15 Maret SENIN MINGGU KEEMPAT PRA PASKAH
Embed Size (px)
Transcript of 15 Maret SENIN MINGGU KEEMPAT PRA PASKAH

15 Maret ● SENIN MINGGU KEEMPAT PRA PASKAH
Dengan membawa darah-Nya sendiri Ibrani 9:1-14 1 Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia. 2 Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus. 3 Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. 4 Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian, 5 dan di atasnya kedua kerub kemuliaan yang menaungi tutup pendamaian. Tetapi hal ini tidak dapat kita bicarakan sekarang secara terperinci. 6 Demikianlah caranya tempat yang kudus itu diatur. Maka imam-imam senantiasa masuk ke dalam kemah yang paling depan itu untuk melakukan ibadah mereka, 7 tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh umatnya dengan tidak sadar. 8 Dengan ini Roh Kudus menyatakan, bahwa jalan ke tempat yang kudus itu belum terbuka, selama kemah yang pertama itu masih ada. 9 Itu adalah kiasan masa sekarang. Sesuai dengan itu dipersembahkan korban dan persembahan yang tidak dapat menyempurnakan mereka yang mempersembahkannya menurut hati nurani mereka, 10 karena semuanya itu, di samping makanan minuman dan pelbagai macam pembasuhan, hanyalah peraturan-peraturan untuk hidup insani, yang hanya berlaku sampai tibanya waktu pembaharuan. 11 Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, 12 dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. 13 Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, 14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Renungan Sangat penting untuk melayani Tuhan dengan hati nurani yang murni. Paulus
menasihati Timotius, "Tugas ini kuberikan kepadamu, Timotius anakku, sesuai
dengan apa yang telah dinubuatkan tentang dirimu, supaya dikuatkan oleh
nubuat itu engkau memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan
hati nurani yang murni. Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang
murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka” (1 Tim 1:18-19).
Hati nurani adalah medan pertempuran yang sering iblis gunakan untuk
menyerang orang percaya. Iblis menggoda kita untuk berbuat dosa, membuat
kita merasa bersalah, menuduh kita sehingga hati nurani kita terpuruk dan
akhirnya menghancurkan iman pengharapan kita. Iblis dapat juga memakai
orang lain untuk menuduh kita sehingga menghancurkan kasih di dalam diri
kita. Ini terjadi ketika kita mengutuk orang yang telah menyakiti kita, yang
mengakibatkan hati nurani kita menjadi terpuruk kembali.
Syukur kepada Allah, Yesus Kristus datang sekali untuk selamanya menjadi
pengorbanan tertinggi bagi penebusan dosa-dosa kita, sehingga kita dapat
memiliki hati nurani yang murni di hadapan Allah.
Darah Kristus telah memurnikan hati nurani kita dari perbuatan sia-sia. Sebagai
orang Kristen, kita juga bergumul antara mendengarkan iman dan hukum
perbuatan sia-sia dalam hati nurani kita.
Martin Luther menjelaskan pergumulan tersebut sebagai berikut:
"Pada orang-orang saleh terdapat pergumulan terus-menerus antara
mendengar /menuruti iman dan perbuatan hukum, karena hati nurani selalu
berbisik dan berpikir bahwa ketika kebenaran, Roh Kudus, dan keselamatan
kekal dijanjikan hanya atas dasar pendengaran akan iman, itu adalah cara yang
terlalu mudah. Tetapi cobalah dengan sungguh-sungguh, dan alami sendiri
betapa mudahnya mendengarkan Firman iman! Tentu saja, Dia yang
memberikannya adalah agung, dan Dia memberikan hal-hal yang besar dengan
sukarela dan tanpa pamrih, tanpa mencelakai siapa pun. Tetapi kapasitas Anda
untuk memahami terbatas, dan iman anda yang lemah menciptakan
pergumulan yang sedemikian besar sehingga Anda tidak dapat menerima

