2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

49
Dasar-Dasar Perilaku Individu Pertemuan 2 Oleh, Tri Sagirani

Transcript of 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Page 1: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Dasar-Dasar Perilaku

Individu

Pertemuan 2

Oleh,

Tri Sagirani

Page 2: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Tujuan

Mahasiswa memahami dasar-dasar perilaku

individu dan hubungan dengan perilaku individu

dalam suatu organisasi

Pokok Bahasan

Karakteristik biografik.

Kemampuan, kepribadian, persepsi

Belajar

Page 3: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Karakteristik

Biografik ??

Page 4: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

KARAKTERISTIK BIOGRAFIK

Usia

Jenis Kelamin

Status Perkawinan

Jumlah Tanggungan

Masa Kerja

Yaitu sifat pribadi tiap individu yg obyektif dan

mudah diperoleh dari catatan pribadi individu

Page 5: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Bagaimana

Hubungan Usia

Vs. Kinerja

?

Page 6: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Usia

Hubungan Usia Dengan Kinerja

Usia bertambah, kinerja menurun

Jumlah tenaga kerja usia lanjut meningkat

Pengaruh Usia Terhadap Turnover

Semakin tua turnover kecil

Usia berasosiasi positif dengan kepuasan

Usia berbanding terbalik dengan absen (tapi

lebih besar untuk ijin karena kesehatan)

Page 7: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Adakah Perbedaan

Laki-laki dan

Perempuan dlm hal

Tingkat absensi

Page 8: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Jenis Kelamin

Perbedaan kinerja pria – wanita kecil

Kepuasan kerja dan turnover tidak

dipengaruhi Jenis Kelamin

Wanita tingkat absen lebih tinggi

mengurus rumah tangga

Page 9: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Bagaimana kaitan

Status perkawinan

dengan

Turn over ?

Page 10: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Status Perkawinan

Tenaga Kerja yang sudah kawin cenderung

kemungkinan turnover (keluar masuk

karyawan) kecil

kepuasaan kerja meningkat

Page 11: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Jumlah Tanggungan

Ada korelasi positif antara jumlah tanggungan

dengan

tingkat absen terutama wanita

kepuasan kerja

Page 12: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Bagaimana korelasi

Masa kerja

dg

Kinerja

Page 13: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Masa Kerja

tidak ada korelasi masa kerja dengan

kinerja

ada hubungan negatif

masa kerja dengan tingkat absen

masa kerja dg turnover

Page 14: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

KEMAMPUAN

Kemampuan intelektual

Kemampuan fisik

Kesesuaian pekerjaan – kemampuan ??

Yaitu kapasitas seorang individu untuk mengerjakan

berbagai tugas dalam suatu pekerjaan

Page 15: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Kemampuan Intelektual

yaitu kemampuan yg diperlukan utk

mengerjakan kegiatan mental

semakin tinggi posisi dalam hirarkhi

organisasi – semakin membutuhkan

kemampuan intelektual

Page 16: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Dimensi Kemampuan Intelektual

Penyelidik Kebakaran:

Mengenali petunjuk-

petunjuk untuk mendukung

tuduhan arson.

Kemampuan

mengenali

kemiripan dan beda

visual dengan cepat

dan tepat

Kecepatan

Perseptual

Manajer Pabrik:

Mengikuti kebijakan

korporasi

Kemampuan

memahami apa yang

dibaca atau

didengar serta

hubungan kata satu

sama lain

Pemahaman

Verbal

Akuntan:

Menghitung pajak

penjualan pada

seperangkat barang

Kemampuan untuk

berhitung dengan

cepat dan tepat

Kecerdasaan

Numeris

Contoh Pekerjaan Kemampuan Dimensi

Page 17: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Dimensi Kemampuan Intelektual (lanjutan)

Juru Jual:

Mengingat nama-nama

pelanggan

Kemampuan menahan dan

mengenang kembali masa

lalu

Ingatan

Dekorator Interior:

Meredekorasi suatu kantor.

