2 Isi Referat Dn Kasus

30
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat akses informasi yang beredar seolah tak terbendung. Masyarakat semakin cerdas dalam menentukan pilihan, yang salah satunya adalah pilihan dalam urusan kesehatan. Dengan akses informasi yang tak terbatas inilah, masyarakat semakin diperdalam pengetahuannya dalam bidang kesehatan, terutama mengenai hak hak yang wajib mereka dapat dan bahkan mengenai penyakit yang mereka derita. 4 Seorang dokter yang baik tentu harus memperhatikan hal tersebut, agar bisa mengimbangi pasien yang datang untuk berobat padanya. Penerapan kaidah bioetika merupakan sebuah keharusan bagi seorang dokter yang berkecimpung didalam dunia medis, karena kaidah bioetika adalah sebuah panduan dasar dan standar, tentang bagaimana seorang

Transcript of 2 Isi Referat Dn Kasus

20

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar belakangKemajuan teknologi yang semakin pesat membuat akses informasi yang beredar seolah tak terbendung. Masyarakat semakin cerdas dalam menentukan pilihan, yang salah satunya adalah pilihan dalam urusan kesehatan. Dengan akses informasi yang tak terbatas inilah, masyarakat semakin diperdalam pengetahuannya dalam bidang kesehatan, terutama mengenai hak hak yang wajib mereka dapat dan bahkan mengenai penyakit yang mereka derita.4Seorang dokter yang baik tentu harus memperhatikan hal tersebut, agar bisa mengimbangi pasien yang datang untuk berobat padanya.Penerapan kaidah bioetika merupakan sebuah keharusan bagi seorang dokter yang berkecimpung didalam dunia medis, karena kaidah bioetika adalah sebuah panduan dasar dan standar, tentang bagaimana seorang dokter harus bersikap atau bertindak terhadap suatu persoalan atau kasus yang dihadapi oleh pasiennya. 4Kaidah bioetika harus dipegang teguh oleh seorang dokter dalam proses pengobatan pasien, sampai pada tahap pasien tersebut tidak mempunyai ikatan lagi dengan dokter yang bersangkutan.

11.2Rumusan MasalahBerdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan bioetik medic .?2. Dan dapat menjelaskan suatu kasus yang berkaitan dengan bioetika dalam pelayanan medic.?

1.3Tujuan PenulisanSelain syarat ketentuan kelulusan dalam bidang SMF ilmu Forensik, Tujuan penulisan makalah ini adalah agar Koass Fakultas Kedokteran UNIMAL, penulis khususnya dan teman-teman koass umumnya dapat memahami dengan sungguh dan mampu menerapkan kaidah bioetik seperti Beneficence, Non - Malficence, Autonomy dan Justice apabila sudah terjun ke dunia kerja yang sebenarnya.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1Defenisi BioetikaSepanjang perjalanan sejarah dunia Kedokteran, banyak defenisi dan paham mengenai bioetika yang dilontarkan oleh para ahli etika dari berbagai belahan dunia. Pendapat pendapat ini dibuat untuk merumuskan suatu pemahaman bersama tentang apa itu bioetika.4Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan.1, 2

3Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya masalah pada masa yang akan datang.1, 2

