14 Pola Pembinaan Paket c

39
POLA PEMBINAAN PROGRAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Draf 2 DRAF AWAL NASKAH HASIL

Transcript of 14 Pola Pembinaan Paket c

BAB I PENDAHULUAN

POLA PEMBINAAN PROGRAM PAKET CDIREKTORAT PEMBINAAN SMA DITJEN PENDIDIKAN MENENGAHKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN2014Draf 2NASKAH HASIL PERMATA BDG

KATA PENGANTAR

Program Paket C adalah bentuk program layanan pendidikan yang disediakan negara dalam rangka menjamin hak masyarakat warga negara terhadap untuk mendapatkan layanan pendidikan tingkat menengah umum. Khususnya hak masyarakat untuk mendapatkan layanan pendidikan menengah atas. Hal ini merupakan perwujudan dari amanat Undang-undang Dasar tahun 1945 bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, serta Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional bahwa Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.Demi terselenggara pengelolaan dan penyelenggaraan Program Paket C, perlu dilakukan pembinaan. Kegiatan pembinaan dilakukan secara berjenjang dari Pusat hingga Daerah sesuai dengan kewenangannya. Di tingkat Pusat pembinaan Pprogram Paket C dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA yang sejak tahun 2011 memiliki tupoksi melakukan pembinaan SMA dan kesetaraan SMA, . sedangkan Sedangkan pembinaan di tingkat daerah menjadi tugas instansi instansi terkait di daerah yang memiliki kewenangan di bidang pendidikan. Naskah Naskah Pola Pembinaan Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan Program Paket C ini disusun dalam rangka memberi arah terhadap pola pembinaan Program Paket C secara utuh dan lengkap, baik dalam pengelolaan maupun penyelenggaraan. , sehingga Dengan demikian, diharapkan ke depan pengelolaan dan penyelenggaraan Program Paket C dapat terlaksana dilakukan sesuai dengan landasan aspek filosofis, landasan yuridis, landasan konseptual, serta dan aspek landasan empirik pendidikan non formal. Melalui pengelolaan Program Paket C yang baik, layanan pendidikan bagi warga negara yang membutuhkan layanan pendidikan di jalur pendidikan non formal dapat terpenuhi dengan mutu yang baikdipenuhi.

Jakarta,................ Maret 2014Direktur Pembinaan SMA

Haris Iskandar, Ph.D

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI ii

BAB I: PENDAHULUANA. Latar Belakang B. LandasanC. TujuanD. Sasaran

DE. Hasil yang DiharapkanF. Pengertian

BAB II: POLA PEMBINAAN A. Mekanisme Pembinaan 1. Direktorat Pembinaan SMA 2. Dinas Pendidikan Provinsi 3. Dinas Pendidikan Kab/Kota 4. Lembaga Pendukung

B. Strategi Pelaksanaan 1. Perencanaan Pembinaan 2. Pengorganisasian 3. Pelaksanaan 4. Pengendalian dan Pengawasan 5. Tindak lanjut

