian besar pengurus UPK dan FK belum memahami kiat-kiat dan strategi penumbuhan dan pembinaan kelompok SPP.

c) Jumlah pengurus UPK relatif sedikit, disisi lain jumlah kelompok yang dibina relatif banyak. Kenyataan ini memberi keyakinan bahwa pembinaan kelompok tidak dapat dilakukan secara optimal apabila hanya mengandalkan peran pengurus UPK.

d) Belum tersedia panduan teknis tentang pembinaan kelompok, sebagai pegangan bagi FK/FT dalam memfasilitasi pembinaan kelompok.

Disamping berbagai permasalahan di atas, terdapat beberapa potensi dan peluang yang dapat didayagunakan dalam rangka penumbuhan dan pembinaan kelompok. Potensi dan peluang tersebut adalah :a) Regulasi PNPM MPd memberi ruang dan mendorong upaya pembinaan kelompok.

b) Kebutuhan pembiayaan untuk peningkatan kapasitas pengurus dan anggota kelompok dapat disediakan melalui penyisihan Alokasi Surplus UPK. Disamping itu, DOK Pelatihan masyarakat juga dapat membiayai pelatihan penguatan kelompok.

c) Potensi pembiayaan untuk peningkatan kapasitas pengurus dan anggota juga dapat diperoleh melalui BLM Kegiatan.d) Di beberapa daerah (kabupaten dan kecamatan) telah tersedia fasilitator dan pengurus UPK yang memahami dan berpengalaman dalam pembinaan kelompok.II. KONSEP UMUM PEMBINAAN KELOMPOKA. Kerangka Dasar Pendampingan Dan Pembinaan Kelompok SPPKerangka dasar pendampingan dan pembinaan kelompok SPP dapat digambarkan sebagai berikut :

Penjelasan tentang bagan kerangka dasar pendampingan dan pembinaan kelompok tersebut adalah sebagai berikut :1. Penumbuhan dan pembinaan kelompok pada dasarnya merupakan tanggung jawab pengurus UPK. Namun demikian karena jumlah kelompok yang banyak dan cakupan wilayah yang luas, maka pembinaan kelompok akan dibantu oleh Pendamping Kelompok.2. Pendamping Kelompok merupakan perpanjangan tangan pengurus UPK dalam hal pembinaan kelompok.

3. Tugas pokok Pendamping Kelompok adalah membina kelompok yang telah menerima kredit dan memfasilitasi penumbuhan kelompok baru (Kelompok calon peminjam dana SPP).

4. Pendamping Kelompok tidak boleh terlibat langsung dalam penyaluran kredit dan penagihan angsuran kredit. Kegiatan tersebut tetap menjadi tanggung jawab pengurus UPK.5. Pembinaan Kelompok membutuhkan biaya, terutama biaya pelatihan bagi pengurus kelompok. Biaya pelatihan pengurus kelompok dialokasikan melalui SHU UPK (Dana pengembangan kelembagaan UPK dan Kelompok), DOK Pelatihan Masyarakat (DOK Pelmas) PNPM MPd, bantuan pemerintah kabupaten dan swadaya kelompok.

B. Alur Tahapan Pelaksanaan Kerangka Dasar Penumbuhan Dan Pembinaan Kelompok Simpan Pinjam.Rangkaian kegiatan dalam melaksanakan kerangka dasar pendampingan dan pembinaan kelompok SPP dapat digambarkan sebagai berikut :

Uraian terperinci tentang alur tahapan pelaksanaan kerangka dasar penumbuhan dan pembinaan kelompok, dapat dijelaskan sebagai berikut :1. Sosialisasi Dan Konsolidasi Pelaku : Adalah kegiatan pendahuluan untuk menyebarluaskan informasi tentang rencana penumbuhan dan pembinaan kelompok. Harapannya, setelah tahapan ini dilakukan maka pelaku terkait tingkat kecamatan dapat memahami dan mendukung rencana penumbuhan dan pembinaan kelompok.

Kegiatan sosialisasi dan konsolidasi pelaku dikemas dalam bentuk pertemuan di tingkat kecamatan, difasilitasi oleh Tim Faskab (F-Keu dan F-Kab). Peserta yang dihadirkan adalah pengurus UPK, pengurus BKAD, BP-UPK, PL, PJOK, dan FK/FT. Materi yang disampaikan meliputi : (a). Latar belakang, tujuan, masalah, tantangan, potensi dan peluang dalam pengelolaan kegiatan SPP; (b). Kerangka Dasar Pendampingan Dan pembinaan kelompok; dan (c). Kerangka acuan (TOR) Pendamping Kelompok. Diakhir sosialisasi tersebut disepakati tentang Rencana kerja tindak lanjut. 2. Rekruitmen Pendamping Kelompok : Tahapan ini merupakan tahapan paling kritis dalam seluruh rangkaian pelaksanaan strategi penumbuhan kelompok. Hal ini disebabkan karena Pendamping Kelompok adalah pelaku utama penumbuhan dan pembinaan kelompok. Rekruitmen Pendamping Kelompok dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari wakil pengurus UPK, FK, FT dan wakil pengurus BKAD. Proses rekruimen Pendamping Kelompok diatur sebagai berikut :a. Pembentukan Tim Seleksi.

