1

8
1 . ) jelaskan konsep dasar cahaya .? Konsep Cahaya Menurut Einstein Teori elektromagnetik klasik tidak dapat menjelaskan fenomena emisi fotolistrik yakni keluarnya electron dari suatu konduktor yang permukaannya kena cahaya. Dalam tahun 1905 Einstein memperluas suatu gagasan yang diketengahkan oleh Max Planck lima tahun sebelumnya dan mempostulasikan bahwa energi dalam seberkas cahaya bukannya terdistribusi melalui ruang di dalam medan listrik dan medan magnet gelombang elektromagnetik tetapi terkonsentrasi dalam paket-kecil-kecil atau foton. Sifat kegelombangannya tetap ada dalam arti bahwa foton masih dianggap mempunyai frekuensi dan bahwa energi sebuah foton berbanding lurus dengan frekuensinya. Mekanisme efek fotolistrik itu berupa pemindahan energi dari sebuah foton ke sebuah electron. Eksperimen yang dilakukan Milikan membuktikan bahwa energi kinetic fotoelektron cocok sekali dengan rumusan yang dikemukakan oleh Eistein. Berdasarkan hasil penelitiannya tentang sifat-sifat termodinamika radiasi benda hitam, Planck menyimpulkan bahwa cahaya dipancarkan dalam bentuk paket-paket kecil yang disebut kuanta. Gagasan Planck ini kemudian berkembang menjadi teori baru dalam fisika yang disebut teori Kuantum. Dengan teori ini, Einstein berhasil menjelaskan peristiwa yang dikenal dengan nama efek foto listrik, yakni pemancaran elektron dari permukaan logam karena logam tersebut disinari cahaya. Jadi dalam kondisi tertentu cahaya menunjukkan sifat sebagai gelombang dan dalam kondisi lain menunjukkan sifat sebagai partikel. Hal ini disebut dualisme cahaya. Jadi disimpulkan Cahaya adalah energy yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang 380-750 nm. 2. ) jelaskan apa yang dimaksud dengan mineral isotropic dan anisotropic . berikan contoh mineralnya .? - Mineral isotropik adalah mineral-mineral yang memiliki sistem kristal isometrik. Pada mineral isotropik tersebut,

Transcript of 1

Page 1: 1

1 . ) jelaskan konsep dasar cahaya .?

Konsep Cahaya Menurut Einstein

            Teori elektromagnetik klasik tidak dapat menjelaskan fenomena emisi fotolistrik yakni

keluarnya electron dari suatu konduktor yang permukaannya kena cahaya. Dalam tahun 1905

Einstein memperluas suatu gagasan yang diketengahkan oleh Max Planck lima tahun

sebelumnya dan mempostulasikan bahwa energi dalam seberkas cahaya bukannya terdistribusi

melalui ruang di dalam medan listrik dan medan magnet gelombang elektromagnetik  tetapi

terkonsentrasi dalam paket-kecil-kecil atau foton. Sifat kegelombangannya tetap ada dalam arti

bahwa foton masih dianggap mempunyai frekuensi dan bahwa energi sebuah foton berbanding

lurus dengan frekuensinya. Mekanisme efek fotolistrik itu berupa pemindahan energi dari sebuah

foton ke sebuah electron. Eksperimen yang dilakukan Milikan membuktikan bahwa energi

kinetic fotoelektron cocok sekali dengan rumusan yang dikemukakan oleh Eistein.

Berdasarkan hasil penelitiannya tentang sifat-sifat termodinamika radiasi benda hitam,Planck menyimpulkan bahwa cahaya dipancarkan dalam bentuk paket-paket kecil yang disebut kuanta. Gagasan Planck ini kemudian berkembang menjadi teori baru dalam fisika yang disebut teori Kuantum. Dengan teori ini, Einstein berhasil menjelaskan peristiwa yang dikenal dengan nama efek foto listrik, yakni pemancaran elektron dari permukaan logam karena logam tersebut disinari cahaya. Jadi dalam kondisi tertentu cahaya menunjukkan sifat sebagai gelombang dan dalam kondisi lain menunjukkan sifat sebagai partikel. Hal ini disebut dualisme cahaya.

Jadi disimpulkan Cahaya adalah energy yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang 380-750 nm.

2. ) jelaskan apa yang dimaksud dengan mineral isotropic dan anisotropic . berikan contoh mineralnya .?

