19133206-metodologi-penelitian

19
 A Paper: STRUKTUR PENELITIAN ILMIAH By Fadilla Oktaviana Student of Postgraduate Program - Sebelas Maret University Http//:eduanime.blogspot.com I.Pendahuluan Penelitian adalah merupakan sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan berawal dari kekaguman manusia akan alam dan hasrat keingintahuan manusia. Pada dasarnya sifat keingintahuan manusia tersebut telah ada atau muncul sejak manusia masih kanak- kanak. Dimulai dari pertanyaan- pertanyaan sederhana seperti “ini apa?”, “apa itu?”, seringkali kita dengar dari ocehan- ocehan anak- anak. Kemudian lebih lanjut biasanya timbul pertanyaan “mengapa begini?”, dan seterusnya sehingga kemudian  berkembang menjad i perta nyaan “baga imana hal terse but terj adi?”, “bagaimana jalan keluarnya?” dan pertanyaan- pertanyaan lainya. Pertanyaan- pertanyaan seperti tersebut diatas telah ada sepanjang sejarah manusia. Dan manusia berusaha mencari jawaban atas  berbagai pertanyaan tersebut dan berusaha mencari jawaban atas berbagai pertanyaan itu dan beru sa ha me ndapat ka n pe nget ahuan ya ng benar me ngenai ha l- hal ya ng dipertanyakan tersebut. Salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan yang benar itu dapat dilakukan melalui suatu rangkaian penelitian untuk menjawab segala pertanyaan tersebut. Pe nell it ia n pada dasarnya me rupa kan suat u pr oses me nghi mp un da ta , mengadakan pengukuran, analisis, membandingkan, mencari hubungan dan menafsirkan suatu hal atau penafsiran suatu fenomena/ permasalahan. Pada dasarnya sesuai alur atau rancang an peneli ti an (r esearc h desi gn) pr oses - pr oses te rsebut di sert ai dengan  pendekatan tertentu. Pendekatan- pendekatan tersebut disebut juga metode penelitian. Metode penel it ia n me rupakan ra ngk ai an cara atau kegi atan  pelaksanaan penelitian yang didas ar i oleh as umsi- asumsi dasar,  pandangan- pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu- isu yang dihadapi (Syaodih, 2005: 52). Tuj uan penera pan pend eka tan- pendeka tan peneli tia n ter sebut ada lah aga r memuda hkan peneli ti mengana li s dat a dan memuda hkan peneli ti dal am menjawab - 1 -

Transcript of 19133206-metodologi-penelitian

8/8/2019 19133206-metodologi-penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/19133206-metodologi-penelitian 1/19

A Paper:STRUKTUR PENELITIAN ILMIAH

By Fadilla OktavianaStudent of Postgraduate Program - Sebelas Maret University

Http//:eduanime.blogspot.com

I.Pendahuluan

Penelitian adalah merupakan sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan berawal dari kekaguman manusia akan alam dan hasrat keingintahuan

manusia. Pada dasarnya sifat keingintahuan manusia tersebut telah ada atau muncul sejak

manusia masih kanak- kanak. Dimulai dari pertanyaan- pertanyaan sederhana seperti “ini

apa?”, “apa itu?”, seringkali kita dengar dari ocehan- ocehan anak- anak. Kemudian lebihlanjut biasanya timbul pertanyaan “mengapa begini?”, dan seterusnya sehingga kemudian

berkembang menjadi pertanyaan “bagaimana hal tersebut terjadi?”, “bagaimana jalan

keluarnya?” dan pertanyaan- pertanyaan lainya. Pertanyaan- pertanyaan seperti tersebut

diatas telah ada sepanjang sejarah manusia. Dan manusia berusaha mencari jawaban atas

berbagai pertanyaan tersebut dan berusaha mencari jawaban atas berbagai pertanyaan itu

dan berusaha mendapatkan pengetahuan yang benar mengenai hal- hal yang

dipertanyakan tersebut. Salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan yang benar itu

dapat dilakukan melalui suatu rangkaian penelitian untuk menjawab segala pertanyaan

tersebut.

Penellitian pada dasarnya merupakan suatu proses menghimpun data,

mengadakan pengukuran, analisis, membandingkan, mencari hubungan dan menafsirkan

suatu hal atau penafsiran suatu fenomena/ permasalahan. Pada dasarnya sesuai alur atau

rancangan penelitian (research design) proses- proses tersebut disertai dengan

pendekatan tertentu. Pendekatan- pendekatan tersebut disebut juga metode penelitian.

Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi- asumsi dasar, pandangan- pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu- isuyang dihadapi (Syaodih, 2005: 52).

Tujuan penerapan pendekatan- pendekatan penelitian tersebut adalah agar

memudahkan peneliti menganalis data dan memudahkan peneliti dalam menjawab

- 1 -

8/8/2019 19133206-metodologi-penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/19133206-metodologi-penelitian 2/19

permasalahan yang sedang diteliti. Secara umum ada terdapat dua pendekatan yang

biasanya dapat digunakan dalam sebuah penelitian. Kedua jenis pendekatan tersebut

adalah pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Dalam pendekatan kuantitaif dan

kualitatif terdapat metode- metode penelitian yang dapat membedakan kedua pendekatan

tersebut.

Dalam pendekatan kuantitaif dibedakan pula antara metode-metode penelitian ekperimental dan noneeksperimental. Dalam penelitiankualitatif dibedakan anatara kualitatif interaktif dan kualitatif noninteraktif (syaodih, 2005 : 53).

