2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini...

21
Universitas Kristen Petra 9 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori Tentang Fotografi Fotografi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu photos yang berarti cahaya dan grafo yang berarti melukis. Fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat. Pada awalnya pencahayaan fotografi berasal dari sumber cahaya matahari (alam). Namun seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini dunia fotografi telah menggunakan dan memanfaatkan cahaya buatan seperti lilin, obor, senter, sampai lampu khusus untuk kepentingan fotografi (lampu kilat). Peranan cahaya dalam fotografi sangat penting untuk menghasilkan foto yang baik. Seorang pemotret selain harus memperhatikan kualitas cahaya, juga harus memperhatikan arah dan efek yang dihasilkan dari sumber cahaya, baik cahaya alam (matahari) maupun cahaya buatan (artifisial). Pengertian arah pencahayaan adalah bagaimana memposisikan sumber cahaya terhadap objek yang akan difoto. Sedangkan efek pencahayaan adalah menyangkut akibat yang ditimbulkan dari memposisikan sumber cahaya tersebut terhadap objek yang akan kita potret. Arah sumber cahaya memiliki 5 posisi pokok yakni : 1. Front Light Sumber cahaya terletak di depan objek foto. Kita letakkan lampu di belakang atau berdekatan dengan posisi kamera. Sudut antara objek foto dan kamera tidak lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang mengurangi tekstur benda yang kita foto. Pencahayaan front light ini biasanya digunakan untuk menonjolkan make-up model serta untuk menampilkan objek foto dengan kulit halus dan warna make-up yang natural.

Transcript of 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini...

Page 1: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang

Universitas Kristen Petra

9  

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA

2.1. Landasan Teori Tentang Fotografi

Fotografi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu photos yang berarti

cahaya dan grafo yang berarti melukis. Fotografi berarti proses atau metode untuk

menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan

cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling

populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto

yang bisa dibuat.

Pada awalnya pencahayaan fotografi berasal dari sumber cahaya matahari

(alam). Namun seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini dunia fotografi

telah menggunakan dan memanfaatkan cahaya buatan seperti lilin, obor, senter,

sampai lampu khusus untuk kepentingan fotografi (lampu kilat). Peranan cahaya

dalam fotografi sangat penting untuk menghasilkan foto yang baik. Seorang

pemotret selain harus memperhatikan kualitas cahaya, juga harus memperhatikan

arah dan efek yang dihasilkan dari sumber cahaya, baik cahaya alam (matahari)

maupun cahaya buatan (artifisial).

Pengertian arah pencahayaan adalah bagaimana memposisikan sumber

cahaya terhadap objek yang akan difoto. Sedangkan efek pencahayaan adalah

menyangkut akibat yang ditimbulkan dari memposisikan sumber cahaya tersebut

terhadap objek yang akan kita potret. Arah sumber cahaya memiliki 5 posisi

pokok yakni :

1. Front Light

Sumber cahaya terletak di depan objek foto. Kita letakkan lampu di belakang

atau berdekatan dengan posisi kamera. Sudut antara objek foto dan kamera tidak

lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa

bayangan, sehingga tercipta efek yang mengurangi tekstur benda yang kita foto.

Pencahayaan front light ini biasanya digunakan untuk menonjolkan make-up

model serta untuk menampilkan objek foto dengan kulit halus dan warna make-up

yang natural.

Page 2: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang

Universitas Kristen Petra

10  

2. Side Light

Pencahayaan dari arah samping dapat dihasilkan bila sudut sumber cahaya,

posisi objek foto dan posisi kamera adalah 45-90 derajat. Side light dapat

diletakkan di samping kiri atau kanan objek foto. Efek yang dihasilkan adalah

menonjolkan bentuk dan permukaan atau tekstur obyek foto ini. Ini disebabkan

karena bayangan yang kuat dari sumber cahaya. Efek ini dipakai bila kita ingin

menampilkan profil dan menonjolkan lebih banyak karakter dan profil objek yang

kita foto. Misalnya pada foto-foto potrait.