BAB III: PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dalam rangka memenuhi hak warga negara untuk mendapatkan terhadap pendidikan, negara telah menyediakan tiga jalur pendidikan, yakni jalur formal, non formal, dan informal. Jalur pendidiIkan non formal berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan formal. Salah satu jenis pendidikan nonformal yang dapat dilakukan secara berjenjang adalah Ppendidikan Kesetaraankesetaraan. Jenis pendidikan ini berfungsi sebagai pengganti pendidikan formal. Pendidikan kesetaraan pada jenjang pendidikan menengah adalah Program Paket C yang merupakan program setara SMA. Program Paket C disiapkan untuk menjamin tersedianya layanan pendidikan bagi mereka yang memerlukan layanan pendidikan menengah akan tetapi terkendala akses ke pendidikan formal. Kendala terutama disebabkan antara lain oleh faktor usia, geografi, ekonomi, sosial budaya, atau hukum. Program Paket C juga untuk menjamin tersedianya layanan pendidikan bagi mereka yang dengan kesadaran sendiri memilih layanan pendidikan nonformal dalam memperoleh hak pendidikannya.adalah program Pendidikan Kesetaraan pada jenjang pendidikan menengah setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Program Paket C disiapkan untuk menjamin tersedianya layanan pendidikan bagi mereka yang memerlukan layanan pendidikan berjenjang akan tetapi terkenda akses ke pendidikan formal (SMA) yang disebabkan karena faktor usia, geografi, ekonomi, sosial budaya, maupun faktor lain yang menghambat, atau karena dengan kesadarannya sendiri memilih layanan pendidikan non formal. Layanan ini disiapkan untuk memenuhi hak seluruh warga negara. Sesuai fungsinya tersebut, maka program pada jalur pPendidikan nonformal memiliki karateristik yang berbeda dengan jalur pendidikan formal. Perbedaan dapat dilihat dari berbagai segi. Mulai dari pola rekrutmen warga belajar, proses pembelajaran, hingga evaluasi hasil belajarpenilaian terhadap ketercapaian kompetensi. , hingga proses uji penyetaraan. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil pendidikan formal setelah melalui uji kesetaraan. Pendidikan nonformal diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat.Untuk menjamin terselenggaranya layanan pendidikan nonformal yang bermutu maka perlu dilakukan pembinaan yang terpadu. Oleh karena itu, pPembinaan Pprogram Paket C meliputi pembinaan dalam pengelolaan dan pembinaan dalam penyelenggaraan. Tugas pembinaan Program Paket C berada di Direktorat Kesetaraan di bawah Ditjen Pendidikan Nonformal dan Informal. Dengan berlakunya SOTK baru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maka pada 2012 tugas pembinaan Program Paket C menjadi bagian dari tugas Direktorat Pembinaan SMA. harus dilakukan dengan pemahaman yang mendalam mengenai aspek filosofis, yuridis, prinsip-prinsip, hingga teknis operasional dalam menyediakan layanan pendidikan bagi masyarakat tersebut. Dalam pembinaannya, semula pendidikan kesetaraan ditangani oleh Direktorat Pendidikan Kesetaraan di bawah Ditjen Pendidikan Non formal. Ketika itu pengelolaan pendidikan di Kementerian Pendidikan ditangani per jalur. Namun, dengan adanya rsterukturisasi, pananganan pembinaan pendidikan dilakukan per jenjang, maka pendidikan kesetaraan menengah atas (Paket C) dikelola oleh Direktorat Pembinaan SMA dan Dinas terkait di daerah. Selama ini, pPembinaan Program Paket C merupakan aktivitas strategis mengingat program ini sangat membantu warga negara dalam mendapatkan hak pendidikannya. Banyak orang yang usianya melampaui usia sekolah, sementara ia membutuhkan layanan pendidikan menengah, dapat terpenuhi haknya dengan jenis pendidikan ini. Demikian pula mereka yang waktunya tidak cukup untuk bersekolah, misalnya pekerja, artis, atau olahragawan dapat memenuhi haknya melalui program ini. Bahkan mereka yang bekerja di luar negeri dapat meningkatkan pendidikannya melalui Program Paket C. Akan tetapi, dalam penyelenggaraan masih ditemukan banyak persoalan. Di antaranya, masih harus terus ditingkatkan mengingat berbagai persoalan yang dihadapi dalam pemberian layanan pendidikan ini. Beberapa persoalan yang dihadapi antara lain:Bbelum adanya pemahaman yang utuh dari pengelola dan penyelenggara tentang Program Paket C. Akibatnya, pelaksanaan program ini terkesan dilakukan secara tidak terpola dengan baik. Terlebih sebagian besar penyelenggara belum memiliki pemahaman yang baik tentang proses rekrutmen warga belajar, proses pembelajaran yang berbeda dengan pendidikan nonformal. Persoalan lain yang cukup menyolok adalah Masih banyak yang melihat program pendidikan non formal dari kacamata pendidikan formal, sehingga pola penyelenggaraan pendidikan kesetaraan diukur dengan pola penyelenggaraan pendidikan formal. Dalam hal ini, pembina Program harus memahami secara utuh mengenai filosofis, prinsip hingga teknis penyelenggaraan program. Bsulitnya elum mendapatkan ada data yang valid tentang penyelenggara Program Paket C, pesertawarga belajar, pendidiktutor, narasumber teknis, dan data lain terkait dengan penyelenggaraanProgram Paket C. Hal ini berakibat sulitnya dalam membuat program pembinaan dalam rangka peningkatan mutu Paket C.

