1/8/2014 Biro Analisa APBN 1 - Dewan Perwakilan Rakyat · anggaran berfungsi untuk mewujudkan...

24
1/8/2014 Biro Analisa APBN 1

Transcript of 1/8/2014 Biro Analisa APBN 1 - Dewan Perwakilan Rakyat · anggaran berfungsi untuk mewujudkan...

1/8/2014 Biro Analisa APBN 1

UUD 1945 Pasal 23: • Anggaran pendapatan dan belanja ditetapkan tiap-tiap tahun dengan undang-

undang. Apablia DPR tidak menyetujui anggaran yang diusulkan pemerintah, maka pemerintah menjalankan anggaran tahun yang lalu

Perubahan ketiga UUD 1945 Pasal 23: • Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan

keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

• Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.

• Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui Rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu.

1/8/2014 Biro Analisa APBN 2

UUD 1945 Pasal 20:

• Tiap-tiap Undang-undang menghendaki persetujuan DPR

• Jika sesuatu rancangan undang-undang tidak mendapat persetujuan DPR, maka rancangan

undang-undang tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan DPR pada masa itu

Perubahan Pertama UUD 1945 Pasal 20 : DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang

1/8/2014 Biro Analisa APBN 3

Paket UU ini mengubah paradigma pengelolaan keuangan Negara baik di tingkat

Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Paradigma baru pengelolaan

keuangan Negara dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas

menuju tertib administrasi dan tertib penyelenggaraan Negara yang bersih dan

bebas KKN

1/8/2014 Biro Analisa APBN 4

Sejalan dengan amanat reformasi, Reformasi di bidang keuangan Negara ditandai dengan

lahirnya 3 (tiga) paket Undang-Undang (UU), untuk menggantikan ICW perundangan

peninggalan pemerintah Hindia Belanda, yaitu:

1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan

3. UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara.

1. dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola

fiscal dan wakil pemerintah dalam kepemilikan kekayaan

Negara yang dipisahkan;

2. dikuasakan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga selaku

Pengguna Anggaran/Pengguna barang kementerian

Negara/lembaga yang dipimpinnya;

3. diserahkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota selaku

Kepala Pemerintahan Daerah untuk mengelola keuangan

daerah dan mewakili pemerintahan daerah dalam

kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan;

1/8/2014 Biro Analisa APBN 5

Pasal 6 UU No. 17 Tahun 2003 ayat (1) menyatakan “Presiden selaku Kepala Pemerintahan

memegang kekuasaan pengelolaan keuangan Negara sebagai bagian dari kekuasaan

pemerintahan”,

Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-

undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab

dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,

distribusi, dan stabilisasi.

Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi

kewajiban dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam

APBN 1/8/2014 Biro Analisa APBN 6

Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang

dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa

uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara

berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut

FUNGSI OTORISASI, menjadi dasar atau landasan untuk melaksanakan

pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, dapat

dipertanggungjawabkan kepada rakyat

FUNGSI PERENCANAAN, menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan

kegiatan pada tahun tersebut.

FUNGSI PENGAWASAN, menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah

menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak.

FUNGSI ALOKASI, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk

mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan

efesiensi dan efektivitas perekonomian.

FUNGSI DISTRIBUSI, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus

memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

FUNGSI STABILISASI, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat

untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian

1/8/2014 Biro Analisa APBN 7

Dalam upaya meluruskan kembali tujuan dan fungsi anggaran telah dilakukan

pengaturan secara jelas peran DPR/DPRD dan pemerintah dalam proses

penyusunan dan penetapan anggaran dalam UU 17/2003 sebagai penjabaran

aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-undang Dasar 1945.

Belanja negara/daerah dirinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program,