Kemudian berdasarkan sifatnya penelitian dibedakan menjadi penelitian dasar, terapan

dan evaluatif. Sedangkan berdsarkan fungsinya penelitian dibedakan menjadi penelitian

deskriptif, prediktif, improftif dan prediktif.

II. Diskusi

A. Penelitian Kuantitatif

1. Definisi dan Paradigma Penelitian Kuantitatif

Pada umumnya penelitian kuantitatif didefinisikan sebagai penelitian yang

menggunakan statistical data (data statistic). Strategi statistik ini digunakan untuk

mengidentifikasi kasus-kasus yang representatif maupun yang tidak.

Penelitian kuantitif ini menekankan pada fenomena-fenomenaobjektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi desain penelitian inidilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik,stuktur dan percobaan terkontrol (Donald Ari, 2008:53).

Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme. Penelitian kuantitatif

dibangun berlandaskan paradigma positivisme dari August Comte (1798-1857). Pada penelitian ini menekankan fenomena-fenomena objektif yang dikaji secara kuantitatif.

Positivisme diambil untuk membawa suatu pencipatan pengethauan melalui penelitian yang mengutamakan model ilmu alam; para saintis menggunakan pendirian penelitian obyektif, yang

- 2 -

8/8/2019 19133206-metodologi-penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/19133206-metodologi-penelitian 3/19

mengumpulkan fakta-fakta tentang dunia social lalu membnagun penjelasan tentang kehidupann soial dengan meyusun fakta-fakta dalamrantai sebab akibat, sambil berharap bahwa hal ini akan menemukanhokum-hukum umum tentang bagaimana masyarkat berjlaan. Logikanya

bersifat deduktif, hipitesisnya berasal dari sebuah statemen universal, lalu

diuji dengan penelitian empiric, kemudian mengarah pada verivikasi ataumodifikasi generalisasi yang universal tersebut. (Finch dalam JuliaBrannen, 1997:140).

Penelitian kuantitatif terkait dengan proses induksi enumeratif (induksi yang

ditarik atas dasar penghitungan). Salah satu tujuannya adalah menemukan berapa

banyak dan jenis manusia apa saja dalam populasi umum dan populasi induk yang

mempunyai karakteristik khusus yang ditemukan ada dalam poplulasi sampel.

Tujuannya adalah menyimpulakn sistem karakteristik atau hubungan antara ubahandengan populasi induk.

Paradigma Penelitian Kuantiatif

Ada pernyataan dari Egon G. Guba yang cukup menarik untuk ditanggapi di sini,

yaitu bahwa “ A paradigm may be viewed as set of basic beliefs (or metaphisies) that

deals with ultimetes or principle ”. Keyakinan itu, menurut Guba, merepresentasikan

pandangan dunia tentang hakikat sesuatu, serta merupakan dasar di dalam nurani

dimana ia diterima dengan penuh kepercayaan. Sesuatu yang diyakini kebenarannya

tanpa didahului penelitian sistematis, dalam filsafat ilmu, disebut dengan aksioma

atau asumsi dasar. Keyakinan ( beliefs ), aksioma atau asumsi dasar tersebut

menempati posisi penting dalam menentukan skema konseptual penelitian, ia

merupakan dasar permulaan yang melandasi semua proses dan kegiatan penelitian.

Paradigma kuantitatif merupakan satu pendekatan penelitian yang dibangun

berdasarkan filsafat positivisme. Positivisme adalah satu aliran filsafat yang menolak

unsur metafisik dan teologik dari realitas sosial. Karena penolakannya terhadap unsur metafisis dan teologis, positivisme kadang-kadang dianggap sebagai sebuah varian

dari Materialisme (bila yang terakhir ini dikontraskan dengan Idealisme).

Dalam penelitian kuantitatif diyakini, bahwa satu-satunya pengetahuan

(knowledge) yang valid adalah ilmu pengetahuan ( science ), yaitu pengetahuan yang

- 3 -

8/8/2019 19133206-metodologi-penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/19133206-metodologi-penelitian 4/19

berawal dan didasarkan pada pengalaman ( experience ) yang tertangkap lewat

pancaindera untuk kemudian diolah oleh nalar ( reason ). Secara epistemologis, dalam

penelitian kuantitatif diterima suatu paradigma, bahwa sumber pengetahuan paling

utama adalah fakta yang sudah pernah terjadi, dan lebih khusus lagi hal-hal yang

dapat ditangkap pancaindera ( exposed to sensory experience ). Hal ini sekaligus

mengindikasikan, bahwa secara ontologis, obyek studi penelitian kuantitatif adalah

fenomena dan hubungan-hubungan umum antara fenomena-fenomena ( general

relations between phenomena ). Yang dimaksud dengan fenomena di sini adalah

sejalan dengan prinsip sensory experience yang terbatas pada external appearance

given in sense perception saja. Karena pengetahuan itu bersumber dari fakta yang

diperoleh melalui pancaindera, maka ilmu pengetahuan harus didasarkan pada

eksperimen, induksi dan observasi.Bagaimana pandangan penganut kuantitatif tentang fakta? Dalam penelitian

kuantitatif diyakini sejumlah asumsi sebagai dasar otologisnya dalam melihat fakta

atau gejala. Asumsi-asumsi dimaksud adalah; (1) obyek-obyek tertentu mempunyai

keserupaan satu sama lain, baik bentuk, struktur, sifat maupun dimensi lainnya; (2)

suatu benda atau keadaan tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu;

dan (3) suatu gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan,

melainkan merupakan akibat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jadi diyakini

adanya determinisme atau proses sebab-akibat (causalitas). Dalam kaitannya dengan

poin terakhir, lebih jauh Russel Keat & John Urry, seperti dikutip oleh Tomagola,

mengemukakan bahwa setiap individual event/case tidak mempunyai eksistensi

sendiri yang lepas terpisah dari kendali empirical regularities . Tiap individual

event/case hanyalah manifestasi atau contoh dari adanya suatu empirical regularities .

