15. KMK No. 406 ttg Kesehatan Jiwa Komunitas.pdf

33
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 406/Menkes/SKNII2009 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN JIWA KOMUNITAS MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penanganan gangguan jiwa saat ini telah mengalami perubahan fundamental dari pendekatan klinis-individual menjadi produktif-sosial sesuai dengan berkembangnya konsep kesehatan jiwa komunitas; b. bahwa prevalensi gangguan jiwa pada masyarakat Indonesia cukup tinggi dan berdampak menurunkan produktifitas serta kualitas hidup manusia dan masyarakat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b perlu ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas. Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Neqara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3671); 3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3698); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), sebagaimana telah diubah denqan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1575/Menkes/PER/XI/2005 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan;

description

gaduh gelisah

Transcript of 15. KMK No. 406 ttg Kesehatan Jiwa Komunitas.pdf

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR : 406/Menkes/SKNII2009

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN JIWA KOMUNITAS

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa penanganan gangguan jiwa saat ini telah mengalamiperubahan fundamental dari pendekatan klinis-individual menjadiproduktif-sosial sesuai dengan berkembangnya konsepkesehatan jiwa komunitas;

b. bahwa prevalensi gangguan jiwa pada masyarakat Indonesiacukup tinggi dan berdampak menurunkan produktifitas sertakualitas hidup manusia dan masyarakat;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud padahuruf a dan b perlu ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatantentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas.

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan(Lembaran Neqara Tahun 1992 Nomor 100, TambahanLembaran Negara Nomor 3495);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika(Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan LembaranNegara Nomor 3671);

3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika(Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 67, Tambahan LembaranNegara Nomor 3698);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, TambahanLembaran Negara Nomor 4437), sebagaimana telah diubahdenqan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentangPerubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang(Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan LembaranNegara Nomor 4844);

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor1575/Menkes/PER/XI/2005 tentang Struktur Organisasi dan TataKerja Departemen Kesehatan;

Menetapkan :

Kesatu

Kedua

Ketiga

Keempat

Kelima

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 230/Menkes/SKlIII/2002tentang Pedoman Umum Tim Pembina, Tim Pengarah, TimPelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TP-KJM);

7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SKlII/2004tentang Kebijakan Dasar Puskesmas;

MEMUTUSKAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMANPELAYANAN KESEHATAN JIWA KOMUNITAS

Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas adalahsebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas sebagaimanadimaksud dalam Diktum Kesatu agar digunakan sebagai acuanbagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatanjiwa di masyarakat.

Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan keputusanini dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan, Dinas KesehatanProvinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota denganmelibatkan organisasi profesi sesuai tug as pokok dan fungsimasing-masing.

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : J a k art aPada tanggal : 2 Juni 2009V~EN RI KESEHATAN RI,

.,..

Dr. dr. Siti Fadilah .Supari, Sp.JP(K)

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

LampiranKeputusan Menteri KesehatanNomor 406/Menkes/SKNII2009Tanggal : 2 Juni 2009

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN JIWA KOMUNITAS

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sehat adalah keadaan sejahtera, fisik mental dan sosial dan tidak sekedarterbebas dari keadaan cacat dan kematian. Definisi sehat ini berlaku bagiperorangan maupun penduduk (masyarakat). Derajat kesehatan masyarakatdipengaruhi oleh empat faktor yang saling berinteraksi, yaitu lingkungan,perilaku, keturunan dan pelayanan kesehatan.

Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkanhidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidupseseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan cirimenyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi tekanan hidupyang wajar, mampu bekerja produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya, dapatberperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang adapada dirinya, merasa nyaman bersama dengan orang lain.

Menurut Survey Kesehatan Jiwa Rumah Tangga (SKJRT) pada masyarakat di11 kota di Indonesia tahun 1995, prevalensi masalah kesehatan jiwa adalah 185per 1000 populasi orang dewasa atau paling sedikit satu dari empat orangpernah mengalami gangguan jiwa dan membutuhkan pelayanan kesehatan jiwa.Berdasarkan data SUSENAS dan BPS, Direktorat Bina Pelayanan KesehatanJiwa, Direktorat Jenderal Bin.a Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan RIdengan mengkaji gangguan jiwa di 16 kota di Indonesia dari 1996 sampai 2000,menemukan tipe gangguan jiwa dan proporsinya va.:u, adiksi 44,0%, defisitkapasitas mental 34,0%, disfungsi mental 16,2%, dan disintegrasi mental 5,8%.Dalam penelitian tersebut juga diperoleh gambaran gangguan jiwa pada anak-anak, yaitu 104/1000 dan dewasa 140/1000. Keadaan ini semakin meningkatsejalan dengan perubahan ekonomi, sosial dan budaya. Prevalensi gangguanjiwa pada orang dewasa terdiri dari psikosis 3/1000, demensia 4/1000, retardasimental 5/1000, dan gangguan jiwa lainnya 5/1000.

Derajat kesehatan jiwa masyarakat dapat dilihat dari angka kejadian gangguanjiwa dan disabilitas. Gangguan dan penyakit jiwa termasuk burden disease.WHO (2001), menyatakan bahwa 12 % dari global burden disease disebabkanoleh masalah kesehatan jiwa. Angka ini lebih besar dari penyakit denganpenyebab lainnya (fisik).

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

Gambar 1Distribusi Global dari Beban Kesehatan*

DALY'S

Distribusi Global dari Beban Kesehatan*DALY'S- Lain-lain 23.3

- ProblemKes.jiW~

L~2 ~----=----_S

\\ 'Problem berkaitanperilaku

9.5

_ Malaria 2.8

- ProblemMaternal! Perinatal

9.5

/' il" II/' 1\.> / \\

" I IJ \/ I/ \Problem

pernapasan9

-Problem Serebrovaskuler 3.2- Kanke!l' - Penyakit Jantung

5.8 4.4

Angka mencerminkan persentase "disability-adjusted life years lost"

World Health Re art 2001

Meskipun tidak tercatat sebagai penyebab kematian maupun kesakitan utamadi Indonesia,bukan berarti kesehatan jiwa tidak ada atau kecil masalahnya.Kurang terdatanya masalah kesehatan jiwa disebabkan kesehatan jiwa belummendapat perhatian. Prevalensi gangguan jiwa di Indonesia saat inidiperkirakan sudah mencapai 11.6% (Riskesdas, Departemen Kesehatan RI,2007). Kesakitan dan kematian karena masalah gangguan jiwa diketahuisemakin meningkat di negara maju.

Berbagai masalah kesehatan jiwa di masyarakat dapat menyebabkangangguan jiwa yang berdampak menurunkan produktifitas atau kualitas hidupmanusia dan masyarakat.

2

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

Gambar 2Hubungan masalah kesehatan jiwa dengan produktifitas & kualitas hidup

MASALAHKESWA/ PSIKOSOSIAL

oKriminal/kekerasan

oKecelakaan/bunuh diri

-Perceralan/ mas.RT

oKDRT& Penganiayaananak

oPerjudian/seks bebas

oKonflik/bencana

-Kenakalan remaja

oNarkoba/HIV& AIDS

oAlkohol

l!ljldfu"j~ditwKe,Ll!l:<l!FgfJl

Ma.s;)Vawakat:"

-Tawuran

-Kemiskinan

t Hm!lll~~

P'RQQlJl(Ij[MIil:v'<:?,MIiI:lL1ltlJN,KWAtITMl,HI)jlllJIl'SQMrJl.ENjDMir

8

Dewasa ini Pemerintah telah menyediakan pelayanan kesehatan jiwa kepadamasyarakat melalui sistem pelayanan kesehatan jiwa mulai dari tingkat primer,sekunder dan tersier. Namun demikian jika dikaitkan dengan beban biaya yangharus dikeluarkan, maka pendekatan kepada masyarakat akan lebih efektit'danefisien.