2.2Pembahasan MasalahKaidah bioetika merupakah sebuah hukum mutlak bagi seorang dokter. Seorang dokter wajib mengamalkan prinsip prinsip yang ada dalam kaidah tersebut, tetapi pada beberapa kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Kondisi seperti ini disebut Prima Facie. Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat, menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada 4 kaidah dasar moral yang sering juga disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika, yaitu:1 Beneficence Non - Maleficence Justice Autonomi2.2.1BeneficenceDalam arti bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia, dokter tersebut harus berusaha maksimal agar pasiennya tetap dalam kondisi sehat. Perlakuan terbaik kepada pasien merupakan poin utama dalam kaidah ini. Kaidah beneficence menegaskan peran dokter untuk menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk. Prinsip prinsip yang terkandung didalam kaidah ini adalah;1, 2 Mengutamakan Alturisme yaitu menolong tampa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya menguntungkan seorang dokter Tidak ada pembatasan goal based Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan suatu keburukannya Paternalisme bertanggung jawab/kasih sayang Menjamin kehidupan baik-minimal manusia Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang orang lain inginkan Memberi suatu resep berkhasiat namun murah Mengembangkan profesi secara terus menerus Minimalisasi akibat buruk.2.2.2Non MalficenceNon-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi pasien yang dirawat atau diobati olehnya. Pernyataan kuno Fist, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti. Non-malficence mempunyai ciri-ciri:1 Menolong pasien emergensi Mengobati pasien yang luka Tidak membunuh pasien Tidak memandang pasien sebagai objek Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien Melindungi pasien dari serangan Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter Tidak membahayakan pasien karena kelalaian Menghindari misrepresentasi Memberikan semangat hidup Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan atau rumah sakitan yang merugikan pihak pasien dan keluarganya.2.2.3AutonomiDalam kaidah ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak manusia. Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomi bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri. Kaidah Autonomi mempunyai prinsip prinsip sebagai berikut :1 Menghargai hak menentukan nasib sendiri Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan Berterus terang menghargai privasi Menjaga rahasia pasien Menghargai rasionalitas pasien Melaksanakan Informed Consent Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikann pasien Mejaga hubungan atau kontrak2.2.4JusticeKeadilan atau Justice adalah suatu prinsip dimana seorang dokter wajib memberikan perlakuan sama rata serta adil untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak boleh mengubah sikap dan pelayanan dokter terhadap pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri :1 Memberlakukan segala sesuatu secara universal Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama Menghargai hak sehat pasien Menghargai hak hukum pasien Menghargai hak orang lain Menjaga kelompok rentan Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar SARA, status social, dan sebagainya Tidak melakukan penyalahgunaan Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian secara adil Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah atau tepat Menghormati hak populasi yang sama sama rentan penyakit atau gangguan kesehatan Bijak dalam makroalokasi2.3 Kewajiban dan Hak Dokter Serta PasienSemua hak melahirkan kewajiban, demikian pula sebaliknya. Hak memberi kenikmatan dan keleluasaan kepada individu di dalam melaksanakannya. Sedangkan kewajiban adalah pembatasan dan beban. Hak di dalam pengertian umum yaitu tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas. Hak dan kewajiban sendiri merupakan kewenangan yang diberikan kepada seseorang oleh hukum. Letak perbedaan yang mendasar antara hak dan kewajiban serta hukum adalah hak dan kewajiban bersifat individual atau melekat pada individu. Hubungan dokter-pasien merupakan hubungan antar sesama manusia. Oleh karena itu mungkin saja terjadi perselisihan antara dokter-pasien. Sehingga perlu dibina hubungan dokter dan pasien. Pada prinsipnya hubungan dokter dan pasien dapat dibina bila masing-masing antar dokter dan pasien menjalankan hak dan kewajiban antara mereka sendiri.

Adapun kewajiban dokter antara lain:31. Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah kedokteran.2. Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran tertinggi.3. Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi.4. Setiap dokter wajib melindungi hak insani.5. Dalam melakukan pekerjaannya, seorang dokter harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenarnya.6. Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan menggunakan segala ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan penderita.7. Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang penderita, bahkan setelah penderita meninggal dunia.8. Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.Sedangkan hak dokter antara lain: 31. Melakukan praktik dokter setelah memperoleh surat izin dokter dan surat izin praktik.2. Memperoleh informasi yang benar dan lengkap dari pasiennya tentang penyakitnya.3. Bekerja sesuai standar profesi.4. Menolak melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan etika, hukum, agama, dan hati nuraninya.5. Mengakhiri hubungan dengan pasiennya, jika menurut penilaiannya kerja sama dengan pasiennya tidak ada gunanya lagi kecuali dalam keadaan gawat darurat.6. Hak atas privasi dokter.7. Mengeluarkan surat-surat keterangan dokter.8. Menerima imbalan jasa.Selain dokter, pasien pun memiliki kewajiban dan hak sendiri. Kewajibannya antara lain:31. Memeriksakan diri sedini mungkin kepada dokter.2. Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang penyakitnya.3. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter.4. Menandatangani surat-surat Persetujuan Tindakan Medis atau Informed Consent (IC), surat jaminan dirawat di rumah sakit.5. Yakin pada dokternya dan yakin akan sembuh.6. Melunasi biaya perawatan di rumah sakit, biaya pengobatan serta honorarium dokter.Adapun hak pasien antara lain:31. Hak untuk hidup, hak atas tubuhnya sendiri dan hak untuk meninggal secara wajar.2. Memperoleh pelayanan kedokteran dan keperawatan secara manusiawi sesuai dengan standar profesi baik kedokteran maupun keperawatan.3. Menolak prosedur diagnosis dan terapi yang direncanakan.4. Memperoleh penjelasan tentang riset kedokteran dan keperawatan yang akan diikutinya.5. Menolak atau menerima keikutsertaannya dalam riset kesehatan dan kedokteran.6. Dirujuk kepada dokter spesialis bila diperlukan.7. Kerahasiaan dan rekam mediknya atas hal pribadi.8. Memperoleh penjelasan tentang peraturan rumah sakit.9. Berhubungan dengan keluarga, penasihat rohani, dan lain-lain.10. Memperoleh perincian biaya.

