2-2-1-SM.pdf

download 2-2-1-SM.pdf

of 56

Transcript of 2-2-1-SM.pdf

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    1/56

    JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 1 No. 1 i

    49

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    2/56

    JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 1 No. 1 ii

    Jurnal Kesehatan dr. Soebandi

    Vol. 1 No. 1, Oktober 2012Maret 2013

    Terbit 2 kali setahun pada bulan Oktober dan April. Berisi tulisan yang diangkat dari hasil

    penelitian dan kajian analisis-kritis di bidang ilmu kesehatan.

    Susunan Redaksi Jurnal Kesehatan dr. Soebandi

    No. SK : 165/U.K/I/2012

    Pelindung

    Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dr. Soebandi Jember

    Penasehat

    Ketua Lembaga Pengembangan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

    Penyunting

    Ketua

    Trisna Pangestuning Tyas, S.ST

    Sekretaris

    Diana Octania, SH

    Bendahara

    Arum Dwi Ningsih, S.Kep., Ns

    Penelaah Ahli

    DR. Ah. Yusuf, S.Kp. M.Kes (PPNI Jawa Timur)

    Penyunting pelaksana

    Ns. Sutaryanto., S.Kep

    Andi Eka Pranata., S.ST

    Fitria Jannatul Laili, S.Keb., Bd

    Asisten penyunting

    Ns. Mahmud Ady Yuwanto, S.Kep

    Elfira Nurul Aini, S.ST

    Dana dan Usaha

    Senan Nasution, SE

    Mussia, S.ST

    Kustin, SKM

    Marketing

    Drs. H. M. Fanani

    Riza Umami, S.ST

    Ranita Puspasari, Amd. Keb

    Alamat Penyunting : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dr. Soebandi Jember, JL. Dahlia No. 1 Jember.

    Telp (0331) 483536. Fax. (0331) 483536. Email :[email protected].

    Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain.

    Naskah diketik sesuai dengan format seperti tercantum pada petunjuk dibagian belakang jurnal

    ini. Naskah yang masuk dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah dan tata cara

    lainnya.

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    3/56

    JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 1 No. 1 iii

    Jurnal Kesehatan dr. Soebandi

    Vol. 1 No. 1, Oktober 2012Maret 2013

    DAFTAR ISI ( CONTENT)

    HALAMAN

    1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh Gizi Pada Anak

    Toddler (1-3 Tahun) Di Kecamatan Mumbulsari Kabupaten

    Jember.Trisna Pangestuning Tyas

    01-05

    2. Pengarauh Belajar Menggunakan Brain Game Terhadap Hasil

    Belajar Istilah-istilah Alat Reproduksi Pada Mahasiswa AKBID

    Dr Soebandi Jember.Mussia..............................................................................................

    06-12

    3. Hubungan Pemberian Asi Ekskulsif Dengan Status Gizi Pada Bayi

    Baru 0-6 Bulan Di Puskesmas Tembokrejo.Elfira Nurul Aini

    13-21

    4. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Menggunakan Metode

    Ceramah Terhadap Sikap Ibu Tentang Pap Smear Di BPS Ny.

    Tyas Kholili Mlokorejo-Puger.Riza Umami

    22-25

    5. Hubungan Pelaksanaan Supervisi Dengan Kualitas Dokumentasi

    Asuhan Keperawatan Di IRNA RSD dr. Soebandi.Sutaryanto

    26-33

    6. Pengaruh Terapi Quran Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri

    Pasien Rawat Inap di RSUD KalisatTrisna Vitaliati.

    34-42

    7. Pengaruh Massage Plexus Sacralis Terhadap Penurunan Tingkat

    Nyeri Post Partum Normal Di Ruang Nifas RSD dr. Soebandi

    Jember.Mahmud Ady Yuwanto..

    43-49

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    4/56

    JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 1 No. 1 1

    GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI ANAK

    TODDLERS (1-3 TAHUN) DI DESA MUMBULSARI KECAMATAN

    MUMBULSARI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2012

    Trisna Pangestuning Tyas*

    *Staf Pengajar Prodi Kebidanan, STIKES Bhakti Negara Jember

    ABSTRACT

    Toddlers age is one of the stages in the grows five. In many community issues that

    emerged is the lack of knowledge about the mother's nutrition and how the provision of

    nutritious food for their children. This research aims to find out the level of maternal

    nutrition on children aged toddlers in the Village District Mumbulsari Jember Regency

    Mumbulsari.

    Design is the method used descriptive. Number of respondents population 253 people

    with some sample mothers who have children the age of toddlers in the Village District

    Mumbulsari Jember Regency Mumbulsari namely some 155 people. Collecting data is

    done using a questionnaire. Tabulated and then the data presented in the form of afrequency distribution table.

    Results of research shows that almost half the number of 68 respondents (43.87%)

    included in the criteria is quite knowledgeable.This is influenced by the work of the

    respondents some of all respondents as the mother of the household respondents and the

    level of education that is almost entirely a primary school.

    Keywords: knowledge, grow

    PENDAHULUANUsia toddlers merupakan salah

    satu tahapan yag sangat penting dalamtumbuh kembang balita. Dimana padatahap ini balita sangat membutuhkanasupan gizi yang cukup untuk

    pertumbuhan dan perkembangan. Padahaluntuk mendeteksi seorang anakkekurangan atau kelebihan zat gizi harusdilakukan dengan pemantauan secaramenyeluruh. Walaupun tidak dipungkirikebanyakan anak yang mengalamikekurangan gizi umumnya memiliki berat

    badan lebih ringan dan lebih pendekdaripada yang kecukupan gizi. Olehkarena itu, orang tua harus memahamitentang gizi yang baik dan seimbanguntuk tumbuh kembang balitanya.

    Dimasyarakat,banyak orang tuayang belum mengetahui kebutuhan giziyang cukup untuk anak mereka. Datatahun 2007 memperlihatkan empat jutaanak Indonesia kekurangan gizi, dan

    700.000 diantaranya mengalami giziburuk. Sedangkan yang mendapat

    program makanan tambahan hanya39.000 anak. Dari total 3,1 juta balita di

    Jawa Timur, sekitar 16,5% atau 511.500jiwa di antaranya menderita gizi kurang.Rendahnya kesadaran orang tua untukmemberikan asupan terbaik kepada anakmerupakan penyebab utama.(www.kompas.com). Data PuskesmasMumbulsari pada tahun 2011 terdapat

    jumlah anak usia toddlers sebanyak 253orang anak dengan angka kejadian BGMsejumlah 29 orang anak. Dari studi

    pendahuluan yang dilakukan padatanggal 2 januari 2012 sampai dengan 5

    januari 2012 di Desa MumbulsariKecamatan Mumbulsari KabupatenJember, dari 20 ibu (100%) yangdiwawancarai, 13 ibu (65%) mengatakan

    belum mengetahui kebutuhan gizi yangharus dicukupi oleh anaknya.Masalah gizi dan kesalahan panganterutama terletak dalam ketidakseimbangan komposisi hidangan, seperti

    gizi kurang yang mencakup susunanhidangan yang tidak seimbang maupun

    Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu....Trisna Pangestuning Tyas, Hal. 01 - 05

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    5/56

    JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 1 No. 1 2

    kondisi keseluruhan yang tidakmencukupi kebutuhan badan (AhmadJoeni Soeditomo,2000). Diagnosis kuranggizi selain ditegakkan melalui

    pemeriksaan antropometri ( penghitungan

    berat badan menurut umur /panjangbadan) dapat melalui temuan klinisdijumpainya keadaan klinis gizi burukyang dapat dibagi menjadi kondisimarasmus, kwasiorkor dan bentukcampuran (marasmik kwasiorkor) (Inovasi Online vol.5/XVI). Dampak darimasalah ini yaitu pertumbuhan dan

    perkembangan balita dapat terganggu.Untuk mengatasi masalah gizi dan

    perbaikan gizi pada kelompok balita

    dapat dilakukan melalui posyandu sertadilakukan kegiatan pelatihan para ibudalam memilih,mengolah danmenyajikan makanan yang bergizi untuk

    balitanya. Selain itu juga denganmemberikan penyuluhan tentang giziseimbang pada balita.

    BAHAN DAN METODEDesain penelitian yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah metodedeskriptif survey. Metode penelitiandeskriptif adalah suatu metode penelitianyang dilakukan dengan tujuan utamauntuk membuat gambaran / deskriptiftentang suatu kejadian secara objektif(Notoatmojo, 2003).

    Penelitian ini dilakukan pada 1Januari-1 Maret 2012 di DesaMumbulsari Kecamatan MumbulsariKabupaten Jember. Sampel dalam

    penelitian ini adalah Sebagian ibu yangmempunyai anak usia 1 - 3 tahunsebanyak 155 responden yang memilikikriteriapenelitian. Proses pengumpulandata dimulai dari pembuatan surat izindari institusi STIKES Bhakti Negarauntuk mengajukan Bankesbang Linmasdan Dinkes untuk penelitian, setelahmengambil surat izin penelitiandiserahkan ke Kepala PuskesmasMumbulsari dimana penelitian

    dilaksanakan. Proses pengumpulan datadengan responden menandatangani surat

    persetujuan menjadi responden. Datadikumpulkan dengan menggunakankuesioner yang diberikan kepadaresponden tanpa diberi nama tetapi hanyadiberi inisial. Pada penelitian ini, peneliti

    menggunakan kuesioner dengan bentuktertutup (closed ended) dengan

    pertanyaan sejumlah 15 soal.

    HASILData yang dikumpulkan dianalisa

    dengan menggunakan DescriptiveStatistic Type Frequensy Distributiondigunakan untuk menjabarkan danmensintesa data untuk mengorganisasidata secara sistemik dalam bentuk angka

    - angka mulai dari yang paling rendah keyang paling tinggi. Bersamaan dengan

    penghitungan (persentage) dari angkayang muncul setiap saat (Nursalam & SitiPariani, 2001).

    a. Data UmumTabel 4.1 Distribusi frekwensi responden

    berdasarkan umur ibu-ibu yang memilikianak toddlers (1-3 tahun) di DesaMumbulsari Kecamatan MumbulsariKabupaten Jember

    No Umur Frekwensi Persentase

    12

    3

    4

    25 tahun2630tahun3135tahun3640tahun

    7242

    24

    17

    46,4527,1

    15,48

    10,96

    Jumlah 155 100Berdasarkan table 4.1 diatas,

    menunjukkan bahwa hampir setengahdari responden berumur 25 tahun

    sebanyak 72 responden (46,45%).

    Tabel 4.2 Distribusi frekwensiresponden berdasarkan pendidikan ibu-ibu yang memiliki anak toddlers (1-3tahun) di Desa Mumbulsari KecamatanMumbulsari Kabupaten Jember

    Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu..Trisna Pangestuning Tyas, Hal. 01 - 05

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    6/56

    JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 1 No. 1 3

    No Pendidikan Frekwensi Persentase

    1234

    SDSMPSMPPerguruan

    Tinggi/Akademi

    8939261

    57,4225,1616,770,65

    Jumlah 155 100

    Berdasarkan table 4.2 diatas,menunjukkan hampir seluruh dariresponden berpendidikan SD sebanyak89 responden (57,42%).

    Tabel 4.3 Distribusi frekwensiresponden berdasarkan pekerjaan ibu-ibuyang memiliki anak toddlers (1-3 tahun)

    di Desa Mumbulsari KecamatanMumbulsari Kabupaten Jember

    No Pekerjaan Frekwensi Persentase

    1

    23

    IbuRumahTanggaSwastaPNS

    140

    123

    90,32

    7,751,93

    Jumlah 155 100

    Berdasarkan table 4.3

    menunjukkan hampir seluruh dariresponden bekerja sebagai Ibu RumahTangga sebanyak 140 responden(90,32%).

    b. Data KhususTabel 4.4 Distribusi frekwensi

    pengetahuan ibu tentang gizi anaktoddlers (1-3 tahun) di Desa MumbulsariKecamatan Mumbulsari KabupatenJember

    No Kategori Frekwensi Persentase

    123

    BaikCukupKurang

    276860

    17,4243,8738,71

    Jumlah 155 100

    Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkanbahwa hampir setengah dari respondenberpengetahuan cukup sejumlah 68responden (43,87%).

    PEMBAHASANBerdasarkan hasil penelitian yang

    dilakukan dapat diketahui bahwa tingkatpengetahuan ibu tentang gizi anaktoddlers (1-3 tahun) hampir setengahnya

    berpengetahuan cukup yaitu sejumlah 68responden (43,87%,).