Sejalan dengan penjelasan di atas, secara epistemologi, paradigma kuantitatif

berpandangan bahwa sumber ilmu itu terdiri dari dua, yaitu pemikiran rasional data

empiris. Karena itu, ukuran kebenaran terletak pada koherensi dan korespondensi.

Koheren berarti sesuai dengan teori-teori terdahulu, serta korespondens berarti sesuai

dengan kenyataan empiris. Kerangka pengembangan ilmu itu dimulai dari proses

perumusan hipotesis yang deduksi dari teori, kemudian diuji kebenarannya melalui

verifikasi untuk diproses lebih lanjut secara induktif menuju perumusan teori baru.

- 4 -

8/8/2019 19133206-metodologi-penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/19133206-metodologi-penelitian 5/19

Jadi, secara epistemologis, pengembangan ilmu itu berputar mengikuti siklus; logico,

hypothetico, verifikatif.

Dalam metode kuantitatif, dianut suatu paradigma bahwa dalam setiap

event/peristiwa sosial mengandung elemen-elemen tertentu yang berbeda-beda dan

dapat berubah. Elemen-elemen dimaksud disebut dengan variabel. Variabel dari

setiap even/case, baik yang melekat padanya maupun yang

mempengaruhi/dipengaruhinya, Cukup banyak, karena itu tidak mungkin menangkap

seluruh variabel itu secara keseluruhan. Atas dasar itu, dalam penelitian kuantitatif

ditekankan agar obyek penelitian diarahkan pada variabel-variabel tertentu saja yang

dinilai paling relevan. Jadi, di sini paradigma kuantitatif cenderung pada pendekatan

partikularistis.

Lebih khusus mengenai metode analisis dan prinsip pengambilan kesimpulan,Julia Brannen, ketika menjelaskan paradigma kuantitatif dan kualitatif, mengungkap

paradigma penelitian kuantitatif dari dua aspek penting, yaitu: bahwa penelitian

kuantitatif menggunakan enumerative induction dan cenderung membuat generalisasi

( generalization ). Penekanan analisis data dari pendekatan e numerative induction

adalah perhitungan secara kuantitatif, mulai dari frekuensi sampai analisa statistik.

Selanjutnya pada dasarnya generalisasi adalah pemberlakuan hasil temuan dari

sampel terhadap semua populasi, tetapi karena dalam paradigma kuantitatif terdapat

asumsi mengenai adanya “keserupaan” antara obyek-obyek tertentu, maka

generalisasi juga dapat didefinisikan sebagai universalisasi.

2. Metodologi dalam Penelitian Kuantitatif

Ada beberapa metode penelitian yang dapat dimasukkan kedalam penelitian

kuantitatif baik itu bersifat eksperimental maupun noneksperimental. Yang bersifat

eksperimental terdiri dari metode penelitian eksperimental murni, eksperimental

kuasi, eksperimental lemah, dan eksperimental subjek tunggal. Sedangkan yang

bersifat noneksperimental tardiri dari metode penelitian deskriptif, komparatif,

korelasional, survai, ekspos fakto, dan tindakan.

Kuantitatif noneksperimental

- 5 -

8/8/2019 19133206-metodologi-penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/19133206-metodologi-penelitian 6/19

a. Penelitian Deskriptif ( descriptive research )

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang ditujukan untuk

menggambar fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat

yang lampau. Pada penelitian ini tidak melakukan manipulasi atau pengubahan pada

variabel bebasnya, namun menggambarkan kondisi apa adanya. Penelitian ini sangat

penting sebagai studi pendahuluan bagi penelitian lain atau lanjutan.

Dalam mendeskripsikan suatu keadaan, penelitian ini pun dapat digunakan dalam

mendeskripsikan keadaan beserta tahapan-tahapan perkembangannya. Oleh

karenanya dapat disebut juga penelitian perkembangan ( developmental studies ).

Contoh penelitian perkembangan yaitu pertumbuhan perekonomian masyarakat di

suatu daerah dengan tahapan perkembangan sebelum ada koperasi, di awal

perkembangan koperasi, setelah koperasi berkembang, sampai setelah koperasi itumaju. Berdasarkan sifatnya, penelitian perkembangan terbagi menjadi dua, hal ini

berangkat dari maslah yang diteliti yaitu bersifat longitudinal (sepanjang waktu) dan

cross sectional (potongan waktu).

b. Penelitian Survai ( Survey Research )

Berdasarkan sifatnya yang menghimpun semua informasi atau isu-isu tertentu

yang berbentuk opini dari jumlah responden yang banyak. Penelitian memliki tiga

karakteristik yaitu 1) informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk

mendeskripsikan beberapa aspek atau karakter tertentu seperti: kemampuan, sikap,

kepercayaan, pengetahuan dari populasi, 2) informasi dikumpulkan melalui

pengajuan pertanyaan (umumnya tertulis walaupun bisa juga lisan) dari suatu

populasi, 3) Informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi.