b. Sosialisasi rencana rekruitment Pendamping Kelompok, Kegiatan ini dimaksudkan agar informasi tentang peluang menjadi Pendamping Kelompok dapat diakses secara luas, utamanya calon-calon potensial. c. Pendaftaran Calon Pendamping Kelompok. Masyarakat yang berminat menjadi Pendamping Kelompok diharuskan mengajukan lamaran yang ditujukan kepada Ketua UPK.

d. Identifikasi Profil Calon Pendamping Kelompok. FK dan pengurus UPK mengumpulkan informasi dan melakukan pendalaman tentang kompetensi calon. Hasil identifikasi ini menjadi bahan pertimbangan utama pada saat penetapan calon Pendamping Kelompok.

e. Seleksi Wawancara Calon Pendamping. Seleksi wawancara dilakukan untuk lebih mendalami kompetensi calon. Data dan informasi hasil pendalaman (langkah ke-d) dan wawancara menjadi dasar penentuan calon yang akan ditetapkan sebagai Pendamping Kelompok.f. Pengumuman Hasil Seleksi Dan Penetapan Calon Pendamping Kelompok 3. Pelatihan Pendamping Kelompok : Adalah merupakan wadah pembekalan awal bagi calon pendamping kelompok, difasilitasi Tim Faskab dibantu oleh FK/FT. Materi pelatihan meliputi : (a). Kondisi kesejahteraan masyarakat perdesaan; (b). Konsep dasar pemberdayaan masyarakat, (c). Peran pendamping dalam pemberdayaan masyarakat; (d). Pengelolaan mikro kredit dalam PNPM MPd; (e). Konsepsi pendampingan dan pembinaan kelompok SPP; (f). Kerangka acuan Pendamping Kelompok; (g). Konsepsi dasar kelompok SPP; (h). Teknik fasilitasi penumbuhan dan pembinaan kelompok, (i). Teknik penyadaran tentang pentingnya berkelompok, (j). Teknik Identifikasi kebutuhan pembinaan kelompok, (k). Teknik fasilitasi penumbuhan simpanan anggota, dan (l). Pengenalan dan praktek penyelenggaraan administrasi kelompok. Diakhir pelatihan, setiap Pendamping Kelompok harus menyusun RKTL yang detail berdasarkan target-target capaian yang disepakati dengan FK dan pengurus UPK.III. KERANGKA ACUAN (TOR) PENDAMPING KELOMPOKA. Kedudukan Dan Peran Pendamping Kelompok1. Pendamping Kelompok merupakan perpanjangan tangan UPK dalam pembinaan kelompok dan pengendalian pinjaman

2. Pendamping Kelompok adalah pembina kelompok, bukan juru tagih dana SPP.

3. Pendamping Kelompok berkedudukan di tingkat desa, dan membina kelompok SPP atas kesepakatan bersama UPK di desa lokasi tugasnya.4. Uraian tugas Pendamping Kelompok adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pembinaan dan penguatan organisasi, administrasi, keuangan dan kelembagaan kelompok SPP yang saat ini tidak bermasalah, b. Memfasilitasi upaya revitalisasi manajemen kelompok SPP yang bermasalah.

c. Memfasilitasi penumbuhan kelompok baru (calon peminjam dana SPP) dalam rangka memperkuat ekspansi kredit UPK.d. Melakukan penumbuhan dan pembinaan usaha kelompok, terutama usaha yang dibiayai dari pinjaman dana SPP.e. Memantau dan mengendalikan penyaluran dan pemanfaatan dana SPP yang dipinjam oleh kelompok.f. Mendorong dan melakukan penyadaran kepada pengurus dan anggota kelompok untuk membayar angsuran dana SPP sesuai jadwal.

g. Membantu UPK dalam menangani pinjaman SPP yang bermasalah.

h. Membuat laporan secara periodik setiap bulan kepada pengurus UPK, dan ditembuskan kepada FK.B. Rekruitment Dan Pengendalian Kinerja Pendamping Kelompok

1. Pendamping Kelompok direkruit oleh Pengurus UPK bersama Pengurus BKAD dan FK/FT.2. Kriteria Calon Pendamping Kelompok :

a. Warga desa setempat dan berdomisili di desa tersebut.

b. Jujur dan memiliki motivasi kerja yang baik.

c. Memiliki kredibilitas yang baik di masyarakat, khusus kelompok SPP.

d. Bersedia bekerja purna waktu.

e. Memiliki pemahaman dasar tentang pembinaan kelompok.