Pelayanan Kesehatan Jiwa di masa lalu bersifat spesialistik dan dikembangkanuntuk RSJ maupun RSU. Sedangkan yang bersitat umum dilakukan diPuskesmas. RSJ dijadikan pusat rujukan dan pembinaan pelayanan kesehatanjiwa agar pelayanan kesehatan jiwa dapat diselenggarakan secarakomprehensif.Pelayanan kesehatan jiwa dewasa ini mengalami perubahan fundamental, daripelayanan kesehatan jiwa dengan perawatan tertutup menjadi terbuka. Dalampenanganan gangguan jiwa, pendekatan klinis-individual beralih ke produktif-sosial sesuai dengan berkembangnya konsep kesehatan jiwa komunitas.

Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan kesehatan jiwa komunitas, hinggasaat ini belum ada pedoman yang dapat dipergunakan sebagai acuan secaranasional. Pedoman yang berskala nasional sargat dibutuhkan untukmemperluas jangkauan dan pemerataan pelayanan, serta standarisasi dan mutupelayanan.

3

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

B. Tujuan

1. Tujuan UmumPedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas ini, secara umumbertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam upayapelayanan kesehatan jiwa komunitas.

2. Tujuan Khususa. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwab. Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan tentang masalah

kesehatan jiwa komunitasc. Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dan petugas terkait

lainnya dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan jiwakomunitas di semua tatanan pelayanan

d. Mendorong terwujudnya pengembangan berbagai model pelayanankesehatan jiwa komunitas sesuai dengan kondisi dan situasi setempat.

C. Sasaran

1.Petugas kesehatan yang bekerja dalam pelayanan kesehatan jiwamasyarakat.

2.Petugas non-kesehatan (profesi lain) yang bekerja dalam pelayanankesehatan jiwa.

3.Pekerja yang berkontak dengan masalah dan upaya kesehatan jiwa(misalnya: polisi, guru, tokoh masyarakat, tokoh agama, dll)

4.Masyarakat peduli kesehatan jiwa dan kader kesehatan jiwa, yang bekerjaatau telah dilatih dalam pekerjaan terkait pelayanan kesehatan jiwa.

D. Daftar Istilah

1. Kesehatan Jiwa komunitasKesehatan jwa komunitas adalah suatu pendekatan pelayanan kesehatanjiwa berbasis masyarakat, dimana seluruh potensi yang ada di masyarakatdilibatkan secara aktif.

Paradigma baru dalam kesehatan jiwa komunitas adalah konseppenanganan masalah kesehatan jiwa di bidang promotif, preventif, kuratifdan rehabilitatif.

Dalam penanganan gangguan jiwa, terutama terhadap penderita gangguanjiwa berat, dilakukan secara manusiawi tanpa mengabaikan hak-hak azasimereka. Pendekatan yang dilakukan beralih dari klinis-individual keproduktif-sosial sesuai dengan berkembangnya konsep kesehatan jiwakomunitas.

2. Psikiatri Komunitas (Community Psychiatry)Psikiatri komunitas adalah penyediaan pelayanan kesehatan jiwa untukmasyarakat setempat yang meliputi prinsip-prinsip dan kebutuhan praktis

4

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

penyelenggaraan mencakup 1) menyediakan terapi dan perawatan berbasiskebutuhan dasar masyarakat, 2) menyediakan sistem jaringan pelayanandari berbagai sumber yang mencukupi dan terjangkau, serta 3)menyelenggarakan pelayanan yang berbasis fakta (evidence-based) bagisemua penderita gangguan jiwa.

Dalam Psikiatri Komunitas pelayanan kesehatan jiwa diselenggarakansecara komperhensif dan terintegrasi yang melibatkan tim kerja multidisiplindengan menekankan deteksi dini, pengobatan sedini mungkin, perawatanlanjutan, dukungan sosial, serta adanya kerjasama yang erat antarapelayanan medis dan pelayanan masyarakat terutama di tingkat pelayananprimer (Tansela, 1986).

Pelayanan ini juga menawarkan perawatan lanjutan, akomodasi, dukungansosial dan pekerjaan secara bersama-sama rnenolonq orang dengangangguan jiwa dan orang yang mempunyai masalah kesehatan jiwasehingga dapat berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat (Strathdeeand Tansela, 1997).

3. Psikiatri Sosial (Social Psychiatry)Psikiatri Sosial, adalah bidang psikiatri yang berkonsentrasi pada faktor-faktor lingkungan sosial yang mempengaruhi terjadinya masalah-masalahkesehatan jiwa yang terdapat di masyarakat (Leff, 1993).

Fokus psikiatri sosial adalah pada mekanisme hubungan antara faktorlingkungan sosial dengan penyebab dan kejadian :Jangguan jiwa, termasukkebutuhan untuk penyediaan pelayanan kesehatan jiwa bagi masyarakat (Bebington, 1990; Bhruga dan Leff, 1990).

4. Profesi MultidisplinProfesi Multidisiplin adalah berbagai profesi yang terlibat dalam bidang kerjakesehatan jiwa masyarakat (psikiatri komunitas) seperti psikiater, psikologklinis, perawat kesehatan jiwa, ahli kesehatan masyarakat, pekerja sosialdan terapis okupasi secara bersama. Profesi multidisiplin ini bekerja secarakomprehensif dan saling mendukung dalam penanganan masalahkesehatan jiwa secara optimal.

5. PsikiaterPsikiater adalah dokter yang telah menyelesaikan program pendidikandokter spesialis ilmu kedokteran jiwa dan memperoleh ijazah sebagaidokter spesialis kedokteran jiwa dari institusi yang berwenang.

Dalam pelayanan kesehatan jiwa komunitas, psikiater berperan sebagaipenentu penanganan medis, pemberian obat, pernilihan psikoterapi,penentuan kebutuhan kesejahteraan sosial, rehabilitasi aktivitas keseharianmaupun terapi kerja.

5

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

6. PsikologPsikolog adalah sarjana psikologi yang telah menyelesaikan pendidikanprofesi di fakultas psikologi yang mampu dan boleh melakukan analisistahap-tahap perkembangan normal psikologi, melakukan konseling,psikoterapi, dan penilaian rehabilitasi yang sesuai kebutuhan individu.

Psikolog dapat menjadi manajer kasus sehingga dapat menanganimasalah kesehatan jiwa secara terpadu.

7. Perawat Kesehatan JiwaPerawat Kesehatan Jiwa adalah seseorang yang telah menyelesaikanprogram pendidikan keperawatan minimal (u3) keperawatan yangmemberikan pelayanan kesehatan jiwa. Perawat Kesehatan Jiwamelakukan asuhan keperawatan kesehatan jiwa pada individu, keluarga,kelompok dan masyarakat di berbagai fasilitas.

Perawat kesehatan jiwa dapat menjadi manajer kasus dalam PelayananKesehatan Jiwa Komunitas (PKJK).

8. Pekerja SosialPekerja Sosial adalah berbagai sarjana yang bekerja di bidangkesejahteraan sosial. Profesi ini bertugas sebagai penghubung pelayanankesehatan jiwa komunitas dengan bidang lain seperti bidang keuangan,pekerjaan, pendidikan, penyediaan perumahan, hukum, agama dan lain-lainsesuai dengan kebutuhan individu.

Pekerja sosial juga dapat menjadi manajer kasus sesuai dengan kebutuhanindividu.

9. Terapis OkupasiTerapis Okupasi adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikanatau yang mempunyai pengalaman kerja tertentu sehingga dianggapmempunyai keahlian di bidang pekerjaan tersebut.

Terapis Okupasi mengarahkan individu agar rnarncu melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu mulai dari yang paling ringan misalnya pekerjaan harian(membersihkan rumah, mencuci piring, memasak, dan berkebun),pekerjaan sedang (membuat kue, melakukan kerajinan, bertukang, bertani,beternak, beternak ikan, bekerja di bengkel) dan pekerjaan berat (di bidangperbankan, sebagai pendidik, dan lain-lain) sesuai kebutuhan. TerapisOkupasi juga dapat menjadi manajer kasus.

