2. konduktometerLILA

8
I. TUJUAN 1. Untuk mengetahui hantaran dari suatu larutan. 2. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan konduktometer II. TEORI DASAR Apabila didalam larutan terdapat garam-garam anorganik yang terlarut maka akan terbentuk ion positif dan ion negatif. Ion positif dan ion negatif akan bergerak menuju elektroda menghasilkan hantaran (conductance). Hantaran disimbolkan dengan huruf “l” adalah kebalikan dari hambatan (resistence) disombolkan dengan “R” sehingga L = R 1 Satuan-satuan dari hantaran adalah: L = Ohm 1 Pada hambatan ada istilah hambatan jenis (specific resistance) maka begitu pula pada hantaran ada istilah hantaran jenis atau specific conductance. Hantaran jenis suatu larutan berbanding luirus dengan panjang hantaran dan berbanding terbalik dengan penampang penghantar. R = ρ A l R 1 . A L = 1 X A L = k A

description

konduktometer

Transcript of 2. konduktometerLILA

Page 1: 2. konduktometerLILA

I. TUJUAN

1. Untuk mengetahui hantaran dari suatu larutan.

2. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan konduktometer

II. TEORI DASAR

Apabila didalam larutan terdapat garam-garam anorganik yang terlarut maka

akan terbentuk ion positif dan ion negatif. Ion positif dan ion negatif akan

bergerak menuju elektroda menghasilkan hantaran (conductance). Hantaran

disimbolkan dengan huruf “l” adalah kebalikan dari hambatan (resistence)

disombolkan dengan “R” sehingga

L = R

1

Satuan-satuan dari hantaran adalah:

L = Ohm

1

Pada hambatan ada istilah hambatan jenis (specific resistance) maka begitu

pula pada hantaran ada istilah hantaran jenis atau specific conductance.

Hantaran jenis suatu larutan berbanding luirus dengan panjang hantaran dan

berbanding terbalik dengan penampang penghantar.

R = ρ A

l

R

1.

A

L = 1

X A

L = k A

K = A

L .

Keterangan :

K = hantaran jenis Ρ = hambatan jenis

L = hantaran L = panjang hantaran (cm)

A = penempang penghantar (cm2)

Satuan hantaran jenis: S/cm

Satuan hantaran dan hantaran jeenis terkecil dinyatakan dalam satuan ms (mili

siemen) dan µs (mikro siemen) untuk hantaran serta mS/cm dan µS/cm untuk

hantaran jenis.

Page 2: 2. konduktometerLILA

1 mS = 103µS.

Conductivitymeter adalah suatu peralatan yang digunakan untuk hantaran

ataupun hantaran jenis suatu larutan yang mengandung senyawa-senyawa

anorganik yang terlarut. Didasarkan atas penggerakan ion positif dan ion negatif

ke elektroda.

Semakin banyak garam-garan anorganik yang terlarut didalam larutan maka

semakin besar pula hantaran larutan. Sehingga di samping condictivitymeter ada

pula peralatan dengan prinsip kerja sama yang disebut dengan TDS meter.

TDS = Total Dissolved Solid (total zat padat terlarut).

Peralatan conductivitymeter

Komponen-komponen utama dari peralatan conductivitymeter terdiri dari:

1. Sumber sinar

Sumber arus yang digunakan adalah arus bolak balik (AC) dengan

frekuensi tinggi 600-1000 Hz. Untuk mendapatkan arus bolak balik

frekuensi tinggi digunakan alat osilator. Arus dengan frekuensi tinggi

bertujuan untuk mencegah jangan sampai terjadi peristiwa elektrolisa.

2. Jembatan wheatstone

Jembatan wheatstone yang digunakan adalah system nol, dimana salah

satu tahanan diketahui besarnya. Apabila tahanan larutan diperoleh maka

hantaran larutan juga akan diperoleh.

