150 pdt g 14

55
Hal. 1 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg. PUTUSAN NOMOR 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Badung yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara cerai talak antara: PEMOHON KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI umur 34 tahun, warga negara Australia, agama Islam, pendidikan S1, pekerjaan guru, alamat tempat tinggal di Kota Denpasar, dalam hal ini telah memberikan kuasa khusus kepada KUASA HUKUM I, KUASA HUKUM II dan KUASA HUKUM III, advokat-advokat dan asisten advokat yang berkantor pada kantor advokat XXXXX & Associates di Denpasar, Bali, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 15 September 2014 yang telah terdaftar di kepaniteraan Pengadilan Agama Badung Nomor 46/SK/2014/PA.Bdg tanggal 24 September 2014, sebagai Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi; melawan TERMOHON KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI , umur 32 tahun, warga negara Indonesia, agama Islam, pendidikan D3, pekerjaan mantan karyawan XXXXX, alamat tempat tinggal di Kabupaten Badung, sebagai Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi; Pengadilan Agama tersebut; Telah mempelajari surat-surat yang berkaitan dengan perkara ini; Telah mendengar keterangan Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi, Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi, dan memeriksa alat- alat bukti di persidangan; DUDUK PERKARA Bahwa Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi berdasarkan surat permohonan tanggal 22 September 2014 yang telah didaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Badung dengan Nomor 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg tanggal

Transcript of 150 pdt g 14

Page 1: 150 pdt g 14

Hal. 1 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

PUTUSAN

NOMOR 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Badung yang memeriksa dan mengadili perkara

tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara cerai

talak antara:

PEMOHON KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI umur 34 tahun, warga

negara Australia, agama Islam, pendidikan S1, pekerjaan guru,

alamat tempat tinggal di Kota Denpasar, dalam hal ini telah

memberikan kuasa khusus kepada KUASA HUKUM I, KUASA

HUKUM II dan KUASA HUKUM III, advokat-advokat dan asisten

advokat yang berkantor pada kantor advokat XXXXX & Associates

di Denpasar, Bali, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 15

September 2014 yang telah terdaftar di kepaniteraan Pengadilan

Agama Badung Nomor 46/SK/2014/PA.Bdg tanggal 24 September

2014, sebagai Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi;

melawan

TERMOHON KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI, umur 32 tahun, warga

negara Indonesia, agama Islam, pendidikan D3, pekerjaan mantan

karyawan XXXXX, alamat tempat tinggal di Kabupaten Badung,

sebagai Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi;

Pengadilan Agama tersebut;

Telah mempelajari surat-surat yang berkaitan dengan perkara ini;

Telah mendengar keterangan Pemohon Konvensi/Tergugat

Rekonvensi, Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi, dan memeriksa alat-

alat bukti di persidangan;

DUDUK PERKARA

Bahwa Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi berdasarkan surat

permohonan tanggal 22 September 2014 yang telah didaftar di Kepaniteraan

Pengadilan Agama Badung dengan Nomor 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg tanggal

Page 2: 150 pdt g 14

Hal. 2 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

24 September 2014 telah mengajukan permohonan cerai talak dengan dalil-

dalil sebagai berikut:

1. Bahwa pada tanggal 15 Juli 2012 telah dilangsungkan perkawinan yang

sah antara seorang laki-laki yang bernama PEMOHON

KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI (Pemohon) dengan seorang

wanita yang bernama TERMOHON KONVENSI/PENGGUGAT

REKONVENSI (Termohon).

2. Bahwa perkawinan seperti tersebut dalam point 1 di atas dilaksanakan

berdasarkan agama Islam dan menurut prosedur yang berlaku serta telah

didaftarkan di KUA Menteng, Jakarta Pusat, sebagaimana yang tercatat

dalam Kutipan Akta Nikah Nomor XXX/XX/XXX/XXXX.

3. Bahwa dalam perkawinan ini telah dikaruniai seorang anak perempuan

bernama ANAK KANDUNG PEMOHON KONVENSI DAN TERMOHON

KONVENSI, lahir di Denpasar pada tanggal 8 Juli 2014.

4. Bahwa Pemohon dengan Termohon sudah mulai pisah tempat tinggal, yaitu

sejak 30 April 2013 sampai dengan 30 Juni 2013 tapi kemudian kembali

tinggal bersama dengan Termohon lagi di Rumah yang disediakan oleh

Sekolah tempat di mana Pemohon bekerja. Tapi kemudian Pemohon dan

Termohon kembali berpisah sejak tanggal 27 Oktober 2013 sampai dengan

saat diajukannya Permohonan ini.

5. Bahwa perkawinan antara Pemohon dan Termohon dilangsungkan pada

awalnya berdasarkan kemauan Termohon dan ayah Termohon yang mana

sebelumnya Pemohon merupakan pemeluk agama Kristen sehingga belum

memeluk agama Islam. Oleh karena itu Termohon meminta agar Pemohon

berpindah agama dan segera menikahinya. Pada saat itu Pemohon merasa

belum siap untuk memeluk agama Islam dan belum siap untuk menikah

akan tetapi karena Termohon tidak memberikan pilihan lain kecuali

menikah atau putus hubungan (tidak menjadi kekasih Pemohon lagi) maka

dengan sangat berat hati Pemohon melaksanakan prosesi Pengislaman

dan Pernikahan yang dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 15 Juli 2012

di sebuah Mesjid di Daerah Menteng Jakarta Pusat.

Page 3: 150 pdt g 14

Hal. 3 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

6. Bahwa setelah menjalani perkawinan dengan Termohon, Pemohon merasa

lebih banyak bertengkar ketimbang harmonis. Setiap kali bertengkar pasti

berujung dengan kata-kata bercerai, bahkan sempat terjadi kekerasan, di

mana Termohon memukul dan mengunci Pemohon di dalam kamar.

7. Bahwa pada awalnya penyebab pertengkaran adalah tentang Pemohon

yang tidak mau menjalankan syariat Islam seperti sholat dan puasa tapi

kemudian belakangan Termohon mulai menuntut masalah keuangan.

8. Bahwa Pemohon sudah berusaha untuk belajar sholat demi memenuhi

tuntutan Termohon tapi akhir-akhir ini Pemohon menjadi tidak yakin dan

bingung apa sebenarnya yang diinginkan Termohon terhadap Pemohon

karena sepertinya tidak ada yang benar tingkah laku Pemohon di hadapan

Termohon. Segala kondisi ini semakin membuat Pemohon menjadi yakin

bahwa memang perkawinan antara Pemohon dan Termohon memang

sudah tidak mungkin dipertahankan lagi.

9. Bahwa seringkali karena tidak kuat menghadapi tingkah laku Termohon

yang sering marah luar biasa Pemohon meninggalkan Termohon untuk

beberapa waktu dan tidak pulang ke rumah dengan harapan Termohon

berubah akan tetapi harapan Pemohon tersebut tidak terwujud karena

Termohon tetap kepada prilaku yang sangat tidak disukai oleh Pemohon.

10. Bahwa yang juga membuat Pemohon sangat kecewa dan terluka adalah

kebiasaan Termohon yang sering kali membuka aib dan bahkan cenderung

memfitnah Pemohon dan hal ini disampaikan Termohon melalui Media

Sosial (Facebook dan Twitter). Dan bahkan dengan sangat tega

memunculkan foto-foto Pemohon di Media Sosial tersebut dengan

menyebut jelas nama, profesi, serta tempat kerja Pemohon dengan tujuan

mempermalukan Pemohon di hadapan teman-teman Termohon yang juga

teman-teman Pemohon bahkan keluarga.

11. Bahwa Termohon juga tidak segan-segan menggunakan berbagai cara

untuk menyerang dan menteror Pemohon baik secara langsung maupun

melalui hubungan telephone/handphone bahkan sampai pada kata-kata

akan mendeportasi Pemohon dari Indonesia.

Page 4: 150 pdt g 14

Hal. 4 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

12. Bahwa hal-hal sebagaimana yang telah disebut dalam poin-poin di atas

telah menyebabkan perselisihan (siqoq) dalam rumah tangga Pemohon dan

Termohon secara terus-menerus, maka hal tersebut jualah yang telah

menyebabkan tidak harmonisnya rumah tangga Pemohon dan Termohon.

13. Bahwa perselisihan dan pertengkaran itu telah diusahakan untuk

didamaikan oleh keluarga besar Pemohon dan Termohon, tetapi tidak

membuahkan hasil.

14. Bahwa melihat kondisi rumah tangga Pemohon dan Termohon yang jelas-

jelas sudah tidak harmonis dikarenakan terjadinya perselisihan secara

terus-menerus, yang sesuai dengan Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah

No 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 1 tahun 1974

tentang Perkawinan, sehingga tidak ada harapan lagi untuk hidup rukun lagi

dalam rumah tangga, dan membuat Pemohon mengajukan Permohonan

ikrar talak ini.

15. Bahwa berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang No.1 tahun 1974 tentang

Perkawinan disebutkan bahwa tujuan perkawinan adalah untuk membentuk

rumah tangga yang bahagia lahir dan batin berdasarkan Ketuhanan Yang

Maha Esa sedang dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 3 INPRES No.1

tahun 1991 bahwa tujuan perkawinan adalah untuk mewujudkan kehidupan

runnah tangga yang sakinah, mawadah, dan rahmah. Dengan demikian

tujuan tersebut di atas tidak mungkin tercapai dikarenakan perbuatan

Termohon, dan oleh karenanya jalan satu-satunya dalam upaya

kemaslahatan serta menyelamatkan kehidupan Pemohon dan Termohon

adalah mengajukan Permohonan ikrar talak ini.

Berdasarkan hal-hal ini tersebut di atas, maka Pemohon mohon agar Ketua

Pengadilan Agama Badung berkenan menerima, memeriksa, dan mengadili

Permohonan Talak ini sekaligus memberi putusan sebagai berikut:

Primer

1. Menerima dan mengabulkan Gugatan Pemohon untuk seluruhnya.

2. Menyatakan secara hukum bahwa perkawinan antara Pemohon dengan

Termohon yang telah dilakukan pada tanggal 15 Juli 2012 sebagaimana

Page 5: 150 pdt g 14

Hal. 5 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

yang tercatat dalam Kutipan Akta Nikah Nomor XXX/XX/XXX/XXXX

tertanggal 16 Juli 2012, KUA Menteng, Jakarta Pusat adalah sah.

3. Memberi Ijin kepada Pemohon, PEMOHON KONVENSI/TERGUGAT

REKONVENSI untuk mengucapkan ikrar/menjatuhkan talak satu raj'i

kepada Termohon, TERMOHON KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI

di depan sidang Pengadilan Agama Badung.

4. Menetapkan pembebanan biaya perkara ini menurut hukum.

Subsider:

Jika Ketua Pengadilan Agama Badung berpendapat lain, mohon putusan

seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan Pemohon

Konvensi/Tergugat Rekonvensi, kuasa hukum Pemohon Konvensi/Tergugat

Rekonvensi dan Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi hadir di

persidangan, namun Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi hanya hadir

pada sidang pertama, selanjutnya diwakili oleh kuasa hukum Pemohon

Konvensi/Tergugat Rekonvensi;

Bahwa Majelis Hakim telah memerintahkan kepada para pihak yang

berperkara untuk menempuh mediasi melalui hakim mediator Lia Yuliasih, S.Ag

berdasarkan penetapan Nomor 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg tanggal 15 Oktober

2014, akan tetapi berdasarkan laporan hasil mediasi tanggal 20 Oktober 2014,

mediasi yang telah dilaksanakan tersebut tidak berhasil mencapai kesepakatan;

Bahwa Majelis Hakim juga telah berusaha mendamaikan para pihak

yang berperkara selama proses pemeriksaan perkara akan tetapi tidak berhasil;

Bahwa Ketua majelis telah membacakan permohonan Pemohon

Konvensi/Tergugat Rekonvensi, dan Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi

tetap mempertahankan permohonannya;

Bahwa terhadap permohonan Pemohon Konvensi/Tergugat

Rekonvensi, Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi telah mengajukan

jawaban secara tertulis, yang pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa benar Pemohon dan Termohon menikah pada 15 Juli 2012 di

masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta berdasarkan agama Islam;

Page 6: 150 pdt g 14

Hal. 6 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

- Bahwa benar Pemohon dan Termohon telah dikaruniai seorang anak

bernama ANAK PEMOHON KONVENSI DAN TERMOHON

KONVENSI, perempuan, lahir 8 Juli 2014;

- Bahwa benar perkawinan Pemohon dan Termohon atas permintaan

ayah Termohon dan disanggupi oleh Pemohon karena Pemohon tidak

siap berpisah dengan Termohon;

- Bahwa Pemohon dan Termohon tidak serumah lagi sejak tanggal 11

November 2013 setelah Pemohon mengetahui Termohon sedang

mengandung anak dari Pemohon, dan Pemohon memaksa juga

menawarkan uang untuk menggugurkan janin yang Termohon

kandung, sampai pada akhirnya Pemohon pulang ke rumah dengan

membawa rekan kantor sambil mengambil pakaian dan tidak

memberitahu lagi kapan akan kembali ke rumah. Sejak saat itu

Pemohon tidak bersedia menemui Termohon lagi sampai saat ini

termasuk pada saat Termohon melahirkan;

- Bahwa benar rumah tangga Pemohon dan Termohon kurang harmonis

karena Pemohon selalu berbohong dan berselingkuh, memiliki sifat

posesif, dan cemburu yang berlebihan, berkata dan berperilaku kasar

terhadap Termohon. Terlebih lagi bahwa Termohon tidak pernah di

hargai sebagai seorang istri yang setia terhadap suami, dan Pemohon

lebih mementingkan menghargai binatang (anjing) piaraan Pemohon

bahkan lebih menghargai pembantu rumah tangga kami dan kawan-

kawan Pemohon daripada Termohon sebagai seorang Istri yang tidak

menuntut banyak kecuali dihargai dengan kejujuran dan diperlakukan

dengan adil layaknya sebagai pasangan rumah tangga pada umumnya.

Kalimat perceraian awalnya sering diucapkan oleh Pemohon setelah

sebulan kami menikah. Mengancam untuk selalu kabur dan dengan itu

Termohon mengunci kami berdua di dalam kamar kami sendiri.

Kekerasan awalnya terjadi setelah Pemohon mencekik leher Termohon

dengan kedua tangannya sebelum kami menikah. Sampai akhirnya

setelah kami menikah Termohon yang memulai dengan menampar

atau memukul punggung Pemohon yang pada akhirnya Pemohon pun

Page 7: 150 pdt g 14

Hal. 7 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

membalas dengan mendorong sehingga tersungkur di dipan kayu yang

menyebabkan pinggul Termohon cedera dan susah berjalan sehingga

menjadi pemandangan yang sangat memalukan disaksikan oleh teman

Pemohon dan Pemohon hanya menertawakan Termohon tanpa rasa

sungkan. Kekerasan pun terjadi setelah Pemohon menuduh Termohon

menendang anjing Pemohon yang masuk ke dalam rumah yang tentu

hal tersebut tidak Termohon lakukan karena anjing Pemohon berteriak

setelah Termohon menutup pintu dan tidak sengaja mengenai anjing

tersebut sehingga Pemohon mendorong Termohon dan berkata bahwa

Termohon tidak berhak memukul anjing Pemohon yang itupun tidak

benar. Hal tersebut akhirnya menjadi perkelahian yang sangat luar

biasa besarnya sehingga kami berdua saling memukul karena

Termohon tidak terima diperlakukan demikian. Badan Termohon lebam

di beberapa titik juga termasuk Rahim Termohon yang diinjak dengan

lutut Pemohon karena Termohon tidak ingin melepaskan genggaman

Termohon menjambak rambut Pemohon di kamar mandi. Hasil visum

Termohon lakukan 2x di rumah sakit Sanglah, Denpasar dan yang

terakhir tidak Termohon laporkan karena sudah lelah melaporkan

KDRT yang bukti lebam tersebut hanya Termohon foto di selular

Termohon sendiri dan hal itu terjadi setelah Pemohon sangat cemburu

dengan teman pria sahabat Termohon yang Termohon pun tidak

mengenali orang tersebut dan Termohon dipaksa untuk mengakui

tuduhan Pemohon bahwa pria tersebut menyukai Termohon dan ingin

meniduri Termohon yang tentunya hal tersebut tidaklah benar.

