17 18 19 .~ OJan OPeb .0 M;'i- (c:)Jun' .Jul Pilpres p.a...

2
h::'~:"~~) Pikiran Rakyat . Senin --- ..,:;; ~ 1 2 3 ~!-., ..\ 17 18 19 .~ OJan OPeb o Selasa 0 Rabu 0 Kamis 0 Jumat 4 5 G> 7 8 9 10 11 20 21 22 23 24 25 26 .0 Mar - 0 Apr 0 M;'i- (c:) Jun' .Jul 0 Ags o Sabtu 0 Minggu 12 13 14 15 16 27 28 29 30 31 - _. --- - OSep OOkt ONov OOes_... Pilpres p.a!am " Q T7 d ." D k · UO fatS emo rast J .IKA kita cermati Pem- . buIman DUD '45, akan ditemukan makna yang begitu dalammenggambarkan suasana batin, moralitas, keyakinan, harapan, dan cita- cita para pendiri negara ini. Bagi mereka, Negara Kesatuan Republik Indonesia ibarat bahtera raksasa yang akan membawa seluruh anak bangsa menyeberangi ganas- nya samudra ke puIau harapan nun jauh di sana. Negeri yang adil dan makmur, gemah ri- pah lohjinawi. Apakah bahtera raksasa itu al<an mampu menembus gu- lungan ombak dan badai hing- ga sampai pada tujuannya atau kandas membentur karang, lalu karam dan menenggelamkan seluruh penumpang? Semua tergan- tung dari kemahiran dan in- tegritas moral sang nakhoda dan para ABK (anak buah ka- pal) dalam mengemban tugas dan misinya untuk melindungi jiwa raga seluruh penumpang. Para pendiri negara ini bukan membangun bahtera tradisional, melainkan kapal modem lengkap dengan per- alatannya yang canggih. Bahkan, pada masa itu, dapat dikatakan NKRI adalah negara dengan struktur paling mod- em di Asia Tenggara. Indone- sia merupakan negara kese- jahteraan (the welfare state) atau "negara pengurus" menu- rut Bung Hatta. DUD 45 adalah kompas bagi sang nakhoda,sebagaipedoman dan petunjuk ke mana haluan harus diarahkan. Nakhoda tersebut tiada lain adalah presideQ dan wakil presiden, sementara ABK adalah pemerintah dan pe- merintah daerah, yang menu- rut DUD 45 harus melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan ke- hidupan bangsa. Dengan demikian, pemilihan presiden dan wakil presiden merupal<an momen penting untuk menen- tukan posisi bangsa Indonesia di antara bangsa-bangsa lain di dunia. Apakah kita akan berhasil mencapai tujuan ne- gara, menjadi suatu bangsa yang maju, terhormat dan ~ --=------- - ------- memiliki jati diri, atau tetap menjadi "bangsa tempe" menurut istilah Bung Kamo? Semua bergantung pada sang nakhoda. Ini momen kedua kali bangsa Indonesia memilih presiden dan wakil presiden melalui mekanisme pemilihan langsung. Tentu ada sejuta harapan membentang ter- hadap ketiga pasangan calon kali ini. Ada pasangan calon yang menjanjikan perubahan haluan karena menganggap sekarang salah arah. Ada juga yang ingin memacu laju bahtera, lebih cepat lebih baik, tetapi toh ada juga yang ingin tetap laju dengan lambat asal selamat. Semua visi yang disampaikan capres cukup menarik dan menjanjikan, tinggal rakyat sebagai peme- gang kedauIatan menentukan pilihan. Perlu diingat, pemer- intahan negara bukan suIap bukan sihir yang bisa meng- ubah keadaan secepat membalikkan tangan. Kese- jahteraan rakyat itu sesung- guhnya hanya fatamorgana. Tujuan negara itu hanya dapat didekati, tetapi tidak pemah bisa dicapai, apalagi bersan- dar. Sebab, jika demikian hal- nya, peIjalanan bangsa ini ter- henti dan tidak lagi berkem- bang. Harapan besar terhadap tiga pasangan kandiaat presiden dan wakil presiden itu sekali- gus disertai dengan kekhawati- ran yang dalam. Pertanyaan yang sering dilontarkan, apakah ongkos politik yang di- belanjakan untuk pilpres ini ,akan sebanding dengan hasil yang diharapkan? Apalagi, banyak pengamat yang mera~ malkan al<anteIjadi dua putaran? The man on the street sering bertanya, kenapa harus ada dua putaran? Kena- pa tidak pakai sistem gugur yang lebih praktis dan murah? Terhadap pertanyaan tersebut, penuIis sering mendengar jawaban praktis, dari sananya sudah begitu! Untuk itu, mari kita simak pasal 6A ayat (3) sebagai berikut, "Pasangan calon Pres- iden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima puIuh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum K lip in9 Hum 0 sUn pod 2009------

Transcript of 17 18 19 .~ OJan OPeb .0 M;'i- (c:)Jun' .Jul Pilpres p.a...

