186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

24
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK TUMBUHAN/HEWAN PERCOBAAN I PEMBUATAN PREPARAT MELINTANG DENGAN METODE PARAFIN NAMA : NURLAELA HS NIM : H41111278 KELOMPOK : III (TIGA) B HARI/TGL PERCOBAAN : RABU/ 11 SEPTEMBER 2013 ASISTEN : RISPA YEUSY ANGELIZA LABORATORIUM BOTANI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Transcript of 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

Page 1: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROTEKNIK TUMBUHAN/HEWAN

PERCOBAAN I

PEMBUATAN PREPARAT MELINTANG DENGAN METODE PARAFIN

NAMA : NURLAELA HS

NIM : H41111278

KELOMPOK : III (TIGA) B

HARI/TGL PERCOBAAN : RABU/ 11 SEPTEMBER 2013

ASISTEN : RISPA YEUSY ANGELIZA

LABORATORIUM BOTANI JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Mikroteknik secara umum didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari

metode pembuatan preparat mikroskopis, baik preparat hewan maupun tumbuhan,

menganalisis preparat mikroskopis dan melakukan mikrometri, serta membahas

manfaat preparat bagi perkembangan keilmuan dan dukungan terhadap kehidupan

manusia. Sedangkan mikroteknik tumbuhan merupakan teknik dalam pembuatan

preparat mikroskopis tumbuhan. Beberapa metode yang dikenal dalam pembuatan

preparat tumbuhan, yaitu metode parafin, metode squash, metode asetolisis,

metode maserasi dan metode whole mount. Laporan ini melaporkan beberapa

hasil pembuatan preparat dengan metode-metode tersebut, kecuali metode whole

mount (Botanika, 2008).

Tumbuhan secara morfologi terdiri atas unit sel yang dilindungi oleh

dinding, dan masing-masing sel dengan mengadakan kesatuan dengan adanya

substansi antar sel. Di dalam tubuh tumbuhan sel-sel ini terdapat dalam kelompok

yang secara struktural dan fungsional berbeda dengan kelompok sel yang lain.

Kelompok-kelompok sel-sel tersebut dikenal dengan jaringan (Amanda, 2007).

Jaringan dalam bahasa Perancis adalah "tissue" yang pertama kali

digunakan oleh Bichat seorang ahli anatomi dan fisiologi dari Perancis yang

terkesan oleh ragam anyaman yang dijumpainya sewaktu mendeteksi tubuh.

Observasi mikroskop pada jaringan yang berbeda memastikan bahwa satuan

Page 3: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

terkecil dari jaringan dibentuk oleh sel, sel inilah merupakan struktur terkecil yang

membentuk tubuh manusia, hewan dan tumbuhan (Lianury, 2000).

Preparat awetan jaringan tumbuhan adalah salah satu media pembelajaran

biologi yang sangat efektif. Oleh karena itu untuk mengetahui tahapan pembuatan

preparat dengan metode parafin maka dilakukan percobaan pembuatan preparat

melintang dengan metode parafin ini.

I. 2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui cara pembuatan

preparat melintang pada batang tanaman jagung Zea mays dengan metode

parafin.

I.3 Waktu dan Tempat Percobaan

Percobaan mengenai pembuatan preparat melintang dengan metode

parafin ini dilaksanakan pada hari Rabu, 11 September 2013, pukul 14.00 – 17.30

WITA yang bertempat di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Page 4: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Preparat berdasarkan sifat ketahanannya dapat dibedakan menjadi preparat

sementara (preparat basah), preparat semipermanen (1/2 awetan) dan preparat

permanen (awetan). Preparat sementara bersifat tidak tahan lama dan biasanya

hanya untuk sekali pengamatan. Preparat ini menggunakan medium air atau bahan

kimia yang mudah menguap. Preparat semipermanen menggunakan media

gliserin dan mampu bertahan untuk sekitar seminggu penyimpanan. Preparat

permanen atau preparat awetan merupakan preparat yang diawetkan

menggunakan balsam, gliserin jelly, lactophenol atau senyawa lain sebagai agen

mountingnya. Sehingga preparat permanen dapat bertahan beberapa lama

(Botanika, 2008).