2.4 Contoh Kasus Bioetika Dalam Pelayanan Medik

Kasus IDokter H bertugas di desa terpencil yang sangat jauh dari kota. Ia bertugas di sebuah Puskesmas yang hanya ditemani oleh seorang mantri. Dokter H bertugas dari pagi sampai sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan ia harus mengobati pasien dimalam hari. Suatu hari ada 5 orang pasien yang sudah mengantri. Seorang Ibu yang datang dengan keluhan demam 2 hari lalu disertai batuk dan pilek mendapat giliran pertama untuk diperiksa oleh Dokter H. Setelah memeriksa pasien tersebut, Dokter H memberikan beberapa macam obat dan vitamin serta nasehat agar istirahat cukup.

Prinsip bioetik yang terkandung dalam kasus ini adalah:1. Beneficence Mengutamakan Altruisme (menolong tanpa pamrih) : bersedia bekerja di desa terpecil dan melayanani masyarakat disana hingga malam hari. Memandang pasien tidak hanya sejauh menguntungkan dokter : memberikan obat dan vitamin yang tidak berlebihan karena ia merasa beberapa macam obat saja sudah cukup untuk menyembuhkan pasien. Ia tidak mengambil keuntungan dari menjual obat. Paternalisme bertanggung jawab atau berkasih sayang: melayani si Ibu yang sudah datang mengantri ke tempatnya bekerja. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan : ia tidak hanya memberikan obat, tapi juga vitamin dan bahkan memberi nasehat agar si ibu beristirahat dengan cukup. Kewajiban menolong pasien gawat darurat : siap melayani masyarakat yang sakit dari pagi hingga malam hari.

2. Justice Menghargai hak sehat pasien (affordebillity, equality, accesibillity, availabillity, quality) : melayani si Ibu dengan baik. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien : tidak memberikan perlakuan dan obat-obatan yang bermacam-macam.

Kasus IISeorang anak balita tampak lemah digendong oleh ibunya. Ibunya mengatakan bahwa anak tersebut sudah 2 hari buang air besar. Setelah memeriksa si anak, Dokter H menyarankan agar anak tersebut di rawat di rumah sakit. Akan tetapi karena masalah biaya, si ibu menolak. Akhirnya Dokter H memberikan obat dan ORALIT, serta berencana untuk mampir ke rumah si ibu untuk melihat keadaan anaknya setelah pulang bekerja.

Prinsip bioetik yang terkandung dalam kasus ini:1. Beneficence Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibanding dengan keburukannya : memberi rujukan ke Rumah Sakit karena hal itu dirasa lebih perlu. Paternalisme bertanggung jawab atau berkasih sayang : melayani pasien yang sudah mengantri dan juga berencana mengontrol anak si ibu setelah pulang bekerja. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan atau preferensi pasien : tidak hanya memberi obat dan ORALIT, tapi juga berencana mengontrol anak si ibu setelah pulang bekerja. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan : menghargai keputusan si ibu yang tidak membawa anaknya ke rumah sakit. Memberikan obat berkhasiat namun murah : pemberian ORALIT

2. Autonomy Menghargai hak menentukan nasih sendiri, menghargai martabat pasien : menghargai keputusan si ibu yang tidak membawa anaknya ke rumah sakit. Menghargai rasionalitas pasien : menghargai keputusan si ibu yang tidak membawa anaknya ke rumah sakit dikarenakan alasan biaya. Menjaga hubungan (kontrak) : berencana mengontrol kondisi anak si ibu.Kasus IIISeorang laki-laki menderita keganasan stadium lanjut. Sebelumnya pasien tersebut pernah melakukan pembedahan di rumah sakit, namun keluarga pasien menghentikan pengobatan. Orangtua pasien bukanlah orang kaya sehingga tidak mampu membeli obat-obatan kemoterapeutik (berkaitan dengan pengobatan dengan obat untuk membunuh sel kanker) yang mahal, tetapi orangtua pasien ini ingin anaknya mendapatkan pengobatan lebih lanjut. Dokter H menjelaskan keapada orangtua pasien bahwa kondisi anaknya kurang baik dan kemungkinan untuk sembuh sangat kecil. Dokter H memutuskan untuk memberi obat-obatan penunjang agar anak tersebut tidak menderita.

Prinsip bioetik yang terkandung dalam kasus ini:1. Non-maleficence Pasien dalam keadaan darurat Mengobati pasien yang luka Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia) Tidak menghina / mencaci maki / memanfaatkan pasien

2. Autonomy Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien : menghargai keputusan untuk tidak melanjutkan pengobatan dan membeli obat-obatan yang mahal. Berterus terang : menyampaikan kondisi pasien yang tidak memiliki kemungkinan untuk sembuh Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien.

