repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. ·...

29

Transcript of repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. ·...

Page 1: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk
Page 2: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk
Page 3: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk
Page 4: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

Scan

ned

by C

amSc

anne

r

Page 5: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

Scan

ned

by C

amSc

anne

r

Page 6: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

Scan

ned

by C

amSc

anne

r

Page 7: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

Scan

ned

by C

amSc

anne

r

Page 8: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Harapan masyarakat terhadap perguruan tinngi amat besar, karena perguruan

tinggi adalah institusi yang didedikasikan untuk: (1) menguasai, memanfaatkan,

mendesiminasikan, mentransformasikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni; (2) mempelajari dan melestarikan budaya serta (3)

meningkatkan mutu kehidupan masyarakat (Depdiknas, 2007: 7). Perguruan tinggi

juga sebagai lembaga yang melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu

pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Untuk menopang dedikasi dan fungsi tersebut perguruan tinggi harus mampu

mengatur diri sendiri dalam upaya meningkatkan dan menjamin mutu secara terus

menerus, baik masukan, proses maupun keluaran berbagai program dan layanan

yang diberikan kepada masyarakat.

Proses akademik yang terjadi di perguruan tinggi akan menghasilkan produk dan

layanan akademik yang dirasakan langsung oleh mahasiswa dan masyarakat

(stakeholder). Agar perguruan tinggi terutama LPTK menjadi pilihan dan harapan

masyarakat maka harus mendukung program pemerintah khususnya implementasi

kurikulum 2013.

Implementasi Kurikulum Baru 2013, membutuhkan kesiapan semua pihak yaitu

LPTK sebagai lembaga yang menghasilkan calon guru, guru, sarana prasarana serta

bahan ajar yang memadai agar tujuan yang diharapkan bisa dicapai. Kompetensi

yang diharapkan dalam kurikulum 2013 adalah kompetensi masa depan yaitu

kemampuan berkomunikasi, berfikir jernih dan kritis, mempertimbangkan segi

moral suatu permasalahan, menjadi warga negara yang bertangggung jawab,

memiliki kesiapan bekerja, kemampuan mengerti dan toleran, kemampuan hidup

dalam masyarakat yang, mengglobal, memiliki minat luas dalam kehidupan,

memiliki kecerdasan sesuai dengan minat dan bakatnya, serta memiliki kecintaan

terhadap lingkungan.

Page 9: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

Pendidikan seni budaya ikut berperan untuk mencapai kompetensi tersebut,

sebab mata pelajaran seni budaya meliputi segala aspek kehidupan. Pelajaran

s e n i budaya membantu memperkokoh jati diri bangsa. Pendidikan Seni Budaya

memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual

bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif

dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan

berbagai perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan beragam

kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi),

apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika,

logika, kinestetika, dan etika.

Dalam Standar lulusan pendidikan di sekolah dasar disebutkan yaitu memiliki

perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya

diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam di sekitar rumah dan sekolah serta tempat tinggal anak. Demikian

juga dalam standar proses. Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan

hard skill meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.Standar

proses mengharuskan pembelajaran di SD dilaksanakan pendekatan saintifik secara

tematik/terpadu.

Berbagai kendala di hadapi guru SD yaitu: lingkup kompetensi yang harus

dicapai cukup banyak meliputi: seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni drama, dan

kerajinan sangat terbatas yaitu 2 jam per minggu. Selama ini pendidikan Seni

Budaya masih belum banyak diperhatikan, baik dalam aspek proses belajar

mengajar, media dan bahan ajar maupun bentuk penilaiannya. Kondisi ini

berdampak guru-guru tidak memiliki rujukan dalam pembelajaran Seni Budaya.

Terbatasnya kemampuan guru untuk mampu memberdayakan potensi lingkungan

budaya dan potensi sekolah untuk mendukung pembelajaran Seni Budaya. Padahal

setiap daerah memiliki potensi budaya dan kesenian yang sangat kaya ragam sebagai

media pembelajaran, termasuk permainan tradisional (Handayaningrum, 2008).

Pendidikan karakter menjadi pilihan pemerintah untuk dapat mengembalikan jati

diri bangsa, yang dinilai sedang carut marut mentalnya. Pendidikan karakter

memiliki arahan akan dapat membentuk anak dalam 4 ”olah” yakni olah pikir, olah

hati, olah rasa atau emosi dan olah raga. Dalam budaya masyarakat yang berupa

kearifan lokal sarat dengan pendidikan karakter.

Page 10: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

Salah satu kearifan lokal yang bisa dijadikan bahan ajar dalam kurikulum

2013 adalah seni tari daerah dan seni musik (lagu-lagu daerah), seni seni rupa dan

teater.

