140401383 Informed Consent

25
Hak-hak yang dimiliki pasien sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, yang dalam Pasal 52 adalah : a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis; b. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain; c. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis; d. Menolak tindakan medis; dan e. Mendapatkan isi rekam medis. Kewajiban pasien yang diatur dalam Pasal 53 Undang Undang Praktik Kedokteran ini adalah : 1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah 2. kesehatannya; 3. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau dokter gigi; 4. Mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan kesehatan; 5. dan 6. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima. Demikian pula bagi dokter, sebagai pengemban profesi, maka ia memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada profesinya tersebut. Dalam menjalankan profesinya, seorang dokter memiliki hak dan kewajiban sebagaimana diatur dalam Pasal 53 Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, yang menyebutkan : 1. Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.

description

INFORMED CONSENT

Transcript of 140401383 Informed Consent

Hak-hak yang dimiliki pasien sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, yang dalam Pasal 52 adalah :a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis;

b. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;

c. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;

d. Menolak tindakan medis; dan

e. Mendapatkan isi rekam medis.

Kewajiban pasien yang diatur dalam Pasal 53 Undang Undang Praktik Kedokteran ini adalah :

1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah

2. kesehatannya;

3. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau dokter gigi;

4. Mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan kesehatan;

5. dan

6. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

Demikian pula bagi dokter, sebagai pengemban profesi, maka ia memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada profesinya tersebut. Dalam menjalankan profesinya, seorang dokter memiliki hak dan kewajiban sebagaimana diatur dalam Pasal 53 Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, yang menyebutkan :

1. Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.

2. Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.

3. Ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Sacara khusus hak-hak dokter dalam menjalankan praktik kedokteran diatur dalam Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 50 yang mengatur bahwa seorang dokter mempunyai hak :

1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;

2. Memberikan pelayanan medis menurut standar professional dan standar prosedur operasional;

3. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan

4. Menerima imbalan jasa.

Sedangkan kewajiban dokter diatur lebih lanjut dalam Pasal 51 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004, yaitu :

1. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan kebutuhan standar profesi atau standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;

2. Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;

3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;4. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan5. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.Kewajiban Dokter1. Memberikan penjelasan secara lisan terhadap pihak pasien yang meliputi :a. Diagnosis dan tata cara tindakan medis;

b. Tujuan tindakan medis yang dilakukan;

c. Alternatif tindakan lain dan resikonya;

d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan

e. Prognosis (kemungkinan hasil perawatan) terhadap tindakan yang dilakukan.2. Terhadap semua tindakan medis yang akan dilakukan terlebih dahulu harus

mendapatkan persetujuan tertulis dari pihak pasien dengan menandatangani

formulir informed consent.

HAK PASIENUndangUndang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Pasal 52 bahwa pasien dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran mempunyai hak :

1. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis yang akan

2. dilakukan;

3. Meminta second opinion kepada dokter lain;

4. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;

5. Menolak tindakan medis;

6. Mendapatkan isi rekam medis.

Standar perilaku; yang didasarkan pada sumpah dokter dan pedoman Kode Etik Kedokteran Indonesia, meliputi perilaku dokter dalam hubungannya dengan penderita dan hubungannya dengan dokter lainnya, yaitu :

a. Pasien harus diperlakukan secara manusiawi.

b. Semua pasien diperlakukan sama.

c. Semua keluhan pasien diusahakan agar dapat diperiksa secara menyeluruh.

d. Pada pemeriksaan pertama diusahakan untuk memeriksa secara menyeluruh.

e. Pada pemeriksaan ulangan diperiksa menurut indikasinya.

f. Penentuan uang jasa dokter diusahakan agar tidak memberatkan pasien.

g. Dalam ruang praktek tidak boleh ditulis tarif dokter.

h. Untuk pemeriksaan pasien wanita sebaiknya agar keluarganya disuruh masuk kedalam ruang praktek atau disaksikan oleh perawat, kecuali bila dokternya wanita.