3. Top Light

Ini dilakukan dengan menempatkan sumber cahaya di atas objek yang

akan kita foto sehingga arah cahaya jatuh dari atas. Arah pencahayaan ini akan

memberikan efek yang dramatis. Efek top light dapat dibandingkan dengan

cahaya matahari yang trepancar pada tengah hari. Top light sangat baik digunakan

pemotretan still life dan pemotretan makanan untuk ilustrasi tulisan tentang resep

makanan dalam majalah. Hampir semua fotografi makanan menggunakan metode

ini.

4. Bottom Light

Sumber cahaya yang diletakkan di bawah akan menghasilkan arah

pencahayaan yang disebut bottom light atau base light. Cara pencahayaan seperti

ini banyak digunakan sebagai fill-in light (cahaya pengisi) untuk mengurangi

kontras dari main light (cahaya utama). Pencahayaan seperti ini efektif digunakan

untuk pemotretan still life.

5. Back Light

Pencahayaan dari arah belakang ini disebut sebagai back lighting. Arah

sumber cahaya ini letaknya berlawanan dengan posisi kamera. Posisi sumber

cahaya diletakkan di belakang obyek, dipantulkan atau langsung mengenai obyek.

Efek yang dihasilkan secara umum akan menciptakan siluet, atau objek dikelilingi

oleh rim light yakni cahaya yang ada di sekitar objek foto. Perlu diperhatikan juga

bahwa cahaya yang langsung mengenai kamera akan menimbulkan pantulan

cahaya dan flare (masuknya cahaya yang tidak diinginkan). Untuk itu arah sumber

cahaya dari belakang perlu dikontrol dengan baik.

Page 3: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang

Universitas Kristen Petra

11  

Untuk food photography, menurut Young (56) hampir seluruh fotografer

makanan setuju bahwa sumber pencahayaan yang paling baik adalah pencahayaan

dari belakang (back light). Back light berfungsi untuk menciptakan pemisahan

antara objek utama dengan objek pendukung. Dengan diletakkan pada bagian

belakang benda, back light menciptakan garis pemisah antara objek utama dengan

latar belakang pendukungnya.

Food photography atau fotografi makanan adalah spesialisasi still life dari

fotografi komersial yang bertujuan untuk memproduksi foto-foto makanan yang

menarik untuk digunakan dalam iklan, kemasa, menu, atau buku masak.

(Wikipedia, par. 1)

Foto-foto makanan mulai bermunculan di awal abad ke-19 dalam bentuk

still lives, pemfokusan pada realisme, komposisi dan efek-efek penting dari

cahaya yang penting sekali untuk menghasilkan foto apapun. Ada juga aspek dari

pelukis yang digunakan yang kemudian digunakan oleh fotografer makanan

kontemporer, seperti aspek realisme, keterampilan painterly, efek cahaya,

komposisi dan susunan, alegori dan makna, indikator gaya hidup dan kelas

merupakan semua unsur modern lukisan still life yang tercermin dalam fotografi

makanan komersial pada masa ini.

Fotografi pertama still life adalah sebuah penataan meja untuk makan yang

dibuat oleh Nicephore Niepce pada tahun 1827. Louis-Jacques-Mande Daguerre

menghasilkan sebuah foto still life di tahun 1837, sementara Talbot dan Hippolyte

Bayard menghasilkan karya mereka di tahun 1840. Di antara pencapaian tersebut,

Henry Fox Talbot mengambil potret sebuah kerajang buah yang melimpah di

tahun 1842 dan kemudian menghasilkan seri foto still life yang berjudul ‘Pencils

of Nature’ di tahun 1846 yang menampilan gambar-gambar dari kerajang buah di

atas taplak meja yang bermotif. Komposisi yang terdapat pada gambar tersebut

mengingatkan pada lukisan still life Flemish dari abad ke-17.

Page 4: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang

Universitas Kristen Petra

12  

Gambar 2.1 Henry Fox Talbot ‘Pencils of Nature’ (1846)

sumber : http://thefoodiebugle.com/article/food-photography/history-of-food-

photography

Gambar 2.2 Nicephore Niepce ‘Table Set’ (1827)

sumber : http://thefoodiebugle.com/article/food-photography/history-of-food-

photography

Di tahun 1867, chromolithograps (gambar berwarna yang dicetak oleh

banyak pemakaian bahan seperti batu litograf, masing-masing menggunakan tinta

warna yang berbeda) ditampilkan dalam ‘Le Livre de cuisine’ (“The Royal

Cookery Book”) yang ditulis oleh Jules Gouffe, seorang koki Perancis yang

ternama. Dicetak di Paris, buku masakan tersebut berisi 25 chromolitograph yang

dicetak warna.

