1e2b3312a510c0f9

146
UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN LINGUISTIK MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK B TK AL-USWAH KECAMATAN SULANG KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH DWI RAHAYUNINGTYAS NPM 09150008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIDKAN IKIP PGRI SEMARANG 2013

description

sfgsd

Transcript of 1e2b3312a510c0f9

Page 1: 1e2b3312a510c0f9

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN LINGUISTIK MELALUI

METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK B TK AL-USWAH

KECAMATAN SULANG KABUPATEN REMBANG

TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

OLEH

DWI RAHAYUNINGTYAS

NPM 09150008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIDKAN

IKIP PGRI SEMARANG

2013

Page 2: 1e2b3312a510c0f9

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN LINGUISTIK MELALUI

METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK B TK AL-USWAH

KECAMATAN SULANG KABUPATEN REMBANG

TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

IKIP PGRI Semarang untuk memenuhi sebagian syarat

memperoleh gelar sarjana

OLEH

DWI RAHAYUNINGTYAS

NPM 09150008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIDKAN

IKIP PGRI SEMARANG

2013

Page 3: 1e2b3312a510c0f9

SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN LINGUISTIK MELALUI

METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK B TK AL-USWAH

KECAMATAN SULANG KABUPATEN REMBANG

TAHUN AJARAN 2013/2014

Yang disusun dan diajukan oleh

DWI RAHAYUNINGTYAS

NPM 09150008

Telah disetujui oleh pembimbing untuk dilanjutkan

Di hadapan Dewan Penguji

Pembimbing I Pembimbing II

Agung Prasetyo, S.Psi, M.Pd, Psi. DwiPrasetiyawati DH, S.Pd, M.Pd.

NPP.046901158 NPP.108401280

Page 4: 1e2b3312a510c0f9

SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN LINGUISTIK MELALUI

METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK B TK AL-USWAH

KECAMATAN SULANG KABUPATEN REMBANG

TAHUN AJARAN 2013/2014

Yang disusun dan diajukan oleh

DWI RAHAYUNINGTYAS

NPM 09150008

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal 11 November 2013

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji

Ketua, Sekretaris

Dr. M. Th. S. R. Retnaningdyastuti, M.Pd Agung Prasetyo, S.Psi, M.pd.Psi

NPP. 195306031981032001 NPP. 046901158

Penguji I

Agung Prasetyo, S.Psi, M.pd.Psi (…………………………………………)

NPP. 046901158

Penguji II

Dwi Prasetiyawati, D.H, S.Pd, M.Pd (………………………………………….)

NPP. 108401280

Penguji III

Muniroh Munawar, S.Pi, M.Pd (………………………………………….)

NPP. 097901230

Page 5: 1e2b3312a510c0f9

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

1. Tak selamanya hitam itu kelam, dan tak selamanya putih itu berkilau.

2. Jangan mudah menyerah, Maju terus pantang mundur.

3. Cantik itu ketika kita tersenyum.

Persembahan :

Ku persembahkan Skripsi ini untuk :

1. Ayahku tercinta yang telah tiada,

yang selalu mengajarkanku tentang

kegigihan, dan usaha.

2. Ibuku tercinta yang selalu

mendo’akan setiap kebaikan

untukku.

3. Kedua saudaraku tersayang, yang

telah memotivasi, memberi

dorongan dan semangat.

4. Dan teman-teman terbaik yang sudah

membantu dalam proses pembuatan

skripsi ini.

Page 6: 1e2b3312a510c0f9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Pengasih lagi maha penyayang

atas limpahan Rahmat dan kasihnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan lancar. Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan

Kecerdasan Linguistik Melalui Metode Bercerita Pada Kelompok B TK Al-

Uswah Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2013/2014” ini

disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan serta

kesulitan-kesulitan. Namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat, dan dorongan

serta saran-saran dari berbagai pihak, khususnya Pembimbing, segala hambatan

dan rintangan serta kesulitan tersebut dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu,

dalam kesempatan ini dengan tulus hati penulis sampaikan terimakasih kepada:

1. Dr. Muhdi, SH., M.Hum. Rektor IKIP PGRI Semarang yang telah memberi

kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di IKIP PGRI Semarang.

2. Dr. M. Th. S. R. Retnaningdyastuti, M.Pd.,Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

yang telah memberi izin penulis untuk melakukan penelitian.

3. Agung Prasetyo S.Psi., M.Pd.Psi. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Anak Usia Dini yang telah menyetujui usulan topik skripsi penulis, serta

sebagai Pembimbing I yang telah mengarahkan penulis dengan penuh

ketekunan dan Dwi Prasetiyawati D.H., S.Pd., M.Pd. sebagai Pembimbing II

yang telah membimbing penulis dengan penuh dedikasi yang tinggi.

4. Bapak dan ibu dosen Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini yang telah

memberi bekal ilmu kepada penulis selama belajar di IKIP PGRI Semarang.

Page 7: 1e2b3312a510c0f9

5. Anis Listiana, S.Pdi selaku Kepala Sekolah TK Al-Uswah Kecamatan

Sulang Kabupaten Rembang yang telah mengizinkan penulis melakukan

penelitian di Instansi yang dipimpinnya.

6. Berbagai pihak yang tak mungkin penulis sebutkan satu persatu pada

kesempatan ini.

7. Teman-teman senasib sepenanggungan yang telah memberikan dorongan

dan bantuannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pendidik,

khususnya pendidik di dunia pendidikan menengah.

Semarang, November 2013

Penulis,

Dwi Rahayuningtyas

Page 8: 1e2b3312a510c0f9

ABSTRAK

Dwi Rahayuningtyas. NPM 09150008 “Upaya Meningkatkan Kecerdasan

Linguistik Melalui Metode Bercerita pada Kelompok B TK Al-Uswah Kecamatan

Sulang Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2013/2014”. Program Studi

Pendidikan Anak Usia Dini. Fakultas Ilmu Pendidikan. IKIP PGRI Semarang.

2013.

Penlitian ini dilatar belakangi pentingnya siswa dalam melakukan aktivitas

pembelajaran bermakna untuk mengajak anak bermain, belajar serta

meningkatkan rasa ingin tahu anak tentang kemampuan bahasa anak.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian setelah mendapatkan perlakuan

menggunakan metode bercerita, menunjukkan adanya pengaruh positif dan

signifikan dari kemampuan bahasa anak kelompok B TK Al-Uswah Kecamatan

Sulang kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2013/2014.

Peningkatan rata-rata kemampuan bahasa pada kelompok B TK Al-Uswah

Kecamatan Sulang kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2013/2014 dari sebelum

treatment adalah sebesar 33.3%, dan sesudah dilakukan siklus 1, meningkat

menjadi 80.95%, dan dilakukan lagi siklus yang kedua, maka dihasilkan

peningkatan kemampuan bahasa menjadi 85.71%. oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa “menggunakan metode bercerita dapat meningkatkan

kemampuan bahasa anak kelompok B TK Al-Uswah Kecamatan Sulang

kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2013/2014.

Kata kunci : Kecerdasan Linguistik, Metode Bercerita

Page 9: 1e2b3312a510c0f9

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL LUAR i

SAMPUL DALAM ii

PERSETUJUAN iii

PENGESAHAN iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN v

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR GRAFIK xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Identifikasi Masalah 4

C. Pembatasan Masalah 4

D. Rumusan Masalah 5

E. Tujuan Penelitian 5

F. Manfaat Penelitian 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kecerdasan Linguistik……………………………………………. 7

Page 10: 1e2b3312a510c0f9

1. Pengertian Kecerdasan Linguistik ................................................ 7

2. Indikator Kecerdasan Linguistik 11

3. Cara Mengembangkan Kecerdasan Linguistik untuk Anak Usia

Dini................................................................................................ 12

B. Metode Becerita…………………………………………………… 20

1. Pengertian Metode Bercerita......................................................... 20

2. Tujuan Metode Bercerita……………………………………… 21

3. Bentuk-bentuk Metode Bercerita……………………….. 23

4. Manfaat Metode Bercerita……………………………… 26

C. Penelitian Yang Relevan 29

D. Kerangka Berpikir 32

E. Hipotesis Tindakan 33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian 34

B. Subyek Data 34

C. Sumber Data 32

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 35

E. Validasi Data 37

F. Analisis Data 38

G. Indikator Kinerja 39

H. Prosedur Penelitian 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 42

Page 11: 1e2b3312a510c0f9

1. Deskipsi Kondisi Awal 42

2. Deskripsi Siklus I 44

3. Deskripsi Siklus II 51

B. Pembahasan Antar Siklus 58

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan 61

B. Saran 61

DAFTAR PUSTAKA 62

LAMPIRAN 56

Page 12: 1e2b3312a510c0f9

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indikator Kemampuan Bahasa......................................... 37

Tabel 3.2 Skor Kemampuan Bahasa………………………………. 37

Tabel 3.3 Klasifikasi Penilaian Anak………………………………… 38

Tabel 3.4 Tingkat Keberhasilan Kemampuan Bahasa…………….. 39

Tabel 3.5 Aktivitas Penelitian Siklus I dan II…………………….. 41

Tabel 4.1 Kemampuan Bahasa Kondisi Awal.................................. 43

Tabel 4.2 Hasil Observasi Kemampuan Bahasa Siklus I………… 49

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kemampuan Bahasa Siklus II........................... 56

Tabel 4.4 Peningkatan hasil belajar anak dalam Kemampuan Bahasa antara

Siklus I dan Siklus II………………………………………………...... 59

Page 13: 1e2b3312a510c0f9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir………………………………………….. 24

Gambar 4.1 Anak sedang mewarnai buku cerita bergambar…………….. 34

Gambar 4.2 Guru sedang mengkondisikan anak untuk berdoa………… 36

Gambar 4.3 Anak sedang mendengarkan cerita………………………….. 36

Gambar 4.4 Anak sedang membaca cerita sambil mewarnai gambar…….. 37

Gambar 4.5 Anak sedang mewarnai gambar buku cerita…………………. 38

Gambar 4.6 Anak sedang mendengarkan cerita………………………… 43

Gambar 4.7 Anak sedang mewarnai gambar……………………………. 44

Gambar 4.8 Anak sedang mewarnai cerita rumah……………………… 45

Gambar 4.9 Anak sedang bercerita didepan kelas………………………. 46

Gambar 4.10 Anak sedang bercerita didepan kelas……………………. 47

Page 14: 1e2b3312a510c0f9

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil Observasi Kondisi awal Kemampuan Bahasa.................. 43

Grafik 4.2 Hasil Observasi Kemampuan Bahasa Siklus pada I................ 50

Grafik 4.3 Hasil Observasi Kemampuan Bahasa Siklus pada I…………. 57

Grafik 4.4 Hasil Observasi Antar Siklus Kemampuan Bahasa………….. 60

Page 15: 1e2b3312a510c0f9

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Anak Kelompok B TK Al-Uswah Kecamatan Sulang

Kabupaten Rembang..................................................................................... 63

Lampiran 2 Tabel Observasi Pra Siklus…………………………….. 64

Lampiran 3 Tabel Hasil Tugas Siklus I Pertemuan 1-5………………. 65

Lampiran 4 Lembar Observasi Siklus I Dan II………………………. 68

Lampiran 5 Tabel Hasil Tugas Siklus II Pertemuan 1-5……………...... 89

Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus I…………………… 90

Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus II………………….. 96

Lampiran 8 Lembar Observasi Per anak pada Siklus I……………….. 97

Lampiran 9 Lembar Observasi Per anak pada Siklus II……………… 118

Lampiran 10 Biodata Diri…………………………………………….. 119

Lampiran 11 Pernyataan Keaslian Penulisan Skripsi………………… 120

Lampiran 12 Surat Permohonan Izin Penelitian..................................... 121

Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Penelitian……………………… 122

Lampiran 14 RKH................................................................................ 123

Lampiran 15 Dokumentasi………………………………………….. 124

Lampiran 16 Kisi-kisi Observasi Kemampuan Bahasa Siklus I dan II….125

Lampiran 17 Kartu Bimbingan Skripsi.................................................... 126

Page 16: 1e2b3312a510c0f9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah

dijelaskan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan

informal. (Depdiknas 2008 : 1).

Sesuai dengan pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.

20 tahun 2003 ayat 1, yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk

dalam rentang usia 0-6 tahun. Sementara itu, menurut kajian rumpun ilmu PAUD

dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD di laksanakan sejak usia 0-8

tahun. Usia 0-8 tahun termasuk masa golden ages, yaitu saat anak akan mudah

menyerap apa saja yang anak dapat dari lingkungannya. Pengaruh lingkungan

akan sangat berdampak pada perkembangan jiwa anak. Pendidikan anak harus

dilakukan melalui tiga lingkungan, yaitu keluarga, sekolah, dan organisasi.

Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terpenting. Pendidikan

adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.

Sekolah sebagai pembantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga sebab

pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak ialah dalam keluarga. Ada

dua tujuan diselenggarakan pendidikan anak usia dini, yaitu sebagai berikut : 1).

Membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan

Page 17: 1e2b3312a510c0f9

berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya, sehingga memiliki kesiapan

yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di

masa dewasa; 2). Membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar

(akademik) di sekolah.

Untuk meningkatkan kecerdasan linguistik dapat menggunakan berbagai

media. Dari media yang sederhana misalnya, menggunakan buku cerita

bergambar. Bercerita dengan menggunakan alat peraga maupun tanpa alat peraga

sangat menarik perhatian anak. Keadaan bermain di TK cukup luas dan aman,

namun media pembelajaran yang ada di TK masih minim jumlahnya sehingga

anak sering berebut mainan yang tersedia. Faktor lingkungan masyarakat dapat

mempengaruhi kebebasan anak dalam bermain, ditambah kesibukan orang tua

menjadikan anak tidak ada dorongan atau keinginan untuk lebih berkreasi. Dalam

hal ini guru dapat mengekspresikan bahasanya melalui kegiatan bercerita, karena

dengan kegiatan bercerita anak dapat mengungkapkan kembali isi cerita yang

telah disampaikan guru dengan bahasanya sendiri. Anak juga bisa menambah

kosa kata dalam mendengar dan mengungkapkan cerita yang disampaikan guru

didepan kelas.

Kemampuan bahasa anak di TK Al-Uswah masih rendah, anak belum bisa

mengeluarkan bahasa melalui ekspresi, hal tersebut dapat terlihat ketika di

sekolah anak terlalu pasif dan cenderung hanya manut pada apa yang diberikan

guru, anak belum bisa mengungkapkan ekspresi bahasanya dengan baik dan

sempurna, hal inilah yang menjadikan masalah besar dalam kegiatan belajar di TK

Al-Uswah, meskipun dalam bidang akademiknya sudah bagus namun konsentrasi

anak masih kurang. Dengan minimnya sarana dan prasarana pendidikan

Page 18: 1e2b3312a510c0f9

mengakibatkan anak tidak bersemangat dalam kegiatan bejar dikelas, media

belajar kurang memadai. Kemampuan bahasa yang berbeda membuat peneliti

tertarik dan ingin mengembangkan kemampuan bahsasa anak melalui bercerita,

karena dengan membantu mendorong perkembangan bahasa anak yang alami

yaitu dengan menyediakan lingkungan yang penuh dengan kesempatan

mengembangkan bahasa anak dengan cerita-cerita. Secara khusus, pengembangan

bahasa anak dapat dilakukan secara berbeda di setiap fase perkembangan sesuai

dengan usia anak.

