15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu...

58
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PT. TELKOM Paper Untuk memenuhi Tugas SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL Disusun Oleh : Jemmy Esrom Serang NIM : 55516120030 Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA Program Studi Magister Akuntansi FAKULTAS PASCA SARJANA UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2017

Transcript of 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu...

Page 1: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PT. TELKOM

Paper

Untuk memenuhi Tugas SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN

INTERNAL

Disusun Oleh : Jemmy Esrom Serang

NIM : 55516120030

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

Program Studi Magister Akuntansi

FAKULTAS PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MERCUBUANA

JAKARTA

2017

Page 2: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

ABSTRAK

Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar

kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem

penyelenggaraan rekam medis yaitu mulai pencatatan selama pasien mendapatkan

pelayanan medik, dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang

meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat

penyimpanan untuk melayani permintaan maupun peminjaman dari pasien atau

untuk keperluan lainnya. Rekam medis mempunyai dua bagian yang perlu

diperhatikan yaitu bagian pertama adalah tentang individu yaitu suatu informasi

tentang kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan dan sering

disebut pateint record, bagian kedua adalah tentang manajemen merupakan suatu

informasi tentang pertanggungjawaban apakah dari segi manajemen maupun

keuangan dari kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan. Rekam

medis di Puskesmas merupakan salah satu sumber data penting yang nantinya akan

diolah menjadi informasi. Pengisian rekam medis di Puskesmas dimulai di Unit

Pendaftaran dengan menggunakan komputerisasi, selanjutnya pasien langsung

menuju ke tempat dia mau diperiksa, sementara identitas pasien sudah langsung

terkirim ke semua ruangan di Puskesmas. Oleh tenaga kesehatan, pasien tersebut

dianamnesia dan diperiksa serta kalau dibutuhkan dilakukan pemeriksaan

penunjang. Akhirnya dilakukan penegakkan diagnosa dan sesuai kebutuhan, pasien

tersebut diberi obat atau tindakan medis lainnya. Sehingga untuk rekam medik para

perawat tinggal melihat dari komputer berapa jumlah pasien, apa yang diberikan,

apakah pasien lama atau baru dan lain sebagainya.

Page 3: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

ABSTRACT

Medical records have a very broad sense, not just registration activities, but have

an understanding as a delivery system of medical records that began recording for

patients to get medical services, followed by handling medical record file that

includes the implementation of storage as well as spending a file from a storage

area to airport demand and borrowing from a patient or for other purposes.

Medical record has two parts that need to be considered that the first part is about

the individual that is an information about health conditions and diseases the

patient concerned and often called pateint record, the second part is about the

management of an information on liability whether in terms of management and

finance of health conditions and diseases of the patient concerned. Medical records

in primary health care is one of the important sources of data which will be

processed into information. Charging medical records in the health center began

in the Registration Unit by using computerized, then the patient directly to the place

she wanted to be checked, while the identity of the patient is directly sent to all the

rooms in the health center. By skilled health personnel, these patients dianamnesia

and examined and if need be investigated. Finally do enforcement diagnosis and as

needed, the patient is given a drug or other medical action. So for the nurses

medical record live view of the computer how many patients, what is given, whether

old or new patients and others.

Page 4: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan anugrah, kemudahan, serta rahmat dan karunia-Nya kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan paper yang berjudul : “SISTEM

PENGENDALIAN INTERNAL PT. TELKOM” sebagai salah satu syarat untuk

memenuhi tugas Sistem Informasi Dan Pengendalian Internal.

Penulis menyadari sebagai manusia biasa dalam penulisan ini tidak lepas

dari kesalahan dan kekurangan akibat keterbatasan pengetahuan serta pengalaman.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa paper ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak.

Semoga paper ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan khususnya

bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Akhir kata dengan segala ketulusan dan

kerendahan hati, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan kelemahan dalam

paper ini.

Jakarta, 11 juni 2017

Jemmy Esrom Serang

Page 5: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dunia bisnis di Indonesia dari masa ke masa terasa semakin

kompetitif. Karena semakin banyaknya perusahaan asing yang berekspansi ke peta

persaingan bisnis di Indonesia, maka diperlukan berbagai kualitas dari dalam

perusahaan. Untuk dapat bersaing secara wajar dan sehat dalam rangka mencapai

kerangka tujuannya masing-masing selain dapat menghasilkan output (baik barang

atau jasa yang berkualitas) serta dapat diserap dengan baik oleh para calon

konsumen, pihak perusahaan juga harus dapat melaksanakan proses produksi secara

terkendali serta terarah sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Hal ini dilakukan

untuk mencapai tingkat efektivitas dan efesiensi operasi yang di inginkan yang

bermuara pada peningkatan profit perusahaan (Elsha Indah Cecilia,2011).

Pengendalian intern dalam perusahaan sangat penting, sehingga perusahaan

dapat melakukan evaluasi diri dan mengambil tindakan yang perlu untuk

memperbaiki sistem pengendalian intern yang ada saat ini. Serta dapat digunakan

sebagai bahan kajian ataupun study komparatif dalam mengevaluasi sistem

pengendalian intern perusahaan pada umumnya. Pada era informasi dan globalisasi

menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan

tingkat persaingan ketat. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk

melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien umtuk

mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang

sangat penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan.Informasi

yang berkualitas yaitu informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu sehingga

keputusan bisnis yang tepat dapat dibuat yang disesuaikan dengan sistem informasi

yang diterapkan di masing-masing perusahaan. Dengan demikian, pengelolaan

sistem informasi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan (Tiolina

Evi,2009).

Gondodiyoto (2003:75), berpendapat bahwa tujuan utama dari sistem

pengendalian internal adalah :

1. Mengamankan aset organisasi

2. Memperoleh informasi yang akurat dan dapat dipercaya

3. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi kegiatan

4. Mendorong kepatuhan pelaksanaan terhadap kebijaksanaan organisasi/ pimpinan

Page 6: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

Struktur pengendalian interen mengarahkan aktivitas organisasi usaha untuk

mencapai tujuan. Sistem ini terdiri dari kebijakan dan prosedur-prosedur untuk

menyediakan jaminan yang memadaibahwa tujuan perusahaan dapat tercapi tanpa

hambatan. Konsep struktur pengendalian interen didasarkan dua premis utama,

yakni tanggung jawab manajemen dan jaminan yang memadai (Idris Asmuni,

2005.) Pada organisasi yang besar, manajemen berada jauh dari aktivitas operasi

perusahaan. Sebagai pengganti kehadiran, manajemen harus mengandalkan diri

pada berbagai teknik pengendalian untuk mengimplementasikan keputusannya dan

tujuan organisasi, serta untuk mengatur aktivitas yang menjadi tanggung jawab

utama manajer. Pengendalian mencakup rentang aktivitas yang cukup luas, seperti

pengawasan kuantitas persediaan, konsumsi bahan habis pakai dalam proses

produkisi maupun dalam kegiatan administrasi, serta pembayaran tagihan dalam

periode potongan. Pengendalian internal yang baik merupakan faktor kunci

pengelolaan organisasi yang efektif (George H. Bodnar, 2006). Dikutip dari

pernyataan Uchok Sky Khadafi dalam Forum Indonesia untuk Transportasi

Anggaran (FITRA), telah memaparkan 24 BUMN yang dinilai sebagai sarang

korupsi dan merugikan negara. Hal ini dikarenakan beberapa hal yang mendasari

kerugian ini. "Kelemahan sistem pengendalian intern, terbagi menjadi tiga, sistem

pengendalian akuntansi dan pelaporan, dimana pencatatannya tidak akurat dan

proses penyusunan laporan tidak sesuai ketentuan" ujar Koordinator Investigasi dan

Advokasi Seknas FITRA Uchok Sky Khadafi dalam keterangan tertulis, Senin

(17/7/2012) Ditambahkan Uchok, sistem pengendalian pelaksanaan anggaran juga

menjadi sebab hilangnya potensi penerimaan Negara dari sektor BUMN.

"Perencanaan tidak memadai, penyimpangan terhadap perundang-undangan bidang

teknis tertentu, kebijakan yang tidak tepat dan penetapan kebijakan yang tidak

tepat," tambahnya. Selain itu, kelemahan struktur pengendalian intern juga

berpengaruh terhadap penyelenggaraan BUMN. "Tidak memiliki SOP yang formal,

tidak ada pemisahan tugas dan fungsi yan memadai," tandasnya. Sebelumnya,

FITRA merilis 24 BUMN terkorup. Telkom menempati BUMN terkorup dan

kemudian RNI, Jasa Marga, PT Bahana PUI dan PT PLN. Dalam kutipan artikel

tersebut, pernyataan Uchok Sky Khadafy menyinggung kelemahan Sistem

Pengendalian Internal pada beberapa perusahaan BUMN, termasuk PT. Telkom,

tbk. Hal ini menyebabkan tindak pidana korupsi, dan hal-hal yang merugikan

Negara terjadi.

Masyarakat telah semakin tergantung pada sistem informasi akuntansi, yang

juga telah berkembang semakin kompleks untuk memenuhi peningkatan kebutuhan

atas informasi.Sejalan dengan peningkatan kompleksitas sistem dan

ketergantungan pada sistem tersebut, perusahaan menghadapi peningkatan resiko

atas sistem mereka yang sedang dinegoisasikan tersebut. Empat jenis ancaman

perusahaan yaitu; (1) kehancuran karena bencana alam dan politik, (2) kesalahan

Page 7: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

pada software dan tidak berfungsinya peralatan, (3) tindakan tidak sengaja, dan (4)

tindakan sengaja (kejahatan komputer). Ancaman dari tindakan disengaja, yang

biasanya disebut sebagai kejahatan komputer, berbentuk sabotase, yang tujuannya

adalah menghancurkan sistem atau beberapa komponennya. Penipuan komputer

adalah jenis kejahatan komputer lainnya, dengan tujuan untuk mencuri benda

berharga seperti uang, data, atau waktu/ pelayanan komputer.Kini perusahaan-

perusahaan menyadari masalah-masalah tersebut dan mengambil langkah positif

untuk meningkatkan pengendalian dan keamanan komputer (Agus Prasetyo Utomo,

2006). Untungnya perusahaan-perusahaan kini menyadari masalah-masalah

tersebut dan mengambil langkah positif untuk meningkatkan pengendalian dan

keamanan komputer. Contohnya mereka menjadi proaktif dalam pendekatan

mereka. Mereka kini menyediakan pegawai tetap untuk menangani masalah

pengendalian dan keamanan, serta mendidik paran pegawai mereka mengenai

ukutan-ukuran pengedalian. Banyak perusahaan yang membuat dan menerapkan

kebijakan keamanan informasi secara formal. Mereka membuat pengendalian

sebagai bagian dari proses pengembangan aplikasi, dan memindahkan data yang

sensitive keluar dari sistem klien/ server yang tidak aman ke lingkungan yang lebih

aman, seperti komputer utama (mainframe) (Marshall B. Romney, 2003).