3. Pendamping Kelompok dikontrak oleh UPK, disetujui oleh BKAD. Kontrak kerja Pendamping Kelompok berdurasi selama setahun dan kelanjutannya disesuaikan dengan kebutuhan dan manfaat yang dihasilkan.

4. Kinerja Pendamping Kelompok akan dievaluasi secara berkala setiap tiga bulan.

5. Kendali fungsional dan supervisi terhadap pelaksanaan tugas Pendamping Kelompok menjadi tanggung jawab FK/FT.

C. Pembiayaan Pendamping Kelompok

1. Insentif Pendamping Kelompok berbasis kinerja. Alternatif cara penentuan insentif Pendamping Kelompok adalah sebagai berikut:

a. Alternatif 1 : Insentif ditentukan maksimal 15% dari total angsuran bunga dari kelompok binaannya.b. Alternatif 2 : Insentif terdiri dari :

Honorarium pokok maksimal Rp. 200.000,-/bulan.

Tambahan insentif, yang ditetapkan sebesar 5% dari total angsuran bunga yang dibayar oleh kelompok binaannya. 2. Penentuan cara perhitungan dan besaran insentif Pendamping ditetapkan berdasarkan usulan Pengurus UPK dan disetujui oleh FK.3. Insentif Pendamping Kelompok dibayar setiap bulan pada awal bulan berikutnya.4. Insentif Pendamping Kelompok akan dibebankan sebagai biaya operasional UPK.IV. KONSEP DASAR KELOMPOK SPPA. Pengertian Kelompok SPPEksistensi kelompok swadaya masyarakat (KSM) telah menjadi realitas umum di masyarakat perdesaan. Kelompok masyarakat tersebut bisa terbentuk atas inisiatif sendiri dari masyarakat, hasil pembinaan proyek/program/LSM, dan/atau atas upaya pemerintah dalam rangka memudahkan pembinaan.

Kelompok masyarakat (Pokmas) didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang bersepakat untuk menyatukan diri, saling tolong menolong dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam sudut pandang yang berbeda, Pokmas adalah wadah yang menghimpun dua orang atau lebih yang bersepakat untuk tolong menolong dan bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama.Dalam konteks kegiatan mikro kredit, kita mengenal jenis kelompok, yaitu kelompok usaha bersama, kelompok aneka usaha, kelompok simpan pinjam, dan kelompok SPP. Kelompok SPP didefinisikan sebagai kelompok swadaya masyarakat yang pengurus dan anggotanya hanya perempuan, memiliki kegiatan inti berupa mobilisasi modal swadaya melalui simpanan anggota dan memberikan pelayanan pinjaman kepada anggotanya.B. Tujuan Berkelompok Melalui Kelompok SPPSetiap orang yang terlibat dan menjadi anggota kelompok pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Kesadaran dan penghayatan tentang tujuan berkelompok adalah kunci utama dalam membangun soliditas dan solidaritas dalam kelompok.

Tujuan berkelompok bisa berupa tujuan strategis yang akan dicapai bersama dalam jangka panjang, misalnya peningkatan kesejahteraan anggota. Disamping itu, ada sejumlah manfaat jangka pendek yang akan mereka dapatkan apabila mereka berkelompok. Tujuan dan manfaat berkelompok melalui kelompok SPP, antara lain :1. Sebagai wadah untuk menggalang solidaritas, gotong royong dan tolong menolong antar anggota kelompok.

2. Menggalang kebersamaan untuk menghimpun kekuatan melalui penumbuhan keswadayaan.3. Wadah tempat tukar menukar pengalaman dan belajar bersama.4. Meningkatkan kepercayaan pihak luar.5. Meningkatkan posisi tawar ketika berhubungan dengan pihak luar.6. Mendapatkan pinjaman untuk meningkatkan kapasitas usaha anggota.7. Mempermudah pembinaan dan pengawasan kegiatanC. Prinsip-Prinsip Kelompok SPP

Sebagai kelompok swadaya masyarakat, maka pengelolaan kelompok SPP berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut : 1. Pengelolaan dilakukan atas azas : dari, oleh dan untuk anggota.

2. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

3. Keswadayaan dan kemandirian.

4. Gotong royong dan tolong menolong.

D. Elemen Elemen Dasar Kelompok SPPUntuk mempermudah proses identifikasi kebutuhan dalam rangka pembinaan kelompok, maka kelompok dapat dipilah ke dalam beberapa elemen pembentuk kelompok, sebagai berikut :1. Ikatan pemersatu antar anggota kelompok.

