14250303 Makalah Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah

16
MAKALAH GURU PROFESIONAL SEBAGAI UJUNG TOMBAK IMPLEMENTASI KURIKULUM DI SEKOLAH Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum Dosen: Manvan Drajat, M.Ag. Disusun Oleh: Eka Lusiandani Koncara 0101.0701.851 Semester 6 Jurusan Pendidikan Agama Islam STAI DR. KHEZ. MUTTAQIEN PURWAKARTA 2007/2008

Transcript of 14250303 Makalah Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah

MAKALAH

GURU PROFESIONAL SEBAGAI UJUNG TOMBAK

IMPLEMENTASI KURIKULUM DI SEKOLAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Pengembangan Kurikulum

Dosen: Manvan Drajat, M.Ag.

Disusun Oleh:

Eka Lusiandani Koncara 0101.0701.851

Semester 6 Jurusan Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. MUTTAQIEN PURWAKARTA

2007/2008

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya bagi Allah SWT, yang mana senantiasa telah

memberikan rahmat kepada kita yaitu berupa nikmat iman dan Islam. Dan tak

lupa shalawat dan salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada Nabi besar

Muhammad SAW dan bagi para keluarga, sahabat dan kita semua selaku

umatnya.

Seiring dengan rampungnya makalah yang berjudul ”GURU PROFESIONAL

SEBAGAI UJUNG TOMBAK IMPLEMENTASI KURIKULUM DI SEKOLAH” ini, penulis

menghaturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada Bapak Manvan Drajat yang

terhormat selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan Kurikulum.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini maka

untuk itu kami mohon kritik dan saran kepada semua pembaca makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin. . .

Purwakarta, Juni 2008

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 2

A. KURIKULUM ........................................................................................ 2

B. PENGEMBANGAN KURIKULUM .......................................................... 3

C. GURU PROFESIONAL DALAM PROSES PENDIDIKAN........................... 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta

kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan

dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan

untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan

potensi yang ada di daerah.

Guru merupakan salah satu unsur yang mengimplementasikan kurikulum

dalam profesinya sebagai tenaga pendidik, di mana ia harus menguasai betul

tentang kurikulum dan bagaimana pengembangan serta pelaksanaannya di

lapangan. Dalam hal ini, guru dituntut untuk seprofesional mungkin dalam

melaksanakan tugasnya, sehingga dapat menghasilkan output yang maksimal.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk

mengangkat sebuah judul makalah, yaitu ”GURU PROFESIONAL SEBAGAI UJUNG

TOMBAK IMPLEMENTASI KURIKULUM DI SEKOLAH”.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini, penulis akan membahas beberapa masalah yang

berkaitan dengan kurikulum dan guru profesional sebagai pelaksananya, yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum?

2. Bagaimana proses pengembangan kurikulum?

3. Apa yang dimaksud dengan guru profesional?

4. Bagaimana sikap seorang guru profesional dalam mengembangkan

kurikulum dan implementasinya di sekolah?

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. KURIKULUM

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta

kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan

dan peserta didik. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada

semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi

sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar

pemikiran itu maka dikembangkanlah apa yang dinamakan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan.

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di

masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 bahwa Kurikulum Satuan Pendidikan

pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada standar isi dan

standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada paduan dari Badan Standar

Nasional Pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan

pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender

pendidikan, dan silabus.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok

mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi

dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,

alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran

standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi

pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian

kompetensi untuk penilaian.

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 3

B. PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pengembangan kurikulum adalah suatu proses di mana berbagai unsur

pelaksana kurikulum harus mampu mengembangkan dan mengimplementasikan

suatu kurikulum dalam dunia pendidikan, dalam hal ini adalah sekolah.

Kurikulum yang semula hanya berupa rumusan dan rencana, harus dapat

direalisasikan dalam proses pendidikan yang akan dilaksanakan setelah melalui

proses pengembangan kurikulum.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengembangan

kurikulum antara lain:

1. Relevansi pengembangan kurikulum

a. Relevansi ke luar, di mana komponen-komponen kurikulum

disesuaikan dengan tuntutan, kebutuhan, perkembangan masyarakat.

b. Relevansi ke dalam, yaitu adanya konsistensi antar komponen-

komponen kurikulum dengan keterpaduan internal.

2. Fleksibilitas, maksudnya keadaan kurikulum solid, tetapi pada

pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian dengan

kebutuhan di lapangan.

3. Kontinuitas, yaitu adanya kesinambungan antara item satu dengan yang

lainnya, sehingga proses belajar siswa menjadi lebih terarah.

4. Praktis, atau disebut efisien, yaitu pelaksanaan proses pengembangan

dilakukan dengan biaya yang murah dan dapat dilaksanakan dengan

mudah.