Page 1: 17 18 19 .~ OJan OPeb .0 M;'i- (c:)Jun' .Jul Pilpres p.a ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/pikiranrakyat-20090706...mendapatkan suara lebih dari lima puIuh persen dari

h::'~:"~~) Pikiran Rakyat. Senin---..,:;;

~1 2 3

~!-.,..\ 17 18 19

.~ OJan OPeb

o Selasa 0 Rabu 0 Kamis 0 Jumat4 5 G> 7 8 9 10 11

20 21 22 23 24 25 26

.0 Mar- 0 Apr 0 M;'i- (c:)Jun' .Jul 0 Ags

o Sabtu 0 Minggu

12 13 14 15 1627 28 29 30 31

- _. --- -

OSep OOkt ONov OOes_...

Pilpres p.a!am"

Q T7 d ." D k·

UO fatS emo rast

J .IKA kita cermati Pem-. buIman DUD '45, akanditemukan makna yang

begitu dalammenggambarkansuasana batin, moralitas,keyakinan, harapan, dan cita-cita para pendiri negara ini.Bagi mereka, Negara KesatuanRepublik Indonesia ibaratbahtera raksasa yang akanmembawa seluruh anak

bangsa menyeberangi ganas-nya samudra ke puIau harapannun jauh di sana. Negeri yangadil dan makmur, gemah ri-pah lohjinawi.

Apakah bahtera raksasa itual<anmampu menembus gu-lungan ombak dan badai hing-ga sampai pada tujuannyaatau kandas membenturkarang, lalu karam danmenenggelamkan seluruhpenumpang? Semua tergan-tung dari kemahiran dan in-tegritas moral sang nakhodadan para ABK (anak buah ka-pal) dalam mengemban tugasdan misinya untuk melindungijiwa raga seluruh penumpang.

Para pendiri negara inibukan membangun bahteratradisional, melainkan kapalmodem lengkap dengan per-alatannya yang canggih.Bahkan, pada masa itu, dapatdikatakan NKRI adalah negaradengan struktur paling mod-em di Asia Tenggara. Indone-sia merupakan negara kese-jahteraan (the welfare state)atau "negara pengurus" menu-rut Bung Hatta. DUD 45adalah kompas bagi sangnakhoda,sebagaipedomandan petunjuk ke mana haluanharus diarahkan.

Nakhoda tersebut tiada lainadalah presideQ dan wakilpresiden, sementara ABKadalah pemerintah dan pe-merintah daerah, yang menu-rut DUD 45 harus melindungisegenap bangsa Indonesia,memajukan kesejahteraanumum, dan mencerdaskan ke-hidupan bangsa. Dengandemikian, pemilihan presidendan wakil presiden merupal<anmomen penting untuk menen-tukan posisi bangsa Indonesiadi antara bangsa-bangsa laindi dunia. Apakah kita akanberhasil mencapai tujuan ne-gara, menjadi suatu bangsayang maju, terhormat dan

~--=------- - -------

memiliki jati diri, atau tetapmenjadi "bangsa tempe"menurut istilah Bung Kamo?Semua bergantung pada sangnakhoda.

Ini momen kedua kalibangsa Indonesia memilihpresiden dan wakil presidenmelalui mekanisme pemilihanlangsung. Tentu ada sejutaharapan membentang ter-hadap ketiga pasangan calonkali ini. Ada pasangan calonyang menjanjikan perubahanhaluan karena menganggapsekarang salah arah. Ada jugayang ingin memacu lajubahtera, lebih cepat lebih baik,tetapi toh ada juga yang ingintetap laju dengan lambat asalselamat. Semua visi yangdisampaikan capres cukupmenarik dan menjanjikan,tinggal rakyat sebagai peme-gang kedauIatan menentukanpilihan. Perlu diingat, pemer-intahan negara bukan suIapbukan sihir yang bisa meng-ubah keadaan secepatmembalikkan tangan. Kese-jahteraan rakyat itu sesung-guhnya hanya fatamorgana.Tujuan negara itu hanya dapatdidekati, tetapi tidak pemahbisa dicapai, apalagi bersan-dar. Sebab, jika demikian hal-nya, peIjalanan bangsa ini ter-henti dan tidak lagi berkem-bang.

Harapan besar terhadap tigapasangan kandiaat presidendan wakil presiden itu sekali-gus disertai dengan kekhawati-ran yang dalam. Pertanyaanyang sering dilontarkan,apakah ongkos politik yang di-belanjakan untuk pilpres ini,akan sebanding dengan hasilyang diharapkan? Apalagi,banyak pengamat yang mera~malkan al<anteIjadi duaputaran? The man on thestreet sering bertanya, kenapaharus ada dua putaran? Kena-pa tidak pakai sistem guguryang lebih praktis dan murah?Terhadap pertanyaan tersebut,penuIis sering mendengarjawaban praktis, dari sananyasudah begitu!