    Dari penelitian menunjukkanbahwa hampir setengah dari respondenberumur 25 tahun sebanyak 72

    responden (46,45%). Menurut Hucklok(1998) dikutip dalam buku Nursalam danSiti Pariani (2001) bahwa semakin cukupumur tingkat kematangan seeorang akanlebih matang dalam berfikir dan bekerja.Dengan umur yang semakin muda

    memungkinkan responden kurang untukmenerima setiap informasi yang didapat.Berdasarkan hal diatas dapat dikatakan

    bahwa semakin muda umur respondenmaka kedewasaan, pengalaman dankematangan responden semakin kurang.Sebaliknya semakin bertambahnya umurresponden semakin banyak pengalamanyang dimilikinya sehingga pengetahuan

    juga bertambah.Selain itu data hasil kuesioner

    menunjukkan hampir seluruh dariresponden bekerja sebagai Ibu RumahTangga sebanyak 140 responden(90,32%). Menurut Markum yang dikutip

    Nursalam & Siti Pariani (2001) bahwadengan bekerja ibu akan mempunyai

    pengaruh terhadap kehidupankeluarganya. Di desa Mumbulsarisebagian besar masyarakatnya adalah iburumah tangga / tidak bekerja sehingga

    mereka akan mempunyai banyak waktuuntuk mendapatkan informasi karenatidak disibukkan oleh pekerjaan serta darimedia informasi sebagian besar adalahdari pengalaman pribadi / pun orang lain.Dari uraian beberapa faktor diatassehingga memungkinkan pengetahuanyang dimikilinya juga bisa bertambah.

    Dari penelitian didapat.menunjukkan hampir seluruh dariresponden berpendidikan SD sebanyak

    89 responden (57,42%). Sepertipernyataan Koentjoroningrat bahwa

    Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu..Trisna Pangestuning Tyas, Hal. 01 - 05

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    7/56

    JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 1 No. 1 4

    pendidikan yang kurang akanmenghambat perkembangan sikapseseorang terhadap nilai-nilai yang barudiperkenankan (Nursalam dan SitiPariani, 2001). bahwa semakin tinggi

    tingkat pendidikan belum tentu tingkatpengetahuan seseorang juga akanbertambah. Sebaliknya makin rendahtingkat pendidikan masih memungkinkanuntuk mereka bisa menerima informasidengan baik, sehingga pengetahuan yangdimilikinya juga bisa bertambah.Kemungkinan ini bisa dipengaruhi oleh

    beberapa faktor yaitu umur, pekerjaandan media informasi yang didapatkan.Disini banyaknya ibu yang berpendidikan

    hanya sampai SD dikarenakan oleh sosialekonomi dan budaya sekitar yang

    beranggapan bahwa perempuan tidakperlu berpendidikan tinggi karena padaakhirnya perempuan tetap akan mengurusrumah tangga juga.

    SIMPULAN DAN SARANTingkat pengetahuan ibu-ibu

    tentang gizi anak toddlers (1-3 tahun) diDesa Mumbulsari Kecamatan

    Mumbulsari Kabupaten Jember adalahhampir setengahnya (43,87%) memiliki

    pengetahuan cukup.Saran

    Untuk menambah pengetahuandan wawasan ibu tentang gizi anaktoddlers (1-3 tahun) sehingga diharapkanagar lebih intensif dalam melakukanaktifitas yang lebih banyak membaca /melihat informasi dari media cetakmaupun elektronik, serta dari pengalaman

    pribadi / pun orang lain untuk merubahkeadaan yang tidak tahu menjadi tahu.

    Sebagai tenaga kesehatan perlumeningkatkan mutu pelayanan kesehatanyaitu dengan memberikan penyuluhan /informasi serta sarana dan fasilitastentang pemenuhan gizi secara intensifkepada ibu-ibu sehingga dapatmenambah pengetahuan dan wawasantentang menjaga dan meningkatkan statusgizi anak mereka.

    Untuk mengetahui lebih lanjutfaktor-faktor lain yang dapat

    mempengaruhi pengetahuan ibu tentanggizi anak toddlers (1-3 tahun) makadiperlukan penelitian lebih lanjut untukmengetahui faktor-faktor yangmempengaruhi pengetahuan ibu tentang

    gizi anak usia toddlers (1-3 tahun).

    DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi, dr. Prof. 2006.

    Prosedur Penelitian Suatu

    Pendekatan Praktik. Jakarta :Rineka Cipta

    Hidayat. Aziz Alimul. 2007. RisetKeperawatan dan Tehnik

    Penulisan Ilmiah edisi kedua.Jakarta: Salemba Medika

    Notoatmodjo.2003. Ilmu KesehatanMasyarakat.Jakarta : RinekaCipta.

    Notoatmodjo. 2005. MetodologiPenelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta

    Nursalam. 2003. Konsep danPerencanaan Metodologi

    Penelitian Ilmu Keperawatan.

    Jakarta : Salemba Medika.Nursalam. 2008. Konsep dan

    Perencanaan Metodologi

    Penelitian Ilmu Keperawatan.

    Jakarta : Salemba MedikaNursalam. Pariani, Siti. 2001.

    Pendekatan Praktis Metodologi

    Riset Keperawatan. Jakarta: CVSagung Seto.

    Supariasa. I Dewa Nyoman. 2001.Penelitian Status Gizi. Jakarta :

    EGC.Supartini. Yupi. 2004. Konsep DasarKeperawatan Anak. Jakarta :EGC.

    Sediaoetama. Achmad Djaelani. 1999.Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan

    Profesi. Jakarta : Dian RakyatPriyadi. Imam.2008. gizi Buruk Ancam 4

    juta Anak Indonesia.

    (http://www.kompas.com) sitasitanggal 11 Februari 2012)

    Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu..Trisna Pangestuning Tyas, Hal. 01 - 05

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    8/56

    JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 1 No. 1 5

    Pratikno, Ananto.2006. Jeruk makanjeruk (http://sarikata.com sitasitanggal 27 Februari 2012)

    Nency. Yetti. 2005. Gizi Buruk AncamGenerasi yang Hilang. (inovasi

    online vol.5/XVII sitasi tanggal11 Februari 2012)

    http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php sitasi tanggal 16 Februari2012)

    http://www.gizi.net/busunglapar/RAN-OK.doc (sitasi tanggal 17 Februari 2012)

    Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu..Trisna Pangestuning Tyas, Hal. 01 - 05

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    9/56

    6

    PENGARUH BELAJAR MENGGUNAKAN BRAIN GAME TERHADAP HASIL

    BELAJAR ISTILAHISTILAH ALAT REPRODUKSI WANITA PADA

    MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN dr. SOEBANDIJEMBER TAHUN 2012

    Mussia*

    *Ketua Program Studi DIII Kebidanan, STIKES Bhakti Negara Jember

    ABSTRACTLack of faculty creativity in using the media or the less precise method of learning will

    affect the interes and motivasi students in upper division courses, especially in anatomy

    courses considering this course is the subject of science and the number of memorization

    that must be mastered by student. And the anatomy lessonsare still many students who get

    the vallueof C and D. This is what should be a concern for a teacher, to menrubah and

    improve the method or medium of learning, which can attract students interest in

    learning, and change of learning environment that is too monotonous, one of which is the

    learning method, Brain Game. Is there any problem in this study Brain Game is to know

    the results of studying the terms female reproductive organs after administrations oflearning methods using the Brain Game on students AKBID dr.jember Soebandi Academic

    Year 2010 2011. In this case study design using pre Eksperimental one group pretest-

    postest design. Samples taken using total sampling technique. Research result showed after

    the method of Brain Game in student level I.

    Keywords : Br ain Game, The Learn ing

    PENDAHULUANPerkembangan IPTEK menuntut

    lembaga Perguruan tinggi untukmeningkatkan mutu pendidikan danmengembangkan inovasi inovasi dalam

    pembelajaran. Guru bertanggung jawabdalam mengembangkan kemampuan

    peserta didik sebagai manusia yangcerdas dan trampil, sebab tugas dari gurutidak hanya menyampaikan materi tetapiharus mampu menggali kemampuan

    berfikir kreatif sehingga dapatmeningkatkan hasil belajar. Hal utama

    yang tidak kalah pentingnya adalahbagaimana model dan metode yangdipilih akan dapat mengantarkan pesertadidik menjadi inovatif dan kreatif. Salahsatu untuk mencapai hal tersebut dapatdilihat dari hasil belajar yang diperolehmahasiswa dalam semua bidang matakuliah, karena untuk menjadi tenaga

    bidan yang professional sangatdibutuhkan keuletan dalam berbagai haltermasuk ketrampilan yang dimiliki dan

    dapat menguasai seluruh mata kuliahyang telah diajarkan oleh dosen termasuk

    mata kuliah anatomi yang merupakandasar mata kuliah keilmuan danketrampilan yang merupakan

    pengetahuan yang melandasipembentukan kemampuan danketrampilan dan juga sebagai bekal padasaat mahasiswa melaksanakkan

    praktikum dilapangan karena selainmahasiswa memiliki skil yang baik jugaharus diimbangi dengan pengetahuandasar pada bidangnya.

    Berdasarkan studi pendahuluanterhadap mahasiswa semester I mengenai

    penguasaan media dan pembelajaranyaitu sebanyak 44,5 % menyatakancukup, 41 % menyatakan baik dan 14 %menyatakan sangat baik, dari sini dapatterlihat kurangnya kreativitas dosendalam menggunakan media atau metode

    pembelajaran yang akan mempengaruhiminat serta mutivasi mahasiswa dalammengikuti perkuliahan, yang salahsatunya adalah mata kuliah anatomi,mengingat mata kuliah ini merupakan

    mata kuliah keilmuan dan ketrampilanyang benar benar harus dikuasai oleh

    Pengaruh Belajar Menggunakan Brain Games.Mussia, Hal. 06 - 12

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    10/56

    7

    mahasiswa karena merupakan dasar darimata kuliah selanjutnya. Ini bisa dillihatdari hasil evaluasi mahasiswa yang masihmendapat nilai C dan D, dimana hasil

    belajar dari mata kuliah anatomi angkatan

    2009/2010 didapatkan sebagai berikut:mahasiswa yang mendapat nilai A ( 80 100 ) 27 %, nilai B ( 68 79 ) :27 %; C (58 67 ) 25 %; D ( 4157 ) 48 % dannilai E ( 040 ) 48 %.

    Berdasarkan hasil observasi danwawancara dengan dosen diketahui

    bahwa mahasiswa tingkat I pengetahuantentang istilah istilah alat reproduksiwanita masih kurang karena mereka

    berasal dari berbagai sekollah menengah

    umum sehingga belum menguasaitentang istila istilah alat reproduksiwanita, oleh sebab itu didalam

    penyampaian proses belajar mengajarmenggunakan metode yang menarik yangmudah dimengerti dan dipahami olehmahasiswa. Sebagai batasan penulisanhanya difokuskan pada pengaruh belajarmenggunakan brain game terhadaphasil belajar istilah- istilah alat reproduksiwanita pada mahasiswa AkademiKebidanan dr Soebandi tahun 2010.

    BAHAN DAN METODEBrain game merupakan suatu

    permainan atau senam otak yang pentinguntuk meningkatkan pengalaman belajardengan keseluruhan otak. Aktivitas inimembuat keseluruhan sistem belajarlebih mudah dan efektif dengankemampuan akademik. Tantangannya

    adalah bagaimana cara mengoptimalkankemampuan belajar. Perlu diketahuibahwa otak kita dirancang untuk belajarkarena makanan utama otak adalah ilmu

    pengetahuan. Brain game secara praktisbias digunakan dalam berbagai bentukpelatihan atau kegiatan bersama anak-anak sampai dewasa bersifat praktiskarena secara cepat dan mudah langsung

    bias diterapkan dengan mengikuti uraiansingkat teknis langkah-langkahnya.

    Sebelum melakukan perlakuantentang Brain Game adalah memberikan

    sistem peta pikiraan, setelah itumemberikan keterampilan mengigatdengan mengunakan kedua belah otakkita yaitu kiri dan kanan sekaligus.Kemampuan peserta didik akan menjadi

    luar bias. Teknik ini akan memungkinkanpeserta didik untuk mengingat kata,kalimat dan istilah-istilah yang diberikanoleh pendidik, setelah itu diberikanketerampilan belajar teknik belajar inidapat dioptimalkan secara luar biasadengan manajemen otak.

    Dengan menerapkan langkah-langkah brain game tersebut, mahasiswamenjadi kooperatif dan bersemangat saatdiberikan perlakuaan. dan juga

    mahasiswa menjadi antusias saatdiberikan pembelajaran dengan bermain.

    Hasil belajar adalah perubahanprilaku secara keseluruhan buka hanyasalah satu aspek potensi kemanusia sajamelainkan secara komprehensif. Dapatdilihat dari tabel 4.3 hasil belajar yangdiperoleh oleh mahasiswa AKBID dr.Soebandi Jember tahun 2012. dapatdiketahui bahwa mahasiswa di AKBIDdr. Soebandi tingkat I sebelum diberi

    perlakuan Brain Game mahasiswa yangmemperoleh nilai A tidak ada, yangmendapat nilai B sebanyak 19,04% ( 8mahasiswa), nilai C sebanyak 9,52% (4mahasiswa), nilai D sebanyak 42,86%(18 mahasiswa), dan nilai E sebanyak28,57% (12 mahasiswa). Setelahdiberikan perlakuan Brain Gamemahasiswa yang mendapat nilai Asebesar 90,48% (38 mahasiswa), yang

    mendapat nilai B sebesar 7,38% (3mahasiswa), nilai C sebesar 2,38% (1mahasiswa), dan yang mendapat nilai Dserta E tidak ada.