kegiatan, dan jenis belanja. Setiap pergeseran anggaran antarunit organisasi,

antarkegiatan, dan antarjenis belanja harus mendapatkan persetujuan DPR/DPRD

1/8/2014 Biro Analisa APBN 8

Anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan

kebijakan ekonomi. Sebagai instrumen kebijakan ekonomi,

anggaran berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan

stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan

dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

SEKRETARIAT JENDERAL

TENAGA AHLI & ASISTEN ANGGOTA

FUNGSI

1/8/2014 Biro Analisa APBN 9

HASIL

PIMPINAN DPR

BADAN MUSYAWARAH PANITIA KHUSUS

BADAN KEHORMATAN

BADAN KERJA SAMA ANTAR PARLEMEN

BADAN URUSAN RUMAH TANGGA

BADAN ANGGARAN

BADAN LEGISLASI

KOMISI I - XI

BADAN AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA

1/8/2014 Biro Analisa APBN 10

1/8/2014 Biro Analisa APBN 11

148 106 94 57 46 38 28 26 17

1. Mengadakan pembicaraan pendahuluan penyusunan RAPBN yang termasuk dalam

ruang lingkup tugasnya bersama-sama dengan Pemerintah

2. Mengadakan pembahasan dan mengajukan usul penyempurnaan RAPBN yang

termasuk dalam ruang lingkup tugasnya bersama dengan Pemerintah

3. Membahas dan menetapkan alokasi anggaran untuk fungsi, program, dan kegiatan

kementerian/lembaga yang menjadi mitra kerja komisi;

4. Mengadakan pembahasan laporan keuangan negara dan pelaksanaan APBN

termasuk hasil pemeriksaan BPK yang berkaitan dengan ruang lingkup tugasnya

5. Menyampaikan hasil pembicaraan pendahuluan pada poin 1 sampai 4 kepada Badan

Anggaran untuk sinkronisasi;

6. Menyempurnakan hasil sinkronisasi Badan Anggaran berdasarkan penyampaian

usul komisi di Komisinya; dan

7. Menyerahkan kembali kepada Badan Anggaran hasil pembahasan komisi untuk

bahan akhir penetapan APBN.

1/8/2014 Biro Analisa APBN 12

1. Membahas bersama Pemerintah untuk menentukan pokok-pokok kebijakan fiskal umum dan prioritas anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap K/L dalam menyusun usulan anggaran

2. Menetapkan pendapatan negara bersama Pemerintah dengan mengacu pada usulan komisi terkait

3. Membahas RAPBN bersama Pemerintah (Menkeu,Men PPN/Bapenas, Gub BI) dengan mengacu pada keputusan rapat kerja komisi dan Pemerintah mengenai alokasi anggaran untuk fungsi, program, dan kegiatan K/L

4. Melakukan sinkronisasi hasil pembahasan di komisi mengenai RKAKL

5. Membahas laporan realisasi dan prognosis yang berkaitan dengan APBN; dan

6. Membahas RUU tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN.

1/8/2014 Biro Analisa APBN 13

1. Melakukan penelaahan terhadap temuan hasil pemeriksaan BPK yang disampaikan kepada DPR

2. Menyampaikan hasil penelaahan poin 1 kepada Komisi

3. Menindaklanjuti hasil pemeriksaan komisi terhadap temuan hasil pemeriksaan BPK atas permintaan Komisi

4. Memberikan masukan kepada BPK dalam hal rencana kerja pemeriksaan tahunan, hambatan pemeriksaan, serta penyajian dan kualitas laporan

1/8/2014 Biro Analisa APBN 14

DPR

Kabinet/ Presiden

Kement.PPN/ BAPPENAS

Kement.erian KEUANGAN

Kementerian/ Lembaga

RPJM Nas

Januari - April September - Desember

1

Mei - Agustus

Penyusunan Rancangan Awal

RKP

Rancangan

Akhir RKP

SEB Prioritas

Program dan Indikasi Pagu

Kebijakan

Umum dan Prioritas

Anggaran

Pembahasan

RKA-KL

Pembahasan

RAPBN

Penelaahan Konsistensi

dengan RKP

Penelaahan

Konsistensi dengan Prioritas

Anggaran

Kebijakan

Pemerintah

RENSTRA KL

A

Rancangan Renja KL

SE Pagu Sementara

RKA-KL

Lampiran RAPBN (Himpunan RKA-

KL)

Nota Keuangan

RAPBN dan

Lampiran

UU

APBN

Keppres

tentang

RKP

Keppres tentang

Rincian APBN

Rancangan Keppres ttg

Rincian APBN

Pembahasan Pokok-pokok

Kebijakan Fiskal & RKP

Konsep Dokumen

Pelaksanaan Anggaran

Dokumen Pelaksanaan

Anggaran

Pengesahan

B D E Daerah C

(1)

(2) (6)

(7)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(16)

(17) (18)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

(1a)

(3)

(14)

(15)

