2. Introduction k3

33
KEAMANAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

description

jhkjhkjh

Transcript of 2. Introduction k3

Page 1: 2. Introduction k3

KEAMANAN KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA

Page 2: 2. Introduction k3

1. PENGERTIAN/ DEFINISI

1.1. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Upaya atau pemikiran dan penerapannya yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja

Page 3: 2. Introduction k3

Lanjutan 1.1.

1.1. Keselamatan (Safety):• Suatu keadaan selamat, bebas

dari cedera atau bahaya atau perasaan takut akan celaka, cedera dan resiko bahaya.

1.2. Kesehatan (Health):• Suatu keadaan kejiwaan, fisik ,

dan sosial yang sehat, serta bebas dari ancaman penyakit akibat kerja.

1.3.Lingkungan(Environment):

• Suatu keadaan disekeliling tempat perusahaan beroperasi, termasuk udara, air, tanah, sumber daya alam, flora & fauna, manusia, dan interaksinya.

Page 4: 2. Introduction k3

2. DASAR HUKUM

2.1. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :

Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

2.2. UU No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan –ketentuan Pokok Mengenai ketenagakerjaan.

a. Pasal 3

Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan.

Page 5: 2. Introduction k3

Lanjutan 2.2.

a. Pasal 9

Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan , kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuanyang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.

b. Pasal 10

Pemerintah membina norma perlindungan tenaga kerja yang meliputi :

1. Norma keselamatan kerja.2. Norma kesehatan kerja3. Norma kerja4. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan

rehabiltasi dalam hal kecelakaan kerja.

Page 6: 2. Introduction k3

C. UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970-1

LATAR BELAKANG

3.1. Yuridis VR 1910 Stbl No. 406

3.2. Industrialisasi, elektrifikasi, modernisasi – peningkatan intensitet kerja.

3.3. Upaya preventif mulai dari perencanaan.

Page 7: 2. Introduction k3

4. OBJECTIVE K3

4.1 Melindungi para pekerja dan orang lainnya ditempat kerja (formal maupun informal).

4.2. Menjamin setiap sumber produksi dipakai secara aman dan efisien.

4.3 Menjamin proses produksi berjalan lancar.

Page 8: 2. Introduction k3

5. SEJARAH KESELAMATAN KERJAABAD 18

TAHUN 1841 DI PERANCIS :1. UNDANG-UNDANG YANG MENGATUR PEKERJA ANAK-ANAK DALAM PERUSAHAAN INDUSTRI, PABRIK , BENGKEL, YANG MENGGUNAKAN TENAGA MEKANIK.2. MELAKSANAKAN PROSES TERUS MENERUS.3. MEMPERKERJAKAN LEBIH DARI 20 ORANG.TAHUN 1893 MENJADI UU KESELAMATAN KERJA.KASUS KECELAKAAN MENINGKAT, KESADARAN KESELAMATAN KERJA MENJADI PERHATIAN SERIUS, ORANG MULAI BERUPAYA MEMPROTEKSI OPERASIONAL KERJA SEBAIK-NAIKNYA.

DI INDONESIA

TANGGAL 28 PEBRUARI 1852

1. BERUPA STAATBLAD NO. 20.

2. PENJAGAAN KESELAMATAN KERJA PADA PEMAKAIAN PESAWAT UAP.

3. INSTANSI PENGAWASAN “DIENSVANHET STOOMWEZEN

ABAD 19

MENUJU KE MASYARAKAT INDUSTRI.

PENGGUNAAN MESIN-MESIN DIESEL DAN MESIN LISTRIK MENINGKAT.

KASUS KECELAKAAN KERJA SEMAKIN LUAS DAN BERAGAM.

UPAYA KESELAMATAN KERJA MULAI DITERAPKAN DENGAN KONSEP YANG LEBIH JELAS MENYANGKUT

PENGAMANAN PEKERJA, PERALATAN DAN MATERIALSAAT INI DI INDONESIA

DIKELOLA / DITANGANI OLEH DEPNAKER.