5. Efektivitas, proses pengembangan yang menuntut keberhasilan yang

tinggi baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Beberapa prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum:

1. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan

Ketentuan/kebijakan pemerintah

Survey persepsi orang tua

Survey pandangan para ahli

Pengalaman negara lain

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 4

penelitian

2. Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan

Penjabaran tujuan ke dalam bentuk pengalaman belajar yang

diharapkan

Isi meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan

Disusun berdasarkan urutan logis dan sistematis

3. Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar

Keselarasan pemilihan metode

Memperhatikan perbedaan individual

Pencapaian aspek kognitif, afektif, skills

4. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media

Ketersediaan alat yang sesuai dengan situasi

Pengorganisasian alat dan bahan

Pengintegrasian ke dalam proses

5. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian

Kesesuaian dengan isi dan tingkat perkembangan siswa

Waktu

Administrasi penilaian

Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh pada pengembangan

kurikulum, antara lain:

1. Perguruan tinggi, sebagai pengembang dan penjelajah ilmu pengetahuan.

2. Masyarakat, di mana sekolah harus melayani aspirasi masyarakat

(terutama dunia usaha sangat berpengaruh).

3. Sistem nilai, yaitu nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat harus

terintegrasi dalam kurikulum karena nilai-nilai tersebut bersifat

heterogen dan multifaset.

Beberapa hambatan dalam pengembangan kurikulum antara lain:

1. Faktor guru

2. Masyarakat

3. Biaya

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 5

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin

pencapaian tujuan pendidikan nasional.Standar nasional pendidikan terdiri atas

standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan

prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari

kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan

pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003)

tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional

Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan

menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI dan SKL

serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti

ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005,

antara lain:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Ketentuan dalam UU 20/2003 yang

mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4);

Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4);

Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38

ayat (1), (2).

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan. Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang

mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1),

(2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8

ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4);

Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1),

(2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 6

3. Standar Isi, yang mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk

mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum,

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata

pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan

dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22 Tahun

2006.

4. Standar Kompetensi Lulusan, merupakan kualifikasi kemampuan lulusan

yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang

ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.

KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok

atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau

kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi

untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan

berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP,

serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan

KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan

provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum

yang disusun oleh BSNP .

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan

prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk

mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian

tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan

dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 7

didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan

pembelajaran berpusat pada peserta didik.

2. Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan

keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis

pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan

agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.

Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,

muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun

dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat

antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,

semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta

didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum

dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders)

untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,

termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan

dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,

keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan

keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup

keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata

pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan

antarsemua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses

pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang

berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 8

antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan

memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang

serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional

dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah

harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka

Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

C. GURU PROFESIONAL DALAM PROSES PENDIDIKAN

Guru adalah suatu profesi, dimana sebelum ia bekerja sebagai guru,

terlebih dahulu dididik dalam suatu lembaga pendidikan keguruan, yang

didalamnya ia bukan hanya belajar ilmu pengetahuan bidang studi yang akan

diajarkan dan ilmu serta metode mengajar, tapi juga dibina agar memiliki

kepribadian sebagai guru.

Ki Hajar Dewatara telah menggariskan pentingnya peranan guru dalam

proses pembelajaran dengan ungkapan “ing ngarso sung tulodho, ing madyo

mangun karso, tut wuri handayani”, di mana guru harus dapat menempatkan diri

sebagai teladan, penasihat, pembimbing, dan motivator bagi anak didiknya.

Menurut data Human Devlopment Indek (HDI), guru yang memiliki

standar kualifikasi mengajar adalah berkisar 60% untuk SD, 40% SLTP, 34% SLTA,

dan 17,2% atau 69,477 guru mengajar tidak sesuai dengan bidang studi atau latar

belakang pendidikannya ”.

Dalam Jurnal Profesor Sujipto, Rektor UNJ menyebutkan bahwa ”Saat ini

baru 50 % dari guru Indonesia yang memiliki standarisasi dan kompetensi”.

Kondisi ini masih sangat jauh dari yang diharapkan, sehingga sangat wajar mutu

pendidikan kita tidak begitu bagus.

Dari data HDI juga terungkap bahwa kualitas sumber daya manusia

Indonesia saat ini menduduki peringkat 105, dimana untuk wilayah Asia Tenggara

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 9

Singapura menduduki peringkat 25, Brunai peringkat 26, Malaysia peringkat 57,

Thailand peingkat 57, dan Philipina menempati peringkat 77. (Falah Yunus,

2007).

UU No.14 Tahun 2005 tentang, Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1

menyebutkan ” Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.

Sedangkan pada pasal 7 ayat 1 disebutkan” Profesi guru ...... merupakan

bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

(a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; (b) memiliki komitmen

untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia;

(c) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan

bidang tugas; (d). memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang

tugas.

Dengan demikian, kriteria guru profesional yang diamanatkan oleh

undang-undang tersebut adalah:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,

ketakwaan, dan akhlak mulia.

3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai

dengan bidang tugas.