Barangkali aspek yang paling penting dari sistem informasi akuntansi

adalah peranannya dalam proses pengendalian internal organisasi. Istilah proses

pengendalian internal mengindikasikan tindakan yang diambil dalam suatu

organisasi untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas dalam organisasi tersebut

(George H. Bodnar, 2004). Dengan semakin berkembangnya teknologi, khususnya

teknologi informasi dan komputer, maka banyak perusahaan yang sudah

mengadopsi system informasi akuntansi berbasis komputer sebagai bagian penting

dari kelancaran kegiatan operasi perusahaan. Namun dikarenakan suatu sistem

informasi akuntansi yang telah terkomputerisasi adalah investasi jangka panjang

yang mahal, maka beberapa perusahaan masih tetap mengaplikasikan sistem

akuntansi konvensional. Dengan sistem informasi akuntansi, resiko terjadinya

kekeliruan dan kesalahan pencatatan atau kekeliruan perhitungan dapat di

minimalisasi sehingga mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami kerugian.

Suatu system yang berkualitas, dirancang, dibangun, dan dapat bekerja dengan baik

apa- bila bagian bagian yang terintegrasi dengan sistem tersebut beroperasi sesuai

dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Salah satu didalam system

informasi akuntansi yang menunjang kelancaran kerja sistem informasi akuntansi

tersebut adalah pengendalian internal (internal control) (Elsha Indah Cecilia, 2011).

Perkembangan penggunaan komputer dalam bisnis akan mempengaruhi metode

pelaksanaan audit, demikian pula dengan ilmu pengetahuan lainnya. Satuan usaha

(organisasi/ perusahaan) disebut menggunakan sistem berkomputer (PDE) apabila

dalam memproses data penyusunan laporan keuangan menggunakan komputer dan

Page 8: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

tipe dan jenis tertentu. Baik dioperasikan oleh perusahaan sendiri atau pihak lain.

Kebutuhan terhadap auditing di sistem berkomputer (EDP Auditing) semakin perlu

untuk dipenuhi agar tujuan auditing tetap dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Meskipun tujuan dasar auditing tetap tidak berubah, tapi proses audit mengalami

perubahan yang signifikan baik dalam pengumpulan dan evaluasi bukti maupun

pengendaliannya. Auditor harus mempelajari keahlian-keahlian baru untuk bekerja

secara efektif dalam suatu lingkungan bisnis yang berkomputerisasi untuk meriview

teknologi komputer.Auditor harus memahami dan mempertimbangkan sifat sistem

PDE. Sistem ini akan mempengaruhi sistem akuntansi dan system pengendalian

intern yang akhirnya akan mempengaruhi luas, lingkup dan jangka waktu audit

(Nanang Sasongko, 2013) PT Telekomunikasi Indonesia disebut sebagai badan

usaha milik Negara (BUMN) yang paling "korup" dari 144 BUMN induk

berdasarkan hasil pemeriksaan anggaran yang dilakukan Badan Pemeriksa

Keuangan tahun 2005 -2011. Potensi kerugian negara di BUMN itu sebesar Rp 12

miliar dan 130,2 juta dollar AS. "Ada enam temuan kasus (dugaan penyimpangan

penggunaan keuangan) di PT Telekomunikasi Indonesia," kata Uchok Sky Khadafi

Koordinator Investigasi dan Advokasi Sekretaris Nasional Forum Indonesia untuk

Transparansi Anggaran (FITRA) di Jakarta, Minggu (15/7/2012). Uchok

mengatakan, potensi kerugian negara dalam 144 BUMN induk mencapai Rp 4,9

triliun, 305 juta dollar AS, dan 3,3 juta yen Jepang dengan total dugaan

penyimpangan penggunaan keuangan sebanyak 2.757 kasus. Dari jumlah itu, 1.527

kasus masih dalam proses tindak lanjut. "Sisanya belum ditindak lanjuti," kata

Uchok. Potensi kerugian negara itu, kata Uchok, terjadi akibat lemahnya sistem

pengendalian akuntansi dan pelaporan, lemahnya system pengendalian pelaksanaan

anggaran, dan lemahnya pengendalian internal. Dalam pernyataannya, Uchok

menyebutkan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan yang tidak akurat,

dimana akan mempengaruhi kehandalaninformasi akuntansi. Lalu penyusunan

laporan tidak sesuai yang disebabkan karena terjadinya error dan sumber data yang

tidak akurat.

1.2. Perumusan Masalah

Dari uraian diatas didapat pembahasan untuk paper ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui sistem pengendalian internal di PT. TELKOM ?

2) Apa contoh implementasi Pengendalian Internal di PT. TELKOM ?

Page 9: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

1.3. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran

Adapun tujuan dari paper ini untuk

1. Meningkatkan pemahaman tentang teknologi informatika di PT.

TELKOM

2. Dapat memberikan masukan tentang penggunaan teknologi informatika di

PT.TELKOM

Page 10: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

2.1.1 Pengertian sistem pengendalian internal

Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam bukunya “Standar

Profesional Akuntan Publik” (2011:319) “Pengendalian Intern adalah suatu proses

yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang

didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan

tujuan berikut ini : (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektifitas dan efisiensi

operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Berikut

penjelasan tujuannya:

a. Keandalan pelaporan keuangan

Manajemen bertanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan kreditor dan

para pengguna lainnya. Manajemen memiliki tanggung jawab hukum maupun

profesionalisme untuk meyakinkan bahwa informasi disajikan dengan wajar sesuai

dengan ketentuan dalam pelaporan. Tujuan pengendalian yang efektif terhadap

laporan keuangan adalah untuk memenuhi tanggung jawab pelaporan keuangan ini.

b. Efektivitas dan efisiensi operasi

Pengendalian dalam suatu perusahaan akan mendorong penggunaan sumber daya

perusahaan secara efisien dan efektif untuk mengoptimalkan sasaran yang dituju

perusahaan.

c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

Perusahaan publik, non-publik maupun organisasi nirlaba diharuskan untuk

memenuhi beragam ketentuan hukum dan peraturan. Beberapa peraturan ada yang

terkait dengan akuntansi secara tidak langsung, misalnya perlindungan terhadap

lingkungan dan hukum hak-hak sipil. Sedangkan yang terkait erat dengan

akuntansi, misalnya peraturan pajak penghasilan dan kecurangan. Menurut

Page 11: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

Mulyadi (2013:163), sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi,

metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan

organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi

dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengendalian internal adalah metode, proses, dan kebijakan yang didesain oleh

dewan komisaris, manajemen dan personel lain untuk memberi jaminan yang

memadai atas tercapainya efisiensi dan efektifitas operasi, keandalan laporan

keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

2.1.2 Komponen pengendalian internal

Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2015:345), Internal ControlIntegrated

Framework yang dikeluarkan COSO, yaitu kerangka kerja pengendalian internal

yang paling luas diterima di Amerika Serikat, menguraikan lima komponen

pengendalian internal yang dirancang dan diimplementasikan oleh manajemen

untuk memberikan kepastian yang layak bahwa tujuan pengendaliannya akan

tercapai. Komponen pengendalian internal COSO meliputi hal-hal berikut ini:

1. Lingkungan pengendalian (control environment) terdiri atas tindakan, kebijakan,

dan prosedur yang mencerminkan sikap manajemen puncak, para direktur, dan

pemilik entitas secara keseluruhan mengenai pengendalian internal serta arti

pentingnya bagi entitas itu. Untuk memahami dan menilai lingkungan

pengendalian, auditor harus mempertimbangkan subkomponen pengendalian yang

paling penting.

a. Integritas dan nilai-nilai etis, meliputi tindakan manajemen untuk menghilangkan

atau mengurangi dorongan dan godaan yang mungkin membuat karyawan

melakukan tindakan tidak jujur, ilegal, atau tidak etis. Ini juga meliputi

pengkomunikasian nilai-nilai entitas dan standar perilaku kepada para karyawan

melalui pernyataan kebijakan, kode perilaku, dan teladan.

Page 12: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

b. Komitmen pada kompetensi, meliputi pertimbangan manajemen tentang tingkat

kompetensi bagi pekerjaan tertentu, dan bagaimana tingkatan tersebut

diterjemahkan menjadi keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan.

c. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit, berperan penting dalam tata kelola

korporasi yang efektif karena memikul tanggung jawab akhir untuk memastikan

bahwa manajemen telah mengimplementasikan pengendalian internal dan proses

pelaporan keuangan yang layak.

d. Filosofi dan gaya operasi manajemen, dimana manajemen melalui aktivitasnya,

memberikan isyarat yang jelas kepada karyawan tentang pentingnya pengendalian

internal. Sebagai contoh, apakah manajemen mengambil risiko yang cukup besar,

atau justru menghindari risiko tersebut? Apakah target penjualan dan laba tidak

realistis, dan apakah karyawan didorong untuk melakukan tindakan yang agresif

guna mencapai target tersebut?. Memahami aspek ini serta aspek-aspek ini serupa

dalam filosofi dan gaya operasi manajemen akan membuat auditor dapat merasakan

sikap manajemen tentang pengendalian internal.

e. Struktur organisasi, menentukan garis-garis tanggung jawab dan kewenangan

yang ada.

f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia.

2. Penilaian risiko (risk assessment) atas pelaporan keuangan adalah tindakan yang

dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko yang

relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan GAAP.