Yang juga cukup menonjol adalah belum terpadunya pembinaan Belum terpadu dalam pembinaan antara Pusat dan Daerah. Hal ini, antara lain terjadi karena tugas pengelolaan Program Paket C di daerah yang berbeda-ada. Pengelola program ini ada yang dibawah bidang Pendidikan Menengah dan ada pula yang di bidang PNFI/PAUDNI. Karena jalur pembinaan yang tidak menyatu dari atas ke bawah mengakibatkan Perubahan struktur organisasi di Pusat dan derah menjadi penyebab, tidak kurang singkronnya pembinaan di Pusat dan Daerah.

Belum pahamnya penyelenggara mengenai prinsip rekrutmen peserta, proses pembelajaran dan penilaian pembelajaran sesuai prinsip pendidikan non formal;Akibat dari semua persoala itu, semua itu, dapat dimengerti kalau masih ada stigma negatif terhadap Program Paket C masih dianggap sebagai program pendidikan yang dilakukan alakadarnya. Melihat kondisi demikian, maka pola pembinaan terhadap pengelolaan dan penyelenggaraan Pprogram Paket C sangatlah diperlukan.

Adapun Pembinaan Program Paket C merupakan usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, Provinsi, dan Direktorat Pembinaan SMA serta lembaga pendukung, kepada Penyelenggara Program Paket C. Sedangkan yang bertindak sebagai Pembina Program Paket C adalah Pejabat yang memiliki tugas melaksanakan pembinaan kepada penyelenggara Program Paket C dalam proses memenuhi Standar Penyelenggaraan Program Paket C sesuai dengan tugas, fungsi serta kewenangan masing-masing.

B. LandasanLandasan yuridis Pembinaan Pengelolaan dan penyelenggaraan Program Paket C merupakan amanat rakyat yang tertuang dalam Undang-undang dan aturan hukum turunannya. Yang menjadi landasan yuridis Program ini adalah sebagai berikut:1. Undang-Undang Dasar 1945.Pada Pasal 31 Ayat (1): setiap warga negara berhak mendapat pendidikan; Pasal 3 Ayat (3): Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.2. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Pada Pasal 1 Ayat (12): disebutan bahwa pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang; Pasal 5 Ayat (1): setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu; dan dan Ayat (5) menyatakan bahwa, setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat; Pasal 13 Ayat (1) jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Pendidikan.4. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.5. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dalam PP No. 66 Tahun 2010; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013; 7. Permendiknas No. 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi untuk Program Paket A, Paket B, dan Paket C;8. Permendiknas No. 03 Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C;9. 10. Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;11. Permendikbud No. 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;12. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;13. Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan;14. Permendiknas No. 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi untuk Program Paket A, Paket B, dan Paket C;15. Permendiknas Nomor 43 Tahun 2009 tentang Standar Tenaga Administrasi Program Paket A, Paket B, dan Paket C.16. Permendiknas Nomor 44 Tahun 2009 tentang Standar Pengelola Pendidikan pada Program Paket A, Paket B, dan Paket C.17. Permendiknas Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional.18. Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;19. Permendikbud No. 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;20. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;21. Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan;22. Permendikbud No. 81 Tahun 2013 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Nonformal23. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 86/U/2003 tentang Penghapusan UPERS.24. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 0132/U/2004 tentang Program Paket C.25. Surat Edaran Mendiknas nomor 107/MPN/MS/2006 tentang Eligibilitas Program Kesetaraan26. Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014.

27. 28. 29. 30. 31. 32.