    Dari paparan diatas dapat kitalihat bahwa ada perbedaan sekali darihasil sebelum diberikan dan sesudahdiberikan metode Brain Game ini. Dapatdilihat sebelum diberikan metode braingame mahasiswaq ada yang mendapatkannilai D dan E sedangkan setelah

    diberikan metode brain game mahasiswatidak ada yang memperoleh nilai D dan

    Pengaruh Belajar Menggunakan Brain Games.Mussia, Hal. 06 - 12

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    11/56

    8

    E. ini membuktikan bahwa metode braingame ini dapat mempengaruhi hasil

    belajar. Terbukti dari mahasiswa yangantusias dan dangat bersemangat saatdiberikan metode ini. Sekarang ini masih

    banyak pendidik atau pengajar yang tidakmengunakan metode-metode baru untukmemberikan stimulasi dan pengaetahuan

    pada mahasiswa sehingga mahasiswatidak jenuh dan hanya menerima metodeyang selalu sama, yaitu metode ceramah(40%),diskusi(30) dan presentasi(30%).Dan saat melakukan diskusi maupun

    presentasi mahasiswa banyak yang selalumengantungkan pada temannya yanglebih pintar. Dan juga mahasiswa hanya

    diberikan metode ceramah yang dimanametode ini dapat membuat mahasiswamenjadi mahasiswa yang pasif saja.Meskipun pendidik memberikan reward

    bagi mahasiswa yang bertanya. Inimungkin dapat mengaktifkan perkulihandidalam kelas. Tapi banyak juga hal inidapat memberikan kegagalan dalamkeaktifan dan hasil belajar mahasiswa.Untuk itu dengan penerapan metode yang

    beragam akan membuat mahasiswamenjadi senang dan mencintai pelajaranyang akan diberikan. Seperti yangdiperlihatakan oleh mahasiswa yang telahdiberikan metode Brain Game, dimanamahasiswa lebih antusias dalammenerima pelajaran.

    Setelah melakukan metode braingame dan juga melakukan tabulasi hasil

    belajar mahasiswa. Diperoleh hasilanalisis dengan mengunakan T-Test dua

    sample berpasangan mengunakan SPSSdengan diperoleh hasil P value adalah0,000 < (0,05) sehingga Ho ditolak

    yang artinya ada pengaruh mengunakanmetode Brain Game terhadap hasil

    belajar istilah-istilah alat reproduksiwanita pada mahasiswa akademikkebidanan dr. Soebandi Jember tahun2012.

    Dari hasil analisis tersebut dapatdibuktikan bahwa dengan adanya metode

    ini dapat meningkatkan hasil belajar yang

    diperlihatkan dari nilai pretest danposttest yang dilakukan mahasiswa.

    Tujuan paling penting daripembelajaran adalah untuk memberikanpeserta didik pengetahuan, konsep,

    kemampuan dan pemahaman yangmereka butuhkan agar menjadi anggotakelompok yang bahagia dan memberikankontribusi. Model pembelajarankooperatif dikembangkan untukmencapai hasil belajar dan

    pengembangan keteramplan sosial.Tujuannya adalah untuk meningkatkankerjasama antara peserta didik khususnyadalam hal akademik, untuk meningkatkankemampuan yang positif,

    mengembangkan rasa percaya diri, sertameningkatkan kemampuan akademikmelalui aktifitas kelompok. Dalam

    pembelajaran kooperatif terdapat salingketergantungan positif diantara pesertadidik untuk mencapai tujuan

    pembelajaran dan hasil belajar yangmaksimal

    Penelitian ini menggunakanpenelitian Eksperimen dalam bentuk preEksperimental yaitu penelitianeksperimen semu karena tidak terdapatkelompok kontrolnya. Bentuk desainyang digunakan adalah One Group

    PretestPosttest Desain.Pada desain inihanya digunakan satu kelompok saja danakan diberi perlakuan menggunakanmetode pembellajaran Brain Game tapi sebelum diberi perlakuan mahasiswadilakukan pretest ( tes awal ) kemudiankelompok tersebut diberi perlakuan dan

    setelah itu dilakukan post test, atau suatupengukuran untuk mengetahui akibat dariperlakuan ( Masyud. 2010: 119 ).

    Populasi atau subyek penelitianadalah seluruh mahasiswa AkademiKebidanan klas I C, sejumlah 49mahasiswaSampling. Tehnik sampling yangdigunakan adalah total sampling.

    Kriteria inklusi adalahkarakteristik umum subyek penelitian

    dari suatu populasi target yang terjangkauyang akan diteliti. Kriteria inklusi pada

    Pengaruh Belajar Menggunakan Brain Games.Mussia, Hal. 06 - 12

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    12/56

    9

    penelitian ini adalah mahasiswa Akademikebidanan dr. Subandi Jember tahun2010/2011Semester I yang mengikuti

    pretestVariabel independen pada

    penelitian ini adalah metode BrainGame . Variabel dependen atau variableterikat adalah variable yang nilainyaditentukan oleh variable lain. Variabeldependen pada penelitian ini adalah hasil

    belajar.Instrumen dalam penelitian ini

    menggunakan kuesioner tertutup dalambentuk multiple choice yaitu pertanyaanyang menyediakan beberapa jawaban danresponden hanya memilih satu

    diantaranya yang sesuai denganpendapatnya ( Notoatmodjo. 2005: 125 )

    Dimulai dengan pendekatandengan Akademi Kebidanan dr. SubandiJember untuk mendapatkan ijin

    penelitian. Waktu pengumpulan datadilakukan selama satu hari pada bulan

    januari 2011. Olahan Pengumpulan datadengan memberikan pretest padamahasiswa, kemudian diberi perlakuandengan menggunakan metode BrainGame . Setelah mendapat perlakuanmahasiswa diberi posttest dengan

    beberapa soal latian. Untuk mengetahuihasil belajar mahasiswa penelitimembagikan beberapa soal test obyektifkepada seluruh mahasiswa,soalsoal testini sebagai alat ukur penelitian yang telahdibuat sesuai kisi kisi soal berdasarkanTaksonomi Bloom. Hasil jawabanmahasiswa mengisi soal soal tes

    diserahkan pada peneliti untuk dilakukanpengolahan data.Kuesioner yang telah diisi

    responden dIberi kode sesuai kriteriayang telah ditentukan , scoring, tabulatingdan dianalisa secara kuantitatif.Selanjutnya data diuji dngan analisastatistic T Test karena penelitian inimenguji perbedaan nilai rata rata daridua variable baik dari sampel yang

    berhubungan maupun sampel yang bebas.

    HASILHasil penelitian mengenai

    Pengaruh belajar menggunakan BrainGame terhadap hasil belajar respondendengan menggunakan alat ukur soal

    istilah istilah alat reproduksi wanitadengan jumlah responden denganmenggunakan total sampling yaitu 49responden.a.

    Data penunjangKarakteristik berdasarkan latar

    belakang pendidikan mahasiswa kelas ICdi AKBID dr. Soebandi Jember

    No Latarpendidikan

    Jumlah Persentase

    1 IPA 27 55,1

    2 IPS 22 44,9Berdasarkan tabel 4.1

    menujukkan bahwa responden denganlatar belakang pendidikan yang berbeda-

    beda adapun mahasiswa yang berlatarbelakang sekolah mengambil jurusan IPAada 47,62% (20 mahasiswa), sedangkanyang mengambil jurusan pendidikan IPSsebesar 52,38% (sebanyak 22mahasiswa).

    b.Data utamaData khusus ini menyajikan

    tentang hasil tabulasi pemgaruh belajarmenggunakan Brain Game terhadap hasil

    belajar istilah istilah alat reproduksiwanita pada responden.

    Data hasil responden sebelum dansesudah diberikan perlakuan denganmenggunaakanBrain Game.5

    Pretest Postest Ket

    Nilai Jml % Nilai Jml %A(80-100)

    0 0 A 38 77,55 Adanyapeningkatandari 0%menjadi77,55 %

    B(69-78)

    8 16,33 B 10 20,41 Peningkatandari 16,33 %menjadi20,41 %

    C(58-

    67)

    11 22,45 C 1 2 Penurunandari 22,45 %

    menjadi 0,02%

    Pengaruh Belajar Menggunakan Brain Games.Mussia, Hal. 06 - 12

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    13/56

    10

    D(41-57)

    18 36,73 D 0 0 Penurunanmenjaditidak ada

    E(0-41)

    12 24,49 E 0 0 Penurunanmenjaditidak ada

    Total 49 100 49 100

    Dari tabel 4.3 ini dapat diketahuibahwa mahasiswa di AKBID dr.Soebandi tingkat I sebelum diberi

    perlakuan Brain Game mahasiswa yangmemperoleh nilai A tidak ada, yangmendapat nilai B sebanyak 19,04% ( 8mahasiswa), nilai C sebanyak 9,52% (4mahasiswa), nilai D sebanyak 42,86%

    (18 mahasiswa), dan nilai E sebanyak28,57% (12 mahasiswa). Setelahdiberikan perlakuan Brain Gamemahasiswa yang mendapat nilai Asebesar 90,48% (38 mahasiswa), yangmendapat nilai B sebesar 7,38% (3mahasiswa), nilai C sebesar 2,38% (1mahasiswa), dan yang mendapat nilai Dserta E tidak ada.

    Hasil pengujian uji statisticmenggunakan TTest dua sample

    berpasangan dengan SPSS 14 type uji T.

    Hasil

    T- hitung -21,198T-tabel 2,021Df 41Tingkat singnifikasi 0,00

    Berdasarkan uji diatas makadidapatkan bahwa Nilai T hitunglebih

    besar dari T tabel pada taraf signifikansi0,05 yang artinya ada pengaruh belajarmenggunakan Brain Game terhadap hasil

    belajar pada respondenPengujian Hipotesis dari analisis

    yang dihasilkan menunjukkan bahwahasil perhitungan TTest dua sampel

    berpasangan dengan menggunakan SPSSnilai T hitung lebih besar dari T tabel

    pada taraf signifikasi 0,05 yang artinyaada pengaruh belajar menggunakan brainGame terhadah hasil belajar istilah

    istilah alat reproduksi wanita padaresponden.

    SIMPULAN DAN SARAN

    Model pemberlajaran Brain Gametentang istilah-istilah alat reproduksiwanita di AKBID dr. Soebandi Jember

    tahun 2012 ini telah warna yang berbedadalam pembelajaran sehingga mahasiswamenjadi bersemangat dalam menerima

    pelajaran dikelas.Hasil belajar dengan mengunakan

    metode Brain Game pada mahasiswaAKBID dr. Soebandi Jember tahun 2012.Yang diperlihatakan pada hasil pretestdan posttest yang ada perbedaannya.Dimana pada saat pretest mahasiswa adayang mempunyai nilai D dan E

    sedangkan saat diberi perlakuan danmengikuti posttest dimana dapatdiperlihatkan bahwa mahasiswa tidak adayang mempunyai nilai D dan E. danmayoritas banyak yang memiliki nilai A.

    Berdasarkan hasil analisismengunakan T-Test 2 sampel

    berpasangan menunjukkan bahwa Haditerima yang artinya ada pengaruhmengunakan metode Brain Gameterhadap hasil belajar istilah-istilah alatreproduksi wanita pada mahasiswaakademik kebidanan dr. Soebandi Jembertahun 2012

    Setelah mengetahui hasil daripenelitian ini, diharapkan mahasiswadapat melakukan proses belajar denganlebih sungguh-sungguh mengingatmetode pembelajaran Brain Game inidapat meningkatkan hasil belajar.

    Diharapkan bagi para dosen untuk

    menerapkan metode pembelajaran BrainGame ini untuk merangsang agarmahasiswanya menjadi kreatif tidakhanya menerapkan metode pembelajarankonvensional saja.

    Setelah mengetahui hasilpenelitian ini, diharapkan institusipendidikan dapat mengevaluasi prosesbelajar mengajar yang dilakukan olehpara dosen dan memotivasi para dosenyang mengajar di sana untuk menerapkan

    metode pembelajaranBrain Gameini.

    Pengaruh Belajar Menggunakan Brain Games.Mussia, Hal. 06 - 12

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    14/56

    11

    Bagi peneliti dapatmengaplikasikan dan mensosialisasikanmetode pembelajaran Brain Game inikepada rekan-rekan dosen yang lain padainstitusi tempat bekerja sehingga dapat

    membantu meningkatkan hasil belajarmahasiswa untuk meningkatkan mutu

    pendidikan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, Suharsimi. 2009. EvaluasiProgram Pendidikan. Jakarta,PT. Bumi Aksara.