Tujuan utama dari metode ini adalah mengetahui gambaran umum karakteristik

dari populasi. Pada dasarnya yang ingin dicari peneliti adalah bagaiman anggota dari

suatu populasi tersebar dalam satu atau lebih variabel, seperti usia, etnis, jenis

kelmain, agama, dll. Seperti halnya metode deskriptif, survay juga ada yang bersifat

longitudial dan juga cross sectional. Survay longitudinal digunakan untuk

mengumpulkan informasi/perubahan yang berlangsung dalam kururnwaktu yang

- 6 -

8/8/2019 19133206-metodologi-penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/19133206-metodologi-penelitian 7/19

sangta panjang. Cross sectional mengumpulkan informasi dalam suatu periode waktu

tertentu yang relatif lebih pendek.

c. Penelitian Ekspos Fakto ( Expost facto Research )

Fokus penelitian ini mengetahui hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi

atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Objek bahasannya

meliputi aplikasi program dan kegiatan atau kejadian yang sudah dilaksanakan.

Adanya hubungan sebab akibat dasarkan atas kajina teoritis, bhawa sesuatu variabel

disebabkan atau dilatarbelakangi oleh variabel tertentu atau mengakibatkan variabel

tertentu. Misalnya pelatihan meningkatkan pengethauan atua kemampuan para

peserta, gizi yang cukup pada waktu ibu hamil penyebabnya bayi sehat, koperasi yang

sehat dapat meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.Penelitian ini mirip dengan penelitian eksperimental, tetapi tidak ada

pengontrolan variabel, dan biasanya juga tidak ada pra tes. Penelitian ini akan lebih

baik menggunakan kelompok pembanding. Kelompok pembandingnya dipilih yang

memiliki karakteristik yang sama tetapi melakukan kegiatan, program, atau

mengalami kejadian yang berbeda.

d. Penelitian Komparatif ( Comparative Research )

Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua

kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalampeneliian

inipun tidak ada pengontrolan variabel, maupun manipulasi/perlakuan dari peneliti.

Penelitian ini dialukan secara alamiah, peneliti mengumpulkan data melalui dengan

menggunakna instrumen yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisis secara statistik

untuk mencari perbedaan diantara variabel-variabel yang diteliti. Tingkat

kepercayaan pada penelitian ini pun tinggi, selain karena menggunakan instrument

yang sudha diuji, juga karena kelompok-kelompok yang dibandingkan memiliki

krateristik yang sama atau hampir sama.

- 7 -

8/8/2019 19133206-metodologi-penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/19133206-metodologi-penelitian 8/19

e. Penelitian Korelasi ( Correlational Research )

Tujuan dari penelitian ini untuk hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel

lain. Hubungan antara saru dengan beberapa variabel lain dinyatakan dengan

besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik.

Adanya korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarati adanya pengaruh

atau hubungan sebab akibat dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Korelasi

positif berarti nilai yang tinggi daam suatu variabel berhubungan dengan nilai yang

tinggi pada variabel lainnya. Korelasi negatif berarati nilai yang tinggi dalam satu

variabel berhubungan dengan nilai yang rendah dalam variabel lainnya.

Contohnya korelasi yang tinggi antara tinggi badan dengna berat badan, tidak

berarti badan yang tinggi menyebabkan atau mengakibatkan badan yang berat, tetapi

antara keduanya adanya hubungan kesejajaran. Bisa juga terjadi yang sebaliknyayaitu ketidaksejajaran (korelasi negatif), badan yang tinggi tetapi timbangannya

rendah (ringan).

f. Penelitian Tindakan ( Action Research )

Penelitian ini diarahkan untuk pemecahan masalah atau perbaikan. Misalnya guru

yang mengadakan pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswanya dalam belajar,

kepala sekolah memengadakan perbaikan terhadap manajemen disekolahnya.

Penelitian ini difokuskan pada perbaikan proses maupun peningkatan hasil kegiatan.

Penelitian tindakan demikian diklasifikasikan sebagai penelitian tindakan

kolaboratif (Oja & Sumarjana, 1989, stinger 1996). Peneltian tindakan kolaboratif

selain diarahkankepada perbaikan proses dan hasil yang bertujuan meningkatkan

kemampuan para pelaksana, sebab penelitian kolaboratif merupakan bagian dari

program pengembangan staf.

Kuantitatif Eksperimental

1. Eksperimen Murni ( True Eksperiment )

Penelitian ini yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi sayrat-syarat

eksperimen, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel, kelompok kontrol,

pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan serta pengujian hasil. Dalam

- 8 -

8/8/2019 19133206-metodologi-penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/19133206-metodologi-penelitian 9/19

eksperimen murni, kecuali variabel independen yang akan diuji akibatnya, sedang

pada kelompok kontrol diberi perlakuan lain, atau perlakuan yang biasa dilakukan,

yang akan dibandingkan hasilnya dengan perlakuan eksperimen. Dalam eksperimen

murni (demikian juga dengan bentuk eksperimen lainnya, pengujian atau pengukuran

(test) dilakukan dengan menggunakan instrumen atau tes baku atau sudah dibakukan.