Dalam seni tari dan seni musik serta seni rupa dan teater bukan hanya melibatkan

keterampilan fisik saja, namun tersirat simbol-simbol dan nilai-nilai moral yang

dapat digunakan sebagai panutan masyarakat khususnya anak-anak. Misalnya

kebersamaan, saling menghormati, melatih kerjasama tim, gigih dalam berusaha,

kreativitas, dan lain-lain. Kompetensi ini yang diharapkan dalam kurikulum 2013.

Anak-anak sudah jarang mengenal kesenian tradisional. Dalam kesenian

tradisional bisa memberikan aktivitas motorik, kognitif, afektif ana

Berkenaan dengan fenomena ini, pada tahun pertama telah dihasilkan

prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan

untuk SD. Buku siswa dengan tema kegemaranku, dengan sub tema satu (1)

kegemaranku bermusik, sub tema dua (2) kegemaranku menggambar, sub tema tiga

(3) kegemaranku menari, (4) sub tema empat kegemaranku bermain drama. Masing-

masing sub tema tetrdiri dari pembelajaran-pembelajaran yang memadukan seni

dengan matematika, IPA, Bahasa Indonesia dan Bahasa daerah. Buku guru berisi

pedoman menyelenggaran pembelajaran seni budaya tematik berbasis kemipaan di

SD. Prototipe ini masih perlu mendapatkan masukan dari beberapa pihak yaitu para

ahli materi, ahli pembelajaran dan para pengguna yaitu guru SD.

1.2. Tujuan Khusus Penelitian

Tujuan Penelitian tahun ke dua ini adalah menguji kevalidan dan keefektifan

prototipe Buku pendidikan Seni Budaya tematik berbasis KeMIPAan untuk SD.

Secara khusus tujuan penelitian ini (1) Mendeskripsikan kevalidan buku yang berisi

materi Pembelajaran Seni Budaya Kurikulum 2013 (seni musik, seni tari, rupa dan

teater) yang berbasis KeMIPAan (Matematika dan Ilmu Pengatuhan Alam ) untuk

anak SD, (2). Mendeskripsikan kevalidan Buku panduan pembelajaran seni budaya

tematik kurikulum 2013 untuk guru SD atau mahasiswa PGSD , (3) Membuat

rekaman pembelajaran Seni Budaya Tematik di SD.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk bahan ajar mahasiswa

PGSD dan membantu guru-guru SD dalam mengimplementasikan kurikulum 2013

khususnya pembelajaran Seni Budaya tematik berbasis Ke IPAAN, yang

memenuhi kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Page 11: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

4

1.3 Urgensi atau Keutamaan Penelitian

Uji kevalidan dan uji efektifitas dalam penelitian pengembangan sangat penting.

Demikian juga pada hasil penelitian tahun pertama yang berupa Prototipe Buku

Pembelajaran Seni Budaya Berbasis KeMIPAan untuk SD dan Buku pedoman

penggunaan untuk guru SD masih memerlukan uji kevalidan dan keefektifan untuk

mendapatkan masukan-masukan dari berbagai pihak, baik isi atau materi, dari

penyajian buku dan penampilannya serta keefektifan oleh guru SD agar sesuai

dengan tujuan yang diinginkan.

Page 12: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian Hibah Bersaing tahun 2007 yang telah dilakukan dengan

judul “Pengembangan Model Pembelajaran Seni Tari untuk Meningkatkan Kreativitas

Anak TK” didapatkan hasil bahwa model pembelajaran yang dilengkapi

dengan Audio Visual telah berhasil membantu guru TK mengajar seni tari dengan

tidak mengalami kesulitan utamanya dalam mengembangkan kreativitas anak

TK ( Handayaningrum, 2007). Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan

Wahyuning (2003) yang berjudul Kumpulan Permainan Anak sebagai Media

Pembelajaran seni tari di TK. Hasil Penelitian DIK, berhasil membantu guru TK untuk

mengajar seni tari dengan mudah dan menyenangkan.

2.2 . P e n g e r t i a n B a h a n A j a r

Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching

material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi

yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran (Dikmenjur) Dengan bahan

ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau KD secararuntut

dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi

secara utuh dan terpadu. Pendapat lain mengatakan bahan ajar merupakan informasi,

alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan

implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan

untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di

kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

(National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for

Competency Based Training).Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun

secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang

memungkinkan siswa untuk belajar (Krisnadi dan Benny, 2010: 3 ).

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan

yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan

belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa;

2.2.1 Bahan cetak: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,

wallchart, Bahan ajar Audio Visual seperti: video/film,VCD.