Banyak cara dalam pembuatan preparat jaringan tumbuhan, diantaranya

adalah dengan metode parafin. Metoda ini sekarang banyak digunakan, karena

hampir semua macam jaringan dapat dipotong dengan baik bila menggunakan

metoda ini. Kebaikan-kebaikan metoda ini adalah irisan yang dihasilkan jauh

lebih tipis dari pada menggunakan metoda beku atau metoda seloidin. Dengan

metoda beku, tebal irisan rata-rata diatas 10 mikron, tapi dengan metode paraffin

tebal irisan dapat mencapai rata-rata 6 mikron. Irisan-irisan yang bersifat seri

dapat dikerjakan dengan mudah bila menggunakan metode ini. Prosedurnya jauh

lebih cepat dibandingkan dengan metode seloidin. Namun metode paraffin juga

memiliki kelemahan yaitu jaringan menjadi keras, mengerut dan mudah patah.

Page 5: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

Jaringan-jaringan yang besar tidak dapat dikerjakaan, bila menggunakan metode

ini. Sebagian besar enzim-enzim akan larut dengan medode ini (Praptomo, 2010).

Metode parafin adalah suatu metode pembuatan preparat dengan

melakukan penanaman jaringan di dalam blok parafin untuk menghasilkan

preparat jaringan hewan ataupun tumbuhan yang tipis. Preparat parafin ini

dilakukan penyelubungan karena jaringan merupakan bahan yang lunak.

Pembuatan sediaan dengan pemotongan jaringan menggunakan parafin dan

mikrotom sebagai alat pemotongnya. Dilakukan infiltrasi agar parafin yang masuk

berfungsi sebagai penyangga jaringan saat diiris dengan mikrotom, lalu

melakukan embedding (proses penanaman) yaitu merendam jaringan ke dalam

parafin cair dan parafin akan masuk ke seluruh bagian jaringan, proses

pemotongan dengan mikrotom, penempelan pada kaca objek, pewarnaan dengan

haematoksilin (pada umumnya bahan ini yang sering digunakan untuk jaringan

hewan) sedangkan jaringan tumbuhan seringkali menggunakan safranin ataupun

fast green. Setelah diwarnai lalu dimounting, diberi perekat entellan, dan diberi

label nama (Amanda, 2007).

Langkah-langkah penting dalam metode ini antara lain fiksasi, pencucian,

dehidrasi, penjernihan, embedding, penyayatan (section), penempelan, pewarnaan,

dan penutupan. Larutan fiksasi yang digunakan untuk proses fiksasi adalah larutan

Bouine. Larutan fiksasi ini merupakan larutan yang mampu bereaksi dan

menandai suatu sel dengan spesimen diiris setipis mungkin. Hal ini mendukung

laju fiksasi dalam sel (Botanika, 2008).

Karakteristik tumbuhan yang akan diambil spesimennya juga menentukan

waktu pada tahap-tahap pemrosesan. Misalnya waktu yang berlebih pada suatu

Page 6: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

tahap pengecatan akan mengakibatkan suatu warna menjadi terlalu gelap dan

mungkin warna lainnya menjadi kurang atau bahkan hilang. Keberhasilan

pembuatan preparat permanen ini tergantung pada lima tahap yang utama yaitu

fiksasi, dehidrasi, penjernihan, perembesan dan pengeblokan parafin serta

pewarnaan. Larutan fiksatif yang dipilih, perembesan parafin yang bagus dan

zat warna yang akan digunakan menentukan keberhasilan preparat irisan

(Setjo, 2004).

Pada organ hewan, embedding merupakan proses pelilinan suatu organ

dengan menggunakan kotak kertas. Proses ini memudahkan dalam membuat irisan

yang sangat tipis dengan menggunakan mikrotom. Beberapa keuntungan

menggunakan kotak kertas dalam embedding yaitu bisa membuat arah sayatan dan

menandai suatu jaringan. Jaringan atau sampel akan ditanam di ketas kotak,

dengan terlebih dahulu parafin membeku pada bagian dasar dalam kotak dan

setelah penempelan jaringan dilanjutkan dengan penutupan dengan parafin sampai

membeku (Bia, 2011).

Pembuatan preparat awetan jaringan tumbuhan dilaksanakan secara

bertahap, sebagai berikut (Zahra, 2011):

1. Bagian tumbuhan yang akan dijadikan preparat dimasukkan ke dalam larutan

FAA.

