14. Menilai Kinerja Kepala Sekolah.doc

43
DIKLAT CALON PENGAWAS SEKOLAH MENILAI KINERJA KEPALA SEKOLAH 1 PENGAWAS SEKOLAH KOMPETENSI EVALUASI PENDIDIKAN

Transcript of 14. Menilai Kinerja Kepala Sekolah.doc

Skenario Pembelajaran

DIKLAT CALONPENGAWAS SEKOLAHMENILAI KINERJA KEPALA SEKOLAHDIREKTORAT JENDERAL

PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALLEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKANTAHUN 2011MENILAI KINERJA SEKOLAH

2.1. Konsep Dasar Menilai Kinerja Kepala SekolahSeorang pengawas hendaknya memahami betul apa yang menjadi kompetensi Kepala Sekolah di Sekolah. Jika Pengawas mampu memahami bahkan dulunya memang pernah menjadi kepala sekolah maka kompetensi Kepala Sekolah yang akan dinilai pasti sudah memahaminya dengan betul. Bekal kemampuan dalam memahami kompetensi kepala sekolah ini akan menjadi bekal dalam pelaksanaan penilaian kinerja yang harus dilakukan oleh seorang pengawas. Ada banyak kompetensi Kepala Sekolah yang setidaknya harus sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dalam tugasnya sehari-hari di sekolah yang dimpimpinnya.Kompetensi untuk Kepala Sekolah ini secara umum sama baik itu untuk jenjang pendidikan Taman-Kanak-Kanak maupun jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Atas atau Kejuruan.B Secara umum berikut ini penulis uraikan beberapa kompetensi Kepala Sekolah yang harus menjadi aspek yang dinilai oleh seorang kepala sekolah. Di sisi lain kompetensi ini juga harus sudah bisa dijadikan sebagai indikator tinggi rendahnya kinerja seorang kepala sekolah.

Menilai Kinerja Kepala Sekolah berarti dapat dipahami sebagai upaya yang harus dilakukan seorang penmgawas dalam menilai kinerja Kepala Sekolah, baik itu Kepala Sekolah pada jenjang Pendidikan Taman Kanak-Kanak sampai dengan jenjang Sekolah Menengah Atas atau Kejuruan. Kinerja itu sendiri pada dasarnya merupakan perwujudan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang selaras dengan Visi dan Misi masing-masing satuan atau jenjang pendidikan berdasarkan kompetensi dasar Kepala Sekolah. Maka seorang pengawas dalam hal ini harus mampu membedakan tindak-tindakan menilai kinerja kepala sekolah ini dengan melihat pada jenjang mana Kepala Sekolah itu bertugas. Jika yang dinilai adalah Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak maka tentunya akan berbeda apa yang dinilainya ketika pengawas itu mendapatkan kepala sekolah yang bertugas pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar dan seterusnya.Di sisi lain Pengawas juga harus mampu memahami konsep penilaian atau evaluasi. Sebagai pengetahuan bahwa evaluasi adalah proses pengukuran yang dilakukan terhadap kecenderungan perubahan yang terjadi mengenai suatu fenomena dengan hasil yang lebih cendeurng kepada pemaknaan akan perubahan perilaku atau sikap individu tertentu. Dalam hal ini evaluasi lebih cenderung kepada penilaian perilaku Kepala Sekolah yang menunjukkan kinerjanya dalam melaksanakan tugas di sekolah berdasarkan standar kompetensi kepala sekolah menurut Depdiknas, mulai dari jenjang TK sampai dengan SMA/SMK. 2.2. Kompetensi Kepala Sekolah yang dinilai

2.2.1.Kompetensi KepribadianSebelum menilai kinerja Kepala Sekolah, maka seorang pengawas harus memahami betul apakah Kepala Sekolah ini telah menunjukkan kemampuannya dalam mennunjukkkan sikap dan perilaku yang mendukung kepribadiannya sehingga ia dikatakan mampu menjadi pemimpin. Kinerja Kepala Sekolah juga harus menunjukkan bahwa kepala sekolah/ madrasah mampu menunjukkan karakteritik sebagai berikut: a) Akhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah; b) Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin; c) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah; d) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi; e) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/madrasah; f) Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.Dasar kompetensi kepribadian ini akan sangat menentukan kompetensi lainnya, khususnya dalam mendukung tugas kepala sekolah dalam melaksanakan program pendidikan nasional, propinsi, dan kabupaten/kota. Sebagai tambahan pengetahuan dan keilmuan dalam bidang perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan maka kepala sekolah harus juga mampu menunjukkan kinerjanya berdasarkan kebijakan, perencanaan, dan program pendidikan, tentunya untuk kepala sekolah masing-masing jenjang satuan pendidikan tanpa kecuali mulai dari TK, SD, SMP dan SMA/SMK.Pengetahuan seorang pengawas terhadap ciri-ciri kepala sekolah yang menunjukkan pengetahuan, sikap dan perilaku yang muncul berdasarkan kompetensi Kepala Sekolah di atas, merupakan dasar pengetahuan bagaimana harus menilai kinerja kepala sekolah dengan tepat sasaran, walaupun memeang menilai kinerja kepala Sekolah yang menunjukkan perwujudan dari kompetensi ini memang tidak mudah.Sebagai salah satu contoh evaluasi kinerja yang akan dilakukan pengawas untuk kompetensi kepribaidan dengan sub Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan maka pengawas hendaknya mampu secara mendasar menilai kinerja kepala sekolah yang berhubungan dengan kemampuannya sebagai pemimpin sekolah. Subkompetensi ini dapat terwujud jika kepala sekolah mamiliki pengetahuan dan keterampilan, yang diantaranya bisa diwujudkan melalui upaya-upaya ia sendiri untuk :Memahami teori-teori kepemimpinan; Memilih strategi yang tepat untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah ; Memiliki power dan kesan positif untuk mempengaruhi bawahan dan orang lain ; Memiliki kemampuan (intelektual dan kalbu) sebagai smart school principal agar mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di lingkungannya ; Mengambil keputusan secara terampil (cepat, tepat dan cekat); Mendorong perubahan (inovasi) sekolah; Berkomunikasi secara lancar ; Menggalang teamwork yang kompak, cerdas dan dinamis; Mendorong kegiatan yang bersifat kreatif; Menciptakan sekolah sebagai organisasi belajar (learning organization).

Kinerja kepala sekolah yang menunjukkan subkompetensi ini dapat dievaluasi oleh pengawas melalui interview kepada warga sekolah diantaranya kepada guru. Di sisi lain evaluasi untuk menilai kinerja ini bisa dilakukan dengan cara menyajikan sebuah ilustrasi permasalahan yang harus menuntut kepala sekolah untuk menunjukkan kemampuannya dalam memimpin sekolah.

Sebagai contoh dalam rangka mewujudkan kinerja kepala sekolah untuk kompetensi kepribadian dengan subkompetensi memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah. Maka kepala sekolah tidak hanya dituntut untuk melakukan tugas-tugas diluar kebutuhan dirinya saja, akan tetapi ia perlu juga memiliki kemampuan dalam mengembangkan dirinya sendiri. Kompetensi ini bisa diwujudkan jika ia mampu untuk: Mengidentifikasi karakteristik kepala sekolah tangguh (efektif) ; Mengembangkan kemampuan diri pada dimensi tugasnya ; Mengembangkan dirinya pada dimensi proses (pengambilan keputusan, pengkoordinasian/penyerasian, pemberdayaan, pemrograman, pengevaluasian, dsb.); Mengembangkan dirinya pada dimensi lingkungan (waktu, tempat, sumberdaya dan kelompok kepentingan); Mengembangkan keterampilan personal yang meliputi organisasi diri, hubungan antarmanusia, pembawaan diri, pemecahan masalah, gaya bicara dan gaya menulis.

Pengawas dapat menilai kinerja kepala sekolah ntuk aspek ini melalui evaluasi dalam bentuk wawancara dan angket yang harus diisi oleh kepala sekolah itu sendiri. Disamping itu juga pengawas bisa melakukan wawancara dengan warga sekolah. Evaluasi kinerja ini tentunya akan berbeda untuk setiap jenjang pendidikan TK, SD, SMP dan SMA/SMK.2.2.2. Kompetensi ManajerialKompetensi kepala sekolah lain yang harus dipahami oleh pengawas dalam rangka melakukan penilaian terhadap kinerjanya, yaitu yang berhubungan dengan kompetensi kepala sekolah dalam memahami sekolah sebagai sistem yang harus dipimpin dan dikelola dengan baik, diantarany adalah pengetahuan tentang manajemen. Dengan kemampuan dalam mengelola ini pada nantinya akan dijadikan sebagai pegangan cara berfikir, cara mengelola dan cara menganalisis sekolah dengan cara berpikir seorang manejer. Sebagai misal pengawas harus mampu memahami kinerja kepala sekolah ketika kepala sekolah menunjukkan perilakunya dan mampu untuk mengidentifikasi dan mengembangkan jenis-jenis input sekolah; mengembangkan proses sekolah (proses belajar mengajar, pengkoordinasian, pengambilan keputusan, pemberdayaan, pemotivasian, pemantauan, pensupervisian, pengevaluasian dan pengakreditasian). Selain itu pengawas juga harus mampu memahami bahwa kepala sekolah sudah mampu menunjukkan upaya dalam meningkatkan output sekolah (kualitas, produktivitas, efisiensi, efektivitas, dan inovasi).

