1

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi terbaru telah menghasilkan berbagai teknik dan prosedur pencitraan yang komplek. Namun prinsip dasar pencitraan adalah tetap, yaitu memberikan gambaran anatomi bagian tubuh tertentu dan kelainan-kelainan. Pemeriksaan radiologis memegang peranan penting dalam penegakan diagnosis terutama dalam bidang nefrologi. 1,2 Penyakit ginjal kronis (PGK) atau yang sering disebut Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan masalah kesehatan global dengan insidensi dan prevalensi yang terus meningkat, prognosis yang buruk, serta biaya perawatan yang mahal 3 . Konsekuensi utama penyakit ginjal kronis tidak hanya progresifitas menjadi gagal ginjal terminal tetapi juga resiko kardiovaskular dan kematian meningkat 5,6 . Gagal ginjal terminal atau End Stage Renal Disease (ESRD) telah terjadi di seluruh dunia dengan biaya pengobatan yang amat mahal 7 . Menurut WHO tahun 2002, penyakit ginjal dan saluran kemih telah menyebabkan kematian sebesar 850.000 orang setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit ini menduduki peringkat ke-12 tertinggi angka kematian. 8 1

description

doc

Transcript of 1

Page 1: 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi terbaru telah menghasilkan berbagai teknik dan

prosedur pencitraan yang komplek. Namun prinsip dasar pencitraan adalah tetap,

yaitu memberikan gambaran anatomi bagian tubuh tertentu dan kelainan-kelainan.

Pemeriksaan radiologis memegang peranan penting dalam penegakan diagnosis

terutama dalam bidang nefrologi.1,2

Penyakit ginjal kronis (PGK) atau yang sering disebut Chronic Kidney

Disease (CKD) merupakan masalah kesehatan global dengan insidensi dan

prevalensi yang terus meningkat, prognosis yang buruk, serta biaya perawatan

yang mahal3. Konsekuensi utama penyakit ginjal kronis tidak hanya progresifitas

menjadi gagal ginjal terminal tetapi juga resiko kardiovaskular dan kematian

meningkat5,6. Gagal ginjal terminal atau End Stage Renal Disease (ESRD) telah

terjadi di seluruh dunia dengan biaya pengobatan yang amat mahal7. Menurut

WHO tahun 2002, penyakit ginjal dan saluran kemih telah menyebabkan kematian

sebesar 850.000 orang setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit ini

menduduki peringkat ke-12 tertinggi angka kematian.8

Data dari National Health and Nutrition Examinations Survey (NHANES)

di USA menunjukkan bahwa pada tahun 1988-1994 dan 1999-2004 mengalami

peningkatan dengan prevalensi populasi 10,03% menjadi 13,07% dengan rata-rata

8,2%-11,1% pada laki-laki dan 12,1%-15% pada perempuan9, berdasarkan

prevalensi umur ≥60 tahun (39,4%), 40-59 tahun (12,6%), 20-39 tahun (8,5%)10.

Di Malaysia, dengan populasi 18 juta, diperkirakan terdapat 1800 kasus baru

gagal ginjal per tahunnya8. Diperkirakan 20 tahun kemudian penyakit ginjal

kronis akan mengalami peningkatan yang sangat pesat dengan lebih dari 2 juta

penduduk dunia perlu menjalani pengobatan atau terapi pengganti ginjal (dialisis

atau transplantasi ginjal) untuk gagal ginjal terminal dengan perkiraan

peningkatan 5% per tahunnya.5, 11

1

Page 2: 1

2

Data di pusat nefrologi di Indonesia memperkirakan prevalensi penyakit

ginjal kronis masing-masing berkisar 100 – 150 per 1 juta penduduk dan ± 29,1%

pada populasi yang memiliki riwayat hipertensi, diabetes dan proteinuria12, 13. Di