10. Ahli Kesehatan MasyarakatAhli Kesehatan Masyarakat adalah sarjana kesehatan masyarakat yangtelah menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat.Ahli Kesehatan Masyarakat bekerja dalam mengidentifikasi masalahkesehatan jiwa masyarakat, menyusun rencana dan melaksanakan

6

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

intervensi kesehatan jiwa masyarakat, baik promosi maupun preventif sertamelakukan penilaian keberhasilan intervensi tersebut.Ahli Kesehatan Masyarakat dapat menjadi manajer kasus sehingga dapatmenangani masalah kesehatan jiwa secara terpadu.

11. Manajemen KasusManajemen Kasus adalah penanganan masalah kesehatan jiwa yangmengupayakan ket rjangkauan dan kesinambungan pelayanan kesehatanjiwa komunitas ba i individu dengan gangguan jiwa berat dan individulainnya yang tidak t rjangkau oleh pelayanan.Penatalaksanaan k sus-kasus gangguan jiwa berat dilaksanakan secaraterencana, komperh nsif dan multidisipliner difasiltasi oleh seorang manejerkasus dengan berfo us kebutuhan individu.

12. Manajer KasusManajer kasus adalah seseorang yang memperoleh wewenang untukmelakukan hubunga lintas disiplin setelah melakukan penilaian kebutuhanklien.Manajer kasus har s selalu mengikuti perkembangan kasus, sehinggadapat dengan cepat mengidentifikasi masalah yang dihadapi danmenanganinya secar tim atau perorangan.Profesi atau petuga yang bisa menjadi menjadi menejer kasus adalahperawat, psikolog, pe erja sosial, dan juru latih (terapis) kerja.

13. Wilayah Cakupan ( atchment Area)Wilayah cakupan ad lah daerah kerja pelayanan kesehatan jiwa dimanatersedia unit-unit pela anan institusional dan pelayanan komunitas.Bentuk unit pelaya an institusional adalah pelayanan kesehatan jiwakomunitas berbasis Rumah Sakit dan unit pelayanan kesehatan jiwakomunitas oleh klinik klinik di masyarakat, praktek dokter pibadi, dan pusatpelayanan rehablitasi psikososial, baik yang dikelola oleh lembaga swadayamasyarakat maupun perkumpulan para pender'ta gangguan jiwa dankeluarganya.Oi wilayah cakupan i i kasus dikelola dengan sistem rujukan. Pembagianwilayah dilakukan unt k mempermudah akses pelayanan dan pelaporan.

14. Sistem RujukanSistem rujukan adal h tatanan pelayanan yang berjenjang dan salingberinteraksi antara unit-unit pelayanan dari berbagai tingkatan (primer sidtertier) untuk mencapai tujuan pelayanan.Melalui sistern ruju an diharapkan akses pelayanan dipermudah,penumpukan pelayan n dicegah dan pelayanan berjalan secara optimal.

15. Pelayanan Institusio alPelayanan institusion I adalah pelayanan kasus di sarana kesehatan dansarana non kesehata yang menyediakan pengobatan dan perawatan.Bentuk pelayanan insti usional adalah pelayanan kesehatan jiwa komunitasberbasis Rumah Sakit dan unit pelayanan kesehatan jiwa komunitas oleh

7

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

klinik-klinik di masyarakat, dan pusat pelayanan rehablitasi psikososial, baikyang dikelola oleh pemerintah atau masyarakat.

16. Pelayanan Kesehatan Jiwa di Rumah SakitPelayanan Kesehatan Jiwa di Rumah Sakit adalah pelayanan kasusgangguan jiwa yang memerlukan penanganan multidisplin dan spesialistikserta perawatan.

17.Pelayanan Kesehatan Jiwa di Sarana Non KesehatanPelayanan Kesehatan Jiwa di sarana Non Kesehatan adalah pelayanankasus gangguan jiwa yang menyediakan penanganan dengan keterbatasantertentu dan perawatan. Yang dimaksud dengan sarana non kesehatanmisalnya panti rehabilitasi, pesantren, sarana pemulihan berbasiskeagamaan.

18. Pelayanan KomunitasPelayanan komunitas adalah pelayanan yang bertujuan untuk mendeteksikasus di masyarakat, penanganan kasus yang tidak dirawat di institusi danmelanjutkan penanganan kasus rujukan setelah kembali berada dimasyarakat.Keluarga dan masyarakat dilibatkan dalam penanganan kasus gangguanjiwa mulai dari deteksi dini, pilihan penanganan, pengobatan sampaidengan rehabilitasi yang berorientasi pada kebutuhan individu.

19. Penilaian PsikiatrikPenilaian Psikiatrik adalah wawancara klinis dan pemeriksaan status mentalyang dilakukan terhadap individu yang mengalami masalah kesehatan jiwaberdasarkan standar kompetensi pemeriksaan psikiatri. Penilaian psikiatrikdilakukan oleh psikiater.

20. Rehabilitasi PsikiatrikRehabilitasi psikiatrik adalah usaha untuk mengatasi kendala danketerbatasan pada seseorang sebagai akibat gangguan jiwa terutamagangguan jiwa berat sehingga mampu berperan aktif dalam kehidupanbermasyarakat secara normal. Kegiatan rehabilitasi psikiatrik melibatkantenaga multidisiplin dimana pasien secara selektif menjalani kegiatanterarah, terpadu dan berkesinambungan di semua tingkatan pelayanan.Rehabilitasi psikiatri mempunyai tiga fokus utama yaitu pada aspekkemandirian, sosialisasi dan kemampuan bekerja sesuai dengan profesisemula .

. 21. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) adalah pos pembinaan terpadu untukmembina kesehatan dan kesejahteraan usia lanjut.

8

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

22. Rumah SinggahRumah Singgah adalah suatu tempat yang merupakan fasilitas sosial yangmenyediakan pelayanan komprehensif untuk kelanqsunqan hidup setiaporang termasuk kesehatan yang dibutuhkannya. Rumah ini ditempati untuksementara sampai seseorang mendapatkan tempat tinggal permanen.

23. Tri Upaya Sehat JiwaTri Upaya Sehat Jiwa adalah upaya kesehatan jiwa meliputi 3 upaya pokok,meliputi upaya preventif gangguan jiwa dan promotif kesehatan jiwa, upayakuratif dan upaya rehabilitatif.

24. PengasuhPengasuh adalah seseorang dari pihak keluarga atau pihak lain yangmembantu untuk kelangsungan hidupnya baik kesehatan maupunkesejahteraan dalam rangka kelangsungan dan peninqkatan kualitas hidupseseorang yang mengalami gangguan jiwa.

25. Burden DiseaseBurden Disease adalah beban penyakit yang dialami sesorang denganmelihat kerugian berupa kematian, kesakitan dan kerugian ekonomi.

26. DALYDALY adalah indikator untuk mengukur tingkat beban yang ditanggungsesorang akibat suatu penyakit.

27. HDI (IPM)HDI (IPM) adalah indek kualitas hidup sesorang di suatu negara yangdiwakili 3 komposit , yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

28. LapasLapas adalah tempat koreksi sosial mereka yang terlibat perbuatan kriminaldan telah mendapatkan keputusan hukuman dari pengadilan.

29. Deteksi diniDeteksi dini adalah suatu upaya untuk mengenal jenis dan status gangguanjiwa yang dialami seseorang pada pemeriksaan pertama terhadap kasus.

30. KonselingKonseling adalah suatu proses komunikasi timbal balik antara 2 orang, yaituantara seorang konselor (yang melakukan konseling) dan konselilklien(yang meminta bantuan konseling) untuk pemecahan masalah yangberorientasi kepada keadaan, kebutuhan dan kemampuan klien tersebut.

31. Tindakan medik-psikiatrikTindakan medik-psikiatrik adalah tindakan medis selain pengobatan(farmasi) yang dilakukan terhadap pasien pada gangguan jiwa berat.Dikenal antara lain terapi kejut listrik atau electrik shok tetapi.

