18 KEUTAMAAN

4
DALIL-DALIL KEUTAMAAN HAFAL AL-QURAN Apakah anda sudah menghafal al-Quran ? Sudan hafal dengan sendirinya Yaitu surah Al-Fatihah, An-Nas, Al-Falaq dan Al-Ikhlas lumayan anak kecil juga bisa, mudah bukan? ya sebenarnya memang sangatlah mudah, buktinya anak kecil saja bisa hafal surat Al-Fatihah tanpa menghafal, Hal ini karena dia sering mendengar beruang-ulang surat tersebut, sama halnya dengan sebuah syair lagu jika kita mendengar berulang-ulang maka akan hafal dengan sendirinya, jadi marilah kita mulai dari sekarang untuk sering mendengar bunyi lantunan al-Quran supaya dengan sendirinya kita hafal yang penting adalah niat kita, Menghafal Al-Quran memiliki beberapa keutamaan, berikut dibawah ini adalah Dalil Keutamaan-keutamaan menghafal alqur-an : 1. Penghafal Al-Quran Bersama Para Malaikat Yang Mulia Dan Taat. “Dan perumpamaan orang yang membaca Al Quran sedangkan ia hafal ayat -ayatnya bersama para malaikat yang mulia dan taat.” (Muttafaqun „alaih) 2. Hati seorang individu Muslim tidak kosong dari sesuatu bagian dari kitab Allah ‘Azza wa Jalla. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas secara marfu: “Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Quran sedikitpun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh”. (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dari Ibnu Abbas (2914), ia berkata hadits ini hasan sahih). 3. Memperoleh penghormatan dari Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam. Dari Abi Hurairah Radiyallahu „anhu. ia berkata: Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam mengutus satu utusan yang terdiri dari beberapa orang. Kemudian Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam mengecek kemampuan membaca dan hafalan Al Qur‟an mereka: setiap laki-laki dari mereka ditanyakan sejauh mana hafalan Al-Qur‟an-nya. Kemudian seseorang yang paling muda ditanya oleh Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam: ”Berapa banyak Al Quran yang telah engkau hafal, hai Fulan?” ia menjawab: aku telah menghafal surah ini dan surah ini, serta surah Al -Baqarah. Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam kembali bertanya: “Apakah engkau hafal surah Al -Baqarah?” Ia menjawab: Betul. Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam bersabda:”Pergilah, dan engkau menjadi ketua rombongan itu!”. Salah seorang dari kalangan mereka yang terhormat berkata: Demi Allah, aku tidak mempelajari dan menghafal surah Al- Baqarah semata karena takut aku tidak dapat menjalankan isinya. Mendengar komentar itu, Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam bersabda: “Pelajarilah Al Qur‟an dan bacalah, karena perumpamaan orang mempelajari Al Quran dan membacanya, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi dengan minyak misik, wanginya menyebar ke mana- mana. Sementara orang yang mempelajarinya kemudian dia tidur dan dalam dirinya terdapat hafalan Al Qur‟an adalah seperti tempat bekal perjalanan yang disambungkan dengan minyak misik” (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dan ia menilainya hadits hasan (2879), dan lafazh itu darinya. Serta oleh Ibnu Majah secara ringkas (217), Ibnu Khuzaimah (1509), Ibnu Hibban dalam sahihnya (Al Ihsaam 2126), dan dalam sanadnya ada „Atha, Maula, Abi Ahmad, yang tidak dinilai terpecaya kecuali Ibnu Hibban). 4. Penghafal Al Qur’an akan memakai mahkota kehormatan. Dari Abi Hurairah Radiyallahu „anhu. bahwa Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam bersabda: :”Penghafal Al Qur‟an akan datang pada hari kiamat, kemudian Al Qur‟an akan berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), Al Qur‟an kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu diapakaikan jubah karamah. Kemudian Al Qur‟an memohon lagi: Wahai Tuhanku ridhailah dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu: bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan” (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dan ia menilainya hadits hasan (2916), Ibnu Khuzaimah, al Hakim, ia menilainya hadits sahih, serta disetujui oleh Adz Dzahabi(1/533).) 5. Dapat membahagiakan kedua orang tua, sebab orang tua yang memiliki anak penghapal Al Qur’an memperoleh pahala khusus. Sabda Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam: “Dari Buraidah Al Aslami Radiyallahu „anhu, ia berkata bahawasanya ia mendengar Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam bersabda: “Pada hari kiamat nanti, Al Qur‟an akan menemui penghafalnya ketika penghafal itu keluar dari kuburnya. Al Qur‟an akan berwujud seseorang dan ia bertanya kepada penghafalnya: “Apakah anda mengenalku?”. Penghafal tadi menjawab; “saya tidak mengenal kamu.” Al Qur‟an berkata; “saya adalah kawanmu, Al Qur‟an yang membuatmu kehausan di tengah hari yang panas dan membuatmu tidak tidur pada malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang akan mendapat keuntungan di belakang dagangannya dan kamu pada hari ini di belakang semua dagangan. Maka penghafal Al Qur‟an tadi diberi kekuasaan di tangan kanannya dan diberi kekekalan ditangan kirinya, serta di atas kepalanya dipasang mahkota perkasa. Sedang kedua orang tuanya diberi dua pakaian baru lagi bagus yang harganya tidak dapat di bayar oleh penghuni dunia keseluruhannya. Kedua orang tua itu lalu bertanya: “kenapa kami di beri dengan pakaian begini?”. Kemudian di jawab, “kerana anakmu hafal Al Qur‟an. “Kemudian kepada peng hafal Al Quran tadi diperintahkan, “bacalah dan naiklah ketingkat-tingkat syurga dan kamar-kamarnya.” Maka ia pun terus naik selagi ia tetap membaca, baik bacaan itu cepat atau perlahan (tartil). (diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya (21872) dan Ad Darimi dalam Sunannya (3257). Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca Al Qur‟an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikanlah mahkota dari cahaya pada hari kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini: dijawab: “Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur‟an” (Hadits diriwayatkan oleh Al Hakim dan ia menilainya sahih berdasarkan syarat Muslim (1/568), dan disetujui oleh Adz Dzahabi)“Siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, „Mengapa kami dipakaikan jubah ini?‟ Dijawab, „Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Quran.‟”(Riwayat al-Hakim)

