14 Dynamic Routing - Topologi 4

download 14 Dynamic Routing - Topologi 4

of 29

Transcript of 14 Dynamic Routing - Topologi 4

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    1/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 1

    Program Studi : TKJDynamic Routing

    Topologi 4

    Nama : Fajar Wardani

    Eksperimen : Diagnosa WAN Kelas : XII TKJ B

    No. Eksperimen : 14 Instruktur : Bu Netty

    I. Tujuan1. Siswa memahami pengertian dari Dynamic Routing beserta kegunaannya.2. Siswa dapat membedakan antara Dynamic Routing dan Static Routing.3. Siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan menggunakan Dynamic Routing.4. Siswa dapat menggabungkan konfigurasi dynamic routing menggunakan OSPF dan RIP.5. Siswa dapat mengimplimentasikan VPN topologi yang sudah dikonfigurasi dengan

    Dynamic Routing.

    II. PendahuluanApabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama

    maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan

    informasi yang dikumpulkan oleh protokol routing. Protokol ini didesain untuk mendistribusikan

    informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan. Protokol routing

    mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Protokol routng didesain

    tidak hanya untuk mengubah ke rute backup bila rute utama tidak berhasil, namun juga

    didesain untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Pengisian

    dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh admin. Router saling

    bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel routing.

    Pemeliharaan jalur dilakukan.

    A. ALGORITMA ROUTINGKlasifikasi Algoritma Routing :

    1. GlobalSemua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost.Contohnya adalahalgoritma link state.

    2. Desentrasilasi

    Router mengetahui koneksi fisik atau link cost ke tetangga, Terjadi pengulangan proses

    komputasi dan mempertukarkan, Informasinya ke router tetangganya, contohnya adalah

    algoritma distance vector

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    2/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 2

    1. DISTANCE VECTOR

    Algoritma routing distance vector secara periodik menyalin table routingdari router kerouter. Perubahan table routing ini di-update antar router yang saling berhubungan saat terjadi

    perubahan topologi. Setiap router menerima table routing dari router tetangga yang terhubung

    secara langsung.Proses routing ini disebut juga dengan routing Bellman-Ford atau Ford-

    Fulkerson. Routing vektor jarak beroperasi dengan membiarkan setiap router menjaga tabel

    (sebuah vektor) memberikan jarak yang terbaik yang dapat diketahui ke setiap tujuan dan

    saluran yang dipakai menuju tujuan tersebut. Tabel-tabel ini di-update dengan cara saling

    bertukar informasi dengan router tetangga.

    Routing distance vektor bertujuan untuk menentukan arah atau vektor danjarak ke link-linklain di suatu internetwork. Sedangkan link-state bertujuan untuk menciptakan kembali topologi

    yang benar pada suatu internetwork.

    Misal, router Y menerima tabel informasi estimasi dari router X, dimana terdapat Xi, yang

    menyatakan estimasi waktu yang dibutuhkan oleh X untuk sampai ke router i. Bila Y

    mengetahui delay ke X sama dengan m milidetik, Y juga mengetahui bahwa Y dapat mencapai

    router i dalam Xi + m milidetik.

    Struktur data tabel Distance Vector :

    Setiap node (router) memilikinya, Baris digunakan menunjukkan tujuan yang mungkin, Kolom digunakan menunjukkan untuk setiap node tetangga secara langsung, Sebagai contoh : pada router X, untuk tujuan Y melalui tetangga Z. Pembentukan tabel routing dilakukan dengan cara tiap-tiap router saling bertukar

    informasi routing dengan router yang terhubung secara langsung.

    Proses pertukaran informasi dilakukan secara periodik, misal setiap 45 detik.

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    3/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 3

    Update table routing dilakukan ketika terjadi perubahan toplogi jaringan. Sama dengan

    proses discovery, proses update perubahan topologi step-by-step dari router ke router. Gambar

    diatas menunjukkan algoritma distance vector memanggil ke semua router untuk mengirim ke

    isi table routingnya. Table routing berisi informasi tentang total path cost yang ditentukan oleh

    metric dan alamat logic dari router pertama dalam jaringan yang ada di isi table routing, seperti

    skema oleh gambar di bawah ini.