9

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

32. Pelayanan Kedaruratan PsikiatriPelayanan Kedaruratan Psikiatri adalah pelayanan yang diberikan padapasien yang datang dalam keadaan yang dapat membahayakan dirinya danorang lain. Pelayanan dapat berupa pelayanan kesehatan darurat umum,tindakan medik psikiatrik dan tindakan lainnya termasuk yang non-kesehatan seperti pengamanan dan lain-lain.

33. Day CareDay Care adalah pelayanan yang disediakan oleh fasilitas kesehatan yangmemberikan pelayanan komprehensif mulai dari pemeriksaan psikiatrik danpemulangan pasien serta rujukan tidak melebihi satu hari walaupundisediakan kamar perawatan pemulihan.

34. Consultation-Liaison PsychiatryConsultation-Liaison Psychiatry adalah suatu pendekatan kerjasama tim(team-work) antara Psikiatri dengan bidang spesialisasi kedokteran laindalam penatalaksanaan suatu kasus medis-psikiatris dan bukan sekedarkonsultasi biasa.

E. Ruang Lingkup

Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas ini dipergunakan di:a. Sarana pelayanan non-kesehatan, seperti Panti Rehabilitasi, Lapas,

Pesantren, Sekolah, dllb. Sarana pelayanan kesehatan dasar, misalnya Puskesmas, Balai Kesehatan

Jiwa Masyarakat, Dokter praktek swasta, Perawat Kesehatan JiwaMasyarakat, Bidan, Psikolog Klinis, Pekerja Sosial dan Terapis okupasi

c. Sarana pelayanan kesehatan sekunder, yaitu Rumah Sakit Umumd. Sarana pelayanan kesehatan tersier, yaitu Rumah Sakit Jiwa.

Upaya Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas rr-eliputi aspek promotif,preventif, kuratif, dan rehabilitatif dalam rangka mencegah dan menanggulangimasalah dan gangguan kesehatan jiwa yang ada di masyarakat.

II. PRINSIP DAN UPAYA PELAYANAN KESEHATAN JIWA KOMUNITAS

Dalam konteks Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas (PKJK), prinsip pelayananadalah persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan pelayanan.Berikut diuraikan prinsip Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas secara nasionaldan universal.

10

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

A. Prinsip Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatanjiwa komunitas, adalah sebagai berikut.

1. KeterjangkauanKeterjangkauan yang utama ialah dalam biaya dan jarak. Biaya pelayanandan jarak yang terjangkau memudahkan setiap orang memeliharakesehatannya secara berkesinambungan.

2. KeadilanPelayanan kesehatan jiwa harus menjamin setiap orang mendapatkanpelayanan secara merata tanpa memandang status sosial.

3. Perlindungan Hak Azasi Manusia .Hak azasi fundamental individu dengan gangguan jiwa harus terjamin dandihormati, sebagaimana pada penderita penyakit fisiko

4. Terpadu,Terkoordinasi dan BerkelanjutanPelayanan kesehatan jiwa komunitas dikelola sebagai suatu kesatuan dariberbagai pelayanan dan program yang berbeda,dengan mempertimbangkanberbagai aspek di samping kesehatan seperti aspek sosial, kesejahteraan,perumahan, pekerjaan, pendidikan dan lain-lain, secara terkoordinasi danberkelanjutan.

5. EfektifPelayanan kesehatan jiwa komunitas harus berbasis bukti dan efektif. Yangdimaksud berbasis bukti adalah bila setiap tindakan memberikan hasil yangkonsisten berdasarkan penelitian. Pelayanan. komunitas yang efektifmemadukan pendekatan biologis dan penanganan psikososial untukmeningkatkan keberhasilan dan kualitas hidup individu .

. -,6. Hubungan Lintas Sektoral

Pelayanan kesehatan jiwa komunitas harus membangun jejannq denganupaya dan pelayanan kesehatan lain dan oleh sektor lain, baik milikpemerintah maupun masyarakat.

7. Pembagian wilayah pelayananUntuk pengembangan dan pengoperasian pelayanan kesehatan jiwakomunitas dilakukan pembagian wilayah (catchment area), yaitu pelayanankesehatan jiwa dikaitkan dengan wilayah geografis tertentu.

8. KewajibanPelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas bertanggung jawab terhadap kondisikesehatan jiwa seluruh populasi di wilayah kerjanya.

11

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

Tabel 1. Daftar Hak Pasien

Hak Pasien

(1) Hak memperoleh akses atas sumber daya kesehatan(2) Hak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,

bermutu, dan terjangkau(3) Hak menentukan sendiri dan bertanggung jawab terhadap

pelayanan kesehatan yang diperlukan(4) Hak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang

kesehatan.(5) Hak memperoleh informasi, tindakan dan pengobatan yang

diterima dari tenaga kesehatan(6) Hak menerima atau menolak, tindakan pertolongan setelah

menerima dan memahami informasi mengenai tindakan yangakan diterimanya

(8) Hak atas rahasia kondisi kesehatan pribadi.(9) Hak menuntut ganti rugi terhadap penyelenggara kesehatan

vang menimbulkan kerugian akibat pelayanan kesehatanyang diterima.

Sumber: UU. NO.23/1992

Tabel 2. Daftar Kewajiban Pasien

Kewajiban Pasien

1. Mentaati peraturan dan tata tertib pelayanan setelah mendapatinformasi yang benar dan jelas.

2. Mematuhi instruksi tenaga kesehatan dalam pelayanan setelahmendapatinformasi yang benar dan jelas.

3. Memberikan informasi dengan jujur dan lengkap tentang kondisikesehatannya

4. Melunasi semua biaya pelayanan.5. Mentaati hal-hal yang telah disepakati.

Sumber: UU. NO.23/1992

12

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

B. Upaya Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas

Upaya pelayanan kesehatan jiwa komunitas dapat dibedakan menuruttingkatan dan jenis pelayanannya.

1. Tingkatan PelayananMenurut tingkatan pelayanannya, pelayanan kesehatan jiwa terdiri daripelayanana. Primerb. Sekunderc. Tersier

Pelayanan tingkat primer ialah pelayanan tingkat dasar, diberikan olehfasilitas pelayanan yang menjadi ujung tombak di komunitas, yaituPuskesmas, Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat, Ookter praktek swasta,Perawat Kesehatan Jiwa Masyarakat, Bidan, Psikolog Klinis, Pekerja Sosialdan Terapis okupasi yang telah mendapat pelatihan. Pelayanan tingkatsekunder diberikan oleh Rumah Sakit Umum, dan pelayanan kesehatantersier diberikan di Rumah Sakit Jiwa.

Walaupun secara umum pelayanan kesehatan jiwa formal terdiri dari tigatingkatan (primer, sekunder dan tersier), secara kenyataan juga adapelayanan yang diselenggarakan oleh masyarakat. Oi samping itu jugavariasi yang berkembang di masyarakat sebagai jawaban terhadap kondisidan kebutuhan lingkungan setempat. Sebagai contoh adalah keberadaanperawat kesehatan jiwa komunitas yang memberikan pelayanan dalamrangka mengisi kekosongan pelayanan kesehatan jiwa dasar di wilayahsetempat. Pelayanan kesehatan jiwa komunitas oleh masyarakatmempunyai bentuk sangat beragam, baik secara kelembagaan sepertiPosbindu, Panti Pemulihan, Pesantren, dan lain-lain, maupun non-Iembagaseperti perawatan mandiri oleh keluarga, konseling oleh tokoh agama dantokoh masyarakat, pengobatan alternatif yang telah mendapat sertifikat dariOepartemen Kesehatan RI, dan lain-lain.Pelayanan kesehatan jiwa komunitas lainnya yang diberikan oleh tenaga-

. tenaga yang terlatih dan terorganisasi, seperti kader kesehatan jiwa, guru,polisi, dan lintas sektor terkait.