Dalam proses pembelajaran, minat guru dalam menciptakan suasana

belajar dikelas masih kurang sehingga anak enggan dan mudah bosan dengan

cerita yang disampaikan guru. Terlihat pada saat mengikuti kegiatan belajar,

masih ada beberapa anak yang belum bisa membaca dengan benar, sehingga anak

masih perlu giat belajar agar tidak ketinggalan seperti anak-anak yang lainnya.

Anak juga terlihat kurang semangat dalam belajar karena media belajar masih

terbatas dan belum lengkap. Hasil belajar anak juga masih terlihat kurang baik

dan belum sesuai dengan harapan guru karena kemampuan bahasa anak kurang

maksimal. Guru kurang memotivasi anak dalam meningkatkan kemampuan

bahasa melalui metode bercerita sehingga anak kurang kreatif. Untuk itu

konsentrasi anak menjadi terganggu saat guru menyampaikan materi dikelas.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengambil judul

penelitian tentang Upaya Meningkatkan Kecerdasan Linguistik Melalui Metode

Bercerita Pada Kelompok B di TK Al-Uswah Kecamatan Sulang Kabupaten

Rembang Tahun Ajaaran 2013/2014.

Page 19: 1e2b3312a510c0f9

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, masalah

dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Kemampuan bahasa anak di TK Al-Uswah masih rendah, anak belum bisa

mengeluarkan bahasa melalui ekspresi, hal tersebut dapat terlihat ketika di

sekolah.

2. Dalam proses pembelajaran, minat guru dalam menciptakan suasana belajar

dikelas masih kurang sehingga anak enggan dan mudah bosan dengan cerita

yang disampaikan guru.

3. Dalam pembelajaran masih banyak anak yang belum bisa membaca dengan

benar.

4. Guru kurang memotivasi anak dalam meningkatkan kemampuan bahasa.

5. Faktor lingkungan masyarakat dapat mempengaruhi kebebasan anak dalam

bermain, ditambah kesibukan orang tua menjadikan anak tidak ada dorongan

atau keinginan untuk lebih berkreasi.

6. Media pembelajaran yang ada di TK Al-Uswah minim.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penelitian ini hanya

membatasi pada upaya meningkatkan kecerdasan linguistik anak kelompok B

tahun ajaran 2013/2014 melalui metode bercerita. Hal ini dimaksudkan agar

permasalahan yang hendak diteliti lebih terfokus pada upaya peningkatan

kecerdasan linguistik anak yang dilaksanakan di TK Al-Uswah Kecamatan Sulang

Kabupaten Rembang.

Page 20: 1e2b3312a510c0f9

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat

dirumuskan permasalahan penelitian yaitu : “Apakah metode bercerita dapat

meningkatkan kecerdasan linguistik bagi anak usia dini?”

E. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka peneliti mempunyai tujuan

sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan kecerdasan linguistik anak.

2. Tujuan khusus

Untuk meningkatkan kecerdasan linguistik anak melalui metode bercerita di TK

Al-Uswah Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2013/2014.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoritis dan praktis :

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan mendapat teori baru khususnya tentang meningkatkan kecerdasan

linguistik dalam mengembangkan kemampuan bahasa anak melalui metode

bercerita dengan alat peraga maupun tanpa alat peraga di TK Al-Uswah

Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang.

2. Manfaat Praktis :

a. Bagi anak

Page 21: 1e2b3312a510c0f9

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kecerdasan linguistik dalam

mengembangkan kemampuan bahasa anak melalui metode bercerita

dengan alat peraga maupun tanpa alat peraga sesuai tahap

perkembangannya sehingga anak mudah memahami cerita yang telah

disampaikan oleh guru.

b. Bagi Guru TK

Memperoleh gambaran dan pengalaman yang menarik tentang upaya

meningkatkan kecerdasan linguistik dalam mengembangkan kemampuan

bahasa anak melalui metode bercerita dengan alat peraga maupun tanpa

alat peraga di Taman Kanak-kanak.

c. Bagi Sekolah

Dapat menjadi data dan meningkatkan kualitas pendidikan, pengetahuan

baru tentang kemampuan bahasa anak melalui metode bercerita dengan

alat peraga maupun tanpa alat peraga.

Page 22: 1e2b3312a510c0f9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kecerdasan Linguistik

1. Pengertian Kecerdasan Linguistik

a. Pengertian kecerdasan

Gardner (dalam Sujiono, 2009:176) menyatakan bahwa kecerdasan

merupakan kemampuan untuk menyelesaikan masalah, menciptakan produk yang

berharga dalam satu atau beberapa lingkungan budaya masyarakat. Ia memiliki

pandangan yang pluralistik mengenai pemikiran. Menurutnya, pandangan tentang

kecerdasan harus mengakui bahwa setiap orang mempunyai kekuatan pemahaman

berbeda dan gaya pemahaman berbeda dan berdiri sendiri, menerima bahwa orang

mempunyai kekuatan berbeda dan gaya pemahaman kontras. Titik tekan teori

kecerdasan jamak adalah pada kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan

untuk menciptakan suatu produk atau karya. Secara lebih terperinci menyatakan

bahwa kecerdasan merupakan:

1). Kemampuan untuk menciptakan suatu produk yang efektif atau

menyumbangkan pelayanan yang bernilai dalam suatu budaya.

2). Sebuah perangkat keterampilan menemukan atau menciptakan bagi seseorang

dalam memecahkan masalah dalam hidupnya.

3). Potensi untuk menemukan jalan keluar dari masalah-masalah yang melibatkan

penggunaan pemahaman baru.

Kecerdasan (IQ) sebagai istilah menggambarkan kecerdasan, kepintaran,

ataupun kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Page 23: 1e2b3312a510c0f9

David Wechsler (dalam Pramudya Ahmad, 2009:43) berpendapat bahwa

kecerdasan adalah seluruh kemampuan individu untuk berpikir abstrak, bertindak

secara terarah dan menyesuaikan diri dengan lingkungan secara efektif.

Walters dan Gardener (dalam Pramudya Ahmad, 2009:43) mengartikan

kecerdasan sebagai serangkaian kemampuan yang memungkinkan individu

memecahkan masalah sebagai konsekuensi suatu budaya tertentu.

Menurut Ratna Wulan (2011:3) mengungkapkan Kecerdasan dapat

diartikan sebagai kemampuan dan kapasitas seseorang untuk dapat menerima

informasi yang diperoleh dari lingkungan sekitarnya, menyimpan informasi

tersebut dalam di dalam ingatan dan kemudian menjadikan pengetahuan yang

sudah didapat itu menjadi dasar dalam tindakan sehari-harinya.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan adalah

kemampuan untuk memecahkan masalah dengan cara berpikir abstrak, atau

kemampuan untuk menciptakan suatu produk yang efektif atau menyumbangkan

pelayanan yang bernilai dalam suatu budaya serta menyimpan informasi yang

diperoleh dari lingkungan sekitar.

b. Pengertian linguistik

Menurut Badudu dalam (Gunarti, 2008:1.35) mengemukakan bahwa

bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antar anggota masyarakat yang

terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan, dan

keinginannya. Bahasa sebagai sistem bunyi yang arbitrer digunakan masyarakat

dalam rangka bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri.

Bahasa adalah alat komunikasi antar manusia dapat berbentuk lisan,

tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

Page 24: 1e2b3312a510c0f9

suatu komunitas masyarakat. Pengembangan bahasa untuk anak usia 3-4 tahun

difokuskan pada keempat aspek bahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca,

dan menulis. Dengan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang

lain, anak akan mendapatkan banyak sekali kosakata, sekaligus dapat juga

mengekspresikan dirinya. Anak akan belajar bagaimana berpartisispasi dalam

suatu percakapan dan menggunakan bahasanya untuk memecahkan masalah.

Ketika anak belajar untuk menyimak dan berbicara, anak akan berlatih

mengontrol dirinya sendiri dan lingkungannya, berhubunga secara efektif dengan

orang lain, mendapatkan dan menyimpan lebih banyak informasi. Sementara

dengan kegiatan menulis dan membaca anak akan dilatih untuk memiliki

kepekaan dalam bahasa tulis, mencoba memahami tujuan suatu tulisan, dan

memperoleh pengetahuan yang bersifat alfabetis, serta menulis huruf dan kata.

Anak usia 3-4 tahun menggunakan kemampuan bahasa, khususnya kemampuan

berbicara untuk melibatkan diri dalam sejumlah percakapan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa linguistik (bahasa)

merupakan alat komunikasi antar seseorang untuk menyampaikan informasi

melalui kombinasi simbol-simbol sesuai dengan ketentuan atau system

komunikasi yang digunakan seseorang untuk memperoleh informasi.

c. Pengertian kecerdasan linguistik

Kecerdasan linguistik adalah kemampuan dalam mengolah kata atau

menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tertulis. Orang

yang cerdas dalam bidang ini dapat berargumentasi, meyakinkan orang,

menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya.

Page 25: 1e2b3312a510c0f9

Kecerdasan ini menuntut kemampuan anak untuk menyimpan berbagai informasi

yang berkaitan dengan proses berpikirnya (Soefandi Indra, 2009:58).

Sejak lahir, bayi manusia sudah memiliki keinginan untuk berbicara.

Menangis dan menggerakkan tubuh merupakan usaha bayi untuk menyampaikan

keinginannya. Saat berusia 6 bulan, ia mulai meraba yang kemudian dilanjutkan

dengan mengucapkan kata-kata di usia 1 tahun. Kemampuan berbahasa anak akan

meningkat di tahun kedua usianya ketika ia mulai belajar mengucapkan kalimat-

kalimat, menggunakan kata dengan tepat dan efektif.

Kecerdasan linguistik-verbal mengacu pada kemampuan untuk menyusun

pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan kemampuan ini secara kompeten

melalui kata-kata untuk mengungkapkan pikiran-pikiran ini dalam berbicara,

membaca, dan menulis. Kecerdasan verbal penting bukan hanya untuk

keterampilan berkomunikasi melainkan juga penting untuk mengungkapkan

pikiran, keinginan dan pendapat seseorang (May Lwin, Adam Khoo, Kenneth

Lyen, Caroline Slim, 2008:11-12).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan linguistik

adalah kecerdasan dalam mengolah kata, atau kemampuan menggunakan kata

secara efektif baik secara lisan maupun tertulis. Orang yang cerdas dalam bidang

ini dapat berargumentasi, meyakinkan orang, menghibur, atau mengajar dengan

efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Kecerdasan ini memiliki empat

keterampilan yaitu : menyimak, membaca, menulis dan berbicara.

2. Indikator Kecerdasan Linguistik-Verbal

Kecerdasan linguistik-verbal memiliki beberapa indikator atau ciri-ciri

khusus dari kecerdasan. Kecerdasan ini ditunjukkan dengan kepekaan seseorang

Page 26: 1e2b3312a510c0f9

pada bunyi, struktur, makna, fungsi kata, dan bahasa. Individu yang memiliki

kecerdasan ini cenderung menunjukkan hal-hal berikut :

a. Senang dan efektif berkomunikasi, baik lisan maupun tertulis. Mereka dapat

menyampaikan pikiran dan perasaan mereka kepada orang lain secara cepat.

b. Senang dan baik dalam mengarang cerita. Mereka senang membuat cerita,

merangkaikannya secara bagus, dan menyajikan dalam bentuk yang menarik.

c. Senang berdiskusi dan mengikuti debat suatu masalah. Mereka pandai

menangkap pemasalahan yang disampaikan secara verbal, memaknainya, dan

sekaligus menanggapinya.

d. Senang dan efektif dalam belajar bahasa asing. Mereka senang mendengar

ujaran dalam bahasa asing, cepat menangkap perbedaan fonem dan mampu

membandingkan dengan fonem dari bahasanya sendiri.

e. Senang bermain “game” bahasa. Mereka menikmati permainan bunyi, peka

terhadap kelucuan yang muncul akibat pertukaran bunyi, dan peka terhadap

kata-kata.

Berbagai kegiatan budaya seperti mendongeng sebelum tidur,

pembacaan cerita, dan permainan bahasa dapat mendorong perkembangan

kecerdasan linguistrik. Pada anak-anak, kecerdasan linguistik muncul dari

berbagai bentuk dan aktivitas berikut :

a. Anak senang berkomunikasi dengan orang lain, baik dengan teman sebaya

maupun orang dewasa.

b. Anak senang bercerita panjang lebar tentang pengalaman sehari-hari, apa yang

dilihat dan diketahui.

Page 27: 1e2b3312a510c0f9

c. Anak suka membawa buku dan pura-pura membaca, suka buku dan cepat

mengeja melebihi anak-anak seusianya.

d. Anak mudah mengucap kata-kata, menyukai permainan kata, suka melucu.

e. Anak suka dan memperhatikan cerita atau pembacaan cerita dari pendidik.

f. Anak memiliki lebih banyak kosa kata daripada anak-anak seusianya, yang

ditunjukkan saat anak berbicara.

g. Anak suka meniru tulisan di sekitarnya dan menunjukkan pencapaian di atas

anak-anak sebayanya.

h. Anak suka membaca tulisan pada label makanan-elektronik, papan nama toko-

rumah makan, judul buku, dan sejenisnya.

i. Anak menikmati permainan linguistik, seperti tebak-tebakan, acak huruf, dan

mengisi kata pada potongan cerita. (Musfiroh Tadkiroatun, 2008:2.5-2.8).

3. Cara Mengembangkan Kecerdasan Linguistik-Verbal untuk Anak Usia

Dini

Kecerdasan linguistik-verbal pada anak usia dini dapat dikembangkan

dengan berbagai cara, meliputi menyimak cerita, pembacaan buku, bercakap-

cakap, proyek, bermain peran, curah gagasan (brainstorming), latihan, kuis, teka-

teki, bercerita, menyanyi, ulang-ucap, simak-kerjakan. Cara-cara tersebut

dilakukan untuk penumbuhan kecintaan pada buku, pengenalan baca-tulis,

pengembangan kemampuan berbicara, pengembangan kosa kata, pengasahan

kepekaan pragmatik, permainan bahasa dan humor, pengembangan menyimak

(Musfiroh Tadkiroatun, 2008:2.3).

Page 28: 1e2b3312a510c0f9

Beberapa kegiatan yang akan meningkatkan penggunaan kata-kata dan

kreativitas anak, yang pada gilirannya akan membantu mengembangkan

keterampilan verbalnya, yaitu :

a. Memberi kesempatan untuk bercakap-cakap meliputi :

1) melengkapi cerita,

2) asosiasi kata, dan

3) memainkan cerita.

b. Mengajarkan kepada anak-anak suka citanya membaca meliputi :

1) kata-kata bersajak,

2) bualan kamus, dan

3) pembacaan puisi.

c. Memperdengarkan musik kepada anak-anak meliputi :

1) menciptakan sendiri nyanyian Anda.

d. Bermain permainan kata meliputi :

1) babby boggle,

2) tangga kata, dan

3) teka-teki silang bayi.

Penguasaan bahasa sebagai alat komunikasi adalah salah satu pencapaian yang

besar dalam proses perkembangan anak. Pada awalnya anak berbicara tidak selalu

dengan tujuan untuk berkomunikasi. Mereka kadang bicara sendiri saat bermain

atau dengan mainannya. Kemudian pada saat anak mulai bersekolah, akan timbul

keinginan untuk bergaul dengan teman. Pada saat itulah, kemampuan bicara anak

digunakan untuk tujuan berkomunikasi.