C. TujuanPola Pembinaan Program Paket C bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai:1. Konsep dasar dan teknis operasional penyelenggaraan pembinaan Program Paket C dalam rangka memenuhi standar nasional pendidikan sejalan dengan landasan filosofis, yuridis, konseptual dan empiris pendidikan nonformal;2. Peran dan fungsi Pembina Program Paket C;3. Strategi pembinaan dan pengawasan terhadap Program Paket C yang dilakukan Direktorat Pembinaan SMA, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kab/Kota, stakeholder, lembaga pendukung, dan Penyelenggara Program Paket C.

D. Sasaran Adapun sSasaran pembinaan Program Paket C yang diharapkan mengenai tujuan tersebut adalah: Seluruh pPenyelenggara program Program Paket C, termasuk di dalamnya pengelola, tutor, narasumber teknis, tenaga administrasi, pengurus institusi/lembaga/yayasan dari lembaga penyelenggara; Pengelola Program Paket C tingkat kabupaten/kota dan Provinsi.

ED. Hasil yang DiharapkanHasil yang diharapkan dari Kegiatan Pembinaan Program Paket C adalah sebagai berikut:1. DiDipahaminya milikinya pemahaman tentang konsep dasar dan teknis operasional penyelenggaraan Program Paket C dalam rangka memenuhi standar nasional pendidikan pembinaan Program Paket C oleh seluruh pihak terkaitstakeholder;2. Dimilikinya pemahaman tentangDipahaminya peran dan fungsi Pembina Program Paket C;3. Dipahaminya Dimilikinya pemahaman tentang strategi pembinaan dan pengawasan terhadap Program Paket C yang dilakukan Direktorat Pembinaan SMA, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kab/Kota, stakeholder, lembaga pendukung, dan Penyelenggara Program Paket C.4. Terselenggaranya Program Paket C yang sesuai dengan standar nasional pendidikanlandasan filosofis, yuridis, konseptual, dan empiris pendidikan nonformal.

F. Pengertian Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan kesetaraan adalah jenis pendidikan nonformal yang berfungsi sebagai pengganti pendidikan formal. Program Paket C adalah program pada jenis pendidikan kesetaraan jenjang pendidikan menengah sebagai pengganti pendidikan pada Sekolah Menengah Atas. Pengelolaan Program Paket C adalah pengaturan kewenangan antara Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan penyelenggara program agar proses pendidikan dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Penyelenggaraan Program Paket C kegiatan pelaksanaan pendidikan kesetaraan jenjeng pendidikan menengah setara SMA yang sesai dengan tujuan pendidikan nasional;

BAB IIPOLA PEMBINAAN PROGRAM PAKET C

Pembinaan Program Paket C merupakan usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, Provinsi, serta dan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas serta lembaga pendukung lainnya kepada Penyelenggara Program Paket C dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nonformalProgram Paket C. sesuai landasan filosofis, yuridis, konseptual, dan empirik serta panduan/pedoman yang dikeluarkan oleh Pusat.Bertindak sebagai Pembina Program Paket C adalah Pejabat pejabat yang memiliki tugas melaksanakan pembinaan kepada penyelenggara Program Paket C dalam proses memenuhi Standar Nasional Pendidikan Penyelenggaraan Program Paket C sesuai dengan tugas, fungsi serta kewenangan masing-masing. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan program, Dalam proses pembinaanPembina dapat dapat dibentuk membentuk Tim tim sesuai dengan kebutuhan dan relevansinya. Secara lebih rinci mengenai mekanisme pembinaan dan strategi pelaksanaan dapat disajikan sebagai berikut:

A. Mekanisme PembinaanMEKANISME PEMBINAAN Pembinaan Program Paket C dilakukan secara berjenjang oleh Pemerintah Pusat dan daerah. Pemerintah Pusat dalam hal ini diwakili oleh Direktorat Pembinaan SMA. , sSedangkan Pemerintah Daerah, dilakukan oleh Dinas yang menangani pendidikan dan secara teknis dilakukan oleh bidang yang menangani pendidikan kesetaraan /Program Paket C. sesuai kewenangan masing-masing.Sasaran Kegiatan pembinaan dilakukan sesuai kewenangan masing-masing. Pola pembinaan dilakukan oleh Pusat dan daerah serta lembaga pendukung dengan sasaran utama pembinaan adalah Penyelenggara Program Paket C serta stakeholder pihak terkait yang terlibat di dalamnya. Secara skematis dapat dilihat pada skema pada Gambar 1.

