191128434-Gangguan-tidur

download 191128434-Gangguan-tidur

of 7

Transcript of 191128434-Gangguan-tidur

  • 8/12/2019 191128434-Gangguan-tidur

    1/7

    Skenario 2 blok 13

    GANGGUAN TIDUR

    I. PENDAHULUAN

    Ganguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan pada penderita yang

    berkunjung ke praktek. Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat baik kaya, miskin,

    berpendidikan tinggi dan rendah maupun orang muda, serta yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. Pada

    orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidurbiologiknya, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang

    konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain.

    Menurut beberapa peneliti gangguan tidur yang berkepanjangan didapatkan 2,5 kali lebih sering mengalami

    kecelakaan mobil dibandingkan pada orang yang tidurnya cukup

    Diperkirakan jumlah penderita akibat gangguan tidur setiap tahun semakinlama semakin meningkat

    sehingga menimbulkan maslah kesehatan. Di dalam praktek sehari-hari, kecendrungan untuk mempergunakan

    obat hipnotik, tanpa menentukan lebih dahulu penyebab yang mendasari penyakitnya, sehingga sering

    menimbulkan masalah yang baru akibat penggunaan obat yang tidak adekuat. Melihat hal diatas, jelas bahwa

    gangguan tidur merupakan masalah kesehatan yang akan dihadapkan pada tahun-tahun yang akan datang.

    II. TIDUR FISIOLOGIS

    Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan mental. Dengan

    tidur semua keluhan hilang atau berkurang dan akan kembali mendapatkan tenaga serta semangat untuk

    menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Semua makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai

    dengan beredarnya waktu dalam siklus 24 jam. Irama yang seiring dengan rotasi bola dunia disebut sebagai

    irama sirkadian. Pusat kontrol irama sirkadian terletak pada bagian ventral anterior hypothalamus. Bagian

    susunan saraf pusat yang mengadakan kegiatan sinkronisasi terletak pada substansia ventrikulo retikularismedulo oblogata yang disebut sebagai pusat tidur. Bagian susunan saraf pusat yang menghilangkan

    sinkronisasi/desinkronisasi terdapat pada bagian rostral medulo oblogata disebut sebagai pusat penggugah atau

    aurosal state.

    Tidur dibagi menjadi 2 tipe yaitu:

    1. Tipe Rapid Eye Movement (REM)

    2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM )

    Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, lalu diikuti oleh fase REM.

    Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara bergantian antara 4-7 kali siklus semalam.

    Bayi baru lahir total tidur 16-20 jam/hari, anak-anak 10-12 jam/hari, kemudian menurun 9-10 jam/hari pada

    umur diatas 10 tahun dan kira-kira 7-7,5 jam/hari pada orang dewasa.

    Tipe NREM dibagi dalam 4 stadium yaitu:

    1. Tidur stadium Satu.Fase ini merupakan antara fase terjaga dan fase awal tidur. Fase ini didapatkan kelopak mata tertutup,

    tonus otot berkurang dan tampak gerakan bola mata kekanan dan kekiri. Fase ini hanya berlangsung 3-5 menit

    danmudah sekali dibangunkan. Gambaran EEG biasanya terdiri dari gelombangcampuran alfa, betha dankadang gelombang theta dengan amplitudo yang rendah. Tidak didapatkan adanya gelombang sleep spindle dan

    kompleks K

    2. Tidur stadium duaPada fase ini didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih berkurang, tidur lebih dalam

    dari pada fase pertama. Gambaran EEG terdiri dari gelombang theta simetris. Terlihat adanya gelombang sleepspindle, gelombang verteks dan komplek K

    3. Tidur stadium tigaFase ini tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. Gambaran EEG terdapat lebih banyak gelombang delta

    simetris antara 25%-50% serta tampak gelombang slee[ spindle.

    4. Tidur stadium empatMerupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Gambaran EEGdidominasi oleh gelombang

    delta sampai 50% tampak gelombang sleep spindle.