2. Lalu bahan diaspirasi untuk rnenghilangkan udara dan jaringan.

3. Setelah diaspirasi bahan menuju perlakuan dengan parafin,

4. Dilanjutkan dengan proses penanaman bahan dalam parafin cair dan dicetak

dalam bentuk persegi panjang,

Page 7: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

5. Bahan dalam parafin yang mengeras selanjutnya dipotong menggunakan

mikrotom.

6. Potongan preparat kemudian diletakkan di atas kaca obyek yang sebelumnya

telah diolesi dengan houpe-adhesive dan ditetesi formaldehide 4%.

7. Preparat kemudian dipanaskan di atas slide warmer hingga kering, agar

preparat melekat pada kaca obyek.

8. Selanjutnya preparat memasuki pewarnaan.

9. Preparat yang telah diwarnai ditetesi entelan. lalu ditutup dengan kaca

penutup (cover glass).

10. Selanjutnya preparat diberi label dan siap digunakan.

Proses pertama yang disiapkan dalam menyiapkan materi segar dalam

pengamatan mikroskopis yaitu fiksasi. Tujuan dilakukannya fiksasi adalah

mencegah kerusakan jaringan, menghentikan proses metabolisme secara cepat,

mengawetkan komponen sitologis dan histologis, mengawetkan keadaan

sebenarnya, mengeraskan materi yang lembek, dan jaringan-jaringan dapat

diwarnai sehingga bisa diketahui bagian-bagian jaringan (Bia, 2011).

Faktor-faktor yang berperan dalam fiksatif adalah buffer (pH), suhu yang

rendah mencegah autolisis, untuk mendapatkan daya penetrasi yang tinggi

digunakan irisan setipis mungkin, perubahan volume, osmolaliitas pada larutan

fiksatif, penambahan deterjen sehingga fiksatif cepat masuk, konsentrasi, dan

waktu fiksatif. Dehidrasi memiliki fungsi menghilangkan air dalam jaringan.

Bahan yang digunakan untuk dehidrasi harus mampu menggantikan fungsi air.

Dehidrasi yang baik dilakukan secara bertahap yaitu mulai dari konsentrasi 70%

sesuai dengan pelarut Bouin formol kemudian berturut-turut ke dalam alkohol

Page 8: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

80%, 90%, 96% dan alkohol absolut. Pada setiap konsentrasi dilakukan

pengulangan 3 kali (Botanika, 2008).

Selanjutnya dilakukan dehidrasi yaitu tahap pengeluaran air dari jaringan

dengan perendaman alkohol secara bertingkat dan dalam jangka waktu tertentu.

Kemudian pengambilan alkohol dilakukan dengan perendaman dalam xylol secara

bertahap dengan jangka waktu tertentu. Proses penggantian larutan penjernih

dengan merendam spesimen dalam parafin. Penggantian xylol dalam jaringan oleh

parafin berlangsung secara berangsur-angsur. Proses penggantian ini berlangsung

di dalam oven sehingga xylol tidak menguap dan parafin tidak membeku.

Temperatur oven lebih tinggi sedikit di atas titik cair parafin (Setjo, 2001).

Selanjutnya dilakukan pengeblokan atau embedding, pengeblokan ini

menggunakan kotak atau takir yang dibuat dari kertas kalender. Pada saat

pengeblokan spesimen diletakkan sesuai posisi yang diinginkan. Setelah itu

parafin didinginkan dengan segera. Setelah dingin maka dilakukan pengirisan,

pengirisan digunakan alat mikrotom biasanya dengan ukuran 10 mikron sampai

14 mikron. Irisan akan berbentuk seperti pita-pita. Pemindahan irisan

menggunakan kuas kecil yang telah dibasahi ujungnya dengan air (Setjo, 2001).

Penempelan menggunakan perekat haupt kemudian disimpan dalam kotak

pengering. Selanjutnya akan dilakukan pewarnaan dan mounting. Dalam proses

pewarnaan dilakukan dalam jangka waktu tertentu, jika terlalu lama atau terlalu

singkat dapat menyebabkan warna preparat menjadi kurang atau bahkan terlalu

gelap. Selanjutnya dilakukan mounting dengan ditetesi balsam kanada sehingga

irisan akan tetap awet dengan struktur sel serta jaringan (Setjo, 2001).