Gambar SEQ Bagan \* ARABIC 1. Pola Pembinaan Program Paket C

Adapun mekanisme pembinaan secara terinci dilakukan sebagai berikut:

1. Direktorat Pembinaan SMA PemerintahMekanisme pembinaan yang dilakukan pembina di tingkat Pusat, dalam hal ini Direktorat Pembinaan SMA adalah sebagai berikut: 1. Membuat aturan tentang syarat-syarat pendirian dan tata cara pemberian izin satuan pendidikan nonformal, dalam hal ini izin penyelenggara Program Paket C. Hal penting dalam penyelenggaraan Program Paket C adalah mengenai lembaga mana yang dapat menyelenggarakan Program. Dalam PP 17 tahun 2010 disebutkan bahwa lembaga yang dapat menyelenggarakan program Paket C adalah lembaga kursus dan pelatihan, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, kelompok belajar, dan majlis talim. Sementara dalam Permendiknas No. 81 satuan pendidikan nonformal yang dapat menyelenggarakan Program Paket C adalah PKBM, lembaga bimbel, rumah pintar, majlis talim dan SKB. Akan tetapi tidak semua lembaga tersebut memiliki kapasitas untuk menyelenggarakan Program Paket C, maka dari itu perlu dibuat aturan mengenai syarat dan tatacara pemberian izin bagi satuan pendidikan nonformal yang akan menyelenggarakan Program Paket C. Kendati demikian, untuk dapat menyelenggarakan Program Paket C, lembaga-lembaga tersebut wajib memperoleh iIzin penyelenggaraan diberikan oleh dari pemerintah kabupaten/kota. Sementara itu, menurut aturan yang sama, ketentuan mengenai syarat-syarat pendirian dan tata cara pemberian izin satuan pendidikan nonformal diatur oleh Peraturan Menteri. Oleh karena itu, dalam kaitan pembinaan terhadap pengelolaan dan penyelenggaraan Paket C, keberadaan Kementerian harus mengeluarkan aturan mengenai syarat-syarat pendirian dan tata cara pemberian izin penyelenggara Program Paket C merupakan hal yang strategis. Ketentuan inilah yang akan menjadi pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam memberi izin Penyelenggara Program Paket C. 2. Pemerintah Pusat juga perlu mMenyusun pedoman /panduan terkait dengan penyelenggaraan Program Paket C. , Juga disusun pedoman/panduan dalam proses rekrutmen warga belajar, kegiatan proses pembelajaran, implementasi kurikulum, evaluasi hasil belajar, dan penilaian, hingga uji kesetaraan. Pedoman /panduan ini akan menjadi acuan bagi kegiatan pengelolaan dan penyelenggaraan Program Paket C di seluruh Indonesia.3. Dalam menyelenggarakan dan mengelola sistem pendidikan nasional, Kementerian mMengembangkan dan melaksanakan sistem informasi dan basis data Program Paket C. pendidikan nasional berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Berdasarkan kebijakan tersebut, dan sesuai dengan prinsip fleksibilitas sebagai ciri utama pendidikan non formal, maka pengelolaan Program Paket C harus didukung oleh pengembangan sistem terintegrasi berbasis TIK. Sistem terkomputerisasi itu meliputi informasi program, administrasi penyelenggaraan, administrasi pembelajaran, sistem penilaian, serta pendataan lainnya yang mendukung pengembangan program. Penyediaan Pengembangan sistem yang terpusat dan terintegrasi dengan basis TIK akan membantu penyelenggara dalam menyelenggarakan program serta mempermudah pengawasanmemudahkan pengelolaan dan penyelenggaraan.4. Pusat mMelakukan pemetaan secara nasional mengenai pengelolaan dan Peyelenggaraan Program Paket C di seluruh provinsi serta menentukan target pencapaian Program tingkat nasional.5. Melakukan sosialisasi mengenai terhadap kebijakan, panduan/pedoman, dalam penyelenggaraan serta sistem layanan Pprogram Paket C terintegrasi. 6. Memberikan Dukungan dukungan Sumberdaya sumberdaya kepada Penyelenggara Program Paket C, pemerintah daerah atau stakeholder pihak terkait lainnya dalam pengembangan Program Paket C.7. Melakukan Asistensi asistensi dan Singkronisasi singkronisasi program dengan pengelola Program baik di tingkat Provinsi, Kabupaten /Kota, instansi pendukung, serta stakeholder pihak terkait lainnya.8. Melakukan Monitoring monitoring dan Evaluasi evaluasi terhadap pengelolaan Program program oleh Provinsi/Kabupaten/Kota serta pihak penyelenggara.

