191110737-TUGAS-KUNJUNGAN-PABRIK-BONEKA-CIRACAS-DR-ANCE-DAONI.doc

49
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN PABRIK BONEKA WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN CIRACAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DISUSUN OLEH : I Putu Abhi (0861050113) Beatty Daoni Sianipar (0861050118) KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KOMUNITAS PERIODE 23 SEPTEMBER 2013 – 16 NOVEMBER 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Transcript of 191110737-TUGAS-KUNJUNGAN-PABRIK-BONEKA-CIRACAS-DR-ANCE-DAONI.doc

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN PABRIK BONEKAWILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN CIRACASKEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

DISUSUN OLEH :

I Putu Abhi (0861050113)Beatty Daoni Sianipar (0861050118)KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KOMUNITASPERIODE 23 SEPTEMBER 2013 16 NOVEMBER 2013FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTABAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangBoneka telah ditemukan sejak zaman dahulu, kira-kira 3.000 tahun sebelum masehi. Ketika itu orang-orang Mesir dan Cina diketahui telah membut boneka dengan bentuk yang sederhana. Bahan yang digunakan adalah kayu, tanah liat, atau tulang binatang. Boneka yang lebih indah dibuat dari lilin dan gading gajah! Boneka yang dibuat saat itu bukan untuk mainan anak-anak tetapi digunakan untuk keperluan keagamaan atau upacara adat yang sangat resmi. Tidak ada seorang anak pun yang membayangkan akan bermain dengan boneka-boneka ini. Bentuknya sangat berbeda dengan boneka yang banyak dijumpai saat ini. Dulu, bentuk boneka umumnya tidak menarik, kalau tidak bisa dikatakan menyeramkan, sehingga anak-anak tidak ingin memilikinya. Boneka tersebut sangat kaku dan tidak digerak-gerakkan. Boneka dengan lengan dan kaki yang dapat digerakkan dibuat pertama kalinya pada 600 tahun sebelum masehi. Pada abad 5-15, boneka masih tetap digunakan untuk keperluan ritual dan keagamaan. Boneka sebagai mainan anak-anak dibuat secara massal pertama kali pada abad 15 di Kota Nuremberg, Augsburg, and Sonneberg, Jerman. Boneka tersebut dibuat dari tanah liat, kayu,

dan lilin serta diberi pakaian yang menggambarkan wanita Jerman saat itu. Pada waktu yang hampir bersamaan, pabrik pembuat boneka di Inggris, Prancis, Itali, dan

Belanda membuat boneka yang sama dengan pakaian khas daerah setempat. Boneka dari masingmasing negara ini banyak dijual untuk dijadikan cindera mata. Menginjak abad 16, pabrik boneka di Belanda membuat mata boneka dari gelas dan dapat digerakkan sehingga boneka tampak menjadi lebih hidup. Tahun 1675, pabrik yang lain melengkapi boneka dengan rambut sehingga bentuknya sama dengan boneka yang banyak dijumpai saat ini. Pada tahun 1710, sebuah pabrik boneka bahkan membuat boneka yang dapat menangis, disusul dengan dibuatnya boneka yang dapat berjalan pada tahun 1735.

Di akhir Perang Dunia I, Amerika tercatat sebagai negara penghasil boneka terbesar di dunia. Diantara tahun 1925 dan Perang Dunia II, pabrik pembuatan boneka membuat boneka menjadi lebih menarik, lebih menyerupai benda yang ditirunya. Boneka buatan pabrik dilengkapi dengan mata yang dapat mengedip lengkap dengan bulu matanya, dapat membuka mulut sehingga terlihat deretan giginya yang rapi, atau boneka yang dapat makan dan minum sendiri. Boneka-boneka ini dijual dengan harga sangat terjangkau dan sangat mudah perawatannya dan sangat mudah menjumpai toko yang menjual boneka lucu, jual boneka doraemon, jual boneka winnie the pooh, jual boneka hello kitty, dan lainnya.

Dengan makin majunya peralatan di pabrik, pembuatan boneka dapat dilakukan dengan sangat mudah dan bentuk atau warnanya bervariasi sehingga lebih menarik. Dan dengan majunya perkembangan teknologi kini membuat para produsen boneka lebih gampang memasarkan hasil produknya dengan membuat promosi melalui dunia maya yang lebih dikenal dengan ecommerce.

B. Rumusan Masalah Bagaimana proses pembuatan boneka?C. Tujuan Umum Untuk mengetahui proses pembuatan bonekaTujuan khusus Untuk mengetahui cara pembuatan boneka dari awal pembuatan hingga pengemasan terakhir. Untuk mengetahui status gizi masing-masing pekerja di pabrik boneka. Memberikan penyuluhan dan edukasi pada para pekerja.

