2 3 4 5 o .Nav ODes Sundayan...

download 2 3 4 5 o .Nav ODes Sundayan Menduniapustaka.unpad.ac.id/.../pikiranrakyat-20101128-sundayangmendunia.pdf · Gratis, memang. Tetapi justru karena ... hanya bisa memainkan lagu-lagu

If you can't read please download the document

Transcript of 2 3 4 5 o .Nav ODes Sundayan...

  • Pikiran Rakyato Senin o Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu Minggu

    2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1(m 14. 15 1617 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 8 29 30 31OJan OPeb o Mar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt .Nav ODes

    Sunda yan Mendunia

    , " ERIYANT1rPR'

    D~ penta.s dz Conseruatoire Antony, UnztKesenzan Unpad berhasil memikat lebih dari 250 penonton. Pentas terasa se-makin tzdak beryarak manakala penonton terlibat langsung dalam permainan angklung. *

    Kebijakan ini dire isas! n dalambanyak agenda, antara lain penerlmaanmahasiswa Unpad melaluijalur talentscouting bidang seni Sunda,mendirikan Gedung Kesenian Bale Ru-mawat dan menggelar berbagai pemen-tasan seni Sunda di sana, serta mem-berangkatkan Unit Kesenian Unpad keberbagai negara. Seperti keberangkatanUnit Kesenian Unpad ke Eropa pada 15Oktober s.d. 10 November lalu.Kegiatan ini merupakan realisasi dari

    pengembangan seni budaya Sunda.Hasilnya sangat membanggakan.Pepatah mengatakan, sekalimerengkuh dayung dua tiga pulau ter-lampaui. Tim bukan saja berhasilmemukau masyarakat Eropa, tetapi ju-ga sukses mengemban misi sebagai du-ta budaya bangsa.Dengan kerja keras, Unit Kesenian

    Unpad mampu memberi citra baik In-donesia di mata masyarakat Eropa.Masyarakat Eropa memandang In-donesia sebagai negeri yang cantik,kaya dengan potensi seni, dan .menakjubkan untuk dikunjungi. Seper-ti pada antusiasme penonton yangmenanyakan Indonesia di setiap akhir .pertun iukan.

    EGITULAH cita-ci-ta Ganjar Kurnia saatmenjabat sebagaiAtase Kebudayaandan PendidikanKBRI di Prancis. Ter-bukti, hampir setiaptahun KBRI Prancis

    senantiasa menggelar pertunjukan senidan budaya Sunda di antara pertun-jukan seni dan budaya dari daerah lain.Cita-cita itu sudah bertumbuhjauh se-belum ia menjabat sebagai Rektor Uni-versitas Padjadjaran (Unpad) sepertisekarang.Atase Kebudayaan KBRI Prancis

    yang kini menjabat, Sudradjat, men-gatakan, hal itu kini sudah menjadisemacam "amanah". Agar KBRI Pran-cis senantiasa memasukkan seni bu-daya Sunda sebagai salah satu agendapertunjukan budaya yang digelarnya.Mengingat, sebelumnya seni Sunda su-dah dikenal masyarakat Prancis.Kebijakan ini bersambung dengan

    Unpad sekarang yang menjadikan seniSunda sebagai pengembangan kampus.Ganjar Kurnia mengatakan, bila diJawa masih ada keraton yang dapatmempertahankan seni dan tradisisetempat atau di Bali ada pura, di JawaBarat, perguruan tinggilah lembagayang harus memelihara dan menge!ll-ban kan seni budaya Sunda.

    Kllplnq Hurnas Unpad 2010

    ~m didukung 23 personel t ,penari/nayaga dan 6 ofisial, 3 perwaki-lan akademisi Unpad masing-masingDirektur KeIja Sama Unpad Dr. Ram-dan Panigoro, Pembantu Rektor IIProf. Dr. Rina Indiastuti, S.E., M.E.!.,dan Manajer Ofisial Dr. Keri DandanLestari, Apt. Selain itu, ikut serta pulaperwakilan Dirjen Dikti, P. Suharyo?o.Tim mengunjungi tiga negara paling

    berpengaruh di Eropa, Prancis, Ams-terdam, dan Budhapest selama 24 hari,14hari digunakan di Prancis, 5 hari diAmsterdam, dan 5 hari di Budhapest.Di Prancis tampil di 6 tempat, di Ams-terdam di 2 tempat, dan di Budhapestdi 2 tempat.EfektifSejak awal keberangkatan, tim be-