  • 8/12/2019 191128434-Gangguan-tidur

    2/7

  • 8/12/2019 191128434-Gangguan-tidur

    3/7

    V. KLASIFIKASI

    Internasional Classification of Sleep Disorders

    1. Dissomnia

    Gangguan tidur intrisikNarkolepsi, gerakan anggota gerak periodik, sindroma kaki gelisah, obstruksi saluran nafas,

    hipoventilasi, post traumatik kepala, tidur berlebihan (hipersomnia), idiopatik.

    Gangguan tidur ekstrisik

    Tidur yang tidak sehat, lingkungan, perubahan posisi tidur, toksik,

    ketergantungan alkohol, obat hipnotik atau stimulant

    Gangguan tidur irama sirkadianJet-lag sindroma, perubahan jadwal kerja, sindroma fase terlambat tidur, sindroma fase tidur belum

    waktunya, bangun tidur tidak teratur, tidak tidur selama 24 jam.

    2. Parasomnia Gangguan aurosal

    Gangguan tidur berjalan, gangguan tidur teror, aurosal konfusional Gangguan antara bangun-tidur

    Gerak tiba-tiba, tidur berbicara,kramkaki, gangguan gerak berirama

    Berhubungan dengan fase REM

    Gangguan mimpi buruk, gangguan tingkah laku, gangguan sinus arrest

    Parasomnia lain-lainnyaBruxism (otot rahang mengeram), mengompol, sukar menelan, distonia

    parosismal

    3. Gangguan tidur berhubungan dengan gangguan kesehatan/psikiatri Gangguan mental

    Psikosis, anxietas, gangguan afektif, panik (nyeri hebat), alkohol

    Berhubungan dengan kondisi kesehatan 5

    Penyakit degeneratif (demensia, parkinson, multiple sklerosis), epilepsi,status epilepsi, nyeri kepala,

    Huntington, post traumatik kepala, stroke, Gilles de-la tourette sindroma.

    Berhubungan dengan kondisi kesehatan

    Penyakit asma,penyakit jantung, ulkus peptikus, sindroma fibrositis, refluks gastrointestinal, penyakit

    paru kronik (PPOK)

    4. Gangguan tidur yang tidak terklassifikasi

    1. DISSOMNIAAdalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesukaran menjadi jatuh tidur (failling as sleep),

    mengalami gangguan selama tidur (difficulty in staying as sleep), bangun terlalu dini atau kombinasi

    daintaranya.

    A. Gangguan tidur spesifik

    NarkolepsiDitandai oleh serangan mendadak tidur yang tidak dapat dihindari pada siang hari, biasanya hanya

    berlangsung 10-20 menit atau selalu kurang dari 1 jam, setelah itu pasien akan segar kembali dan terulang

    kembali 2- 3 jam berikutnya. Gambaran tidurnya menunjukkan penurunan fase REM 30-70%. Pada serangan

    tidur dimulai dengan fase REM.

    Berbagai bentuk narkolepsi:

    - Narkolepsi kataplesia, adalah kehilangan tonus otot yang sementara baik sebagian atau seluruh otot tubuhseperti jaw drop, head drop

    - Hypnagogic halusinasi auditorik/visual adalah halusinasi pada saat jatuh tidur sehingga pasien dalam keadaan

    jaga, kemudian ke kerangka pikiran normal.- Sleep paralis adalah otot volunter mengalami paralis pada saat masuk tidur sehingga pasien sadar ia tidak

    mampu menggerakkan ototnya. Gangguan ini merupakan kelainan heriditer, kelainannya terletak pada lokus

    kromoson 6 didapatkan pada orang-orang Caucasian white dengan populasi lebih dari 90%, sedangkan pada

    bangsa Jepang 20-25%, dan bangsa Israel 1:500.000. Tidak ada perbedaan antara jenis kelamin laki dan wanita.