Page 29: 1e2b3312a510c0f9

Komunikasi dalam hal ini adalah proses dua arah yang menuntut kemampuan

anak dalam berbicara sekaligus mengerti pembicaraan orang lain. anak dianggap

memiliki kemampuan berbicara apabila dapat menggunakan bahasa yang

dimengerti oleh pihak lain yang mendengarkannya. Beberapa perkembangan

kemampuan anak dalam berbicara saat memasuki usia pra-sekolah antara lain :

a. Mampu merangkai kata-kata menjadi kalimat dengan struktur yang benar.

b. Mampu menirukan atau mengingat suatu kalimat yang terdiri dari 8 kata atau

lebih.

c. Mampu menyusun kata untuk menjelaskan suatu keadaan atau menggambarkan

tentang seseorang dengan baik.

Kecepatan dalam menguasai kemampuan berbicara dipengaruhi oleh tingkat

kecerdasan kognisi anak. Anak yang cerdas mampu memahami bahasa sekaligus

menggunakannya untuk bicara dalam waktu lebih cepat daripada anak yang

kurang cerdas. Selain itu, anak cerdas cenderung lebih tertarik untuk terlibat

dalam percakapan dengan orang lain sehingga orang-orang di sekitarnya semakin

mendorongnya berbicara lebih banyak lagi.

Anak cerdas juga mampu menggunakan kalimat panjang dan dalam bentuk

yang lebih kompleks serta mampu mengatur waktu kapan dapat berbicara dengan

cara tersebut. Misalnya, pada saat berbicara dengan orang dewasa atau guru di

sekolahnya, anak mengungkapkan sesuatu dengan merangkai kata-kata dalam

kalimat panjang yang tentu saja dapat dimengerti oleh orang dewasa. Pada waktu

lain, anak berbicara dengan teman sebayanya dan memilih menggunakan

ungkapan-ungkapan pendek yang diyakini dapat dimengerti oleh lawan bicaranya

tersebut. Materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan

Page 30: 1e2b3312a510c0f9

kecerdasan linguistik, antara lain : abjad, bunyi, ejaan, membaca, menulis,

menyimak, berbicara atau berdiskusi, bermain games dan sebagainya.

Selanjutnya, untuk memenuhi fungsi komunikasi, anak juga dituntut untuk

mampu mendengarkan dan memiliki pemahaman bahasa yang digunakan oleh

pihak lain untuk berbicara. Sebetulnya, kemampuan untuk mendengarkan

pembicaraan orang lain ini didapatkan anak jauh sebelum anak mampu berbicara.

Hanya saja, pada awalnya anak lebih memahami pembicaraan orang lain yang

bernada perintah, karena selain dengan bahasa, perintah yang digunakan oleh

orang dewasa biasanya disertai dengan isyarat tangan.

Seiring dengan bertambahnya usia, perkembangan sosialisasi, serta semakin

banyaknya kosakata yang dikuasai anak, anak semakin mampu memahami

pembicaraan orang lain. Pada saat mendekati usia pra-sekolah, rata-rata anak

sudah dapat memahami sebagian besar percakapan orang lain terutama yang

ditujukan pada dirinya.

Orangtua hendaknya memantau perkembangan kemampuan anak untuk

memahami pembicaraan orang lain. Hal ini karena pada saatnya masuk sekolah

nanti, jika anak masih kesulitan memahami apa yang dikatakan oleh orang lain

maka bahaya yang mungkin timbul adalah perasaan rendah diri pada anak. Anak

akan menjadi segan berbicara di lingkungan sekolahnya.

Kurangnya pemahaman anak pada pembicaraan orang lain ini juga akan

menghambat perkembangan akademisnya karena anak akan kesulitan menerima,

mengartikan, dan memahami penjelasan serta pertanyaan yang diberikan oleh

guru.

Page 31: 1e2b3312a510c0f9

Dengan memiliki kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan serta

memahami orang lain berbicara, anak akan dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Penjelasan berikut ini adalah tentang beberapa fungsi

perkembangan kemampuan bicara yang dapat dicapai oleh anak, terutama saat

anak sudah mulai memperluas pergaulannya baik dengan teman sebaya maupun

orang dewasa.

1. Mendapatkan Keinginan

Mampu berbicara dapat membantu anak mendapatkan keinginannya dengan

mengungkapkan kebutuhan tersebut kepada orang lain atau meminta tolong

kepada orang lain apabila apa yang dibutuhkan tersebut belum mampu didapatkan

sendiri.

2. Menjadi Pusat Perhatian

Cepat atau lambat anak akan menyadari bahwa dengan menguasai

kemampuan bicara, anak dapat memperoleh perhatian dari orang lain, bahkan

menjadi pusat perhatian pada situasi tertentu. Misalnya, dengan mengajukan

pertanyaan, mengucapkan kata-kata yang tidak wajar maupun yang dilarang, atau

dengan sekedar mendominasi percakapan.

3. Melakukan Interaksi Sosial

Anak yang mampu berkomunikasi dengan baik akan diterima dengan baik

pula oleh lingkungan sosial ketimbang anak yang kurang mampu berkomunikasi.

Selain itu, anak akan mendapatkan penilaian sosial tentang dirinya melalui apa

yang dikatakan dan bagaimana cara anak tersebut mengatakannya. Semakin baik

penguasaan anak akan bahasa dan tata cara pengunaannya, semakin tinggi

penilaian orang lain terhadap anak tersebut.

Page 32: 1e2b3312a510c0f9

4. Beprestasi di Sekolah

Anak yang kurang menguasai kemampuan bicara dan berkomunikasi sering

dianggap memiliki tingkat kecerdasan yang rendah. Hal ini karena kurangnya

kemampuan anak untuk memahami kata-kata membuat anak tersebut kesulitan

mengikuti pelajaran dan dengan demikian akan kesulitan juga untuk berprestasi di

bidang pendidikannya.

Disamping itu, kemampuan berbicara mendukung perkembangan anak dalam

belajar menulis yang merupakan factor yang sangat penting dalam aktivitas

belajar disekolah. Anak yang kemampuan bicaranya rendah secara tidak langsung

akan mengalami kesulitan dalam belajar menulis sehingga akan menemui

kesulitan untuk mencapai keberhasilan pendidikan di sekolahnya.

5. Mempengaruhi Orang Lain

Berbicara dengan baik dan tanpa keragu-raguan memungkinkan seorang anak

mempengaruhi anak-anak lain yang sebayanya. Jika anak tersebut suka berbicara

tentang hal-hal yang menyenangkan kepada anak-anak lain, ia akan disukai oleh

anak-anak lain tersebut dan dengan demikian, akan memiliki banyak teman.

Pada saat mulai bersekolah, kebanyakan anak akan memiliki dorongan kuat

untuk mempelajari lebih lanjut tentang hal-hal yang baru dikenal di sekolah.

Keinginan kuat ini tidak terkecuali pada kemauannya untuk mempelajari kata-kata

baru. Berikut ini adalah beberapa hal yang sudah dicapai oleh sebagian besar anak

usia 5-7 tahun, berkaitan dengan perkembangan kemampuan bicara dan

komunikasinya.

6. Jumlah Penggunaaan Kata

Page 33: 1e2b3312a510c0f9

Banyak ahli percaya bahwa anak umur 5 tahun sudah mampu menggunakan

lebih dari 15.000 kata tiap harinya. Semakin usia bertambah, semakin banyak

anak akan menggunakan kata-kata setiap harinya. Akan tetapi, pada saatnya nanti

anak menginjak usia remaja, frekuensi bicarannya akan menurun dan terus

menurun sampai dewasa kelak.

7. Penguasaan Kosakata

Sebagian besar anak usia 5 tahun sudah menguasai kosakata warna.

Perkembangan selanjutnya adalah mempelajari kosakata jumlah yang berkaitan

dengan kemampuan anak untuk berhitung. Masuk usia 6 tahun anak sewajarnya

sudah mengeal baik kata-kata jumlah di bawah sepuluh. Selanjutnya, anak usia 6

tahun juga diharapkan sudah sangat mengenal kosakata waktu seperti pagi atau

siang dan sebagainya, serta kosakata musim seperti panas, hujan, dan sebagainya.

Kebanyakan anak usia 6 tahun juga menyukai penggunaan kata-kata yang sedang

popular pada saat itu atau penggunaan bahasa rahasia.

8. Lawan Bicara

Anak usia pra-sekolah mulai menggunakan bicara sebagai alat untuk

bersosialisasi. Apabila anak tumbuh dalam lingkungan di mana banyak anak-anak

lain yang sebaya, maka anaka akan berbicara lebih banyak kepada teman-

temannya yang sebaya daripada orang dewasa.

9. Cara Bicara

Anak usia 5-7 tahun biasanya memiliki keinginan bicara untuk menarik

perhatian orang lain. Didukung dengaan kemampuan imajinasinya yang sudah

mulai berkembang, pada usia tersebut anak cenderung bercerita dengan melebih-

lebihkan isisnya daripada kejadian sesungguhnya. Semakin hal-hal yang dilebih-

Page 34: 1e2b3312a510c0f9

lebihkan itu menarik banyak perhatian oraang lain, semakin dilebih-lebihkan lagi

ceritanya.

10. Pemahaman Bicara

Apabila anak mendapatkan dukungan dan motivasi dari lingkungannya,

tingkat pemahaman anak tersebut akan bahasa dan kemampuan bicaranya akan

berkembang dengan sangat pesat mulai usia 6 tahun. Meskipun mungkin anak

belum mampu mengikuti pembicaraan yang dilakukan dengan cepat dan dengan

isi pembicaraan yang lebih kompleks (Ratna Wulan, 2011 : 32-38 ).

B. Metode Bercerita

1. Pengertian metode bercerita

Metode bercerita yaitu suatu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK

dengan membawakan cerita kepada secara lisan. Cerita yang dibawakan guru

harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan

pendidikan bagi anak TK. Bila isi cerita dikaitkan dengan dunia kehidupan anak

TK, maka mereka dapat memahami isi cerita itu, mereka akan

mendengarkannyadengan penuh perhatian, dan dengan mudah dapat menangkap

isi cerita (Moeslichatoen R, 2004:157).

Metode bercerita merupakan cara penyampaian atau penyajian materi

pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik taman

kanak-kanak (Nurbiana Dhieni, 2008:6.6).

Gordon dan Browne (dalam Moeslichatoen, 2004:26) mengungkapkan bahwa

bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan budaya dari satu generasi ke

generasi berikutnya. Bercerita juga dapat menjadi media untuk menyampaikan

nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Ada bermacam teknik mendongeng antara

Page 35: 1e2b3312a510c0f9

lain: a) membaca langsung dari buku cerita, b) menggunakan ilustrasi suatu buku

sambil meneruskan bercerita, c) menceritakan dongeng, d) bercerita dengan

menggunakan papan flannel, e) bercerita dengan menggunakan boneka, f)

bercerita melalui bermain peran, g) bercerita dari majalah bergambar, h) bercerita

melalui film trip, i) cerita melalui lagu, dan j) cerita melalui rekaman audio.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode bercerita adalah cara

atau proses untuk mengungkapkan atau menyampaikan suatu kejadian atau

peristiwa yang mampu mempengaruhi dan mengubah perilaku pendengarnya.

2. Tujuan metode bercerita

Kegiatan bercerita merupakan kegiatan menuturkan suatu informasi yang

berisi tentang suatu hal, misalnya kejadian yang bersifat nyata atau kejadian yang

bersifat rekaan, juga pesan moral yang ingin disampaikan. Metode ini dapat

digunakan untuk mengembangkan perilaku dan kemampuan dasaar pada anak

usia dini, termasuk pada anak usia 3-4 tahun.

Adapun tujuan metode bercerita adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan kemampuan berbahasa, di antaranya kemampuan menyimak

(listening), juga kemampuan dalam berbicara (speaking) serta menambah kosa

kata yang dimilikinya.

b. Mengembangkan kemampuan berpikirnya karena dengan bercerita anak diajak

untuk memfokuskan perhatian dan berfantasi mengenai jalan cerita serta

mengembangkan kemampuan berpikir secara simbolik.

c. Menanamkan pesan-pesan moral yang terkandung dalam cerita yang akan

mengembangkan kemampuan moral dan agama, misalnya konsep benar-salah

atau konsep ketuhanan.

Page 36: 1e2b3312a510c0f9

d. Mengembangkan kepekaan sosial-emosi anak tentang hal-hal yang terjadi di

sekitarnya melalui tuturan cerita yang disampaikan.

e. Melatih daya ingat atau memori anak untuk menerima dan menyimpan

informasi melalui tuturan peristiwa yang disampaikan.

f. Mengembangkan potensi kreatif anak melalui keragaman ide cerita yang

dituturkan. (Gunarti Winda, dkk, 2008:5.4)

Sesuai dengan manfaat penggunaan metode bercerita bagi anak TK yang

telah dikemukakan, kegiatan nercerita merupakan salah satu cara yang ditempuh

guru untuk memberi pengalaman belajar agar anak memperoleh penguasaan isi

cerita yang disampaikan lebih baik. Melalui bercerita anak menyerap pesan-pesan

yang dituturkan melalui kegiatan bercerita.

Penuturan cerita yang sarat informasi dan nilai-nilai itu dihayati anak dan

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan bercerita anak

mengembangkan kemampuan untuk mendengarkan cerita yang bertujuan untuk

memberikan informasi atau menanamkan nilai-nilai sosial, moral dan keagamaan,

pemberian informasi tentang lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

Tujuan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun adalah agar anak mampu

mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang disampaikan orang lain, anak

dapat bertanya apabila tidak memahaminya, anak tidak menjawab pertanyaan,

selanjutnya anak dapat menceritakan dan mengekspresikan terhadap apa yang

didengarkan dan diceritakannya, sehingga hikmah dari isi cerita dapat dipahami

dan lambat laun didengarkan, diperhatikan, dilaksanakan dan diceritakannya pada

orang lain.

3. Bentuk-bentuk metode bercerita

Page 37: 1e2b3312a510c0f9

Metode bercerita memiliki bentuk-bentuk yang menarik yang dapat

disajikan pada anak usia 3-4 tahun. Bentuk-bentuk cerita dapat digunakan secara

bergantian agar anak tidak merasa bosan dengan satu bentuk metode bercerita

atau digunakan secara kombinasi agar manambah daya tarik cerita yang kita

sajikan. Bentuk-bentuk metode bercerita terbagi menjadi dua jenis, yaitu (1)

bercerita tanpa alat peraga dan (2) bercerita dengan alat peraga.

a. Bercerita tanpa alat peraga

Bercerita tanpa alat peraga dapat diartikan sebagai kegiatan bercerita yang

dilakukan oleh guru atau orang tua tanpa menggunakan media atau alat peraga

yang diperlihatkan pada anak. Dengan demikian, kekuatan dari metode bercerita

tanpa alat peraga ini terletak pada kepiawaian guru atau orang tua dalam

menuturkannya.