    Analogi distance vector dapat dianalogikan dengan jalan tol. Tanda yang menunjukkan

    titik ke tujuan dan menunjukkan jarak ke tujuan. Dengan adanya tanda-tanda seperti itu

    pengendara dapat dengan mudah mengetahui perkiraan jarak yang akan ditempuh untuk

    mencapai tujuan. Dan tentunya jarak terpendek adalah rute yang terbaik.

    2. LINK-STATE

    Algoritma link-state juga dikenal dengan algoritma Dijkstra atau algoritmashortest path first(SPF). Algoritma ini memperbaiki informasi database dariinformasi topologi. Algoritmadistance vector memiliki informasi yang tidakspesifik tentang distance network dan tidakmengetahui jarak router. Sedangkan algortima link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak

    router dan bagaimana mereka inter-koneksi.

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    4/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 4

    Beberapa fitur yang dimiliki oleh routing link-state adalah:

    Link-state advertisement (LSA) paket kecil dari informasi routing yang dikirim antarrouter.

    Topological database kumpulan informasi yang dari LSA-LSA. SPF algorithm hasil perhitungan pada database sebagai hasil dari pohon SPF. Routing table adalah daftar rute dan interface.

    KONSEP LINK STATE

    Dasar algoritma routing yang lain adalah algoritma link state. Algoritma link state biasa disebut

    sebagai algoritma Dijkstra atau algoritma Shortest Path First (SPF).

    Setiap router mempunyai peta jar, Router menentukan rute ke setiap tujuan di jar berdasarkan peta jar tersebut. Petajaringan disimpan router dalam bentuk database sebagai hasil dari pertukaran info

    link-state antara router-router bertetangga di jar tersebut.

    Setiap record dalam database menunjukkan status sebuah jalur dijar (link-tate). Menerapkan algoritma Dijkstra. Topologi jaringan dan link cost diketahui oleh semua node router. Dilakukan dengan cara mem-broadcast informasi link state. Semua node memiliki informasi yang sama. Menghitung cost terkecil dari satu node ke node lainnya. Memberikan tabel rute untuk router tersebut setelah iterasi sebanyak n, diketahui link

    cost terkecil untuk n tujuan.

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    5/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 5

    B. PROTOKOL ROUTING

    Routing protocol berbeda dengan routed protocol. Routing protocol adalah komunikasi antara

    router-router. Routing protocol mengijinkan router-router untuk sharing informasi tentang

    jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan

    memperbaiki table routingnya. Seperti pada gambar di bawah ini.

    Protokol routing dinamik yang banyak digunakan dalam internetworking TCP/IP adalah RIP

    (Routing Information Protocol) yang menggunakan algoritma routing distance vector dan OSPF

    (Open Shortest Path First) yang menggunakan.algoritma link-state. Pada layer TCP/IP, router

    dapat menggunakan protokol routing untuk membentuk routing melalui suatu algoritma yangmeliputi:

    1. RIP menggunakan protokol routing interior dengan algoritma distance vector,2. IGRP menggunakan protokol routing interior dengan algoritma Cisco distance vector,3. OSPF menggunakan protokol routing interior dengan algoritma link state,4. EIGRP menggunakan protokol routing interior dengan algoritma advanced Cisco

    distance vector.

    Routing Information Protocol (RIP)

    Routed protocol digunakan untuk user traffic secara langsung. Routedprotocol menyediakaninformasi yang cukup dalam layer address jaringannya untuk melewatkan paket yang akan

    diteruskan dari satu host ke host yang lain berdasarkan alamatnya.RIP merupakan salah satuprotokol routing distance vector yang digunakan oleh ribuan jaringan di dunia. Hal inidikarenakan RIP berdasarkan open standard dan mudah diimplementasikan. Tetapi RIP

    membutuhkan konsumsi daya yang tinggi dan memerlukan fitur router routing protokol.

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    6/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 6

    Dasar RIP diterangkan dalam RFC 1058, dengan karakteristik sebagai berikut:

    Routing protokol distance vector, Metric berdasarkan pada jumlah lompatan (hop count) untuk pemilihan jalur, Jika hop count lebih dari 15, maka paket dibuang, Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik.