hadiah ini ketika ditawarkan. Biarkan hati nurani Anda berbisik, dan biarkan
kebenaran tentang 'perbuatan yang harus dilakukan’ ini terus berulang. Tapi
tahan untuk sementara dan pertahankan posisi anda sampai anda menaklukkan
'perbuatan yang harus dilakukan' ini. Dengan demikian, seiring dengan
bertambahnya iman secara berangsur-angsur, pendapat tentang kebenaran
hukum akan berkurang. Tetapi ini tidak dapat dilakukan tanpa konflik yang
hebat. " - Martin Luther, LW 26: 215,
Tetapi tidak cukup hanya memiliki hati nurani yang murni. Allah memurnikan
hati nurani kita untuk suatu tujuan - “untuk melayani Allah yang hidup” dalam
panggilan yang telah Dia tempatkan atau sediakan bagi kita. Setiap panggilan
memiliki tantangannya sendiri, tetapi melalui iman dan pertolongan Roh Kudus
yang berjalan bersama kita sebagai Penghibur, kita dapat melayani Tuhan dan
juga sesama kita.
Doa Ya Tuhan, saya berdoa Engkau menganugerahkan kepada saya hati nurani yang
murni melalui penebusan darah Kristus untuk memurnikan hati nurani saya
sehingga saya dapat melayani Engkau Allah yang hidup
Tindakan Renungkan pada enam bulan terakhir ini, hal apa saja yang sangat mengganggu
hati nuranimu ?
Buatlah daftar di atas kertas. Bagaimana hal-hal itu mempengaruhi iman Anda
dan dengan cara apa iblis dapat menggunakannya untuk menuduh Anda. Tolak
si iblis. Mintalah darah Kristus membersihkan hati nurani Anda di dalam nama
Yesus. Serahkan hal-hal yang mengganggu hati kepada Tuhan di dalam doa.
Oleh Rev Martin Yee Assistant to Bishop Terry Kee Lutheran Church in Singapore

16 Maret ● SELASA MINGGU KEEMPAT PRA PASKAH
Gembala yang baik memberikan nyawanya Yohanes 10:1-11 1 "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; 2 tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. 3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. 4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. 5 Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal." 6 Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. 7 Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. 8 Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. 9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. 10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. 11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
Renungan Saya tahu bahwa, saat ini ketika kita terus menjalani hidup dalam konteks
pandemi , ada suara2 ketakutan berputar di dalam pikiran kita. Banyak dari kita
mengalami ketakutan. Saya tahu, saya pun mengalaminya. Saya khawatir akan
kesehatan dan keadaan keluarga, teman-teman, dan kita semua. Saya berdoa
agar semua orang berhasil melewati pandemi ini dalam keadaan sehat dan
selamat. Ketika saya bersikap jujur dan mengakui ketakutan saya, sungguh
menguatkan bahwa bacaan kita hari ini berfokus pada Tuhan sebagai gembala
kita, Gembala yang Baik. Ini kembali meyakinkan saya bahwa saya dapat
menaruh percaya pada Gembala yang Baik, terlepas dari apa yang terjadi dan
apa yang akan terjadi di masa depan.

Mazmur 23 kemungkinan adalah salah satu puisi paling terkenal dan puisi kasih
terbaik di dalam Alkitab. Orang-orang di seluruh dunia mengetahuinya. Saya
yakin banyak dari kita juga menghafal Mazmur 23. Dalam kehidupan kita hari
ini, mazmur ini memberitahukan kepada setiap kita bahwa Tuhan adalah
Gembala yang Baik, memelihara kita, melindungi kita dan membimbing kita.
Tuhan adalah Gembala yang Baik yang berjalan bersama kita melewati seluruh
kehidupan ini dan menyediakan apa yang kita butuhkan, bahkan di lembah
yang gelap sekalipun ketika kita mengalami bayang-bayang kematian, bahkan
di saat-saat sulit seperti yang kita alami sekarang ini.
Dalam pembacaan dari Injil Yohanes hari ini, kita mendengar lebih banyak
tentang pribadi yang kita sebut Gembala yang Baik. Bagi komunitas di mana
Yohanes menulis, hidup dalam ketakutan adalah hal yang dekat dalam
keseharian mereka. Komunitas Yohanes hidup dengan realitas penganiayaan
dan ancaman pemusnahan. Dunia Mediterania abad pertama adalah tempat
yang menakutkan. Penganiayaan memanas, dan para pengikut Yesus, di mata
orang Roma, hanyalah seperti domba-domba bagi kawanan singa. Gerakan
pengikut Yesus saat itu masih baru, masih berjuang untuk mendefinisikan
dirinya sendiri melawan ancaman Roma dan ancaman filosofi-filosofi yang
saling bersaing dan berlawanan dengan kebenaran.
Jadi dalam lingkup sosial, orang Kristen mula-mula ini menceritakan kisah
mereka. Sering kali bertemu dalam kegelapan, bersembunyi dari otoritas,
berkumpul di beberapa tempat rahasia sambil mendengarkan suara sepatu bot
tentara Romawi, mereka menceritakan kisah-kisah iman untuk melawan rasa
takut. Mereka menceritakan kisah-kisah yang membantu mengingatkan mereka
tentang identitas mereka, siapa pemilik hidup mereka, dan mengingatkan
mereka di mana mereka meletakkan kepercayaan mereka. Ketika mereka
mendengar kisah tentang gembala dan domba, itu mengingatkan mereka
tentang siapa mereka dan siapa pemilik hidup mereka. Itu mengingatkan
mereka akan identitas mereka sebagai orang Kristen dan Tuhan sebagai
gembala mereka.