- Bahwa tidak benar yang menyebabkan pertengkaran karena Pemohon

tidak ingin menjalankan syariat Islam. Termohon meminta tunjangan

bulanan keuangan dikarenakan berhenti bekerja sebagai karyawan

XXXXXX dengan tujuan menyelamatkan rumah tangga agar suami

merasa aman dan tidak berprasangka buruk lagi terhadap Termohon di

setiap harinya, tetapi Pemohon tidak bersedia memberikan finansial

bulanan khusus buat Termohon;

Page 8: 150 pdt g 14

Hal. 8 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

- Bahwa tidak benar bahwa Termohon memaksa dan menuntut

Pemohon untuk melaksanakan sholat tiap waktu.

- Bahwa Pemohon terlalu banyak berbohong dengan menggoda wanita

lain dan tidak pernah jujur pada saat keluar kota, termasuk kepergian

Pemohon ke Jakarta untuk bersenang-senang di diskotik dengan

perempuan lain yang pada akhirnya terlihat oleh kawan-kawan

Termohon di sana, sedangkan menurut pengakuan Pemohon,

Pemohon menginap di Kuta bersama kawannya yang datang dari

Australia ataupun alasan-alasan yang tidak masuk akal lainnya. Dan

dalam waktu yang bersamaan pun Termohon dituduh selingkuh juga

dicaci maki dengan kalimat kasar bahwa Termohon ini adalah

perempuan malam, padahal Termohon sedang bekerja lembur dari

kantor dan Pemohon pun tahu keberadaan Termohon di mana.

- Bahwa benar Termohon yang pada akhirnya membuka aib, yang

sebenarnya tidak memfitnah Pemohon karena yang Termohon katakan

betul adanya. Terlebih lagi setelah Termohon mengetahui bahwa

Pemohon ikut menjadi anggota "Bali Single Mingle Group" selama

setahun setelah kami menikah. Tidak heran Termohon selalu

menemukan sms atau inbox Facebook dari perempuan lain termasuk

orang tua murid Pemohon yang pernah berselingkuh dengan Pemohon

dengan mengatakan kalimat romantic yang tidak sepantasnya. Terlebih

lagi setelah Termohon menemukan bukti pemeriksaan hasil lab

Pemohon memeriksakan penyakit kelamin di bulan Juni 2013 pada saat

Pemohon sudah kabur dari rumah dan dugaan Termohon yang selalu

Pemohon lakukan sebelum dan sesudah kami menikah bahwa

Pemohon telah melakukan hubungan seksual dengan perempuan lain

tanpa menggunakan pengaman terlebih lagi Pemohon berhubungan

intim dengan wanita lain di rumah kami di Sanur di bulan February 2014

pada saat Termohon berada di Makassar sepulang Termohon dari

menunaikan ibadah Umroh pada bulan Januari 2014 lalu yang

Termohon temukan dalam tong sampah kamar mandi kami adalah

kondom bekas pakai sebagai barang bukti.

Page 9: 150 pdt g 14

Hal. 9 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

- Bahwa tidak benar. Pemohon bahkan yang memancing atau

menantang Termohon dengan membawa nama keluarga Termohon hal

terburuk apa yang bisa Termohon lakukan setiap kami bertengkar

hebat. Tidak pernah meneror. Pemohon menantang Termohon apa

yang berani Termohon lakukan di sekolah Pemohon, Termohon

mengatakan bahwa Termohon bisa melaporkan Pemohon ke kepala

sekolah Pemohon tentang perbuatan Pemohon yang berselingkuh

dengan orang tua murid yang bisa menyebabkan Pemohon dipecat dan

semua itupun tidak Termohon lakukan sekalipun Termohon bisa.

- Bahwa sebagian penyebab perselisihan karena Termohon tidak tahan

dengan sifat cemburuan dan possessive Pemohon yang berlebihan

terhadap Termohon, dan juga karena masalah finansial yang selalu

diperhitungkan oleh Pemohon sedangkan Termohon juga bekerja dan

tidak sedikit pula yang Termohon keluarkan dari gaji Termohon untuk

mencukupi kebutuhan.

- Benar adanya. Tidak pernah berhasil karena Termohon selalu dituduh

gila dan mengidap penyakit mental Bipolar yang hal tersebut pun harus

Termohon "iyakan" demi membuat Pemohon kembali ke rumah. Dan

Pemohon tidak segan-segan mengatakan bahwa Termohon dan

keluarga Termohon gila dan menuduh ayah Termohon seorang

koruptor.

- Bahwa Termohon menyetujui permohonan cerai dari Pemohon setelah

tidak ada itikad atau perubahan yang baik sebagai seorang suami

setelah Pemohon meninggalkan Termohon dalam keadaan hamil dan

selalu mengusir Termohon dari rumah pada 5 bulan masa kehamilan

Termohon. Dan puncaknya setelah Termohon melahirkan, tetap tidak

ada perubahan sama sekali dari Pemohon kepada putrinya yang

membuat Termohon marah setelah pacar Pemohon memberikan

informasi kepada Termohon sepulangnya dari Australia Pemohon

memaksa ingin bertemu dengan pacar Pemohon daripada ingin melihat

putrinya sendiri. Sampai saat ini Pemohon masih saja menuduh dan

menghujat Termohon yang sangat negative dengan mengatakan

Page 10: 150 pdt g 14

Hal. 10 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

bahwa Termohon menggunakan bayi (putri kami) sebagai senjata untuk

menyerang ataupun membuat citra Pemohon tidak baik di mata public.

Bahwa terhadap permohonan Pemohon Konvensi/Tergugat

Rekonvensi, Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi juga mengajukan

gugatan rekonvensi secara tertulis, yang pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa Termohon meminta hak asuh (hadhanah) atas anak yang

bernama ANAK PEMOHON KONVENSI DAN TERMOHON

KONVENSI, lahir 8 Juli 2014, dengan alasan kondisi Pemohon yang

tidak stabil, dengan semakin parah mengkonsumsi obat (narkotika),

juga ketergantungan meminum minuman keras atau alcohol yang tidak

pernah bisa dikontrol oleh Pemohon, agar tidak menjadi contoh dalam

pertumbuhan anak.

- Bahwa Termohon meminta nafkah anak sejumlah Rp. 20.000.000,-

(dua puluh juta rupiah) per bulan dari Pemohon dengan rincian sebagai

berikut:

1. Nutrisi asupan ASI (Vitamin, susu, dll): Rp.3.000.000,- (tiga juta

rupiah);

2. Pembantu RT Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah)

3. Asuransi pendidikan Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah)

4. Perlengkapan sandang, pangan, pakaian dan pengeluaran tak

terduga untuk kebutuhan bayi Rp.5.000,000,- (lima juta rupiah)

5. Tabungan masa depan putri kami Rp. 4.000.000,- (empat juta

rupiah)

Bahwa, Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi telah mengajukan

replik secara tertulis sebagai berikut:

Dalam pokok perkara (konvensi)

1. Bahwa Pemohon menolak dan menganggap tidak perlu menanggapi dalil-

dalil Termohon dalam jawabannya kecuali terhadap hal-hal yang menurut

Pemohon adalah sangat prinsip dan perlu disampaikan dalam sidang yang

mulia ini;

2. Bahwa terhadap dalil Termohon pada point 13 Pemohon tidak pernah

menuduh Termohon gila akan tetapi diagnosa terhadap penyakit kejiwaan

Page 11: 150 pdt g 14

Hal. 11 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

yang dimiliki Termohon tersebut berasal dari salah satu Ahli Kejiwaan yang

pernah didatangi oleh Termohon bersama Pemohon yang bernama

XXXXX, yang berpraktek XXXXXX yang beralamat di Jl. Gandapura No.30

yang telah menyatakan bahwa Termohon menunjukkan indikasi adanya

penyakit Bipolar;

3. Bahwa oleh karena adanya indikasi penyakit Bipolar yang dimiliki

Termohon telah membuat Pemohon sangat mengkhawatirkan pertumbuhan

dan masa depan anak Pemohon dan Termohon yaitu ANAK PEMOHON

KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI yang mana menurut informasi

yang Pemohon dapatkan baik melalui keterangan Ahli Jiwa maupun hasil

browsing Pemohon di internet menyatakan bahwa penyakit Bipolar dapat

menurun kepada keturunan dari orang yang memiliki penyakit Bipolar

tersebut;

4. Bahwa berdasarkan kekhawatiran Pemohon tersebut Pemohon sangat

kuatir Termohon tidak akan mampu mengasuh ANAK PEMOHON

KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI untuk bisa tumbuh menjadi

anak yang normal dan sehat bukan saja secara fisik melainkan mentalnya

juga karena apabila penyakit Bipolar Termohon sedang kambuh maka

dikhawatirkan Termohon akan melakukan hal-hal yang dapat

membahayakan baik fisik maupun perkembangan mental ANAK

PEMOHON KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI oleh karena

Termohon akan cenderung tidak mampu mengontrol emosi Termohon

terutama apabila Termohon sedang kesal.

5. Bahwa Pemohon sudah sering menasehati Termohon untuk selalu berobat

dan melakukan therapy tapi justru Termohon tidak bisa menerima

kenyataan telah memiliki penyakit tersebut dan menolak untuk melanjutkan

pengobatan dan menghentikan mengkonsumsi obat yang telah diberikan

oleh XXXXX.

Dalam Rekonvensi

1. Bahwa oleh karena adanya kekuatiran dari Pemohon akan terjadi resiko

anak mereka (ANAK PEMOHON KONVENSI DAN TERMOHON

KONVENSI) akan mengalami kekerasan dan perlakukan yang dapat

Page 12: 150 pdt g 14

Hal. 12 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

membahayakan perkembangannya baik secara fisik dan mental maka

Pemohon menginginkan agar Hak Pengasuhan anak mereka tersebut

diserahkan kepada Pemohon setelah selesai masa menyusui.

2. Bahwa oleh karenanya berkenaan dengan biaya hidup untuk anak mereka

yang akan diberikan Pemohon adalah hanya untuk sampai dengan anak

mereka tersebut telah selesai masa menyusuinya sehingga Pemohon

sendiri yang akan mengasuh anak mereka tanpa mengurangi hak dari

Termohon untuk tetap dapat berkunjung untuk menemui dan memberikan

kasih sayangnya.

3. Bahwa mengenai jumlah biaya hidup ANAK PEMOHON KONVENSI DAN

TERMOHON KONVENSI yang dapat diberikan oleh Pemohon kepada

Termohon selama dalam pengasuhan Termohon adalah Rp.3.000.000,-

(tiga juta rupiah).

4. Bahwa oleh karena sebagai seorang guru yang bekerja di Sekolah

International terbaik di Bali yaitu XXXXX Pemohon memiliki fasilitas untuk

menyekolahkan ANAK PEMOHON KONVENSI DAN TERMOHON

KONVENSI secara gratis dan diberikan jaminan asuransi baik kejiwaan dan

kesehatan maka Pemohon yakin Pemohon dapat mengasuh dan mendidik

ANAK PEMOHON KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI lebih baik

dari Termohon.

Berdasarkan hal-hal dan alasan-alasan tersebut di atas, maka sudah Pemohon

mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim Perkara aquo dapat memberikan

Putusan sebagai berikut:

Dalam Pokok Perkara

1. Menerima dan mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya.

2. Menyatakan secara hukum bahwa perkawinan antara Pemohon dengan

Termohon yang telah dilakukan pada tanggal 15 Juli 2012 sebagaimana

yang tercatat dalam Kutipan Akta Nikah Nomor XXX/XX/XXX/XXXX

tertanggal 16 Juli 2012, KUA Menteng, Jakarta Pusat adalah sah.

3. Memberi Ijin kepada Pemohon, PEMOHON KONVENSI/TERGUGAT

REKONVENSI untuk mengucapkan ikrar/menjatuhkan talak satu raj’i

Page 13: 150 pdt g 14

Hal. 13 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

kepada Termohon, TERMOHON KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI

di depan sidang Pengadilan Agama Badung.

4. Menetapkan pembebanan biaya perkara ini menurut hukum.

Dalam Rekonpensi

1. Menolak permintaan Termohon atas biaya hidup sebesar Rp.20.000.000,

(dua puluh juta rupiah) yang diminta oleh Termohon kepada Pemohon

melainkan menetapkan Pemohon memberikan biaya hidup untuk ANAK

PEMOHON KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI sebesar

Rp.3.000.000,- (tiga juta rupiah) setiap bulannya sampai ANAK PEMOHON

KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI selesai masa menyusui.

2. Menetapkan hak asuh atas ANAK PEMOHON KONVENSI DAN

TERMOHON KONVENSI diberikan kepada Pemohon segera setelah ANAK

PEMOHON KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI telah selesai masa

menyusuinya.

Jika Ketua Pengadilan Agama Badung berpendapat lain, mohon putusan

seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Bahwa Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi telah mengajukan

duplik dalam konvensi dan replik dalam rekonvensi secara lisan yang pada

pokoknya tetap sebagaimana jawaban konvensi dan gugatan rekonvensi dan

menegaskan bahwa Termohon tidak memiliki indikasi terkena penyakit bipolar;

Bahwa Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi telah mengajukan

duplik rekonvensi atas replik rekonvensi Termohon Konvensi/Penggugat

Rekonvensi secara tertulis yang pada pokoknya sebagai berikut:

Dalam Rekonpensi

1. Bahwa Pemohon bersedia memberikan biaya hidup ANAK PEMOHON

KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI sebesar Rp.5.000.000,- (lima

juta rupiah) per bulan, hal ini dengan dasar pertimbangan bahwa hanya

sebesar itu Pemohon mampu memberikannya kepada Termohon, karena

walaupun sebagai Warga Negara Asing yang bekerja sebagai Guru di

Sekolah Internasional gaji Pemohon lebih besar dari gaji rata-rata guru di

Indonesia akan tetapi biaya hidup Pemohon selaku orang asing di

Indonesia juga lebih besar dari biaya hidup guru-guru Indonesia dan bahwa

Page 14: 150 pdt g 14

Hal. 14 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

ANAK PEMOHON KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI sebagai

seorang bayi belumlah memerlukan biaya yang sebegitu besar

sebagaimana yang diminta oleh Termohon, dan biaya hidup ini di luar

dari jaminan kesehatan yang telah diberikan kepada ANAK PEMOHON

KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI sebagai anak Pemohon oleh

Pemohon secara otomatis dari fasilitas yang didapatkan Pemohon

dari tempat Pemohon bekerja dan biaya ini hanya diberikan sampai

dengan ANAK PEMOHON KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI

berhenti menyusui.

