2 Keracunan Baterai Alkali
-
Upload
alfiandiandhy -
Category
Documents
-
view
219 -
download
6
description
Transcript of 2 Keracunan Baterai Alkali
FITRIA NINGSIH (F1F1 12 063)
ISRA SULLASMI (F1F1 12 080)
STUDI KASUS: TOKSISITAS KONSUMSI BATERAI ALKALINE
Sejarah
Seorang anak perempuan berusia 16-bulan di ke fasilitas darurat sebagai peringatan,
iritasi, takipnea anak. Tanda-tanda vital termasuk suhu, 102,2oF; pulsa, 172 denyut / menit;
respirasi, 52 / min; dan tekanan darah, 118/80 mmHg. Dia diperkirakan 10% dehidrasi.
Sebelum masuk, ia mengalami episode muntah dan mengalami demam. Tidak sampai ia
menjadi semakin marah dan dikembangkan distensi abdomen dan takipnea bahwa dia dibawa ke
rumah sakit.
Selama pemeriksaan, film rontgen dada menunjukkan benda asing radiopak putaran
bersarang di daerah dada bagian atas. Pada saat ini, orang tua ingat bahwa baterai alkaline untuk
lampiran flash kamera mereka telah hilang selama sekitar 3 hari. tidak ada informasi lain
keluarga bisa memberikan. Hasil laboratorium yang semua dalam batas-batas fisiologis normal.
Pengobatan dimulai dengan torakostomi, yang mengakibatkan menghapus sekitar 100
mL cairan berwarna seperti jerami dicampur dengan hitam partikulat. Setelah esophagoscopy,
sebuah pengukur baterai kamera alkaline datar sekitar 22 mm 5 mm diperoleh kembali. Ada
ditandai perubahan warna hitam dan nekrosis esofagus sekitarnya. Hal ini dirasakan bahwa
kerongkongan mungkin berlubang.
Korban diberi klindamisin hidroklorida secara intravena, dan penggantian cairan. Dia
tetap stabil setelah operasi, namun kemudian dibawa kembali keruang operasi setelah
mediastinum dikeringkan dan penyisipan gasteostomy makan.
Sekitas 2 jam kemudian dia meninggal karena penahanan kardiopulmonary. Sejumlah
darah telah dikeluarkan dari perutnya selama upaya resusitasi.
Pemeriksaan postmortem mengungkapkan bahwa kematian terjadi karena pendarahan
oleh perforasi. Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan nekrosis liquefaktif (menjadi bentuk
cairan) yang diperpanjang melalui mukosa dan submukosa lapisan kerongkongan (lihat ref. 44)
Diskusi :
1. Titik utama yang beredar sehubungan dengan kasus ini adalah bahwa suatu objek,
tentang ketebalan tiga perempat ditumpuk ditelan dan menyebabkan kematian, bukan dari
sesak nafas tapi dari perforasi esophagus. Menurut anda, mengapa objek tersebut menjadi
bersarang di kerongkongan, dan tidak masuk keperut.
2. Diperkirakan bahwa baterai mengandung larutan kalium hidroksida 46 %, yaitu di urutan
8N KOH. Jelaskan jenis cedera korosif yang terjadi dengan zat kaustik sebesar ini.
Jawab :
1. Objek ini bersarang di kerongkongan dan tidak masuk ke perut berhubungan dengan
ukuran benda (22 mm x 5 mm). Dalam kasus ini dikatakan bahwa benda yang ditelan
memiliki ketebalan ¾ dimana jika yang dimaksud ¾ dari panjang benda maka ketebalan
benda tersebut yaitu 16,5 mm. Untuk benda setebal ini dengan panjang 22 mm sangat
mungkin untuk sukar ditelan terlebih lagi oleh anak-anak. Kasus ini juga berhubungan
dengan kemampuan pasien untuk menelan. Berdasarkan sejarah yang diberikan, anak ini
bersifat mudah marah. Indonesian Children (2009) menyebutkan bahwa lekas marah
dapat menyebabkan gangguan kemampuan menelan pada anak.
Indonesian Children, 2009, Gangguan Mengunyah dan Menelan pada Anak,
http://mypickyeaters.wordpress.com, diakses tanggal 21 Oktober 2014.
2. Cedar korosif atau racun korosif adalah racun yang bersifat merusak atau menghancurkan
jaringan tubuh sampai mencapai tingkatan dimana reaksi lokal menimbulkan gambaran
klinik dengan lesi yang menonjol. Kerusakan jaringan yang disebabkan zat kaustik
tergantung dari konsentrasi, jenis zat dan lamanya kontak dengan jaringan tubuh.
Jenis cedera korosif akibat zat kaustik (kalium hidroksida 46 %) berdasarkan
pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan luar :
Terdapat tanda-tanda korosi
Warna luka bakar mula-mula abu-abu lalu dengan cepat berubah menjadi warna
coklat atau hitam dan kemudian akan menjadi keras seperti perkamen
2. Pemeriksaan dalam :
Pada traktus digestifus,mulai dari mulut sampai lambung dapat ditemukan reaksi
peradangan yang hebat, edema disertai perdarahan interstitial yang hebat
Mukosa atau seluruh dinding lambung menebal. Perforasi lambung sering terjadi
dan menimbulkan komplikasi chemical peritonitis. Terhadap tanda-tanda korosi
pada usus halus karena asam tersebut dapat menetes pada usus halus setelah
lambung mengalami perforasi
Hati dan ginjal mengalami perubahan perlemakan bila sempat penderita betahan
hidup lama
Darah beku bias ditemukan dalam pembuluh darah.
Sumber : Sekiann, Keracunan Zat Korosif Kompilasi, Scribd.