Doa Ya Tuhan, Gembala kami yang Baik, kami berterima kasih karena Engkau telah
menjadi Gembala kami, menggembalakan kami seperti gembala yang menjaga
domba-dombanya, terlebih sekarang di masa pandemi Covid 19 yang
bergejolak ini. Banyak orang kehilangan nyawa dan banyak yang berjuang untuk
hidup mereka. Kami tidak mengerti misteri keberadaan manusia, pergumulan
serta penderitaan yang kami alami ini. Namun di tengah ketakutan kami
memiliki keyakinan bahwa Engkau, Gembala Yang Baik ada bersama kami,
memampukan kami untuk mengatasi tantangan hidup. Kami berterima kasih
karena Engkau telah menjadi Gembala kami. Pimpinlah kami, ya Tuhan,
Gembala Yang Baik. Kami tidak memiliki tempat perlindungan selain Engkau.
Dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Amin.
Tindakan Mari kita menyatakan kasih dan kepedulian kita kepada mereka yang menderita
karena pandemi dengan berdoa untuk mereka dan juga melakukan apa yang
dapat kita lakukan untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Oleh Rev Dr M. Mani Chacko General Secretary The Bible Society of India

17 Maret ● RABU MINGGU KEEMPAT PRA PASKAH
Hidup dalam hormat takut 1 Petrus 1:17—2:3 17 Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini. 18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, 19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. 20 Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir. 21 Oleh Dialah kamu percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan yang telah memuliakan-Nya, sehingga imanmu dan pengharapanmu tertuju kepada Allah. 22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu. 23 Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal. 24 Sebab:
"Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, 25 tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya."
Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu. 2:1 Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah. 2 Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan, 3 jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan.
Renungan Petrus menulis surat ini untuk mendorong orang Kristen diaspora (perantauan)
dalam menghadapi potensi ancaman, untuk "hidup dalam takut" akan Tuhan
(1:17). Surat itu juga mendorong orang percaya untuk tidak takut akan ancaman
atau bahaya dari manusia (3:14). Singkatnya, takut akan Tuhan dan jangan takut

