143161653 Kapasitas Panas Dan Konsep Fonon
-
Upload
kartika-andria-pertiwi -
Category
Documents
-
view
116 -
download
1
Transcript of 143161653 Kapasitas Panas Dan Konsep Fonon
Kapasitas Panas dan Konsep Fonon
I. Kapasitas Panas
Dalam padatan, terdapat dua jenis energi thermal yang tersimpan di dalammya
yaituenergi vibrasi atom-atom di sekitar posisi keseimbangannya dan energi kinetik
yangdikandung elektron-bebas. Jika suatu padatan menyerap panas maka energi
internalyang tersimpan dalam padatan meningkat yang diindikasikan oleh
kenaikantemperaturnya. Jadi perubahan energi pada atom-atom dan elektron-
bebasmenentukan sifat-sifat thermal padatan. Sifat-sifat thermal yang akan kita
bahasadalah kapasitas panas.[1]
Tiap-tiap atom pada benda padat ini dapat berosilasi ke tiga arah secara bebas
dan independen, sehingga padatan dapat dipandang sebagai sistem yang memiliki
3N osilator harmonik sederhana, dengan N menunjukkan jumlah atom dalam kekisi
kristal tersebut. Oleh karena tiap osilator harmonik memiliki energi rata-rata kBT,
energi total rata-rata padatan itu adalah sebesar 3NkBT, dan kapasitas kalornya adalah
3NkB.
Dengan mengambil nilai N sebagai tetapan Avogadro NA, dan menggunakan
hubungan R = NAkB antara tetapan gas Rdengan tetapan Boltzmann kB, hal ini akan
menjelaskan hukum Dulong-Petit mengenai kapasitas kalor jenis benda padat, yang
menyatakan bahwa kapasitas kalor jenis (per satuan massa) suatu benda padat
berbanding terbalik terhadap bobot atomnya. Dalam versi modernya, kapasitas kalor
molar suatu benda padat adalah 3R ≈ 6 cal/(mol·K).
Namun, hukum ini menjadi tidak akurat pada temperatur yang rendah. Hal ini
disebabkan oleh efek-efek kuantum. Selain itu, hukum ini juga tidak konsisten
dengan hukum ketiga termodinamika, yang menurutnya kapasitas kalor molar zat
apapun haruslah menuju nilai nol seiring dengan temperatur sistem menuju nol
mutlak. Teori yang lebih akurat kemudian dikembangkan oleh Albert Einstein (1907)
dan Peter Debye (1911) dengan memasukkan pertimbangan efek-efek kuantum. [2]
Kapasitas Panas adalah
sejumlahpanas(∆Q)yangdiperlukanpermolzatuntukmenaikkansuhunya1 K, disebut
kapasitas kalor.Untuk membedakan dengan kapasitas panas yang ditulis dengan huruf
besar (Cv danCp), maka panas spesifik dituliskan dengan huruf kecil (cv dan cp).Bila
kenaikan suhu zat∆T, maka kapasitas panas adalah :
C=∆ Q∆ T
(1.1)
Jikaprosespenyerapanpanasberlangsungpadavol
umetetap,makapanasyangdiserapsamadenganpeningkatanenergidalamzat∆Q= ∆U.
Kapasitas kalor pada volume tetap (Cv)dapat dinyatakan:
C v=(∆ U∆ T )
v
=( ∂ U∂ T )
v (1.2)
Dengan U adalah energi internal padatan yaitu total energi yang ada dalam padatan
baik dalam bentuk vibrasi atom maupun energi kinetik elektron bebas.