Page 9: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

Zat warna yang digunakan tidak hanya satu macam karena tidak semua sel

dapat menyerap satu macam zat warna. Pada saat pewarnaan preparat akar inti sel

dalam jaringan tidak terwarnai. Hal ini dapat disebabkan oleh waktu yang

digunakan untuk pemberian warnanya terlalu singkat sehingga zat warna belum

terserap sempurna oleh jaringan. Pewarna yang diberikan pada irisan dalam

jangka waktu tertentu, kurang atau lebih waktu yang digunakan menyebabkan

warna preparat menjadi kurang atau terlalu gelap. Sedangkan hasil preparat yang

tidak utuh dapat disebabkan oleh suhu sekitar ruangan yang kurang mendukung

saat dilakukan pengirisan selain itu masih tersisanya air atau alkohol dalam

jaringan juga dapat menyulitkan dalam pengirisan (Setjo, 2001).

Mikrotom adalah mesin untuk mengiris spesimen biologi menjadi bagian

yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskop. Beberapa mikrotom

menggunakan pisau baja dan digunakan untuk mempersiapkan sayatan jaringan

hewan atau tumbuhan dalam histologi (Bia, 2011).

Mikrotom ada beberapa macam yaitu (Bia, 2011) :

1. Mikrotom geser (sliding mikrotome). Pada alat ini, jaringan tetap berada pada

tempatnya, sedang pisaunya yang bergerak. Pada umumnya jaringan yang

akan dipotong dengan mikrotom geser adalah jaringan yang tanpa penanaman

(embedding) terlebih dulu. Disini tidak akan terjadi pita irisan. Jaringan yang

akan diiris sebelumnya dapat diwarnai dengan pewarnaan tunggal, ataupun

tanpa pewarnaan terlebih dahulu. Metode ini banyak dikerjakan untuk

pengirisan jaringan tumbuh-tumbuhan.

2. Mikrotom beku (freezing microtome). Alat ini dihubungkan dengan tabung

berisi CO2 dingin, melalui suatu pipa karet. Mikrotom ini, keadaannya sama

Page 10: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

dengan mikrotom geser yaitu jaringan tetap berada pada tempatnya sedang

pisau mikrotomnya yang bergerak ke muka dan ke belakang.

3. Mikrotom putar (rotary microtome). Berbeda dengan 2 jenis mikrotom diatas,

yaitu bahwa pada mikrotom ini, pisau tetap pada tempatnya sedang

jaringannya yang bergerak ke atas dan ke bawah. Jenis mikrotom ini yang

biasanya digunakan untuk pembuatan sediaan irisan dengan metode parafin.

Kelebihan dari metode parafin ini adalah (Bia, 2011) :

1. Irisan dapat jauh lebih tipis daripada menggunakan metode beku maupun

seloidin, dengan metode parafin tebal irisan dapat mencapai rata-rata 6

mikron.

2. Irisan-irisan yang bersifat seri dapat dikerjakan dengan mudah.

3. Prosesnya lebih cepat dari metode lain.

Kelemahan dari metode ini adalah (Bia, 2011) :

1. Jaringan menjadi keras, mengerut dan mudah patah.

2. Jaringan-jaringan yang besar tidak dapat dikerjakan, bila menggunakan

metode ini.

3. Sebagian besar enzim-enzim akan larut dengan metode ini.

Metode parafin banyak digunakan, karena hampir semua macam jaringan

dapat dipotong dengan baik dengan menggunakan metode ini. Metode parafin

adalah suatu metode pembuatan preparat dengan melakukan penanaman jaringan

di dalam blok parafin untuk menghasilkan preparat jaringan hewan atau tumbuhan

yang tipis. Preparat parafin ini dilakukan penyelubungan karena jaringan

merupakan bahan yang lunak. Metode pembuatan sediaan dengan penyelubungan

parafin disebut juga sebagai metode embedding (Amanda, 2007).

Page 11: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1 Alat Percobaan

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu mistar, silet, pipet tetes,

botol balsem, gelas ukur, erlenmeyer dan tabung reaksi.

III.2 Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu batang jagung Zea

mays, aquades, xylol, alkohol 96%, 90%, 80%, 70 %, formalin, parafin cair,

asam asetat glasial, box kecil dan tissue.