Sesuai dengan apa yang ditetapkan dalam Keputusan Mendiknas mengenai kompetensi ini, diantaranya kepala sekolah harus mampu dan terlihat kinerjanya dalam bidang-bidang gararan manajerial sebagai berikut: a) Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan; b) Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan; c) Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal; d) Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah manuju organisasi pembelajar yang efektif; e) Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik ;f) Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal; g)Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal; h) Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pendarian dukungan ide, sumber belajar dan pembiyanaan sekolah/madrasah; i) Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik; j) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional; k) Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, tranfaran dan efisien; l)Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah; m) Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/ madrasah; n) Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan; o) Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan embelajaran dan manajemen sekolah/madrasah; p) Melakukan monitoring, evaluasi dn pelaporan pelaksanakan program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut.Secara umum kinerja kepala sekolah dalam kompetensi manajerial ini juga termasuk di dalamnya kemampuan dalam sistem administrasi. Jadi dalam hal ini kepala sekolah adalah pengelola lembaga pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya masing-masing. Namun demikian penegasan terhadap eksistensi seorang kepala sekolah sebagai manajer dalam suatu lembaga pendidikan dapat dinilai dari kompetensi mengelola Kelembagaan, yang mencakup: Menyusun sistem administrasi sekolah; Mengembangkan kebijakan operasional sekolah ; Mengembangkan pengaturan sekolah yang berkaitan dengan kualifikasi, spesifikasi, prosedur kerja, pedoman kerja, petunjuk kerja, dsb ;Melakukan analisis kelembagaan untuk menghasilkan struktur organisasi yang efisien dan efektif; Mengembangkan unit-unit organisasi sekolah atas dasar fungsi.

Kemampuan yang mendukung subkompetensi mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah ini bisa diwujudkan oleh seorang kepala sekolah secara utuh jika memperoleh dukungan dari sistem yang sudah ia kembangkan bersama dengan komponen sekolah lainnya. Dengan demikian pengawas bisa menilai kinerja kepala sekolah yaitu dengan melalui review dokumen termasuk sistem administrasi sekolah. Pengawas juga bisa melakukannya dengan cara melakukan observasi terhadap kondisi lingkungan sekolah yang terlihat sebagai dampak dari strategi pengelolaan yang dikembangkan oleh kepala sekolah itu sendiri.

Pengawas juga harus jeli bahwa kompetensi kepala sekolah yang termasuk dalam tugas-tugasnya sebagai manajer sekolah diantaranya harus memahami juga tentang kurikulum. Maka aspek yang dinilai adalah pengetahuan kepala sekolah dalam memahami Kurikulum yang merupakan jantungnya lembaga pendidikan, dengan demikian kepala sekolah dalam upaya mewujudkan kinerjanya dalam bidang ini maka ia harus mampu untuk : Memfasilitasi sekolah untuk membentuk dan memberdayakan tim pengembang kurikulum ; Memberdayakan tenaga kependidikan sekolah agar mampu menyediakan dokumen-dokumen kurikulum ; Memfasilitasi guru untuk mengembangkan standar kompetensi setiap mata pelajaran ; Memfasilitasi guru untuk menyusun silabus setiap mata pelajaran; Memfasilitasi guru untuk memilih buku sumber yang sesuai untuk setiap mata pelajaran ; Mengarahkan tenaga kependidikan untuk menyusun rencana dan program pelaksanaan kurikulum ; Membimbing guru dalam mengembangkan dan memperbaiki proses belajar mengajar ; Mengarahkan tim pengembang kurikulum untuk mengupayakan kesesuaian kurikulum dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks), tuntutan dan kebutuhan masyarakat, dan kebutuhan peserta didik ; Menggali dan memobilisasi sumberdaya pendidikan; Mengidentifikasi kebutuhan bagi pengembangan kurikulum lokal; Mengevaluasi pelaksanaan kurikulum .

Kinerja kepala sekolah dalam mewujudkan subkompetensi pengelolaan kurikulum ini dapat dinilai oleh pengawas diantaranya dari isi program kurikulum yangg didesain dan dikembangkan gurunya mulai dari tingkat perencanaan sampai dengan evaluasi kurikulu,m itu sendiri misalnya dalam bentuk evaluasi hasil pembelajaran.

Dampaknya dari kinerja kepala sekolah ini juga harus bisa dipahami oleh pengawas yaitu mampu melihat kinerja kepala sekolah dalam memahami dan menghayati Standar Pelayanan Minimal (SPM), melaksanakan SPM secara tepat serta memahami lingkungan sekolah sebagai bagian dari sistem sekolah yang bersifat terbuka. Kemampuan ini memang cukup sulit jika pengawas tidak mampu untuk melihat gejala ataupun hasil yang dicapai oleh kepala sekolah itu sendiri.Kinerja kepala sekolah lainnya diantaranya harus dipahami oleh pengawas yaitu pada sub mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal maka ini dapat dilihat dari indikator-indikatornya yang mencakup : Mengidentifikasi karakteristik tenaga kependidikan yang efektif; Merencanakan tenaga kependidikan sekolah (permintaan, persediaan, dan kesenjangan ; Merekrut, menyeleksi, menempatkan, dan mengorientasikan tenaga kependidikan baru; Mengembangkan profesionalisme tenaga kependidikan; Memanfaatkan dan memelihara tenaga kependidikan; Menilai kinerja tenaga kependidikan; Mengembangkan sistem pengupahan, reward, dan punishment yang mampu menjamin kepastian dan keadilan; Melaksanakan dan mengembangkan sistem pembinaan karir; Memotivasi tenaga kependidikan; Membina hubungan kerja yang harmonis ; Memelihara dokumentasi personel sekolah atau mengelola administrasi personel sekolah ; Mengelola konflik; Melakukan analisis jabatan dan menyusun uraian jabatan tenaga kependidikan; Memiliki apresiasi, empati, dan simpati terhadap tenaga kependidikan.

Pengawas minimal mampu untuk memahami bentuk-bentuk perilaku dari kinerja kepala sekolah yang berhubungan dengan kompetensi ini, misalnya pengawas bisa melakukan pengamatan serta mereview dokumen-dokumen laporan dari fungsi-fungsi manajemen yang diterapkan kepala sekolah selama mengelola tenaga kependidikan (guru dan tenaga administrasi.

Sebagai contoh dalam mencapai target kinerja kepala sekolah untuk kompetensi manajerial dengan sub mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal, diantaranya bahwa kepala sekolah harus mampu utnuk menganalisis indikator-indikator sebagai berikut: ketersediaan dan kesiapan sarana dan prasarana sekolah (laboratorium, perpustakaan, kelas, peralatan, perlengkapan, dsb.); Mengelola program perawatan preventif, pemeliharaan, dan perbaikan sarana dan prasarana ;Mengidentifikasi spesifikasi sarana dan prasarana sekolah; Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah; Mengelola pembelian/pengadaan sarana dan prasarana serta asuransinya; Mengelola administrasi sarana dan prasarana sekolah; Memonitor dan mengevaluasi sarana dan prasarana sekolah .

Pengawas dalam hal ini bisa menilainya melalui kegiatan observasi dan wawancara. Observasi misalnya bisa dilakukan pengawas terhadap kondisi sarana dan prasarana yang bisa dilihat langsung. Adapun upaya pengawas untuk menilai kinerja kepala sekolah pada aspek sub kompetensi pengelolaan sarana prasarana ini juga bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen pengelolaan, serta melakukan wawancara dengan warga sekolah mengenai dampak dari kemampuan kepala sekolah dalam melakukan pengelolaan sarana dan prasarana selama ini.