3. Aktivitas pengendalian (control acivities) adalah kebijakan dan prosedur, selain

yang sudah termasuk dalam empat komponen lainnya, yang membantu memastikan

bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil untuk menangani risiko guna

mencapai tujuan entitas. Aktivitas pengendalian dibagi menjadi lima jenis

yaitu:

a. Pemisahan tugas yang memadai

b. Otorisasi yang sesuai atas transaksi dan aktivitas

c. Dokumen dan catatan yang memadai

Page 13: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

d. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan

e. Pemeriksaan kinerja secara independen

4. Informasi dan komunikasi (information and communication)

bertujuan untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi yang

dilakukan entitas serta mempertahankan akuntabilitas aktiva terkait. Untuk

memahami perancangan system informasi akuntansi, auditor menentukan

a. Kelas transaksi utama entitas

b. Bagaimana transaksi dimulai dan dicatat

c. Catatan akuntansi apa saja yang ada serta sifatnya

d. Bagaimana sistem itu menangkap peristiwa-peristiwa lain yang penting bagi

laporan keuangan, seperti penurunan nilai aktiva

e. Sifat serta rincian proses pelaporan keuangan yang diikuti, termasuk prosedur

pencacatan transaksi dan penyesuaian dalam buku besar umum.

5. Pemantauan (monitoring) berhubungan dengan penilaian mutu pengendalian

internal secara berkelanjutan atau periodik oleh manajemen untuk menentukan

bahwa pengendalian itu telah beroperasi seperti yang diharapkan, dan telah

dimodifikasi sesuai dengan perubahan kondisi.

2.1.3 Tujuan pengendalian internal

Pengendalian internal yang dirumuskan pada suatu perusahaan harus

mempunyai beberapa tujuan, sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh Mardi

(2011:59), maka dapat dirumuskan tujuan dari pengendalian internal, yaitu:

1. menjaga keamanan harta milik perusahaan;

2. memeriksa ketelitian dan kebenaran informasi akuntansi;

3. meningkatkan efisiensi operasional perusahaan; dan

4. membantu menjaga kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu adanya syarat tertentu yang digunakan

sebagai unsur pendukung agar pengendalian internal dapat diterapkan dengan baik.

Menurut Mulyadi (2013:163), tujuan sistem pengendalian intern adalah:

Page 14: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

1. Menjaga kekayaan organisasi

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

3. Mendorong efisiensi

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2015:340), biasanya manajemen memiliki tiga

tujuan umum dalam merancang sistem pengendalian internal yang efektif:

1. Reliabilitas pelaporan keuangan

Manajemen bertanggung jawab untuk menyiapkan laporan bagi para investor,

kreditor, dan pemakai lainnya. Manajemen memikul baik tanggung jawab hukum

maupun profesional untuk memastikan bahwa informasi telah disajikan secara

wajar sesuai dengan persyaratan pelaporan seperti prinsip-prinsip akuntansi yang

berlaku umum (GAAP). Tujuan pengendalian internal yang efektif atas pelaporan

keuangan adalah memenuhi tanggung jawab pelaporan keuangan tersebut.

2. Efisiensi dan efektivitas operasi

Pengendalian dalam perusahaan akan mendorong pemakaian sumber daya secara

efisien dan efektif untuk mengoptimalkan sasaran-sasaran perusahaan. Tujuan yang

penting dari pengendalian ini adalah memperoleh informasi keuangan dan

nonkeuangan yang akurat tentang operasi perusahaan untuk keperluan pengambilan

keputusan.

3. Ketaatan pada hukum dan peraturan

Section 404 mengharuskan semua perusahaan public mengeluarkan laporan tentang

keefektifan pelaksanaan pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Selain

mematuhi ketentuan hukum dalam Section 404, organisasi-organisasi publik,

nonpublik, dan nirlaba diwajibkan menaati berbagai hukum dan peraturan.

Beberapa hanya berhubungan secara tidak langsung dengan akuntansi, seperti UU

perlindungan lingkungan dan hak sipil, sementara yang lainnya berkaitan erat

dengan akuntansi seperti peraturan pajak penghasilan dan kecurangan.

Page 15: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian untuk makalah ini adalah kepustakaan, dimana informasi

diperoleh penulis berasal dari buku teks, artikel, modul atau internet.

Page 16: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

BAB IV

STUDI KASUS

pengendalian internal secara umum adalah untuk menilai keefektifan dan

kesesuaian prosedur yang telah diterapkan oleh perusahaan berdasarkan lima

komponen pengendalian internal menurut COSO (Committee of Sponsoring

Organization), yaitu Lingkungan Pengendalian (Control Environment), Penilaian

Risiko (Risk Assessment), Aktivitas Pengendalian (Control Activities), Informasi

dan Komunikasi (Information and Communication), dan Pemantauan (Monitoring).

Kelima komponen ini harus terpenuhi dalam kegiatan pengendalian internal

perusahaan untuk menunjukkan bahwa pengendalian yang diterapkan oleh

perusahaan sudah berjalan dengan efektif dan efisien demi tercapainya tujuan

perusahaan.

4.1 Evaluasi Pengendalian Internal atas PT. Telkom Secara Umum

4.1.1 Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian merupakan fondasi untuk keempat

komponen pengendalian yang lain didalam perusahaan. Pengendalian ini

terdiri dari tindakan, kebijakan, dan prosedur yang menggambarkan

bagaimana sikap manajemen puncak, direksi, dan pemilik entitas mengenai

pengendalian internal dan pentingnya bagi entitas.

1. Integritas dan nilai etis

Suatu entitas perlu menetapkan standar etis dan perilaku yang

dikomunikasikan kepada karyawan dan diperkuat dengan praktik dari

Page 17: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

hari ke hari. Cara paling baik untuk mengkomunikasikan integritas dan

perilaku etis dalam entitas adalah melalui pernyataan kebijakan dan

aturan perilaku.

PT. Telkom telah menerapkan kode etik yang berlaku bagi

komisaris, direktur utama, direktur keuangan, direktur dan pejabat kunci

lainnya serta seluruh karyawan sesuai dengan ketentuan Sarbanes Oxley

Act (SOA). Pemahaman dan penerapan etika bisnis yang telah

dilakukan juga telah diaudit secara internal maupun eksternal melalui

proses audit terkait dengan penerapan lingkungan pengendalian sesuai

kerangka kerja pengendalian internal COSO.

Dalam sosialisasi dan penerapannya, setiap tahun PT. Telkom selalu

mengingatkan karyawan mengenai tata nilai dan etika melalui survei

internal untuk mengetahui efektivitas penerapan budaya perusahaan dan

etika bisnis yang didalamnya memuat kuesioner dan studi kasus terkait

pemahaman GCG, etika bisnis, fraud, manajemen risiko, pengendalian

internal (SOA), whistleblower, tata kelola, TI, menjaga keamanan

informasi, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan praktek tata kelola

perusahaan. Selain itu, adanya pelanggaran kode etik oleh karyawan

juga akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang tertera

diperusahaan.

2. Komitmen terhadap kompetensi

PT. Telkom memiliki standar kompetensi masing-masing untuk

setiap bagian pekerjaannya. Pada pekerjaan yang membutuhkan

Page 18: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

keahlian tertentu maka akan dipilih karyawan yang memiliki latar

belakang sesuai dan kompeten agar dapat berjalan dengan efektif dan

efisien sehingga tujuan perusahaan tercapai.

Sebaik apapun kebijakan dan proses yang telah dirancang tidak akan

membuahkan hasil yang optimal jika manusia yang menjalankan

aktivitas tersebut tidak profesional. Dalam implementasinya,

pengelolaan pengetahuan di PT. Telkom difokuskan untuk menciptakan

nilai bisnis yang menghasilkan keunggulan kompetitif yang

berkesinambungan dengan mengoptimalkan proses penciptaan

(acquisition), berbagi (sharing) dan pemanfaatan (utilization)

pengetahuan yang dibutuhkan perusahaan.

Guna mendukung proses pengelolaan pengetahuan tersebut,

perusahaan telah menyediakan Knowledge Management System yang

merupakan bank data (repository) sebagai sarana bagi setiap karyawan

untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan dengan cara

mengunggah atau mengunduh melalui sistem, sehingga diharapkan

dapat menjadi solusi atas beranekaragam permasalahan pekerjaan yang

pada akhirnya mendorong pertumbuhan produktivitas dan kualitas

pekerjaan.

3. Dewan Komisaris dan pastisipasi Komite Audit

Dewan Komisaris telah melaksanakan fungsinya mengawasi

pelaksanaan tugas-tugas Direksi dalam mengelola jalannya perusahaan.

Komite Audit berada dibawah Dewan Komisaris, Komite Audit

Page 19: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

menjalankan tugas berdasarkan mandat yang ditetapkan dengan

Keputusan Dewan Komisaris. Komite Audit di perusahaan bertanggung

jawab untuk :

1) Mengawasi proses pelaporan keuangan Perusahaan atas nama

Dewan Komisaris.

2) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai

penunjukan auditor eksternal.

3) Mendiskusikan dengan auditor internal dan eksternal semua

lingkup pekerjaan, baik pekerjaan audit dan non-audit serta

rencana audit mereka.

4) Menelaah laporan keuangan konsolidasian serta efektifitas

pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

5) Mengadakan rapat secara berkala dengan auditor internal dan

eksternal, tanpa kehadiran manajemen, masing-masing untuk

membahas hasil evaluasi dan hasil audit mereka atas

pengendalian internal serta laporan keuangan perusahaan secara

keseluruhan.

6) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Dewan

Komisaris, khususnya dalam bidang yang terkait dengan

akuntansi dan keuangan, serta kewajiban lain yang diharuskan

oleh SOA.

Komite Audit perusahaan juga ikut serta dalam layanan konsultasi

internal, yang lebih merupakan solusi pencegahan sebagai antisipasi

Page 20: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

agar penyelenggaraan bisnis tetap pada arah yang tepat dan taat pada

rambu-rambu pertaturan yang berlaku. Komite audit juga akan

menindaklanjuti apabila ada pengaduan yang berkaitan dengan :

1) Akuntansi dan Auditing. Permasalahan akuntansi dan pengendalian

internal pelaporan keuangan yang berpotensi mengakibatkan salah

saji material dalam laporan keuangan serta permasalahan audit

terutama yang menyangkut independensi Kantor Akuntan Publik.

2) Pelanggaran paraturan. Pelanggaran terhadap peraturan pasar

modal dan peraturan perundangan yang berkaitan dengan operasi

maupun pelanggaran terhadap peraturan internal yang berpotensi

mengakibatkan kerugian bagi PT. Telkom.

3) Kecurangan dan/atau dugaan korupsi. Kecurangan dan/atau dugaan

korupsi yang dilakukan oleh pejabat dan/atau karyawan.