    Kelainan ini diduga terletak antara batang otak bagian atas dan kronik pada malam harinya serta tidak rstorasi

    seperti terputusnya fase REM

  • 8/12/2019 191128434-Gangguan-tidur

    4/7

    Gangguan gerakan anggota gerak badan secara periodik (periodiklimb movement

    disorders)/mioklonus nortuknalDitandai adanya gerakan anggota gerak badan secara streotipik, berulang selama tidur. Paling sering

    terjadi pada anggota gerak kaki baik satu atau kedua kaki. Bentuknya berupa sktensi ibu jari kaki dan fleksi

    sebagian pada sendi lutut dan tumit. Gerak itu berlangsung antara 0,5-5

    detik, berulang dalam waktu 20-60 detik atau mungkin berlangsung terusmenerus dalam beberapa menit atau

    jam. Bentuk tonik lebih sering dari pada mioklonus. Sering timbul pada fase NREM atau saat onset tidursehingga menyebabkan gangguan tidur kronik yang terputus. Lesi pada pusat

    kontrol pacemaker batang otak. Insidensi 5% dari orang normal antara usia 30-50 tahun dan 29% pada usia lebihdari 50 tahun.

    Berat ringan gangguan ini sangat tergantung dari jumlah gerakan yang terjadi selama tidur, bila 5-25

    gerakan/jam: ringan, 25-50 gerakan/jam: sedang, danlebih dari 50 kali/jam : berat. Didapatkan pada penyakit

    seperti mielopati kronik, neuropati, gangguan ginjal kronik, PPOK, rhematoid arteritis, sleep apnea,

    ketergantungan obat, anemia.

    Sindroma kaki gelisah (Restless legs syndrome)/EkbomssyndromeDitandai oleh rasa sensasi pada kaki/kaku, yang terjadi sebelum onset tidur. Gangguan ini sangat

    berhubungan dengan mioklonus nokturnal. Pergerakan kaki secara periodik disertai dengan rasa nyeri akibat

    kejang otot M. tibialis kiri dan kanan sehingga penderita selalu mendorongdorong kakinya. Ditemukan pada

    penyakit gangguan ginjal stadium akut, parkinson,

    wanita hamil. Lokasi kelainan ini diduga diantara lesi batang otakhipotalamus

    Gangguan bernafas saat tidur (sleep apnea)Terdapat tiga jenis sleep apnea yaitu central sleep apnea, upper airway obstructive apnea dan bentuk

    campuran dari keduanya. Apnea tidur adalah gangguan pernafasan yang terjadi saat tidur, yang berlangsung

    selama lebih dari 10 detik. Dikatakan apnea tidur patologis jika penderita mengalami episode apnea sekurang

    kurang lima kali dalam satu jam atau 30 episode apnea selama semalam. Selama periodik ini gerakan dada dan

    dinding perut sangat dominan. Apnea sentral sering terjadi pada usia lanjut, yang ditandai dengan intermiten

    penurunan kemampuan respirasi akibat penurunan saturasi oksigen. Apnea sentral ditandai oleh terhentinya

    aliran udara dan usaha pernafasan secara periodik selama tidur, sehingga pergerakan dada dan dinding perut

    menghilang. Hal ini kemungkinan kerusakan pada batang otak atau hiperkapnia.

    Gangguan saluran nafas (upper airway obstructive) pada saat tidur ditandai dengan peningkatan

    pernafasan selama apnea, peningkatan usahas otot dada dan dinding perut dengan tujuan memaksa udara masuk

    melalui obstruksi. Gangguan ini semakin berat bila memasuki fase REM. Gangguan saluran nafas ini ditandaidengan nafas megap-megap atau mendengkur pada saat tidur. Mendengkur ini berlangsung 3-6 kali bersuara

    kemudian menghilang dan berulang setiap 20-50 detik. Serangan apnea pada saat pasien tidak mendengkur.

    Akibat hipoksia atau

    hipercapnea, menyebabkan respirasi lebih aktif yang diaktifkan oleh formasi retikularis dan pusat respirasi

    medula, dengan akibat pasien terjaga danrespirasi kembali normal secara reflek.Baik pada sentral atau obstruksi apnea, pasien sering terbangun berulang kali dimalam hari, yang kadang-

    kadang sulit kembali untuk jatuh tidur. Gangguan ini sering ditandai dengan nyeri kepala atau tidak enak

    perasaan pada pagi hari. Pada anak-anak sering berhubungan dengan gangguan kongenital saluran nafas,

    dysotonomi syndrome, adenotonsilar hypertropi. Pada orang dewasa obstruksi saluran nafas septal defek,

    hipotiroid, atau bradikardi, gangguan jantung, PPOK, hipertensi, stroke, GBS, arnord chiari malformation.