2. Eksperimen Semu ( Quasi Eksperiment )

Metode eksperimen semu pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya

terletak pada pengontrolan variabel. Pengontrolannya dilakukan terhadap satu

variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan. Misalnya pemecahan

masalah terhadap kemampuan berfikir para siswa SMA, misalnya variabel yang

cukup dominan dalam pengembangan berfikir adalah kecerdasan atau intelligensi,maka variabel ini terkontrol atau disamakan. Pengontrolannya tidak sepenuhnya

disamakan, tetapi dipasangkan ( matching ). Umpamanya dari dua kelas yang akan

diambil sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, setelah diadakan

pengukuran kecerdasan, diambil secara berpasangan, umpamanya dari maisng-

maisng kelas siswa yang IQ-nya 140, 135, 130, dst sampai denagn yang IQ-nya 90.

3. Eksperimen Lemah ( Weak Eksperiment )

Penelitian ini merupakan penelitian yang didesain dan perlakuannya seperti

eksperimen tetapi tidak ada pengontrolan variabel sama seklai. Eksperimen ini sangat

lemah tingkat validitasnya, oleh karena itu sebaiknya tidak digunakan untuk

penelitian tesis dan diserrtasi, juga skripsi sebenarnya. Metode ini hanya untuk

latihan-latihan perkuliahan yang hasilnya tidak digunakan baik untuk pengambilan

keputusan, penentuan kebijakan maupun pengembangan ilmu.

4. Eksperimen Subjek Tunggal ( Single Subject Eksperiment )

Dalam penelitian ini tidak selalu bisa bekerja dengan kelompok, baik kelompok

individu, kelas, institusi maupun organisasi. Eksperimen subjek tunggal, merupakan

eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal. Dalam pelaksanaan eksperimen

subjek tunggal, variasi bentuk eksperimen murni, uasi, atau lemah berlaku. Penelitian

- 9 -

8/8/2019 19133206-metodologi-penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/19133206-metodologi-penelitian 10/19

eksperimen subjek tunggal yang baik minimal menggunakan kuasi, tetapi kalau untuk

latihan kuliah, eksperimen juga dapat digunakan.

B. Penelitian Kualitatif

1. Definisi dan Paradigma

Penelitian dengan pendekatan kualitatif digunakan jika data yang akan

diambil merupakan data kualitatif yaitu data yang berupa dokumen, kata- kata

ataupun kalimat.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitassosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secaraindividual maupun kelompok (syaodih, 2005 : 60).

Dalam penelitian kualitatif keseluruhan data yang diperoleh akan diolah dan

disajikan dalam bentuk uraian naratif dan kemampuan daya analisis peneliti

sangat dituntut. Penelitian dengan pendekatan kualitatif banyak dilakukan dalam

penelitian ilmu sosial. Penelitian kualitatif bersifat induktif (peneliti membiarkan

permasalahan- permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka unntuk

interpretasi), deskriptif dan eksplanatori. Kebanyakan penelitian memberikan

deskripsi tentang situasi yang yang kompleks dan arah bagi penelitian

selanjutnya. Pada dasarnya tujuan penelitian kualitatif adalah menggambarkan,mengungkap dan menjelaskan sesuatu.

Biasanya dalam pendekatan kualitatif peneliti dapat langsung terjun ke

lapangan menjadi participant obsevation. Peneliti akan mencatat, menganalisis,

menafsirkan data yang di dapat, melaporkan dan mengambil kesimpulan.

Penelitian kualitatif adalah satu model penelitian humanistik, yang

menempatkan manusia sebagai subyek utama dalam peristiwa sosial/budaya.

Jenis penelitian ini berlandaskan pada filsafat fenomenologis dari Edmund

Husserl (1859-1928) dan kemudian dikembangkan oleh Max Weber (1864-1920)

ke dalam sosiologi. Sifat humanis dari aliran pemikiran ini terlihat dari pandangan

tentang posisi manusia sebagai penentu utama perilaku individu dan gejala sosial.

Dalam pandangan Weber, tingkah laku manusia yang tampak merupakan

konsekwensi-konsekwensi dari sejumlah pandangan atau doktrin yang hidup di

- 10 -

8/8/2019 19133206-metodologi-penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/19133206-metodologi-penelitian 11/19

kepala manusia pelakunya. Jadi, ada sejumlah pengertian, batasan-batasan, atau

kompleksitas makna yang hidup di kepala manusia pelaku, yang membentuk

tingkah laku yang terkspresi secara eksplisit .

Terdapat sejumlah aliran filsafat yang mendasari penelitian kualitatif,

seperti Fenomenologi, Interaksionisme simbolik, dan Etnometodologi. Harus

diakui bahwa aliran-aliran tersebut memiliki perbedaan-perbedaan, namun

demikian ada satu benang merah yang mempertemuan mereka, yaitu pandangan

yang sama tentang hakikat manusia sebagai subyek yang mempunyai kebebasan

menentukan pilihan atas dasar sistem makna yang membudaya dalam diri masing-

masing pelaku.

Bertolak dari proposisi di atas, secara ontologis, paradigma kualitatif

berpandangan bahwa fenomena sosial, budaya dan tingkah laku manusia tidak cukup dengan merekam hal-hal yang tampak secara nyata, melainkan juga harus

mencermati secara keseluruhan dalam totalitas konteksnya. Sebab tingkah laku

(sebagai fakta) tidak dapat dilepaskan atau dipisahkan begitu saja dari setiap

konteks yang melatarbelakanginya, serta tidak dapat disederhanakan ke dalam

hukum-hukum tunggal yang deterministik dan bebas konteks.