2. Organisasi kelompok (Kepengurusan dan Keanggotaan).

3. Keuangan dan permodalan Kelompok.

4. Administrasi kelompok.

5. Kegiatan kelompok.6. Pertemuan Kelompok.

7. Aturan kelompok.

8. Jaringan Kerja dengan pihak lain.

E. Ikatan Pemersatu Antar Anggota Kelompok SPP

Salah satu prasyarat utama untuk mewujudkan kelompok yang dinamis adalah adanya ikatan pemersatu yang dipegang teguh dan dihayati bersama oleh seluruh anggota kelompok. Ikatan pemersatu ini bisa berupa kesamaan masalah yang dihadapi dan kesamaan tujuan yang dicapai. Ikatan pemersatu dapat juga berupa kedekatan hubungan sosial (saling mengenal/berteman baik), kedekatan domisili, atau kedekatan tempat berusaha.Proses fasilitasi penumbuhan kelompok biasanya selalu diawali dengan penumbuhan kesadaran kolektif tentang adanya masalah, tantangan dan tujuan bersama. Penghayatan terhadap kepentingan bersama tersebut akan menjadi ikatan pemersatu yang dapat mendorong solidaritas dan soliditas antar anggota kelompok.F. Organisasi Kelompok SPPStruktur organisasi kelompok dapat digambarkan sebagai berikut :

Berdasarkan bagan tersebut di atas, maka organisasi organisasi kelompok SPP dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kekuasaan tertinggi dalam kelompok SPP adalah Musyawarah Anggota. Dalam musyawarah anggota tersebut diputuskan berbagai hal yang bersifat mengikat semua pihak (pengurus dan anggota).

2. Pengurus kelompok SPP terdiri dari minimal tiga orang (Ketua, Sekretaris dan Bendahara). Dimungkinkan untuk ditambahkan unit kerja lainnya sesuai kebutuhan kelompok.

3. Pengurus kelompok SPP berasal dari anggota kelompok, dipilih dan diberhentikan melalui musyawarah kelompok, serta bertanggung jawab kepada anggota kelompok melalui musyawarah kelompok.

4. Calon Pengurus Kelompok minimal memenuhi kriteria :

a. Merupakan anggota kelompok yang terdaftar secara resmi.

b. Memiliki kecakapan dalam memimpin dan menggerakan anggota kelompok.

c. Bisa membaca dan menulis.

d. Bersedia meluangkan waktu untuk menjalankan tugas-tugas pengelolaan kelompok.

e. Bersedia mematuhi aturan dan ketentuan yang disepakati dalam rapat anggota.5. Lingkup tugas dan tanggung jawab pengurus kelompok SPP adalah :

a. Membimbing dan mengendalikan anggota kelompok agar dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

b. Mendorong dan menumbuhkan keswadayaan, gotong royong dan tolong menolong antar sesama anggota kelompok.

c. Mengelola kekayaan dan kegiatan kelompok.d. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan kekayaan dan kegiatan kelompok secara periodik pada musyawarah kelompok.

e. Mengorganisir dan memimpin pertemuan kelompok.

f. Mendokumentasikan dan menyelenggarakan administrasi kelompok.

g. Mewakili kelompok dalam berhubungan dengan pihak luar.h. Khusus yang berkaitan dengan pengelolaan kegiatan SPP, maka tugas dan tanggung jawab pengurus kelompok SPP adalah :

Menyusun proposal permohonan pinjaman dana kepada UPK.

Menerima, mengadministrasikan dan menyalurkan dana SPP dari UPK.

Memonitor dan memastikan bahwa dana SPP yang diterima oleh anggota kelompok telah dimanfaatkan sesuai rencana yang tertuang dalam proposal.

Memotivasi anggota kelompok untuk membayar angsuran pinjaman SPP tepat waktu.

Melakukan penagihan angsuran pinjaman SPP kepada anggota peminjam yang menunggak.

Menyetorkan dana angsuran pinjaman dari anggota kelompok kepada pengurus UPK. Memotivasi anggota kelompok untuk membantu anggota lainnya yang mengalami kesulitan membayar angsuran dana SPP. Bersama-sama dengan anggota kelompok, menanggung kerugian kelompok akibat dari hilangnya dana SPP baik disengaja maupun tidak disengaja.

Bersama dengan anggota kelompok, membantu menalangi sementara tunggakan angsuran pinjaman dana SPP akibat dari adanya kasus penyelewengan oleh anggota maupun pengurus kelompok.6. Hak pengurus kelompok, antara lain adalah :

a. Mewakili kepentingan kelompok ketika berurusan dengan pihak luar.

b. Mengambil keputusan untuk kepentingan kelompok berdasarkan kesepakatan pertemuan kelompok.c. Menandatangani surat-surat berharga milik kelompok (rekening bank, akad pinjaman, dsb).d. Menerima insentif sesuai kemampuan keuangan kelompok.7. Kriteria Anggota kelompok SPP, antara lain :

a. Berjenis kelamin perempuan.

b. Memiliki usaha sendiri atau berminat untuk memiliki usaha.c. Berdomisili di dekat anggota kelompok lainnya.

d. Tidak sedang menjadi anggota kelompok sejenis.

e. Berkelakuan baik dan tidak bermasalah pada aspek keuangan.