2. Bahwa Pemohon tetap pada dalil Pemohon sebelumnya bahwa oleh karena

adanya kekuatiran Pemohon terhadap penyakit Bipolar yang diderita

Termohon, yang akan membahayakan kesehatan, keselamatan,

kebahagiaan, pertumbuhan ANAK PEMOHON KONVENSI DAN

TERMOHON KONVENSI baik secara phisik dan mental/jiwa ANAK

PEMOHON KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI di masa depan

maka sudah sepatutnya hak asuh ANAK PEMOHON KONVENSI DAN

TERMOHON KONVENSI diberikan kepada Pemohon yang tidak

mempunyai permasalahan dengan kesehatan mental/jiwanya sebagaimana

halnya Termohon. Dan pemberian Hak Asuh ini tetap mempertimbangkan

kebutuhan ANAK PEMOHON KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI

untuk tetap menyusui sampai batas waktu yang diperlukan paling lama usia

2 (dua) tahun. Sehingga Hak Asuh ini selambat-lambatnya diberikan

kepada Pemohon pada saat usia ANAK PEMOHON KONVENSI DAN

TERMOHON KONVENSI memasuki usia 2 (dua) tahun.

Berdasarkan hal-hal dan alasan-alasan tersebut di atas, maka sudah

sepatutnya Pemohon mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim Perkara aquo

dapat memberikan putusan sebagai berikut;

Dalam Rekonpensi

1. Menolak permintaan Termohon atas biaya hidup sebesar Rp.20.000.000,-

(dua puluh juta rupiah) yang diminta oleh Termohon kepada Pemohon

melainkan menetapkan Pemohon memberikan biaya hidup untuk ANAK

PEMOHON KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI sebesar

Page 15: 150 pdt g 14

Hal. 15 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) setiap bulannya sampai ANAK PEMOHON

KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI selesai masa menyusui.

2. Menetapkan hak asuh atas ANAK PEMOHON KONVENSI DAN

TERMOHON KONVENSI diberikan kepada Pemohon segera setelah ANAK

PEMOHON KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI telah selesai masa

menyusuinya atau selambat-lambatnya pada saat diberikan kepada

Pemohon memasuki usia 2 (dua) tahun.

Jika Ketua Pengadilan Agama Badung berpendapat lain, Mohon

putusan seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Bahwa terhadap duplik rekonvensi Tergugat Rekonvensi/Pemohon

Konvensi, Penggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi mengajukan rereplik

rekonvensi secara lisan yang pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa Penggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi

mempertimbangkan kembali permintaan nafkah anak menjadi Rp.

10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) per bulan;

- Bahwa Penggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi tidak mengidap

gangguan Bipolar;

- Bahwa Penggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi tetap meminta hak

asuh anak diberikan kepadanya;

Bahwa terhadap rereplik rekonvensi Penggugat Rekonvensi/Termohon

Konvensi, Tergugat Rekonvensi/Pemohon Konvensi mengajukan reduplik

rekonvensi secara lisan yang pada pokoknya tetap sebagaimana dalam duplik

rekonvensi;

Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonan, Pemohon

Konvensi/Tergugat Rekonvensi telah mengajukan alat-alat bukti surat berupa:

1. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor XXX/XX/XXX/XXXX, tanggal 16 Juli

2012, yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama di Kota Jakarta Pusat,

DKI Jakarta. Bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup dan dicap pos,

dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua

Majelis diberi tanda P.1;

2. Fotokopi Surat Pernyataan Termohon tanggal 05 Juli 2013, yang

ditandatangani oleh Pemohon dan Termohon. Bukti surat tersebut telah

Page 16: 150 pdt g 14

Hal. 16 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

diberi meterai cukup dan dicap pos, dan telah dicocokkan dengan aslinya

yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P.2;

3. Fotokopi Surat Pernyataan Pembatalan Termohon atas surat Pernyataan

tanggal 05 Juli 2013 yang ditujukan kepada kuasa hukum Pemohon, yang

ditandatangani oleh Termohon tanggal 09 Juli 2013. Bukti surat tersebut

telah diberi meterai cukup dan dicap pos, dan telah dicocokkan dengan

aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P.3;

4. Fotokopi Passport atas nama Pemohon Nomor XXXXXXXX yang

dikeluarkan oleh pemerintah Australia pada tanggal 25 September 2008.

Bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup dan dicap pos dan telah

dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis

diberi tanda P.4;

5. Fotokopi print out atas komentar dan pernyataan Termohon pada dinding

akun facebook milik Termohon. Bukti surat tersebut telah diberi meterai

cukup akan tetapi tidak dapat dicocokkan dengan aslinya, lalu oleh Ketua

Majelis diberi tanda P.5;

6. Hasil cetak dokumen elektronik berupa 4 (empat) foto bagian tubuh tertentu

dari Pemohon yang terdapat seperti luka memar. Bukti tersebut telah diberi

meterai cukup dan telah dicocokkan dengan asli dokumen elektronik yang

ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P.6;

7. Hasil cetak dokumen elektronik berupa foto SMS dari nomor

+XXXXXXXXXXXX (kakak ipar Termohon) ke handphone Pemohon. Bukti

tersebut telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan dokumen

elektronik yang ada dalam handphone Pemohon ternyata sesuai, lalu oleh

Ketua Majelis diberi tanda P.7;

8. Hasil cetak screenshot SMS percakapan antara Termohon (dengan nomor

+XXXXXXXXXXXX) dengan XXXXX. Bukti tersebut telah diberi meterai

cukup dan telah dicocokkan dengan dokumen elektronik aslinya yang

ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P.8;

9. Fotokopi slip pembayaran gaji Pemohon bulan Oktober 2014 dari

XXXXXXXX. Bukti tersebut telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan

Page 17: 150 pdt g 14

Hal. 17 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda

P.9;

Bahwa selain mengajukan bukti surat, Pemohon Konvensi/Tergugat

Rekonvensi juga mengajukan 1 orang saksi ahli, dan 2 orang saksi:

1. SAKSI AHLI, umur 70 tahun, agama Hindu, pekerjaan pensiunan PNS

(dosen Fakultas Kedokteran Universitas XXXXX), namun sekarang masih

mengajar sebagai dosen luar biasa mata kuliah Psikiater di Fakultas

Kedokteran Universitas XXXXX dan dokter Psikiater praktik, alamat di

Kota Denpasar sebagai saksi ahli Pemohon, yang memberikan

keterangan di bawah sumpah pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa riwayat pendidikan saksi adalah saksi menyelesaikan S1 di

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, kemudian mengambil

spesialis di Universitas Airlangga Surabaya bidang Psikiatri (Ilmu

Kesehatan Jiwa), dan menyelesaikan program doktor bidang

Kesehatan di Unair Surabaya;

- Bahwa saksi mengenal kuasa Pemohon, yang meminta saksi sebagai

saksi ahli, dan mengenal Termohon karena Termohon pernah datang

ke tempat praktik saksi untuk konsultasi dan memeriksa kondisi

kejiwaan Termohon atas permintaan Pemohon;

- Bahwa bipolar adalah gangguan emosi dan perasaan yang terdiri dari

2 tipe: 1) Agresif (manic) yaitu gangguan jiwa yang membuat

penderitanya suka menunjukan kehebatannya, kemampuannya, serta

mengekspresikan rasa senang ataupun marah secara berlebihan, dan

2) Depresi yaitu gangguan jiwa yang membuat penderitanya cepat

putus asa, merasa tidak mampu, tidak percaya diri bahkan dapat

berakhir dengan bunuh diri;

- Bahwa gangguan bipolar kebanyakan faktor keturunan atau genetik,

neurotransmitter yang ada di otak, tetapi ada juga karena adanya

trauma, misalnya memori yang membuat ibu trauma ketika anak

dalam kandungan, trauma yang dialami anak sejak dilahirkan, dan

waktu ia dibesarkan. Kalau faktor memori harapan ada, dapat

Page 18: 150 pdt g 14

Hal. 18 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

diperbaiki. Kalau genetik dia akan tetap, sulit disembuhkan dan dapat

diturunkan kepada keturunan, dan harus mengonsumsi obat terus;

- Bahwa trauma dapat disebabkan efek yang dialami bayi sejak dalam

kandungan karena ibu marah-marah atau kelahiran anak tidak

dikehendaki, maupun memori setelah anak dilahirkan, karena anak

sering dimarahi, melihat orang tua bertengkar, atau akibat bullying di

sekolah;

- Bahwa gangguan bipolar karena trauma ini dapat disembuhkan tanpa

mengonsumsi obat, yaitu melalui meditasi untuk mendapatkan memori

baru (reframing memori). Caranya dapat melalui hypnotherapy dengan

metode bio psiko spirit, yaitu metode penyembuhan dengan meditasi

dengan cara diajak memahami keadaan yang ia rasakan, melakukan

sembahyang dan melakukan ajaran agama secara intens, dengan

cara tersebut dapat membantu untuk tidak kambuh. Lama proses

penyembuhan trauma memori tergantung pada kemampuan pasien

masing-masing. Tergantung dari berapa serius dan sungguh-

sungguhnya mengikuti ketentuan proses penyembuhan yang telah

ditentukan oleh dokter yang menangani penyembuhannya, di

antaranya melakukan meditasi secara rutin minimal 2-3 kali, percaya

diri, mengatur omongan serta sikap perbuatan, sehingga tumbuh

memori baru yang lebih baik.

- Bahwa indikasi orang mengalami gangguan bipolar adalah orang

tersebut mudah marah, ketika marah meledak di luar kontrol dirinya,

membanting barang, semakin ditahan maka semakin meledak. Tetapi

saat sadar dia akan menyesali apa yang dilakukan;

- Bahwa saksi pernah melayani konsultasi dan pemeriksaan kepada

Termohon pada tanggal 3 Mei 2013 di tempat praktik saksi di Jalan

Gandapura No.30, Termohon cerita temperamental dan mudah

marah, Termohon mengalami bipolar karena trauma di masa kecil,

pada masa SD, SMP, sampai SMA. Termohon ingin disayang,

dihargai apa yang dia lakukan;

Page 19: 150 pdt g 14

Hal. 19 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

- Bahwa apa yang dialami Termohon di masa kecil yang tidak disenangi

Termohon tanpa sadar akan ia ulangi. Yang dikhawatirkan apabila

Termohon tidak mampu mengontrol emosi dan melakukan kekerasan

pada anaknya, tetapi kalau ditanya maka ia tidak ingat dan menyesal

- Bahwa penyebab gangguan bipolar yang dialami Termohon karena

faktor memori, berdasarkan hasil wawancara;

- Bahwa Termohon jenuh, eneg, melihat kedua orang tuanya sering

bertengkar dan berkata-kata kasar di depan Termohon, dan Termohon

sering mendapat pukulan oleh orang tua sejak kecil sampai usia

remaja;

- Bahwa gangguan bipolar yang dialami Termohon dapat disembuhkan

melalui spiritual hypnotheraphy, mungkin 2 kali, maksimum 3 kali

hypnotherapy;

- Bahwa bipolar dapat menurun ke anak, tetapi juga dapat dipengaruhi

oleh memori/pengalaman masa kecil, dan saksi tidak bisa

mengatakan yang ini normal (Pemohon), yang ini tidak (Termohon),

karena dua-duanya tidak bisa menahan;

2. SAKSI I, umur 43 tahun, agama Hindu, pekerjaan satpam, alamat di XXXX

Kabupaten Gianyar, yang memberikan keterangan di bawah sumpah

sebagai berikut:

- Bahwa saksi mengenal Pemohon dan Termohon karena saksi satpam

di rumah kontrak tempat tinggal Pemohon dan Termohon di Jalan

XXXXX No.10;

- Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami istri;

- Bahwa saksi bekerja sebagai satpam sejak bulan Juni 2013 sampai

dengan Februari 2014;

- Bahwa saksi bekerja setiap hari kecuali hari Minggu/libur, dari jam

18.00 sore sampai jam 06.00. pagi;

- Bahwa Pemohon bekerja mengajar musik di “XXXXXX”;

- Bahwa saksi sering mendengar Pemohon dan Termohon bertengkar,

tetapi hanya satu kali melihat Pemohon dan Termohon bertengkar;

Page 20: 150 pdt g 14

Hal. 20 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

- Bahwa pada suatu malam saksi pernah mendengar suara keras

Termohon dari dalam kamar, tak lama kemudian saksi ditelepon oleh

Pemohon yang menyuruh saksi datang ke kamar lalu saksi segera ke

kamar, di sana saksi melihat suasananya tegang, Pemohon terkunci

dalam kamar, sedang Termohon ada di luar kamar kemudian pergi

keluar rumah sendiri. Saksi berusaha membuka pintu kamar tapi

terkunci dari luar akhirnya Pemohon tiba-tiba muncul di luar kamar

mungkin keluar lewat jendela lalu Pemohon menuju ke kamar tamu;

- Bahwa Termohon tidak sering marah-marah, saksi tidak pernah

dimarahi Termohon, tetapi Termohon kalau bicara suaranya keras;

- Bahwa saksi pernah melihat ayah Termohon datang berkunjung di

rumah Pemohon dan Termohon, tetapi saksi tidak melihat Pemohon

berkomunikasi dengan ayah Termohon;

- Bahwa yang datang berkunjung adalah teman-teman Termohon dari

ibu-ibu pengajian setempat jika mengadakan kegiatan di rumah

Pemohon dan Termohon;

- Bahwa Pemohon memelihara anjing di rumah Pemohon dan

Termohon, namun tidak menjadi sebab hingga Pemohon berselisih

dan bertengkar;

- Bahwa saksi tidak pernah melihat Pemohon sholat, tetapi kalau

Termohon beragama Islam karena saksi pernah antar ke masjid dan

pernah melihat Termohon sholat;

- Bahwa saat saksi masih kerja (Juni 2013 – Februari 2014) Pemohon

dan Termohon masih tinggal bersama, meskipun sebelum bulan

Februari 2014 Pemohon sudah jarang ada di rumah, namun sekarang

Pemohon dan Termohon sudah total berpisah tempat tinggal sejak

awal Februari 2014 atau saat saksi sudah berhenti bekerja di rumah

Pemohon dan Termohon, dan saksi pernah dipanggil Pemohon

melalui telepon untuk membantu kemas-kemas dan mengangkat

barang-barang milik Pemohon karena akan berpisah tempat tinggal

dengan Termohon, tetapi saksi tidak ikut ke tempat tinggal Pemohon

Page 21: 150 pdt g 14

Hal. 21 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

yang baru, Pemohon pergi sendiri sedangkan Termohon tetap di

tempat tinggal bersama;

- Bahwa ketika bertengkar, Termohon yang nadanya keras, sedangkan

Pemohon kadang-kadang keras, tetapi cenderung pelan;

- Bahwa selama Termohon pergi umroh dua bulan, ada tamu seorang

laki-laki teman Pemohon dan menginap selama 1 minggu;

- Bahwa ketika masih bekerja, biasanya Termohon pulang kerja lebih

kurang jam 10 malam;

- Bahwa saksi tidak pernah melihat Pemohon pulang dalam keadaan

mabuk dan tidak tahu Pemohon menggunakan narkotika;

- Bahwa selama Pemohon dan Termohon masih tinggal bersama, saksi

pernah melihat Pemohon pulang pagi lebih kurang jam 4 pagi, tetapi

lebih sering pulang jam 11 malam;

- Bahwa setelah Termohon pulang melaksanakan ibadah umrah pada

bulan Februari 2014, Pemohon kadang tidak menginap di rumah;

3. SAKSI II, umur 46 tahun, agama Kristen Katolik, pekerjaan guru,

kewarganegaraan Kanada, alamat di XXXXX Kota Denpasar:

- Bahwa saksi adalah teman kerja Pemohon selama 7 tahun 6 bulan

dan Pemohon pernah menjadi pendamping pengantin laki-laki dalam

pernikahan saksi;

- Bahwa saksi mengenal Termohon, Pemohon dan Termohon adalah

suami istri;

- Bahwa Pemohon pernah menyatakan bahwa saat itu ia belum siap

menikah dengan Termohon;

- Bahwa setelah menikah, Pemohon dan Termohon tinggal di Jalan

XXXXX, dan saksi pernah berkunjung ke rumah Pemohon dan

Termohon dua kali;

- Bahwa Pemohon dan Termohon sudah berpisah, saksi baru tahu

sejak 4 bulan yang lalu, terakhir Pemohon dan Termohon tinggal di

XXXXX sekitar April atau Mei 2014;

- Bahwa menurut Pemohon, sejak satu tahun yang lalu Pemohon dan

Termohon sudah tidak harmonis lagi sampai sekarang;

Page 22: 150 pdt g 14

Hal. 22 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

- Bahwa menurut Pemohon, Pemohon dan Termohon pernah

bertengkar sengit karena Termohon berkata-kata kasar hingga

menyakitkan hati Pemohon, kemudian saksi melihat Pemohon dan

Termohon komunikasinya tidak bagus, saling diam dan tegang;

- Bahwa berdasarkan cerita Pemohon kepada saksi, saksi

menyimpulkan penyebab pertengkaran karena Termohon tidak

konsisten dan kemarahannya mudah dipicu oleh hal-hal kecil;

- Bahwa saksi pernah melihat Pemohon minum minuman beralkohol

(bir) tetapi hanya saat Pemohon main musik di bar dan tidak banyak;

- Bahwa Pemohon bekerja sebagai guru musik di sekolah “XXXXX”

sejak 9 tahun yang lalu;

- Bahwa gaji Pemohon kurang lebih Rp. 32.000.000,- (tiga puluh dua

juta rupiah);

- Bahwa Pemohon pernah cerita tentang anak, Pemohon senang sekali

dengan anaknya, dan menanyakan apa yang baik dan buruk bagi

anak;

- Bahwa Pemohon dan Termohon sudah berpisah tempat tinggal sejak

lebih 3 bulan yang lalu;

- Bahwa Pemohon baik, jujur, peduli, namun cenderung suka minum

minuman beralkohol tetapi tidak sampai mabuk-mabukan dan tidak

pernah memakai narkotik;

- Bahwa saksi tidak pernah melihat Pemohon marah secara berlebihan,

hanya pernah melihat Pemohon menjadi pendiam dan kecewa;

- Bahwa Pemohon tidak pernah ada masalah di sekolah, Pemohon

dikenal baik oleh murid-murid dan orang tua murid;

Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil bantahan dan gugatan rekonvensi,

Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi mengajukan alat-alat bukti surat

berupa:

1. Hasil cetak e-mail (surat elektronik) yang berisi percakapan antara

Pemohon dan Termohon dari tanggal 9 November 2013 sampai 12

November 2013. Bukti tersebut telah diberi meterai cukup dan telah

Page 23: 150 pdt g 14

Hal. 23 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

dicocokkan dengan dokumen elektronik aslinya yang ternyata sesuai, lalu

oleh Ketua Majelis diberi tanda T.1;

2. Hasil cetak dokumen elektronik berupa foto beberapa bagian badan

Termohon yang terdapat luka lebam sebanyak 8 (delapan) foto. Bukti

tersebut telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan dokumen

elektronik aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda

T.2;

3. Hasil cetak dokumen elektronik berupa foto kondom bekas dipakai di dalam

tempat sampah yang tidak dicocokkan dengan dokumen elektronik aslinya

dan sebuah kondom bekas dipakai. Bukti tersebut telah diberi meterai

cukup, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda T.3;

4. Hasil cetak dokumen elektronik berupa foto dua SMS dari nomor

+XXXXXXXXXXXX (setelah dikonfirmasi kepada kuasa Pemohon, ternyata

nomor milik Pemohon) kepada Termohon. Bukti tersebut telah diberi

meterai cukup dan telah dicocokkan dengan dokumen elektronik aslinya

(SMS di dalam handphone Termohon) yang ternyata sesuai, lalu oleh

Ketua Majelis diberi tanda T.4;

5. Hasil cetak transkrip percakapan melalui aplikasi whatsapp antara

Termohon dengan XXXXX. Bukti tersebut telah diberi meterai cukup dan

telah dicocokkan dengan dokumen elektronik aslinya yang tersimpan di

handphone Termohon yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi

tanda T.5;

6. Hasil cetak dokumen elektronik berupa foto Pemohon dengan perempuan

yang diposting di akun facebook atas nama XXXXX yang terdiri dari 5 foto

dan hasil cetak dokumen elektronik berupa screenshot SMS dari nomor

+XXXXXXXXXXXX (menurut Termohon nomor XXXXX). Bukti tersebut

telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang

ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda T.6;

7. Hasil cetak transkrip percakapan Termohon dengan Pemohon melalui

aplikasi Whatsapp tanggal 18 November 2014. Bukti tersebut telah diberi

meterai cukup dan telah dicocokkan dengan dokumen elektronik aslinya

Page 24: 150 pdt g 14

Hal. 24 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

yang tersimpan di handphone Termohon yang ternyata sesuai, lalu oleh

Ketua Majelis diberi tanda T.7;

8. Dokumen elektronik berupa rekaman suara Pemohon dalam keadaan

mabuk dan cemburu dan transkrip hasil rekaman yang diterjemahkan

dalam bahasa Indonesia. Transkrip hasil rekaman tersebut telah diberi

meterai cukup dan telah dicocokkan dengan dokumen elektronik berupa

rekaman yang tersimpan di dalam handphone Termohon yang ternyata

sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda T.8;

9. Fotokopi Contract Amendment Pemohon dengan XXXXX periode 1

Agustus 2008 – 31 Juli 2009. Bukti tersebut telah diberi meterai cukup dan

telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua

Majelis diberi tanda T.9;

10. Hasil cetak dokumen elektronik berupa screenshot percakapan Pemohon

dan Termohon via sms yang tersimpan di handphone Termohon. Bukti

tersebut telah diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan dokumen

elektronik aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda

T.10;

11. Hasil cetak dokumen elektronik berupa foto tangan kiri Termohon dengan

bekas luka memar. Bukti tersebut telah diberi meterai cukup dan telah

dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis

diberi tanda T.11;

12. Fotokopi Kutipan Akta Kelahiran Nomor XXXX/XXX/XX-XX/XXXX yang

dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Administrasi Jakarta Timur tanggal 26 September 2014. Bukti tersebut telah

diberi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata

sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda T.12;

Bahwa selain alat bukti surat, Termohon Konvensi/Penggugat

Rekonvensi juga mengajukan alat bukti 2 orang saksi yaitu:

1. SAKSI I, umur 72 tahun, agama Islam, pekerjaan Purnawirawan TNI,

alamat Kota Makassar, memberikan keterangan di bawah sumpah pada

pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa saksi adalah bapak kandung dari Termohon;

Page 25: 150 pdt g 14

Hal. 25 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

- Bahwa saksi mengenal Pemohon, Pemohon dan Termohon adalah

suami istri yang menikah pada tanggal 15 Juli 2012 di Menteng

Jakarta Pusat;

- Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal di rumah

kontrakan di Bali, di Jalan XXXXX kemudian pindah di Jalan XXXXX;

- Bahwa saksi pernah berkunjung ke rumah tempat tinggal Pemohon

dan Termohon 3 kali, yaitu 1 kali di kontrakan Jl. XXXXX tetapi hanya

mampir sebentar dan tidak menginap, kemudian 2 kali di kontrakan Jl.

XXXXX, yang pertama hanya mampir sebentar dan tidak menginap,

sedangkan yang kedua saksi berkunjung selama 1 minggu;

- Bahwa saat masih di kontrakan Jl. XXXXX keadaan Pemohon dan

Termohon masih harmonis, namun setelah di kontrakan Jl. XXXXX

Pemohon dan Termohon sudah tidak harmonis;

- Bahwa saat saksi berkunjung yang kedua kalinya di kontrakan Jl.

XXXXX pada Februari 2014, Pemohon tidak kelihatan di rumah, tetapi

suatu hari Pemohon tiba-tiba datang dengan keadaan emosi dan

mengambil pakaian lalu beranjak keluar rumah. Kemudian saksi tanya

baik-baik “Mau ke mana?” tetapi Pemohon menjawab dengan nada

lantang: “Saya mau keluar”, dan selama 1 minggu saksi menginap

Pemohon tidak pernah pulang;

- Bahwa Pemohon pernah mengadu bahwa Termohon menguncinya di

dalam kamar sendirian, kemudian Termohon juga mengadu bahwa

Termohon sudah tidak tahan karena sering ditinggal pergi oleh

Pemohon dan akhirnya Termohon mengunci Pemohon sendirian

dalam kamar;

- Bahwa selama menikah, saksi dua kali bertemu Pemohon dan yang

terakhir di XXXXX waktu Pemohon datang dengan marah-marah

kemudian mengambil pakaiannya tersebut;

- Bahwa saksi pernah melihat minuman bir dalam kulkas saat tinggal di

Jalan XXXXX;

- Bahwa Pemohon dan Termohon sudah berpisah tempat tinggal sejak

Februari 2014, Pemohon pergi dan tinggal entah di mana dan tidak

Page 26: 150 pdt g 14

Hal. 26 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

pernah pulang sampai sekarang, sedangkan Termohon dan anaknya

tetap di tempat tinggal di XXXXX sampai Juni 2014, kemudian pindah

di Jalan XXXXX No.33 Sanur sampai sekarang;

- Bahwa Termohon dan anaknya tinggal bertiga dengan seorang

pembantu rumah tangga untuk mengurus rumah;

- Bahwa Termohon merawat sendiri anaknya sejak lahir sampai

sekarang;

- Bahwa Termohon sangat sayang pada anaknya tidak pernah marah

pada anaknya, selama saksi berkunjung pertama kali di Jalan XXXXX

dan menginap selama 10 hari, saksi melihat Termohon sangat trampil

merawat dan mengasuh anaknya, demikian pula saat saksi

berkunjung yang ke-2 kalinya dan menginap 1 minggu, Termohon

tetap sayang, merawat dan mengasuh anaknya dengan baik,

demikian pula ketika saksi berkunjung sekarang, Termohon tetap

sayang pada anaknya dan ini membuat saksi terharu karena ternyata

Termohon bisa sabar dan telaten mengurus bayinya;

- Bahwa anak Pemohon dan Termohon pada bulan pertama hanya

minum ASI tetapi pada bulan-bulan selanjutnya ASI sudah tidak cukup

dan kelihatan badannya kurang berisi, maka ASI diselingi dengan

susu kambing etawa dan sekarang anaknya jadi bertambah sehat;

- Bahwa saksi yakin Termohon mampu mengasuh anaknya;

- Bahwa mengenai perangai Termohon, Termohon emosi tergantung

pada situasi yang ia hadapi, Termohon tidak mudah marah. Termohon

marah ketika barangnya diambil oleh orang lain, atau karena masalah

yang prinsip terkait dengan harga diri, misalnya dirinya atau saudara

dan keluarganya direndahkan maka dia akan marah besar;

- Bahwa saksi tidak pernah memukul Termohon meskipun disiplin

militer saksi terapkan di rumah, paling saksi hanya mencubit

Termohon waktu SMP dan SMA karena keluar rumah tanpa izin orang

tua, tetapi ternyata menurut teman-temannya Termohon pergi belajar

kelompok dengan teman-temannya;

Page 27: 150 pdt g 14

Hal. 27 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

- Bahwa Ibu Termohon memang keras, sering memarahi anak, bahkan

sampai menekuk jari-jari tangan anak ke belakang sampai menyentuh

pergelangan tangan jika anak tidak patuh;

- Bahwa menurut Termohon selama berpisah, Pemohon masih

memberi nafkah biaya hidup pada Termohon sebanyak Rp.

3.000.000,- (tiga juta rupiah) per bulan;

- Bahwa saksi tidak pernah memaksa Pemohon dan Termohon untuk

menikah, karena kita punya adat dan agama, saksi tidak ingin orang-

orang bilang anaknya jenderal kumpul kebo;

- Bahwa menurut Termohon, Pemohon pernah melakukan tindak

kekerasan fisik terhadap Termohon, dan ditunjukkan foto-fotonya oleh

Termohon;

- Bahwa setelah saksi dan Termohon pulang umroh, saat itu pula

Termohon menemukan kondom bekas dipakai di tempat sampah

dalam kamar;

- Bahwa saksi tidak pernah melakukan kekerasan terhadap Termohon,

tetapi bawaan militer saksi tentu menerapkan kedisiplinan tinggi pada

semua anak-anak saksi termasuk pada Termohon, namun istri saksi

memang pernah memukul dan menekuk jari-jari tangan Termohon,

tetapi saksi jelaskan pada Termohon mengapa ibu marah dan

menghukum Termohon, karena ibu tidak suka dengan perbuatan

Termohon. Istri saksi kalau senang ia akan senang sekali dan kalau

dapat kabar yang menyedihkan ia langsung ngedrop bahkan pingsan

dan saksi tidak tahu apakah itu bipolar atau tidak;

2. SAKSI II, umur 46 tahun, agama Islam, pekerjaan takmir Masjid di Sanur,

alamat di Kota Denpasar, yang memberikan keterangan di bawah sumpah

sebagai berikut:

- Bahwa saksi mengenal Termohon sejak 2013 sebagai jamaah Masjid

XXXXX di Sanur, dan saksi sebagai pengurus masjid;

- Bahwa saksi mengenal Pemohon karena Pemohon pernah datang

satu kali menemui saksi di masjid dengan maksud ingin mempelajari

ajaran Islam;

Page 28: 150 pdt g 14

Hal. 28 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

- Bahwa Pemohon dan Termohon sebagai suami istri;

- Bahwa Pemohon dan Termohon bertempat tinggal di Jalan XXXXX

kemudian pindah ke XXXXX sejak bulan Mei 2013;

- Bahwa saksi pernah berkunjung ke rumah kontrakan Pemohon dan

Termohon di XXXXX sebanyak 2 kali karena saksi dan jama’ah masjid

diundang untuk baca do’a;

- Bahwa ketika diundang untuk membaca doa, saksi bertemu Pemohon

satu kali di rumah Pemohon dan Termohon di XXXXX dan terakhir

saksi diminta untuk membaca doa pada Mei atau Juni 2014, tetapi

saat itu Pemohon tidak ada;

- Bahwa Termohon sering mengeluh pada saksi melalui telepon bahwa

Pemohon telah berselingkuh dengan wanita lain di rumah Pemohon

dan Termohon, karena Termohon menemukan kondom bekas dipakai

di kamar Pemohon dan Termohon setelah Termohon umroh;

- Bahwa saat Termohon sakit di rumah sakit Pemohon tidak pernah

datang menjenguk, kemudian waktu Termohon melahirkan melalui

operasi di rumah sakit pada Juli 2014, Pemohon pun tidak pernah

datang menjenguk Termohon, dan jamaah Masjid XXXXX yang

menunggu dan membantu proses persalinan Termohon sampai

selesai;

- Bahwa Pemohon dan Termohon tidak harmonis sejak tinggal di

XXXXX tahun 2013;