    1. RIP Versi 1

    Dokumen> RFC1058. RIP V1 routing vektor-jarak yang dimodifikasi dengan triggered update dan split horizon

    dengan poisonous reverse untuk meningkatkan kinerjanya.

    RIP V1 diperlukan supaya host dan router dapat bertukar informasi untuk menghitungrute dalam jaringan TCP/IP.

    Informasi yang dipertukarkan RIP berupa :a. Hostb. Networkc. Subnetd.Rutedefault

    2. RIP Versi 2

    Enhancement dari RIP versi1 ditambah dengan beberapa kemampuan baru, Algoritma routing sama dengan RIP versi1, Bedanya terletak pada format dengan tambahan informasi yang dikirim, Kemampuan baru.

    Tag> untuk rute eksternal.b. Subnet mask.c. Alamat hop berikutnya.d. Autentikasi.IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)

    IGRP merupakan distance vector IGP. Routing distance vector mengukurjarak secaramatematik. Pengukuran ini dikenal dengan nama distance vector. Router yang menggunakan

    distance vector harus mengirimkan semua atau sebagian table routing dalam pesan routingupdate dengan interval waktu yang regular ke semua router tetangganya. Isi dari informasi

    routing adalah:

    Identifikasi tujuan baru, Mempelajari apabila terjadi kegagalan.

    IGRP adalah routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco. IGRPmengirimkan updaterouting setiap interval 90 detik. Update ini advertise semua jaringan dalam AS. Kunci desain

    jaringan IGRP adalah:

    Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek, Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda, Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar.

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    7/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 7

    Secara default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric. Untuk konfigurasi

    tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan kombinasi semua varibel atau yang disebut

    dengan composite metric. Variabel-variabel itu misalnya:

    Bandwidth Delay Load Reliability

    IGRP yang merupakan contoh routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector

    yang lain. Tidak seperti RIP, IGRP merupakan routing protokol yang dibuat oleh Cisco. IGRP juga

    sangat mudah diimplementasikan, meskipun IGRP merupakan routing potokol yang lebih

    komplek dari RIP dan banyak faktor yang dapat digunakan untuk mencapai jalur terbaik dengan

    karakteristik sebagai berikut:

    Protokol Routing Distance Vector.

    Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability.

    Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.

    OSPF (Open Shortest Path First)

    OSPF merupakan interior routing protocol yang kepanjangan dari OpenShortest Path First.OSPF didesain oleh IETF ( Internet Engineering Task Force ) yang pada mulanya dikembangkan

    dari algoritma SPF ( Shortest Path First ). Hampir sama dengan IGRP yaitu pada tahun 80-

    an.Pada awalnya RIP adalah routing protokol yang umum dipakai, namun ternyata untuk ASyang besar, RIP sudah tidak memadai lagi. OSPF diturunkan dari beberapa periset seperti Bolt,

    Beranek, Newmans. Protokol ini bersifat open yang berarti dapat diadopsi oleh siapa pun. OSPF

    dipublikasikan pada RFC nomor 1247. OSPF menggunakan protokol routing link-state, dengan

    karakteristik sebagai berikut:

    Protokol routing link-state. Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328. Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah. Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan. OSPF adalah linkstate protokol dimana dapat memelihara rute dalam dinamik network

    struktur dan dapat dibangun beberapa bagian dari subnetwork.

    OSPF lebih effisien daripada RIP. Antara RIP dan OSPF menggunakan di dalam Autonomous System ( AS ). Menggunakan protokol broadcast.

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    8/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 8

    EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)

    EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengankarakteristik sebagaiberikut:

    Menggunakan protokol routing enhanced distance vector. Menggunakan cost load balancing yang tidak sama. Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state. Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.

    catatan:

    Pada penggunaan EIGRP menggunakan autonomous sytem yang disebut sistem routing. Router router yang berada dalam suatu autonomuos sytem yang sama disebut

    Gateway Protocol (IGP)

    Routing didalam satu subnet dengan outonomous yang sama disebut system routing. Routing diantara dua subnet yang berlainan dengan autonomous system yang sma

    disebut interior routing.