pada manusia. Sering kali justru hal sebaliknyalah yang terjadi dalam hidup
orang percaya saat ini, termasuk saya.
Sangat disayangkan, rasa takut akan Tuhan tidak ada lagi dalam hidup banyak
orang percaya saat ini. Dimulai dengan hilangnya penghormatan kepada Tuhan
dalam ibadah hari Minggu, tampak dalam kehadiran yang terlambat dan kurang
perhatian/fokus dalam ibadah. Berkurangnya rasa takut akan Allah ini terbawa
di sepanjang minggu kehidupan kita di mana Firman dan Roh hanya berperan
sedikit atau sama sekali tidak berperan, di mana pertumbuhan rohani,
kehidupan yang saleh dan perbuatan baik tidak terlihat.
Sebaliknya, banyak orang memilih hidup takut akan manusia atau takut
dianggap “kalah” oleh dunia. Jika saya membagikan iman saya, apakah saya
akan ditertawakan, ditegur atau dikucilkan? Jika saya berbicara jujur atau
bertindak terhormat, apakah ini akan membuat teman atau kolega saya kesal?
Apakah ini akan memengaruhi peluang saya untuk mendapatkan promosi atau
kemajuan karier? Jika saya menjalani kehidupan saleh seperti yang
diperintahkan Tuhan, apakah saya akan kehilangan kesenangan dan
kenyamanan materi yang dinikmati orang lain? Apakah saya akan kalah?
Petrus memberi kita alasan yang baik untuk berbalik arah. Beri diri ditebus,
sehingga kita memiliki pengharapan sejati kepada Tuhan, apa lagi yang bisa
dunia berikan kepada kita? Bukankah kita harus hidup sebagai orang asing di
dunia ini, jangan genggam apa yang sementara. Janganlah kita lupa bahwa kita
harus mempertanggungjawabkan cara kita menjalani hidup. Akankah kita bisa
menunjukkan bahwa kita hidup takut akan Tuhan dan tidak takut pada manusia
atau sesuatu yang lain? Mari kita berdoa agar Tuhan memberikan kita anugerah
dalam Kristus untuk meletakkan rasa takut dengan tepat. Kembali dan
bertumbuh dalam takut akan Tuhan, memulainya kembali di dalam masa Pra-
paskah ini.
Doa Tuhan, ampuni aku untuk saat-saat aku bersikap takut akan manusia. Berilah
anugerah-Mu untuk melepaskan semua ketakutan ini dan berikanku kekuatan

untuk menjalani sisa hidup dalam takut akan Tuhan, selalu menghormati-Mu
dalam segala yang aku katakan dan lakukan, bahkan dalam menghadapi
pencobaan. Amin
Tindakan 1. Identifikasi beberapa perilaku yang muncul dari ketakutan Anda akan
kehilangan pujian seseorang atau takut dianggap kalah (misalnya
mengikuti orang banyak ketika Anda tahu itu salah, bersikap
manipulatif atau kejam) dan berkomitmen untuk tidak mengulanginya
lagi oleh kasih karunia Tuhan.
2. Dalam takut akan Tuhan, tumbuhkan sikap hidup yang saleh (seperti
melakukan apa yang benar atau apa yang menghormati Tuhan bahkan
ketika tidak ada orang yang melihat), dimulai dengan melakukan
kebaikan untuk seseorang secara tersembunyi (tanpa menunjukkan diri
Anda).
Oleh Revd Steven Seah
Dean of Cambodia
Diocese of Singapore

18 Maret ● KAMIS MINGGU KEEMPAT PRA PASKAH
Ingatlah ... hamba-hamba-Mu, kepada mereka Engkau telah bersumpah Keluaran 32:7-14 7 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya. 8 Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir." 9 Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk. 10 Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar." 11 Lalu Musa mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: "Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat? 12 Mengapakah orang Mesir akan berkata: Dia membawa mereka keluar dengan maksud menimpakan malapetaka kepada mereka dan membunuh mereka di gunung dan membinasakannya dari muka bumi? Berbaliklah dari murka-Mu yang bernyala-nyala itu dan menyesallah karena malapetaka yang hendak Kaudatangkan kepada umat-Mu. 13 Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya." 14 Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.
Renungan Orang tua akan sangat akrab dengan hal ini. Anak Anda melakukan sesuatu
yang salah dan setelah mengetahuinya, anda menegur, "Bukankah aku baru saja
memintamu untuk tidak melakukannya lagi?" Tetapi mengapa kita harus
terkejut? Dibutuhkan ‘robot anak’ untuk berubah sekali untuk seterusnya
hanya dengan satu perintah yang dimasukkan. Faktanya, apakah orang dewasa
lebih baik dalam dosa berulang dan bahkan dosa-dosa yang kasat mata?