2. Dinas Pendidikan Pemerintah ProvinsiMekanisme pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi, dalam hal ini Dinas yang memiliki tugas pembinaan Program Paket C, secara rinci adalah sebagai berikut:1. Melakukan pemetaan mengenai seluruh potensi dalam penyelenggaraan Program Paket C di seluruh kabupaten/kota serta menentukan target pencapaian Program tingkat provinsi secara berkala.2. Membentuk tim pengembang/pembina Program Paket C di tingkat Provinsi dalam rangka optimalisasi Penyelenggaraan Program di wilayahnya. Tim dapat dibentuk dari pejabat yang memiliki kewenangan terhadap pengelolaan program, atau gabungan dari stakeholder Program Paket C;3. Melakukan inventarisasi terhadap lembaga-lembaga penyelenggara Program Paket C di tiap Kabupaten/Kota serta melakukan verifikasi terhadap hasil inventarisasi tersebut;4. Melakukan validasi data penyelenggaraan Program Paket C berbasis TIK serta melakukan validasi terhadap usulan program dari Kab/Kota;5. Memberikan dukungan sumberdaya demi terlaksananya Program Paket C di Provinsiwilayahnya, serta menentukan target pencapaian Program di Provinsi bersangkutan;6. 7. Melakukan koordinasi, asistensi dan singkronisasi Program program dengan pengelola tingkat Kabupaten/Kota;8. Melakukan sosialisasi program ke pengelola di tingkat Kabupaten/Kota dan atau langsung ke Penyelenggara Program Paket C; 9. Secara rutin memberikan laporan ke Pusat (Direktorat PSMA) mengenai keterlaksanaan Program di Provinsi bersangkutan. 10. Melakukan Monitoring monitoring dan Evaluasi evaluasi terhadap pengelolaan Program oleh Kabupaten/Kota serta pihak penyelenggaraan program.11. Secara rutin memberikan laporan ke pembina tingkat Pusat mengenai keterlaksanaan program di wilayahnya. 12. Dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan program dapat membentuk tim pengembang/pembina program di tingkat Provinsi yang dikoordinasi oleh pejabat yang memiliki kewenangan terhadap pengelolaan program. Tim ini melakukan tugas pembinaan secara teknis.

13.