    Jika router yang berada dalam suatu autonomuos system berhubungan dengan routerlain,jenis protokol routing yang mengatur disebut Exterior ateway Protocols (EGP)

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    9/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 9

    Pada penerapan Dynamic routing terdapat konsep classfull dan classless. Classfull adalah penerapan subnet secara penuh atau default. /24,/16,/8 artinya

    penggunaan kelas full dikonsep ini.

    Classless artinya kita dapat mengunakan semua subnet yang dapat digunakanmaksudnya kita dapat menggunakan metode VLSM pada penerapannya.

    Dynamic routing Classfull : Rip V1, IGRP Dynamic routing ClassLess : IS-IS,Rip V2,OSPF,EIGRP, dan BGP

    Convergence

    Convergence adalah suatu bahasan dalam Dynamic routing yang mempunyai keadaan dimana

    ketika semua router telah mempunyai routing tabel mereka sendiri sacara tetap dan konsisten.

    Jaringan yang Convergence ketika semua router telah mendapatkan hasil lengkap dan akurat

    mengenai informasi jaringan. Waktu convergence adalah waktu saar semua router berbagi

    informasi, menghitung jalur terbaik, mengperbaharui Routing tabel mereka. Jaringan tidak akanberhenti beroperi sanpai semua network mendapatkan status convergence, kebanyakan

    jaringan mempunyai waktu yang singkat untuk mengubah statusnya menjadi convergence.

    Convergence mengambungkan sifat kolaborasi dan independen,artinya selain router membuat

    informasi routingnya sendiri tapi juga berkerjasama dengan router lain untuk menentukan jalur

    tebaik, serta mengantisipasi terhadap perubahan topologi bersama router lain.pencapaian

    status convergence secara cepat menandakan protokol routing yang lebih baik, RIP dan IGRP

    adalah jenis convergence yang lambat, EIGRP dan OSPF adalah jenis convergence yang cepat.

    III.Alat dan Bahan1. 1 unit komputer2. Virtual Machine (Mikrotik)3. Topologi yang akan dipraktekkan

    IV.Langkah Kerja1. Siapkan alat dan bahan.2. Buat topologi (OSPF-RIP-OSPF) yang akan dipraktekan pada virtual machine

    a. Atur IP Address tiap router dan host Router 1 (Mikrotik)

    Ether1 : 172.16.16.1/25 Ether2 : 172.16.17.1/27

    Router 2 (Mikrotik) Ether1 : 172.16.17.2/27 Ether2 : 10.10.10.1/29

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    10/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 10

    Router 3 (Mikrotik) Ether1 : 10.10.10.2/29 Ether2 : 192.168.1.1/24

    Router 4 (Mikrotik) Ether1 : 192.168.1.2/24 Ether2 : 192.168.2.1/26

    b. Atur konfigurasi routing tiap router Router 1 (Mikrotik)

    ROUTING OSPF AREA ADD AREA AREA-ID=1.1.1.1 NAME=AREA1

    ROUTING OSPF INTERFACE ADD INTERFACE=ETHER2 COST=50

    ROUTING OSPF NETWORK ADD NETWORK=172.16.16.0/25 AREA=AREA1

    ROUTING OSPF NETWORK ADD NETWORK=172.16.17.0/27 AREA=BACKBONE

    ROUTING OSPF INSTANCE SET DISTRIBUTE-DEFAULT=NEVER REDISTRIBUTE-CONNECTED=AS-TYPE-1

    REDISTRIBUTE-STATIC=AS-TYPE-1 REDISTRIBUTE-RIP=AS-TYPE-1

    NUMBERS:0

    Router 2 (Mikrotik)ROUTING OSPF INTERFACE ADD INTERFACE=ETHER1 COST=50ROUTING OSPF NETWORK ADD NETWORK=172.16.17.0/27 AREA=BACKBONE