    Arikunto, Suharsimi.(2006) ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan

    Praktik. Jakarta : Rineka CiptaBuzan, Tony dan Barry Buzan, 1993. The

    Mind Map Book, London : BBCWordwide Limited.

    Chayati Afifah Nur. 2010.122 Game.Jakarta Katahati.

    Cunningham Gary et al. 2010. WilliamsObstretrics 23 RD Edition,United States of America; McGraw Hill Companies Inc.

    Darmawan, Deny. (2001) KontribusiDiklat terhadap Kualitas

    Output. Bandung : Pasca SarjanaUnpad.

    Depkes. (2010)Buku Panduan Akademik. Akademi Kebidanandr.Soebandi

    Djamarah, Syaiful Bahri. (2006)Psikologi Belajar. Jakarta :Rineka Cipta.

    Elkhonon,Goldberg. 2008. Brain Game.China Publication International.Ltd.

    Gunawan, Adi W, 2003. Genius LearningStrategies. Jakarta. GramediaPustaka Utama.

    Hidayat,Deddy.N. 2003. MetodePenelitian Komunikasi :

    Paradigma dan Metodologi

    Penelitian Sosial Emprik Klasik.Jakarta : Universitas Indonesia.

    Indramunawar. (2009). hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html

    Jamil Syaban, 2009. 101 Game Cerdas

    dan Kreatif. Jakarta. PenebarPlus.

    Kamdi, Waras, dkk. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif.

    Malang : Universitas NegeriMalang.

    Mashud, Sulthon. (2010). MetodePenelitian Pendidikan. Jember:LPMPK

    Masyhud Sulthon.2010. MetodePenelitian Pendidikan. JemberLPMPK.

    Mulyana,Deddy. (2002) MetodologiKualitatif. Bandung : TemajaRosdakarya.

    Munadi, Yudhi. (2008) MediaPembelajaran Sebuah

    Pendekatan Baru, Jakarta :Gaung Persada Press

    Murkof, Heidi, dkk. (2006). KehamilanApa Yang AndaRasakan Per

    Bulan.Jakarta : Arcan.Notoatmodjo, Soekidjo. (2005)

    Metodologi Penelitian

    Kesehatan. Jakarta : RinekaCipta.

    Nursalam dan Siti Pariani, 2001.Pendekatan Praktis Metodologi

    Riset Keperawatan, Jakarta:salemba medika.

    Nursalam. (2008)Konsep dan penerapanMetodologi Penelitian Ilmu

    Keperawatan: Pedoman Skripsi,

    Tesis dan Instrumen Penelitian.Jakarta : Salemba Medika.

    Prwirohardjo, Sarwono. (2009).Maternal

    Neonatal. Jakarta: Yayasan BinaPustakaSaifudin, Abdul Bari, Prof. dr. Sp.OG.

    MPH, et al, 2002. Buku AcuanNasional Pelayanan Kesehatan

    Maternal dan Neonatal. Jakarta.Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohadjo.

    Salmah. (2006). Asuhan KebidananAntenatal. Jakarta : EGC

    Sudjana, Nana. (2009) Penilaian Hasil

    Proses Belajar Mengajar.Bandung : Remaja Rosdakarya.

    Pengaruh Belajar Menggunakan Brain Games.Mussia, Hal. 06 - 12

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    15/56

    12

    Sugiarto, Iwan, 2004. MengoptimalkanDaya Kerja Otak dengan

    Berfikir Holistik Kreatif. Jakatra: Gramedia Pustaka Utama.

    Sugiyono. (2006) Statistika Untuk

    Penelitian. Bandung : Alfabeta.Susanto,Windura 2008. Be An Absolute

    Genius. Jakarta. PT. ElkemediaComputindo.

    Tarmizi, 2010 Pembelajaran kooperatifmodel make a match.http://tarmizi.wordpress.com: 20

    Nopember 2010, 16 : 39.Tim Power Brain Indonesia, 2005.

    Latihan Otak : Optimalisasi

    Fungsi, 10 menit dalam sehari

    selama 30 hari dengan MetodeFritzBarin. Bandung : PenerbitNuansa.

    Winarno, Surakhmad. (1994) PengantarInteraksi Mengajar Belajar.

    Bandung : Tarsito

    Pengaruh Belajar Menggunakan Brain Games.Mussia, Hal. 06 - 12

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    16/56

    13

    HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI

    BAYI USIA 6 BULAN DI PUSKESMAS TEMBOKREJO KECAMATAN

    GUMUKMAS KABUPATEN JEMBER

    Elfira Nurul Aini*

    *Staf Pengajar STIKES Bhakti Negara

    ABSTRACT

    Exclusive breastfeeding is breastfeeding without any additional food and drink in

    infants aged zero to six months. Success in infant nutrition is indicated by weight and

    height to reflect the nutritional status of infants. After a preliminary study in 23 infants in

    health centers known Tembokrejo 34.5% infants receive only breast milk with the details of

    the nutritional status of the nutritional status of more than 60%, 40% good nutritional

    status, malnutrition 0%, 0% BGM.

    The study was a descriptive cross sectional correlation method. Stratisfiedsampling using random sampling, which of the 38 infants aged 6 months, 12 babies are not

    exclusively breast-fed and 26 exclusively breastfed infants. Measuring instruments used to

    collect data were questionnaires and systematic observation (KMS). The data obtained is

    then tabulated and analyzed with Sommes'd test that has an error rate of = 5% (0.05).

    The results obtained in infants who are exclusively breast-fed babies have gi 50% more

    and 50% good nutrition, while in infants who are not exclusively breast-fed 33.3% and

    58.3% more nutrient malnutrition. Having analyzed the resulting count equal to -0.077 Z is

    smaller than the critical value of 1.96.

    There was no association between exclusive breastfeeding and nutritional status of

    infants aged 6 months. However, given the benefits, the researchers recommend to stick

    exclusively breastfed infants.

    Keywords: breastfeeding, breastfeeding ekkslusi f, inf ant nutr i tion status

    PENDAHULUAN

    ASI (Air Susu Ibu) adalah makananbagi bayi yang tidak tertandingi olehapapun dalam menyediakan zat gizi idealuntuk pertumbuhan dan perkembanganseorang bayi. Setelah 6 bulan, biasanya bayi

    membutuhkan lebih banyak zat besi danseng daripada yang tersedia didalam ASI.Pertumbuhan bayi tidak dilihat hanya

    berdasarkan perubahan BB dan PB-nyasaja. Namun juga, perlu diperhatikankeseimbangan antara asupan dan kebutuhangizinya. Jika keadaan gizi anak baik,

    barulah dapat dikatakan pertumbuhannyanormal. Jika gizinya tak seimbang,

    pertumbuhan anak akan terganggu, sepertimenjadi kurus, terlalu gemuk, atau pendek.

    Survey Demografi Kesehatan Indonesia(SDKI) 1997 menunjukkan bahwa rata-rata

    lamanya pemberian ASI eksklusif hanya 1,7bulan. Hal ini menunjukkan bahwaminuman selain ASI dan MP- ASI sudahmulai diberikan pada usia lebih dini.Prosentase bayi dengan status gizi baikmenurun sejak bayi usia 6-10 bulan danterus menurun hingga kira-kira separuh

    pada anak-anak berusia 48 - 59 bulan.Menurut data / laporan SPM Kab / Kotatahun 2004 Di Propinsi Jawa Timur bayiyang diberi ASI eksklusif sampai usia 6

    bulan mencapai 40.59 % (274.896 dari677.192 bayi), pencapaian pemberian ASIeksklusif pada tahun 2007 di Propinsi JawaTimur meningkat yaitu sebanyak 40.77%(279.503 dari 685.642 bayi). SedangkanJumlah bayi yang mendapat ASI eksklusifdi Kabupaten Jember pada tahun 2004

    adalah 38.86% (16.071 dari 41.360 bayi)dan pada tahun 2007 mengalami kenaikan

    Hubungan Pemberian ASI Eksklusif.Elfira Nurul Aini, Hal. 13 - 21

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    17/56

    14

    yaitu 49,66% (19.818 bayi dari 39.909bayi). (www.jatimprov.go.id). WHO merekomendasikan

    pemberian ASI eksklusif bagi bayi sejaklahir, sesegera mungkin (setengah-1 jam

    sejak lahir) sampai setidaknya usia 4 bulandan bila mungkin hingga usia 6 bulan.Rekomendasi pemberian ASI eksklusifselama 6 bulan pertama didasarkan pada

    bukti ilmiah manfaat ASI bagi daya tahanhidup bayi, pertumbuhan dan

    perkembangannya. Pemberian ASIeksklusif mengurangi tingkat kematian bayiyang disebabkan berbagai penyakit sepertidiare dan pneumonia serta mempercepat

    pemulihan bila sakit. ASI eksklusif telah

    terbukti meningkatkan proteksi terhadapbanyak penyakit dan meningkatkankemungkinan melanjutkan menyusuisedikitnya sampai usia 1 tahun. Setelah usia6 bulan terjadi karena kebutuhan gizisemakin meningkat, sementara produksiASI semakin menurun dan pemberian MP-ASI belum sesuai dengan kecukupan gizi

    bayi. Kondisi seperti ini dapatmenimbulkan kekurangan energi protein(KEP) pada bayi.

    Dari keterangan diatas, dapatdiketahui bahwa pemberian ASI merupakan

    investasi penting dalam menunjangpertumbuhan bayi yang berkaitan eratdengan status gizi. Oleh karena itu penulisingin mengadakan penelitian tentang

    pemberian ASI eksklusif dengan status gizi

    bayi usia 6 bulan yang berada di PuskesmasTembokrejo yang mencakup DesaTembokrejo, Desa Bagorejo, dan DesaKarangrejo.

    BAHAN DAN METODEJenis penelitian ini adalah deskriptifkorelasi dengan menggunakan metode

    penelitian Cross sectional yaitu studi yangdigunakan untuk mengetahui hubunganantara Pemberian ASI Ekslusif dengan

    Status Gizi Bayi pada suatu waktu tertentu.Sampel pada penelitian ini adalah bayi usia6 bulan di wilayah kerja PuskesmasTembokrejo dengan jumlah 38 bayi.Parameter yang diamati adalah bayi yangdiberi ASI eksklusif dan bayi yang tidakmendapat ASI eksklusif yang diukurdengan kuesioner. Status Gizi yang diukurmenggunakan KMS dan kemudiandigolongkan menjadi Gizi lebih, Gizi baik,Gizi Kurang, Gizi buruk. Selanjutnya,dianalisis menggunakan Uji Sommersd.

    HASIL

    Data UmumTabel Distribusi Responden berdasarkan usia reproduktif ibu di Puskesmas Tembokrejo

    bulan Agustus tahun 2011Usia ibu

    (Tahun)

    ASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif

    % %

    12-1920-35

    > 35

    022

    4

    084,6

    15,4

    012

    0

    0100

    0

    034

    4

    26 100 12 100 38

    Tabel Distribusi Responden berdasarkan pendidikan ibu di Puskesmas Tembokrejo bulanAgustus tahun 2011

    Pendidikan ibu ASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif

    % %

    SDSMPSMASMEAAkademi

    Perguruan Tinggi

    69911

    0

    23.0834.6234.623,853,85

    0

    16400

    1

    8.3350

    33.3300

    8.33

    7151411

    1 26 100 12 100 38

    Hubungan Pemberian ASI Eksklusif.Elfira Nurul Aini, Hal. 13 - 21

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    18/56

    15

    Tabel Distribusi Responden berdasarkan pekerjaan ibu di Puskesmas Tembokrejo bulanAgustus tahun 2011

    Pekerjaan ibu ASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif

    % %

    IRT

    Buruh TaniPetaniWiraswastaPerawatGuru

    17

    22410

    65.38

    7.697.6915.383,85

    0

    9

    01101

    75

    08.338.33

    08.33

    26 100 12 100

    Tabel Distribusi jenis kelamin dengan ASI ekslusifJenis kelamin ASI eksklusif Tidak ASI eksklusif

    % %

    Laki-laki 13 50 5 42

    perempuan 13 50 7 58 26 100 12 100

    Data KhususTabel Distribusi pemberian ASI eksklusif

    Pemberian ASI ekslusif

    Ya % Tidak %

    26 68,4 12 31,6 38

    Tabel Distribusi status gizi bayi usia 6 bulan

    Status gizi ASI ekslusif Jumlah

    Ya Tidak

    Gizi lebih 13 (50%) 5 (33.33%) 18

    Gizi baik 13 (50%) 7 (58.33%) 20

    Gizi kurang 0 0 0

    Gizi buruk 0 0 0

    Jumlah 26 12 38

    Tabel Tabel silang korelasi Sommersd

    Status gizi ASI ekslusif Jumlah

    Ya TidakGizi lebih 13 (50%) 5 (33.33%) 18

    Gizi baik 13 (50%) 7 (58.33%) 20

    Gizikurang

    0 0 0

    Gizi buruk 0 0 0

    Jumlah 26 (68.4%) 12 (31.6%) 38

    PEMBAHASAN

    Dari data tersebut diketahui bahwabayi yang mendapatkan ASI eksklusif

    sebanyak 68,4%, sedangkan bayi yang tidak

    diberi ASI eksklusif sebanyak 31,6%.Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas

    Hubungan Pemberian ASI Eksklusif.Elfira Nurul Aini, Hal. 13 - 21

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    19/56

    16

    Tembokrejo adalah 65%, berarti pencapaianpemberian ASI eksklusif mampu memenuhitarget yang ditentukan. Banyak faktor yangmempengaruhi seorang ibu dalam menyusui

    bayinya, beberapa peneliti yang telah

    dilakukan didaerah perkotaan danperdesaan di Indonesia dan Negaraberkembang lainnya, menunjukan bahwafaktor system dukungan, pengetahuan ibuterhadap ASI, promosi susu formula danmakanan tambahan mempunyai pengaruhterhadap praktek pernberian ASI. Pengaruh-

    pengaruh tersebut dapat memberikandampak negative maupun positif dalammemperlancar pemberian ASI eksklusif(Santosa, 2004).