(18a) (12a) (6a) (5a) 1/8/2014 Biro Analisa APBN 15

NO. KEGIATAN J

A

N

F

E

B

M

A

R

A

P

R

M

E

I

J

U

N

J

U

L

A

G

T

S

E

P

O

K

T

N

O

P

D

E

S

1 Pembahasan RKP dan Pembicaraan

Pendahuluan RAPBN

2 Pembahasan Laboran SM I & Prognosis SM

II Pelaksanaan APBN

3 RUU tentang Perubahan APBN

(pembahasan selama 1 bulan sejak

RUU tersebut diajukan oleh Pemerintah)

4 RUU tentang APBN

5 RUU tentang Pertanggungjawaban atas

Pelaksanaan APBN

* Berlakunya UU APBN 1 JANUARI

1/8/2014 Biro Analisa APBN 16

20 Mei –pertengahan Juli Agustus – akhir Oktober

Juli - Agustus Pembahasan paling lama

1 bulan dalam masa sidang

setelah Rancangan

RUU Perubahan APBN

disampaikan oleh Pemerintah

Disampaikan setelah 6 bulan

Pelaksanaan APBN berakhir

dan dibahas paling lama

3 bulan sejak disampaikan

RKP DAN PEMBICARAAN PENDAHULUAN

RUU APBN

1 JANUARI-31 DESEMBER

LAPORAN REALISASI SM I

DAN PROGNOSIS SM II

RUU PERUBAHAN

APBN

RUU PERTANGGUNGJA

WABAN PELAKSANAAN

APBN

PELAKSANAAN APBN

1/8/2014 Biro Analisa APBN 17

RAPAT PARIPURNA

20 MEI

Penyampaian

Kerangka Ekonomi

Makro dan Pokok

Pokok Kebijakan

Fiskal

Rapat Paripurna

Fraksi menyampaikan

Pandangannya atas

Materi KEM & PPKF

Rapat Paripurna

Pemerintah

Menyempaikan

Tanggapan

Rapat Kerja

Komisi I-XI membahas RKAKL

Dengan pasangan kerjanya

Hasil pembahasan RKAKL Komisi disampaikan

secara tertulis kepada Badan Anggaran

Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah penyelesaian

Akhir PP berdasarkan Hasil pembahasan Komisi

Rapat Kerja Badan Anggaran dg

Menkeu, Menteri PPN/Kepala

Bappenas, Gub. Bank Indonesia

Penyampaian RKP & Kerangka

Ekonomi Makro & Pokok-pokok

Kebijakan Fiskla dalam RAPBN

Rapat Panja:

Panja Asumsi Dasar, Kebijakan

Pendapatan, Defisit dan

Pembiayaan

Panja RKP dan Prioritas Anggaran

Panja Kebijakan Belanja

Pemerintah Pusat

Panja Kebijakan Transfer ke

Daerah

Rapat Paripurna Badan Anggaran

Menyampaikam hasil Rapat Banggar dalam

Rapat Paripurna

1/8/2014 Biro Analisa APBN 18

19

Pengajuan RUU

APBN oleh

Pemerintah

Kepada DPR

Rapat Paripurna:

Pemandangan

Umum Fraksi-fraksi

Atas RUU

APBN

Rapat Paripurna:

Jawaban Pemerintah

atas Pemandangan

Umum Fraksi-fraksi

Atas RUU APBN

Rapat Kerja

Badan Anggaran

dg Menteri Keuangan

Meneg. PPN/

Kep. Bappenas dan

Gubernur Bank Indonesia

• Rapat Kerja Komisi I s.d. XI dgn Mitra Kerjanya membahas alokasi

anggaran untuk program, Proyek dan Kegiatan Kementerian Negara/

Lembaga dan menyampaikan ke Badan Anggaran scr tertulis.

