1
Click here to load reader
-
Upload
wajid-zachary -
Category
Documents
-
view
19 -
download
2
Transcript of 1
![Page 1: 1](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721108497959fc0b8e2c67/html5/thumbnails/1.jpg)
TANUR TINGGI
OLEH:
RAHMAWAN MAULANA WAJID 125061100111012
RAHMAWATI FITRI 125061100111016
JOE AZATIL ISHMAH A. 125061100111036
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
2012
![Page 2: 1](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721108497959fc0b8e2c67/html5/thumbnails/2.jpg)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat dan ijinnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya.Terimakasih
atas segala pihak yang telah membatu kami dalam proses pengerjaan makalah ini.
Makalah ini disusun dari beberapa literatur yang kami dapatkan dari buku dan
internet. Konsep yang kami gunakan adalah termodinamika yang memiliki hubungan
dengan neraca energi.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kami kepada bapak
Achmad Hidayat selaku dosen fisika kami pada program studi Teknik Kimia.
Semoga isi dari makalah ini berguna untuk para pembaca yang dapat membantu
sistem pembelajaran. Terimakasih.
Wassalamualaikum wr.wb.
![Page 3: 1](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721108497959fc0b8e2c67/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Besi merupakan logam yang paling banyak terdapat dialam. Besi juga diketahui
sebagai unsur yang paling banyak membentuk bumi, yaitu kira-kira 4,7 - 5 % pada kerak
bumi. Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi dan jarang dijumpai dalam
keadaan bebas, kebanyakan besi terdapat dalam batuan dan tanah sebagai oksida besi,
seperti oksida besi magnetit ( Fe3O4) mengandung besi 65 %, hematite ( Fe2O3 )
mengandung 60 – 75 % besi, limonet ( Fe2O3 . H2O ) mengandung besi 20 % dan siderit
(Fe2CO3). Dalam kehidupan, besi merupakan logam paling biasa digunakan dari pada
logam-logam yang lain. Hal ini disebabkan karena harga yang murah dan kekuatannya
yang baik serta penggunaannya yang luas.
Bijih besi yang dapat diolah harus mengandung senyawa besi yang besar. Bijih
besi adalah suatu zat mineral yang mengandung cukup kadar besi untuk dileburkan kira-
kira 20 %. Komposisi dan bentuk bijih besi berbeda-beda, jika besi dipanaskan bersama-
sama karbon pada suhu 1420oK – 1470oK maka akan terbentuk suatu alloy.
Seiring dengan perkembangan zaman banyak teknologi baru yang bermunculan
untuk menghasilkan besi. Teknologi tersebut tentunya sangat terkait dengan hukum
fisika dan kimia.
Dalam teknik kimia, ilmu yang dipelajari salah satunya adalah fisika yang berkaitan
dalam proses kimia. Semua prinsip-prinsip fisika sangat berperan penting dalam industri
proses kimia. Teknik kimia tidak hanya mempelajari disiplin kimia tetapi juga
mempelajari ilmu fisika. Sebenarnya bisa dikatakan bahwa fisikalah ilmu yang banyak
dipelajari dalam ilmu teknik kimia. Misalnya tentang besaran dan satuan. Besar-besaran
yang ada dalam fisika juga dipakai dalam disiplin ilmu teknik kimia. Elektrolisa yang
behubungan dengan arus listrik juga berkaitan dengan teknik kimia. Sehingga hubungan
fisika dengan teknik kimia sangat erat sekali dalam penggunaan dan penganalisaan
![Page 4: 1](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721108497959fc0b8e2c67/html5/thumbnails/4.jpg)
prinsip-prinsip ilmu pengetahuan tentang phenomena alam Hubungan fisika dengan
teknik kimia dapat ditelusuri dari definisi dari masing-masing anggota yang
berhubungan.
Ilmu fisika merupakan ilmu pengetahuan yang, mempelajari bagian-bagian dari alam
dan aksi didalamnya. Dalam ilmu teknik kimia, perpindahan panas merupakan salah satu
dasar ilmu teknik kimia. Ilmu teknik kimia yang berhubungan dengan proses-proses
kimia dalam suatu industri perlu mempelajari perhitungan dari proses tersebut yang
dasar teorinya adalah dari fisika (termodinamiaka). Perhitungan ini berguna untuk
pengawasan dari proses kimia yang berlangasung dan untuk mengetahui berapa banyak
bahan atau keadaan suatu reaksi (besarnya tekanan, suhu, panas, dan lainlain). lni
sangat diperlukan agar proses tersebut dapat dijalankan. Seorang satjana Teknik Kimia
harus menguasai dan mendalami dasar-dasar fisika yang sangat penting untuk
mempelajari mata kuliah bidang teknik kimia khususnya dalam teori tentang
termodinamika.