Page 13: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

6

2.2.2 Bahan ajar Audio seperti: radio, kaset, CDaudio, PH. Bahan ajar Visual: foto,

gambar, model/maket. 2.2.3. Bahan ajar Multi Media: CD interaktif, computer Based, Internet

2.3 Bahan Ajar Cetak

Bahan Ajar cetak dapat berbentuk buku teks, pedoman siswa atau

buku kerja. Untuk menghasilkan bahan ajar cetak yang berkualitas

sesuai dengan kebutuhan program, karakteristik mata kuliah, dan kondisi

peserta didik terdapat langkah-langkah yang perlu dilakukan yaitu:

menyusun peta kompetensi, membuat silabus mata pelajaran, menulis bahan

ajar, Evaluasi bahan ajar

2.4 Model Pengembangan Bahan Ajar Cetak

Pengembangan bahan ajar cetak bisa dilakukan dengan car a:

2.4.1 Melakukan kompilasi bahan-bahan yang telah tersedia,

yang dilengkapi dengan modul pendamping.

2.4.2. Menggunakan buku teks yang sudah tersedia di pasaran

disertai dengan modul pendamping.

2.4.3 Menyadur buku teks yang tersedia sesuai dengan kebutuhan menulis

baru bahan ajar cetak yang dirancang sesuai dengan karakteristik

(Krisnadi dan Benny, 2010: 5)

2.5. Bahan Ajar Audio Visual

Bahan ajar visual mempunyai keunggulan dalam penyampaian informasi dan

pengetahuan. Program video dapat menghadirkan pengalaman realistik.

Pengembang video perlu mempunyai kemampuan untuk memilih materi yang

tepat yang dapat disampaikan melalui program video. Pemilihan isi atau

materi program yang disesuaikan dengan potensi yang dimiliki medium video.

Pemilihan materi yang tepat akan membantu siswa untuk mencapai

kompetensi yang diharapkan. Informasi dan pengetahuan yang disampaikan

melalui bahan ajar video dapat dikemas dalam format demonstrasi, drama

atau features.

2.6. Fungsi Bahan ajar

Penggunaan bahan ajar berfungsi ebagai motivasi dalam proses kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan oleh guru dengan meteri pembelajaran yang menyenangkan

agar siswa dapat melaksakan tugas belajar secara optimal (Anonim: 2009)

Page 14: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

7

Sedangkan menurut (Furqon: 2009) fungsi buku ajar adalah:

2.6.1. Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses

pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yangseharusnya

diajarkan kepada siswa.

2.6.2. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalamproses

pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yangseharusnya

dipelajari/dikuasainya

2.6.3. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

2.6.4. Alat evaluasi pencapaian atau penguasaan.

2.6.5. Membantu siswa dalam prose belajar.

2.6.6. Sebagai perlengkapan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2.6.7. Untuk menciptakan lingkungan/suasana belajar yang kondusif.

Bahan ajar yang akan dihasilkan dalam penelitian adalah bahan ajar cetak yang

berisi materi untuk siswa, serta lembar kerja. Buku pedoman untuk guru. Selain itu

juga rekaman audio visual untuk memberi gambar yang jelas tentang langkah- langkah

pembelajaran dan aktivitas siswa belajar.

2.7 Pembelajaran Tematik/Terpadu

Sebelum memasuki bangku sekolah, anak terbiasa memandang dan mempelajari

segala peristiwa yang terjadi di sekitarnya atau yang dialaminya sebagai suatu kesatuan

yang utuh (holistik), mereka tidak melihat semua itu secara parsial (terpisah- pisah).

Sayangnya ketika memasuki situasi belajar formal di bangku sekolah dasar, mereka

disuguhi oleh berbagai ilmu atau mata pelajaran yang terpisah satu sama lain, sehingga

mereka mengalami kesulitan untuk memahami fenomena yang terjadi di lingkungan

masyarakat dan alam sekitarnya. Penyelenggaraan pendidikan dengan menekankan

pada pembelajaran yang memisahkan penyajian antar satu mata pelajaran dengan

pelajaran lainnya akan mengakibatkan permasalahan yang cukup serius terutama

siswa usia sekolah dasar. Pembelajaran yang memisahkan secara tegas penyajian

mata pelajaran-mata pelajaran tersebut membuahkan kesulitan bagi setiap anak karena

hanya akan memberikan pengalaman belajar yang bersifat artifisial atau pengalaman

belajar yang dibuat-buat. Untuk itu proses pembelajaran pada satuan pendidikan sekolah

dasar, harus memperhatikan karakteristik anak yang akan

menghayati pengalaman belajar tersebut sebagai suatu kesatuan yang utuh.