Kapasitas panas pada tekanan konstan, (Cp) dengan relasi
C p=( ∂ H∆ T )
p (1.3)
dengan H adalah enthalpi. Pengertian enthalpi dimunculkan dalam thermodinamika
karena sesungguhnya adalah amat sulit menambahkan energi pada padatan
(meningkatkan kandungan energi internal) saja dengan mempertahankan tekanan
konstan. Jika kita masukkan energi panas ke sepotong logam, sesungguhnya energi
yang kita masukkan tidak hanya meningkatkan energi internal melainkan juga untuk
melakukan kerja pada waktu pemuaian terjadi. Pemuaian adalah perubahan volume,
dan padawaktu volume berubah dibutuhkan energi sebesar perubahan volume kali
tekanan udara luar dan energi yang diperlukan ini diambil dari energi yang kita
masukkan. Oleh karena itu didefinisikan enthalpi guna mempermudah analisis, yaitu
H = U + PV (1.4)
dengan P adalah tekanan dan V adalah volume.
Kapasitaspanaszatpada
suhutinggimendekatinilai3R;Rmenyatakantetapangasumum.KarenaR≅2kalori/K-mol,
maka pada suhu tinggi kapasitas panas zat padat :
C v≅6 kalori
K−mol
Gambar 2.11. Kebergantungan kapasitas panas zat padat pada suhu
I.1 Model Teori Klasik
Menurut hukum Dulong-Petit (1920), panas spesifik padatanunsur adalah hampir
sama untuk semua unsur, yaitu sekitar 6 cal/mole oK.Boltzmann, setengah abad
kemudian, menunjukkan bahwa angka yang dihasilkanoleh Dulong-Petit dapat
ditelusuri melalui pandangan bahwa energi dalam padatantersimpan dalam atom-
atomnya yang bervibrasi. Getaran atom-atomzatpadat
dapatdipandangsebaga
iosilatorhar m oni k .Osilatorharmonikmerupakansuatukonsep/
modelyangsecaramakroskopikdapat
dibayangkansebagaisebua
hmassamyangterkaitpadasebuahpegasdengantetapanpegasC.
Untuk osilator harmonik satu-dimensi, energinya dapat dirumuskan :
ε=energikinetik+energipotensial
ε=12
m v2+ 12
c x2
ε=m2
(v2+ω2 x2 ) (1.5)
denganvlajugetaranosilator,
xsimpanganosilator
ω frekuensisudutgetaranosilator (ω=√ cm ).
Molekul gas ideal memiliki tiga derajat kebebasan dengan energi kinetik rata-rata
per derajat kebebasan adalah12
kbT sehingga energi kinetik rata-rata dalam tigadimensi
adalah32
kbT. Energi per mole adalah :
Uk/mole = 32
NkbT = 32
RT, (N Bilangan Avogadro) (1.6)
yang merupakan energi internal gas ideal.Dalam padatan, atom-atom saling terikat
sehingga selain energi kinetik terdapat pulaenergi potensial sehingga energi rata-rata
per derajat kebebasan bukan12
kbT melainkankbT. Energi per mole padatan menjadi:
Uk / mole padat = 3RT cal/mole (1.7)
Panas spesifik pada volume konstan:
C v=|dUdT |
v= 3R = 5,96 cal/mole o K (1.8)
Angka inilah yang diperoleh oleh Dulong-Petit. Pada umumnya hukum Dulong-
Petit cukup teliti untuk temperatur di atas temperatur kamar. Namun beberapa unsur
memiliki panas spesifik pada temperatur kamar yang lebih rendah dari angka Dulong-
Petit, misalnya B, Be, C, Si. Pada temperatur yang sangat rendah panas spesifik
semua unsur menuju nol.