    Paska trauma kepalaSebagian besar pasien dengan paska trauma kepala sering mengeluh gangguan tidur. Jarak waktu

    antara trauma kepala dengan timbulnya keluhan gangguan tidur setelah 2-3 tahun kemudian. Pada gambaranpolysomnography tampak penurunan fase REM dan peningkatan sejumlah fase jaga. Hal ini juga menunjukkan

    bahwa fase koma (trauma kepala) sangat berperan dalam penentuan kelainan tidur. Pada penelitian terakhir

    menunjukkan pasien tampak selalu mengantuk berlebih sepanjang hari tanpa diikuti oleh fase onset REM.Penanganan dengan proses program rehabilitasi seperti sleep hygine. Litium carbonat dapat menurunkan angka

    frekwensi gangguan tidur akibat trauma kepala

    B. Gangguan tidur irama sirkadianSleep wake schedule disorders (gangguan jadwal tidur) yaitu gangguan dimana penderita tidak dapat

    tidur dan bangun pada waktu yang dikehendaki,walaupun jumlah tidurnya tatap. Gangguan ini sangat

    berhubungan dengan irama tidur sirkadian normal. Bagian-bagian yang berfungsi dalam pengaturan sirkadianantara lain temperatur badan,plasma darah, urine, fungsi ginjal dan psikologi. Dalam keadan normal fungsi

    irama sirkadian mengatur siklus biologi irama tidurbangun, dimana sepertiga waktu untuk tidur dan dua pertiga

    untuk bangun/aktivitas. Siklus irama sirkadian ini dapat mengalami gangguan, apabila irama tersebut

    mengalami peregseran. Menurut beberapa penelitian terjadi pergeseran irama sirkadian antara onset waktu tidurreguler dengan waktu tidur yang irreguler (bringing irama sirkadian). Perubahan yang jelas secara organik yang

  • 8/12/2019 191128434-Gangguan-tidur

    5/7

    mengalami gangguan irama sirkadian adalah tumor pineal. Gangguan irama sirkadian dapat dikategorikan dua

    bagian:

    1. Sementara (acut work shift, Jet lag)

    2. Menetap (shift worker)

    Keduanya dapat mengganggu irama tidur sirkadian sehingga terjadi perubahan pemendekan waktu

    onset tidur dan perubahan pada fase REM

    Berbagai macam gangguan tidur gangguan irama sirkadian

    adalah sebagai berikut:

    1. Tipe fase tidur terlambat (delayed sleep phase type)yaitu ditandai oleh waktu tidur dan terjaga lebih lambat yang diinginkan. Gangguan ini sering

    ditemukan dewasa muda, anak sekolah atau pekerja sosial. Orangorang tersebut sering tertidur (kesulitan jatuh

    tidur) dan mengantuk pada siang hari (insomnia sekunder).

    2. Tipe Jet lag

    ialah menangantuk dan terjaga pada waktu yang tidak tepat menurut jam setempat, hal ini terjadisetelah berpergian melewati lebih dari satu zone waktu. Gambaran tidur menunjukkan sleep latensnya panjang

    dengan tidur yang terputus-putus.

    3. Tipe pergeseran kerja (shift work type).

    Pergeseran kerja terjadi pada orang tg secara teratur dan cepat mengubah jadwal kerja sehingga akan

    mempengaruhi jadwal tidur. Gejala ini sering timbul bersama-sama dengan gangguan somatik seperti ulkuspeptikum. Gambarannya berupa pola irreguler atau mungkin pola tidur normal dengan onset tidur fase REM.

    4. Tipe fase terlalu cepat tidur (advanced sleep phase syndrome).Tipe ini sangat jarang, lebih sering ditemukan pada pasien usia lanjut,dimana onset tidur pada pukul 6-

    8 malam dan terbangun antara pukul 1-3 pagi. Walaupun pasien ini merasa cukup ubtuk waktu tidurnya.

    Gambaran tidur tampak normal tetapi penempatan jadwal irama tidur sirkadian yang tdk sesuai.