ADA KETENTUAN STANDAR MENGENAI KESELAMATAN KERJA.

MASING-MASING UNSUR MEMPUNYAI PERATURAN KESELAMATAN KERJA SESUAI

DENGAN SPESIFIKASI PEKERJAAN MASING-MASING.

SPESIFIK

Page 9: 2. Introduction k3

6. RUANG LINGKUP

6.1. Keselamatan , Kesehatan Kerja & Lingkungan (K3L) :Suatu program untuk menciptakan lingkungan yang sehat, aman, sejahtera dan produktif melalui upaya peningkatan kesehatan

dan kesematan tenaga kerja serta penyerasian lingkungan di dalam dan di sekitar perusahaan.

6.2. Sistem Manajemen Keselamatan,Kesehatan Kerja & Lingkungan (K3L) :a. Bagian dari keseluruhan sistem manjemen yang mencakup :b. Struktur Organisasic, Perencanaan kegiatand. Uraian tangunga jawabe. Hasil pelaksanaan, prosedur dan proses kegiatanf. Ketersediaan sumber daya (manusia, dana & sarana)g. Untuk mengembangkan, mengimplementasikan, mencapai, mengevaluasi dan memelihara Kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lingkungan (K3L).

Page 10: 2. Introduction k3

7. SASARAN KESELAMATAN KERJA

7.1. UNSUR MANUSIA a. Upaya preventif meniadakan / menekan terjadinya kecelakaan.

b. Mencegah/ mengurangi timbulnya cidera, cacat & kehilangan jiwa.

c. Meningkatkan etos kerja, produktifitas dan efisiensi kerja

d. Meningkatkan kesejahteraan pekerja

7.2. UNSUR PEKERJAANa. Mengamankan tempat kerja, peralatan dan material, konstruksi,

instalasi dan sumber daya lainnya.

b. Meningkatkan produktivitas pekerjaan dan menjami kelangsungannya.

c. Terwujudnya tempat kerja yang aman, nyaman dan terjamin

kelangsungannya.

d. Terwujudnya pekerjaan yang tepat waktu dan hasil yang memuaskan.

7.3. UNSUR PERUSAHAANa. Menekan biaya operasional, sehingga keuntungan meningkat dan

perusahaan berkembang.

b. Mewujudkan kepuasan pelanggan, sehingga kesempatan mendapatkan pekerjaan lebih mudah.

c. Terwujudnya perusahaan yang sehat.

Page 11: 2. Introduction k3

8. PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN

8.1. INTERNAL ( INDIVIDUAL)a. Kecenderungan mendapatkan kecelakaan.b. Kemampuan/ kecakapan terbatas (tidak berimbang dengan pekerjaan yang ditangani).c. Sikap dan perilaku yang tidak baik.

8.2. EKTERNAL (LINGKUNGAN)a. Job Discription tidak proporsional dan tidak jelas.b. Pekerjaan mempunyai resiko tinggi kecelakaan.c. Prasarana & sarana kerja tidak memadai.d. Upah dan kesejahteraan karyawan yang rendah.e. Keresahan pada pekerja.

Page 12: 2. Introduction k3

PENELITIAN ARBOUS & KERRICH (1953), DI EVALUASI KEMBALI OLEH SUCHMAN & SCHERZER, MENGURAIKAN TENTANG PENYEBAB KECELAKAAN YANG DISEBABKAN OLEH FAKTOR INDIVIUDAL

