159914741 Slide Trauma Termal
-
Upload
fuji-seprinur-hidayat -
Category
Documents
-
view
35 -
download
11
Transcript of 159914741 Slide Trauma Termal
-
LUKA BAKAR
-
DEFINISI
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas,
bahan kimia, listrik, dan radiasi.
Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang
memerlukan penatalaksanaan khusus sejak
awal (fase syok) sampai fase lanjut.
-
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Derajat I
Kerusakan terbatas
pada bagian
epidermis, Kulit
kering, eritema Nyeri
,Tidak ada bula .
-
Derajat II
Meliputi epidermis
dan sebagian dermis,
Terdapat proses
eksudasi ,Ada bula
,Dasar luka berwarna
merah/pucat ,Nyeri
-
Derajat III
Kerusakan meliputi
seluruh dermis dan
lapisan yg lebih
dalam Tidak ada bula
Kulit berwarna abu-
abu dan pucat,
Kering ,Terdapat
eskar , Tidak nyeri
-
LUAS LUKA BAKAR
Beberapa metode untuk menentukan luas luka
bakar:
Estimasi menggunakan luas permukaan palmar
pasien. Luas telapak tangan = 1% luas
permukaan tubuh
-
Rumus 9 atau rule of nine untuk orang
dewasa
Luas kepala dan leher, dada, punggung,
pinggang dan bokong,
ekstremitas atas kanan,
ekstremitas atas kiri,
paha kanan, paha kiri,
tungkai dan kaki kanan,
serta tungkai dan kaki
kiri masing-masing 9%.
Daerah genitalia = 1%.
-
Pada anak dan bayi digunakan rumus lain
karena luas relatif
permukaan kepala anak
jauh lebih besar dan luas
relatif permukaan kaki
lebih kecil.
Rumus 10 untuk bayi
Rumus 10-15-20 untuk anak.
-
PATOFISIOLOGI
PD yg terpajan suhu tinggi rusak& permeabilitas sel darah rusak anemia
Permeabilitas edema bula yang mengandung banyak elektrolit volume cairan intravaskuler
Kerusakan kulit akibat luka bakar cairan akibat penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat II, dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat III.
-
FASE LUKA BAKAR
Fase awal, fase akut, fase syok Gangguan pada saluran nafas akibat eskar melingkar di dada atau
trauma multipel di rongga toraks; dan gangguan sirkulasi seperti keseimbangan cairan elektrolit, syok hipovolemia.
Fase setelah syok berakhir, fase sub akut Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan Multi-
system Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan sepsis.
Fase lanjut Berlangsung setelah penutupan luka sampai terjadinya maturasi
jaringan. Masalah yang dihadapi adalah penyulit dari luka bakar seperti parut hipertrofik, kontraktur dan deformitas lain
-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah
Urinalisis
Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
Analisis gas darah
Radiologi jika dicurigai adanya cedera ikutan
-
Primary survey dan resusitasi
penderta luka bakar
A. Airway
Adanya riwayat terkurung api atau
terdapat tanda-tanda trauma jalan
napas, memerlukan pemeriksaan jalan
napas dan tindakan pemasangan jalan
napas definitif.
-
B. Breathing
Penanganan awalnya didasarkan atas tanda
dan gejala yang ada, yang timbul akibat
trauma, sebagai berikut
1. Trauma bakar langsung, menyebabkan edema
dan/atau obstruksi jalan napas bagian atas
2. Inhalasi hasil pembakaran (partikel karbon) dan asap beracun menyebabkan trakheobronkhitis kimiawi, edema, pneumoni.
3. Keracunan karbon monoksida (CO)
-
C. Volume Sirkulasi Darah
Penilaian volume sirkulasi sering
tidak mudah pada penderita luka bakar
berat, lagi pula penderita luka bakar berat
sering disertai dengan trauma lain yang
menyebabkan syok hipovolemik.
Penanganan syok dilakukan sesuai
dengan prinsip resusitasi, resusitasi cairan
intravena untuk lua bakarnya juga harus
segera dimulai.
-
SECONDARY SURVEY DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Fisik Untuk dapat merencanakan dan
menangani penderita dengan baik, lakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Tentukan luasdan dalamnya luka bakar
2. Periksa apakah ada cedera ikutan
3. Timbang berat badan penderita
-
B. Catatan Penderita
Catatan tentang penanganan harus dibuat dalan catatan penderita begitu penderita masuk ke Unit Gawat Darurat, catatan penderita ini harus disertakan bila penderita dirujuk ke pusat lka bakar.
