2. Kelainan Telinga&OMA

26
Indera Pendengaran KELAINAN-KELAINAN PADA TELINGA

Transcript of 2. Kelainan Telinga&OMA

Indera Pendengaran

KELAINAN-KELAINAN PADA TELINGA

Telinga bagian luar 1.    Daun telinga / Aurikula

a.    Kelainan bawaan : Mikroti ( Telinga Kecil ) Makroti ( Telinga Besar ) Aplasia (daun telinga tidak terbentuk)

b.    Radang        * Pada kulit dermatitis * Pada tulang Rawan Kondritis * Bila tulang rawan rusak kemudian sembuh

berbentuk seperti bunga kobis ( Cauli Flower) c.     Tumor / benjolan

Bila terjadi jaringan ikat yang berlebihan yang berlekuk pada daun telinga bagian bawah (bagian lobulus) Keloid

Liang telinga a.    Bawaan : Atresia lobang telingab.    Serumen : dihasilkan oleh kelenjar serumen

(pada daerah tulang rawan), normalnya akan keluar sendiri / dibersihkan, bila jum;ahnya berlebihan keras dan menyumbat (serumen Obsturan) Impaksi Serumen Faktor yang menyebabkan serumen terkumpul dan mengeras di liang telinga :

Dermatitis kronis Liang telinga sempit Produksi serumen banyak dan kental Benda asing di liang telinga Eksostosis liang telinga Serumen terdorong

Penatalaksanaan : Serumen lembek aplikator Serumen yang keras alat pengait Serumen yang lembek dan dalam

irigasi liang telinga riwayat perforasi (-), tdk ada ggn keseimbngan.

Serumen yang keras membatu dilembekkan dg cairan karbogliserin 10% selama 3 hari dikait dengan aplikator atau diirigasi

c.     Radang -   Otitis Eksterna Sirkumskripa (OES) /

Furunkel disebabkan oleh kuman streptokoken yang masuk karena adanya luka korekan / garukan.

-   Otitis Eksterna Difusa / merata (OED) disebabkan karena alergi atau bermula dari dermatitis seboroika, sering terjadi pada penderita DM berat.

OTITIS EKSTERNA

D. Benda asing (Korpus Alineum) Barang yang masuk keliang telinga : biji-

bijian, mainan, kapas, serangga, dll Keluhan : rasa tersumbat, pendengaran terganggu, nyeri.

Penatalaksanaan dijepit, dikait, diisap, disemprot. Perhatikan : jgn sampai terdorong ke dalam edema mempersulit. Bila binatang dimatikan dulu dengan ditetesi rivanol 10 menit.

E. Trauma

Biasanya terjadi karena KLL atau pukulan.

Manifestasinya : hematoma, luka pada kulit, rusaknya tulang pendengaran,

rusak membran timpani.

F. Penulangan / Otoskerosis / otospongiosis : pertumbuhan jaringan tulang yang berlebihan. Biasanya pada membran timpani dan sekitarnya.

Telinga bagian tengah a.    Otitis Media Sekretoria / Otitis Media

dengan Efusi (OME) keadaan telinga berisi cairan (tanpa peradangan) karena disfungsi tuba Eusthacius biasanya karena alergi atau infeksi ringan.

b.    Otitis Media Akuta (OMA) peradangan oleh bakteri.

 c. Otitis Media Perforata Kronik (OMP-kronik / OMK) akibat dari OMA yang kadaluarsa / dibiarkan, atau pengobatan OMA yang tidak sempurna.

Telinga bagian dalam a.  Mastoiditis : peradangan tulang / rongga

mastoidues oleh karena timbunan nanah ( eksudat) tidak bisa keluar, maka tertimbun dan menekan dan merusak tulang /rongga mastoid. Mastoidektomi. 

b.    Labirintitis : Radang alat keseimbangan. * Labirintitis Sirkum Skripta yang

terkena Kanalis semi serkuler.* Labirintitis difusa menyeluruh

c. Sindroma Menieres. : Penyakit yang diperkirakan oleh karena spasme yang hilang timbul ( inter miten) pada arteri yang mensuplai telingan dalam.

Cara pemeriksaan telinga

I.  Konsep Medis. A.Pengertian

Otitis Media Akut adalah Infeksi akut Telinga tengah.

B. Etiologi Kuman penyebab utama adalah bakteri piogenik.

Seperti : Streptokokus hemolitikus, stapilokokus aerous, pneumokokus, hemofilus influenza, escheria colli, steptococus anhemolitikus, proteos vulgaris pseudomonas aurugenosa.

Hemofillus Inlfuenza sering ditemukan pada anak usia dibawah lima tahun.

Patofisiologis Telinga tengah biasanya steril, meskipun terdapat mikroba

di nasofaring dan faring. Secara fisiologik terdapat mekanisme pencegahan masuknya mikroba kedalam telinga tengah oleh sillia mukosa tuba Eustachius, Enzim dan Antibodi.