- Bahwa Pemohon dan Termohon sudah berpisah tempat tinggal, sejak

sebelum melahirkan, Termohon pindah di XXXXX, dan Termohon

tinggal bersama anaknya sampai sekarang dengan dibantu seorang

pembantu;

- Bahwa saat kandungan Termohon umur 2 bulan, Termohon pernah

memberitahu saksi melalui telepon bahwa Pemohon ingin

menggugurkan kandungan Termohon, kemudian saksi larang karena

menggugurkan kandungan adalah haram;

- Bahwa anak Pemohon dan Termohon diasuh Termohon sejak lahir

hingga sekarang;

Page 29: 150 pdt g 14

Hal. 29 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

- Bahwa anak Pemohon dan Termohon sekarang sehat dan baik-baik

saja, dan kemarin saksi dan para jama’ah Masjid XXXXX diundang

untuk membaca do’a di rumah Termohon karena anaknya rewel dan

sekarang sudah tidak rewel lagi;

- Bahwa Pemohon tidak bersungguh-sungguh ingin mempelajari Islam

karena Pemohon datang hanya 1 kali, meski saksi suruh datang terus

di Masjid;

Bahwa Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi telah mengajukan

kesimpulan secara tertulis yang pada pokoknya dalam konvensi tetap meminta

ijin untuk mengucapkan ikrar talak, namun dalam rekonvensi menolak

memberikan nafkah anak karena dalam akta kelahiran ANAK PEMOHON

KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI hanya disebutkan sebagai anak dari

seorang ibu, tanpa menyebutkan Pemohon Konvensi sebagai bapaknya;

Bahwa Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi telah mengajukan

kesimpulan secara tertulis yang pada pokoknya dalam konvensi tidak keberatan

dengan permohonan cerai talak Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi, dan

dalam rekonvensi tetap meminta hak asuh dan nafkah anak;

Selanjutnya untuk meringkas uraian putusan ini maka semua hal yang

termuat dalam berita acara sidang perkara ini merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari putusan ini;

PERTIMBANGAN HUKUM

Dalam Konvensi

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon

Konvensi adalah sebagaimana tersebut di atas;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 49 ayat (1) huruf a Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50

Tahun 2009, Pengadilan Agama berwenang untuk memeriksa dan mengadili

permohonan cerai talak Pemohon Konvensi terhadap Termohon Konvensi;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 66 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3

Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun

Page 30: 150 pdt g 14

Hal. 30 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

2009, Pengadilan Agama Badung berwenang untuk memeriksa dan mengadili

permohonan cerai talak Pemohon Konvensi terhadap Termohon Konvensi;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah memerintahkan kepada para

pihak yang berperkara agar menempuh proses mediasi sebagaimana maksud

Pasal 7 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 melalui

hakim mediator Lia Yuliasih, S.Ag, akan tetapi tidak berhasil mencapai

kesepakatan;

Menimbang, bahwa selama dalam proses persidangan, Majelis Hakim

juga telah berusaha mendamaikan para pihak yang berperkara sesuai dengan

ketentuan pasal 154 ayat (1) RBg, akan tetapi tidak berhasil;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil Pemohon Konvensi

bahwa Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi adalah pasangan suami

istri, Pemohon Konvensi telah mengajukan bukti P.1 yang telah memenuhi

syarat formil dan materiil, sehingga perlu dipertimbangkan sebagai alat bukti

yang sah;

Menimbang, bahwa bukti P.1 merupakan fotokopi dari akta otentik yang

sesuai dengan aslinya, dengan demikian memiliki kekuatan pembuktian yang

sempurna sesuai dengan Pasal 285 R.Bg jo Pasal 1870 KUHPerdata, oleh

karena itu telah terbukti bahwa Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi

memiliki hubungan hukum sebagai suami istri sehingga berkepentingan dan

berkualitas sebagai pihak (legitima persona standi in judicio) dalam perkara ini;

Menimbang, bahwa Pemohon Konvensi mengajukan permohonan cerai

talak terhadap Termohon Konvensi dengan dalil-dalil yang pada pokoknya

bahwa perkawinan antara Pemohon dan Termohon awalnya berdasarkan

kemauan Termohon dan ayah Termohon, sehingga dengan sangat berat hati

Pemohon melaksanakan prosesi pengislaman dan pernikahan, Pemohon dan

Termohon telah dikaruniai seorang anak perempuan bernama ANAK

PEMOHON KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI lahir 8 Juli 2014 di

Denpasar, setelah perkawinan Pemohon merasa lebih banyak bertengkar, dan

setiap kali bertengkar berujung dengan kata-kata bercerai, bahkan sempat

terjadi kekerasan, di mana Termohon memukul dan mengunci Pemohon di

dalam kamar, awal penyebab pertengkaran karena Pemohon tidak mau

Page 31: 150 pdt g 14

Hal. 31 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

menjalankan syariat Islam seperti sholat dan puasa, tetapi kemudian Termohon

menuntut masalah keuangan, karena tidak kuat menghadapi tingkah laku

Termohon yang sering marah luar biasa Pemohon sering meninggalkan

Termohon dan tidak pulang ke rumah agar Termohon berubah, akan tetapi

Termohon tetap tidak berubah, Termohon membuka aib dan bahkan cenderung

memfitnah Pemohon melalui media sosial (Facebook dan Twitter), bahkan

dengan memunculkan foto-foto Pemohon di media sosial, Termohon tidak

segan-segan menggunakan berbagai cara untuk menyerang dan menteror

Pemohon baik secara langsung maupun melalui hubungan

telephone/handphone bahkan sampai pada kata-kata akan mendeportasi

Pemohon dari Indonesia, Pemohon dengan Termohon sudah pisah tempat

tinggal sejak 30 April 2013 sampai dengan 30 Juni 2013, tetapi kembali tinggal

bersama, dan berpisah lagi sejak tanggal 27 Oktober 2013 sampai sekarang,

dan perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon telah

diusahakan untuk didamaikan oleh keluarga besar Pemohon dan Termohon,

tetapi tidak berhasil;

Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil Pemohon Konvensi, Termohon

Konvensi telah memberikan jawaban yang pada pokoknya mengakui sebagian

dalil-dalil Pemohon Konvensi dengan memberikan dalil-dalil baru dan

membantah sebagian dalil-dalil Pemohon Konvensi;

Menimbang, bahwa terhadap jawaban Termohon Konvensi, Pemohon

Konvensi menolak dan hanya menanggapi dalil Termohon Konvensi yang

menyatakan Pemohon Konvensi menuduh Termohon Konvensi gila dan

mengidap gangguan bipolar;

Menimbang, bahwa selama proses jawab-menjawab antara Pemohon

Konvensi dan Termohon Konvensi, telah ditemukan hal-hal yang diakui oleh

kedua pihak bahwa perkawinan Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi

adalah karena permintaan ayah Termohon Konvensi, Pemohon Konvensi dan

Termohon Konvensi telah memiliki seorang anak bernama ANAK PEMOHON

KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI, perempuan, lahir 8 Juli 2014,

rumah tangga Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi tidak harmonis,

antara Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi sering terjadi pertengkaran,

Page 32: 150 pdt g 14

Hal. 32 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi saling melakukan kekerasan,

Termohon Konvensi membuka aib Pemohon Konvensi, Pemohon Konvensi dan

Termohon Konvensi telah berpisah rumah, dan Pemohon Konvensi dan

Termohon Konvensi telah diusahakan untuk didamaikan oleh keluarga besar

Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi, tetapi tidak berhasil;

Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil Pemohon Konvensi, Termohon

Konvensi membantah yang pada pokoknya bahwa Pemohon Konvensi dan

Termohon Konvensi berpisah sejak 11 November 2013, penyebab

pertengkaran bukan karena Pemohon Konvensi tidak menjalankan syariat

Islam, Termohon Konvensi tidak menuntut Pemohon Konvensi untuk

melaksanakan shalat tiap waktu, Termohon Konvensi tidak menyerang dan

menteror Pemohon Konvensi baik secara langsung maupun melalui hubungan

telephone/handphone bahkan sampai pada kata-kata akan mendeportasi

Pemohon Konvensi dari Indonesia;

Menimbang, bahwa Termohon Konvensi mengemukakan dalil-dalil baru

yang pada pokonya bahwa penyebab pertengkaran karena Pemohon Konvensi

berbohong, berselingkuh, posesif, cemburuan, berkata dan berperilaku kasar,

tidak menghargai Termohon, tidak bersedia memberikan nafkah bulanan dan

selalu perhitungan masalah keuangan, sebagaimana secara lengkap terdapat

dalam jawaban Termohon Konvensi;

Menimbang, bahwa meski terdapat hal-hal yang telah diakui oleh kedua

belah pihak, karena perkara ini terkait dengan bidang hukum perkawinan, maka

untuk menghindari kebohongan dan kesepakatan dalam perceraian (Pasal 208

KUHPerdata), majelis hakim tetap membebankan pembuktian kepada

Pemohon Konvensi untuk membuktikan dalil-dalil Pemohon Konvensi yang

diakui maupun dibantah oleh Termohon Konvensi, dan kepada Termohon

Konvensi dibebankan pembuktian untuk membuktikan dalil-dalil bantahannya -

kecuali yang berupa pernyataan negatif sesuai dengan asas negative non sunt

probanda - maupun dalil-dalil baru Termohon Konvensi, berdasarkan Pasal

1865 KUHPerdata jo. Pasal 283 R.Bg;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil permohonannya,

Pemohon Konvensi telah mengajukan alat bukti surat P.1 s.d. P.9 dan 3 orang

Page 33: 150 pdt g 14

Hal. 33 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

saksi;

Menimbang, bahwa terkait dengan dalil-dalil permohonan cerai talak

Pemohon Konvensi, bukti P.1 telah dipertimbangkan sebelumnya, sementara

bukti P.2 dan P.3 secara materiil tidak berkaitan langsung dengan alasan-

alasan Pemohon Konvensi, sehingga tidak perlu dipertimbangkan;

Menimbang, bahwa bukti P.4 merupakan fotokopi akta otentik yang

sesuai dengan aslinya, sehingga memiliki kekuatan pembuktian sempurna dan

mengikat, oleh karena itu telah terbukti bahwa Pemohon Konvensi adalah

warga negara Australia;

Menimbang, bahwa terhadap bukti P.5, P.6, P.7, dan P.8, maka sesuai

dengan Pasal 5 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), majelis hakim menilai bukti

P.5, P.6, P.7, dan P.8 merupakan alat bukti hukum yang sah berupa hasil cetak

dokumen elektronik, dan termasuk ke dalam alat bukti tertulis non akta dengan

nilai kekuatan pembuktian bersifat bebas (tergantung pertimbangan hakim).

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 1 poin 4, Pasal 5 ayat (3), Pasal

6 dan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008, maka syarat formil

dokumen elektronik agar mempunyai nilai pembuktian yaitu informasi elektronik

yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima atau disimpan, yang dapat dilihat,

ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik,

termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, foto dan seterusnya

yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu

memahaminya; dinyatakan sah apabila menggunakan/berasal dari sistem

elektronik sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang;

dianggap sah apabila informasi yang tercantum didalamnya dapat diakses,

ditampilkan, dijamin keutuhannya, dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga

menerangkan suatu keadaan;

Menimbang, bahwa bukti P.5 yang berupa fotokopi print out atas

komentar dan pernyataan Termohon Konvensi pada dinding akun facebook

milik Termohon Konvensi tidak dicocokkan dengan dokumen elektronik yang

asli;

Menimbang, bahwa bukti P.6, P.7, dan P.8 merupakan hasil cetak

Page 34: 150 pdt g 14

Hal. 34 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

dokumen elektronik yang sesuai dengan dokumen elektronik aslinya yang

tersimpan di dalam handphone Pemohon Konvensi;

Menimbang, bahwa majelis hakim menilai bukti P.6, P.7, dan P.8

sebagai bukti permulaan sehingga masih memerlukan bukti lainnya untuk

memenuhi batas minimal pembuktian;

Menimbang, bahwa terhadap bukti P.5, meski tidak dicocokkan dengan

dokumen elektronik asli yang tersimpan di akun facebook Termohon Konvensi,

tidak dibantah Termohon Konvensi, oleh karena itu telah terbukti bahwa

Termohon Konvensi menyampaikan pernyataan-pernyataan yang berisi

kekesalan dan kemarahan terhadap sikap Pemohon Konvensi melalui akun

facebook Termohon Konvensi;

Menimbang, bahwa terhadap bukti P.6, Termohon Konvensi tidak

membantah, oleh karena itu telah terbukti bahwa Pemohon Konvensi pernah

mengalami luka memar akibat kekerasan fisik yang dilakukan oleh Termohon

Konvensi;

Menimbang, bahwa terhadap bukti P.7, Termohon Konvensi tidak

membantah, oleh karena itu telah terbukti bahwa Termohon Konvensi pernah

memancing/mengganggu Pemohon Konvensi untuk bertemu dengan memakai

nomor handphone kakak ipar Termohon Konvensi;

Menimbang, bahwa terhadap bukti P.8, Termohon Konvensi tidak

membantah, oleh karena itu telah terbukti bahwa Termohon Konvensi telah

melakukan percakapan via sms dengan XXXXX yang berisi kekesalan dan

kata-kata kasar Termohon Konvensi terhadap XXXXX dan Pemohon Konvensi

yang menjalin hubungan cinta atau berpacaran;

Menimbang, bahwa bukti P.9 merupakan fotokopi akta otentik yang

sesuai dengan aslinya, sehingga memiliki kekuatan pembuktian sempurna dan

mengikat, oleh karena itu telah terbukti bahwa Pemohon Konvensi memiliki

penghasilan berupa gaji pokok kotor bulan Oktober 2014 sebesar 3,148.00

USD dan gaji bersih sebesar 2,979.40 USD;

Menimbang, bahwa Pemohon Konvensi telah menghadirkan 3 orang

saksi, yaitu 1 orang saksi ahli dan 2 orang saksi.

Menimbang, bahwa majelis hakim menilai saksi ahli yang dihadirkan

Page 35: 150 pdt g 14

Hal. 35 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

oleh Pemohon Konvensi terkait dengan gangguan bipolar sesuai dengan dalil-

dalil Pemohon Konvensi dalam menuntut hak asuh anak, sehingga saksi ahli

tersebut akan dipertimbangkan dalam rekonvensi;

Menimbang, bahwa dua orang saksi Pemohon Konvensi yang bernama

SAKSI I dan SAKSI II telah mengucapkan sumpah sesuai agama masing-

masing, memberikan keterangan di dalam sidang, dan bukan orang yang

dilarang untuk didengar keterangannya sebagai saksi sesuai Pasal 172 RBg jo.