Rx. RDC = Rs . RAD

Rx = RAD x Rs

RDC

Keterangan :

Rx = hambatan larutan

Rs = hambatan satandar

Bila Rx diperoleh maka dip[eroleh pula hantaran larutan (Lx)

Lx = Rx

1

Page 3: 2. konduktometerLILA

3. Sel hantaran

Sel hantaran dibuat dari platina (Pt) yang panjang dan penampangnya

konstan

Prinsip kerja:

Sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada

dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan

listrik larutan. Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik

larutan.

Kegunaan conductivitymeter

Digunakan untuk menentukan hantaran larutan terutama hantaran air, khusus

untuk air minum disyaratkan hantaran maiksimal250 µS. conductovitymeter dapat

juga digunakan untuk menetukan TDS.

III. PROSEDUR KERJA

1. Alat yang digunakan

Konduktometer

Gelas piala

Labu ukur

Pipet gondok

Pipet takar

Batang pengaduk

Buret

Satandar dan Klem

2. Bahan yang digunakan

Aquades

NaOH 0,5 N

HCl 0,5 N

Page 4: 2. konduktometerLILA

3. Cara kerja

a. Semua alat dicuci dan dikeringkan.

b. Dihidupkan alat konduktometer.

c. Dibuat larutan NaOH 0,1 N dan HCl 0,1 N.

d. Lalu dipipet 10 mL larutan HCl 0,1 N dan diencerkan sampai 80 mL.

e. Setelah itu dititrasi NaOH 0,1 N.dengan penambahan 1 mL.

f. Diukur hantarannya dengan konduktometer tiap penambahan 1 mL

g. Dilakukan hal tersebut sampai terjadi penurunan nilai DHL dan setelah itu

terjadi lagi kenaikan nilai DHL.

IV. DATA

Titrasi larutan standar HCL 0,1 N Titrasi Larutan Cx dengan NaOH 0,1 N dengan NaOH 0,1 N

V titrasi (mL) DHL (mS) V titrasi (mL) DHL (mS)

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

0

30,3

27,1

25,2

22,6

20,8

18,4

16,2

14,3

11,3

9,1

8,1

10,1

11,5

12,9

14,1

15,4

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0

13,2

10,6

8,4

5,9

4,2

5,6

7,1

8,8

10,2

11,1

Page 5: 2. konduktometerLILA

V. PERHITUNGAN

Titrasi larutan standar HCl dengan NaOH

N HCl = 0,1 N

V HCl = 10 mL

V NaOH = 11 mL

N NaOH = VNaOH

HClNV ).(

=

= 0,09 N

Titrasi larutan Cx (HCl) dengan NaOH

N NaOH = 0,09 N

V NaOH = 5 mL

N HCl = 0,1 N

V HCl = NHCl

NaOHNV ).(

=

= 4,5 mL

Page 6: 2. konduktometerLILA

VI. PEMBAHASAN

Paa kegiatan praktikum Konduktometri asam kuat yang dititrasi dengan

basa kuat dan diukur daya hantar listriknya dengan alat konduktometer yang

bertujuan untuk menentukan titik ekuivalen dari daya hantar listrik suatu larutan.

Pada saat penambahan basa kuat yaitu NaOH, setiap penambahan 1 mL

menghasilkan daya hantar listrik atau DHL yang berbeda-beda yang ditunjukkan

oleh alat konduktometer.

VII. KESIMPULAN

Dari praktikum yang dilakukan yang berjudul “Konduktometri” maka

didapatkan hasil sebagai berikut :

Konsentrasi tepat NaOH adalah 0,09 N

Volume larutan contoh atau Cx adalah 4,5 mL

DAFTAR PUSTAKA

Darmawangsa. Z. A. 1986. Penuntun Paraktikum Analisis Instrumen.

(dasar-dasar dan Penggunaan). CV Graguna Jakarta. Jakarta.

S.M. Kophlior. 1984. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas

Indonesia. Jakarta.

Pujaatma ph. D. “Kimia Universitas”. Jilid II Erlangga. Jakarta

Cx= 4,5 mL

Cx= 4,5 mL