Untuk itu, mari kita simakpasal 6A ayat (3) sebagaiberikut, "Pasangan calon Pres-iden dan Wakil Presiden yangmendapatkan suara lebih darilima puIuh persen dari jumlahsuara dalam pemilihan umum

K lip i n 9 Hum 0 sUn pod 2009------

Page 2: 17 18 19 .~ OJan OPeb .0 M;'i- (c:)Jun' .Jul Pilpres p.a ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/pikiranrakyat-20090706...mendapatkan suara lebih dari lima puIuh persen dari

ANDRI GURNITAj"PR"

SEORANG pelukis menggambar para calon presiden dan calon wakil presiden di Pasar Seni SariBandung, Jln. Tamansari, Jumat (317). Aksi melukis ini akan berlangsung hingga sehari menjelangpilpres dan rencananya akan dilelang pada capres terpilih. *

dengan sedikitnya dua puluhpersen suara di setiap provinsiyang tersebar di lebih darisetengah jumlah provinsi diIndonesia, dilantik menjadiPresiden dan Wakil Presiden."

Dengan ketentuan tersebutdiharapkan presiden dan wakilpresiden terpilih mendapatdukungan yang riil danmendekati kehendak rakyat.bengan demikian, diharapkanpresiden dan wakil presidenterpilih memperoleh legitimasihukum dan politik yang kuat.Tidak akan teIjadi bias sepertipada sistem distrik (simplemajority) umumnya. Apabilapilpres yang diikuti tiga pasan-gan calon ini dilaksanakandalam satu putaran, dapat ter-jadi gabungan jumlah suaradari dua pasangan calon yangkalah akan jauh melebih'i jum-lah suara yang dikantongi pe-menang. Jadi, pasal 6 ayat (3)DUD 45 tersebut meng-gabungkan sistem suara terba-nyak (proporsional) dan sis-tern jumlah daerah pemilihan(distrik).

Seperti sistem gado-gadopada umumnya selalu rentanarnbiguitas. Baru teIjadi di In-donesia suatu norma konsti-tusi hanya bersifat "opsional".Jika tidak ada pasangan calonyang mencapai syarat perole-han suara seperti yang dimak-- ---

sud dalarn ayat (3) tersebut.Ayat (4) menyatakan, "Dalarnhal tidak ada pasangan calonPresiden dan Wakil Presidenterpilih, dua pasangan calonyang memperoleh suara ter-banyak pertama dan keduadalam pemilihan umum dipil-ih oleh rakyat secara langsungdan pasangan yang memper-oleh suara terbanyak dilantiksebagai Presiden dan WakilPresiden."

Dengan demikian, ada pil-pres putaran kedua, dan tarn-paknya hal itu akan teIjadidal'arn momen pilpres saat ini,karena dominasi pasanganSBY-Boediono mulai menurunseiring dengan banyak blunderyang dibuat tim sukses mere-ka. Pasangan Kalla-Wirantodan Mega-Prabowo makindiperhitungkan. Dalarn pilpresputaran kedua itu tidak ada la-gi syaratjumlah daerah pemil-ihan, melainkan proporsionalmurni. Dalarn Undang-Un-dang No. 42 Tahun 2004 ten-tang Pemilihan Umum Presi-den dan Wakil Presiden,jum-lah sebaran distrik hanyadiperhitungkan apabila teIjadikasus perolehan jumlah suarayang sarna.

Timbul pertanyaan konsti-tusional, jika presiden clanwakil presiden terpilih dalampilpres putaran kedua itu sah

secara konstitusional, kenapasistem itu tidak diterapkan sa-ja dalarn satu kali putaran? Ki-ta memang sering membuataturan yang menjebak dirisendiri, padahal aturan itu se-4arusnya menjadi problemsolver dan bukan sebaliknyamenjadi problem maker.

Munculnya ide barn yangjauh lebih segar adalah kon-sekuensi alih generasi.Perkembangan gasasan danpemikiran termasuk peruba-han konstitusi adalah suatu ke-majuan berarti. Dari sekianbanyak sistem pilpres yang adadalarn praktrik di dunia ini, ke-napa kita memilih sistem yangpaling sulit dan mahal?

Menjelang satu dasawarsareformasi, kiranya merupakanmomen yang tepat untukmerenungkan kembali danmengkaji ulang (rethinking)sistem dan struktur ketatane-garaan kita secara komprehen-sif dan mendasar dalam kon-teks kekinian dan masa depanbangsa. Agar menjadi jelasdasar, arah, dan tujuan ne-gara, serta bentuk dan sistemyang memungkinkan negaradapat mencapai tujuannya. ***

Indra Perwira, KepalaPusat Penelitian Perkemban-gan Hukum dan DinamikaSosial Unpad.. ------