Pasal 76 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dan

ditambah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, sehingga

telah memenuhi syarat formil;

Menimbang, bahwa keterangan kedua saksi Pemohon Konvensi

diperoleh berdasarkan pengetahuan langsung, dan saling bersesuaian satu

dengan yang lain, sehingga telah memenuhi syarat materiil berdasarkan Pasal

308 (1) dan 309 R.Bg;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, saksi-saksi

Pemohon Konvensi telah memenuhi syarat formil dan materiil sebagai alat bukti

yang sah, sehingga perlu dipertimbangkan;

Menimbang, bahwa keterangan saksi ke-2 Pemohon Konvensi

sebagian merupakan pendapat/kesimpulan saksi, oleh karena itu majelis hakim

tidak akan mempertimbangkan keterangan saksi ke dua Pemohon Konvensi

yang merupakan pendapat/kesimpulan saksi sesuai Pasal 308 ayat (2) R.Bg;

Menimbang, bahwa saksi pertama Pemohon Konvensi memberikan

keterangan bahwa saksi sering mendengar Pemohon Konvensi dan Termohon

Konvensi bertengkar, tetapi hanya satu kali melihat Pemohon Konvensi dan

Termohon Konvensi bertengkar, Pemohon Konvensi terkunci dalam kamar,

sedang Termohon Konvensi ada di luar kamar kemudian pergi keluar rumah

sendiri, saksi berusaha membuka pintu kamar tetapi terkunci dari luar akhirnya

Pemohon Konvensi tiba-tiba muncul di luar kamar mungkin keluar lewat jendela

lalu Pemohon Konvensi menuju ke kamar tamu, sebelum Februari 2014

Pemohon Konvensi jarang tinggal di rumah dan sejak awal Februari 2014

Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi berpisah tempat tinggal sampai

sekarang;

Page 36: 150 pdt g 14

Hal. 36 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

Menimbang, bahwa saksi ke-2 Pemohon Konvensi menerangkan

bahwa Pemohon Konvensi pernah menyatakan bahwa saat itu Pemohon

Konvensi belum siap menikah dengan Termohon Konvensi, sejak satu tahun

yang lalu Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi sudah tidak harmonis

lagi sampai sekarang, saksi melihat Pemohon Konvensi dan Termohon

Konvensi komunikasinya tidak bagus, saling diam dan tegang, Pemohon

Konvensi dan Termohon Konvensi sudah berpisah, terakhir Pemohon Konvensi

dan Termohon Konvensi tinggal di XXXXX sekitar April atau Mei 2014, saksi

pernah melihat Pemohon Konvensi minum minuman alkohol (bir) tetapi hanya

saat Pemohon Konvensi main musik di bar dan tidak banyak;

Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil bantahannya dan

dalil-dalil barunya, Termohon Konvensi telah mengajukan alat bukti surat T.1

sampai dengan T.12 dan 2 orang saksi;

Menimbang, bahwa bukti T.1 sampai dengan T.12, kecuali T.9 dan

T.12, berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun

2008, majelis hakim menilai merupakan alat bukti hukum yang sah berupa

dokumen elektronik dan hasil cetak dokumen elektronik, dan termasuk ke

dalam alat bukti tertulis non akta dengan nilai kekuatan pembuktian bersifat

bebas (tergantung pertimbangan hakim);

Menimbang, bahwa bukti T.1, T.2, T.4, T.5, T.6, T.7, T.10, dan T.11

merupakan hasil cetak dokumen elektronik yang sesuai dengan dokumen

elektronik aslinya yang tersimpan dalam handphone Termohon Konvensi;

Menimbang, bahwa majelis hakim menilai bukti T.1, T.2, T.4, T.5, T.6,

T.7, T.10, dan T.11 sebagai bukti permulaan sehingga masih memerlukan bukti

lainnya untuk memenuhi batas minimal pembuktian;

Menimbang, bahwa bukti T.3 berupa hasil cetak dokumen elektronik

berupa foto kondom bekas pakai dalam tempat sampah yang tidak dicocokkan

dengan dokumen elektronik aslinya, dan kondom bekas pakai, majelis hakim

menilai bukti T.3 merupakan bukti permulaan;

Menimbang, bahwa bukti T.8 merupakan dokumen elektronik berupa

rekaman dan transkrip rekaman yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia,

majelis hakim menilai bukti T.8 sebagai bukti permulaan sehingga masih

Page 37: 150 pdt g 14

Hal. 37 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

memerlukan bukti lainnya untuk memenuhi batas minimal pembuktian;

Menimbang, bahwa bukti T.9 dan T.12 memiliki relevansi dengan

tuntutan nafkah anak Termohon Konvensi, sehingga akan dipertimbangkan

dalam rekonvensi;

Menimbang, bahwa terhadap bukti T.1, Pemohon Konvensi tidak

membantah, oleh karena itu telah terbukti bahwa Pemohon Konvensi pernah

meminta Termohon Konvensi untuk menggugurkan janin yang dikandung oleh

Termohon Konvensi (aborsi) dengan menawarkan sejumlah uang, dan jika

Termohon Konvensi tetap melanjutkan kehamilan Pemohon Konvensi akan

membantu biaya bayi mengikuti hasil tes DNA;

Menimbang, bahwa terhadap bukti T.2, Pemohon Konvensi tidak

membantah, oleh karena itu telah terbukti bahwa Termohon Konvensi pernah

mengalami luka memar akibat kekerasan fisik yang dilakukan oleh Pemohon

Konvensi;

Menimbang, bahwa terhadap bukti T.4, Pemohon Konvensi tidak

membantah, oleh karena itu telah terbukti bahwa Pemohon Konvensi pada 27

Februari 2014 mengirim sms kepada Termohon Konvensi menanyakan kapan

Termohon Konvensi akan keluar dari rumah dan masih akan memberikan

nafkah sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) sampai Termohon Konvensi

keluar rumah;

Menimbang, bahwa terhadap bukti T.5, Termohon Konvensi bermaksud

untuk membuktikan bahwa Pemohon Konvensi mengonsumsi obat

terlarang/narkotika dan bahwa Pemohon Konvensi menghamburkan uang,

majelis hakim menilai bukti T.5 merupakan bukti permulaan, sehingga masih

memerlukan alat bukti lain untuk memenuhi batas minimal pembuktian;

Menimbang, bahwa terhadap bukti T.6, Pemohon Konvensi tidak

membantah, dihubungkan dengan bukti P.8, dan T.5, maka telah terbukti

bahwa Pemohon Konvensi telah menjalin hubungan cinta (berpacaran) dengan

XXXXX;

Menimbang, bahwa terhadap bukti T.7, Pemohon Konvensi tidak

membantah, oleh karena itu telah terbukti bahwa Pemohon Konvensi tidak ingin

lagi hidup bersama dengan Termohon Konvensi;

Page 38: 150 pdt g 14

Hal. 38 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

Menimbang, bahwa terhadap bukti T.8, Pemohon Konvensi tidak

membantah, oleh karena itu telah terbukti bahwa Pemohon Konvensi pernah

mabuk dan berkata-kata kasar kepada Termohon Konvensi;

Menimbang, bahwa terhadap bukti T.10, Pemohon Konvensi tidak

membantah, oleh karena itu telah terbukti bahwa Pemohon Konvensi telah

meminta Termohon Konvensi untuk tidak menulis di facebook tentang

Pemohon Konvensi dan tidak mengganggu XXXXX dengan sms-sms yang

kasar, serta meminta maaf, sebagai syarat untuk mendapatkan kiriman uang

dari Pemohon Konvensi;

Menimbang, bahwa terhadap bukti T.11, karena menurut Termohon

Konvensi terjadi sebelum perkawinan, majelis hakim menilai bukti T.11 tidak

perlu dipertimbangkan;

Menimbang, bahwa Termohon Konvensi telah menghadirkan 2 orang

saksi bernama SAKSI I dan SAKSI II telah mengucapkan sumpah sesuai

agama masing-masing, memberikan keterangan di dalam sidang, dan bukan

orang yang dilarang untuk didengar keterangannya sebagai saksi sesuai Pasal

172 RBg jo. Pasal 76 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah

diubah dan ditambah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009,

sehingga telah memenuhi syarat formil;

Menimbang, bahwa keterangan kedua saksi Termohon Konvensi

diperoleh berdasarkan pengetahuan langsung, dan saling bersesuaian antara

masing-masing saksi maupun dengan alat bukti yang lain, oleh karena itu telah

memenuhi syarat materiil;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, saksi-saksi

Termohon Konvensi telah memenuhi syarat formil dan materiil sebagai alat

bukti yang sah, sehingga perlu dipertimbangkan;

Menimbang, bahwa saksi pertama Termohon Konvensi menerangkan

bahwa saksi tidak pernah memaksa Pemohon Konvensi dan Termohon

Konvensi untuk menikah, saksi tidak ingin Pemohon Konvensi dan Termohon

Konvensi kumpul kebo, sejak tinggal di rumah kontrakan di XXXXX Pemohon

Konvensi dan Termohon Konvensi sudah tidak harmonis, saat saksi berkunjung

pada Februari 2014, setelah pulang dari umroh dengan Termohon Konvensi,

Page 39: 150 pdt g 14

Hal. 39 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

Pemohon Konvensi tidak kelihatan di rumah, tetapi suatu hari Pemohon

Konvensi tiba-tiba datang dengan keadaan emosi dan mengambil pakaian lalu

beranjak keluar rumah, dan selama 1 minggu saksi menginap Pemohon

Konvensi tidak pernah pulang, ketika itu Termohon Konvensi menemukan

kondom bekas dipakai di tempat sampah dalam kamar, Pemohon Konvensi

pernah mengadu bahwa Termohon Konvensi menguncinya di dalam kamar

sendirian, kemudian Termohon Konvensi juga mengadu bahwa Termohon

Konvensi sudah tidak tahan karena sering ditinggal pergi oleh Pemohon

Konvensi dan akhirnya Termohon Konvensi mengunci Pemohon Konvensi

sendirian dalam kamar, Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi sudah

berpisah tempat tinggal sejak Februari 2014, Pemohon Konvensi pergi dan

tinggal entah ke mana dan tidak pernah pulang sampai sekarang, sedangkan

Termohon Konvensi dan anaknya tetap di tempat tinggal di XXXXX sampai Juni

2014, kemudian pindah di XXXXX No.33 Sanur sampai sekarang;

Menimbang, bahwa saksi ke-2 Termohon Konvensi menerangkan

bahwa Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi tidak harmonis sejak

tinggal di XXXXX tahun 2013, saat kandungan Termohon berumur 2 bulan,

Termohon pernah memberitahu saksi melalui telepon bahwa Pemohon

Konvensi meminta agar Termohon Konvensi menggugurkan kandungan

Termohon Konvensi, Termohon Konvensi sering mengeluh pada saksi melalui

telepon bahwa Pemohon Konvensi telah berselingkuh dengan wanita lain di

rumah Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi, karena Termohon

Konvensi menemukan kondom bekas pakai di kamar Pemohon Konvensi dan

Termohon Konvensi setelah Termohon Konvensi umroh, saat Termohon

Konvensi sakit di rumah sakit Pemohon Konvensi tidak pernah datang

menjenguk, kemudian waktu Termohon Konvensi melahirkan melalui operasi di

rumah sakit pada Juli 2014, Pemohon Konvensi pun tidak pernah datang

menjenguk Termohon Konvensi, Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi

sudah berpisah tempat tinggal, sejak sebelum melahirkan, Termohon Konvensi

pindah di XXXXX, dan Termohon Konvensi tinggal bersama anaknya sampai

sekarang dengan dibantu seorang pembantu;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Pemohon Konvensi,

Page 40: 150 pdt g 14

Hal. 40 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

Termohon Konvensi, dan bukti-bukti di atas, telah ditemukan fakta sebagai

berikut:

- Bahwa rumah tangga Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi tidak

harmonis, karena perkawinan Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi

pada awalnya adalah karena permintaan ayah Termohon Konvensi,

sementara Pemohon Konvensi belum siap untuk menikah (tidak memiliki

komitmen untuk membangun rumah tangga);

- Bahwa sejak Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi tinggal di

XXXXX tahun 2013 sering terjadi perselisihan dan pertengkaran antara

Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi, antara Pemohon Konvensi

dan Termohon Konvensi saling melakukan kekerasan fisik, Pemohon

Konvensi pernah mabuk dan berkata kasar kepada Termohon Konvensi,

Pemohon Konvensi pernah meminta Termohon Konvensi untuk

menggugurkan kandungan Termohon Konvensi dengan menawarkan

sejumlah uang pada November 2013;

- Bahwa Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi akhirnya berpisah

rumah sejak Februari 2014, setelah Termohon Konvensi pulang dari umroh

bersama ayah Termohon Konvensi, Pemohon Konvensi pergi dan tidak

pernah pulang sampai sekarang, sedangkan Termohon Konvensi dan

anaknya tetap di XXXXX sampai Juni 2014, kemudian pindah di XXXXX

No.33 Sanur sampai sekarang;

- Bahwa sebelum berpisah rumah, Pemohon Konvensi sering pergi

meninggalkan Termohon Konvensi;

- Bahwa pada Februari 2014 setelah Termohon Konvensi pulang dari umroh,

ditemukan kondom bekas pakai di tempat sampah kamar rumah kontrakan

di XXXXX;

- Bahwa Pemohon Konvensi pada 27 Februari 2014 mengirim sms kepada

Termohon Konvensi menanyakan kapan Termohon Konvensi akan keluar

dari rumah dan masih akan memberikan nafkah sebesar Rp. 3.000.000,-

(tiga juta rupiah) sampai Termohon Konvensi keluar rumah;

- Bahwa ketika Termohon Konvensi melahirkan melalui operasi di rumah

sakit pada Juli 2014, Pemohon Konvensi tidak pernah datang menjenguk

Page 41: 150 pdt g 14

Hal. 41 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

Termohon;

- Bahwa Pemohon Konvensi telah menjalin hubungan dengan perempuan

bernama XXXXX;

- Bahwa Termohon Konvensi menyampaikan pernyataan-pernyataan yang

berisi kekesalan dan kemarahan terhadap sikap Pemohon Konvensi melalui

akun facebook Termohon Konvensi yang dianggap membuka aib oleh

Pemohon Konvensi pada Agustus 2014;

- Bahwa pada November 2014 Termohon Konvensi telah melakukan

percakapan via sms dengan XXXXX yang berisi kekesalan, termasuk kata-

kata kasar Termohon Konvensi terhadap Karina dan Pemohon Konvensi;

- Bahwa Pemohon Konvensi tidak ingin lagi hidup bersama dengan

Termohon Konvensi;

- Bahwa Pemohon Konvensi telah meminta Termohon Konvensi untuk tidak

menulis di facebook tentang Pemohon Konvensi dan tidak mengganggu

Karina dengan sms-sms yang kasar, serta meminta maaf, sebagai syarat

untuk mendapatkan kiriman uang dari Pemohon Konvensi;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta bahwa telah ditemukan kondom

bekas pakai di tempat sampah kamar rumah kontrakan di Jl. XXXXX pada

Februari 2014, majelis hakim memiliki persangkaan bahwa Pemohon Konvensi

telah melakukan hubungan intim dengan orang lain ketika Termohon Konvensi

sedang pergi umroh;

Menimbang, bahwa selama dalam proses persidangan, Pemohon

Konvensi dan Termohon Konvensi telah menempuh mediasi, tetapi gagal, dan

Majelis Hakim telah berupaya untuk mendamaikan Pemohon Konvensi dan

Termohon Konvensi, tetapi tidak berhasil, dengan demikian Pemohon Konvensi

dan Termohon Konvensi terbukti sulit untuk dapat hidup rukun kembali dalam

rumah tangga;

Menimbang, bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang

pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk

rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa

sebagaimana dimaksud Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 21 dan Pasal 1 Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam;

Page 42: 150 pdt g 14

Hal. 42 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 39 ayat (1) dan (2) Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974, perceraian hanya dapat dilakukan di depan

sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak

berhasil mendamaikan kedua belah pihak dan perceraian harus ada cukup

alasan bahwa antara suami dan istri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai

suami istri;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 19 huruf f Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam

(KHI), di antara alasan-alasan perceraian adalah bahwa antara suami dan isteri

terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan

akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta di atas dihubungkan dengan

tujuan perkawinan, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga

Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi telah pecah dan sulit diharapkan

untuk dapat hidup rukun dalam sebuah rumah tangga yang bahagia, sehingga

tujuan perkawinan terbukti tidak dapat terwujud;

Menimbang, bahwa fakta di atas telah memenuhi unsur-unsur yang

terdapat dalam Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo.