  Otitis Media akut terjadi karena faktor pertahanan tubuh ini

terganggu, Sumbatan tuba Eustachius merupakan faktor penyebab utama dari Otitis media. Karena fungsi tuba eusthacius terganggu , pencegahan invasi kuman ke telingan tengah juga terganggu, sehingga kuman masuk kedalam telinga tengah dan terjadi peradangan.

Pencetus lain OMA adalah infeksi saluran pernafasan atas. Pada anak semakin sering anak terserang ISPA, makin besar kemungkinan terserang OMA. Pada bayi akan lebih mudah karena terserang OMA oleh karena Tuba Eusthaciusnya lebih pendek, lebar dan agak horisontal letaknya

Tuba Eustacius

Stadium OMA 1. Stadium Oklusi tuba eusthacius        Tampak Retraksi pada membran timpani        Membran timpani berwarna keruh/pucat        Efusi mungkin sudah terjadi, tapi sulit

dideteksi

2. Stadium heperemisis (Stadium Presupurasi)        Tampak pembuluh darah yang melebar        Hiperemisis        Edema        Sekret bersifat eksudat sukar terlihat

 

Otitis Media

3 3. Stadium Supurasi        Edema yang hebat        Eksudat yang purulen        Membran timpani

menonjol ( Bulging) ke arah MAE.

       Pasien tampak sakit        Mengeluh nyeri hebat        Nadi dan suhu

meningkat        Gelisah        Bila tidak dilakukan

miringotomi membran timpani ruptur nanah keluar perforasi sulit untuk menutup kembali

4. Stadium Perforasi        Terjadi ruptur

nanah keluar ke liang telinga luar dan berbau.

       Pasien menjadi tenang tidur nyenyak

       Suhu tubuh turun 5. Stadium Resolusi        Bila membran

timpani utuh akan kembali normal

       OMA OMSK bila perforasi dan sekret keluar terus menerus.

OMA timbul squele berupa OMS bila sekret menetap di kavum timpani tanpa terjadi perforasi.

Gejala KlinikTergantung stadium dan umur pasien.

      Nyeri dalam telinga        Suhu tubuh tinggi (pada stadium supurasi)        Ada riwayat batuk pilek sebelumnya        Pendengaran berkurang        Rasa penuh ditelinga.        Gelisah dan sukar tidur (anak)        Kadang diare        Kadang kejang        Tampak memegang telinga yang sakit

(anak)        Keluar sekret dari liang telinga (stadium

perforasi)

TerapiTergantung pada stadium penyakitnya :

       Stadium Oklusi : - Tetes hidung HCL efedrin 0,5 % (anak), 1% (dewasa) untuk membuka tuba Eusthacius, Antibiotik untuk sumber infeksi.

       Stadium presupurasi : Antibiotik, tetes hidung dan analgetik, bila membran timpani hiperemisis difus dianjurkan miringotomi

       Stadium Supurasi : Antibiotik dan idealnya miringotomi (bila membran timpani masih utuh)

       Stadium Perforasi : cuci telinga dengan H2O2 3% selama 3- 5 hari. Biasanya sekret akan hialng dan perforasi akan menutupkembali dalam 7-10 hari.

       Stadium Resolusi : bila masih edema dan sekret masih keluar, antibiotik diberikan s/d 3 mgg, bila 3 mgg

masik keluar sekret kemungkinan mastoiditis, Bila perforasi menetap, dan sekret masih keluar terus

dalam satu setengah s/d dua bln OMK

MIRINGOTOMI adalah tindakan insisi pada pars tensa

membran timpani, agar terjadi draenase sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar. Daerah insisi kuadran posterior inferior.

Alat yang digunakan : -  Lampu kepala yang terang -  Corong telinga sesuai ukurang liang

telinga. -  Pisau Parasintesis ukuran kecil dan steril. -  Nierbeken -Tissu

Istilah Miringotomi dan Parasintesis.

Komplikasi yang mungkin terjadi pada Miringotomi adalah perdarahan, dislokasi tulang pendengaran, trauma nervus fasialis. Untuk itu dianjurkan dengan narkosis umum dan mikroskop biaya mahal.

Membran Tympani

Komplikasi OMA

   Mastoiditis    Meningitis    Abses otak OMK

Konsep Keperawatan A.Pengkajian Data dasar 1. Riwayat / faktor penyebab : -     Kehilangan pendengaran -     Nyeri telinga -     Umur penderita -     Riwayat batuk pilek lebih dari 2

mgg.- Vertigo

Pemeriksaan fisik -     kelainan

pada membran timpani

-     demam tinggi- sekret yang

keluar dari liang telinga

Pemeriks penunjang- Laborat darah rutin- Tes pendengaran- Tes keseimbangan

Masalah Keperawatan yang mungkin muncul 1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri 2. Potensial ruptur membran

timpani 3. Gangguan sensori pendengaran 4. Cemas 5. Kurang pengetahuan 6. Isolasi sosial