146167784-Poster-Skripsi-Farmasi-FMIPA-Khairun-Athiya-J1E108058.pdf
-
Upload
aryanto-dedy -
Category
Documents
-
view
41 -
download
5
description
Transcript of 146167784-Poster-Skripsi-Farmasi-FMIPA-Khairun-Athiya-J1E108058.pdf
PENETAPAN RASIO KANDUNGAN KALIUM DAN NATRIUM DAUN SAMBUNG NYAWA( (Lour.) Merr.) SECARA SPEKTROFOTOMETRIK
SERAPAN ATOM
Oleh : Khairun Athiya
Pembimbing: Sunardi, S.Si., M.Si. & Khoerul Anwar, S.F., Apt.
Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNLAMJl. A. Yani Km. 36, Kampus UNLAM Banjarbaru, Kalimantan Selatan
Email :
Gynura Procumbens
ABSTRAK
Tekanan darah dapat meningkat salah satunya karena ketidakseimbangan kalium
dan natrium dalam tubuh. Ketidakseimbangan tersebut terjadi karena jumlah
natrium lebih banyak dibandingkan kalium, sehingga dianjurkan untuk
mengkonsumsi pangan dengan rasio kaliumyang lebih besar daripada natrium.
Sambung nyawa (Gynura Procumbens (Lour.) Merr.) adalah salah satu tanaman
obat, yang secara empirik dikonsumsi masyarakat Kalimantan Selatan sebagai
lalapan yang dipercaya berkhasiat menurunkan tekanan darah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui rasio kadar kalium dan natrium pada daun sambung
nyawa (GynuraProcumbens (Lour.) Merr.) berdasarkan perbedaan umur daun dan
cara pengolahan, yaitu sampel mentah dan sampel rebus. Penetapan kandungan
dilakukan menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom pada panjang gelombang
766,5 nm untuk kalium dan 589 nm untuk natrium. Kandungan kalium dalam daun
sambung nyawa adalah 656,59 mg/100g untuk daun tua mentah,502,09 mg/100g
untuk daun tua rebus, 601,70 mg/100g untuk daun muda mentah dan 386,20
mg/100g untuk muda rebus. Kandungan natrium dalam daun sambung nyawa
adalah 29,69 mg/100g untuk daun tua mentah, 13,80 mg/100g untuk daun tua
rebus, 28,12 mg/100 g untuk daun muda mentah dan 8,51 mg/100g untuk daun
muda rebus. Rasio kalium dan natrium (K:Na) pada daun sambung nyawa adalah
22:1 untuk daun tua mentah, 36:1 untuk daun tua rebus, 21:1 untuk daun muda
mentah dan 45:1 untuk daun muda rebus. Hasil penelitian menunjukkan
bahwadalam daun sambung nyawa terdapat rasio kalium yang lebih besar daripada
natrium. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa umur daun dan perebusan
memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kandungan kalium dan
natrium dalam sampel.
Kata kunci : Gynura Procumbens (Lour.) Merr., Rasio Kalium dan Natrium,
Spektrofotometri Serapan Atom
LATAR BELAKANG
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 yang diselenggarakan Kementerian
Kesehatan menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia sangat tinggi, yaitu
31,7% dari total penduduk dewasa. Penderita hipertensi primer akibat konsumsi
garam berlebih memiliki natrium yang berlebih dalam tubuhnya, sehingga
konsumsi natrium perlu diimbangi dengan kalium untuk mencegah naiknya tekanan
darah. Sambung nyawa (Gynura Procumbens (Lour.) Merr.) adalah salah satu
tanaman obat, yang secara empirik dikonsumsi masyarakat Martapura, Kalimantan
Selatan sebagai lalapan yang dipercaya berkhasiat menurunkan tekanan darah.
Peneliti akan melakukan penetapan rasio kandungan kalium dan natrium pada daun
sambung nyawa secara Spektrofotometri Serapan Atom berdasarkan perbedaan
umur daun (tua dan muda) dan cara pengolahan (daun mentah dan daun rebus),
sehingga dapat diketahui perlakuan yang dapat menghasilkan kandungan kalium
yang lebih tinggi, sehingga didapat rasio kandungan kalium terhadap natrium yang
lebih tinggi. Rasio kalium terhadap natrium yang tinggi dapat memberikan efek
menurunkan tekanan darah yang lebih efektif bagi penderita hipertensi.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Mengetahui kandungan (mg/100g) kalium dan natrium dalam daun sambung
nyawa berdasarkan perbedaan umur daun dan cara pengolahan.2. Mengetahui rasio kandungan kalium dan natrium dalam daun sambung nyawa
berdasarkan perbedaan umur daun dan cara pengolahan.3. Mengetahui pengaruh umur dan cara pengolahan daun sambung nyawa
terhadap kandungan kandungan kalium dan natriumnya?