    5. Tipe bangun-tidur beraturan

    6. Tipe tidak tidur-bangun dalam 24 jam.

    C. Lesi susunan saraf pusat (neurologis)Sangat jarang. Les batang otak atau bulber dapat mengganggu awal atau memelihara selama tidur, ini

    merupakan gangguan tidur organik. Feldman dan wilkus et al menemukan fase tidur pada lesi atau trauma

    daerah ventral pons, yang mana fase 1 dan 2 menetap tetapi fase REM berkurang atau tidak ada sama sekali.

    Penderita chroea ditandai dengan gangguan tiduryang berat, yang diakibatkan kerusakan pada raphe batang otak. Penyakit seperti Gilles de la Tourettes

    syndrome, parkinson, khorea, dystonia, gerakan-gerakan penyakit lebih sering timbul pada saat pasien tidur.

    Gerakan ini lebih sering terjadi pada fase awal dan fase 1 dan jarang terjadi pada fase dalam. Pada dememsia

    sinilis gangguan tidur pada malam hari, mungkin

    akibat diorganisasi siklus sirkadian, terutama perubahan suhu tubuh. Pada penderita stroke dapat mengalamigangguan tidur, bila terjadi gangguan vaskuler didaerah batang otak epilepsi seringkali terjadi pada saat tidur

    terutama pada fase NREM (stadium ) jarang terjadi pada fase REM.

    D. Gangguan kesehatan, toksik

    Seperti neuritis, carpal tunnel sindroma, distessia, miopati distropi, low back pain, gangguan metabolik

    seperti hipo/hipertiroid, gangguan ginjal akut/kronik, asma, penyakit, ulkus peptikus, gangguan saluran nafas

    obstruksi sering menyebabkan gangguan tidur seperti yang ditunjukkan mioklonus nortuknal.

    E. Obat-obatan

    Gangguan tidur dapat disebabkan oleh obat-obatan seperti penggunaan obat stimulan yang kronik(amphetamine, kaffein, nikotine), antihipertensi, antidepresan, antiparkinson, antihistamin, antikholinergik. Obat

    ini dapat menimbulkan terputus-outus fase tidur REM.

    2. PARASOMNIAYaitu merupakan kelompok heterogen yang terdiri dari kejadian-kejadian episode yang berlangsung

    pada malam hari pada saat tidur atau pada waktu antara bangun dan tidur. Kasus ini sering berhubungan dengan

    gangguan perubahan tingkah laku danaksi motorik potensial, sehingga sangat potensial menimbulkan angka

    kesakitan dan kematian, Insidensi ini sering ditemukan pada usia anak berumur 3-5 tahun (15%) dan mengalami

    perbaikan atau penurunan insidensi padausia dewasa (3%).

    Ada 3 faktor utama presipitasi terjadinya parasomnia yaitu:a. Peminum alkohol

    b. Kurang tidur (sleep deprivation)c. Stress psikososial

  • 8/12/2019 191128434-Gangguan-tidur

    6/7

    Kelainan ini terletak pada aurosal yang sering terjadi pada stadium transmisi antara

    bangun dan tidur. Gambaran berupa aktivitas otot skeletal dan perubahan sistem otonom. Gejala khasnya berupa

    penurunan kesadaran (konfuosius), dan diikuti aurosal dan amnesia episode tersebut. Seringkali terjadi pada

    stadium 3 dan 4.

    Gangguan tidur berjalan (slepp walkin)/somnabulismeMerupakan gangguan tingkah laku yang sangat komplek termasuk adanya automatis dan

    semipurposeful aksi motorik, seperti membuk apintu, menutup pintu, duduk ditempat tidur, menabrak kursi,berjalan kaki, berbicara. Tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan kembali tidur. Gambaran tipikal

    gangguan tingkah laku ini didapat dengan gelombang tidur yang rendah, berlangsung 1/3 bagian pertama malamselama tidur NREM pada stadium 3 dan

    4. Selama serangan, relatif tidak memberikan respon terhadap usaha orang lain untuk berkomunikasi dengannya

    dan dapat dibangunkan susah payah. Pada gambaran EEG \ menunjukkan iram acampuran terutama theta

    dengan

    gelombang rendah. Bahkan tidak didapatkan adanya gelombang alpha.