RSUD Raden Mattaher Jambi jumlah pasien yang melakukan USG pada bulan

Januari-Oktober 2013 terdapat sebanyak 1397 pasien. Sedangkan jumlah pasien

penyakit ginjal kronis yang melakukan USG sebanyak 31 pasien dari 106 pasien

yang menderita penyakit ginjal kronis, sekitar 2% dari kasus keseluruhan.14

Gagal ginjal terminal di Indonesia dan umumnya negara berkembang

lainnya tidak hanya merupakan aspek medik tetapi juga berpengaruh pada aspek

psikososial dan ekonomi. hanya sebagian kecil (20-30%) pasien dengan gagal

ginjal terminal yang mampu menjalani hemodialisa dan terapi pengganti ginjal.

Selain itu penyakit ginjal kronis susah dikenali secara klinis serta tidak spesifik

dan hanya sedikit tanda-tanda klinis pada tahap awal penyakit. Oleh karena itu

peranan diagnosis dini penyakit ginjal kronis termasuk pemeriksaan radiologi

merupakan upaya yang harus ditingkatkan untuk mengurangi populasi gagal

ginjal terminal.12

Ultrasonografi (USG) merupakan modalitas radiodiagnostik yang

menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan suatu gambar. yang paling

baik untuk saluran kemih. Pemeriksaan ultrasonograafi ginjal tidak tergantung

pada faal ginjal, tidak dijumpai efek samping, tanpa kontras, tidak sakit, relatif

cepat murah dan mudah dikerjakan1,3,4. Pemeriksaan ultrasonografi juga

merupakan metode yang bermanfaat untuk mengevalusi ginjal pada pasien

penyakit ginjal kronis. Parameter sonografi yang dapat dievaluasi adalah ukuran

ginjal yang mengecil (< 8 cm), korteks ginjal yang menipis (< 10 mm),

ekhogenisitas ginjal yang meningkat dan kortikomedular line yang kurang atau

tidak tegas (loss corticomedullary differentiation).4, 15, 16

Penelitian mengenai karakteristik gambaran ultrasonografi pada pasien

klinis penyakit ginjal kronis di RSUD Raden Mattaher Jambi tersebut belum

pernah dilakukan. Berdasarkan kondisi tersebut penulis ingin mengetahui

karakteristik gambaran ultrasonografi pada pasien klinis penyakit ginjal kronis di

RSUD Raden Mattaher Jambi.

Page 3: 1

3

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana Karakteristik Gambaran Ultrasonografi Pada Pasien Klinis

Penyakit Ginjal Kronis di Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher Jambi

Periode Juni-Agustus Tahun 2014”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran Ultrasonografi pada pasien klinis Penyakit Ginjal

Kronis di Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher Jambi periode Juni-Agustus

tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi frekuensi penyakit ginjal kronis berdasarkan jenis

kelamin, umur dan faktor keturunan.

2. Mengetahui distribusi frekuensi penyakit ginjal kronis berdasarkan

etiologi.

3. Mengetahui karakteristik gambaran ultrasonografi (USG) pada pasien

klinis penyakit ginjal kronis di Instalasi Radiologi RSUD Raden Mattaher

Jambi periode Juni-Agustus tahun 2014.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat bagi peneliti

a. Melalui penelitian ini peneliti dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu

yang didapat selama pendidikan dan menambah pengetahuan dan

pengalaman dalam membuat penelitian ilmiah.

b. Menambah pengetahuan peneliti tentang karakteristik gambaran

ultranosografi konvensional pada pasien penyakit ginjal kronis.

1.4.2 Manfaat bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau masukan

tentang Karakteristik Gambaran Ultrasonografi (USG) Pada Pasien Klinis

Penyakit Ginjal Kronis.

Page 4: 1

4

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi

tambahan dan pengetahuan bagi mahasiswa akan faktor resiko, gejala dan

tatalaksana dari penderita penyakit ginjal kronis.

1.4.3 Manfaat bagi peneliti lain.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar sebagai informasi

dan acuan bagi penelitian selanjutnya.