4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

Lain lagi dengan tanggapan para siswa tentang bagaimana guru

profesional dalam perspektif mereka. Kriteria guru ideal dalam perspektif siswa,

di antaranya:

1. Dapat berperan sebagai orang tua yang senantiasa memperhatikan anak

didiknya, dan menghormati mereka dengan panggilan yang enak, serta

hafal nama panggilan setiap anak didiknya.

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 10

2. Dapat berperan sebagai teman belajar yang senantiasa menempatkan diri

pada posisi “peserta belajar” dengan tidak bersikap menggurui, sehingga

anak didik akan dapat termotivasi untuk bersaing dalam menyelesaikan

setiap masalahnya dalam proses pembelajaran.

3. Dapat berperan sebagai teman bergaul yang memposisikan diri sebagai

sahabat “sebaya” yang sikap dan gaya bahasanya akrab dengan

lingkungan seusia anak didik, serta dapat memberikan suasana santai

yang penuh inovasi dalam lingkungan pembelajaran di kelas.

Hal ini sesuai dengan Asas Utama Quantum Teaching “Bawalah dunia

mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka.”

Dalam sudut pandang penulis, selain berbagai pendapat di atas, terdapat

beberapa kriteria lainnya yang harus dimiliki seorang guru dalam kegiatan belajar

di kelas, antara lain:

1. Dalam segi penampilan, guru harus berpakaian rapi, sopan, dan enak

dipandang, serta tidak tampil berlebihan. Guru juga harus dapat

menampilkan sikap dan menggunakan gaya bahasa yang sesuai dengan

lingkungan kelas tempat ia melakukan proses pembelajaran.

2. Dalam segi administrasi, guru harus menguasai berbagai administrasi

kependidikan yang digunakannya dalam proses belajar. Guru harus

menguasai kurikulum serta memiliki perencanaan dalam setiap kegiatan

pembelajarannya. Guru juga harus selalu membekali diri dengan

perangkat administrasi yang digunakan sebagai indikator perkembangan

siswa di kelas, seperti daftar hadir dan daftar nilai, pada setiap

pertemuannya.

3. Dalam segi organisasi, guru harus mampu memposisikan diri sebagai

leader yang membawa anak didiknya ke dalam dunia pembelajaran. Guru

juga harus mampu berperan sebagai motivator dan fasilitator bagi anak

didiknya.

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 11

Menurut Muhibbin Syah (2004), ada sepuluh kemampuan dasar yang

harus dimiliki guru dalam upaya peningkatan mutu belajar, yaitu:

1. Menguasai bahan ajar,

2. Mengelola program belajar mengajar,

3. Mengelola kelas,

4. Menggunakan media dan sumber belajar,

5. Menguasai landasan-landasan pendidikan,

6. Mengelola interaksi belajar mengajar,

7. Menilai prestasi siswa,

8. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan konseling di sekolah,

9. Mengenal dan melaksanakan administrasi sekolah, dan

10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil pendidikan guna

keperluan pengajaran.

Bila ditelaah secara seksama, dapat kita temukan bahwa salah satu

kemampuan pokok yang wajib dikuasai oleh seorang guru profesional adalah

merencanakan, mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dalam setiap

proses pengajarannya. Karena itu, guru harus menjadi gudang inovasi dalam

menciptakan metode dan model-model pembelajaran yang unik, menarik, dan

sesuai dengan perkembangan jaman serta kondisi lingkungan pengajarannya.

Guru harus mampu berpikir kreatif serta bersikap peka terhadap lingkungan

sekitarnya dan lingkungan sekitar anak didiknya.

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 12

BAB III PENUTUP

Dengan demikian, dari pembahasan di atas dapat kita tarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu.

2. Pengembangan kurikulum adalah suatu proses di mana berbagai unsur

pelaksana kurikulum harus mampu mengembangkan dan

mengimplementasikan suatu kurikulum dalam dunia pendidikan, dalam hal

ini adalah sekolah. Kurikulum yang semula hanya berupa rumusan dan

rencana, harus dapat direalisasikan dalam proses pendidikan yang akan

dilaksanakan setelah melalui proses pengembangan kurikulum.

3. Guru profesional adalah guru yang: memiliki bakat, minat, panggilan jiwa,

dan idealisme; memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,

keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; memiliki kualifikasi akademik dan

latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; serta memiliki

kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

4. Salah satu kemampuan pokok yang wajib dikuasai oleh seorang guru

profesional adalah merencanakan, mengembangkan dan melaksanakan

kurikulum dalam setiap proses pengajarannya.

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 13

DAFTAR PUSTAKA

Sutikno, Sobry, 2008, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Prospect

Bobbi DePorter, Mark Reardon, Sarah Singer Nourie, 1999, Quantum

Teaching, Boston: Allyn and Bacon

Penyusun, 2006, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: BSNP

UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Jakarta

PP Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, Jakarta

UU Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Jakarta