Gambar 3. Tinakat Pelavanan dan Intervensi Keseliatan Jiwa Komunitas

TINGKAT PELAYANAN KESEHATAN JIWA KOMUNITAS

RMAL

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

2. Jenis Pelayanan Kesehatan Jiwa KomunitasJenis pelayanan meliputi pelayanan non-medik dan pelayanan medik.Termasuk pelayanan non-medik adalah:a. Penyuluhanb. Pelatihanc. Deteksi dinid. Konselinge. Terapi okupasi

Sedangkan yang termasuk pelayanan medik adalah:a. Penyuluhanb. Penilaian psikiatrikc. Deteksi dinid. Pengobatan dan tindakan medik-psikiatrike. Konselingf. Psikoterapig. Rawat inap

Jenis pelayanan yang diberikan menurut tingkat Pelayanan KesehatanJiwa Komunitas adalah sebagai berikut:

14

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

TabeJ. 3. Jenis pelayanan yang diberikan menurut tingkat PelayananKesehatan Jiwa Komunitas

No Jenis Tersier Sekunder Primer Lain-Iain*Pelayanan L NL

1 Non-medika. penyuluhan + + + +/- +/-b. pelatihan + + + +/- +/-c. deteksi dini + + + + +d. konseling + + + + +e terapi okupasi + + +/- +/- +/-

2 Medika. penyuluhan + + + :;' , <i/: .'

b. penilaian psikiatrik + + +/- p;':~. ,,;f2~;ZJc. deteksi dini + + + (:.. , ;'l.;'

d. pengobatan + + +/- IIe. tindakan medik- + +/- -psikiatrik

f. konseling + + +g. psikoterapi + +/- -h. rawat inap + +/- - i••·. ·.·i.U.

Catatan : * Merupakan pelayanan yang diselenggarakan oleh masyarakat baik secara lembaga(L) seperti Rumah detoksikasi, pusat pemulihan berbasis agama, dll maupun non-Iembaga (NL)seperti kader kesehatan jiwa, pekerja sosial,tokoh masyarakat, tokoh agama, dll

C. Komponen PelayananDi fasilitas pelayanan kesehatan tingkat primer dapat diselenggarakanpelayanan sebagai berikut.a. Penyuluhanb.Deteksi dinic. Pelayanan Kedaruratan Psikiatrid. Pelayanan Rawat Jalane. Pelayanan Rujukanf. Pelayanan Kunjungan Rumah (Home Visite)

Fasilitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan pelayanan kesehatanjiwa tingkat rujukan sebagai berikut:a. Pelayanan Kedaruratan Psikiatrikb. Pelayanan Rawat Jalan (anak,dewasa, usila)c. Pelayanan Day-Cared. Pelayanan Rawat Inape. Pelayanan pemeriksaan penunjang (pemeriksaan laboratorium, radiologis,

psikometrik)f. Pemeriksaan psikologig. Pelayanan Consultation-Liaison Psychiatry

15

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

h. Pelayanan terapi okupasi,i. Pelayanan terapi aktifitas kelompok (TAK)j. Pelayanan rehabilitasi psikiatrikk. Pelayanan dampingan bagi tenaga kesehatan tingkat primer (technical

assistance)I. Pelayanan Kunjungan Rumah (Home Visit)

Sedangkan di sarana non-kesehatan bisa berupaa. Pelayanan Rawat Jalanb. Pelayanan Rawat Inapc. Pelayanan Rujukand. Pelayanan Kunjungan Rumah (Home Visit)e. Pelayanan Pelatihan Kerja (terapi okupasi)

Disamping pelayanan-pelayanan ini juga dimungkinkan adanya pelayanannon-kesehatan.

D. Mekanisme PelayananMekanisme dari sisi petugas kesehatan adalah proses penyediaan pelayanankepada masyarakat, sedangkan dari sisi masyarakat adalah proses untukmendapatkannya. Prosesnya di mulai dari menghubungi / mendatangi fasilitas,mendapatkan pelayanan, sampai dengan kembali kerumah.

Berikut adalah mekanisme pokok dalam pelayanan kesehatan jiwa komunitas.

16

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

1. Mekanisme Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas tingkat primer

Gambar 4. Mekanisme Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas tingkat primer

I II IIIMasyarakat Fasilitas pelayanan Fasilitas

kesehatan tingkat primer pelayanan kesehatanrujukan

PUSKESMASI I. Mendatanqi

I.Pendaftaran

'.~2.Pemeriksaan

fisik • RSU----. 3.PenilaianPsikiatrik

2.0ijemput ---- 4.Tindakan Medis • RSJ5.Rujukan

3. Oirujuk dari 1. Penyuluhan2. Deteksi dini

Fasilitas non-kes3. Pelayanan Kedaruratan

• Psikiatri• Perawat Kes jiwa 4. Pelayanan Rawat Jalan

• Kaderkes jiwa 5. Pelayanan Rujukan

• Toma 6. Pelayanan Kunjungan

• Toga Rumah (Home Visit)

• Polisi• Guru• 011

Pusat pelayanan kesehatan berada di Puskesmas Puskesmas menerimakasus secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung kasus datangsendiri atau dibawa oleh keluarga atau pengantar. Secara tidak langsung kasusdirujuk oleh pihak lain yang ada di masyarakat baik perorangan maupunlembaga. Kasus juga bisa dijemput oleh Puskesmas setelah mendapatlaporan/permintaan dari masyarakat. Selain itu, kasus juga dapat dirujuk darifasiltas dengan tingkat yang lebih tinggi seperti Rumah Sakit atau lembaganon-kesehatan yang ada di masyarakat.

Oi dalam Puskesmas berturut-turut dilalui proses sebagai berikut:1. Pendaftaran2. Pemeriksaan fisik3. Penilaian Psikiatrik4. Tindakan Medis

Sedangkan pelayanan yang diperoleh:1. Penyuluhan2. Oeteksi dini3. Pelayanan Kedaruratan Psikiatri4. Pelayanan Rawat Jalan5. Pelayanan Rujukan6. Pelayanan Kunjungan Rumah (Home Visit)

17

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

2. Mekanisme pelayanan kesehatan jiwa Komunitas tingkat Sekunder

Gambar 5. Mekanisme pelayanan kesehatan jiwa Komunitas tingkat Sekunder

I II III IVMasyarakat Puskesmas Sekunder/RSU Tersier/RSJ

vi Puskesmas I V"E ~EJIndividu _______

~

1.mendatangi/2.dijemput 1.Penyuluhan3.rujukan dari ~ 2.Pelayanantenaga/fasilitas:::'-- Kedaruratan

non kesehatan Psikiatri3.Pelayanan

• Panti Rawat JalanRehab ""'" 4.Pelayanan

• Kader Konseling dan

• Toma Psikoterapi5.Pelayanan

• Toga Rawat inap

• Guru 6. Pelayanan

• Polisi Rujukan

• 0117.Pelayanan

Consultation-LiaisonPsychiatric:

Pusat pelayanan kesehatan berada di Rumah Sakit Umum. Rumah SakitUmum menerima kasus secara langsung maupun tidak langsung. Secaralangsung kasus datang sendiri atau dibawa oleh keluarga/pengantar maupundari Puskesmas. Secara tidak langsung kasus dirujuk oleh pihak lain yang adadi masyarakat baik perorangan maupun lembaga. Kasus dapat dirujuk kembalidari fasilitas dengan tingkat yang lebih tinggi seperti Rumah Sakit Jiwa.