    Adapun faktor lain yangmempengaruhi pemberian ASI adalahfaktor sosial budaya ekonomi (pendidikanformal ibu, pendapatan keluarga dan statuskerja ibu), faktor psikologis (takutkehilangan daya tarik sebagai wanita,tekanan batin), faktor fisik ibu (ibu yangsakit, misainya mastitis, dan sebagainya),faktor kurangnya petugas kesehatansehingga masyarakat kurang mendapat

    penerangan atau dorongan tentang manfaatpemberian ASI eksklusif (Soetjiningsih,1997).

    Sementara menurut Utami Roesli(2004), mengungkapkan bahwa fenomenakurangnya pemberian ASI eksklusifdisebabkan oleh beberapa faktor,diantaranya : pengetahuan ibu yang kurangmemadai tentang ASI eksklusif, beredarnyamitos yang kurang baik, serta kesibukan ibu

    bekerja dan singkatnya cuti melahirkan,

    merupakan alasan yang diungkapkan olehibu yang tidak menyusui secara ekslusif.Menurut Lawrence Green (1980),

    pengetahuan dan sikap seseorang terhadapkesehatan merupakan salah satu faktor

    predisposisi yang mempengaruhi perilakuseseorang, jadi jika seorang ibu hamil tidak

    pernah mendapatkan informasi ataupenyuluhan mengenai pemberian ASIekslusif dapat berpengaruh dalammemberikan ASI ekslusif pada bayinya di

    kemudian hari sehingga berpengaruh jugapada status gizi bayi.

    Keberhasilan pemberian ASI eksklusifjika dilihat dari pendidikan, kebanyakan ibuyang memberikan ASI eksklusif adalahtamat SMP dan SMA yaitu masing-masing50%. Pendidikan yang lebih rendah dan

    tinggi berada dibawahnya. Sedangkan padabayi yang tidak diberi ASI eksklusifmenunjukkan kesamaan dengan ibu yangtamat SMP dan SMA berada di tingkat

    pertama dengan prosentase 50% dan33,33%.

    Tingkat pendidikan ibu yang rendahmengakibatkan kurangnya pengetahuan ibudalam menghadapi masalah, terutamadalam pemberian ASI eksklusif.Pengetahuan ini diperoleh baik secara

    formal maupun informal. Sedangkan ibu-ibu yang mempunyai tingkat pendidikanyang lebih tinggi, umumnya terbukamenerima perubahan atau hal-hal baru guna

    pemeliharaan kesehatannya (Depkes RI,1996). Pendidikan juga akan membuatseseorang terdorong untuk ingin tahu,mencari pengalaman sehingga informasiyang diterima akan menjadi pengetahuan(Azwar, 2000).

    Pendidikan diperkirakan ada kaitannyadengan pengetahuan ibu menyusui dalammemberikan ASI ekslusif hal inidihubungkan dengan tingkat pengetahuanibu bahwa seseorang yang berpendidikanlebih tinggi akan mempunyai pengetahuanyang lebih luas dibandingkan dengantingkat pendidikan yang rendah(Notoatmodjo, 2003 ).

    Penggeseran paradigma itu dipicu olehtingginya tingkat kebutuhan hidup dan

    meningkatnya pemahaman kaum wanitatentang aktualisasi diri. Pendidikan dankebebasan informasi membuat para wanitamasa kini lebih berani memasuki wilayah

    pekerjaan lain yang dapat memberdayakankemampuan dirinya secara maksimal,sehingga ibu tidak dapat memberikan ASIekslusif (Evi, 1992). Pendidikan juga akanmembuat seseorang terdorong untuk ingintahu, mencari pengalaman sehinggainformasi yang diterima akan jadi

    pengetahuan (Azwar, 2000).

    Hubungan Pemberian ASI Eksklusif.Elfira Nurul Aini, Hal. 13 - 21

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    20/56

    17

    Dari hasil penelitian diketahui tidakmendukung teori yang menyatakan bahwa

    pendidikan tinggi akan membuat seseorangbersikap mendukung terhadap hal-hal baruyang mempunyai aspek positif yang

    banyak. Karena tingginya tingkatkebutuhan hidup dan meningkatnya

    pemahaman kaum wanita tentangaktualisasi diri membuat wanita-wanita saatini, dengan pendidikan tinggi wanitacenderung menjadi wanita pekerja sehinggatidak dapat memberikan ASI eksklusif.Tetapi sesuai dengan pernyataan diatasyang mengatakan seorang yang

    berpendidikan rendah tidak berarti mutlakberpengetahuan rendah pula, karena

    pengetahuan tidak hanya didapat daripendidikan formal tetapi juga pengalaman,mungkin responden dapat menerima dengan

    baik apa yang telah diinformasikan olehtenaga kesehatan, dan berbagai media yangmendukung untuk memberikan ASIeksklusif.

    Dari segi pekerjaan, pekerjaan ibu yangbayinya diberi ASI eksklusif17 responden(65.38%) IRT, Buruh Tani 2 responden(7.69%), Petani 2 responden (7.69%),Wiraswasta 4 (15.38 %), Perawat 1(3,85%). Sedangkan ibu yang bayinyatidak diberi ASI eksklusif 9 responden(75%) IRT, petani 1 responden (8.33%),wiraswasta 1 responden (8.33%), guru 1responden (8.33%).

    Pekerjaan ibu juga diperkirakan dapatmempengaruhi pengetahuan dankesempatan ibu dalam memberikan ASIeksklusif. Pengetahuan responden yang

    bekerja lebih baik bila dibandingkandengan pengetahuan responden yang tidakbekerja. Semua ini disebabkan karena ibuyang bekerja di luar rumah (sektor formal)memiliki akses yang lebih baik terhadap

    berbagai informasi, termasuk mendapatkaninformasi tentang pemberian ASI eksklusif(Depkes RI 1999).

    Seorang ibu yang bekerja akanmempunyai tambahan pendapatan bagikeluarganya yang akhirnya dapat memenuhi

    kebutuhan keluarganya, apabila ia tidakbekerja maka tidak dapat memenuhi

    kebutuhan pokok keluarganya, bekerjauntuk perempuan sering kali bukan pilihantetapi karena pendapatan suami tidak cukupuntuk memenuhi kebutuhan rumahtangganya ( Novaria, 2000)

    Menurut Utami Roesli ( 2005 ),mengatakan bahwa bekerja bukan alasanuntuk menghentikan pemberian ASI secaraekslusif selama paling sedikit 4 bulan dan

    bila mungkin sampai 6 bulan, meskipuncuti hamil hanya 3 bulan. Dengan

    pengetahuan yang benar tentang menyusui,adanya perlengkapan memerah ASI, dandukungan lingkungan kerja, seorang ibuyang bekerja dapat tetap memberikan ASIsecara ekslusif.

    Pada ibu-ibu yang bayinya diberiASI eksklusif kebanyakan adalah ibu rumahtangga yang mempunyai banyak waktuluang untuk mengurus bayinya sendiri.Tetapi pada bayi yang tidak diberi ASIkebanyakan juga ibu rumah tangga.Kemungkinan ada faktor-faktor selain

    pekerjaan yang dapat menghambat ibumemberikan ASI eksklusif.

    Penelitian ini menggunakanpengukuran antropometri umur dan beratbadan yang menjadi patokannya adalahKMS (kartu menuju sehat). Hasil penelitianyang ada, menunjukkan bayi yang diberiASI eksklusif status gizinya cenderung baikdan lebih dimana prosentasenya sama-sama50%. Sedangkan bayi yang tidak diberi ASIeksklusif gizi baik sebesar 58.33% danlebih 33.33%.

    Gizi adalah suatu proses organismemenggunakan makanan yang dikonsumsi

    secara normal melalui proses digesti,absorps, transportasi, penyimpanan,metabolisme dan pengeluaran zat-zat yangtidak digunakan untuk mempertahankankehidupan, pertumbuhan dan fungsi normaldari organ-organ,serta menghasilkanenergi.(Supriasa, I Dewa Nyoman ,dkk,2002)

    Status gizi adalah ekspresi darikeadaan keseimbangan dalam bentukvariabel tertentu. Contohnya gondok

    endemik merupakan keadaan tidakseimbangnya pemasukan dan pengeluaran

    Hubungan Pemberian ASI Eksklusif.Elfira Nurul Aini, Hal. 13 - 21

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    21/56

    18

    yodium dalam tubuh. (Supriasa, I DewaNyoman ,dkk, 2002).

    Penelitian ini menggunakanantropometri untuk mengukur status gizi,dimana yang diteliti yaitu umur dan berat

    badan. Faktor umur sangat penting dalampenentuan status gizi. Kesalahan yangterjadi karena kesalahan ini akanmenyebabkan interpretasi status gizimenjadi salah. Hasil pengukuran berat

    badan dan panjang tidak akan berarti kalaupenentuan umur yang salah.

    Berdasarkan Puslitbang GiziBogor(1980), batasan umur yang digunakanadalah tahun penuh dan untuk anak 0-24

    bulan digunakan bulan penuh.

    Faktor berat badan merupakanpengukuran yang terpenting pada bayi barulahir. Dan hal ini digunakan untukmenentukan apakah bayi termasuk normalatau tidak (Supariasa,dkk, 2001).

    Pertumbuhan bekaitan denganperubahan dalam besar, jumlah, ukuran danfungsi tingkat sel, organ maupun individu,yang diukur dengan ukuran berat (gram,

    pound, kilogram). (2002 Supriasa).Sedangkan Berat badan merupakan hasil

    peningkatan / penurunan semua jaringanyang ada pada tubuh antara tulang, otot,lemak, cairan tubuh. Parameter ini yang

    paling baik untuk melihat perubahan yangterjadi dalam waktu singkat karenakonsumsi makanan dan kondisi kesehatan(Soetjiningsih 1998). Sehingga berat badanmenjadi salah satu penilaian pertumbuhan.

    Perubahan berat badan dikarenakanadanya konsumsi makanan seperti bayi usia

    0-6 bulan yang diberi ASI saja sudahmampu menunjang pertumbuhan bayikarena beberapa factor. Seperti, dari segikandungan ASI, Kalori dari ASI memenuhikebutuhan bayi sampai enam bulan. ASIadalah makanan sempurna dengan kadarnutrisi yang seimbang. Bila kebutuhanenergi telah dapat dipenuhi oleh ASI makadengan sendirinya kebutuhan akan nutrisilain terpenuhi. Enzim-enzim terkandung didalam ASI berguna untuk mencerna zat-zat

    gizi yang terdapat dalam ASI tersebut,membuat ASI bisa diterima oleh tubuh

    bayi. ASI memiliki perbandingan antaraWhey dan Casein yang sesuai untuk bayi.Rasio Whey dengan Casein merupakansalah satu keunggulan ASI dibandingkandengan susu sapi. ASI mengandung whey

    lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi inimenyebabkan protein ASI lebih mudahdiserap. Sedangkan pada susu sapimempunyai perbandingan Whey :Caseinadalah 20 : 80, sehingga tidak mudahdiserap. Zat-zat gizi berkualitas tinggi jugaterdapat dalam ASI yang berguna untuk

    pertumbuhan dan perkembangankecerdasan bayi/anak. Kandungan tinggihormon protein yang dikenal sebagaiadinopectin yang berhubungan dengan

    rendahnya resiko serangan jantung. Kadaradinopectin yang tinggi dijumpai padaorang yang kegemukan dan orang yangmemiliki resiko besar terkena serangan

    jantung. Maka dengan adanya hormon ini,bayi yang diberi ASI akan terhindar dariresiko terjadinya kelebihan berat badan.