    Gangguan teror tidur (slee teror)Ditandai dengan pasien mendadak berteriak, suara tangisan dan berdiri ditempat tidur yang tampak

    seperti ketakutan dan bergerak-gerak. Serangan ini terjadi sepertiga malam yang berlangsung selama tidur

    NREM pada stadium 3 dan 4. Kadang-kadang penderita tetap terjaga dalam keadaan terdisorientasi, atau sering

    diikuti tidur berjalan. Gambaran teror tidur mirip dengan teror berjalan baik secara klinis maupun dalam

    pemeriksaan polisomnografy. Teror tidurmungkin mencerminkan suatu kelainan neurologis minor pada lobus temporalis. Pada kasus ini sering kaliterjadi perubahan sistem otonomnya seperti takhicardi, keringat dingin, pupil dilatasi, dan sesak nafas.

    Gangguan tidur berhubungan dengan fase REMIni meliputi gangguan tingkah laku, mimpi buruk dan gangguan sinus arrest. Gangguan tingkah laku ini

    ditandai dengan atonia selama tidur (EMG) dan selanjutnya terjadi aktifitas motorik yang keras, episode ini

    sering terjadi pada larut malam (1/2 dari larut malam) yang disertai dengan ingat mimpi yang jelas. Paling

    banyak ditemukan pada laki-laki usia lanjut, gangguan psikiatri atau dengan janis penyakit-penyakit degenerasi,

    peminum alkohol. Kemungkinan lesinya terletak pada daerah pons atau juga didapatkan pada kasus seperti

    perdarahan subarakhnoid. Gambaran menunjukkan adanya REM burst dan mioklonik potensial pada rekaman

    EMG.

    IV. DIAGNOSA ETIOLOGI

    Sebelum mencari diagnosa penyebab suatu gangguan tidur, sebaiknya ditentukan terlebih dahulu jenisdanlamanya gangguan tidur (duration of sleep disorder), dengan mengetahui jenis dan lamanya gangguan tidur,

    selain untuk membantu mengidentifikasi penyebabnya, juga dapat memberikan pengobatan yang adekuat.

    A. Pada tahun 1984, The International Institute of Health membuat suatu konsensus pengelompokan

    gangguan tidur berdasarkan lamanya gangguan yang terdiri dari:

    1. Transient yaitu jika gangguan tidurnya kurang dari 7 hari2. Short term yaitu jika gangguan tidurnya menetap lebih dari 7 hari dan kurang dari 3 minggu. Kedua gangguan

    tersebut biasanya berhubungan dengan stress yang akut seperti perubahan kehidupan sosial, peningkatan

    emosional, faktor lingkungan, faktor sistemik, kelainan gangguan

    kesehatan, desinkronisaso irama sirkadian

    3. Long term yaitu jika gangguan tidur menetap lebih dari 3 minggu. Biasanya berhubungan dengan gangguan

    tidur primer, gangguan psikiatri, gangguan kesehatan, gangguan psikologi.

    B. Pada tahun 1990, American Sleep Disorders Association membuat reklasifikasi untuk mencari

    kemungkinan penyebab gangguan tidur menjadi 4 kelompok yaitu:1. Dissomnia, misalnya: ganguan intrisik, gangguan ekstrisik, gangguan irama sirkadian

    2. Parasomnia, misalnya: Gangguan aurosal, gangguan bangun-tidur, berhubungan fase REM

    3. Gangguan kesehatan/psikiatri, misalnya: gangguan mental, gangguan neurologi, gangguan kesehatan

    4. Gangguan yang tidak terklasifikasi

    VI. PENATALAKSANA UMUM

    1. Pendekatan hubungan antara pasien dan dokter, tujuannya: Untuk mencari penyebab dasarnya danpengobatan yang adekuat

    Sangat efektif untuk pasien gangguan tidur kronik

    Untuk mencegah komplikasi sekunder yang diakibatkan oleh penggunaan obat hipnotik, alkohol, gangguan

    mental

    Untuk mengubah kebiasaan tidur yang jelek

  • 8/12/2019 191128434-Gangguan-tidur

    7/7

    2. Konseling dan PsikotherapiPsikotherapi sangat membantu pada pasien dengan gangguan psikiatri seperti (depressi, obsessi,

    kompulsi), gangguan tidur kronik. Dengan psikoterapi ini kita dapat membantu mengatasi masalah-masalah

    gangguan tidur yang dihadapi oleh penderita tanpa penggunaan obat hipnotik.