-
C. Pemeriksaan Penunjang Untuk Penderita Luka Bakar Berat
1. Darah
Ambil contoh darah untuk pemeriksaan darah lengkap, golongan darah dan crossmatch, kadar karboksihemoglobin, gula darah, elektrolit, dan tes kehamilan pada wanita usia subur, darah arteri juga diambil untuk analisa gas darah.
2. Radiologi
Pemeriksaan foto thoraks bisa dilakukan secara seri beberapa kali bila diperlukan, sedangkan pemeriksaan radiologi lain dilakukan bila dicurigai adanya cedera ikutan.
-
D. Luka Bakar Melingkar pada Ekstremitas : Menjamin Sirkulasi Perifer
E. Pemasangan pipa lambung.
F. Obat narkotika, analgesik dan sedatifa
G. Perawatan luka
H. Antibiotika
I. Tatanus
-
LUKA BAKAR KHUSUS A. Luka Bakar Bahan Kimia
Luka bakar juga dapat disebabkan oleh kontak langsung dengan bahan kimia asam, basa atau hasil pengolahan minyak. Luka bakar zat basa umumnya lebih serius dibanding asam, karena basa dapat menembus jaringan lebih dalam. Segera bersihkan zat kimia dan rawat luka, karena berat ringannya luka bakar kimia tergantung dari lamanya waktu kontak, konsentrasi dan jumlahnya. Guyur zat kimia dengan air sebanyak-banyaknya, bila perlu gunakan penyemprot air selama paling sedikitn 20 sampai 30 menit
-
B. Luka Bakar Listrik
Luka Bakar Listrik disebabkan oleh kontak langsung aliran listrik dengan badan dan sering lukanya lebih serius dari apa yang terlihat dipermukaan. Tubuh manusia dapat bertindak sebagai penghantar energi listrik dan mengakibatkan kerusakan jaringan akibat panas yang ditimbulkan. Kecepatan hilangnya panas antara kulit dengan jaringan yang lebih dalam mengakibatkan terlihatnya permukaaan kulit tampak seakan normal, padahal jaringan otot di dalamnya mengalami nekrosis.
-
Jenis Trauma Dingin
1. Frostnip merupakan bentuk paling ringan trauma dingin, ditandai dengan nyeri, pucat, dan kesemutan pada daerah yang terkena.
2. Frostbite adalah pembekuan jaringan yang diakibatkan oleh permukaan kristal es intraselular dan bendungan mikrovaskuler sehingga terjadi anoksia jaringan.
3. Non Frezing injury disebabkan oleh kerusakan endotel mikrovaskular, statis, dan sumbatan vaskuler.
-
TATALAKSANA RESUSITASI
Tatalaksana resusitasi jalan nafas: Intubasi Krikotiroidotomi (terlalu agresif dan menimbulkan
morbiditas lebih besar dibanding intubasi)
Pemberian oksigen 100% Perawatan jalan nafas Penghisapan sekret (secara berkala) Pemberian terapi inhalasi Bilasan bronkoalveolar Perawatan rehabilitatif untuk respirasi Eskarotomi pada dinding toraks memperbaiki
kompliansi paru
-
Tatalaksana resusitasi cairan
Resusitasi cairan dilakukan dengan memberikan cairan pengganti.
Cara untuk menghitung kebutuhan cairan ini:
Cara Evans
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam
2.000 cc glukosa 5% per 24 jam
Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.
-
Cara Baxter
Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL
Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam
pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.
Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari
pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah
cairan hari kedua.
-
PROGNOSIS
Prognosis dan penanganan luka bakar tergantung:
Dalam dan luasnya permukaan luka bakar
Penanganan sejak awal hingga penyembuhan
Letak daerah yang terbakar
Usia dan keadaan kesehatan penderita
Penyulit juga mempengaruhi progonosis pasien. Penyulit yang timbul pada luka bakar: gagal ginjal akut, edema paru, infeksi dan sepsis, serta parut hipertrofik dan kontraktur.
-
Daftar Pustaka
Advanced Trauma Life Support (ATLS) Edisi 7, USA, 2004
Brunicardi C.F ,dkk. Schwartz s principle of surgery edisi 8 .McGraw-Hills 2004
Sabiston Buku Ajar Bedah Bagian 2 EGC, Jakarta, 1994
Sjamsuhidayat R, Wim de-Jong . Buku Ajar Bedah Bagian 2, EGC, 2004