4) Kode etik. Perilaku direksi dan manajemen yang tidak terpuji (tidak

jujur, benturan kepentingan dengan perusahaan, atau memberikan

informasi yang menyesatkan kepada publik) yang berpotensi

mencemarkan reputasi perusahaan atau mengakibatkan kerugian

bagi PT. Telkom.

4. Filosofi dan gaya operasi manajemen

Dalam pengelolaan manajemennya, PT. Telkom berfokus kepada

pelayanan pelanggan untuk terus mengembangkan solusi terbaik.

Kepuasan pelanggan tidaklah cukup, maka dari itu perusahaan terus

berusaha untuk memberikan lebih kepada pelanggan dengan cara terus

Page 21: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

mengembangkan produk, meningkatkan kualitas jaringan dan

menetapkan standar pelayanan yang tinggi. Mengingat pentingnya

aspek Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai salah satu sumber daya

utama di setiap perusahaan, PT. Telkom memandang SDM sebagai

modal bagi organisasi, bukan sebagai aset perusahaan.

Manajemen menerapkan sistem sesuai dengan aturan yang sudah

ada, mempertahankan sumber daya yang baik, dan memonitor kegiatan.

Manajemen memonitor risiko bisnis melalui manajemen risiko yang

dibentuk oleh perusahaan. Manajemen juga terbuka terhadap masukan

atau pendapat dari karyawan, hal ini dapat mempererat hubungan antara

manajemen dan karyawan sebagaimana terlihat di kantor keakraban

antar karyawan yang menunjang terciptanya lingkungan kegiatan yang

baik sebagai motivasi untuk mencapai tujuan perusahaan.

5. Struktur organisasi

Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Telkom adalah struktur

organisasi berbentuk bagan garis dan formal, yang menginformasikan

dengan jelas tingkat jabatan, wewenang, dan tanggung jawab dalam

perusahaan. Struktur organisasi yang tertulis pada perusahaan

menunjukkan Direktur Utama sebagai karyawan pada level paling atas.

Struktu organisasi pada PT. Telkom bisa dilihat pada bab sebelumnya

mengenai struktur organisasi beserta wewenang dan tanggung jawab

yang dimiliki oleh masing-masing pejabat kunci.

Page 22: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

Berdasarkan hasil penelitian, fungsi pemisahan tugas berdasarkan

struktur organisasi di PT. Telkom sudah sepenuhnya berdasarkan

prinsip-prinsip dan tata kelola perusahaan yang baik. Jadi, dapat

dikatakan bahwa unsur komponen lingkungan pengendalian perusahaan

mengenai struktur organisasi sudah berjalan dengan efektif dan efisien.

6. Pemberian wewenang dan tanggung jawab

Setiap personil dalam struktur organisasi memiliki wewenang dan

tanggung jawab masing-masing terhadap perusahaan. Wewenang dan

tanggung jawab Direktur Utama adalah memimpin dan mengelola

perusahaan agar tetap berjalan sesuai dengan tujuan dan target

perusahaan, serta menjaga tingkat efisiensi dan efektivitas perusahaan.

Wewenang dan tanggung jawab setiap Direktur adalah mengelola

dengan baik divisi yang dibawahinya sesuai dengan aturan yang telah

ditetapkan oleh perusahaan serta saling mendukung antar divisi demi

tercapainya tujuan dan target perusahaan.

Seperti yang telah diterapkan oleh PT. Telkom, wewenang yang

diberikan kepada Direktur Keuangan adalah bertanggung jawab

menerapkan fungsi korporat terkait dengan Direktorat Keuangan dan

melaksanakan fungsi keuangan terpusat melalui financial center, serta

memastikan seluruh kegiatan investasi anak perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa

komponen lingkungan pengendalian terutama mengenai pemberian

wewenang dan tanggung jawab di perusahaan sudah berjalan dengan

Page 23: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

efektif dan efisien sesuai dengan komponen pengendalian internal

menurut COSO.

7. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

Sebagai perusahaan milik pemerintah, PT. Telkom harus

mempertahankan kinerja yang telah dicapai hingga saat ini dan

meningkatkan kinerja untuk kedepannya karena tanggung jawabnya

terhadap pemerintah. Sumber daya yang dimiliki perusahaan sudah

memenuhi standar yang telah ditetapkan. Perusahaan memiliki uraian

pekerjaan (job description) untuk setiap pekerjaan. Untuk merekrut

pegawai baru, PT. Telkom mempunyai standard an kualifikasi tertentu

sesuai dengan tingkat kebutuhan operasional dan secara umum

4.1.2 Penilaian Risiko (Risk Assesment)

Pengendalian ditentukan berdasarkan risiko, risiko dikelola untuk

menghindari kesalahan dan kecurangan yang berakibat misstatement

terhadap laporan keuangan. Namun hal ini tidak terbatas pada risiko laporan

keuangan, pengendalian juga diterapkan untuk risiko lain, termasuk risiko

bisnis dan operasi.

a. Risiko Operasi

a) Operasi jaringan

Risiko operasi pada perusahan terutama pada operasi jaringan

sebagai sistem utama. Jaringan, termasuk sistem informasi dan

infrastruktur serta jaringan operator lainnya, sangat rentan terhadap

Page 24: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

kerusakan atau gangguan dalam operasinya akibat berbagai hal

seperti gempa bumi, kebakaran, banjir, listrik mati, kerusakan

perangkat, kesalahan perangkat lunak jaringan, gangguan kabel

transmisi atau peristiwa serupa lainnya. Jaringan, terutama akses

kabel memiliki potensi ancaman keamanan seperti pencurian atau

perusakan.

b) Operasi satelit

Satelit perusahaan memiliki masa operasi yang terbatas dan dapat

rusak atau hancur selama masa operasi orbit. Kerugian atau kinerja

yang berkurang dari satelit, baik dikarenakan kerusakan perangkat

atau dicabutnya lisensi, dapat merugikan kondisi keuangan, hasil

operasi dan kemampuan untuk memberikan layanan.

c) Kebocoran pendapatan

Kebocoran pendapatan merupakan risiko umum bagi semua

operator telekomunikasi, atau kesulitan memperoleh pendapatan

yang merupakan hak perusahaan, akibat kelemahan sistem

pengendalian dan pengawasan transaksi, penundaan proses transaksi

pelanggan yang tidak jujur atau faktor lainnya. Perusahaan telah

mengambil langkah preventif untuk mengatasi potensi kebocoran

pendapatan itu dengan meningkatkan fungsi pengendalian terhadap

seluruh proses bisnis yang ada, menerapkan metode penjaminan

pendapatan, memberlakukan kebijakan dan prosedur yang tepat

Page 25: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

serta menerapkan aplikasi sistem informasi guna menekan

kebocoran pendapatan.

d) Teknologi baru

Teknologi baru dapat berdampak negatif pada daya saing

perusahaan. Apalagi dalam industri telekomunikasi, perubahan yang

cepat dan signifikan terjadi pada sisi teknologi. Pengembangan atau

aplikasi teknologi, layanan atau standar baru atau alternatif dimasa

depan mensyaratkan perubahan pada model bisnis, pengembangan

produk, penyediaan layanan tambahan dan investasi baru. Produk

dan layanan yang baru akan terus berkembang dan mendorong

masuknya pesaing baru di pasar. Perusahaan juga tidak dapat

menjamin untuk dapat mengintegrasikan secara efektif teknologi

baru ke dalam model bisnis yang ada. Perusahaan tidak dapat

menjamin teknologinya tidak akan tertinggal, atau terlibat

persaingan dengan teknologi baru di masa depan. Kegagalan

perusahaan untuk bereaksi terhadap perubahan teknologi yang cepat

dapat berdampak negatif bagi bisnis, kondisi keuangan, hasil operasi

dan prospek usaha.

b. Risiko keuangan

1) Risiko nilai tukar mata uang asing

Perubahan nilai tukar berpengaruh dan akan terus mempengaruhi

kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Sebagian besar

kewajiban hutang dan pendapatan perusahaan adalah dalam

Page 26: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

denominasi Rupiah, sedangkan sebagian besar belanja modal

perusahaan dikeluarkan dalam Dolar AS, penerimaan untuk

pendapatan valuta asing (USD) relatif kecil bila dibandingkan

dengan penerimaan dalam rupiah. Meskipun nilai tukar rupiah

terhadap Dolar AS relatif stabil pada tahun 2012, perusahaan tidak

dapat menjamin akan mampu mengelola risiko nilai tukar dengan

sukses di masa depan atau tidak akan terpengaruh negatif akibat

risiko nilai tukar.

2) Risiko tingkat suku bunga

Hutang perusahaan yang termasuk pinjaman bank untuk mendanai

kegiatan operasi, memiliki risiko terhadap fluktuasi suku bunga dan

hal ini dapat berakibat buruk pada bisnis, kondisi keuangan dan hasil

operasi perusahaan. Untuk mengukur risiko pasar atas pergerakan

suku bunga, perusahaan melakukan analisa pada pergerakan margin

suku bunga dan profil jatuh tempo asset dan liabilitas keuangan

berdasarkan jadwal perubahan suku bunga.

3) Risiko kredit

Perusaahaan rentan terhadap risiko kredit terutama dari piutang

usaha dan piutang lain-lain. Risiko kredit dikendalikan dengan

pengawasan terus menerus atas saldo dan penagihan piutang usaha

dan piutang lain-lain. Manajemen yakin akan kemampuannya untuk

mengawasi dan mempertahankan eksposur risiko kredit yang

minimal, dimana perusahaan telah menyediakan provisi yang

Page 27: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

memadai untuk menutupi kerugian yang timbul dari piutang yang

tidak tertagih berdasarkan kerugian historis.

4) Risiko likuiditas

Risiko likuiditas timbul apabila perusahaan mengalami kesulitan

untuk memenuhi liabilitas keuangan ketika liabilitas tersebut sudah

jatuh tempo. Manajemen risiko likuiditas bertugas menjaga

kecukupan saldo kas dan setara kas dalam upaya pemenuhan

liabilitas keuangan perusahaan. Perusahaan secara terus menerus

melakukan analisa untuk mengawasi rasio-rasio likuiditas laporan

posisi keuangan, antara lain rasio likuiditas, rasio debt equity

terhadap persyaratan yang diharuskan perjanjian utang.

Penilaian risiko atau yang menjadi tugas dari Manajemen Risiko,

adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari penerapan GCG dan

pengendalian internal di perusahaan. Saat ini, implementasi manajemen

risiko di perusahaan telah mencapai tingkatan dimana manajemen risiko

telah diintegrasikan di seluruh entitas perusahaan.