    ranggotakan 10 perempuan, 13pria,dan 1orang penata pentas ini men-syaratkan para pemain tidak hanya pi-awai menari, menyanyi, atau bermainmusik, tetapi juga harus siapmerangkap sebagai pengelola pentas.Tujuannya agar jumlah orang yang be-rangkat efektif dan efesien.Di Prancis, tim tampil di berbagai

    tempat denganjadwal pentas sangatpadat. Mulai dari Gedung KesenianConservatoire Antony, di St. Antony,Perancis (16/10), Gedung KesenianArthur Honegger, Le Harve, A ditori-

    ,'>

  • urn SCiences Po, Le Harve (19/10),Gedung Kesenian La Mothe St. Heray(21/10), Gedung Pertemuanmasyarakat Kota Sanxay (22/10),Gedung Kesenian Neuville (23/10), diGedung Kesenian La Sale De Fetes,Clermont (26/10), dan puncaknya diajang pameran "Salon Du Chocolat"yang diselenggarakan di jantung kotaParis (28-31/10).

    Hampir setiap hari ada pentas. Kalaupun terdapat hari kosong tanpa pemen-tasan, waktu tersebut digunakan untukperjalanan antarkota. Mengingat jaraksatu tempat pementasan dengan lain-nya sangat beIjauhan padahal basecamp panitia tetap di Paris. Adakalanya tiro harus menempuh lebih ku-rang 400 km peIjalanan sampai ketempat tujuan.

    Seperti pentas di Clermont, timmenghabiskan perjalanan lebih kurangtiga jam. Dilanjutkan agenda menatapanggung selama lebih kurang duajam, pementasan duajam, dan tigajamlagi perjalanan kembali ke Paris. Halini sangat menguras tenaga tim, apalagicuaca sangat dingin ditambah anginakhir musim gugur yang sangat ken-cang.

    Namun, di semua tempat itu pula,tempat duduk yang tersedia tidak per-.nah tersisa.Padahal tidak semuagedung kesenian merupakan bagiandari sekolah musik. Ada kalanya,gedung yang digunakan berupa gedungpertemuan masyarakat sekitar. Sepertidi La Mothe dan Sanxay, gedung yangdigunakan berupa gedung pertemuanmasyarakat setempat. Namun karenarasa ingin tahu masyarakat Prancissangat tinggi, semua gedung terisipenuh.

    Menurut KBRI Prancis yang mem-fasilitasi rangkaian kegiatan ini, semuapenonton memesan tempat duduk ter-lebih dahulu melalui internet. Gratis,memang. Tetapi justru karena gratis,tidak mudah bagi masyarakat Prancisuntuk memperoleh undangan itu.Mengingat kapasitas tempat dudukyang tersedia terbatas dan pertunjukanhanya satu kali di setiap tempat.

    Pentas di Conservatoire Antony, mis-alnya. Di gedung kesenian yang menja-di bagian dari sekolah musik Antonyini, Unit Kesenian Unpad berhasilmemikat lebih dari 250 penonton.Penonton sampai "meluber" di tanggamasuk. Bahkan pentas terasa semakintidak berjarak manakala penonton ter-libat langsung dalam permainan angk-lung.

    PuasBagi masyarakat Prancis, angklung

    menjadi alat musik ajaib yangmenakjubkan. Karena angklung bukanhanya bisa memainkan lagu-lagu tradi-sional dalam nada pentatonik, tetapijuga lagu-lagu populer yang digemaridunia seperti ''You Rise Me Up", "HereThe World", "My Way", dU.

    Komentar yang disampaikan sangatmembanggakan. Deputy Major Antony,Anny Leon mengatakan, "C'est Joilie,C'es aqreablel" ("Sangat cantik, sangatmenyenangkan!"). Sedangkan DirekturGuy Borderieux, Issabelle Donnetberkomentar, "C'est manifique!" ("Sa-ngat menarik!")

    Pentas dikemas dalam satu rangkainacara yang berujung pada klimaks,Dimulai dengan suguhan tari-tariangemulai seperti tari "Merak" .dan tari"Ponggawa Gawil". Dilanjutkan dengantari-tarian yang lebih mengentak seper-ti tari "Jaipong Gandes" dan tari"Cikeruhan". Disambung Arumba de-ngan suguhan lagu-lagu menawan dariNovi Aksmiranti, satu-satunya penem-bang yang mahir membawakan lagu-lagu Sunda maupun pop.