NO JENIS PENYEBAB KECELAKAAN PROSENTASE

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

Sikap Kerja yang tidak tepat

Kegagalan mengenal bahaya potensial

Kegagalan perkiraan jarak dan kecepatan

Sikap selalu menggampangkan

Sikap tidak bertanggung jawab

Kegagalan perhatian yang konstan

Rasa takut gagal

Penglihatan tidak sempurna

Gangguan – gangguan organis

Reaksi lambat

Tekanan darah tinggi

Rasa rendah diri

Tekanan mental dan rasa selalu was-was

Kelelahan phisik

Tidak berpengalaman

Perhatian terhadap lingkungan yang tidak sempurna

Lain-lain

14%

12%

12%

10%

8%

8%

6%

4%

4%

4%

2%

2%

2%

2%

2%

2%

6%

9. PENYEBAB KECELAKAAN OLEH FAKTOR MANUSIA

Page 13: 2. Introduction k3

10. KEADAAN DARURAT

• SITUASI YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN/

DIIDENTIFIKASI SEBAGAI KEADAAN DARURAT ADALAH : KEBAKARAN, PENCEMARAN ATAU TUMPAHAN BAHAN KIMIA, BANJIR, ANGIN TOPAN/BADAI, HURU‑HARA, LEDAKAN DAN LAIN‑LAIN.

Page 14: 2. Introduction k3

11. KEWAJIBAN PERUSAHAAN

11.1. Mengidentifikasi secara jelas dan komprehensif jenis keadaan darurat yang mungkin/ berpotensi terjadi didalam maupun diluar tempat kerja.

11.2. Menyediakan peta evakuasi dan titik berkumpul yang telah ditentukan dan dikomunikasikan ke seluruh karyawan (mengenai jalur evakuasi bagi

karyawan/ penghuni dan tamu ke tempat tertentu yang lebih aman). 11.3. Menyediakan tim penanggulangan keadaan darurat terlatih beserta

tanggung jawab dan struktur organisasinya. 11.4. Menyediakan dan memelihara sarana penanggulangan/evakuasi keadaan

darurat. 11.5. Menyediakan prosedur untuk mencegah dan mengantisipasi keadaan darurat

(kesiapsiagaan dan tanggap darurat). 11.6. Melakukan uji coba secara periodik beberapa prosedur yang dapat dipraktekkan. 11.7. Mereview dan merevisi (kalau perlu) prosedur kesiapsiagaan dan tanggap

darurat setelah terjadinya accident atau situasi darurat. 11.8. Memeriksa, menguji dan memelihara sarana atau sistem proteksi keadaan

darurat, misalnya : APAR, hidran, detector, sprinkler, pompa hidran dan lain‑lain.

Berkaitan dengan keadaan darurat tersebut, perusahaan memiliki kewajiban untuk membuat rencana dalam mengantisipasi dan menghadapi keadaan darurat, yaitu dengan :

Page 15: 2. Introduction k3

12. KOORDINASI PENGAWASAN FUNGSIONAL K3

Standar K3 :

a. Personil

b. Alat/ Mesin

c. Sistem

d. Kelembagaan K3

Page 16: 2. Introduction k3

13. DATA KECELAKAAN LISTRIK (PLN) 1995-1999

13.1. Jumlah kasus 1.458 kasus kecelakaan

Korban tewas 835 orang

- Karyawan 183 orang

- Masyarakat 635 orang

- Luka serius 476 orang

Kasus kebakaran 741 kasus

Gangguan teknis 2720 kasus

Kerugian Rp. 25,5 milyar

Page 17: 2. Introduction k3

14. DASAR HUKUM K3

14.1. UU 1/ 1970 tentang Keselamatan Kerja- Pasal 2 ayat (1) huruf q (Ruang Lingkup)

Setiap tempat dimana listrik dibangkitkan, ditransmisikan, dibagi- bagikan, disalurkan dan digunakan.

- Pasal 3 ayat (1) huruf q (Objective)

- Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk : q. Mencegah terkena aliran listrik berbahaya.

- Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep 75/ Men/ 2002 Pemberlakuan PUIL 2000 PUIL 2000 SNI 04-0225-

2000

14.2. UU 20/ 2002 tentang Ketenagalistrikan

Page 18: 2. Introduction k3

15. STANDAR K3 LISTRIK DI INDONESIA

Page 19: 2. Introduction k3

16. PERSYARATAN K3 PADA PUIL 2000

Page 20: 2. Introduction k3

17. BAHAYA LISTRIK

Page 21: 2. Introduction k3

Lanjutan 17.

Page 22: 2. Introduction k3

18. BAHAYA SAMBARAN PETIR

Page 23: 2. Introduction k3

19. PROSES PENGESAHAN GAMBAR INSTALASI LISTRIK

Page 24: 2. Introduction k3

20. PERIJINAN K3 LIFT (PERMENAKER : PER03/MEN/1999)

Page 25: 2. Introduction k3

21. KLASIFIKASI & KOMPETENSI TEKNISI LIFT

Page 26: 2. Introduction k3

22. PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA

22. 1. Peraturan

22. 2. Standardisasi

22. 3. Pengawasan

22. 4. Penelitian Teknik

22. 5. Penelitian Medis

22. 6. Penelitian Medis

22. 7. Penelitian Statistik

22. 8. Pendidikan

22. 9. Pelatihan

22.10. Persuasi

22.11. Asuransi

22.12. Penerangan 22.1 s/d 22.

Ref. Accident Preventions, ILO

Page 27: 2. Introduction k3

Lanjutan 22.12.

KONDISI PENYEBABUNSAFE CONDITIONS

PERALATAN KERJA TIDAK BAIK.

MESIN YANG TIDAK TERLINDUNGI.

TEMPAT KERJA MEMBAHAYAKAN (LICIN, BERDEBU, PANAS, BECEK, BERMINYAK, BERBAU MENYENGAT, DLL).

KONSTRUKSI/ INSTALASI PEKERJAAN YANG MEMBAHAYAKAN.

UNSAFE ACTION BEKERJA SEMBARANGAN (MENGABAIKAN

PERATURAN KESELAMATAN KERJA).

MEMAKAI BAJU YANG TIDAK LAYAK.

BEKERJA SAMBIL BERSENDA GURAU, MEROKOK DLL.

DENGAN SENGAJA MERUSAK/ MELEPAS SEBAGIAN INSTALASI PEKERJAAN.

PENCEGAHAN

MEMPERSIAPKAN PEKERJAAN UNTUK BEKERJA DENGAN AMAN

PENJELASAN DAN CONTOH MELAKSANAKAN PEKERJAAN.

PENJELASAN DAN CONTOH MELAKSANAKAN PEKERJAAN YANG AMAN.

PENJELASAN JENIS PERALATAN KERJA & CARA PEMAKAIANNYA.

PENJELASAN TENTANG BAHAYA POTENSIAL SUATU PEKERJAAN.

MEMBERIKAN BUKU PEDOMAN K-3.

MEMBERIKAN PEDIDIKAN DAN PELATIHAN K-3.

PENGAWASAN, KOREKSI DAN BIMBINGAN.

MENYIAPKAN PRASARANA & SARANA KERJA YANG MEMADAI

MENYEDIAKAN TEMPAT KERJA YANG MEMENUHI KETENTUAN KESELAMATAN.

PENEMPATAN PERLATAN KERJA DENGAN BAIK.

MENYIAPKAN ALAT KERJA YANG MEMADAI.

MESIN-MESIN DAN PERALATAN HARUS TERLINDUNGI DENGAN BAIK.

RUANGAN TEMPAT BERJALAN YANG LONGGAR.

Page 28: 2. Introduction k3

23. PERLENGKAPAN & PERALATAN KESELAMATAN KERJA

23.1.PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA

a. PAKAIAN KERJA.

b. SABUK PENGAMAN (SAFETY BELT).

c. TOPI/HELM PENGAMAN (SAFETY HELMET)

d. SEPATU KERJA.

e. ALAT PENUTUP TELINGA.

f. SARUNG TANGAN.

g. KACA MATA.

h. MASKER HIDUNG.

i. ALAT BANTU PERNAFASAN (BREATHING APPARATUS).

j. PENUTUP DADA UNTUK LAS LISTRIK.

k. JAS HUJAN.

l. DAN LAIN SEBAGAINYA.