Ilustrasi selanjutnya bagaimana kompetensi manajerial dengan sub kompetensi mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik, ini bisa diwujudkan oleh Kepala sekolah. Maka dalam hal ini seorang kepala sekolah harus mampu menunjukkan kemampuan dalam : Mengelola penerimaan siswa baru . Mengelola pengembangan bakat, minat, kreativitas dan kemampuan siswa ; Mengelola sistem bimbingan dan konseling yang sistematis ; Memelihara disiplin siswa; Menyusun tata tertib sekolah ; Mengupayakan kesiapan belajar siswa (fisik, mental); Mengelola sistem pelaporan perkembangan siswa ; Memberikan layanan penempatan siswa dan mengkoordinasikan studi lanjut.

Kompetensi ini tentunya tidak akan bisa diwujudkan jika tidak ada dukungan dari komponen dan warga belajar lainnya. Dengan demikian untuk menilai kinerja kepala sekolah untuk sub kompetensi ini maka pengawas bisa melakukannya dengan cara membuat daftar cheklist atau melakukannya dengan menggunakan pedoman observasi terhadap kondisi dan perkembangan yang terjadi pada diri siwa-siwsinya di sekolah yang bersangkutan.

Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di sekolah juga hendaknya mampu menyesuaikan diri, salah satunya akan tergantung kepada Kepala Sekolahnya, apakah ia mampu merubah budaya sekolah, sesuai dengan kemajuan berpikirnya tentang bagaimana memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam mengelola sekolah. Subkompetensi ini diantaranya dapat diwujudkan dalam bentuk upaya kepala sekolah melakukan aktivitas yang mencakup: Mengembangkan prosedur dan mekanisme layanan sistem informasi, serta sistem pelaporan ; Mengembangkan pangkalan data sekolah (data kesiswaan, keuangan, ketenagaan, fasilitas, dsb) ; Mengelola hasil pangkalan data sekolah untuk merencanakan program pengembangan sekolah ; Menyiapkan pelaporan secara sistematis, realistis dan logis ; Mengembangkan SIM berbasis komputer .

Berdasarkan uraian subkompetensi Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan embelajaran dan manajemen sekolah/madrasah, maka pengawas dapat menilai bentuk kinerjanya melalui format isian mengenai sistem informasi yang dikembangkan sekolah, serta melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi sistem informasi mulai dari perencanaan hingga sistem komputerisasi yang sudah ada di sekolah yang bersangkutan.

Setelah Kepala Sekolah mampu untuk memanfaatkan Teknologi, maka bagaimana ia mampu juga dalam memanfaatkan informasinya untuk kepentingan manajemen sekolahnya. Untuk kepentingan menilai kinerja selanjutnya maka pengawas harus mampu melihat kemampuan kepala sekolah dalam hal melaksanakan subkompetensi Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan, maka seorang kepala sekolah harus mampu melakukan unjuk kerjanya yaitu untuk mengambil keputusan secara terampil dapat dicapai melalui kemampuan untuk : (a) Menjaring informasi berkualitas sebagai bahan untuk mengambil keputusan; (b)Mengambil keputusan secara terampil (cepat, tepat, cekat) ; (c) Memperhitungkan akibat pengambilan keputusan dengan penuh perhitungan (least cost and most benefit) ; (d) Menggunakan sistem informasi sekolah sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Kinerja kepala sekolah yang ditunjukkan dalam bentuk aktivitas-aktivitas ini dapat dievaluasi oleh pengawas melalui sistem evaluasi kinerja dengan menggunakan instrumen dalam bentuk wawancara kepada komponen sekolah yang ia datangi.

Kemampuan kepala sekolah dalam manajerial ini sebagaimana yang ditegaskan oleh mendiknas yaitu harus mampu merumuskan laporan-laporan kegiatan sekolah. Bentuk-bentuk laporan tersebut diantaranya membuat Laporan Akuntabilitas Sekolah.

Untuk menilai kinerja yang menunjukkan kemampuan kepala sekolah dalam keterampilan membuat laporan ini bisa dilakukan oleh pengawas melalui bentuk penilaian dengan instrumen wawancara khususnya dalam: (a) Menyebutkan dan memahami konsep-konsep laporan ; (b) Membuat laporan akuntabilitas kinerja sekolah; (c) Mempertanggungjawabkan hasil kerja sekolah kepada stakeholders; (d) Membuat keputusan secara cepat, tepat, dan cekat berdasarkan hasil pertanggungjawaban ; (e) Memperbaiki perencanaan sekolah untuk jangka pendek, menengah dan panjang.

Selain melalui wawancara juga pengawas bisa menilai kinerja kepala sekolah untuk menilai kompetensi ini maka pengawas bisa melakukannya dengan review dokumen program sekolah yang menunjukkan bahwa ada bagian-bagian tertentu yang telah diperbaiki oleh kepala sekolah bersama dengan guru-guru.2.2.3. Kompetensi Kewirausahaan Kompetensi kepala sekolah yang cukup sentral dan merupakan pokok dari keberlanjutan program sekolah diantaranya adalah kompetensi Kewirausahaan. Sebagai salah satu cara bagaimana sekolah mampu mewujudkan kemampuan dalam wirausahaanya ini maka Kepala Sekolah harus mampu menunjukkan kemampuan dalam menjalin kemitraan dengan pengusaha atau donatur, serta mampu memandirikan sekolah dengan upaya berwirausaha. Secara rinci kemampuan atau kinerja kepala sekolah yang mendukung terhadap perwujudan kompetensi kewirausahaan ini, diantara mencakup: a) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/ madrasah; b) Bekerja keras untuk mencapai keberhsilsan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif; c) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah; d) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah; e) Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

Berdasarkan uraian sub kompetensi kewirausahaan ini, maka seorang pengawas harus mampu untuk menilai kinerja kepala sekolah dalam aspek ini secara jeli, misalnya bagaimana kepala sekolah menunjukkan perilaku hidup hemat, dan pandai mengelola sumber daya keuangan sekolah. Sebagai contoh ketika pengawas akan menilai kinerja sub dari kompetensi kewriusahaan ini yaitu untuk menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/ madrasah. Maka Pengawas harus mampu melihat kinerja kepala sekolah dalam Mengidentifikasi dan menyusun profil sekolah; Mengembangkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah ; Mengidentifikasi fungsi-fungsi (komponen-komponen) sekolah yang diperlukan untuk mencapai setiap sasaran sekolah ; Melakukan analisis SWOT terhadap setiap fungsi dan faktor-faktornya; Mengidentifikasi dan memilih alternatif-alternatif pemecahan setiap persoalan; Menyusun rencana pengembangan sekolah ; Menyusun program, yaitu mengalokasikan sumberdaya sekolah untuk merealisasikan rencana pengembangan sekolah ; Menyusun langkah-langkah untuk merealisasikan rencana pengembangan sekolah; Membuat target pencapaian hasil untuk setiap program sesuai dengan waktu yang ditentukan (milestone).

Kompetensi yang diasumsikan akan mampu memberikan kemajuan pesat dimasa yang akan datang, yaitu kompetensi yang harus diwujudkan kepala sekolah pada aspek kreativitas, inovasi dan kewirausahaan. Kompetensi ini bisa terwujud jika ia mampu untuk: Memahami dan menghayati arti dan tujuan perubahan (inovasi) sekolah; Menggunakan metode, teknik dan proses perubahan sekolah; Menumbuhkan iklim yang mendorong kebebasan berfikir untuk menciptakan kreativitas dan inovasi; Mendorong warga sekolah untuk melakukan eksperimentasi, prakarsa/keberanian moral untuk melakukan hal-hal baru; Menghargai hasil-hasil kreativitas warga sekolah dengan memberikan rewards; Menumbuhkan jiwa kewirausahaan warga sekolah .

Berdasarkan uraian kompetensi ini maka pengawas dapat menilai kinerja kepala sekolah terhadap hal yang berhubungan dengan kompetensi ini melalui wawancara dengan beberapa warga sekolah bisa dengan guru, siswa dan komite sekolah yang ada.

Kompetensi kepala sekolah juga sampai menyentuh konerja kewirausahaan ini juga akan berhubungan dengan dukungan aspek keuangan. Sebagai pimpinan kiranya sanat penting mengatahui dan mampu menilai kondisi keuangan sehingga rumah tangga sekolah tetap seimbang. Kompetensi ini bisa ditunjukkan melalui kinerj kepala sekolah, khususnya dalam : Menyiapkan anggaran pendapatan dan belanja sekolah yang berorientasi pada program pengembangan sekolah secara transparan; Menggali sumber dana dari pemerintah, masyarakat, orangtua siswa dan sumbangan lain yang tidak mengikat ; Mengembangkan kegiatan sekolah yang berorientasi pada income generating activities ; Mengelola akuntansi keuangan sekolah (cash in and cash out) ; Membuat aplikasi dan proposal untuk mendapatkan dana dari penyandang dana ;Melaksanakan sistem pelaporan penggunaan keuangan yang menunjukkan bahwa kewirausahaannya jelas terkontrol secara finansial. Kinerja kepala sekolah pada bagian kompetensi ini bisa diniliai oleh pengawas melalui review dokumen RAPBS. Di sana akan terlihat sejauhmana RAPBS ini mampu menunjukkan kinerja kepala sekolah, mulai ari tahap persiapan, pengembangan dan pengelolaan dan pelaporan keuangan.