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan informasi ilmiah
kepada masyarakat tentang rasio kandungan kalium dan natrium pada daun
sambung nyawa. Serta memberikan informasi kepada peneliti yang ingin
melakukan penelitian dan pengembangan mengenai daun sambung nyawa.
UlanganDaun tua
mentah (A)Daun tuarebus (B)
Daun muda mentah (C)
Daun mudarebus (D)
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
Determinasi Tanaman Pengolahan Sampel Proses Destruksi
Analisis Kualitatif Analisis KuantitatifUji Akurasi_Presisi &
Analisa Data
METODELOGI PENELITIAN
Tabel 1. Rancangan Kerja
Prosedur Penelitian
Kation Reaksi Hasil Ket
Kalium Sampel + metanol, dibakar Nyala lembayung +
Sampel + larutan asam pikrat,
diamati di bawah mikroskop
Jarum-jarum besar +
Sampel + larutan asam tartrat Endapan Putih +
Sampel + larutan asam perklorat Endapan Putih +
Natrium Sampel + metanol, dibakar Nyala kuning +
Sampel + larutan asam pikrat,
diamati di bawah mikroskop dengan
perbesaran 10 x 10
Jarum-jarum halus di pinggir
+
HASIL PENELITIAN
Tabel 2. Hasil analisis kualitatif
Keterangan : (+) = mengandung logam
Hasil kandungan kalium dan natrium dari yang paling besar sampai yang paling
kecil adalah daun tua mentah, daun muda mentah, daun tua rebus, dan daun
muda rebus. Kandungan yang tinggi pada daun yang mentah dikarenakan daun
belum mengalami perlakuan apapun sehingga kandungan mineral yang ada tidak
berbeda jauh dengan kandungan pada saat daun berada pada siklus tanaman
hidup. Kandungan yang lebih kecil pada daun yang direbus dikarenakan kalium
dan natrium terekstraksi ke dalam air. Kandungan pada daun mentah lebih besar
pada daun tua dibanding daun muda, karena mineral yang terkandung di tubuh
tumbuhan, diakumulasikan di daun tua (Rosmarkam & Yuwono, 2002).
Tabel 3. Rasio kandungan kalium dan natrium dalam sampel
Rasio K:Na pada daun sambung nyawa secara keseluruhan memiliki rasio kalium
yang lebih tinggi dibanding natrium karena kalium merupakan nutrisi penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman ( ),
sedangkan natrium merupakan mineral yang jumlahnya sedikit dalam tanaman,
karena fungsi natrium dalam tanaman hanya untuk menggantikan fungsi kalium
jika kalium berada dalam jumlah yang rendah (Rosmarkam & Yuwono, 2002).
Leigh & Jones, 1984
Sampel Rasio Kandungan Kalium dan Natrium
Daun tua mentah 22 : 1
Daun tua rebus 36 : 1
Daun muda mentah 21 : 1
Daun muda rebus 45 : 1
Menurut Ermer dan Miller (2005), suatu metode dikatakan teliti jika nilai recoverynya antara 80-120%. Dengan demikian metode spektrofotometri
serapan atom yang dilakukan pada penelitian ini mempunyai akurasi yang baik untuk penetapan kadar logam esensial kalium dan natrium.
Dari hasil perhitungan konsentrasi sampel dapat dilihat bahwa semua hasil yang
diperoleh pada pengukuran sampel berada diatas batas deteksi, tetapi ada yang
berada di bawah batas kuantifikasi, yaitu konsentrasi natrium pada sampel daun
muda rebus. Hal ini dikarenakan kadar analit dalam sampel terlalu kecil lebih
besar yang berarti metode analisis kurang peka terhadap analisis yang digunakan
(Ibrahim, 1998).
Tabel 4. Nilai koefisien variasi kalium dan natrium
Sampel RSD %Kalium
RSD %Natrium
Daun tua mentah 2,52 5,01
Daun tua rebus 2,63 1,23
Daun muda mentah 3,72 2,64
Daun muda rebus 1,32 3,03
Dari data tersebut menunjukkan nilai RSD untuk semua perlakuan kurang dari 16%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis yang dilakukan memenuhi
presisi yang dapat dinyatakan memenuhi syarat keterulangan bahwa analisis yang dilakukan berulang kali oleh peneliti yang sama pada kondisi sama dan
dalam interval waktu yang pendek memberikan derajat kesesuaian hasil uji yang seksama.