    Factor usia ibu, diketahui bahwa ibuyang berusia 20 sampai 35 tahun untukkelompok bayi yang diberi ASI eksklusifsebesar 84,6% dan usia ibu yang diatas 35tahun sebesar 15, 4%. Sedangkan pada bayiyang tidak ASI eksklusif, ibu berusia 20sampai 35 tahun 100%.

    Umur yaitu usia individu yangterhitung mulai saat dilahirkan sampai saat

    berulang tahun. Semakin cukup umur makatingkat kematangan dan kekuatan seseorangakan lebih matang dalam berpikir dan

    bekerja (Nursalam, 2001)Dalam kurun waktu reproduksi sehat

    dikenal bahwa usia aman untuk kehamilanpersalinan dan menyusui adalah 20-35tahun oleh sebab itu yang sesuai denganmasa reproduksi sangat baik dan sangatmendukung dalam pemberian ASI ekslusif,sedangkan umur yang kurang dari 20 tahundianggap masih belum matang secara fisikmental dan psikologi dalam menghadapikehamilan, persalinan serta pemberian ASI,sedangkan umur lebih dari 35 tahundianggap juga berbahaya sebab baik alat

    reproduksi maupun fisik ibu sudah jauhberkurang dan menurun selain itu bisa

    Hubungan Pemberian ASI Eksklusif.Elfira Nurul Aini, Hal. 13 - 21

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    22/56

    19

    terjadi resiko bawaan pada bayinya danjuga dapat meningkatkan penyulit padakehamila, persalinan dan nifas(Martadisoebrata, 1992)

    Umur ibu sangat menentukan

    kesehatan maternal dan berkaitan dengankondisi kehamilan, persalinan dan nifasserta cara mengasuh dan menyusui bayinya.lbu yang berumur kurang dari 20 tahunmasih belum matang dan belum siap dalamhal jasmani dan sosial dalam menghadapikehamilan, persalinan serta dalam membina

    bayi yang dilahirkan (Depkes RI, 1994).Sedangkan ibu yang berumur 20-35 tahun,menurut Hurlock (1997) disebut sebagai"masa dewasa" dan disebut juga masa

    reproduksi, di mana pada masa inidiharapkan orang telah mampu untukmemecahkan masalah-masalah yangdihadapi dengan tenang secara emosional,terutama dalam menghadapi kehamilan,

    persalinan, nifas dan merawat bayinyananti. Pada primipara dengan usia 35 tahunke atas dimana produksi hormone relatif

    berkurang, mengakibatkan proses laktasimenurun, sedangkan pada usia remaja 12-19 tahun harus dikaji pula secara telitikarena perkembangan fisik, psikologismaupun sosialnya belum siap yang dapatmengganggu keseimbangan psikologis dandapat mempengaruhi dalam produksi ASI.

    Tidak ada hambatan pada produksiASI, mekanisme menyusui. Cara menyusuiyang benar, akan mengantarkan zat giziyang cukup untuk bayi. Ada dua cara untukmengukur produksi ASI yaitu penimbangan

    berat badan bayi sebelum dan setelah

    menyusui; dan pengosongan payudara.Kurva berat badan bayi merupakan caratermudah untuk menentukan cukuptidaknya produksi ASI (Packard, 1982).Kurve pertumbuhan berat badanmemuaskan, yaitu menunjukkan berat

    badan pada triwulan I : 150-250 gr setiapminggu, triwulan II : 200-600 gr setiap

    bulan (www.lusa.wb.id).Hasil penelitian pada bayi yang

    diberi ASI eksklusif bergizi baik

    menunjukkan adanya kesesuaian denganteori-teori yang ada. Tetapi pada bayi yang

    diberi ASI eksklusif juga ditemukan adanyastatus gizi lebih yang tidak sesuai denganteori yang, sangat mungkin dikarenakanfactor lain, misalnya status gizi ibu padawaktu hamil, berat badan bayi pada waktu

    lahir atau adanya factor genetik.Perubahan berat badan dikarenakan

    adanya konsumsi makanan seperti bayi usia0-6 bulan yang diberi ASI saja sudahmampu menunjang pertumbuhan bayikarena beberapa factor. Seperti, dari segikandungan ASI, Kalori dari ASI memenuhikebutuhan bayi sampai enam bulan. ASIadalah makanan sempurna dengan kadarnutrisi yang seimbang. Bila kebutuhanenergi telah dapat dipenuhi oleh ASI maka

    dengan sendirinya kebutuhan akan nutrisilain terpenuhi. Enzim-enzim terkandung didalam ASI berguna untuk mencerna zat-zatgizi yang terdapat dalam ASI tersebut,membuat ASI bisa diterima oleh tubuh

    bayi. ASI memiliki perbandingan antaraWhey dan Casein yang sesuai untuk bayi.Rasio Whey dengan Casein merupakansalah satu keunggulan ASI dibandingkandengan susu sapi. ASI mengandung wheylebih banyak yaitu 65:35. Komposisi inimenyebabkan protein ASI lebih mudahdiserap. Sedangkan pada susu sapimempunyai perbandingan Whey :Caseinadalah 20 : 80, sehingga tidak mudahdiserap. Zat-zat gizi berkualitas tinggi jugaterdapat dalam ASI yang berguna untuk

    pertumbuhan dan perkembangankecerdasan bayi/anak. Kandungan tinggihormon protein yang dikenal sebagaiadinopectin yang berhubungan dengan

    rendahnya resiko serangan jantung. Kadaradinopectin yang tinggi dijumpai padaorang yang kegemukan dan orang yangmemiliki resiko besar terkena serangan

    jantung. Maka dengan adanya hormon ini,bayi yang diberi ASI akan terhindar dariresiko terjadinya kelebihan berat badan.

    Tabulasi silang korelasi Sommersd

    diketahui bahwa bayi yang diberi ASIeksklusif mengalami gizi lebih sebanyak50% dan gizi baik sebanyak 50%. Hal ini

    mungkin disebabkan pengetahuan akanperilaku sehat dalam masyarakat baik,

    Hubungan Pemberian ASI Eksklusif.Elfira Nurul Aini, Hal. 13 - 21

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    23/56

    20

    meskipun pendidikan kebanyakan tamatSMP dan SMA, karena pengetahuan bisadiperoleh darimana saja, bisa dari tenagakesehatan, kader, maupun informasi darimedia massa.

    Dengan menggunakan uji Sommersddidapatkan harga Z hitung sebesar -0,077dan nilai kritis ditetapkan 1,96 dengantingkat kesalahan 0,05. Karena didapatkannilai Z hitung lebih kecil dari nilai kritis,sehingga H0 gagal ditolak dan Ha ditolak,yang artinya tidak ada hubungan antara

    pemberian ASI eksklusif dengan status gizibayi usia 6 bulan.

    SIMPULAN DAN SARAN

    Berdasarkan hasil penelitian yangdilaksanakan di wilayah kerja PuskesmasTembokrejo kecamatan GumukmasKabupaten Jember yaitu bayi usia 6 bulanyang diberi ASI eksklusif mengalami gizilebih sebesar 50 % dan bayi yangmengalami gizi kurang sebanyak 50%, bayiyang mengalami gizi kurang 0%, dan bayiyang mengalami gizi buruk yaitu 0%.Sedangkan bayi yang tidak diberi ASIeksklusif didapatkan status gizi lebihsebesar 33.33%, gizi baik 58.33%, guzukurang 0% dan gizi buruk 0%. Tidak adahubungan pemberian ASI eksklusif denganstatus gizi bayi usia 6 bulan di PuskesmasTembokrejo.

    Dengan adanya penelitian inidiharapkan orang tua lebih bijak dalammemberikan nutrisi bagi putra-putrinyakarena nutrisi mempunyai peranan penting

    bagi pertumbuhannya serta lebih aktif

    dalam mencari informasi mengenai gizibayi, dan hal-hal yang berhubungan dengankesehatan, agar pola asuh yang sehatdidapatkan putra-putrinya sehingga dapatmengurangi faktor-faktor penghambat

    pertumbuhan.

    DAFTAR PUSTAKASoetjiningsih, Asi : petunjuk untuk tenaga

    kesehatan, Jakarta : EGC, 1997Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak,

    Jakarta : EGC, 1995

    Nursalam, Asuhan Keperawatan Bayi &Anak (untuk perawat dan bidan),Jakarta : EGC, 2005

    Supriasa, I Dewa Nyoman, dkk, PenilaianStatus Gizi, Jakarta : EGC, 2002

    Depkes RI, Pedoman Deteksi Dini TumbuhKembang Balita, Jakarta : 1995

    Pedoman Umum Pemberian MakananPendamping Air Susu Ibu (Mp-Asi)Lokal, Departemen Kesehatan RI,2006

    Novianti, Ratih, Menyusui Itu Indah,Yogyakarta : Oktopus, 2009

    Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta :Depkes dan JICA, cetakan 2006

    Notoatmodjo, Seokidjo, Ilmu Kesehatan

    Masyarakat,Cetakan Pertama,Jakarta :RinekaCipta, 2003

    Notoatmodjo, Seokidjo, Pendidikan danPerilaku Kesehatan,Cetakan Kedua,Jakarta : Rineka Cipta ,2003

    Nursalam, Metodologi Riset Keperawatan,Jakarta : CV Infomedika, 2001

    Depkes RI Dirjen Binkesmas DirektoratGizi Masyarakat, Asi Eksklusif UntukIbu Bekerja, Jakarta, 2004

    Hubertin, S, Konsep Penerapan ASIEksklusif Cetakan I, Jakarta : EGC,2004

    Hurlock, Psikologi Perkembangan. Edisi 5.Jakarta : EGC, 2002

    Ida Bagus G.M, Ilmu Kebidanan PenyakitKandungan dan Keluarga BerencanaUntuk Bidan, Cetakan I, Jakarta :ECG, 1998

    Perinasia, Melindungi, Meningkatkan danMendukung Menyusui Cetakan Ke-2,

    Jakarta : Bina Rupa Akasara, 1994Pilliteri, Adele, Perawatan Kesehatan Ibudan Anak, Jakarta:EGC, 2002

    Azwar Azrul, Manajemen Laktasi, Jakarta:Depkes RI, 2005

    Purwanti, Konsep Penerapan ASI ekslusifBuku Kedokteran. Jakarta : EGC,2004

    Prawirohardjo Sarwono, Buku AcuanNasional Pelayanan KesehatanMaternal dan Neonatal, Jakarta :

    Yayasan Bina Pustaka, 2002

    Hubungan Pemberian ASI Eksklusif.Elfira Nurul Aini, Hal. 13 - 21

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    24/56

    21

    Roesli, Utami, Mengenal ASI EksklusifSeri I, Jakarta, 2004

    Saifuddin, A.B,.Buku Acuan NasionalPelayanan Kesehatan Matemal dan

    Neonatal.JMPKKF-POGI, Jakarta :

    Yayasan Bina Pustaka., 2001Notoatmodjo, Seokidjo, Metodologi

    Penelitian Kesehatan, Jakarta : RinekaCipta, 2002 Dempsey, Patricia Ann &Arthur D. Dempsey, RisetKeperawatan: Buku Ajar & Latihan,Jakarta : EGC, 2002

    Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :Rineka Cipta, 2002

    Budiman, Chandra, Metodologi Kesehatan,

    Jakarta : EGC, 2008Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi,

    Bandung : ALFABETA, 2002.Santoso, Singgih, Statistik Non Parametrik,

    Jakarta : PT Elex Media Kumputindo,2004

    www.perpustakaan-depkes.org:8180 /bitstream/123456789/1259/1/KEPMENKESNO.450-MENKES-SK-IV-2004.pdf-, tanggal akses 05-03 -2011.