Pengemasan pembelajaran harus dirancang secara tepat karena akan berpengaruh

Page 15: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

8

terhadap kebermaknaan pengalaman belajar anak. Pengalaman belajar yang

menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual baik di dalam maupun antar mata

pelajaran akan memberi peluang bagi terjadinya pembelajaran yang efektif dan lebih

bermakna (meaningful learning) ( Trianto,2010:5).

Pembelajaran terpadu pada dasarnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran

yang melibatkan beberapa mata pelajaran secara terintegrasi untuk memberikan

pengalaman yang bermakna bagi siswa.Sebagai suatu pendekatan pembelajaran, dalam

penerapannya di sekolah dasar memerlukan persiapan yang lebih kompleks

dibandingkan dengan pembelajaran dalam satu mata pelajaran tertentu. Oleh karena itu

guru atau tim guru memerlukan perancangan pembelajaran terpadu yang didasarkan

atas pertimbangan yang matang agar siswa memiliki pengalaman belajar yang

bermakna.

Dalam pendidikan seni yang terpenting adalah pengalaman anak mengalami

seni baik melalui apresiasi (melihat pertunjukkan atau lukisan, mendengar 9embe,

meraba patung dan lain-lain) hal ini untuk mengembangkan sikap apresiatif, sikap

demokratis, sikap toleran dan sikap menghargai seni. Ataupun pengalaman ekspresi

yaitu suatu kegiatan yang memberikan kesempatan pada anak untuk

mengaktualisasikan diri sebagai ekspresi yang unik, kejujuran, originalitas, 9ember

peluang pada anak untuk mengembangkan kreativitas. Hal yang demikian

menjadikan pembelajaran bermakna karena dengan pembelajaran terpadu, siswa

akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung

dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. Fokus

pembelajaran terpadu terletak pada proses yang ditempuh saat berusaha memahami

isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus

dikembangkan (Hernawan dkk, 2007: 1.5).

2.8.1. Aliran yang Mendasari Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran Terpadu secara filosofi, kemunculannya sangat dipengaruhi oleh

tiga aliran filsafat berikut: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, (3) humanisme

(Hernawan dkk, 2007: 1.15).

Aliran progresivisme beranggapan bahwa pembelajaran pada hakekatnya perlu

ditekankan pada: (1) pembentukan kreativitas, (2) pemberian sejumlah kegiatan, (3)

Page 16: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

9

suasana yang alamiah atau natural, (4) memperhatikan pengalaman siswa (Ellis dalam

Hernawan dkk, 2007).

Aliran konstruktivisme, melihat pengalaman langsung siswa (direct

experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Aliran ini menekankan bahwa

pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkustruksi

pengetahuan melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan

lingkungannya. Pendekatan konstruktivis dalam pengajaran menerapkan kooperatif

secara intensif, atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan

memahami konsep-konsep sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan

masalah-masalah itu dengan temannya.

Aliran konstruktivisme, melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences)

sebagai kunci dalam pembelajaran. Aliran ini menekankan bahwa pengetahuan adalah hasil

konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkustruksi pengetahuan melalui interaksi

dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pendekatan konstruktivis dalam

pengajaran menerapkan kooperatif secara intensif, atas dasar teori bahwa siswa akan lebih

mudah menemukan dan memahami konsep-konsep sulit apabila mereka dapat saling

mendiskusikan masalah- masalah itu dengan temannya.

Aliran Humanisme, melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis

tingkat tinggi. Kreativitas dapat berkembang selama hidup dan tidak terbatas pada lima

tahun pertama. Menurut Rogers (dalam Munandar, 1995) tiga kondisi internal dari

pribadi yang kreatif ialah: (1) keterbukaan terhadap pengalaman, (2) kemampuan

untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang, (3) kemampuan untuk

bereksperimen . Setiap orang yang mempunyai ketiga ciri di atas akan menghasilkan

karya-karya kreatif. Ketiga ciri tersebut merupakan dorongan dari dalam untuk

berkreasi. Selain itu kreativitas biisa dilihat dari segi siswa yang memiliki: (1)

keunikan/kekhasannya, (2) potensinya, dan (3) motivasi yang dimilikinya. Siswa selain

memiliki kesamaan juga memiliki kekhasan.

2.9. Langkah – Langkah Pembelajaran Terpadu

Dalam merancang pembelajaran terpadu di sekolah dasar terdapat tujuh langkah

yang harus dilakukan menurut Hernawan dkk (2007: 4.8). Tujuh langkah tersebut

bisa digambarkan dalam bagan berikut:

Page 17: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

10

Bagan 2.1 Tujuh Langkah-langkah Pembelajaran Tematik

2.10 Seni dalam Pembelajaran Matemtika dan Ilmu Pengetahuan Alam di SD

Seni dan sains sangat berdekatan, karena masing-masing berkaitan dengan proses

penemuan sebagai hasil dari kegiatan eksperimen. Menurut Kimberely Tolley dalam

Winataputra (2010: 8.21) perbedaan keduanya adalah bila ilmuwan mempertanyakan

atau mempermasalahkan tentang bekerjanya alam semesta, sedangkan seniman

mempertanyakan cara-cara bagaimana alam dapat diinterpretasikan dan di”re –

created”. Demikian pula hubungan seniman dengan ahli matematika muncul dalam

konstruksi berpikir. Dalam karya seni musik dikembangkan iktisar-iktisar, improvisasi.

