13.Makanan Enteral

24
PELATIHAN PELAYANAN GIZI PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR DASAR PALU, 3- 6 APRIL 2013 Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 1 PEMILIHAN MAKANAN ENTERAL Pelatihan Proses Asuhan Gizi Terstandar KAPUAS , Tgl 1214 Juli 2013

description

makanan enteral

Transcript of 13.Makanan Enteral

PELATIHAN PELAYANAN GIZI

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR – DASAR

PALU, 3 - 6 APRIL 2013

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012

1

PEMILIHAN MAKANAN ENTERAL

Pelatihan Proses Asuhan Gizi TerstandarKAPUAS , Tgl 12– 14 Juli 2013

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 2

Makanan Enteral

• Termasuk pemberian secara oral (oral feedings) atau melalui pipa

• Zat gizi yang di berikan melalui saluran cerna

GIT functioning & safe for use?

Require enteral support? Parenteral nutrition

Is GIT functioning normaly?

No

yes

Maintain oral intake

yes

Able to consume any oral intake?

yes No

yes

General purpose formula

Algorithm for enteral formula selection

Difficulty reabsorbing /digesting

Organ disfunction? General purpose

Formula + food/liquid

No

specialized formula

Defined formula

No

Intact protein General purpose formula

yes

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 3

RUTE MAKANAN ENTERAL

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 4

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 5

Kategori makanan Enteral

Standar (general purpose) / intact (Polymeric)

Defined / hidrolisat (Monomeric)

Semi elemental

Penyakit spesifik

Rehydration

Modular

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 6

Standar : Polymeric

Sumber nitrogen : protein utuh

Digunakan untuk pasien dg fungsi saluran cerna yang normal atau hampir normal

Formula dg Protein isolate

Protein yg telah dipisahkan dari makanan (dari susu : casein , dari telur : albumin )

Formula blender

Mengandung daging, sayur,buah yang dihaluskan , susu , dan tambahan tepung

Umummya dibuat sendiri

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 7

Standar : Densitas Kalori

Densitas kalori umumnya berkisar dari 1.3 to 2 kcals/ml

Dapat mengandung atau tidak mengandung serat

Dapat digunakan untuk pasien yang dibatasi cairan atausensitif terhadap volume cairanmisalnya. CHF, Renal failure/ syndrome, SIADH

Monitor status cairan / hidrasi

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 8

Standar : Mengandung Fiber

Mencegah / treatment gangguan usus besar pada pasien yg diberikan makanan enteral

Sumber serat umumnya Soy polysaccharide, efektifitas dalam mengatasi diare pada pasien dg makanan lewat pipa belum terbukti

Umumnya kandungan serat pada makanan enteral kurang dari serat yg dianjurkan untuk dewasa

(20-35 g)

ASPEN. The science and practice of nutrition support. A case-

based core curriculum. 2001; 148

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 9

Defined Formula : Monomeric

• Diberikan pada pasien yg mengalami gangguan kapasitas/kemampuan digesti dan absorpsi

• Lebih mahal dari formula standar

• Cenderung bersifat hipermosmolar karena ukuran partikel lebih kecil

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 10

Defined formula : Monomeric

Bebas laktosa

Densitas kalori 1-1.2 kcl/ ml

Elemental/peptide based

Predigested nutrients (mudah cerna)

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 11

Semi elemental

Digunakan pasien dg kapasitas saluran cerna yang terbatas

Mengandung asam amino bebasKandungan lemak minimal/sedikitRendah sisaViskositas rendahHyperosmolarDensitas kalori 1 kcal/ml

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 12

Untuk penyakit tertentu

Diabetes

Penyakit hati

Pengakit ginjal

Penyakit paru

Immune enhancing

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 13

Spesifik penyakit : Diabetes

Jumlah dan jenis KH dimodifikasi untuk mengurangi respon gula darah

Kandungan lemak umumnya lebih tinggi ( monounsaturated fats biasanya tinggi)