f. Bersedia mentaati aturan dan kesepakatan kelompok.8. Tugas dan tanggung jawab anggota kelompok SPP, adalah :a. Menghadiri dan berpartisipasi aktif dalam pertemuan kelompok.

b. Membantu pengurus kelompok dalam mengelola kegiatan kelompok.c. Membantu anggota kelompok lain yang sedang menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan kelompok.

d. Berpartisipasi dalam mengembangkan modal kelompok melalui cara membayar simpanan sesuai kesepakatan musyawarah.

e. Khusus yang berkaitan dengan kegiatan SPP, maka tugas dan tanggung jawab anggota kelompok adalah : Menggunakan dana pinjaman SPP sesuai rencana yang tertuang dalam proposal.

Membayar angsuran pinjaman (pokok dan bunga) kepada pengurus kelompok sesuai waktu yang ditentukan.

Membantu memberikan motivasi kepada anggota lain yang lalai dalam membayar angsuran pinjaman SPP.

Bersama pengurus dan anggota lainnya, membantu anggota kelompok yang kesulitan untuk membayar angsuran pinjaman SPP.

Bersama pengurus dan anggota lainnya, menanggung kerugian kelompok akibat dari hilangnya dana SPP.

Bersama dengan pengurus dan anggota lainnya, membantu menalangi sementara tunggakan angsuran pinjaman dana SPP akibat dari adanya kasus penyelewengan oleh anggota maupun pengurus kelompok.9. Hak Anggota kelompok, antara lain adalah :

a. Memilih dan dipilih sebagai pengurus kelompok.b. Mengajukan usul, saran dan berperan aktif dalam pengambilan keputusan kelompok.

c. Meminta pertanggung jawaban pengurus melalui rapat kelompok.

d. Memperoleh layanan pinjaman modal usaha dari kelompok.

e. Memperoleh informasi yang akurat dan lengkap tentang perkembangan keuangan dan kegiatan kelompok.

f. Mendapatkan SHU sesuai ketentuan yang disepakati dalam rapat.G. Administrasi Kelompok SPPAdministrasi kelompok diartikan sebagai kegiatan untuk mencatat dan mendokumentasikan seluruh kegiatan dan transaksi dalam kelompok. Oleh karena itu, jenis administrasi yang dibutuhkan dalam kelompok SPP sangat ditentukan oleh karateristik dan jenis kegiatan yang ada dalam kelompok.

Berhubung kegiatan inti dalam kelompok SPP adalah penyelenggaraan simpan pinjam, maka administrasi utamanya adalah administrasi simpan pinjam, disamping perangkat administrasi pendukung lainnya. Secara rinci, administrasi kelompok SPP adalah sebagai berikut :

1. Administrasi keuangan :

a. Buku Kas.

b. Kartu Simpanan Anggota.

c. Kartu Pinjaman Dan Angsuran Anggota.

d. Rekening Bank (jika diperlukan).

e. Laporan Keuangan Kelompok.

2. Administrasi Non Keuangan :

a. Buku Notulen Rapat.b. Buku Daftar Anggota Kelompok.

c. Dokumen aturan kelompok.

d. Buku Tamu.H. Keuangan Dan Permodalan Kelompok SPPUntuk menunjang kegiatan kelompok SPP, maka diperlukan modal yang dihimpun dari anggota dalam bentuk simpanan. Disamping itu, modal kelompok bisa berasal dari hutang kepada pihak lain, maupun sumbangan/hibah dari pihak ketiga. Berikut ini beberapa sumber permodalan/keuangan kelompok, yaitu :1. Simpanan Pokok; yaitu simpanan yang harus disetorkan pada saat menjadi anggota. Simpanan pokok hanya disetorkan sekali selama menjadi anggota, dan baru bisa diambil kembali setelah berhenti menjadi anggota kelompok.

2. Simpanan Wajib; yaitu simpanan yang harus disetorkan oleh anggota kelompok secara periodik selama menjadi anggota kelompok. Simpanan wajib biasanya disetorkan secara periodik setiap bulan. Simpanan jenis ini baru bisa diambil kembali setelah berhenti menjadi anggota kelompok.3. Simpanan Sukarela; yaitu simpanan anggota yang tidak ditetapkan baik nilai maupun waktu setorannya. Simpanan sukarela identik dengan tabungan.4. Hutang Kepada Pihak Lain; yaitu tambahan modal yang berasal dari hutang kepada pihak lain.5. Laba ditahan; yaitu penyisihan sebagian dari SHU kelompok untuk pemupukan modal kelompok.6. Hibah dari pihak ketiga, yang bersifat tidak mengikat.