3. Pemerintah Kabupaten/Kota Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Mekanisme pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dalam hal ini Dinas yang memiliki tugas pembinaan Program Paket C, secara rinci adalah sebagai berikut:1. Melakukan pemetaan mengenai potensi dalam penyelenggaraan Program Paket C di wilayahnya serta menentukan target pencapaian Program tingkat kabupaten/Kota.2. Membentuk tim pengembang/pembina Program Paket C di tingkat Kabupaten/Kota dalam rangka optimalisasi Penyelenggaraan Program di wilayahnya. Tim dapat dibentuk dari pejabat yang memiliki kewenangan terhadap pengelolaan program, atau gabungan dari stakeholder Program Paket C;3. Memberikan perizinan terhadap lembaga yang memenuhi syarat sebagai sebagai Penyelenggara Program Paket C (PPPC);;4. 5. Melakukan verifikasi secara berkala terhadap kondisi Penyelenggara PPPC yang telah mendapat izin operasional;6. 7. Melakukan Pembinaan teknis terhadap penyelenggaraan dan pembelajaran Program Paket C kepada seluruh Penyelenggara PPPC di wilayahnya dengan pengacu pada prinsip pendidikan nonformal aspek filosofis, yuridis, konseptual, dan empirik serta pedoman/panduan/pedoman yang dikeluarkan oleh pembina tingkat Pusat;8. 9. Menentukan target Pencapaian Program di Kabupaten/Kota setempat yang bersumber dari usulan program dari PPPC; 10. Melakukan validasi terhadap data dan usulan kegiatan yang berasal dari program Penyelenggara PPPC dan data database berbasis TIK;11. 12. Melakukan supervisi program dalam rangka pencapaian standar nasional pendidikan Program Paket C; 13. Dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan program dapat membentuk tim pengembang/pembina program di tingkat Kabupaten/Kota yang dikoordinasi oleh pejabat yang memiliki kewenangan terhadap pengelolaan program. Tim ini melakukan tugas pembinaan secara teknis.

14.

4. Instansi Lembaga PendukungLembaga pendukung memiliki peran strategis dalam optimalisasi penyelenggaraan program. Pembinaan yang dilakukan oleh lembaga pendukung antara lain:Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal (BAN PNF) melakukan akreditasi terhadap Penyelenggara Program Paket C Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal (BAN PNF) melakukan akreditasi secara independen terhadap PPPC yang difasilitasi oleh pemerintahn Daerahdaerah; Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menjadi penyelenggara Uji KesetaraanBadan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menyelenggarakan Uji Kesetaraan; Atase Pendidikan Kedubes Indonesia melakukan pengelolaan bagi penyelenggaraan Program Paket C di negara yang menjadi kewenangannya; Lembaga, asosiasi, atau organisasi terkait Program Paket C mendukung kegiatan sosialisasi dan asistensiLembaga, Asosiasi, atau organisasi terkait Program Paket C dapat mendukung kegiatan sosialisasi serta asistensi dalam hal penyelenggaraan dan pembelajaran sesuai dengan aspek filosofis, yuridis, konseptual, dan empirik serta panduan/pedoman yang dikeluarkan oleh Pusat; Institusi lain yang memiliki peran dalam Ppengembangan dan pengelolaan sistem data dan informasi database pengelolaan PPCProgram Paket C berbasis TIK.

B. Strategi Pelaksanaan STRATEGI PEMBINAAN

Pembinaan Program Paket C meliputi pola pembinaan dalam pengelolaan dan pembinaan dalam penyelenggaraan Program Paket C. Dalam pengelolaan Program, pembinaan dilakukan oleh Pusat kepada Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota), terutama menyangkut singkronisasi program sesuai dengan aturan pengelolaan yang berlaku.Sedangkan dalam hal Penyelenggaraan Program oleh satuan pendidikan, pembinaan dilakukan semua pihak baik Pusat, Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota), maupun instansi lembaga pendukung sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Dalam hal ini pembinaan meliputi proses adminsitrasi penyelenggaraan, proses rekruitmen, pembelajaran, penilaianevaluasi hasil belajar, dan uji kesetaraan. Adapun strategi pembinaan dilakukan melalui lima tahapan yakni perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, dan tindak lanjut. Secara lebih rinci sebagai berikut:Secara teknis pembinaan dilakukan secara berjenjang oleh Pemerintah Pusat dan daerah. Pemerintah Pusat dalam hal ini diwakili oleh Direktorat Pembinaan SMA. Sedangkan Pemerintah Daerah, pembinaan dilakukan oleh Dinas yang menangani pendidikan dan secara teknis dilakukan oleh bidang yang menangani Program Paket C.