Kepiawaian adalah kemampuan guru untuk menghafal seluruh rangkaian

isi cerita, kepiawaian guru atau orang tua dalam mengubah-ubah intonasi maupun

karakter suara, kepiawaian dalam memainkan mimik atau ekspresi wajah, serta

keterampilan dalam memainkan gerakan tubuh untuk menggambarkan perilaku

suatu tokoh cerita atau gambaran suatu kejadian. Meskipun demikian, diharapkan

penampilan guru atau orang tua tidak dibuat-buat secara berlebihan sehingga

membuat anak merasa tidak nyaman dan tidak tertarik untuk menyimak cerita.

Bercerita tanpa alat peraga adalah kegiatan bercerita yang dilakukan guru

saat bercerita tanpa menggunakan media atau alat peraga yang diperlihatkan.

Artinya kegiatan bercerita yang dilakukan guru hanya mengandalkan suara,

mimik, dan panto mimik atau gerak anggota tubuh guru.

Page 38: 1e2b3312a510c0f9

Ketentuan kegiatan bercerita tanpa alat ini adalah kemampuan guru secara

penuh dalam hal, hafal isi cerita, vocal atau suara yang jelas, tenang dan tempo

yang baik, intonasi bicara, gaya bahasa, mimik atau ekspresi muka dan panto

mimik atau keterampilan gerak tubuh yang menyenangkan bagi anak TK untuk

mendengarkan dan memperhatikan guru bercerita.

Namun demikian, diharapkan penampilan guru tidak dibuat-buat secara

berlebihan sehingga membuat anak tidak nyaman mendengarkannya dan tidak

tertarik untuk memperhatikannya. Langkah-langkah pelaksanaan bercerita tanpa

alat peraga, antara lain :

a) Anak mengatur tempat duduknya;

b) Anak termotivasi untuk mendengarkan cerita;

c) Anak diberi kesempatan menyebutkan judul cerita;

d) Anak mendengarkan guru bercerita;

e) Guru mengadakan evaluasi tentang isi cerita dengan percakapan;

f) Anak mendengarkan guru menyimpulkan isi cerita; dan

g) Satu atau dua anak mengulang cerita yang telah diceritakan oleh guru.

Bercerita tanpa alat peraga ini memiliki kelebihan dan kekurangan dalam

penyampaian isi cerita. Kelebihannya adalah dapat :

1) Melatih anak untuk memfokuskan perhatian (konsentrasi)

2) Melatih anak untuk menjadi pendengar yang baik

3) Mengembangkan fantasi anak terhadap hal yang tidak nyata

4) Mengembangkan kemampuan mengingat anak terhadap hal tertentu yang

disampaikan melalui tuturan secara lisan

Kekurangannya adalah sebagai berikut :

Page 39: 1e2b3312a510c0f9

1) Guru atau orang tua terkadang enggan untuk berekspresi dengan sebaik-

baiknya karena rasa malu sehingga mempengaruhi fantasi anak.

2) Terkadang anak merasa jenuh untuk duduk sejenak karena tidak ada media

melalui atau alat peraga yang bisa mempertahankan konsentrasi mereka pada

cerita tersebut.

3) Anak akan pasif menahan banyak hal yang ingin ia ketahui untuk ditanyakan

ketika guru atau orang tua bercerita.

4) Dengan tidak adanya media atau alat peraga sehingga tuturan cerita terkesan

menjadi terlalu verbal.

Kegiatan bercerita tanpa alat peraga ini dapat dilakukan oleh guru di

dalam maupun di luar kelas. Demikian juga para orang tua dapat melaksanakan

secra fleksibel di dalam rumah atau di luar rumah. Misalnya, di tempat tidur saat

anak tidur siang atau tidur malam, saat di dapur ketika anak menemani ibu atau

ayah memasak, di ruang keluarga juga di halaman rumah.

b. Bercerita dengan alat peraga

Bercerita dengan menggunakan alat peraga berarti kita menggunakan

media atau alat pendukung untuk memperjelas penuturan cerita yang kita

sampaikan. Alat peraga atau media tersebut digunakan untuk menarik perhatian

dan mempertahankan fokus perhatian anak dalam jangka waktu tertentu. Alat

peraga atau media yang digunakan anak hendaknya aman bagi anak, menarik serta

sesuai dengan tahap perkembangan anak. (Winda Gunarti, Lilis Suryani, Azizah

Muis 2008:5.3-5.8).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih cerita yang

sesuai dengan usia anak, antara lain :

Page 40: 1e2b3312a510c0f9

1). Cerita itu harus menarik dan memikat perhatian guru itu sendiri. Kalau

cerita itu menarik dan memikat perhatian, maka guru akan bersungguh-

sungguh dalam menceritakan kepada anak secara mengasyikkan.

2). Cerita itu harus sesuai dengan kepribadian anak, gaya dan bakat anak,

supaya memiliki daya tarik terhadap perhatian anak dan keterlibatan aktif

dalam kegiatan bercerita.

3). Cerita itu harus sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan mencerna isi cerita

anak usia TK. Cerita itu harus cukup pendek, dalam rentangan jangkauan waktu

perhatian anak. Kepada anak usia muda guru tidak menuntut anak untuk aktif

mendengarkan cerita gur dalam jangka waktu yang lama di luar batas waktu

ketahanan untuk mendengar.

4. Manfaat metode bercerita

Metode bercerita dalam kegiatan pengajaran anak TK mempunyai

beberapa manfaat penting bagi pencapaian tujuan pendidikan TK.

Bagi anak usia TK mendengarkan cerita yang menarik yang dekat dengan

lingkungannya merupakan kegiatan yang mengasyikkan. Guru TK yang terampil

bertutur dan kreatif dalam bercerita dapat menggetarkan peasaan anak. Guru dapat

memanfaatkan kegiatan bercerita untuk menanamkan kejujuran, keberanian,

kesetiaan, keramahan, ketulusan, dan sikap-sikap positif yang lain dalam

kehidupan lingkungan keluarga, sekolah, dan luar sekolah.

Kegiatan bercerita juga memberikan sejumlah pengetahuan sosial, nilai-

nilai moral, dan keagamaan. Kegiatan bercerita memberikan pengalaman belajar

untuk berlatih mendengarkan. Melalui mendengarkan anak memperoleh

Page 41: 1e2b3312a510c0f9

bermacam informasi tentang pengetahuan, nilai, sikap untuk dihayati dan

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Memberi pengalaman belajar dengan menggunakan metode bercerita

memungkinkan anak mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, maupun

psikomotor masing-masing anak. Bila anak terlatih untuk mendengarkan dengan

baik, maka ia akan terlatih untuk menjadi pendengar yang keratif dan kritis.

Guru TK yang mahir bercerita akan dapat membantu anak membangun

bermacam peran yang mungkin dipilij anak, dan bermacam layanan jasa yang

ingin disumbangkan anak kepada masyarakat. Bila dalam diri anak mempunyai

keinginan pak polisi yang dapat memberikan perlindungan dan menjaga

keamanan orang lain, maka keinginan itu mungkin diwujudkan dalam perbuatan

melindungi dan menjaga adik dirumah, tidak mengganggu adik yang sedang tidur,

sedang makan, sedang bermain, dan sebagainya.

Oleh karena itu, kegiatan bercerita dalam kaitan kehidupan sosial anak

dapat dipergunakan guru untuk menuturkan bermacam pekerjaan yang ada dalam

masyarakatyang beraneka ragam yang dapat menimbulkan sikap pada diri anak

menghargai bermacam pekerjaan tersebut, karena anak memperoleh pemahaman

berdasarkan cerita guru bahwa setiap pekerjaan dan dalam masyarakat itu baik.

Karena kegiatan bercerita itu memberikan pengalaman belajar yang unik

dan menarik, serta dapat menggetarkan perasaan, membangkitkan semangat, dan

menimbulkan keasyikan tersendiri, maka kegiatan bercerita memungkinkan

pengembangan dimensi perasaan anak TK. Guru yang pandai bertutur dalam

kegiatan bercerita akan menjadikan perasaan anak larut dalam kehidupan

imajinatif dalam cerita itu (Moeslichatoen R, 2004:168).

Page 42: 1e2b3312a510c0f9

Metode bercerita dipergunakan guru untuk memberikan informasi tentang

kehidupan sosial anak dengan orang-orang yang ada di sekitarnya dengan

berbagai pekerjaan. Beberapa manfaat metode bercerita bagi anak TK antara lain :

1) Melatih daya serap atau daya tangkap anak TK, artinya anak usia TK dapat

dirangsang, untuk mampu memahami isi atau ide pokok dalam cerita secara

keseluruhan;

2) Melatih daya pikir anak TK. Untuk terlatih memahami proses cerita,

mempelajari hubungan bagian-bagian dalam cerita termasuk hubungan-hubungan

sebab-akibatnya;

3) Melatih daya konsentrasi anak TK, untuk memusatkan perhatiannya kepada

keseluruhan cerita, karena dengan pemusatan perhatian tersebut anak dapat

melihat hubungan bagian-bagian cerita sekaligus menangkap ide pokok dalam

cerita;

4) Mengembangkan daya imajinasi anak. Artinya dengan bercerita anak dengan

daya fantasinya dapat membayangkan atau menggambarkan suatu situasi yang

berada diluar jangkauan inderanya bahkan yang mungkin jauh dari lingkungan

sekitarnya ini berarti membantu mengembangkan wawasan anak;

5) Menciptakan sitiasi yang menggembirakan serta mengembangkan suasana

hubungan yang akrab sesuai dengan tahap perkembangannya; dan

6) Membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi secara efektif dan

efisien sehingga proses percakapan menjadi komunikatif.

C. Penelitian yang Relevan

Page 43: 1e2b3312a510c0f9

1. Suhartini, 2010. Kecerdasan linguistik adalah kecerdasaan dalam mengolah kata

atau kemampuan menggunakan kata secara efektif baik secara lisan maupun

tertulis. Salah satu pembelajaran untuk meningkatkannya dengan menggunakan

pembelajaran bercerita. Penelitian ini bertujuan: (1) mendiskripsikan pelaksanaan

pembelajaran bercerita dalam meningkatkan kecerdasan linguistik anak kelompok

B, (2) mendiskripsikan hasil pembelajaran bercerita dalam meningkatkan

kecerdasan linguistik anak kelompok B.

Penelitian ini menggunakan rancanagan PTK, subyek penelitian adalah

anak kelompok B dengan jumlah 25 anak, lokasi penelitian adalah RA Hidayatus

Shibyan Kecamatan Pandaan Kabupaten Pasuruan. Tekhnik pengumpulan datanya

dengan melalui lembar observasi dan dokumentasi berupa foto selama

pembelajaran. Dan analisis data dilakukan dengan deskriptif kualitatif dan

kuantitatif berbentuk tindakan kelas dan dirancang dalam 2 siklus. Masing-masing

siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan

(action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran bercerita

dapat meningkatkan kecerdasan linguistik anak kelompok B RA Hidayatus

Shibyan Kecamatan Pandaan Kabupaten Pasuruan. Berdasarkan lembar observasi

pada siklus I hasil aktifitas pembelajaran anak adalah 44,2 (69%) secara klasikal

dengan kategori baik. Pada siklus II hasil aktifitas anak meningkat menjadi 70,32

(83%) secara klasikal dengan kategori sangat baik. Dapat disimpulkan dari siklus

I ke siklus II meningkat 14%.

Oleh karena itu disarankan, bagi lembaga untuk memperbaiki

pembelajaran yang sudah ada menjadi lebih baik dengan merancang pembelajaran

Page 44: 1e2b3312a510c0f9

yang bermakna bagi anak, yang bisa mencapai sembilan kecerdasan, termasuk

kecerdasan linguistik. Bagi guru RA dapat menerapkan pembelajaran bercerita

untuk meningkatkan kecerdasan linguistik, Jika anak memiliki kecerdasan

linguistik yang berkembang dengan baik maka anak mempunyai kapasitas

mengelola kata dan bahasa dengan aktivitas utama menulis, membaca, berbicara

dan mendengarkan. Dan bagi peneliti yang lain dapat dijadikan sebagai bahan

acuan dalam penelitian berikutnya.

2. Aisyah, Siti, 2010. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia 6 tahun.

Pada perkembangan anak di usia tersebut sangat dibutuhkan permbiasaan-

pembiasaan baik di bidang pengembangan. Pembiasaan meliputi aspek

pengembangan moral dari nilai-nilai agama serta pengembangan sosial emosional

dan kemandirian. Pengembangan kemampuan bercerita untuk mengenalkan

kedisiplinan, kemandirian dan tata tertib di RA Persis Kecamatan Bangil

Kabupaten Pasuruan pada Kelompok A usia 4-5 tahun masih sangat rendah,

utamanya dalam menerapkan kemandirian, kedisplinan dan tata tertib sekolah.

Dari pengalaman-pengalaman yang terjadi dilakukan penelitian tindakan kelas

dengan menggunakan metode bercerita sebagai upaya meningkatkan kecerdasan

linguistik anak usia 4-5 tahun.

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan langkah-langkah

pembelajaran dengan metode bercerita dalam upaya meningkatkan kecerdasan

linguistik dan mendiskripsikan metode bercerita untuk meningkatkan kecerdasan

linguistik pada Kelompok A di RA Persis Kecamatan Bangil Kabupaten

Pasuruan.

Page 45: 1e2b3312a510c0f9

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini

dilakukan melalui 2 siklus, masing-masing siklus terdiri atas tahapan

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi, subyek penelitian yang

digunakan adalah anak-anak pada Roudlotul Athfal Persis Kecamatan Bangil

Kabupaten. Subyek penelitian sebanyak 20 anak, pada penelitian ini teknik

pengumpul data dilakukan melalui teknik observasi yaitu berupa catatan lapangan

dan pedoman penilaian. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji

hipotesis tindakan yaitu dengan menggunakan nilai rata-rata dari siklus I dan

siklus II. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata 59,2% pada siklus I dan

nilai rata-rata 72 % pada siklus II, maka metode bercerita dapat meningkatkan

kecerdasan linguistik (pada kelompok A bisa diterima).

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang metode bercerita

dalam upaya meningkatkan kecerdasan linguistik pada Kelompok A disimpulkan

bahwa kecerdasan linguistik dapat ditingkatkan melalui metode bercerita.

Page 46: 1e2b3312a510c0f9

D. Kerangka berpikir

Gambar 2.1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas

Keterangan :

Kondisi awal pada penelitian di TK Al-Uswah Kecamatan Sulang

Kabupaten Rembang, guru belum menggunakan metode bercerita dengan alat

peraga maupun tanpa alat peraga. Sehingga anak kurang mengembangkan

kecerdasan linguistik yang dimiliki. Serta pada saat di sekolah anak masih ada

yang kurang tertarik dan merasa bosan untuk mengungkapkan pengalaman yang

dialami dalam kehidupan sehari-hari.

KONDISI AWAL

Kecerdasan linguistik

anak meningkat setelah

menggunakan metode

bercerita

KONDISI AKHIR

Guru belum

menggunakan metode

bercerita

MENGGUNAKAN

METODE

BERCERITA

TINDAKAN

SIKLUS

Menggunakan buku cerita

bergambar yang dibuat sendiri

dengan gambar

Kecerdasan linguistik

anak masih kurang

berkembang

SIKLUS II

Menggunakan buku bercerita

bergambar dengan gambar dan

tulisan

Page 47: 1e2b3312a510c0f9

Berdasarkan permasalahan yang ada di kondisi awal, peneliti mengadakan

tindakan yaitu menggunakan metode bercerita. Metode bercerita dapat dibagi

menjadi 2 siklus :

1. Siklus 1

Melalui metode bercerita dengan menggunakan media buku cerita

bergambar yang dibuat sendiri oleh guru dengan gambar.