III.3 Cara Kerja

Cara kerja pada percobaan ini yaitu :

I. Pembuatan Larutan FAA

1. Asam asetat Glasial = 5 ml

2. Formalin = 5 ml

3. Alkohol = 90 %

II. Pengenceran Alkohol Bertingkat

1. Rumus : V1.M1 = V2.M2

2. Dilakukan pengenceran alkohol 90% yang diencerkan dari alkohol 96%

dengan volume aquades yang digunakan yaitu 6,25 dan volume alkohol

yaitu 93,75.

Page 12: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

3. Dilakukan pengenceran alkohol 80% yang dimana diencerkan pula dari

alkohol 96% dengan volume aquades yang digunakan 16,67 dan volume

alkohol yaitu 83,33

4. Dilakukan lagi pengencaran alkohol 70% yang dimana diencerkan pula dari

alkohol 96% dengan volume aquades yang digunakan 27,09 dan volume

alkohol yaitu 72,91.

III. Pembuatan Preparat Permanen

1. Fiksasi FAA selama 30 menit, fiksasi ini bertujuan untuk mengawetkan semua

struktur sel sehingga sedapat mungkin berada dalam keadaan sama atau

hampir sama dengan pada waktu masih hidup.

2. Direndam dengan aquadest selama 30 detik.

3. Dilakukan dehidrasi dengan alkohol bertingkat 70%, 80%, 90%, dan 96%

masing-masing 10 menit. Dehidrasi ini bertujuan untuk menarik air keluar

dari jaringan dan akan digantikan dengan alkohol.

4. Dealkoholisasi dengan menggunakan alkohol-xylol perbandingan 3:1, 1:1, 1:3

masing-masing 10 menit. Dealkoholisasi ini bertujuan untuk menarik alkohol

keluar dari jaringan dan digantikan dengan xylol.

5. Dilakukan penjernihan dengan menggunakan xylol murni. Penjernihan ini

dilakukan 2x yaitu xylol murni I 10 menit dan xylol murni II 10 menit.

Penjernihan ini dilakukan untuk menarik sisa alkohol yang masih terdapat

dalam jaringan.

6. Infiltrasi terbagi atas infiltrasi I dan II. Infiltrasi I dilakukan dengan

menggunakan xylol-parafin dengan perbandingan 1:9 kemudian dilakukan

infiltrasi II yaitu dengan menggunakan parafin murni selama 5 menit.

Page 13: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

Infiltrasi ini bertujuan untuk mengganti campuran xylol/parafin dengan

parafin murni.

7. Setelah itu dilakukan penanaman/embedding menggunakan parafin yang

padat.

Page 14: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

DAFTAR PUSTAKA

Amanda, 2007. Membuat Preparat Melintang Dengan Metode Parafin.

http://monocotil.blogspot.com. Diakses pada tanggal 12 September 2013,

pukul 16.59 WITA.

Bia, 2011. Pembuatan Preparat Dengan Metode Parafin.

http://biasaranghaebi.blogspot.com. Diakses pada tanggal 12

September 2013, pukul 16.59 WITA.

Botanika. 2008. Beberapa Metode Pembuatan Preparat Tumbuhan.

http://maximiliancortes.blogspot.com. Diakses pada tanggal 12 September

2013, pukul 16.59 WITA.

Lianury, 2000. Histologi. Universitas Hasanuddin Press, Makassar.

Praptomo, 2010. Pembuatan Preparat Parafin Jaringan Tumbuhan

(Mikroteknik). http://www.nagkoyo.com. Diakses pada tanggal 12

September 2013, pukul 16.59 WITA.

Setjo, Susetyoadi. 2004. Anatomi Tumbuhan. Universitas Negeri Malang Press,

Malang.

Widjajanto dan Susetyoadi Setjo, 2001. Mikroteknik Tumbuhan. Universitas

Negeri Malang Press, Malang.