    Admin, bersumber dari :http://bayidananak.com/2008/11/19/asi-eksklusif-6-bulan/, tanggal akses05-03-2011

    http://enformasi.com/2008/11/pertumbuhan-bayi-sehat.html, tanggal akses 12-06-2011

    www.gizi.net/kebijakan-gizi/download/stranas%20final.doc,tanggal akses 05-03-2011

    owner bersumber dari :

    http://provisi.awardspace.com/cetak.php?id=54, tanggal akses 7-7-2011http://infobunda.com/pages/new

    forum/posts.php?topic=9364, tanggalakses 12-06-2011

    www.jatimprov.go.id, tanggal akses 06-07-2011

    Tabloid Ibu Anak bersumber dari :http://cyberwoman.cbn.net.id/cbprtl/Cyberwoman/detail.aspx?x=Mother+And+Baby&y=Cyberwoman|0|0|8|833,

    tanggal akses 7-7-2011

    Juliana, bersumber dari : http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg101669.html, tanggalakses 2-9-2011

    HealthWoman bersumber dari :

    http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/common/ptofriend.aspx?x=HealthWoman&y=cybermed|0|0|14|641, tanggalakses 5-3-2011

    Referensi kesehatan, bersumber dari :http://creasoft.wordpress.com/2008/05/08/produksi-asi-dan-faktor-yang-mempengaruhinya/, tanggal akses 2-9-2011

    Buku Panduan Manajemen Laktasi:Dit.Gizi Masyarakat-Depkes RI,2001

    bersumber dari :www.gizi.net/asi/download/KEUNGGULAN%20ASI%20DAN%

    http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin4.pdf, tanggal akses 12-06-2011

    http://www.medicalnewstoday.com/articles/104940.php, tanggal akses 7-7-2011

    Referensi Kesehatan bersumber dari :http://creasoft.wordpress.com/2008/05/01/status-gizi-versi-kms, tanggalakses 24-05-2011

    Akhmadi, bersumber dari :http://www.rajawana.com/artikel/kesehatan/336-4-jenis-parameter-status-gizi.html, tanggal akses 12-06-2011

    Hendra, bersumber dari :http://ajangberkarya.wordpress.com/2008/05/20/konsep-status-gizi/,tanggang akses 10-06-2011

    Lusa, bersumber dari :http://www.lusa.web.id/gizi-

    seimbang-bagi-bayi/, tanggal akses12-08-2011

    Hubungan Pemberian ASI Eksklusif.Elfira Nurul Aini, Hal. 13 - 21

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    25/56

    22

    PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN

    METODE CERAMAH TERHADAP SIKAP IBU TENTANG PAP SMEAR PADA

    IBUIBU DI BPS Ny. TIAS KHOLILI, A.Md., Keb

    MLOKOREJOPUGER KABUPATEN JEMBER

    Riza Umami**Staf Pengajar STIKES Bhakti Negara

    ABSTRACT

    Cervical cancer is a malignancy that occurs on the cervix (cervical) which is the

    lowest part of the uterus that protrudes into the top of hole intercourse (vaginal). The

    cause is not known for certain, but 95% of cases were HPV (Human Pappiloma Virus)

    positive. In 2007 the Chairman of the Central Executive III Indonesian Cancer Foundation

    (ICF), Sumaryati Aryoso said that each year there are 15,000 women who develop cervical

    cancer in Indonesia. Of this amount, 8,000 of whom died. The purpose of this study to

    determine the effect of health education lectures using maternal attitudes about the Papsmear.

    The study design used was the type of research Pre-Experiment. The population in

    this study were mother-tongue in the BPS Ny. Tias Kholili, A.Md., Keb Mlokorejo - Puger

    Jember district with a sample of 20 people and the sampling technique used is total

    sampling.

    From the research that has been conducted on February 7, 2012 showed that

    positive attitudes about the Pap smear before Mother's health education were 14

    respondents (70%) while negative attitudes about the Pap smear before Mother's health

    education is 6 respondents (30%). Similarly, a positive attitude about the Pap smear after

    the mother of health education as much as 19 respondents (95%) while negative attitudes

    about the Pap smear after Mother's health education is still common although only one

    respondent (5%). Based on Chi-square statistical test with a significance level of 5% 6.705

    obtained results, thus this study received H1 which means no influence of health education

    lectures using Mom's attitude about Pap smears.

    Keywords: Health Education, Atti tude and Pap smear

    PENDAHULUANKanker Leher Rahim adalah

    keganasan yang terjadi pada leher rahim

    (serviks) yang merupakan bagian terendahdari rahim yang menonjol ke puncak liangsenggama (vagina). Penyebabnya belumdiketahui secara pasti, tetapi 95% kasusditemukan HPV (Human Pappiloma Virus)

    positif. Gejala pada tahap pra kanker ataudini biasanya belum timbul.

    Setiap wanita yang pernahmelakukan hubungan seksual, memiliki

    pasangan seksual yang berganti-ganti ataumultipartner, melakukan hubungan seksual

    pada saat masih sangat muda, mempunyaibanyak anak dengan rentang yang pendek,

    ditemukannya Human Papiloma Virus(HPV), wanita perokok merupakan faktorresiko terhadap kanker leher rahim.

    Pada tahun 2007 Ketua III PimpinanPusat Yayasan Kanker Indonesia (YKI),Sumaryati Aryoso mengatakan bahwakondisi penyakit kanker yang terjadi diIndonesia sangat bertolak belakang dengannegara maju lainnya. Di negara

    berkembang, penyakit kanker rahimmenjadi ranking pertama setelah kanker

    payudara. Menurutnya, diperkirakan setiaptahunnya terdapat 15.000 kaum perempuanyang terserang kanker rahim di Indonesia.

    Dari jumlah tersebut, 8.000 di antaranyameninggal dunia. Menurut Departemen

    Pengaruh Pendidikan Kesehatan...Riza Umami, Hal. 22 - 25

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    26/56

    23

    Kesehatan, salah satu alasan semakinberkembangnya penyakit kanker tersebutadalah rendahnya cakupan deteksi dini padakanker serviks. Untuk wanita di kota besarmungkin sudah cukup banyak yang

    melakukannya, namun beda perihalnyadengan wanita di pelosok yang kekuranganakses di bidang medis(www.kompas.com/read/xml/2008/04/21/09585380/Dicanangkan, Program Nasional

    Deteksi Kanker Rahim dan Payudara).Untuk melakukan deteksi dini

    kanker leher rahim, diantaranya denganmelakukan Papsmear. Pemeriksaan inimurah, cepat dan dapat dilakukan di

    pelayanan kesehatan terdekat seperti

    Puskesmas, Rumah Bersalin, Rumah Sakit,Bidan, Klinik, Praktek dokter, dll.Pemeriksaan ini dapat dilakukan kapan saja,kecuali sedang haid atau sesuai dengan

    petunjuk dokter. Papsmear sebaiknyadilakukan 1 kali setahun oleh setiap wanitayang sudah melakukan hubungan seksual

    Meskipun Pap smear tidak dengansendirinya mencegah kanker, pemeriksaanini hanya untuk mendeteksi adanya

    perubahan-perubahan yang bersifatprakanker. Dengan papsmear, hasilnyamungkin saja termasuk kelompok normal,hanya ada peradangan atau kelompoklainnya . Apabila kelainan dapat diterapi,kanker biasanya tidak dapat berkembang.

    Menurut WHO (1954) tujuanpendidikan kesehatan adalah untukmengubah perilaku orang atau masyarakatdari perilaku tidak sehat menjadi perilakusehat. Seperti kita ketahui bila perilaku

    tidak sesuai dengan prinsip kesehatan, makadapat menyebabkan terjadinya gangguanterhadap kesehatan. (Ircham Mahfoedz;2007: 7)

    Menurut Notoatmodjo (2003: 105),metode yang digunakan pada aplikasi

    pendidikan kesehatan adalah metode belajarmengajar. Salah satu metodenya adalahceramah, yang sangat ekonomis dan efektifuntuk keperluan penyampaian informasidan pengertian secara lisan pada kelompok

    besar.

    METODE PENELITIANDesain penelitian yang digunakan

    adalah jenis penelitian Pre-Eksperimenyang seringkali dipandang sebagaieksperimen yang tidak sebenarnya. Oleh

    sebab itu, sering disebut juga dengan istilahquasi eksperimen dengan pendekatan Pre

    test and Post test Group. Menurut Arikunto(2006: 85) di dalam desain ini observasidilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum(01) eksperimen yang disebut pre test danobservasi sesudah (02) eksperimen yangdisebut post test. Populasi adalah Ibu-Ibuyang ada di BPS Ny. Tias Kholili, A.Md.,Keb Mlokorejo-Puger kabupaten Jembersejumlah 40 orang, teknik sampling yang

    digunakan adalah total sampling dan analisadata menggunakan Chi Kuadrat.

    HASIL DAN BAHASANDari hasil penelitian yang

    telah dilakukan tanggal 07 Februari 2012didapatkan hasil bahwa sikap positif Ibutentang Pap smear sebelum pendidikankesehatan adalah 14 responden (70 %)sedangkan sikap negatif Ibu tentang Papsmear sebelum pendidikan kesehatanadalah 6 responden (30 %). Begitu puladengan sikap positif Ibu tentang Pap smearsetelah pendidikan kesehatan sebanyak 19responden (95 %) sedangkan sikap negatifIbu tentang Pap smear setelah pendidikankesehatan masih ditemukan meskipunhanya 1 responden (5 %). Berdasarkanuji statistik Chi square dengan tarafsignifikansi 5 % diperoleh hasil 6,705,dengan demikian penelitian ini menerima

    H1 yang artinya ada pengaruh pendidikankesehatan dengan menggunakan metodeceramah terhadap sikap Ibu tentang Papsmear.

    Tabel 4.4 Sikap Ibu-ibu tentang Pap smearsebelum pendidikan kesehatandengan menggunakan metodeceramah

    No. Sikap Jumlah %

    1. Positif 14 70

    2. Negatif 6 30Jumlah 20 100

    Pengaruh Pendidikan Kesehatan...Riza Umami, Hal. 22 - 25

    http://www.kompas.com/read/xml/2008/04/21/09585380/http://www.kompas.com/read/xml/2008/04/21/09585380/http://www.kompas.com/read/xml/2008/04/21/09585380/http://www.kompas.com/read/xml/2008/04/21/09585380/http://www.kompas.com/read/xml/2008/04/21/09585380/
  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    27/56

    24

    Menurut Molyani R (2002: 8) yangdisadur dari Kusmiati,tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh

    beberapa hal antara lain umur, pendidikandan pengalaman pribadi. Tingkat

    pendidikan seseorang mempengaruhi carapandangnya terhadap diri danlingkungannya karena itu akan berbedasikap klien yang berpendidikan tinggidibandingkan yang berpendidikan rendahdalam menyikapi suatu proses.

    Mengingat penderita kanker serviksterbanyak ditemukan pada stadium lanjutmaka informasi menyeluruh tentang Papsmear sebagai deteksi dini kanker serviks

    perlu di masyarakatkan agar selalu waspada

    terhadap kanker rahim. Hal tersebut dapatberupa penanaman pendidikan kesehatansecara dini tentang pentingnya pemeriksaanPap smear dengan menggunakan metodeyang dianggap tepat untuk mencapai suatutujuan pendidikan kesehatan.Tabel 4.5 Sikap Ibu-ibu tentang Pap smear

    setelah pendidikan kesehatandengan menggunakan metodeceramah

    No. Sikap Jumlah %

    1. Positif 19 952. Negatif 1 5

    Jumlah 20 100

    Notoatmodjo (2003 : 128)mengemukakan pendapatnya bahwa

    pengetahuan atau kognitif merupakandomain yang sangat penting untukterbentuknya tindakan seseorang. Apabila

    penerimaan perilaku baru atau adopsiperilaku telah melalui suatu proses yang di

    dasari oleh pengetahuan, kesadaran dansikap yang positif maka perilaku tersebutakan bersifat langgeng.. Menurut NewComb yang diacu oleh Notoatmodjo (2003:131) mengatakan bahwa sikap itumerupakan kesiapan atau kesediaan untuk

    bertindak dan bukan merupakanpelaksanaan motif tertentu. Sikap ini dapatbersifat positif (+) yang kecenderungantindakannya adalah mendekati,menyenangi, mengharapkan obyek tertentu

    sedangkan yang bersifat negatif (-) terdapatkecenderungan untuk menjauhi,

    menghindari, membenci dan tidakmenyukai obyek tertentu.

    Tabel 4.6 Pengaruh pendidikan kesehatandengan menggunakan metode

    ceramah terhadap sikap ibutentang Pap smear

    Skala

    Sikap

    Pre test Post

    test

    Positif 14(70 %)

    19(95 %)

    33

    Negatif 6 (30 %) 1 (5 %) 7

    Jumlah 20 20 40

    Telah kita ketahui bahwa tingkatpendidikan seseorang mempengaruhi carapandang terhadap diri dan lingkungannya

    karena itu akan berbeda sikap klien yangberpendidikan tinggi dibandingkan yangberpendidikan rendah dalam menyikapisuatu proses. Menurut Azwar (2005: 28),hal ini disebabkan karena adanya faktor faktor yang mempengaruhi terbentuknyasikap antara lain pengalaman pribadi,

    pengaruh orang lain yang dianggap penting,media yang digunakan, serta pengaruhfactor emosional . Selain itu , sikap tidak

    berdiri sendiri tapi senantiasa mempunyaihubungan tertentu terhadap suatu objek danobjek sikap dapat merupakan satu haltertentu tetapi dapat juga merupakankumpulan dari hal-hal tersebut..

    SIMPULAN DAN SARANBerdasarkan uji statistik Chi square

    dengan taraf signifikansi 5 % diperolehhasil 6,705, dengan demikian penelitian inimenerima H1 yang artinya ada pengaruh

    pendidikan kesehatan dengan menggunakanmetode ceramah terhadap sikap Ibu tentangPap smear.