Pasal 116 huruf f KHI, yang mencakup perselisihan dan pertengkaran yang

terus-menerus, sebab-sebab perselisihan dan pertengkaran, akibat perselisihan

dan pertengkaran, dan kesulitan untuk dapat rukun kembali;

Menimbang, bahwa mempertahankan kondisi rumah tangga yang

demikian akan menimbulkan beban psikologis yang berkepanjangan bagi

kedua belah pihak, dan berdampak buruk bagi perkembangan anak, oleh

karena itu, dalam perkara ini berlaku kaidah fikih bahwa menghindari kerusakan

lebih didahulukan dari menarik kemaslahatan;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut

di atas Majelis Hakim berpendapat bahwa alasan permohonan Pemohon telah

memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

jo. Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116

huruf f KHI, oleh karena itu dengan memperhatikan Pasal 70 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989, permohonan Pemohon Konvensi patut

Page 43: 150 pdt g 14

Hal. 43 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

dikabulkan;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 149 huruf a dan Pasal 158

huruf b KHI, Pemohon wajib memberikan mut’ah kepada Termohon, oleh

karena itu berdasarkan Pasal 41 huruf c Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974,

Majelis Hakim secara ex officio atau karena jabatan membebankan kewajiban

kepada Pemohon untuk memberikan mut’ah kepada Termohon;

Menimbang, bahwa untuk menentukan besarnya biaya mut’ah, majelis

hakim perlu mempertimbangkan masa perkawinan Pemohon Konvensi dan

Termohon Konvensi, serta kemampuan ekonomi Pemohon Konvensi;

Menimbang, bahwa Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi

menikah sejak 15 Juli 2012, dengan demikian masa perkawinan Pemohon

Konvensi dan Termohon Konvensi adalah kurang dari 3 tahun, dan tinggal

bersama kurang dari 2 tahun;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.9, Pemohon Konvensi memiliki

penghasilan berupa gaji pokok bersih sejumlah USD 2,979.40, jika dikonversi

ke dalam kurs rupiah saat ini dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika

sebesar Rp. 12.000,- (dua belas ribu rupiah), maka Pemohon Konvensi

memiliki gaji pokok bersih bulan Oktober 2014 sejumlah Rp. 35.752.800,- (tiga

puluh lima juta tujuh ratus lima puluh dua ribu delapan ratus rupiah);

Menimbang, bahwa dengan mempertimbangkan gaji pokok Pemohon

Konvensi dan masa perkawinan Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi,

Majelis hakim menilai mut’ah yang layak dan patut diterima oleh Termohon

Konvensi berupa uang adalah sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas juta

rupiah);

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 149 huruf b KHI, Pemohon

Konvensi wajib memberikan nafkah ‘iddah kepada Termohon Konvensi;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum yang terungkap dalam

persidangan, Termohon Konvensi telah melakukan kekerasan fisik kepada

Pemohon Konvensi, oleh karena itu Majelis Hakim menilai Termohon Konvensi

telah berbuat nusyuz sesuai dengan ketentuan Pasal 84 ayat 1 KHI;

Menimbang, bahwa karena Termohon Konvensi telah berbuat nusyuz,

Pemohon Konvensi tidak wajib memberikan nafkah ‘iddah kepada Termohon

Page 44: 150 pdt g 14

Hal. 44 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

Konvensi berdasarkan Pasal 152 KHI, oleh karena itu Majelis hakim tidak

menggunakan haknya secara ex officio atau karena jabatannya berdasarkan

Pasal 41 huruf c Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, untuk mewajibkan

Pemohon Konvensi memberikan nafkah ‘iddah kepada Termohon Konvensi;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 70 ayat (3) Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dan ditambah terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 50 Tahun 2009, sidang penyaksian ikrar talak akan ditentukan

kemudian setelah putusan ini berkekuatan hukum tetap;

Dalam Rekonvensi

Menimbang, bahwa apa yang telah dipertimbangkan dalam

pertimbangan hukum bagian konvensi merupakan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan dalam pertimbangan hukum bagian rekonvensi ini sepanjang

masih ada relevansinya;

Menimbang, bahwa dalam rekonvensi ini, Termohon disebut sebagai

Penggugat Rekonvensi dan Pemohon disebut Tergugat Rekonvensi;

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat Rekonvensi diajukan bersama-

sama dengan jawaban Penggugat Rekonvensi dan berhubungan dengan

permohonan Tergugat Rekonvensi, oleh karena itu Majelis menilai gugatan

rekonvensi sesuai dengan Pasal 158 R.Bg ayat 1, sehingga perlu

dipertimbangkan;

Menimbang, bahwa Penggugat Rekonvensi mengajukan gugatan

rekonvensi terhadap Tergugat Rekonvensi yang pada pokoknya menuntut hak

asuh atas anak yang bernama ANAK PEMOHON KONVENSI DAN

TERMOHON KONVENSI dengan alasan kondisi Tergugat Rekonvensi tidak

stabil, semakin parah mengonsumsi obat (narkotika), dan ketergantungan

meminum minuman keras sampai mabuk, Tergugat Rekonvensi pernah

meminta Penggugat Rekonvensi untuk menggugurkan kandungan karena

Tergugat Rekonvensi tidak mengiginkan anak, Tergugat Rekonvensi tidak

pernah menemani selama Penggugat Rekonvensi hamil sampai melahirkan,

Penggugat Rekonvensi tidak mengalami gangguan bipolar; dan menuntut

nafkah anak sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) per bulan yang

mencakup biaya nutrisi asupan ASI, biaya pembantu rumah tangga, biaya

Page 45: 150 pdt g 14

Hal. 45 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

asuransi pendidikan, biaya perlengkapan, makanan, pakaian, pengeluaran tak

terduga untuk bayi, dan tabungan masa depan untuk anak;

Menimbang, bahwa terhadap gugatan rekonvensi Penggugat, Tergugat

Rekonvensi menjawab yang pada pokoknya keberatan hak asuh anak diberikan

kepada Penggugat Rekonvensi, kecuali hanya sampai selesai masa menyusui,

dan selanjutnya hak asuh diberikan kepada Tergugat Rekonvensi karena ada

indikasi Penggugat Rekonvensi mengalami gangguan bipolar sehingga

dikhawatirkan jika sedang kambuh Penggugat Rekonvensi akan melakukan hal-

hal yang dapat membahayakan baik fisik maupun perkembangan mental anak,

karena cenderung tidak mampu mengontrol emosi ketika Penggugat

Rekonvensi sedang kesal, dan selama masa menyusui Tergugat Rekonvensi

bersedia memberikan nafkah anak sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah),

namun dalam kesimpulan, Tergugat Rekonvensi menolak memberikan nafkah

anak karena dalam kutipan akta kelahiran ANAK PEMOHON KONVENSI DAN

TERMOHON KONVENSI hanya disebutkan sebagai anak dari seorang ibu,

tanpa menyebutkan Pemohon Konvensi sebagai bapaknya;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 29 ayat 2 Undang-Undang Nomor

23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dalam hal terjadi perceraian dari

perkawinan campuran, anak berhak untuk memilih atau berdasarkan putusan

pengadilan, berada dalam pengasuhan salah satu dari kedua orang tuanya;

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatan, Penggugat

Rekonvensi telah mengajukan bukti T.1 sampai dengan T.12 serta 2 orang

saksi sebagaimana telah diuraikan dalam duduk perkara;

Menimbang, bahwa bukti T.12, yang berupa fotokopi Kutipan Akta

Kelahiran, telah memenuhi syarat formil sebagai sebuah akta otentik, oleh

karena itu perlu dipertimbangkan sebagai alat bukti;

Menimbang, bahwa bukti T.12, secara materiil bertentangan dengan fakta

hukum di persidangan, bahwa Penggugat Rekonvensi dan Tergugat

Rekonvensi adalah pasangan suami istri yang menikah secara sah pada 15 Juli

2012 (bukti P.1), Tergugat Rekonvensi juga tidak mengingkari anak yang

bernama ANAK PEMOHON KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI

sebagai anaknya sebagaimana terungkap dalam proses persidangan, dan anak

Page 46: 150 pdt g 14

Hal. 46 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

tersebut lahir dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah yaitu 8 Juli 2014,

sehingga secara hukum ANAK PEMOHON KONVENSI DAN TERMOHON

KONVENSI, adalah anak sah dari Penggugat Rekonvensi dan Tergugat

Rekonvensi berdasarkan Pasal 42 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974,

terlebih berdasarkan pengakuan Penggugat Rekonvensi dalam kesimpulan

poin 8 bahwa alasan Penggugat Rekonvensi tidak memasukkan Tergugat

Rekonvensi dalam akta kelahiran anak adalah karena Penggugat Rekonvensi

tidak ingin anak memiliki kewarganegaraan ganda dan karena banyak terjadi

anak hasil perkawinan campuran dibawa kabur oleh orang asing (mantan

suami) dan Penggugat Rekonvensi tidak menginginkan hal tersebut terjadi

karena kondisi mental Tergugat Rekonvensi yang berubah-ubah;

Menimbang, bahwa karena secara materiil, bukti T.12 bertentangan

dengan fakta hukum, Majelis hakim menilai bukti T.12 tidak memiliki kekuatan

hukum, dan secara hukum anak yang bernama ANAK PEMOHON KONVENSI

DAN TERMOHON KONVENSI, lahir 8 Juli 2014 adalah anak sah dari

Penggugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.8, keterangan saksi SAKSI II

PEMOHON KONVENSI bahwa saksi pernah melihat Tergugat Rekonvensi

minum minuman alkohol (bir) saat main musik di bar, dan keterangan saksi

SAKSI I TERMOHON KONVENSI bahwa saksi pernah melihat minuman bir

dalam kulkas di rumah kontrakan XXXXX telah terbukti bahwa Tergugat

Rekonvensi mengonsumsi minuman keras dan pernah mabuk;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.5, Penggugat Rekonvensi

bermaksud untuk membuktikan bahwa Tergugat Rekonvensi mengonsumsi

obat terlarang/narkotika, majelis hakim menilai bukti T.5 merupakan bukti

permulaan, sehingga masih memerlukan alat bukti lain untuk memenuhi batas

minimal pembuktian;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.1, telah terbukti bahwa Tergugat

Rekonvensi pernah meminta Penggugat Rekonvensi untuk menggugurkan janin

(aborsi) yang dikandung oleh Penggugat Rekonvensi dengan menawarkan

sejumlah uang, karena Tergugat Rekonvensi tidak pernah menginginkan anak;

Page 47: 150 pdt g 14

Hal. 47 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta di persidangan, sejak Penggugat

Rekonvensi hamil, Tergugat Rekonvensi sering pergi meninggalkan Penggugat

Rekonvensi, yang menurut Tergugat Rekonvensi telah berpisah dengan

Penggugat Rekonvensi sejak 27 Oktober 2013, dan ketika Penggugat

Rekonvensi melahirkan, Tergugat Rekonvensi tidak menjenguk Penggugat

Rekonvensi, Penggugat Rekonvensi merawat dan mengasuh sendiri anak sejak

lahir hingga sekarang;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta di persidangan, Tergugat telah

berselingkuh dengan perempuan yang bernama XXXXX dan berdasarkan

persangkaan majelis hakim Tergugat Rekonvensi telah melakukan hubungan

intim dengan orang lain di rumah kontrakan Jl XXXXX ketika Penggugat

Rekonvensi pergi umroh;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil bahwa Penggugat

Rekonvensi mengalami gangguan bipolar, Tergugat Rekonvensi mengajukan

saksi ahli bernama SAKSI AHLI;

Menimbang, bahwa saksi yang bernama SAKSI AHLI memiliki latar

belakang pendidikan S1 di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,

kemudian mengambil spesialis di Universitas Airlangga Surabaya bidang

Psikiatri (Ilmu Kesehatan Jiwa), dan menyelesaikan program doktor bidang

Kesehatan di Unair Surabaya, dengan riwayat pekerjaan pensiunan dosen

Fakultas Kedokteran Universitas XXXXX, namun sekarang masih mengajar

sebagai dosen luar biasa mata kuliah Psikiater di Fakultas Kedokteran

Universitas XXXXX dan dokter Psikiater praktek;

Menimbang, bahwa berdasarkan latar belakang pendidikan dan riwayat

pekerjaan saksi SAKSI AHLI, majelis hakim menilai saksi tersebut layak dan

patut untuk diajukan sebagai saksi ahli;

Menimbang, bahwa saksi ahli Tergugat Rekonvensi telah bersumpah

sesuai agamanya dan memberikan keterangan di dalam persidangan, dan

bukan termasuk yang dilarang untuk didengar keterangannya, oleh karena itu

telah memenuhi syarat formil;

Menimbang, bahwa saksi ahli Tergugat Rekonvensi memberikan

keterangan yang pada pokoknya bahwa Penggugat Rekonvensi mengalami

Page 48: 150 pdt g 14

Hal. 48 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

gangguan bipolar karena faktor memori/trauma, pada masa kecil, SD, SMP,

dan SMA. Penggugat Rekonvensi jenuh melihat kedua orang tuanya sering

bertengkar dan berkata-kata kasar di depan Penggugat Rekonvensi, dan

Penggugat Rekonvensi sering mendapat pukulan oleh orang tua sejak kecil

sampai usia remaja, dan yang dikhawatirkan apabila Penggugat Rekonvensi

tidak mampu mengontrol emosi akan melakukan kekerasan pada anaknya;

Menimbang, bahwa keterangan saksi ahli Tergugat Rekonvensi memiliki

kesesuaian dengan keterangan saksi SAKSI I TERMOHON KONVENSI yang

menyatakan bahwa Ibu Termohon memang keras, sering memarahi anak,

bahkan sampai menekuk jari-jari tangan anak ke belakang sampai menyentuh

pergelangan tangan jika anak tidak patuh, dengan demikian Majelis hakim

berpendapat bahwa dapat diduga Penggugat Rekonvensi memiliki indikasi

mengalami gangguan bipolar karena faktor trauma/memori;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi ahli Tergugat

Rekonvensi, gangguan bipolar yang disebabkan faktor memori masih dapat

disembuhkan tanpa mengonsumsi obat, yaitu melalui meditasi untuk

mendapatkan memori baru (reframing memori), dan gangguan bipolar yang

dialami Penggugat Rekonvensi dapat disembuhkan melalui spiritual

hypnotheraphy, sebanyak 2 sampai 3 kali hypnotherapy;

Menimbang, bahwa meski berdasarkan keterangan saksi ahli, Penggugat

Rekonvensi mengalami gangguan bipolar, dan dikhawatirkan apabila tidak

mampu mengontrol emosi akan melakukan kekerasan pada anaknya,

keterangan saksi ahli tidak memiliki kekuatan pembuktian mengikat, dan

terhadap keterangan saksi ahli tersebut majelis hakim memiliki pertimbangan

sebagai berikut;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta di persidangan, Penggugat