Tanur tinggi adalah tungku besar yang bentuknya seperti terowongan. Bahan yang
harus dipanaskan dimasukan pada bagian atas tungku. Dibagian bawah tungku ditiup
udara yang sebelumnya telah dipanaskan terlebih dahulu. Suhunya naik sampai 20000C.
Pada suhu yang setinggi itu bijih-bijih meleleh dan menetes pada dasar tungku. Berbagai
batuan lain yang terikut didalam bijih-bijih tadi ikut meleleh juga. Bijih beserta bebatuan
yang meleleh tadi membentuk terak tanur tinggi.
B. TUJUAN
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk lebih menejlaskan tentang
kegunaan dari tanur tinggi dan menjelaskan hubungan-hubungan yang ada antara fisika
dan kimia yang ada pada tanur tinggi.
![Page 5: 1](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721108497959fc0b8e2c67/html5/thumbnails/5.jpg)
BAB II
TEORI
A. TEORI I
Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai hukum universal
dari kekekalan energi dan mengidentifikasikan perpindahan panas sebagai suatu bentuk
perpindahan energi. Pernyataan paling umum dari hukum pertama termodinamika ini
berbunyi:
“ Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding dengan
jumlah energi panas yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja
yang dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya.
Hukum ini di terapkan pada gas. Khususnya adalah gas ideal. Secara matematis, hukum
termodinamika I pada sistem tertutup, dinyatakan sebagai:
dU = dq + dw
DU = q + w
Dengan kata lain, perubahan energy dalam sistem (U) setara dengan panas yang
diberikan pada sistem (q) dan kerja yang dilakukan terhadap sistem (w)
Jika hanya diberikan panas, berlaku:
DU = q
Jika hanya dilakukan kerja berlaku:
DU = w
DARI PERSAMAAN TERMODINAMIKA I DAPAT DIJABARKAN:
Pada proses isobarik (tekanantetap) P = 0; sehingga,
![Page 6: 1](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721108497959fc0b8e2c67/html5/thumbnails/6.jpg)
DW = P .DV = P (V2 - V1) P. DV = n .R .T
DQ = n .Cp .DTmakaCp = 5/2 R (kalor jenis pada tekanan tetap)
DU-= 3/2 n .R .DT
Pada proses isokhorik (Volume tetap) DV =O; sehingga,
DW = 0 DQ = DU
DQ = n .Cv .DTmakaCv = 3/2 R (kalor jenis pada volume tetap)
U = 3/2 n .R .DT
Pada proses isotermik (temperature tetap):DT = 0 ;sehingga,
DU = 0 DQ = DW = nRTln (V2/V1)
Pada proses adiabatik (tidak ada pertukaran kalor antara system dengan sekelilingnya)
DQ = 0 Berlaku hubungan: PV=konstan = Cp/Cv ,disebut konstanta Laplace
Jika system menerima panas maka system akan melakukan kerja dan energy akan naik
sehingga
DQ, DW (+)
Jika system menerima kerja maka system akan mengeluarkan panas dan energy akan
turun.
DQ, DW (-)
Untuk gas monoatomik (He, Ne, dll), energy dalam (U) gas adalah
U = Ek= 3/2 nRT
Untuk gas diatomic (H2, N2, dll), energy dalam (U) gas adalah
Suhu rendah ( T 100ºK) U = Ek = 3/2 nRT
Suhu sedang U = Ek = 5/2 nRT
![Page 7: 1](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721108497959fc0b8e2c67/html5/thumbnails/7.jpg)
Suhu Tinggi ( T 5000ºK) U = Ek = 7/2nRT
Dari hukum pertama termodinamika tersebut , terdapat cabang keilmuan yang
disebut Neraca Energi. Neraca energimerupakan cabang keilmuan yang mempelajari
kesetimbangan energi dalam sebuah sistem. Hukum pertama termodinamika
menyatakan kekekalan energi, yaitu energi tidak dapat dimusnahkan atau dibuat, hanya
dapat diubah bentuknya.