Kemampuan

membayangkan bagaimana

suatu obyek akan tampak

seandainya posisinya dalam

ruang diubah

Visualisasi

Uang

Penyelia:

Memilih antara dua saran

yang berlainan yang

dikemukakan karyawan

Kemampuan menggunakan

logika dan menilai implikasi

dari suatu argumen

Penalaran

Deduktif

Peneliti Pasar:

Meramalkan permintaan

akan suatu produk dalam

kurun waktu berikutnya

Kemampuan mengenali

suatu urutan logis dalam

suatu masalah dan

kemudian memecahkan

masalah itu

Penalaran

Induktif

Contoh Pekerjaan Kemampuan Dimensi

Page 18: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Kemampuan Fisik

yaitu kemampuan yg diperlukan utk

melakukan tugas-tugas yg menuntut

stamina, kecekatan, kekuatan

Individu yg bekerja bukan pd posisi

manajemen (pelaksana) lebih

banyak menggunakan

kemampuan fisik

Page 19: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Kesesuaian Pekerjaan - Kemampuan

ada korelasi kesesuaian pekerjaan –

kemampuan dengan kinerja

kemampuan di bawah persyaratan kinerja

gagal

kemampuan di atas persyaratan kinerja

memadai, tapi dapat mengurangi kepuasan

(frustasi)

Page 20: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

KEPRIBADIAN

Faktor Penentu :

keturunan (bawaan)

lingkungan

situasi

Yaitu berbagai cara yg digunakan individu untuk

bereaksi dan berinteraksi dg lingkungannya

Page 21: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Keturunan

Dibawa sejak lahir Gen / kromosom

Ukuran fisik, daya tarik wajah,

temperamen, reflek otot dll

Karakterik kepribadian tidak sepenuhnya ditentukan

oleh keturunan

Page 22: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Lingkungan

Pengalaman

Keluarga

Kebudayaan

Page 23: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Situasi

Mempengaruhi faktor

Keturunan

Lingkungan

Hendaknya !!!

Tidak melihat faktor kepribadian secara terpisah

Page 24: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Kelengkapan kepribadian yang

mempengaruhi perilaku organisasi:

Locus of control

Achievement orientation (orientasi pencapaian)

Authorianisme

Machiavellianisme

Penghargaan diri (self esteem)

Pemantauan diri (self monitoring)

Pengambilan resiko (risk taking)

Page 25: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Locus of control

yaitu tingkat kepercayaan seseorang akan

nasibnya

internal: percaya bahwa nasibnya ditentukan

dirinya sendiri

eksternal: percaya nasibnya ditentukan

kekuatan dari luar (spt kesempatan,

keberuntungan)

internal secara umum melaksanakan

pekerjaannya dg lebih baik

Page 26: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Achievement orientation

Orientasi pada capaian

Orang yg memiliki need of achieve tinggi,

akan menunjukkan kinerja yg tinggi pula

Page 27: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Authorianisme

yaitu aliran yg menyetujui tentang adanya

perbedaan status dan kekuasaan di

antara orang di dalam suatu organisasi

Orang yg otoritasnya tinggi cenderung

kaku, enggan berubah, kurang bisa

percaya pd orang lain.

Page 28: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Machiavellianisme

yaitu derajad sejauh mana seseorang

individu bersifat pragmatis, menjaga jarak

emosional, dan meyakini bahwa tujuan

dapat membenarkan cara

orang dengan Mach yang tinggi

cenderung pragmatis, tdk emosional, dan

cocok untuk suatu pekerjaan dengan

kecakapan bargaining (negosiasi)

Page 29: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Penghargaan diri

yaitu tingkat senang atau tidaknya

seseorang thdp dirinya sendiri

penghargaan diri yang rendah

tergantung pada penilaian positif orang

lain, selalu mencari persetujuan, dan

mudah dipengaruhi

penghargaan diri yang tinggi

cenderung memiliki kepuasan kerja yang

tinggi pula

Page 30: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Pemantauan diri

yaitu sifat individu untuk mengukur

kemampuan diri dalam menyesuaikan

perilakunya dengan faktor-faktor situasional

eksternal

pemantauan diri yang tinggi akan lebih

mudah mengadaptasi perilakunya

terhadap situasi yg berbeda

Page 31: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Pengambilan resiko

orang yang memiliki tingkat pengambilan

resiko tinggi akan lebih cepat dalam

memberikan keputusan

John Holland dalam teori Personality-Job Fit

menjelaskan kepuasan kerja dan tingkat turnover

tergantung pada kecocokan kepribadian individu dengan

lingkungan kerjanya

Page 32: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

PERSEPSI

yaitu proses dimana seseorang

mengorganisasi dan menginterpretasi

sensor/kesan yang ditangkapnya untuk

mengartikan lingkungan

perilaku orang didasari oleh persepsi

mereka terhadap sesuatu, bukan pada

kenyataan yang terjadi

Page 33: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Faktor-faktor yang mempengaruhi