Rekonvensi selalu membawa anaknya, ANAK PEMOHON KONVENSI DAN

TERMOHON KONVENSI, selama mengikuti proses persidangan, dan

Penggugat Rekonvensi tampak terampil dan mampu mengasuh anak dengan

baik, dan anak dalam kondisi sehat dan baik, serta masih meminum ASI,

Penggugat Rekonvensi merawat sendiri anak tersebut sejak anak lahir sampai

dengan saat ini, dan tidak ada masalah seperti yang dikhawatirkan oleh

Page 49: 150 pdt g 14

Hal. 49 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

Tergugat Rekonvensi/saksi ahli, meski Penggugat Rekonvensi mengetahui

Tergugat Rekonvensi telah berpacaran dengan XXXXX, hal tersebut

menunjukkan bahwa Penggugat Rekonvensi mampu mengontrol emosi, tetap

sabar dan tabah, dalam memelihara, mengasuh, dan membesarkan anak meski

tinggal sendiri dan jauh dari keluarga dan saudara, dan tanpa perhatian dan

kepedulian dari Tergugat Rekonvensi untuk mendampingi atau menjenguk

anak, dan hal ini sesuai dengan keterangan saksi SAKSI I TERMOHON

KONVENSI bahwa Penggugat Rekonvensi sangat sayang pada anaknya, tidak

pernah marah pada anaknya, selama saksi berkunjung pertama kali ke rumah

kontrakan di XXXXX dan menginap selama 10 hari, saksi melihat Penggugat

Rekonvensi sangat terampil merawat dan mengasuh anaknya, demikian pula

saat saksi berkunjung yang ke dua kalinya dan menginap 1 minggu, Penggugat

Rekonvensi tetap sayang, merawat dan mengasuh anaknya dengan baik,

demikian pula ketika saksi berkunjung sekarang, Penggugat Rekonvensi tetap

sayang pada anaknya dan hal ini membuat saksi terharu karena ternyata

Penggugat Rekonvensi bisa sabar dan telaten mengurus bayinya, Penggugat

Rekonvensi emosi tergantung pada situasi yang dihadapi, Penggugat

Rekonvensi tidak mudah marah, Penggugat Rekonvensi marah karena

masalah yang prinsip terkait dengan harga diri, misalnya dirinya atau saudara

dan keluarganya direndahkan;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang ditemukan, maka jika

Penggugat Rekonvensi marah dengan sikap Tergugat Rekonvensi yang

meminta agar Penggugat Rekonvensi menggugurkan kandungan, sering

meninggalkan Penggugat Rekonvensi ketika hamil, tidak menjenguk ketika

Penggugat Rekonvensi melahirkan, mendapat kata-kata kasar seperti

terungkap dalam rekaman yang mengatakan Penggugat Rekonvensi sebagai

wanita kampung, brengsek, Tergugat Rekonvensi berselingkuh dengan

perempuan lain, adalah masih dalam batas kewajaran, dan tidak seperti

keterangan ahli yang mengatakan bahwa indikasi orang mengalami gangguan

bipolar adalah orang tersebut mudah marah, ketika marah meledak di luar

kontrol dirinya, membanting barang, semakin ditahan maka semakin meledak,

Page 50: 150 pdt g 14

Hal. 50 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

dan selama dalam proses persidangan tidak ada bukti yang menunjukkan hal

demikian;

Menimbang, bahwa untuk mendukung kelayakan Tergugat Rekonvensi

dalam mendapatkan hak asuh anak, hanya ada keterangan dari satu orang

saksi Tergugat Rekonvensi yang relevan, yaitu SAKSI II PEMOHON

KONVENSI, oleh karena itu majelis hakim menilai bukti saksi tersebut tidak

memenuhi batas minimal pembuktian, sesuai Pasal 306 R.Bg dan asas unus

testis nullus testis;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 105 KHI, dalam hal terjadi

perceraian maka pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum

berumur 12 tahun adalah hak ibunya;

Menimbang, bahwa terkait dengan Pasal 105 KHI perlu dipahami bahwa

KHI dirumuskan dari pendapat-pendapat ulama fikih yang berdasarkan pada

hadis Nabi yang berbunyi: “anti ahaqqu bihi ma lam tankihiy”. Pada saat hadis

itu muncul, memang ibulah yang lebih mampu untuk mengasuh dan mendidik

anak. Karena budaya pada saat itu menempatkan istri hanya sebagai ibu

rumah tangga yang memiliki lebih banyak waktu untuk tinggal di rumah,

sedangkan suami sebagai pencari nafkah tunggal yang harus pergi

meninggalkan rumah. Konteks yang demikian ini tentu berbeda dengan konteks

saat ini, yang memungkinkan kaum perempuan untuk ikut mencari nafkah di

luar rumah. Jadi ketentuan KHI pun perlu dipahami secara kontekstual. Untuk

konteks saat ini tentu yang lebih berhak dalam pengasuhan anak (hadhanah)

adalah siapa yang lebih mampu mewujudkan kepentingan terbaik bagi anak

sesuai Pasal 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002, tanpa membedakan

jenis kelamin, selama kepentingan anak tidak terkait hal-hal yang bersifat

kodrati, seperti mendapatkan ASI;

Menimbang, bahwa dalam menentukan siapa yang lebih mampu

mewujudkan kepentingan anak, majelis hakim mendasarkan pada akhlak, dan

waktu yang dimiliki untuk mengasuh anak dari kedua belah pihak;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta di persidangan, Penggugat

Rekonvensi terbukti lebih baik ahklaknya dan memiliki waktu untuk mengasuh

Page 51: 150 pdt g 14

Hal. 51 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

anak dibandingkan Tergugat Rekonvensi, apalagi saat ini anak tersebut masih

membutuhkan ASI dari Penggugat Rekonvensi;

Menimbang, bahwa terkait dengan nafkah anak pasca perceraian, maka

berdasarkan Pasal 41 huruf b Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, bapak

yang bertanggung-jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang

diperlukan anak itu, bilamana bapak dalam kenyataan tidak dapat memenuhi

kewajiban tersebut, Pengadilan dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul

biaya tersebut, oleh karena itu pertimbangan mengenai kemampuan ekonomi

dari kedua pihak dalam menentukan pengasuhan anak tidak relevan;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas,

majelis hakim menilai Penggugat Rekonvensi lebih layak dan mampu dalam

mewujudkan kepentingan terbaik bagi anak daripada Tergugat Rekonvensi,

oleh karena itu gugatan Penggugat Rekonvensi terkait hak asuh anak patut

dikabulkan dengan menetapkan anak yang bernama ANAK PEMOHON

KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI, perempuan, lahir pada tanggal 8

Juli 2014, berada di bawah pengasuhan dan pemeliharaan Penggugat

Rekonvensi sampai dengan anak tersebut dewasa atau mandiri;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 51 ayat (3) UU Nomor 39 Tahun

1999 tentang Hak Asasi Manusia, ditegaskan bahwa sekalipun ikatan

perkawinan telah putus karena cerai suami isteri tersebut tetap mempunyai hak

dan tanggung jawab yang sama atas semua hal yang berkenaan dengan hak

anak. Maksud tanggung jawab yang sama adalah suatu kewajiban yang

dibebankan kepada kedua orang tua dalam hal pendidikan, biaya hidup, kasih

sayang, serta pembinaan masa depan yang baik bagi anak (vide penjelasan

Pasal 51 ayat (2) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999);

Menimbang, bahwa demi kepentingan memenuhi hak anak, maka

Tergugat Rekonvensi tetap berhak untuk mengunjungi dan memberikan kasih

sayang sebagaimana layaknya seorang ayah kepada anak yang dilakukan

dengan cara-cara yang patut dan tidak merugikan kepentingan anak serta

dengan sepengetahuan Penggugat;

Page 52: 150 pdt g 14

Hal. 52 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

Menimbang, bahwa tuntutan nafkah anak Penggugat Rekonvensi telah

sesuai dengan Pasal 24 ayat 2 huruf (a) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

1975 jo. Pasal 149 huruf d KHI, oleh karena itu perlu dipertimbangkan;

Menimbang, bahwa Penggugat Rekonvensi telah mengajukan bukti T.9

untuk menguatkan tuntutan nafkah anak;

Menimbang, bahwa bukti T.9 merupakan fotokopi akta otentik yang sesuai

dengan aslinya, sehingga memiliki kekuatan pembuktian sempurna dan

mengikat, oleh karena itu telah terbukti bahwa Pemohon Konvensi memiliki

penghasilan berupa gaji pokok sebesar 34,043.00 USD selama satu tahun

antara 1 Agustus 2008 – 31 Juli 2009 atau sebesar 2,836.91 USD per bulan;

Menimbang, bahwa Tergugat Rekonvensi telah mengajukan bukti P.9

untuk membuktikan penghasilan Tergugat Rekonvensi, sebagaimana telah

dipertimbangkan dalam konvensi, sehingga terbukti Pemohon Konvensi

memiliki penghasilan berupa gaji pokok bersih sejumlah 2,979.40 USD jika

dikonversi ke dalam kurs rupiah saat ini dengan nilai tukar rupiah terhadap

dolar Amerika rata-rata sebesar Rp. 12.000,- (dua belas ribu rupiah), maka

Pemohon Konvensi memiliki gaji pokok bersih bulan Oktober 2014 sejumlah

Rp. 35.752.800,- (tiga puluh lima juta tujuh ratus lima puluh dua ribu delapan

ratus rupiah);

Menimbang, bahwa untuk mengetahui kemampuan Tergugat Rekonvensi,

majelis hakim menilai bukti P.9 lebih aktual dan sesuai dengan kondisi saat ini

dibanding dengan bukti T.9, oleh karena itu bukti T.9 dikesampingkan oleh

majelis hakim;

Menimbang, bahwa dalam menentukan jumlah nafkah anak, majelis hakim

menilai nafkah anak harus memenuhi kebutuhan hidup minimum, sesuai

dengan kepatutan dan keadilan;

Menimbang, bahwa anak perempuan Penggugat Rekonvensi dan

Tergugat Rekonvensi yang bernama ANAK PEMOHON KONVENSI DAN

TERMOHON KONVENSI lahir 8 Juli 2014, masih berumur 6 bulan, dan masih

meminum ASI, tetapi sudah mulai mengonsumsi makanan tambahan, sehingga

kebutuhan hidup minimal bayi mencakup susu dan vitamin untuk ibu menyusui,

makanan bayi, perlengkapan dan pakaian bayi, dan popok bayi, sementara

Page 53: 150 pdt g 14

Hal. 53 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

Tergugat Rekonvensi memiliki gaji pokok bersih per bulan sebesar

Rp.35.752.800,- (tiga puluh lima juta tujuh ratus lima puluh dua ribu delapan

ratus rupiah);

Menimbang, bahwa Tergugat Rekonvensi dalam duplik rekonvensi

menyatakan sanggup memberikan nafkah anak sebesar Rp. 5.000.000,- (lima

juta rupiah) per bulan;

Menimbang, bahwa majelis hakim menilai nafkah anak sebesar Rp.

5.000.000,- (lima juta rupiah) per bulan telah memenuhi kebutuhan hidup

minimum, sesuai dengan kepatutan dan keadilan, oleh karena itu majelis hakim

menetapkan bahwa jumlah nafkah anak yang ditanggung oleh Tergugat

Rekonvensi adalah Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) per bulan di luar biaya

pendidikan dan kesehatan;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas,

maka tuntutan nafkah anak Penggugat Rekonvensi terhadap Tergugat

Rekonvensi dapat dikabulkan sebagian dengan menghukum Tergugat

Rekonvensi untuk memberikan nafkah anak/biaya hadhanah terhadap anak

yang bernama ANAK PEMOHON KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI,

perempuan, lahir 8 Juli 2014, minimal sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah)

per bulan di luar biaya pendidikan dan kesehatan, melalui Penggugat

Rekonvensi sampai anak tersebut dewasa atau mandiri;

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat Rekonvensi

dikabulkan sebagian maka harus dinyatakan menolak gugatan Penggugat

Rekonvensi selain dan selebihnya;

Dalam Konvensi dan Rekonvensi

Menimbang, bahwa perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan,

maka berdasarkan pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan

perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, biaya

perkara ini dibebankan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi;

Mengingat dan memperhatikan segala ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku serta ketentuan hukum Islam yang berkaitan dengan

perkara ini;

Page 54: 150 pdt g 14

Hal. 54 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

M E N G A D I L I

Dalam Konvensi:

1. Mengabulkan permohonan Pemohon Konvensi;

2. Memberi ijin kepada Pemohon Konvensi (PEMOHON

KONVENSI/TERGUGAT REKONVENS) untuk menjatuhkan talak satu

raj’i terhadap Termohon Konvensi (TERMOHON

KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI ) di depan sidang Pengadilan

Agama Badung;

3. Menghukum Pemohon Konvensi untuk memberikan mut’ah kepada

Termohon Konvensi berupa uang sejumlah Rp. 15.000.000,- (lima belas

juta rupiah);

Dalam Rekonvensi:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi sebagian;

2. Menetapkan anak yang bernama ANAK PEMOHON KONVENSI DAN

TERMOHON KONVENSI, perempuan, lahir 8 Juli 2014, berada di bawah

hadhanah Penggugat Rekonvensi sampai dengan anak tersebut dewasa

atau mandiri dengan tanpa membatasi hak Tergugat Rekonvensi untuk

mengunjungi dan memberikan kasih sayang kepada anak secara patut

dan tidak merugikan kepentingan anak serta dengan sepengetahuan

Penggugat Rekonvensi;

3. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya hadhanah

terhadap anak Penggugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi yang

bernama ANAK PEMOHON KONVENSI DAN TERMOHON KONVENSI ,

perempuan, lahir 8 Juli 2014, minimal sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta

rupiah) per bulan di luar biaya pendidikan dan kesehatan melalui

Penggugat Rekonvensi sampai anak tersebut dewasa atau mandiri;

4. Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi selain dan selebihnya;

Dalam Konvensi dan Rekonvensi:

Membebankan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk

membayar biaya perkara sejumlah Rp. 271.000,- (dua ratus tujuh puluh satu

ribu rupiah);

Page 55: 150 pdt g 14

Hal. 55 dari 55 Put. No. 0150/Pdt.G/2014/PA.Bdg.

Demikian diputuskan dalam musyawarah majelis hakim yang

dilangsungkan pada hari Senin tanggal 22 Desember 2014 M, bertepatan

dengan tanggal 29 Safar 1435 H, yang terdiri dari Muhamad Isna Wahyudi,

S.H.I, M.S.I. sebagai Ketua Majelis, Ach. Zakiyuddin, S.H., M.H. dan Noor Faiz,

S.H.I. masing-masing sebagai hakim anggota, putusan tersebut diucapkan

dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Rabu tanggal 31 Desember 2014

M, bertepatan dengan tanggal 9 Rabiul Awal 1435 H, oleh Ketua Majelis

tersebut dengan didampingi oleh hakim-hakim anggota dan dibantu oleh

Ruslan, S.H. sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri oleh pihak Pemohon

Konvensi/Tergugat Rekonvensi dan Termohon Konvensi/Penggugat

Rekonvensi;

Ketua Majelis

Ttd

Muhamad Isna Wahyudi, S.H.I, M.S.I.

Hakim Anggota

Ttd

Ach. Zakiyuddin, S.H., M.H.

Hakim Anggota

Ttd

Noor Faiz, S.H.I.

Panitera Pengganti

Ttd

Ruslan, S.H.

Rincian Biaya Perkara:

1. Biaya pendaftaran : Rp. 30.000,-

2. Biaya proses : Rp. 60.000,-

3. Biaya panggilan : Rp. 150.000,-

4. Ongkos kirim : Rp. 20.000,-

5. Redaksi : Rp. 5.000,-

6. Meterai : Rp. 6.000,-

Jumlah : Rp. 271.000,-