description

18 KEUTAMAAN

Transcript of 18 KEUTAMAAN

Page 1: 18 KEUTAMAAN

DALIL-DALIL KEUTAMAAN HAFAL AL-QURAN

Apakah anda sudah menghafal al-Quran ?

Sudan hafal dengan sendirinya Yaitu surah Al-Fatihah, An-Nas, Al-Falaq dan Al-Ikhlas lumayan anak kecil juga bisa,

mudah bukan? ya sebenarnya memang sangatlah mudah, buktinya anak kecil saja bisa hafal surat Al-Fatihah tanpa

menghafal, Hal ini karena dia sering mendengar beruang-ulang surat tersebut, sama halnya dengan sebuah syair lagu jika

kita mendengar berulang-ulang maka akan hafal dengan sendirinya, jadi marilah kita mulai dari sekarang untuk sering

mendengar bunyi lantunan al-Quran supaya dengan sendirinya kita hafal yang penting adalah niat kita, Menghafal Al-Quran

memiliki beberapa keutamaan, berikut dibawah ini adalah Dalil Keutamaan-keutamaan menghafal alqur-an :

1. Penghafal Al-Quran Bersama Para Malaikat Yang Mulia Dan Taat. “Dan perumpamaan orang yang membaca Al Quran sedangkan ia hafal ayat-ayatnya bersama para malaikat yang

mulia dan taat.” (Muttafaqun „alaih)

2. Hati seorang individu Muslim tidak kosong dari sesuatu bagian dari kitab Allah ‘Azza wa Jalla.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas secara marfu: “Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Quran

sedikitpun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh”. (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dari Ibnu Abbas (2914),

ia berkata hadits ini hasan sahih).