i. Dokter tidak boleh melakukan perzinahan didalam ruang praktek, melakukan abortus, kecanduan dan alkoholisme.Keputusan KKI nomor 18/KKI/KEP/IX/2006Komunikasi yang baik

Untuk mencapai pelayanan kedokteran yang efektif berdasarkan saling percaya dan saling menghormati, perlu komunikasi yang baik antara pasien dan dokter. Komunikasi yang baik meliputi :

a. Mendengarkan keluhan, menggali informasi, dan menghormati pandangan serta kepercayaan pasien yang berkaitan dengan keluhannya

b. Memberikan informasi yang diminta atau yang diperlukan tentang kondisi, diagnosis, terapi dan prognosis pasien, serta rencana perawatannya dengan menggunakan cara yang bijak dan bahasa yang dimengerti pasien. Termasuk informasi tentang tujuan pengobatan, pilihan obat yang diberikan, cara pemberian serta pengaturan dosis obat, dan kemungkinan efek samping obat yang mungkin terjadi

c. Memberikan informasi tentang pasien serta tindakan kedokteran yang dilakukan kepada keluarganya, setelah mendapat persetujuan pasien

Informed consent1. Pengertian

Informed consent merupakan surat pernyataan persetujuan izin kepada seorang yang dipercayai untuk melakukan tindakan medis. Informed consent merupakan upaya peningkatan perlindungan terhadap salah satu hak asasi pasien dalam hubungan peneliti dan pasien, yaitu hak atas informasi dikaitkan dengan hak untuk menentukan nasib sendiri. Secara rinci, dasar informasi bagi persetujuan kedua belah pihak, dalam hal ini dokter dan pasien adalah :

1. Jujur dalam menerangkan prosedur, tujuan, termasuk menyebutkan setiap prosedur yang bersifat eksperimental

2. Mendeskripsikan keadaan yang akan terjadi, yang tidak menyenangkan, dan risiko yang mungkin akan terjadi3. Menjelaskan manfaat dari penelitian yang sedang dilaksanakan

4. Menjelaskan setiap prosedur alternatif yang cocok dan mungkin lebih menguntungkan subjek penelitian

5. Memberi kesempatan kepada subjek untuk bertanya mengenai prosedur yang telah dijelaskan

6. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk berpikir mengenai keikutsertaan dalam proyek penelitian ini

Informed consent adalah proses komunikasi, informasi, dan motivasi, serta akhirnya persetujuan untuk memberikan izin, hak wewenang kepada seseorang untuk melakukan tindakan medis tertentu, kepada dokter yang akan merawatnya.Ada 2 bentuk Persetujuan Tindakan Medis, yaitu :1. Implied Consent (dianggap diberikan)

Umumnya implied consent diberikan dalam keadaan normal, artinya dokter dapat menangkap persetujuan tindakan medis tersebut dari isyarat yang diberikan/dilakukan pasien. Demikian pula pada kasus emergency sedangkan dokter memerlukan tindakan segera sementara pasien dalam keadaan tidak bisa memberikan persetujuan dan keluarganya tidak ada ditempat, maka dokter dapat melakukan tindakan medik terbaik menurut dokter.

2. Expressed Consent (dinyatakan)

Dapat dinyatakan secara lisan maupun tertulis. Dalam tindakan medis yang bersifat invasive dan mengandung resiko, dokter sebaiknya mendapatkan persetujuan secara tertulis, atau yang secara umum dikenal di rumah sakit sebagai surat izin operasi.Fungsi dari Informed Consent adalah :a. Promosi dari hak otonomi perorangan;b. Proteksi dari pasien dan subyek;c. Mencegah terjadinya penipuan atau paksaan;d. Menimbulkan rangsangan kepada profesi medis untuk mengadakan introspeksi terhadap diri sendiri;e. Promosi dari keputusan-keputusan rasional;f. Keterlibatan masyarakat (dalam memajukan prinsip otonomi sebagai suatu nilai social dan mengadakan pengawasan dalam penyelidikan biomedik.g. Suatu persetujuan dianggap sah apabila:h. Pasien telah diberi penjelasan/ informasii. Pasien atau yang sah mewakilinya dalam keadaan cakap (kompeten) untuk memberikan keputusan/persetujuan.j. Persetujuan harus diberikan secara sukarela.Hakikat Informed consent mengandung 2 (dua) unsur esensial yaitu :