Berdasarkan uraian kompetensi ini maka kinerjanya bisa dinilai oleh pengawas melalui revieu dokumen, atau analisis terhadap program-program sekolah yang sudah dirumuskan melalui interview kepada kepala sekolah itu sendiri serta melakukan validasi kepada guru, komite dan juga siswa mengenai implementasi dari program-program yang direncanakan. Bahkan mungkin evaluasi bisa dilakukan terhadap prosedur pelaksanaan perumusan rencana program sekolah sebagai misal dalam RAPBS sekolah itu sendiri.

2.2.4. Kompetensi Supervisi

Kompetensi supervisi ini sangat strategis bagi seorang kepala skeolah khususnya bagi mereka memahami betul apa tugad dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah/madrasah. Berdasarkan telaah terhadap kompetensi ini, maka proses penilaian kinerja yang harus diperhatikan oleh pengawas, diantaranya harus mampu menilai sub-sub kompetensinya yang mencakup:a) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru; b) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat; c) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Diantaranya bahwa tugas dan fungsi dari supervisi ini adalah untuk memberdayakan sumber daya sekolah, yang diantaranya adalah sumber daya guru. Dengan demikian kinerja kepala sekolah dapat dinilai oleh pengawas melalui peniliain terhadap sub kompetensi Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepa, maka langkahnya diantaranya mencakup: Mengidentifikasi potensi-potensi sumberdaya sekolah berupa guru yang dapat dikembangkan; Memahami tujuan pemberdayaan sumberdaya guru ; Mengemukakan contoh-contoh yang dapat membuat guru-guru lebih maju; Menilai tingkat keberdayaan guru di sekolahnya.Kompetensi ini bisa dievaluasi oleh pengawas melalui sistem evaluasi yang menggunakan studi dokumentasi ataunreview dokumen-dokumen, misalnya dokumen program sekolah yang selama ini menjadi pegangan sekolah yang bersangkutan, khususnya pada bagian-bagian pemberdayaan sumber dayanya.

Sebagai contoh dalam hal melakukan evaluasi terhadap kinerja kepala sekolah untuk kompetensi ini dengan sub kompetensi Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat. Maka Pengawas sebagai pelaksana penilaian ini harus mampu melihat Pemahaman Kepala sekolah supervisi yang dimaksud adalah suvervisi kepada guru dan staf administrasi. Kompetensi ini bisa dinilai sebagai bentuk kinerja Kepala Sekolah yang bisa dilakukan oleh pengawas dengan cara wawancara dengan Kepala Sekolah yang bersangkutan, khususnya mengenai kemampuannya dalam : (a)Memahami dan menghayati arti, tujuan dan teknik supervisi ; (b) Menyusun program supervisi pendidikan ; (c) Melaksanakan program supervisi ; (d) Memanfaatkan hasil-hasil supervisi ; (e)Melaksanakan umpan balik dari hasil supervisi.

Untuk melakukan evaluasi kinerja Kepala Sekolah pada kompetensi ini, maka pengawas bisa melakukannya dengan menggunakan instrumen berbentuk wawancara sebagaimana diulas sebelumnya. Disamping melaksanakan supervisi kepada guru, maka kinejra Kepala Sekolah yang menunjukkan sub kompetensi ini juga diantaranya diharapkan mampu juga melakukan Monitoring dan Evaluasi dapat dilihat oleh pengawas sebagai dasar untuk evaluasi kinerjanya, yaitu dalam beberapa kemampuan kepala sekolah khususnya kinerjanya yang menunjukkan hasil dari : (a) Memahami dan menghayati arti, tujuan dan teknik monitoring dan evaluasi; (b) Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi sekolah; (c) Mengidentifikasi indikator-indikator sekolah yang efektif dan menyusun instrumen; (d) Menggunakan teknik-teknik monitoring dan evaluasi; (e)Menyosialisasikan dan mengarahkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi ; (f) Menganalisis data monitoring dan evaluasi ; (g) Memiliki komitmen kuat untuk memperbaiki kinerja sekolah berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi .

Dalam menilai kinerja kepala sekolah pada kompetensi ini maka pengawas dapat melakukannya dengan menggunakan sistem evaluasi melalui instrumen dalam bentuk review dokumen tentang berbagai kegiatan yang sudah dilakukan di sekolah yang dipimpinnya.

2.2.5. Kompetensi Sosial

Kompetensi ini pda dasarnya cukup sulit jika harus dikaitkan dengan aktivitas sosial secara penuh oleh sekolah, jika hal itu dilakukan dalam rangka keterkaitannya dengan program sekolah. Pada dasarnya sebagai bahan acuan Pengawas untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja kepala sekolah untuk kompetensi dan sub kompetensi ini, diantaranya mencakup: a) Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah; b) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.; e) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.Kompetensi kepala sekolah yang berhubungan dengan kemampuannya untuk mengelola hubungan sekolah dengan masyarakat bisa diwujudkan melalui kemampuannya dalam hal : Memfasilitasi dan memberdayakan Dewan Sekolah/Komite Sekolah sebagai perwujudan pelibatan masyarakat terhadap pengembangan sekolah ; Mencari dan mengelola dukungan dari masyarakat (dana, pemikiran, moral dan tenaga, dsb) bagi pengembangan sekolah; Menyusun rencana dan program pelibatan orangtua siswa dan masyarakat; Mempromosikan sekolah kepada masyarakat; Membina kerjasama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga masyarakat; Membina hubungan yang harmonis dengan orangtua siswa.

Untuk menilai kinerja kepala sekolah terhadap kompetensi ini, maka pengawas harus mampu memahami komite sekolah, minimal memahami keberadaan komite lengkap dengan program kerjanya. Dengan demikian evaluasi bisa dilakukan dengan cara mereview dokumen komite sekolah dan beberapa catatan pembukua kepala sekolah yang menunjukkan adanya pemberdayaan dan keterlibatan masyarakat di sekitar dalam mensukseskan program sekolah.

Kompetensi Sosial ini kadang juga seriang berhubungan dengan tuntutan kepala sekolah dalam hal mengembangkan budaya sekolah atau madrasah secara adaptif, lebih baik dan maju. Subkompetensi ini bisa diwujudkan melalui kemampuannya untuk : Menerapkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan sekolah yang demokratis; Membentuk budaya kerjasama (school corporate culture) yang kuat; Menumbuhkan budaya profesionalisme warga sekolah ;Menciptakan iklim sekolah yang kondusif-akademis; Menumbuhkembangkan keragaman budaya dalam kehidupan sekolah.

Untuk menilai kinerja kepala sekolah dalam aspek kompetensinya ini maka pengawas bisa melakukannya dengan melalui observasi dan wawancara langsung dengan warga sekolah yang ditujukan pada kinerja kepala sekolah untuk aspek yang dimaksud.

Semua komptensi dan sub kompetensi ini berlaku untuk kepala sekolah/madrasah pada jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan menengah atau SMA/Madrasah.2.3. Pendekatan dalam Menilai Kinerja Kepala Sekolah

Evaluasi kinerja Kepala Sekolah bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan, diantaranya pengawas bisa melakukannya dengan pendekatan Ekspositorik. Pendekatan ini cukup efektif jika kebanyakan kinerja kepala sekolah yang mengacu kepada kompetensi-kompetensi nasional, maka lebih cocok dengan pendekatan ini. Pendekatan ini cukup relevan dengan beberapa kinerja Kepala Sekolah Berdasarkan Rumusan kompetensi yang diuraikan di atas.Pendekatan yang bisa dikembangkan, diantaranya:

(1) Pendekatan Berdasarkan Perencanaan program kerja kepala Sekolah

(2) Pendekatan berdasarkan proses kinerja kepala sekolah

(3) Pendekatan berdasarkan produk atau hasil dari kinerja kepala sekolah.

(4) Pendekatan dampak dari pemanfaatan produk kinerja kepala sekolah.