Page 5: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang

Universitas Kristen Petra

13  

Gambar 2.3 Jules Gouffe ‘Le Livre de cuisine’ (1867)

sumber : http://thefoodiebugle.com/article/food-photography/history-of-food-

photography

Meskipun gambar hitam-putih mulai muncul di awal pencetakkan buku

masak, tetapi prosesnya terbilang lama. Fotografer profesional menggunakan

proses pencetakan setengah warna pokok agar proses produksi lebih murah.

Ketika fotografi menjadi sebuah sarana yang populer, kemajuan dalam teknik

cetak membuka jalan untuk produksi yang lebih mudah.

Meski makanan telah disesuaikan sebagai sebuah subjek di dalam

fotografi, pelukis still life di abad ke-20 melanjutkan melukis makanan sebagai

aliran mempertahankan popularitas tersebut.

Perkembangan di dalam teknik percetakan membuka jalan untuk

pencetakan foto di koran dan majalah, namun estetika lukisan still life masih

terlihat dan tercermin pada majalah fotografi makanan komersial di abad ke-20.

Untuk food photography, ada beberapa alat penunjang yang biasanya

digunakan pada saat pemotretan :

1. Tripod

Biasa disebut dengan kaki tiga yang digunakan untuk menyangga kamera,

biasanya dipergunakan pada saat pemotretan yang kecepatan rananya rendah atau

fasilitas B (bulb) sehingga menghindari kamera berguncang dan gambar kabur.

2. Cable Release

Alat ini berfungsi sebagai pengganti tombol pelepas rana. Alat ini

mempermudah fotografer ketika menekan tombol pelepas rana yang biasanya

Page 6: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang

Universitas Kristen Petra

14  

terletak pada badan kamera. Fungsi alat ini mengurangi resiko bergoyangnya

kamera terutama pada pemotretan dengan kecepatan rana di posisi B (bulb).

3. Reflector

Alat ini bekerja dengan memantulkan kembali cahaya ke objek untuk

menambah cahaya ke area yang terlalu gelap atau area yang berbayang. Sebuah

reflektor yang layak tidak seharusnya mahal, karena yang dibutuhkan hanyalah

permukaan yang terang dan mengilap. Selembar kain atau Styrofoam dapat juga

dijadikan sebagai reflektor.

Menurut Young (64), satu hal penting tentang pencahayaan untuk

memotret makanan dalam still life photography yaitu bahwa pengaturan cahaya

sederhana akan menciptakan hasil yang luar biasa. Tidak perlu menggunakan

banyak peralatan mahal dan mewah atau bahkan pencahayaan yang rumit untuk

menciptakan suatu gambar. Terkadang satu pencahayaan saja merupakan dasar

dari semua yang dibutuhkan untuk memberi cahaya ke sebuah makanan yang

lezat.

Fotografi makanan professional merupakan karya kolaboratif yang

biasanya melibatkan art director, fotografer, food stylist (penata makanan), prop

stylist (penata objek untuk fotografi) dan asisten-asisten lainnya. Peran food stylist

sendiri adalah untuk membuat makanan agar telihat menarik di dalam sebuah foto.

Waktu dan usaha seorang stylist untuk mengatur makanan dengan hati-hati dan

agar terlihat berseni merupakan penyebab perbedaan cara penyajian makanan oleh

seorang stylist dengan penyajian makanan rumahan atau koki yang menyajikan

makanan tersebut. Berikut ada beberapa alat yang digunakan oleh fotografer dan

food stylist untuk membuat makanan terlihat optimal :

1. Alat penjepit digunakan untuk meletakkan benda-benda kecil seperti daun

mint atau biji wijen atau untuk mengubah posisi benda yang ada di piring.