3. Memperoleh penghormatan dari Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam. Dari Abi Hurairah Radiyallahu „anhu. ia berkata: Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam mengutus satu utusan yang

terdiri dari beberapa orang. Kemudian Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam mengecek kemampuan membaca dan

hafalan Al Qur‟an mereka: setiap laki-laki dari mereka ditanyakan sejauh mana hafalan Al-Qur‟an-nya. Kemudian

seseorang yang paling muda ditanya oleh Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam: ”Berapa banyak Al Quran yang

telah engkau hafal, hai Fulan?” ia menjawab: aku telah menghafal surah ini dan surah ini, serta surah Al-Baqarah.

Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam kembali bertanya: “Apakah engkau hafal surah Al-Baqarah?” Ia menjawab:

Betul. Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam bersabda:”Pergilah, dan engkau menjadi ketua rombongan itu!”. Salah

seorang dari kalangan mereka yang terhormat berkata: Demi Allah, aku tidak mempelajari dan menghafal surah Al-

Baqarah semata karena takut aku tidak dapat menjalankan isinya. Mendengar komentar itu, Rasulullah Shallallahu

„alayhi wasallam bersabda: “Pelajarilah Al Qur‟an dan bacalah, karena perumpamaan orang mempelajari Al Quran dan

membacanya, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi dengan minyak misik, wanginya menyebar ke mana-

mana. Sementara orang yang mempelajarinya kemudian dia tidur – dan dalam dirinya terdapat hafalan Al Qur‟an –

adalah seperti tempat bekal perjalanan yang disambungkan dengan minyak misik” (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi

dan ia menilainya hadits hasan (2879), dan lafazh itu darinya. Serta oleh Ibnu Majah secara ringkas (217), Ibnu

Khuzaimah (1509), Ibnu Hibban dalam sahihnya (Al Ihsaam 2126), dan dalam sanadnya ada „Atha, Maula, Abi

Ahmad, yang tidak dinilai terpecaya kecuali Ibnu Hibban).

4. Penghafal Al Qur’an akan memakai mahkota kehormatan. Dari Abi Hurairah Radiyallahu „anhu. bahwa Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam bersabda: :”Penghafal Al Qur‟an

akan datang pada hari kiamat, kemudian Al Qur‟an akan berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu

dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), Al Qur‟an kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang

itu diapakaikan jubah karamah. Kemudian Al Qur‟an memohon lagi: Wahai Tuhanku ridhailah dia, maka Allah

meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu: bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah

menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan” (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dan

ia menilainya hadits hasan (2916), Ibnu Khuzaimah, al Hakim, ia menilainya hadits sahih, serta disetujui oleh Adz

Dzahabi(1/533).)

5. Dapat membahagiakan kedua orang tua, sebab orang tua yang memiliki anak penghapal Al Qur’an

memperoleh pahala khusus. Sabda Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam:

“Dari Buraidah Al Aslami Radiyallahu „anhu, ia berkata bahawasanya ia mendengar Rasulullah Shallallahu „alayhi

wasallam bersabda: “Pada hari kiamat nanti, Al Qur‟an akan menemui penghafalnya ketika penghafal itu keluar dari

kuburnya. Al Qur‟an akan berwujud seseorang dan ia bertanya kepada penghafalnya: “Apakah anda mengenalku?”.

Penghafal tadi menjawab; “saya tidak mengenal kamu.” Al Qur‟an berkata; “saya adalah kawanmu, Al Qur‟an yang

membuatmu kehausan di tengah hari yang panas dan membuatmu tidak tidur pada malam hari. Sesungguhnya setiap

pedagang akan mendapat keuntungan di belakang dagangannya dan kamu pada hari ini di belakang semua dagangan.