Oi dalam Rumah Sakit Umum berturut-turut dilalui proses sebagai berikut:1. Pendaftaran2. Pemeriksaan fisik3. Penilaian Psikiatrik4. Tindakan Medik-Psikiatrik5. Pelayanan Consultation-Liaison Psychiatric6. Pemeriksaan penunjang (pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan

radiologis, pemeriksaan psikometrik)

Sedangkan pelayanan yang diperoleh:1. Penyuluhan2. Pelayanan Kedaruratan Psikiatri3. Pelayanan Rawat Jalan4. Pelayanan Konseling dan Psikoterapi

18

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

5. Pelayanan Rawat inap6. Pelayanan Rujukan

3. Mekanisme Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas tingkat Tersier

Gambar 6. Mekanisme Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas tingkat Tersier

I II III IVMasyarakat Puskesmas Sekunder/RS Tersier/RSJ

U

~uskesmas I RSUIndividu ,/

~

~1.mendatangi ~

RSJ2.dijemp~

3.Posbindu·Z ------------------ ---------------- - - --

----- Rumaht Singgah4.rujukan dari 1. Penyuluhan

tenaga/fasilitas2. Pelayanan

Kedaruratannon kesehatan Psikiatri

• Panti 3. Pelayanan Rawat

RehabJalan (Psikiatrianak, dewasa,

• Kader usila, poliklinik

• Toma1'lf-\t"'LI- )

4. Pelayanan

• Toga Konseling dan

• Guru Psikoterapi

Polisi5. Pelayanan Rawat

• inap (Psikiatri

• dll anak, dewasa,usila, NAPZA)

6. Pelayanan Oay-Care

7. PelayananRujukan

8. PelayananRehabilitasiPsikiatrik

Pusat pelayanan kesehatan berada di Rumah Sakit Jiwa. Rumah Sakit Jiwamenerima kasus secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsungindividu dapat datang sendiri atau dibawa oleh keluarga/pengantar maupundirujuk dari Puskesmas atau Rumah Sakit Umum. Secara tidak langsungindividu dapat dirujuk oleh pihak lain yang ada di masyarakat baik peroranganmaupun lembaga atau dari penjemputan/ pengambilan individu oleh petugasdari Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Kasus dapat dirujuk kembali dari Rumah SakitJiwa ke fasilitas pelayanan sekunder maupun primer.Oi dalam Rumah Sakit Jiwa berturut-turut dilalui proses sebagai berikut:

19

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

1. Pendaftaran2. Pemeriksaan fisik3. Penilaian Psikiatrik4. Tindakan Medik-Psikiatrik5. Pemeriksaan penunjang (pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan

radiologis, pemeriksaan psikometrik)6. Pemeriksaan psikologi7. Pemeriksaan Consultation-Liaison Psychiatry (Pada kasus tertentu)

Sedangkan pelayanan yang diperoleh:1. Penyuluhan2. Pelayanan Kedaruratan Psikiatri3. Pelayanan Rawat Jalan (Psikiatri anak, dewasa, usila, poliklinik NAPZA)4. Pelayanan Konseling dan Psikoterapi5. Pelayanan Rawat inap (Psikiatri anak, dewasa, usila, NAPZA)6. Pelayanan Day-Care7. Pelayanan Rujukan8. Pelayanan Rehabilitasi Psikiatrik

20

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

4. Mekanisme Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas di Sarana Non-Kesehatan

Gambar 7. Mekanisme Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas di Sarana Non-Kesehatan

,Masyarakat

--------------------

,VTersier/RSJ

IIPuskesmas "'Sekunder/RSU

ndividu I

1.mendatangi -/J~/~J.·~~~~~~~j-;,9==::!I RSU I--r--+,*~J~~V/

2.dijemput 7r7-----------------3 IV Rumah

Sarana Non- SinggahKesehatan(Posbindu/Pesantren/Panti/ dll

Kegiatan:- Penyuluhan,- Pelatihan- Deteksi Dini,- Konseling,- Terapi

Okupasi

RSJ

4.ruiuIn daritenaga/fasilitasnon kesehatan

• Kader• Toma• Toga• Guru• Polisi• 011

.---------------------------------------------

21

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

Pusat pelayanan kesehatan berada di lembaga non-kesehatan(Posbindu/Pesantrenl Panti Pemulihan). Kasus dapat dirujuk langsung olehpihak lembaga non-kesehatan yang ada di masyarakat ke Puskesmas, RumahSakit Umum atau Rumah Sakit Jiwa. Kasus juga bisa dijemput oleh Puskesmasmaupun oleh Rumah sakit Jiwa.

Sedangkan pelayanan yang diperoleh:1. Penyuluhan2. Pelatihan3. Deteksi Dini4. Konseling5. Terapi Okupasi

III. MODEL PELAYANAN KESEHATAN JIWA KOMUNITAS

Pelayanan kesehatan jiwa komunitas bersifat parinuma, karena jenjangpelayanannya lengkap, terdiri dari pelayanan kesehatan jiwa spesialistik, integratifdan dengan sumber daya berasal dari masyarakat. Pelayanan diberikan secaraberkesinambungan, baik bagi mereka yang sehat maupun yang sakit, di rumahmaupun di fasilitas kesehatan, dan untuk semua usia. Seluruh potensi dan sumberdaya masyarakat didayagunakan untuk mewujudkan masyarakat yang mandiridalam kesehatannya.

Tantangan yang dihadapi Indonesia dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatanjiwa komunitas saat ini adalah belum dimilikinya model pelayanan yang efektif,terjangkau dan sesuai dengan masalah serta kondisi yang dihadapi masyarakat.Sementara itu prevalensi masalah kesehatan jiwa terus mengalami peningkatanbaik dari segi ragam masalah maupun dampak yang ditimbulkannya.

Sekarang ini sedang terjadi perubahan sosial politik yang juga berpengaruhterhadap kesejahteraan dan kesehatan masyarakat termasuk kesehatan jiwa.Keadaan ini diperburuk oleh terjadinya krisis multidimensi sejak tahun 1997 yangbelum pulih, bahkan diperberat dengan kondisi krisis ekonomi global tahun 2008.Globalisasi yang sedang berlangsung dewasa ini juga telah menimbulkan berbagaiperubahan nilai dan norma di masyarakat yang pad a akhirnya mempengaruhikehidupan dan kualitas hid up manusia. Pemanasan global yang telah menjadikepedulian seluruh dunia diantaranya karena juga mempengaruhi kesejahteraandan kehidupan man usia.

Mengingat keberagaman yang luas dari masyarakat Inaonesia secara geografismaupun sosial budaya, sangat dibutuhkan model-model untuk pelayanankesehatan jiwa komunitas yang bervariasi baik dari segi ruang lingkup, tingkatmaupun jenis upaya dan pelayanan kesehatan jiwa untuk masyarakat.Model dapat diartikan sebagai simplifikasi dari sesuatu, apakah itu berupagagasan, pemikiran, kegiatan maupun peristiwa. Dalam pedoman ini dirasakanperlu dicantumkan beberapa model pelayanan kesehatan jiwa komunitas yangsudah dilaksanakan dan dapat dilihat implementasi serta hasilnya. Model yang

22

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

sudah ada ini diharapkan dapat dijadikan bahan pembelajaran danpengembangan bagi daerah lain, tentunya dengan memperhatikan ciri-ciri khususmasalah, kondisi dan potensi daerah.

Agar mudah dipahami dan dapat dibandingkan, model pelayanan kesehatan jiwakomunitas yang dicantumkan dalam pedoman ini digambarkan denganmenampilkan unsur-unsur:1. Deskripsi mengenai setting, masalah yang dihadapi,2. Tujuan model.3. Pelayanan (tingkatan, jenis dan mekanisme) yang disediakan4. Kekhususan atau karakteristiknya5. Pembelajaran

Berikut ini ditampilkan beberapa contoh model yang sedang berjalan di Indonesia.

A. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (Community Mental HealthNursing) di Nanggroe Aceh Darussalam

1. Diskripsi

Model ini merupakan bentuk pelayanan kesehatan jiwa komunitas di tingkatmasyarakat desa atau tingkat pelayanan kesehatan primer dengan pusatkegiatan di Puskesmas. Keperawatan kesehatan jiwa komunitas merupakansuatu model yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pelayanankesehatan jiwa di daerah dengan kelangkaan tenaga profesional terkaitkesehatan jiwa.