Ketiga pendekatan ini bisa dipilih salah satu oleh pengawas yang tentunya disesuaikan dengan kondisi dan budaya kepala sekolah baik secara pribadi (kepemimpinan) maupun budaya sekolah secara sistemik. Pendekatan ini pada dasarnya bisa merupakan satu kesatuan atau bisa saja hanya digunakan satu-satu secara terpisah oleh pengawas. Jika dikaitkan dengan proses bagaimana kompetensi kepala sekolah diwujudkan dalam bentuk kinerjanya, memungkinkan pendekatan ini juga akan mengikuti proses tercapainya kompetensi kepala sekolah, mulai dari merencanakan hingga pemanfaatan hasil karya atau produk yang dihasilkan oleh kepala sekolah.

Pendekatan ini tentunya secara ideal harus dipandang sebagai satu kesatuan, karena kemungkinan besar jika kepala sekolah dinilai mulai dari 5 (lima) besaran kelompok kompetensi nomor 1 sampai dengan nomor 5, sangat erat kaitannya dengan tahapan proses evaluasi yang akan dilakukan. Misalnya untuk menilai dokumen perencanaan kinerja kepala sekolah berdasarkan kompetensi tertentu, maka evaluasi pasti akan berlanjut kepada evaluasi proses atau implementasi dari hasil perencanaan tadi, demikian seterusnya.2.4. Bentuk Kegiatan dalam Menilai Kinerja Kepala SekolahBanyak aktivitas yang harus dilakukan berdasarkan kebutuhan evaluasi yang harus dilakukan oleh pengawas, diantaranya adalah aktivitas yang terfokus kepada produk dari hasil kinerja kepala sekolah itu sendiri. Sebagai contoh pengawas bisa memulai dengan menganalisis dan mengenali berbagai kompetensi Kepala Sekolah secara nasional. Selain itu pengawas juga harus melihat apa yang sudah dicapai oleh kepala sekolah dengan berbebagai kegiatannya disekolah, ini akan menjadi bahan sehingga pengawas mampu untuk merumuskan indikator kinerja kepala sekolah yang relevan dengan kompetensi yang dipraktekannya.Bentuk kegiatan yang diperlukan dalam melakukan evaluasi terhadap kinerja kepala sekolah berdasarkan kompetensi standar yang telah ditetapkan, secara sistematis dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:1. Kegiatan Wawancara

2. Kegiatan Observasi

3. Kegiatan Diskusi

4. Kegiatan Review Dokumen

5. Uji praktek hasil pekerjaan Kepala Sekolah.

6. Pameran

7. Study Visit8. Penelitian Tindakan

Dari bentuk-bentuk kegiatan di atas tentunya pengawas diharapkan mampu memilih bentuk yang mana yang tepat. Namun karena sifatnya kegiatan evaluasi ini tidak mungkin hanya dilakukan satu kali untuk aspek kinerja yang dinilai. Maksudnya mungkin saja ketika dievaluasi kinerjanya, kepala sekolah menunjukkan kompetensi-kompetensi lain yang menuntut kegiatan evaluasinya berbeda. Dengan demikian alat ukur atau instrumen yang harus disiapkan dalam setiap bentuk kegiatan evaluasi kinerja kepala sekolah ini akan sangat beragam.Berikut adalah contoh ilustrasi kegiatan evaluasi kinerja kepala sekolah sesuai dengan bentuk kegiatan di atas, yaitu melalui kegiatan Observasi pada jenjang Sekolah Dasar. Adapun kinerja yang akan dinilai diharapkan telah dipetakan sesuai dengan kompetensi yang telah dirumuskan pada tabel.1 di atas. Observasi yang dilakukan hendaknya observasi aktif, maksudnya pengawas harus aktif juga meninjau dan mengambil beberapa tindakan sampel dalam rangka menguji keasiapan dan keaktifkan serta validasi secara psikologis mengenai kejujuran, keaktifan dan kesiapan kepala sekolah yang sedang dinilai. Teknik observasi aktif ini penting dan cukup efektif untuk menemukan bahwa Kepala Sekolah yang sedang dinilai ternyata kurang persiapan, dan tidak sunggung-sungguh menunjukkan kinerjanya.

Berikut adalah langkah-langkah kegiatan dalam melaksanakan Observasi Aktif, yaitu:1) Langkah persiapan

Persiapan dalam melaksanakan observasi aktif, diantara pengawas harus sudah menyiapakan hal-hal sebagai berikut:

(a) analisis kompetensi yang akan diukur dalam bentuk kinerja

(b) analisis jenis dan kemungkinan kinerja apa yang akan ditunjukkan kepala sekolah (pengawas harus sudah memahami betul seluk-beluk tugas Kepala Sekolah)

(c) merumuskan tujuan evaluasi

(d) merumuskan item observasi terhadap kompetensi kepala sekolah yang akan dievaluasi

(e) menetapkan berapa lama observasi akan dilakukan;

(f) berapa orang dalam sehari akan dievaluasi dan pada jenjang mana mulai dilakukan (TK, SD, SMP, SMA atau SMK).

2) Langkah Pelaksanaan di sekolah

Langkah kegiatan dalaam pelaksanaan evaluasi selama di sekolah, diantaranya:

(a) menunjukkan surat tugas dari kepala UPTD atau KCD setempat(b) memulai pengkondisian terhadap kesiapan kepala sekolah, misalnya pengawas mengantarkan maksud dan kedatangannya kepada kepala sekolah yang bersangkutan;(c) mencoba mengamati hal yang mendasar misalnya mengenai kondisi dan suasana sekolah dan ruang kelas, serta ruang guru dan kepala sekolah sendiri;

(d) mencoba melakukan pengecekan terhadap aspek yang berhubungan dengan manajemen sekolah (sesuai dengan kompetensi apa yang akan dievaluasi);

(e) melihat gerak-gerik dan perilaku kepala sekolah (sesuai dengan kompetensi yang diukur).

3) Langkah Pelaksanaan di luar sekolah

Langkah selama pelaksanaan di luar sekolah, misalnya:

(a) mengamati karya kepala sekolah yang bersangkutan di lingkungan sekolah (masyaraakat; sekolah tetangga; KKG, MGMP; dinas pendidikan), maksudnya adakah karya dan prestasi kepala sekolah tersebut diakui, dipakai atau diketahui oleh pihak-pihak tersebut;

(b) lakukan pencarian (searching) jejak aktifitas kepala sekolah yang bersangkutan dalam melakukan komunikasi (sesuai dengan kompetensi yang diukur);(c) Kumpulkan semua bentuk surat atau karya kepala sekolah mungkin ditemui;(d) Ikuti kegiatan-kegiatan kepala sekolah (sesuai dengan kompetensi) di luar sekolah, misalnya apakah kepala sekolah mengikuti seminar, kunjungan ke rumah orang tua, dan sebagainya.

4) Langkah Pengolahan hasil pengamatanKetika mengolah hasil observasi ini maka pengawas hendaknya memilah jenis-jenis data yang diperoleh dari lapangan kemudian;

(a) membuat tabulasi data;(b) menyajikan data untuk dipilah;

(c) mengambil data sejenis dan memisahkannya;

(d) menganalisis (beri komentar) terhadap data sejenis.

5) Langkah penarikan kesimpulan

Kesimpulan dirumuskan berdasarkan atas hasil analisis bisa dalam bentuk kesimpulan secara umum maupun khusus. Kesimpulan umum maksudnya ditujukan untuk memberikan penilaian pada tingkat stadar, sedangkan kesimpulan khusus sudah menunjukkan hasil penilaian terhadap aspek kompetensi yang dinilai atau lebih spesifik.6) Langkah tindak lanjut.

Tindak lanjut merupakan bentuk dari outcome dari kesimpulan yang sudah dirumuskan. Kegiatan tindak lanjut ini misalnya bisa dijadikan masukan dalam evaluasi selanjutnya. Sebagai misal ketika kompetensi A dinilai dengan observasi ternyata tidak memuaskan hasilnya, maka bisa ditindaklanjuti dengan menggunakan instrumen wawancara. Di samping itu sebagai suatu kelayakan bahwa tindaklanjut ini bisa merupakan bentuk masukan untuk perencanaan pelaksanaan penilaian selanjutnya.