2. Siklus 2

Melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar yang

dibuat sendiri oleh guru dengan gambar dan tulisan.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir, maka dapat dirumuskan

hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut : Melalui metode bercerita anak

dapat meningkatkan kecerdasan linguistik anak di TK Al-Uswah Kecamatan

Sulang Kabupaten Rembang.

Page 48: 1e2b3312a510c0f9

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada awal semester 1, untuk

meningkatkan kemampuan bahasa anak sebagai persiapan memasuki pendidikan

sekolah dasar. Peneliti akan melaksanakan penelitian kurang lebih selama 3 bulan

pada bulan Juni-Agustus 2013 pada kelompok B TK Al-Uswah Kecamatan

Sulang Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2013/2014.

2. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Al-Uswah yang terletak

ditengah pedesaan dan mudah dijangkau tepatnya di Jalan Masjid No.72 Desa

Landoh Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang pada kelompok B Tahun Ajaran

2013/2014.

Jumlah guru pengajar yang ada di TK Al-Uswah ada 3 guru yang sekarang

masih menempuh pendidikan PAUD di Universitas Terbuka. Salah satu dari guru

tersebut ada yang sudah menjadi kepala sekolah di TK Al-Uswah.

B. Subyek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelompok B TK AL-USWAH

Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2013/2014. Subyek

penelitian tindakan kelas ini adalah anak didik kelompok B yang berjumlah 21

anak terdiri dari 9 laki-laki dan 12 perempuan.

C. Sumber Data

37

Page 49: 1e2b3312a510c0f9

1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian tindakan kelas ini

dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh penulis

melalui : a. teks wawancara, wawancara ini dilakukan terhadap guru kelas guna

memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penelitian tindakan kelas ini; b.

lembar observasi, jumlah lembar disesuaikan dengan jumlah siswa yang diteliti.

Sedangkan data sekunder diperoleh penulis melalui : a) data nama-nama siwa; b)

profil sekolah, berisi alamat lengkap dan lain-lainnya.

2. Jenis data

Jenis data berupa data kualitatif dan data kuantitatif, yang diperoleh dari :

a. Rencana Kegiatan Harian (RKH)

b. Observasi pelaksanaan pembelajaran

c. Keaktifan anak dalam kemampuan bahasa

d. Keberanian anak dalam mengungkapkan pendapat

D. Teknik dan Alat pengumpulan data

1. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Observasi

Metode ini dipakai untuk mengumpulkan data yang pengisiannya

berdasarkan atas pengamatan langsung terhadap kemampuan bahasa yang telah

dikembangkan anak, misalnya saat anak sedang bercerita menggunakan alat

peraga boneka wayang yang terbuat dari bambu, anak dapat menggerak-gerakan

tangannya sesuai alur cerita.

Page 50: 1e2b3312a510c0f9

Dalam penelitian ini observasi dilakukan dengan menggunakan metode

observasi terstruktur. Observasi dilakukan terhadap anak dan guru kelas TK Al-

Uswah Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang. Observasi terhadap anak

dilakukan untuk mengetahui kecerdasan linguistik dalam mengembangkan

kemampuan bahasa anak. Observasi terhadap guru dilakukan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan dan membimbing anak dalam

proses pembelajaran mengajar dikelas.

b. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah daftar nama

anak-anak didik dan foto kegiatan anak pada saat penelitiri awan. Berisi foto-foto

proses kegiatan belajar mengajar dari awal guru membacakan cerita menggunakan

alat peraga boneka wayang kemudian anak disuruh mengulang kembali cerita

yang telah disampaikan guru meskipun masih ada yang kurang begitu jelas dalam

menyampaikan cerita.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang berupa lembar observasi dilakukan pada saat

siklus berlangsung dan tiap siklus direncanakan 2 pertemuan.

a. Observasi

Dilakukan dengan bantuan teman sejawat sebagai guru kelas dengan

lengkap dan instrumen penilaian yang ada.

b. Dokumentasi

Cara pengambilan foto agar tidak mengganggu aktivitas pada saat anak

sedang memperhatikan dan mendengarkan guru membacakan cerita dan pada saat

Page 51: 1e2b3312a510c0f9

anak disuruh mengulang kembali memceritakan isi cerita yang telah disampaikan

oleh guru.

c. Lembar Observasi

Lembar observasi menggunakan indikator dalam kisi-kisi instrument

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Indikator Kemampuan Bahasa

NO. INDIKATOR

1. Membaca buku bercerita bergambar dan menceritakannya.

Untuk memudahkan melakukan analisis terhadap lembar observasi maka

penulis membuat skor sebagai berikut:

Tabel 3.2 Skor Kemampuan Bahasa

NO. Pembelajaran Bahasa Skor

1. Baik 3

2. Cukup 2

3. Kurang 1

E. Validasi Data

Proses pembelajaran dan penelitian yang menggunakan observasi dan

wawancara maka validasi data menggunakan triangulasi. Triangulasi menurut

Sugiyono (2010: 330) adalah teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada.

Ada 3 macam triangulasi yaitu:

1. Triangulasi Data

Merupakan penelitian keabsahan data dengan menggunakan beberapa

sumber yang telah diperoleh, yaitu sumber dari guru dan siswa.

Page 52: 1e2b3312a510c0f9

2. Triangulasi Metode

Merupakan penelitian keabsahan data dengan menggunakan beberapa

metode yang telah diperoleh, yaitu bersumber dari observasi dan penugasan.

3. Triangulasi Alat

Triangulasi alat dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi.

F. Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis deskriptif.

Penggunaan analisis deskriptif sebagai berikut :

1) Hasil belajar dianalisis dengan analisis diskriptif komparatif yaitu

membandingkan nilai tes antar siklus maupun dengan indikator kerja.

2) Observasi maupun wawancara dengan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan

hasil observasi refleksi.

Adapun penilaian dalam metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan

bahasa ada tiga kategori yaitu dapat dilihat dari tabel berikut :

Table 3.3 Klasifikasi Penilaian Anak

Nilai Keterangan

○ Kemampuan Bahasa anak rendah

√ Kemampuan Bahasa anak sedang

● Kemampuan Bahasa anak tinggi

G. Indikator Kinerja

Indikator kerja merupakan kondisi akhir yang diharapkan. Dalam

penelitian tindakan kelas ini ditetapkan indikator kinerja 85% (Kunandar,

2008:126). Untuk memudahkan menghitung indikator kinerja maka peneliti

membuat skoring sebagai berikut :

Page 53: 1e2b3312a510c0f9

Tabel 3.4 Tingkat Keberhasilan Kemampuan Bahasa

No Kriteria Nilai Presentase

1 Baik 80-100

2 Cukup 54-79

3 Kurang 30-53

H. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian tindakan

kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan dengan bentuk siklus

yang berulang. Terdapat empat langkah dalam PTK yang merupakan satu siklus

yaitu:

1. Perencanaan (Planning)

Rencana penelitian tindakan kelas merupakan tindakan yang tersusun dan

harus memiliki pandangan jauh ke depan, yakni untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran serta hasil belajar anak.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tindakan guru sebagai peneliti yang dilakukan secara sadar dan terkendali

dan yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana untuk

mengembangkan tindaka-tindakan selajutnya.

3. Pengamatan (observing)

Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.

Pada bagian pengamatan, dilakukan perekaman data yang meliputi proses dan

hasil dari pelaksanaan kegiatan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan

sedang berjalan, keduanya berlangsung dalam waktu bersamaan. Tujuan

dilakukannya pengamatan adalah untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan yang

Page 54: 1e2b3312a510c0f9

sudah dilaksanakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan bagi pengamat

dalam melakukan refleksi.

4. Refleksi (Reflekting)

Tahap terakhir dalam penelitian tindakan kelas ini adalah refleksi. Refleksi

yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi.

Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian tindakan kelas yang

berkolaborasi dengan melibatkan guru kelas untuk bersama-sama melaksanakan

penelitian. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai pegajar, sedangkan

guru bertindak sebagai pengamat. Proses penelitian tindakan kelas direncanakan

tediri dari dua siklus :

Page 55: 1e2b3312a510c0f9

Tabel 3.5 Aktivitas Penelitian Siklus I dan Siklus II

AKTIVITAS SIKLUS I SIKLUS II

Perencanaan a. Guru menyusun RKH.

b. Guru mengidentifikasi masalah.

c. Guru menyusun rencana

pembelajaran dengan kegiatan

bercerita.

a. Guru menyusun RKH.

b. Guru mengidentifikasi masalah.

c. Guru menyusun kembali rencana

pembelajaran dengan kegiatan

bercerita sesuai siklus 1.

Pelaksanaan

a. Guru mengkondisikan anak untuk

menilai pembelajaran.

b. Guru menyampaikan materi

pembelajaran.

c. Guru menyuruh anak untuk

menirukan kegiatan yang

diperagakan guru (praktek

bercerita).

d. Menyuruh anak untuk maju

kedepan mencoba untuk

mempraktekan kegiatan bercerita

e. Bercerita menggunakan buku cerita

yang dibuat sendiri oleh guru.

f. Memberikan hadiah, berupa pujian,

tepuk tangan, acungan jempol, bagi

anak yang berani maju.

a. Guru mengkondisikan anak untuk

menilai pembelajaran.

b. Guru menyampaikan materi

pembelajaran sesuai dengan tema.

c. Menyuruh anak untuk maju ke

depan mencoba untuk

mempraktekan kegiatan bercerita

d. Bercerita menggunakan buku cerita

bergambar dengan gambar dan

tulisan.

e. Memberikan hadiah, berupa pujian,

tepuk tangan, acungan jempol, bagi

anak yang berani maju ke depan

untuk menceritakan kembali

dengan bahasa mereka sendiri.

f. Memberi motivasi dan semagat

kepada agar anak mampu

menemukan ide-ide baru.

Observasi Melakukan pengamatan dengan

melibatkan teman sejawat untuk

mengamati bagaimana keaktifan

anak dan kinerja guru dengan

mennggunakan lembar observasi.

Melakukan pengamatan dengan

melibatkan teman sejawat untuk

mengamati bagaimana keaktifan

anak dan kinerja guru dengan

menggunakan lembar observasi.

Refleksi

Peneliti (penulis) mengoreksi

keberhasilan penelitian tindakan

kelas berdasarkan ketercapaian

indikator kinerja. Apabila belum

tercapai maka dilakukan siklus

selanjutnya.

Peneliti (penulis) mengoreksi

keberhasilan penelitian tindakan

kelas berdasarkan ketercapaian

indikator kinerja. Apabila tercapai

maka penelitian dinyatakan

berhasil.

Page 56: 1e2b3312a510c0f9

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal

Data awal yang diperoleh sebelum penelitian mengenai kecerdasan

linguistik pada kelompok B TK Al-Uswah Kecamatan Sulang Kabupaten

Rembang masih kurang. Hal ini terjadi karena kurang optimal dalam mengajar,

siswa masih terlihat kurang baik dalam menggunakan bahasanya tetapi anak

tampak semangat mendengarkan cerita yang disampaikan guru.

Data penelitian yang diperoleh berupa data observasi dari hasil

pengamatan dalam proses pembelajaran untuk masing-masing siklus. Data lembar

observasi diambil dari pengamatan terhadap tindakan anak dalam proses

pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kecerdasan linguistik melalui

metode bercerita pada kelompok B TK Al-Uswah Kecamatan Sulang Kabupaten

Rembang.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, kemampuan

bicara anak kelompok B mengalami kendala, diantaranya dalam menjawab

pertanyaan, menceritakan kembali cerita yang sudah dibacakan. Hanya beberapa

anak saja yang mencapai indikator kinerja. Untuk itu peneliti berusaha mengatasi

kesulitan tersebut melalui metode bercerita.

Berdasarkan data hasil kondisi awal sebelum dilakukan penelitian tindakan

kelas, dari 21 anak pada Kelompok B PAUD AL-USWAH, yang memiliki

kategori baik terdapat 7 anak (33.3%), kategori cukup terdapat 8 anak (38.09%),

Page 57: 1e2b3312a510c0f9

dan kategori kurang terdapat 6 anak (28.5%). Selengkapnya dapat dilihat dalam

tabel berikut:

Tabel 4.1 : Kemampuan Bahasa Kondisi Awal

No. Nilai Kemampuan

Bahasa

Nilai Jumlah Anak Tingkat

Keberhasilan (%)

1 Baik ● 7 33,33%

2 Cukup √ 8 38, 09%

3 Kurang ○ 6 28,57%

Jumlah 21 100

Berdasarkan tabel diatas, hasil lembar observasi tersaji dlm diagram

dibwah ini :

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

35,00%

40,00%

Baik Cukup Kurang

Kondisi Awal

Kondisi Awal

33.33 %

38.09 %

28.57 %

Grafik 4.1 : Hasil observasi Kondisi awal Kemampuan Bahasa

Page 58: 1e2b3312a510c0f9

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa kemampuan Bahasa anak

sebelum melaksanakan kegiatan siklus I dan siklus II hanya 33.33% yang

termasuk baik.Sehingga sangat perlu ditingkatkan.

2. Deskripsi Siklus I

Siklus I dilaksanakan 5x pertemuan yaitu pada hari selasa tanggal 19

Agustus sampaiu 23 Agustus 2013. Adapun kegiatan yang dilakukan selama

proses pembelajaran pada siklus I yang meliputi tahap perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi diuraikan sebagai berikut :

a. Perencanaan

Pada siklus I perencanaan penelitian tindakan kelas dimulai dari

penyusunan Rancangan Kegiatan Harian (RKH) yang memfokuskan pada

kegiatan bercerita dengan indikator “Membaca buku bercerita bergambar dan

menceritakannya”. Kemudian guru menyiapkan alat peraga yang akan digunakan

dalam kegiatan bercerita.

b. Pelaksanaan

Guru sebagai peneliti dibantu teman sejawat sebagai observer

melaksanakan perbaikan pembelajaran yang berpedoman pada rencana, langkah-

langkah pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan bahasa anak sebagai

berikut yang dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan.

1) Pertemuan pertama (Senin, 26 Agustus 2013)

Pada pertemuan pertama, peneliti menyiapkan alat peraga yang akan

digunakan untuk kegiatan bercerita didalam kelas. Kemudian masuklah pada

pijakan awal sampai kegiatan inti. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi : a)

Page 59: 1e2b3312a510c0f9

Mengkondisikan peserta didik melalui kegiatan bernyanyi, b) Guru

menyampaikan apersepsi untuk mengaitkan dengan materi serta mengadakan

tanya jawab untuk membangun pengetahuan siswa, dan untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa terhadap tema, atau materi pembelajaran, c) Guru memberikan

contoh mempraktekkan kegiatan bercerita, dan memberikan arahan dalam praktek

bercerita, d) Guru melibatkan anak untuk membuat peraturan dalam praktek

bercerita serta memberikan kesempatan pada anak untuk bertanya atau

mengemukakan pendapat.

Gambar 5.1. Anak Sedang Mewarnai Buku Cerita Bergambar

2) Pertemuan Kedua (Selasa, 27 Agustus 2013)

Pada pertemuan kedua, peneliti mengulang pertemuan sebelumnya.