Tidak cukup dengan timbre (warna bunyi) namun untuk menciptakan melodi yang

indah komposer menambahkan irama, harmoni agar karya tersebut “hidup dan

indah”.Pada Aritmatika ditemukan formula, sifat-sifat, dan pembuktian-pembuktian

yang ketiganya itu menjadi konsep yang hidup ketika dihubungkan dan saling

keterkaitan.

Dengan seni rupa, lukisan menyediakan sumber materi yang kaya bagi

matematika. Seni dapat digunakan mempresentasikan konsep geometri termasuk

gagasan yang tidak terbatas. Dengan tarian, seorang penari bisa bergerak membuat

garis-garis sejajar, lingkaran, simetri pola-pola sekuens baik dalam kelompok maupun

individual. Dari bentuk tubuh penari dapat dimanfaatkan dalam pelajaran anatomi dan

fisika. Misalnya dengan meminta anak untuk bergerak, manakah otot yang bekerja,

manakah yang mengeluarkan energi besar. Dengan bergerak diperkenalkan pada anak

Page 18: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

11

tentang substansi dari tari yaitu adanya ruang, waktu dan tenaga . Dengan musik

seorang guru bisa mengeksplor pecahan, bunyi not pecahan atau rasio bunyi.

Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar

dengan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya dalam proses

pembelajaran. Budaya sebagai bagian yang fundamental bagi pendidikan, ekspresi, komunikasi

suatu gagasan dan perkembangan pengetahuan (Winataputra, 2011: 4.12).

Belajar dengan budaya terjadi pada saat budaya diperkenalkan kepada siswa

sebagai metode untuk memprelajari pelajaran tertentu. Misalnya untuk

memperkenalkan bilangan positif – negatif dalam satu garis bilangan, digunakanlah

Cepot (tokoh jenaka dalam wayang Sunda) Cepot akan memandu siswa berinteraksi

dengangan garis bilangan dan operasi bilangan dalam matematika.

Contoh lain untuk memperkenalkan berbagai bentuk maka guru dapat

menggunakan bentuk dan ukuran instrumen gong, saron, seruling. Untuk

memperkenalkan konsep bunyi, gelombang bunyi dan gema dalam fisika maka anak-

anak bisa diajak memukul alat-alat musik gong besar, gong sedang, gong kecil.

Untuk memperkenalkan nilai pecahan anak bisa diajak bermain dengan harga not 1/8,

¼, ½ , ¾ dan lain lain

Tujuan pembelajaran seni budaya adalah untuk meningkatkan sensitivitas,

kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan

harmoni.Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri

meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran Seni Budaya, aspek budaya

tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata

pelajaran Seni Budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis

budaya.

Page 19: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

12

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Langkah-langkah proses penelitian dan pengembangan menunjukkan suatu siklus

yang diawali adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan

menggunakan suatu produk tertentu (Sukmadinata, 2010: 164). Menurut Borg dan Gall (1989)

dan Puslitjaknov (2008) ada lima langkah untuk menghasilkan produk, sebagai berikut:

3.1.1. Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan dengan mengadakan

penelitian dan pengumpulan data awal.

3.1.2. Mengembangkan produk awal

3.1.3. Validasi ahli dan revisi.

3.1.4. Uji coba lapangan skala kecil dan revisi produk.

3.1.5. Uji coba skala besar dan produk akhir.

Penelitian awal dilakukan untuk mengidentifikasi pembelajaran Seni Budaya di SD di

wilayah Sidoarjo, Gresik dan Surabaya. Penelitian awal bertujuan mengkaji realitas yang

terjadi pada proses pembelajaran seni budaya khususnya pada jenjang Sekolah Dasar.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan tersebut kemudian dilakukan pengembangan bahan

ajar Seni Budaya tematik berbasis ke MIPAAN untuk SD. Adapun hasil

pengembangan pada tahun pertama adalah prototipe buku siswa dan buku guru seni

budaya tematik berbasis kemipaan untuk SD. Buku siswa dengan tema

kegemaranku, dengan sub tema satu (1) kegemaranku bermusik, sub tema dua

(2) kegemaranku menggambar, sub tema tiga (3) kegemaranku menari, (4) sub tema

empat kegemaranku bermain drama. Masing sub tema tetrdiri dari pembelajaran-

pembelajaran yang memadukan seni dengan matematika, IPA, Bahasa Indonesia dan

Bahasa daerah. Buku guru berisi pedoman menyelenggaran pembelajaran seni budaya

tematik berbasis kemipaan di SD.