Zahra, 2011. Mikroteknik. http://zaharapiyu.blogspot.com. Diakses pada tanggal

12 September 2013, pukul 16.59 WITA.

Page 15: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

IV.1.1 Gambar Penampang Melintang Batang Jagung Zea mays

3

4

1

2

Gambar.1 Penampang melintang batang jagung Zea mays

Sumber: http://bioliciousedu.blogspot.com

Keterangan :

1. Epidermis (lapisan luar)

2. Korteks (jaringan dasar)

3. Floem (pembuluh tapis)

4. Xilem (pembuluh kayu)

Page 16: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

IV.2 Pembahasan

Percobaan mengenai pembuatan preparat melintang dengan metode

parafin ini bertujuan untuk mengetahui cara serta tahapan-tahapan pembuatan

preparat melintang dari batang jagung Zea mays dengan menggunakan metode

parafin. Batang jagung Zea mays yang digunakan terlebih dahulu dipotong secara

melintang dengan ukuran 2 mm.

Tahapan pertama yang dilakukan pada pembuatan preparat melintang

dengan metode parafin ini yaitu tahap fiksasi. Tahap fiksasi dengan menggunakan

larutan FAA (Formalin, Asam asetat glasial, dan alkohol 96%), ini dilakukan

selama 30 menit yang bertujuan untuk mengawetkan semua struktur sel sehingga

sedapat mungkin berada dalam keadaan sama atau hampir sama dengan pada

waktu masih hidup, mencegah terjadinya autolisis agar jaringannya tidak rusak.

Sebenarnya berdasarkan literatur fiksasi pada batang jagung Zea mays dilakukan

minimal 1 jam tetapi karena waktu yang tidak memadai dan tujuan awal hanya

ingin mengetahui tahapan dalam pembuatan preparat dengan metode parafin ini

maka waktu yang digunakan yaitu 30 menit.

Tahapan selanjutnya setelah batang jagung Zea mays difiksasi yaitu tahap

pencucian dengan menggunakan aquades selama 30 detik, hal ini bertujuan untuk

menghilangkan larutan FAA yang ada pada jaringan, selanjutnya dilakukan tahap

dehidrasi. Pada tahapan dehidrasi ini diberikan alkohol bertingkat dari

konsentrasi 70 %, 80 %, 90 %, hingga 96 %, tiap tingkatan konsentrasi alkohol

dilakukan dehidrasi selama 10 menit. Pemberian alkohol bertingkat dari

konsentrasi rendah hingga konsentrasi tinggi bertujuan agar selnya tidak lisis atau

rusak. Alkohol bertingkat didapatkan melalui pengenceran dengan rumus

Page 17: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

V1.M1 = V2.M2. Tahapan dehidrasi ini bertujuan untuk menarik air keluar yang

berada dalam jaringan untuk digantikan dengan alkohol.

Tahapan selanjutnya yaitu dealkoholisasi dengan menggunakan

alkohol-xylol perbandingan 3:1, 1:1, 1:3. Tiap perbandingan alkohol-xylol

dilakukan selama 10 menit. Sama halnya dengan tahapan dehidrasi, pada tahapan

dealkoholisasi ini dilakukan dari volume alkohol yang terbanyak. Hal tersebut

bertujuan agar sel atau jaringan tidak rusak. Dealkoholisasi ini bertujuan untuk

menarik keluar alkohol yang berada dalam jaringan untuk digantikan oleh xylol.

Hal tersebut dilakukan karena xylol yang mampu berikatan dengan parafin

sedangkan alkohol tidak.

Tahapan selanjutnya yaitu penjernihan dengan menggunakan xylol murni.

Penjernihan ini dilakukan 2 kali yaitu xylol 1 dan 2 masing-masing 10 menit.

Penjernihan bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa alkohol yang masih terdapat

dalam jaringan. Selain itu penjernihan dilakukan dengan menggunakan xylol

murni karena alkohol tidak dapat berikatan atau bercampur dengan parafin maka

digantikan dengan xylol yang dapat berikatan dengan parafin melalui proses

dealkoholisasi dan penjernihan.

Tahapan selanjutnya yaitu infiltrasi. Infiltrasi ini terbagi atas 2 yaitu

dengan menggunakan xylol-parafin dengan 1:9 dan dengan menggunakan parafin

cair selama 5 menit. Infiltrasi ini dlakukan untuk menggantikan xylol dengan

parafin murni. Tahap infiltrasi ini bertujuan untuk melakukan penyelubungan

parafin cair agar jaringan tidak rusak. Setelah infiltrasi, dilakukan penanaman atau

biasa juga disebut dengan embedding.