Keperawatan kesehatan jiwa komunitas adalah pelayanan keperawatanyang komprehensif, holistik dan paripurna berfokus pada masyarakat yangsehat jiwa, rentan terhadap stress, dan sedang dalam tahap pemulihanserta pencegahan kekambuhan. Fokus pelayanan keperawatan jiwa adalahpada peningkatan kesehatan dan pencegahan terjadinya gangguan jiwa.Pelayanan bersifat komprehensif karena mencakup upaya pencegahanprimer bagi anggota masyarakat yang sehat jiwa, sekunder bagi anggotamasyarakat yang mengalami masalah psikososial dan gangguan jiwa, sertatersier bagi pasien gangguan jiwa dalam proses pernulihan.

Model ini dikembangkan dalam menghadapi masnlah kelangkaan sumberdaya di bidang pelayanan kesehatan jiwa di provinsi NAD. Kelangkaan yangsudah berlangsung lama ini disebabkan masalah sosial politik yangkemudian diperberat oleh bencana alam (tsunami). Untuk mengatasi hal itu,salah satu terobosan yang terpilih dan laik laksana saat itu adalah denganpenyediaan tenaga perawat kesehatan jiwa komunitas sebagai tenagaprofesional yang kompeten.

23

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

2. Tujuan

Tujuan model pelayanan ini adalah untuk meningkatkan status kesehatanjiwa masyarakat, dengan mencegah terjadinya gangguan jiwa,mempertahankan dan meningkatkan kemampuan individu dan keluargadalam memelihara kesehatan jiwa.

3. Pelayanan yang disediakan

Tingkatan pelayanan pada model ini adalah pelayanan kesehatan jiwaprimer. Kegiatan pelayanan berpusat di Puskesmas, dan tenaga yangmemberikan pelayanan adalah perawat kesehat=n jiwa komunitas yangterlatih.

Pelayanan keperawatan kesehatan jiwa yang diberikan bersifat holistik,dimana pelayanan mencakup aspek bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual,termasuk:a. Pelayanan kesehatan jiwa akibat cacat fisik (kehilangan organ tubuh)

akibat bencana.b. Pelayanan untuk menangani berbagai masalah psikologis yang dialami

masyarakat seperti ketakutan, trauma, kecemasan maupun kondisiyang lebih berat akibat berbagai situasi.

c. Pelayanan kesehatan jiwa terkait kehilangan st.ami/isteri/anak. keluargadekat, kehilangan pekerjaan, tempat tinggal, harta benda serta adanyakonflik yang berkepanjangan.

d. Pelayanan kesehatan jiwa untuk membangun budaya tolong menolongdan kekeluargaan dalam mengatasi berbagai permasalahan.

e. Pelayanan kesehatan jiwa dengan pendekatan spritual (nilai-nilaiagama) untuk mengatasi berbagai konflik dan masalah kesehatan.

4. Proses keperawatan kesehatan jiwa komunitas

Tahap-tahap proses keperawatan kesehatan jiwa komunitas sebagai berikut

4.1 Pengkajian

Menggunakan pengkajian awal 2 menit berdasarkan keluhan pasien.Bila ditemukan tanda-tanda gangguan jiwa, dilanjutkan denganmenggunakan format pengkajian kesehatan jiwa.

4.2 Diagnosis keperawatan

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian, jika ditemukangangguan jiwa, maka kasus ditangani sesuai dengan kebutuhan dankeadaannya. Perawat harus berhati-hati menyampaikan kepadaindividu dan keluarga.

24

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

4.3 Perencanaan keperawatan

Rencana tindakan keperawatan dilaksanakan mengikuti standarasuhan keperawatan kesehatan jiwa yang sudah baku.

4.4 Tindakan keperawatan

Tindakan keperawatan dilakukan berdasarkan rencana yang telahdibuat, sesuai dengan kondisi individu, bekerja sama dengan individudan keluarga untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka danmemfasilitasi pengobatan melalui kolaborasi dan rujukan.

4.5 Evaluasi asuhan keperawatan

Evaluasi dilakukan untuk menilai perkembangan keadaan individu dankeluarga.

5. Pembelajaran

Program ini telah berhasil di provinsi NAD sesuai dengan pemasalahannya.Adanya perhatian dunia dengan dampak datangnya berbagai bantuan dariseluruh penjuru dunia merupakan faktor pendukung. Model seperti inidapat dicoba di daerah lain dengan berbagai penyesuaian. Untukkeberlanjutan model ini diperlukan komitmen pemerintah daerah, misalnyadengan diterbitkannya peraturan daerah (Perda) yang dapat menjamintersedianya anggaran dan sumber daya lainnya.

B. Program Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyarakat di Puskesmas,Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, 01. Yogyakarta

1 Oiskripsi

Model ini merupakan bentuk pelayanan kesehatar jiwa komunitas tingkatprimer dengan kegiatan berpusat di Puskesmas Kecamatan.Pelayanan kesehatan jiwa ini juga merupakan sebuah model pelayanan yangberbasis kemandirian Puskesmas Kecamatan setempat. Model seperti inilayak dikembangkan karena lebih mempunyai prospek keberlanjutan.

Model ini dikembangkan dalam menghadapi masalah tingginya permintaanpelayanan kesehatan jiwa karena tingginya pengetahuan dan kesadaranmasyarakat terhadap kesehatan jiwa, dan tersedianya berbagai tenagaprofesional terkait pelayanan kesehatan jiwa di daerah ini, khususnyapsikolog. Masalah kesehatan jiwa yang dihadapi di daerah ini adalahtingginya pengguna narkoba dan kasus bunuh diri, disamping gangguan jiwalainnya.

25

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

2. Tujuan

Tujuan pelayanan kesehatan jiwa ini, di sam ping mencegah terjadinyagangguan jiwa, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan individudan keluarga dalam memelihara kesehatan jiwa.

3 Pelayanan yang disediakan

Upaya pelayanan kesehatan jiwa komunitas di Puskesmas KecamatanSleman:1. Pelayanan Klinik, mulai dari deteksi dini, pengobatan sampai dengan

rujukan.2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat terutama berupa promosi kesehatan,

pengembangan kemitraan dan peran serta masyarakat.

Proses pelayanan sebagai berikut:1. Pasien yang datang ke Puskesmas berasal dari Masyarakat langsung

atau melalui Posyandu, Polindes, atau Puskesmas Pembantu, atau dariPanti Sosial dan rujukan dari RSU/RSJ

2. Dari Puskesmas pasien dapat dirujuk ke Posyandu, Polindes, atauPuskesmas Pembantu, atau ke TPKJM, ke Panti Sosial, Dinas atau keRSU/RSJ

Gb.8Pelayanan Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat di kecamatan Sleman

Posyandu,Polindes,

Pusk

TP-KJM IKecamatan

Dinas Sosial

Panti Sosial

26

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

Gb.9Sistem Rujukan di PKJK Kecamatan Sleman

PasienlMasyarakat

RSUD/RSUP

RSJNegerilSwasta

PantiRehabilitasi

1. Setiap individu dari masyarakat dapat langsung mencari pelayanan kePuskesmas, RSU, RSJ atau Panti Rehabilitasi.

2. Dari Puskesmas pasien dapat dirujuk mencari pelayanan ke RSU, RSJatau Panti Rehabilitasi.

3. Dari RSU pasien dapat dirujuk ke RSJ atau Panti Rehabilitasi.4. Dari RSJ pasien dapat dirujuk ke Panti Rehabilitasi.

4. Karakteristik

1. Adanya peran kader, tokoh masyarakat dan guru dalam hal:2. Adanya Rujukan Kasus3. Menggunakan kriteria perawatan bagi penderita dengan gangguan jiwa4. Menggunakan rumah singgah.

5. Pembelajaran

Model pelayanan kesehatan jiwa komunitas di Kabupaten Sleman ini memilikikekhususan, walaupun di tingkat masyarakat kesadaran akan masalahkesehatan jiwa dan permintaan terhadap pelayanan kesehatan jiwa tinggi.Peran serta masyarakat cukup tinggi, mungkin karena tingkat pendidikanmasyarakat yang relatif tinggi dan tersedianya tenaga profesional. Inidisebabkan kecamatan ini dekat dengan kota besar dan lembaga pendidikantinggi (Universitas) yang menghasilkan tenaga profesional tersebut.Walaupun prakarsa datang dari masyarakat, namun keberlanjutannyatampaknya dipegaruhi juga oleh bantuan pemerintah.