Maka penghafal Al Qur‟an tadi diberi kekuasaan di tangan kanannya dan diberi kekekalan ditangan kirinya, serta di

atas kepalanya dipasang mahkota perkasa. Sedang kedua orang tuanya diberi dua pakaian baru lagi bagus yang

harganya tidak dapat di bayar oleh penghuni dunia keseluruhannya. Kedua orang tua itu lalu bertanya: “kenapa kami di

beri dengan pakaian begini?”. Kemudian di jawab, “kerana anakmu hafal Al Qur‟an. “Kemudian kepada penghafal Al

Quran tadi diperintahkan, “bacalah dan naiklah ketingkat-tingkat syurga dan kamar-kamarnya.” Maka ia pun terus naik

selagi ia tetap membaca, baik bacaan itu cepat atau perlahan (tartil). (diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya

(21872) dan Ad Darimi dalam Sunannya (3257). Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam bersabda: “Siapa yang

membaca Al Qur‟an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikanlah mahkota dari cahaya pada hari

kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah

didapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini: dijawab: “Karena kalian berdua

memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur‟an” (Hadits diriwayatkan oleh Al Hakim dan ia menilainya

sahih berdasarkan syarat Muslim (1/568), dan disetujui oleh Adz Dzahabi)“Siapa yang membaca Al Quran,

mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti

cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia.

Keduanya bertanya, „Mengapa kami dipakaikan jubah ini?‟ Dijawab, „Karena kalian berdua memerintahkan anak

kalian untuk mempelajari Al Quran.‟”(Riwayat al-Hakim)

Page 2: 18 KEUTAMAAN

6. Akan menempati tingkatan yang tinggi di Surga Allah ‘Azza wa Jalla. Sabda rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam:

“Dari Aisyah Radhiyallahu „anhu ia berkata, bahawasanya Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam bersabda; jumlah

tingkatan-tingkatan surga sama dengan jumlah ayat-ayat Al Qur‟an. Maka tingkatan surga yang di masuki oleh

penghafal Al Qur‟an adalah tingkatan yang paling atas, dimana tidak ada tingkatan lagi sesudah itu.

7. Penghafal Al Qur’an adalah keluarga Allah ‘Azza wa Jalla. Sabda Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam:

“Dari Anas Radhiyallahu „anhu Ia berkata bahawa Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam bersabda, “Sesungguhnya

Allah itu mempunyai keluarga yang terdiri dari manusia.” Kemudian Anas berkata lagi, lalu Rasulullah Shallallahu

„alayhi wasallam bertanya: “Siapakah mereka itu wahai Rasulullah. Baginda menjawab: “Ia itu ahli Qur‟an (orang yang

membaca atau menghafal Al- Qur‟an dan mengamalkan isinya). Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang yang

istimewa bagi Allah.

8. Menjadi orang yang arif di surga Allah ‘Azza wa Jalla. Sabda Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam “Dari Anas Radhiyallahu „anhu Bahawasanya Rasulullah Shallallahu

„alayhi wasallam bersabda; “Para pembaca Al Qur‟an itu adalah orang-orang yang arif di antara penghuni surga,”

9. Memperoleh penghormatan dari manusia. Sabda Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam “Dari Abu Musa Al Asya‟ari Radhiyallahu „anhu Ia berkata

bahawasanya Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam bersabda: “Diantara perbuatan mengagungkan Allah adalah

menghormati Orang Islam yang sudah tua, menghormati orang yang menghafal Al-Qur‟an yang tidak berlebih-lebihan

dalam mengamalkan isinya dan tidak membiarkan Al-Qur‟an tidak diamalkan, serta menghormati kepada penguasa

yang adil.”

10. Hatinya terbebas dari siksa Allah ‘Azza wa Jalla. Sabda Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam

”Dari Abdullah Bin Mas‟ud Radhiyallahu „anhu Dari Nabi Shallallahu „alayhi wasallam Baginda bersabda: ” bacalah

Al Qur‟an kerana Allah tidak akan menyiksa hati orang yang hafal Al Qur‟an. Sesungguhanya Al Qur‟an ini adalah

hidangan Allah, siapa yang memasukkunya ia akan aman. Dan barangsiapa yang mencintai Al Qur‟an maka hendaklah

ia bergembira.”