Page 18: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

Pada pengamatan terhadap preparat batang Zea mays, yang dapat teramati

adalah ikatan pembuluhnya bertipe kolateral tertutup dimana floem dan xilem

berdampingan dan tidak dibatasi kambium. Teramati pula bahwa xilem dikelilingi

floem membentuk satu ikatan pembuluh dan ikatan pembuluh tersebut tersebar

tidak beraturan disetiap bagian dalam batang. Adapun fungsi dari bagian-bagian

jaringan yang terdapat pada batang jagung Zea mays yaitu pertama, epidermis

merupakan lapisan terluar yang berfungsi untuk melindungi sel-sel yang ada

dibawahnya. Kedua, terdapat korteks yang berfungsi sebagai tempat cadangan

makanan. Ketiga, terdapat floem yang berfungsi untuk mengangkut zat-zat

makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Keempat,

terdapat xilem yang berfungsi mengatur air dan garam-garam mineral dari akar ke

daun.

Kelebihan dari metode parafin ini adalah irisan dapat jauh lebih tipis

daripada menggunakan metode beku maupun seloidin. Irisan-irisan yang bersifat

seri dapat dikerjakan dengan mudah. Prosesnya lebih cepat dari metode lain.

Kelemahan dari metode ini adalah jaringan menjadi keras, mengerut dan

mudah patah. Jaringan-jaringan yang besar tidak dapat dikerjakan, bila

menggunakan metode ini, sebagian besar enzim-enzim akan larut dengan metode

ini.

Percobaan yang kami lakukan hanya sampai pada tahap infiltrasi. Hal ini

karena pada percobaan ini terjadi kesalahan dalam prosedur dimana parafin yang

digunakan mencair dalam waktu yang lama. Selain itu, alat untuk memotong

preparat yaitu mikrotom juga tidak tersedia. Tetapi, berdasarkan literatur tahapan

pembuatan preparat dengan metode parafin ini setelah dilakukan tahap infiltrasi

Page 19: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

kemudian dilakukan tahap embedding (penanaman), setelah itu dilakukan

pengirisan dengan mikrotom dilanjutkan dengan perekatan menggunakan

campuran gliserin/albumin yang ditambahkan dengan air kemudian setelah itu

dilakukan pewarnaan menggunakan safranin 1% dalam aquades.

Pada prinsipnya pembuatan preparat irisan terdiri atas beberapa tahap

yaitu fiksasi, dehidrasi, penjernihan, infiltrasi, embedding, pengirisan,

penempelan, pewarnaan dan mounting. Tujuan fiksasi adalah untuk mematikan

dengan cepat spesimen yang berupa jaringan dan sel-sel juga untuk

mempertahankan struktur sel dan jaringan sebagaimana aslinya. Selanjutnya

dilakukan dehidrasi yaitu tahap pengeluaran air dari jaringan dengan perendaman

alkohol secara bertingkat dan dalam jangka waktu tertentu. Tahapan dehidrasi ini

bertujuan untuk menarik air keluar yang berada dalam jaringan untuk digantikan

dengan alkohol.

Tahapan selanjutnya yaitu dealkoholisasi dengan menggunakan

alkohol-xylol perbandingan 3:1, 1:1, 1:3. Tiap perbandingan alkohol-xylol

dilakukan selama 10 menit. Sama halnya dengan tahapan dehidrasi, pada tahapan

dealkoholisasi ini dilakukan dari volume alkohol yang terbanyak. Hal tersebut

bertujuan agar sel atau jaringan tidak rusak. Dealkoholisasi ini bertujuan untuk

menarik keluar alkohol yang berada dalam jaringan untuk digantikan oleh xylol.

Hal tersebut dilakukan karena xylol yang mampu berikatan dengan parafin

sedangkan alkohol tidak.

Tahapan selanjutnya yaitu penjernihan dengan menggunakan xylol murni.

Penjernihan ini dilakukan 2 kali yaitu xylol 1 dan 2 masing-masing 10 menit.