Dalam Interaksionisme simbolis, sebagai salah satu rujukan penelitian

kualitatif, lebih dipertegas lagi tentang batasan tingkah laku manusia sebagai

obyek studi. Di sini ditekankankan perspektif pandangan sosio-psikologis, yang

sasaran utamanya adalah pada individu ‘dengan kepribadian diri pribadi’ dan pada

interaksi antara pendapat intern dan emosi seseorang dengan tingkah laku

sosialnya.

Paradigma kualitatif meyakini bahwa di dalam masyarakat terdapat

keteraturan. Keteraturan itu terbentuk secara natural, karena itu tugas peneliti

adalah menemukan keteraturan itu, bukan menciptakan atau membuat sendiri

batasan-batasannya berdasarkan teori yang ada. Atas dasar itu, pada hakikatnya

penelitian kualitatif adalah satu kegiatan sistematis untuk menemukan teori dari

kancah – bukan untuk menguji teori atau hipotesis. Karenanya, secara

epistemologis, paradigma kualitatif tetap mengakui fakta empiris sebagai sumber

- 11 -

8/8/2019 19133206-metodologi-penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/19133206-metodologi-penelitian 12/19

pengetahuan tetapi tidak menggunakan teori yang ada sebagai bahan dasar untuk

melakukan verifikasi.

Dalam penelitian kualitatif, ‘proses’ penelitian merupakan sesuatu yang

lebih penting dibanding dengan ‘hasil’ yang diperoleh. Karena itu peneliti sebagai

instrumen pengumpul data merupakan satu prinsip utama. Hanya dengan

keterlibatan peneliti alam proses pengumpulan datalah hasil penelitian dapat

dipertanggungjawakan.

Khusus dalam proses analisis dan pengambilan kesimpulan, paradigma

kualitatif menggunakan induksi analitis ( analytic induction ) dan ekstrapolasi

(extrpolation ). Induksi analitis adalah satu pendekatan pengolahan data ke dalam

konsep-konsep dan kateori-kategori (bukan frekuensi). Jadi simbol-simbol yang

digunakan tidak dalam bentuk numerik, melainkan dalam bentuk deskripsi, yangditempuh dengan cara merubah data ke formulasi. Sedangkan ekstrapolasi adalah

suatu cara pengambilan kesimpulan yang dilakukan simultan pada saat proses

induksi analitis dan dilakukan secara bertahap dari satu kasus ke kasus lainnya,

kemudian –dari proses analisis itu--dirumuskan suatu pernyataan teoritis.

2. Jenis atau Kategori pendekatan kualitatif

Pada dasarnya pendekatan kualitatif dibedakan menjadi dua macam,

kualitatif interaktif dan kualitatif noninteraktif. Metode kualitatif interaktif adalah

studi mendalam dengan menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari

orang dalam lingkungan yang diteliti. Peneliti akan membuat suatu gambaran

yang komplek dan menyeluruh dengan deskripsi detail dari sudut pandang para

informan. Biasanya peneliti akan berdiskusi langsung mengenai hal yang diteliti

dengan informan.

Pendekatan kualitatif interaktif dibagi menjadi lima ; yaitu metode

etnografik (biasanya digunakan dalam dalam antropologi dan sosiologi), metode

fenomenologis (psikologi dan filsafat), studi kasus (digunakan dalam ilmu- ilmu

sosial, kemanusiaan dan ilmu terapan), teori dasar (grounded theory) (dgunakan

dalam sosiologi), studi kritikal (digunakan dalam berbagai bidang ilmu).

- 12 -

8/8/2019 19133206-metodologi-penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/19133206-metodologi-penelitian 13/19

a. Studi Etnografik

Studi etnografik mendeskripsikan budaya, kelompok sosial atau sistem.

Biasanya studi etnografik akan berpusat pada pola- pola kegiatan, bahasa,

kepercayaan, ritual dan cara- cara hidup. Proses penelitian etnografik biasanya

dilaksanakan di lapangan dalam waktu yang lama, berbentuk observasi dan

wawancara secara alamiah dengan para informan dalam berbagai kesempatan

kegiatan dengan mengumpulkan dokumen- dokumen.

Hasilnya akan berupa komprehensif, yaitu naratif deskriptif bersifat

menyeluruh disertai penafsiran yang mengintegrasikan seluruh aspek kehidupan

dan menggambarkan kompleksitas keadaan situasi yang diteliti.

b. Studi HistorisStudi historis meneliti peristiwa- peristiwa yang telah berlalu. Peristiwa

yang telah lalu diteliti kembali dengan menggunakan sumber data primer berupa

kesaksian dari pelaku sejarah yang masih ada. Salah satu ciri khas dari

penelitian ini adalah periode waktu: kegiatan, peristiwa, karakteristik, nilai-

nilai, kemajuan bahkan kemunduran dilihat dan dibahas dalam konteks waktu.