I. Kegiatan Kelompok SPPKegiatan kelompok SPP dikelola oleh pengurus dan anggota. Kegiatan pokok kelompok SPP adalah mobilisasi simpanan anggota dan pemberian pelayanan pinjaman kepada anggota. Disamping itu, pengurus kelompok berperan memantau dan membina usaha anggota yang dibiayai dari dana pinjaman kelompok.J. Pertemuan Kelompok SPPPertemuan kelompok adalah berkumpulnya anggota kelompok untuk membicarakan dan membahas berbagai permasalahan yang dihadapi oleh kelompok dan anggota. Pertemuan tersebut telah direncanakan sebelumnya dari segi agenda, waktu dan tempat pertemuan.Pertemuan kelompok harus dilakukan secara periodik (minimal sekali sebulan). Tingginya intensitas pertemuan kelompok merupakan prasyarat terbangunnya solidaritas dan soliditas antar anggota kelompok. K. Aturan Kelompok SPPAturan kelompok dapat didefinisikan sebagai ketentuan-ketentuan yang disepakati secara kolektif oleh anggota dan pengurus melalui musyawarah kelompok. Beberapa hal penting yang harus dimuat dalam aturan kelompok adalah sebagai berikut :1. Aturan tentang pembentukan, pengembangan dan pembubaran kelompok.2. Aturan tentang kepengurusan kelompok, meliputi : (a). Jumlah pengurus, (b). Kriteria pengurus, (c). Mekanisme pemilihan pengurus, (d). Tugas dan hak pengurus, (e). Masa jabatan Pengurus, (e). Pemberhentian pengurus, dsb.3. Aturan tentang keanggotaan kelompok, meliputi : (a). Kriteria anggota kelompok, (b). Prosedur penambahan anggota baru, (c). Tugas, kewajiban dan hak anggota kelompok, (d). Pemberhentian anggota kelompok, dsb.4. Aturan tentang permodalan kelompok, meliputi : (a). Sumber permodalan kelompok, (b). Jenis dan besarnya simpanan anggota, (c). Prosedur pemin-jaman dana kepada pihak lain, (d). Pemanfaatan modal kelompok, (e). Pembagian SHU, dsb.5. Aturan tentang pinjaman bergulir dalam kelompok, meliputi : (a). Kriteria anggota peminjam, (b). Jenis usaha yang dapat dibiayai, (c). Besarnya plafon pinjaman, (d). Suku bunga pinjaman, (e). Jangka waktu pinjaman, (f). Periode angsuran pinjaman, (g). Sanksi bagi anggota peminjam, dsb.L. Jaringan Kerja Dengan Pihak Lain

Kelompok SPP harus didorong dan difasilitasi agar membangun jaringan kerja dengan pihak lain. Urgensi untuk membangun jaringan kerja karena kebutuhan anggota kelompok tidak selamanya dapat dipenuhi dari mobilisasi keswadayaan dalam kelompok. Di sisi lain, sumber daya yang tersedia di luar kelompok cukup banyak, namun hanya dapat diakses melalui pengembangan jaringan kerja dengan pihak lain.V. ALUR FASILITASI PENUMBUHAN DAN PEMBINAAN KELOMPOK SPP

A. Penumbuhan Kelompok SPP.

Penumbuhan kelompok baru pada dasarnya merupakan kegiatan fasilitasi pengorganisasian masyarakat agar mereka terhimpun dalam satu kelompok. Alur fasilitasi penumbuhan kelompok baru dapat digambarkan sebagai berikut :

Uraian terperinci tentang alur penumbuhan kelompok tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :1. Sosialisasi Kepada Calon Anggota Kelompok : Adalah merupakan kegiatan untuk menjajaki kemungkinan bagi adanya minat dari ibu-ibu untuk menyatukan diri dalam kelompok. Pada tahapan sosialisasi ini, Pendamping Kelompok akan menyampaikan informasi tentang : (a). Peluang bagi perempuan untuk memperoleh layanan pinjaman untuk modal usaha melalui dana SPP; (b) Syarat-syarat dan ketentuan mengkases dana SPP; dan (c). Skema kredit SPP. Diakhir sosialisasi tersebut, Pendamping Kelompok meminta konfirmasi dari ibu-ibu/perempuan, apakah mereka berminat dan bersedia menyatukan diri dalam kelompok SPP.

2. Pembentukan Kelompok SPP : Adalah proses fasilitasi bagi dicapainya kesepakatan dan ikrar dari sekelompok perempuan untuk secara resmi mendirikan/membentuk kelompok. Proses pendirian kelompok ditandai dengan : (a). Seleksi dan penerimaan anggota kelompok; (b). Perumusan misi dan kegiatan utama kelompok; dan (c). Pemilihan pengurus kelompok.