D. ManfaatDengan mengikuti kunjungan ke pabrik boneka, diharapkan dapat mengetahui proses pembuatan dan menambah pengetahuan tentang boneka yang siap didistribusikan langsung.BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Definisi Gizi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat - zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ - organ, serta menghasilkan energi. (Supariasa, dkk, 2002) Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement) oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis: (pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan lainnya). (Suyatno, 2009). Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, dkk, 2001). Pada gilirannya, zat gizi tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur proses dalam tubuh dan membuat lancarnya pertumbuhan serta memperbaiki jaringan tubuh. Beberapa zat gizi yang disediakan oleh pangan tersebut disebut zat gizi essential, mengingat kenyataan bahwa unsur-unsur tersebut tidak dapat dibentuk dalam tubuh, setidak-tidaknya dalam jumlah yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesihatan yang normal. Jadi zat gizi esensial yang disediakan untuk tubuh yang dihasilkan dalam pangan, umumnya adalah zat gizi yang tidak dibentuk dalam tubuh dan harus disediakan dari unsur-unsur pangan di antaranya adalah asam amino essensial. Semua zat gizi essential diperlukan untuk memperoleh dan memelihara pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang baik. Oleh karena itu, pengetahuan terapan tentang kandungan zat gizi dalam pangan yang umum dapat diperoleh penduduk di suatu tempat adalah penting guna merencanakan, menyiapkan dan mengkonsumsi makanan seimbang. (Moch. Agus Krisno Budiyonto) Pada umumnya zat gizi dibagi dalm lima kelompok utama, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Sedangkan sejumlah pakar juga berpendapat air juga merupakan bahagian dalam zat gizi. Hal ini didasarkan kepada fungsi air dalam metabolism makanan yang cukup penting walaupun air dapat disediakan di luar bahan pangan. ( Moch. Agus Krisno Budiyonto )Makan makanan yangberaneka ragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.Tubuh manusia memerlukan sejumlah pangan dan gizi secara tetap, sesuai dengan standar kecukupan gizi, namun kebutuhan tersebut tidak selalu dapat terpenuhi. Penduduk yang miskin tidak mendapatkan pangan dan gizi dalam jumlah yang cukup. Mereka menderita lapar pangan dan gizi, mereka menderita gizi kurang. (Sri Handajani, 1996). Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup lama. Bila kekurangan itu ringan, tidak akan dijumpai penyakit defisiensi yang nyata, tetapi akan timbul konsekwensi fungsional yang lebih ringan dan kadang-kadang tidak disadari kalau hal tersebut karena faktor gizi (Ari Agung, 2002).Gizi KerjaJumlah angkatan kerja di Indonesia terus meningkat. Saat ini mencapai 113,74 juta jiwa dan yang bekerja mencapai 104,49 juta jiwa (BPS, 2009). Pemenuhan kecukupan gizi pekerja selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan syarat keselamatan, dan kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja. Gizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki peran penting dalam peningkatan produktivitas kerja. Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak, terutama pengelola tempat kerja mengingat para pekerja umumnya menghabiskan waktu sekitar 8 jam setiap harinya di tempat kerja.

Rendahnya produktivitas kerja dianggap akibat kurangnya motivasi kerja, tanpa menyadari faktor lainnya seperti gizi pekerja. Perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai makna yang sangat penting dalam upaya mencegah morbiditas, menurunkan angka absensi serta meningkatkan produktivitas kerja.

Berat ringannya beban kerja seseorang ditentukan oleh lamanya waktu melakukan pekerjaan dan jenis pekerjaan itu sendiri. Semakin berat beban kerja, sebaiknya semakin pendek waktu kerjanya agar terhindar dari kelelahan dan gangguan fisiologis yang berarti atau sebaliknya.

Pengelompokan aktivitas atau beban kerja (ringan, sedang dan berat) berdasarkan proporsi waktu kerja dapat dilihat pada tabel berikut:

(Sumber : Prosiding WNPG VIII, 2004)

Gizi kerja adalah nutrisi / kalori yang dibutuhkan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan yang bertujuan untuk mencapai tingkat kesehatan tenaga kerja dan produktivitas yang setinggi-tingginya.Kebutuhan kalori ditentukan oleh: metabolisme basal, pengaruh makanan atau kegiatan tubuh (kira-kira 10% dari metabolisme) dan kerja otot. Dari ketiga kebutuhan itu yang mempunyai peranan penting adalah kerja otot, dan besarnya kebutuhan kalori sangat tergantung dari aktivitas / kegiatan tubuh.

Kebutuhan akan kalori dan zat-zat gizi bagi pekerja laki-laki dengan jenis pekerjaan ringan 2.400 kalori, sedang 2.600 kalori dan berat 3.000 kalori, sedangkan untuk pekerja wanita dengan jenis pekerjaan ringan 2.000 kalori, sedang 2.400 kalori dan berat 2.600 kalori. Kebutuhan akan kalori pekerja laki-laki dan wanita berbeda karena pada wanita jaringan lemak bawah kulitnya lebih tebal sehingga pengeluaran proses tubuh lebih kecil. Tiap-tiap gram zat gizi karbohidrat menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori dan putih telur / protein 4 kalori. Karbohidrat, lemak dan putih telur (protein) merupakan bahan bakar (sumber tenaga), vitamin dan mineral sebagai pengatur serta air sebagai pelarut. Tidak cukup dengan menu sehat saja. Selain sehat menu juga harus seimbang yaitu memenuhi syarat lain: kualitas baik (sesuai 4 sehat 5 sempurna), kuantitas cukup, proporsi zat gizi yang mengandung energi harus seimbang, selain itu tidak bertentangan dengan adat istiadat dan kepercayaan serta memenuhi selera makan tenaga kerja. Yang dimaksud dengan proporsi zat gizi yang mengandung energi harus seimbang adalah agar zatzat gizi tersebut dapat digunakan didalam tubuh dengan sempurna, dan komposisinya adalah: 12%-15% proporsi protein (hewani dan nabati sama banyaknya), lemak 20%-25% dan karbohidrat 60%-70%.Banyak rumus untuk menghitungnya pemenuhan kebutuhan energi setiap harinya, namun secara sederhana dapat dihitung misalkan pekerja masuk dalam kategori dengan beban kerja sedang maka kebutuhan energinya adalah 2.600 untuk laki-laki dan 2.400 untuk wanita, dengan susunan / komposisi gizi sebagai berikut,:

Tabel A. Kebutuhan Energi dan Komposisi Gizi Pekerja Laki-laki

Tabel B. Kebutuhan Energi dan Komposisi Gizi Pekerja Wanita

Dari tabel diatas maka diatur asupan makanan sesuai kebutuhan baik itu sarapan pagi, makan siang dan makan malam termasuk makanan tambahan selain tersebut tadi, asal jumlah/banyaknya tidak melebihi. Berikut ini ukuran rumah tangga yang biasa dipakai sebagai persamaan untuk menghitung / memperkirakan jumlah makanan yang akan dimakan.

Contoh:Seorang pekerja laki-laki dengan kategori jenis pekerjaan sedang, pagi hari sebelum berangkat kerja sarapan pagi, berupa Sepiring Nasi goreng + satu butir telur ceplok dan segelas teh manis, maka kalori yang didapat adalah

Sepiring nasi goring = 140 gram x 4 (karbohidrat) = 560 kalori

Satu butir telur = 40 gram x 4 (protein) = 160 kalori

2 sendok makan minyak gr = 20 gram x 9 (lemak) = 180 kalori

2 sendok makan gula (teh) = 16 gram x 4 (karbohidrat) = 64 kalori

Jadi tubuh telah dibekali dengan makan pagi sebanyak = 964 kaloriSehingga kebutuhan untuk makan siang dan malam tersisa 1.636 kalori (lihat Tabel A , Sedang 2.600 kalori 964 kalori = 1.636 kalori ). Sumber energi berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan sumber lemak seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Setelah itu bahan makanan sumber protein (hewani dan nabati) dan karbohidrat seperti padi padian, umbi-umbian dan gula murni.

Berikut nilai energi berbagai bahan makanan (kkal/100 gram):

Bagi pekerja yang bekerja shift malam, karena aktifitas tubuh/ kerja otot meningkat dapat dikategorikan sebagai kerja berat dan membutuhkan 3.000 kalori, sehingga membutuhkan tambahan kalori sebanyak 400 kalori ( lihat contoh diatas ). Untuk itu perlu diberikan makanan extra senilai tersebut tadi. Kekurangan atau kelebihan energi sama-sama tidak baik untuk keselamatan dan kesehatan kerja. Kekurangan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan kurang dari energi yang dibutuhkan / dikeluarkan oleh tubuh akan mengakibatkan berat badan kurang dari berat badan seharusnya (ideal), sedang bila konsumsi energi melebihi dari energi yang dibutuhkan/ dikeluarkan tubuh, maka akan terjadi kegemukan yang akan menyebabkan gangguan dalam fungsi tubuh dan merupakan resiko untuk menderita penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, dan dapat memperpendek harapan hidup.

Penilaian status gizi pekerja perlu dilakukan, karena dengan mengetahui status gizi pekerja dapat ditentukan kebutuhan gizi yang sesuai serta pemberian intervensi gizi bila diperlukan. Penilaian status gizi dilakukan melalui beberapa cara antara lain : pemeriksaan biokimia, pemeriksaan klinis, pemeriksaan biofisik dan antropometri.

Antropometri merupakan metode yang paling sering digunakan dalam penilaian status gizi. Metode ini menggunakan parameter berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Melalui kedua parameter tersebut, dapat dilakukan penghitungan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan rumus sebagai berikut

(Sumber: PUGS, 2005)Kebutuhan gizi terutama energi dipengaruhi oleh : Usia, Ukuran tubuh, dan Jenis kelamin. Faktor lain penentu kebutuhan gizi yaitu: Jenis pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan sehari-hari, Keadaan fisiologis, Keadaan khusus; seperti pada pemulihan kesehatan dan anemia, Keadaan lingkungan kerja. Faktor-faktor tersebut di atas harus menjadi dasar dalam perhitungan besarnya energi, komposisi zat gizi dan menu untuk konsumsi pekerja.

Tabel 2. Kebutuhan Gizi Per Hari bagi Pekerja Menurut Umur, Jenis Kelamin dan Aktivitas Fisik*

(Sumber : berdasarkanAKG 2004)Koreksi berat badanContoh: seorang perempuan usia 35 tahun, memiliki berat badan 52 kg dengan aktivitas sedang, maka kebutuhan energinya adalah:

Kebutuhan energi selama bekerja (8 Jam) adalah 40-50% dari kebutuhan sehari. Bila diterjemahkan kedalam menu menjadi kebutuhan untuk 1 kali makan dan 1 kali snack. Kebutuhan energi dan protein selama bekerja seperti tercantum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3. Kebutuhan energi dan protein selama bekerja (8 jam)

* berdasarkan AKG 2004Kecukupan Gizi menurut Kondisi Khusus PekerjaSkemaKondisi Khusus Pekerja

Kondisi fisiologisSelama Kehamilan :untuk perkembangan janin, pekerja perempuan yang hamil membutuhkan tambahan energi dan zat gizi lainnya seperti zat besi dan asam folat. Perempuan yang berstatus gizi baik dengan tingkat aktivitas ringan-sedang membutuhkan kalori ekstra 180 kkal/hari pada trimester 1, sedangkan pada trimester 2 dan 3 dibutuhkan tambahan 300 kkal/ hari.