2. Prep bowls atau ramekins (sejenis piring atau mangkok kecil untuk saus);

benda-benda ini sangat berguna untuk mengisi garnishes (hiasan pada makanan)

dan saus di dekat makanan atau bidang kerja. Benda-benda tersebut juga dapat

diletakkan terbalik di dalam mangkok dengan tujuan untuk menaikkan volume

makanan agar terlihat tinggi dan lebih berisi.

3. Sendok plastik untuk mencampur dan mengaduk dan juga untuk

Page 7: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang

Universitas Kristen Petra

15  

membubuhi saus, krim, atau segala jenis cairan. Penggunaan sendok plastik lebih

efektif daripada sendok logam dikarenakan benda tersebut sangat ringan dan tipis,

sehingga dapat memberikan kendali atau kontrol yang lebih.

4. Kertas tisu atau serbet berguna untuk membersihkan noda di piring.

5. Kuas digunakan untuk mengoleskan minyak agar makanan biasanya pada

sayuran yang dimasak atau daging agar terlihat mengilap.

6. Botol semprotan yang diisi air dan digunakan untuk memberikan percikan

air pada makanan seperti salad, buah segar atau sayuran.

7. Parutan atau alat pengupas baik untuk menyiapkan garnish (hiasan pada

makanan) seperti keju parmesan atau parutan kulit jeruk.

2.2. Tinjauan Permasalahan Tentang Obyek Dan Subyek Perancangan

Pada saat ini popularitas negara Korea sedang tinggi dan sangat terkenal di

seluruh penjuru dunia. Selain teknologi, musik dan film, masakannya juga mulai

populer di manca negara. Makanan Korea atau hansik adalah masakan unik yang

tumbuh dari budaya, lingkungan, geografi, dan iklim negara Korea itu sendiri.

Meskipun makanan Korea berbagi bahan dan aspek tertentu dengan negara

tetangganya, yaitu Cina dan Jepang, makanan Korea memiliki rasa, rempah-

rempah, bahan, dan teknik tersendiri. Masakan Korea adalah segalanya

mengandung tentang keseimbangan. Sebuah hidangan dibuat bertujuan untuk

memelihara ide harmoni di dalam pikiran dengan rasa yang sedikit manis dan

asin, pedas dan ringan, panas dan dingin. Makanan tradisionalnya biasanya terdiri

dari nasi, sup, kimchi dan berbagai macam makanan tambahan yang disebut

banchan.

Kepopuleran masakan tersebut tidak terlepas dari peranan fermentasi.

Tujuan fermentasi adalah untuk menghancurkan atau memecah makanan menjadi

komponen yang lebih mudah dicerna melalui bakteri alami yang hidup di sekitar

kita. Cara ini sudah dilakukan masyarakat Korea Selatan sejak lama karena

dipercaya dapat memberikan manfaat kesehatan. Untuk makanan Korea sendiri

terdiri dari 3 jenis umum yaitu :

1. Side dish merupakan makanan tambahan atau makanan sampingan yang

terdiri dari berbagai macam jenis dan disajikan dalam piring-piring kecil.

Page 8: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang

Universitas Kristen Petra

16  

2. Staple food atau main dish merupakan hidangan utama biasanya yang

memiliki bahan dasar nasi atau sup.

3. Dessert merupakan hidangan terakhir yang disajikan berupa beberapa

makanan atau terkadang minuman manis.

Dalam penyajian makanan tersebut biasanya disajikan dengan minuman

beralkohol seperti soju atau makgeolli (rice wine) sebagai pendampingnya. Di

negara ini juga terdapat beberapa penataan meja tradisional yang biasa digunakan.

Semua hidangan disajukan dalam satu meja dengan waktu bersamaan. Dasar dari

penataan meja digunakan oleh satu orang. Menurut Oficial Korea Tourism

Organization, penataan meja diklasifikasikan menjadi 6 jenis menurut hidangan

utamanya yaitu :

1. Bap-sang atau Ban-sang

Penataan meja ini memiliki ciri-ciri nasi sebagai hidangan utamanya.

Banchan (lauk atau side dishes) disusun sesuai dengan resep, bahan, warna dan

suhu makanan dengan penekanan pada keseimbangan. Ada pengaturan meja

dengan 3, 5, 7, 9 dan 12 yang sesuai dengan jumlah lauk.