    Pentas berlanjut pada permainanangklung bersama yang dipandu NadyaPuspaPujianti. Sampai tak ada lagibatas bangsa dan negara, semua larutdalam bahasa seni yang universal. Pen-tas mencapai klimaks dengan rampakkendang. Semua penonton bertepuktangan, berjingkrak mengikuti iramakendang yang mengentak.

    Selain tampil di berbagai tempat, tu-gas Unit Kesenian Unpad selama diPrancis adalah mengenalkan dan men-.gajarkan seni Sunda kepada pelajarmaupun mahasiswa. Pada bagian ini,tim juga bertugas ganda sebagai gurutari, seni musik, dan wayang. Di Seko-lah Musik St. Antony misalnya, timmengajarkan tarian Jaipong dan ram-pak kendang kepada lebih kurang limapuluh mahasiswa seni.

    Yang cukup menantang, tim sengajatinggal bersama masyarakat setempatdi kota kecil Sanxay karena sekolahyang akan mengikuti lokakarya cukupbanyak. Kota Sanxay terletak 400 kmdari Paris mengarah Timur Selatandenganjarak tempuh empatjam dariParis. Di kota berpenduduk 600 kk ini,tiro disebar dan tinggal bersama orangtua angkat masing-masing.

    Ada tujuh orang tua angkat yangmenerima tim tinggal di rumahnya. Dikeluarga-keluarga ini, tiro menginapselama empat hari tiga malam.

    Selama empat hari berturut-turut,tim mengajar seni Sunda di dua tem-pat, sekolah Beaussais Vitre di St Heraydan sekolah-sekolah di kota Sanxay. Di

    kedua tempat ini, tim mengajarkanangklung, arumba, jaipong, dan me-ngenalkan wayang kepada ratusansiswa preschool (taman kanak-kanak)sampai sekolah dasar (SD).

    Mengajar seni dilakukan setiap pagisampai siang hari. Malam harinyatampil di Gedung Kesenian La MotheSt. Heray, Gedung Pertemuan KotaSanxay, dan Gedung PertemuanNeuville. Pentas juga melibatkan parapelajar yang sudah mengikuti work-shop angklung pada siang harinya.

    MelekatWorkshop sengaja diberikan kepada

    pelajar TK dan SD. Tujuannya kata Dr.Ramdan Panigoro, agar memori peser-ta melekat kepada seni Sunda. Hal ituterbukti, setiap pentas digelar adamalam harinya, para pelajar keeil-kecilinilah yang dengan bangga menge-nalkan angklung, arurnba, tari-tarian,dan wayang golek kepada orang tuamereka yang hadir.

    Bahkan kedekatan tiro denganmasyarakat Prancis, tidak terbatas dipentas. Konsep homestay yang diterap-kan, menjadikan hubungan keduabangsa melebur satu sama lain. Parapenari yang umumnya masih maha-siswa tingkat 1-2 merasa menemukanpengganti orang tua. Para or g tuaangkat yang menerima mereka pun,seperti menemukan anak-anak merekayang sudah pergi jauh.

    Puncak tantangan Unit KesenianUnpad selama di Prancis adalah saatmanggung di pameran coklat "SalonDu Chocolat 2010". Pameran ini dige-lar dijantung Porte de Versailles,Paris. Diikuti ratusan lebih produsendan pengusaha coklat terbesar dariberbagai negara di dunia. Sehinggaacara-acara yang digelar pun sangatspektakuler. Mulai dari para ahli kuli-ner coklat, desaigner miniatur coklat,dan para ahli coklat, termasuk paraperancang busana dunia yangmemamerkan karya-karyanya. Dipanggung ini, Unit Kesenian Unpadharus berbagi pentas dengan tim darinegara-negara lain. Namun berkattari-tarian yang indah dan rampakkendang yang semarak, mere aberhasil merebut perhatian.

    Satu hal yang harus digarisbawahidari semua keberhasilan tim ini, adalahsejauhmana potensi kekaya dankeindahan seni budaya Sund ini dilin-dungi hak paten. Bukankah s akindikenal dunia, semakin mem gkinkannegara lain membuat, menciptakan,dan "mengklaim" seni serupa sebagaimilik dari negaranya?(Eriyanti/"PR") ***