Salah satu penerapan neraca energi adalah pada tanur tinggi.
B. TEORI II
Proses Reduksi
Tujuan proses reduksi adalah untuk menghilangkan ikatan oksigen dari biji besi.
Proses reduksi ini memerlukan gas reduktor seperti hidrogen atau gas karbon
monoksida (CO).
Proses reduksi ini ada 2 macam yaitu proses reduksi langsung dan proses reduksi tidak
langsung.
Proses Reduksi Langsung
Proses ini biasanya digunakan untuk merubah pellet menjadi besi spons (sponge
iron) atau sering disebut: besi hasil reduksi langsung (direct reduced iron). Gas reduktor
yang dipakai biasanya berupa gas hidrogen atau gas CO yang dapat dihasilkan melalui
pemanasan gas alam cair (LNG) dengan uap air didalam suatu reaktor
yaitu melalui reaksi kimia berikut :
CH4 + H2O à CO + 3H2
(gas hidrokarbon) (uap air panas) (gas reduktor)
Dengan menggunakan gas CO atau hidrogen dari persamaan diatas maka proses reduksi
terhadap pellet biji besi dapat dicapai melalui reaksi kimia berikut ini :
![Page 8: 1](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721108497959fc0b8e2c67/html5/thumbnails/8.jpg)
Fe2O3 + 3H2 à 2Fe + 3H2O
(pellet) (gas hidrogen) (Besi- spons) (uap air)
Proses Reduksi Tidak Langsung
Proses ini dilakukan dengan menggunakan tungku pelebur yang disebut juga tanur
tinggi (blast furnace). Biji besi hasil penambangan dimasukkan ke dalam tanur tinggi
tersebut dan didalam tanur tinggi dilakukan proses reduksi tidak langsung yang cara
kerjanya sebagai berikut :
Bahan bakar yang digunakan untuk tanur tinggi ini adalah batu bara yang telah
dikeringkan (kokas). Kokas dengan kandungan karbon (C) diatas 80%, tidak hanya
berfungsi sebagai bahan bakar, tetapi juga berfungis sebagai pembentuk gas CO
yang berfungsi sebagai reduktor. Untuk menimbulkan proses pembakaran maka ke
dalam tanur tersebut ditiupkan udara dengan menggunakan blower sehingga terjadi
proses oksidasi sebagai berikut :
Gas CO yang terjadi dapat menimbulkan reaksi reduksi terhadap biji yang
dimasukkan ke dalam tanur tersebut. Sedangkan panas yang ditimbulkan berguna
untuk mencairkan besi yang telah tereduksi tersebut.
Untuk mengurangi kotoran-kotoran (impuritas) dari logam cair, ke dalam tanur
biasanya ditambahkan sejumlah batu kapur (limestone). Batu kapur tersebut akan
membentuk terak (slag) dan dapat mengikat kotoran-kotoran yang ada didalam logam
cair. Karena berat jenis terak lebih rendah dari berat jenis cairan besi maka terak
tersebut berada dipermukaan logam cair sehingga dapat dikeluarkan melalui lubang
terak. Besi hasil proses tanur tinggi ini disebut juga besi kasar (pig iron). Besi kasar ini
merupakan bahan dasar untuk membuat besi tuang (cast iron) dan baja (steel).
Komposisi kimia unsur-unsur pemadu dalam besi kasar ini terdiri dari 3-4 %C; 0,06-0,10
%S; 0,100,50%P; 1-3 %Si dan sejumlah unsur-unsur lainnya, sebagai bahan impuritas.
Karena kadar karbonnya tinggi, maka besi kasar mempunyai sifat yang sangat rapuh
dengan kekuatan rendah serta menampakkan wujud seperti grafit.
![Page 9: 1](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721108497959fc0b8e2c67/html5/thumbnails/9.jpg)
Untuk pembuatan besi tuang, besi kasar tersebut biasanya dicetak dalam bentuk
lempengan-lempengan (ingot) yang kemudian di lebur kembali oleh pabrik pengecoran
(foundry). Sedangkan untuk pembuatan baja, besi kasar dalam keadaan cair langsung
dipindahkan dari tanur tinggi ke dalam tungku pelebur lainnya yang sering disebut :
tungku oksigen basa (basic oxygen furnace, atau disingkat BOF).