- Mineral isotropik adalah mineral-mineral yang memiliki sistem kristal isometrik. Pada mineral isotropik tersebut, gelombang-gelombang yang melewati mineral tersebut bergerak ke setiap arah dengan kecepatan yang sama

- mineral anisotropik adalah mineral-mineral yang memiliki sistem kristal selain isometrik. Mineral anisotropik terbagi menjadi dua golongan, yaitu mineral uniaxial dan mineral biaxial. Sistem kristal tetragonal, trigonal, dan hexagonal termasuk dalam mineral uniaxial, sedangkan orthorombik, monoklin, dan triklin termasuk dalam mineral biaxial

Page 2: 1

3. ) Jelaskan sifat-sifat optic apa saja yang diamati pada ortoskop nikol sejajar .?

Nikol Sejajar

Setiap mineral memiliki sistem kristalnya masing-masing: isometrik (sumbu a = sumbu b = sumbu c; <a = <b = <g); rhombik (sumbu a ¹ sumbu b ¹ sumbu c; <a ¹<b ¹ <g); triklin; monoklin; tetragonal, heksagonal dan lain-lain. Setiap sistem kristal memiliki sumbu kristal, walaupun sudut yang dibentuk oleh masing-masing sumbu kristal antara sistem kristal yang satu terhadap yang lain berbeda. Untuk itulah setiap mineral memiliki sifat optis tertentu, yang dapat diamati pada posisi sejajar atau diagonal terhadap sumbu panjangnya (sumbu c). Pengamatan mikroskopis yang dilakukan pada posisi sejajar sumbu panjang disebut pengamatan pada nikol sejajar.

Relief

Relief adalah sifat optis mineral atau batuan yang menunjukkan tingkat / besarnya pantulan yang diterima oleh mata (pengamat). Semakin besar sinar yang dipantulkan atau semakin kecil sinar yang dibiaskan oleh lensa polarisasi, maka makin rendah reliefnya, begitu pula sebaliknya. Jadi, relief mineral berhubungan erat dengan sifat indek biasnya; Ngelas < Nobyek. Relief mineral dapat digunakan untuk memisahkan antara batas tepi mineral yang satu dengan yang lain. Namun, suatu mineral memiliki indeks bias yang lebih rendah dibandingkan kaca / air / udara, sehingga reliefnya lebih tinggi.

Pleokroisme

Yaitu sifat penyusupan mineral anisotropic dalam menyerap sinar mengikuti sistem kristalografinya. Ditunjukkan oleh beberapa kali perubahan warna kristal setelah diputar hingga 360O. Dapat diamati pada posisi terpolarisasi maupun nikol sejajar.

Bentuk Kristal atau Mineral

Bentuk kristal adalah bentuk suatu kristal mineral mengikuti pertumbuhan / tata aturan pertumbuhan kristal. Bentuk kristal yang ideal pasti mengikuti susunan atom dan pertumbuhan atom-atom tersebut, atau dapat pula mengikuti arah belahannya. Sebagian besar mineral yang terbentuk oleh proses pembekuan magma di luar, menunjukkan bentuk kristal yang tidak sempurna, karena pembekuannya / pengkristalisasiannya sangat cepat sehingga bentuknya kurang sempurna, begitu pula sebaliknya. Jadi, bentuk kristal dapat digunakan sebagai parameter untuk mengetahui tingkat kristalisasi mineral secara umum.

Belahan

Page 3: 1

Belahan adalah sifat mineral yang berhubungan dengan sistem kristalnya juga. Pada umumnya, suatu mineral memiliki bentuk kristal dari suatu sistem kristal tertentu, sesuai dengan pertumbuhan kristalnya. Pertumbuhan kristal sendiri dibentuk / dibangun oleh susunan atom di dalamnya. Dengan demikian, sisi-sisi susunan atom-atom tersebut menjadi lebih lemah dibandingkan dengan ikatannya. Hal itu berpengaruh pada tingkat kerapuhannya. Saat mineral mengalami benturan / terdeformasi, maka pecahannya akan lebih mudah mengikuti arah belahannya.

e.       Pecahan

Pecahan adalah kecenderungan suatu mineral untuk hancur atau pecah secara tifak beraturan. Suatu mineral ada yang memiliki pecahan dan belahan, namun ada juga yang hanya memiliki pecahan saja.

f.       Warna absorbsi

g.      Ukuran Mineral

h.      Indeks bias

4. ) Jelaskan sifat-sifat optic apa saja yang diamati pada ortoskop nikol bersilang .?