Evaluasi atas efektivitas sistem manajemen risiko dilakukan secara

berkala meliputi aktivitas sebagai berikut :

1) Review dan monitoring implementasi manajemen risiko unit secara

berkala setiap tiga bulan.

2) Penyusunan Laporan Analisa Risiko dan Kepatuhan secara berkala

setiap tiga bulan.

Page 28: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

3) Rapat pembahasan terkait risiko perusahaan tingkat Direksi maupun

dewan Komisaris.

4) Melakukan pengukuran implementasi budaya risiko melalui survei

kepada sejumlah responden.

5) Melakukan pengukuran tingkat kematangan implementasi manajemen

risiko.

Penilaian risiko mempertimbangkan kejadian ekstern dan intern

yang mungkin timbul dan secara tidak baik mempengaruhi kemampuan

perusahaan untuk mencatat, mengolah, mengihktisarkan, dan melaporkan

data keuangan. Beberapa risiko intern yang muncul dan dihadapi

perusahaan diantaranya sebagai berikut :

1) Perubahan dalam lingkungan operasi

Misalnya seperti munculnya Peraturan Menkominfo tentang

penyelanggaraan jasa pesan premium dan pengiriman jasa pesan singkat

memberikan dampak penurunan pendapatan fitur, yakni terkait

penerimaan kas dari telepon seluler. Kemudian, semakin

berkembangnya teknologi komunikasi telepon seluler mengakibatkan

menurunnya pemakaian telepon tidak bergerak di masyarakat, sehingga

memberikan dampak penurunan pendapatan telepon tetap (fixed line).

2) Perubahan Sistem Informasi

Penggunaan sistem aplikasi SAP mempermudah proses transaksi

penerimaan dan pengeluaran kas di perusahaan karena semua sudah

terintegrasi secara terpadu sesuai prosedur, setiap kegiatan diinput

Page 29: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

kedalam sistem agar semua yang terkait dapat menerima informasi yang

sama dalam waktu cepat sehingga mempercepat penyebaran informasi.

Namun perkembangan aplikasi akan semakin canggih lagi kedepannya,

apabila perusahaan tidak bisa mengimbangi maka akan berisiko

mempengaruhi kegiatan pengendalian.

3) Pertumbuhan yang cepat

Pertumbuhan perusahaan menjadi semakin berkembang akan

membutuhkan personil tambahan untuk mendukung personil yang

sudah ada dalam menjalankan tugasnya. Apabila perusahaan tidak dapat

menangani dengan cepat terhadap pertumbuhan perusahaan maka akan

dapat membebani pengendalian dan meningkatkan risiko melemahnya

pengendalian yang sudah ada.

4) Teknologi baru

Menggabungkan teknologi baru pada perusahaan dapat meningkatkan

risiko aplikasi. Seperti risiko kerusakan sistem, sistem menolak data

yang di-input, system down, dan lain-lain. Sehingga membutuhkan

pengendalian internal mengenai sistem.

5) Pernyataan akuntansi

Perubahaan standar akuntansi di Indonesia dari US GAAP menjadi

International Financial Reporting Standards (IFRS) berpengaruh pada

kegiatan pelaporan keuangan perusahaan. Sistem pencatatan atas

transaksi juga mengalami perubahan, meskipun tidak semuanya, namun

tetap mengharuskan perusahaan mengikuti peraturan yang ditetapkan

Page 30: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

oleh pemerintah, sehingga perlu evaluasi lagi bagi karyawan untuk

memahami standar pelaporan menurut IFRS. Kemungkinan adanya

perubahan standar akuntansi lagi kedepannya dapat menimbulkan risiko

pencatatan pada pelaporan keuangan.

6) Keterlambatan pembayaran

Keterlambatan pembayaran oleh pelanggan retail dapat diatasi dengan

cara memblokir jaringan telekomunikasi yang digunakan hingga

pelanggan melakukan pembayaran. Berbeda dengan pelanggan korporat

yang menyewa jasa jaringan, perusahaan tidak bisa dengan mudah

memutus jaringan yang digunakan karena akan menimbulkan masalah

lain. Keterlambatan atau penunggakan pembayaran dapat

mempengaruhi pendapatan perusahaan, karena penerimaan yang berasal

dari pelanggan korporat jumlahnya tidak sedikit. Jika penunggakan

terjadi pada tahun berjalan akan mempengaruhi cash flow perusahaan.

Maka dari itu, perlu dilakukan pendekatan dengan cara me-lobby atau

negosiasi kepada pelanggan mengenai masalah penunggakan

pembayaran tersebut.

h) Tidak tercapainya target

Target Unit Collection Management adalah berapa banyak collection

yang diperoleh, apabila target tidak tercapai maka akan mempengaruhi

kualitas kinerja management dan menurunkan kepercayaan perusahaan

terhadap unit ini sehingga dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi

aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas.

Page 31: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian

risiko yang akan dihadapi oleh PT. Telkom yang dikelola oleh manajemen risiko

yang dimiliki perusahaan sudah berjalan dengan efektif. Karena berdasarkan

risiko-risiko diatas, perusahaan telah melakukan berbagai upaya antara lain :

1) Membangun dan mengembangkan aspek struktural, operasional dan

perawatan atas implementasi manajemen risiko.

2) Peningkatan kualitas pengambilan keputusan.

3) Pengembangan manajemen kelangsungan usaha (Business Continuity

management) dan Crisis Management.

4.1.3 Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Dengan berpedoman pada COSO Internal Control framework,

pengendalian internal yang dipergunakan untuk menjamin keandalan

pelaporan keuangan, pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan

antara lain :

1. Tingkat Pengendalian Entitas

Formulasi kebijakan, implementasi, dan pengendalian pengungkapan

sesuai dengan SOA. Membangun komitmen pengelolaan perusahaan

sesuai etika memalui tata kelola yang baik dengan cara penerapan etika

bisnis, mencegah benturan kepentingan, whistleblower, pemerapan risk

management di setiap unit bisnis, penerapan program fraud, dan lain-

lain. Menyelenggarakan asesmen risiko rutin dan risk profiling sebagai

early detection system. Yang terakhir, melakukan berbagai audit untuk

menjamin efektivitas dari penerapan pengendalian entitas.

Page 32: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

2. Tingkat Pengendalian Transaksi

Merancang bisnis proses dengan menggunakan risk based control dan

menerapkan pemisahan kewenangan berdasarkan prinsip segregation of

duties, memberlakukan disiplin kerja , memperbaiki bisnis proses secara

rutin, melakukan berbagai audit untuk menjamin efektivitas dari

penerapan pengendalian tingkat transaksi.

3. Pengendalian Teknologi Informasi

Memformulasikan kebijakan IT dan master plan guna menegakkan IT

Governance, menjamin perkembangan dan perubahan dalam operasi

dan aplikasi IT, dan menjamin bahwa penggunaan aplikasi telah sesuai

dengan pengaturan otorisasi dan hak akses, seperti manajemen

password, end user computing, dan lain-lain.

4.1.4 Informasi dan Komunikasi

Informasi dan komunikasi adalah bagaimana mengidentifikasi,

memahami, dan melakukan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan

waktu yang menungkinkan setiap personil dalam perusahaan melaksanakan

tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam pelaporan

keuangan meliputi sistem akuntansi yang berisi metode untuk

mengidentifikasikan, menggabungkan, menganalisa, mengklasifiksai,

mencatat, dan melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas aset dan

kewajiban. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan atau melalui tindakan

manajemen. Komunikasi meliputi sejauh mana karyawan memahami

bagaimana peranan mereka dalam sistem informasi pelaporan keuangan

Page 33: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

perusahaan dan tanggung jawab yang berkaitan dengan pengendalian

internal atas pelaporan keuangan.

Penguatan tata kelola teknologi informasi terus diupayakan,

mengingat PT. Telkom adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis

informasi dan manyalurkan data/informasi pelanggan yang harus terjamin

keamanannya. Hampir seluruh titik dalam value-chain perusahaan, yang

mencakup pengoperasian jaringan seluruh infrastruktur alat prduksi, semua

aspek penting dalam manajemen perusahaan seperti keuangan, logistik,

sumber daya manusia termasuk juga pelayanan kepada karyawan,

pelanggan, pemasok, dan pemangku kepentingan lainnya telah terintegrasi

dalam jaringan TI. Beberapa contoh praktik tata kelola TI dalam operasi

perusahaan adalah pengelolaan user access review, password management,

pengelolaan audit log/audit trail, pengelolaan end user computing.

Hal terpenting yang disoroti dalam komponen ini berkaitan dengan

sistem akuntansi yang digunakan untuk mengolah aktivitas transaksi.

Dalam praktiknya, PT. Telkom menggunakan sebuah software SAP (System

Application and Product in data processing) untuk menjalankan kegiatan

operasionalnya. Seluruh aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas sudah

terkomputerisasi dan mengacu pada ketentuan SAP terkait untuk bagian

fiancial. Mekanisme pencatatan atas transaksi yang sudah berjalan adalah

melalui sistem aplikasi SAP tersebut, melalui aplikasi ini seluruh kegiatan

transaksi dicatat dan diawasi secara real time karena aplikasi ini sudah

Page 34: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

terintegrasi secara terpadu dengan jaringan perbankan yang sudah

melakukan kerjasama dengan PT. Telkom.

Dengan demikian, dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan

sistem informasi dan komunikasi pada perusahaan sudah berjalan secara

efektif dan efisien dalam mendukung tercapainya tujuan dan target

perusahaan. Penggunaan sistem informasi pada PT. Telkom memberikan

keunggulan penggunaan yang powerfull, cepat, akurat, transparan, dan less

manually.

4.1.5 Pemantauan (Monitoring)

PT. Telkom memiliki Audit Internal yang senantiasa melakukan

pemantauan atas kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil observasi dan

wawancara dengan perusahaan, diperoleh keterangan bahwa, setiap

triwulan, unit bisnis melakukan Control Self Assessment (CSA) terhadap

pengendalian internal. Secara periodik, internal audit melakukan evaluasi

terhadap hasil CSA tersebut dan mengukur tingkat kecukupannya dan

menghasilkan rekomendasi perbaikan baik terhadap rancangan maupun

pelaksanaan.