Di awal Keluaran, Israel baru saja menyaksikan peristiwa sepuluh tulah dan
penyeberangan Laut Merah, mereka memberontak. Tidaklah mengherankan
bahwa mereka berbuat dosa tepat di kaki gunung ketika Allah bersama Musa di
puncak gunung. Itulah permasalahan mereka. Mereka mengira Allah ada di
sana. Tetapi sesungguhnya Dia juga ada di sini. Allah itu Mahahadir. Itulah
sebabnya ketika Allah bersama orang Israel, Dia tahu tentang anak lembu emas.
Allah itu Mahatahu. Allah bisa membangkitkan satu generasi, tetapi Dia juga
bisa menghancurkan mereka, dan membangkitkan generasi baru. Allah itu
Mahakuasa.
Pandangan kita tentang Tuhan membentuk tanggapan kita terhadap-Nya.
Pandangan Israel yang kurang tentang Tuhan menyebabkan mereka berulang
kali melakukan dosa. Sebaliknya, pandangan Musa yang cukup tentang Tuhan
memungkinkan dia untuk melihat bahwa Tuhan berdaulat dalam segala hal.
Allahlah yang secara sukarela mengadakan dan menepati perjanjian-Nya
dengan Israel, "Engkau bersumpah demi diri-Mu sendiri." Itu adalah tindakan
Allah untuk memenuhi janji-Nya, "Aku akan membuat ... akan Kuberikan ..."
Terakhir, itu adalah kehendak Allah untuk menjadi lebih lunak dalam
penghukuman Israel.
Masa pra-Paskah adalah sebuah pengingat bahwa Tuhan tidak hanya
melunakkan hukuman kita. Dia menyelamatkan kita - dengan mengorbankan
Anak-Nya yang tunggal! Pra-Paskah juga merupakan pengingat bahwa Allah
yang sempurna sedang menunggu kita untuk berseru kepada-Nya. Tantangan
apakah yang sedang anda hadapi saat ini? Datanglah kepada-Nya, dan anda
akan menemukan belas kasihan dan anugerah!
Doa Allah adalah Tuhan atas semua dan berdaulat atas segalanya. Ke mana aku
dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika
aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia
orang mati, di situpun Engkau. Bukalah mataku hari ini agar aku melihat
kepenuhan kemuliaan-Mu. Jagalah hatiku dengan rasa takut akan Engkau agar

aku hidup bagi-Mu setiap hari, dan bersinar bagi-Mu setiap saat. Dalam nama
Yesus, Amin!
Tindakan Jika imanmu sedang lemah, angkat matamu untuk sekali lagi melihat Allah Yang
Mahakuasa dan mohon kepada-Nya untuk membangkitkan kembali tasa takut
yang kudus di dalam dirimu. Jika engkau sedang mengalami masa-masa sulit
dalam hidupmu, arahkanlah pandanganmu pada-Nya dan berseru padanya
dengan penuh keyakinan bahwa karya Allah mutlak dan lengkap di dalam diri
Kristus, dan semuanya cukup untuk menopangmu.
Oleh Rev Dr Alby Yip Senior Pastor Zion Bishan Bible-Presbyterian Church

19 Maret ● JUMAT MINGGU KEEMPAT PRA PASKAH
Darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat Ibrani 12:22-28 22 Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, 23 dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, 24 dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel. 25 Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga? 26 Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga." 27 Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan. 28 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Renungan Pembacaan Ibrani 12 secara cermat mengungkapkan kepada kita perbandingan
menarik antara dua gunung, dua percikan darah, dan dua kemungkinan hasil.
Gunung Sinai dan Gunung Sion adalah metafora untuk Perjanjian Lama dan
Baru. Karena Allah berdiam di kedua gunung, dan Dia adalah pemelihara semua
perjanjian, kita tidak dapat mengabaikan yang Lama demi yang Baru. Gunung
Sinai hanya dapat diakses oleh Musa - pembawa pesan hukum bagi umat-Nya,
satu-satunya perantara yang diizinkan masuk ke hadirat Allah. Gunung Zion, di
sisi lain, dapat diakses oleh semua karena Yesus memenuhi hukum dan menjadi
satu-satunya perantara yang menjembatani umat manusia dengan Allah.
Gunung Sinai Gunung Sion