Umumnya mengandung kombinasi serat larut dan tidak larut

Lebih dapat mengontrol kadar gula darah pada pasien diabetes dibandingkan dg formula biasa

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 14

Spesifik penyakit : Penyakit hati

Umumnya mengandung asam amino aromatik yg rendah/dikurangi namun BCAA tinggi

Lebih mahal dari formula standar Umumnya kandungan protein lebih rendah dari

formula standar Pada kondisi tertentu formula standar dg tinggi

protein dapat diberikan pada pasien dg gangguan hati

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 15

Spesifik penyakit : Penyakit Ginjal

Dikembangkan sebagai upaya pemenuhan zat gizi dan untuk menunda dialisa selama mungkin

Umumnya padat kalori (2.0 kcal/cc), rendah protain dan modifikasi kandungan elektrolit

Umumnya kadar protein terlalu rendah untuk pasien dialisa dan pasien dg penyakit akut

Dapat digunakan dalam jangka pendek sebagai suplemen, atau sumber Energi sebelum dialisa pada pasien GGK

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 16

Spesifik penyakit : Penyakit paru Mengandung % E dari lemak lebih tinggi untuk

mengurangi RQ, dan mempermudah wean from respirator

Namun, asupan total kalori lebih memberikan dampak pada fungsi respirasi dibandingkan komposisi formula

Pemberian makanan tinggi lemak beresiko menunda pengosongan lambung pada pasien dg penyakit kritis

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 17

Spesifik penyakit : Immune Enhancing

Formula yg ditambahkan dg zat gizi yg bersifat “immune-enhancing” seperti arginine, glutamine, omega-3 fatty acids, nucleotides

Beberapa literatur menyatakan berbahaya pada pasien sepsis

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 18

Modular

Mengandung protein, lemak dan karbohidrat sebagai zat gizi tunggal guna keperluan campuran, untuk menyesuaikan kebutuhan

Mempunyai kontribusi terhadap elektrolit dan meningkatkan osmotic atau renal solute load

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 19

Pemilihan formula Pemilihan formula sebaiknya mempertimbangkan

Status fungsi saluran cerna (GI tract)

Karakterik fisik dari formula ( osmolalitas, kandungan serat, densitas kalori, viskositas)

Ratio zat gizi makro

Kapasitas digesti dan absorpsi pasien

Kebutuhan metabolik khusus

Kontribusi makanan enteral terhadap kebutuhan dan restriksi cairan dan elektrolit

Cost effectiveness

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 20

Pemilihan formula

Paling baik ditentukan berdasarkan pengkajian medis dan gizi

Memenuhi kebutuhan zat gizi spesifik

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 21

Cara Pemberian Makanan

Bila pemberian melalui enteral dimulai dengan 10 – 20 mj/jam, setiap 4 jam dapat dinaikan 10 – 20 ml/jam sesuai keadaan pasien

Mulailah dengan kekuatan atau dosis 50% pada hari pertama, ditingkatkan bertahap menjadi 100% selama 72jam.

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 22

MONITORING

• Berat badan (3kali/minggu)• Tanda edema

(setiap hari)• Tanda dehidrasi

(setiap hari)• Input/output cairan

(Setiap hari)• Asupan makanan

(min. 2 kali/mg)• Keseimbangan nitrogen

(1 kali/mg)

Residu lambung Elektrolit dalam serum,

BUN, Kreatinin (2-3 x/mg) Kadar glukosa darah,

kalsium, magnesium, fosfor (1kali/mgg atau menurut perintah)

Fungsi ginjal & hati, trigliserida, cholesterol (1kali/mgg atau menurut perintah)

Tinja dan konsentrasi (setiap hari)

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 23

Toleransi Nutrisi Enteral

Gejala

Kesadaran

Respiratory distress

Mual, muntah, diare

Konstipasi, kram

Aspirasi

Distensi abdomen

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar2012 24