Peneliti menyiapkan alat peraga yang akan digunakan untuk bercerita didalam

kelas. Kemudian masuklah pada pijakan awal sampai kegiatan inti. Kegiatan yang

dilaksanakan meliputi : a) Mengkondisikan peserta didik melalui kegiatan

bernyanyi dalam ruang kelas, b) Guru menyampaikan apersepsi untuk mengaitkan

dengan materi serta mengadakan tanya jawab, untuk membangun pengetahuan

siswa, dan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap tema, atau materi

Page 60: 1e2b3312a510c0f9

pembelajaran, c) Guru memberikan contoh praktek bercerita, dan memberikan

arahan dalam kegiatan praktek bercerita, d) Guru melibatkan anak untuk membuat

peraturan dalam kegiatan serta memberikan kesempatan pada anak untuk bertanya

atau mengemukakan pendapat.

Gambar 5.2. Guru Sedang Mengkondisikan Anak Untuk Berdoa

3) Pertemuan Ketiga (Rabu, 28 Agustus 2013)

Pada Pertemuan ketiga peneliti sudah tidak memberikan penjelasan

mengenai cara praktek bercerita lagi. Peneliti hanya menanyakan kembali

bagaimana cara prektek bercerita yang dilakukan pada pertemuan kemarin, dan

apa saja peraturan dalam praktek bercerita. Setelah usai melakukan praktek

bercerita, peneliti memberikan evaluasi agar anak-anak mengetahui cara yang

benar ketika praktek bercerita di depan kelas.

Page 61: 1e2b3312a510c0f9

Gambar 5.3. Anak Sedang Mendengarkan Cerita

4) Pertemuan Keempat (Kamis, 29 Agustus 2013)

Pada Pertemuan keempat mengulang kegiatan pada pertemuan

sebelumnya, peneliti sudah tidak memberikan penjelasan mengenai cara praktek

bercerita lagi. Peneliti hanya menanyakan kembali yang dilakukan pada

pertemuan kemarin, dan apa saja peraturan dalam praktek bercerita. Setelah usai

melakukan, peneliti memberikan evaluasi agar anak-anak mengetahui cara yang

benar ketika bercerita di depan kelas dan memberikan reward berupa pujian pada

anak yang sudah benar melakukan praktek bercerita.

Page 62: 1e2b3312a510c0f9

Gambar 5.4. Anak Sedang Membaca Cerita Sambil Mewarnai Gambar

5) Pertemuan Kelima (Jum’at, 30 Agustus 2013)

Pada Pertemuan kelima mengulang kegiatan pada pertemuan sebelumnya,

peneliti sudah tidak memberikan penjelasan mengenai cara praktek bercerita lagi.

Peneliti hanya menanyakan kembali yang dilakukan pada pertemuan kemarin, dan

apa saja peraturan ketika praktek bercerita. Setelah usai melakukan praktek

bercerita, peneliti memberikan evaluasi agar anak-anak mengetahui cara yang

benar ketika bercerita di depan kelas dan memberikan reward berupa pujian dan

tepuk tangan.

Gambar 5.5. Anak Sedang Mewarnai Gambar Buku Cerita

Dan observasi yang dilaksanakan pada proses pembelajaran, menghasilkan

data siklus yang diringkas dalam tabel berikut ini. Maka dapat diperoleh data

sebagai berikut :

Page 63: 1e2b3312a510c0f9

Tabel 4.2 : Hasil Observasi Kemampuan Bahasa Siklus I

Indikator

Siklus I

Persentase (%) Tingkat pencapaian

perkembngan Jumlah anak

Membaca buku cerita

bergambar dan

menceritakannya

Baik 17 80,95%

Cukup 4 19,04%

Kurang 0 0,00%

Jumlah 21 100 %

Berdasarkan tabel diatas, hasil lembar observasi tersaji dalam diagram

dibawah ini :

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

Baik Cukup Kurang

Siklus I

Siklus I

19.04 %

80.95% %

Grafik 4.2 : Hasil observasi Kemampuan Bahasa Pada Siklus I

Berdasarkan hasil observasi kemampuan bahasa anak tentang membaca

buku cerita bergambar dan menceritakannya, dapat diketahui sebesar 80,95%

anak yang menunjukkan tingkat kemampuan dalam membaca buku cerita

bergambar dan menceritakannya.

c. Observasi

Page 64: 1e2b3312a510c0f9

Selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I, peneliti

mengobservasi, mengamati dan melihat perkembangannya melalui kemampuan

bahasa anak dalam membaca buku cerita bergambar. Observasi ini digunakan

untuk mengumpulkan data sebagai bahan atau analisis dan refleksi yang dilakukan

saat kegiatan belajar mengajar. Dari beberapa kali pertemuan yang telah

dilakukan pada siklus I diperoleh hasil observasi yaitu 80,95% anak yang mampu

mencapai tingkat kemampuan bahasa.

d. Refleksi

Refleksi berupa koreksi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan ini

dilakukan untuk mengetahui kekurangan yang ada pada siklus I. Berdasarkan

hasil refleksi, ditemukan bahwa :

1) Aktivitas anak dalam mengikuti pembelajaran belum terlaksana secara maksimal.

Masih ada anak yang belum memperhatikan pada saat guru memberikan

penjelasan, hal tersebut dapat dilihat pada saat anak melakukan kegiatan bercerita.

Ada beberapa anak yang masih diam dan ketika ditanya anak tidak mau menjawab

dan anak tersebut diam saja.

2) Guru harus lebih kreatif dalam menarik perhatian anak, agar anak dapat lebih

fokus dalam memperhatikan cerita dari guru.

3) Terjadi perubahan sikap dan perilaku siswa dalam proses pembelajaran yang

memanfaatkan metode bercerita yang melibatkan anak secara langsung dalam

proses pembelajaran. Karena baru kali ini anak melakukan kegiatan bercerita

secara langsung.

4) Kurangnya rasa ingin tahu yang tinggi pada beberapa anak.

Page 65: 1e2b3312a510c0f9

5) Masih adanya anak-anak yang malu saat menceritakan kembali isi cerita yang

disampaikan oleh guru.

3. Deskripsi Siklus II

Siklus II dilaksanakan 5x pertemuan yaitu pada hari selasa tanggal 26

Agustus sampai 30 Agustus 2013. Adapun kegiatan yang dilakukan selama proses

pembelajaran pada siklus II yang meliputi tahap perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi diuraikan sebagai berikut :

a. Perencanaan

Pada siklus II perencanaan penelitian tindakan kelas dimulai dari

penyusunan Rancangan Kegiatan Harian (RKH) yang memfokuskan pada

kegiatan dengan indikator “Membaca buku cerita bergambar dan

menceritakannya”. Kemudian guru menyiapkan alat peraga buku gambar yang

dibuat guru sendiri sehingga anak lebih tertarik karena anak bisa menceritakan isi

cerita dengan bebas.

b. Pelaksanaan

Guru sebagai peneliti dibantu teman sejawat sebagai observer melaksanakan

perbaikan pembelajaran yang berpedoman pada rencana pembelajaran, langkah-

langkah dalam meningkatkan kemampuan bahasa anak sebagai berikut yang

dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan.

1) Pertemuan pertama (Senin, 2 September 2013)

Pada pertemuan pertama, peneliti menyiapkan perlengkapan yang akan

digunakan untuk praktek bercerita. Kemudian masuklah pada pijakan awal sampai

kegiatan inti. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: a) Sebelum masuk kelas anak

olahraga diluar kelas terlebih dahulu untuk melatih fisik motorik anak, b)

Page 66: 1e2b3312a510c0f9

Mengkondisikan peserta didik melalui kegiatan bernyanyi, c) Guru

menyampaikan apersepsi untuk mengaitkan dengan materi serta mengadakan

tanya jawab, untuk membangun pengetahuan siswa, dan untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa terhadap tema, atau materi pembelajaran.

Gambar 5.6. Anak Sedang Mendengarkan Cerita

2) Pertemun kedua (Selasa, 3 September 2013)

Pada pertemuan kedua, guru mengulang kegiatan pada pertemuan

sebelumnya, peneliti sudah tidak memberikan penjelasan mengenai cara praktek

bercerita. Peneliti hanya menanyakan kembali bagaimana cara praktek bercerita

yang dilakukan pada pertemuan pertama, dan apa saja langkah-langkah dalam

bercerita.

Page 67: 1e2b3312a510c0f9

Gambar 5.7. Anak Sedang Mewarnai Gambar

3) Pertemuan ketiga (Rabu, 4 September 2013)

Pada pertemuan ketiga, peneliti menyiapkan alat peraga yang akan

digunakan untuk bercerita. Kemudian masuklah pada pijakan awal sampai

kegiatan inti. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi a) Mengkondisikan peserta

didik melalui kegiatan bernyanyi dan olahraga dalam ruang kelas, b) Guru

menyampaikan apersepsi untuk mengaitkan dengan materi serta mengadakan

tanya jawab, untuk membangun pengetahuan siswa, dan untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa terhadap tema, atau materi pembelajaran, c) Guru menyuruh

masing-masing anak untuk bercerita didepan kelas, d) Guru melibatkan anak

dalam membuat peraturan dalam kegiatan serta memberikan kesempatan pada

anak untuk bertanya atau mengemukakan pendapat, e) Guru membagi anak dalam

kelompok yang berjumlah 6 orang, dan memberikan tugas pada masing-masing

anak untuk bercerita didepan kelas pada siklus I dengan menggunakan buku cerita

bergambar.

Page 68: 1e2b3312a510c0f9

Gambar 5.8. Anak Sedang Mewarnai Cerita Rumah

4) Pertemuan keempat (Kamis, 5 September 2013)

Pada pertemuan keempat, mengulang kegiatan pada pertemuan

sebelumnya, peneliti masih memberikan penjelasan mengenai cara praktek

bercerita yang baik, karena anak-anak masih belum memahami cara praktek

bercerita yang baik dan benar. Tapi dengan diulang-ulang secara terus menerus,

akhirnya anak-anak mampu menggunakan buku cerita bergambar untuk bercerita.

Setelah usai praktek bercerita, peneliti memberikan evaluasi dan bertanya pada

anak-anak langkah-langkah apa saja yang dapat digunakan untuk bercerita. Dan

memberikan reward berupa tepuk tangan untuk anak yang sudah dapat melakukan

praktek bercerita didepan kelas.

Page 69: 1e2b3312a510c0f9

Gambar 5.9. Anak sedang bercerita didepan kelas

5) Pertemuan kelima (Jum’at, 6 September 2013)

Pada pertemuan kelima, mengulang kegiatan pada pertemuan sebelumnya,

peneliti sudah tidak memberikan penjelasan mengenai cara praktek bercerita.

Peneliti hanya menanyakan kembali bagaimana cara cara praktek bercerita yang

dilakukan pada pertemuan sebelumnya, dan apa saja langkah-langkah dalam

praktek bercerita. Setelah usai melakukan pengukuran, peneliti memberikan

evaluasi dan bertanya pada anak-anak pengukuran apa saja yang dapat digunakan

untuk mengukur. Dan memberikan reward untuk semua anak yang ada dikelas,

karena sudah mau berusaha untuk mencoba melakukan bercerita.

57

Page 70: 1e2b3312a510c0f9

Gambar 5.10. Anak sedang bercerita didepan kelas

Dan observasi yang dilaksanakan pada proses pembelajaran, menghasilkan

data siklus yang diringkas dalam tabel berikut ini. Maka dapat diperoleh data

sebagai berikut :

Tabel 4.3 : Hasil Observasi Kemampuan Bahasa Siklus II

Indikator

Siklus II

Persentase (%) Tingkat

pencapaian

perkembngan

Jumlah

anak

Membaca buku cerita

bergambar dan

menceritakannya

Baik 18 85,71%

Cukup 3 14,28%

Kurang 0 0,00 %

Jumlah 21 100 %

Berdasarkan tabel diatas, hasil lembar observasi tersaji dalam Grafik

dibawah ini :

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

Baik Cukup Kurang

siklus II

siklus II

14.28%

85.71%

Grafik 4.3 : Hasil observasi kemampuan bahasa pada siklus II

Berdasarkan hasil observasi kemampuan bahasa anak dengan bercerita

tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri dengan urut dan bahasa yang

Page 71: 1e2b3312a510c0f9

jelas dapat diketahui bahwa kemampuan bahasa anak melalui metode bercerita

ternyata meningkat menjadi 85,71% anak yang menunjukkan bahwa kemampuan

bahasa dalam melakukan praktek bercerita.

c. Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus II, peneliti

mengobservasi, mengamati dan melihat perkembangannya melalui kemampuan

bahasa anak dalam melakukan praktek bercerita dengan menggunakan buku cerita

bergambar dan alat peraga. Observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data

sebagai bahan atau analisis dan refleksi yang dilakukan saat kegiatan belajar

mengajar. Dari beberapa kali pertemuan yang telah dilakukan pada siklus II

diperoleh hasil observasi yaitu 85,71% anak yang mampu mencapai tingkat

kemampuan dalam melakukan praktek bercerita didepan kelas.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap keterampilan proses pembelajaran

bahasa menggunakan metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan bahasa

anak TK Al-Uswah Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang tahun ajaran

2013/2014 pada siklus II, ternyata mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Peningkatan terjadi pada meningkatnya kemampuan bahasa anak dalam

proses kegiatan pembelajaran bahasa yang telah dilakukan. Hal ini dapat diketahui

dari peningkatan persentase seluruh anak pada lembar observasi sebesar 85,71%.

Oleh karena itu, pada siklus II sudah cukup memenuhi indikator keberhasilan

dalam penelitian tindakan kelas ini, sehingga tidak perlu dilakukan siklus III.

Page 72: 1e2b3312a510c0f9

B. Pembahasan Antar siklus

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II menunjukkan bahwa

menggunakan metode bercerita dengan kegiatan praktek bercerita, dapat

meningkatkan kemampuan bahasa anak pada kelompok B K Al-Uswah

Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini terlihat

dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap kemampuan bahasa dalam

proses pembelajaran bahasa anak pada peningkatan kemampuan bahasa pada

siklus I yang mengalami peningkatan pada siklus II.

Secara umum presentase siswa pada siklus I masih belum memenuhi

indikator kinerja. Berdasarkan pada kekurangan siklus I, anak masih belum belum

fokus pada penjelasan yang diterangkan oleh guru. Maka dari itu, guru berusaha

membuat perencanaan yang lebih menarik pada kegiatan pembelajaran pada

siklus II. Hal ini dilakukan agar anak dapat menerima pembelajaran dengan

maksimal.

Pada siklus II tahap pelaksanaannya guru lebih mengkondisikan anak

secara menyeluruh sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian menyanyi bersama

dan guru menunjukkan hasil pengamatan bercerita terhadap salah satu anak yang

telah dilakukan pada siklus I. Lalu guru mulai bertanya, bagaimana cara praktek

bercerita?. Anak mulai aktif untuk berlomba-lomba dalam menjawab pertanyaan

dari guru. Dan guru memberikan kesempatan pada anak untuk menjawab sesuai

dengan pemikiran anak sendiri. Dan sebagian besar siswa mampu menjawab

pertanyaan dari guru. Siswa yang tidak aktif pada siklus I, pada siklus II ini dapat

mengikuti dengan hasil yang maksimal.