Hal lain yang dapat dipelajari ialah:a. Model ini belum sepenuhnya menghilangkan stigma tentang penyakit

jiwa, sehingga baik keluarga maupun masyarakat belum dapatmenerima individu dengan gangguan jiwa maupun pasca rehabilitasi).

27

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

b. Model ini belum membuat petugas kesehatan di puskesmas memahamitentang kesehatan jiwa.

Untuk meningkatkan efektifitas model ini perlu diprogramkan pelatihantentang kesehatan jiwa untuk semua petugas puskesmas dari berbagaidisiplin ilmu, dan penyuluhan masyarakat yang lebih efektif.

C. Program Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyarakat di Rumah Sakit JiwaSoeharto Heerdjan OKI jakarta

1. Oiskripsi

Program ini merupakan satu model pelayanan kesehatan jiwa komunitastingkat tersier yang melayani masyarakat kota yang berpenduduk padat danmulti-kultural. Di kota seperti ini, akses ke Rumah Sakit Jiwa biasanya rendahwalaupun banyak kemudahan misalnya dalam hal transportasi.

Pelayanan kesehatan jiwa komunitas berbasis RSJ seperti ini,diselenggarakan oleh RSJ Soeharto Heerdjan dengan melibatkan seluruhkomponen sumber daya tenaga kesehatan baik medis maupun non-medismeliputi psikiater, dokter umum, psikolog klinis, perawat kesehatan jiwa,pekerja sosial, terapis okupasi dan lain lain.

Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Soeharto Heerdjan sebagai Rumah Sakit khususvertikal Oepartemen Kesehatan RI yang bertanggung jawab terhadapprogram kesehatan jiwa khususnya masalah yang terkait dengan kesehatanjiwa di perkotaan, mengingat RSJ Soeharto Heerdjan berada di wilayahibukota negara RI yang memiliki karakteristik kota megapolitan.

2. Tujuan

Model ini bertujuan untuk :2.1 Menyediakan pelayanan dan pemeliharaan kesehatan jiwa yang

bermutu dan dapat dipertanggung jawabkan bagi masyarakat perkotaanyang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif,berorientasi pada kebutuhan masyarakat dengan mendekatkanpelayanan ke masyarakat serta rneninqkatkan sistem rujukan daritingkat pelayanan yang lebih rendah dan sebaliknya.

2.2 Turut menghilangkan stigmatisasi masalah gangguan jiwa dimasyarakat.

3. Pelayanan yang disediakan

Upaya pelayanan kesehatan jiwa komunitas di RSJ Soeharto terdiri dari :1. Pelayanan Unit Psikiatri Kelilinq (Mobile Psychiatric Unit) yang terdiri dari,

a. Penyuluhan kesehatan jiwa dan pelayanan Hotline

28

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

b. Pelayanan medis yang meliputi deteksi dini, konseling dan stress-management, pengobatan dan penanganan kedaruratan psikiatrik dilapangan serta pelayanan rujukan.

c. Pendampingan dokter umum Puskesmasd. Pendokumentasian dan pelaporan

2. Perluasan jangkauan pelayanan ke seluruh wilayah Jakarta, Bogor,Oepok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) dan Sukabumi, melalui :a. Pembinaan Panti Sosial Bina Laras Phala Marta di Sukabumib. Pelayanan di Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Kelurahan Kebun

Jeruk Jakarta Baratc. Pendampingan keluarga dan lingkungan bagi korban Narkoba di

Kelurahan Kampung Bali Jakarta Pusat.d. Melakukan advokasi melalui Tim Pengarah Kesehatan Jiwa

Masyarakat (TP-KJM) OKI Jakarta, dan kemitraan dengan pihak-pihaklain, dengan Oepartemen Sosial, Oinas Pendidikan OKI Jakarta, dll ,dan

e. Pemetaan dan pengkajian kasus gangguan jiwa di perkotaan

4. Proses pelayanan

1. Instalasi kesehatan jiwa masyarakat berpusat di RSJ Soeharto Heerdjan,menyelenggarakan pelayanan ke luar gedung ke masyarakat secaralangsung maupun melalui kerjasama dengan pihak lain secara lintasprogram dan lintas sektor.

2. Kegiatan pelayanan berlangsung secara proaktif dengan melakukanpembinaan secara rutin ke Posbindu setiap bulan, kunjungan pelayanankeberbagai Panti Sosial.

29

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

Gambar.7Jejaring Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas RSJ Dr. Soeharto Heerdjan

JEJARING SISTEM PELAYANANKESEHATAN JIW A KOMUNITAS RSJ SOEHARTO HEERDJAN

11L--_R_SJ_S_H__ I¢=l1 RSUMUM

DPANT!

REHABILITASI

/USKESM~

DKESWAMAS

KERJA SAMALINT AS SEKTOR

LINT AS PROGRAM

PENGASUH PENDERITA

KELUARGA

5. Karakteristik

1. Bersifat mobile (bergerak)2. Proaktif dan responsif3. Meningkatkan akses terhadap pelayanan (menghilangkan jarak geografis)4. Menghilangkan hambatan sosial budaya5. Mereduksi stigma melalui keberadaan unit psikiatrik keliling di masyarakat6. Memberlanjutkan kegiatan pembinaan kesehatan jiwa komunitas7. Memberdayakan masyarakat dalam menghadapi masalah gangguan jiwa

6. Pembelajaran

Pengalaman dalam mengimplementasikan pelayanan kesehatan jiwakomunitas yang bergerak seperti ini adalah:1. Pelayanan kesehatan jiwa komunitas seperti ini sangat efektif dan

dibutuhkan masayarakat di kota besar yang padat penduduknya tetapiakses terhadap pelayanan tidak mudah.

2. Pelayanan yang bergerak seperti ini dapat mendekatkan upaya kesehatanjiwa ke masyarakat sehingga turut menghilangkan stigma di masyarakat.

3. Pelayanan seperti ini dapat menjaga keberlangsungan penanganan kasussehingga kekambuhan dapat dikurangi.

30

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

4. Pelayanan seperti ini juga dapat proaktif dan responsif terhadap masalah-masalah yang terjadi setiap saat.

5. Pelayanan seperti ini juga dapat mendorong pemberdayaan masyarakatdalam penanganan gangguan jiwa secara dini dan mandiri.

Sebagai kendala dari program ini masih kurangnya dukungan anggaran dariberbagai pihak terutama Pemerintah Oaerah dan dukungan teknologi. Oisamping itu diperlukan sumber daya manusia dari berbagai profesi terkaityang bekerja penuh waktu.

IV. PENUTUP

Sebagaimana telah dikemukakan dalam kata pengantar dibagian awal Pedomanini, dokumen ini akan mengalami perubahan sesuai dengan perkembanganmasalah di masyarakat dan kemajuan ilmu-ilmu terkait kesehatan jiwa.

Pedoman ini dapat saja mengalami penyesuaian setiap saat baik berupapenambahan maupun penggantian susunan maupun isi nya. Untuk itu OirektoratBina Pelayanan Kesehatan Jiwa selalu dengan tangan terbuka mengundang danmenampung berbagai masukan dan atau perbaikan dalam rangkapenyempunaan pedoman ini.

Beberapa hal yang diantisipasi dapat mengalami perubahan dan kemajuanadalah aspek kebijakan, pelayanan serta teknologi penanganan, sehinggapedoman ini dapat saja segera diikuti dengan edisi perbaikan denganpenyesuaian dan perbaikan disana sini.

Sekali lagi tim penyusun berharap Pedoman ini dapat bermanfaat dalammembantu dan memudahkan semua pihak untuk menjalankan tugasnya, sertameningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

Oleh karena itu sebelumnya dan dengan setulusnya tim penyusun mengucapkanterima kasih yang sebesar-besarnya.

.:f ME TERI KESEHATAN RI .r V

Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K)

31