    Angka kejadian kanker rahim cukuptinggi di Indonesia, maka dari itu lakukanPap smear dengan segera. Dan harusmampu untuk menepiskan rasa malu,kecemasan dan ketakutan yang berlebihan,sehingga angka kejadian dan angkakematian penyebab kanker rahim ini dapatdikendalikan, dan untuk peneliti selanjutnya

    diharapkan mampu untuk memperbaikiquestioner dan adanya kelompok control.

    Pengaruh Pendidikan Kesehatan...Riza Umami, Hal. 22 - 25

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    28/56

    25

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto S. 2002. Prosedur Penelitian.Jakarta: PT Rineka Cipta

    Azwar Saifuddin. 2005. Sikap Manusia.

    Yogyakarta: Pustaka BelajarEvennet, Karen. 2003. Pap Smear. Jakarta:

    Arcan.Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian :

    Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :

    Rineka Cipta, 2002

    Budiman, Chandra, Metodologi Kesehatan,

    Jakarta : EGC, 2008

    Hasibuan. 2008. Proses BelajarMengajar.Bandung: Rosda

    Heri Purwanto, 1999. Pengantar PerilakuManusia. Jakarta:

    Mahfoedz, Ircham. 2005. Teknik MembuatAlat Ukur Penelitian Bidang

    Kesehatan, Keperawatan, Dan

    Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.Mahfoedz, Ircham. 2007. Pendidikan

    Kesehatan bagian dari Promosi

    Kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya.

    Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi

    Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.

    Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. IlmuKesehatan Masyarakat. Jakarta:Rineka Cipta.

    Nursalam. 2003. Konsep dan PenerapanMetodologi Penelitian Ilmu

    Keperawatan. Jakarta: RinekaCipta.

    Prawirohardjo, Sarwono. 1999. IlmuKandungan. Jakarta: EGC

    Sugiyono. 2008. Metode PenelitianPendidikan. Bandung: Alfabeta.

    www.jatimprov.go.id/v3/index.php?option=com_content&task=view&id=21&Itemid=2 - 20k /Pap smear

    www.kompak.co.id/news/display.asp?bln=11&thn=2005 - 22k / Info kompak

    November di Jember

    www.promosikesehatan.com/?act=tips&id=363-13k/ Deteksi Dini Kanker

    Serviks

    www.media-indonesia.com/cetak/berita.asp?ID=2002073023515871/ Kankermulut rahim

    www.kompas.com/read/xml/2008/04/21/09

    585380/Dicanangkan, ProgramNasional Deteksi Kanker Rahim dan

    Payudara

    Pengaruh Pendidikan Kesehatan...Riza Umami, Hal. 22 - 25

    http://www.promosikesehatan.com/?act=tips&id=363-13k/http://www.promosikesehatan.com/?act=tips&id=363-13k/http://www.media-indonesia.com/cetak/berita.asp?ID=2002073023515871/http://www.media-indonesia.com/cetak/berita.asp?ID=2002073023515871/http://www.media-indonesia.com/cetak/berita.asp?ID=2002073023515871/http://www.kompas.com/read/xml/2008/04/21/09585380/http://www.kompas.com/read/xml/2008/04/21/09585380/http://www.kompas.com/read/xml/2008/04/21/09585380/http://www.kompas.com/read/xml/2008/04/21/09585380/http://www.kompas.com/read/xml/2008/04/21/09585380/http://www.media-indonesia.com/cetak/berita.asp?ID=2002073023515871/http://www.media-indonesia.com/cetak/berita.asp?ID=2002073023515871/http://www.media-indonesia.com/cetak/berita.asp?ID=2002073023515871/http://www.promosikesehatan.com/?act=tips&id=363-13k/http://www.promosikesehatan.com/?act=tips&id=363-13k/
  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    29/56

    26

    HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI DENGAN DOKUMENTASI PROSES

    KEPERAWATAN OLEH PERAWATPELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP

    RSD dr.SOEBANDI JEMBER

    Sutaryanto*

    *Staf Dosen STIKES Bhakti Negara Jember

    ABSTRACT

    Supervision is directing activities, coaching, and evaluation of nurses in order to perform

    the task with different roles and functions. One function of nurses is to document the

    nursing process. The purpose of this research was to determine the relationship between

    the course of the supervision with nursing process documentation RSD Dr. Soebandi

    Jember. This study uses analytic survey research design with cross secional study. The

    number of samples in this study were 125 nurses who are members of 20 teams by using

    the technique of sampling purposive. Test results of Spearmen rho correlation showed the

    value of P

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    30/56

    27

    Rumah Sakit Daerah tentang

    dokumentasi proses keperawatan

    sebagian besar menunjukkan hasil masih

    kurang lengkapnya dokumentasi

    keperawatan.

    Kelengkapan dokumentasi proses

    keperawatan, tentunya tidak terlepas dari

    peran manajerial bidang keperawatan

    yang ada di sebuah instansi layanan

    kesehatan. Bidang manajemen harus

    melakukan fungsinya secara

    berkesinambungan agar pelaksanaan

    asuhan keperawatan sesuai dengan visi

    dan misinya. Adapun salah satu fungsi

    dari manajemen adalah pengarahan.Pengarahan memiliki berbagai macam

    fungsi, dan salah satunya adalah

    supervisi.

    Pelaksanaan supervisi

    dilaksanakan dibeberapa layanan

    kesehatan, salah satu layanan kesehatan

    di kota Jember adalah RSD dr. Soebandi.

    Pelaksanaan supervisi keperawatan di

    RSD dr. Soebandi Jember dilakukan oleh

    Supervisior. Namun pelaksanaan

    supervisi masih kurang maksimal, hal ini

    dikarenakan evaluasi dokumentasi tidak

    selalu dilakukan oleh supervisor

    dikarenakan tugas supervisior yang

    merangkap sebagai kepala ruangan.

    Data hasil evaluasi dokumentasi

    proses keperawatan berdasarkan Standar

    Asuhan Keperawatan (SAK) Depkes RIoleh Tim bidang perawatan RSD dr.

    Soebandi menunjukkan hasil

    bahwa: pencapaian prosentase

    dokumentasi proses keperawatan pada

    tahun 2006 mencapai 70%, tahun 2007

    mencapai 65%, tahun 2008 mencapai

    67%. Berdasarkan data tersebut dapatterlihat adanya penurunan penerapan

    Standar Asuhan Keperawatan dari 3

    tahun terakhir. Berdasarkan

    permasalahan tersebut, penulis tertarik

    untuk melakukan penelitian mengenai

    Hubungan Pelaksanaan Supervisi dengan

    dokumentasi proses keperawatan

    perawat pelaksanaan di ruang rawat inap

    RSD dr. Soebandi.

    BAHAN DAN METODEPenelitian ini menggunakan

    desain penelitian survei analitik denganmenggunakan metode cross sectional.Penelitian ini dilaksanakan pada bulanmaret 2010. Sampel dalam penelitian iniadalah perawat pelaksana yang tergabungdalam 20 tim dan bekerja di ruang rawatinap RSD dr. Soebandi Jember yaitu

    Paviliun Anggrek, Paviliun Bougenvil,Ruang Kelas 1, Ruang Interna Wanita,

    Ruang Interna Pria, Ruang Kanak-Kanak, Ruang Bedah Wanita, RuangBedah Ortopedi, Ruang Bedah Umum,Ruang Bedah Khusus, Ruang Stroke, danRuang Perinatologi. Tenik pengambilansampelnya adalah purposive sampling.

    Data mengenai pelaksanaan supervisididapat dari data primer yaitu melaluikuisioner yang diisi langsung olehresponden (perawat pelaksana).Datamengenai dokumentasi proeskeperawatan diambil dari hasil studidokumentasi penerapan Standar AsuhanKeperawatan.

    Jumlah berkas dokumentasiproses keperawatan yang diniliai adalah 5berkas untuk tiap tim, sehingga jumlah

    total berkas yang dinilai adalah 100berkas. Data yang diperoleh kemudiandilakukan analisa menggunakan teknikstatistik yaitu uji Korelasi Spearmandengan tingkat kepercayaan 95%(p

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    31/56

    28

    HASIL

    Pelaksanaan Supervisi

    Tabel 1 Distribusi pelaksanaan supervisi berdasarkan persepsi responden di ruang rawatinap RSD dr. Soebandi Jember bulan Maret 2010

    Dokumentasi Proses Keperawatan

    Tabel 2 Distribussi responden berdasarkan dokumentasi proses keperawatan di ruang rawatinap RSD dr. Soebandi Jember bulan Maret 2010

    Dokumentasi Proses Keperawatan

    Frekuensi

    (Tim Perawat

    Pelaksana)

    Persentase

    (%)

    Dokumentasi proses keperawatan baik 18 90,0

    Dokumentasi proses keperawatan sedang 2 10,0

    Dokumentasi proses keperawatan buruk 0 0

    Total 20 100

    Tabel 3 Distribusi Pelaksanaan supervisi dengan dokumentasi proses keperawatan oleh perawatpelaksana di ruang rawat inap RSD dr. Soebandi Jember

    Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman rho dengan melihat nilai significancy

    didapatkan nilai p

  • 7/25/2019 2-2-1-SM.pdf

    32/56

    29

    karena pelaksanaan supervisi sudahsesuai dengan sasaran, pelaksana,

    prinsip-prinsip, cara memberikanpengarahan, dan frekuensi melakukansupervisi.

    Sasaran pelaksanaan supervisisudah sesuai dengan tujuan yang telahditetapkan oleh bidang keperawatan yaituagar supervisior dapat memberikan

    pengarahan dalam melaksanakantugasnya sehingga mengerti danmenyadari terhadap peran dan fungsinyasebagai pelaksana layanan keperawatan.

    Salah satu fungsi dari pelaksanakeperawatan adalah fungsi dokumentasi.Sehingga supervisior berkewajiban

    memberikan pengarahan dan bimbingandalam proses pendokumentasian proseskeperawatan baik langsung maupun tidaklangsung. Didukung oleh pernyataanSuyanto (2009) bahwa salah satu sasarandalam supervisi adalah pelaksanaan tugaskeperawatan, supervisior memberikan

    pengarahan dalam pelaksanaan tugas agarmengerti terhadap peran, fungsi sebagaistaf dan pelaksana keperawatan.

    Berdasarkan data tambahan yangdiperoleh oleh peneliti dari bidang

    perawatan, bahwa supervisi keperawatandi Rumah Sakit Daerah dr. Soebandidilaksanakan oleh tim supervisior yangterdiri dari kepala Instalasi rawat inap,kepala instalai rawat jalan, wakil kepalaruang secara bergantian dan terpadu.Sedangkan supervisi dokumentasi proseskeperawatan dilakukan oleh timsupervisior dan kepala ruang pada

    masing-masing ruang rawat inap. Sesuaidengan pernyataan Suyanto (2009)bahwa supervisi keperawatandilaksanakan oleh personel atau orangyang bertanggung jawab, antara lain:kepala ruangan, pengawas perawatan dari

    bidang perawatan, dan kepala bidangperawatan. Pelaksana supervisi sebaiknyadilakukan oleh atasan langsung dari yangdisupervisi, atau apabila tidak mungkindapat ditunjuk staf khusus dengan batas-

    batas wewenang tertentu. Atasanlangsung akan lebih mengerti dan

    memahami tentang kondisi, dankarasteristik bawahannya yangdisupervisi.

    Seorang supervisior dalammelakukan tugasnya sehari-hari harus

    memiliki kompetensi yang baik, sehinggapelaksanaan supervisi dapat berjalandengan baik. Didukung oleh pernyataanSuyanto (2009) yaitu salah satukompetensi yang harus dimiliki olehseorang supervisior adalah kemampuanuntuk memberikan pengarahan dan

    bimbingan kepada perawat pelaksanadengan petunjuk yang jelas, lengkap, danmudah dipahami sehingga dapatdimengerti oleh staf dan pelaksana

    keperawatan.Menurut Suarli & Yanyan (2007)

    bahwa supervisi harus dilakukan denganfrekuensi yang berkala, supervisi yangdilakukan 1 kali bukan supervisi yang

    baik, karena organisasi selaluberkembang. Namun tidak ada pedomanyang pasti berapa kali supervisi harusdilakukan.

    Oleh karena itu, agar organisasiselalu dapat mengikuti perkembangandan perubahan perlu dilakukan berbagai

    penyesuaian, supervisi dapat membantupenyesuaian tersebut yaitu melaluipeningkatan pengetahuan danketrampilan bawahan. Sebagai tambahaninformasi bidang perawatan Rumah SakitDaerah dr. Soebandi telah membuat

    jadwal pelaksanaan supervisi, yaitu setiaphari dilakukan supervisi.

    Seorang supervisior harus

    memahami prinsip-prinsip supervisidalam