c. Studi Fenomenologis

Studi fenomenologis mencoba mencari arti dari pengalaman dalam

kehidupan. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari atau menemukan makna

dari hal- hal yang mendasar dari pengalaman hidup tertentu. Penelitian jenis ini

dilakukan dengan cara wawancara mendalam yang lama dengan partisipan. Isi

wawancara diarahkan pada pemehaman atau sikap informan terhadap

pengalaman hidupnya sehari- hari. Hasil penelitian diharapkan dapat

meningkatkan pemahaman para pembaca tentang penghayatan dan kehidupan

orang lain.

d. Studi Kasus

Studi kasus merupakan suatu penelitian yang diarahkan untuk

mennghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus

- 13 -

8/8/2019 19133206-metodologi-penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/19133206-metodologi-penelitian 14/19

tersebut. Kesimpulan dari penelitian studi kasus hanya berlaku untuk kasus

tersebut. Kasus dapat satu orang, satu kelas, satu sekolah, dan lain- lain. Teknik

pengumpulan data yang dapat digunakan adalah wawancara, observasi dan studi

dokumenter.

e. Teori Dasar (Grounded Theory)

Teori dasar adalah penelitian yang diarahkan pada penemuan atau minimal

suatu bentuk penguatan terhadap suatu teori. Kesimpulan yang dihasilkan dari

penelitian adalah hal yang berkenaan dengan sesuatu hal yang kemungkinan

dapat menghasilkan teori baru atau paling tidak dapat memperkuat teori yang

telah ada.teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara recek ke

lapangan, dan studi pembandingan antar kategori.

f. Studi Kritis

Penelitian studi kritis berkembang dari teori kritis, feminis, ras, dan

pascamodern. Para peneliti kritis memandang bahwa masyarakat terbentuk oleh

orientasi kelas, status, ras, suku bangsa, jenis kelamin,jabatan,dll. Para peneliti

feminis dan etnis akan memusatkan perhatiannya pada masalah- masalah jender

dan ras sedangkan peneliti pascamodern dan kritis akan memusatkan pada

institusi sosial dan kemasyarakatan. Dalam penelitian ini peneliti akan

melakukan analisis naratif, penelitian tindakan, etnografi kritis dan penellitian

feminisme. Dalam penelitian studi krisis penelitiannya akan diawali dengan

penjabaran permasalahan- permasalahan, kesenjangan dan penindasan sosial

yang muncul. Tujuan penelitian jenis ini adalah untuk menciptakan keadilan,

kesamaan hak dan kesempatan. Penelitian studi krisis menggunakan pendekatan

studi kasus.

Penelitian kualitatif noninteraktif disebut juga penellitian analitis.

Pengkajian yang dilakukan berdasarkan analisis dokumen. Peneliti akan

mengidentifikasi, menganalisis data. Kemudian peneliti akan memberikan

intepretasi terhadap konsep, kebijakan, dan peristiwa- peristiwa yang secara

langsung atau tidak langsung dapat diamati. Sumber data dalam penelitian ini

- 14 -

8/8/2019 19133206-metodologi-penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/19133206-metodologi-penelitian 15/19

adalah tidak melalui interaksi dengan sumber data orang tetapi sumber datanya

adalah dokumen- dokumen. Jenis penelitian analisis atau studi noninteraktif

adalah diantaranya analisis konsep, historis, dan kebijakan.

C. Perbedaan- perbedaan antara pendekatan kualitatif dan pendekatan

Kuantitatif

1. Perbedaan berdasarkan model penelitian

KUANTITATIF KUALITATIFEksperimental Non eksperimental Interaktif Noninteraktif Eksperimental murni Deskriptif Etnografis Analisis konsepEksperimental lemah Komparatif Historis Analisis kebijakan

Korelasional Fenomenologis Analisis historisSurvai Studi kasusEkspos fakto Teori dasar Tindakan Studi kritis

2. Perbedaan penelitian pendekatan kualitaif dan kuantitatif berdasarkan isinya

Penelitian kuantitatif Penelitian kualitatif Setting penelitian buatan lepas dari tempat

dan waktu

Setting peneltian alamiah, terkait

tempat dan waktuAnalisis kuantitatif, statistik, objektif Analisis subjektif, rasionalHasil penelitian berupa generalisasi,

prediksi

Hasil penelitian berupa deskripsi,

intepretasi

3. Perbedaan penelitian pendekatan kualitaif dan kuantitatif berdasarkan

pengumpulan data

Kualitatif (deskripsi) Kuantitatif (eksperimental)Sedekat mungkin ke keadaan

kealamiah

Seringkali di laboraturium

Penjabaran deskripsi Pengukuran dan statistik Pengumpulan data tidak berstruktur

dan spontan

Pengumpulan data terstruktur

Tidak ada perlakuan Menekankan perlakuan

- 15 -

8/8/2019 19133206-metodologi-penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/19133206-metodologi-penelitian 16/19

4. Perbedaan penelitian pendekatan kualitaif dan kuantitatif secara

umum

menurut Faenkel dan Wallen 1993 (Syaodih, 2005: 97)

Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif Menekankan definisi operasional

yang dirumuskan sebelumnya

Menekankan deskripsi naratif

Pengukuran validitas melalui

rangkaian perhitungan statistik

Pengukuran validitas melalui cek

silang dari sumber informasiMenekankan rangkuman statistik

dalam hasil penelitian

Menekankan rangkungan naratif

dalam hasil penelitianMenekankan penguraian fenomena

kompleks menjadi bagian- bagian

yang lebih kecil

Menekankan deskripsi holistik dari

fenomena- fenomena yang kompleks

D. Perbedaan Paradigma Kuantitatif-Kualitatif

Bertolak dari perbedaan-perbedaan disebut di atas, dapat dicatat

berbagai perbedaan paradigma yang cukup signifikan antara penelitian

kuantitatif dengan kualitatif. Seperti dikemukakan sebelumnya, penelitian

kuantitatif memiliki perbedaan paradigmatik dengan penelitian kualitatif. Secara

garis besar, perbedaan dimaksud mencakup beberapa hal:

KUANTITATIF

1. Positivistik

2. Deduktif-Hipotetis

3. Partikularistik

4. Obyektif

5. Berorientasi kpd hasil6. Menggunakan pandangan ilmu

pengetahuan alam

KUALITATIF

1. Fenomenologik

2. Induktif

3. Holistik

4. Subyektif

5. Berorientasi kpd proses6. Menggunakan pandangan ilmu

sosial/antropological

Lebih lanjut perbedaan paradigma kedua jenis penelitian ini dapat dielaborasi

sebagai berikut:

- 16 -

8/8/2019 19133206-metodologi-penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/19133206-metodologi-penelitian 17/19

Paradigma Kuantitatif A. Paradigma Kualitatif 1. Cenderung menggunakan metode

kuantitatif, dalam pengumpulan dan

analisa data, termasuk dalam

penarikan sampel.

2. Lebih menenkankan pada proses

berpikir positivisme-logis, yaitu suatu

cara berpikir yang ingin menemukan

fakta atau sebab dari sesuatu kejadian

dengan mengesampingkan keadaan

subyektif dari individu di dalamnya.

3. Peneliti cenderung inginmenegakkan obyektifitas yang tinggi,

sehingga dalam pendekatannya

menggunakan pengaturan-pengaturan

secara ketat ( obstrusive ) dan berusaha

mengendalikan stuasi ( controlled ).

4. Peneliti berusaha menjaga jarak dari

situasi yang diteliti, sehingga peneliti

tetap berposisi sebagai orang “luar”

dari obyek penelitiannya.

5. Bertujuan untuk menguji suatu

teori/pendapat untuk mendapatkan

kesimpulan umum (generasilisasi)

dari sampel yang ditetapkan.

6. Berorientasi pada hasil, yang berarti

juga kegiatan pengumpulan data lebih

dipercayakan pada intrumen

(termasuk pengumpul data lapangan).

1. Cenderung menggunakan metode

kualitatif, baik dalam pengumpulan

maupun dalam proses analisisnya.

2. Lebih mementingkan penghayat-an

dan pengertian dalam menangkap gejala

(fenomenologis).

3. Pendekatannya wajar, denganmenggunakan pengamatan yang bebas

(tanpa pengaturan yang ketat).

4. Lebih mendekatkan diri pada situasi

dan kondisi yang ada pada sumber data,

dengan berusaha menempatkan diri serta

berpikir dari sudut pandang “orang

dalam”.

5. Bertujuan untuk menemukan teori dari

lapangan secara deskriptif dengan

menggunakan metode berpikir induktif.

Jadi bukan untuk menguji teori atau

hipotesis.6. Berorientasi pada proses, dengan

mengandalkan diri peneliti sebagai

instrumen utama. Hal ini dinilai cukup

penting karena dalam proses itu sendiri

- 17 -

8/8/2019 19133206-metodologi-penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/19133206-metodologi-penelitian 18/19

7. Keriteria data/informasi lebih

ditekankan pada segi realibilitas dan

biasanya cenderung mengambil data

konkrit ( hard fact ).

8. Walaupun data diambil dari wakil

populasi (sampel), namun selalu

ditekankan pada pembuatan

generalisasi.

9. Fokus yang diteliti sangat spesifik

(particularistik) berupa variabel-

variabel tertentu saja. Jadi tidak

bersifat holistik.

dapat sekaligus terjadi kegiatan analisis,

dan pengambilan keputusan.

7. Keriteria data/informasi lebih

menekankan pada segi validitasnya,

yang tidak saja mencakup fakta konkrit

saja melainkan juga informasi simbolik

atau abstrak.

8. Ruang lingkup penelitian lebih

dibatasi pada kasus-kasus singular,

sehingga tekannya bukan pada segi

generalisasinya melainkan pada segi

otensitasnya.

9. Fokus penelitian bersifat

holistik,meliputi aspek yang cukup luas

(tidak dibatasi pada variabel tertentu).

III. Kesimpulan

Berangkat dari paradigma yang berbeda antara penelitian kuantitatif dan kualitatif,

maka pada aplikasinya pun membutuhkan formula yang berbeda. Stuktur yang dibangun

memiliki karakteristik tersendiri. Namun pada hakekatnya penelitian adalah sebuah

proses mencari jawaban dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang telah

ditentukan sehingga hasil akhirnya dapat disebut sebagai abstraksi.

Daftar pustaka:

Syaodih Nana Sukamadinata, Prof, Dr. 2005. Metode Penelitian Pendidikan .

Bandung: UPI dan Remaja Rosdakarya.

Sitorus, M. 2000. Berkenalan dengan Sosiologi 2 untuk SMU Kelas 3. Jakarta:

Erlangga.

- 18 -

8/8/2019 19133206-metodologi-penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/19133206-metodologi-penelitian 19/19

Brannen, Julia. 1997. Memadu Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset

Sugiyono, Prof, Dr. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, dan

R&D. Alfabeta: Bandung.

19