3.2 Rancangan Penelitian

Penelitian ini direncanakan untuk dilaksanakan 3 tahun. Pada tahun pertama hasil

penelitian ini adalah prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik meliputi

Page 20: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

13

berbasis kemipaan untuk SD. Buku siswa dengan tema kegemaranku, dengan sub

tema satu (1) kegemaranku bermusik, sub tema dua (2) kegemaranku menggambar, sub

tema tiga (3) kegemaranku menari, (4) sub tema empat kegemaranku bermain drama. Masing

sub tema tetrdiri dari pembelajaran-pembelajaran yang memadukan seni dengan matematika,

IPA, Bahasa Indonesia dan Bahasa daerah. Buku guru berisi pedoman menyelenggaran

pembelajaran seni budaya tematik berbasis kemipaan di SD.

Tahun ke II Protipe dan hasil pengembangan bahan ajar seni budaya tematik diujikan

pada ahli bahan ajar, ahli materi, pengguna yaitu guru dan siswa SD. Setelah itu diadakan

revisi dan perekaman contoh pembelajaran seni budaya terpadu berbasis ke MIPAAN.

Tahun ketiga (III) direncanakan mengujicobakan prototipe bahan ajar yang telah dibuat

kepada guru SD dan guru SD menindaklanjutinya dengan mengimplementasikan bahan

pembelajaran seni budaya tematik pada anak-anak SD

. Dilanjutkan uji luas untuk mengetahui efektifitas bahan ajar yang dibuat. Adapun

rancangan kegiatannya sebagai berikut.

Rancangan Kegiatan Penelitian

Tahun Anggara Uraian Kegiatan Hasil

Tahun I 1. Observasi terhadap

pembelajaran Seni

Budaya di SD yang

sudah

mengimplementasikan

kurikulum 2013.

Deskripsi kondisi

pembelajaran seni budaya

tematik ke MIPAAN di SD

2. Analisis Kebutuhan bahan

terhadap pengembangan

pembelajaran Seni Budaya

tematik ke MIPAan

Deskripsi tentang

kebutuhan dan Temuan

pengembangan

Page 21: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

14

3. Membuat bahan ajar untuk kelas 1

dan 2 berupa buku yang berisi peta

kompetensi, perangkat

pembelajaran dan bahan ajar seni

budaya tematik

Protipe bahan ajar

4.

5.

Dibuat pedoman pembelajaran seni

budaya tematik lengkap dengan

contoh perangkatnya.

Prototipe pedoman

Tahun II 1. Protipe dan hasil

pengembangan bahan ajar seni

budaya tematik diujikan pada

ahli bahan ajar, ahli materi (seni)

Masukan ahli

2. Dilanjutkan revisi

3. Perekaman contoh

pembelajaran seni budaya

tematik berbasis ke IPAAN

VCd contoh pembelajaran

Tahun III 1. Direncanakan mengimplementasi

pada skala terbatas yaitu pada

beberapa SD perrwakilan di tiga

wilayah

Buku bahan ajar

permainan tradisional

2. Desiminasi. VCD/DCD untuk apresias i

Page 22: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

15

Seni Musik, Tari dan

Rupa Ilmu

pengetahuan

Alam,Matematika

Pengembangan bahan ajar cetak:

penulisan bahan ajar, penelaahan

3.3 Prosedur Pengembangan Bahan Ajar

Pengembangan bahan ajar dilakukan melalui beberapa tahapan yang dapat

digambarkan sebagai berikut:

Pengembangan bahan ajar dilakukan melalui beberapa tahapan yang dapat

digambarkan sebagai berikut:

Bagan 3.1. Lamnglah-langkah pengembangan bahan Ajar (Dikti, 2010)

KURIKULUM

PETA

KOMPETENSI

Prototipe

Persetujuan

Ahli

Pemrosesan :

Ilustrasi, Perwajahan

Penyuntingan

Dalam merancang pembelajaran seni budaya tematik di sekolah dasar terdapat

langkah-langkah yang harus dilakukan menurut Hernawan dkk (2007: 4.8). Bisa

digambarkan sebagai berikut:

Page 23: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

16

Bagan 3.2. Langkah Merangkang Pembelajaran

TETAPKAN PELAJARAN YANG

AKAN DIPADUKAN SERTA

KOMPETENSI INTI NYA

PILIH DAN TETAPKAN

TEMA PEMERSATU

PELAJARI KD PADA KELAS DAN

SEMETSTER YANG SAMA

DALAM SETIAP MATA

PELAJARAN

BUAT PEMETAAN KETERHUBUNGAN KD SETIAP

MAPEL DENGAN TEMA

KEMBANGKAN INDIKATOR

DALAM SETIAP PELAJARAN

SUSUN RPP DENGAN

MENGAITKAN TOPIK DAN

KD SETIAP MAPE

Page 24: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

17

Selain itu juga menggunakan model siklus pengembangan instruksional yang

dikembangkan oleh Dick & Carey (2001)

Adapun secara rinci diuraikan sebagai berikut:

3.3.1. Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran

Berdasrkan analisis kebutuhan, pembelajaran seni budaya termatik dengan

mata pelajaran matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa Indonesia dan

Bahasa Daerah. Pertimbangan dalam memilih pembelajaran seni budaya tematik

didasarkan: (1) sesuai dengan tujuan pendidikan seni yaitu untuk memahami dunia seni

dalam konteks ilmu pengetahuan, teknologi. Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

merupakan tritunggal peradaban dan kebudayaan baik lokal,regional, nasional,

maupun global, (2) seni budaya tematik di SD wajib dilakukan, banyak guru merasa

kesulitan, (3) belum ada panduan yang sesuai, masih sangat terbatas sumber tersedia.

dilakukan, banyak guru merasa kesulitan, (3) belum ada panduan yang sesuai, masih

sangat terbatas sumber tersedia.

3.3.2. Mengidentifikasi Perilaku Awal dan Karakteristik Pebelajar

Pebelajar dimaksud adalah siswa SD kelas 1-2 yaitu anak berusia 7-tahun.

Hal yang perlu diperhatikan adalah kemampuan intelektual anak, kemampuan

emosional anak, kondisi sosial anak, dan kondisi fisik anak.Pada anak usia 7-8 tahun

kondisi belum stabil. Siswa masih berpikir secara holistik dalam memperoleh

pengetahuan tentang matematika, bahasa maupun IPA. Pelajaran matematika lebih

banyak mengajarkan berpikir rasional melalui kajian bastrak. Demikian pula

pelajaran bahasa memberikan rasionalitas dan realitas, karena berhubungan langsung

dengan pemanfaatan bahasa yang dimiliki anak.

Kondisi sosial anak SD sudah mulai menyadari bahwa mereka merupakan

bagian yang tak terpisahkan dari lingkungannya.Cara yang bisa dilakukan adalah

dengan mengajak bermain secara kelompok kecil maupun besar. Kondisi perseptual

anak, anak SD sudah mampu mencerna informasi yang berasal dari luar

dirinya.Karakteristik fisik anak seyogyanya diarahkan pada memaksimalkan

perkembangan sistem syaraf, otot-otot, keterampilanmotorik dan struktur fisik.

Berdasarkan perilaku awal siswa, kemudian menentukan KI, KD selanjutnya dilakukan

pengembangan indikator, yang difokuskan pada tujuan tingkah laku diturunkan

menjadi beberapa tujuan spesifik disertai domain masing-masing.

3.3.3. Mengembangkan Butir-butir Tes Acuan Patakon

Berdasarkan tujuan pembelajaran yang ditulis, dikembangkan produk evaluasi untuk mengukur siswa melakukan tujuan pembelajaran. Penekanan utama berada pada

Page 25: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

18

hubungan perilaku yang tergambar dalam tujuan pembelajaran dengan untuk apa

mereka melakukan penilaian.

3.3.4. Mengembangkan strategi pembelajaran

Strategi meliputi kegiatan pra pembelajaran, penyajian informasi, praktik

umpan balik, pengetesen dan mengikuti kegiatan selanjutnya. Strategi pembelajaran

berdasarkan teori dan hasil pengamatan, karakteristik media pembelajaran yang

digunakan, bahan pembelajaran. Prinsip-prinsip yang digunakan untuk memilih

strategi pembelajaran yang interaktif.

3.3.5. Mengembangkan dan memilih materi

Memilih dan menetapkan ruang lingkup materi, tingkatan kompleksitas

materi, pendekatan aspek kreativitas yang dikembangkan dalam model pembelajaran

seni budaya di SD. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, produk

pengembangan ini meliputi petunjuk belajar, materi pembelajaran dan soal-soal

latihan. Pengembangan materi pembelajaran bergantung pada tipe pembelajaran,

materi relevan dan sumber belajar yang ada di sekitar perancang.Komponen dalam

bahan ajar: 1) judul bab,2) kerangka isi, 3) tujuan pembelajaran, 4) deskripsi, 5) konsep

kunci, 6) uraian utama, 7) rangkuman, 8) latihan, 9) umpan balik, 10) rujukan.

