2. Agar Mendapatkan Ketum Baru, Pengprov PSSI DKI Jakarta Adakan Musdalub

1
Agar Mendapatkan Ketum Baru, Pengprov PSSI DKI Jakarta Adakan Musdalub Kini wacana yang dikeluarkan oleh Pengprov (Pengurus Provinsi) PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) DKI Jakarta dalam mengadakan Musdalub (Musyawarah Daerah Luar Biasa) lagi-lagi memanas. Yang menjadi pemicu dalam hal tersebut adalah sikap yang dilakukan oleh mantan Ketua Umum Pengurus Provinsi PSSI DKI Jakarta yaitu Hardi Hasan yang tetap merasa tidak puas meski telah dibekukan oleh Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin. Hardi tetap akan menganggap kalau dirinya terus menjadi Ketua Umum Pengprov PSSI DKI Jakarta dengan predikat sah dan bersikeras tidak akan mengakui keberadaan sang caretaker yang kini ditunjuk oleh Djohar Arifin Husin. Pasalnya, upaya yang dilakukan oleh Hardi Hasan untuk akan tetap bertahan dari kursi kepemimpinannya itu karena dirinya terus mendapatkan dukungan penuh dari para anggota Pengprov PSSI DKI Jakarta. Hardi optimis kalau dirinya akan tetap berada di kursi Ketua Umum Pengprov PSSI DKI Jakarta, walaupun kini Ketum Djohar Arifin Husin telah menunjuk Rifaid Ismail sebagai caretaker Pengprov PSSI DKI Jakarta. Ia yakin lantaran semua staf nya yang ada di Pengprov PSSI DKI Jakarta terus ikut memberi dukungan untuk mempertahankan kepemimpinannya. Oleh sebab itu, pihak Hardi Hasan dikabarkan kalau bakal menggelar Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) yang tujuannya adalah untuk menentukan siapa yang akan menjadi Ketua Umum anyar di bulan Oktober nantinya. Hardi Hasan yang juga menjabat sebagai anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI buatan KPSI (Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia) mengatakan kalau caretaker tunjukan Djohar yaitu Rifaid Ismail sejauh ini sama sekali tidak memperoleh pengakuan mengenai keberadaannya sebagai caretaker oleh anggota Pengprov PSSI DKI Jakarta. Sehingga, dengan keadaan seperti itu pihaknya akan menggelar pemilihan Ketua Umum baru yang pada nantinya Ketua Umum tersebut resmi dan harus memperoleh pengakuan, restu serta dipercaya oleh para anggotanya. Media yang digunakan untuk mendapatkan Ketua Umum baru Pengprov PSSI DKI Jakarta tersebut yaitu dengan mengadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub). Lebih jauh, Hardi juga mengaku kalau dirinya tidak akan lagi mrncalonkan diri sebagai Ketua Umum Pengprov PSSI DKI Jakarta dalam bursa Pemilihan Ketum itu lantaran akan memfokuskan dirinya dalam membangun persepakbolaan Indonesia itu dari pusat yaitu PSSI. Selain mengenai itu, Hardi juga menyatakan kalau ada dualisme kompetisi dan juga kepengurusan PSSI yang kini terjadi ini akan baru bisa diselesaikan usai digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang bakal digelar pada bulan September nanti. Memang, pada mulanya pihak PSSI hanya mengadakan kongres yang bertujuan untuk pengesahan perubahan statuta dalam menyatukan kompetisi dan pengembalian empat orang yang menjabat Exco yang dipecat oleh PSSI. Akan tetapi, kalau saja 2/3 orang yang mempunyai suara PSSI menginginkan untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB), maka itu harus digelar.

description

hilang

Transcript of 2. Agar Mendapatkan Ketum Baru, Pengprov PSSI DKI Jakarta Adakan Musdalub

Agar Mendapatkan Ketum Baru, Pengprov PSSI DKI Jakarta Adakan Musdalub

Kini wacana yang dikeluarkan oleh Pengprov (Pengurus Provinsi) PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) DKI Jakarta dalam mengadakan Musdalub (Musyawarah Daerah Luar Biasa) lagi-lagi memanas. Yang menjadi pemicu dalam hal tersebut adalah sikap yang dilakukan oleh mantan Ketua Umum Pengurus Provinsi PSSI DKI Jakarta yaitu Hardi Hasan yang tetap merasa tidak puas meski telah dibekukan oleh Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin. Hardi tetap akan menganggap kalau dirinya terus menjadi Ketua Umum Pengprov PSSI DKI Jakarta dengan predikat sah dan bersikeras tidak akan mengakui keberadaan sang caretaker yang kini ditunjuk oleh Djohar Arifin Husin. Pasalnya, upaya yang dilakukan oleh Hardi Hasan untuk akan tetap bertahan dari kursi kepemimpinannya itu karena dirinya terus mendapatkan dukungan penuh dari para anggota Pengprov PSSI DKI Jakarta.

Hardi optimis kalau dirinya akan tetap berada di kursi Ketua Umum Pengprov PSSI DKI Jakarta, walaupun kini Ketum Djohar Arifin Husin telah menunjuk Rifaid Ismail sebagai caretaker Pengprov PSSI DKI Jakarta. Ia yakin lantaran semua staf nya yang ada di Pengprov PSSI DKI Jakarta terus ikut memberi dukungan untuk mempertahankan kepemimpinannya. Oleh sebab itu, pihak Hardi Hasan dikabarkan kalau bakal menggelar Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) yang tujuannya adalah untuk menentukan siapa yang akan menjadi Ketua Umum anyar di bulan Oktober nantinya. Hardi Hasan yang juga menjabat sebagai anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI buatan KPSI (Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia) mengatakan kalau caretaker tunjukan Djohar yaitu Rifaid Ismail sejauh ini sama sekali tidak memperoleh pengakuan mengenai keberadaannya sebagai caretaker oleh anggota Pengprov PSSI DKI Jakarta.

Sehingga, dengan keadaan seperti itu pihaknya akan menggelar pemilihan Ketua Umum baru yang pada nantinya Ketua Umum tersebut resmi dan harus memperoleh pengakuan, restu serta dipercaya oleh para anggotanya. Media yang digunakan untuk mendapatkan Ketua Umum baru Pengprov PSSI DKI Jakarta tersebut yaitu dengan mengadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub). Lebih jauh, Hardi juga mengaku kalau dirinya tidak akan lagi mrncalonkan diri sebagai Ketua Umum Pengprov PSSI DKI Jakarta dalam bursa Pemilihan Ketum itu lantaran akan memfokuskan dirinya dalam membangun persepakbolaan Indonesia itu dari pusat yaitu PSSI. Selain mengenai itu, Hardi juga menyatakan kalau ada dualisme kompetisi dan juga kepengurusan PSSI yang kini terjadi ini akan baru bisa diselesaikan usai digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang bakal digelar pada bulan September nanti.

Memang, pada mulanya pihak PSSI hanya mengadakan kongres yang bertujuan untuk pengesahan perubahan statuta dalam menyatukan kompetisi dan pengembalian empat orang yang menjabat Exco yang dipecat oleh PSSI. Akan tetapi, kalau saja 2/3 orang yang mempunyai suara PSSI menginginkan untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB), maka itu harus digelar.