    ROUTING OSPF INSTANCE SET DISTRIBUTE-DEFAULT=NEVER REDISTRIBUTE-CONNECTED=AS-TYPE-1

    REDISTRIBUTE-STATIC=AS-TYPE-1 REDISTRIBUTE-RIP=AS-TYPE-1

    NUMBERS:0

    ROUTING RIP INTERFACE ADD INTERFACE=ETHER2

    ROUTING RIP NETWORK ADD NETWORK=10.10.10.0/29

    ROUTING RIP SET DISTRIBUTE-DEFAULT=NEVER REDISTRIBUTE-CONNECTED=YES REDISTRIBUTE-

    STATIC=YES REDISTRIBUTE-OSPF=YES

    Router 3 (Mikrotik)ROUTING RIP INTERFACE ADD INTERFACE=ETHER1

    ROUTING RIP NETWORK ADD NETWORK=10.10.10.0/29

    ROUTING RIP SET DISTRIBUTE-DEFAULT=NEVER REDISTRIBUTE-CONNECTED=YES REDISTRIBUTE-

    STATIC=YES REDISTRIBUTE-OSPF=YES

    ROUTING OSPF INTERFACE ADD INTERFACE=ETHER2 COST=50

    ROUTING OSPF NETWORK ADD NETWORK=192.168.1.0/24 AREA=BACKBONE

    ROUTING OSPF INSTANCE SET DISTRIBUTE-DEFAULT=NEVER REDISTRIBUTE-CONNECTED=AS-TYPE-1

    REDISTRIBUTE-STATIC=AS-TYPE-1 REDISTRIBUTE-RIP=AS-TYPE-1

    NUMBERS:0

    Router 4 (Mikrotik)ROUTING OSPF AREA ADD AREA AREA-ID=1.1.1.1 NAME=AREA2ROUTING OSPF INTERFACE ADD INTERFACE=ETHER1 COST=50

    ROUTING OSPF NETWORK ADD NETWORK=192.168.2.0/24 AREA=AREA2

    ROUTING OSPF NETWORK ADD NETWORK=192.168.1.0/24 AREA=BACKBONE

    ROUTING OSPF INSTANCE SET DISTRIBUTE-DEFAULT=NEVER REDISTRIBUTE-CONNECTED=AS-TYPE-1

    REDISTRIBUTE-STATIC=AS-TYPE-1 REDISTRIBUTE-RIP=AS-TYPE-1

    NUMBERS:0

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    11/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 11

    c. Cek koneksi antara Host 1 dan Host 2 Host 1 Host 2

    PING 192.168.2.10

    Host 2 Host 1PING 172.16.16.10

    d. Cek host apa saja yang dilewati saat Host 1 ingin berkomunikasi dengan Host 2 Host 1 Host 2

    TOOL TRACEROUTE 192.168.2.10

    Host 2 Host 1TOOL TRACEROUTE 172.16.16.10

    3. Konfigurasi VPN pada topologi (OSPF-RIP-OSPF)a. Router 1

    Tambahkan interface yang akan digunakan untuk jalur VPNINTERFACE IPIP ADD LOCAL-ADDRESS=172.16.17.1 REMOTE-ADDRESS=192.168.1.2

    Aktifkan interface yang sudah dibuatINTERFACE IPIP ENABLE IPIP1

    Atur IP yang akan digunakan pada jalur VPNIP ADDRESS ADD ADDRESS=10.10.10.1/27 INTERFACE=IPIP1

    Atur konfigurasi routingIP ROUTE ADD DST-ADDRESS=192.168.2.0/26 GATEWAY=10.10.10.2

    b. Router 4 Tambahkan interface yang akan digunakan untuk jalur VPN

    INTERFACE IPIP ADD LOCAL-ADDRESS=192.168.1.2 REMOTE-ADDRESS=172.16.17.1

    Aktifkan interface yang sudah dibuatINTERFACE IPIP ENABLE IPIP1

    Atur IP yang akan digunakan pada jalur VPNIP ADDRESS ADD ADDRESS=10.10.10.2/27 INTERFACE=IPIP1

    Atur konfigurasi routingIP ROUTE ADD DST-ADDRESS=172.16.16.0/25 GATEWAY=10.10.10.1

    c. Cek koneksi antara Host 1 dan Host 2 Host 1 Host 2

    PING 192.168.2.10

    Host 2 Host 1PING 172.16.16.10

    d. Cek host apa saja yang dilewati saat Host 1 ingin berkomunikasi dengan Host 2 Host 1 Host 2