Gambar 2.4. 3-cheop bansang (3-dish table setting)

sumber : http://english.visitkorea.or.kr/enu/FO/FO_EN_7_1_3.jsp

Page 9: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang

Universitas Kristen Petra

17  

Gambar 2.5. 5-cheop ban-sang (5-dish table setting)

sumber : http://asiaenglish.visitkorea.or.kr/ena/CU/CU_EN_8_1_2_2_1.jsp

Gambar 2.6. susunan 5-cheop ban-sang (5-dish table setting)

sumber : http://asiaenglish.visitkorea.or.kr/ena/CU/CU_EN_8_1_2_2_1.jsp

Gambar 2.7. 9-cheop ban-sang (9-dish table setting)

sumber : http://asiaenglish.visitkorea.or.kr/ena/CU/CU_EN_8_1_2_2_1.jsp

Page 10: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang

Universitas Kristen Petra

18  

Gambar 2.8. susunan 9-cheop ban-sang (9-dish table setting)

sumber : http://asiaenglish.visitkorea.or.kr/ena/CU/CU_EN_8_1_2_2_1.jsp

Gambar 2.9. 12-cheop bansang (12-dish table setting) atau Surasang (Royal

Table)

sumber : http://asiaenglish.visitkorea.or.kr/ena/CU/CU_EN_8_1_2_2_1.jsp

Page 11: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang

Universitas Kristen Petra

19  

Gambar 2.10. susunan 12-cheop bansang (12-dish table setting) atau

Surasang (Royal Table)

sumber : http://asiaenglish.visitkorea.or.kr/ena/CU/CU_EN_8_1_2_2_1.jsp

2. Juk-sang (porridge table setting)

Penataan meja ini menampilkan bubur sebagai hidangan utamanya. Lauk

dengan pedas sedang seperti nabak-kimchi (kimchi berair yang dibuat dari irisan

tipis lobak putih Korea dan kubis nappa yang diasinkan dengan campuran sayur

dan bumbu), bugeo-bopuragi (serpihan ikan pollack yang dikeringkan dan diberi

bumbu), dan jeotguk-jjigae (sup dengan ikan asin) merupakan hidangan yang

cocok jika disantap dengan bubur dikarenakan bubur termasuk makanan yang

berair, sehingga side dish yang berasa asin dan pedas sekaligus yang memiliki

tekstur yang kuat tidak cocok untuk disajikan.

Gambar 2.11. Juksang (porridge table setting)

sumber : http://asiaenglish.visitkorea.or.kr/ena/CU/CU_EN_8_1_2_2_1.jsp

Page 12: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang

Universitas Kristen Petra

20  

Gambar 2.12. susunan Juksang table setting

sumber : http://asiaenglish.visitkorea.or.kr/ena/CU/CU_EN_8_1_2_2_1.jsp

3. Myeon-sang (noodle table setting)

Di dalam myeon-sang, mi, tteokguk (sup kue beras) atau mandu (pangsit)

merupakan hidangan utama. Penataan meja ini baik untuk makan siang atau

santapan yang sederhana.

Gambar 2.13. Myeonsang (noodle table setting)

sumber : http://asiaenglish.visitkorea.or.kr/ena/CU/CU_EN_8_1_2_2_1.jsp

4. Juan-sang (liquor table setting)

Liquor table setting ini menyuguhkan minuman keras atau alkohol untuk

para tamunya. Beberapa lauk seperti daging kering, irisan ikan, jeon (pancake

sayuran atau daging ala Korea yang dibuat dari tepung dan telur), pyeon-yuk

Page 13: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang

Universitas Kristen Petra

21  

(irisan daging tipis yang telah direbus), jjim (daging sapi, ikan, atau ayam yang di

tim atau direbus yang sebelumnya telah diasinkan di dalam saus atau sup), saeng-

chae (salad Korea yang tidak dimasak yang terdiri dari campuran sayur seperti

lobak dan bahan lainnya seperti daging ayam atau ubur-ubur), kimchi, buah, kue

beras atau kue ala Korea disajikan dengan alkohol.

