159914741 Slide Trauma Termal

28
LUKA BAKAR

Transcript of 159914741 Slide Trauma Termal

  • LUKA BAKAR

  • DEFINISI

    Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak

    dengan sumber panas seperti api, air panas,

    bahan kimia, listrik, dan radiasi.

    Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang

    memerlukan penatalaksanaan khusus sejak

    awal (fase syok) sampai fase lanjut.

  • KLASIFIKASI LUKA BAKAR

    Derajat I

    Kerusakan terbatas

    pada bagian

    epidermis, Kulit

    kering, eritema Nyeri

    ,Tidak ada bula .

  • Derajat II

    Meliputi epidermis

    dan sebagian dermis,

    Terdapat proses

    eksudasi ,Ada bula

    ,Dasar luka berwarna

    merah/pucat ,Nyeri

  • Derajat III

    Kerusakan meliputi

    seluruh dermis dan

    lapisan yg lebih

    dalam Tidak ada bula

    Kulit berwarna abu-

    abu dan pucat,

    Kering ,Terdapat

    eskar , Tidak nyeri

  • LUAS LUKA BAKAR

    Beberapa metode untuk menentukan luas luka

    bakar:

    Estimasi menggunakan luas permukaan palmar

    pasien. Luas telapak tangan = 1% luas

    permukaan tubuh

  • Rumus 9 atau rule of nine untuk orang

    dewasa

    Luas kepala dan leher, dada, punggung,

    pinggang dan bokong,

    ekstremitas atas kanan,

    ekstremitas atas kiri,

    paha kanan, paha kiri,

    tungkai dan kaki kanan,

    serta tungkai dan kaki

    kiri masing-masing 9%.

    Daerah genitalia = 1%.

  • Pada anak dan bayi digunakan rumus lain

    karena luas relatif

    permukaan kepala anak

    jauh lebih besar dan luas

    relatif permukaan kaki

    lebih kecil.

    Rumus 10 untuk bayi

    Rumus 10-15-20 untuk anak.

  • PATOFISIOLOGI

    PD yg terpajan suhu tinggi rusak& permeabilitas sel darah rusak anemia

    Permeabilitas edema bula yang mengandung banyak elektrolit volume cairan intravaskuler

    Kerusakan kulit akibat luka bakar cairan akibat penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat II, dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat III.

  • FASE LUKA BAKAR

    Fase awal, fase akut, fase syok Gangguan pada saluran nafas akibat eskar melingkar di dada atau

    trauma multipel di rongga toraks; dan gangguan sirkulasi seperti keseimbangan cairan elektrolit, syok hipovolemia.

    Fase setelah syok berakhir, fase sub akut Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan Multi-

    system Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan sepsis.

    Fase lanjut Berlangsung setelah penutupan luka sampai terjadinya maturasi

    jaringan. Masalah yang dihadapi adalah penyulit dari luka bakar seperti parut hipertrofik, kontraktur dan deformitas lain

  • PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah

    Urinalisis

    Pemeriksaan keseimbangan elektrolit

    Analisis gas darah

    Radiologi jika dicurigai adanya cedera ikutan

  • Primary survey dan resusitasi

    penderta luka bakar

    A. Airway

    Adanya riwayat terkurung api atau

    terdapat tanda-tanda trauma jalan

    napas, memerlukan pemeriksaan jalan

    napas dan tindakan pemasangan jalan

    napas definitif.

  • B. Breathing

    Penanganan awalnya didasarkan atas tanda

    dan gejala yang ada, yang timbul akibat

    trauma, sebagai berikut

    1. Trauma bakar langsung, menyebabkan edema

    dan/atau obstruksi jalan napas bagian atas

    2. Inhalasi hasil pembakaran (partikel karbon) dan asap beracun menyebabkan trakheobronkhitis kimiawi, edema, pneumoni.

    3. Keracunan karbon monoksida (CO)

  • C. Volume Sirkulasi Darah

    Penilaian volume sirkulasi sering

    tidak mudah pada penderita luka bakar

    berat, lagi pula penderita luka bakar berat

    sering disertai dengan trauma lain yang

    menyebabkan syok hipovolemik.

    Penanganan syok dilakukan sesuai

    dengan prinsip resusitasi, resusitasi cairan

    intravena untuk lua bakarnya juga harus

    segera dimulai.

  • SECONDARY SURVEY DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

    A. Pemeriksaan Fisik Untuk dapat merencanakan dan

    menangani penderita dengan baik, lakukan hal-hal sebagai berikut :

    1. Tentukan luasdan dalamnya luka bakar

    2. Periksa apakah ada cedera ikutan

    3. Timbang berat badan penderita

  • B. Catatan Penderita

    Catatan tentang penanganan harus dibuat dalan catatan penderita begitu penderita masuk ke Unit Gawat Darurat, catatan penderita ini harus disertakan bila penderita dirujuk ke pusat lka bakar.