Page 29: 2. Introduction k3

Lanjutan 23.1.l

23.2. PERALATAN KESELAMATAN KERJA UNTUK

PEKERJAAN LISTRIK :

a. Earth Resistance Tester.

b. Voltage Tester

c. Short Circuit Grounding.

d. Dan lain sebagainya.

Page 30: 2. Introduction k3

24. KESELAMATAN KERJA

24.1. Tersedianya alat pertolongan.

24.2. Setiap kecelakaan yang membutuhkan pengobatan, pertolongan, atau perawatan, terlebih dulu harus dilaporkan secepat mungkin kepada orang yang diberi wewenang mengepalai pekerjaan yang bersangkutan, yang selanjutnya akan melaporkan kejadian itu secara terinci kepada ahli teknik atasannya.

Page 31: 2. Introduction k3

SETIAP KECELAKAAN HARUS DICATAT DALAM SEBUAH BUKU YANG ANTARA LAIN HARUS BERISI DATA BERIKUT

nomor urut, nama penderita, jam, hari, tanggal, dan tahur terjadinya kecelakaan, sebab kecelakaan, macam dan akibat kecelakaan, pertolongan pertarna yang diberikan dengan menyebutkan jam,

tanggal, dan macam pertolongan pertarna tersebut, nama saksi yang melihat kecelakaan, dan keterangan lain yang diperlukan.

25. PENCATATAN DATA KECELAKAAN

Page 32: 2. Introduction k3

26. RUANG KERJA LISTRIK YANG DENGAN TERATUR DAN TERUS MENERUS DILAYANI DAN DIJAGA

26.1. PUSAT PEMBANGKIT LISTRIK, GARDU INDUK, GARDU HUBUNG, BENGKEL LISTRIK DAN GUDANG, HARUS DILENGKAPI PERLENGKAPAN PENCEGAH BAHAYA

KEBAKARAN. DI TIAP RUANG HARUS TERSEDIA ALAT PEMADAM KEBAKARAN RACUN API DENGAN ISI OBAT RACUN API YANG CUKUP, SESUAI DENGAN KETENUAN YANG BERLAKU.

26.2. RUANG KERJA LISTRIK YANG DENGAN TERATUR ATAU TERUS MENERUS DILAYANI ATAU DIJAGA OLEH PETUGAS, SEPERTI PUSAT PEMBANGKIT LISTRIK, GARDU INDUK, GARDU HUBUNG, DAN BENGKEL LISTRIK, HARUS DILENGKAPI PERLENGKAPAN

KECELAKAAN SEPERTI OBAT-OBATAN (PPPK), TANDA, TANDU DAN LAIN SEBAGAINYA.

26.3. PADA RUANG KERJA LISTRIK BERBAHAYA SEPERTI PUSAT PEMBANGKIT LISTRIK, GARDU INDUK, GARDU HUBUNG, GARDU DISTRIBUSI, BENGKEL LISTRIK, GUDANG

LISTRIK, HARUS DIPASANGI PAPAN LARANGAN MASUK BAGI SETIAP ORANG YANG BUKAN PETUGAS ( YANG TIDAK BERKEPENTINGAN).

26.4. DALAM RUANG KERJA LISTRIK BERBAHAYA PARA PETUGAS HARUS MENGGUNAKAN PAKAIAN KERJA YANG BAIK, KERING DAN COCOK MENURUT KEADAAN IKLIM DAN AMAN SESUAI DENGAN SIFAT PEKERJAAN YANG DIHADAPI

Page 33: 2. Introduction k3