Gambar 2.14. Juan-sang (liquor table setting)

sumber : http://asiaenglish.visitkorea.or.kr/ena/CU/CU_EN_8_1_2_2_1.jsp

Gambar 2.15. susunan Juan-sang (liquor table setting)

sumber : http://asiaenglish.visitkorea.or.kr/ena/CU/CU_EN_8_1_2_2_1.jsp

5. Dagwa-sang (refreshment table setting)

Dagwa-sang merupakan table setting untuk menikmati minuman non-

alkohol. Gaksaek-pyeon (variasi dari kue beras manis ala Korea yang berbentuk

persegi), yu-gwa atau yumilgwa (variasi dari yak-gwa; kue tradisional ala Korea

yang terbuat dari tepung dan madu), cha (teh) atau hwa-chae (minuman campuran

Page 14: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang

Universitas Kristen Petra

22  

tradisional Korea yang terdiri dari berbagai macam buah yang direndam di dalam

omija; buah berry schisandra chinensis atau jus yang dicampur madu).

Gambar 2.16. Juan-sang (liquor table setting)

sumber : http://asiaenglish.visitkorea.or.kr/ena/CU/CU_EN_8_1_2_2_1.jsp

Gambar 2.17. susunan Juan-sang (liquor table setting)

sumber : http://asiaenglish.visitkorea.or.kr/ena/CU/CU_EN_8_1_2_2_1.jsp

6. Gyoja-sang (large dining table setting)

Penataan meja ini menyediakan makanan untuk orang banyak dalam satu

meja besar secara bersamaan ketika pesta, perayaan, atau perjamuan tertentu.

Berbagai hidangan yang disiapkan terbuat dari bahan-bahan yang berkualitas.

Kualitas dari menu utama lebih penting daripada jumlah makanan yang disajukan.

Hal tersebut adalah gagasan yang tepat untuk memfokuskan beberapa hidangan

Page 15: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang

Universitas Kristen Petra

23  

utama dan lauk yang cocok dalam hal warna, bahan, resep atau nutrisi.

Gambar 2.18. Gyoja-sang (large dining table setting)

sumber : http://asiaenglish.visitkorea.or.kr/ena/CU/CU_EN_8_1_2_2_1.jsp

Gambar 2.19. susunan Gyoja-sang (large dining table setting)

sumber : http://asiaenglish.visitkorea.or.kr/ena/CU/CU_EN_8_1_2_2_1.jsp

Di Indonesia sendiri, termasuk di Surabaya, sudah banyak sekali restoran

Korea dan peminatnya tidak bisa dibilang sedikit. Hampir seluruh masyarakat

mulai dari remaja sampai dewasa telah mengonsumsi makanan Korea. Namun

yang sangat disayangkan beberapa dari mereka yang mengonsumsi makanan

tersebut diakibatkan karena terbawa tren Hallyu.

Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui beberapa jenis makanan khas

Korea karena melihat dari drama atau film yang mereka tonton. Selain itu,

Page 16: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang

Universitas Kristen Petra

24  

pengetahuan mereka akan manfaat kesehatan makanan khas Korea juga masih

terlihat kurang. Untuk itu, perancangan buku pengenalan makanan khas Korea

dirasa perlu dalam pengembangan pengetahuan masyarakat khususnya

masyarakat kota Surabaya mengenai makanan khas Korea tersebut.

2.3. Analisa Data

2.3.1. Wawancara dengan manajer restoran

Dari wawancara yang telah dilakukan kepada beberapa manajer restoran

Korea ternama di Surabaya, beliau mengatakan bahwa rata-rata restoran Korea

besar di Surabaya memiliki pengunjung lokal dengan masyarakat menengah

keatas yang berjenis kelamin baik laki-laki atau perempuan yang biasanya datang

dengan keluarga besar atau teman-teman mereka. Selain pengunjung lokal,

biasanya restoran ini juga dikunjungi langsung oleh masyarakat asli dari Korea,

Jepang, atau bahkan dari Cina.