- Perjanjian Lama - Allah tinggal berdiam - Tidak dapat diakses orang;
hanya Musa yang diizinkan masuk
- Perjanjian Baru - Allah tinggal berdiam - Dapat diakses oleh semua;
dimungkinkan oleh Yesus
Ayat 24 memberitahu kita bahwa kita bisa memiliki akses ke hadirat Allah karena
"darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel." Darah
Habel, terpercik dari kecemburuan saudara, menyerukan pembalasan dendam.
Darah Kristus, dipercikkan kasih kecemburuan Allah bagi kita, menyerukan
pengampunan. Darah Habel berbicara tentang keadilan yang tidak terpenuhi,
sementara darah Yesus berbicara tentang perjanjian baru kasih dan anugerah,
yang dicurahkan bagi pengampunan dosa.
Perjanjian yang baru dimulai dan ditetapkan melalui tubuh dan darah Kristus.
Darah-Nya merobek tabir yang pernah memisahkan kita dari hadirat kudus
Allah. Yesus pengantara pelayanan pendamaian sehingga hubungan manusia
yang terpisah dari Allah dapat dipulihkan.
Darah Habel Darah Yesus - Terpercik dari kecemburuan
saudara
- Seruan balas dendam
- Berbicara tentang keadilan yang tidak terpenuhi
- Terpercik dari kasih kecemburuan Allah pada kita
- Seruan Pengampunan
- Berbicara perjanjian baru kasih dan anugerah
- Mengoyakkan tabir yang pernah memisahkan kita dari hadirat kudus Allah.
Akan tetapi, ada beberapa konsekuensi. Ketika karya Keselamatan Kristus
memungkinkan kita untuk masuk ke hadirat Allah hari ini, akses tersebut adalah
hak istimewa yang diberikan bukan untuk dianggap rendah/remeh. Tentukan
pilihan dengan baik, maka hubungan kita dengan Allah akan terjaga. Menukar

hak istimewa kita seperti yang dilakukan Esau, berarti kita akan kehilangan
berkat yang menjadi hak kita.
Di tengah dunia yang berubah dan tidak dapat diprediksi, yang pada akhirnya
akan memudar, terus kerjakan perjuangan yang baik. Perjalanan kita adalah
perjalanan ketaatan kepada iman; lembah bayang-bayang kematian bukanlah
tujuan akhir kita. Mari tetap teguh dan setia kepada Tuhan dengan berfokus
pada hal-hal yang di atas. Dengan melakukan itu, kita menyatakan kepada
semua orang bahwa kita sedang berbaris ke Sion, kota Allah yang indah,
Yerusalem Baru, tempat yang disebut rumah yang kekal.
Doa Bapa Surgawi, berilah saya kekuatan yang cukup untuk terus memandang dan
tertuju pada Yesus, sumber dan penyempurna imanku. Saya bisa menjadi
menang dalam segala keadaan karena lembah bayang-bayang kematian
bukanlah tujuan akhir saya tetapi sebuah perjalanan di mana saya tidak akan
pernah berjalan sendiri. Saya memuji-Mu dan berdoa di dalam nama Yesus,
Amin
Tindakan Luangkanlah waktu tanpa ketergesaan setiap hari untuk berdiam di hadapan
Tuhan. Pikirkan tentang hubunganmu dengan Tuhan sekarang. Pikirkan tentang
kasih Allah, Firman-Nya, dan janji-janji-Nya yang memberikan ketenangan,
keamanan, dan jaminan sampai saat ini. Pikirkan tentang kesetiaanmu kepada
Tuhan.
Umat Kristen memiliki tanggung jawab/ keharusan untuk saling menjaga satu
dengan yang lain dan memastikan bahwa tidak ada seorangpun yang
tersandung dan berhenti di tengah jalan. Adakah seseorang yang dapat kau
berikan semangat/dorongan untuk melakukan perjalanan dari ketakutan
kepada iman?
Oleh Rev Dr Edwin Wong
Pastor-in-Charge
Christ Methodist Church