    TOOL TRACEROUTE 192.168.2.10

    Host 2 Host 1TOOL TRACEROUTE 172.16.16.10

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    12/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 12

    4. Buat topologi (RIP-OSPF-RIP) yang akan dipraktekan pada virtual machinea. Atur IP Address tiap router dan host

    Router 1 (Mikrotik) Ether1 : 172.16.16.1/25 Ether2 : 172.16.17.1/27

    Router 2 (Mikrotik) Ether1 : 172.16.17.2/27 Ether2 : 10.10.10.1/29

    Router 3 (Mikrotik) Ether1 : 10.10.10.2/29 Ether2 : 192.168.1.1/24

    Router 4 (Mikrotik) Ether1 : 192.168.1.2/24 Ether2 : 192.168.2.1/26

    b. Atur konfigurasi routing tiap router Router 1 (Mikrotik)

    ROUTING RIP NETWORK ADD NETWORK=172.16.16.0/24

    ROUTING RIP NETWORK ADD NETWORK=172.16.17.0/24

    ROUTING RIP SET DISTRIBUTE-DEFAULT=NEVER REDISTRIBUTE-CONNECTED=YES REDISTRIBUTE-

    STATIC=YES REDISTRIBUTE-OSPF=YES

    Router 2 (Mikrotik)ROUTING RIP INTERFACE ADD INTERFACE=ETHER1

    ROUTING RIP NETWORK ADD NETWORK=172.16.17.0/24

    ROUTING RIP SET DISTRIBUTE-DEFAULT=NEVER REDISTRIBUTE-CONNECTED=YES REDISTRIBUTE-

    STATIC=YES REDISTRIBUTE-OSPF=YES

    ROUTING OSPF INTERFACE ADD INTERFACE=ETHER2ROUTING OSPF NETWORK ADD NETWORK=10.10.10.0/27 AREA=BACKBONE

    ROUTING OSPF INSTANCE SET DISTRIBUTE-DEFAULT=NEVER REDISTRIBUTE-CONNECTED=AS-TYPE-1

    REDISTRIBUTE-STATIC=AS-TYPE-1 REDISTRIBUTE-RIP=AS-TYPE-1

    NUMBERS:0

    Router 3 (Mikrotik)ROUTING OSPF INTERFACE ADD INTERFACE=ETHER1

    ROUTING OSPF NETWORK ADD NETWORK=10.10.10.0/27 AREA=BACKBONE

    ROUTING OSPF INSTANCE SET DISTRIBUTE-DEFAULT=NEVER REDISTRIBUTE-CONNECTED=AS-TYPE-1

    REDISTRIBUTE-STATIC=AS-TYPE-1 REDISTRIBUTE-RIP=AS-TYPE-1

    NUMBERS:0

    ROUTING RIP NETWORK ADD NETWORK=192.168.1.0/24

    ROUTING RIP INTERFACE ADD INTERFACE=ETHER2

    ROUTING RIP SET DISTRIBUTE-DEFAULT=NEVER REDISTRIBUTE-CONNECTED=YES REDISTRIBUTE-

    STATIC=YES REDISTRIBUTE-OSPF=YES

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    13/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 13

    Router 4 (Mikrotik)ROUTING RIP NETWORK ADD NETWORK=192.168.1.0/24

    ROUTING RIP NETWORK ADD NETWORK=192.168.2.0/24

    ROUTING RIP SET DISTRIBUTE-DEFAULT=NEVER REDISTRIBUTE-CONNECTED=YES REDISTRIBUTE-

    STATIC=YES REDISTRIBUTE-OSPF=YES

    c. Cek koneksi antara Host 1 dan Host 2 Host 1 Host 2

    PING 192.168.2.10

    Host 2 Host 1PING 172.16.16.10

    d. Cek host apa saja yang dilewati saat Host 1 ingin berkomunikasi dengan Host 2 Host 1 Host 2