Untuk bahan-bahan makanan yang digunakan di restoran ini mereka

mengatakan bahwa kebanyakan diimpor langsung dari Korea dan untuk daging

biasanya diimpor dari Australia. Selain itu, restoran Korea ini memiliki keunikan

bahwa mereka membuat banchan atau side dish di pagi hari sebelum restoran

dibuka dan beberapa jenis side dish juga dibuat beberapa menit sebelum banchan

disajikan kepada pengunjung. Hal ini dilakukan untuk menjaga rasa dan

kesegaran makanan tersebut yang memang kebanyakan berbahan dasar sayuran

(seperti contoh kimchi). Salah satu manajer restoran ini mengatakan bahwa

semenjak adanya tren K-Pop menyebar di Indonesia jumlah pengunjung di

Surabaya terhadap restorannya semakin meningkat, khususnya ketika lagu

Gangnam Style tenar di Indonesia. Kedua manajer dari masing-masing restoran

juga sempat mengatakan bahwa kebanyakan pengunjung lokal hanya memesan

makanan yang biasa mereka lihat pada umumnya seperti bibimbap, jajangmyeon,

japchae, tteokbokki, dan kimchi-jjigae, dan tidak banyak dari mereka yang

memiliki keinginan untuk mencoba makanan lainnya dikarenakan bahwa mereka

takut jika makanan tersebut tidak sesuai dengan seleranya.

Selain itu pengetahuan pengunjung akan cara makan terhadap menu

tertentu juga sepertinya terlihat kurang (hal ini berlaku untuk makanan seperti

Page 17: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang

Universitas Kristen Petra

25  

ssambap; dimana menu ini menyediakan daging untuk dibakar dan biasanya

dimakan dengan cara dibungkus oleh daun) sehingga biasanya mereka

mengarahkan waiter atau waitress untuk memberitahukan bagaimana cara makan

daging bakar yang baik yang sesuai dengan etika makan masyarakat Korea pada

umumnya.

2.3.2. Wawancara dengan ahli gizi

Wawancara dengan ahli gizi ini guna untuk melengkapi data kandungan

gizi yang dimiliki oleh makanan khas Korea. Menurut Ibu Eny Ulfasari, Amd.

Gz., selaku ahli gizi di salah satu rumah sakit yang terletak di Surabaya Barat,

beliau mengatakan bahwa makanan Korea tergolong makanan sehat karena di

dalam makanan Korea sendiri sudah terdiri 4 jenis standart gizi yang cukup untuk

kesehatan manusia yang berupa karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral;

dimana pada makanan khas Korea biasanya karbohidrat terdapat pada nasi yang

merupakan makanan pokok masyarakat Korea, protein dan vitamin yang dapat

ditemukan pada daging-dagingan dan tofu (tahu), dan juga mineral yang

terkandung pada sayur dan buah.

2.3.3. Survey

Dari sepuluh restoran Korea yang ada di Surabaya, baik restoran besar

maupun kecil, dipilih dua restoran tradisional Korea yang cukup terkenal di

kalangan masyarakat menengah keatas yang letaknya di Surabaya bagian barat.

2.3.3.1. Myoung Ga Traditional Korean Restaurant

Restoran ini merupakan salah satu restoran Korea yang sudah ada di

Surabaya cukup lama sejak tahun 1999. Sebelumnya, restoran ini sudah tiga kali

berpindah tempat dan sampai akhirnya sekarang menetap di Jl. H.R. Muhammad

181, tepatnya di dalam Puri Matahari Apartment, Surabaya. Restoran ini

merupakan restoran yang harganya agak tinggi, sehingga pengunjung Myoung Ga

biasanya datang bersama dengan kerabat atau keluarga mereka. Selain itu juga

dikarenakan makanan yang dihidangkan di restoran ini memiliki porsi yang cukup

banyak jika disantap seorang diri. Seperti restoran Korea pada umumnya, Myoung

Page 18: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang

Universitas Kristen Petra

26  

Ga menyajikan berbagai macam side dish sebelum makanan utama dihidangkan.

Hampir 10 macam side dish disediakan di meja dengan menggunakan piring-

piring kecil.