Khusus penjelasan tentang tindak lanjut ini akan dibahas pada bagian akhir dari bahan pelatihan ini.2.5. Instrumen Penilian Kinerja Kepala SekolahBeberapa instrumen yang bisa diginakan untuk menilai kinerja kepala sekolah, diantaranya adalah instrumen dalam bentuk yang sangat bervariatif. Berikut adalah beberapa instrumen yang penulis tawarkan kepada pengawas dalam rangka menilai kinerja Kepala Sekolah. Beberapa Instrumen yang bisa digunakan untuk menilai kinerja Kepala Sekolah sesuai dengan jenis kompetensi yang diuraikan di atas adalah sebagai berikut:Tabel.1Kesesuaian Instrumen Penilaian Kinerja Kepala Sekolah NOKINERJA BERDASARKAN KOMPETENSIJENIS INSTRUMEN EVALUASI KINERJABANYAKNYA ITEM

1Kepribadian Wawancara6 Item

2Manajerial Wawancara16 Item

3Kewirausahaan Wawancara Pengamatan5 Item

4Supervisi Wawancara Review Dokumen3 Item

5Sosial Wawancara

Review Dokumen3Item

Pemilihan instrumen pada dasarnya bisa saja disilang dalam arti kinerja Kepala Sekolah pada unjuk kerja berdasarkan kompetensi no. 1 jika hanya dinilai dengan menggunakan instrumen X misalnya menunjukkan hasil yang belum mengukur, maka pengawas sebagai penilai menggunakan instrumen tambahan, sehingga apa yang diukur dapat tercapai. Alternatif lain sebelum pengawas menentukan instrumen tertentu berdasarkan tabel di atas, bisa saja melakukan diskusi dengan sesama pengawas lain mengenai pengalamannya dalam menilai kinerja kepala sekolah dengan jenjang yang berbeda. Maksudnya instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja kepala sekolah pada jenjang Sekolah Dasar mungkin saja tidak efektif ketika digunakan pada jenjang Sekolah Menengah pertama. Demikian juga dengan jenjang sekolah berikutnya. Dengan demikian pada pelaksanaan evaluasi kinerja untuk mengetahui sejauhmana ketercapain kompetensi kepela sekolah ini harus terlebih dahulu pengawas sebagai evaulator melakukan ujicoba beberapa instrumen sesuai dengan kesempatan dan waktu ketika berkunjung ke sekolah yang dibinanya. Pada dasarnya untuk mengukur kinerja kepala sekolah ini berarti pengawas harus memahami betul kompetensi kepala sekolah. Namun demikian upaya pengawas dalam melakukan pengujian secara objektif melalui lembaran khusus yang diberikan baik kepada dirinya maupun kepada orang lain.Penyusunan Instrumen untuk setiap jenis instrumen baik itu pedoman wawancara, pengamatan, maupun review dokumen bisa dikembangkan sendiri oleh pengawas. Adapun yang menjadi acuan berapa item yang harus dikembangkan maka hal ini sebagaimana terlihat pada tabel di atas adalah disesuaikan dengan sub kompetensi yang sudah dirumuskan sebelumnya. Berikut adalah contoh ketiga jenis instrumen yang dikembangkan untuk mengukur kinerja kepala sekolah pada beberapa kompetensi.

ContohPEDOMAN WAWANCARA

KINERJA KEPALA SEKOLAH (JENJANG TK, SD, SMP, SMA, SMK*)

KINERJA YANG DIUKUR: SupervisiNama Kepala Sekolah: ____________________Identitas Sekolah:____________________Alamat Sekolah:____________________NOPERTANYAANURAIAN JAWABANKESIMPULAN JAWABAN

1Bagaimanakah Kepala Sekolah merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.?

2Bagaimanakah Kepala Sekolah melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.

3Bagaianakah Kepala Sekolah menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

Contoh

PEDOMAN PENGAMATAN (OBSERVASI)

KINERJA KEPALA SEKOLAH

(JENJANG TK, SD, SMP, SMA, SMA*)

KOMPETENSI YANGDIUKUR : Manajerial

Nama Kepala Sekolah : Drs. SudarmoIdentitas Sekolah: SDN Manukan TimurAlamat Sekolah: Jln Sudirman No. 2 Telp (022) 756789 SurabayaNOPERTANYAANHASIL PENGAMATANKESIMPULAN HASIL PENGAMATAN

1Bagaimanakah Kepala Sekolah menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.

2Bagaimanakah Kepala Sekolah mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.

3Bagaimanakah Kepala Sekolah memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal.

4Bagaimanakah Kepala Sekolah mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah manuju organisasi pembelajar yang efektif.

5Bagaimanakah Kepala Sekolah menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.

6Bagaimanakah Kepala Sekolah mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.

7Bagaimanakah Kepala Sekolah mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal.

8Bagaimanakah Kepala Sekolah mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pendarian dukungan ide, sumber belajar dan pembinaan sekolah/madrasah.

9Bagaimanakah Kepala Sekolah mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.

10Bagaimanakah mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.

11Bagaimanakah mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, tranfaran dan efisien.

12Bagaimanakah mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah.

13Bagaimanakah Kepala Sekolah mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/ madrasah.

14Bagaimanakah mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan.

15Bagaimanakan Kepala sekolah memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.

16Bagaimanakan Kepala Sekolah melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanakan program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut.

Contoh

PEDOMAN REVIEW DOKUMEN

KINERJA KEPALA SEKOLAH BERDASARKAN KOMPETENSI MANAJERIAL (JENJANG TK, SD, SMP, SMA, SMA*)

Sub Kompetensi : Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.Nama Kepala Sekolah: Drs. Budi WaluyoIdentitas Sekolah:SDN Balongbendo-SidoarjoAlamat Sekolah:Jl. Raya Balongbendo-SidoarjoNOPERTANYAANHASIL REVIEWDOKUMENKESIMPULAN HASIL REVIEW

1Adakah dokumen Tim Pengembang kurikulum yang difasilitasi dan disyahkan oleh Kepala Sekolah

2Apakah ada dokumen tertulis sebagai produk dari tenaga kependidikan yang didukung oleh kepala sekolah untuk Mata Pelajaran tertentu.

3Bagaimanakah bentuk dokumen Strategi pengembangan sekolah yang disiapkan kepala sekolah untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan dokumen kumpulan standar kompetensi setiap mata pelajaran

4Apakah semua guru mampu menyusuan silabus sebagai hasil pembinaan kepala sekolah? Bagaimana kesesuaian silabus untuk setiap Mata Pelajaran?

5Adakah panduan yang dirumuskan KS bersama guru dalam rangka memfasilitasi guru untuk memilih buku sumber yang sesuai untuk setiap mata pelajaran?

6Adakah catatan pembimbingan KS kepada guru dalam mengembangkan dan memperbaiki proses belajar mengajar? Bagaimana deskripsinya?

7Adalah acuan KS yang dibuat sendiri/Agenda sebagai bahan dalam mengarahkan tim pengembang kurikulum untuk mengupayakan kesesuaian kurikulum dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks), tuntutan dan kebutuhan masyarakat, dan kebutuhan peserta didik? Bagaimanakah isinya?

8Adakah laporan-laporan kegiatan yang disuport oleh KS kedapa Tim Sekolah dalam kegiatan menggali dan memobilisasi sumberdaya pendidikan ? Bagaimanakah isinya?

9Bagaimanakan prosedur yang ditempuh KS dalam rangka mendukung guru dalam mengidentifikasi kebutuhan bagi pengembangan kurikulum lokal.

10Adakah prosedur tertulis mengenai panduan evaluasi pelaksanaan kurikulum yang dikembangkan bersama dengan KS dan guru? Bagaimana hasilnya?

Pada bagian ini pengawas diharapkan mampu untuk mengembangkan instrumen sendiri, dengan cacatan pasangan anatara kompetensi yang akan diukur sesuai dengan kinerja yang ada, penulis telah menyesuaikan pada tabel .1 di atas. Demikian juga dengan banyaknya Item. Contoh Instrumen yang penulis kembangkan di atas betujuan untuk memberikan gambaran bahwa instrumen hendaknya disusun sebelum Pengawas melakukan evaluasi ke lapangan. Akan tetapi alangkah lebih baik bahwa instrumen untuk menilai kinerja Kepala Sekolah ini dibuat ketika pengawas merumuskan rencana kerja pada setiap tahunnya. Kemudian instrumen ini diujicoba sesuai dengan sampel yang setara maksudnya, jika instrumen ini ditujukan untuk mengukur kinerja kepala sekolah pada jenjang TK, SD dan jenjang lainnya, maka diharapkan sampel cukup mewakili semua jenjang tersebut.2.6. Pelaksanaan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah;

Pelaksanaan kinerja kepala sekolah dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan pengukuran komptensi di atas serta instrumen apa yang cocok dnegan kondisi grantee. Penilaian kinerja ini pada dasarnya dapat dilakukan diawal semester dan akhir semester untuk kompetensi yang khusus berkenaan langsung dengan pembelajaran, ujian semesteran salah satunya harus dijadikan acuan bagi kelengkapan penilaian kinerja kepala sekolah secara menyeluruh.Sebelum melaksanaan penilaian kinerja maka pengawas harus sudah mengecek dan memastikan bahwa pelaksanaan penilaian bertujuan untuk keberhasilan implementasi program sekolah berdasarkan kompetensi dan instrumen yang sudah disiapkan. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan pelaksanaan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah, sebagai berikut:(a) Waktu Pelaksanaan Penilaian (b) Banyaknya Pelaksanaan Penilaian (c) SDM Pelaksanaan Penilaian