Selama Menyusui:untuk produksi ASI, pekerja perempuan yg hamil membutuhkan tambahan energi dan zat gizi lainnya. Selama enam bulan pertama, seorang ibu menyusui membutuhkan energi tambahan 500 kkal/ hari dan 550 kkal/hari pada 6 bulan berikutnya.Kondisi tertentu Anemia Besi: untuk pekerja anemia gizi besi diberikan suplemen tablet besi dengan dosis 60 mg 2 kali seminggu sampai anemia teratasi. Selain itu, pekerja dianjurkan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya zat besi seperti hati, daging, ikan, ayam, telur dan sayuran hijau. Khusus bagi pekerja perempuan, untuk mencegah anemia dianjurkan pemberian tablet besi dengan dosis 60 mg per minggu selama 16 minggu setiap tahun. Selama masa haid diberikan 60 mg zat besi tiap hari.

Kelebihan Berat Badan:Perlu melakukan perencanaan makan atau diet rendah kalori seimbang. Pengaturan pola makan sehat dilakukan dengan mengurangi asupan lemak dan mencukupi komposisi bahan makanan dengan metode gizi seimbang, yaitu cukup sumber karbohidrat, protein dan lemak serta cukup vitamin dan mineral. Porsi kalori terbesar diusahakan dikonsumsi pagi dan siang hari. Konsumsi sayuran dan buah perlu diperbanyak karena buah banyak mengandung serat dan vitamin, namun sedikit kandungan kalorinya. Makanan selingan sebaiknya diberikan berupa buah-buahan. Susu yang dikonsumsi sebaiknya adalah susu rendah lemak. Olahraga secara teratur dan rutin perlu dilakukan. Olah raga apapun baik namun jenis yang disarankan adalah olahraga aerobik karena dapat membakar kalori lebih banyak. Sebaiknya olahraga dilakukan 4-5 kali seminggu selama 20-30 menit karena dengan durasi tersebut pembakaran kalori baru dapat terjadi.

Kondisi di tempat kerjaLembur dan Shift Kerja :Bagi pekerja yang lembur selama 3 (tiga) jam atau lebih diberikan makanan dan minuman tambahan, berupa makanan selingan yang padat gizi. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang menjalani shift kerja malam, termasuk pekerja perempuan yang bekerja antara pukul 23.00-07.00.Risiko Lingkungan KerjaBeberapa faktor risiko lingkungan kerja yang menunjukkan pengaruh terhadap gizi kerja adalah:

1 Suhu: tempat kerja dengan suhu tinggi akan terjadi penguapan yang tinggi sehingga pekerja mengeluarkan banyak keringat. Karenanya perlu diperhatikan kebutuhan air dan mineral sebagai pengganti cairan yang keluar dari tubuh. Untuk mencegah dehidrasi disarankan untuk minum air, konsumsi sayur dan buah.

2 Pengaruh bahan kimia: Bahan-bahan kimia tertentu dapat menyebabkan keracunan kronis, akibatnya: menurunnya nafsu makan, terganggunya metabolisme tubuh dan gangguan fungsi alat pencernaan sehingga menurunkan berat badan. Oleh karena itu dibutuhkan tambahan zat gizi. Hal ini juga terjadi pada para pekerja yang mengalami gangguan psikologis.

3 Bahan radiasi mengganggu metabolisme sel sehingga diperlukan tambahan protein dan antioksidan untuk regenerasi sel.

4 Parasit dan mikroorganisme: Pekerja di daerah pertanian dan pertambangan sering terserang kecacingan yang dapat mengganggu fungsi alat pencernaan dan kehilangan zat-zat gizi sehingga dibutuhkan tambahan zat gizi.

Standar Penyediaan Makanan Bagi PekerjaSetelah mengetahui kebutuhan energi (kalori), perlu dipikirkan cara memenuhi kebutuhan tersebut dalam menu pekerja sehari-hari. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, serta zat-zat lain dalam tubuh perlu diperhatikan proporsinya agar seimbang (WNPG VIII, 2004), yaitu : Karbohidrat (50-65% dari total energi), Protein (10-20% dari total energi), Lemak (20-30% dari total energi).

Kebutuhan energi diterjemahkan ke dalam porsi bahan makanan menggunakan daftar bahan makanan penukar. Pemberian makanan utama di tempat kerja dilakukan saat istirahat (4-5 jam setelah kerja) diselingi pemberian kudapan (makanan selingan).Berikut adalah standar porsi makanan bagi pekerja menurut usia dan kategori aktivitas fisik:Standar porsi makanan pekerja laki-laki dan perempuan selama bekerja (8 jam)

*Jumlah minimum kebutuhan air minumCatatan:

Berat ini adalah berat bersih bahan mentah yang dapat dimakan, tidak termasuk tulang, cangkang, kulit, batang dan bagian-bagian lain yang tidak dapat dimakan

Ukuran adalah berdasarkan daftar satuan penukar (Lampiran 3)