Di restoran ini juga terdapat dua macam tempat duduk yang dapat dipilih,

yang pertama berupa lesehan dan kedua berupa meja kursi biasa. Di meja lesehan

biasanya ditempati oleh pengunjung yang ingin menikmati grill sehingga di

mejanya terdapat alat untuk membakar daging. Suasana di dalam restoran ini

cukup terasa suasana Korea, karena selain interiornya juga ada tayangan televisi

yang menayangkan macam-macam acara televisi Korea. Beberapa hidangan

utama yang menjadi favorit pengunjung di restoran ini adalah bibimbap,

jajangmyeon dan samgyeopsal.

Gambar 2.20. Beberapa banchan atau side dish yang disediakan di Myoung Ga

Traditional Korean Restaurant

Gambar 2.21. Salah satu hidangan utama dan banchan (side dish) yang disediakan

di Myoung Ga Traditional Korean Restaurant

Page 19: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang

Universitas Kristen Petra

27  

Gambar 2.22. Jajangmyeon (mi dengan pasta kedelai hitam); salah satu hidangan

utama yang disajikan oleh Myoung Ga Traditional Korean Restaurant

2.3.3.2. Gojumong Korean Traditional Grill

Restoran ini terletak di Jl. Bukit Darmo Boulevard no. 181, 2D-E,

Surabaya. Melihat nama dari restorannya, dapat ditebak bahwa di restoran ini

yang paling unggul adalah grill-nya. Selain dari namanya, dapat juga dilihat dari

suasana di dalam restoran ini bahwa di setiap meja terdapat alat grill beserta

penghisap asapnya sama seperti kebanyakan restoran grill di Korea sendiri.

Dibandingkan dengan Myoung Ga, harga main dish di restoran ini sedikit lebih

terjangkau dengan porsi yang dapat disantap oleh seorang diri, namun untuk harga

daging yang akan dibuat grill memiliki harga yang cukup tinggi. Tak jauh dari

Myoung Ga, restoran ini juga menyediakan berbagai macam side dish yang terdiri

sekitar 10 macam sebelum hidangan utama didatangkan.

Gambar 2.23. Suasana dan interior di Gojumong Korean Traditional Grill

Page 20: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang

Universitas Kristen Petra

28  

Gambar 2.24. Dwaeji bulbaek (daging babi yang dimasak dengan saus pedas);

salah satu hidangan utama yang disajikan oleh Gojumong Korean Traditional

Grill

2.3.4. Kepustakaan dan Internet

Pencarian buku tentang informasi makanan khas Korea pun dilakukan

demi perancangan ini, namun keberadaannya di peredaran baik di toko buku yang

menjual buku lokal maupun yang menjual buku impor sangatlah susah ditemukan,

melainkan kebanyakan merupakan buku resep masakan Korea. Sehingga tanpa

disengaja akhirnya ditemukan dua buah ebook berbahasa inggris yang berisikan

tentang sejarah dan informasi tentang makanan khas Korea yang sangatlah cocok

menjadi referensi untuk perancangan ini.

Selain buku, kelengkapan data dan sumber juga diperoleh dari internet

dimana terdapat beberapa website yang berhubungan tentang Korea yang

langsung diolah oleh orang yang bersangkutan dengan negara Korea itu sendiri.

2.4. Kesimpulan Analisis Data

Dari hasil analisa data dapat disimpulkan bahwa makanan khas Korea

merupakan makanan dari bahan-bahan yang berkualitas dan dapat berguna bagi

kesehatan tubuh dan sesuai untuk referensi makanan sehari-hari masyarakat. Hal

ini dikarenakan bahwa makanan khas Korea memiliki standard gizi sehari-hari

yang dibutuhkan oleh masyarakat. Selain itu ada penyebab kekurangan

pengetahuan masyarakat mengenai makanan khas Korea daripada makanan

lainnya seperti :

Page 21: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Landasan Teori ... · lebih dari 15 derajat. Pencahayaan ini akan menghasilkan foto yang relatif tanpa bayangan, sehingga tercipta efek yang

Universitas Kristen Petra

29  

1. Hampir tidak adanya buku tentang makanan khas Korea yang beredar di

kota Surabaya yang dapat dijadikan referensi bagi masyarakatnya.

2. Persepsi masyarakat mengenai makanan khas Korea merupakan sebuah

makanan tren akibat munculnya tren K-Pop di Indonesia