Perceiver (orang yang merasakan)

Target (sasaran)

Situation (situasi)

Page 34: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Perceiver

yaitu interpretasi dari kesan yang ditangkap oleh indra

Interpretasi dipengaruhi oleh karakter pribadi seperti:

sikap

motif

minat

pengalaman masa lalu

Harapan

Kebutuhan

Norma-norma

Page 35: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Target

Karakteristik sasaran yg diamati dapat

mempengaruhi persepsi seseorang

Hal baru

Gerakan, bunyi

Ukuran

Latar belakang

Kedekatan

Penampakan ( Appearance):

Perilaku (Behavior)

Page 36: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Situation

yaitu elemen-elemen di sekitar sasaran

Waktu

situasi kerja, keadaan dan tempat

situasi sosial

Page 37: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Persepsi Terhadap Orang lain

Selective perception

Halo effect

Contrast effect

Projection

Stereotyping

Page 38: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Selective Perception

individu secara selektif cenderung akan

berpersepsi terhadap orang lain atas

dasar kepentingan, minat, latar belakang,

sikap dan pengalaman pribadinya

Page 39: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Halo effect

dalam mengambil kesimpulan tentang

orang lain (kesan umum) cenderung

hanya memperhatikan satu

karakteristiknya saja

Page 40: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Contrast effect

individu dalam mengevaluasi karakteristik

seseorang cenderung membandingkan

dengan orang lain yang ditemui

sebelumnya

Perbandingan yang masuk bisa dalam

peringkat yang tinggi ataupun yang lebih

rendah

Page 41: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Projection

Individu menempatkan karakteristik

pribadinya pada diri orang lain yang

hendak dinilainya

Mencirikan karakteristik pribadi kepada

orang lain

Page 42: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Stereotyping

individu cenderung menilai karakteristik

seseorang berdasarkan karakteristik

kelompok asalnya

Page 43: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Penanganan Persepsi

Mempertinggi tingkat mawas diri

Mengupayakan kelengkapan informasi

Empati

Menghindari segala macam distorsi

Page 44: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

PEMBELAJARAN

Pengertian:

Pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki si belajar (Degeng, 1989)

Perubahan yang terjadi dari hubungan yang stabil antara stimulus yang diterima dan respons (Percival, 1988)

Setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman (Robbins, 1996)

Page 45: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Teori Social Learning

Perilaku merupakan fungsi konsekuensi,

orang belajar :

dari pengalaman,

dari melihat apa yang terjadi pada orang

lain,

dari sesuatu yang diberitahukan oleh orang

lain

Page 46: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Tahap Proses Belajar

Attentional Processes

(proses pemerhatian)

Retention Processes

(proses pengingatan)

Motor Reproduction Proses

(proses peniruan)

Reinforcement Processes

(proses penguatan)

Page 47: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Proses belajar membentuk perilaku

Metode pembentukan perilaku individu:

Possitive reinforcement (penguatan positif)

respon diikuti dengan sesuatu yang

menyenangkan

Negative reinforcement

(penguatan negatif)

respon diikuti dengan penghentian atau

sesuatu yang tidak menyenangkan

Page 48: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

Lanjutan……

Metode pembentukan perilaku individu:

Punishment (hukuman)

respon diikuti dg kondisi yg tdk

menyenang-kan dlm usaha

menghilangkannya

Extinction (pemadaman)

terjadi pengurangan bahkan penghilangan

usaha yg membentuk perilaku

Page 49: 2-Dasar Perilaku Individu (Perilaku Keorganisasian)

KESIMPULAN

Karakteristik biografik (usia, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah tanggungan dan masa kerja)

Kemampuan (intelektual, fisik, kesesuaian pekerjaan dengan kemampuan

Kepribadian dipengaruhi oleh faktor keturunan, lingkungan dan siuasi menjadi satu kesatuan yang utuh

Persepsi perceiver, target dan situasi

Pembelajar, proses belajar membentuk perilaku individu