Dalam tungku BOF ini kadar karbon besi kasar akan diturunkan sehingga mencapai
tingkat kadar karbon baja.
BAB III
![Page 10: 1](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721108497959fc0b8e2c67/html5/thumbnails/10.jpg)
PEMBAHASAN
Tanur tinggi adalah salah satu jenis tungku metalurgi di gunakan untuk produksi
industri logam umumnya besi. Bahan bakar, biji dan kapur di pasok melalui bagian atas
tungku pada tanur tinggi, sementara udara yang di tiupkan pada bagian bawah tungku
sehingga reaksi kimia berlangsung pada sepanjang tungku selagi bahan begerak ke
bawah. Produk akhir dari tanur tinggi ini biasanya logam cair, lelehan logam dan gas
buang yang keluar dari atas tungku. Bagian bagian dari tanur tinggi :
a. Bagian puncak yang di sebut dengan hopper, dirancang sedemikian rupa sehingga
bahan-bahan yang akan diolah dapat dimasukkan dan ditambahkan setiap saat.
b. Bagian bawah puncak mempunyai lubang untuk mengeluarkan hasil-hasil yang
berupa gas
c. Bagian atas dari dasar (kurang lebih 3 meter dari dasar), terdapat pipa-pipa yang
dihubungkan dengan 4 buah tungku dimana udara dipanaskan (sampai suhunya
kurang lebih 1100 ºC). Udara panas ini disemburkan kedalam tanur melalui pipa-pipa
tersebut
d. Bagian dasar tanur, mempunyai dua lubang yang masing-masing digunakan untuk
mengeluarkan besi cairsebagai hasil utama dan ampas biji sebagai hasil sampingan.
Proses Pengolahan Besi
Secara umum proses pengolahan besi dari bijihnya dapat berlangsung dengan
urutan sebagai berikut:
a) Bahan – bahan dimasukkan ke dalam tanur melalui bagian puncak tanur.
Bahan – bahan ini berupa:
1) Bahan utama yaitu bijih besi yang berupa hematit (Fe2O3 ) yang
bercampur dengan pasir (SiO2) dan oksida – oksida asam yang lain
(P2O5 dan Al2O3). Batuan – batuan ini yang akan direduksi.
2) Bahan – bahan pereduksi yang berupa kokas (karbon).
3) Bahan tambahan yang berupa batu kapur (CaCO3) yang berfungsi
untuk mengikat zat – zat pengotor.
![Page 11: 1](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721108497959fc0b8e2c67/html5/thumbnails/11.jpg)
b) Udara panas dimasukkan di bagian bawah tanur sehingga menyebabkan
kokas terbakar.
C(s) + O2(g) CO2(g) DH = - 394 kJ
Reaksi ini sangat eksoterm (menghasilkan panas), akibatnya panas yang
dibebaskan akan menaikkan suhu bagian bawah tanur sampai mencapai
1.900o C.
c) Gas CO2 yang terbentu kekmudian naik melalui lapisan kokas yang panas
dan bereaksi dengannya lagi membentuk gas CO.
CO2(g) + C(s) 2CO(g) DH = +173 kJ
Reaksi kali ini berjalan endoterm (memerlukan panas) sehingga suhu tanur
pada bagian itu menjadi sekitar 1.300o C.
d) Gas CO yang terbentuk dan kokas yang ada siap mereduksi bijih besi
(Fe2O3). Reuksi ini dapat berlangsung dalam beberapa tahap, yaitu:
1) Pada bagian atas tanur, Fe2O3 direduksi menjadi Fe3O4 pada suhu
500o C.
3 Fe2O3(s) + CO(g) 2 Fe3O4(s) + CO2(g)
2) Pada bagian yang lebih rendah, Fe3O4 yang terbentuk akan direduksi
menjadi FeO pada suhu 850o C.
Fe3O4(s) + CO(g) 3 FeO(s) + CO2(g)
3) Pada bagian yang lebih bawah lagi, FeO yang terbentuk akan direduksi
menjadi logam besi pada suhu 1.000 oC.