11. Mereka (bagi kaum pria) lebih berhak menjadi Imam dalam shalat. Sabda Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam :

“Dari Ibnu Mas‟ud Radhiyallahu „anhu Dari Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam beliau bersabda; “yang menjadi

imam dalam solat suatu kaum hendaknya yang paling pandai membaca (hafalan) Al Qur‟an.”

12. Disayangi oleh Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam. Sabda Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam: “Dari Jabir Bin Abdullah Radhiyallahu „anhu Bahwa Nabi Shallallahu

„alayhi wasallam menyatukan dua orang dari orang-orang yang gugur dalam perang uhud dalam satu liang lahad.

Kemudian nabi Shallallahu „alayhi wasallam bertanya, “dari mereka berdua siapakah paling banyak hafal Al Qur‟an?”

apabila ada orang yang dapat menunjukkan kepada salah satunya, maka Nabi Shallallahu „alayhi wasallam

memasukkan mayat itu terlebih dahulu ke liang lahad.”

13. Dapat memberi syafa’at kepada keluarga. Sabda Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam:

“Dari Ali Bin Abi Thalib Karramallahu Wajhahu: “Barangsiapa membaca Al Qur‟an dan menghafalnya, maka Allah

akan memasukkannya ke dalam surga dan memberikannya hak syafaat untuk sepuluh anggota keluarganya di mana

mereka semuanya telah di tetapkan untuk masuk neraka.”

14. Merupakan bekal-bekal yang terbaik. Sabda Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam:

“Dari Jabir bin Nufair, katanya Rasulullah Shallallahu „alayhi wasallam bersabda; “Sesungguhnya kamu tidak akan

kembali menghadap Allah dengan membawa sesuatu yang paling baik daripada sesuatu yang berasal dari-Nya yaitu Al

Qur‟an. Ikhwan dan Akhwat rahiymakumullahu jamiy‟an, semoga setelah menyimak beberapa keutamaan menghafal

Al Qur‟an tadi antum sekalian sudah memberanikan diri untuk Bersumpah bagi diri kita masing-masing bahwa DEMI

ALLAH selama kita masih diberi kesempatan dan kesehatan oleh Allah „Azza wa Jalla, maka selama itu pula kita akan

terus berupaya untuk menghafalkan kitab termulia tersebut yakni Al Qur‟an meski sedikit demi sedikit.

15. Seorang Hafizh Al Quran Adalah Orang Yang Mendapatkan Tasyrif Nabawi (Penghargaan Khusus Dari Nabi

Shallallahu ‘alaihi wasallam) Di antara penghargaan yang pernah diberikan Nabi shallallahu „alaihi wasallam kepada para sahabat penghafal Al

Quran adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang hafizh Al Quran. Rasul mendahulukan

pemakamannya. “Nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, „Manakah di

antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Quran, ketika ditunjuk kepada salah satunya maka beliau mendahulukan

pemakamannya di liang lahat.‟” (Riwayat Bukhari)

16. Hafizh Qur’an Adalah Keluarga Allah Yang Berada Di atas Bumi “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia.” para sahabat bertanya, „Siapakah mereka ya

Rasulullah?‟ Rasul menjawab, „Para ahli Al Quran. Mereka lah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya.”„ (Riwayat

Ahmad)

17. Menghormati Seorang Hafizh Al Quran Berarti Mengagungkan Allah “Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah menghormati orang tua yang muslim, penghafal Al Quran yang tidak

melampaui batas (di dalam mengamalkan dan memahaminya) dan tidak menjauhinya (enggan membaca dan

mengamalkannya) dan penguasa yang adil.”(Riwayat Abu Daud)

18. Al Quran Akan Menjadi Penolong (syafa’at) Bagi Penghafalnya. Dari Abi Umamah radhiyallahu „anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda,

„Bacalah olehmu Al Quran, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa‟at pada hari kiamat bagi para pembacanya

(penghafalnya).” (Riwayat Muslim)

Demikian, dalil mengenai anjuran menghafal alquran, semoga bermanfaaat!

Page 3: 18 KEUTAMAAN

CARA CEPAT MENGHAFAL AL-QUR’AN

Segala pujian hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada

keluarganya, dan para sahabat seluruhnya.