PerbandinganKonsentrasi Natrium dengan LOD&
LOQ
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1 D2 D3
SampelKo
nsentrasi(ppm
)
LOD
LOQ
Konsentrasi Natri um
PerbandinganKonsentrasi Kalium dengan LOD&LOQ
0
0.5
1
1.5
2
2.5
A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1 D2 D3
Sampel
Konsentrasi(ppm
)
LOD
LOQ
Konsentrasi Kali um
Hasil Uji Statistik
4.3027 4.3027 4.3027 4.3027
1.98481.6845
1.99171.6047
0.7791
1.7761
1.1536
0.2314
1.2057
0.0893
0.8381
1.8361
0
1
2
3
4
5
A B C D
Sampel
Nilait t tabel
thitung 1
thitung 2
thitung 3
Data yang didapat menunjukkan bahwa nilai t sampel pada berbagai variabel
berada di bawah nilai t , maka nilai rata-rata pengukuran tidak berbeda
signifikan dengan nilai sebenarnya. Hasil analisis varian dengan
pada kandungan kalium dan pada kandungan natrium dengan
taraf kepercayaan 95%, terlihat perbedaan yang nyata antara datapasangan
kelompok yang satu dengan yang lainnya ditandai dengan nilai sig 0,05.
Sehingga dapat dikatakan semua perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda
nyata terhadap kandungan kalium dan natrium
hitung
tabel
Post Hock Tukey
Mann Whitney
≤
Kandungan Kalium dan Natrium656.59
502.09
601.7
386.2
29.69 13.8 28.12 8.510
100
200
300
400
500
600
700
A B C D
sampel
kandun
ganmg/10
0g
Kalium
Natrium
Nilai % Recovery
102.26 101.6 101.7 101.6888.12
107.793.24
113.75
0
20
40
60
80
100
120
A B C D
Sampel
%Recovery
% recovery ka lium
% recovery natrium
KESIMPULAN
1. Kandungan kalium dalam daun sambung nyawa adalah 656,59 mg/100g
untuk daun tua mentah, 502,09 mg/100g untuk daun tua rebus, 601,70
mg/100g untuk daun muda mentah dan 386,20 mg/100g untuk muda rebus.
Kandungan natrium dalam daun sambung nyawa adalah 29,69 mg/100g
untuk daun tua mentah, 13,80 mg/100g untuk daun tua rebus, 28,12
mg/100 g untuk daun muda mentah dan 8,51 mg/100g untuk daun muda
rebus. 2. Rasio kalium dan natrium (K:Na) pada daun sambung nyawa adalah 22:1
untuk daun tua mentah, 36:1 untuk daun tua rebus, 21:1 untuk daun muda
mentah dan 45:1 untuk daun muda rebus. 3. Umur daun dan perebusan memberikan pengaruh yang berbeda nyata
terhadap kandungan kalium dan natrium dalam sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Ermer, J & J. H. McB Miller. 2005. . WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim. Halaman 312.
Ibrahim, S. 1998. Pengembangan Metode Analisis Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi. .
Perpustakaan Pusat ITB, Bandung.Leigh, R.A & W. Jones. 1984. A hypothesis relating critical potassium concentrations for growth
to the distribution and functions of thision in the plant cell. .
97. Halaman 1-13. Wiley Online Library, New Phytol.Riskesdas. 2007. . Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan, Republik Indonesia, Jakarta. Halaman 13-14.
Rosmarkam, A & N.W. Yuwono. 2002. . Kanisius,
Method Validation in Pharmaceutical Analysis
Seminar on HPLC Application for Analysis of Drugs, Food and Environment
Journal New Phytologist
Laporan Nasional
Ilmu Kesuburan Tanah Yogyakarta. Hal 205.
UCAPAN TERIMA KASIH1. Bapak Sunardi,S.Si,M.Sc dan Bapak Khoerul Anwar,S.F.,Apt selaku dosen pembimbing atas saran, motivasi, bantuan selama penyusunan skripsi ini2. Bapak Azidi Irwan,S.Si.,M.Si., Bapak Drs. Jasmadi Joko Kartiko,M.S.,Apt. dan Bapak Muhammad Ikhwan Rizki,S.Farm.,Apt selaku dosen penguji atas kritik dan koreksi
selama proses penyusunan skripsi ini.3. Orang tua, orang terdekat, teman-teman dan semua pihak atas doa, bantuan dan dukungannya selama ini.