I.2 Model Einstein
Atom – atom kristal dianggap bergetar satu sama lain di sekitar titik
setimbangnya secara bebas. Getaran atomnya dianggap harmonik sederhana yang
bebas sehingga mempunyai frekuensi yang sama (v= ω2 π
) sehingga di dalam zat
padat terdapat sejumlah N atom maka ia akan mempunyai 3N osilator harmonik yang
bergetar bebas dengan frekuensi ω
(1.9)
Model Einstein untuk T>>
Untuk T<<
Bila (1.10)
(1.11)
(1.12)
DalammodelEinsteinfrekuensiosilatorωbiasaditulisωEyangdisebutfrekuensi
Einstein. Didefinisikan suhu Einstein ( θ E)menurut :
dan persamaan ( 1.12 ) tereduksi menjadi :
(1.13)
Jadi pada suhu rendah, Cv sebanding dengan hasil ini tidak cocok dengan hasil
eksperimen, dimana Cv sebanding dengan T3. ModelinipungagalmenjelaskanCv pada
suhu rendah.
I.3 Model Debye
DalammodelEinstein,atom-atomdianggapbergetarsecaraterisolasidariatomdi
sekitarnya. Anggapan ini jelas tidak dapat diterapkan, karena gerakan atom akan
saling berinteraksidenganatom-
atomlainnya.Sepertidalamkasuspenjalarangelombangmekanik
dalamzatpadat,olehkarenarambatangelombangtersebutatom-
atomakanbergerakkolektif.
Frekuensigetaranatombervariasidariω=0sampaidenganω =ωD.Batasfrekuensi
ωDdisebut frekuensi potong Debye.
MenurutmodelDebyeini,energitotalgetaranatompadakisidiberikanolehungkapan:
(1.14)
є(ω)adalahenergirata-
rataosilatorsepertipad
amodelEinstein,sedangkang(ω)adalahrapatkeadaan.Dalamselangfrekuensi antara ω=
0 dan ω= ωD,g(ω) memenuhi :
(1.15)
Jumlahmodagetaransamadenganjumlah1molosilatortiga-dimensi,yangdalam
kurvapadagambar1.ditunjukkanolehdaerahterarsir.FrekuensipotongωD adalah :
(1.16)
Gambar 1. Rapat Keadaan Menurut Model Gebye
Apabilakitamenggambarkankonturyangberhubungandenganω=ωD dalamruang-
qsepertipadag
ambar2.akandiperolehsebuahbolayangdisebutbolaDebye,denganjejariqDyang disebut
jejari Debye
(1.17)
Gambar 2. Bola Debye dengan jejari qD
Kembalipadapersamaan(1.14),dengansubstitusi є(ω)padapersamaan(1.18) dan
g(ω) ke persamaandiperoleh ungkapan energi getaran kisi :
(1.18)
Turunan pertama terhadap suhu persamaan g(ω)menghasilkan kapasitas kalor:
(1.19)
Penampilan persamaan (1.19) dapat disederhanakan dengan mendefinisikan :
(1.20)
Dan suhu Debye
(1.21)
sehingga bentuknya menjadi :
(1.22)
Pada suhu tinggi (T>>θD), batas atas integral (θD/T) sangat kecil,demikian
juga variabel x. Sebagai pendekatan dapat diambil : ex≅ 1 + x
sehingga integral yang bersangkutan menghasilkan :
(1.23)
Masukkan hasil ini kepersamaan (1.22)
(1.24)
SesuaidenganhukumDulong-Petit, pada suhu tinggi model ini sesuai dengan hasil
eksperimen.Pada suhu rendah (T<<θD), batas integral pada persamaan (1.22) menuju
tak berhingga dan integral tersebut menghasilkan 4π4/15.Dengan demikian:
(1.25)
II. Konsep Fonon
Fonon dalam fisika adalah kuantum kuantum moda vibrasi pada kisi kristal tegar,
seperti kisi kristal pada zat padat. Kristal dapat dibentuk dari larutan, uap, lelehan
atau gabungan dari ketiganya. Pembentukan kristal sangat dipengaruhi oleh laju
nukleasi dan pertumbuhan. Bila pertumbuhan lambat, kristal yang terbentuk akan
cukup besar, disertai dengan penataan atom–atom atau molekul-molekul secara
teratur dengan berulang sehingga sehingga energi potensialnya minimum. Fisika zat
padat sangat berkaitan erat dengan kristal dan elektron di dalamnya.
