1
-
Upload
ely-kartika-tika -
Category
Documents
-
view
225 -
download
7
description
Transcript of 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi terbaru telah menghasilkan berbagai teknik dan
prosedur pencitraan yang komplek. Namun prinsip dasar pencitraan adalah tetap,
yaitu memberikan gambaran anatomi bagian tubuh tertentu dan kelainan-kelainan.
Pemeriksaan radiologis memegang peranan penting dalam penegakan diagnosis
terutama dalam bidang nefrologi.1,2
Penyakit ginjal kronis (PGK) atau yang sering disebut Chronic Kidney
Disease (CKD) merupakan masalah kesehatan global dengan insidensi dan
prevalensi yang terus meningkat, prognosis yang buruk, serta biaya perawatan
yang mahal3. Konsekuensi utama penyakit ginjal kronis tidak hanya progresifitas
menjadi gagal ginjal terminal tetapi juga resiko kardiovaskular dan kematian
meningkat5,6. Gagal ginjal terminal atau End Stage Renal Disease (ESRD) telah
terjadi di seluruh dunia dengan biaya pengobatan yang amat mahal7. Menurut
WHO tahun 2002, penyakit ginjal dan saluran kemih telah menyebabkan kematian
sebesar 850.000 orang setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit ini
menduduki peringkat ke-12 tertinggi angka kematian.8
Data dari National Health and Nutrition Examinations Survey (NHANES)
di USA menunjukkan bahwa pada tahun 1988-1994 dan 1999-2004 mengalami
peningkatan dengan prevalensi populasi 10,03% menjadi 13,07% dengan rata-rata
8,2%-11,1% pada laki-laki dan 12,1%-15% pada perempuan9, berdasarkan
prevalensi umur ≥60 tahun (39,4%), 40-59 tahun (12,6%), 20-39 tahun (8,5%)10.
Di Malaysia, dengan populasi 18 juta, diperkirakan terdapat 1800 kasus baru
gagal ginjal per tahunnya8. Diperkirakan 20 tahun kemudian penyakit ginjal
kronis akan mengalami peningkatan yang sangat pesat dengan lebih dari 2 juta
penduduk dunia perlu menjalani pengobatan atau terapi pengganti ginjal (dialisis
atau transplantasi ginjal) untuk gagal ginjal terminal dengan perkiraan
peningkatan 5% per tahunnya.5, 11
1
2
Data di pusat nefrologi di Indonesia memperkirakan prevalensi penyakit
ginjal kronis masing-masing berkisar 100 – 150 per 1 juta penduduk dan ± 29,1%
pada populasi yang memiliki riwayat hipertensi, diabetes dan proteinuria12, 13. Di
RSUD Raden Mattaher Jambi jumlah pasien yang melakukan USG pada bulan
Januari-Oktober 2013 terdapat sebanyak 1397 pasien. Sedangkan jumlah pasien
penyakit ginjal kronis yang melakukan USG sebanyak 31 pasien dari 106 pasien
yang menderita penyakit ginjal kronis, sekitar 2% dari kasus keseluruhan.14
Gagal ginjal terminal di Indonesia dan umumnya negara berkembang
lainnya tidak hanya merupakan aspek medik tetapi juga berpengaruh pada aspek
psikososial dan ekonomi. hanya sebagian kecil (20-30%) pasien dengan gagal
ginjal terminal yang mampu menjalani hemodialisa dan terapi pengganti ginjal.
Selain itu penyakit ginjal kronis susah dikenali secara klinis serta tidak spesifik
dan hanya sedikit tanda-tanda klinis pada tahap awal penyakit. Oleh karena itu
peranan diagnosis dini penyakit ginjal kronis termasuk pemeriksaan radiologi
merupakan upaya yang harus ditingkatkan untuk mengurangi populasi gagal
ginjal terminal.12
Ultrasonografi (USG) merupakan modalitas radiodiagnostik yang
menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan suatu gambar. yang paling
baik untuk saluran kemih. Pemeriksaan ultrasonograafi ginjal tidak tergantung
pada faal ginjal, tidak dijumpai efek samping, tanpa kontras, tidak sakit, relatif
cepat murah dan mudah dikerjakan1,3,4. Pemeriksaan ultrasonografi juga
merupakan metode yang bermanfaat untuk mengevalusi ginjal pada pasien
penyakit ginjal kronis. Parameter sonografi yang dapat dievaluasi adalah ukuran
ginjal yang mengecil (< 8 cm), korteks ginjal yang menipis (< 10 mm),
ekhogenisitas ginjal yang meningkat dan kortikomedular line yang kurang atau
tidak tegas (loss corticomedullary differentiation).4, 15, 16
Penelitian mengenai karakteristik gambaran ultrasonografi pada pasien
klinis penyakit ginjal kronis di RSUD Raden Mattaher Jambi tersebut belum
pernah dilakukan. Berdasarkan kondisi tersebut penulis ingin mengetahui
karakteristik gambaran ultrasonografi pada pasien klinis penyakit ginjal kronis di
RSUD Raden Mattaher Jambi.
3
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana Karakteristik Gambaran Ultrasonografi Pada Pasien Klinis
Penyakit Ginjal Kronis di Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher Jambi
Periode Juni-Agustus Tahun 2014”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran Ultrasonografi pada pasien klinis Penyakit Ginjal
Kronis di Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher Jambi periode Juni-Agustus
tahun 2014.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui distribusi frekuensi penyakit ginjal kronis berdasarkan jenis
kelamin, umur dan faktor keturunan.
2. Mengetahui distribusi frekuensi penyakit ginjal kronis berdasarkan
etiologi.
3. Mengetahui karakteristik gambaran ultrasonografi (USG) pada pasien
klinis penyakit ginjal kronis di Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher
Jambi periode Juni-Agustus tahun 2014.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat bagi peneliti
a. Melalui penelitian ini peneliti dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu
yang didapat selama pendidikan dan menambah pengetahuan dan
pengalaman dalam membuat penelitian ilmiah.
b. Menambah pengetahuan peneliti tentang karakteristik gambaran
ultranosografi konvensional pada pasien penyakit ginjal kronis.
1.4.2 Manfaat bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau masukan
tentang Karakteristik Gambaran Ultrasonografi (USG) Pada Pasien Klinis
Penyakit Ginjal Kronis.
4
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi
tambahan dan pengetahuan bagi mahasiswa akan faktor resiko, gejala dan
tatalaksana dari penderita penyakit ginjal kronis.
1.4.3 Manfaat bagi peneliti lain.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar sebagai informasi
dan acuan bagi penelitian selanjutnya.