Keistimewaan metode ini adalah seseorang akan memperoleh kekuatan dan kemapanan hafalan serta dia akan cepat dalam

menghafal sehingga dalam waktu yang singkat dia akan segera mengkhatamkan Al-Quran. Berikut kami akan paparkan

metodenya beserta pencontohan dalam menghafal surah Al-Jumuah:

1. Bacalah ayat pertama sebanyak 20 kali.

2. Bacalah ayat kedua sebanyak 20 kali.

3. Bacalah ayat ketiga sebanyak 20 kali.

4. Bacalah ayat keempat sebanyak 20 kali

5. Keempat ayat di atas dari awal hingga akhir digabungkan dan dibaca ulang sebanyak 20 kali.

6. Bacalah ayat kelima sebanyak 20 kali.

7. Bacalah ayat keenam sebanyak 20 kali.

8. Bacalah ayat ketujuh sebanyak 20 kali.

9. Bacalah ayat kedelapan sebanyak 20 kali.

10. Keempat ayat (ayat 5-8) di atas dari awal hingga akhir digabungkan dan dibaca ulang sebanyak 20 kali.

11. Bacalah ayat pertama hingga ayat ke 8 sebanyak 20 kali untuk memantapkan hafalannya.

Demikian seterusnya pada setiap surah hingga selesai menghafal seluruh surah dalam Al-Quran. Jangan sampai kamu

menghafal dalam sehari lebih dari seperdelapan juz, karena itu akan menyebabkan hafalanmu bertambah berat sehingga

kamu tidak bisa menghafalnya.

JIKA AKU INGIN MENAMBAH HAFALAN PADA HARI BERIKUTNYA, BAGAIMANA CARANYA?

Jika kamu ingin menambah hafalan baru (halaman selanjutnya) pada hari berikutnya, maka sebelum kamu menambah

dengan hafalan baru dengan metode yang aku sebutkan di atas, maka anda harus membaca hafalan lama (halaman

sebelumnya) dari ayat pertama hingga ayat terakhir (muraja‟ah) sebanyak 20 kali agar hafalan ayat-ayat sebelumnya tetap

kokoh dan kuat dalam ingatanmu. Kemudian setelah mengulangi (muraja‟ah) maka baru kamu bisa memulai hafalan baru

dengan metode yang aku sebutkan di atas.

BAGAIMANA CARANYA AKU MENGGABUNGKAN ANTARA MENGULANG (MURAJA’AH) DENGAN

MENAMBAH HAFALAN BARU?

Jangan sekali-kali kamu menambah hafalan Al-Qur`an tanpa mengulang hafalan yang sudah ada sebelumya. Hal itu karena

jika kamu hanya terus-menerus melanjutkan menghafal Al-Qur‟an hingga khatam tapi tanpa mengulanginya terlebih

dahulu, lantas setelah khatam kamu baru mau mengulanginya dari awal, maka secara tidak disadari kamu telah banyak

kehilangan hafalan yang pernah dihafal. Oleh karena itu metode yang paling tepat dalam menghafal adalah dengan

menggabungkan antara murajaah (mengulang) dan menambah hafalan baru. Bagilah isi Al-Qur`an menjadi tiga bagian,yang

mana satu bagian berisi 10 juz. Jika dalam sehari kamu telah menghafal satu halaman maka ulangilah dalam sehari empat

halaman yang telah dihafal sebelumnya hingga kamu menyelesaikan 10 juz. Jika kamu telah berhasil menyelesaikan 10 juz

maka berhentilah menghafal selama satu bulan penuh dan isi dengan mengulang apa yang telah dihafal, dengan cara setiap

hari kamu mengulangi (meraja‟ah) sebanyak 8 halaman.