Nikol Silang

A.    Sifat Birefringence (BF)

Standardisasi sayatan tipis memiliki ketebalan 0,03 mm. Dalam sayatan tipis,interference mineral harus dapat diamati, yang hanya dapat dalam sayatan tipis 0,03 mm. Warna interference dapat dilihat dari posisi horizontal sayatan. Setelah warna interference diketahui, pengamatan dilanjutkan melalui garis diagonalnya hingga didapatkan sifat birefringence (BF). Dari posisi birefringence, dengan meluruskan ke bawah melalui garis diagonal ke perpotongannya, akan diketahui ketebalan standarnya, apakah lebih tebal atau tidak dari 0,03 mm. Orde warna interferensi dan birefringence menggunakan tabel warna Michel-Levy.

B.     Sifat Kembaran (Twinning)

Yaitu sifat yang ditunjukkan oleh mineral akibat pertumbuhan bersama kristal saat pengkristalannya. Berbentuk kisi-kisi yang dibentuk oleh orientasi pertumbuhan kristalografi. Sifat ini dapat diamati pada posisi pengamatan nikol silang. Berhubungan dengan sifat pemadamannya.

C.     Sudut Pemadaman (Extinction)

Page 4: 1

Adalah fungsi hubungan orientasi indikatrik dan orientasi kristalografik. Mineral anisotropik menunjukkan gelapan pada posisi nikol silang dengan rotasi tiap 90O. Gelapan muncul ketika kedudukan salah satu vibrasi sejajar polarizer bawah. Dampaknya adalah seluruh sinar datang ditahan oleh polarizer atas sehingga tidak membentuk getaran. Seluruh sinar yang melalui mineral terserap pada polarizer atas, dan mineral terlihat gelap.

D.    Orientasi Optik

Menggunakan istilah Substraksi dan Adissi dalam pengamatannya, dan dalam pengamatan tersebut juga digunakan istilah length fast dan length slow.

Pengamatan Konoskop

            Pengamatan konoskop adalah pengamatan sayatan mineral dengan cahaya yang mengerucut. Pengamatan ini berfungsi untuk mengetahui kenampakan gambar interfrensi yang meliputi isogire, isofase, dan melatope.

            Tujuan dari pengamata secara konoskop yaitu:

·         Untuk mengetahui arah sayatan

·         Menentukan sumbu optik (uniaxial atau biaxial)

·         Menentukan tanda optik (positif atau negatif)

·         Menentukan sudut sumbu optis (2V)

a.      Sumbu Optis Satu (Uniaxial)

Terdapat pada mineral dengan sistem kristal hexagonal, trigonal, dan tetragonal yang memiliki dua sumbu indikatrik. Tanda negatif (-) ditandai dengan sinar extraordinary lebih cepat ketimbang sinar ordinary. Sedangkan tanda ositif (+) sinar extraordinary lebih lambat ketimbang sinar ordinary.

b.      Pengamatan Sumbu Optis Dua (Biaxial)

Terdapat pada mineral dengan sistem kristal orthorombik, monoklin, dan triklin dengan tiga sumbu indikatrik yaitu X (Sinar Optis), Y (Sinar Intermediet), dan Z (Sinar Lambat).

Tanda positif (+) terjadi bila sumbu indikatrik sinar Z berhimpit dengan garis bagi sudut lancip (BSL) dan sumbu indikatrik sinar X berhimpit dengan garis bagi tsudut tumpul (BST). Sedangkan tanda negatif (-) terjadi bila sumbu indikatrik sinar Z berhimpit dengan garis bagi sudut tumpul (BST) dan sumbu indikatrik sinar X berhimpit dengan garis bagi sudut lancip (BSL).

Page 5: 1

Referensi :

- Judith, B., Hadi S., Soekardi. 1981. Diktat Kuliah Mineral Optik. Yogyakarta: Pusat

Penerbitan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

- Kerr, P.F. 1959. Optical Mineralogy. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc.

- Kraus, E.H., Walter F.H., Lewis S.R. 1951. Mineralogy: An Introduction to the Study of

Minerals and Crystals. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc.

- https://tryfor3.wordpress.com/2013/11/22/mineralogi-optik-mineral-biaxial/

- http://infoserbaguna.blogspot.co.id/2013/01/perbedaanpengamatan-konoskop-

dengan.html

-

Page 6: 1

TUGAS MINERAL OPTIK TENTANG CAHAYA

NAMA : AAB ABDUL HAYAT

NIM : 2014-69-024

PRODI S1 TEKNIK GEOLOGI