1. Informasi yang diberikan oleh dokter;

2. Persetujuan yang diberikan oleh pasien.

Sehingga persetujuan yang diberikan oleh pasien memerlukan beberapa masukan sebagai berikut :

1. Penjelasan lengkap mengenai prosedur yang akan digunakan dalam tindakan medis tertentu (masih berupa upaya percobaan).

2. Deskripsi tentang efek-efek sampingan serta akibat-akibat yang tidak diinginkan yang mungkin timbul.3. Deskripsi tentang keuntungan-keuntungan yang dapat diantisipasi untuk

4. pasien.5. Penjelasan tentang perkiraan lamanya prosedur / terapi / tindakan

6. berlangsung.7. Deskripsi tentang hak pasien untuk menarik kembali consent tanpa adanya prasangka mengenai hubungannya dengan dokter dan lembaganya.8. Prognosis tentang kondisi medis pasien bila ia menolak tindakan medis tersebut.

UNTUK APA SAJAKAH DIPERLUKAN PERSETUJUAN?

Persetujuan meliputi berbagai aspek pada hubungan antara dokter dan pasien, diantaranya:

1. Kerahasiaan dan pengungkapan informasi

2. Dokter membutuhkan persetujuan pasien untuk dapat membuka informasi3. pasien, misalnya kepada kolega dokter, pemberi kerja atau perusahaan asuransi. Prinsipnya tetap sama, yaitu pasien harus jelas terlebih dahulu tentang informasi apa yang akan diberikan dan siapa saja yang akan terlibat.

4. Pemeriksaan skriningMemeriksa individu yang sehat, misalnya untuk mendeteksi tanda awal dari kondisi yang potensial mengancam nyawa individu tersebut, harus dilakukan dengan perhatian khusus.

5. PendidikanPasien dibutuhkan persetujuannya bila mereka dilibatkan dalam proses belajar-mengajar. Jika seorang dokter melibatkan mahasiswa (co-ass) ketika sedang menerima konsultasi pasien, maka pasien perlu diminta persetujuannya. Demikian pula apabila dokter ingin merekam, membuat foto ataupun membuat film video untuk kepentingan pendidikan.

6. PenelitianMelibatkan pasien dalam sebuah penelitian merupakan proses yang lebih memerlukan persetujuan dibandingkan pasien yang akan menjalani perawatan. Sebelum dokter memulai penelitian dokter tersebut harus mendapat persetujuan dari Panitia etika penelitian. Dalam hal ini Departemen Kesehatan telah menerbitkan beberapa panduan yang berguna.

Seseorang dianggap kompeten untuk memberikan persetujuan, apabila:

1. Mampu memahami informasi yang telah diberikan kepadanya dengan cara yang jelas, menggunakan bahasa yang sederhana dan tanpa istilah yang terlalu teknis.

2. Mampu mempercayai informasi yang telah diberikan.3. Mampu mempertahankan pemahaman informasi tersebut untuk waktu yang cukup lama dan mampu menganalisisnya dan menggunakannya untuk membuat keputusan secara bebas.

Dasar Hukum1. Pasal 1320 dan Pasal 1321 KUHPerdata,2. Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan,3. Undang-Undang nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran,

4. Permenkes nomor 585/Menkes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medis,

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1419/Menkes/Per/X/2005 tentang Penyelenggaraan Praktik Kedokteran, Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan Bab V tentang Standar Profesi dan Perlindungan Hukum, serta6. Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI)

2 .Pengaturan Informed Consent

Di Indonesia terdapat ketentuan informed consent yang diatur dalam

:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan Penjelasannya.

3. Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI).

4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 585/ Men.Kes/ Per/ IX/ 1989 tentang Persetujuan Tindakan Medis.

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1419/ Men.Kes/ Per/ X/ 2005 tentang Penyelanggaraan Praktik Kedokteran.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan.

7. Surat Keputusan PB IDI No 319/ PB/ A4/ 88.

Informasi yang harus diberikan oleh dokter dengan lengkap kepada pasien menurut UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Pasal 45, ayat (3) sekurang-kurangnya mencakup:

a. Diagnosis dan tata cara tindakan medis;

b. Tujuan tindakan medis yang dilakukan;

c. Alternatif tindakan lain dan risikonya;

d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan

e. Prognosis ( kemungkinan hasil perawatan) terhadap tindakan yang dilakukan.

Sebaiknya, diberikan juga penjelasan yang berkaitan dengan pembiayaan. Penjelasan seharusnya diberikan oleh dokter yang akan melakukan tindakan medis itu sendiri, bukan oleh orang lain, misalnya perawat. Penjelasan diberikan dengan bahasa dan kata-kata yang dapat dipahami oleh pasien sesuai dengan tingkat pendidikan dan kematangannya, serta situasi emosionalnya. Dokter harus berusaha mengecek apakah penjelasannya memang dipahami dan diterima pasien. Jika belum, dokter harus mengulangi lagi uraiannya sampai pasien memahami benar. Dokter tidak boleh berusaha mempengaruhi atau mengarahkan pasien untuk menerima dan menyetujui tindakan medis yang sebenarnya diinginkan dokter.Dengan mengacu kepada kepustakaan, KKI melalui buku manual ini memberikan 12 kunci informasi yang sebaiknya diberikan kepada pasien :

a. Diagnosis dan prognosis secara rinci dan juga prognosis apabila tidak diobati

b. Ketidakpastian tentang diagnosis (diagnosis kerja dan diagnosis banding) termasuk pilihan pemeriksaan lanjutan sebelum dilakukan pengobatan

c. Pilihan pengobatan atau penatalaksanaan terhadap kondisi kesehatannya, termasuk pilihan untuk tidak diobatid. Tujuan dari rencana pemeriksaan atau pengobatan; rincian dari prosedur atau pengobatan yang dilaksanakan, termasuk tindakan subsider seperti penanganan nyeri, bagaimana pasien seharusnya mempersiapkan diri, rincian apa yang akan dialami pasien selama dan sesudah tindakan, termasuk efek samping yang biasa terjadi dan yang serius

e. Untuk setiap pilihan tindakan, diperlukan keterangan tentang kelebihan/keuntungan dan tingkat kemungkinan keberhasilannya, dan diskusi tentang kemungkinan risiko yang serius atau sering terjadi, dan perubahan gaya hidup sebagai akibat dari tindakan tersebut

f. Nyatakan bila rencana pengobatan tersebut adalah upaya yang masih eksperimental

g. Bagaimana dan kapan kondisi pasien dan akibat sampingannya akan dimonitor atau dinilai kembali

h. Nama dokter yang bertanggungjawab secara keseluruhan untuk pengobatan tersebut, serta bila mungkin nama-nama anggota tim lainnya

i. Bila melibatkan dokter yang sedang mengikuti pelatihan atau pendidikan, maka sebaiknya dijelaskan peranannya di dalam rangkaian tindakan yang akan dilakukan

j. Mengingatkan kembali bahwa pasien dapat mengubah pendapatnya setiap waktu. Bila hal itu dilakukan maka pasien bertanggungjawab penuh atas konsekuensi pembatalan tersebut.

k. Mengingatkan bahwa pasien berhak memperoleh pendapat kedua dari dokter lainl. Bila memungkinkan, juga diberitahu tentang perincian biaya.