Setelah selesai satu bulan kamu mengulangi hafalan, sekarang mulailah kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak

satu atau dua lembar tergantung kemampuan, sambil kamu mengulangi setiap harinya 8 halaman hingga kamu bisa

menyelesaikan hafalan 20 juz. Jika kamu telah menghafal 20 juz maka berhentilah menghafal selama 2 bulan untuk

mengulangi hafalan 20 juz, dimana setiap hari kamu harus mengulang (meraja‟ah) sebanyak 8 halaman. Jika sudah

mengulang selama dua bulan, maka mulailah kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar

tergantung kemampuan, sambil kamu mengulangi setiap harinya 8 halaman hingga kamu bisa menyelesaikan seluruh Al-

Qur‟an.

Jika anda telah selesai menghafal semua isi Al-Qur`an, maka ulangilah 10 juz pertama secara tersendiri selama satu bulan,

dimana setiap harinya kamu mengulang setengah juz. Kemudian pindahlah ke 10 juz berikutnya, juga diulang setengah juz

ditambah 8 halaman dari sepuluh juz pertama setiap harinya. Kemudian pindahlah untuk mengulang 10 juz terakhir dari Al-

Qur`an selama sebulan, dimana setiap harinya mengulang setengah juz ditambah 8 halaman dari 10 juz pertama dan 8

halaman dari 10 juz kedua.

BAGAIMANA CARA MERAJA’AH AL-QURAN (30 JUZ) SETELAH AKU MENYELESAIKAN METODE

MURAJA’AH DI ATAS?

Mulailah mengulangi Al-Qur‟an secara keseluruhan dengan cara setiap harinya mengulang 2 juz, dengan mengulanginya 3

kali dalam sehari. Dengan demikian maka kamu akan bisa mengkhatamkan Al-Qur‟an sekali setiap dua minggu.

Dengan metode seperti ini maka dalam jangka satu tahun (insya Allah) kamu telah mutqin (kokoh) dalam menghafal Al-

Qur‟an, dan lakukanlah cara ini selama satu tahun penuh.

APA YANG AKU LAKUKAN SETELAH MENGHAFAL AL-QUR’AN SELAMA SATU TAHUN?

Setelah menguasai hafalan dan mengulangInya dengan itqan (mantap) selama satu tahun, hendaknya bacaan Al-Qur‟an

yang kamu baca setiap hari hingga akhir hayatmu adalah bacaan yang dilakukan oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam-

semasa hidup beliau. Beliau membagi isi Al-Qur`an menjadi tujuh bagian (dimana setiap harinya beliau membaca satu

bagian tersebut), sehingga beliau mengkhatamkan Al-Qur‟an sekali dalam sepekan.

Aus bin Huzaifah -rahimahullah- berkata: Aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-,

“Bagaimana caranya kalian membagi Al-Qur`an untuk dibaca setiap hari?” Mereka menjawab:

به ثلث سور وخمس سور وسبع سور وتسع سور وإحدى عشرة سورة ل من قاف حتي يختم نحز وثلث عشرة سورة وحزب المفص

“Kami membaginya menjadi (tujuh bagian yakni): Tiga surat, lima surat, tujuh surat, sembilan surat, sebelas surat, tiga

belas surat, dan hizb al-mufashshal yaitu dari surat Qaf sampai akhir (mushaf).” (HR. Ahmad no. 15578).

Maksudnya:

Page 4: 18 KEUTAMAAN

Hari pertama: Mereka membaca surat “al-fatihah” hingga akhir surat “an-nisa`”.

Hari kedua: Dari surat “al-maidah” hingga akhir surat “at-taubah”.

Hari ketiga: Dari surat “Yunus” hingga akhir surat “an-nahl”.

Hari keempat: Dari surat “al-isra” hingga akhir surat “al-furqan”.

Hari kelima: Dari surat “asy-syu‟ara” hingga akhir surat “Yasin”.

Hari keenam: Dari surat “ash-shaffat” hingga akhir surat “al-hujurat”.

Hari ketujuh: Dari surat “qaaf” hingga akhir surat “an-nas”.