20 Maret ● SABTU MINGGU KEEMPAT PRA PASKAH
Bulatkan hatiku untuk takut akan nama-Mu Mazmur 86:1-17 1 Doa Daud. Dengarlah doaku, ya TUHAN, dan jawablah aku, sebab aku miskin dan lemah. 2 Jagalah hidupku, sebab Engkau mengasihi aku, selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu. 3 Engkaulah Allahku, kasihanilah aku ya TUHAN, sebab sepanjang hari aku berdoa kepada-Mu. 4 TUHAN, gembirakanlah hati hamba-Mu, sebab kepada-Mu kuarahkan hatiku. 5 Engkau baik, ya TUHAN, dan suka mengampuni, orang yang berdoa kepada-Mu tetap Kaukasihi dengan kasih yang limpah. 6 Perhatikanlah doaku, ya TUHAN, dengarlah seruanku mohon pertolongan. 7 Di waktu kesesakan aku berdoa kepada-Mu, sebab Engkau menjawab aku. 8 Ya TUHAN, tak ada ilah seperti Engkau, tak ada yang melakukan apa yang Kaulakukan. 9 Semua bangsa yang Kaujadikan akan datang, ya TUHAN, untuk menyembah Engkau dan memuji keagungan-Mu. 10 Sebab Engkau perkasa dan melakukan keajaiban-keajaiban, hanya Engkaulah Allah. 11 Ajarkanlah kehendak-Mu kepadaku, ya TUHAN, supaya aku mengikutinya dengan setia; jadikanlah aku takwa dengan sebulat hati. 12 Aku bersyukur kepada-Mu dengan sepenuh hatiku, ya TUHAN Allahku; aku mau memuji kebesaran-Mu selama-lamanya. 13 Sebab Engkau tetap mengasihi aku dengan kasih yang besar; Engkau telah melepaskan nyawaku dari liang kubur. 14 Ya Allah, orang sombong bangkit menyerang aku, segerombolan orang kejam mau membunuh aku; mereka tidak mempedulikan Engkau. 15 Tetapi Engkau, ya TUHAN, Allah pengasih dan penyayang, sabar, penuh kasih dan setia. 16 Perhatikanlah dan kasihanilah aku, kuatkanlah dan selamatkanlah aku, sebab seperti ibuku, akupun berbakti kepada-Mu.

17 Berilah aku tanda kebaikan-Mu, ya TUHAN, supaya orang yang membenci aku menjadi malu, bila mereka melihat Engkau menolong dan menghibur aku.
Renungan Mazmur 86 adalah suatu permohonan pertolongan. Dalam bagian pembukaan
Daud berulang kali meminta Tuhan untuk menyelamatkannya: 'jawablah aku'
(ayat 1); 'jagalah hidupku ' (ayat 2); 'kasihanilah aku' (ayat 3). Tetapi hanya di
ayat-ayat terakhir Daud memberi kita petunjuk tentang dari bahaya apakah ia
ingin diluputkan? Dari 'orang sombong', 'orang yang kejam', 'orang-orang yang
membenci aku' (ayat 14, 17).
Daud merindukan Tuhan untuk campur tangan, untuk memberinya kekuatan
dalam menghadapi musuh-musuhnya (ayat 16), untuk menunjukkan kasih-Nya
kepadanya dengan cara yang bahkan akan terlihat oleh musuh-musuhnya (ayat
17). Tetapi fokus Daud dalam mazmur ini bukanlah pada masalahnya (yang
tidak dia gambarkan secara rinci), tetapi kepada Allah yang kepada-Nya ia
memohon pertolongan. Allah itu 'baik dan suka mengampuni' (ayat 5),
'pengasih dan penyayang, sabar, penuh kasih dan setia' (ayat 15, lih. Kel 34:6-7),
Allah yang menolong dan menghibur ( ayat 17). Daud berkomitmen pada Allah:
ia adalah 'hamba' Tuhan (ayat 2, 4, 16); ia mengakui kebesaran dan kuasa Allah
(ayat 10); keinginannya adalah untuk berjalan di dalam kebenaran Allah (ayat
11); dia bahkan ingin musuh-musuhnya mengakui kuasa atau kebesaran Tuhan
(ayat 17).
Sesungguhnya, suatu hari semua bangsa akan menyembah Allah Israel,
merespons karya-karya-Nya yang hebat, dan mengakui-Nya sebagai Tuhan
(ayat 9-10). Tidak heran Daud meminta kepada Tuhan 'jadikanlah aku takwa
dengan sebulat hati' ('membulatkan hatiku untuk takut akan nama-Mu' (ayat
11): karena hanya ada satu Allah, bukankah semua energi dan komitmen Daud
sudah seharusnya diarahkan untuk melayani Allah?
Inilah tantangan bagi kita: Bagaimana kita dapat menanggapi krisis saat ini
bukan dengan terus memikirkan masalah kita, tetapi mengingatkan diri kita
tentang karakter Allah dan kembali menyatakan komitmen untuk berjalan
dalam jalan-Nya.