Contoh Menu Makanan Bagi Pekerja Selama Bekerja (8 jam)

2.2 Hubungan Pangan, Gizi, dan Pembangunan Manusia Indonesia GBHN telah menetapkan bahwa pembangunan yang sedang kita galakkan bersama dewasa ini bertujuan untuk membangun manusia seutuhnya dan membangun masyarakat Indonesia seutuhnya dan membangun masyarakat Indonesia seluruhnya. Jumlah penduduk yang besar, modal badan fisik biologis modal rohaniah dan mental, serta potensi efektif bangsa merupakan sebahagian dari modal pembangunan. Dengan demikian bangsa Indonesia adalah subjek dan objek dari pembangunan. Membangun manusia Indonesia seutuhnya bearti

menjamin adanya peningkatan taraf hidup rakyat dari semua lapisan masyarakat dan golongan. Peningkatan taraf hidup tercermin pada kebutuhan pokok yaitu pangan, sandang, pemukiman, kesehatan dan pendidikan. Kemajuan usaha pemenuhan kebutuhan pokok akan merupakan tolok ukur pencapaian pembangunan. Perlu ditekankan di sini, pengukuran itu tidak hanya kuantitatif, tetapi lebih diperhatikan kualitatifnya. Keadaan gizi masyarakat tidak lain adalah pencerminan kualitatif dari pemenuhan kebutuhan pokok akan pangan tersebut.Masalah gizi yang terjadi pada masa tertentu akan menimbulkan masalah pembangunan di masa akan datang. Keterlambatan dalam memberikan pelayanan gizi yang berakibat kerusakan yang sulit bahkan mungkin tak dapat ditolong. Kiranya tidak terlalu berlebihan walaupun perlu studi yang mendalam, pakar gizi menyatakan bahwa krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia 2002 ini juga belum ada tanda-tanda selesai telah menghilangkan potensi bangsa Indonesia satu generasi, artinya anak-anak yang hidup pada 5 tahun lebih masa krisis ekonomi ini dikhwatirkan tidak berkembang kemampuan intelektualnya sehingga pada 50

sampai 70 tahun mendatang ketika ia harus memimpin bangsa ini maka akan ada kemunduran kemampuan satu generasi.Penundaan pemberian perhatian pemeliharaan gizi yang tepat terhadap anak-anak akan menurunkan nilai potensi mereka sebagai sumber daya

pembangunan masyarakat dan ekonomi nasional. Anak-anak memerlukan penanganan serius terutama jaminan ketersediaan zat-zat gizi sedini mungkin. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, di antaranya adalah:I. Kekurangan gizi berakibat meningkatnya angka kesakitan dan menurunnya

produktivitas kerja manusia. Hal ini berarti akan menambah beban pemerintah untuk meningkatkan fasilitas kesehatan.II. Kekurangan gizi berakibat menurunnya kualitas kecerdasan manusia

muda yang pandai yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan bangsa.III. Kurangnya gizi berakibat menurunnya daya tahan manusia untuk bekerja, yang berarti

menurunnya produtktivitas kerja manusia. Pelbagai penelitian baik yang dilakukan di luar negeri maupun di Indonesia menunjukkan bahwa keadaan gizi kurang dapat menghambat aktivitas kerja yang akan menurunkan produktivitas kerja. Hal ini disebabkan karena kemampuan kerja seseorang sangat dipengaruhi oleh jumlah energi yang tersedia, dimana energi tersebut diperoleh dari makanan sehari-hari dan bilamana jumlah makanan sehari-hari tak memenuhi kebutuhan tubuh, maka energi didapat dari cadangan tubuh. (Rachmad Soegih dkk, 1987).Apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan,

dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, berakibat terjadi ketidakmampuan berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil. (Husaini,1997).

2.3 Macam-Macam Status Gizi Menurut Supariasa, dkk, (2002) bahwa status gizi terbagi pada dua macam; status gizi normal da n malnut risi yaitu: 2.3.1. Status Gizi Normal

Keadaan tubuh yang mencerminkan kesimbangan antara konsumsi dan penggunaan gizi oleh tubuh (adequate).2.3.2. Malnutrisi

Keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun absolut satu atau lebih zat gizi. Ada empat bentuk:

a) Under nutriton: kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau absolut untuk periode tertentu b) Specific deficiency: kekurangan zat gizi tertentu, misalnya kekurangan iodium, Fe dll c) Over nutrition: kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu d) Imbalance: keadaan disproporsi zat gizi, misalnya tinggi kolesterol karena tidak imbangnya kadar LDL, HDL dan VLDL

2. 4. Metode Untuk Mengetahui Keadaan Gizi

2.4.1. Survey

Digunakan untuk menentukan data dasar (database) gizi dan/atau menentukan status gizi kelompok populasi tertentu atau menyeluruh, dengan cara survei cross-sectional.2.4.2. Surveillence

Dengan ciri khas yaitu monitoring berkelanjutan dari status gizi populasi

tertentu, dimana data dikumpulkan, dianalisis dan digunakan untuk jangka waktu

yang panjang, sehingga dapat mengidentifikasi penyebab malnutrisi. 2.4.3. Penapisan (screening)

Untuk mengidentifikasi individu malnutrisi yang memerlukan intervensi,

dengan cara membandingkan hasil pengukuran-pengukuran individu dengan baku

rujukan (cut off point).2.5 . Jenis Parameter Status Gizi

Ada beberapa jenis parameter yang dilakukan untuk mengukur tubuh manusia yaitu: umur, berat badan, panjang badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak bawah kulit. 2.5.1. Umur

Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan yang terjadi karena kesalahan ini akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran berat badan dan panjang tidak akan berarti kalau penentuan umur yang salah.