• Menyempurnakan hasil sikronisasi dari Badan Anggaran secara tertulis

•Menyampaikan hasil penyempurnaan sinkronisasi ke Badan Anggaran utk

bahan akhir penetapan APBN

Rapat Internal Panitia Anggaran untuk

Membahas Hasil pebahasan rapat kerja

Komisi I s.d. XI dengan Mitra Kerjanya

dalam rangka Pembahasan RKA K/L

Rapat Kerja

Badan Anggaran

dg Menteri Keuangan

Meneg. PPN/

Kep. Bappenas dan

Gubernur Bank Indonesia 1. Pengantar Ketua Badan Anggaran

2. Laporan panitia kerja 3. Pembacaan naskah

RUU APBN 4. Pendapat mini

sbg sikap akhir fraksi 5. Pendapat Pemerintah

6. Penandatanganan naskah RUU APBN

7. Pengambilan keputusan untuk dilanjutkan pada Pembicaraan Tingkat II

Rapat Paripurna 1. Penyampaian laporan yang berisi proses, pendapat mini sebagai sikap akhir fraksi, dan hasil Pembicaraan Tingkat I. 2. Pernyataan persetujuan /atau penolakan dari tiap-tiap fraksi & anggota secara lisan yg diminta oleh pimpinan rapat paripurna;, 3. Pendapat akhir Presiden yang disampaikan oleh Menteri yang mewakilinya.

1/8/2014 Biro Analisa APBN

20

RAPAT PARIPURNA

Pemerintah

menyampaikan

pokok-pokok RUU

Pertanggung

Jawaban berupa

Laporan keuangan

Yang telah diperiksa BPK

Rapat Paripurna:

Pemandangan

Umum Fraksi-fraksi

Rapat Paripurna:

Jawaban Pemerintah

atas Pemandangan

Umum Fraksi-fraksi

Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Menteri Keuangan membahas

RUU Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN dengan

Mempertimbangkan PU Fraksi, Tanggapan Pemerintah, saran dan Pendapat Bamus, keputusan Raker

Komisi, dan laporan keuangan Pemerintah Pusat

Sebelum penetapan RUU Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBN, BAKN Dapat menyampaikan

Telaahannya terhadap LKPP Yang telah diaudit oleh

BPK

Rapat Kerja

Badan Anggaran

dg Menteri Keuangan 1. Pengantar Ketua Badan Anggaran

2. Laporan panitia kerja 3. Pembacaan naskah

RUU Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN

4. Pendapat mini sbg sikap akhir fraksi 5. Pendapat Pemerintah

6. Penandatanganan naskah RUU Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APBN 7. Pengambilan keputusan untuk dilanjutkan pada Pembicaraan Tingkat II

Rapat Paripurna 1. Penyampaian laporan yang berisi proses, pendapat mini sebagai sikap akhir fraksi, dan hasil Pembicaraan Tingkat I. 2. Pernyataan persetujuan /atau penolakan dari tiap-tiap fraksi & anggota secara lisan yg diminta oleh pimpinan rapat paripurna;, 3. Pendapat akhir Presiden yang disampaikan oleh Menteri yang mewakilinya.

Rapat Paripurna

BPK menyampaikan

laporan keuangan Pemerintah

Pusat

1/8/2014 Biro Analisa APBN

1/8/2014 Biro Analisa APBN 21

Sejak APBN tahun 2000, APBN menggunakan format

I-account untuk menggantikan format sebelumnya,

yaitu T-account. Pada format T-account,

pencantuman untuk penerimaan berada di sebelah

kiri dan belanja di sebelah kanan serta menggunakan

prinsip berimbang dan dinamis. Sedangkan pada

format I-account, pencantuman pendapatan dan

belanja berada pada satu kolom, sehingga dapat

terlihat besaran surplus/ defisit yang didapat dari

besaran pendapatan negara dikurangi besaran

belanja negara.

Lebih jauh lagi, jika terdapat defisit maka besaran

pembiayaan untuk menutupinya pun dapat dilihat

dalam format I-account.

1/8/2014 Biro Analisa APBN 22

1/8/2014 Biro Analisa APBN 23

Belanja 1.842,5 t

Pembiayaan

175,35 t

Transfer ke Daerah 592,55 t

Belanja Pemerintah Pusat

1.249,94 t

DBH 113,7 t

DAU 341,2 t

DAK 33,0 t

Otsus dan peny 104,6 t

Belanja KL 637,84 t

Belanja non KL 612,10 t

Pajak 1.110,2 t

Bea cukai 170,2 t

PNBP 385,4 t

Hibah 1,4 t

Bel.pegawai 262,98 t Bel.barang 188,98 t Bel.modal 229,53 t Bunga utang 121,28 t Subsidi 333,68 t Bel.hibah 3,54 t Bansos 73,16 t Bel.lain-lain 36,90 t

1/8/2014 Biro Analisa APBN 24