Fisika zat padat mengalami perkembangan pesat setelah ditemukan Sinar-X dan
keberhasilan di dalam memodelkan susunan atom dalam kristal. Atom-atom atau
molekul–molekul dapat berbentuk kisi kristal melalui gaya tarik menarik (gaya
coulomb). Kisi–kisi tersebut tersusun secara priodik membentuk kristal. Atom–atom
yang menyusun zat padat bervibrasi terhadap posisi keseimbanganya sehingga kisi–
kisi kristal pun ikut bervibrasi. Fenomena yang muncul dari kuantisasi sistem fisika
zat padat tetapi memiliki perbedaan energi dengan panjang gelombang lebih panjang
dibanding gelombang elektromagnetik disebut fonon. Energi kuantum dari vibrasi
gerak dalam medan gelombang elastis dapat dianalogikan seperti dalam foton dalam
gelombang elektromagnetik.
Konsep fonon tersirat dalam teori Debye yang sangat penting dan jauh mencapai
konsepnya. Kita telah melihat bahwa energi setiap mode adalah terkuantisasi, energi
dari unit kuantum menjadi ћω. Karena mode yang kita miliki adalah gelombang
elastis, yang pada kenyataannya, terkuantisasi energi gelombang suara elastis.
Prosedur ini analog dengan yang digunakan dalam mengkuantisasi energi medan
elektromagnetik, di mana sel hidup alam lapangan diungkapkan dengan
memperkenalkan foton. Dalam kasus ini, partikel seperti entitas yang membawa
energi unit bidang elastis dalam modus tertentu disebut sebuah Fonon. Energi fonon
tersebut yaitu:
є = ћω (1.26)
Sedangkan Fonon juga merupakan gelombang berjalan, ia membawa momentum
sendiri. Analogi foton (sama seperti persamaan de Broglie), momentum Fonon
diberikan oleh p = h / λ, dimana λ adalah panjang gelombang. Ditulis λ = 2π / q,
dimana q adalah vektor gelombang, kita memperoleh momentum untuk Fonon
tersebut:
p = ћq (1.27)
Sama seperti kita berpikir tentang gelombang elektromagnetik sebagai aliran foton,
sekarang kita melihat sebuah gelombang suara elastis sebagai aliran fonon yang
membawa energi dan momentum gelombang. Kecepatan perjalanan Fonon sama
dengan kecepatan suara dalam medium.
Jumlah fonon dalam mode pada kesetimbangan termal dapat ditemukan dari
pemeriksaan Persamaan. (3.26). Karena energi per Fonon sama dengan ћω, dan
karena energi rata-rata fonon dalam modus diberikan oleh є dalam (3.26), berarti rata-
rata jumlah fonon dalam modus diberikan oleh
n= 1
eђωkT −1
(1.28)
Jumlah ini tergantung pada suhu pada T = 0, n = 0, tetapi dengan meningkatnya T, n
juga meningkat, akhirnya meraih nilai n = kT / ћω pada suhu tinggi. Di sini kita
melihat hal yang menarik: fonon diciptakan hanya dengan meningkatkan suhu, dan
karenanya jumlah mereka dalam sistem ini tidak kekal. Ini tidak seperti kasus pada
partikel lebih dikenal fisika-misalnya, elektron atau proton di mana jumlah ini kekal.
Konsep fonon merupakan salah satu yang sangat penting dalam fisika zat padat,
dan kita akan perdalam lagi dalam buku ini. Sebagai contoh, pada bagian 3.10, kita
akan mempelajari interaksi fonon dengan bentuk-bentuk lain dari radiasi, seperti
sinar-X, neutron, dan cahaya. Interaksi ini tidak hanya akan memvalidasi pers. (3.41)
and (3.42) untuk energi dan momentum Fonon, tetapi juga akan memberikan
informasi berharga tentang keadaan getaran padat.