Tahapan selanjutnya yaitu infiltrasi. Infiltrasi ini terbagi atas 2 yaitu dengan

Page 20: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

menggunakan xylol-parafin dengan 1:9 dan dengan menggunakan parafin cair

selama 5 menit. Infiltrasi ini dilakukan untuk menggantikan xylol dengan parafin

murni. Setelah infiltrasi, dilakukan penanaman atau biasa juga disebut dengan

embedding. Embedding merupakan proses pelilinan suatu organ dengan

menggunakan kotak kertas. Proses ini memudahkan dalam membuat irisan yang

sangat tipis dengan menggunakan mikrotom. Beberapa keuntungan menggunakan

kotak kertas dalam embedding yaitu bisa membuat arah sayatan dan menandai

suatu jaringan. Jaringan atau sampel akan ditanam di kertas kotak, dengan terlebih

dahulu parafin membeku pada bagian dasar dalam kotak dan setelah penempelan

jaringan dilanjutkan dengan penutupan dengan parafin sampai membeku.

Proses penyayatan (sectioning) diawali dengan pengirisan blok parafin

dengan scalpel, sehingga permukaan blok parafin yang akan diiris dengan

mikrotom berbentuk segi empat. Letak mata pisau pada mikrotom menentukan

hasil yang diperoleh. Hasil sayatan diambil dengan menggunakan kuas secara

hati-hati. Pita hasil sayatan ditempel pada kaca objek dengan menggunakan meyer

albumin. Kaca obyek tersebut diletakkan di atas meja penangas ( haeting plate).

Meyer albumin memiliki kandungan putih telur dan gliserin yang merupakan

pelakat alami yang sangat baik.

Proses pewarnaan dilakukan setelah preparat dideparafinasi dengan

merendam preparat pada xylol. Salah satu pewarna metode parafin pada jaringan

hewan adalah hematoxylin dan eosin. Preparat yang telah diwarnai ditetesi

entelan, lalu ditutup dengan kaca penutup (cover glass). Selanjutnya preparat

diberi label dan siap digunakan.

Page 21: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan mengenai pembuatan preparat melintang

dengan metode parafin pada batang tanaman jagung Zea mays, kita dapat

mengetahui beberapa tahapan yang dilakukan untuk membuat preparat melintang

yaitu dimulai dengan pemotongan batang jagung Zea mays, fiksasi, pencucian

dan dehidrasi, dealkoholisasi, penjernihan, infiltrasi, dan penanaman/embedding.

V.2 Saran

Sebaiknya dalam percobaan ini disediakan mikrotom agar semua tahapan

dalam pembuatan preparat dengan metode parafin dapat dilakukan.

Page 22: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

LAMPIRAN

1. Rumus Pengenceran : V1.M1 = V2.M2

a. Pengenceran 70 %

V1.M1 = V2.M2

V1 x 96 = 100 x 70

96V1 = 7000

V1 = 7000/96

= 72,91

Banyak aquadest yang digunakan = 100 – 72,91

= 27,09

b. Pengenceran 80 %

V1.M1 = V2.M2

V1 x 96 = 100 x 80

96V1 = 8000

V1 = 8000/96

= 83,33

Banyak aquadest yang digunakan = 100 – 83,33

= 16,67

c. Pengenceran 90 %

V1 x 96 = 100 x 90

96V1 = 9000

V1 = 9000/96

= 93,75

Page 23: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

Banyak aquadest yang digunakan = 100 – 93,75

= 6,25

2. Perbandingan Alkohol-Xilol

a. Alkohol-xilol 3:1

Alkohol yang digunakan 7,5 ml dan xilol yang digunakan 2,5 ml

b. Alkohol-xilol 1:1

Alkohol yang digunakan 5 ml dan xilol yang digunakan 5 ml

c. Alkohol-xilol 1:3

Alkohol yang digunakan 2,5 ml dan xilol yang digunakan 7,5 ml

Page 24: 186555542-BAB-II-Per-1-Miktek

BAGAN KERJA

Direndam dengan aquadest selama 30 detik

FIKSASI FAA 30 Menit

DEHIDRASI 10 Menit Konsentrasi Alkohol

70%, 80%, 90%, 96%

DE-ALKOHOLISASI

Alkohol : Xylol

3 : 1

1 : 1

1 : 3

10 Menit

PENJERNIHAN

Xylol Murni

(I)

Xylol Parafin

(II)

10 Menit

INFILTRASI Parafin Cair

5 Menit

EMBEDDING

TAHAPAN METODE

PARAFIN