4.2 Evaluasi Pengendalian Internal atas Aktivitas Penerimaan dan

Pengeluaran Kas

4.2.1 Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan penerimaan dan

pengeluaran kas dilakukan oleh suatu unit didalam perusahaan yaitu

Page 35: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

Finance, Billing & Collection Center. Didalam unit ini terdapat sumber

daya yang kompeten dan menjunjung tinggi kedisiplinan terhadap peraturan

yang ditetapkan oleh perusahaan.

Proses pembayaran atas jasa telekomunikasi dilakukan oleh pelanggan

melalui transfer atau melalui Plaza Telkom terdekat. Pembayaran melalui

transfer ditujukan kepada rekening Bank Operasional sebagai penampung

sementara yang kemudian oleh bank operasional akan ditransfer ke rekening

Korporat pada hari itu juga, sehingga tidak ada saldo yang mengendap.

Kerjasama antara personil yang terkait dalam aktivitas penerimaan kas

sudah dilakukan dengan baik sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan

oleh perusahaan. Penerimaan kas yang berasal dari jasa telekomunikasi

berada dibawah Deputy Billing&Collection dan Deputy Finance Operation.

Deputy Billing&Collection membawahi Billing Management yang

bertanggung jawab mengelola billing atau tagihan kepada pelanggan

maupun dari vendor. Deputy Finance Operation membawahi Unit Finance

Service yang didalamnya terdapat Officer yang bertugas menerima,

memverifikasi, dan meng-input data atas transfer dari Bank Operasional ke

Korporat.

Proses pengeluaran kas untuk biaya pemeliharaan harus melalui

otorisasi oleh pejabat yang memiliki wewenang atas setiap kegiatan. Mulai

dari verifikasi atas kelengkapan dokumen dari vendor, input data kedalam

sistem, otorisasi surat perintah bayar (SPB) hingga persetujuan pengeluaran

kas, semua dilakukan oleh personil yang kompeten disertai pengendalian

Page 36: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

yang sesuai dengan kondisi didalamnya. Setiap kegiatan pasti memiliki

risiko namun perusahaan telah mengantisipasi dengan cara menerapkan

pengendalian-pengendalian yang dapat menghindari dan meminimalisir

terjadinya kesalahan dalam aktivitas pengeluaran kas.

4.2.2 Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Penerimaan Kas

Penilaian risiko dilakukan berdasarkan aktivitas yang terjadi dalam proses

penerimaan kas, diantaranya :

1. Ketika Bank Operasional melakukan transfer ke Korporat, jumlah

transfer yang diterima ternyata tidak tepat, atau transfer dilakukan

tidak tepat waktu seperti mendekati akhir bulan.

2. Memo jurnal yang dibuat berdasarkan dokumen pendukung tidak

lengkap atau tidak akurat karena kesalahan personil.

3. Input data transfer dari pelanggan korporat tidak akurat atau tidak

lengkap.

4. Posting data transfer Bank Operasional ke Korporat tidak akurat

atau tidak lengkap.

Pengendalian yang dilakukan :

1. Asman Cash&Bank/Asman Financial Service/OM Financial

Service. Mereview hasil verifikasi Rekening Koran atas

transaksi transfer dari Bank Operasional ke Korporat dan

menandatangani Rekening Koran/bukti transfer.

Page 37: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

2. Asman Cash&Bank/ Asman Financial Service/OM Financial

Service mereview memo jurnal dan tanda tangan pada memo

jurnal.

3. Pengendalian ini dilakukan oleh aplikasi. Aplikasi menolak input

data yang tidak lengkap (mandatory fields).

4. Manager Cash Operastion/OM Financial Service/Pejabat

berwenang. Mereview hasil posting dan menandatangani

dokumen hasil posting.

Pengeluaran Kas

Peniliaian risiko yang terkait didalam proses pengeluaran kas, diantaranya :

1. Dokumen pendukung dari vendor dan Checklist Pememeriksaan

Dokumen tidak lengkap atau tidak akurat.

2. Dokumen pertanggungan yang dikirim tidak lengkap atau tidak

akurat.

3. Dokumen pertanggungan yang diterima tidak lengkap atau tidak

akurat.

4. Terdapat duplikasi penginputan.

5. Posting tidak lengkap dan tidak akurat.

6. Proses dokumen pertanggungan pada SAP melebihi anggaran.

7. SPB yang dicetak tidak akurat.

8. SPB tidak absah, tidak akurat dan tidak diotorisasi oleh pejabat

berwenang.

Page 38: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

Adapun risiko yang terkait dengan aplikasi SAP yang digunakan pada saat

mengolah informasi, diantaranya :

9. Terdapat SPB yang telah di-approve tetapi status belum berubah.

10. Nota transfer dicetak sebelum SPB di-approve.

11. Duplikasi pencetakan Nota Transfer Pembayaran dan Daftar

Transfer Pembayaran.

12. Nota Transfer Pembayaran dan Daftar Transfer Pembayaran

dicetak tidak lengkap atau tidak akurat.

Pengendalian yang dilakukan berdasarkan risiko yang disebutkan diatas :

1. Asman Verification/Pejabat berwenang mereview hasil verifikasi

kelengkapan dan keakuratan dokumen pendukung/dokumen

pertangungan, checklist pemeriksaan dokumen, dan otorisasi

checklist pemeriksaan dokumen.

2. Asman Financial Service mereview dokumen yang akan dikirim

dan menandatangani pengiriman dokumen.

3. Pengendalian ini dilakukan oleh aplikasi. Aplikasi menolak input

data yang tidak lengkap. OM Financial Service mereview

dokumen dan memberi tanda tangan pada Checklist.

4. Aplikasi menolak eksekusi jurnal yang tidak balance.

5. Aplikasi menolak memunculkan kekurangan anggaran untuk

masing-masing akun bila input melebihi anggaran.

6. Manager Cash Operation mereview hasil posting dan tanda

tangan pada dokumen hasil posting.

Page 39: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

7. Pejabat berwenang mereview keakuratan SPB dan otorisasi.

8. SPB hanya bisa di-approve jika status SPB “0” (print).

9. Aplikasi secara otomatis meng-update status SPB pada saat

mencetak Nota Transfer Pembayaran dan Daftar Transfer

Pembayaran.

10. Nota Transfer Pembayaran dan Daftar Transfer Pembayaran tidak

bisa dicetak sebelum SPB di-approve.

11. Aplikasi menolak mencetak Nota dan Daftar Transfer

Pembayaran yang sama.

12. Pejabat berwenang mereview kelengkapan dan keakuratan Nota

dan Daftar Transfer pembayaran kemudian dibandingkan dengan

rekap Permintaan Pembayaran, serta otorisasi.

4.2.3 Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Aktivitas pengendalian yang akan dibahas adalah pengendalian yang

dilakukan terhadap proses penerimaan kas, dimulai sejak menerima bukti

transfer dan Rekening Koran hingga pencatatan memo jurnal. Serta aktivitas

pengendalian terhadap pengeluaran kas dimulai dari menerima dokumen

pertanggungan sampai dengan persetujuan untuk melakukan pembayaran.

1. Penelaahan kinerja (Performance appraisal)

Pengecekan independen dan pelaksanaan praktik yang sehat

Prosedur sistem penerimaan dan pengeluaran kas tidak akan berjalan

dengan baik apabila tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang

sehat dalam pelaksanaannya. Setiap harinya manajer mengawasi,

Page 40: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

mengecek, mengotorisasi setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas

beserta dokumen-dokumen yang keluar. Manajer juga mengawasi kinerja

karyawannya agar tetap sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan

perusahaan.

Pengecekan dan pengawasan dilakukan pada setiap proses yang

terjadi dalam penerimaan dan pengeluaran kas. Officer yang melakukan

pekerjaannya selalu direview oleh personil yang lebih tinggi jabatanya

sebelum melanjutkan ke proses berikutnya. Pengecekan dan pengawasan

dimulai sejak awal proses dengan tujuan tetap terjaga keakuratan data

hingga akhir proses sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan.

Pengecekan secara independen secara keseluruhan dilakukan oleh

internal audit. Internal audit yang dibentuk oleh perusahaan bertugas

melakukan evaluasi terhadap hasil CSA secara periodik. CSA adalah

Control Self Assessment (CSA) yang dilakukan setiap triwulan terhadap

pengendalian internal untuk mengukur tingkat kecukupannya serta

menghasilkan rekomendasi perbaikan baik terhadap rancangan maupun

pelaksanaan kegiatan didalam perusahaan.

2. Pengolahan informasi (Information processing)

Penerimaan Kas

Pengolahan informasi mengenai pencatatan dan pengawasan atas

transaksi penerimaan kas yang sudah berjalan adalah melalui suatu sistem

secara terpadu yaitu aplikasi SAP, melalui aplikasi ini seluruh penerimaan

kas yang berasal dari pembayaran jasa telekomunikasi dicatat dan diawasi

Page 41: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

secara real time karena aplikasi ini sudah terintegrasi dengan jaringan

perbankan yang sudah melakukan kerjasama dengan PT. Telkom untuk

menampung pembayaran yang dilakukan pelanggan atas penggunaan jasa

telekomunikasi.

Secara teknis, pelaksanaan collecting penerimaan pembayaran

disamping langsung melalui loket bank yang sudah ada kerjasama dengan

PT. Telkom, juga dapat dilakukan melalui loket Plaza Telkom dan

selanjutnya harus disetorkan ke rekening perusahaan pada bank pemerintah

yang berfungsi sebagai penampung seluruh penerimaan, demikian juga

pembayaran yang diterima melalui loket Bank Operasional yang merupakan

collecting agent harus disetorkan secara langsung (daily transfer) ke

rekening perusahaan pada bank pemerintah yang berfungsi sebagai bank

penampung tersebut, jadi prinsipnya di Bank Operasional tidak ada saldo

yang mengendap.

Dalam pengolahan informasi terdapat pengendalian aplikasi yang

membantu untuk meyakinkan kelengkapan dan akurasi pengolahan

transaksi, otorisasi, dan validitas. Meskipun sistem yang digunakan oleh PT.

Telkom dalam mengolah informasi mengenai penerimaan kas sudah

berjalan dengan efektif dan efisien, namun masih ditemukan kelemahan

pada proses identifikasi atas pelanggan korporat yang melakukan

pembayaran.