3. Konsolidasi Pengurus Kelompok SPP : Adalah kegiatan untuk memperkuat pemahaman, keterampilan dan sikap/komitmen pengurus kelompok dalam mengelola kelompok. Proses konsolidasi ini diawali dengan pelatihan dasar bagi pengurus kelompok, dan dilanjutkan melalui pendampingan rutin oleh Pendamping Kelompok. Materi pelatihan dasar pengurus kelompok minimal meliputi : (a). Konsepsi PNPM MPd, (b). Pengelolaan kegiatan SPP dalam PNPM MPd, (c). Konsepsi pokmas dan kelompok SPP; (d). Peran, tugas dan tanggung jawab pengurus kelompok; (e). Konsepsi dan teknik fasilitasi mobilisasi simpanan anggota, (f). Pengelolaan kegiatan pinjaman (g). Jenis administrasi kelompok dan cara pengisiannya, (h). Ruang lingkup dan teknik fasilitasi perumusan awik-awik kelompok, dan (i). Penyusunan RKTL pasca pelatihan.4. Fasilitasi Penetapan Aturan Internal Kelompok : Adalah kegiatan untuk merumuskan kesepakatan internal dalam kelompok tentang berbagai aturan dan ketentuan yang akan dijalankan dan dipatuhi oleh pengurus dan anggota kelompok. Aturan internal kelompok akan mengikat seluruh pengurus dan anggota kelompok. Untuk itu, maka aturan kelompok harus dibahas dan ditetapkan melalui musyawarah kelompok. Untuk menjamin agar aturan kelompok dapat berjalan efektif, maka aturan kelompok harus dibarengi dengan adanya sanksi.5. Fasilitasi Pemupukan Simpanan Anggota : Adalah suatu rangkaian kegiatan untuk menumbuhkan dan memperkuat permodalan kelompok melalui pemupukan simpanan anggota kelompok. Ruang lingkup kegiatan ini meliputi : (a). Penyadaran kepada anggota dan pengurus kelompok tentang pentingnya simpanan anggota; (b). Membangun kesepakatan tentang jenis dan jumlah simpanan yang ada dalam kelompok, (c). Memantau dan mengendalikan ketaatan anggota dan pengurus kelompok dalam membayar simpanan; dan (d). Memfasilitasi pelaporan dan pertanggung jawaban realisasi simpanan anggota pada saat pertemuan kelompok.6. Fasilitasi Penataan Administrasi Kelompok : Adalah kegiatan membimbing pengurus kelompok untuk menyelenggarakan pencatatan dan pendokumentasian berbagai kejadian, kegiatan, transaksi dan kesepakatan yang terjadi dalam kelompok. Secara umum, tugas penyelenggaraan administrasi lebih banyak dilakukan oleh bendahara dan sekretaris kelompok, dengan pembagian tugas sebagai berikut : (a). Bendahara bertugas menyelenggarakan administrasi keuangan, seperti buku kas, kartu simpanan, kartu pinjaman dan angsuran, buku bank, dsb; (b). Sekretaris kelompok bertugas menyelenggarakan administrasi non keuangan, seperti buku daftar anggota kelompok, buku notulen rapat, buku tamu, dokumen aturan kelompok, dsb.

7. Fasilitasi Penataan Pinjaman Kepada Anggota Kelompok : Adalah kegiatan memfasilitasi pengurus kelompok untuk menyelenggarakan kegiatan pemberian pinjaman kepada anggota kelompok. Ruang lingkup kegiatan yang termasuk dalam penataan pinjaman ini adalah : (a). Pemberian kredit kepada anggota peminjam, (b). Pengendalian pemanfaatan dana yang dipinjam oleh anggota, dan (c). Pengumpulan dan penagihan angsuran pinjaman dari anggota. Penyediaan jasa layanan pinjaman kepada anggota adalah merupakan salah satu kegiatan inti dalam kelompok simpan pinjam. Dengan demikian, kinerja kegiatan pinjaman kelompok akan menjadi indikator utama perkembangan kelompok. Titik kritis tahapan ini adalah pada ketaatan anggota peminjam untuk membayar angsuran sesuai jumlah dan tepat waktu. Untuk itu, maka proses pendampingan pendamping kelompok lebih ditekankan pada memperkuat peranan pengurus kelompok dan penyadaran kepada anggota kelompok tentang kedisiplinan pembayaran angsuran pinjaman.8. Fasilitasi Pertemuan Rutin Kelompok : Adalah proses fasilitasi untuk mendorong pengurus dan anggota kelompok untuk melakukan pertemuan secara periodik minimal sebulan sekali. Pertemuan kelompok merupakan salah satu kegiatan penting, karena melalui wadah untuk : (a). Peningkatan soliditas sesama anggota kelompok, (b). Pengambilan keputusan tertinggi tentang berbagai aturan dan ketentuan kelompok, (c). mengevaluasi perkembangan keuangan dan kegiatan kelompok, (d). Penumbuhan kesadaran anggota kelompok, dan (e). Saling tukar menukar pengalaman sesama anggota.Minat anggota kelompok untuk menghadiri pertemuan kelompok sangat ditentukan oleh seberapa besar manfaat yang mereka peroleh ketika menghadiri pertemuan kelompok. Untuk itu, Pendamping Kelompok dan pengurus kelompok harus mampu menyusun agenda pertemuan yang penting dan bermanfaat.9. Pembinaan Usaha Anggota Kelompok : Adalah rangkaian kegiatan untuk memantau dan mendampingi usaha anggota, terutama usaha yang dibiayai melalui pinjaman kelompok. Pembinaan usaha ini meliputi : (a). Monitoring penggunaan dana pinjaman SPP sesuai rencana, (b). Identifikasi kebutuhan untuk pengembangan usaha, (c). Asistensi untuk pengembangan usaha, dan (d). Membantu anggota kelompok untuk memperoleh bantuan dari pihak lain.B. Pembinaan Kelompok Yang Telah Menerima Pinjaman SPP.