(d) Anggaran penilaian dan analisis data Untuk kepentingan Kelancaran Penilaian kinerja dilakukan berdasarkan persiapan yang matang baik waktu, instrumen berasarkan indikator kompetensi sudah dirumuskan dalam agenda penilaian. Diharapkan SDM penilai adalah pengawas itu sendiri sesuai dengan anggaran yang sudah disiapkan berdasarkan kebutuhan. Dengan demikian keempat komponen yang harus diperhatikan ini dapat dirumuskan dalam bentuk scedule penilaian kinerja.a. Waktu Pelaksanaan Penilaian

Waktu pelaksanaan hendaknya disesuaikan dengan program Pengawas Sekolah itu sendiri, bisasanya pengawas sekolah memiliki jadwal berkunjung ke sekolah-sekolah yang dibinanya. Jadwal ini dipampang di Kantor UPTD. Waktu berkunjung inilah yang bisa digunakan untuk pelaksanaan penilaian kinerja kepala sekolah di sekolah yang dikunjungi. Sebaga misal pengawas dapat melakukannya setiap minggu, bulan atau semester. Secara spesifik rincian waktu pelaksanaan penilaian kinerja disesuaikan dengan pengelompokan kompetensi yang direncanakan, misalnya Pengawas dapat memetakan 5 kompetensi yang sudah diuraikan di depan ke dalam pemetaan evaluasi untuk setiap minggu sebagaimana terlihat pada Tabel berikut:Tabel.2

Pedoman Waktu Pelaksanaan Penilaian Kinerja Kepala SekolahNo Kompetensi (Kinerja Kepala SekolahWaktu penilaian dalam Semester*Jml Target

Kepala Sekolah Sasaran*AnggaranBentuk Tindak Lanjut

12

14 DisesuaikanDisesuaikan temuan

24

32

41

53

Keterangan:* Target KS sasaran disesuaikan dengan kemampuan Pengawas

* Anggaran untuk pelaksanaan Kunjungan untuk Penilian disesuaikan dengan Anggaran Rutin.

Pelaksanaan evaluasi kinerja kepala sekolah ini bisa dilakukan dengan pedoman yang sama baik untuk jenjang TK sampai dengan SMA dan SMK. Sesuai dengan jenis kompetensi mana yang akan dinilai dari Kepala Sekolah untuk jenjang pendidikan tertentu, maka pengawas hendaknya kembali kepada jenis dan pedoman evaluasi dalam bentuk instrumen yang telah disesuaikan pada tabel dia atas. Berdasarkan hal itu maka waktu untuk menilai kinerja berdasarkan kompetensi tertentu tentunya akan membutuhkan waktu yang berbeda-beda. Namun demikian jika disesuaikan dengan jenjang satuan pendidikan, maka penilaian dilakukan sesuai dengan jenjang pendidikan. Artinya waktu untuk menilai kinerja yang sama akan berbeda jika jenjang satuan pendidikannya berbeda, misalnya untuk di SD mungkin akan berbeda jika dilaksanakan di SMA.Selanjutnya setelah memahami waktu pelaksanaan evaluasi kinerja kepala sekolah ini, maka pengawas juga harus mampu mengelola pemetaan tau jadawl pelaksanaan evaluasi pada sekolah-sekolah yang dibinanya.

b. Banyak atau Jumlah Pelaksanaan Penilaian oleh Pengawas SekolahPenilaian bisa dilakukan oleh pengawas dengan berpedoman kepada banyak atau jenis kompetensi yang bisa ditunjukkan dalam bentuk kinerjanya oleh kepala sekolah pada jenjang satuan pendidikan tertentu. Demikian pula banyaknya pelaksanaan penilaian ini juga ditentukan oleh program kerja, serta keluasan wilayah atau jumlah sekolah yang dibina oleh pengawas yang bersangkutan. Sebagai misal pengalaman penulis ketika mengikuti program pembinaan kepala sekolah oleh pengawas di Kecamatan Bayah Kabupaten Rangkasbitung, dimana 1 orang pengawas harus membina 30 sekolah. Jika pengawas harus melakukan evaluasi terhadap kinerja kepala sekolah dari 30 sekolah berarti ia akan menilai sebanyak 30 orang kepala sekolah. Apakah dalam setiap minggu, bulan atau semesterkah ia akan melaksanakan penilaian kinerja ini. Dalam kondisi seperti ini pengawas diharapkan mampu untuk menganalisis dan memetakan jadwal pelaksanaan evaluasi untuk sekolah yang dibinanya. Misalnya jika dalam satu bulan ia harus keliling, maka minimal penilaian dilakukan 1 kali untuk 1 sekolah, adapaun kinerja dari kompetensi mana atau berapa kompetensi yang akan dinilai semuanya akan diserahkan kepada perencanaan penilaian yang sudah disiapkan oleh pengawas itu sendiri. Dengan demikian jika ingin menyelesaikan evaluasi kinerja untuk semua kompetensi, minimal pengawas harus melaksanakan evaluasi dengan jumlah 33 sub kompetensi x 1 sekolah x 30 hari. (Sumber Tabel 1 hal 2).Namun demikian evaluasi ini bukan berarti matematika, di mana perhitungan ini bisa saja lebih sedikit dilaksanakan dengan catatan ada beberapa kompetensi yang memiliki bentuk kinerja yang sama. Jika perhitungan ini bisa dipetakan sebelumnya maka seorang pengawas tidak akan kesulitan melaksanakannnya. Sebagai contoh penilaian untuk 1 sekolah bisa saja pengawas melakukan evaluasi kinerja kepala sekolah sebanyak 20, berarti pengawas harus melakukan evaluasi kinerja ini sebanyak 20 x 33 = 660 kali ia harus menyelesaikan evaluasi ini.c. SDM Pelaksana Penilaian Kinerja Kepala Sekolah

Pada dasarnya petugas penlai atau evaluator hendaknya dilakukan sendiri oleh pengawas. Jadi pengawas harus mampu bertindak sebagai evaluator kinerje akepala sekolah. Untuk mendukung kompetensi itu maka pengawas diharapkan mampu untuk melakukan evaluasi seorang diri. Jika penilaian kinerja kepala sekolah tidak bisa optimal dilakukan sendiri, maka khusus untuk kepentingan pengumpulan data penilai dapat dibantu oleh ahli evaluasi atau ahli statistik.Proses evaluasi kinerja kepala sekolah secara kolaboratif diantara bisa dilakukan melalui bekerja sama dengan pihak-pihak terkait. Upaya ini juga bisa memungkinkan jumlah evaluator akan bertambah dan ini cukup membantu pengawas itu sendiri. Biasanya pengawas yang akan bertindak sebagai evaluator kinerja kepala sekolah biasanya 1 orang dengan demikian tugas untuk tahapan analisis data hasl baseline , prosedurnya tidak berubah-ubah.Biasanya pengawas memiliki partnership dengan pengawas lainnya, dengan demikian dalam satu kantor KCD atau UPTD akan dilakukan kerjasama untuk melaksanakan evaluasi ini. Sebagai syarat dari seorang evaluator, maka berikut adalah syarat-syarat pengawas yang akan menjadi evaluator;(a) memahami konsep kompetensi dan jenis kepala sekolah:(b) memahami fungsi dan peran serta kompetensi kepala sekolah;(c) memahami dan bisa mempraktekkan penyusunan instrumen penilaian baik dengan bentuk penilaian apapun;(d) memahami konsep data kualitatif dan kuantitatif;(e) memahami dan mampu mempraktekkan prosedur penilaian, bentuk, dan instrumen evaluasi kinerja kepala sekolah dengan baik;

(f) memahami prosedur analisis data baik data kualitatif maupun kuantitayif sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakannya;(g) memahami proses penyimpulan hasil analisis data untuk beberapa kompetensi yang dievaluasi bentuk kinerjanya;

(h) secara akademis memiliki wawasan keilmuan dalam evaluasi, kinerja kepala sekolah dan perkembangan dan pembangunan pendidikan secara praktis;

(i) mampu merumuskan kesimpulan dan implikasi dari data hasil evaluasi kinerja kepala sekolah dengan benar.