Page 73: 1e2b3312a510c0f9

Tabel 4.4. Peningkatan hasil belajar anak dalam bahasa antara Siklus I dan

Siklus II

Aspek Keterangan Siklus I Siklus II

Kemampuan Bahasa Anak Baik 80.95% 85.71%

Cukup 19.04% 14.28%

Kurang 0.0% 0.0%

Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai yang tuntas pada siklus I belum

memuaskan, meskipun telah mengalami kenaikan pada siklus II. Pada siklus I

mengalami ketuntasan sebesar 80.95%. Sedangkan pada siklus II mengalami

ketuntasan sebesar 85.71%.

Berdasarkan tabel diatas, tingkat kemampuan bahasa anak pada siklus I

dan siklus II dapat digambarkan dengan diagram dibawah ini:

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

Baik Cukup Kurang

Siklus I

Siklus II

80.95% 85.71 %

19.04 %

14.28%

Grafik 4.5 : Hasil Observasi Kemampuan Bahasa antar Siklus I dan Siklus II

Hasil yang dicapai ini tentu saja sangat dipengaruhi oleh kondisi siswa,

seperti siswa masih kurang terbiasa melakukan kegiatan bercerita secara langsung

Page 74: 1e2b3312a510c0f9

pada proses pembelajaran bahasa dan kurang fokus saat guru sedang menjelaskan.

Itulah kelemahan siswa dalam siklus I.

Peningkatan hasil belajar dalam siklus II karena adanya penyempurnaan

dari beberapa kekurangan pada siklus I sehingga mengalami ketuntasan sebesar

85.71%.

Dari penjelasan tersebut ada peningkatan kemampuan bahasa anak melalui

metode bercerita pada kelompok B TK Al-Uswah Kecamatan Sulang Kabupaten

Rembang.

Page 75: 1e2b3312a510c0f9

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada anak didik

kelompok TK Al-Uswah Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang Tahun

Pelajaran 2013/2014, maka dapat ditarik kesimpulan melalui metode bercerita

dapat meningkatkan kecerdasan linguistik. Hal ini dapat dilihat dari

perkembangan kemampuan bahasa dengan hasil siklus I sebesar 80,95% dan

siklus II sebesar 85,71%.

Metode bercerita dapat meningkatkan kecerdasan linguistik tersebut

sependapat dengan Tadkiroatun (2008 : 2.3) yang menyatakan bahwa Kecerdasan

linguistik-verbal mencakup juga kemampuan keterampilan bahasa, meliputi

kemampuan menyimak (mendengarkan secara cermat dan kritis) informasi lisan,

kemampuan membaca secara efektif, kemampuan berbicara dan kemampuan

menulis.

B. Saran

Berdasarkan simpulan diatas, maka ada beberapa hal yang peneliti

sarankan, yaitu :

1. Bagi guru, hendaknya lebih memperhatikan kegiatan bermain secara langsung

untuk anak, dan membantu anak-anak didik untuk menyusun pemahaman baru

lewat kegiatan dan interaksi sosial, fisik, dan mental mereka sendiri. Agar anak

dapat membangun pengetahuannya sendiri karena mereka memiliki begitu banyak

gagasan yang sesungguhnya tidak pernah diajarkan kepada mereka. Untuk

memperoleh hasil belajar anak yang baik, anak juga perlu pengalaman yang harus

Page 76: 1e2b3312a510c0f9

anak lewati, karena dengan pengalaman tersebut anak dapat mengeksplorasi

sendiri kemampuan yang dimilikinya seperti kemampuan bahasa dengan

pengalaman dalam penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan.

2. Bagi sekolah, hendaknya dari pihak sekolah memberikan dukungan bagi

terlaksananya kegiatan pembelajaran yang bermakna bagi anak. Dengan

memberikan kegiatan secara langsung, dan memfasilitasi anak dengan media

pembelajaran yang dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak. Sehingga

anak dapat berkreasi dan berimajinasi dengan memanfaatkan media pembelajaran

tersebut. Terutama dalam mengembangkan kemampuan bahasa anak.

3. Bagi peneliti, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi

ataupun acuan sebagai dasar penelitian berikutnya yang ada kaitannya dengan

peningkatan kemampuan bahasa anak.

Page 77: 1e2b3312a510c0f9

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Di

Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Direktorat Pembinaan Taman Kanak-

Kanak dan Sekolah Dasar

Depdiknas. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Bahasa di TK.

Jakarta : Depdiknas

Gunarti Winda, dkk. 2008. Metode Pengembangan Perilaku Dan Kemampuan

Dasar Anak Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka

Hasan, Maimunah. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta : Diva Press

Moeslichatoen R.,M.Pd. 2004. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak.

Jakarta : Rineka Cipta

Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta :

Universitas Terbuka

Nurbiana Dhieni, dkk. 2009. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta : Universitas

Terbuka

Permendiknas. 2009. Standar Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta :

Depdiknas

Slim, Caroline, dkk. 2008. How To Multiply Your Child’s Intelligence Cara

Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Universitas Negeri

Yogyakarta : PT. INDEKS

Soefandi Indra, dkk. 2009. Strategi Mengembangkan Potensi Kecerdasan Anak.

Jakarta : Bee Media Indonesia

Sujiono. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Indeks

Wulan Ratna. 2011. Mengasah Kecerdasan Pada Anak (bayi-pra-sekolah). Jakarta

: Indeks

Page 78: 1e2b3312a510c0f9

Lampiran 1

DAFTAR NAMA ANAK KELOMPOK B

KB (PAUD AL-USWAH) DESA LANDOH KECAMATAN SULANG

NO. NAMA L/P

1 AHMAD MIFTAHUL FADLI L

2 ALLEYA RAICHANNA SAVEERA P

3 ANAM ASYROFI L

4 ANITA FIRA SAFITRI P

5 BAYU BUDI DARMAWAN L

6 BRYAN RAFAEL ADLY

SAHPUTRA

L

7 DINI SURYANI PUTRI P

8 DHIYA’UL MISBAH L

9 JUNIOR CHRISTIAN THOMAS L

10 KHOFIFAH SUJAYATI P

11 MUHAMMAD FADLI AFRIZAL L

12 NADIA EVA SEPTIANI P

13 FEBRIAN DWI CAHYO L

14 NUR INAYAH P

15 RIFDAH ADZKIA NISA P

16 SAFIRA AULIA RAHMA P

17 SITI AISYAH NAURA NAJMA P

18 SITI NADHIROH IZZATUN

NI’MAH

P

19 SHABIQ QOWWAMUDDIN L

20 ULFAH JAZILLAH N P

21 YULI RIZKIA WULANDARI P

Page 79: 1e2b3312a510c0f9

Lampiran 2

Tabel Observasi Pra Siklus

No. Nama

Penilaian

Kategori 1 Kategori 2

1 Ahmad Miftahul Fadli C √

2 Alleya Raichanna Saveera K ○

3 Anam Asyrofi C √

4 Anita Fira Safitri B ●

5 Bayu Budi Darmawan K ○

6 Bryan Rafael Adly

Sahputra

K ○

7 Dini Suryani Putri C √

8 Dhiya’ul Misbah K ○

9 Junior Christian Thomas K ○

10 Khofifah Sujayati K ○

11 Muhammad Fadli Afrizal C √

12 Nadia Eva Septiani B ●

13 Febrian Dwi Cahyo C √

14 Nur Inayah B ●

15 Rifdah Adzkia Nisa K ○

16 Safira Aulia Rahma B ●

17 Siti Aisyah Naura Najma B ●

18 Siti Nadhiroh Izzatun

Ni’mah

C √

19 Shabiq Qowwamuddin B ●

20 Ulfah Jazillah N B ●

21 Yuli Rizkia Wulandari K ○

Keterangan :

1 : Kurang

2 : Cukup

3 : Baik

Page 80: 1e2b3312a510c0f9

1

Lampiran 3

TABEL HASIL TUGAS SIKLUS I PERTEMUAN 1-5

Pertemuan 1

Indikator

Tingkat

pencapaian

perkembangan

Jumlah

anak

Tingkat

keberhasilan

Membaca buku

bercerita

bergambar dan

menceritakannya.

Baik 7 33,33%

Cukup 9 42,85%

Kurang 5 23,80%

Jumlah 21 100 %

Pertemuan 2

Indikator

Tingkat

pencapaian

perkembangan

Jumlah

anak

Tingkat

keberhasilan

Membaca buku

bercerita

bergambar dan

menceritakannya.

Baik 9 42,85%

Cukup 6 28,57%

Kurang 6 28,57%

Jumlah 21 100 %

Pertemuan 3

Indikator

Tingkat

pencapaian

perkembangan

Jumlah

anak

Tingkat

keberhasilan

Membaca buku

bercerita

bergambar dan

menceritakannya.

Baik 11 52,38%

Cukup 6 28,57%

Kurang 4 19,04%

Jumlah 21 100 %

Page 81: 1e2b3312a510c0f9

81

Pertemuan 4

Indikator

Tingkat

pencapaian

perkembangan

Jumlah

anak

Tingkat

keberhasilan

Membaca buku

bercerita

bergambar dan

menceritakannya.

Baik 10 47,61%

Cukup 7 33,33%

Kurang 4 19,04%

Jumlah 21 100 %

Pertemuan 5

Indikator

Tingkat

pencapaian

perkembangan

Jumlah

anak

Tingkat

keberhasilan

Membaca buku

bercerita

bergambar dan

menceritakannya.

Baik 6 28,57%

Cukup 8 38,09%

Kurang 7 33,3%

Jumlah 21 100 %

Page 82: 1e2b3312a510c0f9

82

Lampiran 4

Lembar Observasi Siklus I dan II

Nama : Fadli

N

o

Pengamatan SIKLUS I SIKLUS II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1

.

Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3

2

.

Anak memperlihatkan perilaku kooperatif

guru mengajak anak untuk mengatur posisi

duduk saat akan dimulai kegiatan bercerita

3 3 2 2 2 2 2 2 3 3

3

.

Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3

4

.

Anak tampak asyik

menyimak/mendengarkan cerita 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2

5

.

Anak mampu menjawab pertanyaan isi

cerita yang telah dibacakan oleh guru 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3

6

.

Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita 1 1 1 3 3 1 2 2 2 2

7

.

Bercerita tentang gambar yang dibuat

sendiri 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

8

.

Menceritakan kembali isi cerita sederhana

yang sudah diceritakan oleh guru 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

9

.

Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3

1

0.

Menceritkan gambar yang disediakan guru 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 83: 1e2b3312a510c0f9

83

Lembar Observasi Siklus I dan II

Nama : Alleya

N

o

Pengamatan SIKLUS I SIKLUS II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu akan

diadakan kegiatan bercerita 2 2 3 3 2 1 1 2 2 3

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

2 2 2 2 2 2 2 2 2 3

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita 1 1 1 2 2 3 2 2 2 2

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita 3 3 1 2 3 1 2 3 2 3

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2

10

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 84: 1e2b3312a510c0f9

84

Lembar Observasi Siklus I dan II

Nama : Anam

N

o

Pengamatan SIKLUS I SIKLUS II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1

.

Anak tampak bersemangat ketika diberitahu akan

diadakan kegiatan bercerita 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3

2

.

Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk saat

akan dimulai kegiatan bercerita

3 2 2 2 3 2 2 3 3 3

3

.

Anak memperlihatkan sikap antusias saat kegiatan

bercerita akan dimulai 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2

4

.

Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2

5

.

Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita yang

telah dibacakan oleh guru 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3

6

.

Mengurutkan dan menceritakan kembali isi cerita 3 1 1 3 3 1 2 2 2 2

7

.

Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2

8

.

Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2

9

.

Melanjutkan cerita sederhana yang sudah dimulai

guru 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2

1

0

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 85: 1e2b3312a510c0f9

85

Lembar Observasi Siklus I dan II

Nama : Nita

N

o

Pengamatan SIKLUS I SIKLUS II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu akan

diadakan kegiatan bercerita 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk saat

akan dimulai kegiatan bercerita

2 2 2 2 2 2 2 2 3 3

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi cerita 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah dimulai

guru 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

10

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 86: 1e2b3312a510c0f9

86

Lembar Observasi Siklus I dan II

Nama : Bayu

N

o

Pengamatan SIKLUS I SIKLUS II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3 3 3 3 3 2 2 3 3 3

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

10

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 87: 1e2b3312a510c0f9

87

Lembar Observasi Siklus I dan II

Nama : Rafel

N

o

Pengamatan SIKLUS I SIKLUS II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif

guru mengajak anak untuk mengatur posisi

duduk saat akan dimulai kegiatan bercerita

2 2 2 2 2 2 2 2 3 3

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana

yang sudah diceritakan oleh guru 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2

10

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 88: 1e2b3312a510c0f9

88

Lembar Observasi Siklus I dan II

Nama : Dini

N

o

Pengamatan SIKLUS I SIKLUS II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu akan

diadakan kegiatan bercerita 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi cerita 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah dimulai

guru 2 2 2 2 2 1 2 3 3 3

10

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 89: 1e2b3312a510c0f9

89

Lembar Observasi Siklus I dan II

Nama : Dhiya’

N

o

Pengamatan SIKLUS I SIKLUS II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif

guru mengajak anak untuk mengatur posisi

duduk saat akan dimulai kegiatan bercerita

2 2 2 2 2 3 3 3 3 3

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3

4. Anak tampak asyik

menyimak/mendengarkan cerita 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi

cerita yang telah dibacakan oleh guru 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat

sendiri 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana

yang sudah diceritakan oleh guru 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

10

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 90: 1e2b3312a510c0f9

90

Lembar Observasi Siklus I dan II

Nama : Junior

N

o

Pengamatan SIKLUS I SIKLUS II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif

guru mengajak anak untuk mengatur posisi

duduk saat akan dimulai kegiatan bercerita

2 2 2 2 2 2 2 3 2 2

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana

yang sudah diceritakan oleh guru 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

10

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 91: 1e2b3312a510c0f9

91

Lembar Observasi Siklus I dan II

Nama : Ofi

N

o

Pengamatan SIKLUS I SIKLUS II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita 2 1 2 2 2 1 2 3 3 3

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

2 2 2 2 2 2 2 3 3 3

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana

yang sudah diceritakan oleh guru 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2

10

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 92: 1e2b3312a510c0f9

92

Lembar Observasi Siklus I dan II

Nama : Rizal

N

o

Pengamatan SIKLUS I SIKLUS II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

2 2 2 2 2 2 2 2 3 3

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru 3 2 3 3 3 1 2 2 2 2

10

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 93: 1e2b3312a510c0f9

93

Lembar Observasi Siklus I dan II

Nama : Brian

N

o

Pengamatan SIKLUS I SIKLUS II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif

guru mengajak anak untuk mengatur posisi

duduk saat akan dimulai kegiatan bercerita

2 2 2 2 2 2 2 3 3 3

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3

4. Anak tampak asyik

menyimak/mendengarkan cerita 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi

cerita yang telah dibacakan oleh guru 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat

sendiri 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana

yang sudah diceritakan oleh guru 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

10

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 94: 1e2b3312a510c0f9

94

Lembar Observasi Siklus I dan II

Nama : Naya

N

o

Pengamatan SIKLUS I SIKLUS II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif

guru mengajak anak untuk mengatur posisi

duduk saat akan dimulai kegiatan bercerita

2 2 2 2 2 2 2 3 3 3

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana

yang sudah diceritakan oleh guru 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2

10

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 95: 1e2b3312a510c0f9

95

Lembar Observasi Siklus I dan II

Nama : Rifda

N

o

Pengamatan SIKLUS I SIKLUS II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

10

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 96: 1e2b3312a510c0f9

96

Lembar Observasi Siklus I dan II

Nama : Rahma

N

o

Pengamatan SIKLUS I SIKLUS II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

2 2 2 2 2 2 2 3 3 3

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2

10

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 97: 1e2b3312a510c0f9

97

Lembar Observasi Siklus I dan II

Nama : Naura

N

o

Pengamatan SIKLUS I SIKLUS II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

2 2 2 2 2 2 2 3 3 3

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2

10

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 98: 1e2b3312a510c0f9

98

Lembar Observasi Siklus I dan II

Nama : Izza

N

o

Pengamatan SIKLUS I SIKLUS II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

2 2 2 2 2 2 2 3 3 3

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2

10

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 99: 1e2b3312a510c0f9

99

Lembar Observasi Siklus I dan II

Nama : Shabiq

N

o

Pengamatan SIKLUS I SIKLUS II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

2 2 2 2 2 2 2 3 3 3

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2

10

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 100: 1e2b3312a510c0f9

100

Lembar Observasi Siklus I dan II

Nama : Zilla

N

o

Pengamatan SIKLUS I SIKLUS II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

2 2 2 2 2 2 2 3 3 3

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2

10

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 101: 1e2b3312a510c0f9

101

Lembar Observasi Siklus I dan II

Nama : Wulan

N

o

Pengamatan SIKLUS I SIKLUS II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

2 2 2 2 2 2 2 3 3 3

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2

10

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 102: 1e2b3312a510c0f9

102

Lembar Observasi Siklus I dan II

Nama : Nadia

N

o

Pengamatan SIKLUS I SIKLUS II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

2 2 2 2 2 2 2 3 3 3

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2

10

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 103: 1e2b3312a510c0f9

103

Lampiran 5

TABEL HASIL TUGAS SIKLUS II PERTEMUAN 1-5

Pertemuan 1

Indikator

Tingkat

pencapaian

perkembangan

Jumlah

anak

Tingkat

keberhasilan

Membaca buku

bercerita bergambar

dan

menceritakannya.