Alur fasilitasi pembinaan kelompok yang telah memperoleh pinjaman dana SPP adalah sebagai berikut :

Pada dasarnya rangkaian kegiatan pembinaan kelompok SPP yang sudah menerima pinjaman dana SPP tidak berbeda jauh dengan kegiatan penumbuhan dan pembinaan kelompok baru. Kegiatan penting yang harus dilakukan untuk mengawali proses pembinaan kelompok yang sudah menerima pinjaman SPP adalah :1. Inventarisasi Data Profil Kelompok SPP : Adalah suatu kegiatan untuk menghimpun data yang lengkap dan terperinci tentang keadaan dan perkem-bangan kelompok. Data yang dihimpun meliputi : (a). Kondisi kepengurusan dan keanggotaan kelompok, (b). Keuangan kelompok, (c). Administrasi kelompok, (d). Aturan kelompok, (e). Kegiatan kelompok, dan (f). Pertemuan kelompok.2. Konsolidasi Pengurus Dan Anggota Kelompok : Adalah suatu kegiatan untuk mengkonsolidasikan dan membangun komitmen anggota dan pengurus kelompok untuk meningkatkan kualitas dan perkembangan kelompok. Kegiatan ini diawali dengan pertemuan untuk membahas kondisi (kekuatan, dan kelemahan) kelompok. Hasil pembahasan tersebut ditindaklanjuti dengan kesepakatan kolektif untuk memperbaiki aspek-aspek yang masih lemah, serta menyepakati rencana tindak lanjut untuk memperbaiki kondisi kelompok. Kegiatan lanjutan adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengurus kelompok agar mereka mampu mengelola kelompok. Kegiatan ini diwadahi melalui pelatihan dasar untuk pengurus kelompok.Langkah dan tahapan berikutnya sama dengan langkah fasilitasi yang telah diatur dalam tahapan penumbuhan dan pembinaan kelompok baru.UPK

Pendamping Kelompok

Pendamping Kelompok

Desa - A

Klp SPP

Klp SPP

Klp SPP

Klp SPP

Desa - B

Klp SPP

Klp SPP

Klp SPP

Klp SPP

Jalur pembinaan kelompok

Jalur realisasi dan angsuran kredit

Keterangan :

Langkah 1.

Sosialisasi Dan Konsolidasi Pelaku

Langkah 2.

Rekruitment Pendamping Kelompok

Langkah 3.

Pelatihan Pendamping Kelompok

Langkah 4.a.

Penguatan Kelompok Yang sudah terima kredit

Langkah 4.b.

Penumbuhan Kelompok Calon Penerima Kredit

Pembinaan Kelompok pada dasarnya merupakan upaya sistimatis untuk memperbaiki kualitas elemen-elemen kelompok tersebut, sehingga memenuhi persyaratan sebagai sebuah kelompok yang mandiri

Musyawarah Anggota

Pemupukan simpanan anggota harus diintensifkan karena merupakan instrumen utama untuk mobilisasi keswadayaan kelompok dalam rangka peningkatan pelayanan pinjaman kepada anggota.

Ketua

Anggota

Sekretaris

Bendahara

Anggota

Anggota

Anggota

Sosialisasi Kepada Calon Anggota Kelompok

Fasilitasi Pembentukan Kelompok

Konsolidasi Pengurus Kelompok

Penyadaran dan Penetapan Aturan Internal Kelompok

Fasilitasi Pemupukan Simpanan Anggota

Fasilitasi Penataan Pinjaman Anggota

Fasilitasi Penataan Administrasi Kelompok

Fasilitasi Pertemuan Rutin Kelompok

Pembinaan Usaha Anggota Kelompok

Fasilitasi Pertemuan Rutin Kelompok

Fasilitasi Penataan Administrasi Kelompok

Fasilitasi Penataan Pinjaman Anggota

Fasilitasi Pemupukan Simpanan Anggota

Penyadaran dan Penetapan Aturan Internal Kelompok

Konsolidasi Pengurus Dan Anggota Kelompok

Pembinaan Usaha Anggota Kelompok

Inventarisasi Kondisi Kelompok

Panduan Pembinaan Kelompok SPP

Halaman 8