Selain persyaratan di atas, maka untuk kelancaran proses pengumpulan data ini diperlukan juga anggaran pendukung. Di mana anggaran ini akan bisa terlihat dukungannya jika telah dirumuskan terlebih dahulu dalam perencanaan yang sudah dilakukan sendiri oleh pengawas.

d. Anggaran Untuk Penilaian dan Analisis DataKelancaran penilaian kinerja bisa terwujud jika anggaran mendukung, kadang selama ini kendala utama dari pengawas selain budaya dan kemampuan menilai, juga dukungan dana. Dana yang tersedia kadang menurut pengawas tidak cukup untuk melaksanakan evaluasi, apalagi rasio sekolah/ kepala sekolah dengan jumlah pengawas yang ada dalam 1 kecamatan terlalu besar perbedaannya. Kondisi ini akan menyebabkan tidak mencukupinya dana untuk keliling sekolah apalgi menggandakan atau mengembangkan instrumen atau pedoman evaluasi yang dibutuhkan.Sebagai bahan gambaran untuk manajemen keuangan dalam rangka pelaksanaan evaluasi kinerja kepala sekolah yang harus dilakukan oleh pengawas, berikut ini adlaah contoh pemetaan anggaran keuangan untuk tiap kegiatan evaluasi yang harus dilakukan pengawas dengan mempertimbangkan jarak, jumlah sekolah, dan banyaknya kompetensi (kinerja) kepala Sekolah yang akan dievaluasi. Berikut adalah contoh format tabel yang bisa digunakan untuk memetakan anggaran pelaksanaan evaluasi kinerja kepala sekolah.Tabel. 3 Perhitungan Anggaran Keuangan

Evaluasi Kinerja Kepala Sekolah

WAKTU

EVALUASIJML KEPALA SEKOLAH SASARANJARAK TEMPUHBIAYA SATUANSUB TOTAL

Harian15 KmRp.5000,00Rp.5000

Mingguan

Bulanan

Per semesteran

Tabel ini bisa digunakan sebagai acuan dalam perencanaan pelaksanaan evaluasi dengan mempertimbangkan waktu evaluasi yang memungkinkan bisa dilaksanakan pengawas, jumlah Kepala Sekolah Sasaran , jumlah yang dievaluasi bisa lebih banyak jika waktu lebih banyak; jarak tempuh yang antara sekolah dengan kantor UPTD, Satuan biaya transportasi; serta sub total anggaran yang dialokasikan untuk tiap sekolah. Untuk kepentingan ini maka setiap pengawas diharapkan mampu mengadaptasikannya sesuai dengan jumlah sekolah dan jarak tempuh.2.7. Menganalisis dan Menyimpulkan Hasil Penilaian Kinerja Kepala Sekolah.(a) Analisis Hasil Penilaian Kinerja Kepala Sekolah

Kinerja yang telah dinilai oleh pengawas dengan menggunakan instrumen yang telah disediakan maka selanjutnya data yang diperoleh akan diuji validitas datanya. Data yang telah terkumpul baik dalam bentuk data kuantitas maupun kualitas sesuai dengan jenis instrumen yang diuraikan pada tabel di atas, maka selanjutnya data harus dianalisis oleh pengawas sehingga reliabilitas penilaian menjadi berhasil. Maksudnya bahwa seorang pengawas harus mampu menlai kinerja kepala sekolah yang memang harus dinilai dan sudah waktunya.

Proses pengaanalisisan bisa dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi metode statistika, seperti dewasa ini pengawas harus sudah mapan dalam menggunakan SPSS. Analisis bisa dilakukan sesuai dengan tingkat kesulitan yang memang dihadapai oleh kepala sekolah, sedangkan realisasikan kurang berhasil. Jika penilaian dilakukan sesuai prosedur maka keberlangsung implementasi komptenesi evaluasi yang harus dimiliki oleh semua pengawas. Jika analisis secara tuntas dilakukan maka kebijakan atau keputusan apapun yang dikeluarkan oleh KCD atau pengawas itu sendiri akan berguna dan mampu memenuhi kebutuhan pengembangan kinerja Kepala Sekolah dikemudian hari.(b) Menyimpulkan Hasil Penilaian Kinerja Kepala SekolahTugas utama untuk seorang pengawas, selain memantau, menilai serta mengklasifikasi data, pada dasarnya harus juga dituntaskan dengan melakukan penyimpulan dari hasil penilaian yang dilakukan. Kesimpulan-kesimpulan ini akan menjadi bahan rujukan dalam melakukan desain program pengawasn untuk melakukan pekerjaan yang sama yaitu menilai kinerja Kepala Sekolah. Seandainya kesimpulan ini diperoleh pada saat menilai kinerja kepala sekolah di tingkat Sekolah Dasar, maka untuk jenjang SMP hasil kesimpulan ini bisa dijadikan dasar untuk memberikan masukan yang lebih baik terhadap ketercapaian kompetensi oleh kepala sekolah pada jenjang yang bersangkutan. Demikian seterusnya hasil dari setiap evaluasi untuk setiap kompetensi bisa dijadikan dasar untuk perbaikan pelaksanaan evaluasi kinerja selanjutnya.

2.8. Rencana Kegiatan Tindak Lanjut (RKTL) setelah Menilai Kinerja Kepala Sekolah

Setelah melakukan kegiatan penilaian terhadap beberapa atau seluruh kompetensi kinerja Keala Sekolah maka Pengawas diharapkan mampu merumuskan rencana strategis untuk kegiatan selanjutnya. Rencana tindak lanjut ini bisa berupa penyusunan program untuk memotivasi kepala sekolah untuk bagian-bagian kinerja berdasarkan kompetensi yang ada yang cenderung masih kuranng. Untuk mengetahui masih kurang tidaknya, maka Pengawas dapat menggunakan hasil dari kesimpulan evaluasi yang sudah dilakukan.Bentuk kegiatan RKTL ini pada dasarnya dapat berupa sebuah rencana kegiatan selanjutnya, atau dapat juga hanya berupa kesimpulan dan bentuk penerapan dari hasil kesimpulan yang sudah dirumuskan. Sebagai misal pengawas bisa melakukan sebuah penelitian berkenaan dengan ketepatan perencanaan evaluasi yang sudah dibuat; pelaksanaan atau bentuk kegiatan evaluasi yang telah dilakukan; analisis hasil dari kegiatan pengawas sendiri ketika sedang melakukan evaluasi.Dapat disimpulkan bahwa RKTL ini diharapkan memiliki dua dampakyaitu terhadap:

1. Sasaran yang dievaluasi;

2. Pelaku yang melakukan evaluasi

Keduanya diharapkan memperoleh dampak positif dari aktivitas RKTL ini, sebagai misal untuk dampak bagi sasaran yang dievaluasi, yaitu kepala sekolah sudah barang tentu akan memperoleh sejumlah perlakuan atau kegiatan dan lanjutan penerapan apa yang mesti dilakukan oleh kepala sekolah di lingkungan sekolah. Sedangkan untuk pelaku yang melakukan evaluasi, melalui RKTL ini akan tahu kelemahan dan kekurangan apa yang seharusnya diperbaiki setelah menemukan beberap temuan di lapangan. Dengan demikian kedua belah pihak diharapkan tersentuh oleh hasil dari RKTL ini.Tabel.4

Kisi-kisi Soal Pre Test untuk Evaluasi Kinerja Kepala Sekolah Oleh PengawasIndikator

Kompetensi PengawasIndikatorJML

Kognitif AfektifPsikomotor

MdSdSkMdSdSkMdSdSk

Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.11

Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.21

Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal.31

Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/ madrasah.4563

Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.71

Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pendarian dukungan ide, sumber belajar dan pembinaan sekolah/madrasah.81

Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan.91

Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.101

Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/ madrasah.111

Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah.121

Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah.131

Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah141

Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.151

Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanakan program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut.161

Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.171

JML13321121317

Tabel.5

Kisi-kisi Soal Post Test untuk Evaluasi Kinerja Kepala Sekolah Oleh PengawasIndikator

Kompetensi PengawasIndikatorJML

Kognitif AfektifPsikomotor

MdSdSkMdSdSkMdSdSk

Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.11

Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.21

Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal.31

Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/ madrasah.4563

Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.71

Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pendarian dukungan ide, sumber belajar dan pembinaan sekolah/madrasah.81

Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan.91

Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.101

Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/ madrasah.111

Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah.121

Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah.131

Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah141

Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.151

Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanakan program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut.161

Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.171

JML13321121317

KOMPETENSI EVALUASI PENDIDIKAN

Perencanaan Evaluasi

Pelaksanaan Evaluasi

Pengolahan Hasil

Pelaksanaan Evaluasi

Hasil

Evaluasi

Tindak Lanjut

Evaluasi

Bahan Masukan perencanaan

Gb.1 Siklus Pelaksanaan Evaluasi

Kinerja Kepala Sekolah

PENGAWAS SEKOLAH

23