FeO(s) + CO(g) Fe(l) + CO2(g)
e) Besi cair yang terbentuk akan mengalir ke bawah dan mengalir di dasar
tanur.
f) Sementara itu, di bagian tengah tanur yang bersuhu tinggi menyebabkan
batu kapur terurai menurut reaksi:
CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
g) Kemudian di dasar tanur CaO akan bereaksi dengan pengotor dan
membentuk terak (slag) yang berupa cairan kental. Reaksinya sebagai
berikut:
CaO(s) + SiO2(s) CaSiO3(l)
![Page 12: 1](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721108497959fc0b8e2c67/html5/thumbnails/12.jpg)
3 CaO(s) + P2O5(g) Ca3(PO4)2(l)
CaO(s) + Al2O3(g) Ca(AlO2)2(l)
h) Selanjutnya, besi cair turun ke dasar tanur sedangkan terak (slag) yang
memiliki massa jenis lebih rendah daripaba besi cair akan mengapung di
permukaan dan keluar pada saluran tersendiri.
Hasil Pengolahan Besi
a. Besi Kasar (pig iron) atau Besi Gubal
Besi cair yang keluar dari dasar tanur disebut dengan besi kasar (pig iron). Besi
kasar mengandung 95% besi, 34% karbon, sisanya berupa fosfor, silikon dan
mangan.
b. Besi Tuang (cast iron) atau Besi Cor
Jika pig iron dibuat menjadi bentuk cetakan maka disebut besi tuang atau besi
cor.
c. Besi Tempa (wrought iron)
Besi tempam mengandung kadar karbon yang cukup rendah (0,05 – 0,2%).
Besi tempa ini cukup lunak untuk dijadikan berbagai perlatan seperti sepatu
kuda, roda besi, baut, mur, golok, cangkul dan lain sebagainya.
Dalam proses yang terjadi di dalam tanur tinggi erat sekali hubungannya
dengan hukum termodinamika yang pertama. Dimana dari bagian bawah tungku ditiupkan
gas yang sudah dipanaskan dengan suhu sampai 20000C sehingga bijih besi tereduksi
kemudian meleleh dan menetes kebawah dan dialirkan menjadi besi cair. Secara berkala
harus selau mengecek bagaimana suhu, tekanan dan uap yang dialirkan.
Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan metode tanur tinggi dalam pengolahan bijih logam :
![Page 13: 1](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721108497959fc0b8e2c67/html5/thumbnails/13.jpg)
1. Manfaat
- Untuk menghasilkan logam cair yang akan di gunakan untuk membuat
produk selanjutnya.
2. Kelebihan
- Proses yang sederhana
3. Kekurangan
- Secara berkala harus selau mengecek bagaimana suhu, tekanan dan
uap yang dialirkan.
BAB IV
PENUTUP
Dari penjabaran materi-materi di atas dapat disimpulkan bahwa pabrik yang
membutuhkan besi akan menggunakan tanur tinggi ini sebagai alat yang efektif dalam
menghasilkan logam cair. Tanur tinggi ini tidak menerapkan konsep kimia saja tetapi juga
membutuhkan konsep fisika. Dapat di ambil kesimpulan juga bahwa dalam suatu alat,
hubungan antara fisika dan teknik kimia tidak bisa dilepaskan.
![Page 14: 1](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721108497959fc0b8e2c67/html5/thumbnails/14.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Setyowati Rahayu, Suparni (2006). Blast Furnace. From
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/bahan-baku-dan-produk-
industri/dapur-tinggi-blast-furnace/, 14 Oktober 2012
Umbara, Edi Gigis (2010). Tanur Tinggi. From http://buges-tanurtinggi.blogspot.com/, 14
Oktober 2012
Sariyustiari (2011). Pembuatan Besi From http://sariyusriati.wordpress.com/2008/10/27/
pembuatan-besi/, 14 Oktober 2012
Abisatya, Gembong (2011). Pengolahan Besi dengan Tanur Tinggi From
http://mediunae.blogspot.com/2011/12/pengolahan-besi-dengan-tanur-tinggi.html, 14
Oktober 2012
From http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_pertama_termodinamika, 14 Oktober 2012
From http://en.wikipedia.org/wiki/Blast_furnace, 14 Oktober 2012
From http://tasikita.blogspot.com/p/blog-page.html, 14 Oktober 2012