Berdasarkan Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur yang digunakan adalah tahun penuh dan untuk anak 0-24 bulan digunakan bulan penuh.Contoh:

Bulan usia penuh, Umur: 4 bulan 5 hari dihitung 4 bulan, dan 3 bulan 27 hari

dihitung 3 bulan.2.5.2. Berat Badan

Berat badan merupakan pengukuran yang terpenting pada bayi baru lahir. Dan hal ini digunakan untuk menentukan apakah bayi termasuk normal atau tidak (Supariasa,dkk, 2002). Berat badan merupakan hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh antara tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dll. Berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik pada sat ini untuk mengetahui keadaa gizi dan tumbuh kembang anak. (Soetjiningsih 1998).Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat lain, (2) Mudah diperoleh dan relatif murah harganya, (3) Ketelitian penimbangan maksimum 0,1 kg, (4) Skalanya mudah dibaca, (5) Aman untuk menimbang balita.2.5.3 Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang cukup penting. Keistimewaannya bahwa ukuran tinggi badan akan meningkat terus pada waktu pertumbuhan sampai mencapai tinggi yang optimal. Di samping itu tinggi badan dapat dihitung dengan dibandingkan berat badan dan dapat mengesampingkan umur. Cara mengukur panjang badan usia 0-24 bulan yaitu: (1) alat pengukur diletakkan di atas meja atau tempat yang datar, (2) bayi ditidurkan lurus di dalam alat pengukur, (3) bagian bawah alat pengukur sebelah kaki digeser sehingga tepat menyinggung telapak kaki bayi dan skala pada sisi alat ukur dapat dibaca.2.5.4 Lingkar Kepala

Lingkar kepala dipakai untuk mengetahui volume intrakranial dan dipakai untuk menaksir pertumbuhan otak. Apabila kepala tumbuh tidak normal maka kepala akan mengecil dan menunjukkan retardasi mental sebaliknya bila kepala membesar kemungkinan ada penyumbatan aliran serebrospinal seperti hidrosefalus yang akan meningkatkan volume kepala.2.5.5 Lingkar Lengan Atas

Pengukuran ini mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan berat badan.2.5.6 Lipatan Kulit

Tebalnya lipatan kulit bagian triseps dan subskapular menggambarkan refleksi tubuh kembang jaringan lemak di bawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energi (Soetjiningsih, 1998). 2.6 Penilaian Status Gizi

Macam-macam penilaian status gizi (Supariasa, dkk, 2002)2.6.1 Penilaian status gizi secara langsungA.AntropometriI. Pengertian

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.II. Penggunaan

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

III. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)

Salah satu contoh penilaian status gizi dengan antropometri adalah Indeks Massa Tubuh. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap

penyakit degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang. Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan.

Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur di atas18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

Berat Badan (Kg)

IMT= ----------------------------------------------------

Tinggi Badan(m) x Tinggi Badan(m)

Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.1 IMT Indonesia

Status

Kategori

IMT

Kurus

Kekurangan berat badan tingkat berat

27,0Untuk mengukur status gizi anak baru lahir adalah dengan menimbang berat badannya yaitu : jika 2500 gram maka dikategorikan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) jika 2500- 3900gram Normal dan jika 4000 gram dianggap gizi lebih. Untuk Wanita hamil jika LILA (LLA) atau Lingkar lengan atas.B. Klinis

I. Pengertian

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

II. Penggunaan

Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.

BAB IIIISI

I. IDENTITAS PERUSAHAAN

A. Nama Perusahaan

: NiYuhB. Jenis Perusahaan

: Home industryC. Alamat

: Jl. AbdurrahmanD. Nama Penanggung Jawab : Bu SriE. Tahun Mulai Beroperasi : 2003F. Data Karyawan

:

a. Jumlah Dan Tenaga Kerja

Laki-Laki : 2 orang Wanita

: 18 orangShift Kerja: -G. Luas Bangunan Perusahaan/ pabrik : 34m2/32m2II. PROSES PRODUKSI

A. Bahan Baku dan Penunjang

1. Bahan Baku

: kain2. Bahan Penunjang

: Dacron, kancing hidung, benang3. Hasil Produksi Utama: boneka4. Hasil Produksi Tambahan: tidak adaB. Buangan Industri (limbah industri)

1. Jenis limbah yang Dihasilkan : Padat: kain perca2. Kualitas Limbah secara visual: Padat: berdebu3. Pembuangan

: tidak dibuang (dijual perkiloan)C. Cara Kerja Pembuatan boneka1. Membuat pola boneka dengan menggunakan polar (bahan asbes) yang disambungkan ke aliran listrik dan ditunggu hingga panas dan mengeluarkan asap.2. Kemudian setelah panas polar ditempelkan pada kain untuk membentuk pola yang diinginkan. 3. Setelah beberapa pola dipotong, dilakukan penyatuan pola-pola tersebut dengan mesin jahit secara manual.4. Setelah jahitan selesai, untuk boneka berbentuk hewan dan manusia dipasangkan kancing mata dan hidung yang di tempel menggunakan lem dan dieratkan dengan menggunakan palu.5. Kemudian boneka diisi dengan dakron. Proses ini disebut dengan proses stuffing.6. Lalu dilakukan penimbangan guna mengetahui volume dakron yang sudah di stuffing kedalam boneka dan berat kain yang digunakan untuk membuat satu boneka sehingga dapat menentukan harga boneka tersebut.7. Selanjutnya dilakukan penjahitan kembali untuk penyempurnaan boneka.