Para ulama menyingkat bacaan Al-Qur`an Nabi -shallallahu alaihi wasallam- ini menjadi kata: ” فمي بشوق“. Setiap huruf yang

tersebut menjadi simbol dari awal surat yang dibaca oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- pada setiap harinya. Maka:

Huruf “fa`” adalah simbol dari surat “al-fatihah”. Maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari pertama dimulai dari

surah al-fatihah.

Huruf “mim” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari kedua dimulai dari surah al-maidah.

Huruf “ya`” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari ketiga dimulai dari surah Yunus.

Huruf ”ba`” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari keempat dimulai dari surah Bani Israil yang juga dinamakan

surah al-isra`.

Huruf “syin” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari kelima dimulai dari surah asy-syu‟ara`.

Huruf “waw” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari keenam dimulai dari surah wash shaffat.

Huruf “qaaf” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari ketujuh dimulai dari surah qaf hingga akhir muashaf yaitu

surah an-nas.

Adapun pembagian hizib yang ada pada Al-Qur an sekarang, maka itu tidak lain adalah buatan Hajjaj bin Yusuf.

BAGAIMANA CARA MEMBEDAKAN ANTARA BACAAN YANG MUTASYABIH (AYAT YANG MIRIP)

DALAM AL-QUR’AN?

Cara terbaik untuk membedakan antara dua ayat yang kelihatannya menurut kamu hampir sama (mutasyabih), adalah

dengan cara membuka mushaf dan carilah kedua ayat tersebut. Lalu carilah perbedaan antara kedua ayat tersebut, cermatilah

perbedaan tersebut, kemudian buatlah tanda/catatan (di dalam hatimu) yang bisa kamu jadikan sebagai tanda untuk

membedakan antara keduanya. Kemudian, ketika kamu melakukan murajaah hafalan, maka perhatikanlah perbedaan

tersebut secara berulang-ulang sampai kamu mutqin dalam mengingat perbedaan antara keduanya.

BEBERAPA KAIDAH DAN KETENTUAN DALAM MENGHAFAL AL-QUR`AN:

1- Kamu harus menghafal melalui bantuan seorang guru yang bisa membenarkan bacaanmu jika salah.

2- Hafalkanlah 2 halaman setiap hari: 1 halaman setelah subuh dan 1 halaman setelah ashar atau maghrib. Dengan metode

seperti ini (insya Allah) kamu akan bisa menghafal Al-Qur`an secara mutqin dalam kurun waktu satu tahun. Tetapi jika

kamu memperbanyak kapasitas hafalan setiap harinya maka kemampuan menghafalmu akan melemah.

3- Menghafallah mulai dari surat an-nas hingga surat al-baqarah karena hal itu lebih mudah. Tapi setelah kamu menghafal

Al-Qur`an maka urutan meraja‟ahmu dimulai dari Al-Baqarah sampai An-Nas.

4- Dalam menghafal hendaknya menggunakan satu mushaf saja (baik dalam cetakan maupun bentuknya), karena hal itu

sangat membantu dalam menguatkan hafalan dan agar lebih cepat mengingat letak-letak ayatnya, ayat apa yang ada di

akhir halaman ini dan ayat apa yang ada di awal halaman sebelahnya.

5- Setiap orang yang menghafal Al-Qur‟an pada 2 tahun pertama biasanya apa yang telah dia hafal masih mudah hilang,

dan masa ini disebut fase at-tajmi‟ (pengumpulan hafalan). Karenanya janganlah kamu bersedih karena ada sebagian

hafalanmu yang kamu lupa atau kamu banyak keliru dalam hafalan. Ini adalah fase yang sulit sebagai ujian bagimu, dan

ini adalah fase rentan yang bisa menjadi pintu masuknya setan untuk menghentikan kamu dari menghafal Al-Qur`an.

Tolaklah was-was tersebut dari dalam hatimu dan teruslah menghafal, karena dia (menghafal Al-Qur`an) merupakan

perbendaharaan harta yang tidak diberikan kepada sembarang orang.

[Oleh: Asy-Syaikh Dr. Abdul Muhsin Muhammad Al-Qasim, imam dan khathib di Masjid Nabawi]