    3. Sleep hygiene terdiri dari:a. Tidur dan bangunlah secara reguler/kebiasaan

    b. Hindari tidur pada siang hari/sambilanc. Jangan mengkonsumsi kafein pada malam hari

    d. Jangan menggunakan obat-obat stimulan seperti decongestane. Lakukan latihan/olahraga yang ringan sebelum tidur

    f. Hindari makan pada saat mau tidur, tapi jangan tidur dengan perut kosong

    g. Segera bangun dari tempat bila tidak dapat tidur (15-30 menit)

    h. Hindari rasa cemas atau frustasi

    i. Buat suasana ruang tidur yang sejuk, sepi, aman dan enak

    4. Pendekatan farmakologiDalam mengobati gejala gangguan tidur, selain dilakukan pengobatan secara kausal, juga dapat

    diberikan obat golongan sedatif hipnotik. Pada dsarnya semua obat yang mempunyai kemampuan hipnotik

    merupakan penekanan aktifitas dari reticular activating system (ARAS) diotak. Hal tersebut didapatkan pada

    berbagai obat yang menekan susunan saraf

    pusat, mulai dari obat anti anxietas dan beberapa obat anti depres. Obat hipnotik selain penekanan aktivitassusunan saraf pusat yang dipaksakan dari proses fisiologis, juga mempunyai efek kelemahan yang dirasakanefeknya pada hari berikutnya (long acting) sehingga mengganggu

    aktifitas sehari-hari. Begitu pula bila pemakain obat jangka panjang dapat menimbulkan over dosis dan

    ketergantungan obat. Sebelum mempergunakan obat hipnotik, harus terlebih dahulu ditentukan jenis gangguan

    tidur misalnya, apakah gangguan pada fase latensi panjang

    (NREM) gangguan pendek, bangun terlalu dini, cemas sepanjang hari, kurang tidur pada malam hari, adanya

    perubahan jadwal kerja/kegiatan atau akibat gangguan penyakit primernya.

    Walaupun obat hipnotik tidak ditunjukkan dalam penggunaan gangguan tidur kronik, tapi dapat dipergunakan

    hanya untuk sementara, sambil dicari penyebab yang mendasari. Dengan pemakaian obat yang rasional, obat

    hipnotik hanya untuk mengkoreksi dari problema gangguan tidur sedini mungkin tanpa menilai kondisi

    primernya dan harus berhati-hati pada

    pemakaian obat hipnotik untuk jangka panjang karena akan menyebabkan terselubungnya kondisi yang

    mendasarinya serta akan berlanjut tanpa penyelesaian yang memuaskan.

    Jadi yang terpenting dalam penggunaan obat hipnotik adalah mengidentifikasi dari problem gangguan

    tidur sedini mungkin tanpa menilaikondisi primernya danharus berhati-hati pada pemakain obat hipnotik untuk

    jangka panjang karena akan menyebabkan terselubungnya kondisi yang mendasarinya serta akan berlanjut tanpa

    penyelesaian yang memuaskan. Jadi yang terpenting dalam penggunaan obat hipnotik adalah mengidentifikasipenyebab yang mendasarinya atau obat hipnotik adalah sebagai pengobatan tambahan. Pemilihan obat hipnotik

    sebaiknya diberikan jenis obat yang bereaksi cepat (short action) dgnmembatasi

    penggunaannya sependek mungkin yang dapat mengembalikan pola tidur

    yang normal.Lamanya pengobatan harus dibatasi 1-3 hari untuk transient insomnia, dan

    tidak lebih dari 2 minggu untuk short term insomnia. Untuk long terminsomnia dapat dilakukan evaluasi

    kembali untuk mencari latar belakang penyebab gangguan tidur yang sebenarnya. Bila penggunaan jangka

    panjang sebaiknya obat tersebut dihentikan secara berlahan-lahan untuk

    menghindarkan withdraw terapi.