8. Boneka disikat, dibersihkan dan dibungkus dengan plastic untuk siap didistribusikan. III. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

A. Fasilitas Pengobatan/ Pelayanan Kesehatan

: jika sakit dibawa ke dokter/ rumah sakitB. Fasilitas Alat Pelindung Diri yang Diberikan

: tidak adaC. Tersedianya kotak P3K

: Tidak ada

D. Kebersihan Lingkungan

: Kurang

E. Ventilasi

: Jumlah: 4 Ukuran : 30 x 30 cm

F. Lingkungan Kerja yang diduga menimbulkan gagngguan kesehatan/ kecelakaan kerja :Ada

1. Faktor Fisik : Pencahayaan : Kurang

Kebisingan

: Cukup

Suhu Pabrik: Cukup Panas

2. Faktor kimia : Tidak ada3. Faktor Fisiologis: Sikap / cara kerja yang dilaksanakan mudah melelahkan

G. Penyakit yang didapat: ISPAIV. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH1. Memperbanyak dan memperbesar ventilasi agar udara panas bisa keluar dan pencahayaan menjadi baik, kalau perlu diberi kipas angin.

2. Menggunakan masker terutama pada saat proses stuffing

3. Membersihkan sarang laba-laba yang ada 4. Pengadaan kotak P3K5. Memperbaiki atap rumah industri agar terhindar dari reruntuhan bangunan dan kebocoran air saat hujan6. Jarak toilet/kamar mandi harus jauh dari tempat produksi.7. Menyediakan tempat duduk dan meja untuk proses stuffing 8. Menyediakan tempat duduk yang ergonomis pada bagian penjahitan dan bagian finishing.9. Menyediakan tempat penyimpanan dari produksi akhir boneka sehingga terhindar dari paparan udara, debu yang kotor10. Edukasi dan penyuluhan kepada pekerja pentingnya menggunakan APD dan menjaga kebersihan lingkungan home industri.BAB IVPEMBAHASAN

1. Tenaga Kerja

a. Identitas

Nama

: Tn. Yudi Jenis Kelamin

: Laki-laki Umur

: 29 tahun Status Perkawinan: Belum menikah Pekerjaan

: Pekerja pabrik Alamat

: Jl. Cibubur IV, Kelurahan Cibubur Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur Suku Bangsa

: Sunda Agama

: Islam Pendidikan

: SMPb. Status Pekerjaan

Jenis Pekerjaan: Produksi boneka Waktu Bekerja

: 08.00-16.00 Gaji Perbulan

: Rp. 390.000,00 - Rp. 910.000,00 Hasil Kerja

: boneka Jarak Rumah

: 2km c. Status Kesehatan Keadaan Umum: Sehat Kesadaran

: Komposmentis Tekana Darah

: 120/70 mmHg Frekuensi nadi

: 78x/ menit Frekuensi nafas: 20x/ menit Suhu raba

: afebris d. Status Gizi

Antropometri

Berat Badan:63 kg Tinggi Badan:170 cm IMT

: 21, 79 Kesan

: Kurang tingkat berat ( < 17,0 )

Kurang tingakat ringan (17,0 18,5)

Normal ( 18,5 25,0)

Gemuk tingkat ringan (25,0 27,0)

Gemuk tingakat berat ( > 27,0 )

Pemeriksaan Klinis

Rambut

: warna ( hitam ), distribusi ( merata ) a.Normal

Wajah

: a. Normal

Mata

: a. Normal

Telinga

: liang telinga ( normal ), sekret ( - )

Mulut

: a. Normal Hidung

: lubang hidung ( normal ), sekret( - )

Lidah

: a. Normal Gigi-geligi: a. Normal

Gusi

: a. Normal

Leher

: KGB tidak teraba membesar

Dada

: a. Normal

Paru-paru

: a. Normal

Perut

: a. Normal

Ekstremitas :a. Normal

Kulit

: a. Normal

Kuku

:a. Normal Pola makan

Kemarin

Pagi: lontong sayur, kue basah, teh manis Siang: nasi putih, sayur sop, ikan goreng Malam: Mie rebus 2 hari yang lalu

Pagi: nasi uduk, gorengan bakwan, teh manis Siang: nasi putih, sayur kacang panjang, tahu , tempe Malam: nasi putih, tahu, tempe, pisangKesimpulan / diagnosa: normalStatus kesehatan

: normal2. Lingkungan

a. Luas Pabrik

: 34m2/32m2b. Ventilasi

Jumlah

: 4 jendela Ukuran

: 30x30 cmc. Suhu pabrik

: suhu kamard. Kebersihan

: kurang bersihe. Kebisingan

: tidak bisingf. Pembuangan limbah: dijual perkiloan3. Kesehatan Kerja

a. Alat Perlindungan Diri: tidak adab. Faktor Resiko

Kimia

: - Biologi

: - Fisik

: - Sosioekonomi: -c. Penyakit Akibat Kerja: tidak ada4. Alternatif Pemecahan Masalah1. Seharusnya ibu Yuniasih menggunakan Alat Perlindungan Diri baik itu masker, maupun sarung tangan plastic untuk menghindari paparan debu dan berbagai macam penyakit. Status Makanan