Sebaiknya desain menarik dan pengorganisasian bahan ajar yang sesuai dengan prinsip

desain pesan, teori belajar dan teori pemroses informasi.Sebagai kelengkapan materi

untuk guru dilampirkan Silabus, RPP dan LKS.

Page 26: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

19

Page 27: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

20

adanya sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan revisi dan penyempurnaan

bahan ajar. Sedang data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan penyekoran.

Teknik pengukuran menggunakan skala Likert, untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau kelompok (Sugiyono, 2010).

3.5.1. Uji Ahli

Teknik analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data validasi ahli

berupa saran, komentar, kritik dan saran. Sedang terhadap tingkat kemanfaatan,

kemudahan, keterbacaan, kedalaman materi, kejelasan materi, ketepatan desain,

ketepatan dengan pengguna, kemutakhiran, kemenarikan, teknik analisis yang

digunakan adalah penyekoran.

3.5.2. Uji Coba Skala Kecil

Teknik analisis terhadap tingkat kemanfaatan, kemudahan, keterbacaan,

kejelasan materi, keterbacaan juga menggunakan penyekoran. Sedang saran dan

masukan dianalisis secara deskriptif.

3.5.3. Uji Coba Skala Besar

3.5.3.1. Teknik analisis terhadap tingkat kemanfaatan, kemudahan,

keterbacaan, kejelasan materi, menggunakan penyekoran

3.5.3.2. Uji efektivitas bahan Ajar

Uji efektivitas bahan ajar diukur menggunakan desain “Before-After” yaitu

desain eksperimen dengan cara membandingkan keadaan sebelum-

sesudah perlakuan (Sugiono, 2010), dengan gambar sebagai berikut:

3.3 Desain Eksperimen (Before-After) Untuk uji skala besar

O1 Nilai sebelum perlakuan O2 Nilai sesudah perlakuan

O1 X

O2

Page 28: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

21

DAFTAR PUSTAKA

Borg, R.W. 1983. Educational Research an Introduction, London: Longman.

Dick & Carey. 2001. The Systematic Design of Instruction. United States: Addison-

Wesley Educational Publisher Inc.

Handayaningrum, Warih, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Ekspresi Estetika

di SD. Hasil Penelitian Kebijakan

Handayaningrum, Warih, dkk. 2007.”Pengembangan Model Pembelajaran Seni TAri

untuk Mengingkatkan Kreativitas Anak TK. Hasil Penelitian Hibah Bersaing.

Handayani, Eni Wahyuning. 2003 “ Kumpulan Permainan Anak sebagai Media

Pembelajaran seni tari di TK. Hasil Penelitian DIK

Hajar, Pamadhi dkk. 2011. Pendidikan Seni di SD. Jakarta: Universitas terbuka

Hernawan, A. H dan Novi Resmanai, Andayani, 2007 .Pembelajaran Terpadu di SD.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Kresnadi, Elang dan Benny. 2010. Modul pendampingan Bahan Ajar Non Cetak.

Bermutu. Jakarta Direktorat Ketenagaan Dikti

Munandar, U. 1995. Dasar-dasar Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.

Jakarta: Dep Pend dan Kebudayaan DIKTI. Proyek Pendidikan Tenaga

Guru.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2013

Pramudi, Jati Juli, 2015. Seni (Rupa) Kontemporer Problem teoritis dan Praktis

dalam Pendidikan Seni, Makalah dalam seminar Kebangkitan Pendidikan Seni

di Indonesia Berbasis Budaya Lokal menjelang Era MEA. ISBN.978-

602-72614-0-2,

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, N.S 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sutjipto,Katjik & Suseno Kartomihardjo (Penyadur), 1973, Seni Rupa Sebagai Alat

Pendidikan, Sub Proyek Penulisan Buku Pelajaran, IKIP Malang

Tim Penyusun. 2006. Panduan Lengkap KTSP. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

Trianto, 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara

Winataputra, Udin.S. 2010. Pembaharuan dalam pembelajaran di SD, Jakarta:

Universitas terbuka

Page 29: repository.unesa.ac.idrepository.unesa.ac.id/sysop/files/2020-06-21_Lapen:14... · 2020. 6. 21. · prototipe buku siswa dan buku guru seni budaya tematik berbasis keMIPAan untuk

22

Yeti, Elindra. 2011. Pembelajaran tari Pendidikan sebagai Upaya pembentukan

karakter Anak Usia Dini melalui pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: UNY

(Proseding Seminar Nasional)

Yumiati dan Uen Rahayu, 2006. Pembelajaran Dengan dan melalui Budaya dalam

mata pelajaran Matematika dan IPA di sekolah