Doa Kami berterima kasih kepada-Mu Bapa karena kami dapat berseru kepada-Mu
di dalam pergumulan dan mengetahui bahwa Engkau mendengar doa-doa
kami dan merespons dalam kasih dan belas kasihan-Mu. Ketika kami datang ke
hadapan-Mu dalam doa, beri kami visi baru tentang siapakah Engkau. Bebaskan
kami dari yang jahat dan kuatkanlah kami. Saat kami mendekat kepada-Mu,
perbarui komitmen kami kepada-Mu. Dalam nama Yesus, Amin.
Tindakan Renungkan: apakah doa-doa Anda terlalu berfokus pada diri sendiri dan
kebutuhan pribadi? Bagaimana Anda bisa meyakinkan diri bahwa saat-saat
berdoa adalah saat di mana Anda tidak hanya menyampaikan permohonan
Anda di hadapan Allah, tetapi juga saat di mana Anda diingatkan akan karakter
Allah dan diteguhkan dalam tekad untuk berjalan di dalam kebenaran Allah?
Oleh Dr Philip Satterthwaite Lecturer in OT and Biblical Interpretation Biblical Graduate School of Theology

21 Maret ● MINGGU KELIMA PRA PASKAH
Belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya Ibrani 5:5-10 5 Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini", 6 sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek." 7 Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. 8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, 9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya, 10 dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.
Renungan Saat kita memasuki Minggu kelima pra-Paskah, perjalanan Yesus menuju
Yerusalem menjadi semakin sulit. Bagaimana Dia bertahan untuk menyelesaikan
misi-Nya? Kemuliaan Yesus bukanlah berasal dari dunia sebagai imam
terhormat, melainkan kemuliaan yang datang Bapa sendiri yang berulang kali
menyatakan bahwa Yesus adalah Putera-Nya.
Dalam Perjanjian Baru, Allah berulang kali menyatakan kepada dunia bahwa
Yesus Kristus adalah Anak-Nya yang terkasih, yang sangat berkenan kepada
Allah. Bukankah hal ini juga menjadi pengingat penting bagi kita? Kita adalah
anak-anak Allah melalui penebusan Yesus. Untuk itu, kita sekarang memiliki
identitas mulia di dunia ini, seiring dengan misi untuk mengembalikan segala
kemuliaan kepada Allah Bapa.
Selain itu, Kristus juga diberi misi khusus untuk menyelamatkan seluruh umat
manusia, yang merupakan tugas para imam. Namun, keimaman Kristus tidak
diwarisi dari suku Lewi (Kristus keturunan dari suku Yehuda). Allah memilih

Kristus untuk menjadi Imam besar menurut peraturan Melkisedek, Imam Besar
Allah.
Para imam biasa menyiapkan persembahan korban penghapus dosa bagi orang
Israel dan mempersembahkannya kepada Allah. Persembahan korban
penghapus dosa adalah praktik penebusan dengan seluruh hewan yang
dikuduskan sebagai korban, untuk rekonsiliasi antara Allah dan manusia.
Namun demikian, Kristus Sang Imam Besar telah menebus dosa umat manusia
dengan mempersembahkan nyawa-Nya sebagai korban kepada Allah, yang
mencakup tubuh dan darah-Nya yang berharga, dan Kristus sendiri yang
menjembatani manusia dengan Allah.
Saat ini, setiap orang Kristen bukan hanya anak Allah Bapa, tetapi juga utusan
Injil - untuk mendamaikan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia,
dan manusia dengan dirinya sendiri. Pekerjaan baik yang sering kali tidak
dihargai, dibenci dan bahkan harus dibayar mahal. Namun demikian, kita
diingatkan akan perkataan Yesus dalam Khotbah di Bukit -‘berbahagialah
orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah’.
(Matius 5:9)
Doa Tuhan, ajarku mengikuti jejak-Mu, dan merasa bangga atas diriku sebagai anak-
Mu; Biarlah aku dengan sukacita selalu menjadi pembawa damai. Amin!
Tindakan Mulailah dari diri sendiri, ambillah inisiatif untuk berdamai dengan seseorang
yang telah bersalah terhadapmu. Biarlah engkau tidak lagi mengingat
kesalahannya, dan dengan tulus berdoa untuk berkat Tuhan atas dirinya.
Oleh Honorary Bishop Dr Chong Chin Chung
Honorary Bishop of The Methodist Church in Singapore