Page 42: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

Kondisi :

Proses identifikasi pelanggan dilakukan oleh bagian treasury dan

bagian keuangan ketika di Rekening Koran tidak tertera nama pelanggan

yang sudah melakukan transfer. Ketidakjelasan identitas mengakibatkan

uang yang sudah masuk statusnya menjadi uang titipan meskipun secara

cash sudah masuk di rekening perusahaan, dan berdampak pada akun

piutang usaha belum bisa di clear pada saat itu. Apabila transaksi

penerimaan terjadi mendekati akhir bulan maka akan menyebabkan pos

piutang pada buku besar masih terbuka hingga kegiatan tutup buku akhir

bulan.

Pos piutang usaha yang masih terbuka secara administrasi

sebenarnya akan menimbulkan dua hal :

a. Mempengaruhi pencapaian kinerja unit kerja keuangan dalam

hal pengawasan dan pengendalian piutang usaha.

b. Akan menjadi sampling objek audit dan ini sangat riskan

menjadi temuan catatan opini auditor.

Pengeluaran Kas

Pengolahan informasi terutama mekanisme pencatatan dan

pengeluaran kas juga sudah didukung oleh penggunaan aplikasi SAP.

Berawal ketika perusahaan menerima tagihan dari vendor atas pekerjaan

pemeliharaan jaringan yang telah selesai dikerjakan. Surat tagihan disertai

dokumen pendukung yakni Berita Acara mengenai pekerjaan yang telah

dilakukan dan Faktur Pajak. Perusahaan, khususnya bagian verifikasi

Page 43: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

kemudian memverifikasi kelengkapan data lalu diserahkan ke bagian

Financial Service untuk mencetak Surat Perintah Bayar (SPB). Bagian

Cash&Bank melakukan pembayaran berdasarkan SPB dan menyerahkan

bukti transfer kepada vendor.

3. Pengendalian fisik (Physical controls)

a) Dokumen dan catatan yang memadai

Pengendalian internal yang baik atas dokumen dan catatan dapat

memberikan jaminan bahwa setiap transaksi sudah dijalankan dengan baik

sesuai prosedur. Kelengkapan dokumen akan menghasilkan informasi yang

teliti dan dapat dipercaya bahwa telah ada transaksi dengan bukti yang

memadai. Dokumen yang memadai adalah dokumen yang di otorisasi baik

dengan tanda tangan ataupun stempel oleh pejabat yang berwenang.

Penerimaan Kas

Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa Invoice akan berlaku

sebagai tanda terima pembayaran ketika transfer pelunasan oleh pelanggan

sudah diterima oleh perusahaan. Invoice tersebut berisi berisi nomor

tagihan, nama pelanggan disertai alamat dan nomor NPWP, tanggal

pengukuhan, tanggal invoice, tanggal jatuh tempo pembayaran, periode

penggunaan jasa telekomunikasi yang ditagih, jumlah total tagihan, dan

Tanda Bea Materai Lunas dengan sistem komputerisasi. Lembar invoice

juga disertai beberapa dokumen pendukung yaitu berkas Berita Acara yang

berisi detil penggunaan koneksi yang digunakan oleh pelanggan selama

Page 44: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

periode yang ditagihkan, yang dibuat sebagai dasar penerbitan invoice dan

pelunasan tagihan.

Pada saat pelanggan sudah melakukan pembayaran ke Bank

Operasional, maka Bank Operasional langsung mentransfer ke Bank

Perusahaan. Bank Operasional menyerahkan bukti transfer dan Rekening

Koran kepada perusahaan, untuk kemudian dibuatkan memo jurnal dalam

SAP perusahaan berdasarkan dokumen tersebut.

Pengeluaran Kas

Pengeluaran kas untuk biaya operasi dan pemeliharaan jaringan

terdiri dari beberapa dokumen yang terkait, diantaranya :

1. Surat Kontrak. Surat persetujuan pengerjaan pemeliharaan

antara PT. Telkom dengan vendor.

2. Surat tagihan. Surat tagihan dari vendor untuk PT. Telkom.

3. Kuitansi/tanda terima uang. Kuitansi pembayaran dari PT.

Telkom kepada vendor.

4. Faktur pajak

5. Berita Acara uji terima barang untuk pekerjaan pemeliharaan

6. Lembar Justifikasi kegiatan (alasan mengapa kegiatan

dilakukan)

Dokumen-dokumen pendukung diatas akas diperiksa

kelengkapannya oleh bagian verifikasi kemudian diserahkan ke bagian

Financial Service. Di bagian Financial Service terjadi pengolahan data yang

menghasilkan Surat Perintah Bayar (SPB), setelah SPB diotorisasi oleh

Page 45: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

pejabat berwenang maka akan dibuatkan dokumen Nota Transfer

Pembayaran dan Daftar Transfer Pembayaran.

Kondisi :

Dokumen pendukung yang diterima oleh perusahaan terkadang

masih kurang lengkap, sehingga pembayaran tidak bisa diproses hingga

dokumen dilengkapi.

b) Otorisasi atas transaksi

Penerimaan Kas

Otorisasi atas dokumen terkait peneriman kas, diantaranya :

1. Invoice permintaan pembayaran kepada pelanggan, ditanda

tangani oleh Manager Payment & Collection.

2. Bukti transfer dari Bank Operasional dan Rekening Koran

diotorisasi oleh Operational Manager (OM) Financial Service.

3. Memo jurnal yang dibuat oleh Officer Financial Service

direview dan ditandatangani oleh OM Financial Service.

4. Dokumen hasil posting diotorisasi oleh Manager Cash

Operation.

Pengeluaran Kas

Pengeluaran kas untuk biaya operasi dan pemeliharaan jaringan

terdiri dari banyak dokumen yang terkait disertai otorisasi oleh bagian yang

memiliki wewenang, diantaranya :

1. Lembar Justifikasi kebutuhan barang dan atau jasa yang

dibutuhkan untuk pemeliharaan jaringan, yang berisi unit kerja,

Page 46: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

nama kegiatan, dan total nilai yang dibutuhkan. Lembar

justifikasi dibuat oleh Officer-3 Administrasi, diperiksa oleh

petugas Support Service, dan disertai lembar persetujuan.

2. Lembar form kebutuhan barang atau jasa dan rinciannya, yang

berisi nama barang dan jasa, jumlah yang diperlukan, serta total

harga. Form ini dibuat oleh petugas Network dan disetujui oleh

Manajer Area, kemudian diproses oleh Officer-1 Network &

Accounting.

3. Nota, yang ditujukan kepada pihak ketiga yang diberi tugas

untuk melaksanakan pekerjaan pemeliharaan.

4. Berita Acara, Surat permohonan pembayaran, Faktur pajak atas

selesainya pekerjaan oleh vendor. Tagihan ditujukan kepada PT.

Telkom.

5. Lembar verifkasi pajak. Sebagai verifikator adalah Officer-2

Financial Service dan Manajer Finanial Service sebagai

reviewer.

6. Surat Perintah Bayar (SPB) dari PT. Telkom kepada vendor.

Dokumen penagihan disahkan oleh Officer-1 Financial Service

dan disetujui oleh Manajer Financial Service.

4. Pemisahan fungsi

Pemisahan fungsi menjelaskan bahwa tidak ada karyawan yang

melakukan pekerjaan ganda, antara bagian transaksi dan pencatatan

dipisahkan, begitu juga dengan yang lainnya. Pemisahan fungsi dilakukan

Page 47: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

agar setiap bagian pekerjaan dapat berjalan dengan efektif, dan efisien

sehingga tujuan perusahaan tercapai.

Terdapat pemisahan fungsi antara fungsi penerimaan pembayaran

dari jasa telekomunikasi dengan fungsi pengeluaran kas untuk beban

operasional dan pemeliharaan sarana telekomunikasi (BODP).

Secara umum, pemisahan fungsi dapat dijelaskan seperti berikut :

Kegiatan pengeluaran kas ini dilakukan oleh satuan Unit Fungsional

Logistik (Bagian Pengadaan Barang) dan Unit Keuangan yang terdiri dari

bagian verifikasi, financial service, kas&bank, dan akuntansi. Masing-

masing bertugas menerima, memeriksa, dan memverifikasi kelengkapan

dokumen pendukung dan mencetak SPB. Setelah direview keakuratan SPB,

bagian keuangan (kas&bank) melakukan transfer pembayaran kepada

vendor disertai Nota dan Daftar Transfer Pembayaran. Bagian Akuntansi

melakukan posting jurnal dan member cap “PAID” pada berkas yang sudah

dibayar.

Dapat dilihat bahwa sudah terdapat pemisahan fungsi dengan baik

antara Unit Fungsional Logistik dengan Unit Keuangan. Sedangkan untuk

penerimaan kas dari jasa telekomunikasi, fungsi penagihan dan pencatatan

sudah dilakukan secara terpisah. Fungsi Billing Management mengelola

tagihan ke pelanggan maupun dari vendor, dan Fungsi Cash&Bank

memeriksa rekening perusahaan apakah pelanggan sudah melakukan

pembayaran, kemudian membuat memo jurnal dan menginput data, dan

terakhir melakukan rekonsiliasi saldo bank.

Page 48: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

Penerimaan Kas

Fungsi secara personil yang terkait penerimaan kas adalah fungsi

Cash&Bank dan Financial Service.

1. Officer Cash&Bank/ Officer Financial Service

Menerima Rekening Koran dan bukti transfer dari Bank

Operasional.

Memverifikasi transaksi atas transfer bank dari Bank

Operasional ke Korporat untuk dibandingkan dengan rekening

Koran.

Melakukan klarifikasi transaksi transfer harian yang belum

dilakukan oleh Bank Operasional.

Membuat memo jurnal berdasarkan dokumen pendukung yang

diterima.

2. Officer Cash&Bank/ Officer-1 Financial Service

Menginput data atas transfer Bank Operasional ke Korporat.

Mencantumkan nomor dokumen pada memo jurnal atau

dokumen pendukung.

3. Asman Cash&Bank/ Officer-2 Financial Service/ Pejabat berwenang

Mereview hasil input

Melakukan posting dokumen data atas transfer Bank

Operasional ke Korporat kedalam SAP.

Page 49: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

Pengeluaran Kas

Fungsi-fungsi yang terkait dalam aktivitas pengeluaran kas terdiri dari fungsi

Verification, Verification&Tax, Financial Service, Cash&Bank, dan fungsi

Akuntansi.