Gambar 12 Skema Strategi Pembinaan Program Paket C

1. Perencanaan Pembinaan a. Penyiapan uraian rencana kegiatan, yang meliputi latar belakang, tujuan, sasaran, unsur yang terlibat, strategi dan jadwal pelaksanaan pembinaan. Semua hal tersebut disusun sesuai hasil pemetaan yang dilakukan. Rencana Pembinaan disusun secara sistematis dan berkesinambungan;

Rencana Pembinaan disusun secara sistematis, komprehensif dan berkesinambungan.b. Substansi program pembinaan untuk setiap Penyelenggara Program disesuaikan dengan kondisi, dan kebutuhan masing-masing yang disusun untuk jangka menengah (3-5 tahunan) dan tahunan.c. Ketersediaan dan kemampuan daya dukung masing-masing institusi di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota.d. Mengacu pada kebijakan dan rencana strategis masing-masing institusi dan institusi lain yang terkait ditingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

2. Pengorganisasiana. Dapat membentuk dan menugaskan tim kerja sesuai dengan kebutuhan dan dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan Program sesuai dengan lingkup kewenangannya;b. Perlu melakukan kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pihak terkait seperti: Direktorat PSMA, Direktorat P2TK Dikmen, Ditjen PAUDNI, Kemenag, Kemenaker, Kemenpora, Balitbangdikbud, Pustekom, BSNP, Perguruan Tinggi, Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota, P4TK, P2PNFI, BPPNFI, SKB, organisasi profesi, organisasi masyarakat, serta satuan pendidikan formal baik negeri maupun swasta.

3. Pelaksanaan Pembinaan a. Pelaksanaan pembinaan Program Paket C adalah berbagai aktivitas yang dilakukan oleh pembina secara sistematis, terarah, akuntabel dan berkesinambungan dalam pelaksanaan pembinaan, sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan/ kesiapan masing-masing penyelenggara. b. Perlu adanya keterpaduan dan sinkronisasi antara program yang disusun oleh penyelenggara dan program pembinaan yang disusun oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Provinsi dan Direktorat PSMA.

4. Pengendalian/pengawasan a. Pengendalian/pengawasan adalah proses penetapan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan. b. Pengawasan dilakukan untuk memastikan bahwa segala aktivitas yang terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

c. Tindak lanjut

a. Tinda lanjut dari kegiatan pembinaan merupakan program program peningkatkan mutu penyelenggaraan Pembinaan Paket C di lingkup kerja masing-masing;b. Hasil pembinaan dilaporkan secara berjenjang sesuai dengan mekanisme yang disusun oleh Pemerintah Pusat;

.

BAB VPENUTUP

Buku Pola Pembinaan Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan Program Paket C ini merupakan acuan/pedoman dalam hal pembinaan program Paket C secara berjenjang dari tingkat Pusat ke hingga Daerah. Melalui buku ini diharapkan terdapat kesamaan persepsi dari pembina di tingkat Pusat dan daerah dalam melakukan pembinaan Program Paket Cmenyelenggarakan Progran Paket C, sehingga penyelenggaraan Program program dapat makin baik dari hari ke hari. Pola Pola Pembinaan pembinaan Program Paket C harus dilengkapi dengan Panduan/Acuan yang terkait prinsip-prinsip penyelenggaraan penddikan nonformal, serta teknis penyelenggaraan program seperti proses recruitmen, pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan uji kesetaraan.

menyangkut penyelenggaraan agar pihak Penyelenggara Program Paket C dapat melaksanakannya sesuai dengan landasan filosofis, yuridis, konseptual, dan empirik.

DAFTAR PUSTAKA

Nasution, S. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Penerbit Bumi Aksara.Amstrong, M. (2000). Handbook of Human Resource Management Practice. London: Kogan PageDjudju Sudjana (2007). Pendidikan Luar Sekolah. Dalam Rujukan Filsafat, Teori, dan Praksis Ilmu Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.Kementerian Pendidikan Nasional (2010). Naskah Akademik Penataan Ulang Kurikulum. Jakarta: Balitbang Puskur.Rogers, Alan (2005). Non-Formal Education. Flexible schooling or participatory education?. Hongkong: Kluwer Academic PublisherLesch, L. 2009. Learning Not Schooling Reimagining the Purpose of Education. Marylan: Rowman & Littlefield Education

Email ke :[email protected]@yahoo.co.id0

14

Pola Pembinaan Program Paket C