  • C. Pemeriksaan Penunjang Untuk Penderita Luka Bakar Berat

    1. Darah

    Ambil contoh darah untuk pemeriksaan darah lengkap, golongan darah dan crossmatch, kadar karboksihemoglobin, gula darah, elektrolit, dan tes kehamilan pada wanita usia subur, darah arteri juga diambil untuk analisa gas darah.

    2. Radiologi

    Pemeriksaan foto thoraks bisa dilakukan secara seri beberapa kali bila diperlukan, sedangkan pemeriksaan radiologi lain dilakukan bila dicurigai adanya cedera ikutan.

  • D. Luka Bakar Melingkar pada Ekstremitas : Menjamin Sirkulasi Perifer

    E. Pemasangan pipa lambung.

    F. Obat narkotika, analgesik dan sedatifa

    G. Perawatan luka

    H. Antibiotika

    I. Tatanus

  • LUKA BAKAR KHUSUS A. Luka Bakar Bahan Kimia

    Luka bakar juga dapat disebabkan oleh kontak langsung dengan bahan kimia asam, basa atau hasil pengolahan minyak. Luka bakar zat basa umumnya lebih serius dibanding asam, karena basa dapat menembus jaringan lebih dalam. Segera bersihkan zat kimia dan rawat luka, karena berat ringannya luka bakar kimia tergantung dari lamanya waktu kontak, konsentrasi dan jumlahnya. Guyur zat kimia dengan air sebanyak-banyaknya, bila perlu gunakan penyemprot air selama paling sedikitn 20 sampai 30 menit

  • B. Luka Bakar Listrik

    Luka Bakar Listrik disebabkan oleh kontak langsung aliran listrik dengan badan dan sering lukanya lebih serius dari apa yang terlihat dipermukaan. Tubuh manusia dapat bertindak sebagai penghantar energi listrik dan mengakibatkan kerusakan jaringan akibat panas yang ditimbulkan. Kecepatan hilangnya panas antara kulit dengan jaringan yang lebih dalam mengakibatkan terlihatnya permukaaan kulit tampak seakan normal, padahal jaringan otot di dalamnya mengalami nekrosis.

  • Jenis Trauma Dingin

    1. Frostnip merupakan bentuk paling ringan trauma dingin, ditandai dengan nyeri, pucat, dan kesemutan pada daerah yang terkena.

    2. Frostbite adalah pembekuan jaringan yang diakibatkan oleh permukaan kristal es intraselular dan bendungan mikrovaskuler sehingga terjadi anoksia jaringan.

    3. Non Frezing injury disebabkan oleh kerusakan endotel mikrovaskular, statis, dan sumbatan vaskuler.

  • TATALAKSANA RESUSITASI

    Tatalaksana resusitasi jalan nafas: Intubasi Krikotiroidotomi (terlalu agresif dan menimbulkan

    morbiditas lebih besar dibanding intubasi)

    Pemberian oksigen 100% Perawatan jalan nafas Penghisapan sekret (secara berkala) Pemberian terapi inhalasi Bilasan bronkoalveolar Perawatan rehabilitatif untuk respirasi Eskarotomi pada dinding toraks memperbaiki

    kompliansi paru

  • Tatalaksana resusitasi cairan

    Resusitasi cairan dilakukan dengan memberikan cairan pengganti.

    Cara untuk menghitung kebutuhan cairan ini:

    Cara Evans

    Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam

    Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam

    2.000 cc glukosa 5% per 24 jam

    Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

  • Cara Baxter

    Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL

    Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam

    pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.

    Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari

    pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah

    cairan hari kedua.

  • PROGNOSIS

    Prognosis dan penanganan luka bakar tergantung:

    Dalam dan luasnya permukaan luka bakar

    Penanganan sejak awal hingga penyembuhan

    Letak daerah yang terbakar

    Usia dan keadaan kesehatan penderita

    Penyulit juga mempengaruhi progonosis pasien. Penyulit yang timbul pada luka bakar: gagal ginjal akut, edema paru, infeksi dan sepsis, serta parut hipertrofik dan kontraktur.

  • Daftar Pustaka

    Advanced Trauma Life Support (ATLS) Edisi 7, USA, 2004

    Brunicardi C.F ,dkk. Schwartz s principle of surgery edisi 8 .McGraw-Hills 2004

    Sabiston Buku Ajar Bedah Bagian 2 EGC, Jakarta, 1994

    Sjamsuhidayat R, Wim de-Jong . Buku Ajar Bedah Bagian 2, EGC, 2004