Baik 8 38,09%

Cukup 9 42,85%

Kurang 4 19,04%

Jumlah 21 100 %

Pertemuan 2

Indikator

Tingkat

pencapaian

perkembangan

Jumlah

anak

Tingkat

keberhasilan

Membaca buku

bercerita bergambar

dan

menceritakannya.

Baik 10 47,61%

Cukup 8 38,09%

Kurang 3 14,28%

Jumlah 21 100 %

Pertemuan 3

Indikator

Tingkat

pencapaian

perkembangan

Jumlah

anak

Tingkat

keberhasilan

Membaca buku

bercerita bergambar

dan

menceritakannya.

Baik 12 57,14%

Cukup 5 23,80%

Kurang 4 19,04%

Jumlah 21 100 %

Page 104: 1e2b3312a510c0f9

104

Pertemuan 4

Indikator Tingkat

pencapaian

perkembangan

Jumlah

anak

Tingkat

keberhasilan

Membaca buku

bercerita bergambar

dan

menceritakannya.

Baik 14 66,66%

Cukup 5 23,80%

Kurang 2 9,52%

Jumlah 21 100 %

Pertemuan 5

Indikator Tingkat

pencapaian

perkembangan

Jumlah

anak

Tingkat

keberhasilan

Membaca buku

bercerita bergambar

dan

menceritakannya.

Baik 13 61,90%

Cukup 6 28,57%

Kurang 2 9,52%

Jumlah 21 100 %

Page 105: 1e2b3312a510c0f9

105

Lampiran 8

Lembar Observasi Per anak pada Siklus I

Nama : Ahmad Miftahul Fadli

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu akan

diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Page 106: 1e2b3312a510c0f9

106

Lembar Observasi Per anak pada Siklus I

Nama : Alleya Raichanna Saveera

N

o

.

Pernyataan

Skor

1 2 3

1

.

Anak tampak bersemangat ketika diberitahu akan

diadakan kegiatan bercerita √

2

.

Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3

.

Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4

.

Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5

.

Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6

.

Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7

.

Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8

.

Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9

.

Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

1

0

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 107: 1e2b3312a510c0f9

107

Lembar Observasi Per anak pada Siklus I

Nama : Anam Asyrofi

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu akan

diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 108: 1e2b3312a510c0f9

108

Lembar Observasi Per anak pada Siklus I

Nama : Anita Fira Safitri

N

o

.

Pernyataan

Skor

1 2 3

1

.

Anak tampak bersemangat ketika diberitahu akan

diadakan kegiatan bercerita √

2

.

Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3

.

Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4

.

Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5

.

Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6

.

Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7

.

Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8

.

Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9

.

Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

1

0

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 109: 1e2b3312a510c0f9

109

Lembar Observasi Per anak pada Siklus I

Nama : Bayu Budi Darmawan

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu akan

diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 110: 1e2b3312a510c0f9

110

Lembar Observasi Per anak pada Siklus I

Nama : Bryan Rafael Adly Sahputra

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif

guru mengajak anak untuk mengatur posisi

duduk saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana

yang sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 111: 1e2b3312a510c0f9

111

Lembar Observasi Per anak pada Siklus I

Nama : Dini Suryani Putri

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu akan

diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 112: 1e2b3312a510c0f9

112

Lembar Observasi Per anak pada Siklus

Nama : Dhiya’ul Misbah

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif

guru mengajak anak untuk mengatur posisi

duduk saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana

yang sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 113: 1e2b3312a510c0f9

113

Lembar Observasi Per anak pada Siklus I

Nama : Junior Christian Thomas

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 114: 1e2b3312a510c0f9

114

Lembar Observasi Per anak pada Siklus I

Nama : Khofifah Sujayati

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif

guru mengajak anak untuk mengatur posisi

duduk saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana

yang sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 115: 1e2b3312a510c0f9

115

Lembar Observasi Per anak pada Siklus I

Nama : Muhammad Fadli Afrizal

N

o

.

Pernyataan

Skor

1 2 3

1

.

Anak tampak bersemangat ketika diberitahu akan

diadakan kegiatan bercerita √

2

.

Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk saat

akan dimulai kegiatan bercerita

3

.

Anak memperlihatkan sikap antusias saat kegiatan

bercerita akan dimulai √

4

.

Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5

.

Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita yang

telah dibacakan oleh guru √

6

.

Mengurutkan dan menceritakan kembali isi cerita √

7

.

Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8

.

Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9

.

Melanjutkan cerita sederhana yang sudah dimulai

guru √

1

0

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 116: 1e2b3312a510c0f9

116

Lembar Observasi Per anak pada Siklus I

Nama : Nadia Eva Septiani

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif

guru mengajak anak untuk mengatur posisi

duduk saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana

yang sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 117: 1e2b3312a510c0f9

117

Lembar Observasi Per anak pada Siklus I

Nama : Febrian Dwi Cahyo

N

o

.

Pernyataan

Skor

1 2 3

1

.

Anak tampak bersemangat ketika diberitahu akan

diadakan kegiatan bercerita √

2

.

Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk saat

akan dimulai kegiatan bercerita

3

.

Anak memperlihatkan sikap antusias saat kegiatan

bercerita akan dimulai √

4

.

Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5

.

Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita yang

telah dibacakan oleh guru √

6

.

Mengurutkan dan menceritakan kembali isi cerita √

7

.

Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8

.

Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9

.

Melanjutkan cerita sederhana yang sudah dimulai

guru √

1

0

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 118: 1e2b3312a510c0f9

118

Lembar Observasi Per anak pada Siklus I

Nama : Nur Inayah

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif

guru mengajak anak untuk mengatur posisi

duduk saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana

yang sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 119: 1e2b3312a510c0f9

119

Lembar Observasi Per anak pada Siklus I

Nama : Rifdah Adzkia Nisa

N

o

.

Pernyataan

Skor

1 2 3

1

.

Anak tampak bersemangat ketika diberitahu akan

diadakan kegiatan bercerita √

2

.

Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk saat

akan dimulai kegiatan bercerita

3

.

Anak memperlihatkan sikap antusias saat kegiatan

bercerita akan dimulai √

4

.

Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan cerita √

5

.

Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita yang

telah dibacakan oleh guru √

6

.

Mengurutkan dan menceritakan kembali isi cerita √

7

.

Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8

.

Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9

.

Melanjutkan cerita sederhana yang sudah dimulai

guru √

1

0

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 120: 1e2b3312a510c0f9

120

Lembar Observasi Per anak pada Siklus I

Nama : Safira Aulia Rahma

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 121: 1e2b3312a510c0f9

121

Lembar Observasi Per anak pada Siklus I

Nama : Siti Aisyah Naura Najma

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu akan

diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk saat

akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat kegiatan

bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita yang

telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah dimulai

guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 122: 1e2b3312a510c0f9

122

Lembar Observasi Per anak pada Siklus I

Nama : Siti Nadziroh Izzatun Nikmah

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 123: 1e2b3312a510c0f9

123

Lembar Observasi Per anak pada Siklus I

Nama : Shabiq Qowwamudin

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 124: 1e2b3312a510c0f9

124

Lembar Observasi Per anak pada Siklus I

Nama : Ulfa Jazillah N

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 125: 1e2b3312a510c0f9

125

Lembar Observasi Per anak pada Siklus I

Nama : Yuli Rizkia Wulandari

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 126: 1e2b3312a510c0f9

126

Lampiran 9

Lembar Observasi Per anak pada Siklus II

Nama : Ahmad Miftahul Fadli

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Page 127: 1e2b3312a510c0f9

127

Lembar Observasi Per anak pada Siklus II

Nama : Alleya Raichanna Saveera

N

o

.

Pernyataan

Skor

1 2 3

1

.

Anak tampak bersemangat ketika diberitahu akan

diadakan kegiatan bercerita √

2

.

Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3

.

Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4

.

Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5

.

Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6

.

Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7

.

Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8

.

Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9

.

Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

1

0

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 128: 1e2b3312a510c0f9

128

Lembar Observasi Per anak pada Siklus II

Nama : Anam Asyrofi

N

o

.

Pernyataan

Skor

1 2 3

1

.

Anak tampak bersemangat ketika diberitahu akan

diadakan kegiatan bercerita √

2

.

Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk saat

akan dimulai kegiatan bercerita

3

.

Anak memperlihatkan sikap antusias saat kegiatan

bercerita akan dimulai √

4

.

Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan cerita √

5

.

Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita yang

telah dibacakan oleh guru √

6

.

Mengurutkan dan menceritakan kembali isi cerita √

7

.

Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8

.

Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9

.

Melanjutkan cerita sederhana yang sudah dimulai

guru √

1

0

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 129: 1e2b3312a510c0f9

129

Lembar Observasi Per anak pada Siklus II

Nama : Anita Fira Safitri

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif

guru mengajak anak untuk mengatur posisi

duduk saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana

yang sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 130: 1e2b3312a510c0f9

130

Lembar Observasi Per anak pada Siklus II

Nama : Bayu Budi Darmawan

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 131: 1e2b3312a510c0f9

131

Lembar Observasi Per anak pada Siklus II

Nama : Bryan Rafael Adly Sahputra

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif

guru mengajak anak untuk mengatur posisi

duduk saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik

menyimak/mendengarkan cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi

cerita yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat

sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana

yang sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 132: 1e2b3312a510c0f9

132

Lembar Observasi Per anak pada Siklus II

Nama : Dini Suryani Putri

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu akan

diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 133: 1e2b3312a510c0f9

133

Lembar Observasi Per anak pada Siklus II

Nama : Dhiya’ul Misbah

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif

guru mengajak anak untuk mengatur posisi

duduk saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana

yang sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 134: 1e2b3312a510c0f9

134

Lembar Observasi Per anak pada Siklus II

Nama : Junior Christian Thomas

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif

guru mengajak anak untuk mengatur posisi

duduk saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana

yang sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 135: 1e2b3312a510c0f9

135

Lembar Observasi Per anak pada Siklus II

Nama : Khofifah Sujayati

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif

guru mengajak anak untuk mengatur posisi

duduk saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik

menyimak/mendengarkan cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi

cerita yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat

sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana

yang sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 136: 1e2b3312a510c0f9

136

Lembar Observasi Per anak pada Siklus II

Nama : Muhammad Fadli Afrizal

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif

guru mengajak anak untuk mengatur posisi

duduk saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana

yang sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 137: 1e2b3312a510c0f9

137

Lembar Observasi Per anak pada Siklus II

Nama : Nadia Eva Septiani

N

o

.

Pernyataan

Skor

1 2 3

1

.

Anak tampak bersemangat ketika diberitahu akan

diadakan kegiatan bercerita √

2

.

Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3

.

Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4

.

Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5

.

Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6

.

Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7

.

Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8

.

Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9

.

Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

1

0

.

Menceritkan gambar yang disediakan guru

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 138: 1e2b3312a510c0f9

138

Lembar Observasi Per anak pada Siklus II

Nama : Febrian Dwi Cahyo

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 139: 1e2b3312a510c0f9

139

Lembar Observasi Per anak pada Siklus II

Nama : Nur Inayah

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif

guru mengajak anak untuk mengatur posisi

duduk saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana

yang sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 140: 1e2b3312a510c0f9

140

Lembar Observasi Per anak pada Siklus II

Nama : Rifdah Adzkia Nisa

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana

yang sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 141: 1e2b3312a510c0f9

141

Lembar Observasi Per anak pada Siklus II

Nama : Safira Aulia Rahma

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 142: 1e2b3312a510c0f9

142

Lembar Observasi Per anak pada Siklus II

Nama : Siti Aisyah Naura Najma

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 143: 1e2b3312a510c0f9

143

Lembar Observasi Per anak pada Siklus II

Nama : Siti Nadziroh Izzatun Nikmah

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 144: 1e2b3312a510c0f9

144

Lembar Observasi Per anak pada Siklus II

Nama : Shabiq Qowwamudin

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 145: 1e2b3312a510c0f9

145

Lembar Observasi Per anak pada Siklus II

Nama : Ulfa Jazillah N

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang

Page 146: 1e2b3312a510c0f9

146

Lembar Observasi Per anak pada Siklus II

Nama : Yuli Rizkia Wulandari

No. Pernyataan Skor

1 2 3

1. Anak tampak bersemangat ketika diberitahu

akan diadakan kegiatan bercerita √

2. Anak memperlihatkan perilaku kooperatif guru

mengajak anak untuk mengatur posisi duduk

saat akan dimulai kegiatan bercerita

3. Anak memperlihatkan sikap antusias saat

kegiatan bercerita akan dimulai √

4. Anak tampak asyik menyimak/mendengarkan

cerita √

5. Anak mampu menjawab pertanyaan isi cerita

yang telah dibacakan oleh guru √

6. Mengurutkan dan menceritakan kembali isi

cerita √

7. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri √

8. Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang

sudah diceritakan oleh guru √

9. Melanjutkan cerita sederhana yang sudah

dimulai guru √

10. Menceritkan gambar yang disediakan guru √

Keterangan : Interval :

1 : Kurang 80-100 = Baik

2 : Cukup 54-79 = Cukup

3 : Baik 30-53 = Kurang