1. Verification

Menerima dokumen pendukung

Memvalidasi keabsahan dokumen pendukung

Membuat dan memverifikasi Checklist Pemeriksaan Dokumen

2. Verification&Tax

Mengirimkan dokumen yang telah diverifikasi beserta checklist

ke Financial Service

Mencatat pengiriman dokumen dalam log book

3. Financial Service

Menerima dokumen yang telah diverifikasi

Input dokumen kedalam SAP

Melakukan review hasil input dan melakukan posting ke SAP

Memproses dan mencetak SPB untuk ditandatangani oleh pejabat

berwenang

4. Cash & Bank

Membuat dan mencetak perintah pembayaran berupa Nota dan

Daftar Transfer Pembayaran

Mengirimkan Nota dan Daftar Transfer Pembayaran ke Bank

Page 50: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

5. Akuntansi

Posting jurnal pembayaran (mengupdate status SPB)

Member cap “PAID” dan “Tanggal Bayar” pada Nota dan Daftar

Transfer Pembayaran

Pemisahan fungsi antara aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas

dilakukan untuk menghindari dan meminimalisir terjadinya kecurangan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diatas, pemisahan tugas pada

PT Telkom sudah berjalan dengan baik. Pembagian tugas pada perusahaan

sangat mendukung kinerja atas perusahaan karena sudah dengan jelas

tertulis dalam struktur organisasi perusahaan. Setiap fungsi sudah

melakukan tugasnya sesua dengan jobdesk masing-masing sehingga

mendukung tercapainya tujuan perusahaan.

4.2.4 Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Informasi mengenai seluruh aktivitas penerimaan dan pengeluaran

kas sudah terkomputerisasi dan mengacu pada ketentuan SAP terkait untuk

bagian finansial. Mekanisme pencatatan atas transaksi penerimaan kas yang

sudah berjalan adalah melalui sistem aplikasi SAP tersebut, melalui aplikasi

ini seluruh penerimaan kas yang berasal dari pembayaran jasa

telekomunikasi dicatat dan diawasi karena aplikasi ini sudah terintegrasi

secara terpadu.

Penggunaan sistem informasi pada PT. Telkom memberikan

keunggulan penggunaan yang powerfull, cepat, akurat, transparan, dan less

manually. Namun demikian, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya

Page 51: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di PT. Telkom ditemukan

bahwa masih sering terjadi ketika perusahaan mencetak Rekening Koran

untuk melihat pembayaran yang sudah dilakukan oleh pelanggan, tidak

tertera nama perusahan melainkan hanya nomor rekening. Terutama jika

pembayaran yang dilakukan mendekati akhir bulan, mengakibakan akun

Piutang Usaha belum bisa di clear pada saat itu walaupun uang secara cash

sudah masuk ke rekening PT. Telkom tetapi statusnya adalah uang titipan

dan belum diakui pendapatan.

Penelusuran atas pembayaran yang diterima dari pelanggan

dilakukan secara harian, namun apabila transaksi penerimaan terjadi

mendekati akhir bulan dan identifikasi masih belum jelas, maka akan

mengakibatkan pos piutang pada buku besar masih terbuka pada tutup buku

akhir bulan.

4.2.5 Pemantauan (Monitoring)

Penerimaan Kas

Seluruh penerimaan kas yang berasal dari pembayaran jasa

telekomunikasi diawasi secara real time melalui sistem. Kegiatan

monitoring untuk aktivitas penerimaan kas secara otomatis melalui

database pelanggan yang dimiliki perusahaan. PT. Telkom memiliki

database pelanggan retail dan wholesale, pelanggan retail adalah pelanggan

yang menggunakan telepon tetap, pelanggan wholesale adalah perusahaan

yang menyewa jaringan untuk kepentingan usahanya, contohnya untuk

menghubungkan perusahaan pusat dengan cabang didaerah tertentu. Untuk

Page 52: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

pelanggan retail, setiap tanggal 20 sistem akan menunjukkan pelanggan

yang sudah dan belum membayar tagihan, apabila ada pelanggan yang

belum membayar tagihannya maka akan diblokir. Sedangkan untuk

pelanggan wholesale, PT. Telkom tidak bisa dengan mudah memutuskan

sambungan jaringan karena akan menimbulkan masalah baru. Maka dari itu,

pendekatan yang dilakukan diantaranya negosiasi mengenai masalah

penyebab keterlambatan bayar.

Pengeluaran Kas

Pengeluaran kas yang bersifat pembayaran kepada pihak ketiga

yaitu untuk biaya operasional pemeliharaan jaringan, dari sejak dokumen

tagihan ditujukan ke Telkom, maka perusahaan mempunyai waktu 14 hari

untuk membayar, semua ketentuan sudah ada di SAP. Adapun pengeluaran

kas yang bersifat internal contohnya penggantian imprest fund, perusahaan

mempunyai peraturan tersendiri yakni waktu 4 hari, semua ketentuan ada di

SLA (Service Level Agreement).

Dokumen-dokumen yang terkait pengeluaran kas diotorisasi oleh

personil yang berwenang, oleh karena banyaknya dokumen yang harus

diotorisasi dapat mengakibatkan personil kelelahan dan kurang cermat

dalam menanggapi dokumen-dokumen tersebut sehingga perlu dilakukan

pengecekan lagi oleh pihak yang independen atas kinerja setiap personil.

Perusahaan menerapkan pengendalian dalam hal ini dengan cara

menempatkan personil yang kompeten dan memiliki integritas yang tinggi

terhadap pekerjaannya sejak awal. Setiap triwulan auditor internal juga

Page 53: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pengendalian internal

perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat diperoleh kesimpulan

bahwa kegiatan pemantauan terhadap aktivitas penerimaan dan pengeluaran

kas sudah dilakukan dengan baik oleh perusahaan, dan sudah berjalan

dengan efektif dan efisien sesuai dengan prosedur yang diterapkan oleh

perusahaan guna mendukung pencapaian tujuan dan target perusahaan.

4.3 Pembahasan

Sistem pengendalian pada penerimaan dan pengeluaran kas pada PT

Telkom Tbk sudah melalui bank sehingga pengendalian terhadap kas sudah

berjalan dengan baik. Namun demikian, disamping pengendalian terhadap

kas juga terdapat pengendalian pada personil yang berkaitan dengan aktivitas

penerimaan dan pengeluaran kas. Terutama pada proses pengeluaran kas,

diperlukan dokumen-dokumen sebagai bukti sebelum melakukan

pengeluaran. Kegiatan otorisasi atas dokumen termasuk kegiatan yang sulit

dengan begitu banyaknya dokumen yang keluar setiap hari yang

membutuhkan perhatian serta otorisasi oleh personil yang diberikan

wewenang oleh perusahaan. Dikatakan sulit karena memeriksa setiap lembar

dokumen adalah kegiatan yang menjemukan, personil dapat dengan mudah

memberikan tandatangannya karena terlalu lelah untuk mengecek setiap

lembar dokumen yang diberikan. Dengan demikian, perusahaan menerapkan

pengendalian dengan cara menempatkan personil yang kompeten, jujur, serta

Page 54: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

memiliki integritas yang tinggi terhadap pekerjaannya. Perusahaan juga

melakukan pengecekan independen pada setiap aktivitas yang dilakukan dan

pemantauan oleh auditor internal sebagai dasar evaluasi terhadap

pengendalian internal perusahaan.

Secara keseluruhan, evaluasi yang dilakukan terhadap pengendalian

internal yang diterapkan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia telah

menunjukkan kualitas yang baik. Pengendalian internal yang diterapkan oleh

perusahaan sudah sesuai berdasarkan COSO Internal Control Framework

mengenai lima komponen pengendalian secara teori dan praktek. Kelemahan

yang terdapat dalam aktivitas pengeluaran kas seperti dokumen dari vendor

yang kurang lengkap tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap

pelaksanaan proses pengeluaran kas secara keseluruhan, namun apabila

kejadian ini terjadi terus menerus maka akan menghambat pelaksanaan

pekerjaan dan menjadi tidak efektif dan efisien. Perusahaan terus

menegaskan akan pentingnya kelengkapan dokumen pada setiap proses

pengeluaran kas, sejauh ini kelemahan tersebut dapat diatasi dengan

pengendalian oleh sistem yang tidak akan berjalan apabila data yang diinput

tidak lengkap dan pengendalian manual yang dilakukan oleh personil dalam

mereview setiap proses.

Permasalahan pada sistem penerimaan kas masih sering terjadi dan

mempengaruhi kinerja bagian treasury dan keuangan perusahaan. Proses

identifikasi pelanggan yang tidak mencantumkan nama ketika melakukan

pembayaran mengurangi efektifitas dan efisiensi pada bagian treasury dan

Page 55: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

keuangan. Terutama pelanggan yang melakukan pembayaran mendekati

akhir bulan, maka akan mengakibatkan akun piutang belum bisa di clear dan

status kas yang masuk ke perusahaan adalah uang titipan.

Page 56: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. PT Telekomunikasi Indonesiamerupakan Badan Usaha Milik Negara dan

penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia.

TELKOM menyediakan layanan InfoComm, telepon kabel tidak bergerak

(fixed wireline) dan telepon nirkabel tidak bergerak (fixed wireless),

layangan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi,

baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan.

2. Struktur Organisasi PT. Telkom terdiri dari komisaris utama, komisaris,

direktur utama, direktur, general manage, dan beberapa manajer yang

membawahi beberapa staf masing-masing.

3. Sistem perencanaan PT. TELKOM dalam menyusun perencanaan

Perusahaan, memiliki tujuan: agar perencanaan Perusahaan dapat dilakukan

secara sistematis, lebih mudah, cepat , teratur, terintegrasi , sesuai visi dan

misi Perusahaan, serta dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan yang

telah direncanakan sebelumnya; memudahkan dalam melakukan evaluasi

dan pengendalian pada saat pelaksanaannya. Model perencanaan

Perusahaan terdiri dari 3 (tiga) tahapan: pertama, penyelarasan harapan

pemangku kepentingan, kedua, perumusan strategi Perusahaan dan ketiga,

pengembangan perencanaan bisnis.

4. Strategi Pengembangan Usaha PT. Telkom dengan melakukan :

Representasi dan refleksi dari rencana strategis perusahaan, Analisa dari

Page 57: 15 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem pengendalian internal pt. telkom, universitas mercu buana, 2017

kualifikasi tugas yang akan diemban oleh tenaga kerja, Analisa kesediaan

tenaga kerja, Melakukan tindakan inisiatif, dan Evaluasi dan modifikasi

tindakan