Kasus IVSaat mempersilahkan pasien ke empatnya masuk, Dokter H terkejut karena serombongan orang memaksa masuk sambil menggotong seorang pemuda yang tidak sadarkan diri. Dokter H meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu di luar karena ia akan lebih dulu memberi pertolongan pada pemuda tersebut.Pemuda tersebut telapak tangan sebelah kananya masuk kedalam mesin penggilingan jagung dan setelah 15 menit kemudian telapak tangan pemuda tersebut baru dapat dikeluarkan dari mesin penggilingan jagung. Dokter H mendapati bahwa telapak tangan pemuda tersebut telah hancur sehingga harus diamputasi. Ia pun meminta ijin kepada salah seorang perempuan yang ada di dekat si pasien yang merupakan istrinya, dengan terlebih dahulu memberi penjelasan berkaitan denga keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan. Setelah mendapat persetujuan, Dokter H melaksanakan proses amputasi. Setelah selesai, ia melihat kondisi pasien yang baik dan stabil, hingga akhirnya si pasien di perbolehkan pulang dengan diberi beberapa macam obat dan anjuran agar besok datang kembali untuk kontrol.

Prinsip bioetik yang terkandung dalam kasus ini:1. Benefience Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya : memutuskan untuk melakukan amputasi Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan pasien : setelah amputasi, ia tetap memberikan obat dan meminta agar esok hari pasien datang untuk kontrol Minimalisasi akibat buruk Kewajiban menolong pasien gawat darurat

2. Non-maleficence Menolong pasien emergensi Pasien dalam keadaan darurat Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif Manfaat dari pasien lebih banyak daripada kerugian dokter (hanya mengalami risiko minimal) Mengobati pasien yang luka Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthansia) Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalalaian.3. Autonomy Menghargi hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien Berterus terang4. Justice Bijak dalam makroalokasi : mendahulukan si pasien yang darurat.

Kasus VSeorang bapak berusia 55 tahun mengeluh nyeri pada ulu hati dan terasa berat pada dada serta punggungnya. Dokter H curiga pasien tersebut menderita penyakit jantung sehingga ia membuat surat rujukan kerumah sakit yang berada di kota. Setelah menerima penjelasan tentang kemungkinan penyakit yang dideritanya, pasien pulang dengan membawa surat rujukan tersebut.Prinsip bioetik yang terkandung dalam kasus ini:1.Beneficence Memandang pasien tidak hanya sejauh menguntungkan dokter : merujuk ke rumah sakit agar pasien mendapat pengobatan yang lebih baik, walaupun harus kehilangan pemasukan dari keputusan tersebut. Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukan : merujuk ke rumah sakit Paternalisme bertanggung jawab atau berkasih sayang Minimalisasi akibat buruk.Kasus VISeorang ibu muda yang sangat cerewet begitu masuk langsung mengeluh berbagai macam keluhan. Dokter F tidak menanggapi keluhan si ibu muda dan segera membuat surat rujukan untuk ibu tersebut ke LAB KLINIK langganannya yang berada di kota, jauh dari puskesmas. Dari Lab ini Dokter F mendapat sejumlah uang yang sejajar dengan jumlah pasien yang ia kirim ke sana.Dalam kasus ini, Dokter F melanggar seluruh prinsip-prinsip dalam bioetik:1. Pelanggaran beneficence Tidak mengutamakan alturisme (menolong tanpa pamrih) Memandang pasien hanya sejauh menguntungkan dokter Tidak bertanggung jawab2. Pelanggaran non-malefience Memanfaatkan pasien Melakukan white collar crime yang merugikan pasien : melakukan rujukan agar mendapat keuntungan3. Pelanggaran autonomy Tidak menjaga hubungan (kontrak) : langsung merujuk begitu saja4. Pelanggaran justice Tidak memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama : bandingkan dengan pasien-pasien sebelumnya Melakukan penyalahgunaan wewenang

BAB IIIKESIMPULAN

3.1KesimpulanBioetika atau etika biologi adalah penyelidikan tentang moral dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan ilmu kesehatan ataupun biologis. Terdapat empat aspek kaidah dasar bioetik, antara lain non maleficence atau darurat, autonomy atau kemandirian, beneficence atau berbuat baik, serta justice atau keadilan.Dan, dari hasil pembahasan mengenai kasus dokter H, dapat ditarik kesimpulan bahwa dokter H melaksanakan segala tugas praktek kedokterannya berdasarkan prinsip-prinsip yang ada di dalam kaidah bioetika kedokteran dan Dokter F melanggar semua kaidah bioetika kedokteran tsb.Prinsip-prinsip dalam bioetik tersebut dapat diterapkan dalam menghadapi pasien, sehingga terciptanya situasi yang baik bagi hubungan pasien dan dokter dalam pelayanan kesehatan demi kesembuhan pasien.

20