Sanksi hukum

Jika seorang dokter tidak memperoleh persetujuan tindakan kedokteran yang sah, maka dampaknya adalah bahwa dokter tersebut akan dapat mengalami masalah :

1. Hukum Pidana

Menyentuh atau melakukan tindakan terhadap pasien tanpa persetujuan dapat dikategorikan sebagai penyerangan (assault). Hal tersebut dapat menjadi alasan pasien untuk mengadukan dokter ke penyidik polisi, meskipun kasus semacam ini sangat jarang terjadi.

2. Hukum Perdata

Untuk mengajukan tuntutan atau klaim ganti rugi terhadap dokter, maka pasien harus dapat menunjukkan bahwa dia tidak diperingatkan sebelumnya mengenai hasil akhir tertentu dari tindakan dimaksud - padahal apabila dia telah diperingatkan sebelumnya maka dia tentu tidak akan mau menjalaninya, atau menunjukkan bahwa dokter telah melakukan tindakan tanpa persetujuan (perbuatan melanggar hukum).

3. Pendisiplinan oleh MKDKI

Bila MKDKI menerima pengaduan tentang seorang dokter atau dokter gigi yang melakukan hal tersebut, maka MKDKI akan menyidangkannya dan dapat memberikan sanksi disiplin kedokteran, yang dapat berupa teguran hingga rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi.

Contoh Surat Persetujuan Tindakan / Inform Consent

RSUP.. Surat pernyataan / persetujuan

pemeriksaan,pengobatan,tindakan medis non operatif

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :.

Umur / Jenis kelamin : .tahun / L/P

Alamat : ..

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan

PERNYATAAN / PERSETUJUANUntuk dilakukan pemeriksaan, pengobatan, pemeriksaan penunjang medis dan tindakan medis non operatif yang ada hubungannya dengan penyakit yang diderita oleh saya sendiri / istri / suami / ayah /ibu / anak saya, dengan

Nama : .

Umur / Jenis kelamin : ..tahun / L/P

Alamat : .

Dirawat di ruang : .

Nomor rekam medis : ..

Yang tujuan, sifat dan perlunya pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis non operatif tersebut diatas, serta resiko yang dapat ditimbulkannya telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya mengerti sepenuhnya.

Demikian pernyataan / persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

...................,................................2012Saksi-saksi Dokter yang memberi penjelasanYang membuat pernyataan /persetujuan

1( ..) () (.)

Nama jelas Nama jelas Nama jelas

2()

Nama jelas

Catatan :1.Jika pasien belum dewasa/tidak sadar/menderita mental, tidak perlu ditandatangani tetapi ditulis keterangan tersebut.2.Coret yang tidak perluContoh Surat Persetujuan Tindakan / Inform Consent

RSUP.. Surat pernyataan / persetujuan

pemeriksaan,pengobatan,tindakan medis non operatif

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :..................................................

Umur / Jenis kelamin : .................................................tahun / L/P

Alamat : .....................................................

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan

PERNYATAAN / PERSETUJUANUntuk dilakukan pemeriksaan, pengobatan, pemeriksaan penunjang medis dan tindakan medis non operatif yang ada hubungannya dengan penyakit yang diderita oleh saya sendiri / istri / suami / ayah /ibu / anak saya, dengan

Nama : ..................................................

Umur / Jenis kelamin : ..........................................................tahun / L/P

Alamat : .....................................................

Dirawat di ruang : ....................................................

Nomor rekam medis : .....................................................

Yang tujuan, sifat dan perlunya pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis non operatif tersebut diatas, serta resiko yang dapat ditimbulkannya telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya mengerti sepenuhnya.

Demikian pernyataan / persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

...................,................................2012Saksi-saksi Dokter yang memberi penjelasanYang membuat pernyataan /persetujuan

1( ..) () (.)

Nama jelas Nama jelas Nama jelas

2()

Nama jelas

Catatan :1.Jika pasien belum dewasa/tidak sadar/menderita mental, tidak perlu ditandatangani tetapi ditulis keterangan tersebut.2.Coret yang tidak perlu