    TOOL TRACEROUTE 192.168.2.10

    Host 2 Host 1TOOL TRACEROUTE 172.16.16.10

    5. Konfigurasi VPN pada topologi (RIP-OSPF-RIP)a. Router 1 Tambahkan interface yang akan digunakan untuk jalur VPN

    INTERFACE IPIP ADD LOCAL-ADDRESS=172.16.17.1 REMOTE-ADDRESS=192.168.1.2

    Aktifkan interface yang sudah dibuatINTERFACE IPIP ENABLE IPIP1

    Atur IP yang akan digunakan pada jalur VPNIP ADDRESS ADD ADDRESS=20.20.20.1/27 INTERFACE=IPIP1

    Atur konfigurasi routingIP ROUTE ADD DST-ADDRESS=192.168.2.0/24 GATEWAY=20.20.20.2

    b. Router 4 Tambahkan interface yang akan digunakan untuk jalur VPN

    INTERFACE IPIP ADD LOCAL-ADDRESS=192.168.1.2 REMOTE-ADDRESS=172.16.17.1

    Aktifkan interface yang sudah dibuatINTERFACE IPIP ENABLE IPIP1

    Atur IP yang akan digunakan pada jalur VPNIP ADDRESS ADD ADDRESS=20.20.20.2/27 INTERFACE=IPIP1

    Atur konfigurasi routingIP ROUTE ADD DST-ADDRESS=172.16.16.0/24 GATEWAY=20.20.20.1

    c. Cek koneksi antara Host 1 dan Host 2 Host 1 Host 2

    PING 192.168.2.10

    Host 2 Host 1PING 172.16.16.10

    d. Cek host apa saja yang dilewati saat Host 1 ingin berkomunikasi dengan Host 2 Host 1 Host 2

    TOOL TRACEROUTE 192.168.2.10

    Host 2 Host 1 Tool TRACEROUTE 172.16.16.10

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    14/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 14

    V. Hasil Pengamatan1. Topologi yang akan dipraktekkan

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    15/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 15

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    16/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 16

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    17/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 17

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    18/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 18

    2. Topologi (OSPF-RIP-OSPF)a. Konfigurasi IP Address dan routing pada Router 1

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    19/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 19

    b. Konfigurasi IP Address dan routing pada Router 2

    c. Konfigurasi IP Address dan routing pada Router 3

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    20/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 20

    d. Konfigurasi IP Address dan routing pada Router 4

    e. Uji koneksi antara Router 1 Router 2

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    21/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 21

    f. Uji koneksi antara Router 2 Router 1

    g. Konfigurasi VPN pada Router 1

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    22/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 22

    h. Konfigurasi VPN pada Router 4

    i. Uji koneksi antara Router 1 Router 2

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    23/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 23

    j. Uji koneksi antara Router 2 Router 1

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    24/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 24

    3. Topologi (RIP-OSPF-RIP)a. Konfigurasi IP Address dan routing pada Router 1

    b. Konfigurasi IP Address dan routing pada Router 2

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    25/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 25

    c. Konfigurasi IP Address dan routing pada Router 3

    d. Konfigurasi IP Address dan routing pada Router 4

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    26/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 26

    e. Uji koneksi antara Router 1 Router 2

    f. Uji koneksi antara Router 2 Router 1

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    27/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 27

    g. Konfigurasi VPN pada Router 1

    h. Konfigurasi VPN pada Router 4

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    28/29

    Fajar Wardani XII TKJ B Page 28

    i. Uji koneksi antara Router 1 Router 2

    j. Uji koneksi antara Router 2 Router 1

  • 7/31/2019 14 Dynamic Routing - Topologi 4

    29/29

    VI.Kesimpulan1. Dengan menggunakan Dynamic Routing, maka secara otomatis akan membuat tabel

    routing sendiri dengan cara menemukan route dan route alternatif yang berada pada

    network, tidak seperti pada Static Routing.

    2. Dynamic router bisa membuat keputusan pada route yang mana sebuah paketmencapai tujuan. Umumnya ia mengirimkan paket ke route yang paling efisien; salahsatu yang menghasilkan jumlah hop lebih sedikit.

    3. Bagaimanapun, jika route macet,dynamic route dapat mengirimkan paket ke routealternatif.

    4. Dengan menggunakan Dynamic Routing saat melakukan konfigurasi VPN maka secaraotomatis jalur yang akan digunakan adalah jalur VPN dan jalur lainnya akan digunakan

    sebagai jalur alternative.