Kualitas

No. Fexometer Jenis Frekuensi

1. Makanan pokok Nasi 3x sehari

2. Lauk-pauk Telur

Tempe /tahu

Ayam Ikan2x seminggu2x sehari

1x seminggu 3xseminggu

3. Sayur Mayur Kangkung

BuncisSingkong Kacang Panjang 1 x minggu

2 x minggu

1 x minggu2x seminggu

4. Buah-buahan Pisang 1-2 x minggu

KuantitasWaktu Jenis Makanan Rincian Proporsi Kalori

Hari I Pagi 06.30Snack

10.00 Lontong SayurBiskuit Beras Sayur Tahu

Santan

100 gr

gelas (stlh direbus dan ditiriskan)50 gr

50 gr

175 kal50 kal 50 kal45 kal

175 kal

Siang 12.00

Snack

15.00NasiIkan GorengSayur SopKrakersBerasIkan segarMinyak

Buncis

Wortel 100 gr50 gr

30 gr

50 gr

175 kal

95 kal

270 kal

50 kal

50 kal

175 kal

Malam20.00 Nasi

Mie RebusBerasMie

Telur

100 gr 100 gr1 butir @ 60 gr Total 175 kal

175 kal 95 kal

1755 kal

Waktu Jenis Makanan Rincian Proporsi Kalori

Hari I IPagi 06.30

Snack

10.00 Nasi UdukGorengan

Krakers Nasi putih

Telor

Santan

Tempe

Bakwan

Tempe

100 gr

1 butir @ 100 gr 50 kal

25 kal

50 gr 175 ka

95 kal 45 kal

80 kal

80 kal

80 kal

175 kal

Siang 12.00

Snack

15.00Nasi

Sayur

Tempe

Tahu

BiskuitNasi putih

Kcng panjang100 gr

50 gr

100 gr

50 gr178 ka

50 kal

80 kal

80 kal

175 kal

Malam

19.00 Nasi

Tahu

Tempe

Nasi putih

Tahu goreng

Tempe goreng100 gr

1 Tahu

1 Tempe

Total 175 kal

80 kal 80 kal

1803 kal

PENGELUARAN KELUARGA

PANGAN

No. JENISBIAYA PER BULAN

1BerasRp. 8.000, 00/kg

2Minyak gorengRp. 27.000,00 /2L

3Tahu/tempeRp. 3.000,00/potong

4SayuranRp. 2.000,00/ikat

5Buah-buahanRp. 5.000,00

6DagingRp. 24.000,00/ekor ayam

7GulaRp. 13.000,00/kg

8GaramRp. 2.000,00/bungkus

9Teh/kopiRp. 7..000,00/bungkus

10Bumbu dapurRp. 7.000,00/bungkus

11TelorRp. 18.000,00/kg

12MieRp. 2.000,00/ bungkus

JUMLAHRp. 118.000,00

NON PANGAN

NOJENISBIAYA PERBULAN

1Sabun MandiRp. 2.500,00

2Pasta gigiRp. 7.000,00

3Shampoo Rp.8.000,00

4Kue / cemilan / makanan ringanRp. 30.000,00

5Sabun cuciRp. 12.500,00

6Susu Rp. 23.000,00

7

JUMLAHRp. 95.500,00

BAB IVKESIMPULAN dan SARAN

Pabrik Boneka yang kami kunjungi merupakan suatu Home Industri yang bergerak dibidang produksi mainan. Memiliki 20 tenaga kerja dengan jam kerja kurang lebih 8 jam per hari. Proses produksi mencapai 1 kwintal perhari yang dipaketkan menjadi kurang lebih 120 paket.

Alur produksi dimulai dari pembuatan pola, penjahitan pola, stuffing hingga penyempurnaan bineka. Setiap tenaga kerja tidak memiliki tugas tertentu atau job description tertentu, sehingga setiap pekerja dapat melakukan beberapa tugas berbeda setiap harinya. Hal ini dilakukan untuk menghemat waktu dan biaya produksi.

Tenaga kerja tiak dibekali oleh alat pelindung diri (APD) seingga kecelakaan akibat kerja sangat mungkin terjadi. Para pekerja juga tidak diasuransikan sehingga segala kecelakaan akibat kerja menjadi tanggungan masing-masing pekerja.

Gizi pekerja tampak cukup dengan asupan makan 3kali/hari dan ditanggung oleh pemilik pabrik. Rata- rata pekerja tidak merokok dan memiliki tekanan darah dalam batas normal.

Kesimpulannya bahwa pabik rumahan NiYuh merupakan suatu bentuk usaha yang masih belum optimal baik dalam proses produksi maupun keselamatan kerja.

Saran agar pemilik pabrik memikirkan untuk mulai memberikan APD kepada para tenaga kerja, melakukan fungsi tertentu dari suatu pekerjaan sehingga proses produksi optimal, dan menjaga kesehatan para pekerja dengan memberlakukan wajib menggunakan masker selama bekerja.DOKUMENTASI